BAB III UKS

23
BAB III APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS AREA SEKOLAH DI SMPN II MRANGGEN KECAMATAN MRANGGEN DEMAK Dalam rangka mengaplikasikan ilmu keperawatan di komunitas dan untuk menerapkan konsep – konsep dalam memberikan asuhan keperwatan dalam konteks area sekolah di SMP Negeri 2 Mranggen, maka kelompok program profesi ners keperawatan kesehatan komunitas mendapatkan tugas melakukan proses asuhan keperawatan dalam konteks area sekolah di SMP Negeri 2 Mranggen yang dilakukan mulai tanggal 27-28 Agustus 2013. PENGKAJIAN 1. Sosial a. Komposisi siswa Diagram 1.a Jumlah Siswa SMPN II Mranggen Tahun Ajaran 2012-2013 Berdasarkan Jenis Kelamin

description

BAB III UKS

Transcript of BAB III UKS

Page 1: BAB III UKS

BAB III

APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

AREA SEKOLAH DI SMPN II MRANGGEN

KECAMATAN MRANGGEN DEMAK

Dalam rangka mengaplikasikan ilmu keperawatan di komunitas dan untuk

menerapkan konsep – konsep dalam memberikan asuhan keperwatan dalam

konteks area sekolah di SMP Negeri 2 Mranggen, maka kelompok program

profesi ners keperawatan kesehatan komunitas mendapatkan tugas melakukan

proses asuhan keperawatan dalam konteks area sekolah di SMP Negeri 2

Mranggen yang dilakukan mulai tanggal 27-28 Agustus 2013.

PENGKAJIAN

1. Sosial

a. Komposisi siswa

Diagram 1.a Jumlah Siswa SMPN II Mranggen Tahun Ajaran 2012-

2013 Berdasarkan Jenis Kelamin

VII VIII IX

0

20

40

60

80

100

120

140

160

Laki-laki

Perempuan

Jumlah seluruh siswa di SMPN II Mranggen adalah 815 orang,

dengan komposisi laki-laki sebanyak 407 orang dan perempuan 408

orang. Yaitu terdiri dari kelas VII laki-laki sebanyak 132 orang dan

perempuan 133 orang, kelas VIII laki-laki sebanyak 150 orang dan

Page 2: BAB III UKS

permpuan sebanyak 144 orang, dan kelas IX laki-laki sebanyak 116

orang dan perempuan sebanyak 111 orang.

Berdasarkan data diatas maka didapatkan sebagian besar siswa

SMP N 2 Mranggen memasuki usia remaja. Usia remaja pada dasarnya

merupakan usia yang rawan terhadap masalah kesehatan dan

psikososial. Masalah kesehatan yang lazim terjadi pada remaja adalah

masalah kesehatan reproduksi, hal ini dikarenakan pada usia remaja

memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap perubahan fisik organ

reproduksi. Jika masalah ini tidak segera di tangani maka akan

beresiko terjadi masalah kesehatan reproduksi pada remaja.

b. Komposisi staf

Diagram 1.b Jumlah Guru dan Staf di SMPN II Mranggen Tahun

Ajaran 2012-2013 Berdasarkan Jenis Kelamin.

Guru Staf Administrasi

0

5

10

15

20

25

30

Laki-laki

Perempuan

Jumlah guru yang ada 50 orang, yaitu 1 orang kepala

sekolah, 39 orang guru kelas PNS, 10 orang guru kelas GTT, dan 15

orang staf administrasi. Yaitu secara rinci guru laki-laki sebanyak

23 orang dan perempuan sebanyak 27 orang, sedangkan untuk staf

administrasi laki-laki sebanyak 7 orang dan perempuan sebanyak 8

orang.

Berdasarkan data tersebut maka dapat diketahui komposisi

guru pengajar dengan siswa sudah proporsional. Jumlah guru yang

mencukupi sehingga hal ini sangat potensial dapat memberikan

Page 3: BAB III UKS

arahan, himbauan serta konseling bagi siswa yang mengalami

masalah kesehatan. Adanya hal tersebut diharapkan dapat

meningkatkan derajat kesehatan bagi warga sekolah pada umumnya

dan siswa pada khususnya.

c. Hubungan sosial

Hubungan antar siswa di sekolah baik-baik saja, kadang-

kadang ada konflik atau pertengkaran yang umum terjadi di kalangan

anak-anak, namun dapat segera diselesaikan. Hubungan antar staf dan

guru juga tidak ada masalah maupun kesenjangan. Hubungan antara

orang tua siswa dan sekolah baik, hal ini terbukti dengan dukungan

dari tiap orang tua siswa pada setiap program sekolah. Berdasarkan

hasil observasi, sebagian besar siswa di SMPN II Mranggen adalah

warga yang tinggalnya di sekitar sekolah atau tidak jauh dari sekolah.

Hal ini menunjukkan kesadaran pendidikan yang baik dan kepercayaan

masyarakat sekitar terhadap pendidikan di SMPN II Mranggen Desa

Kangkung Mranggen, Demak.

Masyarakat sekitar juga mendukung tiap program sekolah, hal

ini terbukti dengan ikut sertanya para siswa dalam setiap kegiatan yang

diadakan di sekolah. Selain itu, dengan adanya komite sekolah yang

merupakan penyelenggara acara di sekolah yang anggotanya

merupakan gabungan dari guru dan wali siswa. Latar belakang budaya

di sekolah adalah budaya Jawa. Sedangkan status sosial ekonomi siswa

maupun guru di sekolah adalah menengah kebawah. Berdasarkan hasil

wawancara dengan guru dan kepala sekolah, tidak terdapat kelompok-

kelompok minoritas maupun mayoritas tertentu dan konflik antar

kelompok dalam sekolah.

d. Sumber pendanaan sekolah

Sumber pendanaan sekolah berasal dari Biaya Operasional Sekolah

(BOS) yang diperoleh dari pemerintah dan biaya SPP dari siswanya.

Page 4: BAB III UKS

Menurut kepala sekolah, dana untuk kesehatan sekolah secara khusus

belum ada, namun dapat diambilkan dari kas sekolah.

2. Epidemiologi

a. Masalah kesehatan dan psikologi siswa SMP N II Mranggen Desa

Kangkung Kabupaten Demak 2013

Batuk-PilekDiare (sakit perut)Merokok

Sesuai dengan hasil pendataan di SMP N II Mranggen yaitu sebanyak

72,2% mengalami batuk-pilek, 20,8% diare (sakit perut), merokok

7,8%. Berdasarkan data analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa

remaja rentan mengalami penyakit ISPA dan diare sehingga perlu

ditindaklanjuti, misalkan dengan memberikan penyuluhan kepada

peserta didik atau kader sekolah mengenai penyakit yang bersangkutan

dan perilaku hidup sehat. Sedangkan untuk masalah perilaku yang

berisiko seperti merokok ini juga tidak boleh diabaikan, remaja

memerlukan pengarahan atau bimbingan agar mengetahui akibat dari

perilaku yang tidak sehat.

Page 5: BAB III UKS

b. Pengetahuan Fungsi Alat Reproduksi Siswa SMPN II Mranggen

Fungsi Alat Reproduksi

YaTidak

Pengetahuan siswa yang kurang tentang fungsi alat reproduksi

sebanyak 57 (21,3%), dan yang mengetahui tentang fungsi alat

reproduksi sebanyak 211 siswa (78,7%). Berdasarkan data tersebut

dapat disimpulkan bahwa siswa di SMPN 2 Mranggen mengarah ke

potensial untuk berperilaku sehat. Hal ini bisa dilihat dari sebagian

besar siswa yang berpengetahuan baik tentang fungsi alat reproduksi.

c. Perilaku Merokok Siswa di SMP Negeri II Mranggen Demak

Perilaku Merokok

MerokokTidak Merokok

Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan bahwa 247 orang (92,2%)

siswa tidak merokok dan sebanyak 21 orang (7,8%) siswa yang

merokok. Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa

sebagian siswa SMPN 2 Mranggen berperilaku hidup tidak sehat

Page 6: BAB III UKS

dengan cara merokok. Hal ini dapat berpotensial untuk terjadinya

kenakalan remaja,

d. Organisasi kesehatan

Selama pengkajian didapatkan bahwa program usaha kesehatan

sekolah yang ada tidak berfungsi secara optimal demikian pula

kegiatan – kegiatan UKS-nya. Ruangan UKS sudah mempunyai

ruangan sendiri, fasilitas kesehatan sangat sudah cukup lengkap, di

dalam kotak P3K terdapat kapas, kasa, plester, betadine, balsem,

pembalut dan obat-obatan. Sudah ada petugas yang mengurus UKS

secara khusus. Pengorganisasian kader UKS belum terlaksana,

dikarenakan tidak adanya pelatihan khusus untuk para siswa tentang

pertolongan pertama pada kecelakan yang seharusnya diberikan pada

siswa yang mengikuti program PMR.

3. Perilaku dan lingkungan

a. Karakteristik sekolah

Nama sekolah : SMPN II Mranggen

Luas sekolah : 13.087 m2

Jumlah ruang kelas : 22 buah

Ruang Tata Usaha : 1buah

Ruang kepala sekolah : 1 buah

Ruang multimedia : 1buah

Ruang kelas : 21 buah

Musola : 1 buah

Ruang lab IPA : 1 buah

Ruang guru : 1 buah

Ruang BK : 1 buah

Lab Bahasa : 1 buah

Ruang lab komputer : 1 buah

Ruang perpustakaan : 1 buah

Page 7: BAB III UKS

Ruang WC siswa : 1 buah

Sanggar pramuka : 1 buah

Ruang kesenian : 1 buah

Ruang UKS : 1 buah

Tempat sepeda siswa : 1 buah

Ruang OSIS : 1 buah

Koperasi : 1 buah

b. Kebersihan dan keamanan

Dari hasil observasi lingkungan di SMPN II Mranggen Desa

Kangkung Mranggen kurang bersih dan berdebu, lantai ruangan

terbuat dari keramik, ventilasi dan pencahayaan cukup. Atap terbuat

dari genting dan telah diberi eternit. Terdapat tempat sampah di tiap

ruangan. WC dan kamar mandi cukup bersih. Untuk menjaga

kebersihan sekolah, pihak sekolah membuat kebijaksanaan dengan

adanya jadwal piket bagi siswa di tiap kelas. Pengelolaan sampah yang

terkumpul biasanya dibuang ke tempat pembuangan sampah di

belakang sekolah dengan kondisi terbuka dan setelah terkumpul

banyak baru di bakar. Lokasi sekolah rentang dengan polusi udara

yaitu berupa debu, polusi udara berupa bau asap knalpot dari

kendaraan bermotor yang sering lewat di depan sekolah. Setiap ruang

kelas berdasarkan observasi meja dan kursi murid berdebu begitu juga

di ruang guru buku – buku di meja guru terlihat berdebu.

SMPN II Mranggen di alamat Jl. Desa Kangkung Kec.

Mranggen, menurut Kepala sekolah dan guru kegiatan belajar

mengajar di sekolah cukup tenang dan baik untuk kegiatan belajar

mengajar. Mengenai keamanan, halaman sekolah ini dipaving sehingga

beresiko terjadi trauma/ kecelakaan, Menurut kepala sekolah, selama ia

bekerja di SMPN II Mranggen Desa Kangkung Mranggen belum

pernah ada kasus pencurian, kekerasan dan tindakan kriminal lain

yang dilakukan oleh guru atau siswa maupun guru atau siswa yang

Page 8: BAB III UKS

menjadi korban tindakan kriminal. Sekolah mempunyai penjaga

sekolah yang tinggal di belakang sekolah. Adapun kebersihan

disekolah SMPN II Mranggen lingkungan sekolah bersih, disetiap

ruangan kelas telihat bersih. Setiap hari murid-murid sekolah ini

bertanggungjawab disetiap ruangan kelas masing-masing, ini dilihat

setiap pagi para siswa menyapu dan membuang sampah dari ruangan

kelas masing-masing. Untuk kebersihan dilingkungan sekolah yang

bertanggungjawab adalah penjaga kebun tersebut, setiap hari penjaga

kebun tersebut membersihkan semua halaman di lingkungan sekolah.

Untuk kebersihan kamar mandi (toilet) siswa yang ada di SMPN II

Mranggen cukup bersih, jadwal pembersihan dilakukan dua kali dalam

seminggu, adapun kamar mandi (toilet) pengajar (guru) yang ada di

SMPN II Mranggen terlihat bersih, dari semua toilet yang ada di

SMPN II Mranggen ini yang bertanggungjawab atas kebersihannya

adalah penjaga sekolah.

c. Kualitas makanan di kantin sekolah

Berdasarkan hasil observasi, terdapat 1 kantin sekolahan di

SMPN II Mranggen Desa Kangkung Mranggen Semarang. Makanan

yang dijual diantaranya gorengan, snack, es, mie rebus, soto dan nasi

bungkus . Beberapa jenis makanan sudah dikemas, tetapi ada juga

makanan yang belum dikemas. Mengacu pada materi pembelajaran

kepribadian dasar dan lingkungan yang diberikan pada siswa, pihak

sekolah sudah menanamkan untuk selalu mencuci tangan sebelum dan

sesudah makan, Namun masih banyak siswa yang tidak

mempedulikannya. Menurut kepala sekolah, masalah cuci tangan serta

kebersihan diri siswa sudah cukup, hal ini karena sudah terdapat

tempat cuci tangan khusus bagi siswa sehingga pihak sekolah

menganjurkan siswanya untuk menggunakan tempat cuci tangan

tersebut sebagaimana dengan fungsinya. Adapun kebersihan di kantin

terlihat cukup bersih karena dari pihak sekolah memberikan peringatan

Page 9: BAB III UKS

kepada penjaga kantin untuk selalu membersihkan lingkungan sekitar

kantin agar terlihat selalu bersih dan rapi. Kantin yang berada di

SMPN II Mranggen kurang berkualitas, ini bisa di buktikan terlihat

dari cara menyajikan makanan siap saji tidak tertutup dengan rapi dan

cara memasaknya pun masih menggunakan tungku, asap dari tungku

ini bisa resiko terjadinya ISPA terhadap siswa yang ada di SMPN II

Mranggen. Untuk standar kantin yang ada di SMPN II Mranggen

kurang dari standar ini bisa dilihat dari penyajian makanan tidak

tertutup, menu makanan yang ada kebanyakan yang mengandung

minyak dan pewarna. Kondisi minyak goreng yang dipakai untuk

memasak makanan sudah tidak lanyak terlihat dari minyak goreng

yang digunakan berwarna kehitaman.

d. Kebiasaan siswa disekolah

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru dan

kepala sekolah, ada beberapa siswa yang merokok maupun minum-

minuman keras. Selain itu pernah terjadi perkelahian antar siswa,

Menurut para guru, siswa masih malakukan kebiasaan yang kurang

sehat disekolah yaitu kurang menjaga kebersihan kelas dan membuang

sampah tidak pada tempatnya.

e. Kebiasaan waktu istirahat

Berdasarkan hasil observasi, kebiasaan para siswa pada waktu

istirahat yaitu jajan, bermain, dan ngobrol (bercakap – cakap) dengan

teman. Terkadang siswa bermain sepak bola atau bermain basket

f. Kedisiplinan dan sanksi

Bentuk kedisiplinan yang diterapkan di sekolah yaitu berupa

peraturan yang bersifat demokratis. Hal ini sesuai dengan kesepakatan

mengenai peraturan sekolah yang disusun oleh komite sekolah yang

beranggotakan para guru dan wali siswa. Peraturan tersebut mengikat

Page 10: BAB III UKS

namun tidak memberatkan para siswa. Contohnya yaitu, jika ada siswa

yang terlambat masuk sekolah, diberi peringatan dan jika terus

berulang maka akan diberi sanksi. Selain itu jika ada siswa yang tidak

mengerjakan PR, diberi sanksi yaitu meresum pelajaran dan kadang di

suruh membersihkan halaman kelas. Sanksi pelanggaran tersebut

biasanya berupa peringatan secara lisan, jika masih melakukan

pelanggaran yang sama maka siswa akan dipanggil oleh wali kelas

untuk diberi pengarahan, jika masih juga melakukan pelanggaran

tersebut, maka orang tua dari siswa akan dipanggil ke sekolah untuk

dilakukan konseling bersama. Kedisiplinan dan sanksi tersebut

dilakukan secara konsisten setiap harinya.

g. Bimbingan dan konseling

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan kepala sekolah,

masalah psikologis yang sering terjadi pada siswa di sekolah ini yaitu

misalnya, takut menghadapai ujian, takut jika dimarahi guru, dan lain-

lain. Untuk menghadapi hal tersebut, biasanya wali kelas mengadakan

konseling atau bimbingan pada siswa yang bermasalah. Jika

masalahnya cukup berat, maka orang tua dari siswa akan dilibatkan

dalam konseling dan bimbingan tersebut.

h. Peralatan olah raga dan area bermain

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru olah

raga sekolah, peralatan olah raga yang tersedia di sekolah semuanya

aman untuk digunakan. Peralatan tersebut juga tersimpan dan terawat

dengan baik di gudang penyimpanan alat olah raga. Kondisi area

bermain berdebu sehingga jika ada angin, debunya akan berterbangan.

Page 11: BAB III UKS

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko peningkatan angka penyakit ISPA (Infeksi Saluran

Pernafasan Akut) di SMPN 2 Kangkung berhubungan dengan

lingkungan sekolah dan perilaku siswa yang kurang sehat.

2. Resiko terjadinya penyakit diare pada Siswa di SMPN 2

Kangkung berhubungan dengan perilaku yang tidak sehat

3. Resiko terjadi kenakalan remaja (perilaku merokok dan NAPZA)

pada siswa di SMPN 2 Mranggen Kelurahan Kangkung

berhubungan dengan kurang informasi tentang bahaya merokok

dan NAPZA terhadap kesehatan.

C. RENCANA KEPERAWATAN

1. Resiko peningkatan angka penyakit ISPA (Infeksi Saluran

Pernafasan Akut) di SMPN 2 Kangkung berhubungan dengan

lingkungan sekolah dan perilaku siswa yang kurang sehat.

a. Tujuan Umum :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam

diharapkan Siswa mengetahui dan memahami tentang

ISPA.

b. Tujuan Khusus :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam

diharapkan Siswa mampu :

1) Mengetahui tentang ISPA dan pencegahannya

2) Dapat Mengoptimalisasi kader UKS (PMR) dalam

pencegahan dan penanggulangan ISPA

c. Rencana Tindakan :

1) Laksanakan pengkaderan siswa dalam pelatihan

Kader Kesehatan Sekolah.

2) Laksanakan pendidikan kesehatan tentang ISPA pada

siswa-siswa

Page 12: BAB III UKS

3) Bekerja sama dengan pihak PUSKESMAS untuk

kegiatan UKS

2. Resiko terjadinya penyakit diare pada Siswa di SMPN 2 Kangkung

berhubungan dengan perilaku yang tidak sehat

a. Tujuan Umum :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam

diharapkan tidak terjadi kejadian penyakit Diare.

b. Tujuan Khusus :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam

diharapkan siswa mampu :

1) Mengetahui tentang diare penyakit diare dan

pencegahannya

2) Siswa membiasakan membuang sampah pada

tempatanya

3) Mengoptimalkan pelayanan kesehatan.

c. Rencana Tindakan :

1) Penyuluhan tentang personal hygiene dan cuci

tangan

2) Bekerjasama dengan Puskesmas dalam memberikan

penyuluhan tantang Kesehatan Lingkungan Sekolah

3) Menggerakkan siswa/i untuk menerapkan PHBS

3. Resiko terjadi terjadi kenakalan remaja (perilaku merokok dan

NAPZA) pada siswa di SMPN 2 Mranggen Kelurahan Kangkung

berhubungan dengan kurang informasi tentang bahaya merokok

terhadap kesehatan

a. Tujuan Umum :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam

diharapkan siswa mengetahui dan memahami tentang

kenakalan remaja

Page 13: BAB III UKS

b. Tujuan Khusus :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam

diharapkan siswa mampu :

1) Mengetahui dan memahami tentang kenakalan remaja

2) Mengoptimalkan pelayanan kesehatan.

c. Rencana Tindakan :

1) Penyuluhan tentang bahayanya merokok

2) Penyuluhan tentang NAPZA

3) Kerja sama dengan bagian kesiswaan di sekolah untuk

melakukan pembinaan BK (bimbingan konseling)

D. IMPLEMENTASI1. Resiko peningkatan angka penyakit ISPA (Infeksi Saluran

Pernafasan Akut) di SMPN 2 Kangkung berhubungan dengan

lingkungan sekolah dan perilaku siswa yang kurang sehat.

Tindakan Keperawatan :

a) Tanggal 27-28 Agustus 2013 membentuk dan mengadakan

pelatihan kader UKS (PMR) di SMP Negeri 2 Mranggen

b) Tanggal 27 Agustus 2013 memberikan pendidikan kesehatan

tentang ISPA yang disampaikan oleh Ignatyas Prisma Indah,

S.Kep, selama 1 x 20 menit di Laboratorium Bahasa.

2. Resiko terjadinya penyakit diare pada Siswa di SMPN 2 Kangkung

berhubungan dengan perilaku yang tidak sehat

Tindakan keperawatan :

a) Tanggal 27-28 Agustus 2013 membentuk dan mengadakan

pelatihan kader UKS (PMR) di SMP Negeri 2 Mranggen

b) Tanggal 27 Agustus 2013 mengadakan penyuluhan tentang

personal hygiene dan cuci tangan yang disampaikan oleh

Endah Puspitaningrum, S.Kep selama 1x10 menit di

Laboratorium Bahasa

c) Tanggal 27 Agustus bekerjasama dengan Puskesmas,

memberikan penyuluhan tentang Kesehatan Lingkungan

Page 14: BAB III UKS

Sekolah yang disampaikan oleh perwakilan dari Puskesmas

Bp. Yugo Waluyo selama 1x30 menit di Laboratorium

Bahasa

3. Resiko terjadi terjadi kenakalan remaja (perilaku merokok dan

NAPZA) pada siswa di SMPN 2 Mranggen Kelurahan Kangkung

berhubungan dengan kurang informasi tentang bahaya merokok

terhadap kesehatan

Tindakan keperawatan :

a) Pada tanggal 29 Agustus 2013 memberikan pendidikan

kesehatan tentang kenakalan-kenakalan remaja yang

disampaikan dalam waktu 1x20 menit oleh Galuh Dwi Okti,

S.Kep di Laboratorium Bahasa.

E. EVALUASI

Setelah dilakukan penddidikan kesehatan pada siswa-siswa SMP N II

Mranggen pada tanggal 27-29 Agustus 2013, yang didalamnya disampaikan

materi-materi yang berkaitan dengan masalah kesehatan siswa sekolah di

lingkungan SMP Negeri 2 Mranggen didapatkan kriteria evaluasi sebagai

berikut :

1. ISPA

a) Peserta yang mengikuti pendidikan kesehatan kelas VII E

sebanyak 30 siswa

b) 85 % siswa dapat menyebutkan tentang pengertian ISPA

c) 82% siswa dapat menyebutkan penyebab penyakit ISPA

d) 86% siswa dapat menyebutkan faktor predisposisi terjadinya ISPA

e) 80% siswa dapat menyebutkan tanda dan gejala ISPA

f) 80% siswa dapat menyebutkan cara penularan ISPA

g) 83 % siswa mampu menyebutkan cara pencegahan ISPA

Page 15: BAB III UKS

2. Diare

a) Peserta yang mengikuti pendidikan kesehatan perwakilan

kelas VII A-H dan kelas VIII A-H sebanyak 42 siswa

b) 85% siswa dapat menjelaskan pentingnya PHBS

c) 88% siswa dapat mempraktekkan cara cuci tangan yang baik dan

benar

3. Kenakalan Remaja ( Bahaya Merokok dan Narkoba)

a) Peserta yang mengikuti pendidikan kesehatan kelas VII E

sebanyak 30 siswa

b) 81 % siswa dapat menjelaskan pengertian rokok

c) 82% siswa dapat menyebutkan kandungan rokok

d) 80% siswa dapat menyebutkan jenis-jenis rokok

e) 83% siswa dapat menyebutkan tipe perokok

f) 80% siswa dapat menyebutkan bahaya rokok

g) 81% siswa dapat menjelaskan pengertian Narkoba / NAPZA

h) 84% siswa dapat menyebutkan jenis – jenis narkoba dan

efeknya