BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. B. -...

12
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah eksperimen yang didukung dengan studi pustaka. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analis Kesehatan, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang, yang beralamat di Jalan Kedungmundu Raya No.18 Semarang. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari 2014. C. Objek Penelitian Objek penelitian adalah tahu yang direndam dalam formalin 10 persen selama 1 jam. Kemudian ditetapkan kadarawal formalin, selanjutnya tahu direndam dengan air garam konsentrasi 1%, 3%, 5%, 7%, 9% selama 60 menit dan ditetapkan prosentase penurunan kadar formalin. D. Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah beker gelas 200 ml, 500 ml, 1000 ml, gelas ukur 10 ml, 100 ml, labu ukur 50 ml dan 100 ml, pipet volume 1,0 ml, 5,0 ml, 10,0 ml, pipet tetes, tabung reaksi, rak tabung, spin ball (karet penghisap), seperangkat alat destilasi, timbangan teknis, timbangan analitis, dan spektrofotometer.

Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. B. -...

20

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah eksperimen yang didukung dengan studi

pustaka.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analis Kesehatan,

Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Semarang, yang beralamat di Jalan Kedungmundu Raya No.18 Semarang.

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari 2014.

C. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah tahu yang direndam dalam formalin 10 persen

selama 1 jam. Kemudian ditetapkan kadarawal formalin, selanjutnya tahu

direndam dengan air garam konsentrasi 1%, 3%, 5%, 7%, 9% selama 60

menit dan ditetapkan prosentase penurunan kadar formalin.

D. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah beker gelas 200 ml, 500 ml, 1000 ml,

gelas ukur 10 ml, 100 ml, labu ukur 50 ml dan 100 ml, pipet volume 1,0 ml,

5,0 ml, 10,0 ml, pipet tetes, tabung reaksi, rak tabung, spin ball (karet

penghisap), seperangkat alat destilasi, timbangan teknis, timbangan analitis,

dan spektrofotometer.

21

Bahan yang digunakan adalah tahu, air garam dengan konsentrasi 1%,

3%, 5%, 7%, 9%, larutan H3PO4 10 persen, formalin 10 persen, larutan schiff

(fuchsin, Na2SO3, HCl pekat), dan aquadest.

E. Prosedur Penelitian

1. Prosedur Pengaturan Optimasi Panjang Gelombang dan Waktu Kestabilan

Reaksi Spektrofotometer

a. Pembuatan Blanko

Blanko dibuat dengan cara diambil 45 ml aquadest dimasukkan dalam

labu ukur 50 ml, kemudian ditambahkan 1,0 ml larutan schiff.

Selanjutnya ditepatkan dengan aquadest sampai tanda batas.

b. Pembuatan baku induk formalin

Baku induk dibuat melalui pengenceran larutan baku 10% (100000

ppm) menjadi 1% (10000 ppm), kemudian dari larutan baku 1%

(10000 ppm) dibuat menjadi 0,1% (1000 ppm).

Cara pembuatan larutan baku 1% (10000 ppm) dari larutan baku 10%

(100000 ppm) : dipipet 5,0 ml larutan baku 10% (100000 ppm)

dimasukkan dalam labu ukur 50 ml, kemudian ditambah aquadet

sampai tanda batas.

Cara pembuatan larutan baku 0,1% (1000 ppm) dari larutan baku 1%

(10000 ppm) : dipipet 5,0 ml larutan baku 1% (10000 ppm)

dimasukkan dalam labu ukur 50 ml, kemudian ditambah aquadet

sampai tanda batas.

22

Cara pembuatan larutan baku 0,01% (100 ppm) dari larutan baku 0,1

% (1000 ppm) : dipipet 5,0 ml larutan baku 0,1 % (1000 ppm)

dimasukkan dalam labu ukur 50 ml, kemudian ditambah aquadest

sampai tanda batas.

c. Pembuatan baku seri formalin 1 ppm, 5 ppm, 10 ppm

Cara pembuatan baku seri 0,0001% (1 ppm) dari baku 0,01% (100

ppm) : dipipet 0,5 ml larutan baku 0,01% (100 ppm) dimasukkan

dalam labu ukur 50 ml, ditambahkan 40 ml aquadest dan 1,0 ml

larutan schiff, kemudian ditepatkan dengan aquadet sampai tanda

batas.

Cara pembuatan baku seri 0,0005% (5 ppm) dari baku 0,01% (100

ppm) : dipipet 2,5 ml larutan baku 0,01 % (100 ppm) dimasukkan

dalam labu ukur 50 ml, ditambahkan 40 ml aquadest dan 1,0 ml

larutan schiff, kemudian ditepatkan dengan aquadet sampai tanda

batas.

Cara pembuatan baku seri 0,001% (10 ppm) dari baku 0,01% (100

ppm) : dipipet 5,0 ml larutan baku 0,01% (100 ppm) dimasukkan

dalam labu ukur 50 ml, ditambahkan 35 ml aquadest, dan 1,0 ml

larutan schiff, kemudian ditepatkan dengan aquadet sampai tanda

batas.

d. Dilakukan optimasi panjang gelombang yaitu dengan cara pembacaan

absorbansi untuk baku seri 1 ppm, 5 ppm, 10 ppm pada

spektrofotometer dengan variasi panjang gelombang (540 nm, 550

23

nm, 560 nm, 570 nm, 580 nm, 590 nm), sehingga didapat panjang

gelombang yang optimum untuk pembacaan absorbansi

spektrofotometer.

e. Melakukanoptimasi waktu kestabilan reaksi formalin dengan baku

seri 1 ppm, 5 ppm, 10 ppm pada spektrofotometer dengan variasi lama

waktu antara (2 menit, 4 menit, 5 menit, 10 menit, 20 menit, dan 30

menit) pada panjang gelombang optimum sehingga didapatkan waktu

kestabilanyang optimum.

2. Identifikasi Formalin PadaTahu yang dibeli di pasar

a. Persiapan Sampel

1) Ditimbang 10 gram sampel tahu kemudian diiris kecil dan

dimasukkan dalam labu destilasi.

2) Ditambah aquadest 100 ml, kemudian diasamkan dengan 1ml

H3PO4 10% ke dalam labu destilasi, selanjutnya didestilasi dan

ditampung hasil destilat dalam labu ukur 50 ml.

b. Prosedur Uji Kualitatif Formalin dengan Larutan Schiff

1) Dipipet 1 ml hasil destilat dimasukkan dalam tabung reaksi.

2) Ditambah 1 ml larutan schiff. Jika terbentuk warna ungu maka

formalin positif.

24

3. Analisis formalin pada tahu yangdirendamdengan formalin 10% selama

1jam

a. Persiapan sampel

1.) 18 buah tahu dibagi dalam 3 tempat, tiap tempat berisi 6 buah

tahu direndam dengan 600 ml formalin 10% selama 1 jam,

kemudian tahu ditiriskan.

2.) Masing-masing dari tempat tahu diambil 1 buah tahu dan

dihancurkan kemudian ditimbang seksama 10 gram dan

dimasukkan dalam labu destilat.

3.) Masing-masing diitambah aquadest 100 ml, kemudian diasamkan

dengan 1 ml H3PO4 10% ke dalam labu destilasi, selanjutnya

didestilasi dan ditampung hasil destilat dalam labu ukur 50 ml,

kemudian ditambah aquadest sampai tanda batas.

b. Prosedur Uji Kuantitatif Formalin pada Tahu

1) Masing-masing hasil destilat dalam labu ukur dipipet 5,0 ml

dimasukkan dalam labu ukur 50 ml, ditambah aquadest sampai

tanda batas, dihomogenkan.

2) Dipipet 5,0 ml dari labu ukur 50 ml yang sudah dihomogenkan,

dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml, ditambah 85 ml aquadest,

ditambah 1,0 ml larutan schiff, kemudian ditepatkan dengan

menambahkan aquadest sampai tanda batas.Selanjutnya kadar

formalin ditetapkan dengan metode spektrofotometer.

25

4. Penetapan kadar formalin pada tahu setelah perendaman air garam dengan

konsentrasi 1%.

a. Persiapan sampel

1.) Tiga buah sampel tahu yang mengandung formalin 10% masing-

masing direndam dengan 200 ml air garam konsentrasi 1% selama

60 menit.

2.) Tahu dihancurkan kemudian ditimbang seksama 10 gram tahu dan

dimasukkan dalam labu destilasi.

3.) Ditambah aquadest 100 ml, kemudian diasamkan dengan 1 ml

H3PO4 10% ke dalam labu destilasi, selanjutnya didestilasi dan

ditampung hasil destilat dalam labu ukur 50 ml, kemudian

ditambah aquadest sampai tanda batas.

b. Uji kuantitatif sampel

1) Dipipet 5,0 ml hasil destilat dimasukkan dalam labu ukur 50 ml,

ditambah aquadest sampai tanda batas, dihomogenkan.

2) Dipipet 5,0 ml dari labu ukur 50 ml yang sudah dihomogenkan,

dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml, ditambah 85 ml aquadest,

ditambah 1,0 ml larutan schiff, kemudian ditepatkan dengan

menambahkan aquadest sampai tanda batas labu ukur, selanjutnya

kadar formalin ditetapkan dengan metode spektrofotometer.

c. Pengulangan prosedur 4a dan 4b untuk penetapan kadar formalin pada

tahu yang sudah direndam dengan formalin 10% dengan konsentrasi

air garam 3%, 5%, 7%, 9%.

26

5. Prosedur pembuatan baku seri formalin

a. Baku seri formalin dibuat dari konsentrasi 1 ppm – 10 ppm sebanyak 50

ml, cara pembuatannya yaitu :

1. Baku seri 1 ppm : dipipet 0,5 ml dari larutan baku 100 ppm

2. Baku seri 2 ppm : dipipet 1,0 ml dari larutan baku 100 ppm

3. Baku seri 3 ppm : dipipet 1,5 ml dari larutan baku 100 ppm

4. Baku seri 4 ppm : dipipet 2,0 ml dari larutan baku 100 ppm

5. Baku seri 5 ppm : dipipet 2,5 ml dari larutan baku 100 ppm

6. Baku seri 6 ppm : dipipet 3,0 ml dari larutan baku 100 ppm

7. Baku seri 7 ppm : dipipet 3,5 ml dari larutan baku 100 ppm

8. Baku seri 8 ppm : dipipet 4,0 ml dari larutan baku 100 ppm

9. Baku seri 9 ppm : dipipet 4,5 ml dari larutan baku 100 ppm

10. Baku seri 10 ppm : dipipet 5,0 ml dari larutan baku 100 ppm

b. Masing-masing dimasukkan dalam labu ukur 50 ml, ditambah 35 ml

aquadest dan 1,0 ml larutan schiff, kemudian ditepatkan dengan

menambahkan aquadest sampai tanda batas labu ukur.

c. Dibaca absorbansi blanko, baku seri dan sampel pada spektrofotometer

dengan panjang gelombang 560 nm dan waktu kestabilan 15 menit.

27

F. Analisis Data

Data yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk Tabel dan Grafik.

Untuk mengetahui adanya penurunan kadar formalin pada tahu yang

direndam dalam air garam dengan konsentrasi yang bervariasi, dilakukan

analisis statistik regresi linieruntuk perhitungan kadar sampel berdasarkan

persamaan garis baku formalin.

G. Rumus Perhitungan

1. Rumus perhitungan kadar awal formalin dan kadar formalin setelah

direndam air garam pada sampel tahu.

a. Perhitungan berdasarkan persamaan garis lurus dari kurva

baku, Y = bx + a, maka :

Keterangan :

a = Konstanta

b = Koefisien

X = Kadar formalin sampel (mg/l)

Y = Absorbansi

Fp = Faktor Pengenceran

b. Mg formalin dalam destilat :

x X

X = Y – a fp

b

28

c. Konsentrasi formalin dalam sampel (mg/kg) :

1000x mg formalin dalam destilat = ..... mg/kg

gram sampel

2. Menghitung penurunan kadar formalin dalam sampel tahu

Menetapkan penurunan kadar formalin sampel tahu :

(

)x100%=...%

H. Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan untuk penurunan kadar formalin pada tahu dengan

perendaman air garam berdasarkan variasi konsentrasi adalah sebagai berikut:

a. Penetapan kadar formalin pada tahu dengan variasi konsentrasi air

garam selama 60 menit

Tabel 1. Rancangan kadar formalin pada sampel (ppm)

Ulangan

Kadar formalin padatahudenganvariasikonsentrasi air garam ( % b/v)

1 3 5 7 9

1 A D G J M

2 B E H K N

3 C F I L O

29

b. Prosentase penurunan kadar formalin pada tahu

Tabel 2. Rancangan prosentase penurunan kadar formalin pada sampel

Ulangan

% penurunankadar formalin padatahudenganvariasikonsentrasi air

garam ( % b/v)

1 3 5 7 9

1 A1 D1 G1 J1 M1

2 B1 E1 H1 K1 N1

3 C1 F1 I1 L1 O1

c. Konsentrasi air garam yang optimum terhadap organoleptis tahu

Tabel 3. Rancangan organoleptis tahu terhadap konsentrasi air garam

Perendaman air garam selama 60 menit

Konsentrasi

air garam

(%b/v)

Warna Bentuk Bau Rasa Keterangan

(baik/tidak

baik)

1 3 5 7 9

30

I. Definisi Operasional

Tahu adalah bahan makanan yang mengandung protein nabati dan

terbuat dari bahan utama kedelaidengan cara pembuatan dimulai dari

pencucian dan perendaman, penggilingan, pemasakan, penyaringan,

penggumpalan, pemisahan dan pencetakan. Protein nabati yang terkandung

dalam tahu sebesar 8-12%. Tahu tidak tahan lama apabila tidak segera diolah,

sehingga membuat beberapa produsen tahu menambahkan bahan tambahan

pangan yang dilarang oleh pemerintah. Bahan yang biasanya ditambahkan

antara lain formalin.

Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat

menusuk, mempunyai rumus molekul HCOH, berat molekul 30,03, berat

jenis 1,08, mudah menguap dengan titik didih 96C, serta mengandung

sekitar 37 persen formaldehid dalam air, biasanya ditambah methanol hingga

15 persen sebagai pengawet. Penetapan kadarformalin dalam penelitian ini

menggunakan metode spektrofotometri dengan larutan schiff.

Natriumklorida (NaCl) adalah garam yang dalam kehidupan sehari-hari

digunakan sebagai garam dapur yang terdiri dari unsur Natrium (Na) dan

unsur Chlorida (Cl-). Larutan garam dalam air (misalnya natrium klorida

dalam air)merupakan larutan elektrolit, yaitu larutan yang dapat

menghantarkan arus listrik. Cairan dalam tubuh makhluk hidup mengandung

larutan garam, misalnya sitoplasma dan darah. Air garam juga dapat

digunakan untuk menurunkan kadar formalin.

31

Perendaman air garam berdasarkan variasi konsentrasi adalah

perendaman tahu yang berformalin 10 persen yang direndam dalam air garam

dengan konsentrasi 1%, 3%, 5%, 7%, 9% selama waktu 60 menit.