BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode...
Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode...
44
Sudirman, 2012 Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep
Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMK Pada Materi Fluida Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen “the
static group pretest-posttest” (Fraenkel and Wallen, 2007) yang penentunya
dilakukan secara acak kelas. Eksperimen dilakukan dengan memberikan
pembelajaran dengan model Problem Based Learning pada kelompok
eksperimen 1 dan pembelajaran dengan menggunakan model konvensional pada
kelompok eksperimen 2. Kedua kelompok diberikan pretest dan posttest yang
diharapkan dapat mengukur penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis
siswa pada kedua kelompok sebelum dan sesudah mendapat pembelajaran.
Tabel desain yang dilakukan seperti pada tabel. 3.1 berikut :
Tabel 3.1. Desain penelitian the static group pretest-posttest
Kelompok Pretest perlakuan Postest
Eksperimen 1 O X1 O
Eksperimen 2 O X2 O
Keterangan :
O : Pretes-Postes
X1 : Pembelajaran dengan model problem based learning.
X2 : Pembelajaran dengan metode konvensional.
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa Soal yang diberikan pada pretest dan
posttest adalah soal yang sama. Data mengenai jawaban siswa, kemudian diolah,
45
Sudirman, 2012 Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep
Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMK Pada Materi Fluida Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dianalisis, dan dilakukan perhitungan secara statistik untuk mengetahui
penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa.
B. Prosedur Penelitian
Adapun langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam penelitian adalah
sebagai berikut :
1. Tahap perencanaan
Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan yaitu:
a. Studi pendahuluan, Studi pendahuluan dapat berupa menganalisis Mata
Pelajaran fisika Pada Kurikulum KTSP SMK, melihat penguasaan
konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa untuk mata pelajaran
fisika, serta mengobservasi pembelajaran yang dilakukan di sekolah.
b. Merumuskan masalah penelitian.
c. Studi literatur.
d. Merumuskan perangkat pembelajaran dan instrumen Perumusan
perangkat pembelajaan dapat berupa menyusun rencana pembelajaran,
dan membuat instrument angket serta instrumen penilaian pemahamaan
konsep siswa pada materi fluida statis
e. Menguji validitas instrumen oleh dua dosen fisika. Instrumen yang
divalidasi adalah instrument tes penguasaan konsep siswa dan
keterampilan berpikir kritis siswa.
f. Melakukan revisi terhadap instrument penelitian yang telah divalidasi
g. Menguji coba instrument ke siswa-siswa di luar subjek penelitian tetapi
memiliki karakteristik yang hampir sama dengan subjek penelitian.
46
Sudirman, 2012 Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep
Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMK Pada Materi Fluida Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Tahap pelaksanaa
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah :
a. Memberikan pretest bagi kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2
untuk mengetahui pengetahuan awal terhadap penguasaan konsep fluida
statis dan keterampilan berpikir kritis yang dimiliki siswa.
b. Pelaksanaan kegiatan belajar fluida statis menggunakan model problem
based learning dengan media set eksperimen
c. Melakukan observasi kegiatan belajar mengajar
d. Memberikan posttest untuk mengetahui peningkatan penguasaan
konsep siswa pada pembelajaran fluida statis dan keterampilan berpikir
kritis yang dimiliki siswa.
3. Tahap akhir
a. Mengolah data hasil penelitian
b. Menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian
c. Menarik kesimpulan
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI semester 2 pada salah satu
SMK di Paloh Kabupaten Sambas Kalimantan Barat untuk tahun ajaran
2011/2012 yang akan mengikuti pelajaran fisika pada pokok bahasan fluida
statis yang terdiri atas 4 kelas. Sampel yang diambil sebanyak dua kelas yang
dipilih berdasarkan metode convenient sampling. Dari dua kelas XI yang ada
pada SMK tersebut diambil dan digunakan untuk kelas eksperimen 1 dan kelas
eksperimen 2. Pemilihan kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2
47
Sudirman, 2012 Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep
Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMK Pada Materi Fluida Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
berdasarkan saran dari guru bidang studi yang bersangkutan mengacu pada
kemampuan yang dimiliki siswa. Kelas yang diambil sebagai populasi adalah
kelas yang sedang akan mempelajari submateri pokok yang ingin diteliti, yaitu
fluida statis.
48
Sudirman, 2012 Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep
Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMK Pada Materi Fluida Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
D. Alur Penelitian
secara garis besar bagan alur penelitian ini diperlihatkan pada gambar
berikut ini :
Gambar 3.1 alur penelitian
Tes akhir Pembelajaran menggunakan
metode eksperimen
demonstrasi
Analisis Data
Kesimpulan
Angket
Observasi
Penyusunan Rencana Pembelajaran
Validasi, Uji coba, Revisi
Tes awal Kelas
Eksperimen 1
Kelas
eksperimen 2
Pengembangan
pembelajaran
menggunakan set
eksperimen dengan
model problem
based learning
Judgment dan revisi
Pembuatan
set eksperimen Penyusunan Instrumen 1. soal tes pilihan ganda 2. angket siswa 3. pedoman observasi
Masalah
Studi Literatur
Penyusunan Proposal
Studi pendahuluan
Implementasi pembelajaran menggunakan
set eksperimen dengan model problem based
learning dengan metode eksperimen inkuiri
49
Sudirman, 2012 Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep
Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMK Pada Materi Fluida Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
E. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, digunakan empat macam
Instrumen yaitu: tes penguasaan konsep, tes keterampilan berpikir kritis, lembar
observasi dan angket tanggapan siswa.
1. Test penguasaan konsep
Tes penguasaan konsep ini berupa tes tertulis. Instrumen tes
penguasaan konsep ini berbentuk tes objektif (pilihan ganda) untuk materi
fluida statis. Instrumen ini diberikan sebanyak dua kali yaitu pada awal
pembelajaran (pretest) dan pada akhir pembelajaran (posttest). Tes yang
digunakan pada awal dan akhir pembelajaran ini merupakan instrumen tes
yang sama dan digunakan untuk mengukur penguasaan konsep yang
dimiliki oleh siswa sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung.
Penguasan konsep yang diukur oleh tes ini adalah penguasan konsep pada
tingkatan C1 sampai C5 pada taksonomi Bloom.
2. Tes keterampilan berpikir kritis
Tes keterampilan berpikir kritis ini berupa tes tertulis. Instrumen tes
keterampilan berpikir kritis ini berbentuk tes objektif (pilihan ganda) untuk
materi fluida statis. Instrumen ini diberikan sebanyak dua kali yaitu pada
awal pembelajaran (pretest) dan pada akhir pembelajaran (posttest). Tes
yang digunakan pada awal dan akhir pembelajaran ini merupakan instrumen
tes yang sama dan digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kritis
yang dimiliki oleh siswa sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung.
Keterampilan berpikir kritis yang diukur dalam tes ini adalah keterampilan
50
Sudirman, 2012 Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep
Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMK Pada Materi Fluida Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
berpikir kritis yang di klasifikasikan oleh Ennis yaitu memberikan
penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar, menyimpulkan
memberi penjelasan lanjut, dan mengatur strategi serta taktik.
3. Angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran
Angket tanggapan yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan mengenai
suatu objek tanggapan yang dapat diberikan dalam bentuk skala rating atau
daftar cek. Dalam penelitian ini digunakan angket tertutup artinya jawaban
dari setiap pertanyaan sudah diseiapkan sehingga responden tinggal
memilih. Pertanyaan dalam angket meliputi pertanyaan yang terdiri dari
aspek tanggapan siswa terhadap pembelajaran setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran menggunakan model problem based learning. Dalam
pengukuran tanggapan dikenal berapa jenis skala model summated ratings
(skala likert). Ada dua jenis pertanyaan dalam skala likert yaitu pertanyaan
positif dan pertanyaan negatif.
Skala likert dikatagorikan dengan skala sangat setuju (SS), setuju (S),
tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).
4. Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Berbasis
Masalah
Lembar pengamatan ini bertujuan untuk mengamati keterlaksanaan
model problem based learnig sesuai dengan skenario kegiatan pembelajaran
berbasis masalah. Skenario model problem based learnig mencakup lima
tahap utama yaitu tahap orientasi siswa pada masalah; tahap mengorganisasi
siswa untuk belajar (pemberian masalah); analisi masalah menggunakan
51
Sudirman, 2012 Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep
Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMK Pada Materi Fluida Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
media; mencari informasi tambahan; penyajian solusi; mensintesa serta
mengevaluasi. Bertindak sebagai pengamat yaitu peneliti.
Untuk memperoleh data yang dipercaya, diperlukan tes yang
mempunyai validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda yang
dapat dipertangggungjawabkan. Oleh karena itu, pembuatan instrumen
dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menyusun kisi-kisi tes
Pembuatan kisi-kisi tes berdasarkan kutikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) mata pelajaran fisika SMK kelas XI mengenai konsep
fluida statis untuk menentukan konsep yang di ukur yang sesuai dengan
indikator pembelajaran.
a. Menentukan Validitas Butir Soal
Validitas tes berkaitan dengan tingkat keabsahan atau ketepatan
suatu tes dalam mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi validitas
adalah satu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat-tingkat kavalidan
atau kesahihan suatu instumen. Sebuah instrumen yang digunakan untuk
mengukur kemampuan kognitif pada penelitian ini adalah validitas isi
dengan cara judgement (timbangan) kelompok ahli.
Untuk mneghitung validitas setiap butir soal, skor-skor yang ada
pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Sebuah
soal akan memiliki validasi yang tinggi jika skor soal tersebut memliki
dukungan yang besar terhadap skor total. Dukungan setiap butir soal
dinyatakan dalam bentuk korelasi, sehingga untuk mendapatkan validitas
52
Sudirman, 2012 Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep
Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMK Pada Materi Fluida Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
suatu butir soal digunakan rumus korelasi. Salah satu persamaan yang
dapat digunakan untuk menghitung koefisien korelasi adalah rumus
korelasi product moment pearson seperti berikut; (Arikunto, 2003).
2222 )()(
))((
YYNXXN
YXXYNrxy
...............(3.1)
keterangan: xyr = koefisien korelasi antara dua variabel yaitu X
dan Y
X = Skor butir soal
Y = Skor total
N = jumlah mahasiswa
Interpretasi untuk besarnya koefesien korelasi adalah sebagai
berikut;
Tabel 3.2. Kategori Validitas Butir Soal
Batasan Kategori
0,80< xyr ≤ 1,00 Sangat tinggi (sangat baik)
0,60< xyr ≤ 0,80 tinggi (baik)
0,40< xyr ≤ 0,60 cukup(sedang)
0,20< xyr ≤ 0,40 rendah (kurang)
xyr ≤ 0,20 sangat rendah (sangat kurang)
(Arikunto, 2003)
Kemudian untuk mengetahui signifikansi korelasi dilakukan uji-t
dengan rumus berikut; (Sudjana, 2005)
21
2
xy
xyr
Nrt
..............(3.2)
53
Sudirman, 2012 Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep
Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMK Pada Materi Fluida Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Keterangan: t = koefisien validitas dari uji t
N = Jumlah siswa
rxy= Koefisien korelasi
b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat kestabilan skor yang diperoleh ketika
dilakukan ujian ulang dengan menggunakan tes yang sama pada situasi
yang berbeda atau dari satu pengukuran ke pengukuran lainnya.
Perhitungan koefisien reliabilitas tes dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut; (Arikunto, 2002)
21
21
21
21
11
1
2
r
rr ..............(3.3)
keterangan:
11r = koefesien reliabilitas yang telah disesuaikan
2
12
1r = koefesien korelasi antara soal ganjil dan genap
Harga dari 2
12
1r dapat ditentukan dengan cara mengkorelasikan
skor soal nomor ganjil dan skor nomor genap, menggunakan rumus
korelasi product moment Pearson. Interpretasi derajat reliabilitas suatu
tes menurut Arikunto (2003) adalah sebagai berikut;
54
Sudirman, 2012 Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep
Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMK Pada Materi Fluida Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.3. Kategori Reliabilitas Butir soal
Batasan Kategori
0,80< 11r ≤ 1,00 sangat tinggi (sangat baik)
0,60< 11r ≤ 0,80 tinggi (baik)
0,40< 11r ≤ 0,60 cukup(sedang)
0,20< 11r ≤ 0,40 rendah (kurang)
11r ≤ 0,20 sangat rendah (sangat kurang)
(Arikunto, 2003)
Kemudian nilai r11 dan r1/2 dihitung dengan persamaan rumus
korelasi product momen pearson, seperti berikut:
2222 )()(
))((
YYNXXN
YXXYNrxy
...............(3.4)
c. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau
mudahnya suatu soal. Indeks kesukaran diberi simbol P (proporsi) yang
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut; (Arikunto, 2003)
N
BP ............. (3.5)
keterangan: P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya mahasiswa yang menjawab soal itu
dengan betul
N = Jumlah seluruh mahasiswa peserta tes
55
Sudirman, 2012 Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep
Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMK Pada Materi Fluida Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Klasifikasi untuk indeks kesukaran adalah sebagai berikut;
Tabel 3.4. Kategori tingkat Kesukaran
Batasan Kategori
P < 0,30 soal sukar
0,30 ≤ P < 0,70 soal sedang
0,70 ≤ P < 1,00 soal mudah
(Arikunto, 2003)
d. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara mahasiswa yang berkemampuan tinggi dengan
mahasiswa yang berkemampuan rendah. Rumus untuk menentukan
indeks diskriminasi atau Daya Pembeda adalah sebagai berikut;
(Arikunto, 2003)
BA
B
B
A
A PPJ
B
J
BD ............. (3.6)
keterangan: JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA= Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar
BB= Banyaknya kelompok bawah yang menjawab
benar
PA= proporsi kelompok atas yang menjawab benar
PB= proporsi kelompok bawah yang menjawab benar
56
Sudirman, 2012 Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep
Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMK Pada Materi Fluida Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kategori daya pembeda adalah sebagai berikut :
Tabel 3.5. Kategori Daya Pembeda
Batasan Kategori
D ≤ 0,20 Jelek
0,20 < D ≤ 0,40 Cukup
0,40 < D ≤ 0,70 Baik
0,70 < D ≤ 1,00 baik sekali
(Arikunto, 2003)
Hasil uji coba instrumen tes di analisis menggunakan anates untuk
tes penguasaan konsep sedangkan untuk tes berpikir kritis menggunakan
microsft excel. Dimana hasil rekapitulasinya terlampir dalam lampiran.
F. Data dan Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu data
kualitatif dan kuantitatif.
1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif yang diperoleh dari penelitian ini adalah skor tes
awal, skor tes akhir dan hasil angket tanggapan siswa. Tes awal dan tes
akhir terdiri dari tes untuk mengetahui penguasaan konsep dan keterampilan
berpikir kritis siswa. Tanggapan siswa diperoleh melalui angket yang
diberikan setelah selesai pembelajaran. Hasil angket ini dinyatakan dalam
persentase tanggapan siswa untuk tiap pernyataan.
57
Sudirman, 2012 Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep
Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMK Pada Materi Fluida Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Data Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini ialah aktivitas siswa dan guru
selama proses pembelajaran. Data ini diperoleh dengan menggunakan
lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran.
G. Prosedur dan Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh adalah (1) Hasil tes tertulis (tes awal dan tes akhir);
(2) Hasil angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan
model problem based learning; (3) Hasil observasi berupa keterlaksanaan
pembelajaran.
Adapun prosedur analisi data dalam penelitian ini adalah :
1. Data yang diperoleh dari hasil tes (pretest dan posttest) dikelompokkan
berdasarkan indikatornya.
2. Menghitung skor total pretest dan posttest
3. Menentukan nilai persentase skor pretest dan posttest
4. Menentukan uji signifikansi perbedaan rata-rata pretest dan posttest
dengan menggunakan spss 18
5. Menghitung n-gain antara nilai pretest dan posttest dengan menggunakan
rumus yang digunakan Hake (1998) sebagai berikut :
...............(3.7)
6. Menafsirkan nilai N-Gain sesuai dengan kriteria yang dikemukakan oleh
Hake (1998), seperti terlihat pada tabel 3.6
58
Sudirman, 2012 Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep
Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMK Pada Materi Fluida Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.6 Kriteria nilai N-gain
Nilai (g) Klasifikasi
g ≥ 0,7 Tinggi
0,7 > g ≥ 0,3 Sedang
g < 0,3 Rendah
Hake (1998)
7. Menganalisis hasil observasi dan hasil angket tanggapan siswa
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini ada tiga macam yaitu teknik
pengolahan data untuk tes tertulis, angket tanggapan siswa dan Lembar
Pengamatan Keterlaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Adapun
teknik tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tes Tertulis
a. Skor Tes Penguasaan Konsep dan kemampuan berpikir kritis.
Tes yang dilakukan sebanyak dua kali yaitu tes awal dan tes akhir
untuk kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 pada test
penguasaan konsepn dan tes kemampuan berpikir kritis. Skor mentah tes
bernilai 1 untuk setiap jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang
salah. Selanjutnya dilakukan penskoran total untuk masing-masing tes
dengan rumus sebagai berikut.
Nilaixmaksimalskor
mentahskor
%100
...............(3.8)
Peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis
siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan model problem based
learning diperoleh dengan menghitung nilai rata-rata gain yang
dinormalisasi. Rumus yang digunakan adalah: (Hake, 1998)
59
Sudirman, 2012 Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep
Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMK Pada Materi Fluida Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
................(3.9)
Interpretasi nilai rata-rata gain yang dinormalisasi ditunjukkan oleh
Tabel 3.6 (Hake, 1998)
Setelah nilai rata-rata gain yang dinormalisasi untuk kedua
kelompok diperoleh, maka selanjutnya dibandingkan untuk melihat
perbedaan peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir
kritis siswa untuk kedua kelas. Jika nilai rata-rata gain yang dinormalisasi
dari suatu pembelajaran lebih tinggi dari nilai rata-rata gain yang
dinormalisasi dari pembelajaran lainnya, maka dikatakan bahwa
pembelajaran tersebut lebih efektif dalam meningkatkan penguasaan
konsep dengan keterampilan berpikir kritis siswa dibandingkan
pembelajaran lain.
Alur pengolahan data untuk menguji hipotesis mengenai afektivitas
penggunaan model problem based learning pada materi fluida statis
untuk meningkatkan pemahaman konsep ditunjukkan oleh Gambar 3.2.
Gambar 3.2. Alur Uji Statistik
60
Sudirman, 2012 Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep
Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMK Pada Materi Fluida Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Uji Normalitas Distribusi Nilai Rata-Rata Gain yang Dinormalisasi.
Uji normalitas dimaksud untuk menguji kenormalan data yang
diperoleh dari hasil penelitian. Uji normalitas ini juga dilakukan untuk
mengetahui uji yang digunakan selanjutnya. Jika data terdistribusi normal
maka pengujian hipotesis dengan uji-t dan jika tidak terdistribusi normal
menggunakan uji Mann-Whitney. Dalam penelitian ini, pengujian
dilakukan dengan menggunakan SPSS 16 dengan menggunakan uji
normalitas one-sample Kolmogorov-Smirnov Test (Uyanto, 2009). Pada
uji ini menggunakan α = 0,05 dengan melihat nilai P-value dari hasil
analisis. Jika P-value lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi
normal dan jika P-value lebih kecil dari 0,05 maka data berdistribusi
tidak normal.
c. Uji Homogenitas
Setelah diketahui data berdistribusi normal, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan uji homogenitas varians dengan uji levene
menggunakan SPSS 16. Uji hipotesis levene digunakan untuk
mengetahui apakah varian kedua kelompok data sama besar terpenuhi
atau tidak terpenuhi. Hipotesis statistik yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Dengan H0 adalah skor kedua kelompok memiliki variansi homogen dan
H1 adalah skor kedua kelompok memiliki variansi tidak homogen. Dasar
61
Sudirman, 2012 Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep
Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMK Pada Materi Fluida Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pengambilan keputusan, jika P-value > α maka H0 diterima sedangkan
jika P-value < α maka H0 ditolak dan H1 diterima.
d. Uji Hipotesis dengan Uji-t
Setelah diketahui kedua data berdistribusi normal, maka
pengolahan data dilanjutkan dengan menggunakan uji-t. Uji hipotesis
yang digunakan adalah uji-t satu sisi untuk sisi atas. Pada uji-t ini ini
menggunakan software SPSS 16 dengan uji-t dua sampel independen.
Dengan SPSS ini juga melakukan uji hipotesis Levene’s Test untuk
mengetahui apakah asumsi kedua variance sama besar terpenuhi atau
tidak terpenuhi dengan hipotesis: H0: terhadap H1 :
dimana = variance group 1 dan = variance group 2. Dari hasil
Levene’s Test kita kita dapatkan p-value, jika lebih besar dari
maka H0: diterima, dengan kata lain asumsi kedua varians sama
besar terpenuhi. Jika dari hasil Levene’s Test didapat p-value lebih kecil
maka H1 : diterima atau kedua varians tidak sama
besar.
Uji-t dengan SPSS mempunyai dua keluaran yaitu pertama, untuk
kedua varians sama besar (equal variances assumed) terpenuhi; maka
kita menggunakan hasil uji-t dua sampel independen dengan asumsi
kedua varians sama (equal variances assumed) dengan hipotesis H0 : µ1
≤ µ2 terhadap H1 : µ1 > µ2. Kedua, untuk kedua varians sama besar tidak
terpenuhi (equal variances not assumed); maka kita menggunakan hasil
uji-t dua sampel independen dengan asumsi kedua varians tidak sama
62
Sudirman, 2012 Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep
Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMK Pada Materi Fluida Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
besar (equal variances not assumed) dengan hipotesis H0 : µ1 ≤ µ2
terhadap H1 : µ1 > µ2.
Pada hasil uji tes ini terdapat keluran nilai t dan p-value, untuk
mengetahui hasil hipotesis ada dua cara, pertama membandingkan nilai
thitung dengan t Tabel. Jika thitung > t Tabel maka H0 ditolak dan H1
diterima, begitu juga sebaliknya. Kedua membandingkan p-value dengan
tingkat kepercayaan yang kita ambil yaitu . P-value yang
dihasilkan untuk uji dua sisi, maka hasil p-value tersebut dibagi dua dan
dibandingkan dengan tingkat kepercayaan yang kita gunakan .
Jika p-value/2 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, begitu juga
sebaliknya.
jika sampel tidak berasal dari populasi yang normal dan homogen,
maka analisis yang dipergunakan adalah analisis nonparametrik, statistik
nonparametrik yang sesuai adalah uji mann-whitney U karena kedua data
bersifat bebes.
e. Uji Hipotesis dengan Uji Mann-Whitney
Uji Mann-Whitney (Mann-Whitney Test) merupakan uji Statistik
Nonparametrik. Uji Mann-Whitney ekivalen dengan Uji Jumlah
Peringkat Wilcoxon (Wilcoxon Rank Sum Test), merupakan alternative
dari uji-t dua sampel independen. Uji Mann_Whitney digunakan untuk
membandingkan dua sampel independen dengan skala ordinal atau skala
interval tapi tidak terdistribusi normal.
63
Sudirman, 2012 Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep
Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMK Pada Materi Fluida Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pada penelitian ini digunakan uji hipotesis satu sisi (one-tailed test)
untuk sisi atas dengan hipotesis: H0: µ1 ≤ µ2 terhadap H1: µ1 > µ2. Pada
uji ini untuk melihat hasil analisis dengan cara mendapatkan nilai p-
value, tampilan pada p-value SPSS adalah untuk uji dua sisi (two-tailed),
sehingga untuk uji satu sisi membagi dua menjadi p-value/2. Kemudian
hasilnya dibandingkan dengan nilai kepercayaan = 0,05. Jika p-value/2
< 0,05 maka H0: µ1 ≤ µ2 ditolak atau H1: µ1> µ2 diterima, begitu juga
sebaliknya.
2. Angket Tanggapan Siswa
Pengolahan data yang dilakukan untuk melihat tanggapan siswa
terhadap pembelajaran berbasis masalah, setelah mengikuti pembelajaran
secara keseluruhan. Pernyataan angket yang meliputi tanggapan siswa
terhadap model pembelajaran berbasis masalah, diolah sebagai berikut.
Data yang di peroleh dari angket di hitung persentasinya
menggunakan rumus sebagai berikut :
…….... (3.10)
Keterangan : T = persentase sikap terhadap setiap pertanyaan
J = jumlah jawaban siswa setiap kelompok sikap
N = jumlah siswa
H. Deskripsi hasil uji coba instrumen
Uji coba soal dilakukan dengan menggunakan anates dan menggunakan
microsoft excel, uji coba anates digunakan untuk uji coba tes penguasaan konsep
dan microsoft excel digunakan untuk uji coba tes keterampilan berpikir kritis.
64
Sudirman, 2012 Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep
Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMK Pada Materi Fluida Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
hasil uji coba soal untuk tes penguasaan konsep tersaji pada lampiran C. soal
yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 25 soal dari 51 soal yang di
ujicoba. Adapun soal-soal yang digunakan dalam penelitian ini untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.7 dan 3.8
Tabel.3.7 Hasil Uji Coba Tes Soal Penguasaan Konsep
No.
soal
Daya pembeda Tingkat
kesukaran Validitas Reliabilitas
ket
D Kriteria P Kriteria t-hit Kriteria Nilai Kriteria
1 54.55 Baik 58.97 Sedang 0.34 Signifikan
0.79 Tinggi
Dipakai
2 45.45 Baik 61.54 Sedang 0.347 Signifikan Dipakai
3 45.54 Baik 56.41 Sedang 0.343 Signifikan Dipakai
4 36.36 Cukup 69.23 Sedang 0.347 Signifikan Dipakai
9 63.64 Baik 41.03 Sedang 0.433 Sangat sign Dipakai
10 54.55 Baik 33.33 Sedang 0.419 Sangat sign Dipakai
11 36.36 Cukup 35.90 Sedang 0.333 Signifikan Dipakai
13 36.36 Cukup 17.95 Sukar 0.344 Signifikan Dipakai
17 36.36 Cukup 33.33 Sedang 0.325 Signifikan Dipakai
21 36.36 Cukup 15.38 Sukar 0.429 Sangat sign Dipakai
22 81.82 Baik
sekali 38.46 Sedang 0.637 Sangat sign Dipakai
24 36.36 Cukup 17.95 Sukar 0.421 Sangat sign Dipakai
25 45.45 Baik 43.59 Sedang 0.424 Sangat sign Dipakai
27 63.64 Baik 43.59 Sedang 0.573 Sangat sign Dipakai
29 45.45 Baik 51.28 Sedang 0.382 Signifikan Dipakai
Tabel 3.10 hasi uji coba tes keterampilan berpikir kritis
No.
soal
Daya pembeda Tingkat
kesukaran Validitas Reliabilitas
Ket
D Kriteria P Kriteria T-hit Kriteria Nilai Kriteria
1 0,34 Cukup 0,58 Sedang 6,77 Valid
0,6 tinggi
Dipakai
2 0,41 Baik 0,73 Mudah 2,58 Valid Dipakai
3 0,4 Cukup 0,55 Sedang 3,23 Valid Dipakai
4 0,28 Cukup 0,55 Sedang 2,69 Valid Dipakai
7 0,34 Cukup 0,58 Sedang 6,66 Valid Dipakai
10 0,28 Cukup 0,61 Sedang 2,6 Valid Dipakai
12 0,51 Baik 0,48 Sedang 5,79 Valid Dipakai
14 0,57 Baik 0,39 Sedang 9,43 Valid Dipakai
16 0,38 Cukup 0,3 Sedang 3,15 Valid Dipakai
20 0,46 Baik 0,52 Sedang 3,93 Valid Dipakai
65
Sudirman, 2012 Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep
Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMK Pada Materi Fluida Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu