BAB III PEMBAHASAN A. Sanksi Bagi Pelaku Yang Melanggar ...
Transcript of BAB III PEMBAHASAN A. Sanksi Bagi Pelaku Yang Melanggar ...
55
BAB III
PEMBAHASAN
A. Sanksi Bagi Pelaku Yang Melanggar Pasal 4 Huruf B
Angka 2 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009
Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis.
Sebagaimana telah penulis kemukakan pada bab
sebelumnya bahwa diskriminasi ras dan etnis adalah menolak
atau memperlakukan seseorang atau kelompok secara tidak adil
karena perbedaan kelompok latar belakang baik itu keturunan
maupun kelompok yang terbentuk diluar garis keturunan atau
biologis.
Dalam konstitusi kesetaraan manusia untuk tidak
mendapatkan tindakan diskriminasi sudah dijamin dan dijelaskan
dalam beberapa pasal Bab XA UUD 1945 diantaranya:
Pasal 28B angka (2)
Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan
dan diskriminasi.
Pasal 28I angka (2)
Setiap orang bebas dari perlakuan yang bersifat
diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan
perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif
itu.
Pasal-Pasal yang ada dalam UUD 1945 Tersebut sangat
jelas bahwa hukum tertinggi di Indonesia memberikan
55
56
perlindungan seseorang terhadap setiap warga negara dari
tindakan diskriminatif.
Peristiwa konflik sosial berlatar belakang diskriminasi
suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) kerap terjadi di
Indonesia. Sebagai lembaga mandiri yang berwenang
memberikan rekomendasi penyelesaian kasus terkait hak asasi
manusia, Komnas HAM ingin kewenangannya diperkuat.
Didasarkan dari hasil survei Komnas HAM terkait ras dan
etnis medio 25 September-5 Oktober 2018. Survei terkait
penilaian masyarakat terhadap penghapusan diskriminasi ras dan
etnis tersebut dilakukan terhadap 1.200 responden yang tersebar
di 34 provinsi.
Hasilnya, cukup mencengangkan. Perbedaan latar belakang
ras dan etnis menurut lebih dari 80 persen responden sebagai
sesuatu yang memudahkan dan menguntungkan. Primordialisme
pun masih menjadi nilai penting yang dipegang oleh masyarakat
sosial.1
Banyaknya etnis di Indonesia bisa dilihat di Kota
palembang yang banyak ras dan etnis yang berbeda. Mulai etnis
Tionghoa, etnis India, etnis Arab, dan lain-lain. Yang tentunya
memiliki adat dan aturan masing masing yang bisa dianggap oleh
etnis lain atau orang luar diskriminatif karena aturan yang
memihak pada etnis mereka sendiri.
1https://www.komnasham.go.id/index.php/news/2019/9/14/1155/komna
s-ham-diskriminasi-ras-dan-etnis-berpotensi-membesar.html. Diakses pada
tanggal 23 Januari 2020, Pukul 11.35 WIB.
57
Dalam mengatasi dan menangani persoalan pelanggaran
hak asasi manusia, penegakan hukum menjadi salah satu
instrumen yang sangat diperlukan, dan harus sinergis dengan
instrumen-instrumen lainnya. Menurut Inggrid Galuh
Mustikawati berbagai konflik di Indonesia dan negara-negara
ASEAN, termasuk konflik etnis yang merupakan konflik
horizontal, cenderung terjadi secara seporadis sebagai akibat dari
kombinasi berbagai persoalan kebijakan publik, identitas,
efektivitas penegakan hukum, tata kelola pemerintahan yang
buruk, dan perebutan sumber daya alam/ekonomi.2
Adapun pasal dan penjelasan yang berkaitan dengan pasal 4
huruf b angka 2 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 Tentang
Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis sebagai berikut:
1. Pasal 4 Huruf A Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan
Etnis.
“memperlakukan pembedaan, pengecualian,
pembatasan, atau pemilihan berdasarkan pada ras dan
etnis, yang mengakibatkan pencabutan atau pengurangan
pengakuan, perolehan, atau pelaksanaan hak asasi
manusia dan kebebasan dasar dalam suatu kesetaraan di
bidang sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya.”
Penjelasan:
2 AICHR”. Jurnal Demokrasi dan HAM Vol.9. No.1. Jakarta: The
Habibie Center. 2011. Hal.17.
58
“Pembatasan dalam ketentuan ini, misalnya
pembatasan seseorang dari ras atau etnis tertentu untuk
memasuki suatu lembaga pendidikan atau untuk
menduduki suatu jabatan publik hanya seseorang dari ras
atau etnis tertentu.
2. Pasal 8 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008
Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis:
a. pemantauan dan penilaian atas kebijakan pemerintah
dan pemerintah daerah yang dinilai berpotensi
menimbulkan diskriminasi ras dan etnis.
b. pencarian fakta dan penilaian kepada orang
perseorangan, kelompok masyarakat, atau lembaga
publik atau swasta yang diduga melakukan tindakan
diskriminasi ras dan etnis.
c. pemberian rekomendasi kepada pemerintah dan
pemerintah daerah atas hasil pemantauan dan
penilaian terhadap tindakan yang mengandung
diskriminasi ras dan etnis.
d. pemantauan dan penilaian terhadap pemerintah,
pemerintah daerah dan masyarakat dalam
penyelenggaraan penghapusan diskriminasi ras dan
etnis.
e. pemberian rekomendasi kepada Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia untuk melakukan
59
pengawasan kepada pemerintah yang tidak
mengindahkan hasil temuan Komnas HAM.
3. Pasal 9 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008
Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis.
“Setiap warga negara berhak memperoleh perlakuan
yang sama untuk mendapatkan hak-hak sipil, politik
ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, tanpa pembedaan ras dan
etnis”.
4. Pasal 13 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008
Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis.
“Setiap orang berhak mengajukan gugatan ganti
kerugian melalui pengadilan negeri atas tindakan
diskriminasi ras dan etnis yang merugikan dirinya.”
5. Pasal 14 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008
Tentang Penghapusan
Diskriminasi Ras dan Etnis.
“Setiap orang secara sendiri-sendiri atau secara
bersama-sama berhak mengajukan gugatan ganti kerugian
melalui pengadilan negeri atas tindakan diskriminasi ras
dan etnis yang merugikan dirinya”.
Penjelasan:
“Yang dimaksud dengan ”mengajukan gugatan secara
bersamasama” adalah gugatan perwakilan (class action)
dalam pasal ini adalah hak sekelompok kecil masyarakat
60
untuk bertindak mewakili masyarakat dalam jumlah besar
yang dirugikan atas dasar kesamaan permasalahan, fakta
hukum dan tuntutan yang ditimbulkan karena kegiatan
diskriminasi berdasarkan ras dan etnis.”
6. Pasal 16 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008
Tentang Penghapusan
Diskriminasi Ras dan Etnis.
“Setiap orang yang dengan sengaja menunjukkan
kebencian atau rasa benci kepada orang lain berdasarkan
diskriminasi ras dan etnis sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 huruf b angka 1, angka 2, atau angka 3, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah).”
7. Pasal 18 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008
Tentang Penghapusan
Diskriminasi Ras dan Etnis.
“Selain pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16
dan Pasal 17 pelaku dapat dijatuhi pidana tambahan
berupa restitusi atau pemulihan hak korban.”
8. Pasal 19 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008
Tentang Penghapusan
Diskriminasi Ras dan Etnis.
1) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal
16 dan Pasal 17 dianggap dilakukan oleh korporasi
61
apabila tindak pidana tersebut dilakukan oleh orang-
orang yang bertindak untuk dan/atau atas nama
korporasi atau untuk kepentingan korporasi, baik
berdasarkan hubungan kerja maupun hubungan lain,
bertindak dalam lingkungan korporasi tersebut baik
sendiri maupun bersama-sama.
2) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan oleh suatu korporasi, maka
penyidikan, penuntutan, dan pemidanaan dilakukan
terhadap korporasi dan/atau pengurusnya.
9. Pasal 20 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008
Tentang Penghapusan
Diskriminasi Ras dan Etnis.
1) Dalam hal tindak pidana dilakukan oleh suatu
korporasi, selain pidana penjara dan denda terhadap
pengurusnya, pidana yang dapat dijatuhkan terhadap
korporasi berupa pidana denda dengan pemberatan 3
(tiga) kali dari pidana denda sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 16 dan Pasal 17.
2) Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), korporasi dapat dijatuhi pidana tambahan
berupa pencabutan izin usaha dan pencabutan status
badan hukum. 3
3 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan
Diskriminasi Ras dan Etnis
62
Dari uraian diatas maka dapat penulis simpulkan bahwa
perbuatan diskriminasi yang melanggar Pasal 4 Huruf B angka 2
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan
Diskriminasi Ras dan Etnis, sebagaimana pasal 16 dapat
dikenakan pidana penjara 5 tahun dan denda Rp500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah), dan dapat di jatuhi hukuman restitusi atau
pemulihan hak korban sebagaimana dalam pasal 18. Dalam pasal
20 ayat 1 jika di lakukan oleh korporasi pidana yang dapat
dijatuhkan berupa pidana denda dengan pemberatan 3 (tiga) kali
dari pidana denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dan
Pasal 17, dan dapat di jatuhi hukuman pencabutan izin usaha dan
pencabutan status badan hukum sesuai pasal 20 ayat 2.
B. Pandangan Hukum Pidana Islam Terhadap Pasal 4
Huruf B Angka 2 Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2009 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis.
Dalam bahasa Arab Diskriminasi di kenal dengan Al-
Muhabbah ( انحب ثب ح ) yang artinya membedakan kasih antara satu
dengan yang lain atau pilih kasih.4 Maka, diskriminasi
berlandaskan pada perbedaan jenis kelamin (gender), warna kulit,
kelas, ras, teritorial, suku, agama, dan sebagainya tidak memiliki
dasar pijakan sama sekali dalam ajaran Tauhid. Ukuran satu-
satunya yang menjadikan seorang manusia unggul atas manusia
lain adalah pada tingkat komitmennya terhadap penegakan
4 https://putriasaske.blogspot.com/2012/08/makalah-aqidah-aklaq-
tentang.html. Diakses pada tanggal 27 Desember 2019, Pukul 11.35 WIB.
63
moralitas ketuhanan Allah Yang Maha Esa. Ini tidak lain adalah
kode etik dan moralitas kemanusiaan universal. Islam sekali lagi
memberikan konsep yang sangat progresif tentang kesatuan
manusia dalam skala global. Nabi Muhammad saw datang dan
sengaja dihadirkan Tuhan untuk merealisasikan ide moral
universal ini ke tengah-tengah masyarakatnya. Prinsip kesetaraan
manusia dalam islam dengan begitu merupakan konsep
fundamental yang melandasi konstruksi-konstruksi sosial dan
peradaban manusia.5
Dilihat dari makna diskriminasi itu sendiri dan berbagai
historisnya, maka diskriminasi dalam islam adalah “Haram”.
Sebagiamana tujuannya, tidaklah lain yaitu hanya membawa
kemudharatan (membahayakan), karena dapat memecah belah
antar agama, ras, suku, berbagai golongan, saling menyakiti satu
sama lain, dan memendam ujar kebencian.
Perbuatan diskriminasi sangat di larang karena manusia itu
setara dalam Islam. Dan banyak dalil dalam Al-qur’an dan hadist
yang melarang perbuatan diskriminasi:
يكىىا خيشا أ لىو عض آيىا ل يضخش لىو ي يب أيهب انزي
زوا ول ره ه خيشا ي يك أ ضبء عض هى ول ضبء ي ي
ب ي فضكى ول ربثزوا ثبلنمبة ثئش الصى انفضىق ثعذ ال أ
ى ئك هى انظبن نى يزت فأون وي
ن
5 Husein Muhammad, Islam Agama Ramah Perempuan : Pembelaan
Kiai Pesantren, Yogyakarta: Lkis Pelangi Aksara, 2004, hal.11.
64
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu
kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi
mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang
mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita
(mengolokolok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi
wanita-wanita (yang diperolokolokkan) lebih baik dari
wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela
dirimu sendiri dan janganlah kamu memanggil dengan
gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah
(panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa
yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang
dzalim”. (QS.al-Ḥujurāt (49): 11)
Dari ayat di atas dijelaskan bahwa mengolok-olok
(mengungkapkan kebencian) kepada seseorang atau suatu
golongan karena perbedaan ras dan etnis adalah perbuatan dzalim
karena derajat seseorang tidak dapat di tentukan dari diukur dari
asal tempat, warna kulit, ras, atau etnis apapun. Manusia hanya
dinilai oleh Allah SWT Dari tingkat ketakwaan.
Dalam Tafsir Jalalayn dijelaskan: (Hai orang-orang yang
beriman, janganlah berolok-olokan) dan seterusnya, ayat ini
diturunkan berkenaan dengan delegasi dari Bani Tamim sewaktu
mereka mengejek orang-orang muslim yang miskin, seperti
Ammar bin Yasir dan Shuhaib Ar-Rumi. As-Sukhriyah artinya
merendahkan dan menghina (suatu kaum) yakni sebagian di
antara kalian (kepada kaum yang lain karena boleh jadi mereka
yang diolok-olokkan lebih baik dari mereka yang mengolok-
olokkan) di sisi Allah (dan jangan pula wanita-wanita) di antara
kalian mengolok-olokkan (wanita-wanita lain karena boleh jadi
65
wanita-wanita yang diperolok-olokkan lebih baik dari wanita-
wanita yang mengolok-olokkan dan janganlah kalian mencela diri
kalian sendiri) artinya, janganlah kalian mencela, maka
karenanya kalian akan dicela; makna yang dimaksud ialah,
janganlah sebagian dari kalian mencela sebagian yang lain (dan
janganlah kalian panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang
buruk) yaitu janganlah sebagian di antara kalian memanggil
sebagian yang lain dengan nama julukan yang tidak disukainya,
antara lain seperti, hai orang fasik, atau hai orang kafir. (Seburuk-
buruk nama) panggilan yang telah disebutkan di atas, yaitu
memperolok-olokkan orang lain mencela dan memanggil dengan
nama julukan yang buruk (ialah nama yang buruk sesudah iman)
lafal Al-Fusuuq merupakan Badal dari lafal Al-Ismu, karena
nama panggilan yang dimaksud memberikan pengertian fasik dan
juga karena nama panggilan itu biasanya diulang-ulang (dan
barang siapa yang tidak bertobat) dari perbuatan tersebut (maka
mereka itulah orang-orang yang lalim.)6
Menurut tafsir diatas bahkan ketika bercanda seorang
muslim tidak boleh memanggil dengan panggilan yang buruk.
Dan ketika telah memanggil seseorang dengan panggilan yang
buruk maka orang itu harus bertaubat dan jika tidak bertaubat
maka ia termasuk orangorang dzalim.
Sesama muslim kita anggap sebagai diri kita sendiri.
Karena orang-orang yang beriman itu seharusnya seperti itu
6 https://tafsirq.com/49-al-hujurat/ayat-11. Diakses pada tanggal 12
Januari 2019, Pukul 22.43 WIB.
66
kondisinya. Laksana satu tubuh (satu diri), jika ada seorang
Mukmin yang menghina saudaranya, maka hal itu mengharuskan
yang lain untuk melindungi saudarannya.
ىد والسض واخزلف انضزكى وانىاكى ا ايزه خهك انض وي
ي يذ نهعه ف رنك ل
Artinya: “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya
ialah penciptaan langit dan bumi, perbedaan bahasamu
dan warna kulitmu. Sungguh, pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
mengetahui. (Ar-Rum (30):22)
Ayat di atas telah menjalaskan tentang kebesaran Allah
SWT yang telah menciptakan langit dan bumi beserta isinya dan
menciptakan beberapa bahasa serta menciptakan beberapa warna
kulit dari mereka, dari tanda-tanda tersebut manusia
diperintahkan untuk saling mengenal antara satu dengan yang
lain, dan beruntung orang-orang yang mengetahui tanda-tanda
tersebut.
Dalam tafsir dari Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
dijelaskan: Padahal asalnya hanya satu, dan tempat keluarnya
huruf juga satu. Meskipun demikian, kita akan menemukan
sedikit atau banyak perbedaan antara suara dan warna kulit yang
membedakan antara yang satu dengan yang lain. Hal ini
menunjukkan sempurnanya kekuasaan-Nya, dan berlakunya
kehendak-Nya. Termasuk perhatian dan rahmat-Nya kepada
hamba-hamba-Nya adalah Dia menetapkan adanya perbedaan itu
67
agar tidak terjadi kesamaran sehingga terjadi kekacauan dan
hilang maksud dan tujuan. Mereka adalah ahli ilmu; yang
memahami pelajaran, dan mentadabburi ayat-ayat Allah. Dari
penciptaan langit dan bumi, mereka dapat mengetahui besarnya
kerajaan Allah dan sempurnya kekuasaan-Nya sehingga mampu
mengadakan makhluk yang besar ini. Dari sana pula mereka
dapat mengetahui kebijaksanaan Allah karena kerapian
ciptaannya serta mengetahui luasnya ilmu-Nya, karena yang
menciptakan pasti mengetahui makhluk yang diciptakan-Nya.
Dari sana pun mereka mengetahui meratanya rahmat-Nya dan
karunia-Nya karena di dalamnya terdapat manfaat yang besar,
dan bahwa Dia memang menginginkan, di mana Dia memilih apa
yang Dia kehendaki karena di dalamnya terdapat kelebihan dan
keistimewaan, dan bahwa hanya Dia yang berhak disembah dan
diesakan, karena Dia yang sendiri menciptakan maka Dia yang
wajib disembah saja. Semua ini merupakan dalil akal yang Allah
ingatkan, agar akal mau memikirkannya dan mengambil pelajaran
daripadanya.7
ث وجعهبكى شعىثب ولجبئم ركش وأ يب أيهب انبس إب خهمبكى ي
عهيى خجيش أرمبكى إ ذ أكشيكى ع نزعبسفىا إ
Artinya: “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-
7 https://tafsirweb.com/7386-quran-surat-ar-rum-ayat-22.html. Diakses
pada tanggal 16 juni 2020, Pukul 1.33 WIB.
68
bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal[9].
Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha
Mengetahui lagi Mahateliti” (QS.al-Hujurat (49):13)
Dalil diatas menjelaskan bahwa Allah menciptakan
perbedaan bukan untuk memberi jarak kepada antar umat
manusia, akan tetapi allah menciptakan perbedaan agar supaya
umat manusia dapat saling mengetahui, saling menghargai, dan
mengutamakan persaudaraan melampaui apapun perbedaan.
Dalam Tafsir Al-Wajiz dijelaskan: Ketahuilah wahai orang-
orang yang beriman bahwasanya aku (kata Allah), menciptakan
kalian dari bapak yang satu yaitu Adam dan dari ibu yang satu
yaitu Hawa, maka tidak ada pengutamaan satu sama lain diantara
kalian dalam urusan nasab atau rupa atau fisik, dan Allah
menjadikan kalian bersuku-suku dan berkabilah-kabilah, maka
sebagian dari kamu mengetahui atas sebagian yang lain atas
keutamaan (kalian), dan kalian mengetahui nasabnya untuk
menyambungkan nasab di antara kalian serta untuk saling tolong
menolong di atas kebaikan dan ketakwaan. Dan dapat dipahami
atas hal ini bahwasanya Allah menjadikan kalian suku-suku dan
berkabilah-kabilah agar dapat saling mengenal, dan tidak untuk
saling meninggalkan atau saling berbangga diri satu sama lain.
Kemudian Allah menjelaskan bahwasanya manusia yang mulia
dan terhormat serta tinggi derajatnya di sisi Allah mereka adalah
orang-orang yang bertakwa dan diampuni. Sungguh Allah
69
mengetahui keadaan kalian dan mengetahui orang-orang yang
bertakwa di antara kalian dan yang terbaik di antara kalian.8
Jadi, dari tafsir Al-wajiz sudah menjelaskan bahwa semua
umat manusia adalah keturunan Adam dan Hawa dan tidak ada
satu Ras dan Etnis pun yang lebih utama. Dan allah menciptakan
perbedaan agar manusia dapat saling tolong menolong dalam hal
kebaikan serta manusia tidak boleh berbangga diri karena berasal
dari ras atau etnis tertentu karena Allah SWT menilai manusia
yang dan meninggikan derajat manusia sesuai ketakwaan.
جم لىيه لبل ل يحت انش انعصجيخ أ أي يب سصىل
جم لىيه عه انظهى صش انش ي انعصجيخ أ ي ونك
Artinya: “Apakah termasuk dari fanatisme etnis (al-
‘ashabiyah) apabila ada seseorang mencintai kaumnya? ”
Rasulullah menjawab, “Tidak, karena fanatisme etnis tidak
akan muncul, kecuali ada orang yang membela anggota
kaumnya dengan tujuan kezaliman. ”(HR Ibn Majah dan
Ahmad).
Dalam hadist diatas Rasulullah menjelaskan fanatisme ras
dan etnis hanya akan muncul ketika manusia berniat atau
bertujuan untuk berbuat dzalim. Dan islam sangat menentang
fanatisme etnis karena akan menimbulkan dampak diskriminasi
kepada etnis yang lain.
8 https://tafsirweb.com/9783-surat-al-hujurat-ayat-13.html. Diakses
pada tanggal 12 Januari 2019, Pukul 22.55 WIB.
70
أثبكى واحذ ، أل ل فضم سثكى واحذ ، وإ يب أيهب انبس ، أل إ
ش عه عه عشث ، ول لح ، ول نعج نعشث عه أعج
ش إل ثبنزمىي أصىد ، ول أصىد عه أح
Artinya: “Hai manusia, sungguh Tuhanmu hanya satu,
bapakmu hanya satu, maka tiada kemuliaan orang Arab
atas orang asing, orang berkulit hitam atas orang yang
berkulit merah, kecuali dengan takwa.” (HR. Ahmad)9
Hadist diatas menjelaskan bahwa Allah membedakan
manusia hanya dari takwanya kepada Allah SWT. Tidak ada yang
membedakan manusia baik dari warna kulit, suku, ataupun
keturunan. Karena setiap manusia adalah keturunan adam dan
hawa.
Pendapat ulama tentang diskriminasi :
Perkataan seperti “hai anjing, hai babi atau hai khimar”
tidak ditakzir menurut ulama hanafiyah. Dikarenakan menuduh
atas sesuatu yang bukan bentuknya, maka dimasukan kepada
berbohong. Adapun yanglain tetap ditakzir selama perkataan
tersebut menyakiti. Menurut imam syafi’i setiap perkataan “ya
kafir, ya fasiq, ya syaqi, ya kalb, ya himar, ya taias, ya rafidl, ya
khabis, ya kazzab, ya qawad, ya dayus” maka harus ditakzir,
yaitu berdasarkan ketetapan dari seorang pemimpin, bisa dengan
pukulan atau penjara atau dengan cercaan/ cacian. Lainnya
9 https://geotimes.co.id/kolom/islam-menolak-rasisme-dan-fanatisme-
etnis. Diakses pada tanggal 12 Januari 2019, Pukul 23.50 WIB.
71
model-model hukuman yang dapat mencegah kejahatan dan
sesuai dengan keadaan manusia.10
Jadi berdasarkan uraian diatas penulis cenderung mengikuti
pendapat imam syafi’i dan menyimpulkan bahwa hukuman
diskriminasi ras dan etnis dalam hukum islam yaitu ta’zir karena
merupakan kezaliman. Jarimah ta’zir yang hukumannya
diserahkan sepenuhnya kepada hakim/pemerintah karena unsur-
unsur jarimah hudud, qishas/diyat tidak terpenuhi secara
sempurna ataupun karena ada unsur yang masih di anggap
syubhat. Suatu perbuatan yang dilarang dan dapat dikenakan
sanksi, jika hukum pidana islam belum dapat hukum yang
membahas secara khusus maka sanksi yang digunakan adalah
jarimah ta’zir dan hukumannya ditetapkan oleh para
hakim/pemerintah di pengadilan.
10
Wahbah Zuhaili, Al-fiqhu al-islami wa adillatuhu. Damaskus: daru
al-Fikr, 1985, hal.6.