Bab III - Pembahasann

7
BAB III PEMBAHASAN Berdasarkan WHO 2011, diagnosis Demam Berdarah Dengue (DBD) ditegakkan berdasarkan kriteria klinis dan laboratorium. Kriteria klinis: demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus menerus selama 2-7 hari, manifestasi perdarahan termasuk uji torniquet positif, petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, dan melena. Nyeri kepala, tulang, otot, retroorbita. Hepatomegali, syok ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi (≤20 mmHg), hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, dan pasien tampak gelisah. Kriteria laboratorium: trombositopenia (≤100.000/mm 3 ), hemokonsentrasi dilihat dari peningkatan hematokrit 20%. Diagnosis DBD ditegakkan berdasarkan dua kriteria klinis ditambah trombositopenia dan hemokonsentrasi/peningkatan hematokrit 20%, dijumpai hepatomegali, tanda perembesan plasma seperti efusi pleura dan ascites, hipoalbuminemia. 6-9 16

description

dfvbnm,

Transcript of Bab III - Pembahasann

Page 1: Bab III - Pembahasann

BAB III

PEMBAHASAN

Berdasarkan WHO 2011, diagnosis Demam Berdarah Dengue (DBD)

ditegakkan berdasarkan kriteria klinis dan laboratorium. Kriteria klinis: demam

tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus menerus selama 2-7

hari, manifestasi perdarahan termasuk uji torniquet positif, petekie, purpura,

ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, dan melena. Nyeri kepala,

tulang, otot, retroorbita. Hepatomegali, syok ditandai nadi cepat dan lemah serta

penurunan tekanan nadi (≤20 mmHg), hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit

lembab, dan pasien tampak gelisah. Kriteria laboratorium: trombositopenia

(≤100.000/mm3), hemokonsentrasi dilihat dari peningkatan hematokrit 20%.

Diagnosis DBD ditegakkan berdasarkan dua kriteria klinis ditambah

trombositopenia dan hemokonsentrasi/peningkatan hematokrit 20%, dijumpai

hepatomegali, tanda perembesan plasma seperti efusi pleura dan ascites,

hipoalbuminemia.6-9

Pada penderita ini kriteria klinis yang ditemukan adalah demam tinggi sejak

5 hari sebelum masuk rumah sakit, demam turun sebentar dengan pemberian obat

penurun panas kemudian naik lagi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya

pembesaran hepar 2-2 cm bawah arcus costa, akral hangat dan tanda vitalnya :

tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 88 kali/menit, pernapasan 24 kali/menit, suhu

badan 37,6 ºC, nyeri perut dan uji torniquet positif. Sedangkan dari pemeriksaan

laboratorium diperoleh hasil hematokrit meningkat 47,4 % dan trombositopenia

dengan jumlah trombosit 74.000/mm3.

16

Page 2: Bab III - Pembahasann

Berdasarkan kepustakaan, Demam terjadi karena virus yang masuk kedalam

tubuh manusia akan mengaktifkan kompleks virus-antibodi (monosit dan

makrofag) setelah itu membentuk prostaglandin. Prostaglandin ini memberikan

respon ke seluruh tubuh berupa suhu tubuh yang meningkat.10

Pada penderita juga didapatkan hepatomegali pada pemeriksaan fisik.

Hepatomegali pada pasien DBD terjadi akibat kerja berlebihan hepar untuk

mendekstruksi trombosit dan untuk menghasilkan albumin. Selain itu, sel-sel

hepar terutama sel kuffer mengalami banyak kerusakan akibat infeksi virus

dengue.11,12

Untuk membuktikan etiologi DBD, dapat dilakukan uji diagnostik melalui

pemeriksaan isolasi virus, pemeriksaan serologi atau biologi molekular.

Pemeriksaan yang saat ini banyak digunakan adalah pemeriksaan serologi, yaitu

dengan mendeteksi IgM dan IgG-anti dengue. Imunoserologi berupa IgM

terdeteksi mulai hari ke 5, meningkat sampai minggu ke 3 dan menghilang setelah

60-90 hari. Pada infeksi primer, IgG mulai terdeteksi pada hari ke 14, sedangkan

pada infeksi sekunder dapat terdeteksi mulai hari ke 2.9,14,15 Pada kasus ini hasil

serologi menunjukan IgM positif sedangkan IgG negatif, ini menggambarkan

bahwa gejala klinis yang muncul saat ini merupakan manifestasi dari infeksi saat

ini.

Setiap penderita harus ditentukan juga derajat spektrum klinisnya

berdasarkan kriteria WHO 2011 yaitu: 6

Derajat I : Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi

perdarahan adalah uji torniquet.

17

Page 3: Bab III - Pembahasann

Derajat II : Seperti derajat I, disertai perdarahan spontan di kulit dan/atau

perdarahan lain.

Derajat III : Derajat II ditambah kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan

lemah,tekanan nadi menurun (20 mmHg atau kurang) atau

hipotensi, sianosis di sekitar mulut kulit dingin dan lembab,

tampak gelisah.

Derajat IV : Derajat III ditambah syok berat dengan nadi tak teraba dan

tekanan darah yang tak terukur, dapat disertai dengan

penurunan kesadaran, sianosis, dan asidosis.

Berdasarkan hasil pemeriksaan penderita ini termasuk dalam derajat I

karena selain gejala klinis demam, hepatomegali, trombositopenia,

hemokonsentrasi, satu-satunya menifestasi perdarahan yang didapatkan adalah uji

torniquet yang positif.

Nilai hematokrit diawal pemeriksaan adalah 47,4 %. Peningkatan nilai

hematokrit merupakan manifestasi hemokonsentrasi yang terjadi akibat kebocoran

plasma ke ruang ekstravaskular disertai efusi cairan serosa melalui kapiler yang

rusak.12

Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan trombositopenia. Penyebab

trombositopenia pada DBD masih kontroversial, disebutkan terjadi karena adanya

supresi sumsum tulang serta akibat destruksi dan pemendekan masa hidup

trombosit. Mekanisme peningkatan destruksi ini belum diketahui dengan jelas.

Ditemukannya kompleks imun pada permukaan trombosit yang mengeluarkan

ADP (adenosin diposphat) diduga sebagai agregasi trombosit (menempelnya virus

dengue terhadap trombosit) yang kemudian akan dimusnahkan oleh sistem

18

Page 4: Bab III - Pembahasann

retikuloendotelial khususnya limfa dan hati. Agregasi trombosit ini akan

menyebabkan fagositosis oleh monosit ataupun makrofag sehingga terjadi

trombositopenia.13

Penderita diterapi dengan pemberian cairan intravena larutan Ringer Laktat

untuk mengganti cairan dan elektrolit yang keluar dari pembuluh darah. Pada

pemberian pertama diberikan 3 ml/kgBB/jam kemudian monitor tanda vital,

apabila anak tampak tenang, nadi kuat angkat, tekanan darah stabil, maka jumlah

cairan 3 ml/kgBB/jam dilanjutkan dan dihentikan dalam 24-48 jam.16,17

Tanda-tanda penyembuhan yang biasa yang terjadi pada kasus DBD yakni,

frekuensi nadi, tekanan darah dan frekuensi napas stabil, suhu badan normal, tidak

dijumpai perdarahan baik eksternal maupun internal, nafsu makan baik, tidak

dijumpai muntah maupun nyeri perut, volume urin cukup, kadar hematokrit

stabill.8 Pada kasus ini didapatkan tanda vital tetap stabil sampai hari perawatan

ke 3.

Kriteria pulang rawat pada penderita DBD yakni, tidak demam minimal 24

jam tanpa diberikan antipiretik, nafsu makan baik , perbaikan klinis yang jelas,

jumlah urin cukup (>1ml/kgBB/jam), minimal 2-3 hari setelah syok teratasi, tidak

ada distress pernafasan, jumlah trombosit > 50.000/mm3.7 Penderita telah

memenuhi kriteria rawat pulang pada hari perawatan ke 3 dimana tidak demam

> 24 jam tanpa antipiretik, nafsu makan baik, tidak ada distress pernafasan, dan

jumlah trombosit 95.000/mm3.18

Prognosis pada pasien ini adalah dubia ad bonam karena diagnosis

ditegakkan dengan cepat dan terapi yang diberikan juga telah adekuat.

19