BAB III.docx

32
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI MAGANG 3.1 Gambaran Umum Lokasi Magang 3.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Aceh Tenggara Kabupaten Aceh Tenggara terletak antara 03°55'23"- 04 9 16'37" Lintang Utara dan 96°43’23’-98°10'32" Bujur Timur. Secara Geografis Kabupaten Aceh Tenggara terletak antara 03°55'23"-04 9 16'37" Lintang Utara dan 96°43’23’- 98°10'32" Bujur Timur dengan ketinggian 25 -1000 meter diatas permukaan laut dengan dikelilingi Hutan Taman Gunung Leuser dan Bukit Barisan. Terbentuk pada Tahun 1974 dengan ibu kota Kutacane. Kabupaten Aceh Tenggara merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Aceh. Kabupaten Aceh Tenggara memiliki luas wilayah 4.231,41 km2. Kutacane merupakan ibu kota Kabupaten Aceh Tenggara yang berjarak sekitar 900 km dari ibukota Provinsi Aceh. Kabupaten Aceh Tenggara berbatasan dengan kabupaten-kabupaten lain sebagai berikut : 28

Transcript of BAB III.docx

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI MAGANG

3.1 Gambaran Umum Lokasi Magang

3.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Aceh Tenggara

Kabupaten Aceh Tenggara terletak antara 03°55'23"-04916'37" Lintang

Utara dan 96°43’23’-98°10'32" Bujur Timur. Secara Geografis Kabupaten Aceh

Tenggara terletak antara 03°55'23"-04916'37" Lintang Utara dan 96°43’23’-

98°10'32" Bujur Timur dengan ketinggian 25 -1000 meter diatas permukaan

laut dengan dikelilingi Hutan Taman Gunung Leuser dan Bukit Barisan.

Terbentuk pada Tahun 1974 dengan ibu kota Kutacane. Kabupaten Aceh

Tenggara merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Aceh. Kabupaten

Aceh Tenggara memiliki luas wilayah 4.231,41 km2. Kutacane merupakan

ibu kota Kabupaten Aceh Tenggara yang berjarak sekitar 900 km dari

ibukota Provinsi Aceh. Kabupaten Aceh Tenggara berbatasan dengan

kabupaten-kabupaten lain sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Gayo Lues

Sebelah Timur : Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Aceh Timur

Sebelah Selatan : Kabupaten Aceh Selatan, Kabupaten Aceh Singkil dan Kabupaten Dairi (Provinsi Sumut)

Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Selatan

28

29

Sebagian besar geografis wilayah Kabupaten Aceh Tenggara

didominasi oleh bukit dan gunung dengan ketinggian terendah 25 meter dan

tertinggi 1.000 meter di atas permukaan laut. Sebagian wilayah Kabupaten

Aceh Tenggara merupakan kawasan hutan dengan luas 276.000 Ha

berupa hutan suaka alam (TNGL), 55.000 Ha hutan lindung, 47.125 Ha hutan

produksi dan 30.000 Ha hutan cadangan (hutan produksi yang dapat

dikonversi). Sisanya terdiri dari perkebunan, sawah, lahan kering, tegalan,

dan perkampungan, serta alang-alang atau lahan tidur. Sebagian besar hutan

di sekitar telah berubah menjadi perkebunan rakyat yang tumbuh subur yang

menjadi komoditi ekspor, yaitu kebun sawit, kebun coklat, kebun karet dan

jagung.

Gambar Batas Administrasi Kabupaten Aceh Tenggara

Sumber : BPS Kabupaten Aceh Tenggara 2014

30

Jumlah bangunan rumah tempat tinggal di Kabupaten Aceh Tenggara

seluruhnya sampai dengan tahun 2011 sebanyak 46.351 rumah. Dari jumlah

rumah yang total berjumlah 46.351 di tahun 2011, ternyata 69% diantaranya

atau sekitar 30.761 merupakan jenis rumah tidak permanen. Hanya sekitar

10% dari total rumah yang ada merupakan jenis perumahan permanen. Dan

sisanya sebanyak 8.861 rumah merupakan rumah semi permanen.

Sementara untuk Tahun 2012, 2013 dan 2014 belum dilakukan perhitungan.

Tabel Luas Wilayah Kecamatan di Aceh Tenggara

NO KECAMATANLUAS Km²

Banyaknya Desa/ Kelurahan

1. Babussalam 33,115 27

2. Bambel 1.309,52 33

3. Badar 360,03 18

4. Bukit Tusam 57,5 23

5. Semadam 7,404 19

6. Babul Rahmah 97,24 27

7. Ketambe 10,076 25

8.. Deleng Pokisen 156,4 22

9. Lawe Alas 426,5 28

10. Lawe Sigala-gala 57,85 35

11. Darul Hasananh 1.569,5 28

12. Babul Makmur 3,309 21

13. Lawe Bulan 807,00 24

14. Lawe Sumur 1,961 18

15. Tanoh Alas 71,336 14

16. Leuser 38,7 23

JUMLAH 4.231,41 385

31

Sumber : BPS Kabupaten Aceh Tenggara 2014

3.1.2 Kondisi Geomorfologi

Secara umum geomorfologi wilayah Kabupaten Aceh Tenggara

terletak di atas formasi batuan vulkanis tertier (sekitar Gunung Leuser),

formasi batuan sedimen, formasi endapan batu (disepanjang Sungai Lawe

Alas) yang sebagian besar daerah didominasi oleh bukit dengan ketinggaian

antara 25 meter sampai 1.000 meter dari permukaan laut.

Geomorfologi daerah Kabupaten Aceh Tenggara secara garis besar

dibagi menjadi dataran rendah terdapat di Kecamatan Babussalam hingga

tertinggi di Kecamatan Leuser.

Kelembaban udara di Kabupaten Aceh Tenggara sangat bervariasi

tergantung pada keadaan iklim pada umumnya. Kelembaban udara dari data

tahun 2014 berkisar antara 75% - 87%. Kelembaban udara tertinggi terjadi

pada bulan Oktober dan terendah pada bulan Juni. Kecepatan angin bertiup

antara 2 – 28 knots. Grafik dibawah ini memperlihatkan perkembangan

kondisi klimatologis Kabupaten Aceh Tenggara selama setahun yang meliputi

curah hujan rata-rata bulanan; suhu udara rata-rata; maksimum dan

minimum; tingkat kelembaban relatif rata-rata; maksimum dan minimum;

serta kecepatan angin rata-rata; maksimum dan minimum.

32

Gambar

Klimatologi Kabupaten Aceh Tenggara 2014

Kondisi hidrologi Kabupaten Aceh Tenggara dibelah oleh Sungai Alas

yang merupakan sungai terpanjang di kawasan Kabupaten Aceh Tenggara.

Terdapat dua sungai yang melalui Kabupaten Aceh Tenggara yang berfungsi

sebagai daerah tangkapan air (Catchment Area), sumber air baku, kegiatan

perikanan, dan sebagainya. Wilayah Kabupaten Aceh Tenggara memiliki air

tanah yang bersifat tawar.

3.1.3 Keadaan Ekonomi

Secara umum Produk Domestik Bruto (PDRB) Kabupaten Aceh

Tenggara atas dasar harga berlaku dari tahun 2012 sampai dengan 2014

pada seluruh sektor mengalami peningkatan terutama pada sektor pertanian,

33

pertambangan dan penggalian serta sektor jasa lainnya. Kondisi

perekonomian daerah Kabupaten Aceh Tenggara ditunjukkan oleh angka

Produk Domestik Bruto (PDRB), nilai investasi, tingkat inflasi, dan jumlah

pajak/retribusi yang diraih. Angka-angka PDRB dan tingkat pertumbuhan

ekonomi merupakan indikator makro untuk menentukan tingkat keberhasilan

pencapaian kinerja Kabupaten Aceh Tenggara dalam bidang ekonomi.

PDRB secara nyata mampu memberikan gambaran mengenai nilai

tambah bruto yang dihasilkan oleh unit-unit produksi pada daerah dan waktu

tertentu. Unit-unit produksi tersebut dikelompokkan dalam 9 (sembilan)

lapangan usaha yaitu :

1. Pertanian, tanaman bahan makanan, perkebunan, peternakan,

kehutanan dan perikanan.

2. Pertambangan dan penggalian.

3. Industri pengolahan.

4. Listrik dan air minum.

5. Bangunan/ konstruksi.

6. Perdagangan, hotel dan restoran

7. Angkutan dan komunikasi

8. Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan

9. Jasa-jasa termasuk jasa pelayanan pemerintah.

34

Tabel Peranan Sektor Ekonomi dalam Pembentukan

PDRB Kabupaten Aceh TenggaraTahun 2012–2014 (Persen)

No Lapangan UsahaTahun

2012 2013 2014

1. Pertanian 52.27 50.99 47,48

2.Pertambangan dan Penggalian

0,18 0.19 0,18

3. Industri Pengolahan 2.60 2.58 2,82

4. Listrik dan Air Minum 1.46 1.45 1,64

5. Bangunan 7.51 8.55 7,99

6.Perdagangan,Hotel dan Restoran

8.59 8.84 10,11

7.Pengangkutan dan Komunikasi

1.70 1.80 1,80

8. Keuangan,Persewaan dan Jasa Perusahaan

2.20 2.35 2,40

9. Jasa-jasa 23.48 23.25 25,58

Jumlah Persentase Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

100,00 100.00 100.00

Sumber : BPS Kabupaten Aceh Tenggara 2014

Struktur perekonomian suatu daerah dapat diketahui melalui penyajian

data persentase distribusi PDRB atas dasar harga berlaku pada tabel diatas.

Kondisi geografis Aceh Tenggara sangat menguntungkan untuk sektor

pertanian. Sektor pertanian masih mendominasi dalam pembentukan PDRB.

Peranan sektor pertanian mengalami penurunan namun secara nilai

mengalami penambahan khususnya di sub sektor pertanian bahan makan

dan sub sektor lainnya.

35

3.1.4 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Aceh Tenggara

Pertumbuhan ekonomi menggambarkan dampak kebijakan

pembangunan yang dilaksanakan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh

Tenggara khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut

merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk oleh berbagai macam sektor

ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan

ekonomi yang terjadi di Aceh Tenggara. Indikator ini penting untuk

mengetahui keberhasilan pembangunan yang telah dicapai dan berguna

untuk menentukan arah pembangunan di masa mendatang.

Tabel Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

No Lapangan UsahaTahun

2012 2013 2014

1. Pertanian 2,98 3,37 3,52

2. Pertambangan dan Penggalian 7,92 8,18 8,38

3. Industri Pengolahan 3,74 5,95 5,98

4. Listrik dan Air Minum 8,49 8,74 8,88

5. Bangunan 8,81 9,31 9,90

6.Perdagangan, Hotel dan

Restoran8,00 8,26 8,60

7. Pengangkutan dan Komunikasi 8,11 8,64 8,64

8.Keuangan, Persewaan dan

Jasa

Perusahaan

7,06 7,26 7,51

9. Jasa-jasa 5,17 5,66 5,82

36

Produk Domestik Regional Bruto 100,004,78 5,29

Sumber : BPS Kabupaten Aceh Tenggara 2014

3.1.5 Pertumbuhan Ekonomi Secara Sektoral

Tingkat pertumbuhan Kabupaten Aceh Tenggara tahun 2012-2014

cukup stabil yang merupakan akumulasi dari pertumbuhan sektor–sektor

ekonominya. Dalam bahasan dibawah ini juga menganalisa secara umum

tentang pertumbuhan ekonomi masing-masing sektor ekonomi yang cukup

variatif dan berfluktuatif. Hal tersebut guna melihat dan membandingkan

tingkat pertumbuhan di masing-masing sektor terhadap PDRB suatu wilayah.

Ekonomi sektoral tingkat pertumbuhan cukup bervariasi dari tahun

sebelumnya dan Pertumbuhan Ekonomi dari berbagai sektor mengalami

peningkatan dalam bidang perkebunan khususnya. Secara teori, laju

pertumbuhan ekonomi berkorelasi negative dengan tingkat pengangguran.

Tingkat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah tinggi diharapkan dapat

menekan dan mengurangi tingkat pengangguran di suatu wilayah tersebut.

Untuk itu pemerintah daerah harus memperdayakan sektor-sektor yang dapat

menampung tenaga kerja secara massal. Membuka lapangan kerja dan

pemberdayaan masyarakat desa khusunya dibidang pertanian harus

ditingkatkan. Pemerintah daerah bukan harus lebih fokus untuk

meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi saja, tapi pemerataan ekonomi

masyarakat juga harus menjadi perhatian khusus. Tingkat pemerataan

ekonomi suatu daerah diukur dari Gini Rasio.

37

Berdasarkan uraian diatas, sehubungan dengan kontribusi sektoral

terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, diketahui bahwa ada

sektor-sektor yang tingkat pertumbuhannya tinggi, akan tetapi sektor tersebut

kurang berpotensi, sehingga pertumbuhannya kurang mendorong

pertumbuhan PDRB Kabupaten Aceh Tenggara secara keseluruhan.

Sebaliknya ada sektor-sektor yang cukup dominan dan mengalami

peningkatan.

Peningkatan jumlah penduduk dan besarnya PDRB suatu daerah

sangat menentukan besar PDRB per kapita daerah tersebut. Produk

Domestik Regional Bruto Per Kapita Kabupaten Aceh Tenggara mengalami

peningkatan dari Rp. 8.337.996 tahun 2013 menjadi Rp.9.091.854 tahun

2014, atau meningkat sebesar 9,04 persen dalam kurun waktu satu tahun.

Peningkatan ini mengindikasikan secara umum bahwa telah terjadi perbaikan

dan peningkatan kemakmuran penduduk di daerah Aceh Tenggara.

Tabel Pertumbuhan PDRB Kabupaten Aceh Tenggara

Tahun 2012, 2013, dan 2014

TAHUN

PDRB Perkapita (Rp) Pertumbuhan %

Harga BerlakuHarga

Konstan

Harga

Berlaku

Harga

Konstan

2012 7.579.501 4.008.498 10,34 4,78

2013 8.337.996 4.178.688 11,11 5,29

2014 9.091.854 4.310.814 11,54 5,52

Sumber : BPS Kabupaten Aceh Tenggara 2014

38

3.1.6 Kondisi Sumber Daya Manusia

Penduduk Kabupaten Aceh Tenggara tahun 2014 sebanyak 221.003

jiwa terdiri dari 110.914 jiwa laki-laki dan 110.089 jiwa perempuan.

Sedangkan jumlah penduduk tahun sebelumnya (2013) dilaporkan sebanyak

226.948 jiwa. Ternyata pendataan jumlah penduduk tahun sebelumnya

belum akurat karena adanya penduduk yang dicatat dua kali (double ) dan

untuk tahun 2014 ini telah dilakukan koreksi.

Tabel Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan

NO KECAMATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1. Lawe Alas 8.063 8.065 16.128 2. Babul Rahmah 4.539 4.574 9.113 3. Tanoh Alas 2.222 2.148 4.370 4. Lawe Sigala-gala 11.372 11.467 22.839 5. Babul Makmur 7.920 7.841 15.761 6. Semadam 6.571 6.526 13.097 7. Leuser 3.615 3.317 6.932 8. Bambel 8.958 9.106 18.064 9. Bukit Tusam 5.760 5.738 11.498

 10. Lawe Sumur 4.029 4.090 8.119 11. Babussalam 15.266 15.211 30.477 12. Lawe Bulan 8.495 8.398 16.893 13. Badar 7.361 7.379 14.740 14. Darul Hasanah 6.904 6.782 13.686 15. Ketambe 5.600 5.198 10.798 16. Deleng Pokhkison 4.239 4.249 8.488

TOTAL 110.914 110.089 221.003 Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Aceh Tenggara 2014

39

Jumlah penduduk terus bertambah setiap tahun dengan jumlah

penduduk terbesar di Kecamatan Babussalam (30.477 jiwa) sedangkan

jumlah penduduk terkecil di Kecamatan Tanoh Alas (4.370 jiwa).

Tabel

 

Komposis Penduduk Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2014

NOSTRUKTUR

USIALAKI-LAKI

PEREMPUAN JUMLAH

1 75 1.422 1.412 2.8342 70-74 1.266 1.257 2.5233 65-69 1.458 1.447 2.9054 60-64 2.315 2.297 4.6125 55-59 3.474 3.449 6.9236 50-54 4.507 4.473 8.9807 45-49 5.495 5.454 10.9498 40-44 6.825 6.774 13.5999 35-39 8.077 8.017 16.09410 30-34 9.912 9.838 19.75011 25-29 11.326 11.241 22.56712 20-24 12.004 11.914 23.91813 15-19 12.068 11.979 24.04714 10-14 12.466 12.373 24.83915 5-9 11.921 11.832 23.75316 0-4 6.379 6.331 12.710

TOTAL 110.914 110.089 221.003 Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Aceh Tenggara 2014

Struktur demografi berkaitan dengan jumlah penduduk usia produktif

karena mereka kelompok penunjang bagi usia muda dan tua. Sampai

dengan Tahun 2014 Jumlah penduduk usia produktif di Kabupaten Aceh

Tenggara antara usia 15 tahun sampai dengan 59 tahun sebanyak 146.827

jiwa atau sebesar 66,44 % terhadap total penduduk dan ini lebih besar

40

daripada persentase penduduk usia tua 60 tahun sampai dengan 75 tahun

sebanyak 12.874 jiwa atau sebesar 5,83 % dari total penduduk di Kabupaten

Aceh Tenggara.

3.1.7 Pendidikan

Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di suatu

kabupaten adalah tersedianya cukup sumber daya manusia (SDM) yang

berkualitas. Peningkatan SDM sekarang ini lebih difokuskan pada pemberian

kesempatan seluas-luasnya kepada penduduk untuk mengecap pendidikan,

terutama penduduk kelompok usia sekolah (umur 7-24 tahun). Sehubungan

dengan itu pemerintah daerah selalu berupaya untuk meningkatkan sarana

dan prasarana pendidikan di seluruh kecamatan untuk berbagai tingkat

pendidikan. Pada tahun 2014 jumlah sekolah hampir di semua tingkat

pendidikan mulai dari Taman Kanak-kanak (TK) sampai dengan SLTA terus

bertambah. Jumlah TK sebanyak 39 sekolah, SD sebanyak 157 sekolah,

SMP sebanyak 53, SMA sebanyak 24 dan SMK sebanyak 10 sekolah yang

terdapat di Kabupaten Aceh Tenggara. Jumlah murid menurut tingkat

pendidikan tahun 2014 adalah 29.625 murid SD, 12.435 murid SMP, 9.351

murid SMA dan 2.283 orang murid SMK. Salah satu indikator yang dapat

digunakan untuk melihat tingkat efektivitas pelaksanaan belajar mengajar di

kelas pada setiap tingkat pendidikan tertentu adalah dengan menggunakan

Rasio guru terhadap murid. Rasio guru terhadap murid di Kabupaten Aceh

41

Tenggara pada tahun 2014 untuk tingkat pendidikan SD, SMP, SMA dan

SMK masing-masing 1:16, 1:14, 1:19 dan 1:15. Rasio tersebut hampir

mendekati ideal namun distribusinya yang tidak merata karena guru-guru

menumpuk di ibu kota sedangkan di pedesaannya masih kekurangan guru.

Tabel Tingkat Pendidikan Penduduk 2014

(Kabupaten Aceh Tenggara)

PENDIDIKANLAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

SD 21.649 21.488 43.137SLTP 19.834 19.686 39.520SLTA 28.097 27.888 55.985DII, DIII,S1, S2, DAN >S2 5.645 5.603 11.248LAIN-LAIN 35.689 35.424 71.113

TOTAL 110.914 110.089 221.003 Sumber : BPS Kabupaten Aceh Tenggara 2014

3.1.8 Gambaran Umum Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Aceh Tenggara

3.1.9 Dasar Hukum Pembentukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Aceh Tenggara

Kantor dinas Kebudayaan dan Pariwisata merupakan salah satu

perangkat Kantor Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara berdasarkan Qanun

Kabupaten Aceh Tenggara Nomor 01 Tahun 2008 tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Aceh

Tenggara (Lembaran Daerah Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2008 Nomor

113).

42

3.1.10 Visi dan Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

a. Visi

Secara umum visi dapat diartikan sebagai suatu pandangan yang jauh

kedepan yang dapat dijadikan pedoman atau pemandu dalam proses

pelaksanaan kegiatan kedepan bagi suatu organisasi. Adapun visi Dinas

Kebudayaan dan Pariwista Kabupaten Aceh Tenggara adalah “Mewujudkan

Aceh Tenggara menjadi daerah tujuan wisata yang berbudaya”.

b. Misi

Dalam mewujudkan dan meningkatkan Kebudayaan dan Pariwisata di

Kabupaten Aceh Tenggara, maka ditetapkan misi Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Aceh Tenggara sebagai berikut :

1. Mengembangkan objek wisata yang telh menjadi mapan

2. Melestarikankeberadaan kawasan hutan lindung sebagai hutan wisata

3. Menggali dan melestarikan kesenian dan kebudayaan asli daerah serta 10

etnis di Kabupaten Aceh Tenggara untuk meningkatkan kepariwisataan

4. Mengangkat sumber daya manusia pelaku wisata di Kabupaten Aceh

Tenggara

5. Mempromosikan objek wisata ke luar daerah dan ke dunia internasional

6. Memupuk rasa cinta terhadap budaya bagi masyarakat terutama generasi

muda

7. Meningkatkan perekonomian melalui program kepariwisataan sekaligus

meningkatkan kreatifitas seniman, budayawan dan pengrajin tradisional.

3.1.11 Aparatur Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten

Aceh Tenggara

Susunan Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten

Aceh Tenggara terdiri dari :

43

1. Kepala Dinas

2. Sekreariat

a. Sub Bagian Umum

b. Sub Bagian Kepegawaian dan tata laksana

c. Sub Bagian Keuangan, Program dan Pelaporan

3. Bidang Adat dan Nilai Budaya

a. Seksi Adat Istiadat

b. Seksi Nilai Budaya

c. Seksi Pranata Sosial

4. Bidang Bahasa dan Seni

a. Seksi Bahasa

b. Seksi Seni

c. Seksi Kemitraan

5. Bidang Pengembangan Permusiuman Sejarah dan Purbakala

a. Seksi Permusiuman

b. Seksi Pelestarian Sejarah

c. Seksi Kepurbakalaan

6. Bidang Pengembangan Usaha Pariwisata

a. Seksi Okomodasi dan Restoran

b. Seksi Usaha Jasa Pariwisata

c. Seksi Standarisasi Produk Usaha Pariwisata

44

7. Bidang Pengembangan Destinasi dan Pemasaran.

a. Seksi Objek dan Daya Tarik Wisata

b. Seksi Pengembangan Kawasan Wisata

c. Seksi Pemasaran dan Pelayanan Informasi Wisata

45

Gambar STRUKTUR ORGANISASI

DINAS KEUDAYAAN DAN PARIWISATAKABUPATEN ACEH TENGGARA

STAF : 13 ORANG

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Aceh Tenggara

KEPALA DINAS

SEKRETARIS

SUB.BAG.UMUM

SUB.BAG.KEPEGAWAIAN

SUB. BAG. KEUANGAN

DANPELAPORAN

BID. ADAT DAN NILAI BUDAYA

BID. BAHASA DAN SENI

BID. PENGEMBANGAN PEMUSIUMAN SEJARAH DAN PURBAKALA

BID. PENGEMBANGAN DESTINASI DAN

PEMASARAN

BID PENGEMBANGAN

USAHA PARIWISATA

SEKSI ADAT ISTIADAT

SEKSI NILAI BUDAYA

SEKSI PRANATA SOSIAL

SEKSI BAHASA

SEKSI SENI

SEKSI KEMITRAAN

SEKSI PERMUSIUMAN

SEKSI PELESTARIAN

SEJARAH

SEKSI KEPURBAKALAAN

SEKSI OBJEK DAN DAYA

TARIK WISATA

SEKSI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA

SEKSI PEMASARAN DAN PELAYANAN

INFORMASI WISATA

SEKSI AKOMODASI DAN

RESTORAN

SEKSI USAHA JASA

PARIWISATA

SEKSI STANDARISASI

PRODUK

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

UPTD

46

3.1.12 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kebudayaan da Pariwisata

Kabupaten Aceh Tenggara

Tugas pokok dan fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten

Aceh Tenggara sesuai dengan Peraturan Bupati Aceh Tenggara Nomor

180/621 tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Kabupaten Aceh Tenggara.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai tugas melaksanakan

pemerintahan dan pembangunan dibidang kebudayaan dan pariwisata sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan

tugas tersebut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai tugas :

a. Pelaksanaan urusan ketatausahaan dan rumah tangga dinas

b. Pelaksanaan penyusunan rumusan kebijaksanaan teknis dibidang

kebudayaan dan pariwisata

c. Pelaksanaan Pemberian rekomendasi perizinan dibidang kebudayaan

dan pariwisata

d. Pelaksanaan penyusunan standar pelayanan minimal dibidang

kebudayaan dan pariwisata

e. Pelaksanaan pembinaan teknis dibidang kebudayaan dan pariwisata

f. Pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan dibidang kebudayaan dan

pariwisata

47

g. Pelaksanaan dan penelitian serta pengembangan dibidang

kebudayaan dan pariwisata

h. Pelaksanaan peningkatan sumber daya manusia dibidang kebudayaan

dan pariwisata

i. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi atau lembaga terkait lainnya

dibidang kebudayaan pariwisata

j. Pembinaan UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas)

k. Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh

Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Adapun didalam melaksanakan fungsinya dinas kebudayaan dan

Pariwisata memiliki kewenangan :

a. Melestarikan museum, swaka peninggalan sejarah, kepurbakalaan,

kajian sejarah, nilai tradisional dan pengembangan bahasa serta

budaya daerah

b. Meningkatkan sumber daya manusia potensial dibidang kebudayaan

dan pariwisata

c. Mengembangkan dan menata objek dan saran dibidang kebudayaan

dan pariwisata

d. Memberikan rekomendasi perizinan atraksi atau petunjuk dibidang

kebudayaan dan pariwisata.

48

3.2 Fenomena yang Diamati dan Dikaji

Pariwisata merupakan salah satu urusan yang bersipat pilihan bagi

pemerintah Kabupaten/Kota, hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan daerah Pasal 14 ayat 2 Urusan

Pemerintah Kabupaten/Kota yang bersifat pilihan meliputi urusan

perencanaan secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat sesuai dengan keadaan,kekhasan dan potensi

unggulan daerah yang bersangkutan.

Taman Nasional Gunung Leuser merupakan objek wisata yang

memiliki potensi yang sangat besar dan akan memberikan manfaat yang

besar pula bagi Pemerintah dan Masyarakat Kabupaten Aceh Tenggara

apabila pembangunan dan pengembangan potensi tersebut di lakukan

secara optimal agar memiliki daya tarik sehingga menarik wisatawan yang

akan berdampak pada peningkatan PAD Kabupaten Aceh Tenggara dan

berdampak riil pula bagi masyarakat di sekitar Taman Nasional Gunung

Leuser. Masih banyak potensi di Taman Nasional Gunung Leuser yang

belum semua nya di kelola secara optimal karena sampai saat Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Aceh Tengara masih melakukan

berbagai upaya dalam pengembangan potensi yang ada di Taman Nasional

Gunung Leuser.

Arus kunjungan wisata ke Kabupaten Aceh Tenggara perlu didukung

oleh pembangunan dan pengembangan yang di perlukan oleh

49

kepariwisataan untuk memperlancar perjalanan wisatawan yang datang

mengunjungi objek wisata Taman Nasional Gunung Leuser.

Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tenggara dalam hal ini Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata terus menyediakan sarana dan prasarana

penunjang kepariwisataan seperti,transportasi, akomodasi, telekomunikasi,

pusat informasi wisata, hotel dan lain-lain untuk kenyamanan dan

kemudahan bagi wisatawan yang datang ke Taman Nasional Gunung Leuser

Kabupaten Aceh Tenggara.

Pembangunan pariwisata khususnya dibidang akomodasi, rumah

makan dan restoran mempuyai peranan penting dalam memenuhi tuntutan

wisatawan baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Hal

tersebut berhasil memberikan dampak positif bagi daerah maupun

kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Namun disisi lain dapat pula

meninbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sebagai akibat dari usaha

akomodasi, rumah makan dan restoran. Dampak negatif inilah yang perlu

dapat perhatian yang sungguh-sungguh sehingga kegiatan usaha

akomodasi, rumah makan dan restoran harus mematuhi ketentuan-ketentuan

yang berlaku.

Pengembangan objek wisata Taman Nasional Gunung leuser menjadi

tanggung jawab pemerintah daerah dan masyarakat Kabupaten Aceh

Tenggara terutama pihak swasta yang memliki peran penting di sektor

pariwisata ini terutama di bidang tertentu yang sangat di perlukan oleh

50

wisatawan yang berkunjung di Taman nasional Gunung Leuser

pengembangan jasa hiburan, sehingga menimbulkan daya tarik bagi

wisatawan agar tinggal lebih lama yang akan berpengaruh terhadap

pengeluaran wisatawan sehingga menambah penghasilan bagi pemerintah,

pengelola usaha dan masyarakat yang ada di sektor pariwisata.

Masih rendahnya sumber daya manusia di sektor pariwisata juga ikut

mempengaruhi penurunan kunjungan wisatawan, hal ini dapat dilihat dari

pelayanan yang di berikan kepada wisatawan masih kurang seperti cara

penerimaan tamu,penguasaan bahasa asing yang masih belum cukup,sikap

dan perilaku yang masih kurang, hal ini di sebabkan karna tingkat pendidikan

tenaga kerja yang bekerja pada sektor pariwisata masih belum memadai dan

masih kurangnya keterampilan serta pengetahuan mengenai kepariwisataan.

Hal ini dikarenakan dalam pengembangan objek wisata Taman

Nasional Gunung Leuser selain dari upaya pemerintah daerah,sangat di

perlukan juga partisipasi dari masyarakat maupun pihak swasta dalam hal ini

partisipasi dari masyarakat di sekitar pariwisata itu sendiri masih sangat

kurang. Pengembangan objek dan daya tarik wisata Taman Nasional Gunung

Leuser Kabupaten Aceh Tenggara di perlukan usaha yang sangat keras baik

dari pemerintah,swasta dan masyarakat sehingga upaya pemerintah yang di

lakukan oleh Dinas Kebudayan dan Pariwisata dalam mengembangkan objek

wisata Taman Nasional Gunung Leuser Kabupaten Aceh Tenggara dapat

memberikan daya tarik yang dapat meningkatkan kunjungan wisatawan dan

51

berdampak pula pada peningkatan pendapatan masyarakat di sekitar Taman

Nasional Gunung Leuser Kabupaten Aceh Tenggara.

Namun demikian, pemerintah daerah khususnya Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Kabupaten Aceh Tenggara sedang berupaya untuk

mengembangkan objek wisata Taman Nasional Gunung Leuser dengan

segala kemampuan yang ada.