154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

208
154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam rangka perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa. Dengan belajar bahasa, siswa dapat mengembangkan kecerdasan intelektual dan emosional. Di samping itu, kemampuan siswa juga dapat dikembangkan untuk bergaul dengan sesamanya, dan dengan masyarakat di luar lingkungannya. Dengan kemampuan berkomunikasi yang baik, baik secara lisan maupun tertulis, siswa akan dapat menyerap ilmu pengetahuan dan teknologi dengan lebih cepat dan lebih baik. Oleh sebab itu, pendidikan bahasa, baik bahasa ibu, bahasa nasional, maupun bahasa internasional ditekankan pada kompetensi komunikatif. Bygate (1987) dalam Ghazali mengatakan bahwa kemampuan bahasa lisan memerlukan pengetahuan tentang bahasa yang digunakan dalam hal ini, yakni tata bahasa, kosakata, penggunaan bentuk yang tepat untuk fungsi tertentu. Selain itu, keterampilan untuk mengomunikasikan pesan, yaitu penggunaan formula verbal atau penyesuaian terhadap kata-kata. Bahasa Inggris memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam era globalisasi. Sebagian masyarakat multibahasa menggunakan bahasa Inggris dalam berbagai bidang kehidupan. Salah satu di antaranya adalah di bidang pariwisata. Salah satu komponen pembelajaran bahasa Inggris adalah pemahaman dan penguasaan kosakata. Pemahaman dan penguasaan kosakata secara umum

Transcript of 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Page 1: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

154

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa memiliki peran sentral dalam rangka perkembangan intelektual,

sosial, dan emosional siswa. Dengan belajar bahasa, siswa dapat mengembangkan

kecerdasan intelektual dan emosional. Di samping itu, kemampuan siswa juga

dapat dikembangkan untuk bergaul dengan sesamanya, dan dengan masyarakat di

luar lingkungannya. Dengan kemampuan berkomunikasi yang baik, baik secara

lisan maupun tertulis, siswa akan dapat menyerap ilmu pengetahuan dan teknologi

dengan lebih cepat dan lebih baik. Oleh sebab itu, pendidikan bahasa, baik bahasa

ibu, bahasa nasional, maupun bahasa internasional ditekankan pada kompetensi

komunikatif.

Bygate (1987) dalam Ghazali mengatakan bahwa kemampuan bahasa lisan

memerlukan pengetahuan tentang bahasa yang digunakan dalam hal ini, yakni tata

bahasa, kosakata, penggunaan bentuk yang tepat untuk fungsi tertentu. Selain itu,

keterampilan untuk mengomunikasikan pesan, yaitu penggunaan formula verbal

atau penyesuaian terhadap kata-kata.

Bahasa Inggris memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam era

globalisasi. Sebagian masyarakat multibahasa menggunakan bahasa Inggris dalam

berbagai bidang kehidupan. Salah satu di antaranya adalah di bidang pariwisata.

Salah satu komponen pembelajaran bahasa Inggris adalah pemahaman dan

penguasaan kosakata. Pemahaman dan penguasaan kosakata secara umum

Page 2: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

dianggap sebagai bagian penting dari proses pembelajaran suatu bahasa ataupun

pengembangan kemampuan seseorang dalam suatu bahasa yang sudah dikuasai.

Penguasaan kosakata merupakan hal yang paling mendasar yang harus dikuasai

siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris. Tanpa memiliki kosakata yang

memadai, siswa akan mengalami kesulitan dalam mencapai kompetensi dasar

berbahasa Inggris. Sebaliknya, semakin banyak kosakata bahasa Inggris dikuasai

dan dipahami oleh siswa maka semakin mudah siswa tersebut mempelajari dan

memahami bahasa Inggris.

Menurut Edward dan Rebecca (1977:150) yang dikutip oleh Novena Ade

Fredyarini Soedjiwo (2010) dalam tesisnya yang berjudul “Penguasaan dan

Pemakaian Kosakata dalam Kalimat Sederhana pada Pembelajaran Bahasa Inggris

Siswa SD Negeri 8 dan RSDBI Muhammadiyah 2 Denpasar”, sebagian besar

siswa mempelajari bahasa baru cenderung dipengaruhi oleh bahasa pertama,

kemudian berangsur-angsur berkembang lebih akurat dan berstruktur. Hal ini

terjadi akibat siswa terpengaruh bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama dan

selalu berdasarkan instruksi guru, dalam hal ini guru bukan penutur asli dan masih

dipengaruhi tuturan bahasa pertama, fonologi, dan struktur kalimat sehingga

pengajaran masih terfokus pada kosakata.

Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam

pembelajaran bahasa, yaitu contextual teaching and learning (CTL). Metode CTL

adalah konsepsi pembelajaran yang membantu pengajar menghubungkan mata

pelajaran dengan situasi nyata serta pembelajaran yang memotivasi peserta didik

Page 3: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

agar menghubungkan pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan sehari-hari

sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Iskandarwassid, 2009).

Metode CTL muncul sebagai reaksi terhadap teori behavioristik yang

mendominasi pendidikan selama puluhan tahun. Pengajaran dengan menggunakan

metode CTL memungkinkan siswa memperkuat, memperluas, dan menerapkan

pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam berbagai macam tatanan

di dalam sekolah dan di luar sekolah agar siswa dapat memecahkan masalah-

masalah dunia nyata atau masalah-masalah yang disimulasikan. Dalam metode

CTL ini ada tujuh elemen penting, yaitu inkuiri, pertanyaan, konstruktivistik,

pemodelan, masyarakat belajar, penilaian autentik, dan refleksi. Ketujuh unsur

tersebut dapat diaplikasikan dalam keseluruhan proses pembelajaran. Dalam

pembelajaran bahasa, metode CTL ini biasa dilakukan melalui teknik bermain

peran (Iskandarwassid, 2009).

Metode CTL sudah lama dikembangkan oleh John Dewey pada tahun

1916, yaitu sebagai filosofi belajar yang menekankan pada pengembangan minat

dan pengalaman siswa. Metode CTL ini juga dikembangkan oleh The Washington

State Concortium for Contextual Teaching and Learning, yang melibatkan sebelas

perguruan tinggi, dua puluh sekolah dan lembaga-lembaga yang bergerak dalam

dunia pendidikan di Amerika Serikat. Yang melandasi pengembangan Contextual

Teaching and Learning adalah konstruktivisme, yaitu filosofi belajar yang

menekankan bahwa belajar tidak hanya sekadar menghafal. Siswa harus

mengonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri, pengetahuan tidak dapat

Page 4: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

dipisah-pisahkan menjadi fakta atau proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkan

keterampilan yang dapat diterapkan (Kesuma, 2009).

Pada survei yang dilakukan pada Januari 2012 sampai dengan Maret 2012

diketahui bahwa para siswa SMP Taman Sastra Jimbaran, dari kelas VII sampai

dengan kelas IX lebih dominan menggunakan bahasa Bali, bahasa ibu mereka

sebagai alat komunikasi mereka sehari-hari dengan teman-teman mereka di

sekolah. Bahasa Bali yang digunakan adalah bahasa Bali kasar. Mereka belum

mampu menggunakan bahasa Bali madya (menengah) dan alus, sedangkan bahasa

Indonesia hanya digunakan dalam proses pembelajaran di dalam kelas dan pada

saat berkomunikasi dengan teman mereka yang tidak bisa berbahasa Bali.

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII karena siswa tersebut merupakan

siswa transisi. Artinya, mereka masih terbawa pada situasi/suasana belajar bahasa

Inggris seperti di Sekolah Dasar dan belum mengenal situasi/suasana belajar

bahasa Inggris pada sekolah menengah pertama (SMP). Sebagian besar mereka

berasal dari sekolah dasar negeri yang berada di lingkungan Kelurahan Jimbaran.

Pada umumnya, mereka mendapatkan pelajaran bahasa Inggris di kelas IV dan

mereka lebih banyak belajar tentang kosakata. Selain itu, materi pelajaran bahasa

Inggris kelas VII masih tentang kosakata yang tidak jauh berbeda dengan materi

pelajaran di Sekolah Dasar.

Penelitian tidak dilaksanakan di kelas VIII karena materi pelajaran bahasa

Inggris ini lebih banyak mengenai struktur kalimat bahasa Inggris sehingga tidak

cocok dengan judul penelitian yang dilaksanakan, yakni mengenai peningkatan

Page 5: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa. Penelitian juga tidak dilaksanakan di

kelas IX karena siswa kelas ini akan melaksanan ujian akhir.

Survei petama dilakukan pada Januari 2012 di kelas VII E, karena kelas

tersebut merupakan kelas yang siswanya memeroleh nilai paling rendah ketika tes

masuk sekolah sehingga kelas ini perlu berikan treatment untuk meningkatkan

penguasaan kosakata bahasa Inggris mereka. Pada survei tersebut diketahui bahwa

pengajaran bahasa Inggris masih berpusat pada guru, sedangkan perhatian siswa

tidak terfokus pada guru dan cenderung pasif. Dengan situasi seperti itu, motivasi

dan minat belajar bahasa Inggris sangat kurang sehingga berpengaruh terhadap

sikap dan perilaku yang kurang baik dalam proses belajar mengajar.

Pada Februari 2012 pengajaran bahasa Inggris di kelas VII E dengan

menerapkan metode contextual teaching and learning dimulai. Guru bahasa

Inggris kelas VIIE sebagai observer pendamping. Selama mengajar, ditemukan

beberapa kendala, yakni siswa masih pasif, malas, dan motivasi belajar bahasa

Inggris kurang. Selain itu, sebagian dari mereka mengikuti Pekan Olahraga

Pelajar (POKJAR) se-Kabupaten Badung dan guru bahasa Inggris kelas VII

menjadi pelatih olah raga bulu tangkis. Dari pengalaman tersebut, guru-guru

bahasa Inggris menyarankan untuk tidak meneliti kelas VII E, tetapi menyarankan

meneliti kelas VII A karena siswa ini merupakan siswa yang memeroleh nilai

tertinggi ketika tes masuk sekolah.

Pada survei yang kedua, dilakukan pada September 2012 pengajaran

bahasa Inggris di SMP Taman Sastra Jimbaran, khususnya pada kelas VII A

masih didominasi oleh kelas yang berpusat pada guru sebagai sumber utama

Page 6: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

pengetahuan sehingga ceramah merupakan pilihan utama dalam menentukan

strategi belajar. Dengan tidak memberdayakan siswa sebagai pusat pembelajaran,

pengajaran bahasa Inggris akan monoton dan cenderung membosankan siswa.

Motivasi siswa dalam belajar bahasa Inggris lemah sehingga berpengaruh

terhadap sikap dan perilaku yang kurang baik dalam proses belajar mengajar,

seperti malas, tidak memerhatikan penjelasan guru, dan acuh tak acuh. Oleh sebab

itu, materi yang telah diajarkan oleh guru akan mudah terlupakan oleh siswa dan

siswa hanya belajar ketika berada di kelas.

Berdasarkan keterangan di atas, diputuskan SMP Taman Sastra Jimbaran

untuk dijadikan sebagai objek penelitian. Pada penelitian ini dibahas mengenai

penerapan metode contextual teaching and learning dalam proses pembelajaran

bahasa Inggris, dalam upaya peningkatan penguasaan kosakata bahasa Inggris

siswa, khususnya siswa kelas VII A. Dengan menerapkan ketujuh elemen penting

(inkuiri, pertanyaan, konstruktivisme, pemodelan, masyarakat belajar, penilaian

autentik, dan refleksi) yang terdapat pada metode contextual teaching and

learning dalam proses pembelajaran bahasa Inggris, diharapkan peningkatan

penguasaan kosakata siswa kelas VII A dapat diketahui secara lebih jelas.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, ada beberapa permasalahan yang perlu

dirumuskan, seperti berikut.

1) Bagaimanakah penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa kelas VIIA SMP

Taman Sastra Jimbaran sebelum penerapan metode contextual teaching and

learning?

Page 7: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

2) Bagaimanakah hasil peningkatan pcnguasaan kosakata bahasa Inggris siswa

kelas VIIA SMP Taman Sastra Jimbaran setelah penerapan metode contextual

teaching and learning?

3) Faktor-faktor apakah yang memengaruhi terjadinya peningkatan penguasaan

kosakata bahasa Inggris siswa kelas VIIA SMP Taman Sastra Jimbaran dalam

penerapan metode contextual teaching and learning dalam proses

pembelajaran bahasa Inggris?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, terdapat dua tujuan. Kedua tujuan

tersebut, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus penelitian.

1.3.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan umum penelitian ini adalah pencarian informasi lebih

lanjut tentang penerapan metode contextual teaching and learning dalam upaya

peningkatan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa kelas VIIA SMP Taman

Sastra Jimbaran sehingga dapat diketahui sejauh mana penerapan metode

contextual teaching and learning tersebut berhasil memberikan peningkatan

penguasaan kosakata siswa.

1.3.2 Tujuan Khusus

Penelitian ini memiliki tiga tujuan khusus. Ketiga tujuan khusus tersebut

seperti berikut

Page 8: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

1) Untuk mendeskripsikan penguasaan kosakata siswa kelas VII A, SMP Taman

Sastra Jimbaran sebelum penerapan metode contextual teaching and learning.

2) Untuk menganalisis peningkatan kosakata siswa kelas VII A, SMP Taman

Sastra Jimbaran setelah penerapan metode contextual teaching and learning.

3) Untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya peningkatan

kosakata siswa kelas VII A SMP Taman Sastra Jimbaran dalam penerapan

metode contextual teaching and learning dalam proses pembelajaran bahasa

Inggris.

1.4 Manfaat Penelitian

Pada penelitian ini, terdapat dua manfaat penelitian. Kedua manfaat

penelitian tersebut, yakni manfaat teoretis dan manfaat praktis.

1.4.1 Manfaat Teoretis

Dari segi teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

atau kontribusi terhadap penerapan teori linguistik, khususnya dalam pengajaran

dan pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing untuk siswa di Indonesia

pada umumnya dan siswa kelas VII A, SMP Taman Sastra Jimbaran, Kuta

Selatan, Bali khususnya. Dengan penelitian ini pula dapat dikatakan bahwa

pengetahuan kelinguistikan tentang penguasaan kosakata pembelajaran bahasa

Inggris dengan penerapan metode CTL pada siswa sekolah menengah pertama,

juga dapat memberikan manfaat untuk kemajuan bahasa, terutama dibidang

pendidikan.

Page 9: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah

menghasilkan beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan tersebut untuk

siswa, guru, sekolah, dan peneliti lainnya. Adapun keuntungan-keuntungan

tersebut seperti berikut.

1) Dengan penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam upaya

meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris mereka melalui penerapan

metode CTL dalam proses pembelajaran bahasa Inggris agar menyenangkan

dan bermakna dalam kehidupan mereka sehari-hari sebagai anggota keluarga

dan masyarakat.

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman bahwa

penerapan metode CTL memberikan kesempatan kepada para siswa untuk

menemukan makna dan arti diri dalam pelajaran akademik, dalam hal ini

adalah penguasaan kosakata bahasa Inggris dengan benar-benar mengaitkan

pekerjaan sekolah dengan kehidupan sehari-hari dan minat mereka.

3) Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan bahwa

diperlukan sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang peningkatan

penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa melalui penerapan metode CTL,

misalnya laboratorium bahasa atau tape recorder beserta kasetnya, TV beserta

DVD dan CD-nya.

4) Hasil penelitian ini dapat menambah referensi tentang penerapan metode CTL

dalam upaya peningkatan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa sekolah

menengah pertama.

Page 10: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

154

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka

Penelitian dengan penerapan metode CTL atau pembelajaran kontekstual

dalam pembelajaran telah banyak dilakukan. Berikut ini diuraikan beberapa

penelitian tentang penerapan metode CTL dalam pembelajaran. Adapun

penelitian-penelitian tersebut adalah seperti di bawah ini.

Pertama, penelitian yang berjudul “Penerapan Pendekatan Kontekstual

dalam Peningkatan Kompetensi Menulis Karangan Deskriptif pada Siswa Kelas

VIII SMP Harapan Mulia Denpasar Tahun Pelajaran 2011/2012” oleh Enny

Rahayu (2012). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan pendekatan

kontekstual dalam pembelajaran keterampilan menulis karangan deskriptif dengan

menggunakan pendekatan kontekstual, yang dilakukan dalam dua siklus tindakan,

dapat meningkatkan kompetensi menulis karangan deskriptif siswa kelas VIII

SMP Harapan Mulia Denpasar tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini ditunjukkan

oleh meningkatnya rerata kemampuan awal siswa, yakni 64,39 dengan nilai

tertinggi 82, nilai terendah 42, dan persentase kelulusan hanya mencapai 25%

menjadi 75,29 pada siklus I, nilai tertinggi menjadi 90, nilai terendah menjadi 62,

dan persentase kelulusan menjadi 75%. Pada siklus II hasil belajar siswa pun

mengalami peningkatan, yakni 79,25 untuk nilai rata-rata, 95 untuk nilai tertinggi,

70 untuk nilai terendah, dan persentase ketuntasan belajar menjadi 100%.

Page 11: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Kedua, penelitian yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Kontekstual

untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V di MI Mifthaul Huda

Pasuruan” oleh Nur Yulianti (2011). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

penerapan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa

kelas V MI Mifthaul Huda Pasuruan. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya

nilai rata-rata hasil belajar siswa, yakni nilai rata-rata pada pratindakan adalah

53,68, pada siklus I 68,41, dan pada siklus II 79,20.

Pada penelitian ini hanya dicantumkan nilai rata-rata siswa, tetapi tidak

dicantumkan berapa nilai terendah dan nilai tertinggi yang diperoleh oleh siswa,

baik sebelum tindakan maupun sesudah tindakan (siklus I dan siklus II). Selain

itu, Yulianti juga tidak mencantumkan persentase kelulusan mulai dari

pratindakan, siklus I, dan siklus II.

Ketiga, penelitian yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Kimia

Melalui Penerapan Pembelajaran Kontekstual” oleh Irmawati (2010). Penelitian

ini dilakukan di SMA Negeri 2 Langsa, Aceh pada kelas XII IPA-1 semester

ganjil tahun pelajaran 2008/2009 dengan jumlah siswa 35 orang. Penelitian ini

dilakukan dalam satu semester, yang terbagi dalam dua siklus besar. Setiap siklus

dibagi dalam subsiklus sesuai dengan jumlah materi pokok yang diajarkan. Hasil

penelitian ini dapat dikatakan bahwa penerapan pembelajaran kontekstual dapat

meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas XII IPA-l SMA Negeri 2 Langsa.

Hal ini ditunjukkan dengan hasil tes siswa pada siklus II bahwa 83% siswa

memeroleh nilai 75. Penelitian yang dilakukan oleh Irmawati ini, tidak

mencantumkan nilai rata-rata siswa, nilai tertinggi, nilai terendah, dan persentase

Page 12: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

kelulusan siswa mulai dari pratindakan sampai siklus I dan siklus II. Keunggulan

penelitian ini, yakni dilakukan selama satu semester, yang artinya peneliti benar-

benar mengetahui situasi kelas selama proses pembelajaran, siswa yang memiliki

kemampuan tinggi, sedang, dan kurang.

Keempat, penelitian yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Kontekstual

dengan Menggunakan Media Sederhana untuk Meningkatkan Motivasi dan

Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 6 Malang” oleh

Rahmatinnija (2010). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada peningkatan

motivasi belajar siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 6 Malang, mulai dari

sebelum dan sesudah tindakan mengalami peningkatan pada tiap aspeknya.

Peningkatan yang dimaksud adalah pada aspek minat mencapai 48,9%, pada

aspek perhatian mencapai 40%, dan 60% pada aspek ketekunan, sedangkan untuk

keseluruhan aspek motivasi pada observasi awal 41,2%, pada siklus I menjadi

74,1%, dan pada siklus II menjadi 89,4%. Hasil angket motivasi belajar siswa

menunjukkan index rata-rata motivasi belajar sebesar 2,99 (motivasi cukup) dan

setelah tindakan sebesar 4,17 (motivasi baik) dengan peningkatan 39,5%. Prestasi

belajar siswa untuk nilai mencapai KKM sekolah dari sebelum ke sesudah

tindakan mengalami peningkatan, yakni 41,67%, sedangkan pada peningkatan

prestasi dan nilai rata-rata mencapai 9,25 (13,6%).

Kelima, penelitian yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Kontekstual

dengan Pendekatan Questioning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis

dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMAN 9 Malang” oleh

Widara Krisna Santi (2010). Hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa penerapan

Page 13: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

pembelajaran kontekstual dengan metode questioning dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa kelas X.2 SMAN 9 Malang. Indikator

peningkatan ini ditunjukkan bahwa rata-rata kemampuan berfikir kritis siswa pada

siklus I mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan siklus II, dari 53,08%

pada siklus I menjadi 76,67% pada siklus II. Begitu juga rata-rata hasil belajar

siswa pada siklus I mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus II, yakni

jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus I sebesar 73% meningkat menjadi

92% pada siklus II. Penelitian yang dilakukan oleh Widara Krisna Santi tidak

mencantumkan rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa dan rata-rata hasil

belajar siswa sebelum tindakan.

Keenam, penelitian yang berjudul “Penerapan Model Contextual Teaching

and Learning (CTL) untuk Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Matematika”

oleh Nur Kholis dan Hartoyo (2009). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa

dengan penerapan model CTL, pembelajaran mata kuliah Matematika menjadi

efektif, karena tujuh komponen pembelajaran efektif yang terdiri atas

konstruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi,

dan penelitian autentik. Motivasi dan keterlibatan aktif 41 mahasiswa yang

mengambil mata kuliah Matematika pada Program Studi Pendidikan Teknik

Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, semester ganjil tahun

2009/2010, menjadi meningkat. Selain itu, dengan penerapan model CTL, hasil

pembelajaran mahasiswa tersebut melampaui kriteria minimal keberhasilan. Hal

ini ditunjukkan oleh perolehan nilai sebagai berikut. Pada pelaksanaan siklus I,

nilai A diperoleh oleh 3 orang (7,32%), 6 orang (14,63%) memeroleh nilai A-, 7

Page 14: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

orang (17,07%) memeroleh nilai B+, 17 orang (41,46%) memeroleh nilai B, 5

orang (12,20%) memeroleh nilai B-, 3 orang (7,32%) memeroleh nilai C+,

sedangkan pada siklus I 13 orang (7,32%) memeroleh nilai A, 4 orang (9,76%)

memeroleh nilai A-, 8 orang (19,51%) memeroleh nilai B+, 12 orang (29,27%)

memeroleh nilai B, 7 orang (17,07%) memeroleh nilai B-, 4 orang (9,76%)

memeroleh nilai C+, dan 3 orang (7,32%) memeroleh nilai C. Nur Kholis dan

Hartoyo tidak mencantumkan hasil belajar mahasiswa, motivasi, dan partisipasi

mahasiswa sebelum tindakan. Mereka hanya mencantumkan hasil siklus I dan II.

Keenam hasil penelitian di atas yang menerapkan metode CTL dalam

proses pembelajaran dan pengajaran memiliki keunggulan, yang ditunjukkan oleh

adanya peningkatan. Peningkatan tersebut terjadi pada siklus I dan siklus II

sehingga kriteria kelulusan minimal terlampaui. Dengan demikian, penulis tertarik

untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode CTL pada

mata pelajaran bahasa Inggris yang berjudul “Penerapan Metode Contextual

Teaching and Learning dalam Upaya Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa

Inggris Siswa Kelas VII A SMP Taman Sastra Jimbaran, Kuta Selatan”.

Pada penelitian yang dilakukan ini dikhususkan pada peningkatan

penguasaan kosakata bahasa Inggris sebagai bahasa asing. Penerapan metode CTL

dalam pengajaran bahasa Inggris belum pernah dilakukan pada SMP Taman

Sastra Jimbaran, selain itu kosakata merupakan salah satu komponen penting

dalam pengajaran bahasa Inggris di samping komponen lainnya, seperti structure,

pronunciation, dan intonation. Kosakata mempunyai peranan yang sangat vital.

Jika seorang siswa lemah dalam penguasaan kosakata, ia tidak dapat

Page 15: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

mengomunikasikan pikiran dan idenya dengan jelas seperti yang diinginkannya,

baik lisan maupun tulisan.

2.2 Konsep

Pada penelitian ini terdapat beberapa konsep penting sebagai acuan atau

patokan untuk memperlancar proses penelitian. Konsep-konsep tersebut, yakni

konsep penerapan, konsep metode, konsep contextual teaching and learning,

konsep peningkatan, konsep penguasaan, dan kosakata bahasa Inggris.

2.2.1 Penerapan dan Metode

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:935), penerapan adalah

pengenaan; perihal mempraktikkan, sedangkan Metode adalah sebuah prosedur

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Di dalam pengajaran bahasa,

metode digunakan untuk menyatakan kerangka yang menyeluruh tentang proses

pembelajaran. Proses itu tersusun dalam rangkaian kegiatan yang sistematis,

tumbuh dari pendekatan yang digunakan sebagai landasan. Sifat sebuah metode

adalah prosedural (Iskandarwassid, 2009:40).

2.2.2 Contextual Teaching and Learning (CTL)

Menurut Jauhar (2011:181), CTL merupakan suatu proses pendidikan

yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi

pelajaran yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi tersebut dengan konteks

kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultur) sehingga siswa

memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan atau

ditransfer dari satu permasalahan/konteks ke permasalahan/konteks lainnya. CTL

Page 16: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

disebut pendekatan kontekstual karena konsep belajar yang membantu guru

mengaitkan antara materi yang diajarkannya dan situasi dunia nyata siswa dan

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat.

Transfer belajar, yakni siswa harus mengetahui makna belajar dan

menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang diperolehnya untuk

memecahkan masalah dalam kehidupannya. Tugas siswa adalah sebagai

pembelajar, sedangkan tugas guru adalah mengatur strategi belajar dan membantu

menghubungkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru siswa, kemudian

memfasilitasi kegiatan belajar tersebut. Pentingnya lingkungan belajar, yakni

siswa bekerja dan belajar secara mandiri, sedangkan guru mengarahkan dari

dekat.

Pada CTL ini dibahas pengertian contextual teaching and learning,

karakteristik contextual teaching and learning, perbedaan contextual teaching and

learning dengan pendekatan tradisional, serta implementasi contextual teaching

and learning dalam pembelajaran.

2.2.2.1 Pengertian Contextual Teaching and Learning

CTL atau pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu

guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dan situasi dunia nyata siswa.

Disamping itu, juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan

yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari dengan

rnelibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni konstruktivisme

(constructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiri), masyarakat

Page 17: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

belajar (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian sebenarnya

(authentic assessment), (Trianto, 2008:10..11).

Johnson (20 10:58) mengatakan bahwa sistem contextual teaching and

learning adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa

melihat makna di dalam materi akademik yang dipelajari. Cara yang ditempuh

adalah menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam

kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan

budaya.

Jauhar (2011:182) mengatakan bahwa contextual teaching and learning

adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi

pembelajaran dan situasi dunia nyata siswa. Selain itu, juga mendorong siswa

untuk membentuk hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan

penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan dan

keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa untuk mengonstruksi sendiri

pengetahuan dan keterampilan baru ketika belajar.

Dari ketiga pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa CTL adalah suatu

konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dan

situasi dunia nyata siswa dengan rnelibatkan tujuh komponen utama pembelajaran

efektif, yakni konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning),

menemukan (inquiri), masyarakat belajar (learning community), pemodelan

(modeling), dan penilaian sebenarnya (authentic assessment).

Page 18: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

2.2.2.2 Karakteristik Contextual Teaching and Learning

Menurut Jauhar (2011:189), contextual teaching and learning memiliki

sebelas karakteristik. Kesebelas karakteristik tersebut seperti berikut.

1) Kerja sama.

2) Saling menunjang.

3) Menyenangkan, tidak membosankan.

4) Belajar dengan bergairah.

5) Pembelajaran terintegrasi.

6) Menggunakan berbagai sumber.

7) Siswa aktif.

8) Sharing dengan teman.

9) Siswa kritis, guru kreatif.

10) Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja siswa, peta-peta, gambar,

artikel, humor, dan lain-lain.

11) Laporan kepada orang tua, bukan hanya rapor, melainkan hasil karya siswa,

laporan hasil praktikum, karangan siswa, dan lain-lain.

2.2.2.3 Perbedaan Contextual Teaching and Learning dengan Pendekatan

Tradisional

Pada tabel berikut ini dijelaskan perbedaan contextual teaching and

learning dengan pendekatan tradisional.

Page 19: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

2.1 Tabel

Perbedaan Contextual Teaching and Learning dengan Pendekatan

Tradisional

No Contextual Teaching and Learning Tradisional

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Menyandarkan pada memori spasial

(pemahaman makna).

Pemilihan informasi berdasarkan

kebutuhan siswa.

Siswa terlibat secara aktif dalam

proses pembelajaran.

Pembelajaran dikaitkan dengan

kehidupan nyata/masalah yang

disimulasikan.

Selalu mengaitkan informasi dengan

pengetahuan yang telah dimiliki siswa.

Cenderung mengintegrasikan

beberapa bidang.

Siswa menggunakan waktu belajarnya

untuk menemukan, menggali,

berdiskusi, berpikir kritis, atau

mengerjakan proyek dan

pemecahan masalah melalui kerja

kelompok.

Perilaku dibangun atas kesadaran

sendiri.

Keterampilan dikembangkan atas

dasar pemahaman.

Hadiah dan perilaku baik adalah

Menyandarkan pada hafalan.

Pemilihan informasi ditentukan oleh

guru.

Siswa secara pasif menerima

informasi.

Pembelajaran sangat abstrak dan

teoretis.

Memberikan tumpukan informasi

kepada siswa sampai saatnya

diperlukan.

Cenderung terfokus pada satu

(disiplin) tertentu.

Waktu belajar siswa sebagian besar

digunakan untuk mengerjakan buku

tugas, mendengar ceramah, dan

mengisi latihan yang membosankan

melalui kerja individu.

Perilaku dibangun atas kebiasaan.

Keterampilan dikembangkan atas

dasar latihan.

Hadiah dan perilaku baik adalah

pujian atau nilai (angka) rapor.

Page 20: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

11.

12.

13.

14.

kepuasan diri.

Siswa tidak melakukan hal yang buruk

karena sadar hal tersebut keliru

dan merugikan.

Perilaku baik berdasarkan motivasi

intrinsik.

Pembelajaran terjadi di berbagai

tempat, konteks, dan setting.

Hasil belajar diukur melalui penerapan

penilaian autentik.

Siswa tidak melakukan sesuatu

yang buruk karena takut akan

hukuman.

Perilaku baik berdasarkan motivasi

esktrinsik.

Pembelajaran hanya terjadi di

dalam kelas.

Hasil belajar diukur melalui

kegiatan akademik dalam bentuk

test/ujian/ulangan

Sumber: Depdiknas (2006) dalam Tnianto (2008)

2.2.2.4 Implementasi Contextual Teaching and Learning dalam Pembelajaran

Depdiknas (2002) dalam Trianto (2008:25) mengatakan bahwa sesuai

dengan karakteristiknya, CTL memiliki tujuh komponen utama, yaitu

konstruktivisme (constructivism), inkuiri (inquiry), bertanya (questioning),

masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modelling), refleksi

(reflection), dan penilaian sebenarnya (authentic assesment).

Jauhar (2011:184) mengatakan bahwa tujuh komponen utama tersebut

dapat diaplikasikan sebagai berikut.

1) Konstruktivisme, konsep ini menuntut siswa untuk menyusun dan membangun

makna atas pengalaman baru yang didasarkan pada pengetahuan tertentu.

Strategi pemerolehan pengetahuan lebih diutamakan dibandingkan dengan

seberapa banyak siswa mendapatkan dan atau mengingat pengetahuan.

Pada umumnya kita sudah menetapkan filosofi konstruktivisme ini dalam

pembelajaran sehari-hari, yaitu ketika kita merancang pembelajaran dalam

Page 21: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

bentuk siswa bekerja, praktik mengerjakan sesuatu, berlatih secara fisik,

menulis karangan, mendemonstrasikan, menciptakan , dan sebagainya.

2) Inquiry merupakan siklus proses dalam membangun pengetahuan/konsep yang

bermula dari melakukan observasi, bertanya, investigasi, analisis, kemudian

membangun teori atau konsep. Siklus inkuiri meliputi observasi, tanya jawab,

hipotesis, pengumpulan data, analisis data, kemudian disimpulkan.

3) Tanya jawab, dalam konsep ini kegiatan tanya jawab dilakukan, baik oleh guru

maupun siswa. Pertanyaan guru digunakan untuk memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berpikir secara kritis dan mengevaluasi cara berpikir

siswa, sedangkan pertanyaan siswa merupakan wujud keingintahuan. Tanya

jawab dapat diterapkan antara siswa dan siswa, guru dengan siswa, siswa

dengan guru, atau siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas.

4) Komunitas/masyarakat belajar adalah kelompok belajar atau komunitas yang

bertugas sebagai wadah komunikasi untuk berbagi pengalaman dan gagasan.

Praktiknya dapat berwujud dalam pembentukan kelompok kecil atau

kelompok besar serta mendatangkan ahli ke kelas, bekerja dengan kelas

sederajat, bekerja dengan kelas di atasnya, bekerja dengan masyarakat.

5) Pemodelan, dalam konsep ini kegiatan mendemonstrasikan suatu kinerja agar

siswa dapat mencontoh, belajar atau melakukan sesuatu sesuai dengan model

yang diberikan. Guru memberikan model tentang how to learn (cara belajar)

dan guru bukan satu-satunya model, dapat diambil dari siswa berprestasi atau

melalui media cetak dan elektronik.

Page 22: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

6) Refleksi adalah melihat kembali atau merespons suatu kejadian, kegiatan, dan

pengalaman yang bertujuan untuk mengidentifikasikan hal yang sudah

diketahui, dan hal yang belum diketahui agar dapat dilakukan suatu tindakan

penyempurnaan. Adapun realisasinya adalah pertanyaan langsung tentang apa-

apa yang diperolehnya hari itu, catatan dan jurnal di buku siswa, kesan dan

saran siswa mengenai pembelajaran pada hari itu, diskusi, dan hasil karya.

7) Penilaian autentik, prosedur penilaian yang menunjukkan kemampuan

(pengetahuan, keterampilan sikap) siswa secara nyata. Penekanan penilaian

autentik adalah pada pembelajaran seharusnya membantu siswa agar mampu

mempelajari sesuatu, bukan pada diperolehnya informasi pada akhir periode.

Kemajuan belajar dinilai tidak hanya hasil, tetapi lebih pada prosesnya

dengan berbagai cara, menilai pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh

siswa.

Dari ketujuh penjelasan di atas, terdapat garis besar langkah-langkah

penerapan metode contextual teaching and learning menurut Trianto (2008:25)

yang dikutipnya dari Depdiknas (2006). Langkah-langkah tersebut seperti berikut.

1) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara

bekerja sendiri dan mengonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan

barunya.

2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.

3) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

4) Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok).

5) Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.

Page 23: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

6) Lakukan refleksi pada akhir pertemuan.

7) Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

Menurut Jauhar (2011:183), terdapat enam hal yang dapat memengaruhi

keberhasilan pelaksanaan contextual teaching and learning. Keenam hal tersebut

seperti berikut.

1) Pembelajaran bermakna, pemahaman relevansi, dan penilaian pribadi sangat

erat terkait dengan kepentingan siswa di dalam mempelajari isi materi

pelajaran. Pembelajaran dirasakan terkait dengan kehidupan nyata siswa atau

untuk mengetahui manfaat isi pelajaran jika mereka merasakan

berkepentingan untuk belajar demi kehidupanya pada masa yang akan datang.

2) Penerapan pengetahuan adalah kemampuan siswa untuk memahami apa yang

dipelajari atau diterapkan dalam tatanan kehidupan dan fungsi pada masa

sekarang atau pada masa yang akan datang.

3) Berpikir tingkat tinggi, siswa diwajibkan untuk memanfaatkan berpikir kritis

dan berpikir kreatifnya untuk mengumpulkan data, memahami suatu isu, dan

memecahkan suatu masalah.

4) Kurikulum yang dikembangkan berdasarkan standar, isi pembelajaran harus

dikaitkan dengan standar lokal, provinsi, nasional, perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, serta dunia kerja.

5) Responsif terhadap budaya, guru harus memahami dan menghargai nilai,

kepercayaan, dan kebiasaan siswa, teman, pendidik, dan masyarakat tempat ia

mendidik. Ragam individu dan budaya suatu kelompok serta hubungan antar

budaya tersebut akan memengaruhi pembelajaran dan sekaligus akan

Page 24: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

berpengaruh terhadap cara mengajar guru. Empat hal yang perlu diperhatikan

dalam CTL, yaitu kelas, individu siswa, kelompok siswa, baik sebagai tim

maupun keseluruhan, tatanan sekolah dan besarnya tatanan komunikasi

sekolah.

6) Penilaian autentik, penggunaan berbagai strategi penilaian (misalnya penilaian

proyek/tugas terstruktur, kegiatan siswa, penggunaan portofolio, rubrik, daftar

cek, pedoman observasi, dan sebagainya) akan merefleksikan hasil belajar

sesungguhnya.

Jauhar juga mengatakan bahwa contextual teaching and learning penting

diterapkan dalam kegiatan pembelajaran karena mempunyai beberapa kelebihan

yang dapat ditunjukkan dan manfaat yang dirasakan oleh guru dan siswa.

Kelebihan-kelebihan yang dimaksud, antara lain sebagai berikut.

1) Anak didik dapat

(1) mengaitkan mata pelajaran dengan pekerjaan atau kehidupan,

(2) mengaitkan kandungan mata pelajaran dengan pengalaman sehari-hari,

(3) memindahkan kemahiran,

(4) memberikan kesan dan mendapatkan bukti,

(5) menguasai permasalahan abstrak melalui pengalaman konkret,

(6) belajar secara bersama.

2) Pendidik dapat

(1) menjadikan pengajaran sebagai salah satu pengalaman yang bermakna,

(2) mengaitkan prinsip-prinsip mata pelajaran dengan dunia pekerjaan,

Page 25: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

(3) menjadikan penghubung antara pihak akademik dan vokasional atau

industri.

2.2.3 Peningkatan dan Penguasaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:951), peningkatan adalah

suatu proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan, dsb). Peningkatan

yang dimaksud, yang berhubungan dengan penelitian ini adalah suatu proses

meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang kosakata bahasa Inggris

siswa kelas VII A SMP Taman Sastra Jimbaran tahun pelajaran 2012/2013.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:468), penguasaan adalah

proses, cara, perbuatan menguasai atau mengusahakan. Penguasaan dapat juga

berarti pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan (pengetahuan,

kepandaian, dsb). Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, penguasaan berarti

perbuatan (hal, dsb) menguasai atau mengusahakan.

2.2.4 Kosakata Bahasa Inggris

Menurut Hakim (2011:1), pengertian kosakata (vocabulary) adalah

perbendaharaan atau kumpulan kata. Lebih jauh ia mengatakan bahwa dalam tata

bahasa, kosakata merupakan perbendaharaan atau kumpulan kata yang diperlukan

untuk membuat kalimat, baik lisan maupun tulisan. Kalimat lisan dan tulisan yang

dimaksud dalam konsep kosakata ini adalah bahasa Inggris.

2.3 Landasan Teori

Ada beberapa teori yang digunakan pada penelitian ini. Teori-teori

tersebut diuraikan sebagai berikut.

Page 26: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

2.3.1 Teori Belajar Konstruktivisme

Teori belajar konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi)

metode CTL. Teori belajar konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus

menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, memeriksa

informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan

tersebut tidak sesuai lagi. Pada dasarnya teori belajar konstruktivisme

menekankan pentingnya para siswa membangun sendiri pengetahuan mereka

melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar

tersebut lebih banyak berpusat pada siswa daripada berpusat pada guru. Artinya,

sebagian besar waktu proses belajar mengajar berlangsung dengan berbasis pada

aktivitas siswa. Dengan dasar itu, pembelajaran harus dikemas menjadi proses

mengonstruksi tidak menerima pengetahuan. Misalnya siswa diberikan tugas

untuk mengonstruksi materi yang akan dipresentasikan di depan kelas.

Menurut teori ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi

pendidikan adalah guru tidak hanya sekadar memberikan pengetahuan kepada

siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru

dapat memberikan kemudahan untuk proses ini dengan memberi kesempatan

siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan

mengajarkan siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka

sendiri untuk belajar, Trianto (2008 :41).

Dalam pandangan teori belajar konstruktivisme, strategi memeroleh lebih

diutamakan dibandingkan dengan seberapa banyak siswa memeroleh dan

mengingat pengetahuan. Untuk itu, tugas guru adalah memfasilitasi proses

Page 27: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

tersebut dengan menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa,

memberikan kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri, dan

menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar

(Trianto, 2008:29).

Teori ini digunakan dalam proses mengonstruksi materi yang diberikan

oleh guru untuk presentasi ke depan kelas.

2.3.2 Teori Belajar Bermakna David Ausubel

Menurut Dahar dalam Trianto (2008:55), inti teori Ausubel tentang belajar

adalah belajar bermakna. Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya

informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif

seseorang. Faktor yang paling penting yang memengaruhi belajar ialah apa yang

diketahui siswa. Dengan demikian, agar belajar menjadi bermakna, konsep baru

atau informasi baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah ada dalam

struktur kognitif siswa.

Berdasarkan teori Ausubel, dalam membantu siswa menanamkan

pengetahuan baru dari suatu materi sangat diperlukan konsep-konsep awal yang

sudah dimiliki siswa yang berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari. Jika

dikaitkan dengan model pembelajaran berdasarkan masalah. Siswa mampu

mengerjakan permasalahan yang autentik. Siswa sangat memerlukan konsep awal

yang sudah dimiliki sebelumnya untuk suatu penyelesaian nyata dari

permasalahan yang nyata.

Page 28: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Teori ini digunakan oleh siswa ketika membuat materi yang akan

dipresentasikan di depan kelas. Materi bahasa Inggris yang baru, khususnya

pembelajaran kosakata yang didapat dari guru harus dikaitkan dengan materi yang

sudah pernah diajarkan oleh guru di sekolah dasar.

2.3.3 Teori Pemahaman Kosakata

Harmer (1995) menyatakan bahwa salah satu masalah dalam pengajaran

kosakata adalah pemilihan kosakata yang tepat untuk diajarkan pada suatu level

tertentu dan siswa tertentu pula. Permasalahan utama dalam pengajaran kosakata

adalah bagaimana mengidentifikasi kosakata untuk diajarkan pada setiap jenjang

pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan siswa.

Prinsip umum dalam memilih kosakata adalah dengan mempertimbangkan factor

frequency (keseringan digunakannya kosakata tersebut). Ia juga menambahkan

bahwa untuk dapat menguasai kosakata, seorang siswa seharusnya memiliki

pengetahuan tentang meaning (arti), word use, word formation, dan word

grammar.

Meaning atau arti kata juga perlu penekanan bahwa satu kata dalam

bahasa Inggris artinya tidak satu. Sebagai contoh kata book memiliki arti buku

atau memesan. Oleh karena itu, guru bahasa Inggris seharusnya juga melatih

menentukan arti kata tersebut berdasarkan konteksnya serta memperkenalkan

sinonim dan antonim kosakata tersebut.

Strategi pembelajaran kosakata menurut Singleton (2008), siswa yang

belajar bahasa pada umumnya adalah penerima yang pasif walaupun dalam

Page 29: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

beberapa prosedur pembelajaran siswa tersebut ikut berpartisipasi. Guru

memberikan makna dan bentuk leksikal. Arti leksikal tersebut dapat disajikan

baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Cara yang digunakan dalam

mengajarkan kosakata pada umumnya adalah sebagai berikut.

1) Menghubungkan antara bahasa kedua (bahasa Inggris) dan bahasa pertama

(bahasa Indonesia)

Strategi pembelajaran bahasa ini biasanya digunakan pada saat

memeriksa pemahaman siswa. Strategi pembelajaran bahasa ini juga dapat

digunakan pada saat mencari persamaan dan perbedaan antara bahasa kedua

(L2) dan bahasa pertama (L2), terutama pada saat materi yang dipelajari terasa

akan menimbulkan banyak kesalahan.

2) Mendefinisikan arti

Definisi dapat berbentuk sebagai sinomin, antonim, definisi analitik (X

is a Y which), definisi taksonomi (Summer. is a season), memberikan contoh

atau lawan kata, memberikan superordinat dari suatu bentuk kata (rose is a

flower), menjelaskan fungsi, definisi gramatikal (worse, comparison of bad),

definisi melalui penghubungan (danger, lives have not been protected),

definisi dengan mengklasifikasikan (family, a group of people), dan definisi

penuh.

3) Presentasi dengan menghubungkan kata-kata

Guru menciptakan suatu situasi (skenario) yang mendekati dengan

konteks apa yang ingin diajarkan. Konteks dapat diberikan dalam satu kalimat

saja, tetapi guru dapat memberikan beberapa kalimat di mana kata yang

Page 30: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

dimaksud juga muncul. Kemudian siswa menebak arti kalimat-kalimat

tersebut.

4) Menghubungkan secara langsung antara arti kata dan benda atau peristiwa

Strategi ini sering digunakan untuk siswa yang pemula atau masih

kecil. Prosedurnya meliputi demonstrasi dan bantuan gambar (secara visual)

yang juga dapat digunakan sebagai isyarat untuk dapat mengingat suatu kata.

5) Keterlibatan aktif dari siswa dalam suatu presentasi

Pada strategi ini, guru memberikan dorongan kepada siswa untuk

menemukan arti kata dan bagian-bagiannya atau dengan memberikan bantuan,

seperti guru menunjukkan sebuah gambar dan mengundang siswa untuk

memberikan penjelasan atau guru dapat memberikan suatu kata dan

membiarkan siswa mencari definisi atau sinonimnya.

Untuk menghasilkan hubungan antara arti kata dan bentuknya, siswa perlu

dirangsang untuk memahami pelafalan kata tersebut. Ada beberapa cara yang

dapat dilakukan untuk memahami pelafalan kata, yaitu sebagai berikut.

1) Latihan oral (oral drill)

Guru melafalkan kata beberapa kali dan siswa mendengarkan, kemudian

siswa mengulanginya dengan suara lantang (berkelompok atau perseorangan).

Selanjutnya siswa melafalkan kata-kata tersebut kepada diri mereka sendiri

(dengan suara yang pelan).

2) Tulisan fonetik dan grafik presentasi

Tulisan fonetik dan grafik presentasi di sini dimaksudkan agar siswa lebih

mudah mempelajari pelafalan bunyi suatu kata, seperti bunyi yang panjang

dituliskan dengan tanda di atas atau di sekitamya.

Page 31: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

3) Menjelaskan dengan bentuk grafik

Cara ini dapat digunakan dengan menulis di papan tulis, menggarisbawahi

kata yang dipelajari atau menebalkannya untuk memudahkan melihat.

4) Mendorong siswa untuk mencoba dan melafalkan

Berdasarkan teori pemahaman kosakata yang dikemukakan di atas, ada

tiga tahapan pembelajaran kosakata. Ketiga tahapan pembelajaran kosataka

tersebut meliputi hal-hal berikut.

1) Tahap pertama adalah menemukan arti, sinonim, dan antonim

Pada tahap ini siswa diberikan daftar kosakata baru yang terdapat pada

buku ajar kemudian mereka diminta untuk menemukan arti kata tersebut, baik

melalui kamus maupun bertanya kepada teman-teman dalam kelompoknya. Pada

saat proses menemukan arti, sinonim dan antonim ini, dilakukan sendiri oleh

siswa tanpa bantuan guru. Setelah selesai menemukan arti, sinonim dan antonim

kemudian hasil temuan arti tersebut didiskusikan di kelas yang dipimpin oleh

guru.

2) Tahap kedua adalah memilih kosakata yang tepat

Pada tahap ini siswa diberikan latihan kosakata yang berupa lembar kerja

siswa. Pada lembar kerja tersebut terdapat beberapa kalimat yang tidak lengkap.

Siswa diwajibkan untuk memilih kosakata yang tepat/benar untuk melengkapi

kalimat tersebut.

3) Tahap ketiga adalah menggunakan kosakata yang telah dipelajari

Tahap ketiga ini adalah tahapan penguatan/reinforcement penguasaan

kosakata siswa. Siswa diminta untuk mempraktikkan penggunaan kosakata yang

telah dipelajari, baik secara lisan maupun tulisan.

Page 32: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

2.3.4 Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian tindakan kelas dalam beberapa tahun terakhir ini banyak

diminati oleh para ahli dan praktisi. PTK merupakan bagian dari jenis penelitian

partisipatoris. Penelitian tindakan kelas di dalam bahasa Inggris disebut classroom

action research.

2.3.4.1 Pengertian Tindakan Kelas (PTK)

Arikunto (2009:3) mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas

merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,

yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan guru yang dilakukan

oleh siswa.

2.3.4.2 Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Natawidjaya dalam Suwandi (2010:14), karakteristik penelitian

tindakan kelas adalah sebagai berikut.

1) Merupakan prosedur penelitian di tempat kejadian yang dirancang untuk

menanggulangi masalah nyata di tempat yang bersangkutan.

2) Ditetapkan secara kontekstual, artinya variabel-variabel atau faktor-faktor

yang ditelaah selalu terkait dengan keadaan dan suasana penelitian.

3) Terarah pada perbaikan atau peningkatan mutu kinerja guru di kelas.

4) Bersifat fleksibel (disesuaikan dengan keadaan).

5) Banyak mengandalkan data yang diperoleh langsung dan pengamatan atas

perilaku serta refleksi peneliti.

Page 33: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

6) Menyerupai penelitian eksperimental, tetapi tidak secara ketat memedulikan

pengendalian variable.

7) Bersifat situasional dan spesifik, umumnya dilakukan dalam bentuk studi

kasus.

2.3.4.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas

Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk mengadakan perbaikan atau

peningkatan mutu praktik pembelajaran di kelas. Melalui penelitian tindakan kelas

guru senantiasa memperbaiki praktik pembelajaran di kelas berdasarkan

pengalaman-pengalaman langsung yang nyata dipandu dengan perluasan

wawasan ilmu pengetahuan dan penguasaan teoretik praktis pembelajaran

(Suwandi, 2010). Tujuan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut.

1) Untuk menanggulangi masalah atau kesulitan dalam bidang pendidikan dan

pengajaran yang dihadapi guru dan tenaga kependidikan, terutama yang

berkenaan dengan masalah pembelajaran dan pengembangan materi

pengajaran.

2) Untuk memberikan pedoman bagi guru atau administrator pendidikan di

sekolah guna memperbaiki dan meningkatkan mutu kinerja atau mengubah

sistem kerjanya agar menjadi lebih baik dan produktif.

3) Untuk melaksanakan program latihan, terutama pelatihan dalam jabatan guru,

yaitu sebagai salah satu strategi pelatihan yang bersifat inkuiri agar peserta

lebih banyak menghayati dan langsung menerapkan hasil pelatihan tersebut.

4) Untuk memasukkan unsur-unsur pembaruan dalam sistem pembelajaran yang

sedang berjalan dan sulit untuk ditembus oleh pembaruan pada umumnya.

Page 34: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

5) Untuk membangun dan meningkatkan mutu komunikasi dan interaksi antara

praktisi (guru) dengan para peneliti akademis.

6) Untuk perbaikan suasana keseluruhan sistem atau masyarakat sekolah, yang

melibatkan administrasi pendidikan, guru, siswa, orang tua, dan pihak lain

yang bersangkutan dengan pihak sekolah.

Apabila tujuan-tujuan di atas dapat dicapai, guru memeroleh sekurang-

kurangnya empat manfàat penting dan pelaksanaan penelitian tindakan kelas.

Keempat manfaat penting tersebut, seperti berikut.

1) Guru dapat melakukan inovasi pembelajaran.

2) Guru dapat meningkatkan kemampuan reflektifnya dan mampu memecahkan

permasalahan pembelajaran yang muncul.

3) Melalui penelitian tindakan kelas, guru akan terlatih untuk mengembangkan

secara kreatif kurikulum di kelas atau sekolah.

4) Kemampuan reflektif guru serta keterlibatan guru yang dalam terhadap upaya

inovasi dan pengembangan kurikulum pada akhirnya akan bermuara pada

tercapainya peningkatan kemampuan profesionalisme guru.

2.3.4.4 Prinsip-Prinsip Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Kasihani dalam Suwandi (2010:17), prinsip penelitian tindakan

kelas dirumuskan sebagai berikut.

1) Penelitian tindakan kelas tidak boleh mengganggu tugas mengajar guru.

Penelitian tindakan kelas justru dilakukan guru untuk memperbaiki kegiatan

belajar-mengajar.

Page 35: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

2) Dalam melakukan penelitian tindakan kelas, pengumpulan data tidak boleh

terlalu menyita banyak waktu, oleh karena itu, peneliti seharusnya sudah

merasa pasti dalam memilih teknik yang tepat, termasuk pengumpulan data,

sebelum penelitian tindakan kelas dimulai. Instrumen, panduan, dan format

yang diperlukan sudah dipersiapkan sebelumnya.

3) Metode yang dipakai harus tepat dan terpercaya. Bila metode tepat, guru dapat

memformulasikan hipotesis tindakan dan mengembangkan strategi yang dapat

diterapkan pada situasi kelasnya.

4) Masalah penelitian yang akan ditangani guru harus merupakan masalah yang

memang dihadapi.

5) Penelitian tindakan kelas tidak boleh menyimpang dari prosedur etika di

lingkungan kerjanya.

6) Penelitian tindakan kelas berorientasi pada perbaikan pendidikan dengan

melakukan perubahan yang dituangkan dalam tindakan.

7) Penelitian tindakan kelas merupakan proses belajar yang sistematik. Penelitian

ini memerlukan kemampuan dan keterampilan intelektual. Proses belajar

menggunakan pemikiran kritis sudah dimulai sejak menentukan masalah,

perencanaan tindakan, baik yang bersifat teoretik maupun praktis, kemudian

dikembangkan menjadi tindakan pendidikan.

8) Penelitian tindakan kelas menuntut guru membuat jurnal pribadi. Ia mencatat

semua kemajuan atau perubahan, persoalan yang dihadapi, dan hasil refleksi

tentang proses belajar siswa serta pelaksanaan penelitian. Semua yang terjadi

di kelas perlu direkam.

Page 36: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

9) Penelitian tindakan kelas sebaiknya dimulai dengan hal-hal yang sederhana

lebih dahulu, tetapi nyata. Dengan demikian, siklus dimulai dari yang kecil

sehingga perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi dapat

membuat ide dan asumsi menjadi lebih jelas.

10) Dalam penelitian tindakan kelas guru perlu melihat dan menilai diri sendiri

secara kritis terhadap apa yang dikerjakan di kelasnya.

2.3.4.5 Prosedur Melakukan Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Arikunto (2009:16), secara garis besar terdapat empat tahapan

dalam melakukan penelitian tindakan kelas. Keempat tahapan tersebut yaitu,

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun model dan

penjelasan untuk tiap-tiap tahap dapat dicermati pada bagan 2.1 berikut.

Page 37: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Bagan 2.1

Model Tahapan-Tahapan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Sumber : Arikunto (2000: 16)

Keterangan :

Tahap 1: Menyusun Rancangan Tindakan (Planning)

Dalam tahap ini, peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di

mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan

yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan

tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Istilah untuk cara

ini adalah penelitian kolaborasi. Dalam penelitian kolaborasi, pihak yang

melakukan tindakan adalah guru itu sendiri, sedangkan yang diminta melakukan

pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru

yang sedang melakukan tindakan. Kolaborasi juga dapat dilakukan oleh dua orang

Perencanaan

Pelaksanaan

Pelaksanaan

Pengamatan

SIKLUS I

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Refleksi

?

Refleksi

Page 38: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

guru, yang dengan cara bergantian mengamati. Ketika sedang mengajar, dia

adalah seorang guru; ketika sedang mengamati, dia adalah seorang peneliti.

Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan

implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

Dalam tahap kedua ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang

sudah dirumuskan dalam rancangan. Dalam refleksi, keterkaitan antara

pelaksanaan dan perencanaan perlu diperhatikan secara saksama agar sinkron

dengan maksud semula.

Tahap 3: Pengamatan (Observing)

Tahap ketiga, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.

Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan

pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu yang

sama. Sebutan tahap ketiga diberikan untuk memberikan peluang kepada guru

pelaksana yang juga berstatus sebagai pengamat. Ketika guru tersebut sedang

melakukan tindakan, karena hatinya menyatu dengan kegiatan, tentu tidak sempat

menganalisis peristiwanya ketika sedang terjadi. Oleh karena itu, kepada guru

pelaksana yang berstatus sebagai pengamat agar melakukan pengamatan balik

terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil melakukan

pengamatan balik ini, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang

terjadi agar memeroleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.

Page 39: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Tahap 4: Refleksi (Reflecting)

Tahap keempat merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa

yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru

pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan

peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Istilah refleksi di

sini sama dengan memantul, seperti halnya memancar dan menatap kena kaca.

Dalam hal ini, guru pelaksana sedang memantulkan pengalamannya pada peneliti

yang baru saja mengamati kegiatannya dalam tindakan.

Jika penelitian tindakan dilakukan melalui beberapa siklus, maka dalam

refleksi terakhir, peneliti menyampaikan rencana yang disarankan kepada peneliti

lain apabila dia menghentikan kegiatannya, atau kepada diri sendiri apabila akan

melanjutkan pada kesempatan lain. Catatan-catatan penting yang dibuat sebaiknya

terperinci sehingga siapa pun yang akan melaksanakan pada kesempatan lain tidak

akan menjumpai kesulitan.

Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk

membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, yang kembali ke

langkah semula. Jadi, satu siklus adalah dari tahap penyusunan rancangan sampai

dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi. Yang dimaksud dengan bentuk

tindakan adalah siklus tersebut. Bentuk penelitian tindakan tidak pernah

merupakan kegiatan tunggal, tetapi selalu harus berupa rangkaian kegiatan yang

akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus.

Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan

yang baru selesai dilaksanakan dalam satu siklus, guru pelaksana (bersama

Page 40: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

peneliti pengamat) menentukan rancangan untuk siklus kedua. Apakah guru

tersebut akan mengulangi kesuksesan untuk meyakinkan atau menguatkan hasil,

atau akan memperbaiki langkah terhadap hambatan atau kesulitan yang ditemukan

dalam siklus pertama? Hasil keputusan tersebut dijadikan rancangan untuk

tindakan siklus kedua. Setelah menyusun rancangan untuk tindakan siklus kedua,

guru dapat melanjutkan ke tahap 2, 3, dan 4, seperti yang terjadi dalam siklus

pertama. Jika sudah selesai dengan siklus kedua dan guru belum merasa puas,

dapat melanjutkan ke siklus ketiga, yang cara dan tahapannya sama dengan siklus

sebelumnya.

2.4 Model Penelitian

Model penelitian yang dilakukan, yakni penelitian tindakan kelas (PTK)

atau classroom action research. Hal ini dilakukan karena penulis ingin

menerapkan metode CTL atau pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran

bahasa Inggris, khususnya dalam upaya meningkatkan penguasaan kosakata siswa

kelas VIIA di SMP Taman Sastra Jimbaran. Selama ini guru bahasa Inggris,

khususnya yang mengajar di kelas VIIA masih menerapkan metode ceramah

sehingga siswa kurang bersemangat dan kurang aktif untuk belajar.

Langkah-langkah penelitian tindakan kelas tersebut digambarkan melalui

bagan di bawah ini.

Page 41: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Bagan 2.2

Model Penelitian

Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris dengan Penerapan Metode CTL pada Kelas VIIA SMP Taman Sastra Jimbaran

1. Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Siswa Sebelum Penerapan Metode CTL

2. Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Siswa Setelah Penerapan Metode CTL

3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Terjadinya Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Siswa dalam Penerapan Metode CTL dalam Belajar Mengajar

PTK Siklus I

Siklus II Metode CTL

Teori

Teori Belajar Konstruktivisme

Teori Belajar Bermakna David Ausubel

Teori Pemahaman Kosakata

Temuan

Page 42: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Bagan di atas menunjukkan bahwa peneliti adalah sebagai guru yang

mengajar di kelas VIIA SMP Taman Sastra Jimbaran. Pada saat proses

pembelajaran kosakata bahasa Inggris, guru menerapkan metode CTL yang terdiri

atas tujuh elemen penting (konstruktivisme, inquiry, tanya jawab,

komunitas/masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian autentik) untuk

menemukan jawaban dari permasalahan yang dihadapi siswa, dalam hal ini adalah

penguasaan kosakata bahasa Inggris sebelum dan sesudah penerapan metode

CTL. Disamping itu, juga faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya peningkatan

penguasaan kosakata bahasa Inggris dalam penerapan metode CTL dalam proses

pembelajaran bahasa Inggris. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan

kelas (PTK). Pada PTK ini, akan dimulai dengan siklus I, kemudian dilanjutkan

dengan siklus II. Setelah melaksanakan siklus I dan siklus II diperoleh hasil

penelitian yang berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif dan data

kuantitatif diolah sehingga menghasilkan simpulan.

Pada penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dua siklus. Setiap siklus

terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Kedua siklus

tersebut digambarkan sebagai berikut.

Page 43: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Bagan 2.3

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

SIKLUS I

(1)Perencanaan : a. Koordinasi dengan pihak sekolah b. Observasi ke kelas VIIA c. Mempersiapkan instrumen penelitian d. Mengadakan pre-test

(2)Pelaksanaan : e. Proses pembelajaran bahasa Inggris dengan menerapkan

metode contextual teaching and learning, yang dilandasi oleh Teori Belajar Konstruktivisme dan Teori Belajar Bermakna David Ausubel

f. Melaksanakan teori pemahaman kosakata

(3)Pengamatan: Dilakukan oleh observer pendamping

(4)Refleksi: Mengadakan post-test

SIKLUS II

(1) Perencanaan : Koordinasi dengan observer pendamping

(2) Pelaksanaan : a. Proses pembelajaran bahasa Inggris dengan

menerapkan metode CTL b. Melaksanakan teori pemahaman kosakata

(3) Pengamatan : Dilakukan oleh observer pendamping

(4) Refleksi : Mengadakan post-test

(5) Hasil penelitian

Page 44: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Keterangan:

Berdasarkan bagan di atas, diketahui bahwa tahapan penelitian tindakan

kelas dimulai dengan siklus I. Siklus I dimulai dengan perencanaan. Pada tahap

perencanaan tersebut dilakukan koordinasi dengan pihak sekolah, dalam hal ini

koordinasi dengan kepala sekolah dan guru bahasa Inggris, khususnya yang

mengajar di kelas VIIA SMP Taman Sastra Jimbaran, Kuta Selatan. Setelah

melakukan koordinasi, peneliti melakukan observasi ke kelas VIIA, kemudian

mempersiapkan instrumen penelitian, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), silabus. lembar observasi, kuesioner, persiapan tes awal sebelum tindakan

(pre-test), persiapan tes akhir (post-test) pada siklus I dan siklus II, serta

pelaksanaan tes awal sebelum pelaksanaan tindakan.

Pada tahap pelaksanaan, guru dalam hal ini adalah peneliti, mengajarkan

Bahasa Inggris dengan menerapkan metode CTL pada siswa kelas VIIA SMP

Taman Sastra Jimbaran, sedangkan teori pemahaman kosakata membahas makna

kata, sinonim, antonim, dan membuat tiga spoken instructions dan dua warning.

Bahan ajar/materi yang diajarkan yakni unit 2 dengan topik What are There in…?

Metode CTL dilandasi oleh Teori Belajar Konstruktivisme dan Teori Belajar

Bermakna David Ausubel. Langkah-langkah CTL dalam kelas, yaitu sebagai

berikut.

1) Konstruktivisme

Kembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna dengan cara

bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengonstruksi sendiri pengetahuan

dan keterampilan barunya. Pada tahap ini, guru membagikan subtopik-sub

Page 45: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

topik yang ada pada unit 2 kepada tiap-tiap kelompok. Tiap-tiap kelompok

harus mengonstrusi materi yang dibagikan oleh guru.

2) Inquiri

Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik. Langkah-

langkah inkuiri meliputi hal-hal berikut.

a. Menganalisis dan menyajikan hasil konstruksi (pengetahuan dan

keterampilan barunya) dalam tulisan. Setiap kelompok menuangkan

hasil konstruksi mereka ke dalam selembar kertas manila ukuran A4.

Hasil karya tersebut merupakan hasil dari diskusi kelompok.

b. Mempresentasikan/menyajikan hasil konstruksi tersebut ke depan kelas.

Pada tahap presentasi ini, semua anggota kelompok menuju ke depan

kelas. Setiap anggota wajib mempresentasikan hasil karya mereka.

3) Questioning

Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. Pertanyaan diajukan oleh

siswa/anggota kelompok yang tidak presentasi setelah setiap kelompok selesai

presentasi.

4) Learning community/masyarakat belajar

Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok). Pada tahap ini,

dibentuk delapan kelompok. Satu kelompok terdiri atas lima orang. Setiap

kelompok memiliki seorang ketua. Ketua kelompok yang mengatur/membagi

tugas anggotanya pada saat presentasi agar semua dapat mempresentasikan

hasil karya mereka di depan kelas. Mereka bekerja sama dalam mengonstruksi

Page 46: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

materi yang diberikan oleh guru, kemudian mereka menuliskannya pada

selembar kertas manila berukuran buku gambar A4.

5) Modelling

Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran. Beberapa menit sebelum

pelajaran berakhir, peneliti dan pengamat (guru bahasa Inggris kelas VIIA)

mendemonstrasikan beberapa dialog di depan kelas.

6) Refleksi

Lakukan refleksi pada akhir pertemuan. Pada akhir pelajaran, guru menyisakan

waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi, yang berupa seperti di bawah ini.

a. Pertanyaan langsung tentang pengetahuan dan keterampilan baru yang

diperoleh pada hari itu.

b. Kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran itu.

7) Penilaian autentik

Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara seperti di bawah ini.

a. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung

b. Yang diukur adalah keterampilan dan performansi, tidak mengingat

fakta

c. Berkesinambungan

d. Terintegrasi

e. Dapat digunakan sebagai feedback

Pada saat terjadinya proses belajar mengajar dengan menerapkan metode

CTL, peneliti juga melaksanakan teori tentang pemahaman kosakata, yakni tahap

pertama adalah menemukan arti, sinonim, dan antonim. Tahap kedua adalah

Page 47: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

memilih kosakata yang tepat. Tahap ketiga adalah menggunakan kosakata yang

telah dipelajari. Hal ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan kosakata bahasa

Inggris siswa kelas VIIA SMP Taman Sastra Jimbaran, Kuta Selatan, setelah

menerapkan metode CTL.

Tahap ketiga dalam prosedur penelitian siklus I yakni pengamatan. Selama

proses belajar mengajar berlangsung diamati oleh observer pendamping, yakni

guru bahasa Inggris kelas VIIA, Bapak Komang Budiarsa, S.Pd.

Tahapan yang terakhir pada siklus I yakni, refleksi. Pada tahap ini, peneliti

mengadakan post-test atau evaluasi, lalu memêriksa hasil tes tersebut. Apabila

hasilnya belum mencapai target atau belum mencapai kriteria ketuntasan minimal

(KKM), yaitu nilai 74, maka diadakan siklus II.

Tahapan-tahapan pada siklus II sama dengan siklus I, yaitu terdiri atas

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pada tahap perencanaan

siklus II, peneliti berkoordinasi dengan observer pendamping tentang pelaksanaan

siklus II. Setelah itu dilanjutkan ke tahapan yang kedua, yakni pelaksanaan. Pada

tahap pelaksanaan ini, peneliti menerapkan metode CTL dalam proses

pembelajaran bahasa Inggris dengan melaksanakan teori pemahaman kosakata.

Selama tahap pelaksanaan berlangsung, observer pendamping melakukan

pengamatan. Tahapan yang terakhir pada siklus II ini, yakni refleksi.

Page 48: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

154

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada metode penelitian ini dibahas bagaimana penelitian dilaksanakan.

Pelaksanaan penelitian membahas pendekatan penelitian yang digunakan, lokasi

penelitian, jenis dan sumber data, instrumen penelitian, prosedur penelitian,

metode dan teknik pengumpulan data, metode dan teknik analisis data, serta

metode dan teknik penyajian hasil analisis data.

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan

pendekatan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan

penguasaan kosakata siswa kelas VIIA SMP Taman Sastra Jimbaran sebelum dan

sesudah penerapan metode CTL dalam proses pembelajaran bahasa Inggris.

Disamping itu, juga menganalisis hambatan dan faktor-faktor yang memengaruhi

terjadinya peningkatan kosakata siswa kelas VIIA SMP Taman Sastra Jimbaran

dalam penerapan metode CTL dalam proses pembelajaran bahasa Inggris.

Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menganalisis peningkatan kosakata siswa

kelas VIIA SMP Taman Sastra Jimbaran setelah penerapan metode CTL, yang

berupa nilai tes hasil belajar.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Taman Sastra yang bertempat di Jalan Bukit Permai, Kelurahan Jimbaran

Page 49: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. SMP Taman Sastra

merupakan sekolah swasta terletak dekat pantai Teluk Jimbaran (Jimbaran Bay),

berdekatan dengan Muaya Beach Cafe ikan bakar Jimbaran dan Hotel The Four

Seasons Resort Jimbaran. SMP Taman Sastra bernaung di bawah yayasan yang

dimiliki oleh Desa Adat Jimbaran yang berdiri pada 8 Januari 1968. Jumlah kelas

yang dimiliki oleh SMP Taman Sastra adalah tiga belas kelas, terdiri atas lima

rombongan belajar kelas VII, lima rombongan belajar kelas VIII dan tiga

rombongan belajar kelas IX. Jumlah siswa keseluruhannya adalah 529 orang.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data pada penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif,

sedangkan sumber data pada penelitian ini berasal dari siswa-siswi kelas VIIA.

Berikut diuraikan jenis dan sumber data pada penelitian ini.

3.3.1 Jenis Data

Jenis data berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berasal

dari perangkat pembelajaran, seperti silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP), buku ajar siswa sekaligus berisi lembar kerja siswa, respons siswa

terhadap perangkat pembelajaran dengan penerapan metode CTL, pengamatan

aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan penerapan metode CTL serta

pengamatan keterlaksanaan rencana pelajaran. Sebaliknya, data kuantitatif berupa

nilai pre-test dan post-test siklus I dan siklus II.

Page 50: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

3.3.2 Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIIA Sekolah

Menengah Pertama Taman Sastra, tahun pelajaran 2012/2013, yang berjumlah 41

orang. Akan tetapi, yang dijadikan sampel/menjadi sumber data dalam penelitian

ini adalah 36 orang siswa karena lima orang siswa lainnya tidak hadir penuh

ketika penelitian berlangsung. Berdasarkan keterangan guru bahasa Inggris dan

observasi yang dilakukan peneliti, kelas ini lebih cocok untuk diteliti dengan

penerapan metode CTL sebab setengah dari siswa kelas VIIA ini aktif dan

setengahnya lagi tidak aktif pada saat mengikuti pelajaran bahasa Inggris.

3.4 Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah data kualitatif yang

berupa instrumen nontes dan data kuantitatif yang berupa instrumen tes. Berikut

diuraikan instrumen nontes dan instrumen tes.

3.4.1 Instrumen Nontes

Instrumen nontes yang digunakan adalah instrumen pembelajaran yang

terdiri atas lembar pengamatan keterlaksanaan rencana pelajaran dalam mengelola

kegiatan belajar mengajar dengan penerapan metode CTL, lembar pengamatan

aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan penerapan metode CTL untuk

meningkatkan penguasaan kosakata siswa, dan angket respons siswa terhadap

perangkat pembelajaran dengan penerapan metode CTL dalam upaya

meningkatkan penguasaan kosakata siswa.

a. Lembar pengamatan keterlaksanaan rencana pelajaran

Page 51: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Lembar pengamatan keterlaksanaan rencana pelajaran dalam mengelola

kegiatan belajar mengajar dengan penerapan metode CTL digunakan oleh

pengamat untuk mengamati keterlaksanaan langkah-langkah dalam rencana

pelajaran. Keterlaksanaan rencana pelajaran berisi langkah-langkah yang harus

dilakukan guru, skor yang harus diberikan pengamat berdasarkan petunjuk

penilaian yang ada, dan saran pengamat.

b. Pengamatan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar

Pengamatan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar dilakukan oleh

observer pendamping selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Reliabilitas

instrumen ditentukan oleh laporan pengamat (observer pendamping).

c. Angket respons siswa terhadap perangkat pembelajaran menggunakan metode

CTL untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa

Angket respons siswa digunakan untuk mengukur pendapat siswa terhadap

ketertarikan, perasaan senang dan keterkinian, serta kemudahan memahami

komponen-komponen, seperti materi/isi pelajaran, format materi ajar, gambar-

gambarnya, kegiatan dalam lembar kerja siswa (LKS), suasana belajar dan cara

guru mengajar, serta pendekatan pembelajaran yang digunakan. Angket respons

siswa diberikan kepada siswa setelah seluruh kegiatan belajar mengajar selesai

dilaksanakan dengan menggunakan lembar angket siswa. Persentase respons

siswa dihitung dengan menggunakan rumus berikut.

Persentase respons siswa = 100 X BA (1)

Page 52: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Keterangan :

A = proporsi siswa yang memilih

B = jumlah siswa/responden.

(Trianto, 2008:173)

3.4.2 Instrumen Tes

Instrumen tes yang dimaksud adalah tes awal (sebelum tindakan), tes hasil

belajar siswa pada siklus I dan siklus II. Tes hasil belajar siklus I dan siklus II

digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa

kelas VIIA setelah penerapan metode CTL dalam proses pembelajaran bahasa

Inggris pada unit 2. Tes hasil belajar tersebut berupa nilai yang diperoleh dari

pelaksanaan post test pada siklus I dan siklus II, sedangkan pre test (tes awal)

digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa

kelas VIIA sebelum penerapan metode CTL dalam proses pembelajaran bahasa

Inggris. Tes kosakata tersebut ada 5 bagian. Bagian A mengenai arti kata, bagian

B mengenai sinonim, bagian C mengenai antonim, bagian D mengenai arti prasa,

dan bagian E essay.

3.5 Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

research) untuk meneliti peningkatan penguasaan kosakata bahasa Inggris dengan

menerapkan metode CTL. Sebelum proses siklus I dilaksanakan, peneliti

melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah,

mendiskusikan temuan masalah dengan observer pendamping, dalam hal ini

Page 53: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

adalah guru bahasa Inggris kelas VIIA SMP Taman Sastra Jimbaran. Disamping

itu, meminta saran-saran dari kepala sekolah dan teman sejawat (guru bahasa

Inggris kelas VIII dan IX) sebagai bahan masukan pada saat perumusan tindakan.

Setelah itu peneliti dan observer pendamping menetapkan rencana tindakan,

jadwal pelaksanaan, serta merumuskan komponen-komponen tindakan yang

diperlukan. Komponen-komponen yang dimaksud seperti rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), materi bahan pelajaran bahasa Inggris sebagai sumber

belajar siswa, instrumen penilaian/evaluasi dan kelengkapan lain yang diperlukan,

misalnya LCD. Pada saat pelaksanaan siklus-siklus, peneliti didampingi oleh

observer pendamping yang berperan sebagai penilai.

3.5.1 Pelaksanaan Siklus I

1) Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti secara kolaborasi bersama observer

pendamping menyusun dan mempersiapkan rencana jadwal pelaksanaan tindakan,

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), materi/bahan pelajaran sesuai dengan

pokok bahasan, lembar tugas siswa, lembar penilaian hasil belajar, instrumen

lembar observasi, dan kelengkapan lain yang diperlukan pada saat analisis data.

Selain itu, peneliti juga mempersiapkan tujuh komponen utama yang dimiliki oleh

metode CTL. Ketujuh komponen tersebut, yakni konstruktivisme

(constructivism), inkuiri (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar

(learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian

sebenarnya (authentic assessment). Pada komponen masyarakat belajar (learning

community), peneliti membagi siswa menjadi delapan kelompok yaitu, kelompok

Page 54: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

1, 2, 4, dan 8, masing-masing terdiri atas empat orang, sedangkan kelompok 3, 5,

6 dan 7, masing-masing terdiri atas lima orang. Setelah kelompok belajar

dibentuk, kemudian dipilih ketua kelompok. Ketua kelompok yang terpilih

bertugas untuk mengarahkan anggotanya ketika bekerja sama di dalam membuat

tugas yang diberikan oleh peneliti. Selain itu, juga membagi tugas pada saat

mempresentasikan hasil kerja sama yang telah dilakukan. Sebelum bekerja sama,

ketua kelompok mengambil undian ke depan kelas. Undian tersebut berisi

subtopik-subtopik unit 2, yang harus dipresentasikan ke depan kelas. Subtopik-

subtopik tersebut meliputi instructing or prohibiting, expressing politeness,

cardinal numbers, preposition, there is/there are…, how much/how many, spoken

instructions, and warning.

Setiap kelompok harus mengonstruksi sendiri materi yang terdapat pada

subtopik (komponen konstruktivisme), lalu mempresentasikan hasil diskusi

kelompok tersebut ke depan kelas (komponen inquiri), sambil memeragakan

percakapan yang sesuai dengan topik yang disajikan (komponen pemodelan).

Setelah selesai presentasi, dilaksanakan sesi tanya jawab antara siswa dengan

siswa, guru dengan siswa (komponen bertanya). Ketika melaksanakan komponen

refleksi, peneliti mendiskusikan kembali subtopik yang sudah di presentasikan

agar seluruh siswa memahami sub topik tersebut, khususnya pada pemahaman

kosakatanya. Pada komponen penilaian autentik, peneliti melakukan penilaian

pada saat setiap siswa melakukan presentasi ke depan kelas, keaktifan bertanya

selama sesi tanya jawab berlangsung, dan kerajinan mengerjakan pekerjaan rumah

(PR).

Page 55: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

2) Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan siklus I disesuaikan dengan rencana tindakan yang

tertuang dalam rencana peiaksanaan pembelajaran (RPP). Secara operasional

tindakan siklus I dalam proses pembelajaran bahasa Inggris dilakukan oleh

peneliti, sedangkan observer pendamping berperan sebagai penilai. Setiap

kelompok diberikan waktu selama 40 menit untuk mempresentasikan satu

subpokok bahasan termasuk tanya jawab dan diskusi. Penilaian terhadap proses

belajar siswa dimulai sejak awal pembelajaran sampai dengan kegiatan

pembelajaran berakhir.

3) Tahap Pengamatan

Pada saat melakukan tahap pengamatan, peneliti dan observer pendamping

mengamati aktivitas siswa selama proses belajar berlangsung dengan cara

merekam dan mencatat aktivitas mereka ketika presentasi dan berdiskusi.

Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui apakah mereka belajar bahasa

Inggris lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan

mengonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya, mempresentasikan

subpokok bahasan yang diberikan oleh guru secara berkelompok, kemudian

memeragakan dialog yang sesuai dengan topik yang dipresentasikan serta

bertanya apabila belum mengerti.

4) Tahap Refleksi

Tahap keempat adalah refleksi. Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk

mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan, artinya pada tahap ini peneliti

mengumpulkan subpokok bahasan yang telah dipresentasikan oleh setiap

Page 56: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

kelompok. Subpokok bahasan tersebut dijadikan dasar untuk membuat evaluasi

sehingga dapat diketahui berhasil tidaknya tindakan yang telah dilaksanakan.

Untuk mengetahui berhasil tidaknya tindakan yang sudah dilaksanakan,

dapat dilihat dari skor/jumlah nilai yang diperoleh oleh setiap siswa. Nilai yang

dipersyaratkan adalah 74, sebab kriteria yang dijadikan tolok ukur keberhasilan

tindakan, yakni 74% dari 36 siswa bisa mencapai ketuntasan belajar minimal.

Artinya, memeroleh skor 74, membuat kalimat sederhana menggunakan kosakata

tersebut, dan mengetahui makna/artinya dalam bahasa Indonesia, sinonim dan

antonim.

3.5.2 Pelaksanaan Siklus II

Dari hasil analisis dan refleksi pada siklus I diketahui aspek-aspek yang

harus diperbaiki sehingga peneliti merencanakan pelaksanaan siklus II. Tahapan-

tahapan siklus II sama dengan siklus I, yaitu dimulai dari tahapan perencanaan,

tahapan pelaksanaan, tahapan pengamatan, dan tahapan refleksi.

3.6 Metode dan Teknik Pegumpulan Data

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode observasi-

partisipasi. Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan berperan serta aktif

sebagai guru yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar bahasa Inggris di

kelas VIIA SMP Taman Sastra Jimbaran dengan menerapkan metode CTL dalam

upaya meningkatkan penguasaan kosakata siswa. Pengamatan terhadap siswa

difokuskan pada tingkat partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran bahasa

Inggris, seperti terlihat pada keaktifan bertanya dan menanggapi stimuli baik yang

Page 57: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

datang dari guru atau teman lain, keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas, dan

keaktifan siswa ketika presentasi.

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data meliputi teknik

perekaman, kajian dokumen, angket, dan tes. Teknik perekaman berupa foto,

vedeo dan catatan harian peneliti selama penelitian berlangsung. Kajian dokumen

juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada, seperti kurikulum,

rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat guru, buku atau materi pelajaran,

nilai tes awal sebelum tindakan, nilai tes siklus I, dan nilai tes siklus II. Angket

diberikan kepada para siswa untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan

dengan aktivitas memahami dan menguasai kosakata. Angket ini diberikan dua

kali, yaitu sebelum kegiatan penelitian tindakan dan pada akhir penelitian

tindakan. Dengan menganalisis informasi yang diperoleh melalui angket tersebut

dapat diketahui peningkatan kualitas proses atas kegiatan pembelajaran dan

pengajaran menggunakan metode CTL dalam upaya meningkatkan penguasaan

kosakata siswa. Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil

yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan. Tes kosakata diberikan

pada awal kegiatan penelitian untuk mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan

siswa dalam penguasaan kosakata dari setiap akhir siklus untuk mengetahui

peningkatan mutu hasil penguasaan kosakata siswa. Tes disusun dan dilakukan

untuk mengetahui tingkat perkembangan penguasaan kosakata siswa sesuai

dengan siklus yang ada.

Page 58: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

3.7 Metode dan Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan suatu proses menyeleksi, menyederhanakan,

memfokuskan, mengabstraksikan, mengorganisasikan data secara sistematis dan

rasional sesuai dengan tujuan penelitian, serta mendeskripsikan data hasil

penelitian itu dengan menggunakan tabel sebagai alat bantu untuk memudahkan

dalam mengintepretasi. Data hasil penelitian tersebut diinterpretasi (pengambilan

makna) dalam bentuk naratif (uraian) dan dilakukan penyimpulan. Data kuantitatif

dan data kualitatif yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dengan metode

deskriptif-kuantitatif. Berikut diuraikan analisis data kuantitatif dan data kualitatif.

3.7.1 Analisis Data Kuantitatif

Data-data kuantitatif yang terkumpul disajikan secara sistematis, diolah,

dan diberi arti. Data kuantitatif yang diperoleh melalui pretest dan posttest siklus I

dan siklus II dianalisis melalui beberapa tahapan. Adapun tahapan-tahapan

tersebut adalah sebagai berikut.

1. Menentukan kriteria penilaian dan selanjutnya menabulasi frekuensi pilihan

jawaban yang diberikan oleh siswa. Segala bentuk jawaban yang diberikan

oleh siswa disajikan dalam bentuk tabel atau daftar untuk memudahkan proses

identifikasi.

2. Dari hasil tabulasi data, dihitung persentase dari tiap-tiap alternatif pilihan

jawaban sesuai dengan ranahnya.

3. Penarikan simpulan dari tiap-tiap data yang diperoleh sesuai dengan fenomena

yang diteliti berdasarkan besar kecilnya persentase tersebut.

Page 59: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Hasil kuantitatif dari setiap siswa tersebut, kemudian dikoreksi dengan

memberikan nilai. Aspek penilaian didasarkan pada kemampuan siswa

menjawab/mengisi lembar jawaban yang berisi makna kata, sinonim, antonim,

dan membuat tiga spoken instructions dan dua warnings. Semakin banyak siswa

mengisi lembaran kerjanya dengan jawaban yang benar, maka semakin tinggi

nilai yang diperoleh. Kriteria acuan penilaian yang digunakan dalam peningkatan

kosakata siswa pada penelitian ini adalah dengan menggunakan rubrik penilaian

dari Simon (2005: 15). Rubrik penilaian tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1 Rubrik Penilaian Penguasaan Kosakata Siswa

No Indikator Skor Penjelasan

A Makna Kata Match the following words and find their meanings in the box.

20

18

16

14

12

10

8

6

4

2

Apabila siswa menjawab benar sepuluh (semua) soal. Apabila siswa menjawab benar sembilan soal. Apabila siswa menjawab benar delapan soal. Apabila siswa menjawab benar tujuh soal. Apabila siswa menjawab benar enam soal. Apabila siswa menjawab benar lima soal. Apabila siswa menjawab benar empat soal. Apabila siswa menjawab benar tiga soal. Apabila siswa menjawab benar dua soal. Apabila siswa menjawab benar satu soal.

Page 60: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

0

Apabila siswa menjawab salah kesepuluh soal.

B Sinonim

Match the words with their similar meanings from the box.

20

16

12

8

4

0

Apabila siswa menjawab benar lima soal. Apabila siswa menjawab benar empat soal. Apabila siswa menjawab benar tiga soal. Apabila siswa menjawab benar dua soal. Apabila siswa menjawab benar satu soal. Apabila siswa menjawab salah kelima (semua) soal.

C Antonim Match the words with their opposite meanings from the box.

20

16

12

8

4

0

Apabila siswa menjawab benar lima soal. Apabila siswa menjawab benar empat soal . Apabila siswa menjawab benar tiga soal. Apabila siswa menjawab benar dua soal Apabila siswa menjawab benar satu soal. Apabila siswa menjawab salah kelima (semua) soal

D Arti Kata

Find the meanings of the following phrases in the box.

20

18

16

14

12

10

Apabila siswa menjawab benar sepuluh (semua) soal. Apabila siswa menjawab benar sembilan soal. Apabila siswa menjawab benar delapan soal. Apabila siswa menjawab benar tujuh soal. Apabila siswa menjawab benar enam soal. Apabila siswa menjawab benar lima soal.

Page 61: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

8

6

4

2

0

Apabila siswa menjawab benar empat soal. Apabila siswa menjawab benar tiga soal. Apabila siswa menjawab benar dua soal. Apabila siswa menjawab benar satu soal. Apabila siswa menjawab salah kesepuluh soal.

E Essay

Create 3 spoken instructions, and 2 warnings

20

18

12

8

4

0

Apabila siswa mampu membuat tiga spoken instructions dengan benar, dan dua warning dengan benar. Apabila siswa mampu membuat spoken instruction dan warnings dengan katagori empat benar. Apabila siswa mampu membuat spoken instruction dan warnings dengan katagori tiga benar. Apabila siswa mampu membuat spoken instruction dan warnings dengan katagori dua benar. Apabila siswa mampu membuat spoken instruction dan warnings dengan katagori satu benar. Apabila siswa tidak mampu membuat tiga spoken instruction dan dua warnings dengan benar.

Setelah nilai tiap siswa direkap keseluruhannya (hasil dari tes bagian A

sampai dengan tes bagian E), kemudian dihitung total skor tiap siswa. Setelah

menghitung total skor tiap siswa, kemudian dihitung tingkat penguasaan kosakata

siswa dalam persentase. Untuk mencari total skor tiap siswa dan tingkat

Page 62: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

penguasaan kosakata siswa dalam persentase digunakan analisis data dari

Nurgiyantoro (2010: 139). Adapun analisis data tersebut yakni

1) Total Skor Tiap Siswa

S = R (2)

Keterangan :

S = skor

R = Right, jumlah jawaban yang benar

2) Tingkat Penguasaan Kosakata Siswa dalam Persentase

L = % 100 x maksimumSkor

siswaskor Total (3)

Keterangan:

L = Tingkat penguasaan kosakata siswa dalam persentase

Keseluruhan data tersebut diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori

dalam standar evaluasi penilaian. Adapun kategori tersebut terlihat dalam tabel

berikut ini.

Tabel 3.2 Kategori Tingkat Kemampuan Siswa

No Skor (%) Tingkat Kemampuan

1

2

3

4

5

90% -- 100%

80% -- 89%

65% --79%

55% -- 64%

Kurang dari 55%

Kategori sangat baik (Excellent)

Kategori baik (Good)

Kategori cukup (Sufficient)

Kategori tidak cukup (Insufficient)

Kategori sangat jelek (Poor)

Sumber Nurgiyantoro (2010: 139)

Page 63: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Penjelasan tingkat kemampuan siswa

1. Excellent = kemampuan siswa yang mampu menjawab soal 90--100 benar.

2. Good = kemampuan siswa yang mampu menjawab 80--89 benar.

3. Sufficient = kemampuan siswa yang mampu menjawab 65--79 benar.

4. Insufficient = kemampuan siswa yang mampu menjawab 55--64 benar.

5. Poor = Kemampuan siswa yang mampu menjawab benar kurang dari 55.

3) Menentukan mean skor

X = NX (4)

Keterangan :

X = Mean skor siswa

ƩX = Jumlah skor seluruh siswa

N = Jumlah siswa

Fungsi mean skor siswa adalah untuk mengetahui apakah penelitian yang

dilakukan berlanjut atau tidak. Penelitian akan diselesaikan apabila mean skor

siswa telah menunjukkan ≥ 7.0 atau ≥ 70%.

3.7.2 Analisis Data Kualitatif

Analisis data kualitatif adalah mendiskripsikan data-data yang diperoleh

dari hasil tes bagian A sampai dengan E dengan kata-kata. Data-data tersebut

dianalisis untuk mengetahui penguasaan kosakata siswa, peningkatan kosakata,

dan faktor-faktor yang memengaruhi peningkatan kosakata sebelum dan setelah

penerapan metode CTL dalam pembelajaran dan pengajaran bahasa Inggris.

Page 64: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Selain menganalisis data-data tersebut di atas, dianalisis pula data nontes

yang meliputi data pengamatan keterlaksanaan rencana pelajaran dalam

mengelola kegiatan belajar mengajar dengan metode CTL, data pengamatan

aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan metode CTL untuk meningkatkan

penguasaan kosakata siswa, dan data respons siswa terhadap perangkat

pembelajaran dengan metode CTL dalam upaya meningkatkan penguasaan

kosakata siswa.

Data-data nontes dianalisis untuk mengetahui perubahan-perubahan yang

terjadi pada sikap dan perilaku siswa kelas VIIA SMP Taman Sastra terhadap

pembelajaran bahasa Inggris setelah diberikan treatment pada siklus I dan siklus

II.

3.8 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data

Hasil analisis data dapat disajikan secara formal, informal, atau gabungan

cara formal dan informal. Penyajian hasil analisis data secara formal meliputi

bagan, grafik, dan lain-lain, sedangkan penyajian hasil analisis data secara

informal adalah dengan penjelasan deskriptif/dengan kata-kata. Pada penelitian

ini, digunakan teknik penyajian hasil analisis data gabungan, yakni antara cara

formal dan informal. Cara formal berupa tabel, gambar, dan grafik, sedangkan

cara informal berupa penjelasan deskriptif/ dengan kata-kata.

Page 65: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

154

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada Bab IV ini dijelaskan hasil penelitian yang berupa data dan analisis

permasalahan yang dikaji, baik yang mencakup data kuantitatif maupun data

kualitatif. Hasil data kuantitatif diperoleh dari hasil belajar dalam penguasaan

kosakata bahasa Inggris siswa kelas VIIA SMP Taman Sastra Jimbaran, yang

berupa nilai individu/perorangan dan nilai rata-rata. Nilai-nilai tersebut, diperoleh

dari tes awal siswa, tes akhir siklus I dan siklus II. Keseluruhan hasil tes tersebut,

selanjutnya dibandingkan untuk mengetahui peningkatan kosakata siswa sebelum

dan sesudah penerapan metode CTL di dalam proses pengajaran bahasa Inggris.

Hasil data kualitatif diperoleh dari kuesioner siswa dan pengamatan

keterlaksanaan rencana pembelajaran.

4.1 Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Siswa Sebelum Penerapan Metode

Contextual Teaching and Learning

Sebelum melakukan tindakan, peneliti melakukan observasi ke kelas

selama tiga minggu. Selama observasi, peneliti duduk di belakang, sementara itu

guru bahasa Inggris kelas VIIA mengajar. Metode yang digunakan adalah metode

ceramah, artinya proses belajar mengajar terpusat pada guru.

Page 66: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

4.1.1 Situasi dan Keadaan Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Taman Sastra

Jimbaran

Kelas VIIA adalah kelas VII unggulan di SMP Taman Sastra Jimbaran

sebab pada saat ujian masuk/tes potensi akademik (TPA), setiap siswa memeroleh

nilai tinggi. Ruang kelas VIIA berada di lantai dua, paling utara. Seperti yang

telah disebutkan di atas, siswa kelas VIIA berjumlah 41 orang, terdiri atas 18

orang siswa perempuan dan 23 orang siswa laki-laki. Namun, pada penelitian ini

hanya 36 siswa yang dipakai sebagai sampel karena 5 orang siswa tersebut tidak

hadir ketika penelitian berlangsung. Di kelas terdapat empat baris tempat duduk.

Setiap baris terdapat sepuluh orang siswa, kecuali baris yang paling kiri, terdapat

12 orang siswa.

Siswa kelas VIIA belajar bahasa Inggris 3 kali seminggu, yakni setiap

Senin, Selasa, dan Rabu. Pada hari Senin, pelajaran bahasa Inggris dimulai dari

pukul 11.00 wita sampai dengan pukul 11.40 wita, pada Selasa pelajaran bahasa

Inggris dimulai dari pukul 07.30 wita sampai dengan pukul 08.10 wita, sedangkan

Rabu pelajaran bahasa Inggris dimulai pukul 07.30 wita sampai dengan pukul

08.50 wita. Jadi Senin dan Selasa alokasi waktu pelajaran bahasa Inggris adalah

satu jam pelajaran, sedangkan Rabu alokasi waktu pelajaran bahasa Inggris adalah

dua jam pelajaran. Satu jam mata pelajaran adalah 40 menit. Total alokasi waktu

pelajaran bahasa Inggris per minggu adalah 160 menit.

Mekanisme guru bahasa Inggris mengajarkan bahasa Inggris adalah

dimulai dengan greeting. Setelah itu, guru mengisi jurnal kelas, lalu menyuruh

siswa membuka buku ajar kemudian guru menjelaskan materi yang terdapat pada

Page 67: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

buku ajar. Pada saat peneliti melakukan observasi, guru menjelaskan unit 2

dengan topik What are There in ….? Ketika guru menjelaskan materi, siswa yang

duduk paling belakang acuh tak acuh, asyik mengobrol dengan teman

sebangkunya. Selesai menjelaskan materi, guru memberikan kesempatan kepada

para siswa untuk bertanya. Pada saat sesi tanya jawab ini, siswa tidak ada yang

bertanya. Oleh karena itu, guru menyuruh siswa untuk mengerjakan latihan soal

yang terdapat pada buku ajar. Bel pergantian jam pelajaran berbunyi, guru

memberikan pekerjaan rumah (PR). Hari berikutnya, ketika pelajaran bahasa

Inggris dimulai, guru mendiskusikan pekerjaan rumah yang diberikan. Namun,

sebagian besar siswa laki-laki tidak mengerjakan PR. Tidak ada sanksi dari guru

untuk siswa yang tidak mengerjakan PR.

4.1.2 Tes Penguasaan Kosakata Siswa Kelas VIIA SMP Taman Sastra

Jimbaran Sebelum Penerapan Metode CTL

Sebelum menerapkan metode CTL, peneliti melaksanakan tes awal. Tes

awal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan kosakata

bahasa Inggris siswa kelas VIIA SMP Taman Sastra Jimbaran. Tes awal tersebut

membahas makna kata, makna frasa, sinonim, dan antonim sesuai dengan topik

yang dipelajari pada materi buku ajar. Tes awal terdiri atas lima bagian. Bagian A

membahas makna kata, bagian B membahas sinonim, bagian C membahas

antonim, bagian D membahas arti frasa, dan bagian E adalah essay. Pada bagian

E ini para siswa diminta untuk membuat tiga spoken instructions dan dua

warning.

Page 68: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Berikut ditampilkan soal tes awal sebelum tindakan.

A. READ THE FOLLOWING SENTENCES THEN FIND THE UNDERLINE WORD MEANINGS IN THE BOX.

dengan keras perhatian tak diawasi menyapu memeriksa membagikan dengan jelas pernah penjelasan menukarkan

1. Pay attention to the sentences in bold. = …. 2. Ann checks her attendance list = …… 3. Please speak clearly = …. 4. Now, please distribute the copies of the article = …… 5. She ever visits her aunt in Australia = …. 6. Do not exchange your notes into coins = …… 7. Well, I need your explanation = …. 8. He can’t speak loudly 9. Don’t forget to sweep the floor = …. 10. The clerks were unattended by their bos when they were working yesterday = …. B. MATCH THE UNDERLINE WORDS WITH THEIR SIMILAR MEANINGS

FROM THE BOX

to examine passage to submit task park to clarify

1. She was in the garden when Paul came home = …. 2. The English teacher has to check students’ reading skill = …. 3. They try to explain the problem = ….. 4. Read the text briefly = … 5.Mrs. Smith does the work very well = …. C. MATCH THE UNDERLINE WORDS WITH THEIR OPPOSITE MEANINGS

FROM THE BOX

close/shut never to compile to jump question to walk

1. She ever comes to New York = …. 2. Create the answer = …. 3. She has to run cathing that bird = …. 4. Open the door please = …. 5. Barbara has to distribute the tourism articles = …..

Page 69: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

D. FIND THE MEANINGS OF THE FOLLOWING PHRASES AND THE

PICTURES IN THE BOX

melewati lampu lalu lintas jalan lurus jalan mundur belok kanan belok memutar belok kiri pertigaan (berbentuk T) jalan terus perempatan

1. Turn left =…..

2. Turn right = ….

3. Turn around = ….

4. Go straight = ….

5. T-junction = ….

6. Go pass = ….

7. Go backward = ….

8. Cross road = ….

9. Go ahead = ….

10. Traffic light = ….

E. CREATE 3 SPOKEN INSTRUCTIONS, AND TWO WARNINGS SPOKEN INSTRUCTIONS: 1. _________________________________________ 2. _________________________________________ 3. _________________________________________ F. WARNINGS 4. _________________________________________ 5. _________________________________________

Page 70: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Yang dimaksud CTL pada tes di atas yakni, tes bagian A, siswa diminta

untuk membaca kalimat kemudian menemukan arti kata yang digarisbawahi di

dalam kotak. Bagian B, siswa diminta untuk menghubungkan kata-kata yang

digarisbawahi yang artinya sama dengan kata-kata yang terdapat di dalam kotak.

Bagian C, siswa diminta untuk menghubungkan kata-kata yang digarisbawahi

yang artinya berlawanan dengan kata-kata yang terdapat di dalam kotak. Bagian

D, siswa diminta untuk menemukan arti frasa bahasa kedua (bahasa Inggris) ke

bahasa pertama (bahasa Indonesia) yang ada di dalam kotak, sedangkan bagian E,

siswa diminta untuk menciptakan tiga bahasa instruksi dan dua peringatan. Tes

yang digunakan dalam tes awal, tes akhir siklus I, dan tes akhir siklus II adalah

sama.

Hasil tes awal mewujudkan nilai yang bervariasi. Panduan/acuan penilaian

setiap bagian soal menggunakan rubrik penilaian pada tabel 3.1, sedangkan untuk

mencari nilai/skor tingkat penguasaan kosakata setiap siswa pada setiap bagian

soal menggunakan rumus penghitungan Nurgiyantoro (2010: 139) sebagai

berikut.

S = Right/jumlah jawaban yang benar

Keterangan:

S = Total Skor Tingkat Penguasaan Kosakata Setiap Siswa

Berikut ditampilkan daftar nilai hasil tes awal dari 36 orang siswa.

Page 71: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Tabel 4.1

Data Total Score Penguasaan Kosakata Setiap Siswa pada Tes Awal

Nomor Absen Siswa

Score/ Total Jawaban yang Benar Total Score Penguasaan Kosakata Setiap Siswa

Bagian A Arti Kata

Bagian B Sinonim

Bagian C Antonim

Bagian D Arti frasa

Bagian E Essay Create Spoken Instruc tions

and warnings

S.01 10 4 8 12 0 34 S.02 16 4 16 16 4 56 S.03 14 4 12 14 4 48 S.04 10 4 12 14 0 40

S.05 12 4 12 14 0 42 S.06 14 4 8 12 0 38 S.07 8 4 8 10 0 30 S.08 14 4 12 14 4 48 S.09 14 4 8 14 0 40 S.10 14 4 12 14 4 48 S.11 16 8 12 14 4 54 S.12 12 4 8 12 0 36 S.13 12 4 8 14 4 42 S.14 16 8 12 16 8 60 S.15 14 4 12 14 4 48 S.16 12 4 8 12 4 40 S.17 12 4 8 14 4 42 S.18 12 4 12 12 4 44 S.19 14 4 8 12 4 42 S.20 16 8 12 16 8 60 S.21 12 4 12 14 4 46 S.22 14 4 12 14 4 48 S.23 14 4 8 14 4 44 S.24 14 4 12 14 4 48 S.25 12 4 8 16 4 44 S.26 12 4 12 14 4 46 S.27 16 4 12 12 4 48 S.28 14 4 12 14 4 48 S.29 16 4 12 12 4 48

Page 72: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

S.30 12 4 12 12 4 44 S.31 14 4 8 14 4 44 S.32 16 4 16 16 8 60 S.33 16 4 8 14 4 46 S.34 14 4 8 10 4 40 S.35 14 4 16 14 4 52 S.36 16 4 16 10 8 54

Untuk mencari tingkat penguasaan kosakata siswa dalam persentase

menggunakan rumus,

Keterangan,

L = Tingkat penguasaan kosakata setiap siswa dalam persentase

Berikut ditampilkan daftar nilai setiap siswa pada tes awal.

Tabel 4.2

Data Nilai Tes Awal Penguasaan Kosakaata Setiap Siswa

Nomor Absen Siswa

Total Score Tingkat Penguasaan Kosakata Setiap Siswa

Tingkat Penguasaan Koasakata Setiap Siswa Dalam %

Kategori Tingkat Kemampuan Setiap Siswa

Kriteria Ketuntasan Minimal

S.01 34 34% Kategori sangat jelek (Poor)

Belum tuntas

S.02 56 56% Kategori tidak cukup (Insufficient)

Belum tuntas

S.03 48 48% Kategori sangat jelek (Poor)

Belum tuntas

S.04 40 40% Kategori sangat jelek (Poor)

Belum tuntas

S.05 42 42% Kategori sangat jelek (Poor)

Belum tuntas

S.06 38 38% Kategori sangat jelek (Poor)

Belum tuntas

L = Total skor setiap siswa X 100% Skor maksimum

Page 73: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

S.07 30 30% Kategori sangat jelek (Poor)

Belum tuntas

S.08 48 48% Kategori sangat jelek (Poor)

Belum tuntas

S.09 40 40% Kategori sangat jelek (Poor)

Belum tuntas

S.10 48 48% Kategori tidak cukup (Insufficient)

Belum tuntas

S.11 54 54% Kategori cukup (Sufficient)

Belum tuntas

S.12 36 36% Kategori sangat jelek (Poor)

Belum tuntas

S.13 42 42% Kategori sangat jelek (Poor)

Belum tuntas

S.14 60 60% Kategori tidak cukup (Insufficient)

Belum tuntas

S.15 48 48% Kategori tidak cukup (Insufficient)

Belum tuntas

S.16 40 40% Kategori sangat jelek (Poor)

Belum tuntas

S.17 42 42% Kategori sangat jelek (Poor)

Belum tuntas

S.18 44 44% Kategori sangat jelek (Poor)

Belum tuntas

S.19 42 42% Kategori sangat jelek (Poor)

Belum tuntas

S.20 60 60% Kategori cukup (Sufficient)

Belum tuntas

S.21 46 46% Kategori sangat jelek (Poor)

Belum tuntas

S.22 48 48% Kategori cukup (Sufficient)

Belum tuntas

S.23 44 44% Kategori tidak cukup (Insufficient)

Belum tuntas

S.24 48 48% Kategori sangat Belum tuntas

Page 74: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

jelek (Poor) S.25 44 44% Kategori sangat

jelek (Poor) Belum tuntas

S.26 46 46% Kategori sangat jelek (Poor)

Belum tuntas

S.27 48 48% Kategori sangat jelek (Poor)

Belum tuntas

S.28 48 48% Kategori sangat jelek (Poor)

Belum tuntas

S.29 48 48% Kategori sangat jelek (Poor)

Belum tuntas

S.30 44 44% Kategori sangat jelek (Poor)

Belum tuntas

S.31 44 44% Kategori sangat jelek (Poor)

Belum tuntas

S.32 60 60% Kategori cukup (Sufficient)

Belum tuntas

S.33 46 46% Kategori sangat jelek (Poor)

Belum tuntas

S.34 40 40% Kategori sangat jelek (Poor)

Belum tuntas

S.35 52 52% Kategori tidak cukup (Insufficient)

Belum tuntas

S.36 54 54% Kategori cukup (Sufficient)

Belum tuntas

Jumlah Total Nilai Siswa = 1652% = 16.52

4.1.3 Analisis Kuantitatif Sebelum Penerapan Metode CTL

Berdasarkan tabel 4.1 di atas diketahui bahwa nilai total penguasaan

kosakata setiap siswa terendah, yakni 30, sedangkan nilai tertinggi, yakni 60.

Berdasarkan jumlah total nilai siswa pada tabel 4.2 di atas, dapat dihitung

nilai rata-rata penguasaan kosakata siswa pada tes awal dengan menggunakan

rumus berikut.

Page 75: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

X = Total skor siswa x 100% Jumlah siswa X = 16.52 x 100% 36 = 45.88%

Jadi, nilai rata-rata siswa penguasaan kosakata pada tes awal yang dilakukan

sebelum penerapan metode CTL dalam proses pembelajaran bahasa Inggris

adalah 45.88%. Hasil tes awal tersebut masuk dalam katagori sangat jelek (poor),

sebab seluruh siswa belum mampu mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal

(KKM). Berikut dianalisis tingkat kesalahan pengerjaan soal-soal kosakata bahasa

Inggris.

4.1.4 Analisis Kualitatif Sebelum Penerapan Metode CTL

Pada soal bagian A, siswa diminta untuk menemukan arti kata yang

digarisbawahi ke dalam bahasa Indonesia yang terdapat di dalam kotak. Apabila

dilihat pada taksonomi pengetahuan, soal bagian ini termasuk domain Kognitif

pada tingkatan comprehension (pemahaman), karena kesepuluh soal pada bagian

ini menggunakan kata kerja menemukan arti bahasa Indonesianya kata-kata yang

digarisbawahi. Berikut ditampilkan soal bagian A.

1. Pay attention (noun) to the sentences in bold. = ….

2. Ann checks (verb) her attendance list = ……

3. Please speak clearly (adverb) = ….

4. Now, please distribute (verb) the copies of the article = ……

5. She ever (adverb) visits her aunt in Australia = ….

6. Do not exchange (verb) your notes into coins = ……

7. Well, I need your explanation (noun) = ….

Page 76: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

8. He can’t speak loudly (adverb) = ….

9. Don’t forget to sweep (verb) the floor = ….

10. The clerks were unattended (adjective) by their bos when they were working

yesterday = ….

Kata-kata pilihan di dalam kotak ada sepuluh. Kesepuluh kata-kata

tersebut seperti berikut.

Hasil tes awal pada soal bagian A ditemukan bahwa sembilan orang yang

mampu menjawab delapan soal dengan benar, empat belas orang yang mampu

menjawab tujuh soal dengan benar, sepuluh orang yang mampu menjawab enam

soal dengan benar, dua orang yang mampu menjawab lima soal dengan benar, dan

satu orang yang mampu menjawab empat soal dengan benar. Dari sepuluh soal

pada bagian ini, siswa mengalami kesulitan menjawab soal nomor empat

(distribute), soal nomor tujuh (explanation), dan soal nomor sepuluh (unattended).

Dari lima bagian tes yang dikerjakan oleh siswa, siswa menemukan banyak

kesulitan pada bagian B yakni, menemukan arti sinonim kata-kata yang

digarisbawahi dengan kata-kata yang terdapat di dalam kotak, dan bagian E yaitu

essay, membuat tiga spoken instruction dan dua warning.

Jumlah soal pada bagian B yaitu lima. Kelima soal tersebut terdapat tiga kata

benda (noun), dan dua kata kerja (verb). Ketiga kata benda tersebut terdapat pada

dengan keras perhatian tak diawasi menyapu memeriksa membagikan dengan jelas pernah penjelasan menukarkan

Page 77: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

soal nomor satu, empat, dan lima, sedangkan kata kerja terdapat pada soal nomor

dua dan tiga. Berikut ditampilkan soal bagian B.

(1) She was in the garden when Paul came home = ….

(2) The English teacher has to check students’ reading skill = ….

(3) They try to explain the problem = …..

(4) Read the text briefly = …

(5) Mrs. Smith does the work very well = ….

Kata-kata di dalam kotak ada enam pilihan. Keenam kata pilihan tersebut

yaitu, tiga kata benda, dan tiga kata kerja. Berikut ditampilkan keenam kata-kata

yang terdapat di dalam kotak.

Dari lima soal yang terdapat pada bagian B, tiga puluh satu orang hanya

bisa menjawab soal nomor satu, empat orang bisa menjawab soal nomor satu dan

dua, sedangkan satu orang sama sekali tidak bisa menjawab kelima soal tersebut.

Dilihat dari taksonomi pengetahuan Bloom dan kawan-kawan, soal bagian B

termasuk domain Kognitif pada tingkatan comprehension (pemahaman), karena

kelima soal pada bagian ini menggunakan kata kerja menemukan arti sinonim.

Pada soal bagian C, siswa diminta untuk menemukan arti antonim kata-

kata yang digarisbawahi dengan kata-kata yang terdapat di dalam kotak. Apabila

dilihat pada taksonomi pengetahuan, soal bagian ini termasuk domain Kognitif

pada tingkatan comprehension (pemahaman), karena kelima soal pada bagian ini

to examine passage \ to submit task park to clarify

Page 78: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

menggunakan kata kerja menemukan arti antonim kata-kata yang digarisbawahi.di

dalam kotak. Berikut ditampilkan soal bagian C.

1. She ever (adverb) comes to New York = ….

2. Create the answer (noun) = ….

3. She has to run (verb) cathing that bird = ….

4. Open (adverb) the door please = ….

5. Barbara has to distribute (verb) the tourism articles = …..

Kata-kata di dalam kotak ada enam pilihan. Keenam kata pilihan tersebut

yaitu, tiga kata kerja, dua kata keterangan, dan satu kata benda. Berikut

ditampilkan keenam kata-kata yang terdapat di dalam kotak.

Hasil tes awal pada soal bagian C ditemukan bahwa siswa mengalami

kesulitan menjawab soal nomor tiga (to run), dan nomor lima (to distribute). Lima

orang yang mampu menjawab empat soal dengan benar, tujuh belas orang yang

mampu menjawab tiga soal dengan benar, dan empat belas orang yang mampu

menjawab dua soal dengan benar.

Pada soal bagian D, siswa diminta untuk menemukan arti prasa dan

gambar kedalam bahasa Indonesia yang ada di dalam kotak. Apabila dilihat pada

taksonomi pengetahuan, soal bagian ini termasuk domain Kognitif pada tingkatan

comprehension (pemahaman), karena kesepuluh soal pada bagian ini

menggunakan kata kerja menemukan arti prasa dan gambar kedalam bahasa

Indonesia yang terdapat.di dalam kotak. Berikut ditampilkan soal bagian D.

close/shut never to compile to jump question to walk

Page 79: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

1. Turn left =…..

2. Turn right = ….

3. Turn around = ….

4. Go straight = ….

5. T-junction = ….

6. Go pass = ….

7. Go backward = ….

8. Cross road = ….

9. Go ahead = ….

10. Traffic light = ….

Berikut ditampilkan prasa bahasa Indonesia yang di dalam kotak.

Hasil tes awal pada soal bagian D ditemukan bahwa tiga orang yang

mampu menjawab lima soal dengan benar, sembilan orang yang mampu

menjawab enam soal dengan benar, Sembilan belas orang yang mampu menjawab

tujuh soal dengan benar, dan lima orang yang mampu menjawab delapan soal

dengan benar. Siswa menemukan kesulitan menjawab pada soal nomor empat (go

straight), nomor tujuh (go backward), dan nomor sembilan (go ahead).

melewati lampu lalu lintas jalan lurus jalan mundur belok kanan belok memutar belok kiri pertigaan (berbentuk T) jalan terus perempatan

Page 80: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Kesulitan berikut yang ditemui oleh siswa ketika menjawab tes awal

kosakata terdapat pada bagian E. Pada bagian ini, siswa diminta untuk

menciptakan/membuat tiga spoken instructions dan dua warnings. Jadi jumlah

soal pada bagian E yaitu lima. Apabila dilihat pada taksonomi pengetahuan oleh

Bloom dan kawan-kawan, soal bagian E termasuk domain Psikomotorik pada

tingkat origination, karena kelima soal tersebut menggunakan kata kerja create

(menciptakan). Hasil tes awal pada bagian ini ditemukan bahwa dua puluh enam

siswa yang mampu menciptakan satu spoken instruction, tiga orang yang mampu

menciptakan dua spoken instruction, sedangkan lima orang sama sekali belum

mampu menciptakan spoken instruction, dan warnings.

Hasil analisis kualitatif di atas dinyatakan bahwa seluruh siswa belum

mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) atau belum tuntas. Apabila

dilihat dari kategori tingkat kemampuan siswa, nilai rata-rata tes awal ini masuk

ke kategori sangat jelek (poor).

Salah satu cara yang dilakukan untuk memperbaiki hasil belajar siswa adalah

dengan cara mengganti metode yang digunakan oleh guru, yakni metode ceramah,

yang berpusat pada guru ke metode CTL, yang berpusat pada siswa.

4.2 Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Siswa Kelas VIIA

SMP Taman Sastra Jimbaran Setelah Penerapan Metode CTL

Dalam penerapan metode CTL dalam proses pembelajaran bahasa Inggris

dalam upaya peningkatan penguasaan kosakata siswa, peneliti menerapkan tujuh

komponen yang terdapat pada metode CTL.

Page 81: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

4.2.1 Penelitian Tindakan Kelas Siklus I

4.2.1.1 Perencanaan Siklus I

Ketujuh komponen yang terdapat dalam metode CTL tersebut adalah

sebagai berikut.

1) Konstruktivisme (Constructivism), pada komponen ini peneliti membagikan

materi subpokok bahasan unit 2 yang telah diundi kepada tiap-tiap kelompok.

Agar belajar lebih bermakna, siswa diberikan kesempatan untuk bekerja

sendiri, menemukan sendiri, dan mengonstruksi sendiri materi subpokok

bahasan yang telah dibagikan oleh peneliti. Materi subpokok bahasan tersebut,

adalah seperti berikut.

A. Pokok Bahasan : Expressions

(1) Subpokok bahasan : Instructing or prohibiting, pages 24-25

a) The expressions of instructing or Prohibiting

b) Responding of instructing or prohibiting

Subpokok bahasan 1, dipresentasikan oleh kelompok 7

(2) Subpokok bahasan expressing politeness, page 25

a) The expressions of politeness

b) Responding of expressing politeness: positive and negative

Subpokok bahasan 2, dipresentasikan oleh kelompok 3.

(3) Subpokok bahasan : Cardinal Numbers, page 26

a) Bilangan satuan d) Bilangan ratusan

b) Bilangan belasan e) Bilangan ribuan

Page 82: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

c) Bilangan puluhan

Subpokok bahasan 3, dipresentasikan oleh kelompok 8.

(4) Prepositions, page 27

a) Explain the prepositions and give the example

Subpokok bahasan 4, dipresentasikan oleh kelompok 4.

(5) There is/There are….., page 28

a) The rule and the example

b) The pattern of There is …..

c) The pattern of There are …..

Subpokok bahasan 5, dipresentasikan oleh kelompok 5.

(6) How much/How many….., page 28-29

a) Explain (jelaskan) when do we used how much..

b) Explain when do we used how many ….

Subpokok bahasan 6, dipresentasikan oleh kelompok 2.

B. Pokok Bahasan : Short Functional Texts

(7) Spoken instruction, page 37

a) Create some spoken instructions

Subpokok bahasan 7, dipresentasikan oleh kelompok 1.

(8) Warning, page 37

a) Write some texts of warnings

Subpokok bahasan 8, dipresentasikan oleh kelompok 6.

2) Inkuiri (Inquiry), pengetahuan dan keterampilan baru ( materi subpokok

bahasan unit 2 ) yang diperoleh oleh siswa diharapkan hasil dari menemukan

Page 83: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

sendiri dan mengonstruksi sendiri. Dengan demikian, siswa dapat

menyajikan/mempresentasikan hasil dari temuan dan konstruksi tersebut ke

hadapan teman sekelas dan guru. Setiap kelompok mempresentasikan materi

subpokok bahasan ke depan kelas. Alokasi waktu untuk presentasi adalah 15

menit.

3) Bertanya (Questioning), setelah melaksanakan presentasi selama 15 menit,

lalu dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, antara siswa dan siswa maupun

antara guru dan siswa. Hal ini bertujuan untuk mengecek pemahaman siswa

terhadap materi yang telah dipresentasikan, mengetahui sejauh mana

keingintahuan siswa terhadap materi yang telah dipresentasikan, dan

memfokuskan perhatian siswa pada kosakata yang dipelajari pada unit 2,

khususnya tentang arti kata, arti frasa, sinonim, antonim, serta membuat

spoken instructions dan warnings.

4) Masyarakat Belajar (Learning Community), tujuan komponen ini adalah

melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Peneliti

membagi siswa kelas VII A ini menjadi delapan kelompok belajar, yang

anggotanya heterogen agar siswa yang pandai mengajari siswa yang lemah,

siswa yang sudah tahu memberi tahu siswa yang belum tahu, dan siswa yang

bisa cepat menangkap materi pelajaran mendorong temannya yang lambat.

Kelompok-kelompok tersebut, yaitu sebagai berikut.

a. Kelompok 1 terdiri atas empat orang (Dyah, Dela, Suwardani, dan David).

b. Kelompok 2 terdiri atas empat orang (Ari W, Eric P, Christina, dan Desy).

c. Kelompok 3 terdiri atas lima orang (Destha, Rosita, Swijaya, dan Reza).

Page 84: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

d. Kelompok 4 terdiri atas empat orang (Zein, Widyantari, Ardi, dan Dana

Arta).

e. Kelompok 5 terdiri atas lima orang (Mayun, Devi, Dwika, Dasi, dan

Tirtayanti).

f. Kelompok 6 terdiri atas lima orang (Tomi, Devi J, Wahyu, Suata, dan

Tiara).

g. Kelompok 7 terdiri atas lima orang (Tomi A, Risawan, Rika, Putra, dan

Neni).

h. Kelompok 8 terdiri atas empat orang (Ary G, Mila, Evita, dan Devi N).

5) Pemodelan (Modeling), setiap kelompok yang presentasi menyiapkan dua

anggotanya sebagai model untuk memeragakan dialog, yang sesuai dengan

topik yang dipresentasikan.

6) Refleksi (Reflection), pada akhir pembelajaran peneliti menyisakan waktu

sejenak untuk siswa agar siswa dapat melakukan refleksi atas materi

pembelajaran yang telah didapatkan. Refleksi tersebut berupa kesan dan saran

siswa mengenai pembelajaran hari itu, diskusi singkat, dan mengumpulkan

hasil karya tulisan yang dipresentasikan.

7) Penilaian Autentik (Authentic Assesment) pada komponen ini, peneliti menilai

prestasi siswa dengan menggunakan hasil karya siswa dengan kelompoknya,

presentasi atau penampilan siswa pada saat mempresentasikan karyanya,

pekerjaan rumah, dan hasil tes tulis.

Page 85: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

4.2.1.2 Pelaksanaan Siklus I

Pada pelaksanaan siklus I ini, dilakukan tujuh kali pertemuan. Pada setiap

pertemuan terdapat tiga kegiatan, terdiri atas (1) kegiatan awal, (2) kegiatan inti,

dan (3) kegiatan akhir. Ketiga kegiatan tersebut disajikan di bawah ini.

1) Kegiatan Awal

a. Guru membuka pelajaran yang diawali dengan mengucapkan salam dan

dilanjutkan dengan presensi kehadiran siswa.

b. Guru bertanya kepada siswa. Pertanyaan tersebut digunakan untuk landasan

pengertian subtopik yang akan dipresentasikan.

c. Guru mengumumkan kelompok yang akan presentasi dan materi yang akan

dipresentasikan.

d. Guru mempersilakan waktu atau kesempatan kepada kelompok yang akan

presentasi.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti ini merupakan kegiatan presentasi. Kelompok yang

mendapat giliran presentasi tampil ke depan kelas untuk mempresentasikan materi

mereka. Setiap anggota kelompok wajib mendapat giliran mempresentasikan

materi atau sebagai model dalam percakapan yang sesuai dengan materi yang

dipresentasikan. Setiap Rabu, ada dua kelompok yang presentasi karena pada hari

tersebut jadwal pelajaran bahasa Inggris kelas VIIA adalah 2 jam mata pelajaran,

2 x 40 menit.

Presentasi pada Rabu, 24 Oktober 2012 dilakukan oleh kelompok 7 dan

kelompok 3. Satu jam pertama, kelompok 7 yang presentasi, sedangkan pada jam

Page 86: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

kedua presentasi dilakukan oleh kelompok 3. Setelah kedua kelompok presentasi,

guru bahasa Inggris, yaitu peneliti mengulas atau menyimpulkan materi yang

disampaikan oleh kelompok 7 dan 3.

Kelompok 7 mempresentasikan pokok bahasan Expressions dengan sub

pokok bahasan Instructing or prohibiting, pages 24--25, sedangkan kelompok 3

mempresentasikan pokok bahasan Expression dengan subpokok bahasan

Expressing politeness, page 25. Berikut dipaparkan presentasi kelompok 7.

a) The expressions of instructing or Prohibiting

Pada materi ini, dua orang siswa (Risawan dan Riska Risdayanti)

memeragakan dialog yang terdapat pada buku ajar. Dialog tersebut sebagai

berikut.

Teacher : O.K., students, let’s look at page 12.

Students : Yes, sir.

Teacher : Sita, please read the text aloud. For the others, do not make noise.

Setelah selesai memeragakan dialog di atas, salah satu dari kelompok 7

(Tomi Aditya) menjelaskan kalimat-kalimat yang dicetak tebal. Kalimat “let’s

look at page 12” dan “please read the text aloud” disebut dengan

instructions/instruksi atau perintah. Pada dialog tersebut guru menyuruh para

siswanya melihat/mencari halaman 12 dan menyuruh salah satu dari siswanya,

yang bernama Sita untuk membaca bacaan pada halaman 12 dengan keras,

sedangkan siswa yang lainnya dilarang ribut. Kalimat “do not make any noise”

merupakan kalimat larangan untuk semua siswa agar tidak ribut selama Sita

membaca bacaan pada halaman 12.

Page 87: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Putra Wiriatama menjelaskan beberapa ekspresi instructing or prohibiting.

Ekspresi-ekspresi tersebut, antara lain seperti di bawah ini.

Instructing Prohibiting

Stand up. Don’t run in the class. Sit down. Don’t be noisy. Listen carefully. Don’t be late. Turn to page ….. Don’t open the window. Come to the front, please. Don’t ask Mira. She doesn’t know. Write the answer in your workbooks. Don’t cheat during the test. Please read this sentence aloud. Don’t copy your friend’s work. Do this exercise for homework. Don’t disturb your friends. Come in and sit down, please. Don’t bully your friends.

Sumber: Buku PR Bahasa Inggris Grade VII (2012: 24)

Setelah selesai menjelaskan ekspresi-ekspresi instructing or prohibiting,

Neni menjelaskan catatan-catatan penggunaan always dan never serta responding

of instructing or prohibiting. Catatan-catatan tersebut, antara lain sebagai berikut.

Notes Always and never come before imperatives. Examples: 1) Always remember what I told you. (Not Remember always ….). 2) Never speak to me like that again. (Not Speak never …..).

Sumber: Buku PR Bahasa Inggris Grade VII (2012: 24)

b) Responding of instructing or prohibiting

(1) Yes, Sir/Miss.

(2) O.K., Mom.

(3) All right, Sir/Ma’am.

(4) Right away. Sir/Ma’am.

(5) I won’t, Sir/Ma’am.

Page 88: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Berdasarkan catatan peneliti ketika kelompok 7 presentasi, terdapat

beberapa hambatan. Hambatan-hambatan tersebut, yakni suara masih kecil/kurang

keras, gugup karena belum terbiasa presentasi di depan kelas, dan ada satu orang

yang belum siap karena tidak bisa hadir pada saat kerja kelompok dengan alasan

rumah jauh dan tidak ada yang mengantar.

Pada waktu sesi tanya jawab, tidak ada siswa yang bertanya.

b) Expressing Politeness

Destha Aldiska dan Rosita Damayanti memeragakan dialog tentang

expressing politeness. Dialog tersebut, yakni sebagai berikut.

Son : Wow, you bought many things, Mom.

Mother : Yeah, we’ve almost run out everything. Dear, please take this plastic bag

to the kitchen.

Son : O.K., Mom. Anything else?

Mother: Can you put the fruits in the fridge?

Setelah dialog selesai, Vania menjelaskan bahwa kata-kata yang dicetak

tebal (please dan can) tersebut digunakan untuk memperhalus kalimat perintah.

Pada dialog di atas, si ibu meminta tolong kepada anaknya untuk

membawa tas plastik yang berisi barang-barang belanjaan ke dapur serta menaruh

buah-buahan ke dalam kulkas. Selain please dan can, ada beberapa kata-kata yang

juga dapat memperhalus kalimat perintah, yaitu could, will, would, may, dan

might.

Page 89: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Swijaya Agastya menjelaskan bahwa ada beberapa kalimat yang

menggunakan ekspresi memperhalus kalimat perintah. Kalimat-kalimat tersebut,

yaitu sebagai berikut

1) Open the door, please.

2) Please read the text aloud.

3) Get me some water, please.

4) Would you please forgive me for this misunderstanding?

5) Can you help me lift the box, please?

6) Could you please accompany me to the bookshop after school?

7) Will you pick me up from school, please?

Reza Saputra menjelaskan bahwa ada dua responding untuk expressing

politeness di atas, yakni responding positive dan responding negative.

Responding positive terdiri atas empat pernyataan berikut.

1) No problem. /No big deal.

2) O.K./All right.

3) Right away.

4) Sure/Certainly.

Responding negative terdiri atas tiga pernyataan di bawah ini.

1) I’d love to, but I’m in a hurry. Sorry.

2) I’m sorry, I can’t. I have another appointment.

3) I’d love to, but I must stay at home.

Setelah selesai menjelaskan responding negative, kemudian dilanjutkan

sesi tanya jawab. Pada sesi ini tidak ada siswa yang bertanya. Sebelum menutup

Page 90: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

pelajaran, guru menyimpulkan kedua materi yang dipresentasikan oleh kelompok

7 dan 3.

Menurut catatan peneliti, dari dua kelompok yang presentasi Vania

Anggarina merupakan presenter yang terbaik. Suaranya sangat jelas dan

menguasai materi. Kelompok 3 merupakan kelompok yang kompak, tetapi

pelafalan mereka masih kurang.

c) Cardinal Numbers

Materi berikutnya masih pada pokok bahasan Expression, dengan sub

pokok bahasan Cardinal Numbers, dipresentasikan oleh kelompok 8, pada Senin

24 Oktober 2012. Ary Gunawan memperlihatkan tiga gambar. Look at the

pictures. How many toy cars are there? Gambar pertama berisi dua gambar

mainan mobil-mobilan, di bawah gambar terdapat tulisan two toy cars, gambar

kedua berisi enam gambar mobil-mobilan, di bawah gambar terdapat tulisan six

toy cars, dan gambar ketiga berisi gambar ten toy cars. Kata-kata two, six, dan ten

disebut dengan cardinal numbers.

Mila Taniya menjelaskan cardinal numbers, bilangan satuan berikut ini.

0 = zero 5 = five

1 = one 6 = six

2 = two 7 = seven

3 = three 8 = eight

4 = four 9 = nine

Bilangan belasan berakhiran teen, kecuali angka sebelas dan angka dua

belas. Bilangan belasan terdiri atas angka berikut.

Page 91: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

11 = eleven 15 = fifteen 19 = nineteen

12 = twelve 16 = sixteen

13 = thirteen 17 = seventeen

14 = fourteen 18 = eighteen

Evita Juliantari mempresentasikan bilangan puluhan, bilangan ratusan dan

bilangan ribuan. Bilangan puluhan berakhiran ty terdiri atas bilangan berikut.

10 = ten 50 = fifty 90 = ninety, sampai dengan

a20 = twenty 60 = sixty angka 99 = ninety nine

30 = thirty 70 = seventy

40 = forty 80 = eighty

Bilangan ratusan yakni hundred. Bilangan ratusan terdiri atas berikut ini.

100 = a/one hundred 600 = six hundred

200 = two hundred 700 = seven hundred

300 = three hundred 800 = eight hundred

400 = four hundred 900 = nine hundred, sampai dengan angka 999 =

500 = five hundred nine hundred ninety nine

Bilangan ribuan, yakni thousand. Bilangan ribuan dimulai dari angka

1.000 = a/one thousand. Contoh bilangan ribuan, yaitu sebagai berikut.

2.000 = two thousand

3.000 = three thousand, dan seterusnya.

Devi Novita Sari dan Ary Gunawan memeragakan dialog mengenai

cardinal numbers. Berikut contoh dialog cardinal numbers.

Ary : How much is this book?

Page 92: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Devi : It is Rp 15.550 (fifteen thousand five hundred and fifty rupiah).

Ary : How much is that bag?

Devi : It is Rp 24.725 (twenty four thousand seven hundred and twenty five

Rupiah).

Setelah selesai memeragakan dialog di atas, dilanjutkan sesi tanya jawab.

Pada sesi tanya jawab, belum ada siswa yang bertanya. Sebelum mengakhiri

pelajaran guru menyimpulkan materi yang dipresentasikan oleh kelompok 8. Pada

simpulan tersebut guru menjelaskan bahwa ada perbedaan cara mengucapkan

angka, yakni seperti di bawah ini.

1) Tiga satuan (3), tiga belasan (13), dan tiga puluhan (30). Misalnya three [trie],

thirteen [tetin], thirty [teti].

2) Lima satuan (5), lima belasan (15), dan lima puluhan (50). Misalnya five [faiv],

fifteen [fiftin], fifty [fiti].

Selain menjelaskan hal tersebut, guru juga menjelaskan cara menyebutkan

bilangan cardinal dalam bentuk rupiah, misalnya Rp 345.000,00

Caranya, angka 3 di atas, yakni three, angka 3 tersebut posisinya adalah bilangan

ratusan sehingga menjadi three hundred, angka 4 posisinya adalah bilangan

puluhan sehingga menjadi forty, angka 5 adalah bilangan satuan, yakni five.

Ketiga angka tersebut (345), posisinya di bilangan ribuan, yakni thousand. Jadi,

cara menyebutkan semuanya yakni three hundred forty five thousand rupiah.

d) Preposition

Kelompok yang mempresentasikan subpokok bahasan preposition ini

yakni kelompok 4. Preposition merupakan bagian keempat dari pokok bahasan

Page 93: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Expressions. Zein Maulana yang pertama kali menjelaskan materi ini. Look at the

pictures and read the sentences. Try to understand the explanation. Zein

membawa dua gambar. Pada gambar pertama terdapat gambar tas dan kalkulator.

Letak kalkulator tersebut di kantong depannya tas. Di bawah gambar pertama,

terdapat tulisan there is a calculator in the front pocket. Gambar yang kedua berisi

gambar kursi dan sepatu. Letak sepatu berada di bawah kursi. Di bawah gambar

yang kedua bersisi tulisan I put my shoes under the chair.

Presentasi berikutnya, dilanjutkan oleh Widyantari. The words “in” and

“under” are called preposition. We use these words to show the locations of

things. Kata-kata in dan under disebut dengan preposisi. Kedua kata tersebut

digunakan untuk menunjukkan letak/lokasi suatu benda. Under artinya di bawah,

sedangkan in artinya di dalam.

Preposition berikutnya yakni opposite, between, on/at, in front of

dipresentasikan oleh Ardi Candra. Keempat preposition tersebut juga digunakan

untuk menunjukkan letak/lokasi suatu benda. Try to learn the following

prepositions. Figure out their meanings. Tiap-tiap preposition tersebut memiliki

gambar, disertai dengan kalimat di bawahnya. Kalimat-kalimat tersebut adalah

sebagai berikut.

1) The bookshop is opposite the post office.

2) The bookshop is between the post office and the pet shop.

3) The bookshop is on/at the corner of Jalan Obor and Jalan Pelita.

4) The bookshop is in front of the post office.

Page 94: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Berdasarkan kalimat-kalimat di atas maka diketahui arti preposisi itu

masing-masing, seperti di bawah ini.

1) Opposite artinya berhadapan dengan.

2) Between artinya di antara (dua benda).

3) On/at artinya di.

4) In front of artinya di depan.

Preposition selanjutnya, yakni behind, beside, next to, dan near

dipresentasikan oleh Dana Arta. Keempat preposition tersebut juga digunakan

untuk menunjukkan letak/lokasi suatu benda. Tiap-tiap preposition memiliki

gambar disertai dengan kalimat di bawahnya. Kalimat-kalimat tersebut adalah

sebagai berikut.

1) The bookshop is behind the post office.

2) The bookshop is beside the post office.

3) The bookshop is next to the post office.

4) The bookshop is near the post office.

Berdasarkan kalimat-kalimat di atas maka diketahui maknanya masing-

masing, seperti berikut.

1) behind artinya di belakang.

2) beside artinya di samping.

3) next to artinya di sebelah.

4) near artinya dekat.

Setelah selesai mempresentasikan preposition di atas, kemudian

dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Pada sesi ini belum ada siswa bertanya.

Page 95: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Sebelum mengakhiri pelajaran guru menyimpulkan preposisi-preposisi yang baru

saja dipresentasikan, lalu dilanjutkan dengan latihan membuat kalimat

menggunakan prepositions di atas dengan memakai denah sekolah mereka. Ada

enam orang siswa yang mau mencoba membuat kalimat. Keenam siswa tersebut

adalah sebagai berikut.

(1) Vania membuat kalimat dengan menggunakan next to. The library is next to

classroom IX A.

(2) Agus membuat kalimat menggunakan between. The teachers’ office is between

classroom VII A and sain laboratory.

(3) Ardi membuat kalimat menggunakan next to. The school principle’s office is

next to TU office.

(4) Devi Damayanti membuat kalimat menggunakan near. The school canteen is

near the classroom IX A.

(5) Ari Gunawan membuat kalimat menggunakan beside. The student toilets are

beside the stair.

(6) Devi Jayanti membuat kalimat menggunakan in front of. The computer

laboratory is in front of the school temple.

e) There is/There are

Materi There is/There are merupakan subpokok bahasan kelima dari

pokok bahasan Expressions. There is/There are dipresentasikan oleh kelompok 5,

pada Rabu, tanggal 31 Oktober 2013. Devi Damayanti memperlihatkan dua

gambar. Gambar pertama berisi satu kamus di atas meja, sedangkan gambar kedua

Page 96: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

berisi tiga kamus di atas meja. Tiap-tiap gambar berisi kalimat di bawahnya.

Kalimat-kalimat tersebut, yakni seperti di bawah ini.

(1) There is a/one dictionary on the desk.

(2) There are three dictionaries on the desk.

Pay attention to the words in bold type (there is or there are). They are

determiners. Jadi, kata-kata yang dicetak tebal di atas disebut dengan determiners

atau penentu.

Presentasi berikutnya tentang rule of there is/there are, dilakukan oleh

Mayun Adi Guna. The rule of there is/there are tersebut, yaitu seperti berikut.

(1) There is + ….. for singular nouns (one item).

(2) There is + ….. for uncountable items (group nouns).

(3) There are + …. for many items (plural nouns).

Dwika Fitriani memberikan contoh kalimat berdasarkan rule di atas.

Contoh kalimat tersebut, seperti di bawah ini.

There is Noun singular/one item

There is a spider on the wall.

There is Uncountable items/group of nouns

There is some money on the desk.

There are Plural nouns/many items

There are two pencils on my desk.

Sumber: Buku PR Bahasa Inggris Grade VII (2012: 28)

Page 97: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Tirtayanti mempresentasikan the pattern of there is/there are. Kedua

pattern tersebut, yakni seperti di bawah ini.

1) There is + Singular/Uncountable Noun + Adverb of place

There is Singular/Uncountable Noun Adverb of place There is a teacher in the classroom. There is a mango tree at the front of myhouse. There is a little water in the bottle

Sumber: Buku PR Bahasa Inggris Grade VII (2012: 28)

2) There are + Plural noun + Adverb of place

There are Plural Noun Adverb of place There are five children on the field. There Are twenty bikes in the bicycle. There Are three paintings on the wall.

Sumber: Buku PR Bahasa Inggris Grade VII (2012: 28)

Setelah itu, dilanjutkan peragaan dialog tentang there is/there are. Dialog

tersebut, yakni sebagai berikut.

Dasi Santiago : Here is my new house.

Mayun Adi G. : It’s great!

Dasi Santiago : Thank you. Let’s go inside.

Mayun Adi G. : O.K. So this is your living room.

Dasi Santiago : Yes. There are a 3-seat sofa, a 2-seat sofa and a table. On the

wall there two pictures, a clock and a calendar.

Mayun Adi G. : What do you have in the back yard?

Dasi Santiago : There is a garden.

Mayun Adi G. : What are there in the garden?

Dasi Santiago : There are a mango tree, a rambutan tree, and some banana trees.

Mayun Adi G. : Oh, I really love fruit.

Page 98: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Dialog selesai dipresentasikan, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Pada

sesi ini belum ada siswa yang bertanya, kemudian guru menyimpulkan materi

yang telah dipresentasikan bahwa there is dan there are adalah sebagai penunjuk.

There is digunakan sebagai penunjuk benda yang tunggal, sedangkan there are

digunakan sebagai penunjuk benda yang jamak. Setelah selesai menyimpulkan

materi, guru menutup pelajaran.

f) How much/How many

Presentasi pokok bahasan Expressions, dengan subpokok bahasan keenam

yakni how much/how many, dilakukan oleh kelompok 2 pada hari Rabu, 31

Oktober 2012. Ari Wibawa dan Desy Sawitri memperagakan dialog yang

berhubungan dengan how much/how many. Dialog tersebut yakni,

Ari : Mom what are you doing?

Desy : I’m making dumplings.

Ari : Um, sounds yummy. Do you need eggs to make it, Mom?

Desy : Yes, I do

Ari : How many eggs doyou use, Mom?

Desy : I use four eggs.

Ari : And how much flour do you use?

Desy : About half a kilogram.

Ari : Can you teach me how to make dumplings, Mom?

Desy : Certainly.

Christina Damayanti mempresentasikan bahwa the question words how

many dan how much are used to ask about the quantity of things/items.

Page 99: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

How many Quantity (countable)

How much Quantity (uncountable)

Sumber: Buku PR Bahasa Inggris Grade VII (2012: 29)

Keterangan:

1) How many digunakan untuk menanyakan jumlah benda yang dapat dihitung

atau kata benda jamak, seperti buku-buku (books) dan apel-apel (apples).

2) How much digunakan untuk menanyakan jumlah benda yang tidak dapat

dihitung, misalnya air (water) dan tanah (soil).

Erik Pramerta mempresentasikan the patterns of how many/how much with

to be dan the pattern of howmany/how much with verbs. Bentuk pattern tersebut,

yakni seperti di bawah ini/

(1) With to be

How many/much

Noun Be (is/are) There Adverb of place ?

How many

blackboard rooms books

are are are

there there there

in your classroom in your house in your bag

? ? ?

How much

soil water cooking oil

is is is

there there there

in the plastic bag in the bottle in the frying pan

? ? ?

(2) With verbs

How many/much

Noun

Do/Does Subject Verb

Complement ?

How many

pencils lessons people

does do do

your sister you you

have have see

today in the hall

? ? ?

Page 100: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

How much

flour money salt

does do do

Lisa you you

need have need

to make the cake now for the soup

? ? ?

Sumber: Buku PR Bahasa Inggris Grade VII (2012: 29)

Setelah selesai presentasi the pattern di atas, dilanjutkan dengan sesi tanya

jawab. Pada sesi ini belum ada siswa yang bertanya. Kemudian guru

menyimpulkan penggunaan how many dan how much. Setelah itu guru menutup

pelajaran.

Pokok bahasan kedua yakni Short Functional Texts, terdiri atas dua

bagian. Bagian pertama adalah spoken instructions, sedangkan bagian kedua

yakni warnings. Subpokok bahasan spoken instruction merupakan spoken text,

dan sub pokok bahasan warning merupakan written text.

g) Spoken Instruction

Subpokok bahasan spoken instructions dipresentasikan oleh kelompok 1,

pada Senin, 5 Oktober 2012. Dyah Pertiwi memeragakan kalimat Listen,

everyone. Prepare a sheet of paper. We will have a vocabulary quiz. Kalimat yang

dicetak tebal tersebut merupakan spoken instruction from the teacher. Guru

menyuruh para siswanya untuk mendengarkannya dan menyiapkan selembar

kertas untuk mengerjakan kuis kosakata.

Kalimat instruksi atau perintah dimulai dengan kata kerja dasar (an

instruction begins with a verb base). Untuk membuat kalimat perintah yang

sopan/halus, digunakan kata please atau can, will, could, dan would.

Untuk memperjelas kalimat instruksi/perintah maka Dela Kristina dan

Suwardani memperlihatkan sepuluh gambar dan sepuluh kalimat perintah. Pada

Page 101: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

sesi ini, terdapat perintah, Look at the pictures. Match them with the suitable

instructions from the box. Artinya, Dela dan Suwardani menyuruh teman-

temannya untuk melihat gambar-gambar yang dibawanya, kemudian

mencocokkan gambar-gambar tersebut dengan kalimat perintah-kalimat perintah

yang terdapat pada kolom/kotak. Sebagai contoh, gambar nomor satu kalimat

perintahnya adalah Follow Jalan Pahlawan until you get to the post office,

kalimat tersebut menempati huruf d pada kolom/kotak. Satu demi satu gambar-

gambar tersebut dibahas. Pembahasan tersebut, yakni sebagai berikut.

(1) Gambar nomor dua, kalimat perintahnya, yakni turn left into Jalan

Pahlawan (e).

(2) Gambar nomor tiga, kalimat perintahnya, yakni turn right into Jalan

Pahlawan (i).

(3) Gambar nomor empat, kalimat perintahnya, yakni take the first turning on

the right (a).

(4) Gambar nomor lima, kalimat perintahnya, yakni go past the pet shop (c).

(5) Gambar nomor enam, kalimat perintahnya, yakni go along the river (h).

(6) Gambar nomor tujuh, kalimat perintahnya, yakni go over the bridge (f).

(7) Gambar nomor delapan, kalimat perintahnya, yakni go up the hill (j).

(8) Gambar nomor sembilan, kalimat perintahnya, yakni go down the hill (b).

(9) Gambar nomor sepuluh, kalimat perintahnya yakni cross Jalan Pahlawan

(g).

Setelah selesai membahas gambar-gambar tersebut, kemudian David

Ardiansah memperlihatkan empat gambar. Keempat gambar tersebut masing-

Page 102: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

masing berisi cue words atau kata isyarat/pedoman. Pada sesi ini, diperintahkan

untuk melihat gambar, lalu membuat kalimat perintah sesuai dengan cue word

yang ada pada tiap-tiap gambar. Cue words tersebut, yakni sebagai berikut.

(1) Gambar nomor satu, quit. Kalimat perintahnya, yakni Ssst! Be quit.

(2) Gambar nomor dua, board. Kalimat perintahnya, yakni Please board

immediately.

(3) Gambar nomor tiga, stop. Kalimat perintahnya, yakni We must stop at the

railway crossing.

(4) Gambar nomor empat, put on. Kalimat perintahnya, yakni Please put on

the headset.

Setelah selesai membahas gambar-gambar yang berisi cue words, Dyah

Pertiwi menulis tiga kalimat di papan tulis. Ketiga kalimat tersebut, yakni seperti

di bawah ini.

(1) In a laboratory.

(2) In a library.

(3) In a canteen.

Sebutkan beberapa kalimat perintah atau larangan yang ditemukan ketika berada

pada ketiga tempat tersebut di atas. Misalnya ketika berada di lokasi berikut.

(1) Di laboratorium, kalimat perintahnya, yakni Hold the tube carefully,

sedangkan kalimat larangannya, yakni Don’t be noisy.

(2) Di perpustakaan, kalimat perintahnya, yakni Put the books you have read

on the desk in the corner, sedangkan kalimat larangannya yakni, Don’t

be noisy.

Page 103: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

(3) Di kantin, kalimat perintahnya yakni Keep this place clean, sedangkan

kalimat larangannya, yakni Don’t throw the rubbish everywhere.

Setelah selesai presentasi, lalu dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Pada

sesi ini, belum ada siswa yang bertanya. Kemudian guru menyimpulkan materi

yang telah dipresentasikan oleh kelompok 1 bahwa kalimat perintah/instruksi atau

spoken instruction adalah kalimat langsung yang diucapkan oleh seseorang agar

kita melakukan perintahnya atau kalimat tidak langsung diucapkan, tetapi berisi

perintah agar dilaksanakan. Setelah selesai menyimpulkan materi, guru menutup

pelajaran.

h) Warning

Subpokok bahasan warning dipresentasikan oleh kelompok 6, pada Selasa,

6 Oktober 2012. Devi Julianti memperlihatkan gambar berisi tulisan seperti di

bawah ini.

! WARNING

THE DOOR IS NOT FOR PEDESTRIANS

PLEASE USE THE MAIN DOOR Kemudian dijelaskan bahwa tulisan tersebut merupakan peringatan/warning. A

warning is an intimation, threat or sign of impending danger or evil (warning

adalah suatu intimidasi/peringatan, ancaman, atau tanda bahaya). Warning

signs/tanda peringatan atau larangan banyak ditemukan di jalan raya, rumah

sakit, dan tempat-tempat umum. Tanda peringatan atau larangan juga dapat

Page 104: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

ditemukan pada beberapa produksi, seperti produksi elektronik, misalnya pada

kulkas, komputer, dan lain-lain.

Untuk memperjelas apa itu warning, maka Tomi Prayoga menulis di

papan tulis lima kosakata yang berhubungan dengan warning. Kelima kosakata

tersebut adalah sebagai berikut.

(1) danger = bahaya

(2) careful = hati-hati

(3) to enter = memasuki

(4) voltage = voltase tegangan

(5) intersection = persimpangan

Kemudian Wahyu Fajar dan Tiara Oktaviani memperlihatkan enam

gambar yang berisi warning signs dan kalimat-kalimat tanda larangan yang sesuai

dengan keenam gambar tersebut. Berikut dipaparkan tiap-tiap gambar beserta

kalimat-kalimatnya.

Gambar nomor 1, kalimatnya, yakni No entry! Danger.

Gambar nomor 2, kalimatnya, yakni No smoking in the area.

Gambar nomor 3, kalimatnya, yakni Do not touch! Dangerous.

Gambar nomor 4, kalimatnya, yakni Beware! High voltage.

Gambar nomor 5, kalimatnya, yakni Danger! Road work ahead.

Gambar nomor 6, kalimatnya, yakni Be careful! Dangerous intersection.

Suata memperlihatkan satu warning sign. Warning sign tersebut, yakni

sebagai berikut.

Page 105: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

! WARNING

CONSTRUCTION WORK IN PROGRESS. PARENTS ARE ADVICE TO PROHIBIT CHILDREN FROM ENTERING THIS PLACE

Sumber: Buku PR Bahasa Inggris Grade VII (2012: 37)

Berdasarkan warning sign di atas, terdapat lima pertanyaan. Kelima pertanyaan

tersebut adalah sebagai berikut.

(1) To whom is the text addressed?

Jawab: To the parents of children who want to enter the place.

(2) What is the purpose of the text?

Jawab: To warn people about the danger of something.

(3) Why is the place dangerous?

Jawab: There is construction work in progress.

(4) What will the parents do after reading the warning?

Jawab: They will not allow their children to enter the place.

(5) “Construction work in progress”. What does it mean?

Jawab: It means that construction work is taking place.

Setelah kelompok 6 selesai presentasi, dibuka sesi tanya jawab. Pada sesi

ini belum ada siswa yang bertanya. Kemudian guru menyimpulkan materi yang

baru saja dipresentasikan. Warning signs adalah tanda larangan/peringatan

bahaya. Tanda-tanda larangan/bahaya dapat dijumpai di tempat-tempat umum,

misalnya di rumah sakit, jalan raya, gardu listrik, barang-barang elektronik, dan

sebagainya. Setelah selesai menyimpulkan materi, guru menutup pelajaran.

Page 106: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

3) Kegiatan Akhir

Rangkaian terakhir dari kegiatan pembelajaran disebut dengan kegiatan

akhir. Pada kegiatan akhir ini guru selalu melakukan sesi tanya jawab,

menyimpulkan materi yang telah dipresentasikan oleh setiap kelompok yang

presentasi, menyuruh siswa untuk mengerjakan latihan-latihan yang ada di buku

sesuai dengan topik yang dipresentasikan, dan menutup pelajaran.

4.2.1.3 Pengamatan Siklus I

Pada saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar pada pelaksanaan

siklus I, peneliti dibantu oleh seorang observer pendamping melakukan penilaian

melalui pengamatan terhadap keterlaksanaan rencana pelajaran. Keterlaksanaan

rencana pelajaran ini diamati pada saat kegiatan awal, siswa melakukan presentasi

dan kegiatan akhir. Indikator yang dinilai dalam pengamatan keterlaksanaan

rencana pelajaran adalah sebagai berikut.

a. Kegiatan Awal

(1) Guru membuka pelajaran yang diawali dengan mengucapkan salam dan

dilanjutkan dengan presensi kehadiran siswa.

(2) Guru bertanya kepada siswa. Pertanyaan tersebut digunakan untuk

landasan pengertian subtopik/materi yang akan dipresentasikan.

(3) Guru mengumumkan kelompok yang akan presentasi dan materi yang

akan dipresentasikan.

(4) Guru mempersilakan kelompok yang akan presentasi.

b. Kegiatan Inti

(1) Siswa mempresentasikan materi secara berkelompok ke depan kelas.

Page 107: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

(2) Setiap kelompok presentasi menggunakan selembar kertas manila ukuran

A4, kemudian ditempelkan pada papan tulis.

(3) Setiap anggota kelompok dapat presentasi secara merata.

(4) Setiap anggota kelompok bersuara keras ketika presentasi.

c. Kegiatan Akhir

(1) Diadakan sesi tanya jawab.

(2) Guru merangkum/menyimpulkan materi yang telah dipresentasikan.

(3) Guru meminta siswa mengerjakan latihan sebagai PR yang terdapat pada

buku ajar, sesuai dengan topik yang dipresentasikan, kemudian

dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

4.2.1.4 Refleksi Siklus I

Tahap keempat pada penelitian ini, yakni refleksi. Tindakan refleksi ini

dilakukan setelah guru melaksanakan tindakan siklus I. Refleksi siklus I

dilakukan secara kolaborasi antara peneliti sebagai guru dan observer

pendamping. Refleksi siklus I dilakukan untuk mengetahui peningkatan kosakata

bahasa Inggris siswa kelas VIIA setelah penerapan metode CTL. Berikut

ditampilkan tes penguasaan kosakata siklus I.

A.READ THE FOLLOWING SENTENCES THEN FIND THE UNDERLINE WORD MEANINGS IN THE BOX.

dengan keras perhatian tak diawasi menyapu memeriksa membagikan dengan jelas pernah penjelasan menukarkan

1. Pay attention to the sentences in bold. = …. 2. Ann checks her attendance list = …… 3. Please speak clearly = ….

Page 108: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

4. Now, please distribute the copies of the article = …… 5. She ever visits her aunt in Australia = …. 6. Do not exchange your notes into coins = …… 7. Well, I need your explanation = …. 8. He can’t speak loudly 9. Don’t forget to sweep the floor = …. 10. The clerks were unattended by their bos when they were working yesterday = …. B. MATCH THE UNDERLINE WORDS WITH THEIR SIMILAR MEANINGS

FROM THE BOX

to examine passage to submit task park to clarify

1. She was in the garden when Paul came home = …. 2. The English teacher has to check students’ reading skill = …. 3. They try to explain the problem = ….. 4. Read the text briefly = … 5.Mrs. Smith does the work very well = …. C. MATCH THE UNDERLINE WORDS WITH THEIR OPPOSITE MEANINGS

FROM THE BOX

close/shut never to compile to jump question to walk

1. She ever comes to New York = …. 2. Create the answer = …. 3. She has to run cathing that bird = …. 4. Open the door please = …. 5. Barbara has to distribute the tourism articles = ….. D. FIND THE MEANINGS OF THE FOLLOWING PHRASES IN THE BOX

melewati lampu lalu lintas jalan lurus jalan mundur belok kanan belok memutar belok kiri pertigaan (berbentuk T) jalan terus perempatan

1. Turn left =…..

2. Turn right = ….

Page 109: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

3. Turn around = ….

4. Go straight = ….

5. T-junction = ….

6. Go pass = ….

7. Go backward = ….

8. Cross road = ….

9. Go ahead = ….

10. Traffic light = ….

E. CREATE 3 SPOKEN INSTRUCTIONS, AND TWO WARNINGS. Hasil refleksi siklus I dideskripsikan pada tabel 4.3 berikut ini.

Panduan/acuan penilaian setiap bagian soal menggunakan rubrik penilaian pada

tabel 3.1, sedangkan untuk mencari nilai/skor tingkat penguasaan kosakata setiap

siswa pada setiap bagian soal menggunakan rumus penghitungan Nurgiyantoro

(2010: 139) sebagai berikut.

S = Right/jumlah jawaban yang benar

Keterangan:

S = Total Skor Tingkat Penguasaan Kosakata Setiap Siswa

Page 110: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Tabel 4.3

Data Total Score Penguasaan Kosakata Setiap Siswa pada Tes Akhir Siklus I

Nomor Absen Siswa

Score/Total Jawaban yang Benar Total Score Penguasaan Kosakata Setiap Siswa

Bagian A Arti Kata

Bagian B Sinonim

Bagian C Antonim

Bagian D Arti Frasa

Bagian E Essay Create Spoken Instruc tions and warnings

S.01 12 8 12 16 12 60 S.02 18 8 18 18 8 70 S.03 16 8 18 16 8 66 S.04 12 12 16 16 8 64 S.05 16 8 16 16 8 64 S.06 16 8 12 16 8 60 S.07 12 12 16 12 8 60 S.08 16 8 16 16 8 64 S.09 16 8 12 16 8 60 S.10 16 8 16 16 8 64 S.11 18 12 16 16 12 74 S.12 16 8 12 16 8 60 S.13 16 8 12 16 8 60 S.14 18 12 16 18 12 76 S.15 18 8 16 16 8 66 S.16 16 8 12 16 8 60 S.17 16 8 12 18 8 62 S.18 16 8 16 16 8 64

S.19 16 8 12 16 8 60 S.20 18 12 16 18 12 76 S.21 16 8 16 16 8 64 S.22 16 8 16 16 8 64 S.23 18 8 12 16 8 62 S.24 18 8 16 16 8 66 S.25 16 8 12 18 8 62 S.26 16 8 16 16 8 64 S.27 18 8 16 16 8 66 S.28 16 8 16 18 8 66

Page 111: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Untuk mencari tingkat penguasaan kosakata siswa dalam persentase

menggunakan rumus,

Keterangan,

L = Tingkat penguasaan kosakata setiap siswa dalam persentase

Berikut ditampilkan daftar nilai setiap siswa pada refleksi siklus I.

Tabel 4.4

Data Nilai Tes Akhir Siklus I Penguasaan Kosakata Setiap Siswa

S.29 18 8 16 16 8 66 S.30 16 8 12 18 8 62 S.31 16 8 12 16 8 60 S.32 18 8 18 18 16 78 S.33 18 8 12 16 8 62 S.34 18 8 12 16 8 62 S.35 16 8 16 16 8 64 S.36 18 8 18 12 12 68

Nomor Absen Siswa

Total Score Penguasaan Kosakata Setiap Siswa

Tingkat Penguasaan Kosakata Setiap Siswa dalam %

Kategori Tingkat Kemampuan Setiap Siswa

Kriteria Ketuntasan Minimal

S.01 60 60% Kategori tidak cukup (Insufficient)

Belum tuntas

S.02 70 70% Kategori cukup (Sufficient)

Belum tuntas

S.03 66 66% Kategori cukup (Sufficient)

Belum tuntas

S.04 64 64% Kategori tidak cukup (Insufficient)

Belum tuntas

L = Total skor setiap siswa X 100% Skor maksimum

Page 112: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

S.05 64 64% Kategori tidak cukup (Insufficient)

Belum tuntas

S.06 60 60% Kategori tidak cukup (Insufficient)

Belum tuntas

S.07 60 60% Kategori tidak cukup (Insufficient)

Belum tuntas

S.08 64 64% Kategori tidak cukup (Insufficient)

Belum tuntas

S.09 60 60% Kategori tidak cukup (Insufficient)

Belum tuntas

S.10 64 64% Kategori tidak cukup (insufficient)

Belum tuntas

S.11 74 74% Kategori cukup (Sufficient)

Tuntas

S.12 60 60% Kategori tidak cukup (Insufficient)

Belum tuntas

S.13 60 60% Kategori tidak cukup (insufficient)

Belum tuntas

S.14 76 76% Kategori cukup (Sufficient)

Tuntas

S.15 66 66% Kategori t cukup (Sufficient)

Belum tuntas

S.16 60 60% Kategori tidak cukup (Insufficient)

Belum tuntas

S.17 62 62% Kategori tidak cukup (Insufficient)

Belum tuntas

S.18 64 64% Kategori tidak cukup (Insufficient)

Belum tuntas

Page 113: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

S.19 60 60% Kategori tidak cukup (Insufficient)

Belum tuntas

S.20 76 76% Kategori cukup (Sufficient)

Tuntas

S.21 64 64% Kategori tidak cukup (Insufficient)

Belum tuntas

S.22 64 64% Kategori tidak cukup (Insufficient)

Belum tuntas

S.23 62 62% Kategori tidak cukup (Insufficient)

Belum tuntas

S.24 66 66% Kategori cukup (Sufficient)

Belum tuntas

S.25 62 62% Kategori tidak cukup (Insufficient)

Belum tuntas

S.26 64 64% Kategori tidak cukup (Insufficient)

Belum tuntas

S.27 66 66% Kategori cukup (Sufficient)

Belum tuntas

S.28 66 66% Kategori cukup (Sufficient)

Belum tuntas

S.29 66 66% Kategori cukup (Sufficient)

Belum tuntas

S.30 62 62% Kategori tidak cukup (Insufficient)

Belum tuntas

S.31 60 60% Kategori tidak cukup (insufficient)

Belum tuntas

S.32 78 78% Kategori cukup (Sufficient)

Tuntas

S.33 62 62% Kategori tidak cukup

Belum tuntas

Page 114: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

4.2.2 Analisis Kuantitatif PTK Siklus I

Cara menghitung score/total jawaban yang benar pada setiap bagian pada

tabel 4.3 di atas disesuaikan dengan rubrik penilaian penguasaan kosakata siswa

yang terdapat pada tabel 3.1. Sebaliknya, cara menghitung total score tingkat

penguasaan kosakata setiap siswa menggunakan rumus S = R. S = skor/nilai, R =

right/ jumlah jawaban yang benar.

Pada tabel 4.4 dituangkan hasil tes siklus I tingkat penguasaan kosakata

setiap siswa dalam persentase. Adapun cara menghitung nilai tingkat penguasaan

kosakata setiap siswa dalam persentase menggunakan rumus berikut.

L = % 100 x maksimumskor

siswaskor

Keterangan:

L = Tingkat penguasaan kosakata setiap siswa dalam persentase.

Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa hasil refleksi siklus I yaitu

mengalami peningkatan yang signifikan apabila dibandingkan dengan hasil nilai

(Insufficient)

S.34 62 62% Kategori tidak cukup (insufficient)

Belum tuntas

S.35 64 64% Kategori tidak cukup (insufficient)

Belum tuntas

S.36

68 68%

Kategori cukup (Sufficient)

Belum Tuntas

Jumlah Total Nilai Siswa = 2326% = 23.26.

Page 115: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

tes awal sebelum penerapan metode CTL. Pada refleksi siklus I, total nilai

penguasaan kosakata setiap siswa terendah, yakni 60 dan nilai tertinggi 78. Ada

sembilan orang siswa yang memeroleh nilai 60, enam orang memeroleh nilai 62,

sembilan orang memeroleh nilai 64, enam orang memeroleh nilai 66, satu orang

memeroleh nilai 68, satu orang memeroleh nilai 70, satu orang memeroleh nilai

74, dua orang memeroleh nilai 76, dan satu orang memeroleh nilai 78.

Pada tindakan siklus I terdapat empat orang siswa yang mampu mencapai

nilai KKM 74. Dari jumlah total nilai siswa pada tabel 4.4 di atas dapat dihitung

nilai rata-rata penguasaan kosakata siswa pada siklus I dengan menggunakan

rumus berikut.

L = Total skor siswa x 100%

Jumlah siswa L = 2326 x 100% 36 = 64.61%

Berdasarkan hasil tes siklus I pada tabel 4.3 dan tabel 4.4 serta nilai rata-

rata penguasaan kosakata siswa di atas, maka dapat dicari mean score siklus I

dengan menggunakan rumus X = NX

Mean score = 2326 36 = 64.61

Keterangan :

X = Mean score siswa

ƩX = Jumlah skor seluruh siswa

N = Jumlah siswa

Page 116: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Jadi, mean score siklus I, yakni 64.61 artinya diperlukan pelaksanaan tindakan

siklus II karena empat orang dari tiga puluh enam orang yang mampu memeroleh

nilai kriteria ketuntasan minimal. Tingkat kesalahan pengerjaan soal-soal kosakata

siklus I dijelaskan sebagai berikut.

4.2.3 Analisis Kualitatif PTK Siklus I

Setelah diadakan tindakan siklus I dengan penerapan metode CTL dalam

proses pembelajaran dan pengajaran bahasa Inggris, tes kemampuan kosakata

bahasa Inggris siswa siklus I mengalami peningkatan dibandingkan dengan tes

awal sebelum tindakan. Peningkatan tersebut terlihat pada soal bagian A seperti

berikut.

1. Pay attention (noun) to the sentences in bold. = ….

2. Ann checks (verb) her attendance list = ……

3. Please speak clearly (adverb) = ….

4. Now, please distribute (verb) the copies of the article = ……

5. She ever (adverb) visits her aunt in Australia = ….

6. Do not exchange (verb) your notes into coins = ……

7. Well, I need your explanation (noun) = ….

8. He can’t speak loudly (adverb) = ….

9. Don’t forget to sweep (verb) the floor = ….

10. The clerks were unattended (adjective) by their bos when they were working

yesterday = ….

Pada soal bagian A dilihat pada taksonomi pengetahuan, termasuk domain

Kognitif pada tingkatan comprehension (pemahaman), karena kesepuluh soal

Page 117: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

pada bagian A, siswa disuruh menemukan arti bahasa Indonesianya kata-kata

yang digarisbawahi yang terdapat di dalam kotak. Terjadinya peningkatan

pemahaman siswa ketika menjawab soal bagian A karena pada siklus I empat

belas orang yang mampu menjawab sembilan soal dengan benar, sedangkan pada

tes awal belum ada siswa yang mampu menjawab sembilan soal dengan benar.

Pada siklus I sembilan belas orang yang mampu menjawab delapan soal dengan

benar, sedangkan pada tes awal sembilan orang yang mampu menjawab delapan

soal dengan benar. Pada siklus I empat belas orang yang mampu menjawab tujuh

soal dengan benar, sedangkan pada tes awal sepuluh orang yang mampu

menjawab enam soal dengan benar. Pada siklus I hanya tiga orang yang mampu

menjawab enam soal dengan benar, sedangkan pada tes awal dua orang yang

mampu menjawab lima soal dengan benar, dan satu orang yang mampu menjawab

empat soal dengan benar.

Dari sepuluh soal pada bagian ini, pada tes awal siswa mengalami

kesulitan menjawab soal nomor empat (distribute), soal nomor tujuh

(explanation), dan soal nomor sepuluh (unattended), sedangkan pada siklus I

siswa mengalami kesulitan menjawab soal nomor sepuluh (unattended). Hal ini

terjadi karena siswa belum pernah mendengar kata tersebut dalam kehidupan

sehari-hari baik di sekolah maupun di luar sekolah..

Soal bagian B, siswa diminta untuk menemukan arti sinonim kata-kata

yang digarisbawahi dengan kata-kata yang terdapat di dalam kotak. Dilihat dari

taksonomi pengetahuan Bloom dan kawan-kawan, soal bagian B termasuk domain

Kognitif pada tingkatan comprehension (pemahaman), karena kelima soal pada

Page 118: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

bagian ini menggunakan kata kerja menemukan arti sinonim. Pada bagian B

pemahaman siswa pada saat menjawab soal bagian ini juga mengalami

peningkatan. Berikut disajikan soal bagian B.

1. She was in the garden when Paul came home = ….

2. The English teacher has to check students’ reading skill = ….

3. They try to explain the problem = …..

4. Read the text briefly = …

5.Mrs. Smith does the work very well = ….

Peningkatan tes siklus I terjadi karena tiga puluh satu orang yang mampu

menjawab dua soal dengan benar, dan lima orang yang mampu menjawab tiga

soal dengan benar, sedangkan pada tes awal tiga puluh satu orang hanya bisa

menjawab soal nomor satu, empat orang bisa menjawab soal nomor satu dan dua,

satu orang sama sekali tidak bisa menjawab kelima soal tersebut.

Walaupun terjadi peningkatan, siswa masih memgalami kesulitan

menjawab soal nomor empat (text), dan nomor lima (work). Kesulitan menjawab

soal bagian B disebabkan oleh ketidak seringan siswa membaca, mendengarkan,

dan mempraktekkan sinonim tersebut dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah

maupun di luar sekolah.

Apabila dilihat pada taksonomi pengetahuan, soal bagian C termasuk

domain Kognitif pada tingkatan comprehension (pemahaman), karena kelima soal

to examine passage to submit task park to clarify

Page 119: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

pada bagian ini menggunakan kata kerja menemukan arti antonim kata-kata yang

digarisbawahi di dalam kotak. Pemahaman siswa menjawab soal bagian ini juga

mengalami peningkatan. Berikut disajikan soal bagian C.

close/shut never to compile to jump question to walk

1. She ever comes to New York = ….

2. Create the answer = ….

3. She has to run cathing that bird = ….

4. Open the door please = ….

5. Barbara has to distribute the tourism articles = …..

Peningkatan pemahaman kosakata siswa pada soal bagian C pada siklus I

yakni, dua puluh dua orang mampu menjawab empat soal dengan benar, empat

belas orang mampu menjawab tiga soal dengan benar, sedangkan pada tes awal

lima orang yang mampu menjawab empat soal dengan benar, tujuh belas orang

yang mampu menjawab tiga soal dengan benar, dan empat belas orang yang

mampu menjawab dua soal dengan benar. Pada tes siklus I siswa mengalami

kesulitan menjawab soal nomor lima (to distribute), sedangkan pada tes awal

siswa mengalami kesulitan menjawab soal nomor tiga (to run), dan nomor lima

(to distribute). karena siswa tidak sering mendengarkan, membaca dan

menggunakan sinonim tersebut dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah

maupun di luar sekolah.

Apabila dilihat pada taksonomi pengetahuan, soal bagian C termasuk

domain Kognitif pada tingkatan comprehension (pemahaman), karena kesepuluh

soal pada bagian ini menggunakan kata kerja menemukan arti prasa dan gambar

Page 120: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

kedalam bahasa Indonesia yang terdapat.di dalam kotak. Berikut ditampilkan soal

bagian D.

1. Turn left =…..

2. Turn right = ….

3. Turn around = ….

4. Go straight = ….

5. T-junction = ….

6. Go pass = ….

7. Go backward = ….

8. Cross road = ….

9. Go ahead = ….

10. Traffic light = ….

Pemahaman siswa menjawab soal bagian D juga mengalami peningkatan. Dari

sepuluh soal, dua puluh lima orang mampu menjawab delapan soal dengan benar,

delapan orang mampu menjawab sembilan soal dengan benar, dan hanya tiga

orang mampu menjawab tiga soal dengan benar, sedangkan pada tes awal tiga

orang yang mampu menjawab lima soal dengan benar, sembilan orang yang

mampu menjawab enam soal dengan benar, sembilan belas orang yang mampu

menjawab tujuh soal dengan benar, dan lima orang yang mampu menjawab

delapan soal dengan benar.

Page 121: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Pada siklus I siswa mengalami kesulitan menjawab soal nomor empat (go

straight), dan nomor sembilan (go ahead), sedangkan pada tes awal siswa

menemukan kesulitan menjawab pada soal nomor empat (go straight), nomor

tujuh (go backward), dan nomor sembilan (go ahead). Hal ini terjadi karena

siswa belum terbiasa melihat tanda go straight dan go ahead dalam lingkungan

kehidupan bermasyarakat, khususnya pada saat berlalu lintas.

Apabila dilihat pada taksonomi pengetahuan oleh Bloom dan kawan-

kawan, soal bagian E termasuk domain Psikomotorik pada tingkat origination,

karena kelima soal tersebut menggunakan kata kerja create (menciptakan).

Pemahaman siswa menjawab soal bagian ini mengalami peningkatan. Walaupun

terjadi peningkatan, siswa masih menemukan kesulitan menciptakan/membuat

spoken instructions. Kesulitan tersebut disebabkan oleh ketidakpedulian siswa

terhadap tanda yang berhubungan dengan spoken instruction di lingkungannya.

Berikut diuraikan peningkatan pemahaman menjawab soal bagian E pada siklus I.

Dua puluh delapan orang hanya mampu menciptakan/membuat dua warning,

tujuh orang mampu menciptakan/membuat dua warnings dan satu spoken

instruction, satu orang mampu menciptakan dua warnings dan dua spoken

instruction, sedangkan pada tes awal dua puluh enam siswa yang mampu

menciptakan satu spoken instruction, tiga orang yang mampu menciptakan dua

spoken instruction, lima orang sama sekali belum mampu menciptakan spoken

instruction, dan warnings.

Berdasarkan analisis kualitatif di atas diperlukan tindakan siklus II, sebab

apabila dilihat dari kategori tingkat kemampuan siswa, nilai rata-rata tes akhir

Page 122: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

siklus I masuk ke kategori tidak cukup (Insufficient), hanya empat orang siswa

yang mampu mencapai nilai KKM.

4.2.4 Penelitian Tindakan Kelas Siklus II

4.2.4.1 Perencanaan Siklus II

Pada siklus II ini, perencanaan yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan

yang terjadi pada siklus I. Penyusunan materi yang digunakan dalam tindakan

kelas pada siklus II dilakukan dengan lebih hati-hati dan teliti, khususnya pada

bagian B, yakni tentang sinonim dan pada bagian E, yakni tentang essay create

spoken instructions and warnings. Selain lebih berhati-hati dan teliti ketika

menyimpulkan materi pada siklus II, guru mewajibkan setiap siswa membawa

kamus. Kamus digunakan untuk melatih siswa secara mandiri mencari arti kata

dan sinonim pada kamus. Dengan kegiatan mandiri tersebut diharapkan siswa

mampu mengingat dan memahami arti kata dan sinonim yang belum diketahui.

4.2.2.2 Pelaksanaan Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II disusun menjadi tiga kegiatan, sesuai

dengan program pembelajaran pada siklus I dengan menerapkan metode CTL dan

media pembelajaran tetap berpedoman pada hasil siklus I. Namun, pada kegiatan

akhir ketika peneliti memberikan simpulan materi yang telah dipresentasikan,

peneliti menunjuk setiap siswa untuk membuat kalimat sendiri sesuai dengan

topik yang dipresentasikan.

Page 123: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

4.2.4.3 Pengamatan Siklus II

Ketika observasi (pengamatan) siklus II dilaksanakan, peneliti juga

dibantu oleh observer pendamping melakukan penilaian melalui pengamatan

terhadap keterlaksanaan rencana pelajaran. Keterlaksanaan rencana pelajaran ini

diamati pada saat kegiatan awal, siswa melakukan presentasi, dan kegiatan akhir.

Indikator yang dinilai dalam pengamatan keterlaksanaan rencana pelajaran sama

dengan siklus I.

4.2.4.4 Refleksi Siklus II

Tindakan refleksi siklus II ini dilakukan setelah guru melaksanakan

tindakan siklus II. Refleksi siklus II dilakukan secara kolaborasi antara peneliti

sebagai guru dan observer pendamping. Refleksi siklus II dilakukan untuk

mengetahui peningkatan kosakata bahasa Inggris siswa kelas VIIA setelah

melaksanakan siklus I dengan penerapan metode CTL. Berikut ditampilkan tes

penguasaan kosakata siklus II.

A.READ THE FOLLOWING SENTENCES THEN FIND THE UNDERLINE WORD MEANINGS IN THE BOX.

dengan keras perhatian tak diawasi menyapu memeriksa membagikan dengan jelas pernah penjelasan menukarkan

1. Pay attention to the sentences in bold. = …. 2. Ann checks her attendance list = …… 3. Please speak clearly = …. 4. Now, please distribute the copies of the article = …… 5. She ever visits her aunt in Australia = …. 6. Do not exchange your notes into coins = …… 7. Well, I need your explanation = …. 8. He can’t speak loudly 9. Don’t forget to sweep the floor = ….

Page 124: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

10. The clerks were unattended by their bos when they were working yesterday = …. B. MATCH THE UNDERLINE WORDS WITH THEIR SIMILAR MEANINGS

FROM THE BOX

to examine passage to submit task park to clarify

1. She was in the garden when Paul came home = …. 2. The English teacher has to check students’ reading skill = …. 3. They try to explain the problem = ….. 4. Read the text briefly = … 5.Mrs. Smith does the work very well = …. C. MATCH THE UNDERLINE WORDS WITH THEIR OPPOSITE MEANINGS

FROM THE BOX

close/shut never to compile to jump question to walk

1. She ever comes to New York = …. 2. Create the answer = …. 3. She has to run cathing that bird = …. 4. Open the door please = …. 5. Barbara has to distribute the tourism articles = ….. D. FIND THE MEANINGS OF THE FOLLOWING PHRASES IN THE BOX

1. Turn left =…..

2. Turn right = ….

melewati lampu lalu lintas jalan lurus jalan mundur belok kanan belok memutar belok kiri pertigaan (berbentuk T) jalan terus perempatan

Page 125: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

3. Turn around = ….

4. Go straight = ….

5. T-junction = ….

6. Go pass = ….

7. Go backward = ….

8. Cross road = ….

9. Go ahead = ….

10. Traffic light = ….

E. CREATE 3 SPOKEN INSTRUCTIONS 1.__________________________________________________ 2.__________________________________________________ 3.__________________________________________________ AND TWO WARNINGS. 3. _________________________________________________ 4. _________________________________________________ Pada bagian A, siswa diminta untuk menemukan arti bahasa kedua

(bahasa Inggris) dan bahasa pertama (bahasa Indonesia) yang ada di dalam kotak.

Bagian B, siswa diminta untuk menghubungkan kata-kata (bahasa Inggris) yang

artinya sama dengan kata-kata (bahasa Inggris) yang terdapat di dalam kotak.

Bagian C, siswa diminta untuk menghubungkan kata-kata (bahasa Inggris) yang

artinya berlawanan dengan kata-kata (bahasa Inggris) yang terdapat di dalam

kotak. Bagian D, siswa diminta untuk menemukan arti frasa bahasa kedua (bahasa

Inggris) ke bahasa pertama (bahasa Indonesia) yang ada di dalam kotak,

Page 126: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

sedangkan bagian E, siswa diminta untuk membuat tiga bahasa instruksi dan dua

peringatan.

Hasil refleksi siklus II dideskripsikan pada tabel 4.5 berikut ini.

Panduan/acuan penilaian setiap bagian soal menggunakan rubrik penilaian pada

tabel 3.1, sedangkan untuk mencari nilai/skor tingkat penguasaan kosakata setiap

siswa pada setiap bagian soal menggunakan rumus penghitungan Nurgiyantoro

(2010: 139) sebagai berikut.

S = Right/jumlah jawaban yang benar

Keterangan:

S = Total Skor Tingkat Penguasaan Kosakata Setiap Siswa

Tabel 4.5 Data Total Score Penguasaan Kosakata Setiap Siswa

Pada Tes Akhir Siklus II Nomor Absen Siswa

Score /Total Jawaban yang Benar Total Score Penguasaan Kosakata Setiap Siswa

Bagian A Arti Kata

Bagian B Sinonim

Bagian C Antonim

Bagian D Arti Prasa

Bagian E Essay Create Spoken Instruc tions and warnings

S.01 18 12 16 18 16 80 S.02 20 12 20 20 16 88 S.03 20 12 20 20 12 84 S.04 18 16 18 18 12 82 S.05 20 12 18 18 12 80 S.06 18 12 18 18 12 78 S.07 18 16 18 18 12 82 S.08 20 12 20 20 16 88 S.09 18 16 18 18 12 80 S.10 20 12 18 18 18 86 S.11 20 16 20 18 18 92

Page 127: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

S.12 20 12 18 18 12 80 S.13 20 12 18 18 12 80 S.14 20 16 20 20 18 94 S.15 20 12 20 18 12 82 S.16 20 12 18 20 12 82 S.17 18 12 18 20 12 80 S.18 20 12 18 18 12 80 S.19 18 12 18 18 12 78 S.20 20 16 20 20 18 94 S.21 20 12 18 18 12 80 S.22 18 16 18 18 12 82 S.23 20 12 18 18 12 80 S.24 20 12 18 18 12 80 S.25 18 12 18 18 12 78 S.26 18 12 18 18 12 78 S.27 20 12 18 18 12 80 S.28 20 12 18 18 12 80 S.29 20 12 18 18 12 80 S.30 20 12 16 18 12 78 S.31 20 12 18 18 12 80 S.32 20 12 20 20 18 90 S.33 20 12 16 18 16 82 S.34 20 12 16 16 16 80 S.35 20 12 20 18 16 86 S.36 20 12 20 16 16 84

Untuk mencari tingkat penguasaan kosakata siswa dalam persentase

menggunakan rumus,

Keterangan,

L = Tingkat penguasaan kosakata setiap siswa dalam persentase

Berikut ditampilkan daftar nilai setiap siswa pada refleksi siklus II.

L = Total skor setiap siswa X 100% Skor maksimum

Page 128: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

. Tabel 4.6 Data Nilai Tes Akhir Penguasaan Kosakata Setiap Siswa

pada Tes Akhir Siklus II Nomor Absen Siswa

Total Score Penguasaan Kosakata Setiap Siswa

Tingkat Penguasaan Kosakata Setiap Siswa dalam %

Kategori Tingkat Kemampuan Setiap Siswa

Kriteria Ketuntasan Minimal

S.01 80 80% Kategori baik (Good)

Tuntas

S.02 88 88% Kategori baik (Good)

Tuntas

S.03 84 84% Kategori baik (Good)

Tuntas

S.04 82 82% Kategori baik (Good)

Tuntas

S.05 80 80% Kategori baik (Good)

Tuntas

S.06 78 78% Kategori cukup (Sufficient)

Tuntas

S.07 78 78% Kategori cukup (Sufficient)

Tuntas

S.08 88 88% Kategori baik (Good)

Tuntas

S.09 78 78% Kategori cukup (Sufficient)

Tuntas

S.10 86 86% Kategori baik (Good)

Tuntas

S.11 88 88% Kategori baik (Good)

Tuntas

S.12 80 80% Kategori baik (Good)

Tuntas

S.13 80 80% Kategori baik (Good)

Tuntas

S.14 94 94% Kategori sangat baik

Tuntas

Page 129: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

(Excellent) S.15 90 90% Kategori

sangat baik (Excellent)

Tuntas

S.16 82 82% Kategori baik (Good)

Tuntas

S.17 82 82% Kategori baik (Good)

Tuntas

S.18 78 78% Kategori cukup (Sufficient)

Tuntas

S.19 82 82% Kategori Baik (Good)

Tuntas

S.20 92 92% Kategori sangat baik (Excellent)

Tuntas

S.21 80 80% Kategori baik (Good)

Tuntas

S.22 80 80% Kategori baik (Good)

Tuntas

S.23 86 86% Kategori baik (Good)

Tuntas

S.24 80 80% Kategori baik (Good)

Tuntas

S.25 78 78% Kategori cukup (Sufficient)

Tuntas

S.26 78 78% Kategori cukup (Sufficient)

Tuntas

S.27 80 80% Kategori baik (Good)

Tuntas

S.28 80 80% Kategori baik (Good)

Tuntas

S.29 80 80% Kategori baik (Good)

Tuntas

S.30 78 78% Kategori cukup (Sufficient)

Tuntas

Page 130: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

4.2.5 Analisis Kuantitatif PTK Siklus II

Data hasil tes akhir siklus II pada tabel 4.5 menunjukkan peningkatan yang

signifikan dibandingkan dengan hasil tes akhir siklus I. Terjadinya peningkatan

ini disebabkan oleh siswa telah mampu lebih memahami materi yang diberikan

dengan menggunakan metode CTL. Pada tes siklus II, nilai tertinggi, yakni 94 dan

nilai terendah 78. Satu orang siswa mencapai nilai 94, satu orang siswa mencapai

nilai 92, dua orang siswa mencapai nilai 90, tiga orang siswa mencapai nilai 88,

tiga orang siswa mencapai nilai 86, dua orang siswa mencapai nilai 84, lima orang

siswa mencapai nilai 82, dua belas orang siswa mencapai nilai 80, dan tujuh

orang siswa mencapai nilai 78.

Berikut dituangkan hasil tes siklus II tingkat penguasaan kosakata setiap

siswa dalam persentase dengan menggunakan rumus:

S.31 80 80% Kategori Baik (Good)

Tuntas

S.32 90 90% Kategori sangat baik (Excellent)

Tuntas

S.33 82 82% Kategori baik (Good)

Tuntas

S.34 80 80% Kategori baik (Good)

Tuntas

S.35 86 86% Kategori baik (Good)

Tuntas

S.36 84

84%

Kategori baik (Good)

Tuntas

Jumlah Total Nilai Siswa = 2972% = 29,72

Page 131: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

L = 100 x maksimumskor

siswaskor %

Keterangan:

L = Tingkat penguasaan kosakata siswa dalam persentase.

Berdasarkan jumlah total nilai siswa pada tabel 4.6 di atas, dapat dihitung

nilai rata-rata penguasaan kosakata siswa pada siklus II dengan menggunakan

rumus berikut.

X = Total skor siswa x 100% Jumlah siswa X = 2972 x 100% 36 = 82.55%

Untuk mean score siklus II dapat dihitung dengan menggunakan rumus di

bawah ini.

X = NX

Mean score = 2972 36 = 82.55

Jadi mean score siklus II adalah 82,55 artinya tidak diperlukan lagi tindakan

silkus III. Berikut diuraikan peningkatan kemampuan siswa mengerjakan soal-

soal kosakata pada siklus II.

4.2.6 Analisis Kualitatif PTK Siklus II

Setelah diberikan tindakan siklus II, seluruh (100%) siswa mampu

melampaui nilai kriteria ketuntasan minimal. Jika dilihat dari kategori tingkat

Page 132: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

kemampuan siswa, nilai rata-rata tes akhir siklus II masuk ke kategori baik

(good).

Pada saat menyimpulkan materi yang telah dipresentasikan, guru lebih teliti

dan menyuruh setiap siswa untuk membuat kalimat dari kosakata yang telah

dipresentasikan. Misalnya membuat kalimat perintah close the door, please. It’s

windy. Membuat kalimat larangan Don’t switch off the lamp, it’s dark.

Menanyakan harrga/jumlah benda yang tidak bisa dihitung How much is this bag?

Dengan respons It’s Rp 155.000,00 (one hundred fifty five ). Membuat pertanyaan

untuk menanyakan jumlah benda yang bisa dihitung beserta responsnya How

many pencil do you have? I’ve two pencils. Membuat kalimat spoken instruction;

attention please! Membuat kalimat warning/peringatan Do not enter the door, it’s

dangerous. Membuat kalimat untuk menunjuk arah jalan yang terdapat pada buku

ajar halaman 39 serta menjawab soal-soal yang ada pada buku ajar. Guru juga

menyuruh setiap siswa untuk mencari arti kata, antonim, sinonim, arti frasa yang

belum diketahui secara mandiri pada kamus yang dibawa.

Kemampuan siswa menjawab kelima bagian tes siklus II meningkat. Hal ini

dibuktikan bahwa soal bagian A pada siklus II dua puluh empat orang siswa

mampu menjawab kesepuluh soal dengan benar (memeroleh nilai sempurna), dua

belas orang yang mampu menjawab sembilan soal dengan benar, sedangkan pada

tes siklus I empat belas orang yang mampu menjawab sembilan soal dengan

benar. tiga orang yang mampu menjawab enam soal dengan benar.

Soal yang sulit diingat arti katanya dalam bahasa Indonesia yakni, nomor

sepuluh (unattended). Siswa belum pernah membaca, mendengarkan, dan

Page 133: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

memakai kalimat tersebut dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun di

luar sekolah. Jadi kemampuan siswa menemukan arti kata bahasa Indonesia, kata-

kata yang digarisbawahi dapat dikatakan sangat baik.

Pada soal bagian B, kemampuan siswa menjawab soal juga meningkat dari

siklus I ke siklus II. Pada siklus II dua orang mampu menjawab kelima soal

dengan benar, empat orang mampu menjawab empat soal dengan benar, dan tiga

puluh orang mampu menjawab tiga soal dengan benar, sedangkan pada siklus I

tiga puluh satu orang yang mampu menjawab dua soal dengan benar, dan lima

orang yang mampu menjawab tiga soal dengan benar. Pada tes siklus II ketiga

puluh orang tersebut belum mampu memahami sinonim text dan work, sebab arti

kata task dan passage dalam bahasa Indonesia belum diketahui. Walaupun pada

tindakan siklus II guru mewajibkan seluruh siswa membawa kamus, tetapi arti

kata-kata tersebut dilupakan. Hal ini disebabkan oleh ketidakseringan siswa

membaca, mendengarkan dan menggunakan kedua kata tersebut dalam kehidupan

sehari-hari baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Pada soal bagian C, kemampuan siswa menjawab soal antonim sangat baik.

Hal tersebut dapat diketahui bahwa pada siklus II tiga puluh orang mampu

menjawab kelima soal dengan benar. Tiga orang siswa mampu menjawab empat

soal dengan benar, tiga orang mampu menjawab tiga soal dengan benar,

sedangkan pada siklus I tiga puluh satu orang yang mampu menjawab dua soal

dengan benar, dan lima orang yang mampu menjawab tiga soal dengan benar.

Soal yang belum bisa dijawab dengan benar yakni soal nomor tiga (to run)

dan nomor lima (to distribute). Siswa belum memahami arti kata bahasa

Page 134: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Indonesianya to jump, to walk, dan to compile, sehingga siswa mengalami

kesulitan mencari antonim to run dan to distribute. Walaupun pada tindakan

siklus II guru mewajibkan seluruh siswa membawa kamus, tetapi arti kata-kata

tersebut dilupakan. Hal ini disebabkan oleh ketidakseringan siswa membaca,

mendengarkan dan menggunakan kedua kata tersebut dalam kehidupan sehari-hari

baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Pada soal bagian D, kemampuan siswa menjawab soal arti prasa mengalami

peningkatan. Sembilan orang mampu menjawab kesepuluh soal dengan benar, dua

puluh lima orang mampu menjawab sembilan soal dengan benar, dan dua orang

mampu menjawab delapan soal dengan benar, sedangkan pada siklus I dua puluh

lima orang mampu menjawab delapan soal dengan benar, delapan orang mampu

menjawab sembilan soal dengan benar, dan hanya tiga orang mampu menjawab

tiga soal dengan benar. Kesulitan yang ditemui ketika menjawab soal arti prasa

yakni, soal nomor empat (go straight) dan nomor sembilan (go ahead). Siswa

belum memahami arti prasa bahasa Indonesianya go straight dan go ahead,

sehingga siswa mengalami kesulitan mencari arti prasa go straight dan go ahead.

Walaupun pada tindakan siklus II guru mewajibkan seluruh siswa membawa

kamus, tetapi arti kata-kata tersebut dilupakan. Hal ini disebabkan oleh

ketidakseringan siswa membaca, mendengarkan dan menggunakan kedua kata

tersebut dalam kehidupan sehari-hari, khususnya pada saat berlalu lintas.

Pada soal bagian E, kemampuan siswa menciptakan/membuat dua warnings

dan tiga spoken instruction meningkat. Lima orang siswa mampu

menciptakan/membuat tiga spoken instructions dan dua warnings dengan benar.

Page 135: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Lima orang mampu menciptakan/membuat dua spoken instructions dan dua

warnings dengan benar, dua puluh enam orang mampu menciptakan/membuat dua

warnings dan satu spoken instructions dengan benar, sedangkan pada siklus I dua

puluh delapan orang hanya mampu menciptakan/membuat dua warning, tujuh

orang mampu menciptakan/membuat dua warnings dan satu spoken instruction,

satu orang mampu menciptakan dua warnings dan dua spoken instruction.

Kesulitan menciptakan spoken instruction disebabkan oleh ketidakseringan siswa

membaca, mendengarkan, melihat, dan menggunakan spoken instructions tersebut

dalam kehidupan sehari-hari.

4.2.7 Perbandingan Hasil Tes yang Menunjukkan Peningkatan Kosakata

Sebelum dan Setelah Penerapan Metode CTL

Seluruh hasil tes yang diperoleh selama penelitian, yakni tes awal sebelum

penerapan metode CTL dan tes setelah penerapan metode CTL yang berupa tes

siklus I dan tes siklus II dibandingkan untuk mengetahui peningkatan kosakata

siswa. Untuk melihat lebih jelas peningkatannya, maka hasil tes awal, tes siklus I,

dan tes siklus II disajikan dalam satu tabel. Tabel tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 4.7

Data yang Menunjukkan Nilai Peningkatan Penguasaan Kosakata Setiap Siswa Sebelum dan Setelah Penerapan Metode Contextual Teaching and

Learning

Nomor Absen Siswa

Tes Sebelum Penerapan Metode

CTL

Tes Setelah Penerapan Metode

CTL Siklus I

Tes Setelah Penerapan Metode

CTL Siklus II S.01 34 60 80

Page 136: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

S.02 56 70 88 S.03 48 66 84 S.04 40 64 82 S.05 42 64 80 S.06 38 60 78 S.07 30 60 78 S.08 48 60 88 S.09 40 64 78 S.10 48 74 86 S.11 54 60 88 S.12 36 60 80 S.13 42 76 80 S.14 60 66 94 S.15 48 60 90 S.16 40 62 82 S.17 42 64 82 S.18 44 60 78 S.19 42 76 82 S.20 60 64 92 S.21 46 64 80 S.22 48 62 80 S.23 44 66 86 S.24 48 62 80 S.25 44 64 78 S.26 46 66 78 S.27 48 66 80 S.28 48 66 80 S.29 48 62 80 S.30 44 60 78 S.31 44 78 80 S.32 60 62 90 S.33 46 62 82 S.34 40 64 80 S.35 52 68 86 S.36 54 68 84

Page 137: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Data pada tabel 4.7 di atas menunjukkan adanya peningkatan penguasaan

kosakata siswa setelah penerapan metode CTL. Pada tes akhir siklus I nilai rata-

rata penguasaan kosakata siswa meningkat, tetapi 32 siswa belum

memenuhi/mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal, yakni 74. Namun empat

orang sudah mampu memenuhi nilai KKM. Selain itu, mean score siklus I kurang

dari 70 sehingga diperlukan tindakan siklus II.

Berikut diperlihatkan perbandingan peningkatan penguasaan kosakata

setiap siswa dalam persentase sebelum dan setelah penerapan metode CTL. Hasil

perbandingan tersebut disajikan dalam satu tabel berikut.

Tabel 4.8

Data Nilai Perbandingan Peningkatan Kosakata Setiap Siswa dalam Persentase Sebelum dan Setelah Penerapan Metode Contextual Teaching and

Learning

Nomor Absen Siswa

Tes Sebelum Penerapan Metode

CTL

Tes Setelah Penerapan Metode

CTL Siklus I

Tes Setelah Penerapan Metode

CTL Siklus II S.01 34% 60% 80% S.02 56% 70% 88% S.03 48% 66% 84% S.04 40% 64% 82% S.05 42% 64% 80% S.06 38% 60% 78% S.07 30% 60% 78% S.08 48% 60% 88% S.09 40% 64% 78% S.10 48% 74% 86% S.11 54% 60% 88% S.12 36% 60% 80% S.13 42% 76% 80% S.14 60% 66% 94% S.15 48% 60% 90%

Page 138: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

S.16 40% 62% 82% S.17 42% 64% 82% S.18 44% 60% 78% S.19 42% 76% 82% S.20 60% 64% 92% S.21 46% 64% 80% S.22 48% 62% 80% S.23 44% 66% 86% S.24 48% 62% 80% S.25 44% 64% 78% S.26 46% 66% 78% S.27 48% 66% 80% S.28 48% 66% 80% S.29 48% 62% 80% S.30 44% 60% 78% S.31 44% 78% 80% S.32 60% 62% 90%

S.33 46% 62% 82% S.34 40% 64% 80% S.35 52% 68% 86% S.36 54% 68% 84%

Nilai rata-rata seluruh siswa

45,88%

64,61%

82,55%

Data pada tabel 4.8 juga menunjukkan terjadinya peningkatan penguasaan

kosakata setiap siswa dalam persentase setelah penerapan metode CTL.

Peningkatan penguasaan kosakata setiap siswa dihitung dengan menggunakan

rumus

Nilai rata-rata penguasaan kosakata seluruh siswa dengan rumusberikut.

L = Total skor setiap siswa X 100% Skor maksimum

Page 139: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

X = Total skor siswa X 100%

Jumlah siswa

Nilai rata-rata penguasaan kosakata seluruh siswa juga mengalami

peningkatan, yakni 45,88% pada tes awal (sebelum penerapan metode CTL),

menjadi 64,61% pada siklus I dan 82,55% pada siklus II. Jadi selisih nilai dari tes

awal ke tes akhir siklus I dan 18,73%, sedangkan dari tes akhir siklus I ke tes

akhir siklus II adalah 17,94%.

Cara menghitung mean score sama dengan menghitung nilai rata-rata

penguasaan kosakata seluruh siswa. Dilihat dari nilai rata-rata penguasaan

kosakata seluruh siswa pada siklus I, yakni kurang dari 70%, maka diperlukan lagi

tindakan siklus II. Setelah dilaksanakan siklus II, terjadi peningkatan nilai rata-

rata penguasaan kosakata seluruh siswa, yakni 82,55%, artinya tidak diperlukan

lagi tindakan siklus III.

Berikut diperlihatkan perbandingan kategori tingkat penguasaan kosakata

setiap siswa sebelum dan sesudah penerapan metode CTL. Perbandingan tersebut

disajikan dalam bentuk tabel berikut ini.

Tabel 4.9

Data Perbandingan Kategori Tingkat Kemampuan Kosakata Setiap Siswa Sebelum dan Setelah Penerapan Metode Contextual Teaching and Learning

Nomor Absen Siswa

Kategori Tingkat Kemampuan Kosakata Setiap Siswa pada Tes Sebelum Penerapan Metode CTL

Kategori Tingkat Kemampuan Kosakata Setiap Siswa pada Tes Siklus I Setelah Penerapan Metode CTL

Kategori Tingkat Kemampuan Kosakata Setiap Siswa pada Tes Siklus II Setelah Penerapan Metode CTL

S.01 Kategori sangat jelek (Poor)

Kategori tidak cukup

Kategori baik (Good)

Page 140: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

(Insufficient) S.02 Kategori tidak cukup

(Insufficient) Kategori cukup (Sufficient)

Kategori baik (Good)

S.03 Kategori sangat jelek (Poor)

Kategori cukup (Sufficient)

Kategori baik (Good)

S.04 Kategori sangat jelek (Poor)

Kategori tidak cukup (Insufficient)

Kategori baik (Good)

S.05 Kategori sangat jelek (Poor)

Kategori tidak cukup (Insufficient)

Kategori baik (Good)

S.06 Kategori sangat jelek (Poor)

Kategori tidak cukup (Insufficient)

Kategori cukup (Sufficient)

S.07 Kategori sangat jelek (Poor)

Kategori tidak cukup (Insufficient)

Kategori cukup (Sufficient)

S.08 Kategori sangat jelek (Poor)

Kategori tidak cukup (Insufficient)

Kategori baik (Good)

S.09 Kategori sangat jelek (Poor)

Kategori tidak cukup (Insufficient)

Kategori cukup (Sufficient)

S.10 Kategori tidak cukup (Insufficient)

Kategori tidak cukup (insufficient)

Kategori baik (Good)

S.11 Kategori cukup (Sufficient)

Kategori cukup (Sufficient)

Kategori baik (Good)

S.12 Kategori sangat jelek (Poor)

Kategori tidak cukup (Insufficient)

Kategori baik (Good)

S.13 Kategori sangat jelek (Poor)

Kategori tidak cukup (insufficient)

Kategori baik (Good)

S.14 Kategori tidak cukup (Insufficient)

Kategori cukup (Sufficient)

Kategori sangat baik (Excellent)

S.15 Kategori tidak cukup (Insufficient)

Kategori t cukup (Sufficient)

Kategori sangat baik (Excellent)

S.16 Kategori sangat jelek (Poor)

Kategori tidak cukup

Kategori baik (Good)

Page 141: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

(Insufficient) S.17 Kategori sangat jelek

(Poor) Kategori tidak cukup (Insufficient)

Kategori baik (Good)

S.18 Kategori sangat jelek (Poor)

Kategori tidak cukup (Insufficient)

Kategori cukup (Sufficient)

S.19 Kategori sangat jelek (Poor)

Kategori tidak cukup (insufficient)

Kategori Baik (Good)

S.20 Kategori cukup (Sufficient)

Kategori cukup (Sufficient)

Kategori sangat baik (Excellent)

S.21 Kategori sangat jelek (Poor)

Kategori tidak cukup (Insufficient)

Kategori baik (Good)

S.22 Kategori cukup (Sufficient)

Kategori tidak cukup (Insufficient)

Kategori baik (Good)

S.23 Kategori tidak cukup (Insufficient)

Kategori cukup (Sufficient)

Kategori baik (Good)

S.24 Kategori sangat jelek (Poor)

Kategori cukup (Sufficient)

Kategori baik (Good)

S.25

Kategori sangat jelek (Poor)

Kategori tidak cukup (Insufficient)

Kategori cukup (Sufficient)

S.26 Kategori sangat jelek (Poor)

Kategori cukup (Sufficient)

Kategori baik (Good)

S.27 Kategori sangat jelek (Poor)

Kategori cukup (Sufficient)

Kategori baik (Good)

S.28 Kategori sangat jelek (Poor)

Kategori cukup (Sufficient)

Kategori baik (Good)

S.29 Kategori sangat jelek (Poor)

Kategori cukup (Sufficient)

Kategori baik (Good)

S.30 Kategori sangat jelek (Poor)

Kategori tidak cukup (Insufficient)

Kategori baik (Good)

S.31 Kategori sangat jelek (Poor)

Kategori cukup (Sufficient)

Kategori Baik (Good)

Page 142: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

S.32 Kategori cukup (Sufficient)

Kategori cukup (Sufficient)

Kategori sangat baik (Excellent)

S.33 Kategori sangat jelek (Poor)

Kategori tidak cukup (Insufficient)

Kategori baik (Good)

S.34 Kategori sangat jelek (Poor)

Kategori tidak cukup (insufficient)

Kategori baik (Good)

S.35 Kategori tidak cukup (Insufficient)

Kategori tidak cukup (insufficient)

Kategori baik (Good)

S.36 Kategori cukup (Sufficient)

Kategori cukup (Sufficient)

Kategori baik (Good)

Data pada tabel 4.9 menunjukkan kategori tingkat kemampuan kosakata

setiap siswa pada tes awal, yakni 26 orang siswa berkategori sangat jelek (poor), 5

orang siswa berkategori tidak cukup (insufficient), dan 5 orang siswa berkategori

cukup (sufficient). Pada tes siklus I terjadi peningkatan, yakni 23 orang siswa

berkategori tidak cukup (insufficient) dan 13 orang siswa berkategori cukup.

Walaupun terjadi peningkatan kategori tingkat kemampuan kosakata setiap siswa

pada siklus I, hanya 4 orang siswa yang mampu mencapai nilai KKM. Oleh

karena itu, perlu dilaksanakan siklus II. Hasil tes siklus II menunjukkan bahwa

peningkatan kategori tingkat kemampuan kosakata setiap siswa meningkat

signifikan, yakni 5 orang siswa berkategori cukup (sufficient), 26 orang siswa

berkategori baik (good), dan 5 orang siswa berkategori sangat baik (excellent).

Berikut disajikan data perbandingan kriteria ketuntasan minimal

(KKM) tes awal, tes siklus I, dan tes siklus II. Perbandingan tersebut disajikan

dalam bentuk tabel 4.10, seperti di bawah ini.

Page 143: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Tabel 4.10 Data Kriteria Ketuntasan Minimal Sebelum dan Setelah Penerapan Metode

Contextual Teaching and Learning

Nomor Absen Siswa

Kriteria Ketuntasan Minimal Pada Tes Awal Sebelum Penerapan Metode CTL

Kriteria Ketuntasan Minimal Pada Tes Siklus I Setelah Penerapan Metode CTL

Kriteria Ketuntasan Minimal Pada Tes Siklus II Setelah Penerapan Metode CTL

S.01 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas

S.02 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas

S.03 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas

S.04 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas

S.05 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas

S.06 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas

S.07 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas

S.08 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas

S.09 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas

S.10 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas

S.11 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas

S.12 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas

S.13 Belum tuntas Tuntas Tuntas

S.14 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas

S.15 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas

Page 144: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

S.16 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas

S.17 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas

S.18 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas

S.19 Belum tuntas Tuntas Tuntas

S.20 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas

S.21 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas

S.22 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas

S.23 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas

S.24 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas

S.25 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas

S.26 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas

S.27 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas

S.28 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas

S.29 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas

S.30 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas

S.31 Belum tuntas Tuntas Tuntas

S.32 Belum tuntas Tuntas Tuntas

S.33 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas

S.34 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas

S.35 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas

S.36 Belum tuntas Belum Tuntas Tuntas

Page 145: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Data pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa pada tes awal seluruh siswa

dikatakan belum tuntas sebab nilai tes awal mereka di bawah 74. Pada tes siklus I

hanya 4 orang yang dinyatakan tuntas, sedangkan pada tes siklus II seluruh siswa

dinyatakan tuntas.

Apabila dilihat dalam grafik, hasil peningkatan penguasaan kosakata siswa

mulai dari tes awal, tes siklus I, dan tes siklus II tergambar seperti berikut

Gambar 4.1 Grafik Nilai Rata-rata Siswa dalam Peningkatan Penguasaan Kosakata

Bahasa Inggris

0102030405060708090

100

Tes Awal Tes Siklus I Tes Siklus II

Grafik di atas menunjukkan bahwa ada peningkatan penguasaan kosakata

siswa setelah penerapan metode CTL. Sebelum penerapan metode CTL, yakni

pada tes awal, nila rata-rata penguasaan kosakata siswa adalah 45,88%, setelah

penerapan metode CTL yakni pada siklus I, nilai rata-rata penguasaan kosakata

siswa mengalami peningkatan, yakni 64,61%, sedangkan pada siklus II, nilai rata-

rata peningkatan penguasaan kosakata siswa juga mengalami peningkatan yang

signifikan, yakni 82,55%. Dengan peningkatan signifikan tersebut, seluruh siswa

Dalam %

Page 146: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

dinyatakan tuntas dalam pembelajaran unit kedua bahasa Inggris karena mereka

mampu mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal, yakni 74.

4.2.8 Perbandingan Tingkat Kesalahan Pengerjaan Soal-soal Kosakata

Bahasa Inggris Siswa Sebelum dan Setelah Penerapan Metode CTL

Berdasarkan analisis kualitatif sebelum dan setelah penerapan metode

CTL di atas, maka dapat dibandingkan sebagai berikut.

Tabel 4.11

Analisis Perbandingan Hasil Tes yang Menunjukkan Peningkatan Kosakata Siswa Sebelum dan Setelah Penerapan Metode CTL

No Jenis Tes

Kosakata Bahasa Inggris

Tes Kosakata sebelum Penerapan Metode CTL

Tes Kosakata setelah Penerapan Metode CTL (PTK Silkus I)

Tes Kosakata setelah Penerapan Metode CTL (PTK Silkus II)

1 Tes bagian A (arti kata) 1. Pay attention

(noun) to the sentences in bold.= …

2. Ann checks (verb) her attendance list = ……

3. Please speak clearly (adverb)=….

4. Now, please distribute (verb) the copies of the article= ……

5. She ever (adverb) visits her aunt in Australia=

6. Do not exchange

(1) sembilan orang yang mampu menjawab delapan soal dengan benar,

(2) belas orang yang mampu menjawab tujuh soal dengan benar,

(3) sepuluh orang yang mampu menjawab enam soal dengan benar,

(4) dua orang yang mampu menjawab lima soal dengan benar,

(5) satu orang yang mampu menjawab empat soal

(1) empat belas orang yang mampu menjawab sembilan soal dengan benar,

(2) sembilan belas orang yang mampu menjawab delapan soal dengan benar,

(3) empat belas orang yang mampu menjawab tujuh soal dengan benar,

(4) hanya tiga orang yang mampu

(1) dua puluh empat orang siswa mampu menjawab kesepuluh soal dengan benar (memeroleh nilai sempurna),

(2) dua belas orang yang mampu menjawab sembilan soal dengan benar

(3) ketiga puluh orang tersebut belum mampu memahami sinonim text dan work, sebab arti

Page 147: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

(verb) your notes into coins= ……

7. Well, I need your explanation (noun) = ….

8. He can’t speak loudly (adverb) =….

9. Don’t forget to sweep (verb) the floor = ….

10. The clerks were unattended (adjective) by their bos when they were working

yesterda=….

dengan benar. (6) siswa

mengalami kesulitan menjawab soal nomor empat (distribute), soal nomor tujuh (explanation), dan soal nomor sepuluh (unattended).

menjawab enam soal dengan benar,

(5) siswa mengalami kesulitan menjawab soal nomor sepuluh (unattended).

(6) Hal ini terjadi karena siswa belum pernah mendengar kata tersebut dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun di luar sekolah..

kata task dan passage dalam bahasa Indonesia belum diketahui.

(4) Soal yang sulit diingat arti katanya dalam bahasa Indonesia yakni, nomor sepuluh (unattended) siswa belum pernah membaca, mendengarkan, dan memakai kalimat tersebut dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun di luar sekolah.

2 Tes bagian B (sinonim) 1. She was in the

garden when Paul came home = ….

2. The English teacher has to check students’ reading skill = ….

3. They try to explain the problem = …..

4. Read the text briefly = …

(1) tiga puluh satu orang yang mampu menjawab dua soal dengan benar,

(2) dan lima orang yang mampu menjawab tiga soal dengan benar,

(3) siswa mengalami kesulitan menjawab soal nomor 3 (to explain), soal

(1) tiga puluh satu orang yang mampu menjawab dua soal dengan benar,

(2) lima orang yang mampu menjawab tiga soal dengan benar.

(3) siswa mengalami kesulitan menjawab soal nomor 4

(1) dua orang mampu menjawab kelima soal dengan benar,

(2) empat orang mampu menjawab empat soal dengan benar,

(3) tiga puluh orang mampu menjawab tiga soal dengan benar

(4) ketiga puluh orang

Page 148: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

5.Mrs. Smith

does the work very well = ….

nomor 4(text), dan soal nomor 5 (work)

(text), dan soal nomor 5 (work).

(4) Kesulitan menjawab soal bagian B disebabkan oleh ketidak seringan siswa membaca, mendengarkan, dan memraktekkan sinonim tersebut dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun di luar sekolah.

tersebut belum mampu memahami sinonim text dan work, sebab arti kata task dan passage dalam bahasa Indonesia belum diketahui. Walaupun pada tindakan siklus II guru mewajibkan seluruh siswa membawa kamus, tetapi arti kata-kata tersebut dilupakan. Hal ini disebabkan oleh ketidakseringan siswa membaca, mendengarkan dan menggunakan kedua kata tersebut dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun di luar sekolah.

3 Tes bagian C

(antonim) 1. She ever comes to New York = …. 2. Create the answer = …. 3. She has to run cathing that bird

(1) Lima orang yang mampu menjawab empat soal dengan benar,

(2) tujuh belas orang yang mampu menjawab tiga soal dengan

(1) dua puluh dua orang mampu menjawab empat soal dengan benar,

(2) empat belas orang mampu menjawab tiga soal dengan

(1) tiga puluh orang mampu menjawab kelima soal dengan benar.

(2)tiga orang siswa mampu menjawab empat soal dengan benar,

Page 149: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

= …. 4. Open the door please = …. 5. Barbara has to distribute the tourism articles = …..

benar, (3) empat belas

orang yang mampu menjawab dua soal dengan benar.

(4) siswa mengalami kesulitan menjawab soal nomor tiga (to run), dan nomor lima (to distribute).

benar (3) siswa

mengalami kesulitan menjawab soal nomor lima (to distribute).

(4) Kesulitan menjawab soal bagian B disebabkan oleh ketidak seringan siswa membaca, mendengarkan dan memrak tekkan sinonim tersebut dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun di luar sekolah.

(3) tiga orang mampu menjawab tiga soal dengan benar

(4) Soal yang belum bisa dijawab dengan benar yakni soal nomor tiga (to run) dan nomor lima (to distribute). Siswa belum memahami arti kata bahasa Indonesianya to jump, to walk, dan to compile, sehingga siswa mengalami kesulitan mencari antonim to run dan to distribute.

4 Tes bagian D (arti frasa) diikuti oleh gambar.

1.Turn left =….. 2. Turn right = …. 3. Turn around=.. 4. Go straight=… 5. T-junction=… 6. Go pass=…. 7. Go backwards= 8. Cross road=… 9. Go ahead=… 10. Traffic light=..

(1) tiga orang yang mampu menjawab lima soal dengan benar,

(2) sembilan orang yang mampu menjawab enam soal dengan benar,

(3)sembilan belas orang yang mampu menjawab tujuh soal dengan benar,

(1) dua puluh lima orang mampu menjawab delapan soal dengan benar,

(2) delapan orang mampu menjawab sembilan soal dengan benar,

(3) hanya tiga orang mampu menjawab tiga soal dengan benar

(1) Sembilan orang mampu menjawab kesepuluh soal dengan benar,

(2) dua puluh lima orang mampu menjawab sembilan soal dengan benar,

(3) dua orang mampu menjawab delapan soal dengan benar.

Page 150: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

(4) lima orang yang mampu menjawab delapan soal dengan benar.

(5) Siswa menemukan kesulitan menjawab pada soal nomor empat (go straight), nomor tujuh (go backward), dan nomor sembilan (go ahead).

(4) siswa mengalami kesulitan menjawab soal nomor empat (go straight), dan nomor sembilan (go ahead)

(5) Hal ini terjadi karena siswa belum terbiasa melihat tanda go straight dan go ahead dalam lingkungan kehidupan bermasyarakat khususnya pada saat berlalu lintas.

(4) Kesulitan yang ditemui ketika menjawab soal arti prasa yakni, soal nomor empat (go straight) dan nomor sembilan (go ahead). Siswa belum memahami arti prasa bahasa Indonesianya go straight dan go ahead, sehingga siswa mengalami kesulitan mencari arti prasa go straight dan go ahead.

(5) Hal ini disebabkan oleh ketidakseringan siswa membaca, mendengarkan dan menggunakan kedua kata tersebut dalam kehidupan sehari-hari, khususnya pada saat berlalu lintas.

5 Tes Bagian E (Essay)

(1) dua puluh enam siswa

(1) Dua puluh delapan orang

(1) Lima orang siswa mampu

Page 151: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Create Spoken Instructions and warnings

yang mampu menciptakan satu spoken instruction,

(2) tiga orang yang mampu menciptakan dua spoken instruction,

(3) lima orang sama sekali belum mampu menciptakan spoken instruction, dan warnings.

hanya mampu menciptakan/membuat dua warning,

(2) tujuh orang mampu menciptakan/membuat dua warnings dan satu spoken instruction,

(3) satu orang mampu menciptakan dua warnings dan dua spoken instruction,

(4) siswa masih menemukan kesulitan menciptakan/membuat spoken instructions. Kesulitan tersebut disebabkan oleh ketidakpedulian siswa terhadap tanda yang berhubungan dengan spoken instruction di lingkungan

nya.

menciptakan/membuat tiga spoken instructions dan dua warnings dengan benar.

(2) Lima orang mampu menciptakan/membuat dua spoken instructions dan dua warnings dengan benar,

(3) dua puluh enam orang mampu menciptakan/membuat dua warnings dan satu spoken instructions dengan benar.

(4) Kesulitan menciptakan spoken instruction disebabkan oleh ketidakseringan siswa membaca, mendengarkan, melihat, dan menggunakan spoken instructions tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Page 152: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

4.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Peningkatan Penguasaan Kosakata

Siswa dengan Penerapan Metode CTL

4.3.1 Faktor Internal

1) Terciptanya kondisi atau situasi kelas yang hidup dan aktif yang berpusat pada

siswa sehingga pada saat siswa mendapatkan pelajaran bahasa Inggris perasaan

mereka senang.

2) Adanya kebiasaan membaca buku ajar selain di kelas. Misalnya buku ajar

dibaca di rumah sebelum pelajaran/presentasi dimulai.

3) Adanya kebiasaan kerja kelompok, baik di kelas maupun di luar kelas.

Misalnya belajar bersama dengan kelompok di rumah, membahas soal-soal

LKS (lembar kerja siswa) yang ada di dalam buku ajar.

4) Adanya kemampuan siswa untuk mengonstruksi suatu bahan diskusi

berdasarkan topik tertentu.

5) Adanya kebiasaan belajar selain di kelas. Misalnya belajar di rumah sebelum

dan sesudah materi dipresentasikan di depan kelas.

6) Adanya kebiasaan bertanya apabila belum mengerti.

7) Adanya pemodelan dialog pada setiap presentasi.

8) Adanya kebiasaan mengkritisi presentasi setiap kelompok yang bersifat

membangun.

9) Adanya kebiasaan merangkum/menyimpulkan materi yang telah

dipresentasikan dengan tujuan untuk lebih mengingatkan pada kosakata yang

telah dipelajari..

Page 153: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

10) Adanya media gambar yang bisa mempermudah siswa untuk mengingat

kosakata yang telah dipelajari.

Selain faktor-faktor di atas yang memengaruhi peningkatan kosakata

siswa dengan penerapan metode CTL, ada juga beberapa kendala ketika

penerapan metode CTL dalam proses belajar mengajar. Kendala-kendala tersebut

adalah sebagai berikut.

1) Alokasi waktu pelajaran bahasa Inggris masih kurang/singkat, khususnya pada

Senin dan Selasa.

2) Ruangan kelas sempit. Pada saat kerja kelompok di kelas, jarak kelompok satu

dengan yang lainnya sangat berdekatan.

3) Prasarana untuk menunjang presentasi kurang, misalnya hanya tersedia satu

LCD.

4) Belum ada sarana audio/laboratorium bahasa untuk menunjang pemodelan

dialog.

5) Ketika belajar kelompok di luar kelas, beberapa dari mereka mengalami

kesulitan karena faktor jarak rumah mereka berjauhan.

6) Ketika guru memberikan tugas untuk mengonstruksi/membuat catatan sendiri

mereka mengalami kesulitan mengartikan ke dalam bahasa Indonesia karena

belum terbiasa.

7) Ketika mempresentasikan hasil mengonstruksi catatan di depan kelas, mereka

mengalami kesulitan karena kurang percaya diri.

Page 154: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

154

4.3.2 Faktor Eksternal

4.3.2.1 Respons Siswa terhadap Perangkat Pembelajaran dengan Penerapan

Metode CTL

Hasil respons yang didapat dari siswa tentang perangkat pembelajaran

dengan penerapan metode CTL adalah sebagai berikut.

1) Seluruh siswa/seratus persen siswa menyenangi materi/isi pelajaran bahasa

Inggris.

2) Tiga puluh lima siswa/sembilan puluh tujuh koma dua puluh dua persen siswa

menyenangi lembar kerja siswa (LKS), sedangkan satu orang siswa/dua koma

tujuh puluh delapan persen siswa tidak menyenangi LKS.

3) Seluruh siswa/seratus persen siswa menyenangi latihan/praktik membuat

kalimat bahasa Inggris dengan menggunakan kosakata yang telah dipelajari.

4) Tiga puluh lima siswa/sembilan puluh tujuh koma dua puluh dua persen siswa

menyenangi metode CTL yang digunakan dalam proses belajar bahasa

Inggris, sedangkan satu siswa/dua koma tujuh puluh delapan persen tidak

menyenangi metode CTL yang digunakan dalam proses belajar bahasa

Inggris.

5) Pada pertanyaan nomor 5, terdapat tiga respons. Respons-respons tersebut

adalah sebagai berikut.

(a) Sebelas siswa/tiga puluh koma lima puluh enam persen siswa sangat

berminat mengikuti kegiatan belajar dengan menggunakan metode CTL

seperti yang telah diikuti saat ini.

Page 155: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

(b) Dua puluh tiga siswa/enam puluh koma delapan puluh sembilan persen

siswa berminat mengikuti kegiatan belajar dengan menggunakan metode

CTL seperti yang telah diikuti saat ini.

(c) Dua siswa/lima koma lima puluh enam persen siswa kurang berminat

mengikuti kegiatan belajar dengan menggunakan metode CTL seperti

yang telah diikuti saat ini.

6) Tiga puluh lima siswa/sembilan puluh tujuh koma dua puluh dua persen siswa

menyatakan bahwa bimbingan yang diberikan oleh guru selama kegiatan

belajar mengajar sangat jelas, sedangkan satu siswadua koma tujuh puluh

delapan persen menyatakan sangat berminat.

7) Tiga puluh lima siswa/sembilan puluh empat koma empat puluh empat persen

siswa bahwa kegiatan latihan selama pembelajaran sangat jelas dan dua

siswa/lima koma lima puluh enam persen siswa mengatakan berminat.

8) Seluruh siswa/seratus persen siswa menyatakan bahwa guru memberikan

penilaian terhadap buku catatan dan buku latihan siswa.

9) Seluruh siswa/seratus persen siswa menyatakan bahwa guru memberikan guide

line cara untuk mengonstruksi/membuat catatan.

10) Dua puluh enam siswa/tujuh puluh dua koma dua puluh dua persen siswa

menyatakan bahwa tidak mengalami kesulitan ketika mempresentasikan hasil

dari mengonstruksi catatan ke depan kelas dan sepuluh siswa menyatakan

mengalami kesulitan.

11) Seluruh siswa menyatakan bahwa guru membagi siswa menjadi beberapa

kelompok.

Page 156: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

12) Kendala/kesulitan yang ditemukan ketika belajar kelompok, yakni rumah

setiap anggota kelompok saling berjauhan sehingga ada yang tidak hadir

ketika belajar kelompok.

13) Kendala/kesulitan yang ditemukan ketika guru memberikan tugas untuk

mengonstruksi/membuat catatan sendiri, yakni mengartikan ke dalam bahasa

Indonesia karena belum terbiasa.

14) Kendala/kesulitan yang ditemukan ketika mempresentasikan hasil

mengonstruksi catatan di depan kelas, yakni kurang percaya diri.

4.3.2.2 Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran dengan Penerapan

Metode CTL

Lembar pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan metode

CTL ada dua, yakni lembar pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran

dengan metode CTL siklus I dan lembar pengamatan aktivitas siswa dalam

pembelajaran dengan metode CTL siklus II. Kedua lembar tersebut diisi oleh guru

bahasa Inggris kelas VIIA SMP Taman Sastra Jimbaran yang bertugas sebagai

pengamat. Ada sepuluh aspek yang diamati, yakni :

1) antusias siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar,

2) kelancaran mengemukakan ide dalam menjawab pertanyaan,

3) keaktifan siswa pada saat berdiskusi,

4) kemampuan dalam menghimpun hasil diskusi,

5) ketelitian dalam menghimpun hasil diskusi,

6) keaktifan dalam bertanya,

7) keaktifan siswa dalam mencari sumber belajar,

Page 157: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

8) kelancaran siswa dalam menjawab pertanyaan,

9) inisiatif siswa dalam menjawab pertanyaan,

10) kemampuan siswa memanfaatkan waktu.

Penilaian yang digunakan pada lembar pengamatan aktivitas siswa dalam

pembelajaran dengan metode CTL ada empat, yakni baik sekali, baik, cukup, dan

kurang.

Hasil pengamatan pada lembar pengamatan aktivitas siswa dalam

pembelajaran dengan metode CTL siklus I, yakni antusias siswa dalam mengikuti

kegiatan belajar mengajar baik sekali, kelancaran mengemukakan ide dalam

menjawab pertanyaan cukup, keaktifan siswa pada saat berdiskusi cukup,

kemampuan dalam menghimpun hasil diskusi cukup, ketelitian dalam

menghimpun hasil diskusi cukup, keaktifan dalam bertanya kurang, keaktifan

siswa dalam mencari sumber belajar baik, kelancaran siswa dalam menjawab

pertanyaan kurang, inisiatif siswa dalam menjawab pertanyaan cukup,

kemampuan siswa memanfaatkan waktu cukup.

Hasil pengamatan pada lembar pengamatan aktivitas siswa dalam

pembelajaran dengan metode CTL siklus II, yakni antusias siswa dalam

mengikuti kegiatan belajar mengajar baik sekali, kelancaran mengemukakan ide

dalam menjawab pertanyaan baik, keaktifan siswa pada saat berdiskusi baik,

kemampuan dalam menghimpun hasil diskusi baik, ketelitian dalam menghimpun

hasil diskusi baik, keaktifan dalam bertanya baik, keaktifan siswa dalam mencari

sumber belajar sangat baik, kelancaran siswa dalam menjawab pertanyaan baik,

Page 158: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

inisiatif siswa dalam menjawab pertanyaan baik, kemampuan siswa

memanfaatkan waktu baik.

4.3.2.3 Pengamatan Keterlaksanaan Rencana Pembelajaran

Lembar pengamatan keterlaksanaan rencana pembelajaran diisi atau

dinilai oleh seorang pengamat, yakni guru bahasa Inggris kelas VIIA, SMP

Taman Sastra Jimbaran. Pada siklus I ada tujuh lembar pengamatan

keterlaksanaan rencana pembelajaran sebab ada tujuh kelompok yang presentasi

sesuai dengan subbahasan pada unit 2. Demikian pula pada siklus II, terdapat

tujuh lembar pengamatan keterlaksanaan rencana pembelajaran.

Lembar pengamatan keterlaksanaan rencana pembelajaran berisi tiga

langkah kegiatan dalam proses belajar mengajar dengan penerapan metode CTL.

Ketiga langkah kegiatan tersebut meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan

kegiatan akhir, sedangkan skala penilaian setiap kegiatan ada dua, yakni

terlaksana dan skor. Untuk skala penilaian terlaksana, ada dua pilihan, yakni ya

atau tidak, sedangkan skala penilaian skor yakni berupa angka, mulai dari angka

1, 2, 3, dan 4. Skor angka 1 berarti bahwa langkah-langkah pada setiap kegiatan

dilaksanakan tetapi tidak selesai. Skor angka 2 berarti bahwa langkah-langkah

pada setiap kegiatan dilaksanakan, tetapi kurang sistematis. Skor angka 3 berarti

bahwa langkah-langkah pada setiap kegiatan dilaksanakan, tetapi materinya

kurang tepat. Skor angka 4 berarti bahwa langkah-langkah pada setiap kegiatan

dilaksanakan, selesai dibahas, materi tepat, dan sistematis.

Petunjuk pengisian lembar pengamatan rencana pembelajaran, yakni

memberikan tanda cek/contreng (Ѵ) sesuai dengan pengamatan pengamat pada

Page 159: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

kolom-kolom yang tersedia. Setelah selesai mengamati pelaksanaan proses belajar

mengajar, pengamat menulis saran-sarannya untuk peningkatan presentasi

berikutnya.

(a) Lembar Pengamatan Keterlaksanaan Rencana Pembelajaran Siklus I

Ketujuh lembar pengamatan keterlaksanaan rencana pembelajaran pada

siklus I, yakni seperti di bawah ini.

1) Lembar pengamatan keterlaksanaan rencana pembelajaran presentasi pertama.

Materi pelajaran : instructing or prohibiting, pages 24--25, alokasi waktu 1 x 40

menit. Kegiatan awal ini meliputi hal-hal berikut.

a. Membuka pelajaran yang diawali dengan mengucapkan salam dan

dilanjutkan dengan presentasi kehadiran siswa. Pada langkah ini terlaksana

dengan skor 4.

b. Bertanya kepada siswa, apa yang kalian katakan dan lakukan apabila

seseorang menyuruh kalian melakukan/mengerjakan sesuatu? Misalnya

disuruh menutup pintu. Coba praktekkan dalam bahasa Inggris.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Pertanyaan tersebut digunakan untuk landasan pengertian instructing or

prohibiting.

d.. Memanggil dan mempersilakan kelompok yang presentasi.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Kegiatan inti meliputi hal-hal di bawah ini.

a. Siswa mempresentasikan materi secara berkelompok ke depan kelas.

Langkah ini terlaksana dengan skor 2 dan 3.

Page 160: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

b. Setiap kelompok presentasi menggunakan selembar kertas manila ukuran

A4, kemudian ditempelkan pada papan tulis.

Langkah ini terlaksana dengan skor 2.

c. Setiap anggota kelompok dapat presentasi secara merata.

Langkah ini tidak terlaksana dengan skor 2 dan 3.

d. Setiap anggota kelompok bersuara keras ketika presentasi.

Langkah ini tidak terlaksana dengan skor 2 dan 3.

Kegiatan akhir meliputi hal-hal berikut.

a. Diadakan sesi tanya jawab.

Langkah ini tidak terlaksana dengan skor 1.

b. Guru merangkum/menyimpulkan materi yang telah dipresentasikan.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

c. Guru meminta siswa mengerjakan latihan sebagai PR yang terdapat pada

buku ajar sesuai dengan topik yang dipresentasikan, kemudian

dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Saran-saran pada presentasi I ada dua yakni siswa yang suaranya kurang

keras ketika presentasi perlu dikomentari dan tidak ada yang bertanya.

2) Lembar pengamatan keterlaksanaan rencana pembelajaran presentasi kedua.

Materi pelajaran : Expressing Politeness, page 25 dengan alokasi waktu 1 x

40 menit. Kegiatan awal ini terdiri atas hal-hal berikut.

a. Membuka pelajaran yang diawali dengan mengucapkan salam dan

dilanjutkan dengan presensi kehadiran siswa.

Page 161: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

b. Bertanya kepada siswa, bahasa apa yang kalian katakan pada orang yang

lebih tua dan baru kalian kenal ketika kalian minta tolong? Misalnya

kalian minta tolong untuk membukakan jendela karena udara di dalam

panas. Coba praktekkan dalam bahasa Inggris.

Pertanyaan tersebut digunakan untuk landasan pengertian expressing

politeness.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

c. Memanggil dan mempersilakan kelompok yang presentasi.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Kegiatan inti meliputi hal-hal di bawah ini.

a. Siswa mempresentasikan materi secara berkelompok ke depan kelas.

Langkah ini terlaksana dengan skor 2.

b. Setiap kelompok presentasi menggunakan selembar kertas manila ukuran

A4, kemudian ditempelkan pada papan tulis.

Langkah ini terlaksana dengan skor 2.

c. Setiap anggota kelompok dapat presentasi secara merata.

Langkah ini terlaksana dengan skor 2.

d. Setiap anggota kelompok bersuara keras ketika presentasi.

Langkah ini tidak terlaksana dengan skor 2.

Kegiatan akhir terdiri atas hal-hal berikut.

a. Diadakan sesi tanya jawab.

Langkah ini terlaksana dengan skor 1.

Page 162: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

b. Guru merangkum/menyimpulkan materi yang telah dipresentasikan.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

c. Guru meminta siswa mengerjakan latihan sebagai PR yang terdapat pada

buku ajar sesuai dengan topik yang dipresentasikan, kemudian

dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Saran-saran yang diberikan pengamat pada presentasi kedua, yakni masih

ada suara anggota kelompok yang kecil ketika presentasi, ada lima orang siswa

yang tidak membuat PR, dan belum ada yang bertanya.

3) Lembar pengamatan keterlaksanaan rencana pembelajaran presentasi ketiga

Materi pelajaran : Cardinal Numbers , page 26, dengan alokasi waktu 1 x 40

menit. Kegiatan awal ini meliputi hal-hal berikut.

a. Membuka pelajaran yang diawali dengan mengucapkan salam dan

dilanjutkan dengan presensi kehadiran siswa.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

b. Bertanya kepada siswa, ada berapa cara menghitung dalam bahasa Inggris?

Apa nama cara menghitung tersebut? Kapan cara menghitung tersebut

digunakan? Misalnya dua mobil, empat rumah besar, pemenang pertama,

anak kedua, dll? Coba praktekkan dalam bahasa Inggris.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Pertanyaan tersebut digunakan untuk landasan pengertian cardinal

numbers/bilangan utama.

c. Memanggil dan mempersilakan kelompok yang presentasi.

Page 163: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Kegiatan inti terdiri atas hal-hal di bawah ini.

a. Siswa mempresentasikan materi secara berkelompok ke depan kelas.

Langkah ini terlaksana dengan skor 2.

b. Setiap kelompok presentasi menggunakan selembar kertas manila ukuran

A4, kemudian ditempelkan pada papan tulis.

Langkah ini terlaksana dengan skor 2.

c. Setiap anggota kelompok dapat presentasi secara merata.

Langkah ini terlaksana dengan skor 2.

d. Setiap anggota kelompok bersuara keras ketika presentasi.

Langkah ini tidak terlaksana dengan skor 3.

Kegiatan akhir meliputi hal-hal berikut.

a. Diadakan sesi tanya jawab.

Langkah ini terlaksana dengan skor 1.

b. Guru merangkum/menyimpulkan materi yang telah dipresentasikan.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

c. Guru meminta siswa mengerjakan latihan sebagai PR yang terdapat pada

buku ajar sesuai dengan topik yang dipresentasikan, kemudian

dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Saran-saran pengamat pada presentasi ketiga, yakni masih ada suara anggota

kelompok yang kecil ketika presentasi sehingga tidak kedengaran sampai

belakang, arahkan siswa untuk bertanya.

Page 164: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

4) Lembar pengamatan keterlaksanaan rencana pembelajaran presentasi keempat

Materi pelajaran : Preposition , page 27, dengan alokasi waktu 1 x 40 menit.

Kegiatan awal ini terdiri atas hal-hal berikut.

a. Membuka pelajaran yang diawali dengan mengucapkan salam dan

dilanjutkan dengan presensi kehadiran siswa.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

b. Bertanya kepada siswa, apa itu preposisi? Preposisi apa yang digunakan

ketika menyatakan letak suatu bangunan atau suatu benda? Bagaimana

contohnya dalam bahasa Inggris? Coba praktekkan dalam kalimat bahasa

Inggris.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Pertanyaan tersebut digunakan untuk landasan pengertian preposition.

c. Memanggil dan mempersilakan kelompok yang presentasi.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Kegiatan inti terdiri atas hal-hal berikut ini.

a. Siswa mempresentasikan materi secara berkelompok ke depan kelas.

Langkah ini terlaksana dengan skor 2.

b. Setiap kelompok presentasi menggunakan selembar kertas manila ukuran

A4, kemudian ditempelkan pada papan tulis.

Langkah ini terlaksana dengan skor 2.

c. Setiap anggota kelompok dapat presentasi secara merata.

Langkah ini terlaksana dengan skor 2.

d. Setiap anggota kelompok bersuara keras ketika presentasi.

Page 165: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Langkah ini terlaksana dengan skor 2.

Kegiatan akhir meliputi hal-hal berikut.

a. Diadakan sesi tanya jawab.

Langkah ini terlaksana dengan skor 2.

b. Guru merangkum/menyimpulkan materi yang telah dipresentasikan.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

c. Guru meminta siswa mengerjakan latihan sebagai PR yang terdapat pada

buku ajar sesuai dengan topik yang dipresentasikan, kemudian

dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

Langkah ini terlaksana dengan skor 2.

Saran-saran dari pengamat pada presentasi keempat, yakni ada satu presenter

yang bersuara kurang jelas ketika presentasi, dan belum ada siswa yang bertanya.

5) Lembar pengamatan keterlaksanaan rencana pembelajaran presentasi kelima

Materi pelajaran : There is/There are … , page 28 dengan alokasi waktu 1 x

40 menit. Kegiatan awal ini terdiri atas hal-hal berikut.

a. Membuka pelajaran yang diawali dengan mengucapkan salam dan

dilanjutkan dengan presensi kehadiran siswa.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

b. Bertanya kepada siswa, ada berapa jenis angka yang digunakan untuk

menghitung jumlah suatu benda? Kata apa yang digunakan apabila

menyatakan jumlah benda tersebut satu/tunggal, dan kata apa yang

digunakan apabila benda tersebut jumlahnya lebih dari satu? Coba berikan

contoh kalimatnya dalam bahasa Inggris.

Page 166: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Pertanyaan tersebut digunakan untuk landasan pengertian There is/There

are….

c. Memanggil dan mempersilakan kelompok yang presentasi.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Kegiatan inti meliputi hal-hal berikut.

a. Siswa mempresentasikan materi secara berkelompok ke depan kelas.

Langkah ini terlaksana dengan skor 2.

b. Setiap kelompok presentasi menggunakan selembar kertas manila ukuran

A4, kemudian ditempelkan pada papan tulis.

Langkah ini terlaksana dengan skor 2.

c. Setiap anggota kelompok dapat presentasi secara merata.

Langkah ini terlaksana dengan skor 2.

d. Setiap anggota kelompok bersuara keras ketika presentasi.

Langkah ini tidak terlaksana dengan skor 2.

Kegiatan akhir terdiri atas hal-hal berikut.

a. Diadakan sesi tanya jawab.

Langkah ini terlaksana dengan skor 2.

b. Guru merangkum/menyimpulkan materi yang telah dipresentasikan.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

c. Guru meminta siswa mengerjakan latihan sebagai PR yang terdapat pada

buku ajar sesuai dengan topik yang dipresentasikan, kemudian

dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

Page 167: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Saran-saran pengamat pada presentasi kelima, yakni masih ada yang

bersuara kecil ketika presentasi dan belum ada yang bertanya.

6) Lembar pengamatan keterlaksanaan rencana pembelajaran presentasi keenam

Materi pelajaran : How much/How many… , page 28--29 dengan alokasi

waktu 1 x 40 menit. Kegiatan awal ini terdiri atas hal-hal berikut.

a. Membuka pelajaran yang diawali dengan mengucapkan salam dan

dilanjutkan dengan presensi kehadiran siswa.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

b. Bertanya kepada siswa, pertanyaan apa yang kalian gunakan ketika bertanya

tentang harga suatu barang? Apakah ada perbedaan cara bertanya jika

menanyakan harga satu barang dan harga lebih dari satu barang? Coba

berikan contoh dalam bahasa Inggris

c. Bertanya kepada siswa, apa yang kalian katakana apabila bertanya tentang

jumlah benda/barang? Apakah ada perbedaan cara bertanya jika

menanyakan jumlah satu barang dan jumlah lebih dari satu barang? Coba

berikan contoh dalam bahasa Inggris

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Kedua pertanyaan tersebut digunakan untuk landasan pengertian how

much/how many …..

d. Memanggil dan mempersilakan kelompok yang presentasi.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Kegiatan inti meliputi hal-hal di bawah ini.

Page 168: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

a. Siswa mempresentasikan materi secara berkelompok ke depan kelas.

Langkah ini terlaksana dengan skor 3.

b. Setiap kelompok presentasi menggunakan selembar kertas manila ukuran

A4, kemudian ditempelkan pada papan tulis.

Langkah ini terlaksana dengan skor 3.

c. Setiap anggota kelompok dapat presentasi secara merata.

Langkah ini terlaksana dengan skor 3.

d. Setiap anggota kelompok bersuara keras ketika presentasi.

Langkah ini tidak terlaksana dengan skor 3.

Kegiatan akhir terdiri atas hal-hal berikut.

a. Diadakan sesi tanya jawab.

Langkah ini terlaksana dengan skor 3.

b. Guru merangkum/menyimpulkan materi yang telah dipresentasikan.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

c. Guru meminta siswa mengerjakan latihan sebagai PR yang terdapat pada

buku ajar sesuai dengan topik yang dipresentasikan, kemudian

dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4 .

Saran-saran pengamat untuk presentasi keenam, yakni belum ada yang

bertanya pada waktu sesi tanya jawab dan masih ada yang bersuara kecil ketika

presentasi.

Page 169: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

7) Lembar pengamatan keterlaksanaan rencana pembelajaran presentasi ketujuh

Materi pelajaran : Spoken Instruction and Warning, page 37 dengan alokasi

waktu 1 x 40 menit. Kegiatan awal ini terdiri atas hal-hal berikut.

a. Membuka pelajaran yang diawali dengan mengucapkan salam dan

dilanjutkan dengan presensi kehadiran siswa.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4 .

b. Bertanya kepada siswa, tanda/sign apa saja yang kalian temui ketika berlalu

lintas di jalan raya? Apa arti warna yang terdapat pada tanda tersebut?

Coba berikan contoh dalam bahasa Inggris.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4 .

Kedua pertanyaan tersebut digunakan untuk landasan pengertian Spoken

Instruction and Warning.

d. Memanggil dan mempersilakan kelompok yang presentasi.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4 .

Kegiatan inti meliputi hal-hal berikut.

a. Siswa mempresentasikan materi secara berkelompok ke depan kelas.

Langkah ini terlaksana dengan skor 3 .

b. Setiap kelompok presentasi menggunakan selembar kertas manila ukuran

A4, kemudian ditempelkan pada papan tulis.

Langkah ini terlaksana dengan skor 3 .

Page 170: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

c. Setiap anggota kelompok dapat presentasi secara merata.

Langkah ini terlaksana dengan skor 3 .

d. Setiap anggota kelompok bersuara keras ketika presentasi.

Langkah ini terlaksana dengan skor 3.

Kegiatan akhir terdiri atas hal-hal di bawah ini.

a. Diadakan sesi tanya jawab.

Langkah ini terlaksana dengan skor 3.

b. Guru merangkum/menyimpulkan materi yang telah dipresentasikan.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

c. Guru meminta siswa mengerjakan latihan sebagai PR yang terdapat pada

buku ajar sesuai dengan topik yang dipresentasikan, kemudian dikumpulkan

pada pertemuan berikutnya.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Saran pengamat untuk presentasi ketujuh, yakni belum ada pertanyaan pada

waktu sesi tanya jawab.

(b) Lembar Pengamatan Keterlaksanaan Rencana Pembelajaran Siklus II

Berikut disajikan pengamatan keterlaksanaan rencana pembelajaran siklus

II. Ketujuh pengamatan tersebut adalah sebagai berikut.

1) Lembar pengamatan keterlaksanaan rencana pembelajaran presentasi pertama

Materi pelajaran : instructing or prohibiting, pages 24--25, alokasi waktu 1 x

40 menit. Kegiatan awal ini terdiri atas hal-hal berikut.

Page 171: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

a. Membuka pelajaran yang diawali dengan mengucapkan salam dan

dilanjutkan dengan presentasi kehadiran siswa. Langkah ini terlaksana

dengan skor 4.

b. Bertanya kepada siswa, apa yang kalian katakan dan lakukan apabila

seseorang menyuruh kalian melakukan/mengerjakan sesuatu? Misalnya

disuruh menutup pintu. Coba praktekkan dalam bahasa Inggris.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

c. Bertanya kepada siswa, apa yang kalian katakan dan lakukan apabila

seseorang menyuruh kalian tidak melakukan/mengerjakan sesuatu?

Misalnya tidak boleh ribut. Coba praktekkan dalam bahasa Inggris.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Kedua pertanyaan tersebut digunakan untuk landasan pengertian instructing

or prohibiting.

d.. Memanggil dan mempersilakan kelompok yang presentasi.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Kegiatan inti meliputi hal-hal berikut.

a. Siswa mempresentasikan materi secara berkelompok ke depan kelas.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

b. Setiap kelompok presentasi menggunakan selembar kertas manila ukuran

A4, kemudian ditempelkan pada papan tulis.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

c. Setiap anggota kelompok dapat presentasi secara merata.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Page 172: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

d. Setiap anggota kelompok bersuara keras ketika presentasi.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Kegiatan akhir terdiri atas hal-hal di bawah ini.

a. Diadakan sesi tanya jawab.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

b. Guru merangkum/menyimpulkan materi yang telah dipresentasikan.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

c. Guru meminta siswa mengerjakan latihan sebagai PR yang terdapat pada

buku ajar sesuai dengan topik yang dipresentasikan, kemudian

dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Saran pengamat pada presentasi pertama yakni, sudah ada kemajuan.

2) Lembar pengamatan keterlaksanaan rencana pembelajaran presentasi kedua

Materi pelajaran : Expressing Politeness, page 25 dengan alokasi waktu 1 x

40 menit. Kegiatan awal ini terdiri atas hal-hal berikut.

a. Membuka pelajaran yang diawali dengan mengucapkan salam dan

dilanjutkan dengan presensi kehadiran siswa.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

b. Bertanya kepada siswa, bahasa apa yang kalian katakan pada orang yang

lebih tua dan baru kalian kenal ketika kalian minta tolong? Misalnya kalian

minta tolong untuk membukakan jendela karena udara di dalam panas. Coba

praktekkan dalam bahasa Inggris.

Page 173: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Pertanyaan tersebut digunakan untuk landasan pengertian expressing

politeness.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

c. Memanggil dan mempersilakan kelompok yang presentasi.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Kegiatan inti meliputi hal-hal di bawah ini.

a. Siswa mempresentasikan materi secara berkelompok ke depan kelas.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

b. Setiap kelompok presentasi menggunakan selembar kertas manila ukuran

A4, kemudian ditempelkan pada papan tulis.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

c. Setiap anggota kelompok dapat presentasi secara merata.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

d. Setiap anggota kelompok bersuara keras ketika presentasi.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Kegiatan akhir terdiri atas hal-hal di bawah ini.

a. Diadakan sesi tanya jawab.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

b. Guru merangkum/menyimpulkan materi yang telah dipresentasikan.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

c. Guru meminta siswa mengerjakan latihan sebagai PR yang terdapat pada

buku ajar sesuai dengan topik yang dipresentasikan, kemudian

dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

Page 174: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Saran pengamat pada presentasi kedua, yakni presentasi sudah lebih baik

daripada siklus I.

3) Lembar pengamatan keterlaksanaan rencana pembelajaran presentasi ketiga

Materi pelajaran : Cardinal Numbers , page 26, dengan alokasi waktu 1 x 40

menit. Kegiatan awal ini neliputi hal-hal berikut.

a. Membuka pelajaran yang diawali dengan mengucapkan salam dan

dilanjutkan dengan presensi kehadiran siswa.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

b. Bertanya kepada siswa, ada berapa cara menghitung dalam bahasa Inggris?

Apa nama cara menghitung tersebut? Kapan cara menghitung tersebut

digunakan? Misalnya dua mobil, empat rumah besar, pemenang pertama,

anak kedua, dll? Coba praktekkan dalam bahasa Inggris.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Pertanyaan tersebut digunakan untuk landasan pengertian cardinal

numbers/bilangan utama.

c. Memanggil dan mempersilakan kelompok yang presentasi.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Kegiatan inti terdiri atas hal-hal di bawah ini.

a. Siswa mempresentasikan materi secara berkelompok ke depan kelas.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

b. Setiap kelompok presentasi menggunakan selembar kertas manila ukuran

A4, kemudian ditempelkan pada papan tulis.

Page 175: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

c. Setiap anggota kelompok dapat presentasi secara merata.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

d. Setiap anggota kelompok bersuara keras ketika presentasi.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Kegiatan akhir dimulai dari,

a. Diadakan sesi tanya jawab.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

b. Guru merangkum/menyimpulkan materi yang telah dipresentasikan.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

c. Guru meminta siswa mengerjakan latihan sebagai PR yang terdapat pada

buku ajar sesuai dengan topik yang dipresentasikan, kemudian

dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Saran-saran pengamat pada presentasi ketiga, yakni sudah mulai ada yang

bertanya.

4) Lembar pengamatan keterlaksanaan rencana pembelajaran presentasi keempat

Materi pelajaran : Preposition , page 27, dengan alokasi waktu 1 x 40 menit.

Kegiatan awal ini terdiri atas hal-hal berikut.

a. Membuka pelajaran yang diawali dengan mengucapkan salam dan

dilanjutkan dengan presensi kehadiran siswa.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Page 176: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

b. Bertanya kepada siswa, apakah pernah disuruh menyatakan letak suatu

benda/bangunan? Misalnya, Saya menaruh sepatu saya di bawah kursi.

Bahasa Inggrisnya; I put my shoes under the chair.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Pertanyaan tersebut digunakan untuk landasan pengertian preposition.

c. Memanggil dan mempersilakan kelompok yang presentasi.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Kegiatan inti meliputi hal-hal berikut.

a. Siswa mempresentasikan materi secara berkelompok ke depan kelas.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

b. Setiap kelompok presentasi menggunakan selembar kertas manila ukuran

A4, kemudian ditempelkan pada papan tulis.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

c. Setiap anggota kelompok dapat presentasi secara merata.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

d. Setiap anggota kelompok bersuara keras ketika presentasi.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Kegiatan akhir atas hal-hal berikut.

a. Diadakan sesi tanya jawab.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

b. Guru merangkum/menyimpulkan materi yang telah dipresentasikan.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Page 177: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

c. Guru meminta siswa mengerjakan latihan sebagai PR yang terdapat pada

buku ajar sesuai dengan topik yang dipresentasikan, kemudian

dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Saran-saran pengamat pada presentasi keempat, yakni kelas aktif berpusat pada

siswa.

5) Lembar pengamatan keterlaksanaan rencana pembelajaran presentasi kelima

Materi pelajaran : There is/There are … , page 28 dengan alokasi waktu 1 x

40 menit. Kegiatan awal ini terdiri atas hal-hal berikut.

a. Membuka pelajaran yang diawali dengan mengucapkan salam dan

dilanjutkan dengan presensi kehadiran siswa.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

b. Bertanya kepada siswa, ada berapa jenis angka yang digunakan untuk

menghitung jumlah suatu benda? Kata apa yang digunakan apabila

menyatakan jumlah benda tersebut satu/tunggal, dan kata apa yang

digunakan apabila benda tersebut jumlahnya lebih dari satu? Coba berikan

contoh kalimatnya dalam bahasa Inggris.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Pertanyaan tersebut digunakan untuk landasan pengertian cardinal

numbers/bilangan utama.

c. Memanggil dan mempersilakan kelompok yang presentasi.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Kegiatan inti meliputi hal-hal di bawah ini.

Page 178: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

a. Siswa mempresentasikan materi secara berkelompok ke depan kelas.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

b. Setiap kelompok presentasi menggunakan selembar kertas manila ukuran

A4, kemudian ditempelkan pada papan tulis.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

c. Setiap anggota kelompok dapat presentasi secara merata.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

d. Setiap anggota kelompok bersuara keras ketika presentasi.

Langkah ini tidak terlaksana dengan skor 4.

Kegiatan akhir terdiri atas hal-hal di bawah ini.

a. Diadakan sesi tanya jawab.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

b. Guru merangkum/menyimpulkan materi yang telah dipresentasikan.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

c. Guru meminta siswa mengerjakan latihan sebagai PR yang terdapat pada

buku ajar sesuai dengan topik yang dipresentasikan, kemudian dikumpulkan

pada pertemuan berikutnya.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Saran-saran pengamat pada presentasi kelima yakni students centre activity.

6) Lembar pengamatan keterlaksanaan rencana pembelajaran presentasi keenam

Materi pelajaran : How much/How many… , page 28--29 dengan alokasi

waktu 1 x 40 menit. Kegiatan awal ini meliputi hal-hal berikut.

Page 179: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

a. Membuka pelajaran yang diawali dengan mengucapkan salam dan

dilanjutkan dengan presensi kehadiran siswa.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

b. Bertanya kepada siswa, pertanyaan apa yang kalian gunakan ketika

bertanya tentang harga suatu barang? Apakah ada perbedaan cara bertanya

jika menanyakan harga satu barang dan harga lebih dari satu barang? Coba

berikan contoh dalam bahasa Inggris.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

c. Bertanya kepada siswa, pertanyaan apa yang kalian gunakan ketika bertanya

tentang jumlah benda/barang ? Apakah ada perbedaan cara bertanya jika

menanyakan harga satu barang dan harga lebih dari satu barang? Coba

berikan contoh dalam bahasa Inggris.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Kedua pertanyaan tersebut digunakan untuk landasan pengertian how

much/how many …..

d. Memanggil dan mempersilakan kelompok yang presentasi.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Kegiatan inti terdiri atas hal-hal di bawah ini.

a. Siswa mempresentasikan materi secara berkelompok ke depan kelas.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

b. Setiap kelompok presentasi menggunakan selembar kertas manila ukuran

A4, kemudian ditempelkan pada papan tulis.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Page 180: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

c. Setiap anggota kelompok dapat presentasi secara merata.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

d. Setiap anggota kelompok bersuara keras ketika presentasi.

Langkah ini tidak terlaksana dengan skor 4.

Kegiatan akhir meliputi hal-hal berikut.

a. Diadakan sesi tanya jawab.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

b. Guru merangkum/menyimpulkan materi yang telah dipresentasikan.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

c. Guru meminta siswa mengerjakan latihan sebagai PR yang terdapat pada

buku ajar sesuai dengan topik yang dipresentasikan, kemudian dikumpulkan

pada pertemuan berikutnya.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4 .

Saran-saran pengamat untuk presentasi keenam, yakni students centre

activity.

7) Lembar pengamatan keterlaksanaan rencana pembelajaran presentasi ketujuh

Materi pelajaran : Spoken Instruction and Warning, page 37 dengan alokasi

waktu 1 x 40 menit. Kegiatan awal ini terdiri atas hal-hal berikut.

a. Membuka pelajaran yang diawali dengan mengucapkan salam dan

dilanjutkan dengan presensi kehadiran siswa.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4 .

Page 181: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

b. Bertanya kepada siswa, tanda/sign apa saja yang kalian temui ketika ikan

berlalu lintas di jalan raya? Apa arti warna yang terdapat pada tanda

tersebut? Coba berikan contoh dalam bahasa Inggris.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4 .

Kedua pertanyaan tersebut digunakan untuk landasan pengertian Spoken

Instruction and Warning.

c. Memanggil dan mempersilakan kelompok yang presentasi.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Kegiatan inti meliputi hal-hal di bawah ini.

a. Siswa mempresentasikan materi secara berkelompok ke depan kelas.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

b. Setiap kelompok presentasi menggunakan selembar kertas manila ukuran

A4, kemudian ditempelkan pada papan tulis.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4 .

c. Setiap anggota kelompok dapat presentasi secara merata.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4 .

d. Setiap anggota kelompok bersuara keras ketika presentasi.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Kegiatan akhir terdiri atas hal-hal berikut ini.

a. Diadakan sesi tanya jawab.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

b. Guru merangkum/menyimpulkan materi yang telah dipresentasikan.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Page 182: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

c. Guru meminta siswa mengerjakan latihan sebagai PR yang terdapat pada

buku ajar sesuai dengan topik yang dipresentasikan, kemudian dikumpulkan

pada pertemuan berikutnya.

Langkah ini terlaksana dengan skor 4.

Saran pengamat untuk presentasi ketujuh, yakni students centre activity.

Page 183: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dibahas pada Bab IV,

maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut.

1. Penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa kelas VIIA SMP Taman Sastra

Jimbaran sebelum penerapan metode CTL yakni.

a. Nilai terendah 30, dan tertinggi 60.

b. Nilai rata-rata penguasaan kosakata seluruh siswa 45,88%.

c. Kategori tingkat kemampuan siswa sangat jelek (poor).

d. Seluruh siswa belum mampu mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal

(KKM) 74.

2. Peningkatan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa kelas VIIA SMP

Taman Sastra Jimbaran setelah penerapan metode CTL yakni.

(1) Pada siklus I

a. Nilai terendah 60, dan tertinggi 78.

b. Nilai rata-rata penguasaan kosakata seluruh siswa 64,61%.

c. Kategori tingkat kemampuan siswa tidak cukup (Insufficient).

d. Terdapat empat orang siswa yang mampu mencapai nilai KKM 74.

(2) Pada siklus II

a. Nilai terendah 78, dan tertinggi 94.

b. Nilai rata-rata penguasaan kosakata seluruh siswa 82,55%.

Page 184: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

c. Kategori tingkat kemampuan siswa baik (good).

d. Seluruh (100%) siswa telah mampu melampaui nilai KKM.

Peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah penerapan metode CTL

adalah sebesar 36.67%, dengan perincian peningkatan nilai rata-rata penguasaan

kosakata seluruh siswa dari tes awal ke tes siklus I, yakni 18.13%, peningkatan

nilai rata-rata penguasaan kosakata seluruh siswa dari tes siklus I ke tes siklus II,

yakni 11.34%.

3. Faktor-faktor yang memengaruhi peningkatan penguasaan kosakata bahasa

Inggris siswa kelas VIIA SMP Taman Sastra Jimbaran dalam penerapan

metode CTL adalah sebagai berikut.

a. Tercipta kondisi atau situasi kelas yang hidup dan aktif yang berpusat pada

siswa sehingga pada saat siswa mendapatkan pelajaran bahasa Inggris

perasaan mereka senang.

b. Kebiasaan siswa membaca buku ajar dan belajar selain di kelas.

c. Kebiasaan siswa bekerja kelompok, baik di kelas maupun di luar kelas.

d. Kebiasaan siswa menemukan, mengonstruksi, dan membuat materi yang

akan dipresentasikan secara bersama-sama dengan anggota kelompok.

e. Kebiasaan siswa bertanya apabila belum mengerti.

g. Terdapat pemodelan dialog pada setiap presentasi.

h. Kebiasaan siswa mengkritisi presentasi setiap kelompok yang bersifat

membangun.

Page 185: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

i. Kebiasaan siswa merangkum/menyimpulkan materi yang telah

dipresentasikan dengan tujuan untuk lebih mengingatkan pada kosakata

yang telah dipelajari.

j. Terdapat media gambar yang bisa mempermudah siswa untuk mengingat

kosakata yang telah dipelajari.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan di atas, maka peneliti menyarankan beberapa hal

sebagai berikut.

1. Pengelola SMP Taman Sastra Jimbaran disarankan melakukan hal-hal berikut.

a) Mengubah metode mengajar dari ceramah ke metode CTL yang berpusat

kepada siswa.

b) Jumlah siswa dalam satu kelas dibatasi maksimal 30 orang sehingga ketika

siswa belajar berkelompok di dalam kelas tidak sempit.

c) Alokasi waktu pelajaran bahasa Inggris 2 jam per hari sehingga tidak

tergesa-gesa pada saat melakukan pengulangan materi yang telah

dipresentasikan.

d) Melengkapi sarana untuk presentasi pada setiap kelas, misalnya LCD.

e) Melengkapi sekolah dengan sarana laboratorium bahasa untuk

memudahkan siswa mengingat kosakata yang telah dipelajari dan

mempraktikkan dialog.

2. Tenaga pengajar di SMP Taman Sastra Jimbaran disarankan mengubah metode

mengajar dari ceramah ke metode CTL. Dengan penerapan metode CTL dalam

proses pembelajaran di kelas, suasana kelas aktif yang berpusat ke

Page 186: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

siswa sehingga siswa merasa senang belajar bahasa Inggris. Selain itu siswa

terbiasa melakukan presentasi dan terbiasa belajar berkelompok.

3. Siswa disarankan untuk lebih meningkatkan belajar kelompok walaupun jarak

rumah berjauhan, mempelajari kembali materi yang telah dipresentasikan

sehingga penguasaan kosakata bahasa Inggris meningkat.

4. Untuk Peneliti lainnya disarankan untuk menyosialisasikan metode CTL sebab

metode ini menjadikan suasana belajar yang berpusat pada siswa.

Page 187: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Abimayu Soly, dkk. 1995. Penelitian Praktis untuk Perbaikan Pengajaran.

Jakarta: Bagian Proyek PGSD, Dirjen Dikti Depdikbud. Bygate, M. 1987. Speaking. Oxford: Oxford University Press. Ghazali, H.A. Syukur. 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan

Pendekatan Komunikat-interakif. Bandung: Refika Aditama. Hedge, Tricia. 2000. Teaching and Learning in the Language Classroom. Oxford:

Oxford University Press. Hopkins, David. 1993. A Teacher’s Guide to Classroom Research. Second

Edition. Philadelphia: Open University Press. Hakim, Thursan. 2011. English Vocabulary dalam Percakapan Sehari-hari.

Jakarta: PT Bhuana ilmu Populer. Harmer, Jeremy. 2006. The Practice Of English Language Teaching. England:

Longman. Iskandarwassid, Dadang Suhendar. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa.

Bandung: Refika Aditama. Johnson, Elaine B. 2010. Contextual Teaching and Learning, Menjadikan

Kegiatan Belajar-mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: Kaifa.

Jauhar, Mohammad. 2011. Implementasi Paikem dan Behavioristik Sampai

Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatf dan kualitatf. Yogyakarta:

Graha Ilmu. Kasihani, Kasbolah E.S. 2002. “Penelitian Tindakan Kelas untuk Peningkatan

Profesionalisme Guru SLTP”. Makalah. Malang. Universitas Negeri Malang.

Kesuma, Dharma dkk. 2009. CTL Sebuah Panduan Awal dalam Pengembangan

PBM. Garut: Rahayasa.

Page 188: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kholis, Nur dan Hartoyo. 2009. “Penerapan Model Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Matematika. Dis. (serial online). Available from: http://eprints. uny.ac. id/id/eprint/849.

Milati, Ni Made. 2011. “ Keterampilan Menulis Kalimat Pasive Simple Present

Tense Siswa SMPN 1 Tegallalang dengan Pendekatan Chain Card Game” (tesis). Denpasar: Program Pascasarjana Universitas Udayana.

Muhayyang, Maemuna. 2010. Enam Fase Kesuksesan dalam Pengajaran Kosakata

Bahasa Inggris. Artikel. Dis (serial online). Available from: www.majalahpendidikan.com/2011/10/teknik-pengajaran-kosa-kata.html.

Nur, M. dan Wikandari. 2000. “Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan

Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran.” Makalah. Surabaya: UNESA.

Nur, M., 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Buku Ajar Mahasiswa.

Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. OxfordAdvanced Learner’s Dictionary. 7th edition. Oxford: Oxford University

Press. Prabayanthi, Desak Made Dewi. 2012. “Peningkatan Penguasaan Kosakata Siswa

Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Audiolingual Pada Lembaga Kursus Kumon English As a Forieign Language Gatot Subroto Barat, Denpasar, Bali” (tesis). Denpasar: Program Pascasarjana Universitas Udayana.

Richards, J.C. 1990. The Langauge Teaching Matrix. Cambridge. England:

Cambridge University Press. Natawijaya, Ro’hman. 1997. Konsep Dasar Penelitian Tindakan. Bandung: IKIP

Bandung. Rahayu, Enny. 2011. “Penerapan Pendekatan Kontekstual (CTL) Dalam

Peningkatan Kompetensi Menulis Karangan Deskriptif pada Siswa Kelas VII SMP Harapan Mulia Denpasar” (tesis). Denpasar: Program Pascasarjana Universitas Udayana.

Rahmatinnija. 2010. “Penerapan Pembelajaran Kontekstual Dengan

Menggunakan Media Sederhana Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 6 Malang”.

Page 189: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

(skripsi). Dis. (serial online). Available from: Library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=47557.

Santi, Widara Krisna. 2010. “Penerapan Pembelajaran Kontekstual dengan

Pendekatan Questioning untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMAN 9 Malang “(skripsi). Dis. (serial online). Available from: Library. um.ac.idlptk/index.php?mod=detail&id=48 120

Suwandi, Sarwiji. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya

Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka. Suyadi. 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas, Buku Panduan Wajib bagi

Para Pendidik. Yogyakarta: DIVA Press. Slavin, Robert E. 2000. Educational Psychology: Theory & Practice. Fourth

Edition. Massachusetts: Allyn & Bacon Publisher. Soedjiwo, Novena Ade Fredyarini. 2010. “Penguasaan dan Pemakaian Kosakata

dalam Kalimat Sederhana pada Pembelajaran Bahasa Inggris Siswa SD Negeri 8, dan RSDBI Muhammadiyah 2 Denpasar” (tesis). Denpasar: ProgramPascasarjana Universitas Udayana.

Page 190: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

TESIS

PENERAPAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM UPAYA PENINGKATAN

PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS VIIA SMP TAMAN SASTRA

JIMBARAN, KUTA SELATAN

NI LUH PUTU SRI WIDHIASTUTY

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2014

Page 191: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

TESIS

PENERAPAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM UPAYA PENINGKATAN

PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS VIIA SMP TAMAN SASTRA

JIMBARAN, KUTA SELATAN

NI LUH PUTU SRI WIDHIASTUTY NIM 1090161009

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI LINGUISTIK PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

2014

Page 192: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

ii

PENERAPAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

DALAM UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS VIIA SMP TAMAN SASTRA

JIMBARAN, KUTA SELATAN

Tesis untuk Memeroleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Linguistik,

Program Pascasarjana Universitas Udayana

NI LUH PUTU SRI WIDHIASTUTY NIM 1090161009

PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI LINGUISTIK

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2014

Page 193: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

iii

Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL : 6 MEI 2014

Pembimbing I,

Prof. Dr. Made Budiarsa, M.A. NIP 19530107 198102 1 002

Pembimbing II,

Dr. Drs. A.A. Putu Putra, M.Hum. NIP 19600825 198602 1 001

Mengetahui

Ketua Program Magister Linguistik Direktur Program Pascasarjana Program Pascasarjana Universitas Udayana, Universitas Udayana,

Prof. Dr. I Nyoman Suparwa, M.Hum Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) NIP 19620310 198503 1 005 NIP 19590215 198510 2 001

Page 194: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

iv

Tesis ini Telah Diuji pada

Tanggal 6 Mei 2014

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor

Universitas Udayana, No.: 1255/UN 14.4/HK/2014 Tanggal 6 Mei 2014

Ketua : Prof. Dr. Made Budiarsa, M.A.

Sekretaris : Dr. A.A. Putu Putra, M.Hum.

Anggota :

1. Prof. Drs. Ketut Artawa, M.A., Ph.D.

2. Prof. Dr. I Nyoman Suparwa, M.Hum.

3. Dr. I Nyoman Sedeng, M.Hum.

Page 195: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

v

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan d bawah ini.

Nama : Ni Luh Putu Sri Widhiastuty

Nim : 1090161009

Program Studi : Linguistik, Konsentrasi Pengajaran dan Pembelajaran

Bahasa

Judul Tesis : Penerapan Metode Contextual Teaching and Learning

dalam Upaya Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa

Inggris Siswa Kelas VIIA SMP Taman Sastra Jimbaran,

Kuta Selatan

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah tesis ini bebas

Plagiat. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plahiat dalam karya ilmiah ini

maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI Nomor 17

tahun 2010 dan perundang-undangan yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini dibuat agar dapat digunakan sebagaimanamestinya.

Denpasar, Mei 2014

Ni Luh Putu Sri Widhiastuty

Page 196: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur ke

hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas

asung wara nugraha-Nya/kurnia-Nya, tesis yang berjudul “Penerapan Metode

Contextual Teaching and Learning dalam Upaya Peningkatan Penguasaan

Kosakata Bahasa Inggris Siswa Kelas VIIA SMP Taman Sastra Jimbaran, Kuta

Selatan” dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Made Budiarsa, M.A., pembimbing I yang

dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan, dan

saran selama penulis mengikuti program magister, khususnya dalam penyelesaian

tesis ini. terima kasih sebesar-besarnya pula penulis sampaikan kepada Dr. A.A.

Putu Putra, M.Hum., pembimbing II yang dengan penuh perhatian dan kesabaran

telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis.

Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana

Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD, atas kesempatan dan fasilitas yang

diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Pogram

Magister di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada

Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh Prof. Dr. dr.

A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk

menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas

Udayana. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. I Wayan

Cika, M.S., Dekan Fakultas Sastra Universitas Udayana atas ijin yang diberikan

kepada penulis untuk mengikuti pendidikan program Magister. Pada kesempatan

ini, penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Prof. Dr. I Nyoman

Suparwa, M.Hum, Ketua Jurusan Program Studi Magister Linguistik dan Dr.

Made Sri Satyawati, S.S., M.Hum., Sekretaris Jurusan Program Studi Magister

Linguistik. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada para penguji

tesis, yaitu Prof. Dr. Made Budiarsa, M.A., Prof. Dr. I Nyoman Suparwa, M.Hum.,

Page 197: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

vii

Prof. Drs. Ketut Artawa, M.A., Ph.D., Dr. A.A. Putu Putra, M.Hum., dan Dr. I

Nyoman Sedeng, M.Hum., yang telah memberi masukan, saran, sanggahan, dan

koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud seperti ini, juga mengucapkan terima

kasih sebesar-besarnya kepada Pemerintah Republik Indonesia c.q, Menteri

Pendidikan Nasional melalui Tim Manageman Program Magister yang telah

memberi bantuan financial dalam bentuk BPPS sehingga meringankan beban

penulis dalam menyelesaikan studi ini.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

tulus disertai penghargaan kepada seluruh guru yang telah membimbing penulis,

mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Juga penulis ucapkan

terima kasih kepada kepala sekolah SMP Taman Sastra Jimbaran yang telah

memberikan ijin kepada penulis untuk mengajar dan sekaligus meneliti, dan guru

bahasa Inggris kelas VIIA SMP Taman Sastra Jimbaran yang senantiasa berbagi

pengalaman dan sebagai observer pendamping dalam pengumpulan data

penelitian, mendiang Ayah tercinta dan Ibu tercinta yang telah mengasuh dan

membesarkan penulis, memberikan dasar-dasar berpikir logik dan suasana

demokratis sehingga terciptanya lahan yang baik untuk berkembangnya

kreativitas. Akhirnya penulis sampaikan terima kasih kepada ibunda tercinta Ni

Nengah Sopi, suami tercinta I Wayan Sukarnaya, serta anak-anak Gek Putu

Laksmi Paramithaswari, Gek Kadek Dheya Permathaswari, dan Gek Komang Mia

Parameswari tersayang, yang dengan penuh pengorbanan telah memberikan

kepada penulis kesempatan untuk lebih berkonsentrasi menyelesaikan tesis ini.

Semoga Ida Sanghyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa selalu

melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan

dan penyelesaian tesis ini.

Denpasar, Mei 2014

Penulis,

Ni Luh Putu Sri Widhiastuty

Page 198: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

viii

ABSTRAK

Penguasaan kosakata merupakan hal yang paling mendasar yang harus dikuasai siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris. Tanpa memiliki kosakata yang memadai, siswa akan mengalami kesulitan dalam mencapai kompetensi dasar berbahasa Inggris. Semakin banyak kosakata bahasa Inggris dikuasai dan dipahami oleh siswa maka semakin mudah siswa tersebut mempelajari dan memahami bahasa Inggris. Oleh karena itu pengajaran bahasa Inggris, khususnya pengajaran kosakata dengan menerapkan metode Contextual Teaching and Learning sangat penting dilakukan agar penguasaan kosakata siswa meningkat.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang melibatkan 36 siswa kelas VII A SMP Taman Sastra Jimbaran pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013. Data kuantitatif penelitian berupa pre-test dan post-test penguasaan kosakata siswa, sedangkan data kualitatif penelitian berupa lembar keterlaksanaan rencana pelajaran, lembar pengamatan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar, dan angket respons siswa terhadap perangkat pembelajaran dengan menerapkan metode CTL untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa. Keseluruhan data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis dan disajikan secara formal dan informal.

Pada penelitian ini ditemukan bahwa peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah penerapan metode CTL adalah sebesar 36.67%, dengan rincian peningkatan nilai rata-rata penguasaan kosakata seluruh siswa dari tes awal ke tes siklus I yakni 18.13%, peningkatan nilai rata-rata penguasaan kosakata seluruh siswa dari tes siklus I ke tes siklus II yakni 11.34%. Apabila dilihat dari kriteria kemampuan siswa maka peningkatan yang ada, dari kategori jelek (poor) meningkat menjadi tidak cukup (insufficient) lalu meningkat menjadi baik (good). Faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya peningkatan penguasaan kosakata tersebut yakni, pengajaran dan pembelajaran bahasa Inggris berpusat pada siswa, kebiasaan mengonstruksi materi ajar yang akan dipresentasikan, kebiasaan belajar berkelompok di sekolah dan di rumah, kebiasaan bertanya apabila belum mengerti, dan adanya media gambar untuk mempermudah mengingat kosakata yang telah dipelajari.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode CTL dalam proses pengajaran dan pembelajaran bahasa Inggris, khususnya pengajaran kosakata dapat meningkatkan penguasaan kosakata siswa.

Kata kunci: CTL, kosakata, kategori, konstruksi, pengajaran.

Page 199: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

ix

ABSTRACT

The mastery of vocabulary is the most basic thing that students should master, when they are learning English. They will find difficulty to reach the English basic competent without mastering vocabulary. The more they can master and understand the English vocabulary, the more they learn English the more they understand English as a second language. Because of that, when teaching English, specially teaching vocabulary using application method of Contextual Teaching and Learning is very important to increase students mastering of English vocabulary. This research is classroom action research which involves 36 students of grade VII A SMP Taman Sastra Jimbaran, in the odd semester, academic year 2012/2013. The quantitative research data are pre-test and post tests of English vocabulary in cycle I, and the final test of students English vocabulary mastery in cycle II, while the qualitative research data are the feasibility of lesson plan, the students activity monitoring during the process of teaching and learning, and the students respons about learning tools using application method of Contextual Teaching and Learning to increase the students English vocabulary mastery. This research found that the average mark of students result in mastering English vocabulary before using the application method of Contextual Teaching and Learning is 45,88%, it means that the level of students in mastering English vocabulary is poor, because all of the students are not able to reach the minimal criterion mark, 74. The average mark of students result in mastering English vocabulary cicle I is 64,61%, it means that the category of students in mastering English vocabulary is insufficient, only 4 students are able to reach the minimal criterion mark. The mean score of cicle I is 64,61 less than 70, it means that it needs cicle II treatment. The average mark of students result in mastering English vocabulary cicle II is 82,55%. It means that the category of students in mastering English vocabulary is good, all of the students are able to reach the mark more than the minimal criterion mark, and the mean score of cycle II is 82,55, it is more than70. It means that it does not need cycle III treatment. The increasing in mastering English vocabulary that occurred before and after using application method of Contextual Teaching and Learning is 36,67%, it details that the increasing average mark of students in mastering English vocabulary from the pre-test to the final test of cycle I is 18,13%, the increasing average mark of students in mastering English vocabulary from the final test of cycle I to the final test of cycle II is 11,34%. According to the category of students in mastering English vocabulary from poor to insufficient, and then good. From the result of the research above, it can be concluded that the application of Contextual Teaching and Learning method in process of teaching and learning English, specially teaching vocabulary. Key words: CTL, vocabulary, category, construction, teaching.

Page 200: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

x

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM........................................................................................ i

PRASYARAT GELAR ................................................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ............................................................. iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT .............................................. v

UCAPAN TERIMAKASIH .......................................................................... vi

ABSTRAK ..................................................................................................... viii

ABSTRACT.................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN ............................................................. xv

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 7

1.3.1 Tujuan Umum ..................................................................................... 7

1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................................... 7

1.4 Manfaat Penelitian............................................................................... 8

1.4.1 Manfaat Teoretis ................................................................................. 8

1.4.2 Manfaat Praktis ................................................................................... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN

MODEL PENELITIAN ................................................................... 10

2.1 Kajian Pustaka..................................................................................... 10

2.2 Konsep ................................................................................................ 15

Page 201: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

xi

2.2.1 Penerapan dan Metode ........................................................................ 15

2.2.2 Contextual Teaching and Learning ...................................................... 15

2.2.2.1 Pengertian CTL ................................................................................... 16

2.2.2.2 Karakteristik CTL ............................................................................... 18

2.2.2.3 Perbedaan CTL dengan Pendekatan Tradisional ................................. 18

2.2.2.4 Implementasi CTL dalam Pembelajaran ............................................. 20

2.2.3 Peningkatan dan Penguasaan ............................................................... 25

2.2.4 Kosakata Bahasa Inggris ..................................................................... 25

2.3 Landasan Teori .................................................................................... 25

2.3.1 Teori Belajar Konstruktivisme ............................................................. 26

2.3.2 Teori Belajar Bermakna David Ausubel .............................................. 27

2.3.3 Teori Pemahaman Kosakata ................................................................ 28

2.3.4 Penelitian Tindakan Kelas ................................................................... 32

2.3.4.1 Pengertian Penelitian Tindakan Kelas .................................................. 32

2.3.4.2 Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas .............................................. 32

2.3.4.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas ................................... 33

2.3.4.4 Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas ........................................... 34

2.3.4.5 Prosedur Melakukan Penelitian Tindakan Kelas .................................. 36

2.4 Model Penelitian ................................................................................. 40

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 48

3.1 Pendekatan Penelitian .......................................................................... 48

3.2 Lokasi Penelitian ................................................................................. 48

3.3 Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 49

3.3.1 Jenis Data ............................................................................................ 49

3.3.2 Sumber Data........................................................................................ 50

3.4 Instrumen Penelitian ............................................................................ 50

3.4.1 Instrumen Nontes ................................................................................ 50

3.4.2 Instrumen Tes ...................................................................................... 52

3.5 Prosedur Penelitian .............................................................................. 52

3.5.1 Pelaksanaan Siklus I ............................................................................ 53

Page 202: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

xii

3.5.2 Pelaksanaan Siklus II ........................................................................... 56

3.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ............................................... 56

3.7 Metode dan Teknik Analisis Data ........................................................ 58

3.7.1 Analisis Data Kuantitatif ..................................................................... 58

3.7.2 Analisis Data Kualitatif ....................................................................... 63

3.8 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data ............................... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 65

4.1 Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Siswa Sebelum

Penerapan Metode CTL ....................................................................... 65

4.1.1 Situasi dan Keadaan Belajar Siswa Kelas VIIA

SMP Taman Sastra Jimbaran ............................................................... 66

4.1.2 Tes Penguasaan Kosakata Siswa Kelas VIIA

SMP Taman Sastra Jimbaran Sebelum Penerapan Metode CTL ........... 67

4.1.3 Analisis Kuantitatif Sebelum Penerapan Metode CTL ......................... 74

4.1.4 Analisis Kualitatif Sebelum Penerapan Metode CTL ........................... 75

4.2 Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris

Siswa Kelas VIIA SMP Taman Sastra Jimbaran

Setelah Penerapan Metode CTL .......................................................... 80

4.2.1 Penelitian Tindakan Kelas Siklus I ...................................................... 81

4.2.1.1 Perencanaan Siklus I ........................................................................... 81

4.2.1.2 Pelaksanaan Siklus I ............................................................................ 85

4.2.1.3 Pengamatan Siklus I ............................................................................106

4.2.1.4 Refleksi Siklus I ..................................................................................107

4.2.2 Analisis Kuantitatif PTK Siklus I ........................................................114

4.2.3 Analisis Kualitatif PTK Siklus I ..........................................................116

4.2.4 Penelitian Tindakan Kelas Siklus II ....................................................122

4.2.4.1 Perencanaan Siklus II ..........................................................................122

4.2.4.2 Pelaksanaan Siklus II ...........................................................................122

4.2.4.3 Pengamatan Siklus II ...........................................................................123

4.2.4.4 Refleksi Siklus II .................................................................................123

Page 203: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

xiii

4.2.5 Analisis Kuantitatif PTK Siklus II .......................................................130

4.2.6 Analisis Kualitatif PTK Siklus II .........................................................131

4.2.7 Perbandingan Hasil Tes yang Menunjukkan Peningkatan

Kosakata Bahasa Inggris Sebelum dan Setelah

Penerapan Metode CTL ........................................................................135

4.2.8 Perbandingan Tingkat Kesalahan Pengerjaan Soal-soal

Kosakata Bahasa Inggris Siswa Sebelum dan Setelah Penerapan

Metode CTL .........................................................................................146

4.3 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Peningkatan Penguasaan

Kosakata Siswa dengan Penerapan Metode CTL .................................152

4.3.1 Faktor Internal .....................................................................................152

4.3.2 Faktor Ekternal ....................................................................................154

4.3.2.1 Respons Siswa Terhadap Perangkat Pembelajaran

dengan Penerapan Metode CTL ...........................................................154

4.3.2.2 Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

dengan Penerapan Metode CTL ..........................................................156

4.3.2.3 Pengamatan Keterlaksanaan Rencana Pembelajaran ............................158

a) Lembar Pengamatan Keterlaksanaan Rencana

Pembelajaran Siklus I ......................................................................159

b) Lembar Pengamatan Keterlaksanaan Rencana

Pembelajaran Siklus II .....................................................................170

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...............................................................183

5.1 Simpulan .............................................................................................183

5.2 Saran ................................................................................................185

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................187

LAMPIRAN

Page 204: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman 2.1 Perbedaan Contextual Teaching and Learning dengan Pendekatan

Tradisional .......................................................................................... 19

3.1 Rubrik Penilaian Penguasaan Kosakata Siswa ..................................... 59

3.2 Kategori Tingkat Kemampuan Siswa................................................... 62

4.1 Data Total Score Penguasaan Kosakata Setiap Siswa pada Tes Awal .. 71

4.2 Data Nilai Tes Awal Penguasaan Kosakata Setiap Siswa ..................... 72

4.3 Data Total Score Penguasaan Kosakata Setiap Siswa

pada Tes Akhir Siklus I .......................................................................110

4.4 Data Nilai Tes Akhir Siklus I Penguasaan Kosakata Setiap Siswa .......111

4.5 Data Total Score Penguasaan Kosakata Setiap Siswa

pada Tes Akhir Siklus II ......................................................................126

4.6 Data Nilai Tes Akhir Penguasaan Kosakata Setiap Siswa

pada Tes Akhir Siklus II ......................................................................128

4.7 Data yang Menunjukkan Peningkatan Penguasaan Kosakata

Siswa Sebelum dan Setelah Penerapan Metode CTL ...........................135

4.8 Data Nilai Perbandingan Peningkatan Kosakata Setiap Siswa

dalam Persentase Sebelum dan Setelah Penerapan Metode CTL ..........137

4.9 Data Perbandingan Kategori Tingkat Kemampuan Kosakata

Setiap Siswa Sebelum dan Setelah Penerapan Metode CTL .................139

4.10 Data Kriteria Ketuntasan Minimal Sebelum dan Setelah

Penerapan Metode CTL .......................................................................143

4.11 Analisis Perbandingan Hasil Tes yang menujukkan Peningkatan

Kosakata SiswaSebelum dan Setelah penerapan Metode CTL………...146

Page 205: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

xv

DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN

Halaman

2.1 Model Tahapan-tahapan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ......... 37

2.2 Model Penelitian ................................................................................. 41

2.3 Penelitian Tindakan Kelas ................................................................... 43

4.1 Grafik Nilai Rata-rata Siswa dalam Peningkatan

Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris ..................................................145

Page 206: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

xvi

DAFTAR SINGKATAN

SINGKATAN

CTL : Contextual Teaching and Learning

CD : Compact Disk

DVD : Digital Video Disk

L2 : Second Language

ELT : English Language Teaching

KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia

RPP : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

SMP : Sekolah Menengah Pertama

TU : Tata Usaha

Page 207: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kurikulum Bahasa Inggris SMP Taman Sastra Jimbaran

Lampiran 2 Silabus Bahasa Inggris SMP Taman Sastra Jimbaran

Lampiran 3 Materi Bahasa Inggris Unit 2 dan RPP Bahasa Inggris Unit 2

Lampiran 4 Lembar Pengamatan Keterlaksanaan Rencana Pelajaran Siklus I

dan Siklus II

Lampiran 5 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran dengan

Penerapan Metode CTL Siklus I dan Siklus II

Lampiran 6 Respons Siswa terhadap Perangkat Pembelajaran dengan Penerapan

Metode CTL untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Siswa

Lampiran 7 Lembar Soal dan Hasil Tes Awal Penguasaan Kosakata

Bahasa Inggris Siswa

Lampiran 8 Lembar Soal dan Hasil Test Akhir Penguasaan Kosakata

Bahasa Inggris Siswa pada Siklus I

Lampiran 9 Lembar Soal dan Hasil Tes Akhir Penguasaan Kosakata

Bahasa Inggris Siswa pada Siklus II

Lampiran 10 Dokumentasi Foto-foto Penelitian

Page 208: 154 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki ...

TESIS

PENERAPAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM UPAYA PENINGKATAN

PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS VIIA SMP TAMAN SASTRA

JIMBARAN, KUTA SELATAN

NI LUH PUTU SRI WIDHIASTUTY

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2014