BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. -...

22
25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil daerah penelitian di wilayah Tapal Kuda Provinsi Jawa Timur pada tahun 2010-2014. Dimana wilayah Tapal kuda ini meliputi tiga sub-wilayah yaitu : pulau Madura ( Kab. Bangkalan, Kab. Sampang, Kab.Pamekasan, Kab. Sumenep ), Selat Madura ( Kota Surabaya dan Kab. Sidoarjo )dan Teluk Madura ( Kab. Pasuruan, Kab. Probolinggo, Kab. Situbondo ). Penlitian ini merupakan studi mengenai Potensi Pertumbuhan Ekonomi Di Wilayah Tapal Kuda Provinsi Jawa Timur Tahun 2010-2014. B. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif ;meliputi data sekunder yang di peroleh dari BPS ( badan pusat statistik) jurnal-jurnal dan dari hasil penelitian terdahulu. C. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel Definisi operasional adalah pernyataan tentang definisi, batasan , pengertian dan pengambilan variable dalam penelitian. Variabel adalah subyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu peneliti. Variabel dalam penelitian ini meliputi : 1. Laju pertumbuhan ekonomi

Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. -...

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil daerah penelitian di wilayah Tapal Kuda

Provinsi Jawa Timur pada tahun 2010-2014. Dimana wilayah Tapal

kuda ini meliputi tiga sub-wilayah yaitu : pulau Madura ( Kab.

Bangkalan, Kab. Sampang, Kab.Pamekasan, Kab. Sumenep ), Selat

Madura ( Kota Surabaya dan Kab. Sidoarjo )dan Teluk Madura ( Kab.

Pasuruan, Kab. Probolinggo, Kab. Situbondo ). Penlitian ini merupakan

studi mengenai Potensi Pertumbuhan Ekonomi Di Wilayah Tapal Kuda

Provinsi Jawa Timur Tahun 2010-2014.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian deskriptif kuantitatif ;meliputi data sekunder yang di peroleh

dari BPS ( badan pusat statistik) jurnal-jurnal dan dari hasil penelitian

terdahulu.

C. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional adalah pernyataan tentang definisi, batasan ,

pengertian dan pengambilan variable dalam penelitian.

Variabel adalah subyek penelitian atau apa yang menjadi titik

perhatian suatu peneliti. Variabel dalam penelitian ini meliputi :

1. Laju pertumbuhan ekonomi

26

Laju pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan PDRB tanpa

memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari

pertumbuhan penduduk atau apakah perubahan struktur ekonomi

berlaku atau tidak. Laju pertumbuhan ekonomi diukur dengan

indikator perkembangan PDRB dari tahun ke tahun yang dinyatakan

dalam persen per tahun.

2. Pertumbuhan sektor ekonomi

Pertumbuhan sektor ekonomi adalah pertumbuhan nilai barang

dan jasa setiap sektor ekonomi yang dihitung dari angka PDRB atas

dasar harga berlaku tahun 2010 dan dinyatakan dalam persen

3. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB dalam penelitian ini dilihat menurut pendekatan produksi

yaitu merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang

dihasilkan oleh berbagai unit produksi (di suatu region) pada suatu

jangka waktu tertentu (setahun). Unit- unit produksi tersebut dalam

penyajian ini dikelompokkan menjadi 17 ( tujuh belas ) sektor.

Dalam penyajian ini PDRB dihitung berdasarkan harga tetap

(harga konstan), yaitu harga yang berlaku pada tahun dasar yang

dipilih yaitu tahun 2010. Perhitungan berdasarkan harga konstan

dilakukan karena sudah dibersihkan dari unsur inflasi.

4. Sektor -sektor Ekonomi

Sektor -sektor ekonomi yaitu sektor pembentuk angka PDRB

yang berperan dalam menentukan laju pertumbuhan ekonomi.

27

5. Sektor Basis dan Non Basis

Sektor basis adalah sektor -sektor yang mengekspor barang-

barang dan jasa ke tempat di luar batas perekonomian masyarakat

yang bersangkutan atas masukan barang dan jasa mereka kepada

masyarakat yang datang dari luar perbatasan perekonomian

masyarakat yang bersangkutan.

Sektor non basis adalah sektor-sektor yang menjadikan barang-

barang yang dibutuhkan oleh orang yang bertempat tinggal di dalam

batas perekonomian masyarakat bersangkutan. Sektor -sektor ini

tidak mengekspor barang.

6. Sektor Potensial

Sektor potensial adalah sektor yang pertumbuhannya lebih lambat

namun sektor tersebut apabila di kembangkan dengan baik akan

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi daerah yang akhirnya dapat meningkatkan pendapatan

daerah secara optimal.

7. Jumlah penduduk

Data jumlah penduduk wilayah Tapal Kuda pada tahun 2010-2014

yaitu meliputi : kab. Sampang, kab. Pamekasan, kab. Sumenep, kab.

Bangkalan, kab. Sidoarjo, kota Surabaya, kab. Pasuruan , kab.

Situbondo, kab. Probolinggo.

28

8. Ketimpangan Ekonomi

Ketimpangan ekonomi antar wilayah merupakan

ketidakseimbangan pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah.

Ketimpangan ekonomi antar wilayah merupakan aspek yang umum

terjadi dalam kegiatan ekonomi suatu daerah. Ketimpangan muncul

karena adanya perbedaan kandungan sumberdaya alam dan

perbedaan kondisi demografi yang terdapat pada masing-masing

wilayah. Sehingga kemampuan suatu daerah dalam proses

pembangunan juga menjadi berbeda. Oleh karena itu, pada setiap

daerah terdapat wilayah maju dan wilayah terbelakang.

Ketimpangan juga memberikan implikasi terhadap tingkat

kesejahteraan masyarakat antar wilayah yang akan mempengaruhi

formulasi kebijakan pembangunan wilayah yang dilakukan oleh

pemerintah.

9. Ketimpangan Pendapatan

Ketimpangan pendapatan adalah suatu proses dimana distribusi

pendapatan yang diterima masyarakat tidak merata. Ketimpangan

ditentukan oleh tingkat pembangunan, heterogenitas etnis,

ketimpangan juga berkaitan dengan kediktatoran dan pemerintah

yang gagal mengahrgai property rights

10. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai penjelasan

mengenai faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan output

29

perkapita dalam jangka panjang, dan penjelasan mengenai

bagaimana faktor-faktor tersebut sehingga terjadi proses

pertumbuhan.

D. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini data panel

dimana data panel ini gabungan dari data time series dan cross section.

Data time series dalam penelitian menggunakan kurun waktu selama 5

tahun yaitu pada tahun 2010- 2014. Sedangkan untuk cross section

menggunakan banyaknya objek penelitian yaitu sebanyak 9 kab/kota

wilayah Tapal Kuda. Jadi apabila di gabungkan antara data time series

dan cross section menjadi 45.

Dalam penelitian akan menggunakan sumber data yang di

publikasikan oleh instansi-instansi terkait yang diperlukan selama proses

penelitian Sumber data penelitian ini adalah BPS ( Badan Pusat

Statistik)

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Library Research

Merupakan penelitian dengan mempelajari literatur-literatur di

perpustakaan yang berhubungan dengan permasalahan yang akan

diangkat yang digunakan untuk mencari landasan teori yang

berhubungan dengan perpajakan yang nantinya akan digunakan

sebagai acuan dalam penelitian sehingga dapat melakukan dugaan-

dugaan atau hipotesa.

30

2. Teknik Dokumentasi

Teknik atau proses untuk memperoleh data dengan jalan

mengumpulkan dan mencatat data-data yang telah di publikasikan.

3. Data Sekunder

Penelitian keputusan yaitu dengan cara mengumpulkan data

melalui buku-buku ilmiah, tulisan, karangan ilmiah yang berkaitan

dengan penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan Tipologi klasen, LQ, Analisis shift share, Indeks

Williamson dan Regresi Data Panel. Dimana Tipologi Klasen digunakan

untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan

ekonomi daerah. Sedangkan analisis LQ digunakan untuk menentukan

kategori suatu sektor yang berpotensi yaitu sektor basis dan non basis.

Analisis shift share digunakan untuk mengetahui perubahan struktur

ekonomi daerah (kab/kota) dan membandingkan dengan regional (

provinsi). Indeks Williamson digunakan untuk mengukur ketimpangan

pembangunan antar daerah di wilayah Tapal Kuda. Dan Regresi Data

Panel digunakan untuk mengetahui keterkaitan pertumbuhan ekonomi

dengan ketimpangan ekonomi di wilayah Tapal Kuda.

Adapun perhitungan untuk menguji hipotesis yaitu :

31

1. LQ (Location Quotient)

Metode Location Quotient (Robinson Tarigan,2005)

digunakan untuk mengetahui sektor basis atau potensial suatu

daerah tertentu. Metode ini menyajikan perbandingan relatif

antara kemampuan sektor di daerah (kabupaten/kota) dengan

kemampuan sektor yang sama pada daerah yang lebih luas (

wilayah Tapal Kuda). Rumus Location Quotient (LQ) adalah

(Robinson Tarigan,2005)

LQ = 𝑆𝑖 𝑆⁄

𝑁𝑖 𝑁⁄

Dimana :

Si : nilai tambah sektor i daerah studi k (kab/kota)

S : PDRB total semua sektor di daerah studi k

Ni : nilai tambah sektor i daerah referensi p (wilayah Tapal

Kuda )

N : PDRB total semua sektor daerah referensi p (provinsi)

Dari perhitungan Location Quotient (LQ) suatu sektor, kriteria

umum yang dihasilkan adalah :

a. Jika LQ > 1, disebut sektor basis, yaitu sektor yang tingkat

spesialisnya lebih tinggi dari wilayah acuan.

b. Jika LQ < 1, di sebut sektor non basis, yaitu sektor yang

tingkat spesialisnya lebih rendah dari wilayah acuan.

32

c. Jika LQ = 1 , maka tingkat spesialisasi daerah sama dengan

tingkat wilayah acuan.

2. Analisis Shift Share

Analisis Shift share merupakan salah satu model pertumbuhan

ekonomi wilayah yang juga bertujuan untuk mengetahui faktor

penentu pertumbuhan ekonomi pada wilayah tersebut. (Sjafrijal

2012)

Mengikuti Blair (1991), formulasi analisis Shift share ini

dengan menggunakan perhitungan matematika sederhana dapat di

jelaskan sebagai berikut:

∆𝑦𝑖 = [𝑦𝑖 (𝑌𝑡/ 𝑌0- 1)] + [𝑦𝑖 (𝑌𝑖

𝑡 / 𝑌𝑖0) – (𝑌𝑡/ 𝑌0)] + [𝑦𝑖 (𝑦𝑖

𝑡 / 𝑦𝑖0)

- (𝑌𝑖𝑡 / 𝑌𝑖

0) ]

Di mana ∆𝑦𝑖 = peningkatan nilai tambah sektor i:

𝑦𝑖0 = nilai tambahan sektor i di tingkat daerah pada tahun awal

periode

𝑦𝑖𝑡= nilai tambahan sektor i di tingkat daerah pada akhir periode

𝑌𝑖0= nilai tambahan sektor i di tingkat nasional pada awal periode

𝑌𝑖𝑡= nilai tambahan sektor i di tingkat nasional pada akhir periode

Persamaan diatas menunjukkan bahwa peningkatan produksi

atau nilai tambah suatu sektor di tingkat daerah dapat diuraikan atas

tiga bagian. Bagian pertama pada sisi kiri persamaan tersebut adalah:

a. Regional Share: [𝑦𝑖 (𝑌𝑡/ 𝑌0- 1)] adalah merupakan komponen

pertumbuhan ekonomi daerah yang disebabkan oleh faktor luar

33

yaitu: peningkatan kegiatan ekonomi daerah akibat

kebijaksanaan nasional yang berlaku pada seluruh daerah.

b. Proportionality shift ( mix shift): [𝑦𝑖 (𝑌𝑖𝑡 / 𝑌𝑖

0) – (𝑌𝑡/ 𝑌0)] adalah

komponen pertumbuhan ekonomi daerah yang disebabkan oleh

struktur ekonomi daerah yang baik, yaitu berspesialisasi pada

sektor yang pertumbuhannya cepat seperti sektor industri.

c. Differential shift (competitive shift) : [𝑦𝑖 (𝑦𝑖𝑡 / 𝑦𝑖

0)

- (𝑌𝑖𝑡 / 𝑌𝑖

0) ]adalah komponen pertumbuhan ekonomi daerah

karena kondisi spesifik daerah yang bersifat kompetitif. Unsur

pertumbuhan inilah yang merupakan keuntungan kompetitif

daerah yang dapat mendorong pertumbuhan ekspor daerah

bersangkutan.

Model Analisis Shift Share:

a. Analisis Shift -Share Klasik

Secara ringkas , dengan analisis shift-share dapat

dijelaskan bahwa perubahan suatu variabel regional suatu

sektor di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu

dipengaruhi oleh pertumbuhan nasional, bauran industri dan

keunggulan kompetitif.

𝐷𝑖𝑗= 𝑁𝑖𝑗 + 𝑀𝑖𝑗 + 𝐶𝑖𝑗

Keterangan :

𝐷𝑖𝑗= perubahan suatu variabel regional sektor i di wilayah j

dalam kururn waktu tertentu

34

𝑁𝑖𝑗= komponen pertumbuhan nasional sektor i di wilayah j

𝑀𝑖𝑗= bauran industri sektor i di wilayah j

𝐶𝑖𝑗= keunggulan kompetitif sektor i di wilayah j

Bila tiap komponen shift-share dijumlahkan untuk semua

sektor maka tanda hasil penjulahan itu akan menunjukkan arah

peruabhan dalam pangsa wilayah kesempatan kerja nasional.

Pengaruh bauran industri total akan positif/negatif/nol di

semua wilayah bila kesempatan kerja suatu sektor tumbuh

diatas/dibawah/sama dengan kesempatan kerja nasional.

Pengaruh keunggulan kompetitif total akan

positif/negatif/nol di wilayah-wilayah , dimana kesempatan

kerja berkembang lebih cepat/lebih lambat atau sama dengan

pertumbuhan kesempatan kerja sektor yang bersangkutan di

tingkat nasional.

b. Modifikasi Estaban-Marquillas (E-M) terhadap Analisis Shift-

share Klasik

Modifikasi yang dilakukan oleh Estaban-Marquillas

(1972) ini mendefinisikan kembali keunggulan kompetitif

(𝐶𝑖𝑗) dari teknik shift-share klasik sehingga mengandung

unsur baru yaitu homothetic employment di suatu sektor

wilayah.

𝐸′𝑖𝑗= 𝐸𝑗 (𝐸𝑖𝑛/ 𝐸𝑛)

Keterangan :

35

𝐸′𝑖𝑗= homothetic employment sektor i di wilayah j

𝐸𝑗= total employment di wilayah j

Homothetic employment di defenisikan sebagai

employment atau output atau pendapatan atau nilai tambah

yang di capai suatu sektor di suatu wilayah. Bila struktur

kesempatan kerja di wilayah itu sama dengan struktur

nasional, sehingga komponen keunggulan kompetitif menjadi

:

𝐶𝑖𝑗= 𝐸𝑖𝑗 (𝑟𝑖𝑗 − 𝑟𝑖𝑛)

Keterangan :

𝐶𝑖𝑗= keunggulan kompetitif

𝐸𝑖𝑗= total employment di wilayah j

𝑟𝑖𝑗= laju pertumbuhan sektor i di wilayah j

𝑟𝑖𝑛= laju pertumbuhan nasional

𝐶𝑖𝑗 mengukur keunggulan atau ketidakunggulan kompetitif

sektor i di wilayah j bila komponen homothetic employment

tumbuh sesuai laju selisih antara laju pertumbuhan sektor i

wilayah j dengan laju pertumbuhan sektor i perekonomian

nasional.

𝐴𝑖𝑗= ( 𝐸𝑖𝑗-𝐸′𝑖𝑗)(𝑟𝑖𝑗-𝑟𝑖𝑛)

Keterangan :

𝐴𝑖𝑗= pengaruh alokasi untuk sektor i di wilayah j

36

𝐴𝑖𝑗 merupakan bagian dari pengaruh keunggulan

kompetitf tradisional (klasik) yang menunjukkan adanya

tingkat spesialisasi di sektor i di wilayah j.

𝐴𝑖𝑗mempresentasikan perbedaan antara kesempatan kerja

nyata di sektor i di wilayah j dan kesempatan kerja sektor i di

wilayah j bila struktur kesempatan kerja wilayah tersebut

sama dengan rtuktur kesempatan kerja nasional, dimana nilai

perbedaan tersebut dikalikan dengan perbedaan antara laju

pertumbuhan sektor i di wilayah j dengan laju pertumbuhan

sektor i secara nasional.

Persamaan ini menunjukkan bahwa bila suatu wilayah

mempunyai spesialisasi di sektor-sektor tertentu, maka sektor-

sektor itu juga menikmati keunggulan kompetitif yang lebih

baik. Efek alokasi ini dapat positif atau negatif.

c. Modifikasi Arcelus terhadap analisis shift share Klasik

Modifikasi yang dilakukan oleh Arcelus (1984) ini

mengganti keunggulan kompetitif dengan sebuah komponen

yang disebabkan oleh pertumbuhan wilayah dan sebuah

komponen bauran industri regional. Arcelus menekankan

komponen kedua yang mencerminkan adanya aglomeration

economics (penghematan biaya persatuan karena

kebersamaan lokasi satuan-satuan usaha).

37

Komponen regional growth effect (pengaruh

pertumbuhan wilayah) dirumuskan sebagai berikut:

𝑅𝑖𝑗= 𝐸′𝑖𝑗 (𝑟𝑗-𝑟𝑛)+(𝐸𝑖𝑗- 𝐸′𝑖𝑗)(𝑟𝑗-𝑟𝑛)

Keterangan :

𝑅𝑖𝑗= komponen pengaruh pertumbuhan wilayah terhadap

sektor i di wilayah j

𝑟𝑗= laju pertumbuhan wilayah j

Komponen bauran industri regional menurut Arcelus

dirumuskan sebagai berikut:

𝑅𝐼𝑖𝑗= 𝐸′𝑖𝑗 {(𝑟𝑖𝑗-𝑟𝑗) – (𝑟𝑖𝑗-𝑟𝑛)} + (𝐸𝑖𝑗- 𝐸′𝑖𝑗) {( 𝑟𝑖𝑗-𝑟𝑗)- (𝑟𝑖𝑛-𝑟𝑛)}

Keterangan :

𝑅𝐼𝑖𝑗= komponen bauran industri regional sektor i di wilayah j.

3. Tipologi Klasen

Analisis Tipologi Klassen digunakan untuk mengetahui

gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi

masing-masing daerah. Tipologi klasen pada dasarnya membagi

daerah berasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan

ekonomi daerah dan pendapatan per kapita daerah.

Melalui analisis ini diperoleh empat karakteristik pola dan

struktur pertumbuhan ekonomi yang berbeda yaitu : daerah cepat

maju dan cepat tumbuh, daerah maju tapi tertekan , daerah

berkembang cepat dan daerah relatif tertinggal ( Kuncoro dan

Aswandi, 2002 ).

38

Yi< Y Yi>Y

Ri > r

Kuadran I

Berkembang cepat

Kuandran II

Cepat Maju dan Cepat Tumbuh

Ri < r

Kuadran III

Terbelakang

Kuandran IV

Maju tertekan

Sumber : Modul Praktikum Ekonomi Regional

Keterangan :

Ri = laju pertumbuhan ekonomi wilayah i

Yi = PDRB perkapita wilayah i

R = laju pertumbuhan ekonomi wilayah referensi

Y = pdrb perkaipta wilayah referensi

a. Daerah cepat maju dan tumbuh , daerah yang memiliki

tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita

yang lebih tinggi dibanding rata-rata kabupaten/kota

b. Daerah maju tapi tertekan, daerah yang memiliki pendapatan

perkapita lebih tinggi, tetapi tingkat pertumbuhan

ekonominya lebih rendah dibanding rata -rata

kabupaten/kota.

39

c. Daerah berkembang cepat, adalah daerah yang memiliki

tingkat pertumbuhan tinggi , tetapi tingkat pendapatan

perkapita lebih rendah dibanding rata-rata kab/kota.

d. Daerah relatif tertinggal adalah daerah yang memiliki tingkat

pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita yang lebih

rendah dibanding rata-rata kab/kota.

4. Indeks Williamson

Ketimpangan ekonomi antar kab/kota di wilayah Tapal

kuda Provinsi Jawa Timur diukur menggunakan Indeks

Williamson dengan rumus sebagai berikut :

𝐼𝑊 =√∑𝑖(𝑌𝑖 − 𝑌)2.

𝑓𝑖

𝑛

𝑌

Dimana :

IW : indeks williamson

Fi : jumlah penduduk kabupaten/kota ke-i

N : jumlah penduduk provinsi jawa timur

Yi : PDRB per kapita kabupaten/kota ke-i

Y : PDRB per kapita provinsi jawa timur

Indeks Williamson berkisar antara 0 < IW < 1, dimana

semakin mendekati nol artinya wilayah tersebut semakin tidak

timpang, sedangkan apabila mendekati satu maka semakin timpang

wilayah yang diteliti. (Sjafrizal, 2012).

40

5. Model Regresi Data Panel

Data panel adalah data yang mempunyai dua dimensi yaitu

individu (cross-section) dan waktu (time series), di mana

setiap unit cross-section (individu) diulang dalam beberapa

periode waktu. Bentuk model data panel untuk satu variabel

independen (yang dapat dibuat umum untuk lebih dari satu

variabel independen) yaitu

it i it itY a X

Dimana : ai = variabel tak terobservasi yang spesifik bagi

setiap individu dan diasumsikan bernilai konstan sepanjang

waktu untuk setiap individu.

a. Model common effects

Model common – effect (CE) adalah model paling

sederhana yang mengasumsikan bahwa tidak ada

keheterogenan antar individu yang tidak terobservasi

(intersep sama), karena semua keheterogenan telah

dijelaskan oleh variabel independen. Estimasi parameter

model common – effect menggunakan metode OLS.

Model common – effect (pooling) yang dapat digunakan

untuk memodelkan data panel adalah:

𝑌𝑖𝑡 = 𝛼 + 𝑋𝑖𝑡𝛽 + 𝑒𝑖𝑡

Dimana :

41

𝑌𝑖𝑡 = adalah observasi dari unit ke i dan diamati pada

periodeke t. (dependen)

𝑋𝑖𝑡 = adalah variabel independen yang diamati dari unit i

pada periode t. Dan diasumsikan 𝑋𝑖𝑡 memuat konstanta.

𝑒𝑖𝑡 = adalah komponen error yang diasumsik memilikiharga

mean 0 dan variansi homogen dalam waktu serta independen

dengan 𝑋𝑖𝑡.

b. Model Fixed Effects

Model fixed – effect (FE) pada data panel

diasumsikan bahwa koefisien slope konstan tetapi intersep

bervariasi sepanjang unit individu. Istilah fixed effect

berasal dari kenyataan bahwa meskipun intersep 𝛽𝑜𝑖

berbeda antar individu namun intersep antar waktu sama

(time invariant), sedangkan slope tetap sama antar

individu dan antar waktu. Bentuk umum model fixed effect

adalah sebagai berikut:

Terdapat keheterogenan antar individu yang tidak

terobservasi, maka nilai intersep untuk setiap variabel

independen berbeda tapi memiliki slope yang sama.

Estimasi parameter model fixed – effect menggunakan

metode Least Square Dummy Variable, yaitu dengan

menambahkan variabel dummy yang bersesuaian untuk

masing – masing nilai variabel independen.

42

𝑌𝑖𝑡 = 𝑌𝑖𝑡 + ∑ 𝛽𝑘𝑋𝑘,𝑖𝑡

𝑝

𝑖=1+ 𝑒𝑖𝑡

Dengan di adalah Variabel Dummy ke I, i= 2,3…., N

dan N adalah banyaknya unit cross section. Pendugaan

parameter regresi data panel dilakukan dengan

menggunakan Ordinary Least Square.

c. Model Random Effect

Model random – effect (RE) digunakan untuk

mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh model

fixed effect dengan perubah semu (dummy) pada data

panel menimbulkan permasalahan hilangnya derajad

bebas dari model. Estimasi parameter model random –

effect menggunakan metode Generalized Least Square.

𝑌𝑖𝑡 = 𝛽𝑜𝑖 + ∑ 𝛽𝑘𝑋𝑘,𝑖𝑡

𝑝

𝑖=1+ 𝜇𝑖𝑡 + 𝑒𝑖𝑡

d. Uji chow

Uji ini digunakan untuk memilih salah satu model

pada regresi data panel, yaitu model efek tetap (Fixed

Effect Model) dengan model koefisien tetap (common

effect model). Hipotetsis dalam uji chow adalah:

H0 : Common Effect Model

H1 : Fixed Effect Model

43

Dasar penolakan terhadap hipotesis diatas adalah

dengan membandingkan perhitungan F−statistik dengan

F−tabel. Perbandingan dipakai apabila hasil F hitung lebih

besar (>) dari F tabel maka H0 ditolak yang berarti model

yang paling tepat adalah Fixed Effect Model. Begitupun

sebaliknya, jika F hitung lebih kecil (<) dari F tabel maka

H0 diterima dan model yang digunakan adalah Common

Effect Model(Widarjono, 2009). Perhitungan F statistic

didapat dari uji Chow dengan rumus:

𝐹 =

(𝑆𝑆𝐸1−𝑆𝑆𝐸2)

(𝑛−1)

𝑆𝑆𝐸2

(𝑛𝑡−𝑛−𝑘)

Dimana:

SSE1 : Sum Square Error dari model Common Effect

SSE2 : Sum Square Error dari model Fixed Effect

n : Jumlah provinsi (cross section)

k : Jumlah variabel independen

Sedangkan F tabel didapat dari:

𝐹 − 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = {𝛼 ∶ 𝑑𝑓(𝑛 − 1, 𝑛𝑡 − 𝑛 − 𝑘)}

Dimana:

α : Tingkat signifikasi yang dipakai (alfa)

n : Jumlah provinsi

nt : Jumlah cross section x jumlah time series

44

k : Jumlah variabel independen

e. Uji Langrange Multiplier (LM) Breush-pagan

Uji Lagrange Multiplier (LM) digunakan untuk

mengetahui signifikan teknik Random Effect. Uji

Lagrange Multiplier (LM) digunakan untuk memilih

antara OLS (Common Effect) tanpa variabel dummy atau

Random Effect. Uji signifikan Random Effect ini

dikembangkan oleh Bruesch – pagan. Adapun nilai

statistik LM dihitung berdasarkan formula sebagai berikut

:

LM = nT

2 (T−1)[

∑ [∑ eitTt=1 ]n

i=1

∑ ∑ eit2T

t=1ni=1

-1]2 = nT

2 (T−1)

Keterangan :

N= Jumlah Individu

T = Jumlah Periode Waktu

E = Residual metode OLS

Hipotesis untuk pengujian ini yaitu :

H0= OLS tanpa variabel dummy ( Common Effect)

H1= Random Effect Model

Ketentuan :

45

1. Apabila Probabilitas Breusch-Pagan <alpha (0,05), maka

H0 ditolak dan H1 diterima, berarti bahwa model Random

Effect merupakan model yang tepat.

2. Apabila Probabilitas Breusch-Pagan >alpha (0,05), maka

H0 diterima dan H1 ditolak, berarti bahwa model OLS

tanpa variabel dummy (Common Effect) merupakan

model yang tepat.

f. Uji hausman

Kegunaan uji Hausman adalah untuk memilih antara

Fixed Effect atau Random Effect. Uji Hausman digunakan

apabila metode Fixed Effect dan Random Effect lebih baik

dari metode OLS (Common Effect). Statistik uji Hausman

mengikuti chi square dengan degree of freedom sebanyak

jumlah variabel bebas dari model. Dengan ketentuan:

H0 : Random Effect

H1 : Fixed Effect

Apabila hasil dari Hausman test menunjukkan

bahwa nilai probabilitasnya lebih kecil dari tingkat

signifikasi 0,05, maka dengan demikian hipotesis nol

ditolak dan model yang digunakan Fixed Effect. Uji

Hausman digunakan apabila metode Fixed Effect dan

Random Effect lebih baik dari metode OLS (Common

Effect). Rumus uji Hausman yaitu:

46

𝑚 = �̂�𝑉𝑎𝑟(�̂�)−1�̂�

Keterangan:

�̂� = (�̂� − �̂�𝐺𝐿𝑆)

𝑉𝑎𝑟(�̂�) = 𝑉𝑎𝑟(�̂�) − 𝑉𝑎𝑟(�̂�𝐺𝐿𝑆)

Ketentuan:

1. Apabila Hausman hitung ≥ Tabel Chi Square, maka Ho

ditolak dan Ha diterima, berarti bahwa model Fixed

Effect merupakan model yang tepat.

2. Apabila Hausman hitung ≤ Tabel Chi Square, maka Ho

diterima dan ha ditolak, berarti model Random Effect

merupakan model yang tepat.