BAB I-III.docx
-
Upload
devant-algunta -
Category
Documents
-
view
237 -
download
0
Transcript of BAB I-III.docx
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan berturut-turut tentang : A. Latar Belakang
Masalah, B. Rumusan Masalah, C. Tujuan Penelitian, D. Manfaat Penelitian, E.
Asumsi Penelitian, F. Ruang Lingkup Penelitian, G. Definisi Operasional Judul.
A. Latar Belakang Masalah
Permainan sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang
paling populer di dunia. Mereka yang turut mempopulerkan permainan sepak
bola ini bukan tidak mungkin karena berkat latihan-latihan keras dan
seriusnya dalam berbagai aspek. Salah satunya adalah latihan kelincahan
(Agility) yang nantinya sangat membantu mereka bergerak bebas, cepat dan
berkelit dari sergapan maupun penyergapan lawan.
Agar dapat melakukan semua itu dengan baik dan berhasil, seorang
pemain sepak bola hendaklah memiliki kelincahan yang mengagumkan. Hal
ini sejalan dengan pendapat Soekarman bahwa kelincahan adalah kemampuan
untuk mengubah arah dengan cepat pada waktu bergerak dalam kecepatan
tinggi, (Soekarman, 1987:71). Kelincahan merupakan faktor yang penting
untuk dapat berpartisipasi dalam bermacam-macam kegiatan olahraga. Latihan
kelincahan disesuaikan dengan macam olahraga. Kecepatan merupakan unsur
penting dalam kelincahan, disamping perlu adanya koordinasi.
Permainan sepak bola merupakan permainan kolektif yang dimainkan
oleh dua regu secara berhadapan selama 2x45 menit (waktu normal), yang
1
2
mana tiap regu terdiri atas 11 (sebelas) orang pemain. Di lapangan luas itu
banyak kesempatan yang muncul bagi para pemain untuk kepentingan
regunya. Serangan dan bertahan silih berganti mendorong perlunya
memanfaatkan ide-ide atau pikiran baru dalam waktu singkat. Hal ini
tergantung pada kecepatan pemain memahami keadaan dan mengambil
keputusan.
Mengatasi kegagalan dalam pertandingan membantu meningkatkan
kekuatan, latihan yang teratur serta pemberian semangat pemain. Pemain
sepak bola dapat dilatih menjadi lebih kuat. Benturan badan sering terjadi
dalam permaian sepak bola, ini memerlukan pengerahan tenaga yang
maksimal.
Sifat dan situasi permainan yang mengadu kelincahan dan keterampilan
untuk mengunggulin lawan, berlari sepanjang permainan berlangsung,
kecepatan, kelincahan dan kekuatan menendang, unsur kondisi fisik yang
prima. Seorang pemain yang memiliki kelincahan yang baik akan dapat
menyesuaikan diri dengan pergerakan bola yang selalu berubah ketika si
pemain kehilangan bola, maka dengan kemampuan dan kelincahannya, lebih
memungkinkan baginya untuk mendapat bola itu kembali, tentu saja dengan
usaha dan latihan yang keras.
Dengan demikian, dalam latihan penguasaan teknik dasar terutama
menggiring bola, unsur kelincahan hendaklah mendapatkan perhatian khusus.
Sebab latihan itu merupakan gerakan keseluruhan yang mengaktifkan
pergelangan kaki maupun pinggul. Tulang punggungpun sudah ikut pula
melalui gerak memutar dengan cepat yang sering dilakukan. Kelincahan
3
dalam menggiring bola menyebabkan pemain dapat menghemat tenaganya.
Mengingat pentingnya unsur kelincahan dalam permainan sepak bola
khususnya dalam menggiring bola, maka perlu diteliti tentang latihan
kelincahan dan dampaknya terhadap kemampuan menggiring bola. Untuk itu,
peneliti ingin mengangkat judul “Hubungan Latihan Kelincahan Terhadap
Keterampilan Menggiring Bola Dalam Permainan Sepak Bola Pada Siswa
Putra Kelas XI SMA Trisakti Mataram Tahun Pelajaran 2012/2013”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat
merumuskan masalah sebagai berikut “Apakah Ada Hubungan Latihan
Kelincahan Terhadap Keterampilan Menggiring Bola Dalam Permainan
Sepak Bola Pada Siswa Putra Kelas XI SMA Trisakti Mataram Tahun
Pelajaran 2012/2013?”
C. Tujuan Penelitian
Dengan adanya tujuan yang jelas dapat dijadikan pedoman mengenai
apa yang perlu dilakukan dan cara yang paling baik ditempuh untuk sampai
pada tujuan yang diharapkan. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, maka
yang menjadi tujuan penelitian adalah “Untuk Mengetahui Ada Atau
Tidaknya Hubungan Latihan Kelincahan Terhadap Keterampilan Menggiring
Bola Dalam Permainan Sepak Bola Pada Siswa Putra Kelas XI SMA Trisakti
Mataram Tahun Pelajaran 2012/2013”
4
D. Manfaat Penelitian
Pada dasarnya setiap penelitian ilmiah diharapkan mempunyai
kegunaan baik secara teoritis maupun praktis, dan kegunaan teoritis berarti
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan secara praktis sebagai dasar
keputusan dalam upaya memecahkan masalah yang timbul dalam penelitian.
1. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis adalah manfaat bagi ilmuan. Untuk itu, manfaat
teoritis penelitian ini adalah :
a. Diharapkan informasi yang digali bermanfaat bagi ilmuan dibidang
olahraga untuk dapat mengembangkan konsep dasar dalam rangka
meningkatkan prestasi olahraga terutama dalam cabang olahraga sepak
bola.
b. Bagi peneliti lain diharapkan terangsang untuk meneliti secara
mendalam tentang masalah yang berhubungan dengan cabang olahraga
sepak bola khususnya yang berkaitan dengan keterampilan menggiring
bola yang belum terjangkau dalam penelitian.
2. Manfaat praktis
Manfaat praktis adalah manfaat bagi pelaksanaan. Diharapkan
informasi yang diperoleh dalam penelitian ini dapat menjadi tambahan
informasi bagi pembina dan pelatih olahraga sepak bola pada umumnya.
E. Asumsi Penelitian
Asumsi adalah anggapan dasar (postulat) yang merupakan sesuatu yang
diyakini kebenaranya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang
5
dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti di dalam melaksanakan
penelitiannya, (Suharsimi Arikunto, 2002:22). Pendapat lain menyatakan
asumsi adalah anggapan dasar atau postulat yang merupakan sebuah titik tolak
pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik, (Winarno Surachmad,
1972:97).
Dari pendapat di atas peneliti menyimpulkan pengertian asumsi. Bahwa
asumsi adalah anggapan dasar atau postulat yang diyakini kebenarannya oleh
peneliti.
Dalam penelitian ini, peneliti mengemukakan asumsi sebagai berikut :
a. Asumsi Teoritis
1) Keterampilan menggiring bola hanya dapat dilakukan oleh pemain
yang memiliki kelincahan prima.
2) Semakin lincah seorang pemain, maka semakin terampil dia
menggiring bola.
b. Asumsi Metodik
Penelitian ini dapat terlaksana karena didukung oleh :
1) Metode penentuan subjek penelitian menggunakan studi populasi dan
sampel.
2) Metode pengumpulan data adalah menggunakan metode dokumentasi
sebagai metode pelengkap dan metode tes perbuatan sebagai metode
utama.
3) Metode analisis statistik dengan rumusan t-test.
4) Metode test perbuatan diasumsikan cukup efisien dalam memberikan
bukti keterampilan menggiring bola oleh subjek peneliti.
6
c. Asumsi Pelaksanaan
1) Penelitian ini dapat terlaksana apabila didukung oleh biaya yang cukup
memadai.
2) Kelengkapan sarana dan prasarana pendukung penelitian.
3) Bersedianya dosen pembimbing untuk membimbing.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian ini, maka lingkup penelitian dibatasi :
a. Subjek yang diteliti atau populasi penelitian adalah Siswa Putra Kelas XI
SMA Trisakti Mataram Tahun Pelajaran 2012/2013.
b. Obyek yang diteliti terbatas pada latihan kelincahan (variabel bebas) dan
keterampilan menggiring bola (variabel terikat).
c. Lokasi penelitian dilapangan atletik Mataram.
d. Waktu pelaksanaan pada tahun 2013.
G. Devinisi Operasional Judul
Agar tidak terjadi salah pengertian mengenai istilah-istilah yang
terkandung dalam judul tersebut di atas, dibawah ini peneliti menjelaskan arti
serta maksud dari beberapa istilah secara operasional antara lain : 1. Latihan
Kelincahan, dan 2. Keterampilan Menggiring Bola.
1. Latihan Kelincahan
Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah dengan cepat
pada waktu bergerak dalam kecepatan tinggi, (Soekarman, 1987:71).
Pendapat lain mengatakan kelincahan adalah kemampuan mengubah posisi
7
tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa
kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisinya, (Agus Mukholid,
2006:83).
Dari pendapat di atas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa
kelincahan adalah kemampuan seseorang dalam mengubah posisi tubuh
dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak tanpa kehilangan
kesadaran atau keseimbangan.
2. Keterampilan menggiring bola
Menggiring bola yaitu jumlah dari pada kecepatan mengontrol bola
di daerah terbatas dengan langkah terbatas diwaktu pemain sedang berlari,
berhenti, berputar, dan sanggup mengubah arah serta kecepatan
menggiring bola secara tiba-tiba, (Soegijanto, dkk, 1998:143).
Keterampilan menggiring bola adalah kemampuan atau skill individu
dalam mengelola bola melalui beberapa bagian dari kaki yang dilakukan
dengan kehalusan gerakan bervariasi.
Dari hasil uraian di atas tentang pengertian menggiring bola dalam
permainan sepak bola, maka jelaslah sudah bahwa menggiring bola adalah
salah satu teknik dasar yang memegang peranan dalam permainan sepak
bola. Dengan demikian, setiap pemain harus memiliki teknik penguasaan
bola dengan baik dan benar dalam menentukan keberhasilan suatu tim atau
kesebelasan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan keterampilan atau
kemampuan dalam permainan sepak bola khususnya teknik dasar
menggiring bola, harus latihan secara teratur serta sistematis dengan
metode atau bentuk latihan yang tetap.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Di dalam bab ini, peneliti akan mengemukakan hal-hal sebagai berikut : A.
Deskripsi Teori, B. Hasil Penelitian yang Relevan, C. Kerangka Berpikir, D.
Hipotesis Penelitian.
A. Deskripsi Teori
1. Latihan Kelincahan
Kelincahan adalah kemampuan seseorang berlari dan bergerak
sambil mengubah arah dengan cepat dan efektif, sambil berlari dan
bergerak dalam kecepatan penuh.
Yang dimaksud dengan kelincahan dalam menggiring bola adalah
membawa bola sambil berlari dan bola tetap dalam penguasaan untuk
selanjutnya berusaha melewati lawan. Bahwa permainan sepak bola adalah
merupakan permainan perebutan yaitu memperebutkan bola dari lawan
guna diumpan ke teman yang berdiri bebas dan berusaha menembak ke
gawang lawan. Hal ini dapat dilakukan bila pemain yang memiliki
kelincahan. Soekarman mengatakan kelincahan adalah kemampuan untuk
mengubah arah dengan cepat pada waktu bergerak dalam kecepatan tinggi,
(Soekarman, 1987:71).
Dengan demikian, dari pendapat tersebut di atas, dapat peneliti
simpulkan bahwa kelincahan adalah kemampuan seseorang dalam
merubah arah dan posisi tubuhnya dengan cepat dan tepat pada waktu
8
9
bergerak, sesuai dengan situasi yang dihadapi di arena tertentu tanpa
kehilangan keseimbangan tubuhnya.
Dalam situasi pertandingan dilapangan, pemain tidak hanya berlari
lurus menggiring bola. Akan tetapi senantiasa harus berbalik, berbelok
atau berlari untuk menghindari sergapan-sergapan pihak lawan. Dengan
adanya rintangan tersebut, pemain yang menggiring bola harus
menggunakan kelincahannya untuk mengamankan bola dan melewati
rintangan tersebut.
Berdasarkan definisi kelincahan tersebut di atas, apabila
dihubungkan dengan definisi menggiring bola yaitu membawa bola sambil
berlari dan bola tetap dalam penguasaan untuk dimainkan. Kemudian
dikaitkan lagi dengan prinsip menggiring bola yaitu jumlah dari pada
kecakapan mengontrol bola didaerah terbatas dengan langkah terbatas
diwaktu pemain sedang berlari, berhenti, berputar dan sanggup mengubah
arah serta kecakapan menggiring bola secara tiba-tiba. Maka dapat
disimpulkan bahwa unsur kelincahan dapat mendukung peningkatan
keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola.
Perlu diketahui bahwa kelincahan ada dua macam, yaitu agility
umum dan agility khusus, sebagai mana dikemukakan oleh Ilyas Haddade
& Ismail Tola (1983:Internet) berikut ini :
a. Agility umum (General Agility) adalah kelincahan seseorang untuk
menghadapi situasi hidup sesuai dengan lingkungannya. Untuk
jelasnya agility berbunga bagi atlet untuk menjalankan olahraga apa
saja dan problem hidup sesuai dengan lingkungannya.
10
b. Agility khusus (Special Agility) adalah kelincahan seseorang untuk
menjalankan olahraga khusus (sepak bola, senam, dsb) berbeda
tuntutan Special Agilitynya.
Memperhatikan pengertian di atas, maka kelincahan mempunyai
peranan penting dalam permainan sepak bola, khususnya teknik
menggiring bola. Dengan demikian, untuk mencapai prestasi yang
optimal. Maka pemain perlu diberikan latihan yang dapat meningkatkan
kelincahan. Latihan kelincahan merupakan latihan gerakan keseluruhan
yang mengaktifkan pergelangan kaki ataupun pinggulnya. Tulang
punggungpun ikut serta melakukan gerakan memutar dengan cepat.
Kelincahan mengendalikan bola menyebabkan pemain dapat menghemat
tenaga.
Kekuatan dan kecepatan merupakan dua faktor yang penting dalam
kelincahan. Hal ini sesuai dengan pendapat (Harsono & Yusuf,
1995:Internet), bahwa kekuatan dan kecepatan merupakan dua faktor
tertentu dalam kelincahan. Kekuatan pada otot yang diperlukan, untuk
gerakan kelincahan tertentu harus dikembangkan.
Dalam cabang olahraga sepak bola memerlukan dodging (lari
menghindari rintangan), latihan diutamakan guna mengembangkan
perentang punggung, lutut dan mata kaki.
Dengan demikian untuk mencapai prestasi yang optimal, pemain
perlu ditingkatkan kelincahan. Soekarman, (1987:75) memberikan bentuk-
bentuk latihan yang dapat meningkatkan kelincahan seperti terlihat dalam
gambar 1.
11
AGILITY RUN
Gambar 1. Bentuk-bentuk latihan Aglity Run.
Dalam bentuk latihan ini, cara pelaksanaannya dirangkaikan. Artinya
dilakukan secara keseluruhan dalam satu kali pelaksanaan. Adapun cara
pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
1. Pada bentuk latihan pertama, pemain (sampel) disuruh berlari lurus,
setelah tiba pada patok pertama pemain tersebut harus berlari berbelok
mengikuti arah panah, lalu tetap berlari kembali ketempat start.
2. Pada bentuk latihan kedua, pemain menuju patok sebelah kiri berputar
menuju patok sebelah kanan, berputar kembali ke tempat start.
Melewati rintangan kemudian kembali kerintangan baru menuju ke
tempat start.
3. Sedangkan pada latihan ketiga, pemain melewati rintangan menuju
patok, lalu berbelok sesuai dengan arah panah dalam gambar kemudian
berputar kembali menuju tempat start dengan melewati rintangan
pula.
2. Keterampilan Menggiring Bola
321
12
Menggiring bola merupakan salah satu unsur terkini dalam
permainan sepak bola yang harus dikuasai oleh seorang pemain. Teknik
menggiring bola yaitu pengelolaan bola dalam beberapa bagian dari kaki
dilakukan dengan kehalusan gerakan yang bervariasi.
Dalam permainan sepak bola terkini pada umumnya di bagi dua,
yaitu teknik dengan bola dan teknik tanpa bola, (Feri Kurniawan,
2011:50). Teknik menggiring bola meliputi gerakan dengan bola yaitu
menendang, menerima, menggiring bola, menyundul bola, melempar bola,
gerak tipu dengan bola, merebut bola dan teknik khusus menjaga gawang.
Sedangkan teknik tanpa bola meliputi gerakan berlari cepat dan mengubah
arah, melompat, gerak tipu dengan badan dan gerakan-gerakan khusus
penjaga gawang.
Pengertian menggiring bola dapat dilihat dari sudut pandang masing-
masing, (Harsono & Yusuf, 1995:Internet). Kemudian Soegijanto,
Soerdeono dan Soedjono menjelaskan bahwa teknik menggiring bola
yaitu menggunakan beberapa bagian menyentuh atau menggulingkan bola
terus menerus, (Soegijanto dkk, 1998:144).
Dari pengertian di atas, penekanan dalam menggiring bola adalah
tetap dalam penguasaan, penggunaan bagian kaki dan kecepatan
menggiring bola. Penguasaan teknik dengan bola pada saat menggiring
bola diperlukan berbagai bentuk gerak seperti berlari, berhenti, berputar
dan bergerak tipu untuk melewati lawan. Penggunaan bagian-bagian kaki
untuk melindungi bola sangat penting walaupun tanpa melihat bola, kaki
senantiasa kontak dengan bola sehingga pandangan tetap tertuju pada
13
lapangan atau lawan. Kecepatan gerakan menggiring bola dibutuhkan
untuk menghindari usaha lawan merebut bola, dan yang lebih penting agar
cepat mendekati gawang lawan untuk memperoleh ruang tembak.
Joseph Luxbacher (2004:Internet) membagi tiga teknik menggiring
bola dengan menggunakan bagian kaki sebagai berikut :
1. Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar
Posisi kaki yang digunakan untuk menggiring bola sesuai
dengan kaki pada waktu menendang bola dengan kura-kura kaki
bagian luar, kaki diputar ke dalam pada pergelangan kakinya kearah
kaki tumpuk, bola disentuh pada titik pusatnya dengan kura-kura kaki
bagian luar.
2. Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian dalam
Posisi kaki sesuai dengan posisi kaki yang digunakan untuk
menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam, kaki yang
digunakan untuk menggiring bola ditarik ke bawah diputar ke dalam
pada pergelangan kakinya. Teknik ini terutama digunakan apabila
pemain menggiring bola dengan melingkar.
3. Menggiring bola dengan punggung kaki
Menggiring bola dengan punggung kaki dilakukan apabila
bergerak ke depan, kaki yang digunakan untuk menggiring bola di
tarik ke bawah pada pergelangan kakinya. Usahakan agar bola tetap
dekat dengan kaki dan disentuh oleh punggung kaki.
Latihan merupakan upaya mempertinggi keterampilan, peningkatan
keterampilan menggiring bola sebaiknya ditujukan kepada peningkatan
14
kemampuan menggunakan kedua kaki sesuai tuntutan permainan sepak
bola modern. Sehingga Joseph Luxbacher (2004:Internet), memberikan
contoh latihan untuk meningkatkan keterampilan menggiring bola.
a. Berlari cepat, kira-kira 100 meter
b. Berlari cepat, zig-zag atau berbelok-belok
c. Berlari sambil menggiring bola, memakai kaki kiri dan kanan
d. Membawa bola zig-zag atau berbelok-belok
e. Menggiring bola di antara tiang-tiang terpasang dan berliku-liku
f. Menggiring bola dalam lingkaran
g. Berlari pelan sambil menembak bola
Disamping hal tersebut di atas, juga perlu diperhatikan adalah
prinsip atau teknik menggiring bola seperti ditetapkan dalam penguasaan,
feeling (perasaan) menggiring bola dengan kaki dan kecepatan menggiring
bola.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
NO. NAMA TAHUN JUDUL HASIL
1. Ibnu Hajar 2009 Hubungan Kekuatan Otot
Bahu Terhadap Jauhnya
Lemparan Kedalam Dalam
Permainan Sepak Bola
Pada Siswa Putra Kelas X
SMA Negeri 1 Labuapi
Tahun Pelajaran 2008/2009
Hasil Penelitian Ada
Hubungan Kekuatan
Otot Bahu Terhadap
Jauhnya Lemparan
Kedalam Dalam
Permainan Sepak Bola
Pada Siswa Putra Kelas
X SMA Negeri 1
Labuapi Tahun
Pelajaran 2008/2009.
15
dengan Nilai t-hitung
lebih besar daripada
nilai t-tabel
(2,695>2,093) pada
taraf signifikansi 5%
dengan sampel 19
orang siswa. Sehingga
Hipotesis Alternatif
(Ha) diterima dan
Hipotesis Nol (Ho) di
tolak.
2. Suardi 2011 Hubungan Antara
Kecepatan Lari 50 Meter
Dengan Prestasi
Menggiring Bola Dalam
Permainan Sepak Bola
Pada Siswa Kelas V SDN 2
Karanga Bayan Lombok
Barat Tahun Pelajaran
2011/2012
Hasil Penelitian Ada
Hubungan antara
kecepatan lari 50 meter
dengan prestasi
menggiring bola dalam
permainan sepak bola
pada siswa kelas V
SDN 2 Karanga Bayan
Lombok Barat Tahun
Pelajaran 2011/2012.
Hal ini dapat dilihat
dari hasil nilai t-hitung
lebih besar dari nilai t-
tabel yaitu
(2,645>2,080) pada
taraf signifikansi 5%
dengan jumlah sampel
22 orang siswa.
3. Marzuki 2009 Hubungan Antara Lari Zig-
Zag Terhadap Kecepatan
Menggiring Bola Dalam
Hasil Penelitian Ada
Hubungan Antara Lari
Zig-Zag Terhadap
16
Permainan Sepak Bola
Pada Klub Sepak Bola
Bima Sakti FC Tahun
2009.
Kecepatan Menggiring
Bola Dalam Permainan
Sepak Bola Pada Klub
Sepak Bola Bima Sakti
FC Tahun 2009.
dengan Nilai t-hitung
lebih besar daripada
Nilai t-tabel yaitu
(8,142>2,120).
Sehingga Hipotesis
Alternatif (Ha) diterima
dan Hipotesis Nol (Ho)
ditolak.
C. Kerangka Berpikir
Kelincahan adalah kemampuan seseorang berlari dan bergerak sambil
mengubah arah dengan cepat dan efektif, sambil berlari dan bergerak dengan
kecepatan penuh.
Yang dimaksud dengan kelincahan dalam menggiring bola adalah
membawa bola sambil berlari dan bola tetap dalam penguasaan untuk
selanjutnya berusaha melewati lawan. Bahwa permainan sepak bola adalah
merupakan permainan perebutan yaitu memperebutkan bola dari lawan guna
diumpan ke teman yang berdiri bebas dan berusaha menembak ke gawang
lawan. Hal ini dapat dilakukan bila pemain memiliki kelincahan. Soekarman
mengatakan kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah dengan
cepat pada waktu bergerak dalam kecepatan tinggi, (Soekarman, 1987:71).
17
Dalam situasi pertandingan dilapangan, pemain tidak hanya berlari lurus
menggiring bola. Akan tetapi senantiasa harus berbalik berbelok atau berlari
untuk menghindari sergapan-sergapan pihak lawan. Berdasarkan definisi
kelincahan tersebut di atas, apabila dihubungkan dengan definisi menggiring
bola yaitu membawa bola sambil berlari dan bola tetap dalam penguasaan
untuk dimainkan. Kemudian dikaitkan lagi dengan prinsip menggiring bola
yaitu jumlah dari pada kecakapan mengontrol bola didaerah terbatas dengan
langkah terbatas diwaktu pemain sedang berlari, berhenti, berputar, dan
sanggup mengubah arah serta kecakapan menggiring bola secara tiba-tiba.
D. Hipotesis Penelitian
Pada umumya setiap penelitian menggunakan hipotesis, demikin juga
terhadap penelitian ini. Sebelum mengemukakan hipotesis tersebut ada
baiknya dijelaskan arti dan peranan hipotesis dalam penelitian.
Untuk mengemukakan pengertian hipotesis, peneliti menggaris bawahi
beberapa penjelasan pengertian hipotesis seperti: hipotesis adalah jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan
sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan teori yang relevan,
belum didasarkan dengan fakta-fakta emperis yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban
teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang emperis.
(Sugiyono, 2008:64).
18
Untuk mengemukakan pengertian hipotesis, peneliti menggaris bawahi
beberapa penjelasan pengertian hipotesis seperti: Arikunto menjelaskan bahwa
hipotesis terdiri dari dua kata yaitu “hypo” berarti “dibawah”, sedangkan
“thesa” berarti “kebenaran”. Jadi, hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian, (Suharsimi Arikunto, 2002:64).
Sedangkan Sugiyono mengemukakan secara etimologi, hipotesa berarti
sesuatu yang masih kurang dari (hypo), sebuah kesimpulan pendapat (thesa).
Dengan kata lain, hipotesa adalah sebuah keputusan, kesimpulan, pendapat
tetapi kesimpulan ini belum final masih harus dibuktikan kebenarannya. Jadi
hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan
masalah penelitian, belum jawaban yang empiris, (Sugiyono, 2008:64).
Berdasarkan pendapat di atas, maka yang dimaksud dengan hipotesis
adalah jawaban sementara terhadap masalah yang akan diteliti secara teoritis
yang dianggap paling tinggi tingkat kebenarannya.
1. Hipotesis alternatif (Ha) yaitu hipotesis yang menyatakan adanya
hubungan atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
2. Hipotesis nihil (Ho) yaitu hipotesis yang mengatakan tidak ada pengaruh
dua variabel (Suharsimi Arikunto, 2002:66-67).
Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti mengajukan hipotesis
alternatif yang berbunyi “Ada Hubungan Latihan Kelincahan Terhadap
Keterampilan Menggiring Bola Dalam Permainan Sepak Bola Pada Siswa
Putra Kelas XI SMA Trisakti Mataram Tahun Pelajaran 2012/2013”.
X YLatihanKelincahan
19
BAB IIIMETODE PENELITIAN
Dalam bab ini akan diuraikan secara berturut-turut tentang: A. Rancangan
Penelitian, B. Populasi dan Sampel, C. Instrumen Penelitian, D. Teknik
Pengumpulan Data, dan E. Teknik Analisis Data.
A. Rancangan Penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
rancangan atau desain experimen desing one group pre-test (desain satu
kelompok pre-test, post-test) atau dengan bahasa lain metode pre-test
perlakuan pos-test. Maksudnya dalam rancangan yang digunakan dimana hasil
akhir pos-test atau suatu penelitian diharapkan akan menjadi tolak ukur atau
individu keberhasilan suatu tindakan, bila dibandingkan dengan hasil
pengukuran awal (pre-test), (Nasrun, 1972:74).
Jadi segala yang diteliti dalam penelitian ini dilakukan dengan sengaja,
dimana dalam hasil pemain bola pada siswa putra diberikan pre-test
menggiring bola kemudian melakukan latihan kelincahan selama 2 hari dan
setelah itu diberikan pos-test keterampilan menggiring bola.
Untuk itu, desing one group pre-test, pos-test yang digunakan dalam
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Keterangan :
PengukuranPre-test
PengukuranPos-testPerlakuan
19
20
X = Keterampilan menggiring bola sebelum latihan
kelincahan
Y = Keterampilan menggiring bola sesudah latihan
kelincahan
B. Populasi dan Sampel
Setiap orang melakukan penelitian pasti akan berhadapan dengan
populasi. Ahli statistik mengatakan populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian, (Suharsimi Arikunto, 2002:108). Pendapat lain mengatakan bahwa,
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, (Sugiyono, 2008:80).
Dari kedua pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang digunakan sebagai
sasaran penelitian. Jadi, yang dimaksud populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa putra kelas XI SMA Trisakti Mataram Tahun Pelajaran
2012/2013 yang berjumlah 22 orang yaitu kelas XI IPS1 sebanyak 11 orang
dan kelas XI IPS2 sebanyak 11 orang.
Mengingat jumlah populasi hanya 22 orang, maka penelitian ini
dilaksanakan dalam penelitian populasi dan rencana sampling tidak dibahas.
C. Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data diperlukan instrumen, yang dimaksud dengan
Instrument adalah alat yang dipergunakan pada waktu penelitian, (Suharsimi
Kerucut
5 m
5 m
5 m
5 m
StarFinis
21
Arikunto, 2002:126). Atau dengan kata lain, metode tidak dapat memenuhi
fungsinya jika instrumen yang menjadi alat dari metode itu tidak valid.
Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan instrumen yang
validasinya sudah diakui oleh para ahli dibidang ilmu yang bersangkutan.
Disamping itu, instrumen harus disusun sedemikian rupa agar dapat
digunakan. Instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Alat ukur tes kemampuan menggiring bola, dribbling test, Nurhasan
(2001:160). Tujuan dari tes ini untuk mengukur keterampilan menggiring
bola dengan kaki dalam waktu yang cepat disertai perubahan arah.
Alat ukur tersebut adalah;
Gambar 2. Diagram lapangan tes menggiring bola.(Sumber: Nurhasan, 2001:161).
22
Prosedur tes
Pelaksanaan tes keterampilan menggiring bola (dribbling). Tujuan
untuk mengetahui keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak
bola. Tes ini dilakukan perkelompok dengan dilakukan pemanasan sesuai
kebutuhan yang diperlukan, adapun pelaksanaan tes adalah :
a. Pada aba-aba “siap”. Testee berdiri dibelakang garis star dengan bola
dalam penguasaan kakinya.
b. Pada aba-aba “ya” atau saat bunyi peluit, testee mulai menggiring bola
ke arah kiri melewati rintangan pertama dan menuju rintangan
berikutnya sesuai arah panah yang ditetapkan sampai ia melewati garis
finis.
c. Bila salah arah dalam menggiring bola, maka ia harus memperbaikinya
tanpa menggunakan anggota badan selain kaki di tempat kesalahan
terjadi dan selama itu pula waktu (stop watch) tetap berjalan.
d. Bola digiring oleh kaki kanan dan kaki kiri secara bergantian, atau
paling tidak salah satu kaki pernah menyentuh bola satu kali sentuhan.
Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila:
a. Testee menggiring bola hanya dengan satu kaki saja.
b. Testee menggiring bola tidak sesuai dengan arah panah.
c. Testee menggunakan anggota badan lainnya selain kaki untuk
menggiring bola.
2. Perlengkapan pendukung penelitian yang diperlukan sebagai beikut.
a. Lapangan sepak bola.
b. Bola kaki standar.
23
c. Peluit 1 buah.
d. Stop watch.
e. 6 buah rintangan (kerucut, tongkat/lembing).
f. Tiang bendera.
g. Kapur.
h. Alat-alat dan belangko pencetakan skor.
3. Cara menskor
Waktu yang ditempuh oleh testee dari mulai aba-aba “ya” sampai ia
melewati garis finis. Waktu dicatat sampai persepuluh detik. (Nurhasan,
2001:162).
D. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan dalam
penelitian untuk mengumpulkan atau memperoleh data atau keterangan yang
dibutuhkan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua metode
pengumpulan data, yaitu :
1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, agenda dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2002:206).
Sedangkan menurut Prof. Dr. Sugiyono, pencatatan dokumentasi
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk
tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang, (Sugiyono,
2008:240). Jadi pencatatan dokumen adalah suatu metode yang digunakan
24
untuk mengumpulkan data yang berupa arsip-arsip pada suatu lembaga
atau instansi. Berdasarkan rumusan di atas, maka yang dimaksud dengan
pencatatan dokumen dalam penelitian ini adalah suatu cara mengumpulkan
data berupa jumlah dan nama pemain pada Siswa Putra Kelas XI SMA
Trisakti Mataram Tahun Pelajaran 2012/2013.
2. Metode Tes Perbuatan
Tes adalah pengukuran mengenai keadaan dan kemampuan
seseorang. Menurut pendapat Prof. Dr. Suharsimi Arikunto. Tes
perbuatan adalah latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki individu atau kelompok, (Suharsimi Arikunto, 2002:127). Hasil
dari pada tes perbuatan ini akan menjadi data yang diperlukan, karena
bentuk tes yang dilakukan sudah disesuaikan dengan data yang diperlukan.
Sedangkan untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka terlebih
dahulu melaksanakan tes mengenai keterampilan pemain menggiring bola.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka dalam penelitian ini
menggunakan metode tes perbuatan. Metode tes perbuatan yaitu suatu alat
atau prosedur yang sistematis dan obyektif untuk memperoleh data atau
keterangan yang diperlukan tentang seseorang dengan orang lain yang
boleh dikatakan cepat dan tepat.
Pelaksanaan tes perbuatan dimaksudkan untuk memperoleh data
sebelum dan sesudah latihan Kelincahan Terhadap Ketempilan
Menggiring Bola Dalam Permainan Sepak Bola Pada Siswa Putra Kelas
XI SMA Trisakti Mataram Tahun Pelajaran 2012/2013 .
25
E. Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul selama mengadakan penelitian perlu di
interpretasikan dengan penuh penelitian, keuletan dan secara cermat sehingga
akan mendapat suatu kesimpulan tentang suatu penelitian dengan baik.
Metode yang dipergunakan untuk mengolah data disebut metode pengolahan
data. Dalam menganalisa data ditempuh dengan menggunakan analisa
statistik.
Statistik dapat menolong penelitian untuk mengumpulkan angka suatu
perbedaan yang diperoleh benar-benar berbeda secara signifikan. Apakah
kesimpulan yang diambil cukup representatif untuk memberikan inferensi
terhadap populasi tertentu.
Dikatakan bahwa fungsi dari statistik adalah untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum. (Sugiyono, 2008:147).
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dimana data yang terkumpul
dalam penelitian ini adalah bersifat kuantitatif, yaitu berupa angka-angka,
maka penelitian dan penggunaan rumus-rumus statistik ini ditentukan oleh
tujuan dan keadaan data yang dipakai dalam analisa data penelitian.
Berikut ini adalah rumus t-test dalam bentuk rumus pendek. Rumus ini
dipersiapkan untuk menganalisa hasil eksperimen yaitu tes kemampuan
Menggiring Bola Dalam Permainan Sepak Bola Pada Siswa Putra Kelas XI
SMA Trisakti Mataram Tahun Pelajaran 2012/2013.
Pemilihan dan penggunaan rumus statistik disini ditentukan oleh tujuan
26
dan keadaan data yang akan diolah dari penelitian ini adalah bersifat kuantitatif,
yaitu berupa angka-angka, maka rumus statistik yang dipakai dalam menganalisa
data penelitian ini adalah rumus t-test digunakan dalam eksperimen yang
menggunakan pre-test dan post-test one group design (Suharsimi Arikunto,
2002:275).
Untuk itu, maka digunakan rumus sebagai berikut:
t =
Md
√ ∑ x2d
N ( N−1 )
Keterangan : Md = mean dari perbedaan pre tes dengan pos tes (post
test – pre test).
Xd = deviasi masing-masing subjek (d – Md).
∑ x2 d = jumlah kuadrat deviasi
N = subjek pada sampel
d.b. = ditentukan dengan N – 1.
(Suharsimi Arikunto, 2002:275-276)
27
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Haddade, Ilyas & Tola, Ismail. 1983. Penuntun Belajar dan Melatih Sepak Bola. Ujung Pandang: FPOK IKIP. (Internet).
Harsono, & Yusuf. 1995. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi Coaching. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti P2LPTK. (Internet).
IKIP Mataram. 2011. Pedoman Pembimbingan dan Penulisan Karya Ilmiah. Mataram.
Kurniawan, Feri. 2011. Buku Pintar Olahraga. Jakarta: Laskar Aksara.
Luxbacher, Joseph, 2004. Sepak Bola Terkini dan Teknik Bermain. Jakarta: PT. Grapindo Persada. (Internet).
Mukholid, Agus. 2006. Pendidikan Jasmani Olahraga dan kesehatan. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia Printing.
Nasrun, 1972. Permainan Sepak Bola. Jakarta: PT. Djambatan.
Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani: Prinsip-Prinsip dan Penerapannya. Jakarta: Depdiknas.
Soegijanto, Soerdeono & Soedjono, 1998. Teknik Dasar Bermain Sepak Bola. Jakarta: Tiga Serangkai.
Soekarman. 1987, Dasar Olahraga Untuk Pembinaan, Pelatih dan Atlet. Jakarta: Inti Idayu Press.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.
Surakhmad, Winarno. 1972. Dasar dan Teknik Research. Bandung: Tarsito.
27