BAB III TINJAUAN KASUS -...
Transcript of BAB III TINJAUAN KASUS -...
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 Mei 2007 jam 07.20 WIB.
1. Biodata
a. Identitas pasien
Nama : Ny. E
Umur : 33 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Alamar : Karang Kebon Selatan, Sarirejo No. 357 C Semarang
Tanggal Masuk : 8 Mei 2007 jam 11.50 WIB
Diagnosa Medis : Post sectio caesarea hari I indikasi pre eklampsia berat
No. Registrasi : 5520289
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. S
Umur : 37 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
Hubungan dengan Pasien : suami
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri pada area abdomen post sectio caesarea, nyeri
bertambah ketika bergerak atau melakukan aktivitas yang berlebihan dimana
skala nyerinya 5, nyeri hilang timbul dan rasanya seperti diremas – remas.
b. Riwayat penyakit sekarang
Klien hamil 37 minggu, G2PoA1, tanggal 8 Mei 2007 klien mengeluh
perutnya terasa kenceng – kenceng, belum keluar air ketuban dan darah.
Kemudian klien periksa ke dokter SpOG, oleh dokter dianjurkan untuk
dirujuk ke RSDK Semarang karena ada indikasi pre eklampsia berat. Oleh
keluarganya, klien dibawa ke RSDK Semarang untuk mendapatkan
perawatan, oleh dokter didiagnosa ada pre eklampsia berat. Klien dioperasi
tanggal 9 Mei 2007 jam 12.30 WIB. Pada saat dikaji klien berada di ruang
intensive B3 Obstetri dengan kondisi masih lemah, terpasang infuse 2 jalur
RL 20 tpm di tangan kanan dan terpasang kateter, warna urine kuning jernih
dan volume 250 cc. Terdapat luka insisi sectio caesarea sepanjang 10 cm dan
± 3 cm di atas simpisis pubis.
a. Riwayat penyakit dahulu
Klien sudah 2 kali ini opname di rumah sakit. Pada tahun 2000 pasien
mengalami abortus saat hamil 3 bulan dan dilakukan curretage di rumah sakit
Elizabeth Semarang. Klien mempunyai riwayat penyakit asma. Klien tidak
mempunyai riwayat penyakit hipertensi sebelumnya, penyakit jantung, asam
urat, maupun Diabetes Mellitus.
b. Riwayat penyakit keluarga
Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mengalami
persalinan dengan cara sectio caesarea, tidak ada yang aborsi maupun gamelli.
Ayah klien mempunyai riwayat asma, penyakit jantung, DM, maupun
hipertensi disangkal oleh klien.
c. Riwayat kehamilan
G2PoA1, HPHT tanggal 16 Agustus 2006, taksiran persalinan tanggal
23 Mei 2007, klien mengatakan sering memeriksakan kehamilannya secara
teratur sebulan sekali ke dokter SpOG. Pada waktu kehamilan klien mengaku
batuk, sesak, susah tidur waktu malam dan tekanan darahnya tinggi.
d. Riwayat persalinan
Klien belum pernah melahirkan, ini merupakan kehamilannya yang
kedua dumana kehamilan pertamanya mengalami abortus.
e. Riwayat haid / menstruasi
Menarche umur 13 tahun, lamanya 7 hari dengan siklus 28 hari,
teratur, saat haid tidak ada keluhan.
f. Riwayat KB
Klien belum pernah menjadi akseptor KB. Setelah kelahiran anak yang
pertama klien berencana akan mengikuti program KB suntik.
1. Pengkajian pola fungsional menurut Gordon
a. Pola persepsi terhadap kesehatan
Klien menganggap bahwa kesehatan itu penting sehingga klien selalu
memeriksakan kehamilannya ke dokter SpOG untuk mengetahuai status
kesehatan klien dan janinnya. Kalau klien sakit, klien langsung periksa ke
dokter.
b. Pola aktivitas dan latihan
Klien mengatakan ketika hamil sering susah tidur terutama pada
malam hari, klien selalu melaksanakan pekerjaan rumah seperti biasanya
walaupun kadang – kadang dibantu oleh adik iparnya yang tinggal serumah
dengan klien. Di rumah sakit klien tidak bisa leluasa bergerak karena
merasakan nyeri pada luka post sectio caesarea, klien terlihat lemas dan
sedikit aktivitas.
c. Pola istirahat dan tidur
Pada waktu hamil klien kurang tidur karena tidak nyaman dengan
posisi perutnya, sehingga klien hanya tidur malam kurang lebih 3 ½ jam dan
tidur siang kurang lebih 2 jam. Ketika di rumah sakit klien susah tidur juga
karena merasa tidak nyaman dengan luka di perutnya, dan klien tidur kurang
lebih 4 jam.
d. Pola nutrisi dan metabolik
Di rumah sakit klien selalu menghabiskan porsi dari makanan yang
disediakan RS. Klien mengaku ketika hamilpun tidak ada keluhan akan nafsu
makan. Klien juga minum 12 jam kurang lebih 600 cc berupa air putih dan
teh.
e. Pola eliminasi BAK / BAB
Sebelum operasi klien mengatakan BAB 1 – 2 kali / hari dengan
konsistensi lembek, bau khas. Setelah operasi klien belum BAB selama 2 hari.
Sebelum operasi klien BAK dengan lancar sehari 5 – 6 kali., setelah
operasi klien BAK dengan terpasang kateter.Saat dilakukan pengkajian
volume urine 250 cc dan warna kuning jernih.
f. Pola kognitif
Klien mengatakan belum tahu bagaimana cara merawat payudara
setelah melahirkan. Klien mengatakan nyeri pada daerah luka jahitan bekas
operasi sectio caesarea, skala nyeri 5.
g. Pola konsep diri
1). Harga diri : klien senang dan bangga bisa melahirkan dengan selamat
meskipun dengan sectio caesarea atas indikasi pre eklampsia berat.
2). Ideal diri : klien berharap terhadap dirinya supaya menjadi seorang ibu
yang bisa mengasuh anaknya dengan baik.
3). Identitas diri : klien sebagai seorang istri sekaligus seorang ibu bagi
anaknya.
4). Gambaran diri : klien menerima kondisinya saat ini walaupun klien
melahirkan dengan sectio caesarea
5). Peran : klien berperan sebagai istri sekaligus ibu bagi anaknya yang baru
saja lahir meskipun peran ibu belum dijalani secara maksimal
h. Pola koping
Klien mengatakan bahwa untuk memutuskan sesuatu klien
membicarakan dengan suami dan mertuanya secara musyawarah.
i. Pola hubungan sosial
Klien dalam berhubungan dengan orang lain, baik dengan keluarga,
tetangga maupun dengan pasien lain dan perawat yang ada di rumah sakit.
j. Pola seksual – reproduksi
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan hubungan seksual dengan
suaminya, tidak ada keluhan terkait alat reproduksi. Klien sudah merasa
senang sekali dengan punya anak perempuan yang sehat dan normal.
k. Pola nilai dan kepercayaan
Klien beragama Islam dan klien mengatakan melaksanakan sholat 5
waktu walaupun kadang tidak penuh. Sedangkan di rumah sakit klien hanya
terbaring memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar cepat diberi
kesembuhan sehingga dapat cepat mengurus anaknya di rumah.
2. Pemeriksaan fisik ibu
a. Keadaan umum : tampak lemah
b. Kesadaran : compos mentis
c. Tanda – tanda vital :
1). TD : 160/100 mmHg
2). Nadi : 80 x/menit
3). Suhu : 368 o C
4). Respirasi : 20 x/menit
d. Kepala : bentuk kepala mesochepal, kulit kepala bersih,
rambut bersih dan tidak mudah rontok
1) Mata : konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, pandangan jelas, pupil
isokor
2) Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada napas cuping hidung
3) Telinga : bersih, tidak ada serumen, pendengaran jelas
4) Mulut : bersih, mukosa bibir kering, tidak sianosis, lidah kotor
e. Leher dan tenggorok : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
f. Dada : simetris
1) Payudara : putting agak flat, areola hitam, agak bengkak, ASI sedikit
keluar
g. Paru : Inspeksi : simetris, tidak menggunakan alat bantu
pernapasan
Palpasi : vocal fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor
Auskultasi : tidak ada ronkhi dan wheezing
h. Jantung : Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : tidak teraba ictus cordis
Perkusi : pekak
Auskultasi : tidak ada suara gallop
i. Abdomen : terdapat luka jahitan post sectio caesarea, panjang 10
cm dan ± 3 cm di atas simpisis pubis, tinggi fundus
uteri 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus kuat
j. Ekstremitas atas : tidak ada edema, tangan kanan terpasang infus 2 jalur
RL 20 tpm
k. Ekstremitas bawah : tidak ada varises, ada edema
l. Genetalia : lochea rubra,warna merah segar, terpasang kateter,
bau amis
m. Kulit : warna sawo matang, turgor kulit baik.
3. Pemeriksaan fisik bayi
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : compos mentis
c. Jenis kelamin : perempuan
d. Berat badan : 2600 gram
e. Panjang badan : 48 cm
f. Lingkar dada : 31 cm
g. Lingkar kepala : 31 cm
h. Suhu : 370 C
i. Kepala : mesosephal, tidak chepal hematom
j. Mata : tidak juling, tidak ada perdarahan, tidak ikterus
k. Telinga : simetris, terdapat lubang telinga, tidak ada keluaran
l. Hidung : tidak ada pernapasan cuping hidung, simetris, tidak ada
polip dan sekret
m. Leher : tidak ada pembesaran thyroid
n. Dada : simetris
o. Abdomen : tidak ada lesi, tali pusat terbungkus kassa steril, tidak ada
pus, peristaltic usus (+)
p. Genetalia : perempuan, normal, anus (+)
q. Ekstremitas : jari utuh yaitu 20, tidak ada edema
4. Pemeriksaan diagnostik dan laboratorium
a. Pemeriksaan diagnostik pada tanggal 8 Mei 2007 jam 10.00 WIB.
Kesan : tidak tampak kelainan pada janin, jenis kelamin perempuan
b. Pemeriksaan laboratorium tanggal 8 Mei 2007 jam 08.00 WIB.
Pemeriksaan Hasil Satuan Normal
Analyzer hema
Hemoglobin
Hematokrit
Eritrosit
MCH
MCV
MCHC
Lekosit
Trombosit
Plasma protombin time
11,80
26,8
2,91
31,60
92,20
34,30
10,60
274,0
gr %
%
jt/mmk
Pg
fl
g/dl
ribu/mmk
ribu/mmk
12,00 – 1500
35,0 – 47,0
3,90 – 5,60
27,00 – 32,00
76,00 – 96,00
29,00 – 36,00
4,00 – 11,00
150,0 – 400,0
Waktu prothombin
PPT control
Partial thrombo plastin
Waktu thrombo plastin
APTT control
15,7
14,5
34,4
30,2
detik
detik
detik
detik
10,00 – 15,00
23,4 – 36,8
Kimia klinik
Pemeriksaan Hasil Satuan Normal
Glukosa sewaktu
Ureum
Creatinin
SGOT
SGPT
Elektrolit
Natrium
Kalium
Chlorida
125
23
2,58
14
24
139
3,6
111
mg/dl
mg/dl
mg/dl
u/l
u/l
mmol/l
mmol/l
mmol/l
80 – 110
15 – 39
0,60 – 1,30
15 – 37
30 – 65
136 – 145
3,5 – 5,1
98 - 107
Sekresi – ekskresi
Pemeriksaan Hasil Satuan Normal
Urine rutin
Warna
pH
Protein
Reduksi
Sediment: epitel
Lekosit
Kuning / jernih
6,00
>300
Negatif
1 – 3
1 – 3
mg/dl
mg/dl
Lpl
Lpb
Negatif
Negatif
c. Pemeriksaan laboratorium tanggal 9 Mei 2007 jam 08.00 WIB
Pemeriksaan Hasil Satuan Normal
Analyzer hema
Hemoglobin
Hematokrit
Eritrosit
MCH
MCV
MCHC
Lekosit
Trombosit
11,70
23,3
2,54
31,80
92,00
34,60
10,80
270,0
gr %
%
jt/mmk
Pg
fl
g/dl
ribu/mmk
ribu/mmk
12,00 – 1500
35,0 – 47,0
3,90 – 5,60
27,00 – 32,00
76,00 – 96,00
29,00 – 36,00
4,00 – 11,00
150,0 – 400,0
5. Therapi
Therapi tanggal 9 – 10 Mei 2007
Infuse RL + 10 unit Pyton 20 tpm
Injeksi Tramadol 3 x 100 mg
Injeksi Tradosik 3 x 1 ampul
Injeksi B complek 2 x 2 cc
Injeksi Vitamin C 2 x 200 mg
Asam mefenamat 3 x 500 mg
Diit : bubur sumsum 3 x / hari
B. Pengelompokan Data
DS : - Klien mengatakan nyeri pada area abdomen post sectio caesarea,
skala 5, nyeri bertambah saat bergerak, nyeri hilang timbul, nyeri
seperti diremas - remas
- Klien mengatakan tidak leluasa bergerak karena terasa nyeri di
area abdomen
- Klien mengatakan tidak tahu tentang cara perawatan payudara
setelah melahirkan
DO : - Ada jahitan melintang pada area abdomen ± 10 cm insisi sectio
caesarea, jahitan terbungkus kassa steril, tidak ada rembesan, tidak
ada pus
- Klien post sectio caesarea hari I, pengaruh anestesi tidak ada.
- Klien terlihat cemas dan tegang serta sesekali memegang perutnya
- Klien terlihat sangat berhati – hati berpindah posisi tidur
- ASI sedikit keluar, putting agat flat, agak bengkak
- Wajah tampak meringis saat nyeri timbul
- Semua kebutuhan klien dibantu oleh perawat termasuk makan dan
minum
- Klien terlihat lemas dan sedikit aktivitas
- S : 368 0C
- Skala nyeri 5
C. Analisa Data
No Data Problem Etiologi
1. S : Klien mengatakan nyeri pada
area abdomen post sectio
caesarea, skala 5, nyeri
bertambah saat bergerak,
nyeri hilang timbul, nyeri
seperti diremas - remas
O : - Ada jahitan melintang
pada area abdomen ± 10
cm post sectio caesarea,
jahitan terbungkus kassa
steril, tidak ada rembesan,
tidak ada pus
- Klien post sectio caesarea
hari I, pengaruh anestesi
tidak ada
- Klien terlihat cemas dan
tegang serta sesekali
memegang perutnya
- Klien terlihat sangat
berhati – hati berpindah
posisi tidur
Gangguan rasa
nyaman : nyeri
Terputusnya jaringan
sekunder terhadap
luka operasi sectio
caesarea hari I
No Data Problem Etiologi
- Wajah tampak meringis
saat nyeri timbul
- Suhu 368 0C
- Skala nyeri 5
2. S : Klien mengatakan tidak
leluasa bergerak karena
terasa nyeri di area abdomen
O : - Semua kebutuhan klien
dibantu oleh perawat
termasuk makan dan
minum
- Klien terlihat lemas dan
sedikit aktivitas
Intoleransi
aktivitas
Kelemahan fisik dan
dampak sekunder
dari luka post sectio
caesarea
3. S : Klien mengatakan tidak tahu
tentang cara perawatan
payudara setelah melahirkan
O : ASI sedikit keluar, putting
agat flat, agak bengkak
Kurang
pengetahuan
mengenai
perawatan
payudara setelah
melahirkan
Kurang mengenal
sumber informasi
D. Patways Keperawatan Kasus
Hamil
Pre eklampsia(Hipertensi, edema, protenuria)
pembedahan sectiocaesaria
post sectio caesaria
perubahan psikologis
taking in taking hold letting go
dependet, butuhpelayanan, butuh
perlindungan
efek anestesi luka operasi
jaringan terputus
jaringan terbuka
nyeri
imobilisasi
intoleransiaktivitas
sistem endokrin
progesteron danestrogen menurun
prolaktin danoksitosik meningkat
produksi ASI
isapan bayi
ejeksi ASI
perawatanpayudara tidak
adekuat
kuranginformasi
sistem reproduksi
uterus ovarium
kontraksikuat
peningkatanFSH dan LH
pelepasanresidua
lochea
menstruasi
persiapanKB
perubahan fisiologi
kurangpengetahuan
belajar baru danmengalamiperubahan
mampumenyesuaikan
dengan keluarga
E. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya jaringan sekunder
terhadap luka post sectio caesarea hari ke I ditandai dengan :
S : Klien mengatakan nyeri pada area abdomen post sectio caesarea, skala 5,
nyeri bertambah saat bergerak, nyeri hilang tim,bul, nyeri seperti diremas -
remas
O : - Ada jahitan melintang pada area abdomen ± 10 cm post sectio caesarea,
jahitan terbungkus kassa steril, tidak ada rembesan, tidak ada pus
- Klien post sectio caesarea hari I , pengaruh anestesi tidak ada
- Klien terlihat cemas dan tegang serta sesekali memegang perutnya
- Klien terlihat sangat berhati – hati berpindah posisi tidur
- Wajah tampak meringis saat nyeri timbul
- Suhu 368 0C
- Skala nyeri 5
2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik dan dampak sekunder
dari luka post sectio caesarea ditandai dengan:
S : Klien mengatakan tidak leluasa bergerak karena terasa nyeri di area
abdomen
O : - Semua kebutuhan klien dibantu oleh perawat termasuk makan dan
minum
- Klien terlihat lemas dan sedikit aktivitas
3. Kurang pengetahuan mengenai perawatan payudara setelah melahirkan
berhubungan dengan kurang mengenal sumber informasi ditandai dengan :
S : Klien mengatakan tidak tahu tentang cara perawatan payudara setelah
melahirkan
O : ASI sedikit keluar, putting agat flat, agak bengkak.
F. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa I
Tujuan umum : nyeri dapat berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 2 x 24 jam, nyeri terkontrol
Kriteria hasil : klien mengatakan nyeri berkurang, skala nyeri turun 1 atau 2
setiap hari, wajah rileks, TTV normal.
Intervensi :
a. Kaji tingkat nyeri, frekuensi, lokasi dan skala nyeri
b. Monitor tanda – tanda vital
c. Kaji koping untuk atasi nyeri
d. Berikan penjelasan kepada klien bahwa rasa nyeri hal yang wajar
e. Alihkan perhatian dengan mengajaknya bercerita
f. Berikan posisi yang nyaman pada klien
g. Anjurkan klien untuk menarik napas dalam saat nyeri timbul
h. Anjurkan klien untuk ambulasi dini
i. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai advice dokter
2. Diagnosa 2
Tujuan umum : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, akan
terjadi peningkatan aktivitas
Kriteria hasil : klien dapat mendemonstrasikan peningkatan toleransi aktivitas
dari miring kanan dan kiri, duduk dan berjalan.
Intervensi :
a. Kaji tanda – tanda vital
b. Kaji kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas
c. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung
d. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya
keseimbangan aktivitas dan istirahat
e. Anjurkan klien untuk ambulasi dini
f. Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat dan atau tidur
g. Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan
3. Diagnosa 3
Tujuan umum : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 30 menit,
klien dapat melakukan peawatan payudara secara mandiri
Kriteria hasil : klien kooperatif, ASI keluar dengan lancar, klien mampu
menyusui bayi secara baik.
Intervensi :
a. Kaji kesiapan pasien dan motivasi klien untuk belajar
b. Berikan informasi yang berhubungan dengan perawatan payudara post natal
c. Demonstrasikan teknik perawatan payudara
d. Anjurkan klien untuk memberikan ASI eksklusif
e. Anjurkan bagaimana cara memeras, menangani, menyimpan dan memberikan
ASI dengan aman
G. Implementasi
No.
Dx
Waktu Tindakan Respon klien Ttd
1 & 2 Kamis
10-5-07
07.30
Mengukur tanda – tanda
vital
S : -
O : N = 75 x/mnt
TD = 160/80 mmHg
S = 36 8 o C
RR = 20 x/mnt
1 07.40 Mengkaji lokasi, frekuensi
nyeri, skala dan tingkat
nyeri
Monitor cairan infus
S : klien mengatakan skala
nyeri 5, area abdomen,
seperti diremas – remas,
adanya nyeri ketika
digunakan untuk aktivitas
O : klien terlihat meringis dan
tegang, gerakannya pelan –
pelan dan hati – hati, infus
20 tts/mnt
1 07.50 Memberikan penjelasan
bahwa nyeri adalah hal
yang wajar pada setiap
adanya perlukaan
S : klien mengatakan paham
O : klien terlihat lebih tenang,
kecemasan berkurang
1 08.00 Anjurkan klien untuk
menarik napas dalam saat
S : klien mengatakan akan
menggunakan teknik napas
No.
Dx
Waktu Tindakan Respon klien Ttd
nyeri timbul dalam saat nyeri
O : klien mendemonstrasikan
teknik napas dalam
1 08.15 Memberikan posisi yang
nyaman pada klien (tidur
terlentang)
S : klien mengatakan lebih
nyaman dengan posisi
tersebut
O : klien terlihat rileks
2
09.00 Mengkaji kemampuan
klien untuk melakukan
aktivitas
S : klienmengatakan sudah
bisa miring ke kanan dan
kiri
O : klien tampak tidur
terlentang
1&2
1
09.30
11.00
Menganjurkan untuk
ambulasi dini
Memberikan injeksi
Tramadol 100 mg IV
perselang.
S : klien mengatakan akan
selalu belajar
O : klien tersenyum melihat
perawat
S : -
O : obat masuk infuse /selang
1 & 2 12.00 Mengukur tanda – tanda
vital
S : -
O : N = 80 x/mnt
No.
Dx
Waktu Tindakan Respon klien Ttd
TD = 120/50 mmHg
S = 36 5 o C
1 Jumat
11-5-07
07.30
Mengobservasi keadaan
umum pasien
S : klien mengatakan nyeri
berkurang
O : klien tampak duduk di
tempat tidur, skala nyeri 4.
1 & 2 08.00 Mengukur tanda – tanda
vital
S : -
O : N = 84 x/mnt
TD = 140/80 mmHg
S = 36 7 o C
3 08.30 Memeriksa balutan dan
keadaan payudara
S : -
O : balutan belum diganti,
tampak bersih dan tidak
ada rembesan, putting agak
flat dan ASI keluar sedikit
3 09.00 Melakukan breast care dan
menganjurkan pada klien
untuk mencoba.
S : klien mengatakan sedikit
sakit pada payudara
sebelah kiri.
O : klien duduk sambil
memperhatikan dan
mendemonstrasikan teknik
No.
Dx
Waktu Tindakan Respon klien Ttd
perawatan payudara
3 10.00 Mengkaji respon klien
setelah dilakukan tindakan
breast care
S : klien mengatakan akan
mencobanya setiap hari
minimal 1 kali sehari
O : klien tersenyum
3 10.30 Memberikan penyuluhan
kesehatan tentang cara
menyusui yang baik
S : klien menanyakan berapa
lama menyusui yang baik
O : klien memperhatikan
pendidikan kesehatan dari
perawat
Klien mau memperagakan
cara menyusui yang benar
1 & 2 11.00 Monitor TTV S : -
O : N = 84 x/mnt
TD = 120/70 mmHg
S = 36 5 o C
H. Catatan Perkembangan
Hari/Tgl/Jam No.
Dx
Evaluasi Ttd
Sabtu,
12 Mei 2007
08.00
1 S : klien mengatakan nyeri berkurang dengan
skala nyeri 3
O : klien tenang, wajah tidak gelisah, rileks
A : masalah teratasi sebagian
P : pertahankan intervensi
- Anjurkan untuk tarik napas dalam ketika
timbul nyeri
- Kolaborasi pemberian analgetik sesuai
advice dokter.
2 S : klien mengatakan sudah bisa jalan
O : klien sudah terlihat berjalan – jalan tanpa
cemas dan tegang
A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi (a-f)
3 S : klien mengatakan tahu bagaimana cara
merawat payudara dan klien mengatakan
setelah dilakukan breast care menjadi
nyaman.
O : payudara tidak bengkak lagi, lunak, ASI dapat
keluar banyak.
A : masalah teratasi
Hari/Tgl/Jam No.
Dx
Evaluasi Ttd
P : Modifikasi intervensi
- Anjurkan pada klien untuk melakukan
perawatan payudara selama di rumah
- Anjurkan pada klien untuk memberikan
ASI secara optimal pada bayinya.