BAB I-III.docx

43
1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan berturut-turut tentang : A. Latar Belakang Masalah, B. Rumusan Masalah, C. Tujuan Penelitian, D. Manfaat Penelitian, E. Asumsi Penelitian, F. Ruang Lingkup Penelitian, G. Definisi Operasional Judul. A. Latar Belakang Masalah Permainan sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang paling populer di dunia. Mereka yang turut mempopulerkan permainan sepak bola ini bukan tidak mungkin karena berkat latihan-latihan keras dan seriusnya dalam berbagai aspek. Salah satunya adalah latihan kelincahan (Agility) yang nantinya sangat membantu mereka bergerak bebas, cepat dan berkelit dari sergapan maupun penyergapan lawan. Agar dapat melakukan semua itu dengan baik dan berhasil, seorang pemain sepak bola hendaklah memiliki kelincahan yang mengagumkan. Hal ini

Transcript of BAB I-III.docx

Page 1: BAB I-III.docx

1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan berturut-turut tentang : A. Latar Belakang

Masalah, B. Rumusan Masalah, C. Tujuan Penelitian, D. Manfaat Penelitian, E.

Asumsi Penelitian, F. Ruang Lingkup Penelitian, G. Definisi Operasional Judul.

A. Latar Belakang Masalah

Permainan sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang

paling populer di dunia. Mereka yang turut mempopulerkan permainan sepak

bola ini bukan tidak mungkin karena berkat latihan-latihan keras dan

seriusnya dalam berbagai aspek. Salah satunya adalah latihan kelincahan

(Agility) yang nantinya sangat membantu mereka bergerak bebas, cepat dan

berkelit dari sergapan maupun penyergapan lawan.

Agar dapat melakukan semua itu dengan baik dan berhasil, seorang

pemain sepak bola hendaklah memiliki kelincahan yang mengagumkan. Hal

ini sejalan dengan pendapat Soekarman bahwa kelincahan adalah kemampuan

untuk mengubah arah dengan cepat pada waktu bergerak dalam kecepatan

tinggi, (Soekarman, 1987:71). Kelincahan merupakan faktor yang penting

untuk dapat berpartisipasi dalam bermacam-macam kegiatan olahraga. Latihan

kelincahan disesuaikan dengan macam olahraga. Kecepatan merupakan unsur

penting dalam kelincahan, disamping perlu adanya koordinasi.

Permainan sepak bola merupakan permainan kolektif yang dimainkan

oleh dua regu secara berhadapan selama 2x45 menit (waktu normal), yang

1

Page 2: BAB I-III.docx

2

mana tiap regu terdiri atas 11 (sebelas) orang pemain. Di lapangan luas itu

banyak kesempatan yang muncul bagi para pemain untuk kepentingan

regunya. Serangan dan bertahan silih berganti mendorong perlunya

memanfaatkan ide-ide atau pikiran baru dalam waktu singkat. Hal ini

tergantung pada kecepatan pemain memahami keadaan dan mengambil

keputusan.

Mengatasi kegagalan dalam pertandingan membantu meningkatkan

kekuatan, latihan yang teratur serta pemberian semangat pemain. Pemain

sepak bola dapat dilatih menjadi lebih kuat. Benturan badan sering terjadi

dalam permaian sepak bola, ini memerlukan pengerahan tenaga yang

maksimal.

Sifat dan situasi permainan yang mengadu kelincahan dan keterampilan

untuk mengunggulin lawan, berlari sepanjang permainan berlangsung,

kecepatan, kelincahan dan kekuatan menendang, unsur kondisi fisik yang

prima. Seorang pemain yang memiliki kelincahan yang baik akan dapat

menyesuaikan diri dengan pergerakan bola yang selalu berubah ketika si

pemain kehilangan bola, maka dengan kemampuan dan kelincahannya, lebih

memungkinkan baginya untuk mendapat bola itu kembali, tentu saja dengan

usaha dan latihan yang keras.

Dengan demikian, dalam latihan penguasaan teknik dasar terutama

menggiring bola, unsur kelincahan hendaklah mendapatkan perhatian khusus.

Sebab latihan itu merupakan gerakan keseluruhan yang mengaktifkan

pergelangan kaki maupun pinggul. Tulang punggungpun sudah ikut pula

melalui gerak memutar dengan cepat yang sering dilakukan. Kelincahan

Page 3: BAB I-III.docx

3

dalam menggiring bola menyebabkan pemain dapat menghemat tenaganya.

Mengingat pentingnya unsur kelincahan dalam permainan sepak bola

khususnya dalam menggiring bola, maka perlu diteliti tentang latihan

kelincahan dan dampaknya terhadap kemampuan menggiring bola. Untuk itu,

peneliti ingin mengangkat judul “Hubungan Latihan Kelincahan Terhadap

Keterampilan Menggiring Bola Dalam Permainan Sepak Bola Pada Siswa

Putra Kelas XI SMA Trisakti Mataram Tahun Pelajaran 2012/2013”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat

merumuskan masalah sebagai berikut “Apakah Ada Hubungan Latihan

Kelincahan Terhadap Keterampilan Menggiring Bola Dalam Permainan

Sepak Bola Pada Siswa Putra Kelas XI SMA Trisakti Mataram Tahun

Pelajaran 2012/2013?”

C. Tujuan Penelitian

Dengan adanya tujuan yang jelas dapat dijadikan pedoman mengenai

apa yang perlu dilakukan dan cara yang paling baik ditempuh untuk sampai

pada tujuan yang diharapkan. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, maka

yang menjadi tujuan penelitian adalah “Untuk Mengetahui Ada Atau

Tidaknya Hubungan Latihan Kelincahan Terhadap Keterampilan Menggiring

Bola Dalam Permainan Sepak Bola Pada Siswa Putra Kelas XI SMA Trisakti

Mataram Tahun Pelajaran 2012/2013”

Page 4: BAB I-III.docx

4

D. Manfaat Penelitian

Pada dasarnya setiap penelitian ilmiah diharapkan mempunyai

kegunaan baik secara teoritis maupun praktis, dan kegunaan teoritis berarti

untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan secara praktis sebagai dasar

keputusan dalam upaya memecahkan masalah yang timbul dalam penelitian.

1. Manfaat teoritis

Manfaat teoritis adalah manfaat bagi ilmuan. Untuk itu, manfaat

teoritis penelitian ini adalah :

a. Diharapkan informasi yang digali bermanfaat bagi ilmuan dibidang

olahraga untuk dapat mengembangkan konsep dasar dalam rangka

meningkatkan prestasi olahraga terutama dalam cabang olahraga sepak

bola.

b. Bagi peneliti lain diharapkan terangsang untuk meneliti secara

mendalam tentang masalah yang berhubungan dengan cabang olahraga

sepak bola khususnya yang berkaitan dengan keterampilan menggiring

bola yang belum terjangkau dalam penelitian.

2. Manfaat praktis

Manfaat praktis adalah manfaat bagi pelaksanaan. Diharapkan

informasi yang diperoleh dalam penelitian ini dapat menjadi tambahan

informasi bagi pembina dan pelatih olahraga sepak bola pada umumnya.

E. Asumsi Penelitian

Asumsi adalah anggapan dasar (postulat) yang merupakan sesuatu yang

diyakini kebenaranya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang

Page 5: BAB I-III.docx

5

dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti di dalam melaksanakan

penelitiannya, (Suharsimi Arikunto, 2002:22). Pendapat lain menyatakan

asumsi adalah anggapan dasar atau postulat yang merupakan sebuah titik tolak

pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik, (Winarno Surachmad,

1972:97).

Dari pendapat di atas peneliti menyimpulkan pengertian asumsi. Bahwa

asumsi adalah anggapan dasar atau postulat yang diyakini kebenarannya oleh

peneliti.

Dalam penelitian ini, peneliti mengemukakan asumsi sebagai berikut :

a. Asumsi Teoritis

1) Keterampilan menggiring bola hanya dapat dilakukan oleh pemain

yang memiliki kelincahan prima.

2) Semakin lincah seorang pemain, maka semakin terampil dia

menggiring bola.

b. Asumsi Metodik

Penelitian ini dapat terlaksana karena didukung oleh :

1) Metode penentuan subjek penelitian menggunakan studi populasi dan

sampel.

2) Metode pengumpulan data adalah menggunakan metode dokumentasi

sebagai metode pelengkap dan metode tes perbuatan sebagai metode

utama.

3) Metode analisis statistik dengan rumusan t-test.

4) Metode test perbuatan diasumsikan cukup efisien dalam memberikan

bukti keterampilan menggiring bola oleh subjek peneliti.

Page 6: BAB I-III.docx

6

c. Asumsi Pelaksanaan

1) Penelitian ini dapat terlaksana apabila didukung oleh biaya yang cukup

memadai.

2) Kelengkapan sarana dan prasarana pendukung penelitian.

3) Bersedianya dosen pembimbing untuk membimbing.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian ini, maka lingkup penelitian dibatasi :

a. Subjek yang diteliti atau populasi penelitian adalah Siswa Putra Kelas XI

SMA Trisakti Mataram Tahun Pelajaran 2012/2013.

b. Obyek yang diteliti terbatas pada latihan kelincahan (variabel bebas) dan

keterampilan menggiring bola (variabel terikat).

c. Lokasi penelitian dilapangan atletik Mataram.

d. Waktu pelaksanaan pada tahun 2013.

G. Devinisi Operasional Judul

Agar tidak terjadi salah pengertian mengenai istilah-istilah yang

terkandung dalam judul tersebut di atas, dibawah ini peneliti menjelaskan arti

serta maksud dari beberapa istilah secara operasional antara lain : 1. Latihan

Kelincahan, dan 2. Keterampilan Menggiring Bola.

1. Latihan Kelincahan

Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah dengan cepat

pada waktu bergerak dalam kecepatan tinggi, (Soekarman, 1987:71).

Pendapat lain mengatakan kelincahan adalah kemampuan mengubah posisi

Page 7: BAB I-III.docx

7

tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa

kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisinya, (Agus Mukholid,

2006:83).

Dari pendapat di atas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa

kelincahan adalah kemampuan seseorang dalam mengubah posisi tubuh

dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak tanpa kehilangan

kesadaran atau keseimbangan.

2. Keterampilan menggiring bola

Menggiring bola yaitu jumlah dari pada kecepatan mengontrol bola

di daerah terbatas dengan langkah terbatas diwaktu pemain sedang berlari,

berhenti, berputar, dan sanggup mengubah arah serta kecepatan

menggiring bola secara tiba-tiba, (Soegijanto, dkk, 1998:143).

Keterampilan menggiring bola adalah kemampuan atau skill individu

dalam mengelola bola melalui beberapa bagian dari kaki yang dilakukan

dengan kehalusan gerakan bervariasi.

Dari hasil uraian di atas tentang pengertian menggiring bola dalam

permainan sepak bola, maka jelaslah sudah bahwa menggiring bola adalah

salah satu teknik dasar yang memegang peranan dalam permainan sepak

bola. Dengan demikian, setiap pemain harus memiliki teknik penguasaan

bola dengan baik dan benar dalam menentukan keberhasilan suatu tim atau

kesebelasan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan keterampilan atau

kemampuan dalam permainan sepak bola khususnya teknik dasar

menggiring bola, harus latihan secara teratur serta sistematis dengan

metode atau bentuk latihan yang tetap.

Page 8: BAB I-III.docx

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Di dalam bab ini, peneliti akan mengemukakan hal-hal sebagai berikut : A.

Deskripsi Teori, B. Hasil Penelitian yang Relevan, C. Kerangka Berpikir, D.

Hipotesis Penelitian.

A. Deskripsi Teori

1. Latihan Kelincahan

Kelincahan adalah kemampuan seseorang berlari dan bergerak

sambil mengubah arah dengan cepat dan efektif, sambil berlari dan

bergerak dalam kecepatan penuh.

Yang dimaksud dengan kelincahan dalam menggiring bola adalah

membawa bola sambil berlari dan bola tetap dalam penguasaan untuk

selanjutnya berusaha melewati lawan. Bahwa permainan sepak bola adalah

merupakan permainan perebutan yaitu memperebutkan bola dari lawan

guna diumpan ke teman yang berdiri bebas dan berusaha menembak ke

gawang lawan. Hal ini dapat dilakukan bila pemain yang memiliki

kelincahan. Soekarman mengatakan kelincahan adalah kemampuan untuk

mengubah arah dengan cepat pada waktu bergerak dalam kecepatan tinggi,

(Soekarman, 1987:71).

Dengan demikian, dari pendapat tersebut di atas, dapat peneliti

simpulkan bahwa kelincahan adalah kemampuan seseorang dalam

merubah arah dan posisi tubuhnya dengan cepat dan tepat pada waktu

8

Page 9: BAB I-III.docx

9

bergerak, sesuai dengan situasi yang dihadapi di arena tertentu tanpa

kehilangan keseimbangan tubuhnya.

Dalam situasi pertandingan dilapangan, pemain tidak hanya berlari

lurus menggiring bola. Akan tetapi senantiasa harus berbalik, berbelok

atau berlari untuk menghindari sergapan-sergapan pihak lawan. Dengan

adanya rintangan tersebut, pemain yang menggiring bola harus

menggunakan kelincahannya untuk mengamankan bola dan melewati

rintangan tersebut.

Berdasarkan definisi kelincahan tersebut di atas, apabila

dihubungkan dengan definisi menggiring bola yaitu membawa bola sambil

berlari dan bola tetap dalam penguasaan untuk dimainkan. Kemudian

dikaitkan lagi dengan prinsip menggiring bola yaitu jumlah dari pada

kecakapan mengontrol bola didaerah terbatas dengan langkah terbatas

diwaktu pemain sedang berlari, berhenti, berputar dan sanggup mengubah

arah serta kecakapan menggiring bola secara tiba-tiba. Maka dapat

disimpulkan  bahwa unsur kelincahan dapat mendukung peningkatan

keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola.

Perlu diketahui bahwa kelincahan ada dua macam, yaitu agility

umum dan agility khusus, sebagai mana dikemukakan oleh Ilyas Haddade

& Ismail Tola (1983:Internet) berikut ini :

a. Agility umum (General Agility) adalah kelincahan seseorang untuk

menghadapi situasi hidup sesuai dengan lingkungannya. Untuk

jelasnya agility berbunga bagi atlet untuk menjalankan olahraga apa

saja dan problem hidup sesuai dengan lingkungannya.

Page 10: BAB I-III.docx

10

b. Agility khusus (Special Agility) adalah kelincahan seseorang untuk

menjalankan olahraga khusus (sepak bola, senam, dsb) berbeda

tuntutan Special Agilitynya.

Memperhatikan pengertian di atas, maka kelincahan mempunyai

peranan penting dalam permainan sepak bola, khususnya teknik

menggiring bola. Dengan demikian, untuk mencapai prestasi yang

optimal. Maka pemain perlu diberikan latihan yang dapat meningkatkan

kelincahan. Latihan kelincahan merupakan latihan gerakan keseluruhan

yang mengaktifkan pergelangan kaki ataupun pinggulnya. Tulang

punggungpun ikut serta melakukan gerakan memutar dengan cepat.

Kelincahan mengendalikan bola menyebabkan pemain dapat menghemat

tenaga.

Kekuatan dan kecepatan merupakan dua faktor yang penting dalam

kelincahan. Hal ini sesuai dengan pendapat (Harsono & Yusuf,

1995:Internet), bahwa kekuatan dan kecepatan merupakan dua faktor

tertentu dalam kelincahan. Kekuatan pada otot yang diperlukan, untuk

gerakan kelincahan tertentu harus dikembangkan.

Dalam cabang olahraga sepak bola memerlukan dodging (lari

menghindari rintangan), latihan diutamakan guna mengembangkan

perentang punggung, lutut dan mata kaki.

Dengan demikian untuk mencapai prestasi yang optimal, pemain

perlu ditingkatkan kelincahan. Soekarman, (1987:75) memberikan bentuk-

bentuk latihan yang dapat meningkatkan kelincahan seperti terlihat dalam

gambar 1.

Page 11: BAB I-III.docx

11

AGILITY RUN

Gambar 1. Bentuk-bentuk latihan Aglity Run.

Dalam bentuk latihan ini, cara pelaksanaannya dirangkaikan. Artinya

dilakukan secara keseluruhan dalam satu kali pelaksanaan. Adapun cara

pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

1. Pada bentuk latihan pertama, pemain (sampel) disuruh berlari lurus,

setelah tiba pada patok pertama pemain tersebut harus berlari berbelok

mengikuti arah panah, lalu tetap berlari kembali ketempat start.

2. Pada bentuk latihan kedua, pemain menuju patok sebelah kiri berputar

menuju patok sebelah kanan, berputar kembali ke tempat start.

Melewati rintangan kemudian kembali kerintangan baru menuju ke

tempat start.

3. Sedangkan pada latihan ketiga, pemain melewati rintangan menuju

patok, lalu berbelok sesuai dengan arah panah dalam gambar kemudian

berputar kembali menuju tempat start dengan melewati rintangan

pula.

2. Keterampilan Menggiring Bola

321

Page 12: BAB I-III.docx

12

Menggiring bola merupakan salah satu unsur terkini dalam

permainan sepak bola yang harus dikuasai oleh seorang pemain. Teknik

menggiring bola yaitu pengelolaan bola dalam beberapa bagian dari kaki

dilakukan dengan kehalusan gerakan yang bervariasi.

Dalam permainan sepak bola terkini pada umumnya di bagi dua,

yaitu teknik dengan bola dan teknik tanpa bola, (Feri Kurniawan,

2011:50). Teknik menggiring bola meliputi gerakan dengan bola yaitu

menendang, menerima, menggiring bola, menyundul bola, melempar bola,

gerak tipu dengan bola, merebut bola dan teknik khusus menjaga gawang.

Sedangkan teknik tanpa bola meliputi gerakan berlari cepat dan mengubah

arah, melompat, gerak tipu dengan badan dan gerakan-gerakan khusus

penjaga gawang.

Pengertian menggiring bola dapat dilihat dari sudut pandang masing-

masing, (Harsono & Yusuf, 1995:Internet). Kemudian Soegijanto,

Soerdeono dan Soedjono menjelaskan bahwa teknik menggiring bola

yaitu menggunakan beberapa bagian menyentuh atau menggulingkan bola

terus menerus, (Soegijanto dkk, 1998:144).

Dari pengertian di atas, penekanan dalam menggiring bola adalah

tetap dalam penguasaan, penggunaan bagian kaki dan kecepatan

menggiring bola. Penguasaan teknik dengan bola pada saat menggiring

bola diperlukan berbagai bentuk gerak seperti berlari, berhenti, berputar

dan bergerak tipu untuk melewati lawan. Penggunaan bagian-bagian kaki

untuk melindungi bola sangat penting walaupun tanpa melihat bola, kaki

senantiasa kontak dengan bola sehingga pandangan tetap tertuju pada

Page 13: BAB I-III.docx

13

lapangan atau lawan. Kecepatan gerakan menggiring bola dibutuhkan

untuk menghindari usaha lawan merebut bola, dan yang lebih penting agar

cepat mendekati gawang lawan untuk memperoleh ruang tembak.

Joseph Luxbacher (2004:Internet) membagi tiga teknik menggiring

bola dengan menggunakan bagian kaki sebagai berikut :

1. Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar

Posisi kaki yang digunakan untuk menggiring bola sesuai

dengan kaki pada waktu menendang bola dengan kura-kura kaki

bagian luar, kaki diputar ke dalam pada pergelangan kakinya kearah

kaki tumpuk, bola disentuh pada titik pusatnya dengan kura-kura kaki

bagian luar.

2. Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian dalam

Posisi kaki sesuai dengan posisi kaki yang digunakan untuk

menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam, kaki yang

digunakan untuk menggiring bola ditarik ke bawah diputar ke dalam

pada pergelangan kakinya. Teknik ini terutama digunakan apabila

pemain menggiring bola dengan melingkar.

3. Menggiring bola dengan punggung kaki

Menggiring bola dengan punggung kaki dilakukan apabila

bergerak ke depan, kaki yang digunakan untuk menggiring bola di

tarik ke bawah pada pergelangan kakinya. Usahakan agar bola tetap

dekat dengan kaki dan disentuh oleh punggung kaki.

Latihan merupakan upaya mempertinggi keterampilan, peningkatan

keterampilan menggiring bola sebaiknya ditujukan kepada peningkatan

Page 14: BAB I-III.docx

14

kemampuan menggunakan kedua kaki sesuai tuntutan permainan sepak

bola modern. Sehingga Joseph Luxbacher (2004:Internet), memberikan

contoh latihan untuk meningkatkan keterampilan menggiring bola.

a. Berlari cepat, kira-kira 100 meter

b. Berlari cepat, zig-zag atau berbelok-belok

c. Berlari sambil menggiring bola, memakai kaki kiri dan kanan

d. Membawa bola zig-zag atau berbelok-belok

e. Menggiring bola di antara tiang-tiang terpasang dan berliku-liku

f. Menggiring bola dalam lingkaran

g. Berlari pelan sambil menembak bola

Disamping hal tersebut di atas, juga perlu diperhatikan adalah

prinsip atau teknik menggiring bola seperti ditetapkan dalam penguasaan,

feeling (perasaan) menggiring bola dengan kaki dan kecepatan menggiring

bola.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

NO. NAMA TAHUN JUDUL HASIL

1. Ibnu Hajar 2009 Hubungan Kekuatan Otot

Bahu Terhadap Jauhnya

Lemparan Kedalam Dalam

Permainan Sepak Bola

Pada Siswa Putra Kelas X

SMA Negeri 1 Labuapi

Tahun Pelajaran 2008/2009

Hasil Penelitian Ada

Hubungan Kekuatan

Otot Bahu Terhadap

Jauhnya Lemparan

Kedalam Dalam

Permainan Sepak Bola

Pada Siswa Putra Kelas

X SMA Negeri 1

Labuapi Tahun

Pelajaran 2008/2009.

Page 15: BAB I-III.docx

15

dengan Nilai t-hitung

lebih besar daripada

nilai t-tabel

(2,695>2,093) pada

taraf signifikansi 5%

dengan sampel 19

orang siswa. Sehingga

Hipotesis Alternatif

(Ha) diterima dan

Hipotesis Nol (Ho) di

tolak.

2. Suardi 2011 Hubungan Antara

Kecepatan Lari 50 Meter

Dengan Prestasi

Menggiring Bola Dalam

Permainan Sepak Bola

Pada Siswa Kelas V SDN 2

Karanga Bayan Lombok

Barat Tahun Pelajaran

2011/2012

Hasil Penelitian Ada

Hubungan antara

kecepatan lari 50 meter

dengan prestasi

menggiring bola dalam

permainan sepak bola

pada siswa kelas V

SDN 2 Karanga Bayan

Lombok Barat Tahun

Pelajaran 2011/2012.

Hal ini dapat dilihat

dari hasil nilai t-hitung

lebih besar dari nilai t-

tabel yaitu

(2,645>2,080) pada

taraf signifikansi 5%

dengan jumlah sampel

22 orang siswa.

3. Marzuki 2009 Hubungan Antara Lari Zig-

Zag Terhadap Kecepatan

Menggiring Bola Dalam

Hasil Penelitian Ada

Hubungan Antara Lari

Zig-Zag Terhadap

Page 16: BAB I-III.docx

16

Permainan Sepak Bola

Pada Klub Sepak Bola

Bima Sakti FC Tahun

2009.

Kecepatan Menggiring

Bola Dalam Permainan

Sepak Bola Pada Klub

Sepak Bola Bima Sakti

FC Tahun 2009.

dengan Nilai t-hitung

lebih besar daripada

Nilai t-tabel yaitu

(8,142>2,120).

Sehingga Hipotesis

Alternatif (Ha) diterima

dan Hipotesis Nol (Ho)

ditolak.

C. Kerangka Berpikir

Kelincahan adalah kemampuan seseorang berlari dan bergerak sambil

mengubah arah dengan cepat dan efektif, sambil berlari dan bergerak dengan

kecepatan penuh.

Yang dimaksud dengan kelincahan dalam menggiring bola adalah

membawa bola sambil berlari dan bola tetap dalam penguasaan untuk

selanjutnya berusaha melewati lawan. Bahwa permainan sepak bola adalah

merupakan permainan perebutan yaitu memperebutkan bola dari lawan guna

diumpan ke teman yang berdiri bebas dan berusaha menembak ke gawang

lawan. Hal ini dapat dilakukan bila pemain memiliki kelincahan. Soekarman

mengatakan kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah dengan

cepat pada waktu bergerak dalam kecepatan tinggi, (Soekarman, 1987:71).

Page 17: BAB I-III.docx

17

Dalam situasi pertandingan dilapangan, pemain tidak hanya berlari lurus

menggiring bola. Akan tetapi senantiasa harus berbalik berbelok atau berlari

untuk menghindari sergapan-sergapan pihak lawan. Berdasarkan definisi

kelincahan tersebut di atas, apabila dihubungkan dengan definisi menggiring

bola yaitu membawa bola sambil berlari dan bola tetap dalam penguasaan

untuk dimainkan. Kemudian dikaitkan lagi dengan prinsip menggiring bola

yaitu jumlah dari pada kecakapan mengontrol bola didaerah terbatas dengan

langkah terbatas diwaktu pemain sedang berlari, berhenti, berputar, dan

sanggup mengubah arah serta kecakapan menggiring bola secara tiba-tiba.

D. Hipotesis Penelitian

Pada umumya setiap penelitian menggunakan hipotesis, demikin juga

terhadap penelitian ini. Sebelum mengemukakan hipotesis tersebut ada

baiknya dijelaskan arti dan peranan hipotesis dalam penelitian.

Untuk mengemukakan pengertian hipotesis, peneliti menggaris bawahi

beberapa penjelasan pengertian hipotesis seperti: hipotesis adalah jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan

sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan teori yang relevan,

belum didasarkan dengan fakta-fakta emperis yang diperoleh melalui

pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban

teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang emperis.

(Sugiyono, 2008:64).

Page 18: BAB I-III.docx

18

Untuk mengemukakan pengertian hipotesis, peneliti menggaris bawahi

beberapa penjelasan pengertian hipotesis seperti: Arikunto menjelaskan bahwa

hipotesis terdiri dari dua kata yaitu “hypo” berarti “dibawah”, sedangkan

“thesa” berarti “kebenaran”. Jadi, hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat

sementara terhadap permasalahan penelitian, (Suharsimi Arikunto, 2002:64).

Sedangkan Sugiyono mengemukakan secara etimologi, hipotesa berarti

sesuatu yang masih kurang dari (hypo), sebuah kesimpulan pendapat (thesa).

Dengan kata lain, hipotesa adalah sebuah keputusan, kesimpulan, pendapat

tetapi kesimpulan ini belum final masih harus dibuktikan kebenarannya. Jadi

hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan

masalah penelitian, belum jawaban yang empiris, (Sugiyono, 2008:64).

Berdasarkan pendapat di atas, maka yang dimaksud dengan hipotesis

adalah jawaban sementara terhadap masalah yang akan diteliti secara teoritis

yang dianggap paling tinggi tingkat kebenarannya.

1. Hipotesis alternatif (Ha) yaitu hipotesis yang menyatakan adanya

hubungan atau adanya perbedaan antara dua kelompok.

2. Hipotesis nihil (Ho) yaitu hipotesis yang mengatakan tidak ada pengaruh

dua variabel (Suharsimi Arikunto, 2002:66-67).

Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti mengajukan hipotesis

alternatif yang berbunyi “Ada Hubungan Latihan Kelincahan Terhadap

Keterampilan Menggiring Bola Dalam Permainan Sepak Bola Pada Siswa

Putra Kelas XI SMA Trisakti Mataram Tahun Pelajaran 2012/2013”.

Page 19: BAB I-III.docx

X YLatihanKelincahan

19

BAB IIIMETODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan diuraikan secara berturut-turut tentang: A. Rancangan

Penelitian, B. Populasi dan Sampel, C. Instrumen Penelitian, D. Teknik

Pengumpulan Data, dan E. Teknik Analisis Data.

A. Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

rancangan atau desain experimen desing one group pre-test (desain satu

kelompok pre-test, post-test) atau dengan bahasa lain metode pre-test

perlakuan pos-test. Maksudnya dalam rancangan yang digunakan dimana hasil

akhir pos-test atau suatu penelitian diharapkan akan menjadi tolak ukur atau

individu keberhasilan suatu tindakan, bila dibandingkan dengan hasil

pengukuran awal (pre-test), (Nasrun, 1972:74).

Jadi segala yang diteliti dalam penelitian ini dilakukan dengan sengaja,

dimana dalam hasil pemain bola pada siswa putra diberikan pre-test

menggiring bola kemudian melakukan latihan kelincahan selama 2 hari dan

setelah itu diberikan pos-test keterampilan menggiring bola.

Untuk itu, desing one group pre-test, pos-test yang digunakan dalam

penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Keterangan :

PengukuranPre-test

PengukuranPos-testPerlakuan

19

Page 20: BAB I-III.docx

20

X = Keterampilan menggiring bola sebelum latihan

kelincahan

Y = Keterampilan menggiring bola sesudah latihan

kelincahan

B. Populasi dan Sampel

Setiap orang melakukan penelitian pasti akan berhadapan dengan

populasi. Ahli statistik mengatakan populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian, (Suharsimi Arikunto, 2002:108). Pendapat lain mengatakan bahwa,

populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, (Sugiyono, 2008:80).

Dari kedua pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang digunakan sebagai

sasaran penelitian. Jadi, yang dimaksud populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa putra kelas XI SMA Trisakti Mataram Tahun Pelajaran

2012/2013 yang berjumlah 22 orang yaitu kelas XI IPS1 sebanyak 11 orang

dan kelas XI IPS2 sebanyak 11 orang.

Mengingat jumlah populasi hanya 22 orang, maka penelitian ini

dilaksanakan dalam penelitian populasi dan rencana sampling tidak dibahas.

C. Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data diperlukan instrumen, yang dimaksud dengan

Instrument adalah alat yang dipergunakan pada waktu penelitian, (Suharsimi

Page 21: BAB I-III.docx

Kerucut

5 m

5 m

5 m

5 m

StarFinis

21

Arikunto, 2002:126). Atau dengan kata lain, metode tidak dapat memenuhi

fungsinya jika instrumen yang menjadi alat dari metode itu tidak valid.

Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan instrumen yang

validasinya sudah diakui oleh para ahli dibidang ilmu yang bersangkutan.

Disamping itu, instrumen harus disusun sedemikian rupa agar dapat

digunakan. Instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Alat ukur tes kemampuan menggiring bola, dribbling test, Nurhasan

(2001:160). Tujuan dari tes ini untuk mengukur keterampilan menggiring

bola dengan kaki dalam waktu yang cepat disertai perubahan arah.

Alat ukur tersebut adalah;

Gambar 2. Diagram lapangan tes menggiring bola.(Sumber: Nurhasan, 2001:161).

Page 22: BAB I-III.docx

22

Prosedur tes

Pelaksanaan tes keterampilan menggiring bola (dribbling). Tujuan

untuk mengetahui keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak

bola. Tes ini dilakukan perkelompok dengan dilakukan pemanasan sesuai

kebutuhan yang diperlukan, adapun pelaksanaan tes adalah :

a. Pada aba-aba “siap”. Testee berdiri dibelakang garis star dengan bola

dalam penguasaan kakinya.

b. Pada aba-aba “ya” atau saat bunyi peluit, testee mulai menggiring bola

ke arah kiri melewati rintangan pertama dan menuju rintangan

berikutnya sesuai arah panah yang ditetapkan sampai ia melewati garis

finis.

c. Bila salah arah dalam menggiring bola, maka ia harus memperbaikinya

tanpa menggunakan anggota badan selain kaki di tempat kesalahan

terjadi dan selama itu pula waktu (stop watch) tetap berjalan.

d. Bola digiring oleh kaki kanan dan kaki kiri secara bergantian, atau

paling tidak salah satu kaki pernah menyentuh bola satu kali sentuhan.

Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila:

a. Testee menggiring bola hanya dengan satu kaki saja.

b. Testee menggiring bola tidak sesuai dengan arah panah.

c. Testee menggunakan anggota badan lainnya selain kaki untuk

menggiring bola.

2. Perlengkapan pendukung penelitian yang diperlukan sebagai beikut.

a. Lapangan sepak bola.

b. Bola kaki standar.

Page 23: BAB I-III.docx

23

c. Peluit 1 buah.

d. Stop watch.

e. 6 buah rintangan (kerucut, tongkat/lembing).

f. Tiang bendera.

g. Kapur.

h. Alat-alat dan belangko pencetakan skor.

3. Cara menskor

Waktu yang ditempuh oleh testee dari mulai aba-aba “ya” sampai ia

melewati garis finis. Waktu dicatat sampai persepuluh detik. (Nurhasan,

2001:162).

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan dalam

penelitian untuk mengumpulkan atau memperoleh data atau keterangan yang

dibutuhkan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua metode

pengumpulan data, yaitu :

1. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, agenda dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2002:206).

Sedangkan menurut Prof. Dr. Sugiyono, pencatatan dokumentasi

merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk

tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang, (Sugiyono,

2008:240). Jadi pencatatan dokumen adalah suatu metode yang digunakan

Page 24: BAB I-III.docx

24

untuk mengumpulkan data yang berupa arsip-arsip pada suatu lembaga

atau instansi. Berdasarkan rumusan di atas, maka yang dimaksud dengan

pencatatan dokumen dalam penelitian ini adalah suatu cara mengumpulkan

data berupa jumlah dan nama pemain pada Siswa Putra Kelas XI SMA

Trisakti Mataram Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Metode Tes Perbuatan

Tes adalah pengukuran mengenai keadaan dan kemampuan

seseorang. Menurut pendapat Prof. Dr. Suharsimi Arikunto. Tes

perbuatan adalah latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang

dimiliki individu atau kelompok, (Suharsimi Arikunto, 2002:127). Hasil

dari pada tes perbuatan ini akan menjadi data yang diperlukan, karena

bentuk tes yang dilakukan sudah disesuaikan dengan data yang diperlukan.

Sedangkan untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka terlebih

dahulu melaksanakan tes mengenai keterampilan pemain menggiring bola.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka dalam penelitian ini

menggunakan metode tes perbuatan. Metode tes perbuatan yaitu suatu alat

atau prosedur yang sistematis dan obyektif untuk memperoleh data atau

keterangan yang diperlukan tentang seseorang dengan orang lain yang

boleh dikatakan cepat dan tepat.

Pelaksanaan tes perbuatan dimaksudkan untuk memperoleh data

sebelum dan sesudah latihan Kelincahan Terhadap Ketempilan

Menggiring Bola Dalam Permainan Sepak Bola Pada Siswa Putra Kelas

XI SMA Trisakti Mataram Tahun Pelajaran 2012/2013 .

Page 25: BAB I-III.docx

25

E. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul selama mengadakan penelitian perlu di

interpretasikan dengan penuh penelitian, keuletan dan secara cermat sehingga

akan mendapat suatu kesimpulan tentang suatu penelitian dengan baik.

Metode yang dipergunakan untuk mengolah data disebut metode pengolahan

data. Dalam menganalisa data ditempuh dengan menggunakan analisa

statistik.

Statistik dapat menolong penelitian untuk mengumpulkan angka suatu

perbedaan yang diperoleh benar-benar berbeda secara signifikan. Apakah

kesimpulan yang diambil cukup representatif untuk memberikan inferensi

terhadap populasi tertentu.

Dikatakan bahwa fungsi dari statistik adalah untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum. (Sugiyono, 2008:147).

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dimana data yang terkumpul

dalam penelitian ini adalah bersifat kuantitatif, yaitu berupa angka-angka,

maka penelitian dan penggunaan rumus-rumus statistik ini ditentukan oleh

tujuan dan keadaan data yang dipakai dalam analisa data penelitian.

Berikut ini adalah rumus t-test dalam bentuk rumus pendek. Rumus ini

dipersiapkan untuk menganalisa hasil eksperimen yaitu tes kemampuan

Menggiring Bola Dalam Permainan Sepak Bola Pada Siswa Putra Kelas XI

SMA Trisakti Mataram Tahun Pelajaran 2012/2013.

Pemilihan dan penggunaan rumus statistik disini ditentukan oleh tujuan

Page 26: BAB I-III.docx

26

dan keadaan data yang akan diolah dari penelitian ini adalah bersifat kuantitatif,

yaitu berupa angka-angka, maka rumus statistik yang dipakai dalam menganalisa

data penelitian ini adalah rumus t-test digunakan dalam eksperimen yang

menggunakan pre-test dan post-test one group design (Suharsimi Arikunto,

2002:275).

Untuk itu, maka digunakan rumus sebagai berikut:

t =

Md

√ ∑ x2d

N ( N−1 )

Keterangan : Md = mean dari perbedaan pre tes dengan pos tes (post

test – pre test).

Xd = deviasi masing-masing subjek (d – Md).

∑ x2 d = jumlah kuadrat deviasi

N = subjek pada sampel

d.b. = ditentukan dengan N – 1.

(Suharsimi Arikunto, 2002:275-276)

Page 27: BAB I-III.docx

27

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Haddade, Ilyas & Tola, Ismail. 1983. Penuntun Belajar dan Melatih Sepak Bola. Ujung Pandang: FPOK IKIP. (Internet).

Harsono, & Yusuf. 1995. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi Coaching. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti P2LPTK. (Internet).

IKIP Mataram. 2011. Pedoman Pembimbingan dan Penulisan Karya Ilmiah. Mataram.

Kurniawan, Feri. 2011. Buku Pintar Olahraga. Jakarta: Laskar Aksara.

Luxbacher, Joseph, 2004. Sepak Bola Terkini dan Teknik Bermain. Jakarta: PT. Grapindo Persada. (Internet).

Mukholid, Agus. 2006. Pendidikan Jasmani Olahraga dan kesehatan. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia Printing.

Nasrun, 1972. Permainan Sepak Bola. Jakarta: PT. Djambatan.

Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani: Prinsip-Prinsip dan Penerapannya. Jakarta: Depdiknas.

Soegijanto, Soerdeono & Soedjono, 1998. Teknik Dasar Bermain Sepak Bola. Jakarta: Tiga Serangkai.

Soekarman. 1987, Dasar Olahraga Untuk Pembinaan, Pelatih dan Atlet. Jakarta: Inti Idayu Press.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.

Surakhmad, Winarno. 1972. Dasar dan Teknik Research. Bandung: Tarsito.

27