BAB III METODOLOGI PENELITIAN -...

25
Yeni Dwi Kurino, 2014 PENGARUH CTL DAN DI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan diadakan di SDN Sindangwasa dan SDN Waringin Majalengka. Alasan mengambil sekolah tersebut karena tingkat pemahaman anaknya cukup memenuhi kriteria dan dekat dengan tempat tinggal peneliti, sehingga peneliti lebih mengetahui keadaan siswa yang hendak diteliti, dan mudah dalam mengumpulkan data, serta peluang waktu yang luas dan subyek penlitian yang sangat sesuai dengan target peneliti. B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi penelitian adalah sekumpulan orang yang dijadikan sebagai objek penelitian. populasi penelitian ini adalah seluruh anak kelas IV yang terdapat pada dua SD dari 15 SD yang terdapat di kecamatan Palasah. Selain itu di salah satu SD tersebut terdapat 9 guru SD yang lulusan S1 dari SPG dan 4 guru lulusan PGSD sumedang, dan SD tersebut adalah SDN Sindangwasa. Selain itu pada salah satu SD lain juga dijadikan sampel karena disana terdapat 12 guru SD yang lulusan S1 PGSD universitas terbuka dan satu orang guru yang sedang menjalankan kuliah jurusan PGSD di salah satu universitas di Cirebon dan SD tersebut adalah SDN Waringin Kecamatan palasah Kabupaten Majalengka tahun ajaran 2013/2014. Populasi ditetapkan demikian dengan asumsi bahwa pada tingkatan ini, kondisi aktifitas siswa sangat stabil, tidak terganggu oleh aktifitas ujian akhir sekolah, termasuk kelas pada level tinggi sehingga memliki pengetahuan, pengalaman, dan prasyarat pembelajaran yang cukup. Dengan demikian para siswa diyakini lebih mampu mengikuti pelajaran serta permasalahan-permasalahan yang disajikan dibanding dengan kelas-kelas sebelumnya, tanpa adanya peran guru

Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN -...

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/12435/6/T_PD_1201444_Chapter3.pdfUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB

Yeni Dwi Kurino, 2014 PENGARUH CTL DAN DI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan diadakan di SDN Sindangwasa dan SDN Waringin

Majalengka. Alasan mengambil sekolah tersebut karena tingkat pemahaman

anaknya cukup memenuhi kriteria dan dekat dengan tempat tinggal peneliti,

sehingga peneliti lebih mengetahui keadaan siswa yang hendak diteliti, dan

mudah dalam mengumpulkan data, serta peluang waktu yang luas dan subyek

penlitian yang sangat sesuai dengan target peneliti.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah sekumpulan orang yang dijadikan sebagai

objek penelitian. populasi penelitian ini adalah seluruh anak kelas IV yang

terdapat pada dua SD dari 15 SD yang terdapat di kecamatan Palasah. Selain

itu di salah satu SD tersebut terdapat 9 guru SD yang lulusan S1 dari SPG dan

4 guru lulusan PGSD sumedang, dan SD tersebut adalah SDN Sindangwasa.

Selain itu pada salah satu SD lain juga dijadikan sampel karena disana

terdapat 12 guru SD yang lulusan S1 PGSD universitas terbuka dan satu

orang guru yang sedang menjalankan kuliah jurusan PGSD di salah satu

universitas di Cirebon dan SD tersebut adalah SDN Waringin Kecamatan

palasah Kabupaten Majalengka tahun ajaran 2013/2014. Populasi ditetapkan

demikian dengan asumsi bahwa pada tingkatan ini, kondisi aktifitas siswa

sangat stabil, tidak terganggu oleh aktifitas ujian akhir sekolah, termasuk

kelas pada level tinggi sehingga memliki pengetahuan, pengalaman, dan

prasyarat pembelajaran yang cukup. Dengan demikian para siswa diyakini

lebih mampu mengikuti pelajaran serta permasalahan-permasalahan yang

disajikan dibanding dengan kelas-kelas sebelumnya, tanpa adanya peran guru

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/12435/6/T_PD_1201444_Chapter3.pdfUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB

Yeni Dwi Kurino, 2014 PENGARUH CTL DAN DI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dominan dalam pembelajaran. Hal tersebut tentu sangat membantu

terhadap lancarnya penelitian, sehingga dampak dari penelitian akan lebih

nampak.

2. Sampel Penelitian

Sampel peneltian ditentukan berdasarkan purposive sampling. Tujuan

dilakukan pengambilan sampel seperti ini adalah agar penelitian dapat

dilaksanakan secara efektif dan efisien terutama dalam hal pengawasan,

kondisi subjek penelitian, waktu penelitian yang ditetapkan, kondisi tempat

penelitian dan prosedur perijinan. Berdasarkan alasan-alasan tersebut,

penentuan sampel peneltian didasarkan pada kriteria ; 1) letaknya berdekatan

dan mudah terjangkau, 2) memiliki prosedur administratif yang relatif lebih

mudah, 3) rata-rata kemampuan siswa berada pada level sedang berdasarkan

data dari kantor dinas setempat. Sampel yang diambil dalam peneltian ini

adalah sampel populasi,

C. Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen dengan menggunakan desain eksperimen kuasi, karena penelitian

ini dilakukan dengan maksud untuk mempelajari sesuatu dengan mengubah

suatu kondisi dan pengamati pengaruhnya terhadap hal lain.

Dengan demikian untuk mengetahui adanya perbedaan

kemampuan pemecahan masalah matematis terhadap pembelajaran

matematika dilakukan penelitian dengan desain kelompok kontrol non-

ekuivalen (Ruseffendi, 2005: 52) berikut:

Kelas Eksperimen : O X O

Kelas Kontrol : O O

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/12435/6/T_PD_1201444_Chapter3.pdfUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB

Yeni Dwi Kurino, 2014 PENGARUH CTL DAN DI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

O : Pre-test atau Post-test

X : Pembelajaran Contextual Teaching and Learning

: Subjek tidak dikelompokkan secara acak

Dengan menggunakan desain di atas, kedua kelompok diberikan

pretes terlebih dahulu sebelum diberikan perlakuan. Setelah diberi perlakuan,

kedua kelompok diberikan kembali postes untuk pengukuran.Tujuan

diberikan pretes adalah untuk melihat kemampuan awal siswa kedua

kelompok.

Ada dua variabel dalam penelitian ini yaitu, variabel bebas

(independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Varibel

bebasnya yaitu pembelajaran Contextual Teaching and Learning dan Direct

Instruction : variabel terikatnya adalah kemampuan pemahaman matematis.

Kategori kemampuan awal diperoleh dari data hasil tes kemampuan awal

matematis siswa sebelum diadakan penelitian. Kategori kemampuan awal

rendah, sedang, dan tinggi menggunakan kriteria Sudjana (2010) yaitu 27%

masing-masinguntuk kategori kemampuan awal rendah dan tinggi setelah

data ulangan harian siswa diranking.

Keterkaitan antara variabel bebas, variabel terikat, dan variabel

kontrol disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.1

Keterkaitan Variabel Bebas, Variabel Terikat, dan Variabel Kontrol

Kemampuan yang diukur

Pemahaman matematis

Pembelajaran DI (A) CTL (B)

Kemampuan

Awal

Rendah (R) DR CR

Sedang (S) DS CS

Tinggi (T) DT CT

Keseluruhan DA CB

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/12435/6/T_PD_1201444_Chapter3.pdfUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB

Yeni Dwi Kurino, 2014 PENGARUH CTL DAN DI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

DI (A) : Pembelajaran Direct Instruction

CTL (B) : Pembelajaran dengan metode Contextual Teaching and

Learning

D. Metode Penelitian

Berdasarkan masalah yang dikembangkan, penelitian ini akan

melihat perbedaan kemampuan pemahaman matematis siswa SD yang

memperoleh pembelajaran matematika menggunakan Contextual Teaching and

Learning dengan siswa yang mempereroleh pembelajaran matematika

menggunakan pembelajaran Direct Instruction. Oleh karena itu, metode yang

digunakan dalam penelitian ini metode eksperimen.

E. Definisi Oprasional

1. Kemampuan pemahaman matematis adalah kemampuan

menginterpretasikan konsep, menemukan contoh dari sebuah konsep,

mengklasifikasikan objek-objek matematika, membandingkan dua buah

bangun ruang dan mengungkapkan kembali bangun ruang dengan

menggunakan kata-kata sendiri.

2. Pembelajaran Contextual Teaching and Learning adalah pembelajaran yang

memungkinkan siswa mengaitkan, memperluas, dan menerapkan

pengetahuan dan ketrampilan akademik mereka dalam memecahkan

masalah - masalah dunia nyata atau masalah -masalah yang stumilisasi.

3. Pembelajaran Direct Instruction adalah pembelajaran secara langsung

dengan menggunakan metode ekpositori dan menginterpretasikan dengan

menggunakan contoh-contoh bagun ruang.

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah penelitian metode eksperimen kuasi bentuk

nonequivalent groups pretest-posttets design akan dilaksanakan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/12435/6/T_PD_1201444_Chapter3.pdfUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB

Yeni Dwi Kurino, 2014 PENGARUH CTL DAN DI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Sebagai langkah awal, peneliti melakukan observasi awal terhadap sekolah

yang akan dijadikan sebagai lokasi penelitian.

2. Secara acak memilih dua sampel yang tersedia, sampel yang terpilih

masing-masing menjadi kelompok yang mendapatkan pembelajaran

Contextual teaching and learning dan kelompok yang memperoleh

pembelajaran Direct Instruction.

3. Memberi pelatihan kepada guru mengenai pembelajaran Contextual

teaching and learning dan membuat kesepakatan bahwa pembelajaran

dilaksanakan oleh guru bersangkutan. Peneliti sebagai observer dan partner

guru. Dan pembelajaran disesuaikan dengan jadwal yang telah

direncanakan.

4. Memberi pretes masing-masing kelompok.

5. Memberikan perlakuan terhadap tiap – tiap kelompok. Kelompok yang

mendapatkan pembelajaran Contextual teachingan and learning dan

kelompok yang memperoleh pembelajaran Direct Instruction Masing-

masing kelompok diberi posttes.

6. Mengumpulkan data dan selanjutnya mengolah data

7. Menganalisis data

8. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian.

G. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan suatu keadaan yang dikondisikan,

dikendalikan atau diobservasi oleh peneliti untuk memperoleh informasi sehingga

bisa di ambil kesimpulan. Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu

yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Ada dua variabel dalam penelitian ini yaitu, variabel bebas (independent

variable) dan variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas adalah variabel

yang dapat dimodifikasi sehingga dapat mempengaruhi variabel lain, sedangkan

variabel terikat adalah hasil yang diharapkan setelah terjadi modifikasi pada

variabel bebas. Menurut Fraenkel (1990) independent variable adalah suatu

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/12435/6/T_PD_1201444_Chapter3.pdfUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB

Yeni Dwi Kurino, 2014 PENGARUH CTL DAN DI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

variabel mandiri yang diduga dapat mempengaruhi variabel lain, sedangkan

dependent variable adalah variabel yang dipengaruhi oleh independent variable.

Variabel dalam penelitian ini adalah pembelajaran Contextual Teaching

and Learning dengan Direct Instruction sebagai variabel bebas dan kemampuan

pemahaman matematis siswa sebagai variabel terikat.

Dalam setiap pelaksanaan penelitian tidak menutup kemungkinan akan

muncul variabel-variabel luar yang akan mempengaruhi variabel terikat misalnya

disain pembelajaran, guru, waktu belajar dan lain sebagainya. Variabel luar yang

terjadi dalam penelitian ini diasumsikan tidak mempengaruhi secara signifikan

(berarti) terhadap variabel terikat yaitu peningkatan kemampuan pemahaman

matematis siswa.

H. Instrument Penelitian

Pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini dilakukan dengan

berbagai cara dan teknik yang berasal dari berbagai sumber. Dalam penelitian ini,

teknik pengumpulan data dan informasi yang digunakan adalah tes kemampuan

pemahaman matematis.

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, digunakan soal tes

kemampuan pemahaman tes. Instrumen ini dikembangkan melalui beberapa tahap

yaitu tahap pembuatan instrumen, tahap penyaringan dan tahap uji coba intrumen.

Uji coba instrumen dilakukan untuk melihat validitas butir tes, reabilitas tes, daya

pembeda butir tes, dan tingkat kesukaran butir tes. Selanjutnya data hasil uji coba

instrumen kemudian dianalisis. Uji coba instrumen dilakukan di Sekolah Dasar

Negeri Sindangwasa terhadap siswa kelas V. Adapun alasan dilakukan di Sekolah

Dasar tersebut adalah karena ada karakteristik siswa yang sama ditinjau dai segi

usia dan level sekolah.

1. Soal Pemahaman Matematis

Tes kemampuan pemahaman matematis dalam penelitian ini digunakan

untuk memperoleh data kuantitatif berupa kemampuan siswa menyelesaikansoal

– soal pemahaman materi bangun ruang.

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/12435/6/T_PD_1201444_Chapter3.pdfUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB

Yeni Dwi Kurino, 2014 PENGARUH CTL DAN DI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Soal tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman

matematis siswa terdiri dari enam butir soal yang berbentuk uraian. Enam butir

soal tersebut diberikan pada siswa yang memperoleh pembelajaran secara

Contextual Teaching and Learning dan siswa yang memperoleh pembelajaran

secara Direct Instruction.

Dalam penyusunan soal tes tersebut, diawali dengan penyusunan kisi-kisi

soal yang dilanjutkan dengan menyusun soal beserta kunci jawaban dan aturan

pemberian skor untuk masing-masing butir soal.

Dalam tes kemampuan pemahaman matematis ini terdapat beberapa indikator

yang digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman matematis, baik

siswa yang memperoleh pembelajaran secara Contextual Teaching and Learning

dan siswa yang memperoleh pembelajaran secara Direct Instruction.

Adapun indikator untuk mengukur kemampuan pemahaman matematis

sebagai berikut :

Tabel 3.2

Penskoran Perangkat Soal Tes Kemampuan Pemahaman Matematis

No Aspek yang diukur

1 Kemampuan menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari.

2 Kemampuan mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan persyaratan

yang membentuk konsep.

3 Memberi contoh dan kontra contoh dari konsep yang telah dipelajari.

4 Kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai bentuk repsentasi

matematika.

5 Memberi contoh dan counter example dari konsep yang telah dipelajari.

6 Kemampuan menerapkan konsep secara alogaritma.

Untuk memberikan penilaian yang objektif, kriteria pemberian skor

untuk Soal Tes Kemampuan Pemahaman berpedoman pada Holistic Scoring

Rubrics yang dikemukakan oleh Cai, Lane, dan Jakabcsin (1996) yang kemudian

diadaptasi. Kriteria skor untuk tes ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/12435/6/T_PD_1201444_Chapter3.pdfUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB

Yeni Dwi Kurino, 2014 PENGARUH CTL DAN DI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3

Penskoran Perangkat Soal Tes Kemampuan Pemahaman Matematis

Skor Respon siswa

0 Tidak ada jawaban/salah menginterpretasikan

1 Jawaban sebagian besar mengandung perhitungan yang salah

2 Jawaban kurang lengkap (sebagian petunjuk diikuti) penggunaan

algoritma belum lengkap, namun mengandung perhitungan yang salah

3

Jawaban hampir lengkap (sebagian petunjuk diikuti), penggunaan

algoritma secara lengkap dan benar, namun mengandung sedikit

kesalahan

4

Jawaban lengkap (hampir semua petunjuk soal diikuti), penggunaan

algoritma secara lengkap dan benar, dan melakukan perhitungan

dengan benar

Sebelum soal-soal diujicobakan, peneliti meminta pertimbangan kepada

rekan-rekan mahasiswa pendidikan matematika yang berstatus guru yang

dianggap kompeten di bidangnya dan dosen pembimbing untuk memberikan

penilaian terhadap soal-soal tes tersebut. Akhirnya hasil ujicoba ini dianalisis

validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soalnya.

Ujicoba soal dilaksanakan pada siswa kelas V SD Sindangwasa

Kota Majalengka pada hari Jumat, 2 Mei 2014. Diujicobakan pada siswa kelas V,

karena mereka dianggap sudah pernah mempelajari materi tentang fungsi ketika

mereka duduk di kelas IV. Namun sebelum soal diujicobakan, siswa

diinformasikan terlebih dahulu untuk mempelajari materi tentang fungsi agar

siswa siap dalam mengerjakan soal yang akan diujicobakan.

2. Analisis Validitas Butir Soal

Suatu alat evaluasi disebut valid (absah) apabila alat tersebut mampu

mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Oleh karena itu, keabsahannya

tergantung pada sejauh mana ketepatan alat evaluasi itu dalam melaksanakan

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/12435/6/T_PD_1201444_Chapter3.pdfUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB

Yeni Dwi Kurino, 2014 PENGARUH CTL DAN DI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

fungsinya. Denga demikian alat evaluasi disebut valid jika ia dapa mengevaluasi

dengan tepat sesuatu yang dievaluasi.

Menurut Anderson (Arikunto, 2002) sebuah tes dikatakan valid apabila tes

tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Dengan kata lain, validitas suatu

instrumen merupakan tingkat ketepatan suatu instrumen untuk mengukur sesuatu

yang harus diukur. Validitas instrumen yang dianalisis dalam penelitian ini

meliputi validitas logis dan validitas empiris.

a) Validitas Logis (Logical Validity)

Validitas logis atau validitas teoritik untuk sebuah instrumen evaluasi

menunjuk pada kondisi bagi sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan valid

berdasarkan teori dan ketentuan yang ada. Suatu tes matematika dikatakan

memiliki validitas yang baik apabila dapat mengukur kesesuaian antara indikator

dan butir soal serta (content validity) dan kejelasan bahasa, gambar atau simbol

dalam soal (face validity).

Selanjutnya peneliti berkonsultasi dengan dua orang dosen pembimbing

terkait content validity dan face validity dari instrumen yang akan diujikan.

Setelah dilakukan beberapa perbaikan, peneliti kemudian melakukan uji coba dan

analisis instrumen ditinjau dari validitas empiris, reliabilitas, daya pembeda dan

indeks kesukaran.

b) Validitas Empiris (Empirical Validity)

Sejalan dengan pendapat Anderson (Arikunto, 2002) sebuah tes

dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Dengan

kata lain, validitas suatu instrumen merupakan tingkat ketepatan suatu instrumen

untuk mengukur sesuatu yang harus diukur. Validitas empiris adalah validitas

yang ditinjau dengan kriteria tertentu. Kriteria ini untuk menentukan tinggi

rendahnya koefisien validitas instrumen, yang ditentukan melalui perhitungan

korelasi Product Moment Pearson (Suherman, 2003: 120), yaitu:

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/12435/6/T_PD_1201444_Chapter3.pdfUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB

Yeni Dwi Kurino, 2014 PENGARUH CTL DAN DI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

})(}{)({

))((

2222 YYNXXN

YXXYNr

Keterangan:

rxy: koefisien korelasi antara skor X dan skor Y

N : banyak subjek

X : skor tes

Y : total skor

Tinggi rendahnya validitas suatu alat evaluasi sangat tergantung pada

koefisien korelasinya. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh John W.

Best (Suherman, 2003:111) dalam bukunya Research in Education, bahwa suatu

alat tes mempunyai validitas tinggi jika koefisien korelasinya tinggi pula. Tolak

ukur untuk menginterpretasikan derajat validitas digunakan kriteria menurut

Guilford (Suherman, 2003,112) sebagai berikut.

Tabel 3.4

Klasifikasi Koefisien Korelasi Validitas Instrumen

Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi Validitas

0,90 ≤ rxy ≤ 1,00 Sangat tinggi Sangat tinggi

0,70 ≤ rxy < 0,90 Tinggi Tinggi

0,40 ≤ rxy < 0,70 Sedang Sedang

0,20 ≤ rxy < 0,40 Rendah Rendah

rxy < 0,20 Sangat rendah Sangat rendah

Berdasarkan hasil uji coba soal kemampuan pemahama matematis pada

siswa kelas V SD Negeri Sindangwasa diperoleh hasil sebagai berikut:

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/12435/6/T_PD_1201444_Chapter3.pdfUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB

Yeni Dwi Kurino, 2014 PENGARUH CTL DAN DI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4

Analisis Validitas Uji Soal Tes Kemampuan Pemahaman Matematis

Nomor

Soal

Paket soal

kemampuan pemahaman matematis

Koefisien Korelasi Interpretasi Validitas

1 0,520 Sedang

2 0,711 Tinggi

3 0,656 Sedang

4 0,661 Sedang

5 0,552 Sedang

6 0,770 Tinggi

Berdasarkan hasil analisis validitas soal pada tabel di atas, butir soal pada

umumnya mempunyai validitas yang sedang dan tinggi. Dengan demikian, butir

soal yang ada pada masing-masing paket soal dapat dikatakan telah mampu

mengukur kemampuan pemahaman matematis sesuai dengan indikator yang

diukur pada masing-masing butir soal.

3. Analisis Reliabilitas Soal

Reliabilitas suatu instrumen evaluasi adalah keajegan atau kekonsistenan

instrumen tersebut bila diberikan kepada subjek yang sama meskipun oleh orang

yang berbeda, waktu yang berbeda, atau tempat yang berbeda, maka akan

memberikan hasil yang sama atau relatif sama (Suherman, 2003). Untuk

mengetahui tingkat reliabilitas pada soal tes kemampuan pemahaman matematis

dengan bentuk soal uraian, digunakan rumus Alpha Cronbach (Suherman,

2003:153) berikut:

𝑟11 = 𝑛

𝑛 − 1

1 − 𝑠𝑖2

𝑠𝑡2

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/12435/6/T_PD_1201444_Chapter3.pdfUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB

Yeni Dwi Kurino, 2014 PENGARUH CTL DAN DI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

𝑟11 : koefisien reliabilitas

n : banyak butir soal

𝑠𝑖2 : variansi skor butir soal ke-i

𝑠𝑡2 : variansi skor total

Setelah koefisien reliabiitasnya diketahui, kemudian dikonversikan dengan

kriteria reliabilitas Guilford (Suherman, 2003: 139) sebagai berikut:

Tabel 3.6

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Instrumen

Koefisien reliabilitas 𝒓𝟏𝟏 Interpretasi Derajat Reliabilitas

𝑟11 ≤ 0,20 Sangat rendah

0,20 ≤ 𝑟11 < 0,40 Rendah

0,40 ≤ 𝑟11 < 0,70 Sedang

0,70 ≤ 𝑟11 < 0,90 Tinggi

0,90 ≤ 𝑟11 ≤ 1,00 Sangat tinggi

Berikut ini hasil analisis reliabilitas soal tes kemampuan pemahaman

matematis:

Tabel 3.7

Analisis Reliabilitas Uji Soal Tes Kemampuan pemahaman Matematis

Berdasarkan analisis reliabilitas uji soal kemampuan pemahaman

matematis pada tabel di atas, diperoleh reliabilitas sebesar 0,710. Bila

diinterpretasikan dalam kriteria Guilford, tes tersebut memiliki reliabilitas tinggi.

Dengan kata lain, soal memiliki kekonsistenan yang sedang atau akan

memberikan hasil yang relatif sama bila diberikan kepada subjek yang sama

meskipun pada waktu, tempat, dan kondisi yang berbeda.

No Koefisien Interpretasi Derajat Reliabilitas

1 0,710 Tinggi

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/12435/6/T_PD_1201444_Chapter3.pdfUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB

Yeni Dwi Kurino, 2014 PENGARUH CTL DAN DI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Analisis Daya Pembeda

Daya pembeda dari satu butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan

butir soal tersebut membedakan antara siswa yang mengetahui jawabannya

dengan benar dengan siswa yang tidak dapat menjawab soal tersebut atau siswa

yang menjawab salah. Dengan kata lain, daya pembeda dari sebuah butir soal

adalah kemampuan butir soal tersebut membedakan siswa yang mempunyai

kemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.

Daya pembeda soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

DP =JBA − JBB

JSA

Keterangan:

DP : daya pembeda butir soal

JBA : jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar.

JBB : jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar.

JSA : jumlah siswa kelompok atas.

Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan daya pembeda adalah

seperti pada tabel berikut (Suherman, 2003:161).

Tabel 3.8

Klasifikasi Indeks Daya Pembeda Soal

Nilai Interpretasi Daya Pembeda

0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat baik

0,40 < DP ≤ 0,70 Baik

0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup

0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek

DP ≤ 0,00 Sangat jelek

Berikut ini hasil analisis daya pembeda soal kemampuan pemahaman

matematis.

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/12435/6/T_PD_1201444_Chapter3.pdfUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB

Yeni Dwi Kurino, 2014 PENGARUH CTL DAN DI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.9

Analisis Daya Pembeda Uji Soal

Tes Kemampuan pemahaman Matematis

Nomor

Soal

Soal

Daya

Pembeda Interpretasi

1 0,222 Cukup

2 0,333 Cukup

3 0,250 Cukup

4 0,694 Baik

5 0,250 Cukup

6 0,389 Cukup

Berdasarkan hasil analisis daya pembeda pada tabel di atas butir soal dapat

dikatakan sudah cukup dan baik dalam membedakan siswa yang mempunyai

kemampuan pemahaman matematis yang tinggi dengan siswa yang mempunyai

kemampuan pemahaman matematis yang rendah.

5. Analisis Indeks Kesukaran

Indeks kesukaran adalah suatu bilangan yang menyatakan derjat kesukaran

suatu butir soal. Suatu butir soal dikatakan memiliki indeks kesukaran yang baik

jika soal tersebut tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.

Kita perlu menganalisis butir soal pada instrumen untuk mengetahui

derajat kesukaran dalam butir soal yang kita buat. Butir-butir soal dikatakan baik,

jika butir-butir soal tersebut tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Dengan

kata lain derajat kesukarannya sedang atau cukup.

Menurut Ruseffendi (1991), kesukaran suatu butiran soal ditentukan oleh

perbandingan antara banyaknya siswa yang menjawab butiran soal itu.

Untuk soal tipe uraian, rumus yang digunakan untuk mengetahui indeks

kesukaran tiap butir soal yaitu:

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/12435/6/T_PD_1201444_Chapter3.pdfUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB

Yeni Dwi Kurino, 2014 PENGARUH CTL DAN DI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IK =JBA + JBB

2JSA

Keterangan:

IK : indeks kesukaran

JBA : jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar.

JBB : jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar.

JSA : jumlah siswa kelompok atas.

Indeks kesukaran diinterpretasikan dalam kriteria sebagai berikut

(Suherman, 2003: 170).

Tabel 3.10

Klasifikasi Indeks Kesukaran Instrumen

IK Interpretasi Soal

IK = 0,00 Terlalu sukar

0,00 < IK 0,30 Sukar

0,30 < IK 0,70 Sedang

0,70 < IK < 1,00 Mudah

IK = 1,00 Terlalu mudah

Berikut ini hasil analisis indeks kesukaran soal kemampuan pemahaman

matematis.

Tabel 3.11

Analisis Indeks Kesukaran Uji Instrumen Tes pemahaman Matematis

Nomor

Soal

Paket Soal A

Indeks

Kesukaran Interpretasi

1 0,500 Sedang

2 0,844 Mudah

3 0,516 Sedang

4 0,492 Sedang

5 0,438 Sedang

6 0,445 Sedang

Page 16: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/12435/6/T_PD_1201444_Chapter3.pdfUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB

Yeni Dwi Kurino, 2014 PENGARUH CTL DAN DI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar soal berinterpretasi sedang ( soal

nomor 1, nomor 3, nomor 4, nomor 5,dan nomor 6) dan 1 soal yang berkategori

mudah (soal nomor 2). Sehingga soal – soal tersebut dapat digunakan pada tes uji

kemampuan pemahaman matemtis.

6. Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba Soal Tes Kemampuan Pemahaman

Matematis

Dari beberapa analisis hasil uji coba tes kemampuan pemahaman

matematis diatas, maka untuk melihat secara lengkap dapat di sajikan Rekapitulasi

analisis uji coba tes dari semua perhitungan analisis hasil uji coba soal tes

kemampuan Pemahaman matematis disajikan secara lengkap dalam tabel

berikut:

Tabel 3.12

Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba soal Tes Kemampuan Pemahaman

Matematis

No

Soal

Reliabilitas Validitas Daya Pembeda Indeks Kesukaran

Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi

1

0,710 Tinggi

0,520 Sedang 0,222 Cukup 0,500 Sedang

2 0,711 Tinggi 0,333 Cukup 0,844 Mudah

3 0,656 Sedang 0,250 Cukup 0,516 Sedang

4 0,661 Sedang 0,694 Baik 0,492 Sedang

5 0,552 Sedang 0,250 Cukup 0,438 Sedang

6 0,770 Tinggi 0,389 Cukup 0,445 Sedang

Keterangan:

V : interpretasi validitas soal

R : interpretasi reliabilitas soal

DP : interpretasi daya pembeda soal

IK : interpretasi indeks kesukaran soal

Berdasarkan hasil analisis keseluruhan terhadap hasil uji coba soal

kemampuan pemahaman matematis, dengan melihat pada kriteria instrumen yang

baik berdasarkan tingkat validitas, reliabilitas, daya pembeda dan indeks

Page 17: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/12435/6/T_PD_1201444_Chapter3.pdfUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB

Yeni Dwi Kurino, 2014 PENGARUH CTL DAN DI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kesukaran, maka peneliti memutuskan untuk butir soal nomor 1,2, 3, 4, 5, dan 6.

Butir-butir soal tersebut selanjutnya digunakan sebagai soal pretes dan postes

untuk mengukur kemampuan pemahaman matematis dalam penelitian ini.

I. Instrumen Penunjang Penelitian

Instrumen yang menunjang pada kegiatan penelitian ini terdiri dari

beberapa komponen yaitu berupa bahan ajar yang terdiri atas silabus, rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada kelas CTL dan kelas DI , dan lembar kerja

siswa (LKS).

a. Silabus

Silabus merupakan penjabaran dari standar kompetensi dan kompetensi

dasar, yang bertujuan agar peneliti mempunyai acuan yang jelas dalam melakukan

perlakuan, dan disusun berdasarkan prinsip yang berorientasi pada pencapaian

kompetensi. Sesuai dengan prinsip tersebut, maka silabus mata pelajaran

matematika memuat identitas sekolah, standar kompetensi, kompetensi dasar,

materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian yang meliputi jenis tes,

bentuk tes, contoh instrumen, serta alokasi waktu dan sumber belajar.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran bertujuan membantu peneliti dalam

mengarahkan jalannya proses pembelajaran agar terlaksana dengan baik. rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun secara sistematis memuat standar

kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi ajar, model

dan metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, bahan atau sumber

belajar dan penilaian hasil belajar yang mengacu pada langkah-langkah

pembelajaran.

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun memuat indikator

yang mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan yaitu mengenai

kubus dan balok, mengukur kemampuan pemahaman matematis siswa pada pokok

bahasan kubus dan balok.

Page 18: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/12435/6/T_PD_1201444_Chapter3.pdfUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB

Yeni Dwi Kurino, 2014 PENGARUH CTL DAN DI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tujuan pembelajaran lebih diarahkan pada peningkatan kemampuan

pemahaman matematis. Metode dan langkah-langkah pembelajaran disesuaikan

dengan model pembelajaran yang digunakan Contextual Teaching and Learning

dan Direct Instruction. Sementara itu, materi, bahan atau sumber belajar, dan

penilaian hasil belajar untuk kedua kelas diberi perlakuan yang sama.

c. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar kerja siswa (LKS) yang dirancang, disusun, dan dikembangkan

dalam penelitian ini disesuaikan dengan indikator dan tujuan pembelajaran yakni

mengukur kemampuan pemahaman matematis, khususnya pada pokok bahasan

kubus dan balok, serta melalui pertimbangan dosen pembimbing. Soal-soal dalam

Lembar kerja siswa (LKS) tersebut kemudian dikerjakan oleh siswa secara

berkelompok dalam kelas Contextual Teaaching and Learning.

1. Prosedur Penelitian

Secara garis besar, penelitian ini dilakukan melalui empat tahap, yaitu:

a) Tahap Persiapan

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah:

a. Mengajukan judul penelitian.

b. Menyusun proposal penelitian.

c. Seminar proposal penelitian.

d. Merevisi proposal penelitian berdasarkan hasil seminar.

e. Membuat instrumen penelitian dan bahan ajar.

f. Mengurus perizinan untuk melakukan penelitian.

g. Mengujicobakan instrumen penelitian.

h. Menganalisis dan merevisi hasil uji coba instrumen.

b) Tahap Pelaksanaan

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah:

a. Menentukan sampel penelitian.

Page 19: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/12435/6/T_PD_1201444_Chapter3.pdfUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB

Yeni Dwi Kurino, 2014 PENGARUH CTL DAN DI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Mengadakan pretes, baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol

untuk mengetahui kemampuan awal pemahaman matematis siswa sebelum

mendapat perlakuan.

c. Memberikan perlakuan berupa pembelajaran matematika dengan

menggunakan pembelajaran Contextual Teaching and Learning di kelas

eksperimen dan pembelajaran matematika Direct Instruction di kelas

kontrol.

d. Mengadakan postes, baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol

untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa

setelah mendapat perlakuan.

c) Tahap Analisis Data

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah:

a. Mengumpulkan hasil data kuantitatif.

b. Melakukan analisis data kuantitatif terhadap data pretes dan postes.

d) Tahap Penarikan Kesimpulan

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini yaitu:

a. Menarik kesimpulan dari data kuantitatif yang diperoleh, yaitu mengenai

kemampuan pemahaman matematis.

b. Penyusunan laporan.

J. Teknik Analaisis Data

Data yang dianalisis adalah hasil tes kemampuan pemahaman matematis

siswa serta hasil skala sikap siswa. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan

software SPSS 21, dan Microsoft Excel 2007.

1. Pengolahan Data Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Matematis

Dalam melakukan pengolahan terhadap hasil tes kemampuan pemahaman

matematis siswa digunakan Microsoft Office Excel dan software SPSS21. Hal

pertama yang dilakukan adalah melakukan analisis deskriptif yang bertujuan

Page 20: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/12435/6/T_PD_1201444_Chapter3.pdfUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB

Yeni Dwi Kurino, 2014 PENGARUH CTL DAN DI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk melihat gambaran umum pencapaian kemampuan pemahaman matematis

yang terdiri dari rerata dan simpangan baku. Kemudian dilakukan analisis

inferensial terhadap peningkatan kemampuan pemahaman matematis dengan uji

ANOVA dua jalur.

Kemampuan siswa sebelum diberi pembelajaran dapat dilihat dari hasil

pretes, dan kemampuan siswa setelah diberi pembelajaran dapat dilihat dari hasil

postes. Peningkatan dalam penelitian ini diperoleh dari selisih antara skor pretes

dan postes serta skor ideal kemampuan pemahaman matematis siswa yang

dinyatakan dalam skor gain ternormalisasi.

Sebelum data hasil penelitian diolah, terlebih dahulu dipersiapkan

beberapa hal, antara lain:

a) Memberikan skor jawaban siswa sesuai dengan alternatif jawaban dan rubrik

penskoran yang digunakan.

b) Membuat tabel skor pretes dan postes siswa kelas Contextual Teaching and

Learning dan Direct Instruction

c) Peningkatan yang terjadi dihitung dengan rumus gain ternormalisasi, yaitu:

Gain ternormalisasi (N-gain) = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠(Hake, 1999).

d) Menetapkan tingkat kesalahan atau tingkat signifikansi yaitu 5% (𝛼 = 0,05).

Sebelum dilakukan uji hipotesis, perlu dilakukan uji normalitas distribusi

data dan uji homogenitas variansi data. Uraian uji normalitas distribusi data dan

uji homogenitas variansi data sebagai berikut.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya

distribusi data yang menjadi syarat untuk menentukan jenis statistik yang

digunakan dalam analisis selanjutnya.

Adapun Hipotesis yang diuji adalah:

H0 : sampel berdistribusi normal

H1 : sampel tidak berdistribusi normal

Page 21: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/12435/6/T_PD_1201444_Chapter3.pdfUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB

Yeni Dwi Kurino, 2014 PENGARUH CTL DAN DI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam Uji normalitas ini menggunakan statistik Uji yaitu Kolmogorov-

Smirnov. Kriteria pengujian, jika nilai signifikansi > 𝛼 maka H0 diterima

(Trihendradi, 2008).

b. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas antara dua kelompok data dilakukan untuk

mengetahui apakah varians kedua kelompok homogen atau tidak homogen.

Adapun hipotesis yang akan diuji adalah:

H0 : variansi kedua kelompok sama

H1 : tidak semua variansi kedua kelompok tidak sama

Uji statistiknya menggunakan Uji Levene. Kriteria pengujian H0 diterima apabila

nilai signifikansi > taraf signifikansi (𝛼 = 0,05) (Trihendradi, 2008).

Hipotesis penelitian diuji menggunakan statistik inferensial. Adapun uji

statistik yang digunakan pada pengolahan data penelitian berupa tes sebagai

berikut.

a. Uji perbedaan dua rerata

Uji perbedaan dua rerata yang digunakan tergantung dari hasil uji

normalitas data dan uji homogenitas variansi data.

Jika kedua data berdistribusi normal, maka uji perbedaan dua rerata

menggunakan uji statistik parametrik, yaitu uji Idependent-Samples T Test. Jika

variansi kedua kelompok data homogen, nilai signifikansi yang diperhatikan yaitu

nilai pada baris “Equal variances assumed”. Sedangkan jika variansi kedua

kelompok data tidak homogen, nilai signifikansi yang diperhatikan yaitu nilai

pada baris “Equal variances not assumed”. Sedangkan jika terdapat minimal satu

data tidak berdistribusi normal, maka uji perbedaan dua rerata menggunakan uji

statistik nonparametrik, yaitu uji Mann-Whitney U. Alasan pemilihan uji Mann-

Whitney U yaitu dua sampel yang diuji saling bebas (independen) (Ruseffendi,

1993). Kriteria penerimaan H0 untuk uji dua pihak yaitu bila nilai signifikansi

>1 2 𝛼 (Trihendradi, 2008).

Page 22: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/12435/6/T_PD_1201444_Chapter3.pdfUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB

Yeni Dwi Kurino, 2014 PENGARUH CTL DAN DI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Uji ANOVA dua jalur

Adapun hipotesis yang diuji dalam uji ANOVA dua jalur antara lain:

perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang belajar

menggunakan contextual teaching and learning dengan siswa yang belajar

menggunakan direct instuction ditinjau dari Kemampuan Awal Matematis siswa

(tinggi, sedang dan rendah).

Page 23: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/12435/6/T_PD_1201444_Chapter3.pdfUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB

Yeni Dwi Kurino, 2014 PENGARUH CTL DAN DI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara umum alur atau prosedur pelaksanaan penelitian dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1

prosedur pelaksanaan penelitian

Tahap 1: Persiapan

Pengajuan judul dan pembuatan proposal.

Seminar proposal dan perbaikan hasil

seminar.

Menyusun instrumen dan bahan ajar.

Mengurus perizinan melakukan penelitian.

Uji coba instrumen.

Analisis dan revisi hasil uji coba instrumen.

Tahap 2: Pelaksanaan

Pretes kemampuan awal pemahaman matematis

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Kelas Kontrol

Pembelajaran secara

Direct Instruction.

Kelas Eksperimen

Pembelajaran melalui

Contextual Theaching and

Learning

Postes kemampuan

awal pemahaman

matematis

Tahap 3: Analisis Data

Data kuantitatif : pretes dan postes

Tahap 4: Penarikan Kesimpulan

Menarik kesimpulan dari data kuantitatif.

Penyusunan laporan

Page 24: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/12435/6/T_PD_1201444_Chapter3.pdfUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB

Yeni Dwi Kurino, 2014 PENGARUH CTL DAN DI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Prosedur pengolahan data dalam penelitian ini dapat terlihat pada bagan dibawah

ini :

Gambar 2

prosedur pengolahan data penelitian

Uji non parametrik

(Uji mann whitney)

Tidak Normal Normal

Uji Homogenitas

Uji Normalitas

N-Gain

Pretest Postes

Data

N-Gain

Pretest

Data

Postes

Kelas Kontrol Kelas Ekperimen

Kesimpulan

Page 25: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/12435/6/T_PD_1201444_Chapter3.pdfUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB

Yeni Dwi Kurino, 2014 PENGARUH CTL DAN DI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu