BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN -...

41
BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN Klien masuk RSJD Dr. Aminogondoutomo pada tanggal 14 Januari 2009. Klien di rawat di ruang XI Larasati dengan nomor RM 063245. Perawat melakukan pengkajian pada tanggal 23 Januari 2009 jam 16.00 wib di ruang XI Larasati. Sumber data yang digunakan yaitu wawancara dengan klien. 1. Biodata a. Identitas Klien Nama : Nn. S Umur : 19 th Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Welahan, Jepara Pekerjaan : Pelayan toko Pendidikan : SMP Diagnosa Medis : Gangguan psikotik ; skizofenia akut b.Identitas penanggungjawab Nama : Tn. S Alamat : Welahan, Jepara Hubungan dengan klien : Ayah klien 2. Alasan Masuk Klien dibawa oleh keluarga ke Rumah Sakit Jiwa Amino Gondho Hutomo Semarang pada tanggal 14 Januari 2009 dengan alas an bicara sendiri.

Transcript of BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN -...

Page 1: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

BAB III

TINJAUAN KASUS

A PENGKAJIAN

Klien masuk RSJD Dr. Aminogondoutomo pada tanggal 14 Januari 2009.

Klien di rawat di ruang XI Larasati dengan nomor RM 063245. Perawat

melakukan pengkajian pada tanggal 23 Januari 2009 jam 16.00 wib di ruang XI

Larasati. Sumber data yang digunakan yaitu wawancara dengan klien.

1. Biodata

a. Identitas Klien

Nama : Nn. S

Umur : 19 th

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Welahan, Jepara

Pekerjaan : Pelayan toko

Pendidikan : SMP

Diagnosa Medis : Gangguan psikotik ; skizofenia akut

b.Identitas penanggungjawab

Nama : Tn. S

Alamat : Welahan, Jepara

Hubungan dengan klien : Ayah klien

2. Alasan Masuk

Klien dibawa oleh keluarga ke Rumah Sakit Jiwa Amino Gondho Hutomo

Semarang pada tanggal 14 Januari 2009 dengan alas an bicara sendiri.

Page 2: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

3. Faktor Predisposisi

Klien belum pernah mengalami sakit seperti ini.

4. Faktor Presipitasi

Enam hari sebelum Nn. S dirawat di Rumah Sakit Jiwa Amino Gondho

Hutomo Klien mulai bicara sendiri, tertawa sendiri, bicara ngelantur dan tidak

jelas. Makan minum dilakukan sendiri, mandi, ganti baju dibantu oleh

keluarga. Klien sulit tidur, waktu luang digunaka untuk berdiam diri dan

melamun. Hubungan dengan keluarga kurang baik.

5. Pemeriksaan Fisik

a. Tanda – tanda Vital

TD : 110/70 mmHg

RR : 23x/menit

Nadi : 82x/menit

Suhu : 36,5 C

b. Keadaan Fisik

- Kepala : Mesocephal, rambut hitam panjang, agak acak – acakan, tidak rapi,

agak kotor, tidak pernah mengalami trauma kepala.

- Mata : Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, tidak ada secret.

- Telinga :Tidak ada serumen, pendengaran masih baik

- Leher :Tidak mengalami pembesaran tiroid

- Thorak :Bentuk simetris, tidak menggunakan otot bantu pernapasan

Page 3: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

- Paru :

Inspeksi : tidak menggunakan otot bantu pernapasan, gerakan dada

kanan sama dengan dada kiri

Palpasi : vocal fremitus antara kanan dan kiri, atas dan bawah sama

Perkusi : bunyi sonor

Auskultasi : Tidak ada suara tambahan, suara nafas vesikuler seluruh

lapang paru

- Jantung :

Inspeksi : ictus cordis tidak nampak

Palpasi : IC teraba di ICS 5, linea mid clavikula kiri

Perkusi : batas serta ukuran jantung dalam batas normal

Auskultasi : Bunyi jantung murni

- Abdomen :

Inspeksi : permukaan datar, tidak ada ascites

Auskultasi : terdengar bising usus

Perkusi : bunyi thympani diseluruh lapang perut

Palpasi : tidak ada massa dan nyeri tekan

- Genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan

- Ekstermitas : kulit agak kering, tidak terdapat luka, kulit sawo matang

Page 4: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

6. Psikososial

a. Genogram

Keterangan :

: Laki – laki

: Perempuan

: Meninggal

: Mengalami sakit seperti klien

: Klien

: Tinggal dalam satu rumah

Klien merupakan anak ke-3 dari 5 bersaudara. Kakak klien pertama

berjenis kelamin laki- laki sudah menikah dan tinggal satu rumah bersama

klien. Kakak ke2 klien perempuan, adik pertama klien perempuan dan adik

Page 5: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

terakhir klien laki- laki. Mereka tinggal dalam satu atap bersama kedua orang

tua mereka. Paman dan sepupu klien juga mengalami sakit seperti yang

dialami klien saat ini.

b. Konsep Diri

1. Gambaran Diri

Klien menyukai seluruh bagian tubuhnya mulai dari rambut hingga

ujung kaki. Klien mensyukuri apa yang telah diberikan oleh Allah SWT

kepadanya.

2. Identitas Diri

Klien tahu dan menyadari bahwa klien adalah seorang anak yang

mempunya 2 adik, tinggal di Welahan dan sebelum masuk Rumah Sakit Jiwa

klien bekerja sebagai pelayan toko.

3. Peran Diri

Klien adalah seorang anak. Sebelum dirawat klien pernah bekerja

sebagai pelayan toko. Di masyarakat sebelum bekerja klien sering mengikuti

perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien hamper tidak pernah

mengikuti perkumpulan karang taruna. Klien merasa kurang percaya diri

karena putus dengan pacarnya dan klien belum mempunyai penggantinya.

4. Ideal Diri

Klien berharap kelak ia punya toko serta bisa menjadi mandor sebuah

toko miliknya. Klien juga berharap segera mempunyai pacar baru.

5. Harga Diri

Page 6: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

Klien kurang percaya diri karena putus dengan pacar dank lien belum

mempunyai penggantinya. Klien merasa kecewa dan putus asa karena hal

tersebut.

c. Hubungan Sosial

1. Orang yang berarti

Orang yang pailng berarti bagi klien adalah keluarga klien terutama

orang tua klien. Sebelum putus dengan pacar, salah atu orang yang berarti

bagi klien adalah pacar klien.

2. Peran serta dalam kegiatan kelompok dan masyarakat

Sebelum bekerja dan sebelum dirawat di Rumah Sakit Jiwa Dr. Amino

Gondho Hutomo klien sering mengikuti perkumpulan karang taruna. Tapi

setelah klien bekerja di sebuah toko klien tidak lagi mengikuti perkumpulan

karang taruna.

d. Spiritual

Klien menganut Agama Islam. Kegiatan ibadah seperti shalat dilakukan

oleh klien sebelum dirawat di Rumah Sakit Jiwa Dr. Amino Godho Hutomo

tetapi selama dirawat klien pertama kali shalat di Rumah Sakit JiwaAmino

Gondho Hutomo pada tanggal 23 Januari 2009. Klien terlihat shalat asyar, klien

percaya dan yakin bahwa Allah akan mengabulkan doa – doa tiap umatnya.

e. Status Mental

1. Penampilan

Page 7: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

Rambut klien panjang berwarna hitam, terlihat acak – acakan tidak

rapi, agak kotor, kuku bersih, gigi bersih. Cara berpakaian benar, pakaian

bersih tapi kurang rapi

2. Pembicaraan

Pembicaraan klien cepat terkadang agak keras, inkoheren (berpindah –

pindah dari satu kalimay ke kalimat lain tapi tidak ada kaitan dan sulit

dipahami ).

3. Aktifitas Motorik

Klien nampak agitasi dan gelisah.

4. Alam Perasaan

Klien merasa sedih karena telah dibawa oleh keluarga ke Rumah Sakit

Jiwa Amino Gondho Hutomo. Klien merasa benci tidak suka oleh orang –

orang yang telah membawanya ke Rumah Sakit Jiwa Amino Gondho

Hutomo. Selain itu, klien juga merasa sedih karena belum mempunyai pacar

pengganti.

5. Afek

Afek yang dialami oleh klien saat ini adalah labil. Ketika berinteraksi

dengan perawat klien menangis dan marah ketika teringat orang tua dan

orang yang membawanya ke RSJD Dr. Amino Godho Hutomo.

6. Interaksi selama wawancara

Interaksi selama wawancara mudah tersinggung, kontak mata mudah

beralih.

7. Persepsi

Page 8: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

Klien mengatakan mendengar suara tapi tidak ada orangnya. Suara itu

menyuruh klien untuk marah- marah, klien mendengar suara ini ketika klien

sedang sendiri dan pikiran klien sedang kacau. Suara ini sering terdengar

ditelinga klien, ketika klien mendengar suara ini klien menuruti suara yang

didengar klien saat ini.

Klien nampak bicara dan ngomel sendiri, ekspresi muka tegang, mudah

tersinggung disorientasi waktu, klien tidak bisa membedakan suara yang

nyata dan tidak nyata.

8. Pola Pikir

Data yang diperoleh melalui observasi selama wawancara dengan klien

adalah blocking. Pembicaraan terhenti secara tiba-tiba tanpa gangguan

eksternal kemudian dapat melanjutkan pembicaraan lagi.

9. Isi Pikir

Klien mengalami waham curiga. Klien terkadang menganggap

perawat hanya bisa menyakitinya dan tidak punya perasaan saat tangan dan

kaki klien difiksasi.

10. Tingkat kesadaran

Klien nampak bingung, klien tidak tahu hari dan tanggal saat ini

(disorientasi waktu).

11. Memori

Jangka panjang :Baik, klien dapat mengingat jumlah saudara klien.

Jangka pendek :Baik, klien dapat menyebutkan keluarga yang

mengantar klien ke RSJD Amino Godho Hutomo.

Page 9: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

Saat ini :Baik, Klien dapat menyebutkan sayur dan laut ketika

klien makan sore.

12. Tingkat Konsentrasi dan berhitung

Klien tidak mampu berkonsentrasi dan tidak mampu berhitung

sederhana . Ketika di beri pertanyaan 50 + 100 – 25 klien menjawab 75.

13. Kemampuan Penilian

Klien mampu mengambil keputusan sederhana, misalnya apabila Nn. S

di beri pilihan mandi dulu apa makan dulu maka klien menjawab mandi dulu,

karena setelah mandi saya merasa segar dan makan pun menjadi enak.

14. Daya titik diri

Klien tahu saat ini klien berada di Rumah Sakit Jiwa tap klien tidak

tahu dan tidak menyadari kan sakit yang di alami. Klien menyalahkan orang

yang telah membawanya ke Rumah Sakit Jiwa.

f. Kebutuhan Pulang

1. Makan

Klien mampu menyiapkan makanan, makan dan membersihkan alat-

alat makan dengan baik tanpa bantuan orang lain.

2. BAB atau BAK

Klien mampu mengontrol untuk BAB atau BAK di tempatnya yang

sesuai, serta dapat membersihkan wc tanpa bantuan orang lain.

3. Mandi

Klien mampu mandi, sikat gigi, mampu memilih dan berpakaian tanpa

bantuan orang lain.

Page 10: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

4. Berpakaian

Klien mampu mengambil dan memakai pakaian sendiri tanpa bantuan

orang lain.

5. Istirahat dan tidur

Nn. S mengalami kesulitan-kesulitan tidur. Klien mampu merapikan

sprei, selimut, dan bantal tanpa bantuan orang lain.

6. Pengunaan Obat

Penggunaan obat selama di Rumah Sakit Jiwa Dr.Amino Gondho

Hutomo selalu diawasi dan dibimbing perawat.

7. Pemeliharaan Kesehatan

Klien dan keluarga selalu memperiksakan keluarga ke puskesmas atau

dokter bila ada salah satu anggota keluarga yang sakit.

8. Aktivitas didalam rumah

Klien pergi keluar rumah dengan jalan kaki dan naik angkutan umum

tanpa bantuan orang lain.

g. Aspek Medis

1. Diagnosa masuk tanggal 14 januari 2009 adalah gangguan psikotik:

Skizofrenia akut

2. Therapi:

Zofredal 2x1 mg

Trihexy Phenidol 2x1 mg

Chlorfomazine 2x1 mg

Page 11: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

B. ANALISA DATA

No. Data Fokus Masalah Keperawatan

1.

2.

3.

DS:- Klien mengatakan mendengar suara tapi tidak ada

orangnya.

- Klien mengatakan suara itu menyuruh klien untuk

marah- marah, klien mendengar suara ini ketika klien

sedang sendiri dan ketika pikiran klien sedang kacau.

- Klien mengatakan suara ini sering muncul, ketika klien

menuruti suara yang didengar klien saat ini.

DO:-Klien nampak bicara dan ngomel sendiri

-ekspresi muka tegang, mudah tersinggung

-disorientasi waktu

-klien tidak bisa membedakan suara yang nyata dan

tidak nyata

DS:-Klien mengatakan lebih suka dan lebih enak menyendiri

- klien tidak suka ada orang yang mengganggunya.

DO: - ekspresi wajah sedih

- rambut terlihat acak- acakan

- sulit diajak ngobrol

DS:-Klien mengatakan “ saya ingin pulang, saya tidak suka

disini, saya bukan orang gila, saya benci dengan

orang- orang yang membawa saya kesini, lepaskan tali

saya, kenapa saya diikat, semua orang jahat.”

- Klien mengatakan ingin memukul orang- orang yang

telah membawa klien ke Rumah Sakit

Perubahan Sensori persepsi:

Halusinasi Pendengaran.

Isolasi Sosial

Resiko Perilaku Kekerasan

Page 12: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

DO:-Klien berusaha ingin melepas tali yang ada

ditangan dan kaki klien

- muka terlihat merah

- nada suara tinggi

- pandangan tajam

C. MASALAH KEPERAWATAN

1.Perubaha Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran

2.Isolasi Sosial

3.Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan

D. POHON MASALAH

Resiko mencederai diri, orang lain, dan lingkungan

Isolasi sosial

Perubahan Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran

Page 13: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Halusinasi Pendengaran

2. Isolasi Sosial

3. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan ligkungan

Page 14: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

F. INTERVENSI Nama : Nn.S Alamat : Welahan, Jepara

No. RM : 063245 Ruang : XI ( Larasati )

Perencanaan Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional

TTD

Halusinasi Pendengaran

TUM: Klien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya TUK 1: Klien dapat membina hubungan saling percaya

1. Setelah dilakukan 3x interaksi klien

menunjukkan tanda- tanda percaya kepada perawat: Ekspresi wajah bersahabat Menunjukkan rasa senang Ada kontak mata Mau berjabat tangan Mau menyebutkan nama Mau menjawab salam Mau duduk berdampingan

dengan perawat Bersedia mengungkapkan

masalah yang dialaminya

1. Bina hubungan saling percaya

dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik 1.1 Sapa klien dengan ramah baik

verbal maupun non verbal 1.2 Perkenalkan nama, nama

panggilan dan tujuan perawat berkenalan

1.3 Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien

1.4 Buat kontrak yang jelas 1.5 Tunjukkan sikap jujur dan

menepati janji setiap interaksi 1.6 Tunjukkan sikap empati dan

menerima apa adanya 1.7 Tanyakan perasaan klien dan

masalah yang dihadapi klien 1.8 Dengarkan dengan penuh

perhatian ekspresi perasaan klien

Membina hubungan saling percaya klien dengan perawat

Page 15: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

TUK 2: Klien dapat mengenal halusinasinya TUK 3: Klien dapat mengontrol halusinasinya

2.1 Setelah dilakukan 3x interaksi klien

dapat menyebutkan: Isi Waktu Frekuensi Situasi dan kondisi yang

menimbulkan halusinasi 2.2 Setelah dilakukan 3x interaksi klien

menyatakan perasaan dan responnya saat mengalami halusinasi: Marah Takut Sedih Senang Cemas Jengkel

3.1 Setelah dilakukan 3x interaksi klien

dapat menyebutkan tindakan yang biasanya dilakukan untuk mengendalikan halusinasinya

3.2 Setelah dilakukan 3x interaksi klien menyebutkan cara baru mengontrol halusinasi

2.1 Adakan kontak sering dan

singkat secara bertahap 2.2 Observasi tingkah laku klien

terkait dengan halusinasinya 2.3 Diskusikan dengan klien apa

yang dirasakan jika terjadi halusinasi dan beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya

2.4 Diskusikan dengan klien apa yang dilakukan untuk mengatasi perasaan tersebut

2.5 Diskusikan tentang dampak yang aka dialaminya bila klien menikmati halusinasinya

3.1 Identifikasi bersama klien cara

atau tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi ( tidur, marah, menyibukkan diri, dll )

3.2 Diskusikan cara yang dilakukan klien

Klien mengenal halusinasi yang dialaminya Klien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya

Page 16: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

3.3 Setelah dilakukan 3x interaksi klien dapat memilih dan memperagakan cara mengatasi halusinasi dengar

3.4 Setelah dilakukan 3x interaksi klien dapat melaksanakan cara yang telah dpilih untuk mengendalikan halusinasi

3.5 Setelah dilakukan 3x interaksi klien dapat mengikuti terapi aktivitas kelompok

Jika cara yang digunakan adaptif beri pujian

Jika cara yang digunakan maladaptif diskusikan kerugian cara tersebut

3.3 Diskusikan cara baru untuk memutus/ mengontrol timbulnya halusinasi: Katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata ( ” saya tidak mendengar ” pada saat halusinasi terjadi )

Menemui orang lain ( perawat/ teman/ anggota keluarga )

Membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan sehari- hari yang telah disusun

Meminta keluarga/ teman/ perawat menyapa jika sedang berhalusiasi

3.4 Bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan dilatih untuk mencobanya

3.5 Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dipilih dan dilatih

3.6 Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih, bila berhasil beri pujian

3.7 Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok, orientasi realita, stimulasi

Page 17: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

TUK 4: Klien dapat dukungan dari keluarga

4.1 Setelah dilakukan 3x interaksi

pertemuan keluarga, keluarga menyatakan setuju untuk mengikuti pertemuan dengan perawat

4.3 Setelah dilakukan 3x interaksi

keluarga menyebutkan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya halusinasi dan tindakan untuk mengendalikan halusinasi

persepsi

4.1 Buat kontrak dengan keluarga

untuk pertemuan ( waktu, tempat, topik )

4.2 Diskusikan dengan keluarga ( pada saat pertemuan keluarga/ kunjungan rumah )

4.3 Jelaskan kepada keluarga tentang: Pengertian halusinasi Tanda dan gejala halusinasi Proses terjadinya halusinasi Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi

Obat- obatan halusinasi Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi dirumah ( beri kegiatan, jangan biarakan sendiri, makan bersama, bepergian bersama, memantau obat- obatan dan cara pemberiannya untuk mengatasi halusinasi )

Beri informasi waktu kontrol ke rumah sakit dan bagaimana cara mencari bantuan jika halusinasi tidak dapat diatasi dirumah

Keluarga mendukung dalam upaya pegobatan klien

Page 18: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

Resiko Perilaku Kekerasan

TUK 5: Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik TUM: Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan TUK 1: Kilen dapat membina hubungan saling percaya

5.1 Setelah dilakukan 3x interaksi klien

dapat menyebutkan: Manfaat minum obat Kerugian tidak minum obat Nama, warna, dosis, efek

terapi dan efek samping obat 5.2 Setelah dilakukan 3x interaksi klien

mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar

5.3 Setelah 3x interaksi klien menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpakonsultasi dokter

1. Setelah dilakukan 3x pertemua klien

menunjukkan tanda- tanda percaya kepada perawat: Wajah cerah, tersenyum Mau berkenalan Ada kontak mata Bersedia menceritakan

perasaan

5.1 Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek samping penggunaan obat

5.2 Pantau klien saat penggunaan obat

5.3 Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar

5.4 Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi denga dokter

5.5 Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/ perawat jika terjadi hal- hak yang tidak diinginkan

1. Bina hubungan saling percaya dengan: 1.1 Beri salam setiap interaksi 1.2 Perkenalkan nama, nama

panggilan perawat dan tujuan perawat berinteraksi

1.3 Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien

Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik Membina hubungan saling percaya klien dengan perawat

Page 19: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

TUK 2: Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya TUK 3: Klien dapat mengidentifikasi tanda- tanda perilaku kekerasan

2. Setelah dilakukan 3x interaksi klien

menceritakan penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya: Menceritakan penyebab

perasaan jengkel/ kesal baik diri sendiri maupun lingkungannya

3. Setelah dilakukan 3x interaksi klien

menceritakan tanda- tanda saat terjadi perilaku kekerasan Tanda fisik: mata merah,

tangan mengepal, ekspresi tegang, dan lain- lain

Tanda emosional: perasaan marah, jengkel, bicara kasar

Tanda sosial: bermusuhan yang dialami saat terjadi

1.4 Tunjukkan sikap empati, jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi

1.5 Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien

1.6 Buat kontrak interaksi yang jelas

1.7 Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan perasaan klien

2. Bantu klien mengungkapkan

perasaan marahnya: 2.1 Motivasi klien untuk

menceritaka penyebab rasa kesal atau jengkelnya

2.2 Dengarkan tanpa menyela atau memberi penilaian setiap ungkapan perasaan klien

3. Bantu klien mengungkapkan

tanda- tanda perilaku kekerasan yang dialalminya: 3.1 Motivasi klien menceritakan

kondisi fisik ( tanda- tanda fisik ) saat perilaku kekerasan terjadi

3.2 Motivasi klien menceritakan kondisi emosinya ( tanda- tanda emosional ) saat terjadi

Klien dapat mengenal serta mengidentifikasi Perilaku Kekerasan Klien dapat mengidentifikasi tanda- tanda perilaku kekerasan

Page 20: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

TUK 4: Klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukan TUK 5: Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan

perilaku kekerasan 4. Setelah dilakukan 3x interaksi klien

dapat menjelaskan: Jenis- jenis ekspresi

kemarahan yang selama ini telah dilakukannya

Perasaanya saat melakukan kekerasan

Efektivitas cara yang dipakai dalam menyelesaiakn masalah

5. Setelah dilakukan 3x interaksi klien

menjelaskan akibat tindak kekerasan yang dilakukannya Diri sendiri: luka, dijauhi

teman, dll Orang lain/ keluarga: luka,

tersinggung, ketakutan, dll Lingkungan: barang atau

benda rusak, dll

perilaku kekerasan 3.3 Motivasi klien menceritakan

kondisi hubungan dengan orang lain ( tanda- tanda sosial ) saat trejadi perilaku kekerasan

4. Diskusikan dengan klien perilaku

kekerasa yamg dilakukannya selama ini: 4.1 Motivasi klien menceritakan

jenis- jenis tindak kekerasan yang selama ini pernah dilakukannya

4.2 Motivasi klien menceritakan perasaan klien setelah tindak kekerasan tersebut terjadi

4.3 Diskusikan apakah dengan tindak kekerasan yang dilakukannya masalah yang dialaminya teratasi

5. Diskusikan dengan klien akibat

negatif ( kerugian ) cara yang dillakukan pada: 5.1 Diri sendiri 5.2 Orang lain/ keluarga 5.3 Lingkungan

Klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukan Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan

Page 21: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

TUK 6: Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam mengungkapkan kemarahan TUK 7: Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan

6. Setelah dilakukan 3x interaksi klien:

Menjelaskan cara- cara sehat mengungkapkan rasa marah

7. Setelah dilakukan 3x interaksi klien

memperagakan cara mengontrol perilaku kekerasan: Fisik: tarik nafas dalam,

memukul bantal/ kasur Verbal: mengungkapkan

6. Diskusikan dengan klien:

6.1 Apakah klien mau mempelajari cara baru mengungkapkan marah yang sehat

6.2 Jelaskan berbagai alternatif pilihan untuk mengungkapkan marah selain perilaku kekerasan yang diketahui klien

6.3 Jelaskan cara- cara sehat mengungkapkan rasa marah:

Cara fisik: nafas dalam, pukul bantak atau kasur, olah raga

Verbal: mengungkapkan dirinya sedang kesal dengan orang lain

Sosial: latihan asertif dengan orang lain

Spiritual: sembahyang/ doa, zikir, meditasi, dsb sesuai dengan kleyakinan agamanya masing- masing

7.1 Diskusikan cara yang mungkin dipilih dan anjurkan klien memilih cara yang mungkin untuk mengungkapkan kemarahan

7.2 Latih klien memperagakan

Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam mengungkapkan kemarahan Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan

Page 22: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

TUK 8: Klien mendapat dukungan keluaraga untuk mengontrol perilaku kekerasan

perasaan kesal/ jengkel pada orang lain tanpa menyakiti

Spiritual: zikir/ doa, meditasi sesuai agamanya

8. Setelah dilakukan 3x pertemuan

keluarga: Menjelaskan cara merawat

klien dengan perilaku kekerasan

Mengungkapka rasa puas dalam merawat klien

cara yang dipilih: Peragakan cara

melaksanakan cara yang dipilih

Jelaskan manfaat cara tersebut

Anjurkan klien menirukan peragaan yang sudah dilakukan

Beri penguatan pada klien, perbaiki cara yang masih belum sempurna

7.3 Anjurkan klien menggunakan cara yang sudah dilatih saat marah/ jengkel

8.1 Diskusikan pentingnya peran

serta keluarga sebagai pendukung klien untuk mngatasi perilaku kekerasan

8.2 Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku kekerasan

8.3 Jelaskan pengertian, penyebab, akibat dan cara merawat klien perilaku kekerasan yang dapat dilaksanakan oleh keluarga

8.4 Peragakan cara merawat klien ( mengngani perilaku kekerasan )

8.5 Beri kesempatan keluarga untuk memperagakan ulang

8.6 Beri pujian kepada keluarga setelah peragaan

Klien mendapat dukungan keluaraga untuk mengontrol perilaku kekerasan

Page 23: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

Isolasi Sosial

TUK 9: Klien menggunakan obat sesuai program yang telah ditetapkan TUM: Klien dapat berinteraksi dengan orang lain TUK 1: Klien dapat membina hubungan saling percaya

9.1 Setelah dilakukan 3x interaksi klien

menjelaskan: Manfaat minum obat Kerugian tidak minum obat Nama obat Bentuk dan warna obat Dosis yang diberikan

kepadanya Waktu pemakaian Cara pemakaian Efek yang dirasakan

9.2 Setelah dilakukan 3x interaksi klien menggunakan obat sesuai program

1. Setelah dilakukan 3x interaksi klien

menunjukkan tanda- tanda percaya kepada / terhadap perawat:

8.7 Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatihkan

9.1 Jelaskan manfaat menggunakan obat secara teratur dan kerugian jika tidak menggunakan obat

9.2 Jelaskan kepada klien: Jenis obat ( nama, warna

dan bentuk obat ) Dosis yang tepat untuk

klien Waktu pemakaian Cara pemakaian Efek yang akan

dirasakan klien 9.3 Anjurkan klien:

Minta dan menggunakan obat tepat waktu

Lapor ke perawat/ dokter jika mengalami efek yang tidak biasa

Beri pujian terhadap kedisiplinan klien menggunakan obat

1.1 Bina hubungan saling percaya

dengan: Beri salam setiap

Klien menggunakan obat sesuai program yang telah ditetapkan Klien dapat membina hubungan saling percaya

Page 24: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

TUK 2: Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri

Wajah cerah, tersenyum Mau berkenalan Ada kontak mata Bersedia menceritakan

perasaan Bersedia mengungkapkan

masalahnya

2. Setelah dilakukan 3x interaksi klien

dapat menyebutkan minimal satu penyebab menarik diri dari: Diri sendiri Orang lain Lingkungan

interaksi Perkenalkan nama, nama

panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan

Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien

Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi

Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien

Buat kontrak interaksi yang jelas

Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien

2.1 Tanyakan kepada klien tentang: Orang yang tinggal

serumah/ teman sekamar klien

Orang yang paling dekat dengan klien dirumah/ diruang perawatan

Apa yang membuat klien dekat dengan orang tersebut

Orang yang tidak dekat dengan klien dirumah/ diruang perawatan

Apa yang membuat klien

Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri

Page 25: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

TUK 3: Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian menarik diri TUK 4: Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap

3. Setelah dilakukan 3x interaksi klien

dapat menyebutkan keuntungan berhubungan sosial, misalnya: Banyak teman Tidak kesepian Bisa berdiskusi Saling menolong

Dan kerugian menarik diri, misalnya: Sendiri Kesepian Tidak bisa berdiskusi

4. Setelah dilakukan 3x interaksi klien

dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dengan: Perawat Perawat lain Klien lain Kelompok

tidak dekat dengan orang tersebut

Upaya yang sudah dilakukan agar dekat dengan orang lain

2.2 Diskusikan dengan klien penyebab menarik diri atau tidak mau bergaul dengan orang lain

2.3 Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya

3.1 Tanyakan pada klien tentang:

Manfaat hubungan sosial Kerugian menarik diri

3.2 Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan sosial dan kerugian menark diri

3.3 Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya

4.1 Observasi perilaku klien saat

berhubungan sosial 4.2 Beri motivasi dan bantu klien

untuk berkenalan/ berkomunikasi dengan: Perawat lain Klien lain Kelompok

Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian menarik diri Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap

Page 26: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

TUK 5: Klienmampu menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial TUK 6: Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial

5. Setelah dilakukan 3x interaksi klien

dapat menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial dengan: Orang lain Kelompok

6.1 Setelah dilakukan 3x pertemuan

keluarga dapat menjelaskan tentang: Pengertian menarik diri Tanda dan gejala menarik

diri Penyebab dan akibat menarik

4.3 Libatkan klien dalam Terapi Aktivitas Kelompok

4.4 Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan klien bersosialisasi

4.5 Beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat

4.6 Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya

5.1 Diskusikan dengan klien tentang perasaannya setelah berhubungan sosial dengan: Orang lain Kelompok

5.2 Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya

6.1 Diskusikan pentingnya peran

serta keluarga sebagai pendukung untuk mengatasi perilaku menarik diri

6.2 Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien

Klienmampu menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial

Page 27: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

TUK 7: Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik

diri Cara merawat klien menarik

diri 7.1 Setelah dilakukan 3x interaksi

klien menyebutkan: Manfaat minum obat Kerugian tidak minum obat Nama, warna, dosis, efek

terapi dan efek samping obat 7.2 Setelah dilakukan 3x interaksi

klien mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar

7.3 setelah dilakukan 3x interaksi klien menyebutkan akibat berhenti

mengatasi perilaku menarik diri

6.3 Jelaskan pada keluarga tentang: Pengertian menarik diri Tanda dan gejala

menarik diri Penyebab dan akibat

menarik diri Cara merawat klien

menarik diri 6.4 Latih keluarga cara merawat

klien menarik diri 6.5 Tanyakan perasaan klien

setelah mencoba cara yang dilatihkan

6.6 Beri motivasi keluarga agar membantu klien untuk bersosialisasi

6.7 Beri pujian kepada keluarga atas keterlibatannya merawat klien di rumah sakit

7.1 Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek samping penggunaan obat

7.2 Pantau klien saat penggunaan obat

7.3 Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar

Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik

Page 28: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

minum obat tanpa konsultasi dokter

7.4 Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter

7.5 Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/ perawat jika terjadi hal- hal yang tidak diinginkan

Page 29: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

G. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Nn.S Alamat : Welahan, Jepara

No. RM : 063245 Ruang : XI ( Larasati )

Hari/ tgl Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf

Jumat, 23

Januari

2009

jam:

16.00

WIB

Halusinasi

pendengaran

Pasien

SP I P

1. Mengidentifikasi jenis halusinasi

pasien

2. Mengidentifikasi isi halusinasi

pasien

3. Mengidentifikasi frekuensi

halusinasi pasien

4. Mengidentifikasi frekuensi

halusinasi pasien

5. Mengidentifikasi situasi yang

menimbulkan halusinasi

6. Mengidentifikasi respon pasien

terhadap halusinasi

7. Melatih cara control halusinasi

dengan menghardik

8. Membimbing pasien memasukkan

dalam jadwal harian .

S : Saya mendengar suara

yang meminta saya

untuk marah dan

menangis. Ketika saya

dengar suara itu saya

menuruti suara yang

menyuruh saya marah.

O : Klien terlihat berbica ra

sendiri, kadang nangis

sendiri, ekspresi

wajahnampak sedih,

binggung.

A : Masalah belum teratasi.

P :

(k) meminta klien mengingat

waktu,frekuensi, dan

situasi yang

menimbulkan

halusinasi.

(P) ulangi SPIP yang belum

teratasi.

Page 30: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

Sabtu, 24

Januari

’09

13.00

WIB

Halusinasi

pendengaran

SP I P:

1. Mengidentifikasi waktu

halusinasi pasien

2. Mengidentifikasi frekuensi

halusinasi pasien

3. Mengidentifikasi situasi yang

menimbulkan halusinasi

4. Melatih cara control halusinasi

dengan menghardik

5. Membimbing pasien

memasukkan dalam jadwal

harian .

1. mengidentifikasi waktu

halusinasi pasien.

2. mengidentifikasi

frekunsi halusinasi

pasien.

3. mengidentifikasi situasi

yang menimbulkan

halusinasi.

4. melatih pasien cara

kontrol halusinasi

dengan menghardik.

5. membimbing pasien

memasukkan dalam

jadwal kegiatan harian

S : Saya mendengar suara-

suara itu ketika saya

sendiri dan ketika

pikiran saya sedang

kacau. Saya tidak tahu

suara ini muncul berapa

kali dalam sehari, yang

jelas lumayan sering.

Saya sudah pernah

mengusir suara ini tapi

masih ada terus.

O : Klien kooperatif,

Page 31: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

Senin 26

Januari

2009

jam:

10.00

WIB

Halusinasi

Pendengaran

SP II P:

1. Memvalidasi masalah dan

latihan sebelumnya

2. Melatih pasien cara control

halusinasi dengan berbincang

dengan orang lain

3. Memasukkan kedalam jadwal

kegiatan harian

terlihat binggung. Klien

mampu membuat jadwal

kegiatan harian dari

bangun tidur sampai

tidur lagi.

A : Masalah teratasi.

P : Melanjutkan SP II P

1. Memvalidasi

masalah dan

latihan

sebelumnya

2. Melatih pasien

cara control

halusinasi dengan

berbincang

dengan orang lain

3. Memasukkan

kedalam jadwal

kegiatan harian .

S : Saya senang Mbak

sudah mau memberi

tahu cara

menghilangkan suara-

suara yang saya dengar.

O : Klien kooperatif,

kontak mata baik.

Page 32: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

Selasa,

27

Januari

2009

jam:

13.00

WIB

Halusinasi

Pendengaran

SP III P:

1. Memvalidasi masalah dan latihan

sebelumnya

2. Melatih pasien cara control

halusinasi dengan kegiatan ( yang

biasa dilakukan pasien )

3. Membimbing pasien memasukkan

dalam jadwal kegiatan harian

A: Masalah teratasi.

P :

(K): Menganjurkan klien

berbincang dengan orng

lain ketika ada yang

muncul.

(P): Melanjutkan SP III P

1. Memvalidasi masalah

dan latihan

sebelumnya

2. Melatih pasien cara

control halusinasi

dengan kegiatan (

yang biasa dilakukan

pasien )

3. Membimbing pasien

memasukkan dalam

jadwal kegiatan

harian

S: Kemarin saya dijarin

Mbak menghilangkan

suara dengan cara

ngobrol dengan orang

lain, saya sudah

mempraktekkannya

sekarang saya diberitahu

Page 33: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

cara lain yaitu

melakukan kegiatan

saya sehari- hari

misalnya cuci piring dan

menyapu lantai.

O: Klien terlihat

kooperatif, kontak mata

baik. Klien terlihat

menyapu dan mencuci

piring.

A: Masalah teratasi

P:

(K): Menganjurkan pasien

terus melakukan

kegiatan sehari- harinya

seperti menyapu dan

mencuci piring setelah

makan

(P): Melanjutkan SP IV P

1. Memvalidasi masalah

dan latihan sebelumnya

2. Menjelaskan cara

control halusinasi engan

teratur minum obat (

prinsip 5 benar minum

obat )

3. Membimbing pasien

memasukkan dalam

Page 34: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

Kamis,

29

Januari

2009

jam;

10.00

WIB

Halusinasi

Pendengaran

SP IV P:

1. Memvalidasi masalah dan latihan

sebelumnya

2. Menjelaskan cara control

halusinasi engan teratur minum

obat ( prinsip 5 benar minum obat

)

3. Membimbing pasien memasukkan

dalam jadwal kegiatan harian

jadwal kegiatan harian

S: Saya senang Mbak mau

membantu saya

mengusir suara- suara

aneh yang saya dengar,

kemarin Mbak melatih

saya dengan cara

melakukan kegiatan

seperti menyapu dan

mencuci piring setelah

makan. Nah, sekarang

Mbak mengajarkan cara

lain yaitu minu obat

secara teratur.

O:Klien terlihat kooperatif,

kontak mata baik. Klien

terlihat meminum obat

miliknya.

A: Masalah teratasi

P:

(P): Menganjurkan pasien

agar selalu minum obat.

(K): Melanjutkan SP I K

1. Mendiskusi masalah

yang dirasakan

kelurga dalam

Page 35: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

Kamis,

29

Januari

2009 jam

10.15

WIB

Halusinasi

Pendengaran

Keluarga

SP I K:

1. Mendiskusi masalah yang

dirasakan kelurga dalam merawat

pasien

2. Menjelaskan pengertian, tanda,

dan gejala halusinasi yang dialami

pasien beserta proses terjadinya

3. Menjelaskan cara- cara merawat

pasien halusinasi

merawat pasien

2. Menjelaskan

pengertian, tanda, dan

gejala halusinasi yang

dialami pasien beserta

proses terjadinya

3. Menjelaskan cara-

cara merawat pasien

halusinasi

S: Saya tidak tahu adik

saya mengalami sakit

apa, saya tidak tahu

tanda dan gejala, dan

cara merawat adik saya

O:Keluarga terlihat

kooperatif, dan

mendengar setiap

penjelasan dari perawat.

A: Masalah teratasi

P: Melanjutkan SP II K

1. Melatih keluaraga

mempraktekkan cara

merawat pasien

dengan halusinasi

2. Melatih keluarga

merawat langsung

Page 36: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

Kamis,

29

Januari

2009

jam:

11.00

WIB

Halusinasi

Pendengaran

SP II K:

1. Melatih keluarga mempraktekkan

cara merawat pasien dengan

halusinasi

2. Melatih keluarga melakukan cara

merawat langsung kepada pasien

halusinasi

kepada pasien

halusinasi

S: Saya sebenarnya tidak

tahu cara- cara merawat

adik saya, maka dari itu

saya senang Mbak

melatih saya cara

merawat adik saya.

O: Keluarga klien antusias

dalam berinteraksi

kepada perawat dan

langsung

mempraktekkan cara-

cara yang telah

diajarkan perawat.

A: Masalah teratasi

P:

(P): Menganjurkan

keluarga klien untuk

selalu

mempraktekkan cara

merawat klien dengan

car- cara yang telah

diajarkan

(K): Melanjutkan SP III K

1. Membantu

Page 37: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

Kamis,

29

Januari

2009 jam

10.15

WIB

Halusinasi

Pendengaran

SP III K

1. Membantu keluarga dalam

membuat jadwal aktivitas dirumah

temasuk minum obat ( discharge

planning )

2. Menjelaskan follow up pasien

setelah pulang

keluarga dalam

membuat jadwal

aktivitas dirumah

temasuk minum

obat ( discharge

planning )

2. Menjelaskan

follow up pasien

setelah pulang

S:Keluarga klien

mengatakan akan

memasukkan cara

merawat adiknya

kedalam jadwal

kegiatan harian dan

senatiasa

memperhatikan serta

mengawasi adiknya.

O: Keluarga klien sangat

kooperatif dan antusias

dalam berinteraksi pada

perawat

A: Masalah teratasi

P:

(P): Menganjurkan

keluarga klien untuk

Page 38: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

Rabu, 28

Januari

2009

jam:

13.00

WIB

Resiko

Perilaku

Kekerasan

SP I P

1. Mendiskusikan penyebab

mencederai diri, orang lain dan

lingkungan

2. Mendiskusikan tanda dan gejala

mencederai diri, orang lain dan

lingkungan

3. Mendiskusikan mencederai diri,

orang lain dan lingkungan yang

biasa dilakukan

4. Mendiskusikan akibat mencederai

diri, orang lain dan lingkungan

5. Melatih mencegah mencederai diri,

orang lain, dan lingkungan dengan

cara fisik: nafas dalam

6. Membimbing memasukkan ke

jadwal kegiatan harian

selalu memperhatikan

dan mengawasi klien.

(K) : Klien pulang bersama

keluarga

S: Nn.S mengatakan benci

dengan orang yang

membawa klien ke

Rumah Sakit. Nn.S

mengatakan biasanya

mata saya melotot

sambil teriak- teriak,

tangan ingn memukul.

Saya biasa memukul

diri saya, kadang

memukul orang yang

ada disekitar saya Nn.S

mengatakan tahu akibat

mencederai diri, orang

lain dan lingkungan,

tetapi Nn.S tidak bisa

mengontrolnya Nn.S

mengatakan “saya

senang Mbak Linda

melatih saya cara

control marah saya.”

O: Nn.S marah ketika

Page 39: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

ditanya siapa saja yang

membawa klien ke

Rumah Sakit Jiwa. Nn.S

memperagakan gerakan

saat memukul dirinya

ataupun orang lain.

Nn.S memperagakan

latihan fisik: nafas

dalam. Nn.S kooperatif,

kontak mata bagus.

Nn.S memasukkan

latihan nafas dalam

kedalam jadwal.

A: Masalah teratasi

P:

(P): Menganjurkan Nn.S

selalu berlatih dan

menggunakan cara ini

bila Nn.S ingin marah.

(K): Melanjutkan SP II K

1. Memvalidasi masalah

dan latihan

sebelumnya

2. Melatih cara sosial

untuk

mengekspresikan

marah

3.Membimbing

Page 40: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

Kamis,

29

Januari

2009

jam:

10.00

WIB

Resiko

Perilaku

Kekerasan

SP II P

1. Memvalidasi masalah dan latihan

sebelumnya

2. Melatih cara sosial untuk

mengekspresikan marah

3. Membimbing memasukkan ke

jadwal kegiatan harian

memasukkan ke

jadwal kegiatan

harian

S: Nn.S mengatakan “

saya masih ingat cara

mengontrol marah yang

telah diajarkan

kemarin.” Saya senang

Mbak mengajarkan saya

cara lain untuk

mengontrol marah saya.

Saya akan memasukkan

cara ini kedalam jadwal

harian saya Mbak.

O: Nn.S memperagakan

cara yang telah

diajarkan yaitu dengan

nafas dalam Nn.S

mengikuti cara

mengontrol marah yang

telah diajarkan yaitu

dengan memukul bantal.

Nn.S memasukkan

latihan cara sosial

mengekspresiakan

marah dengan cara

Page 41: BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-nurlindaok... · perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien

memukul bantal

kedalam jadwal.

A: Masalah teratasi

P:

(P): Menganjurkan agar

Nn.S selalu berlatih cara

ini dan meminta Nn.S

memilih cara yang

disukai untuk

mengurangi resiko

perilaku kekerasan.

(K): Nn.S pulang bersama

keluarga