BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan...

31
BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1 Lokasi Perencanaan 1. Pengenalan Lokasi Gambar 7. Peta Kota Gorontalo Kota Gorontalo terletak di pulau Sulawesi yang berada pada posisi 00 0 28’ 17” – 00 0 35’ 56” LU dan 122 0 59’ 44”- 123 0 05’ 59” BT. Dilihat dari letak Geografisnya, Gorontalo mempunyai posisi yang sangat strategis karena berada di Teluk Tomini yang menjadikan kota ini sebagai pusat perdagangan, pusat pendidikan, dan pelayanan jasa lainnya. Ibukota Propinsi Gorontalo mempunyai jumlah penduduk sekitar 156.390 jiwa. 2. Penentuan lokasi Hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam penentuan lokasi yaitu sebagai berikut:

Transcript of BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan...

Page 1: BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3…eprints.ung.ac.id/7676/4/2013-2-23401-551310008-bab3... · BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1

BAB III

PROGRAM RANCANGAN

3.1 Aspek Site dan Lingkungan

3.1.1 Lokasi Perencanaan

1. Pengenalan Lokasi

Gambar 7. Peta Kota Gorontalo

Kota Gorontalo terletak di pulau Sulawesi yang berada pada posisi

000 28’ 17” – 00

0 35’ 56” LU dan 122

0 59’ 44”- 123

0 05’ 59” BT. Dilihat

dari letak Geografisnya, Gorontalo mempunyai posisi yang sangat strategis

karena berada di Teluk Tomini yang menjadikan kota ini sebagai pusat

perdagangan, pusat pendidikan, dan pelayanan jasa lainnya. Ibukota

Propinsi Gorontalo mempunyai jumlah penduduk sekitar 156.390 jiwa.

2. Penentuan lokasi

Hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam penentuan lokasi yaitu

sebagai berikut:

Page 2: BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3…eprints.ung.ac.id/7676/4/2013-2-23401-551310008-bab3... · BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1

1. Mengikuti arahan RTRW dengan pengembangan wilayah untuk

perdagangan dan jasa.

2. Lokasi dengan sarana infrastruktur yang menunjang.

3. Mudah dicapai dengan sarana transportasi, baik kendaraan umum

maupun kendaraan pribadi.

4. Kondisi lahan yang memungkinkan untuk pengembangan bangunan

sport center.

Untuk pemilihan lokasi site harus memperhatikan beberapa aspek

yang menyangkut rencana pengembangan Bagian Wilayah Kota (BWK),

seperti yang termuat pada struktur ruang dalam Buku Rencana Tata Ruang

Wilayah Kota Gorontalo 2010-2030 yaitu sebagai berikut:

1. Dumbo Raya, terdiri atas 5 kelurahan, yaitu: (1) Botu; (2) Bugis;

(3) Leato Selatan; (4) Leato Utara; dan (5) Talumolo, dengan

fungsi; kawasan lindung, perkantoran, dan permukiman.

2. Dungingi, terdiri atas 5 kelurahan, yaitu: (1) Huangobotu; (2)

Libuo; (3) Tomulabutao; (4) Tomulabutao Selatan; dan (5)

Tuladenggi, dengan fungsi; permukiman, terminal, pertanian

(basah), dan kawasan lindung.

3. Hulonthalangi, terdiri atas 5 kelurahan, yaitu: (1) Donggala; (2)

Pohe; (3) Siendeng; (4) Tanjung Kramat; dan (5) Tenda, dengan

fungsi; kawasan lindung dan permukiman.

4. Kota Barat, terdiri atas 7 kelurahan, yaitu: (1) Buladu; (2) Buliide;

(3) Dembe I; (4) Lekobalo; (5) Molosipat W; (6) Pilolodaa; dan

(7) Tenilo, dengan fungsi; kawasan lindung, permukiman,

pertanian (kering), dan pariwisata.

5. Kota Selatan, terdiri atas 5 kelurahan, yaitu: (1) Biawao; (2)

Biawu; (3) Limba B; (4) Limba U I ; dan (5) Limba U II, dengan

fungsi; kawasan perdagangan/jasa, permukiman, dan kawasan

olahraga.

6. Kota Tengah, terdiri atas 6 kelurahan, yaitu: (1) Dulalowo; (2)

Dulalowo Timur; (3) Liluwo; (4) Paguyaman; (5) Pulubala; dan

(6) Wumialo, dengan fungsi; kawasan pendidikan, perkantoran,

Page 3: BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3…eprints.ung.ac.id/7676/4/2013-2-23401-551310008-bab3... · BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1

perdagangan/jasa, permukiman, dan pertanian (basah).

7. Kota Timur, terdiri atas 6 kelurahan, yaitu: (1) Heledulaa; (2)

Heledulaa Selatan; (3) Ipilo; (4) Moodu; (5) Padebuolo; dan (6)

Tamalate, dengan fungsi; kawasan pertanian (basah),

permukiman, dan perkantoran.

8. Kota Utara, terdiri atas 6 kelurahan, yaitu: (1) Dembe II; (2)

Dembe Jaya; (3) Dulomo; (4) Dulomo Selatan; (5) Wongkaditi;

dan (6) Wongkaditi Barat, dengan fungsi; kawasan pertanian

(basah), rumah sakit, perkantoran, dan permukiman.

9. Sipatana, terdiri atas 5 kelurahan, yaitu: (1) Bulotadaa; (2)

Bulotadaa Timur; (3) Molosipat U; (4) Tanggikiki; dan (5) Tapa,

dengan fungsi; kawasan pertanian (basah), permukiman,

kawasan lindung, dan pendidikan.

Berdasarkan fungsi pembagian wilayah kota tersebut, maka lokasi

pembangunan Gorontalo Sport Center ini akan ditempatkan pada BWK

dengan fungsi kawasan perdagangan/jasa dan kawasan olahraga, dengan

alternatif lokasi sebagai berikut:

Gambar 8. Alternatif Lokasi 1

SITE

Jl. Bypass, Kel.

Botu, Kec.

Dumbo Raya

Page 4: BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3…eprints.ung.ac.id/7676/4/2013-2-23401-551310008-bab3... · BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1

Gambar 9. Alternatif Lokasi 2

Tabel pemilihan lokasi: No. Kriteria Alternatif 1 Alternatif 2

1.

Mengikuti arahan RTRW dengan

pengembangan wilayah untuk

perdagangan dan jasa.

1 3

2. Lokasi dengan sarana infrastruktur

yang menunjang 3 3

3.

Mudah dicapai dengan sarana

transportasi, baik kendaraan umum

maupun kendaraan pribadi.

2 3

4.

Kondisi lahan yang memungkinkan

untuk pengembangan bangunan sport

center

3 3

Jumlah 9 10

Keterangan nilai: 3 = baik ; 2 = cukup ; 1 = buruk

Tabel 2. Pemilihan lokasi

Kriteria penentuan bobot dijelaskan sebagai berikut:

Baik : Semua lokasi memenuhi syarat dari kriteria yang telah

ditentukan. Infrastruktur menunjang (jaringan utilitas, telpon,

dan listrik). Semuanya berjalan dengan lancar, lokasi mudah

dicapai dengan jarak tempuh yang minim, dan kondisi lahan

yang luas.

Jl. Ki Hadjar

Dewantara, Kel.

Limba U2, Kec.

Kota Selatan SITE

Page 5: BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3…eprints.ung.ac.id/7676/4/2013-2-23401-551310008-bab3... · BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1

Sedang : Beberapa lokasi kurang memenuhi kriteria yang telah

ditentukan. Infrastruktur menunjang tetapi ada yang agak kurang

berjalan dengan baik, lokasi dengan jarak tempuh yang agak

lama, dan kondisi lahan luas tetapi tidak semua lahannya dapat

dibangun dikarenakan sudah ada bangunan permanen.

Buruk : Semua kriteria tidak memenuhi syarat. Kurangnya

sarana infrastruktur, lokasi dengan jarak tempuh yang jauh dari

pusat kota, dan kondisi lahan yang cukup dan tidak bisa

dilakukan pengembangan kedepan

Setelah dilakukan tabel pemilihan lokasi, didapat hasil bahwa

alternatif site 1 yang terpilih menjadi lokasi pembangunan sport center ini.

Hal ini didasari atas hasil pengamatan yang ada di lapangan. Bisa dilihat

bahwa pada lokasi alternatif 2, perbandingan jarak tempuh berbeda dengan

lokasi site 1, dikarenakan lokasi site 2 terletak di pinggiran Kota Gorontalo

sedangkan lokasi site 2 terletak di pusat Kota Gorontalo, sehingga jarak

tempuh dari tidak memakan waktu yang banyak. Selain itu, bisa

dibandingkan luas lahan yang terletak di kedua lahan tersebut. Dari

pengamatan yang telah dilakukan, lokasi site 1 dan site 2, luas lahannya

memadai, dan bisa dilakukan pengembangan kawasan kedepannya.

Berdasarkan tabel pemilihan lokasi dan pengamatan yang telah

dilakukan, maka alternatif 2 yaitu kelurahan Limba U2 Kec. Kota Selatan

menjadi lokasi proyek sport center ini.

3.1.2 Kondisi Site

1. Kondisi Awal

Kondisi awal site sebelum mengalami perencanaan dapat

digambarkan sebagai berikut:

a. Site berada pada kawasan olahraga GOR Nani Wartabone.

b. Kondisi topografi site dianggap rata karena memiliki

kemiringan kurang dari 5%.

Page 6: BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3…eprints.ung.ac.id/7676/4/2013-2-23401-551310008-bab3... · BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1

2. Aksesibilitas

Pencapaian akan sangat berpengaruh pada perancangan objek

nantinya, letak objek yang strategis akan sangat berpengaruh pada

pengenalan objek secara luas oleh seluruh elemen kota. Dalam hal

ini pencapaian pada objek adalah melalui transportasi darat.

3.1.3 Analisa Site

1. Topografi

Kondisi topografi pada site memiliki kemiringan yang kurang

dari 5% dengan struktur tanah yang merupakan tanah keras sehingga

mampu menahan beban struktur bangunan yang akan dirancang.

Kemiringan tersebut meniadakan terjadinya proses cut and fill pada

tapak.

Gambar 10. Analisa Topografi

2. Sirkulasi

Sirkulasi dalam site diatur mengelilingi bangunan dengan

memberikan jalur sirkulasi kendaraan dan jalur pejalan kaki.

Pemisahan tersebut dilakukan dengan memberikan perbedaan

ketinggian serta penggunaan material yang berbeda. Hal ini

bertujuan selain menciptakan keamanan bagi pengguna, juga

menciptakan keteraturan dalam site.

Tinjauan sirkulasi juga bertujuan untuk menentukan perletakan

jalan masuk / entrance dengan dasar pertimbangan:

Terlihat jelas

Page 7: BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3…eprints.ung.ac.id/7676/4/2013-2-23401-551310008-bab3... · BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1

Tidak menimbulkan kemacetan akibat crossing kendaraan

yang keluar-masuk site

Mudah dalam pencapaian

Gambar 11. Sirkulasi site

3. View

o Sebelah utara berbatasan dengan Kolam Renang Lahilote

o Sebelah selatan berbatasan dengan rumah warga.

o Sebelah barat berbatasan dengan SMK Negeri 2 Gorontalo.

o Sebelah timur berbatasan dengan Taman Kota.

Gambar 12. View

Page 8: BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3…eprints.ung.ac.id/7676/4/2013-2-23401-551310008-bab3... · BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1

4. Klimatologi

a. Curah Hujan

Tingkat curah hujan di Gorontalo dan sekitarnya cukup

tinggi sekitar 2500mm sampai 3000mm pertahun serta beriklim

tropis l embab. Pengaturan jalur sirkulasi dalam site perlu

diperhatikan agar terjadi overload air pada saat curah hujan

tertinggi dapat diatas dan tidak membanjiri tapak.

b. Angin

Site yang terletak pada daerah berbukit memiliki kecepatan

angin yang lebih rendah dari daerah lainnya. Yang perlu

diantisipasi dan diperhitungkan adalah kondisi kecepatan angin

paling maksimal yang mengenai bangunan, sehingga dapat

dilakukan perlawanan melalui modifikasi struktur apalagi pada

bangunan yang tinggi. Pengolahan struktur yang dimaksud

adalah menggunakan sistem rangka ruang khususnya pada

pengolahan struktur atap.

Begitu juga dengan suhu udara pada siang hari yang sering

menyebabkan rasa gerah dan kepanasan. Oleh karena itu sistem

rangka ruang ini dapat memberikan penghawaan alami bagi

bangunan.

5. Analisa Kebisingan (noise)

Analisa ini bertujuan untuk meredam kebisingan disekitar tapak

yang dapat mengganggu atau memberikan efek negatif pada aktifitas

di dalam sport center maupun sebaliknya. Seperti pada umumnya

kebisingan utama datang dari jalan utama. Hal ini bisa diminimalisir

dengan menggunakan elemen ruang luar (pagar atau pohon) sebagai

pemantul untuk meredam suara bising dari arah jalan.

Page 9: BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3…eprints.ung.ac.id/7676/4/2013-2-23401-551310008-bab3... · BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1

Gambar 13. Menggunakan elemen ruang luar untuk meminimalisir

suara bising dari luar.

6. Analisa Utilitas

Analisa utilitas dilakukan untuk melihat kebutuhan bangunan akan

listrik, air, pencahayaan, dan penghawaan.

A. Analisa Pencahayaan

Pencahayaan yang baik adalah yang mampu memberikan kepuasan

kepada orang untuk melihat obyek dengan jelas dan menyenangkan tanpa

menimbulkan efek keletihan pada mata. Sumber cahaya dapat diperoleh

dari:

a. Cahaya alami (matahari)

b. Cahaya buatan (lampu)

c. Kedua-duanya

Jenis pencahayaan Penyelesaian Karakteristik

Pencahayaan alami

Bukaan dinding

(jendela)

• Daya jangkau sinar kurang

• Perawatan mudah

• Tidak membutuhkan energi

Bukaan plafond

• Perancangan dan perawatan

agak sulit

• Lebih fleksibel karena tidak

terpengaruh dinding

• Daya jangkau sinar lebih

merata

Page 10: BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3…eprints.ung.ac.id/7676/4/2013-2-23401-551310008-bab3... · BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1

• Tidak membutuhkan energi

Pencahayaan

buatan

Lampu pijar

• Lebih murah dan mudah

perawatannya

• Tetapi lebih boros energi

Lampu TL

(fluorescent)

• Lebih mahal

• Mengandung sinar ultraviolet

• Lebih hemat energi

Lampu Halogen

• Daya tahan tinggi

• Cukup hemat energi

• Panas

• Cocok untuk ruang luar

Tabel 3. Jenis-jenis pencahayaan

Untuk penerangan buatan pada malam hari dan siang hari untuk

ruang-ruang tertentu (seperti tertera pada tabel dibawah ini) digunakan

penerangan buatan.

Kegiatan Jenis

penerangan

Iluminasi Jenis lampu

Indoor Sports Cukup terang 200-500 lux TL

Outdoor Sports Cukup terang 200-500 lux TL

Kolam renang Cukup terang 200-500 lux TL

Loket Sejuk 200 lux TL

Ruang Fitness Cukup terang 200-400 lux TL

Ruang Aerobik Cukup terang 200-400 lux TL

Kantor

pengelola

Sejuk 200 lux TL

Kafetaria Sejuk 200 lux TL

Tabel 4. Jenis kegiatan dan pencahayaan

Dari beberapa keterangan diatas, dapat dikatakan dengan adanya

penerangan alami, maka dapat dicapai penghematan pemakaian energi

listrik yang cukup besar pada siang hari.

Page 11: BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3…eprints.ung.ac.id/7676/4/2013-2-23401-551310008-bab3... · BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1

Pada sistem pencahayaan buatan dapat dilakukan denga beberapa

pola distribusi pencahayaan guna efektifitas dan sebagai pendukung

penampilan ruang. Jenis penerangan yang digunakan yaitu:

a. Sistem penerangan langsung

Dalam sistem ini dapat diarahkan menurut pola-pola seperti

silinder, kerucut, dan irisan. Kesan ruang yang muncul ekspresif,

kuat, tegas, dan dinamis. Dimana terdiri atas sistem penerangan

langsung yang memusat direncanakan pada lapangan. Kemudian

sistem penerangan langsung menyebar penerapannya adalah

restoran, entrance, toilet, dll.

b. Sistem penerangan setengah langsung

Menciptakan ruang visual yang padat, menurut pola tertentu

dimana diterapkan pada jalur-jalur sirkulasi serta pada lobby.

c. Sistem penerangan tidak langsung

Sistem ini diterapkan pada daerah stage penerima dengan

maksud untuk mendapatkan suatu efek kontras pada bagian-

bagian tertentu.

B. Analisa penghawaan

Perancangan penghawaan (pengudaraan) pada bangunan bertujuan

agar diperoleh kenyamanan thermal bagi pengguna, sehingga prestasi,

ketahanan kerja cenderung meningkat.

Nyaman Thermal adalah dimana tubuh seseorang tidak merasa

panas, dingin, lembab dan kecepatan angin yang mengganggu. Daerah

nyaman thermal bagi manusia bukanlah suatu temperatur tertentu, tapi

merupakan :

a. Rentang temperatur antara (24-28)ºC

b. Kelembaban (RH) (40-60)%

c. Aliran udara (air velocity) : 0 – 0,20 m/detik

d. Laju metabolisme tubuh/aktivitas

e. Tahanan pakaian

Page 12: BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3…eprints.ung.ac.id/7676/4/2013-2-23401-551310008-bab3... · BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1

Pada bangunan sport center ini menggunakan penghawaan Alami,

yaitu penghawaan secara alami dengan cara mengatur sirkulasi udara yang

masuk dan keluar (Ventilasi Silang).

Gambar 14. Ventilasi Silang

C. Sistem Akustika

Yang menjadi prinsip perencanaan dari akustika pada bangunan ini

adalah:

a. Latar belakang kebisingan

b. Bentuk dan ukuran ruang

c. Penggunaan elemen-elemen ruang seperti plafon sebagai

pemantul, dinding yang berfungsi sebagai penyerapan dan

pembaur serta lantai sebagai penyerap, pemantul, dan pembelok

Elemen ruang yang dimaksud diatas sangat menentukan tingkat

kenyamanan serta pemilihan sistem yang tepat.

D. Sistem Sanitasi

Air bersih

Pengadaan air bersih (water treatment) bersumber dari PDAM

setempat dengan cara air tersebut ditampung dalam clean water tank

Page 13: BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3…eprints.ung.ac.id/7676/4/2013-2-23401-551310008-bab3... · BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1

yang diletakkan pada bagian basement kemudian dipompa ke bagian

atas bangunan yang selanjutnya didistribusikan ke tiap lantai.

Khusus pada pengolahan air kolam memiliki sistem sendiri

karena air kolam tidak diganti setiap hari melainkan hanya secara

periodik. Instalasi pengolahan air kolam renang adalah sebagai berikut:

Air kotor

Sedangkan untuk penyaringan air kotor (sewage treatment)

dibuat tersendiri dengan menyalurkan air kotor yang berasal dari kamar

mandi, WC, dan lain-lain disalurkan melalui shaft pembuangan ke bak-

bak kontrol untuk pemurnian agar dapat dibuang ke riol kota.

(sumber: Laporan Tugas Akhir: Gelanggang Olahraga Provinsi

Gorontalo, Jan. 2008)

E. Sistem Penanganan Kebakaran

Untuk menangkal kemungkinan terjadinya kebakaran maka fasilitas

bangunan disediakan 2 sistem pencegahan kebakaran.

Page 14: BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3…eprints.ung.ac.id/7676/4/2013-2-23401-551310008-bab3... · BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1

Sistem Semi Otomatis Sistem Otomatis

Api Api

Alat deteksi Alat deteksi

Panel Alarm Panel Alarm

Manusia

Sistem start Sistem start

Alat pemadam aktif Alat pemadam aktif

Tabel 5. Sistem Pencegah Kebakaran

Selain itu upaya pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran

pada objek perencanaan adalah sebagai berikut:

a. Pencegahan

Penggunaan material yang tahan api pada struktur bangunan,

dinding bangunan dan tangga darurat.

b. Smoke detector (deteksi asap)

Detektor akan bekerja dengan timbulnya asap sebanyak 1-2%

per-feet dan alat ini akan diletakkan pada bagian yang mudah

terbakar yaitu area tribun penonton

c. Fire hydrant

Merupakan pipa bertekanan yang dapat berhubungan dengan

pompa air yang bertekanan tinggi atau tangki air yang berada

Page 15: BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3…eprints.ung.ac.id/7676/4/2013-2-23401-551310008-bab3... · BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1

diatas gedung. Keuntungan sistem ini dapat menjangkau semua

sudut bangunan selama masih terjangkau selang hydrant (30m).

d. Sprinkler

Sistem yang terdiri dari jaringan dimana ujungnya bersifat

difuser yang dipasang pada langit-langit. Bila terjadi kebakaran

atau bulb yang menerima suhu panas 135 F-160 F, maka bulb

tersebut akan menyemburkan air.

(sumber: Laporan Tugas Akhir: Gelanggang Olahraga Provinsi

Gorontalo, Jan. 2008)

F. Sistem Penangkal Petir

Untuk menangkal petir dipasang instalasi penangkal petir yang

keseluruhan berfungsi untuk menangkal petir dan menyalurkannya ke tanah.

Terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut:

a. Penghantar diatas atap, berupa elektroda logam yang dipasang

tegak dan mendatar

b. Penghantar dinding

c. Elektroda-elektroda tanah

Prinsip kerjanya yaitu tembaga silinder pejal diameter 10mm yang

dipasang tegak akan menangkap petir untuk kemudian menyalurkannya ke

tanah yang telah dilengkapi dengan eletroda pertanahan dan bahan baja

galvanish berbentuk silinder dengan diameter 0,5 inchi yang ditanam

sedalam 2 meter. Penyaluran petir tadi adalah melalui media penghantar

petir yang menggunakan bahan tembaga berbentuk silinder pejal

berdiameter 8mm yang dipasang melekat pada struktur bangunan. Untuk

keamanan bangunan maka tembaga penghantar petir sebaiknya dibungkus

dengan material karet atau dipasang pada tempat yang jauh dan daerah

basah atau jangkauan manusia.

Page 16: BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3…eprints.ung.ac.id/7676/4/2013-2-23401-551310008-bab3... · BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1

3.2 Analisa Program Ruang

3.2.1 Program Ruang

No. Fasilitas Pelaku Aktivitas Ruang yang

dibutuhkan

1.

Olahraga indoor

(Lap. Futsal, Lap.

Bulutangkis, Lap.

Basket, Lap. voli)

Pengguna

mendaftar untuk

berolahraga Loket

ganti pakaian Rg. Ganti dan Locker

berolahraga

Penonton

menonton

pertandingan tribun

ke toilet toilet umum

makan & minum kafetaria

2.

Olahraga Outdoor

(Lap. Tenis, kolam

renang)

Pengguna

mendaftar untuk

berolahraga Loket

ganti pakaian Rg. Ganti dan Locker

berenang KM/WC

membilas

Penonton

menonton

pertandingan tribun

ke toilet toilet umum

makan & minum kafetaria

3. Fitness Center Pengguna

mendaftar untuk

berolahraga lobby

ganti pakaian Rg. Ganti dan Locker

berolahraga

rg. fitness & rg.

aerobik

4. Klinik kesehatan dokter klinik

memeriksa kesehatan

pasien Rg. Konsultasi

Rg. Periksa

KM/WC

Gambar 15. Sistem penangkal petir

Page 17: BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3…eprints.ung.ac.id/7676/4/2013-2-23401-551310008-bab3... · BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1

5. Kantor Pengelola

direktur

memimpin

perusahaan

ruang kerja/ruang

rapat

bekerja Ruang kerja

MCK toilet

sekretaris

membantu pekerjaan

direktur ruang kerja

bekerja

MCK toilet

personalia/umum

(3 orang)

menangani masalah

yang berkaitan

dengan tenaga kerja

(karyawan)

ruang kerja @ 2 orang

MCK toilet

marketing (3

orang)

melaksanakan

aktivitas penjualan &

promosi

ruang kerja @ 3 orang

MCK toilet

operasional (3

orang)

bertanggung jawab

atas kelangsungan

pelaksanaan kegiatan

di sport center

ruang kerja @ 3 orang

MCK toilet

maintenance (3

orang)

melakukan perawatan

dan perbaikan alat ruang kerja @ 3 orang

MCK toilet

Kantor Pengelola accounting &

finance (3 orang)

mengatur keuangan

perusahaan ruang kerja @ 3 orang

MCK toilet

cleaning service

(20 orang)

menjaga kebersihan

seluruh areal sport

center

janitor

ganti pakaian Loker & rg. ganti

MCK toilet

housekeeping

(20 orang)

mempersiapkan

segala keperluan

operasional yang

berhubungan dengan

pertandingan maupun

kegiatan perkantoran

dapur/pantry

rg. penyimpanan

barang

ganti pakaian Loker & rg. ganti

Page 18: BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3…eprints.ung.ac.id/7676/4/2013-2-23401-551310008-bab3... · BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1

MCK toilet

Kantor pengelola

satpam (4 orang)

menjaga keamanan

dan ketertiban

dilingkungan sport

center

pos jaga

MCK toilet

6. Kafetaria

pengunjung

memesan makanan

dan/atau minuman rg. makan

MCK toilet

pelayan (waiters)

melayani pengunjung rg. makan

MCK toilet

kasir

mengatur keuangan

yang masuk dan

keluar

kasir

MCK toilet

Juru masak (3

orang)

Memasakn makanan Dapur/pantry

MCK toilet

7. Musholla pengguna

wudhu tempat ambil wudhu

MCK KM/WC

sholat rg. sholat

Tabel 6. Program ruang

3.2.2 Organisasi Ruang

Organisasi ruang di klasifikasikan menurut sifat ruang yakni publik,

servis, dan private.

No. Nama Ruang

Sifat Ruang

Private Publik Servis

1. Lapangan Olahraga ×

2. Kolam renang ×

3. Jogging track ×

4. Tribun penonton ×

5. Toilet penonton (pria dan wanita) ×

Page 19: BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3…eprints.ung.ac.id/7676/4/2013-2-23401-551310008-bab3... · BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1

6.

Ruang ganti dan locker (pria dan

wanita) ×

7. Ruang bilas (pria dan wanita) ×

8. Ruang fitness ×

9. Ruang aerobik ×

10. Ruang Panel ×

11. Gudang ×

12. Ruang penyimpanan peralatan ×

13. Kafetaria ×

14. Musholla ×

15. Ruang direktur ×

16. Ruang staff ×

17. Ruang rapat ×

18. Toilet staff ×

19. Ruang genset ×

20. Ruang filter dan ruang pompa ×

21. Reservoir ×

22. Ruang maintanance ×

Tabel 7 . Organisasi ruang

3.2.3 Hubungan Ruang

Page 20: BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3…eprints.ung.ac.id/7676/4/2013-2-23401-551310008-bab3... · BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1

3.2.4 Besaran Ruang

1. Lapangan indoor

a. Lapangan Futsal (4 buah)

Luas lapangan : 39,5 x 24 m = 948 m ²

Total : 948 x 4 buah = 3.792 m2

b. Lapangan Bulutangkis/Badminton (2 buah)

Luas lapangan : 6,1 x 13,41 m = 81,8 m²

Total : 81,8 m2 x 2 buah = 163,6 m

2

c. Lapangan Voli

Luas lapangan : 24 x 15 m = 360 m²

d. Lapangan Basket (2 buah)

Luas lapangan : 28 x 17 m = 476 m2

Total : 476 m2 x 2 buah = 952 m

2

e. Ruang ganti & Loker (4 buah di masing-masing lapangan)

Asumsi untuk 50 pemain. Fasilitas ruang sudah termasuk loker dan

toilet. 1 pemain membutuhkan 2,5 m2 (Data Arsitek Neufert)

Luasan : 50 x 2,5 = 125 m2

Sirkulasi 30% : 37,5 m2

Total luasan : 125 + 37,5 m2 = 162,5 m

2

Page 21: BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3…eprints.ung.ac.id/7676/4/2013-2-23401-551310008-bab3... · BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1

f. Toilet pengunjung

Asumsi pengunjung terbanyak pada akhir pekan 500 orang/hari.

Standar Neufert, 1 WC = 2m2

Standar Neufert 1 wastafel = 1,05 m2

Standar Neufert 1 urinoir = 1 m2

Toilet pria: luasan WC = 250 x 2 = 500 m2

Wastafel = 250 x 1,05 = 262,5 m2

Urinoir = 250 x 1 = 250 m2

Toilet wanita: luasan WC = 250 x 2 = 500 m2

Wastafel = 250 x 1,05 = 262,5 m2

Jumlah luasan = 1.775 m2

Sirkulasi 30% = 532,5 m2______+

Total luasan = 2.307,5 m2

g. Tribun

Asumsi pengunjung terbanyak adalah pada saat akhir pekan 500

orang.

Standar:

Luas : 0,5m2/orang (0,5m x 1m)

Luasan : 500 x 0,5 = 250 m2

Sirkulasi 30% : 250 x 30% = 75 m2

Total : 250 + 75 = 325 m2

Jadi, jumlah luasan untuk lapangan indoor adalah = 6.919,4 m2

2. Lapangan Outdoor

a. Kolam renang

Standar ukuran kolam renang (FINA (International Swimming

Federation))

Lebar : 25 meter

Panjang : 50 meter

Luas = 1.250 m2

Sirkulasi 30% = 375 m2

Total = 1.625 m2

Page 22: BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3…eprints.ung.ac.id/7676/4/2013-2-23401-551310008-bab3... · BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1

Kedalaman : 1,3 – 2 meter

Jumlah lintasan : 8

Kolam renang anak

Lebar : 10 meter

Panjang : 20 meter

Luas = 200 m2

Sirkulasi 30% = 60 m2

Total = 260 m2

Kedalaman : 70cm

Ruang ganti & loker

Asumsi untuk 50 pengguna. Fasilitas ruang sudah termasuk

loker dan pancuran. 1 pemain membutuhkan 2,5 m2 (Data

Arsitek Neufert)

Luasan : 50 x 2,5 = 125 m2

Sirkulasi 30% : 37,5 m2

Total luasan : 125 + 37,5 m2 = 162,5 m

2

Rekapitulasi

Kolam renang umum = 1.625 m2

Kolam renang anak = 260 m2

Ruang ganti & loker = 162,5 m2 +

Total = 2.047,5 m2

Sirkulasi 30% = 614,25 m2

Total luasan = 2.661,75 m2

b. Lapangan Tennis (4 buah)

Ukuran standar lapangan

Lebar : 17,5 meter

Panjang : 24,2 meter

Luas = 423,5 m2 x 4buah = 1.694 m

2

Ruang ganti & loker

Asumsi untuk 50 pengguna. Fasilitas ruang sudah termasuk

loker dan toilet. 1 pemain membutuhkan 2,5 m2 (Data Arsitek

Neufert)

Page 23: BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3…eprints.ung.ac.id/7676/4/2013-2-23401-551310008-bab3... · BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1

Luasan : 50 x 2,5 = 125 m2

Sirkulasi 30% : 37,5 m2

Total luasan : 125 + 37,5 m2 = 162,5 m

2

Total luasan untuk lapangan tenis yaitu 1856,5 m2

Sirkulasi 30% = 556,95 m2

Jumlah = 2413 m2

Rekapitulasi luasan lap. Outdoor:

Kolam renang = 2.661,75 m2

Lap. Tenis = 2413 m2 +

= 5.074,75 m2

3. Fitness center

Ruang fitness

Asumsi untuk 45 orang, besarnya ruangan minimal 200m2 (Data

Arsitek Neufert)

Sirkulasi 30% = 60 m2

Total = 260 m2

Ruang aerobik

Asumsi untuk 20 orang pemakai

1 orang membutuhkan 3,6 m2

Luasan = 20 x 3,6 m2 = 72 m

2

Sirkulasi 30% = 21,6 m2

Total = 93,6 m2

Ruang ganti & loker

Asumsi untuk 50 pengguna. Fasilitas ruang sudah termasuk

loker dan toilet. 1 pemain membutuhkan 2,5 m2 (Data Arsitek

Neufert)

Luasan : 50 x 2,5 = 125 m2

Sirkulasi 30% : 37,5 m2

Total luasan : 125 + 37,5 m2 = 162,5 m

2

Jumlah luasan bangunan untuk fitness center yaitu 516 m2

Sirkulasi 30% = 154,8

Page 24: BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3…eprints.ung.ac.id/7676/4/2013-2-23401-551310008-bab3... · BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1

Total = 670,8 m2 ≈ 671 m

2

4. Klinik kesehatan

Standar tempat pendaftaran = 6 m2

Sirkulasi 30% = 1,8 m2

Total = 7,8 m2

Standar ruang konsultasi

panjang = 2,5 meter

lebar = 2 meter

luas = 5 m2

sirkulasi 30% = 1,5 m2

total = 6,5 m2

Kebutuhan ruang periksa

Panjang = 2,5 meter

Lebar = 2 meter

Luas = 5 m2

sirkulasi 30% = 1,5 m2

total = 6,5 m2

Jumlah kebutuhan ruang untuk klinik kesehatan = 20,8 m2

Sirkulasi 30% = 6,24

Total = 27,04 m2 ≈ 27 m

2

5. Kantor pengelola

a. Ruang direktur

Standar ukuran = 8 m2

Sirkulasi 30% = 2,4

Total = 10,4 m2

Toilet = 4 m2

b. Ruang staff

Asumsi jumlah staff 20 orang

1 orang membutuhkan 6 m2

Luas = 20 x 6 m2 = 120 m

2

Page 25: BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3…eprints.ung.ac.id/7676/4/2013-2-23401-551310008-bab3... · BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1

Sirkulasi 30% = 36 m2

Total = 156 m2

c. Ruang rapat

Asumsi jumlah staff 20 orang

1 orang membutuhkan 2 m2

Luas = 20 x 2 m2 = 40 m

2

Sirkulasi 30% = 12 m2

Total = 52 m2

d. Toilet staff

Asumsi jumlah staff 20 orang

Standar Neufert, 1 WC = 2m2

Standar Neufert 1 wastafel = 1,05 m2

Standar Neufert 1 urinoir = 1 m2

Toilet: luasan WC = 20 x 2 = 40 m2

Wastafel = 20 x 1,05 = 21 m2

Urinoir = 9 m2

Jumlah luasan = 70 m2

Sirkulasi 30% = 21 m2______+

Total luasan = 91 m2

Rekapitulasi:

Ruang direktur = 14,4 m2

Ruang staff = 156 m2

Ruang rapat = 52 m2

Toilet staff = 91 m2

+

= 313,4 m2

Sirkulasi 30% = 94,02 m2

Total = 407,42 m2

≈ 407 m2

6. Kafetaria

Asumsi pengunjung 500 orang

Kapasitas kafe diasumsikan melayani 10% per shift = 50 orang

a. Ruang makan

Page 26: BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3…eprints.ung.ac.id/7676/4/2013-2-23401-551310008-bab3... · BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1

Standar = 1,62 m2/orang

Luasan = 50 x 1,62 m2 = 81 m

2

Sirkulasi 30% = 24,3 m2

Total = 105,3 m2

b. Dapur/pantry

Standar = 20% dari luas ruang makan

Luasan = 20% x 81 m2 = 16,2 m

2 ~ 16 m

2

Sirkulasi 30% = 4,8 m2

Total = 20,8 m2

c. Gudang

Standar = 50% dari luas dapur

Luasan = 50% x 16,2 m2 = 8,1 m

2 ~ 8 m

2

d. Toilet

Asumsi pemakai 10 orang

Standar Neufert, 1 WC = 2m2

Standar Neufert 1 wastafel = 1,05 m2

Standar Neufert 1 urinoir = 1 m2

Toilet: luasan WC = 10 x 2 = 20 m2

Wastafel = 10 x 1,05 = 10,5 m2

Jumlah luasan = 30,5 m2

Sirkulasi 30% = 9,15 m2______+

Total luasan = 39,65 m2 ~ 40m

2

e. Rekapitulasi:

Ruang makan = 105,3 m2

Dapur = 20,8 m2

Gudang = 8 m2

Toilet = 40 m2 +

= 174,1 m2

Sirkulasi 30% = 52,23 m2

Total = 226,33 m2

7. Musholla

Page 27: BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3…eprints.ung.ac.id/7676/4/2013-2-23401-551310008-bab3... · BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1

Asumsi pemakai 100 orang

a. Ruang sholat

Standar = 0,85 m2/orang

Luasan = 100 x 0,85 m2 = 85 m

2

Sirkulasi 30% = 25,5 m2

Total = 110,5 m2

b. Rg. wudhu

Standar = 40% dari ruang sholat

Luasan = 40% x 85 = 34 m2

Sirkulasi 30% = 10,2 m2

Total = 44,2 m2

c. KM/WC (10 buah)

Standar = 1 KM/WC = 2 m2

Luasan = 20 m2

Sirkulasi 30% = 6 m2

Total = 26 m2

d. Rekapitulasi :

Ruang sholat = 110,5 m2

Rg. wudhu = 44,2 m2

KM/WC = 26 m2 +

180,7 m2

Sirkulasi 30% = 54,21 m2

Total = 234,91 m2

Total luasan keseluruhan = 13.556 m2

Dengan menggunakan rasio penggunaan lahan 40 : 60, maka luas

site yang dibutuhkan sebesar:

= 13.556 / 0,40

= 33.890 m2

Luas space untuk ruang terbuka (termasuk parkir, entrance hall, dan

elemen exterior lainnya):

= 0,60 x 33.890 m2

Page 28: BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3…eprints.ung.ac.id/7676/4/2013-2-23401-551310008-bab3... · BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1

= 20.334 m2

Sesuai dengan luasan lahan tersebut diatas, maka diambil 60% untuk

lahan parkir, dengan pembagian sebagai berikut:

Parkiran pengunjung

Asumsi pengunjung 500 orang = 400 orang menggunakan kendaraan,

150 mobil dan 250 motor; 100 orang tidak menggunakan kendaraan

Parkiran mobil:

1 mobil membutuhkan 18,5 m2

Luas parkiran mobil = 150 x 18,5 m2

= 2.775 m2

Parkiran motor:

1 motor membutuhkan 1,7 m2

Luas parkiran motor = 250 x 1,7 m2 = 425 m

2

Luasan = 3.200 m2

Sirkulasi 30 % = 960 m2

Total = 4.160 m2

Parkiran pengelola

Asumsi jumlah pengelola 25 orang; 15 orang menggunakan motor, 10

orang menggunakan mobil.

Parkiran motor:

1 motor membutuhkan 1,7 m2

Luas parkiran motor = 15 x 1,7 m2 = 25,5 m

2

Parkiran mobil:

1 mobil membutuhkan 18,5 m2

Luas parkiran mobil = 10 x 18,5 m2

= 185 m2

Luasan seluruhnya = 210,5 m2

Sirkulasi 30% = 63,15 m2

Total = 273,65 m2 ≈ 274 m

2

Parkiran pengelola service

Asumsi jumlah pengelola service 44 orang; 20 orang menggunakan

motor, 10 orang menggunakan mobil, 14 orang tidak menggunakan

kendaraan

Parkiran motor:

Page 29: BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3…eprints.ung.ac.id/7676/4/2013-2-23401-551310008-bab3... · BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1

1 motor membutuhkan 1,7 m2

Luas parkiran motor = 20 x 1,7 m2 = 34 m

2

Parkiran mobil:

1 mobil membutuhkan 18,5 m2

Luas parkiran mobil = 10 x 18,5 m2

= 185 m2

Sirkulasi 30% = 55,5 m2

Total = 240,5 m2

Rekapitulasi

Parkiran pengunjung = 4.160 m2

Parkiran pengelola = 274 m2

Parkiran pengelola service = 240,5 m2 +

= 4.674,5 m2

Sirkulasi 30% = 1.402,35

Total = 6.076,85 m2 ≈ 6.077 m

2

3.3 Zoning Pada Tapak

Penzoningan dimaksudkan untuk pengaturan pola ruang yang

disesuaikan dengan fungsi sehingga hadir suatu pengelompokkan ruang

yang memiliki kemiripan fungsi sehingga nantinya akan memudahkan

perancang dalam pengaturan/pengolahan ruang dalam bangunan.

Pertimbangan-pertimbangan zoning pada tapak yaitu sebagai berikut:

a. Pencapaian dan sirkulasi pejalan kaki ke dalam tapak

b. Hubungan kegiatan – kegiatan dalam tapak

c. Situasi dan kondisi tapak

d. Tata ruang luar yang ingin di capai

e. Keterkaitan dengan fungsi-fungsi yang ada di sekitar tapak.

f. Pola tata letak bangunan

g. Karakter lingkungan bangunan di sekitar tapak

Page 30: BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3…eprints.ung.ac.id/7676/4/2013-2-23401-551310008-bab3... · BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1

Gambar 16. Zoning pada tapak

Page 31: BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3…eprints.ung.ac.id/7676/4/2013-2-23401-551310008-bab3... · BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1

Gambar 17. Zoning pada bangunan