BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode...

14
38 Zepi Kurniawan, 2014 Pengaruh Model Education Gymastics terhadap Peningkatan Gerak Dasar Guling Depan dalam Pembelajaran Senam Lantai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Secara umum metode penelitian dapat diartikan sebagai suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan data yang dilakukan secara sistematis dan berdasarkan pada cara-cara ilmiah. Pada dasarnya penelitian merupakan proses pencarian pemecahan masalah yang ditemukan. Pencarian pemecahan masalah tersebut dilakukan secara sistematis dengan menggunakan kaidah-kaidah ilmiah dan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan. Dalam suatu penelitian diperlukan pemilihan metode yang tepat dan sesuai sehingga dapat membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang akan dikaji kebenarannya. Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya. Hal ini berarti metode penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan pengumpulan dan analisis data. Menurut Sanjaya (Taufik 2010:13), menjelaskan bahwa metode adalah “a way in achieving something”. Lebih lanjut Sugiyono (2009:3) menegaskan bahwa “metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Sedangkan menurut Surakhmad (1990:131) metode penelitian yaitu: Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama itu dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidik serta situasi penyelidikan. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa, metode penelitian adalah suatu cara ilmiah yang digunakan oleh seorang peneliti dengan tujuan untuk mendapatkan data yang diperlukan, yang selanjutnya data tersebut oleh peneliti diolah dan dianalis sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Selain

Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode...

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13343/6/S_PJKR_0807714_Chapter3.pdfkelompok eksperimental dan menyediakan kontrol untuk perbandingan.” Dalam

38 Zepi Kurniawan, 2014

Pengaruh Model Education Gymastics terhadap Peningkatan Gerak Dasar Guling

Depan dalam Pembelajaran Senam Lantai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Secara umum metode penelitian dapat diartikan sebagai suatu cara yang

digunakan untuk mendapatkan data yang dilakukan secara sistematis dan

berdasarkan pada cara-cara ilmiah. Pada dasarnya penelitian merupakan proses

pencarian pemecahan masalah yang ditemukan. Pencarian pemecahan masalah

tersebut dilakukan secara sistematis dengan menggunakan kaidah-kaidah ilmiah

dan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan. Dalam suatu penelitian diperlukan

pemilihan metode yang tepat dan sesuai sehingga dapat membantu

mengungkapkan suatu permasalahan yang akan dikaji kebenarannya. Penggunaan

metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya.

Hal ini berarti metode penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting

dalam pelaksanaan pengumpulan dan analisis data.

Menurut Sanjaya (Taufik 2010:13), menjelaskan bahwa metode adalah “a

way in achieving something”. Lebih lanjut Sugiyono (2009:3) menegaskan bahwa

“metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu”. Sedangkan menurut Surakhmad (1990:131)

metode penelitian yaitu:

Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu

tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan

teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama itu dipergunakan setelah penyelidik

memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidik serta situasi

penyelidikan.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa, metode

penelitian adalah suatu cara ilmiah yang digunakan oleh seorang peneliti dengan

tujuan untuk mendapatkan data yang diperlukan, yang selanjutnya data tersebut

oleh peneliti diolah dan dianalis sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Selain

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13343/6/S_PJKR_0807714_Chapter3.pdfkelompok eksperimental dan menyediakan kontrol untuk perbandingan.” Dalam

39

Zepi Kurniawan, 2014

Pengaruh Model Education Gymastics terhadap Peningkatan Gerak Dasar Guling

Depan dalam Pembelajaran Senam Lantai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

itu, metode penelitian dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata

dan praktis untuk mencapai tujuan tertentu.

Hal ini dipertegas oleh Nazir (2005:84) mengemukakan bahwa penelitian

adalah “Suatu proses mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu yang lama

dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.” Jadi

dalam setiap penelitian dibutuhkan metode yang ilmiah, sebagai alat untuk

memecahkan masalah yang akan diteliti.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode ini

digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari tindakan tertentu yang

diberikan kepada sampel penelitian. Menurut Surakhmad (1980:149), bahwa:

Eksperimen adalah mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat suatu

hasil. hasil itu yang akan menegaskan bagaimanakah kedudukan perhubungan

kausal antara variabel-variabel yang diseidiki. Tujuan bereksperimen bukanlah

pada pengumpulan deskripsi data melainkan penemuan faktor-faktor akibat.

Menurut Sugiyono (2010:72) metode penelitian eksperimen dapat diartikan

sebagai, “Metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakukan

tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.” Selanjutnya

dijelaskan oleh Arikunto (2007:207), bahwa ”penelitian eksperimen merupakan

penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu”

yang dikenakan pada subjek selidik”. Dengan kata lain penelitian eksperimen

mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat.

Sedangkan Siregar (2004:56) yang dikutip oleh Ahmad (2011:47)

menjelaskan, bahwa “Penelitian eksperimen adalah penelitian langsung yang

dilakukan terhadap suatu objek untuk menentukan pengaruh suatu variabel

terhadap variabel tertentu dengan pengontrolan yang ketat.” Dari beberapa

pendapat para ahli dia atas dapat disimpulkan bahwa penelitian eksperimen adalah

suatu penelitian dengan tujuan untuk menentukan ada tidaknya hubungan sebab

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13343/6/S_PJKR_0807714_Chapter3.pdfkelompok eksperimental dan menyediakan kontrol untuk perbandingan.” Dalam

40

Zepi Kurniawan, 2014

Pengaruh Model Education Gymastics terhadap Peningkatan Gerak Dasar Guling

Depan dalam Pembelajaran Senam Lantai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akibat dari variabel-variabel yang akan di teliti. Mengenai tujuan penelitian

eksperimen dijelaskan oleh Nazir (2005:64) adalah, “Untuk menyelidiki ada

tidaknya hubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan sebab akibat

tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa

kelompok eksperimental dan menyediakan kontrol untuk perbandingan.”

Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui seberapa besar pengaruh

model educational gymnastics terhadap peningkatan gerak dasar guling depan

dalam pembelajaran senam lantai.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari obyek atau subyek yang akan diteliti

oleh penulis. Populasi juga dapat diartikan sebagai subjek atau objek yang

memiliki ciri tertentu yang dijadikan objek penelitian. Menurut Sudjana (1992:6)

“populasi adalah totalitas semua nilai mungkin, baik hasil menghitung maupun

pengukuran kuantitatif atau kualitatif dari pada karakteristik tertentu mengenai

sekumpulan objek yang lengkap dan jelas”. Populasi tidak terbatas hanya pada

sekumpulan orang atau suatu kumpulan benda yang diteliti saja, akan tetapi

mencakup keseluruhan sifat dan karakteristik yang dimiliki oleh subjek atau objek

tersebut.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan

kumpulan subyek, obyek sebagai bahan penulis yang tidak identik pada jumlah

benda atau individu yang diteliti, karena populasi dapat ditetapkan pada satu

subyek/individu yang memiliki karakteristik didalamnya seperti disiplin,

keterampilan dan lain-lain. Hal ini ditegaskan oleh Sugiono (2009:117),

menjelaskan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri Atas obyek

atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan

oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13343/6/S_PJKR_0807714_Chapter3.pdfkelompok eksperimental dan menyediakan kontrol untuk perbandingan.” Dalam

41

Zepi Kurniawan, 2014

Pengaruh Model Education Gymastics terhadap Peningkatan Gerak Dasar Guling

Depan dalam Pembelajaran Senam Lantai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan uraian-uraian diatas, intinya, dalam suatu penelitian harus ada

populasi yang di jadikan sebagai objek penelitian. Maka yang menjadi populasi

dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII di MTS Persis 23 Cireungit

Kabupaten Bandung.

2. Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari jumlah atau karakateristik yang dimiliki

populasi (Sugiyono, 2010:81). Berdasarkan pengertian populasi yang telah

dipaparkan diatas yang tidak terbatas pada jumlah objek atau individu yang

diteliti, maka sampel juga dapat diartikan sebagai bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Dikarenakan jumlah populasi di tempat penulis melakukan penelitian

berjumlah kurang dari 100 dan dapat dikategorikan sebagai populasi kecil, maka

untuk menentukan jumlah atau ukuran sampelnya, penulis mengacu pada

pernyataan yang dikemukakan oleh Arikunto (1977:65), bahwa “…untuk sekedar

ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua,

sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi…” Berdasarkan fakta

mengenai jumlah populasi di sekolah yang penulis jadikan tempat penelitian dan

berdasarkan pada pendapat diatas, maka seluruh anggota populasi dijadikan

sebagai sampel penelitian.

C. Desain dan Langkah-Langkah Penelitian

1. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah sutu bentuk, rencana, atau gambaran penelitian

yang akan dilaksanakan oleh penulis. Untuk memperoleh hasil penelitian yang

optimal, pemilihan desain ini harus sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak

dicapai. Mengenai desain penelitian, Nasution (2004: 40) menyatakan bahwa,

“Desain penelitian merupakan suatu rencana tentang cara mengumpulkan dan

menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian“. Adapun fungsi dari desain

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13343/6/S_PJKR_0807714_Chapter3.pdfkelompok eksperimental dan menyediakan kontrol untuk perbandingan.” Dalam

42

Zepi Kurniawan, 2014

Pengaruh Model Education Gymastics terhadap Peningkatan Gerak Dasar Guling

Depan dalam Pembelajaran Senam Lantai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian menurut Sudjana dan Ibrahim (1989: 31) adalah, “memberikan

kesempatan untuk membandingkan kondisi yang dituntut oleh hipotesis

penelitian, serta memungkinkan penelitian membuat intrepretasi dari hasil studi

melalui analisis dan secara statistika”. Atas dasar hal tersebut, maka desain dalam

penelitian ini menggunakan Pretes-Posttes Control Group Design, yang

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1

Desain Penelitian Pretes-Posttes Control Group

Keterangan:

R1 : Kelompok eksperimen

R2 : Kelompok kontrol

01 : Pretest kelompok eksperimen

X : Perlakuan/treatment

02 : Posttest kelompok eksperimen

03 : Pretest kelompok kontrol

04 : Posttest kelompok kontrol

2. Langkah-Langkah Penelitian

Langkah-langkah penelitian ini diperlukan agar penulis dapat

melaksanakan proses penelitian dengan lebih terstruktur dan sistematis, sehingga

dalam pelaksanaannya sesuai dengan alur penelitian serta tidak keluar dari

ketentuan yang telah ditetapkan. Mengenai langkah-langkah penelitian, Gay

(1996:91-98) yang dikutip oleh Herdiana (2009:38-39) menjelaskan, bahwa

“Umumnya langkah penelitian diawali dengan proses penelusuran masalah,

penelusuran data dan teori, perumusan hipotesis, penentuan metode penelitian,

analisis dan interpretasi data, penarikan kesimpulan, implikasi dan saran.” Adapun

langkah-langkah penelitian yang akan penulis lakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

R1 01 X 02

R2 03 04

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13343/6/S_PJKR_0807714_Chapter3.pdfkelompok eksperimental dan menyediakan kontrol untuk perbandingan.” Dalam

43

Zepi Kurniawan, 2014

Pengaruh Model Education Gymastics terhadap Peningkatan Gerak Dasar Guling

Depan dalam Pembelajaran Senam Lantai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Menentukan masalah

b. Merumuskan dan mengidentifikasi masalah sebagai langkah awal penelitian

c. Menentukan tujuan penelitian

d. Merumuskan hipotesis berdasarkan masalah yang telah dirumuskan

e. Memberikan batasan penelitian dengan tujuan agar pelaksanaan penelitian

tidak terlalu luas

f. Merumuskan kerangka teori untuk memudahkan mencari sumber-sumber

kepustakaan yang berhubungan dengan penelitian.

g. Pengambilan data dan menganalisis secara ilmiah

h. Pengambilan kesimpulan

i. Menyusun laporan penelitian

Secara skematis, langkah penelitian tersebut tersusun dalam gambar

berikut:

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Perlakuan

Tes Awal Tes Awal

Menentukan Masalah

Merumuskan Masalah

Hipotesis

Populasi

Sampel

Tes

Tes Akhir Tes Akhir

Pengumpulan Data

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13343/6/S_PJKR_0807714_Chapter3.pdfkelompok eksperimental dan menyediakan kontrol untuk perbandingan.” Dalam

44

Zepi Kurniawan, 2014

Pengaruh Model Education Gymastics terhadap Peningkatan Gerak Dasar Guling

Depan dalam Pembelajaran Senam Lantai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2

Langkah-langkah Penelitian

D. Definisi Operasional Variabel

Penafsiran seseorang terhadap suatu istilah sering kali berbeda-beda,

sehingga dapat menimbulkan kekeliruan dan mengaburkan pengertian. Untuk

menghindari penasiran dalam penulisan judul dan isinya penulis menggunakan

beberapa istilah dalam penelitian ini, yaitu:

1. Model Educational Gymnastics menurut Mace dan Benn dalam Mahendra

(2008:85) merupakan serangkaian episode dalam pembelajaran senam lantai

yang terdiri dari 6 tahapan kegiatan, dimana setiap tahapannya menggunakan

tema pembelajaran yang berbeda. Tahapan pembelajarannya adalah sebagai

berikut: (a) memperkenalkan keterampilan, (b) kegiatan orientasi, (c)

keterampilan inti, (d) perluasan ketermpilan, (e) variasi dan (f) rangkaian.

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13343/6/S_PJKR_0807714_Chapter3.pdfkelompok eksperimental dan menyediakan kontrol untuk perbandingan.” Dalam

45

Zepi Kurniawan, 2014

Pengaruh Model Education Gymastics terhadap Peningkatan Gerak Dasar Guling

Depan dalam Pembelajaran Senam Lantai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pembelajaran menurut Ruhimat (2009:162), merupakan terjemahan dari bahasa

inggris yaitu Instructions, yang terdiri dari dua kegiatan utama yaitu, belajar

(learning) dan mengajar (teaching), kemudian kedua kegiatan tersebut

disatukan dalam satu aktivitas yaitu kegiatan belajar-mengajar yang

selanjutnya popular dikenal dengan istilah pembelajaran (instructions).

3. Gerak dasar menurut M. Furqon, (2002: 30) terkategorikan ke dalam (a) gerak

dasar non-lokomotor; yakni gerak yang dilakukan di tempat atau tidak

berpindah tempat. (b) gerak dasar lokomotor; adalah gerak yang dilakukan

dengan berpindah tempat, dan (c) gerak dasar manipulatif; adalah gerak untuk

bertindak melakukan suatu bentuk gerak dari anggota tubuh secara lebih

trampil.

4. Guling depan menurut Mahendra (2007:211), mengartikan sebagai “gerak

berguling yang halus dengan menggunakan bagian tubuh yang berbeda untuk

kontak dengan lantai, dimulai dari kedua kaki, ke kedua tangan, ke tengkuk,

lalu ke bahu, ke punggung, pinggang dan pantat, sebelum akhirnya ke kaki

kembali”.

5. Hasil belajar. menurut Lutan (1998), yaitu perubahan perilaku yang terjadi

sebagai akibat dari kegiatan belajar, dari kegiatan yang tidak terbiasa atau yang

sifatnya baru bagi seseorang atau sekelompok subjek.

E. Instrumen Penelitian

Untuk mengetahui kekurangan-kekurangan atau kemajuan-kemajuan yang

telah dicapai dalam penelitian ini, maka diperlukan alat ukur yang relevan dengan

apa yang hendak diukur. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh

Nurhasanah (1994:02), bahwa “suatu tes dikatakan sahih apabila tes dapat

mengukur apa yang hendak diukur”.

Berdasarkan pendapat tersebut, instrumen penelitian atau alat ukur

merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam pelaksanaan penelitian,

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13343/6/S_PJKR_0807714_Chapter3.pdfkelompok eksperimental dan menyediakan kontrol untuk perbandingan.” Dalam

46

Zepi Kurniawan, 2014

Pengaruh Model Education Gymastics terhadap Peningkatan Gerak Dasar Guling

Depan dalam Pembelajaran Senam Lantai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karena tanpa instrumen penelitian atau alat ukur penulis tidak akan bisa

mendapatkan data yang diharapkan dari suatu obyek atau subyek yang akan

diteliti. Nurhasanah (2000:23), mengemukakan bahwa “dalam suatu proses

pengukuran diperlukan alat ukur”.

Instrumen penelitian ini, selain berfungsi sebagai alat ukur juga

berberfungsi sebagai alat penilaian terhadap hasil kerja siswa selama proses

tindakan berlangsung. Dengan tekhnik penilaian ini dapat dihasilkan data berupa

data kuantitatif mengenai perkembangan hasil belajar siswa selama proses

penelitian. Dengan tekhnik penilaian ini, juga dapat terlihat dengan jelas

kesesuaian antara model educational gymnastics yang digunakan sebagai

perlakuan (treatment) terhadapa hasil belajar siswa.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian yang terdiri dari

variabel bebas yaitu model educational gymnastics dan variabel terikat yaitu hasil

belajar siswa, sehingga dalam penelitian ini penulis menggunakan instrument

untuk mendapatkan data yaitu tes keterampilan guling depan.

Tes merupakan salah satu cara untuk mendapatkan data yang diperlukan

dari subyek atau obyek dalam sebuah penelitian. Menurut Arikunto (2010:193)

“tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk

mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang

dimiliki oleh individu atau kelompok”. Berdasarkan pengertian di atas, untuk

memperoleh data hasil penelitian yang berupa peningkatan kemampuan

keterampilan siswa digunakan instrumen penelitian berupa tes kemampuan, dan

tes yang akan dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

a. Pretest.

Pretest digunakan untuk mengukur kemampuan awal peserta sebelum

pelaksanaan pembelajaran guling depan dengan menggunakan model Educational

Gymnastics. Hasil pretest akan digunakan untuk mengukur kemampuan awal

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13343/6/S_PJKR_0807714_Chapter3.pdfkelompok eksperimental dan menyediakan kontrol untuk perbandingan.” Dalam

47

Zepi Kurniawan, 2014

Pengaruh Model Education Gymastics terhadap Peningkatan Gerak Dasar Guling

Depan dalam Pembelajaran Senam Lantai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada pembelajaran

guling depan.

b. Posttest

Posttest digunakan untuk mengukur kemampuan akhir siswa dan

membandingkan peningkatan keterampilan guling depan pada kelompok

eksperimen sesudah pelaksanaan perlakuan pembelajaraan di kedua kelompok

pada pemahaman teknik dasar keterampilan guling depan. Tes yang dilakukan

pada posttes sama dengan tes yang dilakukan pada pretest.

Format tes penilaian yang penulis gunakan dalam penelitian merujuk pada

skala penilaian yang dikemukanan oleh Schembri (1989: 16) yaitu

Tabel 3.1

Skala Penilaian

Rating Scale

Skor Characteristics

5 Performed with completed assurance and control. Exellent techniqun and

form. Fluid movement

4

Very good. Minor errors of form and position. Ndeviation from text.

Good control.

3 Good. Essential features demonstrated performance looked safe, even

though minor error of form were present.

2 Uncontrolled. Poor form and technique. Deviations from the

requirements of the written text.

1 Not recognisable due to poor execution or omissions. Unsafe.

Keterangan:

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13343/6/S_PJKR_0807714_Chapter3.pdfkelompok eksperimental dan menyediakan kontrol untuk perbandingan.” Dalam

48

Zepi Kurniawan, 2014

Pengaruh Model Education Gymastics terhadap Peningkatan Gerak Dasar Guling

Depan dalam Pembelajaran Senam Lantai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skor 5 : Pelaksanaan sempurna dan terkontrol. Teknik dan bentuk

sempurna. Gerakan lancar.

Skor 4 : Sangat baik. Kesalahan bentuk dan posisi yang kecil.

Tidak ada pelanggaran dari ketentuan.

Skor 3 : Baik, hal-hal yang pokok tertampilkan. Peragaan terlihat

aman, sekalipun terlihat kesalahan-kesalahan bentuk yang

kecil.

Skor 2 : Tidak terkontrol. Bentuk dan teknik jelek banyak

kesalahan dari ketentuan yang tertulis.

Skor 1 : Tak dapat dikenali karena pelaksanaan salah atau hilang.

Tidak aman.

F. Tekhnik Analisis Data

Untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan, pada saat

data sudah terkumpul maka langkah selanjutnya yaitu dengan menganalisis data

tersebut melalui pendekatan statistika. Adapun pengertian statistika menurut

Nurhasan adalah suatu cara untuk mengatur data yang belum teratur menjadi

teratur, mengolah dan menganalisis data serta memberikan arti atau makan dari

data yang diperoleh dari hasil pengukuran. Adapun urutan langkah-langkah dalam

pengolahan data pada penelitian ini, sebagai berikut:

1. Menghitung skor rata-rata menggunakan rumus:

𝑥 = 𝑥𝑖

𝑛

Keterangan:

𝑥 : rata-rata suatu kelompok

n : Jumlah sampel

Xi : Nilai data

𝑥𝑖 : Jumlah sampel suatu kelompok

2. Menghitung simpangan baku

𝑆 = 𝑥 − 𝑥 2

𝑛 − 1

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13343/6/S_PJKR_0807714_Chapter3.pdfkelompok eksperimental dan menyediakan kontrol untuk perbandingan.” Dalam

49

Zepi Kurniawan, 2014

Pengaruh Model Education Gymastics terhadap Peningkatan Gerak Dasar Guling

Depan dalam Pembelajaran Senam Lantai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

S : Simpangan baku gabungan

n : Jumlah sampel

𝑥 − 𝑥 2 : Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

3. Menghitung uji normalitas dengan pendekatan uji Liliefors.

a. Menyusun data hasil pengamatan, yang dimulai dari nilai pengamatan yang

paling kecil sampai nilai pengamatan yang paling besar.

b. Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan pendekatan

Z-skor yaitu:

𝑍 =𝑋 − 𝑋

𝑆

c. Untuk tiap baku angka tersebut, dengan bantuan tabel distribusi normal baku

(tabel distribusi Z). kemudian hitung peluang dari masing-masing nilai Z (Fzi).

d. Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat

kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan

banyaknya sampel.

e. Hitung selisih antara F (zi) – S (zi) dan tentukan harga mutlaknya.

f. Ambil harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari seluruh

sampel yang ada dan berilah symbol Lo.

g. Dengan bantuan tabel nilai kritis L untuk uji Liliefors, maka tentukanlah nilai

L.

h. Bandingkan nilai L tersebut dengan nilai Lo untuk mengetahui diterima atau

ditolak hipotesisnya dengan criteria :

- Terima Ho jika Lo <L α = Normal

- Tolak Ho jika Lo > L α = Tidak Normal

4. Menghitung homogenitas dengan rumus:

𝐹 =𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟

𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13343/6/S_PJKR_0807714_Chapter3.pdfkelompok eksperimental dan menyediakan kontrol untuk perbandingan.” Dalam

50

Zepi Kurniawan, 2014

Pengaruh Model Education Gymastics terhadap Peningkatan Gerak Dasar Guling

Depan dalam Pembelajaran Senam Lantai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kriteria pengujian adalah terima hipotesis jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel

distribusi dengan derajat kebebasan = (V1.V2) dengan taraf nyata (α) = 0,05.

5. Menghitung signifikansi dua rata-rata (dua pihak) dengan pendekatan uji t

sebagai berikut:

𝑡 =𝑥 1 − 𝑥 2

𝑆12

𝑛1+

𝑆22

𝑛2

Sebelum uji t terlebih dahulu dicari variansi gabungan (S2) melalui rumus

sebagai berikut:

𝑆2 = 𝑛1 − 1 𝑆1

2 − 𝑛2 − 1 𝑆22

𝑛1 + 𝑛2 − 2

Keterangan:

t : Nilai t yang dicari (thitung)

S2 : Simpangan baku gabungan

n1 : Jumlah sampel kelompok 1

n2 : Jumlah sampel kelompok 2

Sedangkan jika dalam perhitungan uji normalitas data yang di dapat tidak

sesuai dengan ketentuan uji di atas yang bersifat normal, maka dilakukan

perhitungan dengan statistik non parametrik yaitu dengan menggunakan uji

wilcoxon.

1. Uji Wilcoxon

Uji wilcoxon ini untuk mengetahui uji masing-masing perkembangan

kelompok gaya mengajar resiprokal dan komando, dengan ketentuan jika J dari

hasil perhitungan lebih besar atau sama dengan J daftar berdasarkan taraf nyata ⍺

= 0,01 atau taraf nyata ⍺ = 0,05 yang telah dipilih sebelumnya, maka tolak Ho jika

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13343/6/S_PJKR_0807714_Chapter3.pdfkelompok eksperimental dan menyediakan kontrol untuk perbandingan.” Dalam

51

Zepi Kurniawan, 2014

Pengaruh Model Education Gymastics terhadap Peningkatan Gerak Dasar Guling

Depan dalam Pembelajaran Senam Lantai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

J dari perhitungan lebih kecil atau sama dengan JTabel dan hal lainnya Hi diterima.

Uji wilcoxon ini dilakukan dengan cara:

a. Beri nomor urut untuk setiap harga mutlak selisih (Xi-Yi). Harga mutlak yang

terkecil diberi nomor urut atau peringkat 1, harga mutlak selisih berikutnya

diberi nomor urut 2, dan akhrinya harga mutlak terbesar diberi nomor urut n.

Jika terdapat selisih yang harga mutlaknya sama besar, untuk nomor urut

diambil rata-ratanya.

b. Untuk tiap nomor urut berikan pula tanda yang didapat dari selisih (X-Y).

c. Hitunglah jumlah nomor urut yang bertanda positif dan juga jumlah nomor urut

yang bertanda negatif.

d. Untuk jumlah nomor urut yang didapat di c), ambilah angka harga mutlaknya

paling kecil, sebutlah jumlah ini sama dengan J. Jumlah J inilah yang dipakai

untuk menguji hipotesis.