BAB III ok

14
BAB III ANALISIS PERMINTAAN DAN KEBUTUHAN A. Analisis Permintaan 1. Lahan dan Lokasi RSU Hati Mulia berdiri di atas lahan seluas ± 3.204 m² dengan luas bangunan ± 1.492 m², yang secara geografis terletak pada lokasi yang sangat strategis, karena bersentuhan langsung dengan jalur transportasi umum (Jalan Negara) yaitu Jl. D. I. Panjaitan, Kelurahan Wundudopi, Kecamatan Bartuga, Kota Kendari, sehingga dapat dengan mudah dan cepat diakses oleh masyarakat Kota Kendari serta kabupaten disekitar Kota Kendari seperti Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Konawe, dan Kabupaten konawe Utara. Dari perspektif demografi, rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kota Kendari sejak tahun 2000 s.d 2013 (13 tahun) mencapai 3,40% atau berjumlah 314.126 jiwa pada tahun 2013, sehingga dapat diproyeksi bahwa pada tahun 2025 (12 tahun kedepan) jumlah penduduk Kota Kendari akan mencapai 428.719 jiwa, sedangkan rata-rata laju pertumbuhan penduduk untuk kabupaten di sekitar Kota Kendari dapat di uraikan sebagai berikut: Feasibility Study RSU Hati Mulia 33

description

Studi Kelayakan Rumah Sakit

Transcript of BAB III ok

Page 1: BAB III ok

BAB IIIANALISIS PERMINTAAN DAN KEBUTUHAN

A. Analisis Permintaan1. Lahan dan Lokasi

RSU Hati Mulia berdiri di atas lahan seluas ± 3.204 m² dengan luas bangunan ± 1.492 m², yang secara geografis terletak pada lokasi yang sangat strategis, karena bersentuhan langsung dengan jalur transportasi umum (Jalan Negara) yaitu Jl. D. I. Panjaitan, Kelurahan Wundudopi, Kecamatan Bartuga, Kota Kendari, sehingga dapat dengan mudah dan cepat diakses oleh masyarakat Kota Kendari serta kabupaten disekitar Kota Kendari seperti Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Konawe, dan Kabupaten konawe Utara.

Dari perspektif demografi, rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kota Kendari sejak tahun 2000 s.d 2013 (13 tahun) mencapai 3,40% atau berjumlah 314.126 jiwa pada tahun 2013, sehingga dapat diproyeksi bahwa pada tahun 2025 (12 tahun kedepan) jumlah penduduk Kota Kendari akan mencapai 428.719 jiwa, sedangkan rata-rata laju pertumbuhan penduduk untuk kabupaten di sekitar Kota Kendari dapat di uraikan sebagai berikut:a. Kabupaten Konawe Selatan: rata-rata laju pertumbuhan

penduduk dari tahun 2000 s.d 2013 (13 tahun) mencapai 1,95% atau berjumlah 280.595 jiwa pada tahun 2013, sehingga dapat diproyeksi bahwa pada tahun 2025 (12 tahun kedepan) jumlah penduduk Kabupaten Konawe Selatan akan mencapai 347.938 jiwa;

Feasibility Study RSU Hati Mulia33

Page 2: BAB III ok

b. Kabupaten Konawe: rata-rata laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2000 s.d 2013 (13 tahun) mencapai 1,45% atau berjumlah 223.727 jiwa pada tahun 2013, sehingga dapat diproyeksi bahwa pada tahun 2025 (12 tahun kedepan) jumlah penduduk Kabupaten Konawe akan mencapai 289.362 jiwa; dan

c. Kabupaten Konawe Utara: rata-rata laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2000 s.d 2013 (13 tahun) mencapai 2,04% atau berjumlah 54.752 jiwa pada tahun 2013, sehingga dapat diproyeksi bahwa pada tahun 2025 (12 tahun kedepan) jumlah penduduk Kabupaten Konawe Utara akan mencapai 73.017 jiwa.

Apabila data tersebut di atas dikomparasi dengan data jumlah tempat tidur (TT) di masing-masing kabupaten/kota dengan jumlah sebagai berikut:a. Kota Kendari pada tahun 2013 berjumlah sebanyak 1.386

TT;b. Kabupaten Konawe Selatan pada tahun 2013 berjumlah

sebanyak 133 TT;c. Kabupaten Konawe pada tahun 2013 berjumlah sebanyak

189 TT; dand. Kabupaten Konawe Utara pada tahun 2013 berjumlah

sebanyak 77 TT,kemudian jumlah penduduk dan jumlah TT pada tahun 2013 diolah dengan menggunakan pendekatan standar WHO yaitu 1 TT untuk 1.000 penduduk, dan amanat Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) Republik Indonesia Nomor 228/Menkes/SK/III/2002 tentang Pedoman Penyusunan Standar

Feasibility Study RSU Hati Mulia34

Page 3: BAB III ok

Pelayanan Minimal Rumah Sakit yaitu 1 TT untuk 1.500 penduduk atau 1:1.500, maka perbandingannya adalah sebagaimana tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1 Perbandingan Jumlah Penduduk dengan Jumlah TT Rumah Sakit Tahun 2013

Sumber: Hasil Pengolahan Data Tim Penyusun tahun 2015

Berdasarkan tabel 2.1 di atas, maka diketahui bahwa walaupun kebutuhan TT di Kota Kendari dan Kabupaten Konawe Utara telah terpenuhi, akan tetapi di Kabupaten Konawe Selatan masih kekurangan 148 TT menurut pendekatan WHO dan kekurangan 54 TT menurut amanat Kepmenkes, sedangkan di Kabupaten Konawe walaupun telah memenuhi kebutuhan TT menurut amanat Kepmenkes, tetapi masih kekurangan 35 TT bila ditinjau dari perspektif WHO.

Kondisi perbandingan jumlah penduduk dengan jumlah TT tersebut di atas, ternyata sebuah realitas terhadap kondisi asal domisili pasien yang berkunjung di RSU Hati Mulia selama ini, karena kunjungan pasien terbesar ke-2 (dua) adalah berasal dari Kabupaten Konawe Selatan, setelah kunjungan pasien dari Kota Kendari sendiri. Hal ini juga

Feasibility Study RSU Hati Mulia35

Page 4: BAB III ok

tentunya didukung oleh kondisi geografis dan letak administratif wilayah RSU Hati Mulia yang terletak di Kecamatan Baruga, dan merupakan salah satu kecamatan perbatasan antara Kota Kendari dengan Kabupaten Konawe Selatan.

2. Klasifikasi Kelas RSa. Kapasitas Tempat Tidur (TT)

Menganalisis rata-rata laju pertumbuhan penduduk di Provinsi Sulawesi Tenggara dan membandingkan dengan jumlah keseluruhan TT rumah sakit di Provinsi Sulawesi Tenggara, maka proyeksi perbandingan antara jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2025 dengan jumlah TT adalah sebagaimana tabel 3.2 sebagai berikut:Tabel 3.2Proyeksi Perbandingan Jumlah Penduduk pada tahun 2025 dengan Jumlah TT Rumah Sakit

Feasibility Study RSU Hati Mulia36

Page 5: BAB III ok

Sumber: Hasil Pengolahan Data Tim Penyusun tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.2 di atas, maka diketahui bahwa terpenuhinya kebutuhan TT menurut perspektif WHO yaitu di Kota Kendari, Kabupaten Konawe Selatan, Wakatobi, dan Buton Utara, sedangkan terpenuhinya kebutuhan TT menurut amanat Kepmenkes yaitu di Kota Kendari, Kabupaten Konawe Utara, Kabupaten Kolaka, dan Kabupaten Bombana, sementara yang lainnya baik menurut perspektif WHO maupaun amanat Kempenkes jumlah TT belum terpenuhi.

Hasil studi analasisi tersebut di atas sejalan dengan data Ditjen BUK Kemenkes RI terhadap kekurangan TT di Provinsi Sulawesi Tenggara dengan hasil data yakni: Kab. Kolaka 46 TT, Kab. Buton 56 TT, Kota Bau-Bau 49 TT, Kab. Bombana 17 TT, Kab. Konawe 39 TT, Kab. Konawe Utara 8

Feasibility Study RSU Hati Mulia37

Page 6: BAB III ok

TT, Kab. Konawe Selatan 106 TT, Kab. Muna 144 TT, dan Kab. Kolaka Utara 48 TT.

Dalam skala atau rentang kendali yang lebih kecil yaitu perbandingan jumlah penduduk Kecamatan Baruga pada tahun 2013 sebanyak 20.363 jiwa dengan jumlah TT RSU Hati Mulia sebanyak 46 TT, maka kebutuhan TT di Kecamatan Baruga masih kekurangan 268 TT menurut pendekatan WHO serta kekurangan 163 TT menurut amanat Kepmenkes, dan bahkan dengan mengakomodir sebanyak 254 TT dari Rumah Sakit Bahtera Mas (Rumah Sakit Provinsi) yang juga terletak di Kecamatan Baruga, maka walaupun telah memenuhi kebutuhan TT menurut amanat Kepmenkes, tetapi masih kekurangan sebanyak 60 TT bila ditinjau dari perspektif WHO.

Berdasarkan uraian di atas maka secara substansi kehadiran dan pengembangan RSU Hati Mulia adalah dibutuhkan dan layak untuk memperolah penetapan klasifikasi rumah sakit, utamanya dalam rangka mendukung pemenuhan rasio jumlah penduduk dengan jumlah TT rumah sakit.

b. Jenis LayananSebagaimana telah diuraikan pada BAB II, bahwa

RSU Hati Mulia memberikan berbagai jenis pelayanan yang dikelompokkan menjadi pelayanan rawat inap, pelayanan medis, penunjang medis, dan penunjang non medis. Apabila jenis pelayanan RSU Hati Mulia tersbut dihubungkan dengan 10 pola penyakit terbesar di Provinsi

Feasibility Study RSU Hati Mulia38

Page 7: BAB III ok

Sulawesi Tenggara, maka pengembangan RSU Hati Mulia adalah menjadi salah satu alternatif strategis dalam upaya menekan 10 pola penyakit terbesar tersebut, karena dengan pengembangan berupa perubahan status dari rumah sakit bersalin (RSB) menjadi rumah sakit umum (RSU) dalam rangka penetapan klasifikasi rumah sakit, maka cakupan jenis pelayanan kesehatan pada RSU Hati Mula akan semakin luas dan variatif.

Untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, maka operasionalisasi RSU Hati Mulia di dukung oleh sebanyak 53 orang SDM Kesehatan. Apabila merujuk pada profil kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012, bahwa jumlah tenaga kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara sampai dengan tahun 2012 berjumlah sebanyak 9.985 orang, yang apabila dilakukan perbandingan antara rasio 1 tenaga kesehatan per 100.000 penduduk, maka di Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2012, berkekurangan sebanyak 447 tenaga kesehatan, yang untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.3 sebagi berikut:

Tabel 3.3Jumlah Tenaga Kesehatan dengan Rasio/100.000 Penduduk

Feasibility Study RSU Hati Mulia39

Page 8: BAB III ok

Sumber: Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2012

Berdasarkan tabel 3.3 di atas, maka di Provinsi Sulawesi Tengga sampai dengan tahun 2012, masih kekurangan tenaga kesehatan berdasarkan target Indonesia Sehat (IS), kecuali tenaga keperawatan (perawat, bidan), tenaga gizi, dan tenaga keteknisian medis telah melebihi target IS 2010 berdasarkan rasio 100.000/penduduk.

Adapun berdasarkan data Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, maka diketahui bahwa jumlah SDM kesehatan adalah sebanyak 10.916 orang yang terdiri dari tenaga kesehatan sebanyak 9.989 orang dan tenaga non kesehatan sebanyak 932 orang.

c. Layanan Unggulan

Feasibility Study RSU Hati Mulia40

Page 9: BAB III ok

RSU Hati Mulia sebagai pengembangan dari RSB Hati Mulia dalam rangka penetapan klasifikisasi rumah sakit, menjalankan program kerja lanjutan dari program kerja yang telah ada, dan secara bertahap dan berkesinambungan melakukan pengembangan program kerja dalam rangka pencapaian klasifikasi rumahh sakit. Olehnya itu RSU Hati Mulia dengan pertimbangan ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dan non kesehatan men… pelayanan medic kebidanan dan kandungan (obgyn), kesehatan anak, penyakit dalam, dan gawat darurat, serta pelayanan medic dasar yang lebih difokuskan pada 10 pola penyakit terbesar di Provinsi Sulawesi Tenggara.

B. Analisis Kebutuhan1. Kebutuhan Lahan dan Lokasi

Sebagaimana diuraikan sebelumnya, bahwa RSU Hati Mulia berdiri di atas lahan seluas ± 3.204 m² dengan luas bangunan ± 1.492 m² dam luas lantai keseluruhan seluas ± 2.884 m² (2 lantai), sehingga dengan demikian maka masih menyisakan lahan persiapan untuk pengembangan seluas ± 1.712 m², yang rencananya pada tahun 2016 akan dibangun sarana radiologi dan pemulasaran jenasah, serta sarana dan prasarana rumah sakit lainnya.

Selain berada pada lokasi yang strategis, karena bersentuhan langsung dengan jalur transportasi umum (Jalan Negara) yaitu Jl. D. I. Panjaitan, Kelurahan Wundudopi, Kecamatan Bartuga, Kota Kendari, sehingga dapat dengan

Feasibility Study RSU Hati Mulia41

Page 10: BAB III ok

mudah dan cepat diakses oleh masyarakat Kota Kendari serta kabupaten disekitar Kota Kendari seperti Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Konawe, dan Kabupaten konawe Utara, maka berdasarkan Praturan Daerah (Perda) Kota Kendari Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Kendari, maka RSU Hati Mulia berada pada kawasan perdagangan barang dan jasa, sehingga kehadiran RSU Hati Mulia sangan relefan dengan RTRW Kota Kendari, krn esensi rumah sakit swasta adalah public service orientation dan profit orientation.

2. Kebutuhan RuangDalam rangka penetapan klasifikasi RSU Hati Mulia,

maka analisis kebutuhan ruangan disesuaikan dengan rasio 1 TT untuk ruangan seluas 80 m² s.d 110 m². Sebagaimana data luas lantai bangunan yaitu ± 2.884 m² dan jumlah TT sebanyk 46, maka di RSU Hati Mulia membutuhkan tambahan ruangan seluas ± 782 m² pada rasio 1 TT untuk ruangan seluas 80 m² dan tambahan 2.162 m² untuk ruangan seluas 110 m².

Untuk memenuhi kebutuhan ruangan tersebut maka RSU Hati Mulia berencana menggunakan pendekatan rasio 1 TT untuk ruangan seluas 80 m², mengingat ketersediaan lahan untuk pengembangan adalah seluas ± 1.712 m².

3. Kebutuhan Peralatan Medis, Non Medis, SDM, Administrasi dan Managemen

Sehubungan dengan upaya penetapan klasifikasi rumah sakit sehingga dilakukan pengembangan dari RSB menjadi RSU, maka kebutuhan peralatan medis, non medis, dan

Feasibility Study RSU Hati Mulia42

Page 11: BAB III ok

sumber daya manusia (SDM), administrasi dan managemen pada RSU Hati Mulia, akan disesuaikan dan dipenuhi secara bertahap dengan berpedoman pada Lampiran I Permenkes Nomor 340/MENKES/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit, serta peraturan perundangan yang terkait lainnya.

Feasibility Study RSU Hati Mulia43