BAB III UKS
-
Upload
restantief -
Category
Documents
-
view
44 -
download
3
description
Transcript of BAB III UKS
BAB III
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
AREA SEKOLAH DI SMPN II MRANGGEN
KECAMATAN MRANGGEN DEMAK
Dalam rangka mengaplikasikan ilmu keperawatan di komunitas dan untuk
menerapkan konsep – konsep dalam memberikan asuhan keperwatan dalam
konteks area sekolah di SMP Negeri 2 Mranggen, maka kelompok program
profesi ners keperawatan kesehatan komunitas mendapatkan tugas melakukan
proses asuhan keperawatan dalam konteks area sekolah di SMP Negeri 2
Mranggen yang dilakukan mulai tanggal 27-28 Agustus 2013.
PENGKAJIAN
1. Sosial
a. Komposisi siswa
Diagram 1.a Jumlah Siswa SMPN II Mranggen Tahun Ajaran 2012-
2013 Berdasarkan Jenis Kelamin
VII VIII IX
0
20
40
60
80
100
120
140
160
Laki-laki
Perempuan
Jumlah seluruh siswa di SMPN II Mranggen adalah 815 orang,
dengan komposisi laki-laki sebanyak 407 orang dan perempuan 408
orang. Yaitu terdiri dari kelas VII laki-laki sebanyak 132 orang dan
perempuan 133 orang, kelas VIII laki-laki sebanyak 150 orang dan
permpuan sebanyak 144 orang, dan kelas IX laki-laki sebanyak 116
orang dan perempuan sebanyak 111 orang.
Berdasarkan data diatas maka didapatkan sebagian besar siswa
SMP N 2 Mranggen memasuki usia remaja. Usia remaja pada dasarnya
merupakan usia yang rawan terhadap masalah kesehatan dan
psikososial. Masalah kesehatan yang lazim terjadi pada remaja adalah
masalah kesehatan reproduksi, hal ini dikarenakan pada usia remaja
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap perubahan fisik organ
reproduksi. Jika masalah ini tidak segera di tangani maka akan
beresiko terjadi masalah kesehatan reproduksi pada remaja.
b. Komposisi staf
Diagram 1.b Jumlah Guru dan Staf di SMPN II Mranggen Tahun
Ajaran 2012-2013 Berdasarkan Jenis Kelamin.
Guru Staf Administrasi
0
5
10
15
20
25
30
Laki-laki
Perempuan
Jumlah guru yang ada 50 orang, yaitu 1 orang kepala
sekolah, 39 orang guru kelas PNS, 10 orang guru kelas GTT, dan 15
orang staf administrasi. Yaitu secara rinci guru laki-laki sebanyak
23 orang dan perempuan sebanyak 27 orang, sedangkan untuk staf
administrasi laki-laki sebanyak 7 orang dan perempuan sebanyak 8
orang.
Berdasarkan data tersebut maka dapat diketahui komposisi
guru pengajar dengan siswa sudah proporsional. Jumlah guru yang
mencukupi sehingga hal ini sangat potensial dapat memberikan
arahan, himbauan serta konseling bagi siswa yang mengalami
masalah kesehatan. Adanya hal tersebut diharapkan dapat
meningkatkan derajat kesehatan bagi warga sekolah pada umumnya
dan siswa pada khususnya.
c. Hubungan sosial
Hubungan antar siswa di sekolah baik-baik saja, kadang-
kadang ada konflik atau pertengkaran yang umum terjadi di kalangan
anak-anak, namun dapat segera diselesaikan. Hubungan antar staf dan
guru juga tidak ada masalah maupun kesenjangan. Hubungan antara
orang tua siswa dan sekolah baik, hal ini terbukti dengan dukungan
dari tiap orang tua siswa pada setiap program sekolah. Berdasarkan
hasil observasi, sebagian besar siswa di SMPN II Mranggen adalah
warga yang tinggalnya di sekitar sekolah atau tidak jauh dari sekolah.
Hal ini menunjukkan kesadaran pendidikan yang baik dan kepercayaan
masyarakat sekitar terhadap pendidikan di SMPN II Mranggen Desa
Kangkung Mranggen, Demak.
Masyarakat sekitar juga mendukung tiap program sekolah, hal
ini terbukti dengan ikut sertanya para siswa dalam setiap kegiatan yang
diadakan di sekolah. Selain itu, dengan adanya komite sekolah yang
merupakan penyelenggara acara di sekolah yang anggotanya
merupakan gabungan dari guru dan wali siswa. Latar belakang budaya
di sekolah adalah budaya Jawa. Sedangkan status sosial ekonomi siswa
maupun guru di sekolah adalah menengah kebawah. Berdasarkan hasil
wawancara dengan guru dan kepala sekolah, tidak terdapat kelompok-
kelompok minoritas maupun mayoritas tertentu dan konflik antar
kelompok dalam sekolah.
d. Sumber pendanaan sekolah
Sumber pendanaan sekolah berasal dari Biaya Operasional Sekolah
(BOS) yang diperoleh dari pemerintah dan biaya SPP dari siswanya.
Menurut kepala sekolah, dana untuk kesehatan sekolah secara khusus
belum ada, namun dapat diambilkan dari kas sekolah.
2. Epidemiologi
a. Masalah kesehatan dan psikologi siswa SMP N II Mranggen Desa
Kangkung Kabupaten Demak 2013
Batuk-PilekDiare (sakit perut)Merokok
Sesuai dengan hasil pendataan di SMP N II Mranggen yaitu sebanyak
72,2% mengalami batuk-pilek, 20,8% diare (sakit perut), merokok
7,8%. Berdasarkan data analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa
remaja rentan mengalami penyakit ISPA dan diare sehingga perlu
ditindaklanjuti, misalkan dengan memberikan penyuluhan kepada
peserta didik atau kader sekolah mengenai penyakit yang bersangkutan
dan perilaku hidup sehat. Sedangkan untuk masalah perilaku yang
berisiko seperti merokok ini juga tidak boleh diabaikan, remaja
memerlukan pengarahan atau bimbingan agar mengetahui akibat dari
perilaku yang tidak sehat.
b. Pengetahuan Fungsi Alat Reproduksi Siswa SMPN II Mranggen
Fungsi Alat Reproduksi
YaTidak
Pengetahuan siswa yang kurang tentang fungsi alat reproduksi
sebanyak 57 (21,3%), dan yang mengetahui tentang fungsi alat
reproduksi sebanyak 211 siswa (78,7%). Berdasarkan data tersebut
dapat disimpulkan bahwa siswa di SMPN 2 Mranggen mengarah ke
potensial untuk berperilaku sehat. Hal ini bisa dilihat dari sebagian
besar siswa yang berpengetahuan baik tentang fungsi alat reproduksi.
c. Perilaku Merokok Siswa di SMP Negeri II Mranggen Demak
Perilaku Merokok
MerokokTidak Merokok
Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan bahwa 247 orang (92,2%)
siswa tidak merokok dan sebanyak 21 orang (7,8%) siswa yang
merokok. Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa
sebagian siswa SMPN 2 Mranggen berperilaku hidup tidak sehat
dengan cara merokok. Hal ini dapat berpotensial untuk terjadinya
kenakalan remaja,
d. Organisasi kesehatan
Selama pengkajian didapatkan bahwa program usaha kesehatan
sekolah yang ada tidak berfungsi secara optimal demikian pula
kegiatan – kegiatan UKS-nya. Ruangan UKS sudah mempunyai
ruangan sendiri, fasilitas kesehatan sangat sudah cukup lengkap, di
dalam kotak P3K terdapat kapas, kasa, plester, betadine, balsem,
pembalut dan obat-obatan. Sudah ada petugas yang mengurus UKS
secara khusus. Pengorganisasian kader UKS belum terlaksana,
dikarenakan tidak adanya pelatihan khusus untuk para siswa tentang
pertolongan pertama pada kecelakan yang seharusnya diberikan pada
siswa yang mengikuti program PMR.
3. Perilaku dan lingkungan
a. Karakteristik sekolah
Nama sekolah : SMPN II Mranggen
Luas sekolah : 13.087 m2
Jumlah ruang kelas : 22 buah
Ruang Tata Usaha : 1buah
Ruang kepala sekolah : 1 buah
Ruang multimedia : 1buah
Ruang kelas : 21 buah
Musola : 1 buah
Ruang lab IPA : 1 buah
Ruang guru : 1 buah
Ruang BK : 1 buah
Lab Bahasa : 1 buah
Ruang lab komputer : 1 buah
Ruang perpustakaan : 1 buah
Ruang WC siswa : 1 buah
Sanggar pramuka : 1 buah
Ruang kesenian : 1 buah
Ruang UKS : 1 buah
Tempat sepeda siswa : 1 buah
Ruang OSIS : 1 buah
Koperasi : 1 buah
b. Kebersihan dan keamanan
Dari hasil observasi lingkungan di SMPN II Mranggen Desa
Kangkung Mranggen kurang bersih dan berdebu, lantai ruangan
terbuat dari keramik, ventilasi dan pencahayaan cukup. Atap terbuat
dari genting dan telah diberi eternit. Terdapat tempat sampah di tiap
ruangan. WC dan kamar mandi cukup bersih. Untuk menjaga
kebersihan sekolah, pihak sekolah membuat kebijaksanaan dengan
adanya jadwal piket bagi siswa di tiap kelas. Pengelolaan sampah yang
terkumpul biasanya dibuang ke tempat pembuangan sampah di
belakang sekolah dengan kondisi terbuka dan setelah terkumpul
banyak baru di bakar. Lokasi sekolah rentang dengan polusi udara
yaitu berupa debu, polusi udara berupa bau asap knalpot dari
kendaraan bermotor yang sering lewat di depan sekolah. Setiap ruang
kelas berdasarkan observasi meja dan kursi murid berdebu begitu juga
di ruang guru buku – buku di meja guru terlihat berdebu.
SMPN II Mranggen di alamat Jl. Desa Kangkung Kec.
Mranggen, menurut Kepala sekolah dan guru kegiatan belajar
mengajar di sekolah cukup tenang dan baik untuk kegiatan belajar
mengajar. Mengenai keamanan, halaman sekolah ini dipaving sehingga
beresiko terjadi trauma/ kecelakaan, Menurut kepala sekolah, selama ia
bekerja di SMPN II Mranggen Desa Kangkung Mranggen belum
pernah ada kasus pencurian, kekerasan dan tindakan kriminal lain
yang dilakukan oleh guru atau siswa maupun guru atau siswa yang
menjadi korban tindakan kriminal. Sekolah mempunyai penjaga
sekolah yang tinggal di belakang sekolah. Adapun kebersihan
disekolah SMPN II Mranggen lingkungan sekolah bersih, disetiap
ruangan kelas telihat bersih. Setiap hari murid-murid sekolah ini
bertanggungjawab disetiap ruangan kelas masing-masing, ini dilihat
setiap pagi para siswa menyapu dan membuang sampah dari ruangan
kelas masing-masing. Untuk kebersihan dilingkungan sekolah yang
bertanggungjawab adalah penjaga kebun tersebut, setiap hari penjaga
kebun tersebut membersihkan semua halaman di lingkungan sekolah.
Untuk kebersihan kamar mandi (toilet) siswa yang ada di SMPN II
Mranggen cukup bersih, jadwal pembersihan dilakukan dua kali dalam
seminggu, adapun kamar mandi (toilet) pengajar (guru) yang ada di
SMPN II Mranggen terlihat bersih, dari semua toilet yang ada di
SMPN II Mranggen ini yang bertanggungjawab atas kebersihannya
adalah penjaga sekolah.
c. Kualitas makanan di kantin sekolah
Berdasarkan hasil observasi, terdapat 1 kantin sekolahan di
SMPN II Mranggen Desa Kangkung Mranggen Semarang. Makanan
yang dijual diantaranya gorengan, snack, es, mie rebus, soto dan nasi
bungkus . Beberapa jenis makanan sudah dikemas, tetapi ada juga
makanan yang belum dikemas. Mengacu pada materi pembelajaran
kepribadian dasar dan lingkungan yang diberikan pada siswa, pihak
sekolah sudah menanamkan untuk selalu mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan, Namun masih banyak siswa yang tidak
mempedulikannya. Menurut kepala sekolah, masalah cuci tangan serta
kebersihan diri siswa sudah cukup, hal ini karena sudah terdapat
tempat cuci tangan khusus bagi siswa sehingga pihak sekolah
menganjurkan siswanya untuk menggunakan tempat cuci tangan
tersebut sebagaimana dengan fungsinya. Adapun kebersihan di kantin
terlihat cukup bersih karena dari pihak sekolah memberikan peringatan
kepada penjaga kantin untuk selalu membersihkan lingkungan sekitar
kantin agar terlihat selalu bersih dan rapi. Kantin yang berada di
SMPN II Mranggen kurang berkualitas, ini bisa di buktikan terlihat
dari cara menyajikan makanan siap saji tidak tertutup dengan rapi dan
cara memasaknya pun masih menggunakan tungku, asap dari tungku
ini bisa resiko terjadinya ISPA terhadap siswa yang ada di SMPN II
Mranggen. Untuk standar kantin yang ada di SMPN II Mranggen
kurang dari standar ini bisa dilihat dari penyajian makanan tidak
tertutup, menu makanan yang ada kebanyakan yang mengandung
minyak dan pewarna. Kondisi minyak goreng yang dipakai untuk
memasak makanan sudah tidak lanyak terlihat dari minyak goreng
yang digunakan berwarna kehitaman.
d. Kebiasaan siswa disekolah
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru dan
kepala sekolah, ada beberapa siswa yang merokok maupun minum-
minuman keras. Selain itu pernah terjadi perkelahian antar siswa,
Menurut para guru, siswa masih malakukan kebiasaan yang kurang
sehat disekolah yaitu kurang menjaga kebersihan kelas dan membuang
sampah tidak pada tempatnya.
e. Kebiasaan waktu istirahat
Berdasarkan hasil observasi, kebiasaan para siswa pada waktu
istirahat yaitu jajan, bermain, dan ngobrol (bercakap – cakap) dengan
teman. Terkadang siswa bermain sepak bola atau bermain basket
f. Kedisiplinan dan sanksi
Bentuk kedisiplinan yang diterapkan di sekolah yaitu berupa
peraturan yang bersifat demokratis. Hal ini sesuai dengan kesepakatan
mengenai peraturan sekolah yang disusun oleh komite sekolah yang
beranggotakan para guru dan wali siswa. Peraturan tersebut mengikat
namun tidak memberatkan para siswa. Contohnya yaitu, jika ada siswa
yang terlambat masuk sekolah, diberi peringatan dan jika terus
berulang maka akan diberi sanksi. Selain itu jika ada siswa yang tidak
mengerjakan PR, diberi sanksi yaitu meresum pelajaran dan kadang di
suruh membersihkan halaman kelas. Sanksi pelanggaran tersebut
biasanya berupa peringatan secara lisan, jika masih melakukan
pelanggaran yang sama maka siswa akan dipanggil oleh wali kelas
untuk diberi pengarahan, jika masih juga melakukan pelanggaran
tersebut, maka orang tua dari siswa akan dipanggil ke sekolah untuk
dilakukan konseling bersama. Kedisiplinan dan sanksi tersebut
dilakukan secara konsisten setiap harinya.
g. Bimbingan dan konseling
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan kepala sekolah,
masalah psikologis yang sering terjadi pada siswa di sekolah ini yaitu
misalnya, takut menghadapai ujian, takut jika dimarahi guru, dan lain-
lain. Untuk menghadapi hal tersebut, biasanya wali kelas mengadakan
konseling atau bimbingan pada siswa yang bermasalah. Jika
masalahnya cukup berat, maka orang tua dari siswa akan dilibatkan
dalam konseling dan bimbingan tersebut.
h. Peralatan olah raga dan area bermain
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru olah
raga sekolah, peralatan olah raga yang tersedia di sekolah semuanya
aman untuk digunakan. Peralatan tersebut juga tersimpan dan terawat
dengan baik di gudang penyimpanan alat olah raga. Kondisi area
bermain berdebu sehingga jika ada angin, debunya akan berterbangan.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko peningkatan angka penyakit ISPA (Infeksi Saluran
Pernafasan Akut) di SMPN 2 Kangkung berhubungan dengan
lingkungan sekolah dan perilaku siswa yang kurang sehat.
2. Resiko terjadinya penyakit diare pada Siswa di SMPN 2
Kangkung berhubungan dengan perilaku yang tidak sehat
3. Resiko terjadi kenakalan remaja (perilaku merokok dan NAPZA)
pada siswa di SMPN 2 Mranggen Kelurahan Kangkung
berhubungan dengan kurang informasi tentang bahaya merokok
dan NAPZA terhadap kesehatan.
C. RENCANA KEPERAWATAN
1. Resiko peningkatan angka penyakit ISPA (Infeksi Saluran
Pernafasan Akut) di SMPN 2 Kangkung berhubungan dengan
lingkungan sekolah dan perilaku siswa yang kurang sehat.
a. Tujuan Umum :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
diharapkan Siswa mengetahui dan memahami tentang
ISPA.
b. Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
diharapkan Siswa mampu :
1) Mengetahui tentang ISPA dan pencegahannya
2) Dapat Mengoptimalisasi kader UKS (PMR) dalam
pencegahan dan penanggulangan ISPA
c. Rencana Tindakan :
1) Laksanakan pengkaderan siswa dalam pelatihan
Kader Kesehatan Sekolah.
2) Laksanakan pendidikan kesehatan tentang ISPA pada
siswa-siswa
3) Bekerja sama dengan pihak PUSKESMAS untuk
kegiatan UKS
2. Resiko terjadinya penyakit diare pada Siswa di SMPN 2 Kangkung
berhubungan dengan perilaku yang tidak sehat
a. Tujuan Umum :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
diharapkan tidak terjadi kejadian penyakit Diare.
b. Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
diharapkan siswa mampu :
1) Mengetahui tentang diare penyakit diare dan
pencegahannya
2) Siswa membiasakan membuang sampah pada
tempatanya
3) Mengoptimalkan pelayanan kesehatan.
c. Rencana Tindakan :
1) Penyuluhan tentang personal hygiene dan cuci
tangan
2) Bekerjasama dengan Puskesmas dalam memberikan
penyuluhan tantang Kesehatan Lingkungan Sekolah
3) Menggerakkan siswa/i untuk menerapkan PHBS
3. Resiko terjadi terjadi kenakalan remaja (perilaku merokok dan
NAPZA) pada siswa di SMPN 2 Mranggen Kelurahan Kangkung
berhubungan dengan kurang informasi tentang bahaya merokok
terhadap kesehatan
a. Tujuan Umum :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
diharapkan siswa mengetahui dan memahami tentang
kenakalan remaja
b. Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
diharapkan siswa mampu :
1) Mengetahui dan memahami tentang kenakalan remaja
2) Mengoptimalkan pelayanan kesehatan.
c. Rencana Tindakan :
1) Penyuluhan tentang bahayanya merokok
2) Penyuluhan tentang NAPZA
3) Kerja sama dengan bagian kesiswaan di sekolah untuk
melakukan pembinaan BK (bimbingan konseling)
D. IMPLEMENTASI1. Resiko peningkatan angka penyakit ISPA (Infeksi Saluran
Pernafasan Akut) di SMPN 2 Kangkung berhubungan dengan
lingkungan sekolah dan perilaku siswa yang kurang sehat.
Tindakan Keperawatan :
a) Tanggal 27-28 Agustus 2013 membentuk dan mengadakan
pelatihan kader UKS (PMR) di SMP Negeri 2 Mranggen
b) Tanggal 27 Agustus 2013 memberikan pendidikan kesehatan
tentang ISPA yang disampaikan oleh Ignatyas Prisma Indah,
S.Kep, selama 1 x 20 menit di Laboratorium Bahasa.
2. Resiko terjadinya penyakit diare pada Siswa di SMPN 2 Kangkung
berhubungan dengan perilaku yang tidak sehat
Tindakan keperawatan :
a) Tanggal 27-28 Agustus 2013 membentuk dan mengadakan
pelatihan kader UKS (PMR) di SMP Negeri 2 Mranggen
b) Tanggal 27 Agustus 2013 mengadakan penyuluhan tentang
personal hygiene dan cuci tangan yang disampaikan oleh
Endah Puspitaningrum, S.Kep selama 1x10 menit di
Laboratorium Bahasa
c) Tanggal 27 Agustus bekerjasama dengan Puskesmas,
memberikan penyuluhan tentang Kesehatan Lingkungan
Sekolah yang disampaikan oleh perwakilan dari Puskesmas
Bp. Yugo Waluyo selama 1x30 menit di Laboratorium
Bahasa
3. Resiko terjadi terjadi kenakalan remaja (perilaku merokok dan
NAPZA) pada siswa di SMPN 2 Mranggen Kelurahan Kangkung
berhubungan dengan kurang informasi tentang bahaya merokok
terhadap kesehatan
Tindakan keperawatan :
a) Pada tanggal 29 Agustus 2013 memberikan pendidikan
kesehatan tentang kenakalan-kenakalan remaja yang
disampaikan dalam waktu 1x20 menit oleh Galuh Dwi Okti,
S.Kep di Laboratorium Bahasa.
E. EVALUASI
Setelah dilakukan penddidikan kesehatan pada siswa-siswa SMP N II
Mranggen pada tanggal 27-29 Agustus 2013, yang didalamnya disampaikan
materi-materi yang berkaitan dengan masalah kesehatan siswa sekolah di
lingkungan SMP Negeri 2 Mranggen didapatkan kriteria evaluasi sebagai
berikut :
1. ISPA
a) Peserta yang mengikuti pendidikan kesehatan kelas VII E
sebanyak 30 siswa
b) 85 % siswa dapat menyebutkan tentang pengertian ISPA
c) 82% siswa dapat menyebutkan penyebab penyakit ISPA
d) 86% siswa dapat menyebutkan faktor predisposisi terjadinya ISPA
e) 80% siswa dapat menyebutkan tanda dan gejala ISPA
f) 80% siswa dapat menyebutkan cara penularan ISPA
g) 83 % siswa mampu menyebutkan cara pencegahan ISPA
2. Diare
a) Peserta yang mengikuti pendidikan kesehatan perwakilan
kelas VII A-H dan kelas VIII A-H sebanyak 42 siswa
b) 85% siswa dapat menjelaskan pentingnya PHBS
c) 88% siswa dapat mempraktekkan cara cuci tangan yang baik dan
benar
3. Kenakalan Remaja ( Bahaya Merokok dan Narkoba)
a) Peserta yang mengikuti pendidikan kesehatan kelas VII E
sebanyak 30 siswa
b) 81 % siswa dapat menjelaskan pengertian rokok
c) 82% siswa dapat menyebutkan kandungan rokok
d) 80% siswa dapat menyebutkan jenis-jenis rokok
e) 83% siswa dapat menyebutkan tipe perokok
f) 80% siswa dapat menyebutkan bahaya rokok
g) 81% siswa dapat menjelaskan pengertian Narkoba / NAPZA
h) 84% siswa dapat menyebutkan jenis – jenis narkoba dan
efeknya