BAB III THT

2
BAB III KESIMPULAN Rinitis atrofi adalah penyakit infeksi hidung kronik dengan tanda adanya atrofi progresif tulang dan mukosa konka hidung. Etiologi penyakit ini belum jelas. Beberapa hal dianggap sebagai penyebab seperti infeksi oleh kuman spesifik, yaitu sepsis Klebsiela, yang sering Klebsiela Ozaena, kemudian Stapfilokokus dan Pseudomonas Aeruginosa, defisiensi Fe, defisiensi vitamin A, sinusitis kronik, kelainan hormonal dan penyakit kolagen. Dan hasil penelitian juga mengungkapkan ada hubungan dengan trauma atau terapi radiasi. Gejala klinis adalah berupa keluhan subjektif yang sering ditemukan pada pasien biasanya nafas berbau (sementara pasien sendiri menderita anosmia), ingus kental hijau, krusta hijau, gangguan penciuman, sakit kepala dan hidung tersumbat. Pada pemeriksaan THT ditentukan rongga hidung sangat lapang, konka inferior dan media hipotrofi atau atrofi, sekret purulen hijau, dan krusta berwarna hijau. Terapi rinitis atrofi belum ada yang baku. Sampai saat ini ditujukan untuk menghilangkan etiologi dan

description

BAB III THT

Transcript of BAB III THT

Page 1: BAB III THT

BAB III

KESIMPULAN

Rinitis atrofi adalah penyakit infeksi hidung kronik dengan tanda adanya

atrofi progresif tulang dan mukosa konka hidung.

Etiologi penyakit ini belum jelas. Beberapa hal dianggap sebagai penyebab

seperti infeksi oleh kuman spesifik, yaitu sepsis Klebsiela, yang sering Klebsiela

Ozaena, kemudian Stapfilokokus dan Pseudomonas Aeruginosa, defisiensi Fe,

defisiensi vitamin A, sinusitis kronik, kelainan hormonal dan penyakit kolagen.

Dan hasil penelitian juga mengungkapkan ada hubungan dengan trauma atau

terapi radiasi.

Gejala klinis adalah berupa keluhan subjektif yang sering ditemukan pada

pasien biasanya nafas berbau (sementara pasien sendiri menderita anosmia), ingus

kental hijau, krusta hijau, gangguan penciuman, sakit kepala dan hidung

tersumbat. Pada pemeriksaan THT ditentukan rongga hidung sangat lapang,

konka inferior dan media hipotrofi atau atrofi, sekret purulen hijau, dan krusta

berwarna hijau.

Terapi rinitis atrofi belum ada yang baku. Sampai saat ini ditujukan untuk

menghilangkan etiologi dan gejala dapat dilakukan secara konservatif ataupun

operatif.