BAB III.docx
Transcript of BAB III.docx
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar Tahun Ajaran
2015/2016. Letak SMA Negeri Kebakkramat berada di Jalan Nangsri, Kebakkramat,
Karanganyar, Jawa Tengah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dalam tiga tahap. Berikut tahapan yang dilakukan sebagai
berikut:
a. Tahap persiapan
Tahap persiapan dilakukan pada bulan januari 2016 sampai bulan maret 2016.
Tahap persiapan meliputi; pengajuan tema skripsi, penunjukkan dosen
pembimbing skripsi, konsultasi judul skripsi kepada dosen pembimbing,
pengajuan judul skripsi, pendaftaran seminar proposal skripsi, penyusunan
proposal skripsi, ujian proposal skripsi, revisi proposal skripsi, permohonan ijin
penelitian, penyusunan instrumen penelitian, dan uji coba instrumen penelitian.
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan pada bulan april 2016 dan meliputi semua kegiatan
yang berlangsung di lapangan; pelaksanaan penelitian, pengambilan data berupa
data hasil kognitif Fisika siswa yang diambil setelah perlakuan dan data hasil
kemampuan berpikir kritis siswa.
c. Tahap penyelesaian
Tahap penyelesaian dilaksanakan pada bulan mei 2016 dan meliputi analisis data
hasil penelitian dan penyusunan laporan penelitian.
B. Rancangan atau Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode Eksperimen. Variabel
yang digunakan dalam penelitian yaitu variabel bebas yang terdiri dari model
pembelajaran Inkuiri Terbimbing metode demonstrasi dan eksperimen serta
35
kemampuan berpikir kritis siswa sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan
kognitif siswa. Penelitian menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol yang mempunyai kemampuan awal yang sama dan diberikan perlakuan yang
berbeda. Kelas eksperimen diberi perlakuan berupa penggunaan Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing metode eksperimen sedangkan pada kelas kontrol diberikan
perlakuan berupa penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing metode
demonstrasi. Kemampuan kognitif dalam penelitian menggunakan hasil ulangan
harian pada materi Suhu dan Kalor setelah diadakan kegiatan pembelajaran dengan
kedua model inkuiri tersebut. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian
eksperimen adalah desain factorial 2x2 yang disajikan dalam tabel 3.1.
Tabel 3.1 Desain Faktorial 2x2
A
B Berpikir kritis
Berpikir kritis
Tinggi (B1)
Berpikir kritis
Rendah (B2)
Model
Pembelajaran
Inkuiri
Terbimbing (A)
Eksperimen
(A1)A1B1 A1B2
Demonstrasi
(A2)A2B1 A2B2
Keterangan:
A : Model Pembelajaran
A1 : Model Inkuiri Terbimbing dengan metode eksperimen
A2 : Model Inkuiri Terbimbing dengan metode demonstrasi
B : Berpikir kritis
B1 : Berpikir kritis siswa tinggi
B2 : Berpikir kritis siswa rendah
A1 B1 : Pembelajaran dengan model Inkuiri Terbimbing menggunakan
metode eksperimen dan berpikir kritis siswa kategori tinggi
A2B1 : Pembelajaran dengan model Inkuiri Terbimbing menggunakan
metode demonstrasi dan berpikir kritis siswa kategori tinggi
A1B2 : Pembelajaran dengan model Inkuiri Terbimbing menggunakan
metode eksperimen dan berpikir kritis siswa kategori rendah
A2B2 : Pembelajaran dengan model Inkuiri Terbimbing menggunakan
metode demonstrasi dan berpikir kritis siswa kategori rendah
36
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian eksperimen yang dilakukan penulis adalah seluruh
kelas X SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar Tahun pelajaran 2015/2016 yang
terdiri dari X1 sampai dengan X10.
2. Sampel
Setelah mendapatkan sampel, 2 kelas sampel tersebut diuji kesamaan
keadaan awalnnya untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kemampuan awal
dari kedua kelas tersebut menggunakan uji t dua jalan. Uji kesamaan kemampuan
awal siswa dilaksanakan sebelum sampel diberi perlakuan dan bersamaan dengan
penetapan sampel. Uji kesamaan kemampuan siswa dimaksudkan untuk mengetahui
apakah kemampuan siswa masing-masing kelas sama atau tidak berdasarkan data
dari nilai Ujian Akhir Semester Ganjil tahun Pelajaran 2015/2016 kelas X. Analisis
yang digunakan adalah dengan uji t dua jalan sebagai berikut:
a. Hipotesis
H0 : Tidak ada perbedaan kemampuan awal antara kedua kelompok
eksperimen dan control
H1 : Ada perbedaan kemampuan awal antara kedua kelompok
eksperimen dan control
b. Statistik Uji
t=( X1−X2 )
s p √ 1n1
+ 1n2
(3.1)
dimana,
sp2=
( n1−1 ) s12+ (n2−1 ) s2
2
n1+n2−2 (3.2)
keterangan
: nilai rata-rata hasil kelas eksperimen
: nilai rata-rata hasil kelas control
: banyaknya peserta tes kelas eksperimen
: banyaknya peserta tes kelas control
: deviasi baku
37
: deviasi baku dari kelas eksperimen
: deviasi baku dari kelas kontrol
c. Daerah Kritis
DK={t|t< - (t α2 ;n1+n2−2)atau t > (t α
2 ;n1+n2−2)} (3.3)
dengan α : taraf signifikansi = 5%.d. Keputusan Uji
Menurut Budiyono (2009) keputusan uji untuk uji t dua jalan adalah sebagai
berikut:
1) H0 diterima jika, t hitung < −t tabel atau t hitung < t tabel maka tidak ada perbedaan
kemampuan awal antara kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan
kontrol.
2) H0 ditolak jika, t hitung ≥ −t tabel atau t hitung ≥ t tabel maka ada perbedaan
kemampuan awal antara kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan
kontrol.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik cluster random sampling, dengan asumsi bahwa di dalam masing-masing klaster karakteristiknya sama atau bersifat acak maka dapat diambil sampel secara acak (Sukmadinata, 2013: 259). Selanjutnya, dipilih dua kelas sebagai sampel penelitian.
E. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian eksperimen antara lain sebagai
berikut:
1. Teknik Dokumentasi
Menurut Sharsimi Arikunto (2013:274) teknik dokumentasi yaitu mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya. Teknik
dokumentasi dalam penelitian dilakukan dengan cara mencari data berupa nilai-
nilai siswa. Dalam hal ini, teknik dokumentasi bertujuan untuk mengetahui
kemampuan awal siswa dari dua kelas yang terpilih sebagai sampel penelitian.
38
Kemampuan awal siswa dilihat dari nilai tes Ulangan Akhir Semester Ganjil
tahun pelajaran 2015/2016 dari kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum
dilakukan penelitian.
2. Teknik Observasi
Observasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan
memperhatikan tingkah lakunya. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui
tingkat berpikir kritis siswa yaitu Lembar Observasi berpikir kritis Siswa yang
terdiri atas kisi-kisi, lembar observasi dan rubrik penentuan skor. Metode
pengamatan atau observasi dilakukan oleh pengamat dengan sasaran benda diam
atau proses. (Suharsimi Arikunto. 2013:242)
3. Tes
Menurut Suharsimi Arikunto (2013:266) tes digunakan untuk mengukur ada
atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang diteliti. Teknik tes
digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa pada dua kelas yaitu
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Teknik tes diberikan kepada siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol setelah kedua kelas diberikan treatment yang
berbeda yaitu Model Inkuiri Terbimbing metode demonstrasi dan metode
eksperimen. Instrumen tes yang diberikan kepada siswa berupa soal obyektif
pilihan ganda dengan empat buah option jawaban pada materi Suhu dan Kalor.
Menurut Nana Sudjana (2014:48) soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang
mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat. Dilihat dari strukturnya,
bentuk soal pilihan ganda terdiri atas:
a. Stem : pertanyaan atau pernyataan yeng berisi permasalahan yang akan
dinyatakan
b. Option : sejumlah pilihan atau alternative jawaban.
c. Kunci : jawaban yang paling benar atau paling tepat.
d. Dictractor: jawaban-jawaban lain selain kunci jawaban (pengecoh)
Langkah-langkah penyusunan instrument tes adalah sebagai berikut:
a. Indikator dari tiap sub pokok bahasan ditentukan berdasarkan kompetensi dasar
materi Suhu dan Kalor
b. Butir soal dan butir jawaban dari tiap indikator disusun berdasarkan indicator
c. Tiap butir soal divalidasi dengan cara diujikan kepada siswa-siswa di kelas lain
sebelum digunakan pada penelitian
39
d. Validitas tiap butir soal dianalisis dengan rumus uji validitas untuk mengetahui
butir-butir soal yang berkategori valid
e. Butir soal yang termasuk kategori valid dikelompokkan kembali untuk
digunakan untuk penelitian.
F. Validasi Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian terdiri dari dua jenis yaitu:
1. Instrumen Pembelajaran
Penelitian menggunakan beberapa instrumen pembelajaran, antara lain :
a. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
RPP disusun oleh peneliti dengan tujuan agar dalam pelaksanaan
pembelajaran dapat terstruktur dengan baik. RPP disusun untuk tiga kali
pertemuan
b. LKS (Lembar Kerja Siswa)
LKS disusun oleh peneliti dengan tujuan sebagai laporan hasil dari kegiatan
siswa di kelas. Penyusunan LKS juga dimaksudkan agar ketercapaian tiap
poin indikator jelas.
Instrumen yang telah dibuat oleh peneliti, selanjutnya dikonsultasikan kepada
Dosen Pembimbing 1 dan Dosen Pembimbing 2. Apabila instrumen tersebut
dinilai sudah layak untuk dibelajarkan kepada siswa, maka instrumen
pembelajaran dapat diterapkan dalam pembelajaran.
2. Instrumen Penelitian
a. Instrumen Penilaian Kognitif
Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa yaitu
instrumen tes materi Suhu dan Kalor berupa soal pilihan ganda dengan 4
option jawaban. Instrumen diujikan terlebih dahulu di kelas lain kemudian
untuk menentukan valid atau tidaknya instrumen tes tersebut diuji validitasnya
dengan menggunakan persyaratan sebagai berikut:
1) Daya Pembeda Item
Daya beda (D) merupakan kemampuan suatu alat soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi (BA) yang berjumlah J A dengan
siswa yang berkemampuan rendah (BB) yang berjumlah JB. Nana Sudjana
(2014: 141) mengartikan bila soal tersebut diberikan kepada anak yang
40
mampu, hasilnya menunjukan prestasi tinggi dan apabila diberikan kepada
siswa yang lemah hasilnya lebih tinggi. Cara menentukan daya pembeda
item yaitu dengan rumus sebagai berikut:
D=BA
J A−
BB
J B (3.4)
Adapun proporsi masing-masing kelompok dapat ditentukan dengan
rumus,
PA=BA
J A (3.5)
PB=BB
J B(3.6)
PA : proporsi peserta kelompok atas yang dapat menjawab dengan
benar butir soal yang bersangkutan
PB : proporsi peserta kelompok bawah yang dapat menjawab dengan
benar butir soal yang bersangkutan
Menurut Anas Sudijono (2005:389) menyatakan daya pembeda (D)
diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Soal dengan D = 0,00 ≤ D < 0,20 maka daya beda jelek
2) Soal dengan D = 0,20 ≤ D < 0,40 maka daya beda cukup
3) Soal dengan D = 0,40 ≤ D < 0,70 maka daya beda baik
4) Soal dengan D = 0,70 ≤ D < 1,00 maka daya beda baik sekali
5) Soal dengan D = negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir
soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja.
2) Derajat Kesukaran Item
Bermutu atau tidaknya butir-butir soaal tes hasil belajar dapat
diketahui dari derajat kesukaran atau taraf kesulitan yang dimiliki masing-
masing butir soal. Butir-butir soal tes hasil belajar dapat dinyatakan
sebagai butir soal yang baik apabila butir soal tersebut tidak terlalu sukar
dan tidak pula terlalu mudah. Penentuan derajat kesukaran digunakan
rumus sebagai berikut:
P= BJ
=PA+PB
2(3.7)
keterangan
41
P : proporsi = angka indeks kesukaran
J : jumlah peserta tes
B : banyaknya peserta yang dapat menjawab dengan benar dari
butir soal yang bersangkutan
PA : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Menurut Anas Sudijono (2005:371), interpretasi nilai derajat kesukaran
adalah sebagai berikut:
1) Soal dengan P = 0,00 ≤ P < 0,30 adalah soal sukar.
2) Soal dengan P = 0,30 ≤ P < 0,70 adalah soal sedang.
3) Soal dengan P = 0,70 ≤ P < 1,00 adalah soal mudah.
3) Efektivitas Distraktor
Efektifitas distraktor-distraktor yang ada pada suatu item dianalisis dari
distribusi jawaban terhadap item yang bersangkutan pada setipa alternative
yang disediakan. Efektivitas distractor diperiksa untuk melihat apakah
semua distractor atau sebua jawaban yang bukan kunci telah berfungsi
sebagaimana mestinya, yaitu apakah distractor-distraktor tersebut telah
dipilih oleh lebih banyak (atau semua) siswa kelompok rendah sedangkan
siswa dari kelompok tinggi hanya memilih sedikit (atau tidak ada) yang
memilihnya. (Saifuddin Azwar, 2013:141)
4) Reliabilitas
Pada hakikatnya uji reliabilitas untuk mengetahui sampai seberapa jauh
pengukuran yang dilakukan berulang-berulang terhadap subjek akan
memberikan hasil yang relatif sama. Teknik yang digunakan untuk
mengukur reliabilitas tes hasil belajar bentuk objektif dengan rumus K-R
20 sebagai berikut:
r¿=[ nn−1 ] [1−∑ pq
sx2 ] (3.8)
Jika r¿ menyatakan reliabilitas tes secara keseluruhan, n adalah banyaknya
butir soal, p menyatakan proporsi subjek yang menjawab dengan benar
pada tiap butir soal, q menyatakan proporsi subjek yang menjawab dengan
salah pada tiap butir soal (q=1−p) dan sx2 merupakan variansi total dari
keseluruhan butir soal.
42
sx2 =
N∑ X2−(∑ X )2
N ( N−1 )
(3.9)
dengan X adalah total skor siswa yang mengikuti tes dan N adalah
banyaknya subyek pengikut tes (Saifuddin, 2011).
Menurut Anas (2005:257) dalam pemberian interpretasi terhadap
koefisien reliabilitas tes (r¿) pada umumnya digunakan patokan sebagai
berikut:
1) Apabila r¿ sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti tes hasil
belajar mempunyai reliabilitas yang tinggi (reliable).
2) Apabila r¿ lebih kecil daripada 0,70 berarti tes hasil belajar dinyatakan
belum mempunyai reliabilitas yang tinggi (unreliable).
b. Instrumen Penilaian Kerjasama Siswa
Intrumen penilaian kerjasama siswa berupa lembar observasi yang
disertai dengan rubrik penlilaiannya. Instrumen penilaian kerjasama siswa
sebelum digunakan penelitian, divalidasi oleh pembimbing 1 dan pembimbing
2.
G. Analisis Data
Analisis statistik yang digunakan pada penelitian adalah analisis variansi dua
jalan. Namun sebelum dilakukan uji hipotesis dilakukan uji prasyarat terlebih
dahulu.
1. Uji Prasyarat Analisis
Penelitian eksperimen digunakan teknik analisis variansi dua jalan dengan
frekuensi sel tidak sama. Prasyarat analasis dengan menggunakan Analisis
Variansi (Anava) adalah sampel harus berasal dari populasi yang berdistribusi
normal dan homogen. Untuk itu, perlu dilakukan uji normalitas dan uji
homogenitas. Sumber data untuk uji prasyarat analisis adalah nilai Ulangan Akhir
Semester tahun ajaran 2015/2016.
a Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal
dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan
metode Liliefors karena data yang dimiliki tidak dalam distribusi frekuensi
43
data bergolong. Menurut Budiono (2009:170), uji normalitas dengan metode
Liliefors digunakan apabila datanya tidak dalam distribusi frekuensi data
bergolong. Pada metode Lilliefors, setiap data X diubah menjadi bilangan
baku z. Prosedur :
1). Hipotesis
H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2). Statistik Uji
L = (Max|F ( z i )−S ( z i ))Dimana :
z i=xi−x
sdan F ( z i )=P(z ≤ z i)
(Budiyono, 2009 ; 170-171)
3). Daerah Kritik
Lobs¿Lα;n, dimana n = ukuran sampel
Lα;n diperoleh dari tabel liliefors
4). Keputusan Uji
5). Jika Lobs ¿Lα;v maka H0 diterima
b Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari
populasi yang homogen atau tidak homogen. Metode yang digunakan untuk
uji homogenitas adalah metode Bartlett.
1) Hipotesis
H0: α1=α2, sampel berasal dari populasi yang homogen
H1 : α1≠α2, Sampel berasal dari populasi yang tidak homogen
2) Statistik Uji
x2=2,303c {∑ f log RKG−∑ f j log S j
2 }
dengan :
k = banyaknya populasi = banyaknya sampel
N = banyaknya seluruh nilai (ukuran)
nj = banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j
fj = nj – 1 = derajat kebebasan untuk Sj2, j = 1,2, ... , k
44
f = N – k = ∑j=1
k
f j = derajat kebebasan untuk RKG
c=1+1
3(k−1)(Σ 1f j
−1f )
RKG = Rataan Kuadrat Galat = Σ SS j
Σ f j
SS j=Σ X j2−
( Σ X j )2
n j
(Budiyono, 2009 ; 176-177)
3) Daerah Kritik
DK={ χ2|χ 2> χ 2α ; k−1 }; Taraf signifikansi ; α=0,05
4) Keputusan Uji
Jika χ2 ≥ χ2α;k-1 maka H0 diterima, yang berarti sampel berasal dari populasi
yang homogen.
Jika sebaliknya, χ2 < χ2α;k-1, maka H0 ditolak, yang berarti sampel berasal dari
populasi yang tidak homogen.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan Analisis Variansi (Anava) Dua
Jalan dengan frekuensi sel tak sama, karena yang akan dicari adalah pengaruhnya
terhadap kemampuan kognitif siswa pada dua faktor yaitu metode pembelajaran
(A) dan kerjasama siswa (B). Menurut Nonoh Siti Aminah (2012:50-58), langkah-
langkah uji hipotesis dengan menggunakan Analisis Variansi (Anava) Dua Jalan
adalah sebagai berikut :
a. Tujuan
Mengetahui ada/tidaknya perbedaan pengaruh perlakuan dari 2 variabel bebas/
factor terhadap variabel terikat.
b. Asumsi
1) Populasi berdistribusi normal
2) Populasi homogen
3) Sampel dipilih secara acak
4) Variabel terikat berskala pengukuran interval
5) Variabel bebas berskala pengukuran nominal
c. Model
X ijk=μ+α i+β j+αβij+ϵ ijk
45
Keterangan :
Xijk = observasi pada subyek ke–k di bawah faktor model pembelajaran
kooperatif kategori ke-i dan faktor pengelompokan kerjasama kategori ke-
j.
i : 1, 2, 3, ..., p
j : 1, 2, 3, ..., q
k : 1, 2, 3, ..., n
μ = grand mean (konstan)
ϵ ijk = kesalahan pada Xijk
α i = efek faktor model pembelajaran kategori i terhadap Xijk
β j = efek faktor pengelompokan kerjasama kategori j terhadap Xijk
αβ ij= kombinasi efek faktor model pembelajaran dan pengelompokan
intraksi social terhadap Xijk
d. Hipotesis
1) Tidak ada perbedaan pengaruh model pembelajaran STAD metode
demonstrasi dan eksperimen terhadap tingkat kemampuan kognitif.
H01 : αi = 0, untuk i = 1,2.
H11 : αi ≠ 0, untuk paling sedikit satu i.
2) Tidak ada perbedaan pengaruh pengelompokan kerjasama siswa terhadap
tingkat kemampuan kognitif.
H02 : βj = 0, untuk j = 1,2,3.
H12 : βj ≠ 0, untuk paling sedikit satu j.
3) Tidak ada interaksi antara perbedaan pengaruh model pembelajaran
STAD metode demonstrasi dan eksperimen dengan perbedaan
pengelompokan kerjasama siswa terhadap tingkat kemampuan kognitif.
H03 : αβij = 0, untuk semua ij.
H13 : αβij ≠ 0, untuk paling sedikit satu ij.
e. Tabel Jumlah ABTabel 3.2. Jumlah AB
Berpikir kritis Siswa (B)TotalTinggi
(B1)Rendah (B2)
Penggunaan Metode
Pembelajaran
Eksperimen(A1)
A1 B1 A1 B2 A’1 = ….
Demonstrasi A2B1 A2 B2 A’2 = ….
AB
46
(A) (A2)Total B’1 = ….. B’2 = ….. G = …..
f. Komputasi
(a) = G2
pq
(b) =∑ij
SSij❑
(c) = ∑i
❑ Ai2
nq
(d) = ∑j
❑ Bi2
np
(e) = ∑ij
❑
ABij2
g. Jumlah Kuadrat
JKA = nh{(c) - (a)}
JKB = nh {(d) - (a)}
JKAB = nh {(a) + (e) - (c) - (d)}
JKG = (b)
JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG
dengan nh=
pq
∑ij
1nij
h. Derajat Kebebasan
dkA = p-1
dkB = q-1
dkAB = (p-1)(q-1)
dkG = N – pq
dkT = N – 1
i. Rerata Kuadrat
RKA= JKAdkA
RKB= JKBdkB
47
RKAB= JKABdkAB
RKG= JKGdkG
j. Statistik Uji
Statistik uji yang digunakan pada analisis variansi dua jalan sel tak sama
adalah sebagai berikut:
a) Untuk H0A adalah F A=RKARKG
b) Untuk H0B adalah FB=RKBRKG
c) Untuk H0AB adalah F AB=RKABRKG
k. Daerah Kritis
Masing-masing nilai F mempunyai daerah kritis dengan ketentuan sebagai
berikut:
a) Daerah kritis untuk FA
DKA= {FA > Fα ; p – 1, N – pq}
b) Daerah kritis untuk FB
DKB= {FB > Fα ; q – 1, N – pq}
c) Daerah kritis untuk FAB
DKAB= {FAB > Fα ;( p – 1)(q – 1), N – pq}
l. Keputusan Uji
H0A : ditolak jika FA > Fα ; p – 1, N – pq
H0B : ditolak jika FB > Fα ; q – 1, N – pq
H0AB : ditolak jika FAB > Fα ;( p – 1)(q – 1), N – pq
m. Rangkuman Analisis
Tabel 3.3. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan
Sumber Variasi JK Dk RK Fobs Fα
A (kolom) JKA dkA RKA FA Fα
B (baris) JKB dkB RKB FB Fα
Interaksi AB JKAB dkAB RKAB FAB Fα
Galat JKG dkG RKG - -Total JKtotal dktotal - - -
(Sumber : Budiyono, 2009 : 228)
48
n. Uji Lanjut Anava
Uji lanjut anava adalah tindak lanjut dari analisis variansi apabila hasil analisis
variansi menunjukkan hipotesis H0 ditolak. Uji lanjut anava digunakan untuk
mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan kolom, baris, dan setiap
pasangan sel. Penelitian menggunakan Uji Komparasi Ganda Schefe dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a) Mengidentifikasikan semua pasangan komparasi rerata
b) Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut
c) Mencari harga statistik uji F dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
(1) Untuk komparasi rerata antar baris ke-i dan ke-j
F i− j=( x i−x j )
2
RK G( 1ni
+ 1n j )
(2) Untuk komparasi rerata antar kolom ke-i dan ke-j
F i− j=( x i−x j )
2
RKG( 1ni
+ 1n j )
(3) Untuk komparasi rerata antar sel ij dan sel kj
F ij−kj=( x ij−xkj )
2
RKG ( 1nij
+ 1nkj )
(4) Untuk komparasi rerata antar sel ij dan sel ik
F ij−ik=( x ij−x ik )2
RKG ( 1nij
+ 1nik )
d) Menentukan tingkat signifikansi (α)
e) Menentukan DK dengan rumus sebagai berikut :
(1) DKi-j = {Fi-j|Fi-j > (p-1) Fα:p-1, N-pq}
(2) DKi-j = {Fi-j|Fi-j > (q-1) Fα:q-1, N-pq}
(3) DKij-kj = {Fij-kj|Fij-kj > (pq-1) Fα:pq-1, N-pq}
(4) DKij-ik = {Fij-ik|Fij-ik > (p-q) Fα:p-1, N-pq}
f) Menyusun rangkuman analisis (komprasi ganda)
g) Menentukan keputusan uji (beda rerata) untuk setiap pasangan komparasi
rerata.
49
Namun, perbedaan pada variabel yang hanya terdiri dari dua kelompok saja
tidak perlu menggunakan uji lanjut pasca Anava. Adanya perbedaan pengaruh
yang signifikan pada variabel tersebut dapat dilihat melalui rataan marginalnya.
(Budiyono, 2009; 228)