BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode...
Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode...
Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Menurut KBBI (2012, hlm. 579) Metode adalah cara yang telah diatur dan
berpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud dalam ilmu pengetahuan, cara
belajar dan lain sebagainya. Sedangkan penelitian itu sendiri dalam KBBI (2012,
hlm. 857) merupakan pemeriksaan yang teliti atau penyelidikan. Jadi dapat kita
simpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu cara yang sudah diatur dalam
melakukan penyelidikan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Hal ini diperkuat
dengan pendapat Sugiyono (2013, hlm. 3) Metode penelitian adalah cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
eksperimen. Menurut Sugiyono dalam bukunya (2013, hlm. 107) metode
penelitian eksperimen merupakan suatu metode penelitian yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan. Artinya dalam penelitian ini akan ada suatu stimulus yang
diberikan untuk suatu subjek penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua subjek
penelitian, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah
kelas yang diberi stimulus tertentu, dalam penelitian ini kelas eksperimen akan
diberikan suatu pembelajaran pembagian bilangan bulat dengan menggunakan
pendekatan quantum learning. Sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang tidak
mendapatkan perlakuan khusus, tetapi tetap dilakukan pengamatan. Jika kelas
eksperimen diberikan suatu pendekatan khusus untuk menjelaskan konsep
pembagian bilangan bulat, kelas kontrol akan mendapatkan pembelajaran dengan
pendekatan konvensional atau pendekatan yang digunakan guru setiap harinya.
Jika penelitian ini berhasil maka akan terlihat jelas perbedaan yang terjadi pada
hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
19
Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Desain penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Qoasi Ekperimental
Design dengan bentuk Nonequivalent Control Group Design. Menurut Sugiyono
(2013, hlm. 114), Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain ini digunakan karena pada
kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk
penelitian.
Dalam pelaksanaan penelitian ini diambil dua kelas yang tidak dipilih
secara acak. Namun kelas ini dipilih karena atas beberapa pertimbangan. Kelas
yang pertama merupakan kelas kontrol yang diberikan pendekatan konvensional,
sedangkan kelas kedua adalah kelas eksperimen yang diberikan pendekatan
quantum learning. Kedua kelas akan mendapatkan materi yang sama yaitu konsep
pembagian bilangan bulat.
Pengamatan dilakukan dua kali yaitu melalui tes awal dan tes akhir. Tes
awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam memecahkanan
masalah matematis pada konsep pembagian bilangan bulat. Sedangkan tes akhir
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil kemampuan
memecahkan masalah matematis siswa terhadap konsep pembagian bilangan
bulat. Pengamatan ini berawal dari pemberian tes awal untuk kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Soal yang diberikan untuk kedua kelas tersebut mempunyai
jumlah dan bentuk yang sama. Selanjutnya akan diberikan perlakuan yang
berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen akan
mendapatkan treathment dengan menggunakan pendekatan quantum learning,
sedangkan kelas kontrol akan mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan konvensional. Tahap akhir dari pengamatan ini adalah pemberian tes
akhir. Tes yang diberikan untuk kedua kelas adalah sama. Seperti yang sudah
dijelaskan diatas, kegunaan tes akhir ini untuk mengetahui peningkatan hasil
20
Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemampuan memecahkan masalah matematis siswa sekaligus untuk mengetahui
perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Desain penelitian ini sesuai dengan pendapat yang diutarakan Sugiyono
(2013, hlm. 116) digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Desain Penelitian
O1 X O2
O3 O4
Keterangan :
O1 : Tes Awal Kelas Eksperimen
O2 : Tes Akhir Kelas Eksperimen
X : Penggunaan Pendekatan Quantum Learning
O3 : Tes Awal Kelas Kontrol
O4 : Tes Akhir Kelas Kontrol
1. Prosedur Penelitian
a. Menentukan variabel penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel
bebas dan variabel terikat. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 61) Variabel
bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau sebab perubahan yang
terjadi pada variabel terikat. Sedangkan variabel terikat adalah variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel
bebas. Dalam penelitian ini, variabel bebasnya adalah pendekatan
quantum learning, sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa.
b. Menyusun media pembelajaran
21
Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam tahap ini peneliti akan menyususun media pembelajaran yang
nantinya akan digunakan dalam penelitian. Media tersebut diantaranya
adalah RPP, lembar kerja siswa, dan alat peraga.
c. Menyusun instrumen penelitian
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah soal dan
lembar wawancara yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan
pemecahan masalah siswa pada pelajaran matematika. Hal yang tidak
kalah penting adalah mengkonsultasikan instrumen penelitian kepada
dosen pembimbing dan guru kelas untuk mengurangi kesalahan yang
terjadi dalam penelitian nantinya. Sebelum instrumen diujicobakan ke
kelas kontrol dan kelas eksperimen, terlebih dahulu instrumen
diujicobakan ke siswa lain yang bukan sebagai kelas penelitian. Dalam
penelitian ini instrumen tes diujicobakan ke kelas III di SD Drangong
untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan dapat dipahami
dengan benar oleh siswa dan tidak menimbulkan salah pengertian. Jika
soal tes tersebut sudah valid, tahap selanjutnya adalah pelaksanaan tes
terhadap kelas penelitian yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen.
d. Menentukan subjek dan sampel penelitian
Dalam penelitian ini untuk menentukan subjek dan sampel penelitian
akan menggunakan teknik purposive sampling atau sampel yang
disengaja. Setelah menentukan sampel kelas. Kemudian peneliti
menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas kontrol akan
menggunakan pendekatan konvensional atau pendekatan yang biasa
guru lakukan, sedangkan kelas eksperimen akan mendapatkan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan quantum learning.
e. Memberikan uii tes awal atau pretes untuk kedua kelas.
Pretes dilakukan dalam waktu yang bersamaan untuk mengurangi
tingkat kebocoran soal. Soal yang diberikan untuk kedua kelas
mempunyai jumlah dan bentuk yang sama.
22
Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
f. Pelaksaan penelitian
Melakukan treatment yang sudah direncanakan sebelumnya. Peneliti
akan menjelaskan konsep pembagian bilangan bulat dengan catatan
kelas kontrol menggunakan pendekatan konvensional dan kelas
eksperimen menggunakan pendekatan quantum learning.
g. Memberikan uji tes akhir
Uji tes akhir atau postes diberikan untuk kedua kelas pada waktu yang
bersamaan untuk mengurangi tingkat kebocoran soal. Soal postes
mempunyai jumlah dan bentuk yang sama untuk kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
h. Pengumpulan data setelah pelaksaan penelitian
i. Menganalisis hasil penelitian
j. Melakukan uji hipotesis
k. Menyimpulkan hasil penelitian
2. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Cigabus yang
beralamat di jalan Takari Km 6, Kecamatan Taktakan, Kota Serang.
Alasan peneliti memilih sekolah ini, karena lokasi sekolah yang cukup
dekat dengan tempat tinggal peneliti di Serang sehingga mudah untuk
dijangkau. Karena lokasinya yang dekat dengan tempat tinggal,
sehingga mempermudah dalam pengambilan data dan mengefisienkan
waktu pelaksanaan penelitian sehingga berjalan lancar sesuai dengan
jadwal rencana penelitian yang telah disusun.
b. Populasi dan Sampel Penelitian
1) Populasi Penelitian
Sugiyono (2013, hlm. 117) populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh seorang peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
23
Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas I sampai kelas
VI SDN Cigabus yang jumlah seluruhnya adalah 459 siswa, dengan
jumlah siswa laki-laki 242 dan jumlah siswa perempuan adalah 217.
Dalam penelitian ini subjek diambil dari kelas yang sudah ada
karena peneliti tidak mungkin untuk membentuk kelas yang baru,
sehingga subjek yang dipillih tidak diambil secara acak.
Tabel 3.2
Data Jumlah Siswa SDN Cigabus
No Kelas Jumlah Siswa
Laki-laki Perempuan
1. IA 23 17
2. IB 28 16
3. IIA 27 15
4. IIB 20 22
5. IIIA 16 24
6. IIIB 23 18
7. IVA 15 11
8. IVB 10 22
9. VA 22 14
10. VB 19 17
11. VIA 22 16
12. VIB 17 25
Jumlah 242 217
2) Sampel Penelitian
Sugiyono (2013, hlm. 118) sampel adalah bagian dari jumlah
karakteristik yang dimiliki oleh sebuah populasi. Adapun sampel
yang diambil dari seluruh subjek penelitian adalah siswa SD kelas
IIIA dan siswa kelas IIIB, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.3
Jumlah Sampel Penelitian
24
Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Kelas Jumlah Siswa
1. IIIA 26
2. IIIB 26
Jumlah seluruhnya 52
Tidak semua siswa dijadikan sebagai subjek penelitian dalam
penelitian ini. Hal ini disebabkan pada saat penelitian banyak siswa
yang tidak berangkat sekolah, sehingga untuk mempermudah
pengolahan data penelitian, siswa yang digunakan dalam penelitian
ini hanya siswa yang aktif berangkat sekolah. Kelas IIIA dijadikan
sebagai kelas kontrol dan kelas IIIB dijadikan sebagai kelas
eksperimen. Dimana antara kelas IIIA dan IIIB diasumsikan
memiliki kemampuan yang seimbang. Setiap kelas memliki
kemampuan dasar yang sama, ada yang pintar, ada juga yang kurang
pintar. Atau dengan kata lain siswa pada kelas IIIA dan IIIB yang
digunakan sebagai sampel penelitian ini memliki kemampuan dasar
yang homogen.
3. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 148) instrumen penelitian adalah
suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial
yang diamati. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
instrumen tes berupa tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) yang
digunakan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara kelas
eksperimen menggunakan pendekatan quantum learning dan kelas kontrol
menggunakan pendekatan konvensional. Selain tes, dalam penelitian ini
akan menggunakan wawancara untuk mengetahui respon siswa terhadap
pembelajaran dengan pendekatan quantum learning.
a. Tes
Tes merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur keberhasilan
dengan menggunakan suatu aturan. Dalam penelitian ini tes yang
25
Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
digunakan adalah tes dengan bentuk essai. Soal pretes dan postes yang
diberikan kepada kedua kelas penelitian adalah soal yang berbeda namun
mempunyai tingkat kesukaran yang sama.
Adapun bentuk soal pretes adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Bentuk Soal Pretes
No.
Indikator
Kemampuan
Pemecahan
Masalah
Soal Tingkat
Kesukaran Skor
1. Mengidentifikasi unsur-
unsur yang diketahui, yang
ditanyakan dan kecukupan
unsur yang diperlukan
Ani memetik 8 bunga di depan kelas. Delapan
bunga tersebut dikelompokkan menjadi empat.
Berapa jumlah bunga pada setiap kelompok?
Mudah 20
2. Merumuskan masalah
matematika atau menyusun
model matematika
Riri membeli 5 pensil dengan harga Rp
10.000. Jika Andi akan membeli 3 pensil
maka berapakah Andi harus membayarnya?
Sukar 20
3. Menerapkan strategi untuk
menyelesaikan berbagai
masalah (sejenis dan
Tentukan hasil dari:
a) (40 : 10) : 2 = . . .
b) 40 : (10 : 2) = . . .
Sedang 20
26
Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
masalah baru) dalam atau
di luar matematika
4. Menjelaskan atau
menginterpretasikan hasil
sesuai permasalahan asal
Yanti mempunyai 18 rambutan yang dibagi
menjadi 3 ikat. Setiap ikatnya berisi rambutan
yang sama banyak. Jika kamu diminta tolong
Yanti, maka berapa banyaknya raambutan
dalam setiap ikat?
Mudah 20
5. Menggunakan matematika
secara bermakna
Kelas IIIa terdiri dari 28 siswa. Jika terdapat
empat siswa dalam setiap kelompok, berapa
kelompok yang terdapat dikelas tersebut?
Sedang 20
Sedangkan bentuk soal postes adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5
Bentuk Soal Postes
No.
Indikator
Kemampuan
Pemecahan
Masalah
Soal Tingkat
Kesukaran Skor
1. Mengidentifikasi unsur-
unsur yang diketahui, yang
ditanyakan dan kecukupan
unsur yang diperlukan.
Fatih mempunyai 9 kelereng. Sembilan
kelereng tersebut dikelompokkan menjadi
tiga. Berapa jumlah kelereng pada setiap
kelompok?
Mudah 20
2. Merumuskan masalah
matematika atau menyusun
model matematika.
Ahmad membeli 10 permen dengan harga Rp
5000. Jika Arif akan membeli 4 permen yang
sama, maka berapakah Arif harus
membayarnya?
Sukar 20
3. Menerapkan strategi untuk
menyelesaikan berbagai
masalah (sejenis dan
masalah baru) dalam atau
di luar matematika
Tentukan hasil dari:
a. (64 : 8) : 2 = . . .
b. 64 : (8 : 2) = . . .
Sedang 20
4. Menjelaskan atau
menginterpretasikan hasil
sesuai permasalahan asal
Falah mempunyai 24 duku yang dibagi
kedalam 3 keranjang. Setiap keranjang berisi
duku yang sama banyak. Jika kamu diminta
Mudah 20
27
Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tolong Falah untuk menghitung, maka berapa
banyak duku dalam setiap keranjang?
5. Menggunakan matematika
secara bermakna
Kelas IIIB terdiri dari 39 siswa. Jika kelas
tersebut akan dibagi menjadi 3 kelompok yang
sama banyak, maka ada berapa kelompok
dalam kelas tersebut?
Sedang 20
Sebelum soal tes tersebut digunakan dalam penelitian, terlebih
dahulu soal tersebut harus diuji cobakan ke kelas yang sederajat dengan
kelas penelitian. Suatu tes dapat dikatakan baik sebagai alat ukur jika
memenuhi syarat tes yaitu validitas yang tinggi.
Validitas merupakan salah satu tolak ukur yang dapat menunjukkan
kesahihan suatu tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat
mengukur apa yang akan diukur. Terdapat beberapa cara untuk menguji
validitas dalam bentuk soal, yaitu:
1) Validitas muka dan validitas isi
Validitas muka disebut juga sebagai validitas bentuk soal atau
validitas tampilan berupa pertanyaan dalam soal. Validitas muka
dilakukan untuk mengetahui keabsahan susunan kalimat pada soal agar
tidak menimbulkan salah pengertian. Sedangkan validitas isi merupakan
pembuktian tentang kesesuaian tes jika dilihat dari materi yang diajukan,
kesesuaian butir soal dengan indikator, kesesuaian butir soal dengan
tingkatan kognitif siswa, dan kesesuaian materi soal dengan tujuan yang
dingin dicapai. Untuk mendapatkan validitas muka dan validitas isi,
maka sebelum soal diberikan kepada siswa soal akan diberikan kepada
dosen pembimbing dan guru sebagai tim ahli untuk mengoreksi soal.
LEMBAR PERTIMBANGAN
Bapak dan Ibu yang terhormat, saya memohon kesediaan Bapak dan Ibu untuk
melakukan pertimbangan terhadap seperangkat tes kemampuan pemecahan
28
Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
masalah matematis dengan cara mengisi tabel yang telah disediakan untuk
mengetahui validitas muka dan validitas isi dari perangkat tes tersebut. Atas
kesediaan dan masukan dari Bapak dan Ibu, saya ucapkan terima kasih.
A. Validitas Muka
Untuk setiap butir soal, jika Bapak dan Ibu menganggap soal tersebut valid
maka bubuhkan angka 1 pada tabel. Jika Bapak dan Ibu menganggap soal
tersebut tidak valid maka bubuhkan angka 0 pada tabel. Jika soal tidak valid,
saya mohon berikan komentar mengenai ketidakvalidan soal tersebut, dan
berikan saran/perbaikan pada tempat yang telah disediakan dalam tabel.
Dari segi validitas muka, soal dikatakan valid jika telah memenuhi kriteria
validitas muka, yakni apabila butir soal tersebut memiliki kejelasan dari segi
bahasa atau redaksional.
B. Validitas Isi
Untuk setiap butir soal, jika Bapak dan Ibu menganggap soal tersebut valid
maka bubuhkan angka 1 pada tabel yang telah disediakan. Namun jika Bapak
dan Ibu menganggap soal tersebut tidak valid maka bubuhkan angka 0 pada
tabel. Jika soal tersebut tidak valid, saya mohon berikan komentar mengenai
ketidakvalidan soal tersebut, dan berikan saran/perbaikan pada tempat yang
telah disediakan dalam tabel.
Soal dikatakan valid jika butir soal tersebut telah sesuai dengan:
1. Materi pokok yang diberikan.
2. Indikator pencapaian hasil belajar.
3. Aspek kemampuan berpikir kreatif matematis.
4. Tingkat kesukaran untuk siswa kelas IV SD.
Tabel 3.6
Validitas Muka Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
No.
Soal
Valid (1) atau
Tidak Valid (0) Komentar dan Saran Perbaikan
1.
29
Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.
3.
4.
5.
Tabel 3.7
Validitas Isi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
No.
Soal
Valid (1) atau
Tidak Valid (0) Komentar dan Saran Perbaikan
1.
2.
3.
4.
5.
Serang, 16 Maret 2015
Validator,
Dr. Andika Arisetyawan, M. Si.
NIP. 19810327 200501 1 004
Serang, 16 Maret 2015
Validator,
Dr. Andika Arisetyawan, M. Si.
NIP. 19810327 200501 1 004
30
Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Validitas butir soal
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan
kriteria. Sebelum instrumen diberikan kepada sampel yang akan
digunakan dalam penelitian ini, peneliti mengujicobakan instrumen
kepada siswa lain yang tidak menjadi sampel dalam penelitian.
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan
dapat dipahami dengan benar oleh siswa dan tidak menimbulkan salah
pengertian. Setelah melalui tahapan uji validitas oleh para ahli, maka
akan diteruskan dengan menghitung validitas. Cara mengetahui validitas
adalah dengan menggunakan aplikasi anates.
Setelah koefisien validitasnya diketahui, kemudian nilai yang
didapat diinterpretasikan berdasarkan kriteria menurut Cece Rachmat dan
Solehudin (2006, hlm. 74) pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.8
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,19 Tidak Ada Hubungan
0,20 – 0,39 Rendah
0,40 – 0,69 Cukup
0,70 – 0,89 Kuat / Tinggi
0,90 – 1,00 Sangat Kuat / Sangat Tinggi
Untuk mengetahui validitas butir soal, dalam penelitian ini intrumen tes
diuji cobakan pada kelas yang sederajat yang bukan merupakan kelas
penelitian. Dalam penelitian ini, instrumen tes diuji cobakan di SDN
31
Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Drangong 1 pada hari Rabu, 15 April 2015. Hasil data yang diperoleh
tidak dihitung secara manual, melainkan diolah menggunakan program
software Anabutis dan Microsoft Exel. Hasil perhitungannya adalah
sebagai berikut:
32
Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
33
Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.9
Interpretasi Uji Validitas Setiap Butir Soal Kemampuan
Pemecahan Masalah Siswa
Nomor Soal Korelasi (y) Interpretasi Validitas Validitas
1 0,844 Kuat / Tinggi Valid
2 0,621 Cukup Valid
3 0,772 Kuat / Tinggi Valid
4 0,704 Kuat/ Tinggi Valid
5 0,798 Kuat / Tinggi Valid
3) Reliabilitas Tes
34
Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Rachmat, (2006, hlm. 70) reliabilitas menunjukkan
tingkat keterandalan atau kemampuan suatu tes. Maksudnya sujauh
mana suatu tes dapat mampu menghasilkan skor-skor secara konsisten.
Dengan kata lain, jika para siswa diberikan tes yang sama dan dalam
waktu ynag berbeda, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan
(rangking) yang sama dalam kelompoknya. Setelah soal valid, alat ukur
juga harus dapat memenuhi standar reliabilias. Suatu instrumen dapat
dikatan reliable jika alat tersebut dapat dipercaya dan diandalkan.
Tingkat reliabilitas dari suatu instrumen menurut Guilford
dalam Rostina (2014, hlm. 70), sebagai berikut :
Tabel 3.10
Klasifikasi Tingkat Reliabilitas
Besarnya rII Interpretasi
0,80 < rII ≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60 < rII ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < rII ≤ 0,60 Cukup / Sedang
0,20 < rII ≤ 0,40 Rendah
rII ≤ 0,20 Sangat rendah
35
Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
36
Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Wawancara
Teknik pengumpulan data yang kedua adalah wawancara.
Wawancara dilakukan guna memperoleh informasi yang lebih lengkap
dan mendalam mengenai perasaan dan sikap siswa terhadap
pembelajaran matematik menggunakan metode quantum learning.
Sebagaimana dijelaskan oleh Susan Stainback dalam Sugiyono (2013,
hlm. 318) bahwa interviewing provide the researcher a means to gain
a deeper understanding of how the participant interpret a situasion or
phenomenon than can be gained through observation alone. Hal ini
berarti dalam penelitian ini peneliti ingin memeproleh data yang lebih
37
Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mendalam tentang partisipan dalam mengintrepretasikan situasi yang
terjadi.
Adapun pertanyaan wawancara yang akan diajukan untuk siswa
adalah sebagai berikut:
1) Bagaimana pendapat kamu tentang pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan quantum learning jika dibandingkan
dengan pembelajaran yang biasa guru gunakan sehari-hari?
2) Apakah dengan menggunakan pendekatan quantum learning kamu
lebih tertarik untuk lebih belajar matematika? Coba jelaskan
alasannya!
3) Apakah dengan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
quantum learning kamu bisa memahami materi pembagian
bilangan bulat? Coba jelaskan!
4) Apakah dengan pembelajaran menggunakan pendekatan quantum
learning kamu dapat membantumu memecahkan masalah sehari-
hari? Coba jelaskan!
Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan wawancara terhadap
beberapa perwakilan siswa dari kelompok kemampuan rendah, sedang dan
tinggi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui perasaan partisipan lebih
mendalam.
C. Teknik Pengumpuan data
Instrumen yang digubakan dalam penelitian ini adalah:
1. Tes
Penelitian ini akan menggunakan tes sebagai instrumen penelitian.
Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Tes dilakukan sebelum
(pretes) dan sesudah (postes) proses pembelajaran terhadap kedua kelas
baik eksperimen maupun kontrol. Waktu pelaksanaan tes awal dan tes
akhir dilakukan secara bersamaan agar data yang dihasilkan lebih akurat
38
Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan tidak menimbulkan kebocoran soal dari siswa yang telah mendapatkan
tes terlebih dahulu.
2. Wawancara
Selain menggunakan tes, penelitian ini juga menggunakan
wawancara sebagai instrumen penelitiannya. Wawancara yang digunakan
dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur. Wawancara
digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa dalam pembelajaran yang
menggunakan pendekatan quantum learning.
D. Teknik Analisis Data
Data yang dianalisis dalam penelitian ini hanya data kuantitatif yaitu
berupa data tes. Wawancara digunakan hanya untuk mendukung data tes. Data tes
yang akan dianalisis adalah berupa data pretes dan postes. Data tes akan dianalisis
dengan tahapan sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Hipotesis yang telah dirumuskan, nantinya akan di uji menggunakan
perhitungan statistika, antara lain dengan menghitung normalitas, homogenitas
data dan uji hipotesis. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah
data dari kedua kelas memang berasal dari populasi yang berdistribusi normal
atau tidak. Maksud dari kata normal tersebut adalah apakah penyebaran data
siswa yang diperoleh ada yang mendapatkan nilai tinggi, sedang dan rendah.
Oleh karena itu, sebelum menguji hipotesis terlebih dahulu akan dilakukan uji
normalitas data.
Adapun untuk pengolahan normalitas data pada penelitian ini
digunakan program software Statistics Passage for the Social Sciense (SPSS)
for windows. Hal ini akan dilakukan dengan cara memasukkan data yang akan
diproses pada program, kemudian pilih analyze, descriptive statistics dan
explore, maka akan keluar berupa output nilai uji normalitas yang diinginkan
39
Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
setelah sebelumnya melengkapi data input. Data dikatakan normal apabila
taraf signifikansinya di atas 5% atau 0,05.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas setelah kita mengetahui bahwa data yang diperoleh
berdistribusu normal. Uji homogenitas dilakukan dengan maksud untuk
mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi
yang homogen atau tidak. Untuk mengetahui hasil uji homogenitas antara
kelas ekperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan menggunakan bantuan
software Statistics Passage for the Social Science (SPSS) 21.0 for windows.
3. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis, digunakan uji perbedaan dua rata-rata (uji-t).
Uji hipotesis menggunakan uji t dua sampel yang merupakan uji perbandingan
(uji komparatif). Tujuan dari uji komparatif adalah untuk membandingkan
apakah kedua data (variabel) tersebut sama atau berbeda. Syarat untuk
melakukan uji-t ini adalah ketika uji normalitas dan uji homogenitas
terpenuhi. Adapun rumus untuk menghitung uji-t adalah (Sugiyono, 2013,
hlm. 274) :
√
(
√
) ( √
)
Keterangan:
r = Nilai Korelasi X1 dengan X2
n1 dan n2 = Jumlah sampel
dan = Rata-rata sampel ke-1 dan sampel ke-2
1 dan = Standar Deviasi sampel ke-1 dan sampel ke-2
dan
= Varians sampel ke-1 dan sampel ke-2
Perhitungan uji t dalam penelitian ini, akan diperoleh
menggunakan software untuk menghitung data statistik, yaitu program
40
Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
SPSS 21.0 setelah mengatahui normalitas dan homogenitas
datanya,dengan cara memasukan input atau data yang akan diolah pada
cell baru (variabel view) kemudian pilih analisis compare means dan
independent–samples t test. Setelah dimasukan data pada variebel view
maka akan keluar output berupa tabel uji t.
4. Uji Anova dan Scheffe
Uji anova dan scheffe dilakukan untuk melihat letak perbedaan
kemampuan keterampilan proses pada kedua kelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol yang dikelompokkan menjadi tiga yaitu
kelompok tinggi, sedang dan rendah. Cara menghitung ujji anova dan
scheffe akan dilakukan dengan bantuan SPSS 21 for windows dengan
langkah-langkah adalah masukkan data, pilih compare means- one way
anova untuk mnegetahui niai yang dominan perbedaannya dari ketiga
kelompok tinggi, sedang, dan rendah.
5. Pengelompokkan Data
Nilai dikelompokkan berdasarkan nilai kelompok tinggi, sedang
dan rendah. Pengelompokkan nilai tersebut akan menggunakan ketentuan
sebagai berikut:
a. Jika x ≥ (β + std) maka x dikelompokkan kedalam nilai “tinggi”
b. Jika (β - std) ≤ x ≤ (β + std) maka x dikelompokkan kedalam nilai
“sedang”
c. Jika x < (β - std) maka x dikelompokkan kedalam nilai “rendah”
Keterangan :
x = Nilai Siswa
β = Nilai Rata-rata Siswa
std = Standar Deviasi Kelas
6. Perhitungan Gain Ternormalisasi
41
Laila Nur Rohman,2015 PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji gain digunakan untuk mengetahui kualitas peningkatan
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan
pendekatan quantum learning. Gain yang diperoleh di normlisasi oleh selisih
antara skor masksimal (Smaks) dengan skor postes. Dimana skor maksimalnya
adalah 100. Hal ini dimaksud untuk menghindari kesalahan
menginterpretasikan perolehan gain siswa. Gain yang dinormalisasi diperoleh
dari menghitung selisih antara skor postes (Spost) dan skor pretes (Spre) dibagi
oleh selisih antara skor maksimal dengan skor postes. Peningkatan yang
terjadi sebelumnya dan sesudah pembelajaran menurut Hake (dalam Rostina,
2014, hlm. 151) dihitung dengan menggunakan rumus seperti di bawah ini:
g = Spos - Spre
Smaks - Spre
Keterangan :
g = Gain
Spre = Skor pretes
Spos = Skor postes
Smaks = Skor maksimal
Dengan kriteria tingkat gain dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.11
Interpretasi N–Gain
Gain Klasifikasi
-1,00 ≤ g < 0,00 Terjadi Penurunan
g = 0,00 Tidak Terjadi Peningkatan
g ≤ 0,3 Gain Rendah
0,3 < g ≤0,7 Gain Sedang
g > 0,7 Gain Tinggi