BAB III.docx

10
BAB III PENATALAKSANAAN 3.1 Persiapan pasien Pada pemeriksaan CT Scan Nasofaring tidak ada persiapan khusus yang harus dilakukan pasien. Tetapi pada saat dilakukan pemeriksaan, pasien mengisi informed concent yang telah di sediakan oleh bagian petugas radiologi sebagai persetujuan dilakukan pemeriksaan dan melepas benda-benda logam yang ada pada bagian kepala dan leher. Tujuan pemeriksaan CT Scan Nasofaring yaitu untuk mengevaluasi kelainan pada Nasofaryng yang berupa infeksi atau tumor serta metastasenya ke organ sekitar. 3.2 Prosedur Pemeriksaan CT Scan Nasofaring 3.2.1 Register Pasien

Transcript of BAB III.docx

BAB IIIPENATALAKSANAAN

3.1 Persiapan pasien Pada pemeriksaan CT Scan Nasofaring tidak ada persiapan khusus yang harus dilakukan pasien. Tetapi pada saat dilakukan pemeriksaan, pasien mengisi informed concent yang telah di sediakan oleh bagian petugas radiologi sebagai persetujuan dilakukan pemeriksaan dan melepas benda-benda logam yang ada pada bagian kepala dan leher.Tujuan pemeriksaan CT Scan Nasofaring yaitu untuk mengevaluasi kelainan pada Nasofaryng yang berupa infeksi atau tumor serta metastasenya ke organ sekitar.

3.2 Prosedur Pemeriksaan CT Scan Nasofaring3.2.1Register Pasien setelah menerima surat permintaan pemeriksaan, tahap pertama yang harus dilakukan adalah mengisi register pasien . Caranya adalah dengan menekan tombol register patient pada keyboard kemudian melengkapi data-data pasien yang meliputi : nama pasien, nomor identitas, umur, tanggal pemeriksaan, jenis kelamin, klinis, nama dokter pengirim, posisi pasien, nama operator dan nama dokter radiologi.

3.2.2 Pengaturan Posisi Pasien Pada pemeriksaan CT Scan Nasofaring pasien di posisikan supine atau tiduran diatas meja pemeriksaan, MSP tubuh pasien berada pada pertengahan meja pemeriksaan dengan kedua bahu pada bidang horizontal yang sama. Kedua lengan berada disamping tubuh kemudian tubuh pasien diberi fiksasi tubuh untuk mencegah terjadinya pergerakan pasien selama pemeriksaan berlangsung.1. Pengaturan posisi obyek Posisi obyek ( kepala dan leher) harus diatur sebaik mungkin. Kepala pasien diletakan pada bantalan kepala dengan posisi simetris dan diekstensikan serta jangan lupa di beri fiksasi. Lalu atur posisi kepala agar sejajar dengan garis lampu lasser sagital. Atur agar obyek yang diperiksa berada diantara lampu lasser dengan menekan tombol yang ada pada gantry. Atur sentrasi dengan batas atas 5 cm diatas glabella dan batas bawahnya incisura jugularis.

2. Pembutan topogramGambaran digital dari keseluruhan obyek dalam proyeksi AP dan lateral yang akan digunkan untuk menentukan area pengambilan irisan axial. Untuk membuat topogram, masukkan terlebih dahulu data-data pasien dengan mengklik patient kemudian klik registrasion pada monitor komputer. Setelah mengisi semua data pasien, lalu klik exam pada tampilan register pasien kemudian klik load. Tunggu beberapa saat sampai pada monitor tampil perintah unutk menekan move lalu star. Pada CT Scan Nasofaring, tampilan topogram adalah dalam prooyeksi lateral dengan parameter sebagai berikut :a. Kv : 80 Kvb. mA : 50 mAc. Panjang Topogram : 256 mmd. Window width : 500 e. Window level : 50

Setelah topogram tampil pada layar monitor, selanjutnya dibuat rencana area scan dengan batas atas mencakup sinus frontalis dan batas bawah mencakup setinggi columna vetebralis cervical II. Batas anterior mencakup bagian tubuh tanpa terpotong dan batas ,posterior mencakup bantalan.

3. Proses scanning Pre-Kontraspengambilan irisan axial dilakukan dengan ketebalan irisan 1,25 mm dan interval 0,5 mm. Parameter parameter yang digunakan adalah sebagai berikut :a. kV : 120 kVb. mA : 190 mAc. Window width : 119d. Window level : 2964. Penyuntikan Bahan Kontras Bahan kontras disuntikan melalui intra vena sebanyak 50 cc dengan dosis 1cc / kg berat badan pasien. Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, maka sebelum penyuntikan bahan kontras sebaiknya di tanyakan terlebih dahulu kepada pasein atau keluarganya, apakah pasien tersebut memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan atau makan-makanan tertentu.Jika pasien memiliki alergi, maka sebaiknya dilakukan skin test terlebih dahulu dan ditunggu sekitar 5 menit. Apabila tidak ada reaksi terhadap bahan kontras, maka pemeriksaan dilanjutka. Apabila ada reaksi, maka Sebaiknya dikonsultasikan dulu kepada dokter radiologi.

5. Proses Scanning Post Kontrassetelah penyuntikan bahan kontras selesai, scanning dilakukan lagi untuk mendapatkan gamabran potongan axial dengan kontras. Parameter yang digunakan sama seperti pada scanning pre kontras. Hasil scanning menunjukan perbedaan kontras pada daerah tumor sehingga daerah tersebut memiliki nilai Hounsfield Unit (HU) yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya.Setelah proses scanning selesai, jarum injeksi dilepas dan pasien dapat meninggalkan ruangan CT Scan.

6. Rekontruksi Dan Reformat Gambar Setelah Pemeriksaandengan penggunaan spiral pada MSCT ( Multi Slice Computed Tomography ) ini gamabaran dapat direkontruksi dan sireformat menjadi potongan sagital dan coronal tanpa harus merubah posisi dan pengulangan scanning.

7. Pencetakan Gamabar apabila gambaran sudah selesai direkontruksi dan direformat, maka gambaran siap di cetak pada printer.

3.2.3 Proteksi di Instalasi Radiologi RSBKAdapun proteksi yang ada di dalam instalasi radiologi RSBK sebagai beriut :1. Proteksi untuk petugas radiologi a. Apron Tujuannya untuk melindungi bagian tubuh petugas radiologi maupun keluarga yang menemani pasien.b. Thyriod shieldDigunakan untuk melindungi bagian tulang rawan pada bagian leherc. Shielding / tabir pelindungDigunakan untuk berlindung ketika pengeksposan dilakukand. Kaca mata PbDigunakan untuk melindungi bagian mata/orbita untuk meminimalisir radiasi.e. TLDDigunakan untuk mengukur dosis paparan radiasi sekunder yang mengenai petugas radiologi.

2. Proteksi untuk pasiena. Apron Digunakan untuk melindungi bagian yang tidak akan dilakuan pengeksposan.b. Thyroid shieldDigunakan untuk melindungi bagian tulang rawan pasien.c. Menggunakan kolimasi sesuai dengan objek yang diperiksa.d. Menggunakan faktor eksposi sesuai dengan kegunaan pemeriksaan.

3. Proteksi untuk masyarakata. Tembok PbBermanfaat untuk mencegah radiasi hambur ketika dilakukan pengeksposan agar tidak mengenai masyarakat/kariawan di sekitar rumah sakit.b. Ketika melakukan pengeksposan selalu meneutup pintu agar radiasi sekunder tidak berhamburan keluar.c. Penempatan pesawat rontgen tidak mengarah pada tempat tunggu pasien atau tidak banyak orang sehingga bisa meminimalisir radiasi yang hambur ketika dilakukan pemeriksaan.d. Pengggunaan faktor eksposi yang tepat akan meminimalisir radiasi sekunder.e. Adanya stiker jika ada pasien hamil wajib memberitahukan kepada petugas radiologi.f. Selalu memperhatikan lampu merah yang berada di atas pintu masuk pemeriksaan, jika lampu menyala merah tanda bahwa didalam masih ada pemeriksaan jika lampu mati tidak ada pemeriksaan berlangsung.g. Selalu memperhatikan tanda bahaya radiasi yang ditempel pada pintu dan dinding di sekitar ruangan radiologi.