BAB III Trissaaa
-
Upload
trissa-wulanda-putri -
Category
Documents
-
view
5 -
download
1
description
Transcript of BAB III Trissaaa
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis PenelitianPenelitian ini merupakan suatu penelitian observasional analitik dengan
rancangan cross sectional.
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian akan dilakukan di kelurahan Bukit Sangkal Palembang pada
September 2015.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah penduduk yang berusia di atas 20
tahun di kelurahan Bukit Sangkal Palembang.
3.3.2. Sampel, Besar Sampel, dan Cara Pengambilan Sampel
Pada penelitian ini metode pemilihan sampel yang dipakai adalah cluster
random sampling, dimana dengan metode ini pengambilan sampel yang dilakukan
terhadap sampling unit (individu) berada dalam satu kelompok (cluster). Cluster
random sampling merupakan teknik sampling yang digunakan untuk menentukan
sampel bila obyek yang diteliti atau sumber data yang sangat luas secara
geografis.
Besar sampel minimal pada penelitian ini adalah 210 sampel dengan
menggunakan simulasi perhitungan jumlah sampel oleh Ariawan (1995). Dalam
penentuan besar minimal sampel pada penelitian ini dihubungkan dengan metode
survey cepat menggunakan cara cluster, yaitu :
jumlah minimal sampel= jumlah kluster x7 responden
¿ jumlah minimalkluster x 7 responden
¿30 x7
¿210
3.3.3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
12
Kriteria inklusi kasus adalah penduduk yang berusia di atas 20 tahun di
Kelurahan Bukit Sangkal Palembang yang memenuhi variabel yang akan diteliti.
Kriteria eksklusi adalah penduduk yang berusia di atas 20 tahun di
Keluahan Bukit Sangkal Palembang yang tidak bersedia mengikuti penelitian ini.
3.4. Variabel Penelitian
3.4.1. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah faktor risiko yang tidak dapat
diubah yaitu umur, jenis kelamin dan faktor risiko yang dapat diubah yaitu
berat badan lebih (IMT >25 kg/m2), obesitas abdominal/sentral, aktivitas
fisik, hipertensi, diet (pola konsumsi sayur atau buah dan pola konsumsi
gula pasir) serta kebiasaan merokok.
3.5. Definisi Operasional
a. Kejadian Diabetes Melitus
Disebut Diabetes Melitus, jika keadaan gula darah seseorang pada saat
pemeriksaan laboratorium memiliki pemeriksaan hasil gula darah
sewaktu >200mg/dl, kadar gula darah puasa >126mg/dl, dan kadar
gula darah 2 jam setelah makan >200 mg/dl dan didiagnosa oleh
dokter.
1) Cara : Menusukkan lancet pada ujung jari, dan sentuhkan darah
pada medan test glukometer
2) Alat : Glukometer kapiler
3) Hasil:
- DM
- Tidak DM
4) Skala: Nominal
b. Umur
13
Umur adalah banyaknya tahun yang dilalui oleh responden dihitung
berdasarkan ulang tahun terakhir. Kelompok umur diklasifikasikan
menurut buku petunjuk teknis pengukuran faktor risiko Diabetes
Melitus tahun 2008.10
1) Cara : wawancara
2) Alat : Kuisioner
3) Hasil:
- 20 - <34
- 35 – 45
- > 45
4) Skala: ordinal
c. Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah perbedaan antara perempuan dengan laki-laki
secara biologis sejak seseorang lahir.
1) Cara : wawancara
2) Alat : Kuisioner
3) Hasil:
- Perempuan
- Laki – laki
4) Skala: nominal
d. Indeks Masa Tubuh
Indeks masa tubuh adalah indeks yang diperoleh dari pengukuran berat
badan dengan menggunakan timbangan injak (kg) dan pengukuran
tinggi badan dengan menggunakan microtoise (m). Kelompok IMT
dikategorikan menurut FAO/WHO yang telah dimodifikasi.10
1) Cara : membagi berat badan dengan tinggi badan dalam meter2
2) Alat : Timbangan dan alat pengukur tinggi badan
3) Hasil:
14
Katagori IMTKurus Kekurangan berat badan tingkat
berat< 17,0
Kekurangan berat badan tingkat ringan
17,0 – 18,4
Normal Normal 18,5 – 25,0Kegemukan Kelebihan berat badan tingkat
ringan>25,0 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat >27,04) Skala: ordinal
e. Obesitas Sentral/ Abdominal
Obesitas abdominal dapat diketahui dengan pengukuran lingkar perut.
Pada pria dikatakan obesitas sentral/abdominal apabila pengukuran
lingkar perut >102 cm (Asia : 90 cm) dan pada wanita >82 cm (Asia :
80 cm).10
1) Cara : mengukur dengan pita dengan cara melingkari pinggang
2) Alat : pita pengukur
3) Hasil:
- Berisiko ( > 90 cm pada laki-laki dan > 80 cm pada
perempuan)
- Tidak Berisiko ( < 90 cm pada laki-laki dan < 80 cm pada
perempuan)
4) Skala: ordinal
f. Aktifitas fisik
Penggolongan aktivitas fisik menurut WHO, yang sesuai dengan
pengendalian faktor resiko DM adalah dengan melakukan latihan fisik
sedang sampai berat selama 30 menit atau lebih secara terus menerus
dan dilakukan selama 3 kali seminggu.10
1) Cara : wawancara
2) Alat : Kuisioner
3) Hasil:
15
- Ya
- Tidak
4) Skala: ordinal
g. Hipertensi
Disebut hipertensi, jika tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan
diastolik ≥ 90 mmHg. Tekanan darah diukur dengan menggunakan
sphygmomanometer air raksa. Kategori hipertensi dapat diukur dengan
mengukur tekanan darah arteri brachiais di lengan atas. Hasil
pengukuran tersebut akan menunjukkan angka sistolik dan diastolik.10
1) Cara : mendengar bunyi sistolik dan diastolik
2) Alat : sphygmomanometer air raksa
3) Hasil :
- Hipertensi
- Tidak Hipertensi
4) Skala : nominal
h. Diet
Makan secara teratur setiap hari, 3 kali makan utama (sarapan: jam
6.00-8.00, makan siang: jam 12.00-13.00 dan makan malam: jam
18.00-19.00) dan 3 kali makan selingan (jam 10.00, jam 15.00, jam
21.00)) dengan porsi cukup. Dalam penelitian diet pada masyarakat,
yang diprioritaskan pada konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan
sebanyak 3-4 porsi dan gula pasir 2-3 sendok sehari.10
1) Cara : wawancara
2) Alat : kuisioner
3) Hasil :
Pola konsumsi sayur atau buah
- < 3 porsi
- 3-5 porsi
- >5 porsi
16
Pola konsumsi gula pasir
- < 2 sdm
- 2-3 sdm
- > 3 sdm
4) Skala : ordinal
i. Merokok
Rokok merupakan produk utama dari tembakau yang mengandung
unsur tar termasuk golongan senyawa polisiklik aromatik hidrokarbon,
mengandung nikotin CO, HCN dan benzopyrene. Data merokok dapat
diketahui dengan menanyakan kepada masyarakat.10
1) Cara : wawancara
2) Alat : Kuisioner
3) Hasil:
- Merokok
- Tidak merokok
4) Skala: ordinal
3.6. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik Cluster Random
Sampling.
3.7. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner melalui
wawancara.
3.8. Bahan dan Alat untuk Penelitian
Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Tensi meter air raksa
b. Timbangan injak
c. Pengukur tinggi badan (microtoise)
d. Pita pengukur
17
3.9. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
3.9.1 Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan proses awal sebelum dilakukan
analisis data lebih lanjut. Tahapan pengolahan data dilakukan sebagai
berikut.
1. Memeriksa jawaban responden yang tertulis di kuesioner.
2. Memberikan nomor urut pada kuesioner.
3. Menginput data dari kuesioner dan data hasil pengukuran pada file
komputer menggunakan program Microsoft Excel kemudian diinput ke
program SPSS Statistic 21.0 dan data kemudian dianalisis lebih lanjut.
3.9.2 Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan kemudian dianalisa dan dibuat dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi dan selanjutnya diuraikan dalam bentuk
narasi sesuai literature yang ada. Jenis analisis yang dilakukan adalah :
1. Analisa Univariat Analisa ini digunakan untuk memperoleh
gambaran distribusi frekuensi atau besarnya proporsi berdasarkan variabel
yang diteliti.
2. Analisa Bivariat Analisa ini digunakan untuk mengetahui
hubungan antara variabel. Dari hasil analisis ini akan diketahui variabel
yang bermakna. Teknik analisis yang digunakan adalah uji chisquare
dengan tingkat kepercayaan 95% (p < 0,05). Jika P < 0,05, untuk melihat
hubungan antara variabel.
3.10. Kerangka Operasional
18
3.11. Kerangka Teori
19
Penduduk berusia >20 tahun di kelurahan Bukit Sangkal Palembang
Informed concent
Identitas Pasien
Wawancara dan Kuisioner
Pemeriksaan Fisik
- umur
- jenis kelamin
- aktivitas fisik
- diet (pola
konsumsi sayur
atau buah dan pola
konsumsi gula
pasir)
- kebiasaan
merokok.
- berat badan
lebih (IMT
>25 kg/m2)
- abdominal/
sentral
Gambar 1. Kerangka Operasional Penelitian
20
Karakteristik Penderita
- Usia- Jenis Kelamin- Status Gizi- Genetik DM- Obesitas- Tekanan
Darah
Kebiasaan Penderita
- Aktifitas Fisik- Diet- Rokok
Anamnesis
- poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan.
- lemah,- kesemutan,- gatal, - mata kabur- disfungsi ereksi pada pria- pruritus vulvae pada
pasien wanita
- Pemeriksaan glukosa darah sewaktu 200
- Kadar glukosa darah puasa 126 mg/dl
- Hasil tes toleransi glukosa oral (TTGO) didapatkan kadar glukosa darah pasca pembebanan 200 mg/dl.
Diabetes Melitus
Gambar 2. Kerangka Teori