Bab III Tinjauan Kasus

32
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI IRNA C3L2 RSUP dr. KARIADI SEMARANG KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan Disusun Oleh : HATYANTI G0A.007.038

description

BAB

Transcript of Bab III Tinjauan Kasus

Page 1: Bab III Tinjauan Kasus

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S DENGAN

TUBERKULOSIS PARU DI IRNA C3L2 RSUP dr.

KARIADI SEMARANG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan

Disusun Oleh :

HATYANTI

G0A.007.038

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2010

Page 2: Bab III Tinjauan Kasus

BAB III

TINJAUAN KASUS

Pengkajian dilakukan pada hari senin tanggal 31 Mei 2010 Jam 07.30 WIB

A. BIODATA

1. Identitas Pasien

Nama : Ny. S

Umur : 48 th

Jenis kelamin : Perempuan

Suku bangsa : Jawa, Indonesia

Agama : Islam

Status perkawinan : Kawin

Pendidikan : SLTP

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat : Batan Timur Raya Miroto

Tanggal masuk : 29 Mei 2010, Jam : 7.50

Mo. Register : 6332009

Diagnosa medis : TB Paru + Diabetes Melitus

2. Penanggung Jawab

Nama : Tn. S

Umur : 53 th

Jenis kelamin : Laki-laki

Pendidikan : SLTP

Pekerjaan : Buruh

Hubungan dg pasien : Suami pasien

33

Page 3: Bab III Tinjauan Kasus

B. RIWAYAT KESEHATAN

1. Keluhan utama

Klien mengeluh sesak napas.

2. Riwayat penyakit sekarang

Klien mengeluh sesak napas pada saluran napas, 2 minggu pasien

mengeluh sesak napas dan sesaknya hilang timbul. Sesak bertambah saat

pasien batuk, sesak dipengaruhi bila pasien berjalan agak jauh dan naik

tangga. Sesak dirasakan sehingga pasien hanya berbicara sepotong-

sepotong saja. Tidak bisa mengulang satu kalimat penuh. Pasien sering

mengeluh pada malam hari kemudian sesak dan batuk, keringat dingin saat

malam hari, klien batuk berdahak dengan warna kuning dan kental namun

susah dikeluarkan.

Kualitas : sesak sampai mengganggu aktivitas, kuantitas : sesak hilang

timbul. Faktor yang memperberat adalah batuk, faktor yang memperingan

adalah bila pasien minum obat.

3. Riwayat perawatan dan kesehatan dahulu

Pasien pernah dirawat di RS selama empat kali. Klien mempunyai riwayat

DM dan klien minum obat teratur, obat yang diminum 2 macam. 1 minggu

sebelum masuk RS pasien berobat ke BP4, klien di Rontgen dengan hasil

rontgent TB Paru positif kemudian klien di rujuk ke RSDK.

4. Riwayat kesehatan keluarga

Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini

Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit DM, Hipertensi

dan penyakit seperti yang klien derita sekarang.

C. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL (DATA FOKUS)

1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Klien mengatakan bahwa kesehatan itu penting dan saat sakit seperti

sekarang klien berusaha mendapatkan pengobatan di RS agar cepat

sembuh.

34

Page 4: Bab III Tinjauan Kasus

2. Pola nutrisi dan metabolisme

Klien mengatakan makan 3x sehari, sebelum masuk RS klien sudah

mengalami penurunan nafsu makan. Selama di RS klien juga mengalami

penurunan nafsu makan, klien makan ± ½ porsi dari yang di sediakan

rumah sakit. Klien minum 800-900cc/hari, BB : 50 kg (klien mengalami

penurunan BB yaitu 8 kg), klien mengeluh mual.

3. Pola eliminasi

a. Eliminasi Feses

Klien BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek, tidak ada keluhan

saat BAB.

b. Eliminasi urine

Klien mengatakan BAK dalam sehari 6-7 kali : ± 500cc, warna kuning

bau khas.

4. Pola aktivitas dan latihan

Klien mengatakan aktivitas sehari-hari selalu dilakukan sehari seperti

makan, mandi, BAB, BAK. Setelah masuk RS aktivitas klien dibantu oleh

perawat. Klien mengeluh bertambah sesak saat beraktivitas dan mengeluh

batuk saat tiduran.

5. Pola istirahat dan tidur

a. Kebiasaan tidur

Klien mengatakan sebelum di RS klien jarang tidur siang dan tidur dari

jam 21.00 bangun jam 05.00 WIB. Setelah di RS klien susah tidur

karena klien mengeluh batuk terus dan dahak sulit dikeluarkan

sehingga klien sulit tidur.

b. Kesulitan tidur

Klien mengatakan mengalami kesulitan dalam istirahat / tidur dan

sering terbangun pada malam hari karena klien batuk terus dan uluhati

sakit saat batuk.

6. Pola persepsi sensori dan kognitif

Klien tidak mengalami gangguan penglihatan, penciuman, perabaan,

pendengaran dan pengecap. Klien belum mengetahui tentang proses

35

Page 5: Bab III Tinjauan Kasus

therapy, kemungkinan kambuh dan perawatan penyakitnya. Klien merasa

bosan ditempat tidur dan batuk tidak lekas hilang, klien tampak tegang dan

gelisah.

7. Pola hubungan dengan orang lain

Klien mempunyai hubungan yang baik dengan anggota keluarga dan

teman-temannya baik di RS maupun dimasyarakat, dengan perawat juga

baik.

8. Pola reproduksi dan seksual

Klien berjenis kelamin perempuan dan sudah menikah. Selama di RS klien

tidak dapat melakukan hubungan suami istri, tetapi itu tidak masalah bagi

klien.

9. Persepsi diri dan konsepsi diri

Identitas diri : klien adalah perempuan yang berperilaku dan

berpenampilan sebagai perempuan

Peran diri : klien seorang istri dan seorang ibu rumah tangga

Ideal diri : klien berharap segera sembuh dari penyakitnya

Gambaran diri : klien menyadari bahwa dirinya sedang sakit dan dirawat

di RS

Harga diri : klien di RS merasa dirinya sebagai seseorang yang

memerlukan pengobatan dan perawatan yang tepat

sebagai layaknya manusia dan berkeyakinan akan

sembuh.

10. Pola mekanisme, koping

Saat mempunyai masalah klien beristirahat, dengan beristirahat klien

merasa beban masalah berkurang.

11. Pola nilai kepercayaan / keyakinan

Klien beragama Islam dan tetap beribadah dalam keadaan sakit, klien

berdoa supaya cepat sembuh, meski klien belum mengetahui perawatan

penyakitnya.

36

Page 6: Bab III Tinjauan Kasus

D. PENGKAJIAN FISIK

1. Penampilan / keadaan umum : klien tampak lemah, tampak sesak

2. Tingkat kesadaran : composmentis GCS : E4 M6 V5

3. Tanda-tanda vital :

a. TD : 110/70 mmHg

b. N : 84 kali/ menit

c. RR : 24 kali/ menit

d. S : 370C

4. Pengukuran antropometri

TB : 155 cm, BB:50 kg, lila : 24 cm

5. Kepala

a. Rambut : warna hitam, rambut tebal, kebersihan cukup

b. Mata : reflek cahaya positif, sklera tidak ikterik, konjungtiva

anemis, tidak memakai alat bantu pandang

c. Hidung : tidak ada polip, cuping hidung tampak saat napas

d. Telinga : bersih tidak ada penumpukan serumen, pendengaran

baik.

e. Mulut : tidak ada bau mulut, bibir lembab, warna merah muda.

6. Dada

Paru-paru

I : secara umum bentuk simetris dan tidak ada lesi

Pal : tactil fremitus teraba sama

Per : pekak

Aus : terdengar suara wheezing dan ronchi

Jantung

I : ictus cordis tak tampak

Pal : ictus cordis teraba di ic 5 simetris sejajar garis midklavikula

Per : pekak

Aus : S1-S2 murni

37

Page 7: Bab III Tinjauan Kasus

7. Abdomen

I : tidak ada acites

Aus : peristaltic usus 10 kali/ menit

Pal : hepar dan lien tidak teraba, tidak ada nyeri tekan

Per : tympani

8. Ekstremitas

a. Ektremitas atas : tidak ada oedema pada ekstremitas atas, akral

hangat kapilery refill < 2 detik, tangan sebelah

kanan terpasang infuse Nacl 0,9% 20 tpm

b. Ekstremitas bawah : tidak ada oedema kaki

9. Genetalia

Bersih dan terawat, tidak terpasang DC

10. Integument

Kulit warna sawo matang, kulit tidak pucat dan tidak sianosis.

E. DATA PENUNJANG

1. Laboratorium

a. Kimia klinik tgl 29/5/10

Asam urat 4,20 mg/dl 2.60-7.20

Cholesterol 113 mg/dl 50-200

Trigliserida 82 mg/dl 30-150

HDL Cholesterol 19 mg/dl 35-60

IDL Cholesterol 75 mg/dl 62-130

Protein total 6,9 gr/dl 6,4-8,2

Albumin 2,5 gr/dl 3,4-5,0

b. Hematologi tgl 31/5/10

Hit jenis + darah tepi

Easinofil 1% 1-3

Basofil 0% 0-2

Batang 0% 2-5

Segmen 85% 47-80

38

Page 8: Bab III Tinjauan Kasus

Limfosit 10% 20-45

Menosit 4% 2-10

Lain-lain -

Eritrosit

Anisusitosis ringan (mikrosit)

Pulkilositosis ringan (ovalosit)

Trombosit jumlah normal bentuk besar

Leukosit jumlah tampak normal

LED

LED 1 jm 115.0 mm 3,0-14,0 H

LED 2 jm 129,0 mm

c. Kimia klinik 31/5/10

Glukosa darah + reduksi

Glukosa puasa 142,0 mg/dl

Pengelolaan DM :

80-109 : baik

110-125 : sedang

> : 126 : buruk

GDP terganggu bila 110 < GDP <126 & GTT 2 jam < 140

Reduksi I

Gula 2 PP + reduksi

Glukosa PP 2 jam 194

Pengelolaan DM :

80-140 : baik

145-179 sedang

> : 180 : buruk

d. Hematologi tgl 01/6/10

Hematologi paket

Hemoglobin 10,90 gr% 12,00-15,00

Hematokrit 30,8% 35,0-47,0

Eritrosit 3,79 jt/mmk 3,90-5,60

39

Page 9: Bab III Tinjauan Kasus

MCH 28,70 Pg 27,00-32,00

MCV 81,30 Fl 76,00-96,00

MCHC 35,30 g/dl 29,00-36,00

Lekosit 9,93 ribu/mmk 150,0-400,0

Trombosit 399,0 ribu/mmk 11,60-44,80

RDW 13,70% 11,60-44,80

MPV 7,51 Fl 4.00-11,00

e. Pengecatan gram tgl 01/6/10

Diplococcus (+) / positive

Streptococcus (+) / positive

f. Pengecatan ziehl Nielsen

BTA (1+) / Positive

g. Pengecatan jamur

Jamur (-) / negative

Laboratorium tgl 3/6/10

Kimia klinik

Gula darah + reduksi

Glukosa puasa 139,0 mg/dl

Pengelolaan DM :

80-109 : baik

110-125: sedang

>:126 : buruk

GDP terganggu bila 110 < : GDP < 126. Dan GTT 2 jam < 140

Reduksi I

Gula 2PP + reduksi

Glukosa 2 jam 209,0 mg/dl

Pengelolaan DM

80-140 : baik

145-179 : sedang

>: 180 : buruk

40

Page 10: Bab III Tinjauan Kasus

h. Reduksi II tgl 31/5/10

HbA1C 10,6% 4,8-6,0

i. Hasil foto thorak tgl 2/6/10

Kesan : cor tak membesar

Gambaran TB paru aktif dengan pneumonia

Reduksi II

Elektrolit

Natrium 127 mmol / L 136-145

Kalium 4,5 mmol / L 3,5-5,1

Chlorida 102 mmol / L 98-107

2. Therapy tgl 01/6/10

1) O2 nasal 3 lt/mnt

2) Cefriaxone 2x1 gr (IV)

3) Ambroxol 3x1 tab

4) Paracetamol (jika sh ≤ 380C)

5) OBH 3xCT

6) Metroclorpramid 3x1 amp 1x

7) Nacl 0,9 % 20 tpm

Tgl 3/6/10

Inj ceftriaxone 2x1 gr stop

Tambahan :

Glimepirrid 2 mg (1-0-0) P.O (pg)

FDC 1x3 tablet (hr-2)

3. Diit lunak DM 1900 kkal

41

Page 11: Bab III Tinjauan Kasus

F. ANALISA DATA

Data Fokus Masalah (P) Etiologi (E)

Ds :

Klien mengatakan sesak napas

Klien juga mengeluh batuk terus

dan dahak sulit dikeluarkan

Do:

RR 28x/menit

Klien terlihat batuk terus

Wajah tegang dan gelisah

Tampak napas cuping hidung

Sputum dahak kental

Terpasang O2 nasal 3 lt/menit

Mendapatkan therapy

ambroxol 3x1 tab dan OBH

3xCT

Terdengar suara wheezing dan

ronchi

Ds : Klien mengatakan mual

Klien mengatakan nafsu makan

menurun

Do : Mukosa mulut agak kering

Konjungtiva anemis

BB : 58 kg,BB saat pengkajian

50 kg TB:155 cm,

IMT : BB/(TB)

m2 : 50/(155)2

Bersihan jalan

napas tidak

efektif

perubahan nutrisi

kurang dari

kebutuhan

Akumulasi

secret yang

berlebihan

Anoreksia

42

Page 12: Bab III Tinjauan Kasus

: 50/2,4

: 20,8 (N)

Lila : 24 cm

Selama di RS klien

menghabiskan makanannya ½

porsi

Hb : 10,90 gr %

Albumin : 2,5 gr/dl

Diit : lunak DM kkal

Ds : Klien mengatakan sering

terbangun dan susah tidur

karena batuk terus dan sesak

Do : Klien tidak dapat tidur

Wajah tampak kusut

Klien gelisah

Klien tampak cemas

TD : 130/80 mmHg

ND : 84x/menit

S : 370C

Gangguan pola

istirahat tidur

Sesak dan

batuk

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan napas tidak efktif berhubungan dengan adanya secret kental

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

anoreksia

3. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan sesak dan batuk

43

Page 13: Bab III Tinjauan Kasus

H. INTERVENSI KEPERAWATAN

TglDiagnosa

Keperawatan

IntervensiTTD

Tujuan LKH Tindakan Kep Rasional

31/5/10 Bersihan jalan

napas tidak efektif

berhubungan

dengan akumulasi

sekret yang

berlebih

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan 2x24

jam diharapkan

bersihan jalan napas

efektif dengan KH :

pasien dapat

mempertahankan

jalan napas dan

mengeluarkan sekret

tanpa bantuan.

a. Kaji fungsi

pernapasan, ex :

bunyi nafas, kec.

Irama dan

penggunaan alat

bantu

b. Catat

kemampuan

untuk

mengeluarkan

mukosa batuk

efektif, catat

karakter jumlah

sputum adanya

hemoptisis

c. Berikan klien

posisi

semi/fowler

tinggi

d. Bersihkan sekret

dari mulut dan

trakea

penghisapan

sesuai keperluan.

Peningkatan bunyi

napas dapat

menunjukkan

ronchi, mengi,

menung. akumulasi

secret

Pengeluaran sulit

bila secret sangat

kental

Posisi membantu

memaksimalkan

ekspansi paru untuk

menurunkan upaya

pernapasan

Mencegah obstruksi

respirasi,

penghisapan dapat

diperlukan bila

pasien tidak mampu

mengeluarkan

sekret

44

Page 14: Bab III Tinjauan Kasus

01/6/10 Perubahan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

berhubungan

dengan anoreksia

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan selama

3x24 jam diharapkan

kebutuhan nutrisi

terpenuhi dengan

KH : pasien

menunjukkan

peningkatan berat

badan dan

melakukan prilaku

atau perubahan pola

hidup.

e. Pertahankan

masukan cairan

sedikitnya 2500

ml/hari kecuali

kontra indikasi.

a. Catat status

nutrisi pasien

dari penerimaan,

catat turgor kulit,

BB dan derajat

kekurangan BB,

riwayat mual

muntah diare.

b. Pastikan pada

diet biasa pasien

yang disukai /

tidak disukai.

c. Kaji anoreksia

mual dan muntah

dan catat

kemungkinan

hubungan

Pemasukan tinggi

cairan membantu

untuk

mengencerkan

sekret membantu

untuk mudah

dikeluarkan

Berguna dalam

mendefinisikan

derajat/luasnya

masalah dan pilihan

intervensi yang

tepat.

Membantu dalam

mengidentifikasi

kebutuhan

pertimbangan

keinginan individu

dapat memperbaiki

masukan diet.

Dapat

mempengaruhi

pilihan diet an

mengidentifikasi

area pemecahan

masalah untuk

meningkatkan

45

Page 15: Bab III Tinjauan Kasus

dengan obat,

awasi frekuensi

vol konsistensi

feses

d. Dorong dan

berikan periode

istirahat sering

e. Berikan

perawatan mulut

sebelum dan

sesudah tindakan

pernapasan

f. Dorong makan

sedikit dan

sering dengan

makanan tinggi

protein

g. Kolaborasi rujuk

keahli diet untuk

menentukan

komposisi diet

pemasukan/penggu

naan nutrien.

Membantu

menghemat energi

khususnya bila

kebutuhan

meningkat saat

demam

Menurunkan rasa

tidak enak karena

sisa sputum obat

untuk/obat untuk

pengobatan

respirasi yang

merangsang pasien

muntah

Masukan nutrisi

tanpa kelemahan

yang tidak perlu /

kebutuhan energy

dari makanan yang

banyak

menurunkan iritasi

gester

Bantu dalam

perencanaan diet

dengan nutrisi

adekuat untuk

ketahanan

metabolik diet.

46

Page 16: Bab III Tinjauan Kasus

02/6/10 Gangguan pola

istirahat tidur

berhubungan

dengan sesak dan

batuk.

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan selama

3x24 jam diharapkan

pola tidur terpenuhi

dengan KH: pasien

dapat istirahat tidur

tanpa terbangun

a. Diskusikan

perbedaan

individu dalam

kebutuhan tidur

berdasarkan hal

usia tingkat

aktivitas, gaya

hidup tingkat

stress

b. Tingkatkan

relaksasi berikan

lingkungan yang

gelap dan

tenang, berikan

kesempatan

untuk memilih

penggunaan

bantal, linen dan

selimut, berikan

ritual waktu tidur

yang

menyenangkan.

Rekomendasikan

tidur 8 jam tiap

malam

Tidur akan sulit

dicapai sampai

tercapai relaksasi

lingkungan RS

dapat mengganggu

relaksasi.

47

Page 17: Bab III Tinjauan Kasus

I. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tgl/jam No.Dx Implementasi Respon Pasien TTD

31/5 10

08.20

08.35

09.00

10.00

10.30

10.40

11.30

12.00

1

2

- Mengkaji pernafasan,

frekuensi, irama, kedalaman,

bunyi nafas, alat bantu nafas

- Mengobservasi TTV

- Memberikan posisi

semi/fowler tinggi

- Injeksi metoclorpramid 1

amp. IV

- Mengajarkan pasien latihan

napas dalam dan batuk

efektif

- Menganjurkan pasien untuk

minum air hangat.

- Mengkaji status nutrisi

- Menganjurkan klien untuk

S : klien mengatakan sesak nafas

O : pernafasan cepat, dangkal, RR :

24x/menit, terpasang O2

S : klien tampak lemah

O : TD :110/ 70 mmHg

N : 84 x/menit, S: 37oC

RR : 24x/menit

S : klien mengatakan sesak

berkurang

O : klien tampak lebih nyaman,

TD: 110/70 mmHg,

N : 84x/menit, S : 37oC .

RR : 24x/menit

S : -

O : obat dapat masuk semua

S: Klien mengatakan sekret bisa

dikeluarkan

O : sekret bisa dikeluarkan

S: klien mengatakan tenggorokan

terasa gatal

O : klien tampak lebih nyaman

S : Klien mengatakan tidak nafsu

makan dan terasa mual

O : Klien memakai O2

S : klien mengatakan nafsu makan

48

Page 18: Bab III Tinjauan Kasus

12.15

12.30

12.40

13.00

13.10

13.20

01/6 5

09.00

3

1

makan sedikit tapi sering

- Menimbang BB dan

mengukur lila

- Mengkaji adanya mual dan

muntah

- Mengkaji penyebab klien

tidak bisa tidur

- Mengajarkan pasien

distraksi relaksasi

- Menganjurkan klien minum

air hangat sebelum tidur

- Menciptakan lingkungan

yang tenang dan nyaman

dengan membatasi

pengunjung

- Mengkaji pernafasan

berkurang

O : klien menghabiskan ½ porsi

makanan

S : klien mengatakan BB berkurang

8 kg dalam sebulan

O : BB : 50 kg, sebelumnya 58 kg,

lalu : 22 cm

S : pasien mengatakan mual

O : klien tampak lemah

S : klien mengatakan tidak bisa tidur

karena batuk terus dan sesak

O : klien tampak tegang

S : klien mengatakan lebih

mendingan

O : klien tampak tenang

S : klien mengatakan susah tidur

karena batuk dan sekret susah

dikeluarkan

O : klien tampak tegang dan gelisah

S : -

O : klien tampak tenang dan nyaman

S : Klien mengatakan kadang masih

sesak

49

Page 19: Bab III Tinjauan Kasus

09.15

09.30

09.40

09.50

10.00

11.00

11.10

11.30

12.30

2

3

- Mempertahankan dan

memberikan posisi semi

fowler

- Mempertahankan asupan

cairan sedikitnya 2500

ml/hari

- Membantu pasien latihan

napas dalam dan batuk

efektif

- Menyarankan pasien untuk

menggunakan tisue saat

batuk dan bersin

- Injeksi metoclorpramid I

amp IV

- Mengukur TTV

- Menganjurkan perawatan

mulut sebelum dan sesudah

makan

- Memotivasi pasien untuk

makan dan menganjurkan

klien untuk makan sedikit

tapi sering

- Mengkaji penyebab klien

O : Sekret dapat dikeluarkan, RR :

22x/menit

S : klien mengatakan kadang-

kadang masih sesak dan batuk

O : klien tampak tegang

S : klien mengatakan dahak masih

kental dan susah dikeluarkan

O : klien masih batuk dan berdahak

S : klien mengatakan lebih enakan

dan lega

O : sekret berkurang

S : klien mengatakan mau

melakukannya

O : klien kooperatif

S : -

O : obat dapat masuk semua

S : -

O : TD : 130/80mmHg, N :

80x/menit,

RR : 22x/menit, S : 36o C

S : klien mengatakan lebih segar dan

mual berkurang

O : klien tampak segar

S : klien mengatakan mau makan

O : klien menghabiskan 1 porsi

makanannya

S : Klien mengatakan tidak bisa tidur

50

Page 20: Bab III Tinjauan Kasus

13.00

13.30

02/6 10

09.30

10.00

11.00

12.00

13.00

13.15

1

2

3

tidak bisa tidur

- Meningkatkan relaksasi dan

memberikan lingkungan

yang tenang dan nyaman

- Memotivasi pasien untuk

istirahat

- Memberikan masase pada

punggung dan postural

drainase

- Mempertahankan O2 dan

memberikan posisi semi

fowler

- Mengukur TTV

- Memotivasi pasien untuk

makan sedikit tapi sering

dan menganjurkan pasien

untuk minum obat sesuai

advis dokter

- Menciptakan lingkungan

yang tenang dan nyaman

dengan membatasi

pengunjung

karena batuk terus dan sesak

O : Klien tampak tegang, wajah

kusut

S : klien mengatakan nyaman

O : klien tampak senang dan nyaman

S : klien mengatakan susah tidur

O : klien tampak tegang

S : klien mengatakan rasanya lebih

enakan

O : klien tampak nyaman

S : klien mengatakan sesak

berkurang

O : klien tampak tenang dan nyaman

S : -

O : TD : 120/80 mmHg, N :

80x/menit, RR : 20x/menit S:

36oC

S : klien mengatakan tidak mual lagi

O : klien menghabiskan 1 porsi

makanan yang disediakan RS

dan mau minum obat

S : -

O : klien tampak tenang

51

Page 21: Bab III Tinjauan Kasus

- Memotivasi pasien untuk

istirahat S : klien mengatakan sudah bisa

tidur

O : klien bisa tidur, klien tampak

lebih segar dan tidak kusut

52

Page 22: Bab III Tinjauan Kasus

J. EVALUASI

Tgl/jam No Dx Evaluasi ( SOAP ) TTD

02/6 10

14.20

1

2

3

S : klien mengatakan mengatakan sudah tidak sesak lagi, sekret

bisa dikeluarkan

O : klien tidak sesak,klien dapat melakukan batuk efektif, tidak

ada ronchi dan wheezing, sekret bisa dikeluarkan,TD :

120/30, N : 80x/menit, S : 36OC

A : masalah teratasi

P : optimalkan intervensi ( latihan nafas dalam dan batuk

efektif)

S : klien mengatakan tidak mual lagi, nafsu makan sudah

meningkat

O : klien menghabiskan 1 porsi makanannya, konjungtiva tidak

anemis,mukosa bibir lembab, turgor baik,belum ada

kenaikan BB yaitu 50kg.

A : masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi( pantau BB tiap hari )

S : klien mengatakan tidurnya nyenyak, batuk berangsur

kurang,dan sesak nafas hilang

O : klien tampak segar, wajah tidak kusut,tidak ada kantung

mata

A : masalah teratasi

P : pertahankan intervensi ( ciptakan lingkungan yang tenang

dan nyaman )

53