Bab III Tbparu

27
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka konsep Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar variabel (baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti) (Nursalam, 2008). Kerangka konsep akan membantu penelitian menghubungkan hasil penemuan dengan teori. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi tingginya angka kejadian TB Paru diantaranya adalah pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, dan ekonomi. Bagan 3.1 kerangka konsep Variabel independen 1. Pendidikan variabel dependen 2. Pengetahuan 3. Sosial ekonomi kejadian penyakit TB paru 4. Pekerjaan B. Variabel 1. Variabel independen Variabel yang nilainya menentukan variabel lain. Variabel bebas biasanya dimanipulasi, diamati dan diukur untuk diketahui hubungannya atau pengaruhnya terhadap variabel lain (Nursalam, 36 STIKes Faletehan 2003). Dalam penelitian ini adalah pendidikan, pengetahuan, ekonomi, pekerjaan. 2. Variabel dependen (terikat) Variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain. Dengan kata lain variabel terikat adalah faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas (Nursalam, 2003). Dalam penelitian ini adalah tingginya angka kejadian penyakit TB Paru. C. Definisi konseptual 1. Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoatmodjo, 2003).

Transcript of Bab III Tbparu

Page 1: Bab III Tbparu

BAB IIIKERANGKA KONSEP DAN DEFINISIOPERASIONALA. Kerangka konsepKonsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapatdikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskanketerkaitan antar variabel (baik variabel yang diteliti maupun yangtidak diteliti) (Nursalam, 2008). Kerangka konsep akan membantupenelitian menghubungkan hasil penemuan dengan teori.Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi tingginya angkakejadian TB Paru diantaranya adalah pendidikan, pengetahuan,pekerjaan, dan ekonomi.Bagan 3.1 kerangka konsepVariabel independen1. Pendidikan variabel dependen2. Pengetahuan3. Sosial ekonomi kejadian penyakit TB paru4. PekerjaanB. Variabel1. Variabel independenVariabel yang nilainya menentukan variabel lain. Variabel bebasbiasanya dimanipulasi, diamati dan diukur untuk diketahuihubungannya atau pengaruhnya terhadap variabel lain (Nursalam,36STIKes Faletehan2003). Dalam penelitian ini adalah pendidikan, pengetahuan,ekonomi, pekerjaan.2. Variabel dependen (terikat)Variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain. Dengan katalain variabel terikat adalah faktor yang diamati dan diukur untukmenentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabelbebas (Nursalam, 2003). Dalam penelitian ini adalah tingginyaangka kejadian penyakit TB Paru.C. Definisi konseptual1. Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakanuntuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok ataumasyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkanoleh pelaku pendidikan (Notoatmodjo, 2003).2. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelahorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni indrapenglihatan, pendengaran, rasa dan raba, sebagian besarpengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga(Notoatmodjo, 2003).3. Pekerjaan dapat didefinisikan sebagai apa yang dilakukan(diperbuat atau dikerjakan).

Page 2: Bab III Tbparu

4. Ekonomi adalah kemampuan seseorang menyediakankebutuhannya mulai dari kebutuhan primer sampai dengankebutuhan sekunder.D.HipotesisHipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah ataupertanyaan penelitian (Nursalam, 2003). Menurut La Biondo-Wooddan Haber (1994) Hipotesis adalah suatu asumsi pernyataan tentang37STIKes Faletehanhubungan antara dua atau lebih variabel yang diharapkan bisamenjawab atau pernyataan dalam penelitian. Berdasarkanpermasalahan yang telah diungkapkan maka hipotesis dalampenelitian ini antara lain:Ha 1 : ada hubungan antara pendidikan dengan tingginya angkakejadian TB paru dipuskesmas Labuan tahun 2011.Ha 2 : ada hubungan antara pengetahuan dengan tingginya angkakejadian TB Paru dipuskesmas Labuan.Ha 3 : ada hubungan antara pekerjaan dengan tingginya angkakejadian TB Paru dipuskesmas Labuan.Ha 4 : ada hubungan antara ekonomi dengan tingginya angkakejadian TB Paru dipuskesmas Labuan.Tabel 3.1Definisi OperasionalNoVariable DefinisioperasionalAlat ukur Hasil ukur skala1 DependenAngkakejadian TBParuMenunjukanjumlah kejadiandalam suatukurun waktuKuesioner 1.TB Paru2.TidakTB ParuOrdinal2 IndependenTingkatpendidikanJenjang yangdilaluiseseorang untukmendapatkanilmupengetahuanKuesioner 1.Rendah(SDSLTP)

Page 3: Bab III Tbparu

2.tinggi(SLTAPT)Ordinal3 TingkatpengetahuanTingkatpengetahuanyang dimaksuddalampenelitian iniadalah segalasesuatu yangdiketahui dandipahami olehpasien tentangTB paruKuesioner 1.kurang(<50 %)2.cukup(56-75 %)3.baik (76-100 %)Ordinal4 Pekerjaan Sesuatu yangdilakukan untukmencari nafkahatau mencariuang bagiseseorangKuesioner 1.tidakbekerja2.bekerjaOrdinal38STIKes FaletehanNoVariabel DefinisioperasionalAlat ukur Hasil ukur Skala5 StatusekonomiPendapatanseseorangmenyediakankebutuhannyamulai darikebutuhanprimer sampaisekunderKuesioner 1.rendah(<650rb/bln)2.tinggi(>650

Page 4: Bab III Tbparu

rb/bln)Ordinal39STIKes Faletehan

BAB IVMETODOLOGI PENELITIANA. Desain penelitianJenis penelitian yang akan dilakukan adalah deskriptif analitikdengan desain cross sectional yaitu penggabungan antara variabelindependen dan variabel dependen untuk memperoleh suatu datayang lengkap dan dilakukan dengan cepat, dan juga menggambarkanfaktor-faktor yang mempengaruhi angka kejadian TB Paru. Padatahun 2010 dari bulan oktober sampai dengan bulan desember angkakejadian dipuskesmas Labuan tercatat suspek 138, pasien yang BTApositif sebanyak 32 orang, BTA negatif sebanyak 96 orang. Yang diterapi dengan FDC sebanyak 24 sisanya ada yang diterapi ada yangtidak.B. Lokasi dan Waktu Penelitian1. Lokasi penelitianPenelitian dilakukan dipuskesmas Labuan.2. Waktu penelitianPenelitian ini dilakukan pada tanggal 8 Februari 2012 sampaidengan tanggal 29 Februari 2012.C. Populasi dan sampel1. PopulasiPopulasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau objek yangditeliti (Notoatmojo, 2002). Hal ini adalah seluruh pasien yang40STIKes Faletehanberobat ke poli Paru Puskesmas Labuan. Jumlah suspek TB Parutahun 2010 berjumlah 138 orang.2. SampelSampel adalah proses menyeleksi populasi yang dapat mewakilipopulasi yang ada (Nursalam, 2003). Teknik pengambilan sampelpenelitian ini adalah menggunakan teknik Random Samplingyaitu pengambilan sampel secara acak (Sugiyono, 2007). Dalammenentukan jumlah sampel penelitian yang dibutuhkan,digunakan perhitungan menurut (Ariawan 1998) sebagai berikut :n =( ) ( )( ) ( )n =(1,96)2×0,5 1−0,5 1380,1 2× 138−1 + 1,96 2×0,5 1−0,5n = 57keterangan:n : jumlah sampel yang diperlukan

Page 5: Bab III Tbparu

N : jumlah populasiZ I-a/2 : standar deviasi normal, ditentukan pada1,96 yang sesuai dengan derajatkepercayaan 95 %P : ketetapan yaitu 0,5 %D : penyimpangan terhadap populasi atauderajat ketepatan yang diinginkan.41STIKes FaletehanD. Pengumpulan dataData yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dandata skunder, dimana data primer adalah data yang diperoleh dengankuesioner, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh daripuskesmas.Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian iniadalah dengan menggunakan instrument berupa kuesioner teknikpengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah angkettertutup atau jenis kuesioner dimana jawabannya sudah dibuat olehpeneliti, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang sudahada agar jawabannya lebih jelas dan terarah.Responden diberikan kuesioner untuk diisi dan penulis beradadidekat responden agar bila ada pertanyaan dari responden, penulislangsung dapat menjelaskan. Penulis memeriksa kembalikelengkapan jawaban dari responden, kemudian kuesioner yangsudah diisi dikumpulkan pada hari yang sama untuk kemudiandilakukan perhitungan dan analisa data.E. Pengolahan DataSetelah semua data diperoleh maka dilakukan pengolahan datadengan tahapan sebagai berikut :1. Editing dataPada editing dilakukan pengecekan isian formulir atau kuesionerapakah jawaban yang ada dikuesioner sudah lengkap; jelas,relevan, dan konsisten.2. Koding dataPada tahapan ini dilakukan pemberian kode pada pertanyaandalam kuesioner. Kegunaan koding adalah untuk mempermudahpada saat analisis data dan mempercepat pada saat entry data.42STIKes Faletehan3. ProsesingSetelah semua isian kuesioner terisi penuh dan benar dan jugasudah melewati pengkodingan, Maka langkah selanjutnya adalahmemproses data agar dapat dianalisis.4. CleaningCleaning atau pembersihan merupakan kegiatan pengecekankembali data yang sudah dientry apakah terdapat kesalahan atautidak. Kesalahan tersebut dimungkinkan terjadi pada saat kita

Page 6: Bab III Tbparu

mengentray ke komputer (Hastono, 2001).F. Uji validitas dan Reliabilitas1. Uji validitasValiditas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itubenar-benar mengukur pada yang diukur (Notoatmojo, 2002).Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita susun tersebutmampu mengukur apa yang hendak kita ukur. Maka perlu diujidengan korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan)dengan skor total kuesioner tersebut. Bila semua pertanyaan itumempunyai korelasi yang bermakna (contak validity). Apabilakuesioner tersebut telah memiliki validitas kontak , berartisemua item (pertanyaan) yang ada didalam kuesioner itumengukur konsep yang kita ukur. Uji validitas dilakukan diPuskesmas Menes pada tanggal 02 Februari 2012, dari semuaresponden yang mengisi pertanyaan hasilnya valid semua.Uji validitas dilakukan terhadap instrumen pengetahuan dengan15 item pertanyaan. Uji validitas yang digunakan dalampenelitian ini adalah teknik korelasi “produk moment” yangdiolah dengan perangkat lunak melalui sistem komputerisasi.43STIKes FaletehanYang rumusannya sebagai berikut :=(Σ ) − (Σ Σ )[ Σ − (Σ ) Ι Σ − (Σ ) ]Keterangan :N = besar populasiX = pertanyaanY = skor totalXY = skor pertanyaan dikali skor totalBila r hitung > artinya variabel validBila r hitung < artinya variabel tidak valid2. Uji ReabilitasReabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatualat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan(Notoatmodjo, 2002). Dengan kata lain reabilitas menunjukkankonsistensi dari suatu alat ukur dalam mengukur gejala yangsama. Pada penelitian ini uji reabilitasnya menggunakan sekaliukur (one shot). Uji reabilitas dilakukan terhadap 15 itempertanyaan pengetahuan yang sudah valid. Uji reabilitasdilakukan dengan menggunakan one shot atau sekali ukur,dengan melihat nilai alpha pada nilai akhir output suatuinstrumen dikatakan realibel bila nilai r alpha lebih besar dari rtabel.Hasil penelitian uji reabilitas dari instrumen pendidikan,pekerjaan, status ekonomi dan pengetahuan didapat bahwaJumlah r tabel 0,632, sedangkan jumlah r hasil yang didapat

Page 7: Bab III Tbparu

0,972, maka hasil uji reliabel.44STIKes FaletehanG. Analisa DataAnalisa data dibagi menjadi tiga macam yaitu : analisa univariat,analisa bivariat, dan analisa multivariat (Notoatmodjo, 2002). Dalampenelitian ini hanya dilakukan 2 analisa yaitu analisa univariat dananalisa bivariat.1. Analisa univariatAnalisa ini dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian,pada umumnya pada analisa ini hanya menghasilkan distribusidan presentase dari hasil tiap pengetahuan, pekerjaan, tingkatekonomi, pendidikan. Analisa data terhadap variabel pengetahuanmenggunakan bentuk pilihan ganda (multipel choice) respondenmemilih salah satu (option) jawaban yang paling tepat dari empatpilihan, jawaban a, b, c, d, apabila jawaban responden menjawabsalah diberi skor 0. Hasilnya dimasukkan kedalam tabel tabulasi,selanjutnya dilakukan penjumlahan prosentase menggunakanrumus sebagai berikut (Notoatmodjo, 2008) := x 100%keterangan:f = frekuensix= jumlah yang didapatn= jumlah populasiHasil ukur variabel pengetahuan terdiri dari tiga katagori yaitu :baik, cukup dan kurang sesuai dengan standar kriteria objektifyang diadopsi dari ; Nursalam, 2008Baik : apabila didapat skor ≥ 76-100 %Cukup : apabila didapat skor ≥ 56-75 %Kurang : apabila didapat skor ≤ 55 %45STIKes FaletehanUntuk menghitung skor total dengan menggunakan rumus :total keseluruhan yang didapat x 100%jumlah aspek yang dinilaikemudian ditentukan katagori sebagai berikut :a. Baik bila nilai total responden 100%b. Kurang baik bila nilai responden kurang dari 100%2. Analisa bivariatAnalisa bivariat digunakan untuk melihat hubungan antaravariabel bebas dengan variabel terikat yang diduga berhubunganatau berkolerasi (Notoatmodjo, 2002). Karena variabel yangdihubungkan bersifat kategorik makan uji statistik yangdigunakan adalah uji chi squere (X2 dengan batas kemaknaan α =0,05 apabila nilai p < α maka hasilnya tidak terdapat hubunganyang bermakna (Notoatmodjo, 2002).Rumus chi squere (X2) yang digunakan adalah :

Page 8: Bab III Tbparu

X = Σ ( )Dimana :X2 = nilai chi squere0 = frekuensi observasiE = frekuensi harapan46STIKes FaletehanHasil uji statistik adalah untuk mengetahui apakah keputusan ujiHa ditolak atau Ha diterima (gagal ditolak). Dan untuk mengujikemaknaan hubungan, digunakan tingkat kepercayaan 95 %dimana nilai p pada tingkat kepercayaan 95% sebagai berikut :a. p > 0,05 menunjukkan hasil tidak bermakna / berhubungan(Hipotesi ditolak).b. p ≤ 0,05 menunjukkan hasil bermakna / berhubungan(hipotesis diterima).47STIKes FaletehanBAB VHASIL PENELITIANA. Hasil PenelitianPenelitian ini diawali dengan melakukan uji instrumen terlebih dahulu padakuesioner pendidikan, tingkat pekerjaan, sosial ekonomi, pengetahuan yangtelah dibuat dan dilanjutkan dengan melakukan penelitian untuk analisaunivariat dan bivariat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktoryang mempengaruhi TB Paru di Puskesmas Labuan tahun 2012. Penelitian inidilakukan di ruang poli paru Puskesmas Labuan dalam jangka waktu kuranglebih 4 minggu, yakni mulai tanggal 8 Februari 2012 sampai 29 Februari 2012dengan jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 57 responden. Respondendalam penelitian ini adalah pasien yang berkunjung ke poli Paru. Hasil datayang diperoleh dalam penelitian ini akan disajikan dalm bentuk analisisunivariat dan bivariat.B. Hasil Analisis UnivariatAnalisis univariat yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui distribusifrekuensi dari masing-masing variabel yang diteliti, meliputi variabelpendidikan tentang kejadian TB Paru, pekerjaan tentang Kejadian TB Paru,sosial ekonomi tentang kejaidian TB Paru, pengetahuan tentang kejadian TBparu. Hasil analisis univariat akan disajikan dalam beberapa tabel berikut :1. Gambaran Pendidikan tentang Kejadian TB ParuTabel 5.1Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan responden di Puskesmas LabuanPandeglang Tahun 2012Pendidikan Frekuensi %Rendah 39 68.4Tinggi 18 31.6Total 57 10048STIKes FaletehanBerdasarkan tabel 5.1 diketahui dari total responden 57 orang, sebagian besar

Page 9: Bab III Tbparu

responden yaitu sebanyak 39 orang (68,4%) pendidikannya rendah.2. Gambaran Pekerjaan tentang Kejadian TB ParuTabel 5.2Distribusi Frekuensi pekerjaan responden di Puskesmas Labuan PandeglangTahun 2011Pekerjaan Frekuensi %Tidak Bekerja 30 52.6Bekerja 21 47.4Total 57 100.0Berdasarkan tabel 5.2 diketahui dari total responden 57 orang, lebih darisetengah responden yang tidak bekerja yaitu sebanyak 30 orang (52,6%)3. Gambaran Status Sosial EkonomiTabel 5.3Distribusi Frekuensi Sosial Ekonomi responden di Puskesmas LabuanPandeglang Tahun 2012.Sosial Ekonomi Frekuensi %Rendah 42 73.7Tinggi 15 26.3Total 57 100.0Berdasarkan tabel 5.3 diketahui dari total responden 57 orang, sebagian besarresponden yaitu sebanyak 42 orang (73,7%) sosial ekonomi rendah.49STIKes Faletehan4. Gambaran Pengetahuan tentang Kejadian TB ParuTabel 5.4Distribusi Pengetahuan responden di Puskesmas Labuan Pandeglang tahun2012Pengetahuan frekuensi %Cukup 35 61.4Baik 22 38.6Total 57 100.0Berdasarkan tabel 5.4 diketahui dari total responden 57 orang, dapat dilihatbahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan cukupsebanyak 35 responden (61,4 %).C. Analisis BivariatAnalisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji chi square (X2) yangbertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang bermakna secarastatistik antara variabel bebas yaitu pendidikan, pekerjaan, status ekonomi,pengetahuan.1. Hubungan antara Pendidikan dengan kejadian TB ParuHasil uji chi square antara pendidikan dengan kejadian TB Paru dapat dilihatdari tabel 5.5 dibawah ini.50STIKes FaletehanTabel 5.5Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Kejadian TB Paru di PuskesmasLabuan Pandeglang tahun 2012Hasil analisis dari tabel hubungan pendidikan dengan kejadian TB Paru,diketahui dari 57 orang penderita TB Paru yang pendidikannya rendah

Page 10: Bab III Tbparu

presentasinya lebih tinggi (66,7 %) dibandingkan dengan yang pendidikannyatinggi.Berdasarkan hasil uji chesquare didapatkan nilai p=0,038 yang berarti bahwaterdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kejadian TB Parudi Puskesmas Labuan tahun 2012. Hasil uji statistik lainnya diperoleh nilai OR(Odd Ratio) = 4.000, artinya responden yang pendidikannya rendah memilikiresiko 4 kali lebih banyak dibandingkan dengan responden yang pendidikannyatinggi.2. Hubungan Pekerjaan dengan Kejadian TB ParuHasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square antara pekerjaan dengankejadian TB Paru dapat dilihat pada tabel 5.6 dibawah ini.PendidikanKejadian TB TotalNilai p ORTB paru Tidak TB paruRendah26 13 39 0.038 4.00021.9 17.1 39.066.7% 33.3% 100.0%Tinggi6 12 1810.1 7.9 18.033.3% 66.7% 100.0%Total32 25 5732.0 25.0 57.056.1% 43.9% 100.0%51STIKes FaletehanTabel 5.6Hubungan pekerjaan dengan kejadian TB Paru di Puskesmas LabuanPandeglangBerdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa dari 57 responden hubunganpekerjaan dengan kejadian TB Paru, menunjukkan bahwa yang tidakbekerja(53,3%) sedangkan yang bekerja (59,3 %) presentasinya hampir sama.Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,855, yang berarti bahwatidak terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan kejaadian TBParu di Puskesmas Labuan tahun 2012.PekerjaanKejadian TB TotalP value ORTB paru Tidak TB paruTidakBekerja16 14 30 0.855 0.78616.8 13.2 30.053.3% 46.7% 100.0%Bekerja16 11 2715.2 11.8 27.059.3% 40.7% 100.0%Total

Page 11: Bab III Tbparu

32 25 5732.0 25.0 57.056.1% 43.9% 100.0%52STIKes Faletehan3. Hubungan Sosial Ekonomi dengan Kejadian TB ParuTabel 5.7Hubungan sosial ekonomi dengan kejadian TB Paru di Puskesmas LabuanPandeglangHasil analisis tabel diatas hubungan sosial ekonomi dengan kejadian TB Paru,menunjukkan bahwa yang status ekonominya rendah prosentasinya lebihtinggi (66,7 %) dibanding dengan status ekonominya tinggi.Hasil uji chi square didapat nilai p = 0,017 yang berarti bahwa terdapathubungan yang bermakna antara social ekonomi dengan kejadian TB Paru diPuskesmas Labuan. Hasil uji statistik lainnya diperoleh nilai OR (Odd Ratio) =5,500 artinya responden yang sosial ekonomi rendah memiliki resiko menderitaTB Paru sebesar 5.500 kali lebih banyak dibandingkan dengan responden yangsosial ekonomi tinggi.SosialEkonomiKejadian TB TotalNilai p ORTB paru Tidak TB paruRendah28 14 42 0.017 5.50023.6 18.4 42.066.7% 33.3% 100.0%Tinggi4 11 158.4 6.6 15.026.7% 73.3% 100.0%Total32 25 5732.0 25.0 57.056.1% 43.9% 100.0%53STIKes Faletehan4. Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian TB ParuTabel 5.8Hubungan Pengetahuan dengan kejadian TB Paru di Puskesmas LabuanPandeglang tahun 2012Hasil analisis tabel hubungan pengetahuan dengan kejadian TB Paru,menunjukkan bahwa yang pengetahuannya cukup prosentasinya lebih tinggi(71,4 %) dibandingkan dengan pengetahuan yang baik.Hasil uji statistik menggunakan chi square didapat nilai p = 0.008 yang berartibahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kejadianTB Paru di Puskesmas Labuan tahun 2012. Hasil uji statistik lainnya diperolehnilai OR (Odd Ratio) = 5,357 artinya responden yang memiliki pengetahuancukup memiliki resiko menderita TB Paru sebesar 5.357 lebih banyakdibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan baik.

Page 12: Bab III Tbparu

PengetahuanKejadian TB TotalNilai p ORTB paru Tidak TB paruCukup25 10 35 0.008 5.53719.6 15.4 35.071.4% 28,6% 100.0%Baik7 15 2212.4 9.6 22.031.8% 68.2% 100.0%Total32 25 5732.0 25.0 57.056.1% 43.9% 100.0%54STIKes FaletehanBAB VIPEMBAHASANA. Pembahasan Hasil Penelitiansetelah peneliti mendapatkan hasil penelitian dan melalui analisis univariatdan bivariat, maka peneliti akan menjabarkan pembahasan yang mengacupada tujuan khusus dari penelitian ini. Tujuan khusus penelitian ini adalahdiketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian TB Paru antarapendidikan, pekerjaan, sosial ekonomi, pengetahuan penderita TB paru diPuskesmas Labuan tahun 2012 dimana variabel independen adalahpendidikan, pekerjaan, sosial ekonomi, dan pengetahuan, dan variabeldependen adalah kejadian TB Paru.1. PendidikanBerdasarkan hasil analisa bivariat didapat bahwa dari 57 orang menderitaTB paru dengan pendidikan yang rendah sebanyak 39 orang (68.4 %),sedangkan yang pendidikan tinggi sebanyak 18 orang (31.6 %). Hal inikarena faktor ekonomi yakni sebagian besar responden yang saya telitimereka berpenghasilan rendah sehingga bagi mereka tidak mampu untukmelanjutkan pendidikan karena keterbatasan biaya sehingga merekamemilih untuk berdiam diri di rumah saja. Kurangnya informasidisebabkan oleh pendidikan yang rendah karena pendidikan merupakansaran informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan penderitakhususnya dalam hal TB Paru. Sehingga dapat diketahui bahwaresponden yang lebih banyak adalah yang pendidikannya rendah haltersebut mendeskripsikan bahwa pemahaman penderita TB paru tentangberbagai hal yang berhubungan dengan faktor-faktor yang berhubungandengan kejadian TB Paru kurang baik. Kondisi demikian dapatdisebabkan oleh berbagai faktor seperti pendidikan penderita yang cukuptinggi paparan informasi yang baik, sehingga hal tersebut memberikankontribusi terhadap peningkatan pengetahuan penderita TB Paru(Notoatmodjo, 2007).55

Page 13: Bab III Tbparu

STIKes FaletehanPendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhiorang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga merekamelakukan apa yang diharapkan oleh perilaku pendidikan (Notoatmodjo,2003)Pendidikan merupakan salah satu faktor resiko terjadinya penularanpenyakit TB Paru. Sehingga tingkat pendidikan seseorang akanmempengaruhi terhadap pengetahuan tentang penyakit TB Parudiantaranya mengenai faktor-faktor mengenai rumah yang memenuhisyarat kesehatan dan pengetahuan mengenai faktor-faktor yangberhubungan dengan TB Paru sehingga dengan pengetahuan yang cukupmaka seseorang akan mencoba untuk prilaku hidup bersih dan sehat( Umar Fahmi, 2004).2. PekerjaanPekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah ataupencarian. Masyarakat sibuk dengan kegiatan atau pekerjaan sehari-hariakan mempunyai waktu yang lebih sedikit untuk memperoleh informasi.Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sikap seseorang antara lainadalah pendidikan penderita TB Paru, paparan informasi yang baik tentangTB Paru.Berdasarkan hasil analisa bivariat didapat bahwa dari 57 orang penderitaTB paru dengan tidak bekerja sebanyak 30 orang (52,6 %), yang bekerja27 orang (47.4 %) Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden yanglebih banyak resiko terkena TB Paru adalah yang tidak bekerja. Faktorlain yang dapat mempengaruhi terjadinya TB Paru adalah faktorlingkungan rumah yang tidak bersih, kurang gizi.Seseorang pekerja mungkin mengalami kesulitan untuk memahamipentingnya penyakit atau cidera yang berpotensi menjadi serius .masalahpenyakit cenderung terjadi kemudian, seringkali 20 atau 30 tahun setelahterpajan pada pada bahaya. (George pickett, 2009).56STIKes Faletehan3. Sosial Ekonomi Penderita TB ParuEkonomi adalah kemampuan seseorang menyediakan kebutuhannyamulai dari kebutuhan primer sampai sekunder, tingkat ekonomi sebuahkeluarga akan mempengaruhi derajat kesehatan seseorang. Keadaansosial ekonomi berkaitan erat dengan pendidikan, keadaan sanitasilingkungan gizi, pekerjaan dan akses terhadap pelayanan kesehatan.Berdasarkan hasil analisa bivariat didapat bahwa dari 57 orang menderitaTB Paru yang sosial ekonominya rendah sebanyak 42 orang (73.7 %),sedangkan yang sosial ekonominya tinggi sebanyak 15 orang (26,3%).Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang memiliki resiko terkena TBParu adalah yang sosial ekonominya rendah. Makin buruk keadaan sosialekonomi masyarakat sehingga makin jelek pula gizi dan hygienelingkunganya yang akan menyebabkan rendahnya daya tahan tubuhmereka sehingga memudahkan terjadinya penyakit.4. Pengetahuan Penderita TB Paru

Page 14: Bab III Tbparu

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dari ini terjadi setelah orangmelakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaanterjadi melalui panca indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasadan raba sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dantelinga ( Notoatmodjo, 2003).Berdasarkan hasil analisa bivariat didapat bahwa dari 57 orang penderitaTB paru dengan pengetahuan yang cukup sebanyak 35 orang (61.4 %),sedangkan pengetahuan yang baik 22 orang (38.6 %). Bahwa dapatdisimpulkan yang memiliki resiko terkena TB Paru adalah yangpengetahuannya cukup. Pengetahuan merupakan motif atau penggerakseseorang untuk berprilaku atau melakukan suatu tindakan dimana subjekberprilaku sesuai dengan pengetahuan dan kesadaran yang dimilikinya.Informasi yang didapatkan sebagai akibat dari hasil interaksi sosial yangakan berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang. Semakin banyakinformasi yang didapat maka semakin banyak pula pengetahuan yangdiperoleh.57STIKes FaletehanA. Analisis Bivariat1. Hubungan Pendidikan dengan kejadian TB ParuPendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadapperkembangan orang lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu.Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang pendidikannyarendah lebih banyak (68.4 %) yang berpengetahuan kurang, biladibandingkan dengan responden yang pendidikannya tinggi hanya (31.6%). Hasil penelitian tersebut sesuai dengan pendapat Notoatmodjo(2003) bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggipula pengetahuannya, hal ini seiring dengan peningkatan pengetahuanyang dimiliki. Pendidikan yang kurang akan menghambat pembentukankesadaran seseorang untuk bertindak, karena kurangnya pengetahuanyang dimilikinya. Keterkaitan ini dibuktikan melalui hasil uji chi squarepada alpha 0.05 diperoleh nilai p sebesar 0.038, berarti terdapathubungan yang signifikan antara pendidikan dengan kejadian TB Paru.Hasil uji statistik lainnya diperoleh nilai OR (Odd Ratio) = 4,000, artinyapenderita TB Paru yang pendidikannya rendah, akan berpeluangmemiliki resiko 4 kali terkena TB Paru dibandingkan dengan penderitaTB Paru yang pendidikannya tinggi. Adanya pendidikan kesehatan yangdiberikan pihak puskesmas berupa penyuluhan atau informasi tentangTB Paru yang disosialisasikan kepada penderita TB Paru pada saatkonsultasi dengan dokter Puskesmas atau pemegang program TB Paru,,sehingga dapat meningkatkan pendidikan penderita TB Paru.2. Hubungan Pekerjaan dengan kejadian TB ParuPekerjaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sesuatu yangdikerjakan yang dapat menghasilkan uang. Hasil uji statistik diperolehtidak terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengankejadian TB Paru. Seseorang yang bekerja dilapangan atau diluar gedungakan banyak kontak dengan benda-benda yang bersifat polusi, beda hal

Page 15: Bab III Tbparu

58STIKes Faletehannya dengan orang yang bekerja didalam gedung mereka terhindar daripolusi.Hasil penelitian mnenunjukan bahwa yang tidak bekerja (52,6%)berkecenderungan memiliki pengetahuan yang kurang dibandingkandengan yang bekerja sebesar (47,4%).Hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan pengetahuan yang tidakbekerja dengan yang bekerja. Dimana responden yang tidak bekerjamemiliki pengetahuan yang kurang hal ini dibuktikan pula melalui ujichisquare diperoleh P = 0,855 , maka P < alpha, dimana alpha = 0,05artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengankejadian paru.Menurut Makrum dalam Nursalam (2001), seseorang yang tidak bekerjacenderung mendapatkan informasi dari luar sebagai contoh mediamaupun orang lain, karena orang yang tidak bekerja kurang banyakberinteraksi dengan dunia luar atau interaksi social, hal ini akanberpengaruh terhadap informasi dan pengetahuan yang dimilikinya,sedangkan orang yang bekerja memungkinkan menerima banyakinformasi karena selalu berinteraksi dengan banyak orang. Disamping ituorang yang bekerja (berpenghasilan) termotivasi berbuat sesuatu karenaditunjang oleh kemampuan ekonominya, hal ini akan mempunyaipengaruh terhadap kehidupan keluarga, khususnya dalam memeliharakesehatan.Dari hasil tersebut jelas bahwa penderita yang tidak bekerja mempunyaipengetahuan kurang tentang TB Paru jika dibandingkan denganpenderita yang bekerja.Maka untuk menyikapi hal tersebut, seorang perawat bertanggung jawabuntuk meningkatkan pengetahuan tentang TB Paru, misalnyamemberikan pendidikan kepada penderita tentang cara agar tidak terjadipenularan TB Paru, memberikan penyuluhan langsung tentang TB Parudan pencegahannya.59STIKes Faletehan3. Hubungan Sosial Ekonomi Rendah dengan Kejadian TB ParuHasil uji statistik diperoleh sosial ekonomi rendah sebanyak (73,7 %),sedangkan sosial ekonomi tinggi sebanyak (26.3 %). Terdapat hubunganyang bermakna antara sosial ekonomi dengan kejadian TB Paru. Sosialekonomi yang rendah lebih beresiko terkena TB Paru dari pada sosialekonomi tinggi. Keadaan sosial ekonomi berkaitan erat denganpendidikan, keadaan sanitasi lingkungan gizi, pekerjaan dan aksesterhadap pelayanan kesehatan. WHO (2003) menyebutkan 90 %penderita TBC di dunia menyerang kelompok dengan sosial ekonomirendah atau miskin. Makin buruk keadaan sosial ekonomi masyarakatsehingga makin jelek pula gizi dan hygiene lingkungannya yang akanmenyebabkan rendahnya daya tahan tubuh mereka sehinggamemudahkan terjadinya penyakit. Hubungan antara kemiskinan dengan

Page 16: Bab III Tbparu

TBC bersifat timbale balik, TBC merupakan penyebab kemiskinan dankarena miskin maka manusia menderita TBC. Sosial ekonomi itu sendiri,mungkin tidak hanya berhubungan secara langsung, namun dapatmerupakan penyebab tidak langsung se4. Hubungan pengetahuan dengan kejadian TB ParuHasil uji statistik diperoleh pengetahuan yang cukup sebanyak (61.4 %)sedangkan yang pengetahuannya baik sebanyak (38.6 %), terdapathubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kejadian TB Paru.Menurut Notoatmodjo (2003) bahwa pengetahuan diperoleh sebagianbesar melalui penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan yang diperolehmelalui penglihatan dapat dilakukan dengan membaca dari media cetakyang beredar di masyarakat dan bisa juga diperoleh dari media masaseperti televisi. Sedangkan pengetahuan yang diperoleh melaluipendengaran dapat diperoleh melalui kegiatan kesehatan yang dijalanipenderita dengan mendengarkan berita di televisi, karena informasi yangdiperoleh juga dapat menambah pengetahuan yang dimiliki dan akanberpengaruh pada tingkat pengetahuan. Informasi yang didapatkansebagai akibat dari hasil interaksi sosial yang akan berpengaruh terhadap60STIKes Faletehanpengetahuan seseorang. Semakin banyak informasi yang didapat makasemakin banyak pula pengetahuan yang diperoleh.B. Keterbatasan PenelitianPenelitian tidak terlepas dari segi kelemahan maupun kelebihan. Penelitimenyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangannya, untuk ituselama penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan antara lain:Alat pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesionersehingga memungkinkan terjadi kesalahan persepsi responden terhadappertanyaan yang ada dalam kuesioner pada saat pengisiannya dank arenajawaban tergantung dari kejujuran responden. Untuk meminimalisirketerbatasan tersebut diberikan penjelasan terlebih dahulu tentangpentingnya hasil penelitian ini, dan adanya jaminan kerahasiaan atasjawaban yang diberikan, maka pada saat pengisian kuesioner didampingipeneliti, sehingga apabila ada pertanyaan yang tidak jelas atau tidakmengerti dapat langsung ditanyakan pada peneliti. Dengan demikiankesalahan persepsi dapat dihindari.Setelah saya melakukan penelitian kurang lebih 4 minggu masih banyakhal-hal atau kendala-kendala dalam penelitian yang saya dapatkandiantaranya waktu penelitian yang sangat terbatas, dari 4 minggu tersebuthanya 4 kali dilakukan penelitian karena jadwal poli paru di puskesmasLabuan hanya 1 minggu sekali. Banyak penderita TB Paru yang menyalahpersepsikan tujuan penelitian ini, takut akan disebarluaskannya jawabanmereka.61STIKes FaletehanBAB VIIKESIMPULAN DAN SARAN

Page 17: Bab III Tbparu

A. KesimpulanSetelah dilakukan penelitian terhadap pendidikan, status ekonomi,pekerjaan. Respon dengan kerja maka dapat diambil kesimpulan TB parusebagai berikut :1. Sebagian besar responden yang memiliki pendidikan rendah dengankejadian TB paru sebanyak 39 orang (68,4 %).2. Lebih dari setengah responden yang tidak memiliki pekerjaan dengankejadian TB paru sebanyak 30 orang (52,6%).3. Sebagian besar responden yang memiliki status ekonomi rendah dengankejadian TB paru sebanyak 42 orang (73,7%).4. Sebagian besar responden yang memiliki pengetahuan cukup dengankejadian TB paru sebanyak 35 orang (61,4%).5. Adanya hubungan yang bermakna antara tingkan pendidikan dengankejadian TB paru di puskesmas Labuan p(0.038).6. Tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pekerjaan dengankejadian TB paru di puskesmas Labuan p(0.855).7. Adanya hubungan yang bermakna antara status sosial ekonomi dengankejadian TB paru di puskesmas Labuan p(0.17).8. Adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kejadianTB paru di puskesmas Labuan p(0.008).B. Saran1. Bagi Puskesmas Labuana. Untuk meningkatkan pengetahuan pasien, pihak puskesmas dapatmemberikan informasi yang jelas tentang TB Paru pada pasienmelalui konseling individu maupun melalui pemasangan brosuratau leaflet tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian TBParu.62STIKes Faletehanb. Meningkatkan kolaborasi dengan cara saling memberi masukanantara dokter dengan pemegang program, PromKes dan kaderPMO. Sehingga dapat membantu memberikan konsultasi yangbaik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian TB Paru.c. Dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat juga sangatdibutuhkan untuk menumbuhkan sikap positif pasien terhadapfaktor-faktor yang mempengaruhi kejadian TB Paru. Dengan caramemberikan informasi tentang TB Paru secara jelas dandimengerti.2. Institusi PendidikanHasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukanterhadap pengembangan program peningkatan kualitas penelitian danbahan referensi bagi peneliti lainnya.3. Bagi PenelitiPerlu dikembangkan penelitian lebih lanjut tantang faktor-faktoryang mempengaruhi kejadian TB Paru dengan menggunakanmetode observasi sehingga peneliti lebih banyak mendapatkanpengetahuan dan pengalaman.

Page 18: Bab III Tbparu

63STIKes FaletehanDAFTAR PUSTAKAAhmadi Fahmi Umar, 2004. Menejemen Penyakit berbasis Wilayah, Jakarta.Ariawan, 1998, Besar dan Metode Sampel pada Penelitian Kesehatan.Jakarta : Fakultas Kesehatan Masyarakat UI.Arikunto S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Praktek, edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta.Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah edisi 8, Jakarta :EGC.Departemen Kesehatan RI, 2007. Pedoman Penanggulangan Tuberculosisedisi ke-2. Jakarta.Hastono, Sutanto P. 2001. analisa data, Jakarta : FKM UI._______ 2007. Analisis data kesehatan , Jakarta : FKM UI.Nursalam, 2001. Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta.__________ 2007. Aplikasi dalam praktek Keperawatan Profesional edisi 2,Salemba Medika.__________ 2008. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmukeperawatan : pedoman skripsi, tesis, dan instrumen penelitiankeperawatan, Jakarta: Salemba MediaNotoatmodjo Soekidjo,2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. JakartaRineka Cipta ._______________, 2003, Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta :Rineka Cipta.______________ 2005. Metodologi penelitian kesehatan, Jakarta : PenerbitRineka Cipta64STIKes FaletehanPickett George, 2009, Kesehatan Masyarakat Administrasi dan Praktek,Jakarta : EGC.Sudoyo Aru W, 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta : FakultasKedokteran UI.Sugiono, 2007, Statistik untuk Penelitian, Bandung : CV Alpa Beta.65STIKes FaletehanLEMBAR PENJELASAN PENELITIANSaya yang bertanda tangan dibawah ini :Nama : Leni SuliawatiNIM : 1010032024Adalah mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi IlmuKesehatan Faletehan Serang yang sedang melakukan penelitian mengenai faktorfaktoryang mempengaruhi angka kejadian TB paru di Puskesmas Labuan tahun2012.Identitas semua responden dan informasi yang diperoleh dalam penelitianini akan dijamin kerahasiaannya dan menjadi tanggung jawab saya sebagaipeneliti apabila informasi yang diberikan merugikan responden dikemudian hari.Semua aspek dalam penelitian ini akan didiskusikan dengan ahlinya dari Program

Page 19: Bab III Tbparu

Studi Ilmu Keperawatan Serang.Responden dapat mengundurkan diri dari penelitian ini kapan saja tanpapaksaan apapun. Jika responden memutuskan untuk memundurkan diri daripenelitian ini, Semua data yang diperoleh dalam penelitian ini tidak akandisalahgunakan tanpa seizin responden.Informasi yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan bahan atau datayang akan bermanfaat bagi pengembangan Ilmu Keperawatan dan akandipublikasikan dalam bentuk skripsi. Atas kesediaan saudara serta kerjasama sayaucapkan terima kasih.Serang, Februari 2012Leni Suliawati