BAB III.docx

23
34 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar Tahun Ajaran 2015/2016. Letak SMA Negeri Kebakkramat berada di Jalan Nangsri, Kebakkramat, Karanganyar, Jawa Tengah. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dalam tiga tahap. Berikut tahapan yang dilakukan sebagai berikut: a. Tahap persiapan Tahap persiapan dilakukan pada bulan januari 2016 sampai bulan maret 2016. Tahap persiapan meliputi; pengajuan tema skripsi, penunjukkan dosen pembimbing skripsi, konsultasi judul skripsi kepada dosen pembimbing, pengajuan judul skripsi, pendaftaran seminar proposal skripsi, penyusunan proposal skripsi, ujian proposal skripsi, revisi proposal skripsi, permohonan ijin penelitian, penyusunan instrumen penelitian, dan uji coba instrumen penelitian. b. Tahap pelaksanaan Tahap pelaksanaan dilakukan pada bulan april 2016 dan meliputi semua kegiatan yang berlangsung di lapangan; pelaksanaan penelitian, pengambilan data berupa data

Transcript of BAB III.docx

Page 1: BAB III.docx

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar Tahun Ajaran

2015/2016. Letak SMA Negeri Kebakkramat berada di Jalan Nangsri, Kebakkramat,

Karanganyar, Jawa Tengah.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dalam tiga tahap. Berikut tahapan yang dilakukan sebagai

berikut:

a. Tahap persiapan

Tahap persiapan dilakukan pada bulan januari 2016 sampai bulan maret 2016.

Tahap persiapan meliputi; pengajuan tema skripsi, penunjukkan dosen

pembimbing skripsi, konsultasi judul skripsi kepada dosen pembimbing,

pengajuan judul skripsi, pendaftaran seminar proposal skripsi, penyusunan

proposal skripsi, ujian proposal skripsi, revisi proposal skripsi, permohonan ijin

penelitian, penyusunan instrumen penelitian, dan uji coba instrumen penelitian.

b. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dilakukan pada bulan april 2016 dan meliputi semua kegiatan

yang berlangsung di lapangan; pelaksanaan penelitian, pengambilan data berupa

data hasil kognitif Fisika siswa yang diambil setelah perlakuan dan data hasil

kemampuan berpikir kritis siswa.

c. Tahap penyelesaian

Tahap penyelesaian dilaksanakan pada bulan mei 2016 dan meliputi analisis data

hasil penelitian dan penyusunan laporan penelitian.

B. Rancangan atau Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode Eksperimen. Variabel

yang digunakan dalam penelitian yaitu variabel bebas yang terdiri dari model

pembelajaran Inkuiri Terbimbing metode demonstrasi dan eksperimen serta

Page 2: BAB III.docx

35

kemampuan berpikir kritis siswa sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan

kognitif siswa. Penelitian menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas

kontrol yang mempunyai kemampuan awal yang sama dan diberikan perlakuan yang

berbeda. Kelas eksperimen diberi perlakuan berupa penggunaan Model Pembelajaran

Inkuiri Terbimbing metode eksperimen sedangkan pada kelas kontrol diberikan

perlakuan berupa penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing metode

demonstrasi. Kemampuan kognitif dalam penelitian menggunakan hasil ulangan

harian pada materi Suhu dan Kalor setelah diadakan kegiatan pembelajaran dengan

kedua model inkuiri tersebut. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian

eksperimen adalah desain factorial 2x2 yang disajikan dalam tabel 3.1.

Tabel 3.1 Desain Faktorial 2x2

A

B Berpikir kritis

Berpikir kritis

Tinggi (B1)

Berpikir kritis

Rendah (B2)

Model

Pembelajaran

Inkuiri

Terbimbing (A)

Eksperimen

(A1)A1B1 A1B2

Demonstrasi

(A2)A2B1 A2B2

Keterangan:

A : Model Pembelajaran

A1 : Model Inkuiri Terbimbing dengan metode eksperimen

A2 : Model Inkuiri Terbimbing dengan metode demonstrasi

B : Berpikir kritis

B1 : Berpikir kritis siswa tinggi

B2 : Berpikir kritis siswa rendah

A1 B1 : Pembelajaran dengan model Inkuiri Terbimbing menggunakan

metode eksperimen dan berpikir kritis siswa kategori tinggi

A2B1 : Pembelajaran dengan model Inkuiri Terbimbing menggunakan

metode demonstrasi dan berpikir kritis siswa kategori tinggi

A1B2 : Pembelajaran dengan model Inkuiri Terbimbing menggunakan

metode eksperimen dan berpikir kritis siswa kategori rendah

A2B2 : Pembelajaran dengan model Inkuiri Terbimbing menggunakan

metode demonstrasi dan berpikir kritis siswa kategori rendah

Page 3: BAB III.docx

36

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian eksperimen yang dilakukan penulis adalah seluruh

kelas X SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar Tahun pelajaran 2015/2016 yang

terdiri dari X1 sampai dengan X10.

2. Sampel

Setelah mendapatkan sampel, 2 kelas sampel tersebut diuji kesamaan

keadaan awalnnya untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kemampuan awal

dari kedua kelas tersebut menggunakan uji t dua jalan. Uji kesamaan kemampuan

awal siswa dilaksanakan sebelum sampel diberi perlakuan dan bersamaan dengan

penetapan sampel. Uji kesamaan kemampuan siswa dimaksudkan untuk mengetahui

apakah kemampuan siswa masing-masing kelas sama atau tidak berdasarkan data

dari nilai Ujian Akhir Semester Ganjil tahun Pelajaran 2015/2016 kelas X. Analisis

yang digunakan adalah dengan uji t dua jalan sebagai berikut:

a. Hipotesis

H0 : Tidak ada perbedaan kemampuan awal antara kedua kelompok

eksperimen dan control

H1 : Ada perbedaan kemampuan awal antara kedua kelompok

eksperimen dan control

b. Statistik Uji

t=( X1−X2 )

s p √ 1n1

+ 1n2

(3.1)

dimana,

sp2=

( n1−1 ) s12+ (n2−1 ) s2

2

n1+n2−2 (3.2)

keterangan

: nilai rata-rata hasil kelas eksperimen

: nilai rata-rata hasil kelas control

: banyaknya peserta tes kelas eksperimen

: banyaknya peserta tes kelas control

: deviasi baku

Page 4: BAB III.docx

37

: deviasi baku dari kelas eksperimen

: deviasi baku dari kelas kontrol

c. Daerah Kritis

DK={t|t< - (t α2 ;n1+n2−2)atau t > (t α

2 ;n1+n2−2)} (3.3)

dengan α : taraf signifikansi = 5%.d. Keputusan Uji

Menurut Budiyono (2009) keputusan uji untuk uji t dua jalan adalah sebagai

berikut:

1) H0 diterima jika, t hitung < −t tabel atau t hitung < t tabel maka tidak ada perbedaan

kemampuan awal antara kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan

kontrol.

2) H0 ditolak jika, t hitung ≥ −t tabel atau t hitung ≥ t tabel maka ada perbedaan

kemampuan awal antara kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan

kontrol.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik cluster random sampling, dengan asumsi bahwa di dalam masing-masing klaster karakteristiknya sama atau bersifat acak maka dapat diambil sampel secara acak (Sukmadinata, 2013: 259). Selanjutnya, dipilih dua kelas sebagai sampel penelitian.

E. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian eksperimen antara lain sebagai

berikut:

1. Teknik Dokumentasi

Menurut Sharsimi Arikunto (2013:274) teknik dokumentasi yaitu mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya. Teknik

dokumentasi dalam penelitian dilakukan dengan cara mencari data berupa nilai-

nilai siswa. Dalam hal ini, teknik dokumentasi bertujuan untuk mengetahui

kemampuan awal siswa dari dua kelas yang terpilih sebagai sampel penelitian.

Page 5: BAB III.docx

38

Kemampuan awal siswa dilihat dari nilai tes Ulangan Akhir Semester Ganjil

tahun pelajaran 2015/2016 dari kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum

dilakukan penelitian.

2. Teknik Observasi

Observasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan

memperhatikan tingkah lakunya. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui

tingkat berpikir kritis siswa yaitu Lembar Observasi berpikir kritis Siswa yang

terdiri atas kisi-kisi, lembar observasi dan rubrik penentuan skor. Metode

pengamatan atau observasi dilakukan oleh pengamat dengan sasaran benda diam

atau proses. (Suharsimi Arikunto. 2013:242)

3. Tes

Menurut Suharsimi Arikunto (2013:266) tes digunakan untuk mengukur ada

atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang diteliti. Teknik tes

digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa pada dua kelas yaitu

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Teknik tes diberikan kepada siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol setelah kedua kelas diberikan treatment yang

berbeda yaitu Model Inkuiri Terbimbing metode demonstrasi dan metode

eksperimen. Instrumen tes yang diberikan kepada siswa berupa soal obyektif

pilihan ganda dengan empat buah option jawaban pada materi Suhu dan Kalor.

Menurut Nana Sudjana (2014:48) soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang

mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat. Dilihat dari strukturnya,

bentuk soal pilihan ganda terdiri atas:

a. Stem : pertanyaan atau pernyataan yeng berisi permasalahan yang akan

dinyatakan

b. Option : sejumlah pilihan atau alternative jawaban.

c. Kunci : jawaban yang paling benar atau paling tepat.

d. Dictractor: jawaban-jawaban lain selain kunci jawaban (pengecoh)

Langkah-langkah penyusunan instrument tes adalah sebagai berikut:

a. Indikator dari tiap sub pokok bahasan ditentukan berdasarkan kompetensi dasar

materi Suhu dan Kalor

b. Butir soal dan butir jawaban dari tiap indikator disusun berdasarkan indicator

c. Tiap butir soal divalidasi dengan cara diujikan kepada siswa-siswa di kelas lain

sebelum digunakan pada penelitian

Page 6: BAB III.docx

39

d. Validitas tiap butir soal dianalisis dengan rumus uji validitas untuk mengetahui

butir-butir soal yang berkategori valid

e. Butir soal yang termasuk kategori valid dikelompokkan kembali untuk

digunakan untuk penelitian.

F. Validasi Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian terdiri dari dua jenis yaitu:

1. Instrumen Pembelajaran

Penelitian menggunakan beberapa instrumen pembelajaran, antara lain :

a. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

RPP disusun oleh peneliti dengan tujuan agar dalam pelaksanaan

pembelajaran dapat terstruktur dengan baik. RPP disusun untuk tiga kali

pertemuan

b. LKS (Lembar Kerja Siswa)

LKS disusun oleh peneliti dengan tujuan sebagai laporan hasil dari kegiatan

siswa di kelas. Penyusunan LKS juga dimaksudkan agar ketercapaian tiap

poin indikator jelas.

Instrumen yang telah dibuat oleh peneliti, selanjutnya dikonsultasikan kepada

Dosen Pembimbing 1 dan Dosen Pembimbing 2. Apabila instrumen tersebut

dinilai sudah layak untuk dibelajarkan kepada siswa, maka instrumen

pembelajaran dapat diterapkan dalam pembelajaran.

2. Instrumen Penelitian

a. Instrumen Penilaian Kognitif

Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa yaitu

instrumen tes materi Suhu dan Kalor berupa soal pilihan ganda dengan 4

option jawaban. Instrumen diujikan terlebih dahulu di kelas lain kemudian

untuk menentukan valid atau tidaknya instrumen tes tersebut diuji validitasnya

dengan menggunakan persyaratan sebagai berikut:

1) Daya Pembeda Item

Daya beda (D) merupakan kemampuan suatu alat soal untuk membedakan

antara siswa yang berkemampuan tinggi (BA) yang berjumlah J A dengan

siswa yang berkemampuan rendah (BB) yang berjumlah JB. Nana Sudjana

(2014: 141) mengartikan bila soal tersebut diberikan kepada anak yang

Page 7: BAB III.docx

40

mampu, hasilnya menunjukan prestasi tinggi dan apabila diberikan kepada

siswa yang lemah hasilnya lebih tinggi. Cara menentukan daya pembeda

item yaitu dengan rumus sebagai berikut:

D=BA

J A−

BB

J B (3.4)

Adapun proporsi masing-masing kelompok dapat ditentukan dengan

rumus,

PA=BA

J A (3.5)

PB=BB

J B(3.6)

PA : proporsi peserta kelompok atas yang dapat menjawab dengan

benar butir soal yang bersangkutan

PB : proporsi peserta kelompok bawah yang dapat menjawab dengan

benar butir soal yang bersangkutan

Menurut Anas Sudijono (2005:389) menyatakan daya pembeda (D)

diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Soal dengan D = 0,00 ≤ D < 0,20 maka daya beda jelek

2) Soal dengan D = 0,20 ≤ D < 0,40 maka daya beda cukup

3) Soal dengan D = 0,40 ≤ D < 0,70 maka daya beda baik

4) Soal dengan D = 0,70 ≤ D < 1,00 maka daya beda baik sekali

5) Soal dengan D = negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir

soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja.

2) Derajat Kesukaran Item

Bermutu atau tidaknya butir-butir soaal tes hasil belajar dapat

diketahui dari derajat kesukaran atau taraf kesulitan yang dimiliki masing-

masing butir soal. Butir-butir soal tes hasil belajar dapat dinyatakan

sebagai butir soal yang baik apabila butir soal tersebut tidak terlalu sukar

dan tidak pula terlalu mudah. Penentuan derajat kesukaran digunakan

rumus sebagai berikut:

P= BJ

=PA+PB

2(3.7)

keterangan

Page 8: BAB III.docx

41

P : proporsi = angka indeks kesukaran

J : jumlah peserta tes

B : banyaknya peserta yang dapat menjawab dengan benar dari

butir soal yang bersangkutan

PA : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Menurut Anas Sudijono (2005:371), interpretasi nilai derajat kesukaran

adalah sebagai berikut:

1) Soal dengan P = 0,00 ≤ P < 0,30 adalah soal sukar.

2) Soal dengan P = 0,30 ≤ P < 0,70 adalah soal sedang.

3) Soal dengan P = 0,70 ≤ P < 1,00 adalah soal mudah.

3) Efektivitas Distraktor

Efektifitas distraktor-distraktor yang ada pada suatu item dianalisis dari

distribusi jawaban terhadap item yang bersangkutan pada setipa alternative

yang disediakan. Efektivitas distractor diperiksa untuk melihat apakah

semua distractor atau sebua jawaban yang bukan kunci telah berfungsi

sebagaimana mestinya, yaitu apakah distractor-distraktor tersebut telah

dipilih oleh lebih banyak (atau semua) siswa kelompok rendah sedangkan

siswa dari kelompok tinggi hanya memilih sedikit (atau tidak ada) yang

memilihnya. (Saifuddin Azwar, 2013:141)

4) Reliabilitas

Pada hakikatnya uji reliabilitas untuk mengetahui sampai seberapa jauh

pengukuran yang dilakukan berulang-berulang terhadap subjek akan

memberikan hasil yang relatif sama. Teknik yang digunakan untuk

mengukur reliabilitas tes hasil belajar bentuk objektif dengan rumus K-R

20 sebagai berikut:

r¿=[ nn−1 ] [1−∑ pq

sx2 ] (3.8)

Jika r¿ menyatakan reliabilitas tes secara keseluruhan, n adalah banyaknya

butir soal, p menyatakan proporsi subjek yang menjawab dengan benar

pada tiap butir soal, q menyatakan proporsi subjek yang menjawab dengan

salah pada tiap butir soal (q=1−p) dan sx2 merupakan variansi total dari

keseluruhan butir soal.

Page 9: BAB III.docx

42

sx2 =

N∑ X2−(∑ X )2

N ( N−1 )

(3.9)

dengan X adalah total skor siswa yang mengikuti tes dan N adalah

banyaknya subyek pengikut tes (Saifuddin, 2011).

Menurut Anas (2005:257) dalam pemberian interpretasi terhadap

koefisien reliabilitas tes (r¿) pada umumnya digunakan patokan sebagai

berikut:

1) Apabila r¿ sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti tes hasil

belajar mempunyai reliabilitas yang tinggi (reliable).

2) Apabila r¿ lebih kecil daripada 0,70 berarti tes hasil belajar dinyatakan

belum mempunyai reliabilitas yang tinggi (unreliable).

b. Instrumen Penilaian Kerjasama Siswa

Intrumen penilaian kerjasama siswa berupa lembar observasi yang

disertai dengan rubrik penlilaiannya. Instrumen penilaian kerjasama siswa

sebelum digunakan penelitian, divalidasi oleh pembimbing 1 dan pembimbing

2.

G. Analisis Data

Analisis statistik yang digunakan pada penelitian adalah analisis variansi dua

jalan. Namun sebelum dilakukan uji hipotesis dilakukan uji prasyarat terlebih

dahulu.

1. Uji Prasyarat Analisis

Penelitian eksperimen digunakan teknik analisis variansi dua jalan dengan

frekuensi sel tidak sama. Prasyarat analasis dengan menggunakan Analisis

Variansi (Anava) adalah sampel harus berasal dari populasi yang berdistribusi

normal dan homogen. Untuk itu, perlu dilakukan uji normalitas dan uji

homogenitas. Sumber data untuk uji prasyarat analisis adalah nilai Ulangan Akhir

Semester tahun ajaran 2015/2016.

a Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal

dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan

metode Liliefors karena data yang dimiliki tidak dalam distribusi frekuensi

Page 10: BAB III.docx

43

data bergolong. Menurut Budiono (2009:170), uji normalitas dengan metode

Liliefors digunakan apabila datanya tidak dalam distribusi frekuensi data

bergolong. Pada metode Lilliefors, setiap data X diubah menjadi bilangan

baku z. Prosedur :

1). Hipotesis

H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

H1 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

2). Statistik Uji

L = (Max|F ( z i )−S ( z i ))Dimana :

z i=xi−x

sdan F ( z i )=P(z ≤ z i)

(Budiyono, 2009 ; 170-171)

3). Daerah Kritik

Lobs¿Lα;n, dimana n = ukuran sampel

Lα;n diperoleh dari tabel liliefors

4). Keputusan Uji

5). Jika Lobs ¿Lα;v maka H0 diterima

b Uji Homogenitas

Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari

populasi yang homogen atau tidak homogen. Metode yang digunakan untuk

uji homogenitas adalah metode Bartlett.

1) Hipotesis

H0: α1=α2, sampel berasal dari populasi yang homogen

H1 : α1≠α2, Sampel berasal dari populasi yang tidak homogen

2) Statistik Uji

x2=2,303c {∑ f log RKG−∑ f j log S j

2 }

dengan :

k = banyaknya populasi = banyaknya sampel

N = banyaknya seluruh nilai (ukuran)

nj = banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j

fj = nj – 1 = derajat kebebasan untuk Sj2, j = 1,2, ... , k

Page 11: BAB III.docx

44

f = N – k = ∑j=1

k

f j = derajat kebebasan untuk RKG

c=1+1

3(k−1)(Σ 1f j

−1f )

RKG = Rataan Kuadrat Galat = Σ SS j

Σ f j

SS j=Σ X j2−

( Σ X j )2

n j

(Budiyono, 2009 ; 176-177)

3) Daerah Kritik

DK={ χ2|χ 2> χ 2α ; k−1 }; Taraf signifikansi ; α=0,05

4) Keputusan Uji

Jika χ2 ≥ χ2α;k-1 maka H0 diterima, yang berarti sampel berasal dari populasi

yang homogen.

Jika sebaliknya, χ2 < χ2α;k-1, maka H0 ditolak, yang berarti sampel berasal dari

populasi yang tidak homogen.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan Analisis Variansi (Anava) Dua

Jalan dengan frekuensi sel tak sama, karena yang akan dicari adalah pengaruhnya

terhadap kemampuan kognitif siswa pada dua faktor yaitu metode pembelajaran

(A) dan kerjasama siswa (B). Menurut Nonoh Siti Aminah (2012:50-58), langkah-

langkah uji hipotesis dengan menggunakan Analisis Variansi (Anava) Dua Jalan

adalah sebagai berikut :

a. Tujuan

Mengetahui ada/tidaknya perbedaan pengaruh perlakuan dari 2 variabel bebas/

factor terhadap variabel terikat.

b. Asumsi

1) Populasi berdistribusi normal

2) Populasi homogen

3) Sampel dipilih secara acak

4) Variabel terikat berskala pengukuran interval

5) Variabel bebas berskala pengukuran nominal

c. Model

X ijk=μ+α i+β j+αβij+ϵ ijk

Page 12: BAB III.docx

45

Keterangan :

Xijk = observasi pada subyek ke–k di bawah faktor model pembelajaran

kooperatif kategori ke-i dan faktor pengelompokan kerjasama kategori ke-

j.

i : 1, 2, 3, ..., p

j : 1, 2, 3, ..., q

k : 1, 2, 3, ..., n

μ = grand mean (konstan)

ϵ ijk = kesalahan pada Xijk

α i = efek faktor model pembelajaran kategori i terhadap Xijk

β j = efek faktor pengelompokan kerjasama kategori j terhadap Xijk

αβ ij= kombinasi efek faktor model pembelajaran dan pengelompokan

intraksi social terhadap Xijk

d. Hipotesis

1) Tidak ada perbedaan pengaruh model pembelajaran STAD metode

demonstrasi dan eksperimen terhadap tingkat kemampuan kognitif.

H01 : αi = 0, untuk i = 1,2.

H11 : αi ≠ 0, untuk paling sedikit satu i.

2) Tidak ada perbedaan pengaruh pengelompokan kerjasama siswa terhadap

tingkat kemampuan kognitif.

H02 : βj = 0, untuk j = 1,2,3.

H12 : βj ≠ 0, untuk paling sedikit satu j.

3) Tidak ada interaksi antara perbedaan pengaruh model pembelajaran

STAD metode demonstrasi dan eksperimen dengan perbedaan

pengelompokan kerjasama siswa terhadap tingkat kemampuan kognitif.

H03 : αβij = 0, untuk semua ij.

H13 : αβij ≠ 0, untuk paling sedikit satu ij.

e. Tabel Jumlah ABTabel 3.2. Jumlah AB

Berpikir kritis Siswa (B)TotalTinggi

(B1)Rendah (B2)

Penggunaan Metode

Pembelajaran

Eksperimen(A1)

A1 B1 A1 B2 A’1 = ….

Demonstrasi A2B1 A2 B2 A’2 = ….

AB

Page 13: BAB III.docx

46

(A) (A2)Total B’1 = ….. B’2 = ….. G = …..

f. Komputasi

(a) = G2

pq

(b) =∑ij

SSij❑

(c) = ∑i

❑ Ai2

nq

(d) = ∑j

❑ Bi2

np

(e) = ∑ij

ABij2

g. Jumlah Kuadrat

JKA = nh{(c) - (a)}

JKB = nh {(d) - (a)}

JKAB = nh {(a) + (e) - (c) - (d)}

JKG = (b)

JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG

dengan nh=

pq

∑ij

1nij

h. Derajat Kebebasan

dkA = p-1

dkB = q-1

dkAB = (p-1)(q-1)

dkG = N – pq

dkT = N – 1

i. Rerata Kuadrat

RKA= JKAdkA

RKB= JKBdkB

Page 14: BAB III.docx

47

RKAB= JKABdkAB

RKG= JKGdkG

j. Statistik Uji

Statistik uji yang digunakan pada analisis variansi dua jalan sel tak sama

adalah sebagai berikut:

a) Untuk H0A adalah F A=RKARKG

b) Untuk H0B adalah FB=RKBRKG

c) Untuk H0AB adalah F AB=RKABRKG

k. Daerah Kritis

Masing-masing nilai F mempunyai daerah kritis dengan ketentuan sebagai

berikut:

a) Daerah kritis untuk FA

DKA= {FA > Fα ; p – 1, N – pq}

b) Daerah kritis untuk FB

DKB= {FB > Fα ; q – 1, N – pq}

c) Daerah kritis untuk FAB

DKAB= {FAB > Fα ;( p – 1)(q – 1), N – pq}

l. Keputusan Uji

H0A : ditolak jika FA > Fα ; p – 1, N – pq

H0B : ditolak jika FB > Fα ; q – 1, N – pq

H0AB : ditolak jika FAB > Fα ;( p – 1)(q – 1), N – pq

m. Rangkuman Analisis

Tabel 3.3. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan

Sumber Variasi JK Dk RK Fobs Fα

A (kolom) JKA dkA RKA FA Fα

B (baris) JKB dkB RKB FB Fα

Interaksi AB JKAB dkAB RKAB FAB Fα

Galat JKG dkG RKG - -Total JKtotal dktotal - - -

(Sumber : Budiyono, 2009 : 228)

Page 15: BAB III.docx

48

n. Uji Lanjut Anava

Uji lanjut anava adalah tindak lanjut dari analisis variansi apabila hasil analisis

variansi menunjukkan hipotesis H0 ditolak. Uji lanjut anava digunakan untuk

mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan kolom, baris, dan setiap

pasangan sel. Penelitian menggunakan Uji Komparasi Ganda Schefe dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

a) Mengidentifikasikan semua pasangan komparasi rerata

b) Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut

c) Mencari harga statistik uji F dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(1) Untuk komparasi rerata antar baris ke-i dan ke-j

F i− j=( x i−x j )

2

RK G( 1ni

+ 1n j )

(2) Untuk komparasi rerata antar kolom ke-i dan ke-j

F i− j=( x i−x j )

2

RKG( 1ni

+ 1n j )

(3) Untuk komparasi rerata antar sel ij dan sel kj

F ij−kj=( x ij−xkj )

2

RKG ( 1nij

+ 1nkj )

(4) Untuk komparasi rerata antar sel ij dan sel ik

F ij−ik=( x ij−x ik )2

RKG ( 1nij

+ 1nik )

d) Menentukan tingkat signifikansi (α)

e) Menentukan DK dengan rumus sebagai berikut :

(1) DKi-j = {Fi-j|Fi-j > (p-1) Fα:p-1, N-pq}

(2) DKi-j = {Fi-j|Fi-j > (q-1) Fα:q-1, N-pq}

(3) DKij-kj = {Fij-kj|Fij-kj > (pq-1) Fα:pq-1, N-pq}

(4) DKij-ik = {Fij-ik|Fij-ik > (p-q) Fα:p-1, N-pq}

f) Menyusun rangkuman analisis (komprasi ganda)

g) Menentukan keputusan uji (beda rerata) untuk setiap pasangan komparasi

rerata.

Page 16: BAB III.docx

49

Namun, perbedaan pada variabel yang hanya terdiri dari dua kelompok saja

tidak perlu menggunakan uji lanjut pasca Anava. Adanya perbedaan pengaruh

yang signifikan pada variabel tersebut dapat dilihat melalui rataan marginalnya.

(Budiyono, 2009; 228)