Skripsi Pendidikan (154)
-
Upload
safran-hasibuan -
Category
Documents
-
view
823 -
download
5
Transcript of Skripsi Pendidikan (154)
HUBUNGAN TEKNIK MENGANGKAT BEBAN DENGAN
KELUHAN NYERI PINGGANG PADA
PEKERJA PENGANGKUT BARANG DI JALAN BETENG
SEMARANG TAHUN 2005
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1
Untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh
Nama Mahasiswa : Adi Subiantoro
NIM : 6450401062
Program Studi : Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
Jurusan : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas : Ilmu Keolahragaan
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005
SARI
Adi Subiantoro. Hubungan Teknik mengangkat Beban dengan Keluhan Nyeri Pinggang
Pada Pekerja Pengangkut Barang Di Jalan Beteng Semarang Tahun 2005.
Pekerja pengangkut barang di Jalan Beteng Semarang adalah pekerja sektor informal
yang bekerja secara manual mengangkut barang dari kendaraan barang ke truk, dari truk ke
toko, dari truk ke Pasar Johar, dari toko ke truk, dari toko ke toko dan dari toko ke Pasar Johar
tanpa bantuan alat apapun yang dapat menjadi risiko terjadinya kecelakaan pada pekerja seperti
nyeri atau cidera pada pinggang. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah adakah
hubungan teknik mengangkat beban dengan keluhan nyeri pinggang pada pekerja pengangkut
barang di Jalan Beteng Semarang Tahun 2005. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan teknik mengangkat beban dengan keluhan nyeri pinggang pada pekerja pengangkut
barang di Jalan Beteng Semarang Tahun 2005.
Jenis penelitian ini adalah explanatory reseach dengan metode survey dan pendekatan
cross sectional. Populasi dalam penelitian adalah seluruh pekerja pengangkut barang di Jalan
Beteng Semarang yang terbagi dalam tiga kelompok sebanyak 90 orang. Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 52 orang yang diambil secara purposive sampling, dengan kreteria
tertentu yang telah ditetapkan.
Hasil uji statistik chi-square menunjukkan nilai X2 hitung = 22,207 dan X tabel = 3,481
dengan taraf signifikan (α) = 0,05, yang artinya ada hubungan teknik mengangkat beban dengan
keluhan nyeri pinggang.
Berdasarkan hasil penelitian disarankan pada pekerja untuk melakukan pekerjaan
mengangkat atau mengangkut barang dengan cara-cara yang benar, salah satunya memakai
sepatu pada saat mengangkat barang, dan akan lebih baik lagi diadakan kegiatan olah raga yang
berhubungan dengan relaksasi otot pinggang.
Kata Kunci: Teknik mengangkat beban, Keluhan nyeri pinggang dan pekerja pengangkut
barang.
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
− “Barang siapa yang keluar menuntut ilmu, berarti ia berada di jalan Allah sampai
kembali” (An-Nahl 43)
− “Diantara keutamaan ilmu dibanding harta ialah akan menjagamu sedangkan harta
engkau yang menjaganya dan ilmu tidak akan berkurang apabila diajarkan sedangkan
harta akan berkurang jika dibelanjakan.” (Ali Bin Abi Thalib)
PERSEMBAHAN
Karya ini aku persembahkan kepada:
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang senantiasa membimbing
dan mendoakan dan keluarga tercinta
2. Untuk sebuah nama, dimana tersimpan sejuta harapan
3. Teman-temanku di “KOS KEMBAR” Ferry, Bambang, Pria, Ilhan,
Joko, Arief, Fandi, Wahyulianto, Prapto dan Mr. Jhon, anan-anak
kontrakan serta teman-temanku IKM angkatan 2001
4. Rekan-rekan IKM angkatan 2001 FIK UNNES
5. Almamater FIK UNNES.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Teknik Mengangkat Beban
Dengan Keluhan Nyeri Pinggang Pada Pekerja Pengangkut Barang Di Jalan Beteng Semarang
Tahun 2005”, Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-
besarnya atas segala bimbingan dan bantuan yang telah diberikan dalam penyusunan skripsi,
kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Bapak Drs. Sutardji M. S,
atas ijin penelitian.
2. Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, dr. Oktia Woro K.H, M. Kes, atas ijin penelitian.
3. Sekertaris Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Drs. Herry Koesyanto M. S, atas ijin
penelitian.
4. Dosen pembimbing I, Drs.Taufiq Hidayah M. Kes, atas bimbingan dan saran dalam
penyelesaian skripsi.
5. Dosen pembimbing II, dr. Arulita Ika Fibriana, atas bimbingan dan saran dalam penyelesaian
skripsi.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang atas bantuan
saran yang berarti.
7. Pimpinan Unit Kerja Serikat Pekerja Transportasi Indonesia (SPTI-SPSI), Bapak Jaswadi
yang telah memberikan ijin dan fasilitas selama pengambilan data penelitian.
8. Seluruh Pekerja Pengangkut Barang di Jalan Beteng Semarang atas partisipasi serta
kesediannya sebagai sampel penelitian ini.
9. Teman-temanku Wahyulianto, Prianto, Bambang, Arief B, Eko, Arip W.H., Sunu, Wildan,
Bayu, Lambang, Fajar, Putut, Dhian, Iin, Selvi, Nokie atas motivasi dan bantuan dalam
penelitian.
8. Rekan-rekan mahasiswa IKM FIK UNNES angkatan 2001.
9. Semua pihak yang tidak dapat peniliti sebutkan satu-persatu, yang telah memberikan
semangat dan bantuan dalam penelitian ini.
Semoga amal baik dari semua pihak, mendapat imbalan yang berlipat dari Allah SWT.
Akhirnya disadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.
Semarang, Januari 2006
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL......................................................................................................... i
SARI ............................................................................................................ ii
PENGESAHAN .......................................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. iv
KATA PENGANTAR................................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR................................................................................... xi
DAFTAR GRAFIK .................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Permasalahan............................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................... 4
1.4 Penegasan Istilah ....................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori dan Kerangka Berfikir................................... 6
2.1.1 Pengertian Ergonomi........................................................ 6
2.1.2 Kapasitas Kerja ................................................................. 7
2.1.3 Kerja Otot ........................................................................ 8
2.1.4 Nyeri Pinggang ................................................................ 9
2.1.5 Anatomi Tulang Belakang................................................ 13
2.1.6 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nyeri Pinggang .......... 16
2.1.7 Pencegahan Nyeri Pinggang ............................................. 16
2.1.8 Teknik Mengangkat Beban................................................ 18
2.1.9 Kerangka Teori ................................................................ 26
2.1.10 Kerangka Konsep ......................................................... 27
2.1.11 Hipotesis ....................................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Populasi penelitian................................................................... 29
3.2 Sampel Penelitian .................................................................... 29
3.3 Variabel Penelitian................................................................... 31
3.4 Rancangan Penelitian.............................................................. 32
3.5 Teknik Pengambilan Data ....................................................... 32
3.6 Prosedur Penelitian ................................................................. 34
3.7 Instrumen Penelitian ............................................................... 35
3.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi penelitian .......................... 36
3.9 Analisa Data ........................................................................... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi ................................................... 38
4.1.2 Analisa Univariat ................................................................ 41
4.1.3 Karakteristik Responden .................................................... 41
4.1.4 Analisa Bivariat .................................................................. 46
4.2 Pembahasan
4.2.1 Frekuensi Keluhan Nyeri Pinggang dan Teknik
Mengangkat Beban ............................................................ 48
4.2.2 Hubungan Teknik Mengangkat Beban Dengan
Keluhan Nyeri Pinggang .................................................... 49
4.2.3 Keterbatasan Penelitian ...................................................... 50
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan.................................................................................. 51
5.2 Saran ........................................................................................ 51
DAFTAR KEPUSTAKAAN....................................................................... 53
LAMPIRAN-LAMPIRAN.......................................................................... 55
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Setandar Batas Angkat Yang Sesuai Dengan Tindakan............................. 21
2. Berat Beban Yang Dapat Ditolelir Untuk Aktivitas Angkat ..................... 23
3. Distribusi Responden Menurut Umur.......................................................... 41
4 Distribusi Berat Badan Responden ........................................................... 42
5 Distribusi Tinggi Badan Responden ........................................................ 42
6 Distribusi Masa Kerja Responden.............................................................. 43
7 Distribusi Berat Beban Yang Diangkat Responden..................................... 43
8 Distribusi Rata-rata Frekuensi Angkat......................................................... 43
9 Distribusi Jarak Angkut Responden............................................................. 44
10 Distribusi Teknik Mengangkat Beban responden........................................ 45
11 Distribusi Teknik Mengangkat Beban Dengan Keluhan Nyeri Pinggang... 46
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Struktur Tulang Belakang Manusia..................................................... 15
2. Kerangka Teori .................................................................................. 26
3. Kerangka Konsep ............................................................................... 27
4. Proses Kerja Pengangkut Barang Di Jalan Beteng Semarang .............. 40
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
1. Distribusi Teknik Mengangkat Beban Responden............................... 45
2. Hubungan Teknik Mengangkat Beban Dengan Keluhan Nyeri Pinggang Responden
47
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kuesioner Penelitian ............................................................................. 55
2. Cheklis Teknik Mengangkat Beban ....................................................... .. 57
3. Realibilitas dan Validitas Kuesioner .................................................... .. 58
4. Rekapitulasi Hasil Karakteristik Responden ........................................ .. 59
5. Rekapitulasi Cheklis Teknik Mengangkat Beban................................. .. 60
6. Rekapitilasi Teknik Mengangkat Beban Dengan Keluhan
Nyeri Pinggang .................................................................................. .. 61
7. Statistik Karakteristik Responden........................................................ .. 62
8. Crostabs Perhitungan Chi-Kudrat........................................................... 66
9. Tabel Harga Kritik Chi-Kuadrat.............................................................. 67
10. Keterangan Kalibrasi Timbangan Berat Badan ................................... 68
11. Keterangan Kalibrasi Alat Ukur Tinggi Badan ................................... 69
12. Daftar Nama Petugas Pengambil Data.................................................... 70
13. SK Pembimbing....................................................................................... 71
14. Surat Ijin Penelitian dari Dekan FIK UNNES......................................... 72
15. Surat Keterangan Penelitian dari Kantor SPTI-SPSI Unit A Semarang.. 73
16. Daftar Ongkos Bongkar Muat............................................................. 74
17. Dukumentasi Penelitian........................................................................... 75
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberhasilan Pembangunan Nasional Indonesia tergantung dari kualitas
sumber daya manusia (SDM). Salah satu unsur kualitas manusia tersebut adalah
tingkat kesehatan, khususnya pada segmen penduduk usia kerja (Depkes.R.I,
1990). Upaya perlindungan pada tenaga kerja terhadap bahaya-bahaya yang
timbul merupakan kebutuhan yang sifatnya mendasar. Sebagaimana yang
dinyatakan dalam UU No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan, bahwa kesehatan
kerja diselenggarakan agar setiap pekerja dapat bekerja dengan sehat tanpa
membahayakan masyarakat disekelilingnya agar diperoleh produktivitas yang
optimal (Suma′mur,1996: 2).
Dalam melakukan suatu pekerjaan ditempat kerja seseorang atau
kelompok pekerja berisiko mendapatkan kecelakaan ataupun penyakit akibat
kerja. Penyakit akibat kerja merupakan penyakit yang timbul karena hubungan
kerja atau yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja. Pada pekerjaan
mengangkat, menurunkan dan membawa barang yang dilakukan secara
langsung tanpa bantuan alat apapun dapat menjadi faktor risiko terjadinya
kecelakaan pada pekerja seperti nyeri atau cidera pada pinggang (Wardoyo, A.B.
1997: 23).
Apabila seseorang pekerja dalam melakukan pekerjaan mengangkat,
menurunkan, dan membawa barang dilakukan secara langsung tanpa bantuan
alat apapun dapat menjadi risiko terjadinya kecelakaan pada pekerja seperti
nyeri atau cidera pada pinggang. Low Back Pain (LBP) atau nyeri pinggang
merupakan rasa nyeri yang terjadi di daerah punggung bagian bawah dan dapat
menjalar ke kaki terutama bagian belakang dan samping luar. Keluhan utama
nyeri pinggang akibat teknik atau sikap kerja yang salah dapat berupa pegal di
pinggang yang sudah bertahun-tahun, pinggang terasa kaku, sulit digerakkan,
dan terus-menerus lelah. (Sitorus, 1996: 57).
Nyeri pada pinggang dan tulang belakang merupakan penyebab tersering
diantara semua kelainan kronis dalam menyebabkan pembatasan aktivitas
masyarakat berusia dibawah 45 tahun dan menduduki peringkat ketiga setelah
penyakit kelainan jantung dan arthritis serta rematik pada usia 45 hingga 65
tahun. Penyelidikan memperlihatkan bahwa hampir 80% penduduk Amerika
menderita nyeri pinggang selama masa dewasa dan sebagai penyebab tidak
masuk kerja yang menduduki urutan kedua setelah infeksi respiratorius atas.
Suatu penyelidikan yang diadakan di Inggris memperlihatkan bahwa dari tahun
1980 sampai 1990, waktu kerja yang hilang akibat nyeri pinggang tiga kali lipat
lebih besar daripada akibat pemogokan kerja (Seller, H.R.1987: 23).
Pada tahun 1985, WHO menyatakan bahwa 2%-5% dari karyawan di
negara industri tiap tahun mengalami Low Back Pain, dan 15% dari absenteisme
di industri baja serta di perusahaan dagang disebabkan karena nyeri pinggang.
Data statistik nasional Amerika Serikat memperlihatkan angka kejadian sebesar
15%-20% pertahun. Pekerjaan mengangkat menjadi penyebab terlazim nyeri
pinggang bawah, yang menyebabkan 80% kasus. Sebanyak 90% kasus nyeri
pinggang bukan disebabkan oleh kelainan organik, melainkan oleh kesalahan
posisi tubuh dalam bekerja. Di inggris tiap hari ada 50.000 orang lebih tidak
masuk kerja karena nyeri pinggang. Nyeri pinggang menyebabkan lebih banyak
waktu hilang dari pada pemogokan kerja, sebanyak 20 juta hari kerja karenanya.
(Imrie, D. 1991: 47).
Prevalensi nyeri pinggang pada pekerja Indonesia, sampai saat ini belum
pernah dilaporkan secara keseluruhan. Dari data mengenai pasien yang berobat
ke klinik Neurologi Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta menunjukkan bahwa
jumlah pasien diatas usia 40 tahun yang datang dengan Low Back Pain ternyata
jumlahnya cukup banyak.prevalensi nyeri pinggang penduduk laki-laki pada
umumnya adalah 18,2% sedangkan pada penduduk wanita 13,6% (Hadinoto,S.
1991: 136).
Pekerja pengangkut barang di Jalan Beteng Semarang adalah pekerja
sektor informal dengan menerima upah mengangkut barang dari truk barang
menuju gudang atau kios dagangan dan dari toko ke pasar Johar. Para pekerja
melakukan pekerjaannya secepat mungkin sehingga sebelum truk pengangkut
barang tiba mereka sudah siap berada ditempat kerja. Mereka pekerja upahan
yang dibayar setelah selesai mengangkat barang, sehingga para pekerja
cenderung untuk mengejar upah dari pada memperhatikan faktor risiko nyeri
pinggang, Para pekerja bekerja dengan cara yang salah, seperti pekerja selalu
membungkukkan badan ketika mengangkat barang, tidak memakai alas kaki,
tidak merapatkan kaki pada barang yang hendak diangkat, memutar pinggang
ketika mengangkat barang yang berat, membawa barang melebihi kepala dan
keluhan-keluhan subyektif pada pinggang pekerja.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dibuatlah skripsi yang berjudul,
Hubungan Teknik Mengangkat Beban Dengan Keluhan Nyeri Pinggang Pada
Pekerja Pengangkut Barang Di Jalan Beteng Semarang Tahun 2005.
1.2 Permasalahan
Permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah ada hubungan teknik mengangkat
beban dengan keluhan nyeri pinggang pada pekerja pengangkut barang di Jalan Beteng
Semarang Tahun 2005?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan teknik mengangkat beban
dengan keluhan nyeri pinggang pada pekerja pengangkut barang di Jalan Beteng Semarang
Tahun 2005.
1.4 Penegasan Istilah
Pemahaman terhadap suatu permasalahan antara satu orang dengan orang lain sering kali
berbeda. Pentingnya peneliti menegaskan istilah-istilah dalam penelitian ini adalah agar dapat
diperoleh kesamaan pemahaman dan untuk menghindari terjadinya salah tafsir.
Penegasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.4.1 Teknik mengangkat beban
Adalah cara yang dilakukan pekerja saat mengangkat barang.
1.4.2 Keluhan nyeri pinggang
Adalah keluhan nyeri pinggang yang dialami pekerja saat atau sesudah bekerja
mengangkat barang di Jalan Beteng Semarang.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Serikat Pekerja Transportasi Indonesia-Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPTI-
SPSI) UNIT A Semarang
Dapat menjadi bahan masukan dalam menetapkan program-program kerja khususnya
mengenai kesehatan kerja dan anggotanya khususnya tentang hubungan teknik mengangkat
beban dengan keluhan nyeri pinggang.
1.5.2 Bagi Jurusan IKM
Sebagai bahan pustaka di Jurusan Kesehatan Masyarakat dalam pengembangan ilmu
kesehatan masyarakat khususnya bidang kesehatan kerja.
1.5.3 Bagi Pekerja Pengangkut Barang
Diharapkan dengan penelitian ini pekerja mengetahui tentang kesehatan dan keselamatan
kerja khususnya keluhan nyeri pinggang akibat mengangkat beban.
1.5.4 Bagi Peneliti
Memberikan pengalaman langsung bagi penulis dalam melaksanakan penelitian serta
mengaplikasikan berbagai teori dan konsep yang didapat dibangku kuliah, khususnya mengenai
kesehatan dan keselamatan kerja.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Ergonomi
Kata ergonomi berasal dari bahasa yunani “ergon” yang berarti kerja dan “nomos” yang
artinya peraturan, hukum, ergonomi adalah penerapan ilmu-ilmu biologis tentang manusia
bersama-sama dengan ilmu-ilmu teknik dan teknologi untuk mencapai kesesuaian satu sama lain
secara optimal dari manusia terhadap pekerjaanya. Ergonomi merupakan suatu studi ilmiah
mengenai hubunga antara orang dengan lingkungan kerjanya, yang dimaksud dengan
lingkungan kerja di sini adalah keseluruhan alat, perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan
sekitar tempat kerja, metode yang digunakan dalam bekerja serta pengaturan kerja, baik sebagai
perorangan maupun kelompok (Suma′mur, 1967: 172).
Ergonomi merupakan pertemuan berbagai ilmu seperti antropologi, biomekanika, faal
kerja, riset terpakai dan cybernetika. Namun kekhususan utamanya adalah perencanaan dari cara
yang lebih baik meliputi cara kerja dan peralatannya. Program ergonomi meliputi penentuan
problematik, percobaan untuk pemecahan, pengetrapan hasil percobaan dan pembuktian
efektivitas. Penentuan problematik dilakukan dengan melihat gejala-gejala seperti absenteisme
dan ganti-ganti kerja yang mungkin merupakan akibat dari beban kerja yang berlebihan,
organisasi kerja yang tidak baik, kesulitan melakukan latihan kerja, sebagai pencerminan
buruknya desain peralatan dan cara kerja. Kemudian diadakan analisa pekerjaan, peralatan dan
bahan, yang meliputi juga “time and motion study”, observasi langsung atau telematis dari
parameter fisiologi, analisis bahaya-bahaya, serta proses produksi. Suatu lapangan penting dalam
ergonomi adalah gerakan dan sikap badan, yang berpengaruh kepada pemakaian energi dan
fungsi sensorimotoris tubuh (Suma′mur, 1967: 173).
2.1.2 Kapasitas kerja
Kapasitas kerja dianggap sebagai istilah yang sangat luas yang mencakup semua
kapasitas yang diperlukan untuk melaksanakan suatu jenis pekerjaan tertentu. Dengan
demikian istilah kapasitas kerja mencakup kapasitas fungsional, fisik, mental dan sosial. Tingkat
keselarasan kapasitas kerja dengan tuntutan pekerjaan akan mempengaruhi produktivitas, dan
kesulitan dalam hal ini dapat mengarah ke stres dan penyakit yang terkait pekerjaan serta
kecacatan yang ada hubunganya dengan pekerjaan.
Ada 3 faktor yang diidentifikasi menjadi penyebab penurunan yang dialami dalam
kapasitas kerja, yaitu:
1) Tuntutan fisik yang berlebihan
a. Kerja otot statis
b. Penggunaan otot statis
c. Mengangkat dan menjinjing
d. Gerakan ekstrim yang tiba-tiba
e. Gerakan yang berulang-ulang
f. Postur kerja membungkuk dan meliuk secara serempak
2) Lingkungan kerja yang berbahaya dan menimbulkan stres
a. Tempat kerja yang basah dan kotor
b. Risiko kecelakaan kerja
c. Tempat kerja yang panas
d. Tempat kerja yang dingin
e. Perubahan suhu pada jam kerja
f. Penerangan yang buruk
3) Pengorganisasian yang buruk
a. Benturan-benturan terhadap tanggung jawab
b. Perencanaan dan pengawasan kerja yang tidak memuaskan
c. Takut gagal dan tidak membuat kekeliruan
d. Dikejar waktu
e. Kurangnya kebebasan memilih
f. Kurangnya atas kontrol pekerjaan
g. Kurangnya pengembangan profesional
h. Kurangnya pengakuan dan penghargaan (Doewas, M. 1996: 57).
2.1.3 Kerja Otot
Kerja fisik sering disebut kerja otot, dan otot-ototlah yang menjadi sebab gerakan tubuh,
otot menduduki sekitar 45% dari berat tubuh. Otot bekerja dengan jalan mengerut atau
kontraksi. Pengerutan otot kadang-kadang dapat membuat panjang otot menjadi setengahnya dari
keadaan semula, sehingga kemampuan kerja suatu otot tergantung antara lain pada panjangnya.
Otot dan tulang merupakan dua alat penting dalam bekerja. Kerutan dan pelemasan otot
dipindahkan kepada tulang menjadi gerakan-gerakan fleksi, rotasi, dan supinasi. Otot dan tulang
juga merupakan faktor-faktor terpenting bagi ukuran-ukuran tubuh. Ukuran tinggi dan besar dari
tubuh ataupun bagian-bagiannya yang menentukan pula kemampuan fisik pekerja. Besarnya
tenaga otot ditentukan oleh jumlah serabut otot yang berkaitan secara aktif. Kecepatan kontraksi
otot berhubungan erat dengan besarnya tenaga yang bekerja pada suatu saat tertentu, dan oleh
karena itu kecepatan gerakan diatur oleh banyaknya serat-serat otot yang berkerut secara aktif
selama waktu tertentu. Kerja otot dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Kerja otot dinamis
Yaitu suatu kerja otot yang kerutan dan pengenduran suatu otot terjadi silih berganti.
2) Kerja otot setatis
Yaitu suatu kerja otot yang menetap untuk berkontraksi untuk suatu periode tertentu
(Suma′mur, 1989: 8).
2.1.4 Nyeri Pinggang
Punggung merupakan struktur yang rumit dengan 160 macam otot yang melekat pada
266 buah tulang-tulang bersendi yang dipisahkan oleh tulang-tulang rawan, diskus serta
pembuluh-pembuluh jaringan pengikat. Punggung dengan struktur yang rumit cenderung mudah
menimbulkan gangguan atau rasa nyeri. Apabila beberapa otot pada punggung menjadi kendur
atau terobek, akan terjadi ketidakseimbangan dalam struktur punggung yang akan menimbulkan
berbagai gejala seperti rasa nyeri setempat atau nyeri seluruh tubuh, serta kelelahan.
Timbulya rasa sakit, baik disertai oleh pembatasan gerak maupun tidak menunjukkan adanya
kelainan didalam tulang belakang bagian pinggang (Shehnert. W K H, 1990:17).
Low Back Pain (LBP) atau nyeri pinggang adalah rasa nyeri yang terjadi di daerah
punggung bagian bawah dan dapat menjalar ke kaki terutama belakang dan samping luar.
Keluhan ini dapat demikian hebatnya sehingga pasien mengalami kesulitan dalam setiap
pergerakan dan pasien harus istirahat dan dirawat di rumah sakit. Pada dasarnya timbulnya rasa
sakit pada pinggang adalah terjadinya tekanan pada sumsum saraf tepi pada pinggang (saraf
terjepit). Jepitan pada saraf ini dapat terjadi karena gangguan pada otot dan jaringan sekitarnya,
gangguan pada saraf sendiri, kelainan tulang belakang maupun di tempat lain, misalnya infeksi
atau batu ginjal dan lain-lain. Nyeri pinggang yang menetap selama 24 jam, dapat terjadi
kerusakan permanen pada punggung. Keluhan utama sakit atau nyeri pinggang akibat sikap
tubuh yang salah berupa: pegal di pinggang, yang sudah bertahun-tahun, pinggang terasa kaku
dan tidak enak untuk begerak, pinggang seperti mau pecah, atau pinggang yang terus-menerus
lelah (Sitorus, H.R. 1996: 145).
Penderita biasanya seorang dewasa muda. Bila terjadi di daerah pinggang disebabkan
karena mengangkat beban dimana pederita mengeluh mengenai timbulnya rasa sakit yang tiba-
tiba di pinggang, sangat hebat sehingga tidak dapat bergerak. Rasa sakit menyebar ke tungkai
bawah beberapa jam kemudian, biasanya ke bagian paha dan bagian luar dari betis (Gibson, J.
1998: 57).
Ahli keamanan kerja memandang nyeri pinggang sebagai hasil suatu keadaan yang tidak
aman. Sedangkan ahli ergonomik mendekati nyeri pinggang dari sudut apakah ada tekanan-
tekanan yang tidak biasa pada tubuh penderita karena desain peralatan kerja kurang beres. Nyeri
pinggang merupakan suatu gejala dan bukan penyakit, yang termasuk nyeri pinggang adalah rasa
tidak nyaman yang ringan hingga nyeri menyakitkan yang mengakibatkan cacat.
Hernia Nukleus Pulposus (HNP) yaitu: terdorongnya nucleus pulposus suatu zat yang
berada diantara ruas-ruas tulang belakang, ke arah belakang baik lurus maupun kearah kanan
atau kiri akan menekan sumsum tulang belakang atau serabut-serabut sarafnya dengan
mengakibatkan terjadinya rasa sakit. Hal ini terjadi karena ruda paksa (trauma atau kecelakaan)
dan rasa sakit tersebut dapat menjalar ke kaki baik kanan maupun kiri(iskhialgia) (Sugeng
Budiono. 2003: 80).
Sindrom hernia nucleus pulposus mulai dirasakan dengan nyeri pinggang, hal ini
disebabkan oleh stres setiap kali seseorang mengangkat benda berat dan menegakkan badan
secara bertenaga. Nyeri pinggang biasa dijumpai pada orang-orang yang melakukan pekerjaan
dimana gerakan badan dan beban pengembanan memberikan efek yang buruk.
Nyeri pinggang berdasarkan informasi anamnestik, ada 2 (dua) yaitu:
1) Pernah mendapatkan nyeri pinggung akut pada waktu terpeleset, menggangkat benda
berat, mendorong kendaraan, mencabut tanaman dan sebagainya.
2) Penderita tergolong pada kelompok usia senja, tapi kebanyakan dibawah 50 tahun
(Shidarta, P.1994: 132).
Usia produktif bagi tenaga kerja di Indonesia adalah umur 15-49 tahun dimana pada usia
tersebut pertumbuhan dan fungsi organ pekerja sudah sempurna. Spasme otot (ketegangan otot)
merupakan penyebab yang terbanyak dari Low Back Pain (LBP). Spasme ini dapat terjadi karena
gerakan pinggang yang terlalu mendadak atau berlebihan melampui kekuatan otot-otot tersebut.
Misalnya mengangkat benda-benda agak berat dengan posisi yang salah, seperti memindahkan
meja, kursi, mengangkat koper, mendorong mobil, akan dapat menjadi Low Back Pain.
Pengaturan tulang belakang disekitar pinggang yang mengakibatkan jepitan pada saraf yang
bersangkutan dapat mengakibatkan nyeri pinggang yang hebat.
Klasifikasi nyeri pinggang menurut staf bagian neurologi FKUI/RSCM adalah sebagai
berikut:
1) Low Back Pain atas dasar perubahan mekanik:
a. Akut, misalnya akibat keharusan mempertahankan tubuh dalam posisi tertentu
untuk jangka waktu lama, atau akibat regangan tendon/ligamen oleh gerakan tubuh
mendadak.
b. Kronik, akibat kesalahan sikap tubuh (postur)
2) Low Back Pain atas dasar kelainan organis:
a. Kelainan tulang (osteogenik)
b.Kelainan diskus (diskogenik)
3) Low Back Pain atas dasar nyeri atau rujukan
4) Low Back Pain Psikogenik.
Nyeri pinggang datang dengan tiba-tiba ketika membungkuk ke depan untuk memungut
sesuatu benda dari lantai. Hal ini terjadi bila seorang pekerja tidak melakukan gerakan badan
yang normal. Demikian pula posisi badan yang dipaksakan sehubungan dengan pekerjaan,
seperti lama membungkuk, mengangkat benda-benda berat, dan lain-lain. Hanya sekitar 5%
sampai 7% penderita nyeri pinggang mengalami gangguan pada tulang pinggang yang
disebabkan oleh kegemukan, lainya disebabkan cara duduk atau berdiri yang salah, karena sikap
tubuh yang salah membuat pinggang menjadi tegang sehingga menimbulkan rasa nyeri (Sitorus,
H.R. 1996: 46).
Pada penderita dengan keluhan nyeri pinggang, melakukan istirahat, restriksi aktivitas
dan pemanasan sering memberikan keringanan. Kurangnya perhatian terhadap masalah nyeri
pinggang ini, disebabkan oleh:
1) Mortalitas rendah, walaupun morbiditasnya tinggi.
2) Sindrom LBP mencakup bidang multidisiplin. Tanpa suatu koordinasi, penanganan LBP
cenderung dilakukan menurut pandangan masing-masung disiplin (Suma'mur. 1994 :167).
2.1.5 Anatomi Tulang Belakang
Tulang belakang adalah sebuah struktur lentur yang dibentuk oleh sejumlah tulang yang
disebut vertebra / ruas tulang. Pada orang dewasa panjang tulang belakang dapat mencapai 57-67
cm.Tulang belakang memiliki 33 ruas yang terdiri dari 24 buah ruas merupakan tulang–tulang
yang terpisah dengan 9 ruas lainnya bergabung membentuk 2 tulang pada tulang belakang
terdapat bantalan tulang belakang ( Evelyn, 1998: 58 ).
Vertebra di kelompokkan menjadi beberapa bagian dan diberi nama sesuai dengan daerah
yang ditempatnya yaitu:
1) Vertebra Servikal / Ruas tulang bagian leher membentuk daerah tengkuk yang terdiri dari
7 buah.
2) Vertebra Torakalis / ruas tulang punggung membentuk bagian belakang torak atau dada
yang terdiri dari 7 buah.
3) Vertebra Lumbalis / ruas tulang pinggang membentuk daerah lumbal atau pinggang yang
terdiri 5 buah.
4) Vertebra Sakralis / ruas tulang kelangkang membentuk sacrum yang terdiri dari 5 buah.
5) Vertebra Kosigeus / ruas tulang tungging membentuk tulang koksigeus yang terdiri dari 4
buah.
Pembagian tulang belakang dapat dilihat:
2.1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri pinggang
Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan mengangkut dan mengangkat
adalah sebagai berikut:
1) Berat beban yang diperkenankan, jarak angkut dan frekuensi angkat
2) Kondisi lingkungan kerja, yaitu keadaan medan yang licin, kasar, naik-turun dan lain-lain
3) Ketrampilan bekerja
4) Peralatan kerja beserta keamanannya (Suma`mur, 1989:25).
2.1.7 Pencegahan nyeri pinggang
Pencegahan merupakan faktor kunci dalam mengatasi nyeri pinggang. Gejala-gejala yang
timbul mempunyai peranan yang oleh karena merupakan peringatan tentang posisi atau sikap
tubuh yang salah ketika duduk, cara mengangkat beban yang salah, stamina tubuh yang kurang
baik, dan pergerakan sendi tulang belakang yang terbatas. Nyeri pinggang muncul sebagai akibat
kerusakan tulang belakang, jaringan lunak penghubung tulang belakang, cidera otot atau jaringan
saraf tulang belakang dengan lapisan pelindungnya. Tindakan yang dapat dilakukan adalah:
1) Duduk dengan posisi tegak
Dapat dicegah dengan menggunakan kursi dengan sandaran tinggi dan kuat. Apabila capek
dan ingin meregangkan kaki, jangan lakukan sembari duduk, tetapi dilakukan dengan cara
berbaring. Bila harus duduk lama seperti dalam perjalanan jauh dapat menggunakan bantal
untuk menahan punggung.
2) Ketika mengangkat beban berat
Menjaga posisi pinggang agar tetap tegak. Harus berjongkok dengan pinggang tegak dan
bukan membungkuk. Caranya dengan menekuk lutut dan biarkan kaki yang menerima beban
karena kaki lebih kuat dari pada punggung.
3) Tidur di atas tempat tidur yang keras
Tempat tidur yang terlalu empuk akan membuat pinggang dalam posisi melengkung
sehingga akan merasa tidak nyaman saat bangun tidur.
4) Capailah bobot yang normal
Orang gemuk mudah nyeri pinggang karena ada beban tubuh yang harus diterima punggung
5) Khusus perempuan, hindari sepatu bertumit tinggi
Tumit tinggi, terutama yang ujungnya runcing, akan menyebabkan tekanan tidak wajar pada
pinggang. Agar lebih aman dapat memakai sepatu bertumit rendah dan usahakan tegak
selama berdiri atau berjalan.
Beberapa kebiasaan yang perlu dilakukan supaya pinggang tidak terganggu:
1) Saat mengangkat benda yang berat, tekuk lutut dengan menggunakan
otot-otot kaki. Posisi punggung tetap tegak dan angkat benda tersebut dekat dengan tubuh.
Jangan membungkuk dengan menekuk pinggang, poroskan kaki dan jangan memutar
punggung saat memindahkn benda.
2) Meluncurkan benda berat, dilakukan dengan mendorong jangan menarik
3) Tetap dalam kondisi bugar
Kenaikan berat badan lima pound pada pinggang, dapat menimbulkan ketegangan pada
tulang belakang bagian pinggang dan hal tersebut bisa bermasalah dikemudian hari.
4) Untuk memberi tekananan pada pinggang, tidur secara miring dengan menekuk lutut.
Latihan untuk menghilangkan nyeri pinggang:
1) Baringkan punggung dengan lutut tertekuk dan terbuka selebar mungkin. Letakkan lengan di
atas paha luar tempat pertemuan pinggul.
2) Kendurkan otot pinggang dan tekuk ke bawah dengan lengan untuk merentangkan tulang
belakang.
Melakukan latihan selama beberapa menit setiap hari dapat membantu membebaskan tekanan
pada saraf dan cakram serta menempatkan kembali vertebra yang sedikit melenceng (Heru
Purbo Kuntoro. 1999).
2.1.8 Teknik mengangkat beban
Nyeri pinggang setelah mengangkat barang berat, mempunyai arti cara yang dilakukan
salah sehingga menyebabkan rasa sakit pada pinggang.
Cara mengangkat barang yang benar adalah:
a. Pakai sepatu yang stabil, bukanya sandal atau sepatu bertumit tinggi
b. Pastikan kaki dalam keadaan teguh dan stabil, dalam keadaan 90º dan rapatkan kaki
pada barang yang hendak diangkat
c. Bengkokkan lutut dan rendahkan badan
d. Pastikan pinggang tegak
e. Angkat barang ke paras abdomen dan angkat barang perlahan-lahan, jika barang agak berat,
tumpu dengan otot kaki
f. Pastikan lutut bengkok ketika mengangkat barang
g. Dapatkan bantuan jika barang terlalu berat untuk diangkat seorang
h. Gunakan troli atau peralatan lain untuk mengalihkan barang yang terlalu berat.
Cara yang salah atau perlu dielakan ketika mengangkat barang:
a. Jangan angkat barang yang terlalu berat
b. Jangan membengkokkan badan (pada pinggang) ketika memungut barang
c. Hindarkan memutar pinggang ketika membawa barang berat
d. Jangan mengangkat barang melebihi kepala
e. Hindarkan mengangkat barang secara cepat atau mendadak
f. Seimbangkan berat badan, pastikan mengangkatnya di tengah, dengan itu beban sama di kiri
dan kanan
g. Jangan mengangkat barang berat apabila memakai sepatu dengan tumit tinggi
h. Jangan mengangkat barang berat apabila pernah mengalami atau menghadapi masalah sakit
pinggang.
Untuk melindungi diri dari sakit pinggang, maka disarankan untuk mempraktekan teknik
mengangkat sebagai berikut:
1) Mencoba beban yang akan diangkat
2) Recanakan gerakan
3) Gunakan sikap seimbang dengan saku kaki didepan
4) Raih beban kuat-kuat
5) Bengkokan lutut
6) Bawa beban sedekat mungkin dengan tubuh
7) Kencangkan otot perut ketika mulai mengangkat
8) Jaga kepala dan bahu tetap tegak
9) Angkat dengan lengan
10) Menurunkan beban ke bawah dengan hati-hati.
Cara-cara mengangkut dan mengangkat yang baik harus memenuhi dua prinsip kinetis,
yaitu:
1) Beban diusahakan menekan pada otot tugkai yang kuat dan sebamyak mungkin otot tulang
belakang yang lebih lemah dibebaskan dari pembebanan.
2) Momentum gerak badan dimanfaatkan untuk mengawali gerakan.
Untuk menerapkan kedua prinsip kinetis itu setiap kegiatan mengangkut
dan mengangkat harus dilakukan sebagai berikut:
1) Pegangan harus tepat.
Memegang diusahakan dengan tangan penuh dan memegang dengan hanya beberapa jari
yang dapat menyebabkan ketegangan statis lokal pada jari tersebut harus dihindarkan.
2) Lengan harus berada sedekat-dekatnya pada badan dan dalam posisi lurus. Fleksi pada
lengan untuk mengangkut dan mengangkat menyebabkan ketegangan otot statis yang
melelahkan.
3) Punggung harus diluruskan. Dagu ditarik segera stelah kepala bisa ditegakkan lagi seperti
pada permulaan gerakan. Dengan posisi kepala dan dagu yang tepat, seluruh tulang belakang
diluruskan.
4) Posisi kaki dibuat sedemikian rupa sehingga mampu untuk mengimbangi momentum yang
terjadi dalam posisi mengangkat. Satu kaki ditempatkan ke arah jurusan gerakan yang dituju,
kaki kedua ditempatkan sedemikian rupa sehingga membantu mendorong tubuh pada
gerakan pertama.
5) Berat badan dimanfaatkan untuk : 1) Menarik dan mendorong 2) Gaya untuk gerakan dan
perimbangan.
6) Beban diusahakan berada sedekat mungkin terhadap garis vertikal yang melalui pusat
gravitasi tubuh (Suma`mur, 1989:25).
Tabel 1
Tindakan yang harus dilakukan sesuai dengan batas angkatnya
LEVEL BATAS ANGKAT
(Kg)
TINDAKAN
1. <16 Tidak diperlukan tindakan khusus yang perlu
diadakan.
2. 16-34 Prosedur administratif dibutuhkan untuk
mengidentifikasi ketidakmampuan seseorang
dalam mengangkat beban tanpa menanggung
risiko yang berbahaya kecuali dengan
perantaraan alat bantu tertentu.
3. 34-35 Sebaiknya operator yang terpilih dan terlatih.
Menggunakan sistem pemindahan material
secara terlatih harus dibawah pengawasan
supervisor (penyelia).
4. >55 Harus memakai peralatan mekanis. Operator
yang terlatih dan terpilih. Pernah mengikuti
pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja
dalam industri. Harus dibawah pengawasan
ketat.
(Eko Nurmianto, 2003: 153).
Permulaan dari pekerja yang mengalami keluhan nyeri pinggang adalah pada saat
melakukan pekerjaan mengangkat, sebabnya adalah pembebanan berat yang terjadi secara tiba-
tiba dan cara kerja yang salah memperbesar terjadinya kmungkinan tersebut. Bila seorang tenaga
kerja mengangkat barang sambil membungkuk, tekanan yang besar sekali terjadi pada daerah
pinggang sebagai akibat gaya pengungkit. Untuk mengangkat secara baik, perlu diperhatikan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1) Barang-barang yang merintangi ditiadakan sebelum pekerjaan mengangkat
dilakukan.
2) Tinggi maksimum tempat pemegangan beban dari lantai adalah 35 cm.
3) Jika suatu beban harus diangkat dari permukaan lantai, dianjurkan untuk
menggunakan alat-alat mekanis seperti kait atau katrol.
4) Beban yang akan diangkut harus berada sedekat mungkin dengan tubuh.
5) Pinggang harus lurus, agar bahaya kerusakan terhadap pinggang dihindarkan.
6) Mula-mula lutut bengkok dan tubuh berada pada sikap dengan pinggang lurus.
Pada kegiatan mengangkut, diusahakan beban sedekat mungkin kepada garis vertikal
tubuh. Dengan begitu upaya yang bersifat mengimbangi berkurang dan dihindari aktifitas otot
yang statis yang tidak perlu. Pekerjaan mengangkut dengan beban di atas punggung kurang
menguntungkan, karena beberapa otot perut menjadi berkontraksi statis (Suma`mur, 1989:28).
Sikap tubuh dalam yang dikatakan secara ergonomi adalah yang memberikan rasa nyaman,
aman, sehat dan selamat dalam bekerja, yang dapat dilakukan antara lain dengan cara:
a. Menghindarkan sikap yang tidak alamiah dalam bekerja
b. Diusahakan beban setatis menjadi sekecil-kecilnya
c. Perlu dibuat dan ditentukan kriteria dan ukuran baku tentang peralatan kerja yang sesuai
dengan ukuran antropometri tentang kerja penggunanya
d. Agar diupayakan bekerja dengan sikap duduk dan berdiri secara bergantian.
(Sugeng Budiono. 2003: 128).
Tabel 2
Berat beban yang dapat ditolelir untuk aktivitas angkat yang sering dilakukan
Frekuensi Angkat Persentase Berat yang
Boleh Diangkat (kg)
Satu kali dalam 30 menit
Satu kali dalam 5 menit
Satu kali dalam 1-2 menit
Satu kali dalam 10-15 menit
Satu kali dalam 5 menit
95
85
66
50
33
(Eko Nurmianto. 1996: 179).
Nyeri pinggang dapat disebabkan oleh: keadaan umum (seperti: kelelahan, ketegangan,
kegemukan), cidera pada tulang belakang, sumsum tulang belakang dan serabut-serabut saraf.
Beberapa penyebab nyeri pinggang:
1). Sikap yang salah
Keluhan nnyeri pinggang akibat sikap yang salah dapat berupa pegal di pinggang yang
sudah bertahun-tahun, pinggang terasa kaku, sulit digerakkan, dan terus menerus lelah.
2). Hernia Nukleus Pulppsus
Nyeri pinggang yang dirasakan disertai dengan nyeri disekitar pantat, menjalar ke paha,
belakang tumit, sampai ke telapak kaki. Perawatan pada nyeri ini adalah dengan istirahat
berbaring di tempat tidur selama 2-3 minggu.
3). Karena Osteoporosis
Keluhan nyeri pinggang akibat proses penuaan atau pengapuran tulang-tulang belakang
(osteoporosis). Rasa nyeri bersifat pegal atau nyeri yang searah dengan jalur saraf yang keluar
dari tulang belakang.
4). Karena Tumor Ganas
Tumor ganas pada tulang belakang biasanya bersifat setempat atau karena penjalaran dari
tumor payudara, tumor paru-paru, atau tumor prostat dan tumor indung telur (Sitorus, H.R, 1996:
128).
Jika nyeri berhubungan dengan dengan sikap tubuh, trauma atau aktivitas yang sangat
berat, jika diperhebat oleh aktivitas dan jika membaik oleh istirahat, maka tidak mungkin
penyakit peradangan dan proses infeksi, tetapi di sebabkan oleh aktivitas fisik seperti
mengangkat dan mengangkut barang.
Kebanyakan nyeri pinggang akibat pengaruh faktor mekanik pekerjaan mengangkat, akan
membaik dengan istirahat, pekerja merasa sakitnya berkurang kalau mereka sedang duduk atau
istirahat ditempat tidur. Keluhan nyeri pinggang akan membaik setelah beristirahat. Akan tetapi
banyak penderita merasa sakitnya berkurang kalau sedang duduk atau berjalan. Pada penderita
dengan nyeri pinggang, istirahat, pengurangan aktivitas, dan pemanasan sering memberikan
keringanan. Olahraga teratur untuk menguatkan otot-otot pinggang dan menghindari kegemukan
banyak membantu dalam mencegah terjadinya Keluhan nyeri pinggang (Maringan S, 1996: 27).
2.1.9 Kerangka Teori
Gambar 2
Kerangka Teori
Keterangan: garis putus menunjukkan variabel yang akan diteliti
Sumber:
Sitorus. 1996: 38
Suma'mur. 1989:165
Gibson. 1998:62.
• Beban kerja
• Jarak angkut
• Frekuensi
Angkat
• Kondisi
lingkungan
kerja
• Peralatan
kerja
• Cidera
tulang
belakang
• HNP
• Osteoporo
sis
• Tumor
ganas
• Ketram
pilan
kerja
• Umur
Teknik mengangkat beban
• Kelelahan
• Ketegangan
• Kegemukan
Keluhan nyeri pinggang
2.1.10 Kerangka Konsep
Variabel Bebas Variabel Terikat
Variabel Pengganggu:
• Usia
• Berat beban
• Masa kerja
• Jarak angkut
• Obesitas
• Frekuensi angkat
• Peralatan kerja
• Osteoporosis
• Hernia Nucleus Pulposus
• Tumor Ganas
Gambar 3
Kerangka Konsep
Teknik mengangkat beban Keluhan nyeri pinggang
2.1.11 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari pertanyaan penelitian (Soekidjo
Notoatmodjo, 2002: 45). Hipotesis dari penelitian ini adalah ada hubungan antara teknik
mengangkat beban dengan keluhan nyeri pinggang pada pekerja penggangkut barang di Jalan
Beteng Semarang Tahun 2005.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksud untuk diselidiki. Populasi dibatasi
dengan sejumlah penduduk atau individu yang paling sedidkit mempunyai sifat yang sama
(Sutrisno Hadi, 1994: 220). Pengertian tersebut mengandung maksud bahwa populasi seluruh
individu yang akan dijadikan obyek penelitian dan keseluruhan dari individu yang paling baik,
sedikit memiliki satu sifat yang sama.
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pekerja pengangkut barang di Jalan Beteng
Semarang, yang kesemuanya adalah laki-laki sebanyak 90 orang.
3.2 Sampel Penelitian
Sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili
seluruh populasi disebut sampel penelitian (Soekidjo Notoatmodjo, 2002: 79). Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah porpusive sampling. Dimana
pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiono, 2002: 61)
Besar sampel minimal dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
)(1 2dN
Nn
+=
)(1 2dN
Nn
+=
Keterangan:
N : Besar populasi
n : Besar sampel
d : tingkat kepercayaan yaitu 0,1 atau 10%.
)1,0(901
902
+=n
n = 48
Besar sampel minimal dalam penelitian ini adalah 48 responden (Soekidjo Notoatmodjo: 2002:
92).
Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan purposive sampling.
Kreteria Inklusi:
1. Usia responden kurang dari 40 tahun
Karena pada usia diatas 40 tahun mulai terjadi proses degeneratif
2. Berat beban kurang dari 50 kg
Berat beban lebih dari 50 kg melebihi standar berat beban pekerjaan mengangkat yang
dapat menimbulkan risiko keluhan nyeri pinggang.
3. Mempunyai masa kerja kurang dari 5 tahun
Dimana pada masa kerja lebih dari 5 tahun dianggap menimbulkan resiko keluhan nyeri
pinggang akibat penekanan beban pada tulang belakang dalam jangka waktu yang lama.
4. Jarak angkut kurang dari 100 meter
Jarak angkut lebih dari 100 meter dapat menimbulkan risiko nyeri keluhan nyeri pinggang.
5. Tidak memakai peralatan kerja, seperti troli atau grobak
6. Tidak mempunyai riwayat penyakit (seperti, Trauma atau cidera, Osteoporosis, Tumor
Ganas dan Hernia Nucleus Pulposus)
7. Tidak mengalami obesitas
8. Frekuensi angkat kurang dari 60 kali
Frekuensi angkat lebih dari 60 kali melebihi standar angkat yang dapat menyebabkan risiko
keluhan nyeri pinggang.
Kreteria eksklusi:
1. Responden yang memiliki riwayat nyeri dan sampai saat penelitian masih merasakan nyeri
tersebut.
2. Responden tidak bersedia untuk diteliti.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel adalah karakteristik subyek penelitian yang berubah dari satu subyek ke subyek
lainnya (Sudigdo Sastroasmoro, 1995: 156). Variabel bebas adalah faktor-faktor yang menjadi
pokok permasalahan yang ingin diteliti.
Variabel bebas atau variabel independen yang diukur adalah teknik mengangkat beban.
Variabel terikat adalah variabel yang besarnya tergantung dari variabel bebas yang
diberikan dan diukur untuk menentukan ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas. Variabel
terikat atau variabel dependen dalam penelitian ini adalah keluhan nyeri pinggang.
3.4 Rancangan Penelitian
Berdasarkan jenisnya termasuk penelitian explanatory, yaitu penelitian yang bersifat
menjelaskan. Dalam penelitian ini menggunakan desain cross sectional, yaitu menganalisa ciri
populasi pada suatu waktu tertentu. Survei cross sectional merupakan suatu penelitian untuk
mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan,
observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (poin time opproach). Artinya setiap
subyek penelitian diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter
variabel subyek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa semua subyek penelitian
diamati pada waktu yang sama (Sukidjo Notoadmojo, 2002: 145)
3.5 Teknik Pengambilan Data
Data merupakan faktor yang sangat penting dalam setiap penelitian. Untuk mendapatkan
data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka digunakan teknik sebagai berikut:
3.5.1 Data Primer
Adalah data yang diperoleh secara langsung melalui kuesioner yang dipandu
pengisiannya.
Data primer diperoleh melalui:
1) Wawancara
Diperoleh melalui interview secara langsung pada pekerja pengangkut barang secara bebas,
terarah dan terpimpin dengan menggunakan kuesioner.
2) Pengamatan (Observasi)
Pengamatan adalah suatu hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk
menyadari adanya rangsangan. Dalam penelitian, pengamatan adalah suatu prosedur yang
berencana, yang antara lain meliputi melihat dan mencatat jumlah dan taraf aktivitas tertentu
yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti (Soekidjo Notoatmojo, 2002: 93).
Pengamatan dilakukan langsung terhadap lingkungan kerja para pekerja serta terhadap responden
yang diteliti.
3) Cheklist
Checklist diperoleh melalui lembar checklist dengan pemberian skor antara I dan 2.
4) Timbangan badan
Yaitu untuk mengetahui berat badan responden.
5) Meteran/mikrotoice
Yaitu untuk mengetahui tinggi badan responden.
3.5.2 Data sekunder
Adalah data yang diperoleh dari instansi atau perusahaan mengenai tempat penelitian
secara umum. Data sekunder diperoleh secara studi dukumen, meliputi data jumlah tenaga kerja,
pemeliharaan kesejahteraan karyawan, dan monografi lokasi Jalan Beteng Semarang.
3.6 Prosedur Penelitian
1. Pra Penelitian
Memberikan surat ijin penelitian kepada Pimpinan Kantor SPTI-SPSI Unit A Jalan Tawang
no.42 Semarang yang dilaksanakan pada tanggal 22 September 2005.
2. Penelitian
Sebelum penelitian dilaksanakan peneliti melakukan observasi terlebih dahulu untuk
mengetahui kondisi lingkungan kerja dan pekerja yang akan diteliti. Penelitian dilaksanakan
pada tanggal 12 Oktober 2005 di Jalan Beteng Semarang. Adapun prosedur penelitian diawali
dengan pengarahan tentang tujuan penelitian dan pengisian koesioner, sebelum pengisian
kuesioner responden diukur berat badan dan tinggi badan responden terlebih dahulu. selanjutnya
peneliti membagikan kuesioner dan cheklist kepada responden untuk diisi.
3. Pasca Penelitian
Setelah penelitian selesai, Peneliti kemudian melengkapi data-data pendukung atau data
sekunder yang berasal dari kantor SPTP-SPSI Unit A Semarang yang dilaksanakan pada tanggal
24 November 2005.
3.7 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat untuk mengumpulkan data dari suatu penelitian.
Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkam data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya akan lebih baik dalam arti
cepat, lengkap, sistematis sehingga akan lebih mudah diolah (Suharsimi Arikunto, 1998: 91).
Instrumen dalam penelitian ini meliputi:
1) Kuesioner penelitian untuk keluhan nyeri pinggang
Skala: nominal
Dikategorikan menjadi:
a. Ya
b. Tidak
2) Cheklist teknik mengangkat beban
Skala: nominal
Di kategorikan menjadi:
a. Sesuai prosedur
adalah cara yang dilakukan pekerja pada saat mengangkat barang sesuai dengan teknik
mengangkat barang. Dengan perolehan sekor 19 sampai 24
b. Tidak sesuai prosedur
adalah cara yang dilakukan pekerja pada saat mengangkat barang tidak sesuai dengan teknik
mengangkat barang. Dengan perolehan skor 14 sampai 18.
2) Lembar checklist teknik mengangkat beban.
3) Timbangan badan
4) Meteran/Mikrotoice
3.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi penelitian
Keterbatasan dalam melaksanakan penelitian sangat mempengaruhi hasil penelitian, oleh
karena itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil penelitian antara lain:
1. Ketelitian dan kejujuran responden dalam mengisi kuesioner
2. Keterbatasan waktu, tenaga dan dana pada saat penelitian.
3.9 Analisis Data
Untuk memperoleh kesimpulan masalah yang diteliti, maka analisis data merupakan
suatu langkah penting dalam penelitian. Data yang sudah terkumpul tidak berarti apa-apa bila
tidak diolah, oleh karena itu perlu analisis data. Data yang telah terkumpul diolah sesuai dengan
kerangka konsep penelitian. Pengolahan data dilakukan melelui tahap-tahap sebagai berikut:
1) Editing : melengkapi isian dalam kuesioner yang belum lengkap
2) Koding : memberi kode pada masing-masing jawaban, untuk memudahkan pengolahan
data.
3) Penetapan skor yaitu penilain data dengan memberi skor
4) Entri data : memasukkan data yang telah diperoleh kedalam komputer
4) Tabulasi : mentabulasikan data kebentuk tabel dan melekukan perhitungan (Singarimbun,
1989: 57)
Dalam penelitian ini data berbentuk kuantitatif sehingga diolah dengan menggunakan
analisis kuantitatif dengan bantuan program komputer SPSS for windows versi 12. Analisa yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Analisis satu variabel (Univariat)
Analisa univariat yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada
umumnya dalam analisis ini menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel (Soekidjo
Notoatmodjo, 2002:188)
2) Analisis dua variabel (Bivariat)
Analisa bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau
berkorelasi (Soekidjo Notoatmodjo, 2002: 180).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi
Penelitian dilaksanakan di Jalan Beteng Kodya Semarang dengan sasaran pekerja buruh
angkut. Buruh angkut yang berada di lokasi tersebut bernaung di bawah organisasi Serikat
Pekerja Transport Indonesia–Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPTI-SPSI) Unit A Semarang.
Buruh angkut yang ada di Jalan Beteng berjumlah 90 orang yang terbagi dalam tiga
kelmpok dan masing-masing kelompok dikoordinir oleh seorang ketua kelompok yang bisa
disebut mandor. Sistem perekrutan anggota dilakukan dengan sistem ganti rugi. Besar ganti rugi
ditetapkan berdasarkan banyaknya pekerjaan pada saat pergantian. Nilai ganti rugi berkisar
antara Rp 6 juta sampai dengan Rp7,5 juta.
Sistem pengupahan dilakukan dengan upah harian dan banyaknya pekerjaan. Ongkos
bongkar muat berkisar antara Rp 5000 – Rp 10.000 tergantung dari komoditi yang diangkut.
Untuk mengangkut atau membongkar muatan satu truk diakukan bersama-sama dan hasil yang
diperoleh dibagi rata sesuai jumlah tenaga yang melaksanakan pekerjaan tersebut. Penghasilan
rata-rata tiap hari sebesar Rp 40.000 sampai Rp 60.000 perorang.
Dalam mengatasi kesehatan para buruh angkut pada umumnya melakukan pengobatan
sendiri dengan minum jamu atau melakukan pijat urut. Buruh angkut tersebut belum mendapat
perlindungan kesehatan berupa asuransi kesehatan.
1. Proses kerja
Dalam melakukan pekerjaannya buruh angkut memindahkan beban atau barang dari satu
tempat ke tempat lain, yaitu:
a. Truk ke truk
Beban biasanya dipikul dengan cara meletakan barang dipundak atau di punggung dari atas
truk. Posisi pekerja dalam keadaan berdiri untuk truk yang besar dan dalam keadaan
jongkok untuk truk yang kecil.
b. Truk ke Toko
Beban yang dipikul dengan cara meletakkan beban dipundak atau punggung dari atas truk.
Posisi pekerja dalam keadaan berdiri untuk truk yang besar dan posisi jongkok untuk truk
yang kecil.
c. Truk ke Pasar Johar
Beban diturunkan dengan pundak atau dipinggul lalu diletakkan dalam kereta dorong yang
terbuat dari kayu atau besi. Kereta tersebut ditarik oleh satu orang sampai ke pasar.
d. Toko ke Truk
Beban diletakkan dipundak atau punggung dengan cara dibantu oleh rekan kerja.
e. Toko ke Toko
Beban terkadang dipikul atau dinaikkan di atas pundak pekerja.
f. Toko ke Pasar Johar
Beban dipikul atau diletakkan diatas kereta dorong lalu ditarik ke tujuan yang dituju yaitu
Pasar Johar.
Dalam bekerja buruh angkut melakukan pekerjaannya secepat mungkin dan pekerja tidak
memperhatikan teknik atau cara angkat yang benar. Untuk lebih jelas proses kerja yang
dilakukan pekerja dapat dilihat pada bagan berikut ini.
Truk (dipikul atau diangkat dengan tangan)
Toko (dipikul atau diangkat dengan tangan atau didorong
diatas kereta)
Pasar (didorong diatas kereta)
Truk (dipikul atau diangkat dengan tangan)
Toko (dipikul diatas pundak atau punggung pekerja)
Pasar (dipikul atau didorong diatas kereta).
Gambar 4
Proses Kerja Pengankut Barang
4.1.2 Analisa Univariat
Beban/barang
TRUK
TOKO
Analisa univariat dalam penelitian ini meliputi analisa deskriptif data karakteristik
responden yang meliputi umur, barat badan, tinggi badan, lama masa kerja, berat beban diangkat,
frekuensi angkat, jarak angkut dan teknik mengangkat beban.
4.1.3 Karakteristik Responden Penelitian
4.1.3.1 Umur Responden
Dari hasil wawancara terhadap 90 pekerja dan didapatkan sampel sejumlah 52 responden,
diketahui bahwa pekerja pengangkut barang yang ada di Jalan Beteng Semarang adalah pada
umur dewasa antara umur 30 sampai 40 tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3 Distribusi Responden Menurut Umur
Umur Frekuensi Persentase
(thn) (%)
30-35 24 46,2
36-40 28 53,8
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada
umur 36-40 tahun berjumlah 28 0rang (53,8%) selebihnya yaitu pada umur 30-35 tahun
sebanyak 24 orang (46,2%).
4.1.3.2 Berat Badan Responden
Tabel 4 Distribusi Berat Badan Responden
Berat Badan Frekuensi Persentase
(kg) (%)
50-55 11 21,2
56-61 27 51,9
62-67 14 26,9
Jumlah 52 100%
Dari tabel 4 diketahui responden dengan berat badan 50-55 kg sebanyak 11 orang
(21,2%), berat badan 56-61 kg sebanyak 27 orang (51,9%) dan berat badan 62-67 kg sebanyak
14 orang (26,9%).
4.1.3.3 Tinggi Badan Responden
Tabel 5
Distribusi Tinggi Badan Responden
Tinggi Badan Frekuensi Persentase
(cm) (%)
157-163 17 32,7
164-170 35 67,3
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar tinggi badan responden
dalam penelitian ini memiliki tinggi badan antara 164-170 cm sebanyak 35 orang (67,3%),
selebihnya memiliki tinggi badan antara157-163 cm sebanyak 17 orang (32,7%).
4.1.3.4 Masa Kerja Responden
Tabel 6
Distribusi Masa Kerja Responden
Masa Kerja Frekuensi Persentase
(thn) (%)
0-2 14 26,9
3-5 38 73,1
Jumlah 52 100%
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden terbanyak mempunyai masa kerja antara
3-5 tahun sebanyak 38 orang (73,1%) dan yang mempunyai masa kerja 0-2 tahun sebanyak 14
orang (26,9%).
4.1.3.5 Berat Beban Yang Diangkat Responden
Tabel 7
Distribusi Berat Beban Diangkat Pekerja
Berat Beban Frekuensi Persentase
(kg) (%)
20-27 7 13,5
28-35 21 40,4
36-43 9 17,3
44-50 15 28,8
Jumlah 52 100%
Dari tabel diatas dapat dilihat besarnya berat beban yang diangkat oleh pekerja. Terdapat
7 orang (13,5%) yang mengangkat beban 20-27 kg, 21 orang (40,4%) yang mengangkat beban
28-35 kg, 9 orang (17,3%) yang mengangkat beban 36-437kg, 15 orang (28,8%) yang
mengangkat beban 44-50 kg.
4.1.3.6 Rata-rata Frekuensi Angkat Responden
Tabel 8
Distribusi Rata-rata Frekuensi Angkat
Frekuensi Frekuensi Persentase
Angkat (kali) (%)
30-40 7 13,5
41-51 14 26,9
52-60 31 59,6
Jumlah 52 100%
Grafik diatas menunjukkan dari 52 responden, yang mempunyai frekuensi angkat 30-40
kali sebanyak 7 orang (13,5%), frekuensi angkat 41-51 kali sebanyak 14 orang (26,9%),
frekuensi angkat 52-60 kali sebanyak 31 orang (59,6%).
4.1.3.7 Jarak Angkut Responden
Tabel 9
Distribusi Jarak Angkut Responden
Jarak Angkut Frekuensi Persentase
(meter) (%)
30-49 12 23,2
50-69 15 28,8
70-89 15 28,8
90-100 10 19,2
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel 9 diatas menunjukkan jarak yang ditempuh pekerja ketika mengangkat
barang. Pekerja yang mengangkut beban dengan jarak angkut 30-49 meter sebanyak 12 orang
atau 23,2%, jarak angkut 50-69 meter sebanyak 15 orang atau 28,8%, jarak angkut 70-89 meter
sebanyak 15 orang atau 28,8%, jarak angkut 90-100 meter sebanyak 10 atau 19,2%.
4.1.3.8 Teknik Mengangkat Beban Pekerja Pengangkut Barang
Tabel 10
Distribusi Teknik Mengangkat Beban Pekerja Pengangkut Barang Di Jalan Beteng Semarang
Tahun 2005
Teknik Mengangkat
Barang
Frekuensi Presentase (%)
Sesuai Prosedur 18 34.6
Tidak Sesuai Prosedur
Jumlah
34
52
65.4
100 %
Grafik 1 Teknik Mengangkat Beban Pekerja Pengangkut Barang
18
34,6% 34
65,4%
0
10
20
30
40
50
60
70
Jum
lah
Sesuai Prosedur Tidak Sesuai
Prosedur
Teknik Mengangkat Beban
Grafik Teknik Mengangkat Beban Pekerja
Pengangkut Barang Di Jalan Beteng Semarang
Tahun 2005
Frekuensi
Presentase (%)
Dari grafik diatas menunjukkan teknik mengangkat beban yang dilakukan para pekerja
pengangkut barang yang sesuai dengan prosedur sebanyak 18 orang atau 34,6%, sedangkan
yang tidak sesuai dengan prosedur sebanyak 34 orang atau 65,4%.
4.1.4 Analisis Bivariat
Tabel 3
Distribusi Hubungan Teknik Mengangkat Beban Dengan Keluhan Nyeri Pinggang Pada Pekerja
Pengangkut Barang Di Jalan Beteng Semarang Tahun 2005.
Keluhan Nyeri Pinggang Total % P CC
Keluhan Nyeri Pinggang
Nyeri Tidak Nyeri
Teknik Mengangkat
Beban
n % n %
Total % P CC
Sesuai Prosedur
Tidak Sesuai Prosedur
5
31
27,8
91,2
13
3
72,2
8,8
18 100
34 100
0,000
0,547
Jumlah
36 16 52
Grafik 2 Hubungan Teknik Mengangkat Beban Dengan Keluhan Nyeri Pinggang
5
31
13
3
0
5
10
15
20
25
30
35
Jumlah
Nyeri Tidak Nyeri
Keluhan Nyeri Pinggang
Grafik Hubungan Teknik Mengangkat Beban
Dengan Keluhan Nyeri Pinggang
Sesuai Prosedur
Tidak Sesuai Prosedur
Berdasarkan perhitungan Chi-square pada taraf signifikan 0,05 df 1 diperoleh x2 hitung
sebesar 22,207 sedangkan x2 tabel 3,481 dan p value sebesar 0,000 (p<0,05) dengan koefisien
kontingensi sebesar 0,547 yang artinya ada hubungan antara teknik mengangkat beban dengan
keluhan nyeri pinggang.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Frekuensi Keluhan Nyeri Pinggang Dan Teknik Mengangkat Beban
Berdasarkan hasil wawancara kepada para pekerja pengangkut barang yang ada di Jalan
Beteng Semarang di peroleh jumlah keluhan nyeri pinggang sebanyak 36 orang atau 70%. Hasil
yang diperoleh peneliti lebih besar dari laporan morbiditas nyeri pinggang dilingkungan
karyawan PT Pertamina yang berjumlah 1,0%-9,9% dari populasi karyawan (Suwondo, S.1997:
26).
Hal ini disebabkan oleh tingginya jumlah karyawan PT Pertamina tanpa pengelompokan terlebih
dahulu jumlah karyawan dengan pekerjaan berat dan karyawan dengan pekerjaan ringan.
Dikemukakan bahwa dalam hubungan dengan berat ringanya secara fisik, ternyata 64% dari
karyawan yang bekerja berat pernah atau sering mengeluh nyeri pinggang, sedangkan karyawan
yang kerja ringan hanya 53%. Hal ini terjadi karena keluhan nyeri pinggang tidak hanya
disebabkan oleh masalah beratnya pekerjaan secara fisik tetapi juga oleh masalah cara kerja dan
desain peralatan kerja yang tidak ergonomis (Suwondo, S.1997: 26).
Responden yang melakukan pekerjaan mengangkat beban sesuai dengan prosedur
sebanyak 18 orang dan bekerja tidak sesuai dengan prosedur yaitu cara yang dilakukan pekerja
pada saat mengangkat barang tidak sesuai dengan teknik mengangkat barang sebanyak 34 orang.
Sebagian besar pekerja pengangkut barang di Jalan Beteng Semarang tidak tahu mengenai cara-
cara dan teknik mengangkat beban yang benar dan sesuai prosedur, sehingga banyak pekerja
yang melakukan pekerjaan mengangkat beban tidak sesuai dengan prosedur, kondisi ini akan
memperbesar risiko terjadinya keluhan nyeri pinggang, karena permulaan keluhan nyeri
pinggang adalah pekerjaan mengangkat yang disebabkan oleh cara kerja yang salah.
4.2.2 Hubungan Teknik Mengangkat Beban Dengan Keluhan Nyeri Pinggang
Berdasarkan analisa uji chi-square untuk mengetahui adanya hubungan teknik
mengangkat beban dengan keluhan nyeri pinggang pada pekerja pengangkut barang di Jalan
Beteng Semarang. Hasil perhitungan menunjukkkan pada taraf signifikani α=0,05 didapatkan
chi-square hitung > dari chi-square tabel sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.
Ciri khas keluhan nyeri pinggang akibat sikap tubuh yang salah dalam bekerja ialah
bahwa keluhan nyeri pinggang timbul pada gerakan atau perubahan sikap tubuh yang salah. Rasa
sakit setelah mengangkat barang berat, bermakna cara yang dilakukan salah sehingga
menyebabkan kesakitan pada pinggang. Permulaan keluhan dari penderita nyeri pinggang adalah
pada saat melakukan pekerjaan mengangkat, sebabnya adalah pembebanan yang terjadi secara
tiba-tiba dan teknik mengangkat beban yang salah. Bila seorang tenaga kerja mengangkat barang
sambil membungkuk, tekanan yang besar terjadi pada pinggang sebagai akibat gaya pengungkit (
Gibson,J. 1998: 37).
Pernyataan di atas sesaui dengan hasil penelitian peneliti, dimana pekerja yang
mempunyai keluhan nyeri pinggang dengan teknik mengangkat beban tidak sesuai dengan
prosedur sebanyak 91,2%, sedangkan pekerja yang mempunyai keluhan nyeri pinggang dengan
teknik mengangkat beban sesuai dengan prosedur sebanyak 27,8%. Pekerja pengangkut barang
Di Jalan Beteng Semarang mempunyai kebiasaan kerja yang buruk, yaitu cara mengangkat
barang yang dilakukan ketika bekerja tidak sesuai dengan prosedur, sehingga menimbulkan
berbagai keluhan nyeri pinggang yang diderita oleh pekerja pengangkut barang.
4.2.3 Keterbatasan Penelitian
1. Waktu yang diberikan kepada peneliti sangat terbatas
2. Terbatasnya tenaga pengambil data
3. Peneliti tidak melakukan pengukuran atau penggunaan instrumnen laboratorium untuk
mengidentifikasi keluhan nyeri pinggang tetapi hanya berdasarkan keluhan responden bukan
hasil uji klinis.
DAFTAR PUSTAKA
Alfred Sutrisno Sp. BS. 2002. Mencegah Nyeri Punggung. Eramusalim.com./artikel/index.
A. M. Sugeng Budiono. 2003. HIPERKES dan KK. Badab penerbit UNDIP
Depkes RI Pembinaan Kesehatan Masyarakat. 1990. Upaya Kesehatan Kerja Sektor Informal Di
Indonesia.Jakarta: Depkes RI
Djodibroto, R.D. 1999. Kesehatan Kerja di Perusahaan.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Doewas, M. 1996. Penuaan dan kapasitas Kerja EGC. Jakarta
Eko Nurmianto. 1996. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Penerbit Guna Wijaya.
Surabaya
Evelin C Pearce. 1999. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
Gibson, J. 1992. Diagnosis Gejala Penyakit Untuk Para Perawat. Yayasan Essentia Medica.
Yogyakarta
Hadinoto,S dkk. 1991. Nyeri Pengenalan dan Tata Laksana. Semarang
Harian Metro. 2001. Teknik Mengangkat Barang. 31 Juli. Hlm. IV
Heru purbo Kuntoro. 1999. http://nusaindah.tripot.com/sakitpinggang.htm
Imrie, D. 1991. Mengatasi Nyeri Punggung. Jakarta: Penerbit Arcan
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat FIK Unnes. 2004. Pedoman Penyusunan Skripsi Mahasiswa
Program Strata 1. Semarang: IKM-FIK-UNNES
Maringan, S. 1996. Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain). Jakarta. FKUI
Pearce. C. Evelin. 1998. Anatomi dan Fisiologi Untuk Para Medis. Jakarta: Gramedia.
Seller, H.R. 1989. Diagnosis Banding Gejala Yang Lazim. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Shehnert, W.K. dan Eisenberg, H. 1990. Petunjuk Praktis Mengatasi Gangguan Kesehatan Di
Rumah Anda. Jakarta: Kresno
Shidarta, P. 1994. Neurologi Klinis Dalam Praktek. Jakarta: Dian Rakyat
Sitorus, H.R. 1996. Pedoman Perawatan dan Pengobatan Berbagai Penyakit. Bandung: Pioner
Jaya
Sudigdo Sastroasmoro dan Sofyan Ismail. 1995. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Jakarta: Penerbit Bina Rupa Aksara
Sugiono. 2002. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alva Beta.
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Selaku Pendekatan Praktek. Jakarta: Rieneka
Cipta
Suma′mur P.K., M.Sc. 1996. Higine Kesehatan dan Keselamatan Kerja. PT Toko Jakarta:
Gunung Agung
1989. Ergonomi Untuk Produktifitas Kerja. Haji Masagung. Jakarta
Soekidjo Notoatmojo. 2002. Metodologi Penalitian Kesehatan. Jakarta: Rieneka Cipta
Sutrisno Hadi. 1994. Statistik 2. Jakarta: Andi Offset
Suwondo, S dkk. 1997. Simposium dan Pameran Ilmiah ‘’Low Back Pain’’. RSU Pertamina.
Jakarta
Syafrudin Yunus. 1999. Menghindari Nyeri Pinggang satulelaki.com./tren/bugar/0,
17676,00.htm
Wardoyo, A.B. 1997. Waspadai Ancaman Kesehatan Kita. Aneka Ilmu. Solo.
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGANG TEKNIK MENGANGKAT BEBAN DENGAN KELUHAN NYERI
PINGGANG
DI JALAN BETENG SEMARANG 2005
A. Karakteristik Responden
1. Nomor responden :
2. Nama responden
3. Alamat :
4. Usia : th
5. Lama masa kerja : th
6. Berat beban yang diangkat : kg (rata-rata sehari)
7. Frekuensi angkat : kali/hari
8. Jarak angkut : meter
9. Apakah anda sebelum bekerja mempunyai riwayat penyakit (cidera atau
trauma,osteoporosis)
1. Ya
2. Tidak
10. Apakah Anda mengkonsumsi alkohol?
1. Ya
2. Tidak
11. Apakah anda pernah mengalami kecelakaan?
1. Ya
2. Tidak
12. Apakah anda pernah terkilir pada daerah pinggang?
1. Ya
2. Tidak
13.Apakah anda pernah mengalami cidera atau patah tulang dibagian pinggang?
1. Ya
2. Tidak
14. Apakah anda mengalami nyeri pada waktu buang air kecil (kencing)?
1. Ya
2. Tidak
15. Apakah waktu buang air kecil berwarna kemerahan/keruh?
1. Ya
2. Tidak
16. Apaka Anda pernah mengalami sakit atau nyeri pada pinggang sewaktu bekerja
mengangkat barang?
1.Ya
2. Tidak
CHEKLIST
TEKNIK MENGANGKAT BEBAN
Perintah : Beri tanda centang (√) pada jawaban yang benar Ya Tidak
1. Anda menggunakan sepatu pada waktu mengangkat barang
2. Anda menggunakan sepatu atau sandal bertumit
tinggi saat bekerja mengangkat barang
3. Anda selalu merapatkan kaki pada barang yang akan di angkat
4. Anda selalu merapatkan kedua kaki anda ketika akan
mengangkat barang
5. Anda membengkokan lutut dan merendahkan badan sewaktu
meraih barang untuk di angkat
6. Apakah Anda selalu mendekatkan benda ke tubuh sebelum
diangkat
7. Anda sering membungkuk dan menekuk pinggang sewaktu
mengangkat benda
8. Punggung belakang anda selalu tegak atau lurus saat
mengangkat barang
9. Anda sering memutar pinggang kesamping kiri atau
kesamping kanan saat mengangkat barang
10.Anda selalu mengangkat barang sampai batas perut Anda
11.Anda sering mengangkat barang melebihi kepala
12.Anda memanggil teman sekerja untuk mengangkat
benda berat yang tidak mampu anda angkat sendirian
Reliability
Case Processing Summary
20 100.0
0 .0
20 100.0
Valid
Excludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
a.
Scale Statistics
12.7000 5.589 2.36421 8
Mean Variance Std. Deviation N of Items
Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas didapatkan nilai hasil > dari nilai tabel (0,444)
product momment. Maka kuesioner dinyatakan valid dan reliable.
REKAPITULASI KARAKTERISTIK RESPONDEN
Item-Total Statistics
11.3500 3.713 .868 .895 .719
11.1000 4.200 .552 .567 .775 11.2000 4.379 .469 .741 .794
11.0000 5.053 .459 .752 .834
11.1500 4.134 .576 .713 .771
10.8000 4.905 .488 .774 .794
10.8500 4.766 .471 .739 .792
11.4500 4.050 .751 .702 .744
VAR00001
VAR00002
VAR00003
VAR00004
VAR00005
VAR00006 VAR00007
VAR00008
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Reliability Statistics
.863 .805 8
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
Res. BB TB Umur Masa Kerja Berat Beban Rata-rata Frek. Jarak
(kg) (cm) (Thn) (Thn) Diangkat (kg) Angkat kali/hari angkut(m)
R1 63 166 36 2.5 40 50 80
R2 65 170 37 4 50 40 70
R3 60 168 38 5 40 60 70
R4 57 165 37 4 30 50 100
R5 61 165 39 3.5 35 30 50
R6 65 169 37 4 40 50 80
R7 61 166 39 5 35 40 40
R8 60 162 35 2 45 60 80
R9 65 170 33 4 30 50 30
R10 59 160 37 3.5 50 60 100
R11 57 157 36 2 35 30 50
R12 60 165 35 4 25 60 70
R13 60 167 37 5 50 40 30
R14 57 164 39 4.5 40 30 40
R15 55 160 38 2 35 50 70
R16 58 163 37 4 50 30 60
R17 50 160 37 2.5 35 40 70
R18 56 167 36 3 50 50 30
R19 51 165 30 4.5 25 30 100
R20 56 159 39 2 40 60 40
R21 64 170 38 3 30 50 50
R22 55 165 37 4 40 40 100
R23 62 167 35 3.5 35 60 80
R24 59 165 33 2 45 60 40
R25 61 166 35 3 30 40 60
R26 54 162 30 2.5 25 50 60
R27 52 161 38 2 50 50 50
R28 60 158 35 4.5 30 60 70
R29 66 170 38 4 50 40 70
R30 55 160 35 3 20 50 40
R31 57 162 32 5 30 40 100
R32 60 168 36 3 40 60 80
R33 64 170 37 5 35 30 60
R34 57 167 38 3.5 20 40 30
R35 53 168 32 3 45 50 40
R36 60 165 37 4.5 30 40 70
R37 56 164 30 2 50 50 50
R38 59 166 36 4 30 60 60
R39 65 170 32 3 50 30 100
R40 62 167 39 2.5 25 50 50
R41 65 169 38 4 30 60 90
R42 62 167 35 2 45 40 60
R43 55 165 31 3 50 60 100
R44 59 167 35 3.5 35 40 80
R45 59 165 32 2 40 60 40
R46 60 166 35 3 45 40 60
R47 54 162 30 3.5 25 60 60
R48 52 161 38 2 40 40 50
R49 66 158 35 5 30 60 100
R50 64 170 33 4 35 60 70
R51 56 160 35 3 30 50 40
R52 57 162 32 4 30 60 90
REKAPITULASI CHEKLIS TEKNIK MENGANGKAT BEBAN
No. Res. Item Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Skor Keterangan
1 R1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 18 tidak
2 R2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 14 tidak
3 R3 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 19 sesuai
4 R4 2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 18 tidak
5 R5 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 18 tidak
6 R6 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 20 sesuai
7 R7 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 18 tidak
8 R8 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 2 2 17 tidak
9 R9 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 19 sesuai
10 R10 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 18 tidak
11 R11 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 19 sesuai
12 R12 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 2 17 tidak
13 R13 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23 sesuai
14 R14 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 18 tidak
15 R15 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 18 tidak
16 R16 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 1 20 sesuai
17 R17 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 18 tidak
18 R18 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 17 tidak
19 R19 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 17 tidak
20 R20 2 2 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 18 tidak
21 R21 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 19 sesuai
22 R22 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 18 tidak
23 R23 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 19 sesuai
24 R24 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 16 tidak
25 R25 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 17 tidak
26 R26 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 21 sesuai
27 R27 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 2 18 tidak
28 R28 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 18 tidak
29 R29 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 14 tidak
30 R30 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 19 sesuai
31 R31 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 17 tidak 32 R32 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 18 tidak
33 R33 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 19 sesuai
34 R34 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 18 tidak
35 R35 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 16 tidak
36 R36 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 17 tidak
37 R37 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 19 sesuai
38 R38 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 17 tidak
39 R39 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 20 sesuai
40 R40 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 18 tidak
41 R41 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 19 sesuai
42 R42 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 15 tidak
43 R43 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 18 tidak
44 R44 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 23 sesuai
45 R45 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 18 tidak
46 R46 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 16 tidak
47 R47 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 19 sesuai
48 R48 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 17 tidak
49 R49 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 19 sesuai
50 R50 2 2 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 18 tidak
51 R51 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 19 sesuai
52 R52 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 17 tidak
Petunjuk Skoring : Sesuai Prosedur: 19 sampai 23
Tidak Sesuai Prosedur 14 Sampai 18
REKAPITULASI TEKNIK MENGANGKAT BEBAN DENGAN
NYERI PINGGSNG KELUHAN NYERI PINGGANG
No. Res. Teknik Mengangkat
Beban
Keluhan Nyeri
Pinggang
1 1 tidak sesuai prosedur nyeri
2 2 tidak sesuai prosedur nyeri
3 3 sesuai prosedur tidak nyeri
4 4 tidak sesuai prosedur nyeri
5 5 tidak sesuai prosedur nyeri
6 6 sesuai prosedur tidak nyeri
7 7 tidak sesuai prosedur nyeri
8 8 tidak sesuai prosedur tidak nyeri
9 9 sesuai prosedur nyeri
10 10 tidak sesuai prosedur nyeri
11 11 sesuai prosedur tidak nyeri
12 12 tidak sesuai prosedur nyeri
13 13 sesuai prosedur tidak nyeri
14 14 tidak sesuai prosedur nyeri
15 15 tidak sesuai prosedur nyeri
16 16 sesuai prosedur tidak nyeri
17 17 tidak sesuai prosedur nyeri
18 18 tidak sesuai prosedur nyeri
19 19 tidak sesuai prosedur tidak nyeri
20 20 tidak sesuai prosedur nyeri
21 21 sesuai prosedur nyeri
22 22 tidak sesuai prosedur nyeri
23 23 sesuai prosedur tidak nyeri
24 24 tidak sesuai prosedur nyeri
25 25 tidak sesuai prosedur nyeri
26 26 sesuai prosedur tidak nyeri
27 27 tidak sesuai prosedur nyeri
28 28 tidak sesuai prosedur nyeri
29 29 tidak sesuai prosedur nyeri
30 30 sesuai prosedur nyeri
31 31 tidak sesuai prosedur tidak nyeri
32 32 tidak sesuai prosedur nyeri
33 33 sesuai prosedur tidak nyeri
34 34 tidak sesuai prosedur nyeri
35 35 tidak sesuai prosedur nyeri
36 36 tidak sesuai prosedur nyeri
37 37 sesuai prosedur tidak nyeri
38 38 tidak sesuai prosedur nyeri
39 39 sesuai prosedur nyeri
40 40 tidak sesuai prosedur nyeri
41 41 sesuai prosedur tidak nyeri
42 42 tidak sesuai prosedur nyeri
43 43 tidak sesuai prosedur nyeri
44 44 sesuai prosedur tidak nyeri
45 45 tidak sesuai prosedur nyeri
46 46 tidak sesuai prosedur nyeri
47 47 sesuai prosedur tidak nyeri
48 48 tidak sesuai prosedur nyeri
49 49 sesuai prosedur nyeri
50 50 tidak sesuai prosedur nyeri
51 51 sesuai prosedur tidak nyeri
52 52 tidak sesuai prosedur nyeri
Statistics
VAR000
01 VAR000
02 VAR000
03 VAR000
04 VAR000
05 VAR000
06 VAR000
07
Valid 52 52 52 52 52 52 52 N
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Mean 58.9615
164.8269
35.4615 3.4038 37.0192 45.5769 64.6154
Median 59.0000
165.0000
36.0000 3.5000 35.0000 40.0000 60.0000
Std. Deviation 4.13005 3.62843 2.65287 .98039 8.87051 8.94722
21.82475
Berat Badan (kg)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
50.00 1 1.9 1.9 1.9
51.00 1 1.9 1.9 3.8
52.00 2 3.8 3.8 7.7
53.00 1 1.9 1.9 9.6
54.00 2 3.8 3.8 13.5
55.00 4 7.7 7.7 21.2
56.00 4 7.7 7.7 28.8
57.00 6 11.5 11.5 40.4
Valid
58.00 1 1.9 1.9 42.3
59.00 5 9.6 9.6 51.9
60.00 8 15.4 15.4 67.3
61.00 3 5.8 5.8 73.1
62.00 3 5.8 5.8 78.8
63.00 1 1.9 1.9 80.8
64.00 3 5.8 5.8 86.5
65.00 5 9.6 9.6 96.2
66.00 2 3.8 3.8 100.0
Total 52 100.0 100.0
Tinggi Badan (cm)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
157.00 1 1.9 1.9 1.9
158.00 2 3.8 3.8 5.8
159.00 1 1.9 1.9 7.7
160.00 5 9.6 9.6 17.3
161.00 2 3.8 3.8 21.2
162.00 5 9.6 9.6 30.8
163.00 1 1.9 1.9 32.7
164.00 2 3.8 3.8 36.5
165.00 9 17.3 17.3 53.8
166.00 5 9.6 9.6 63.5
167.00 7 13.5 13.5 76.9
168.00 3 5.8 5.8 82.7
169.00 2 3.8 3.8 86.5
170.00 7 13.5 13.5 100.0
Valid
Total 52 100.0 100.0
Umur (thn)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
30.00 4 7.7 7.7 7.7
31.00 1 1.9 1.9 9.6
32.00 5 9.6 9.6 19.2
33.00 3 5.8 5.8 25.0
35.00 11 21.2 21.2 46.2
36.00 5 9.6 9.6 55.8
37.00 10 19.2 19.2 75.0
38.00 8 15.4 15.4 90.4
39.00 5 9.6 9.6 100.0
Valid
Total 52 100.0 100.0
Masa Kerja (thn)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 2.00 10 19.2 19.2 19.2
2.50 4 7.7 7.7 26.9
3.00 10 19.2 19.2 46.2
3.50 6 11.5 11.5 57.7
4.00 12 23.1 23.1 80.8
4.50 4 7.7 7.7 88.5
5.00 6 11.5 11.5 100.0
Total 52 100.0 100.0
Berat Beban (kg)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
20.00 2 3.8 3.8 3.8
25.00 5 9.6 9.6 13.5
30.00 12 23.1 23.1 36.5
35.00 9 17.3 17.3 53.8
40.00 9 17.3 17.3 71.2
45.00 5 9.6 9.6 80.8
50.00 10 19.2 19.2 100.0
Valid
Total 52 100.0 100.0
Frekuensi Angkat
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
30.00 7 13.5 13.5 13.5
40.00 14 26.9 26.9 40.4
50.00 14 26.9 26.9 67.3
60.00 17 32.7 32.7 100.0
Valid
Total 52 100.0 100.0
Jarak Angkut (meter)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 30.00 4 7.7 7.7 7.7
40.00 8 15.4 15.4 23.1
50.00 7 13.5 13.5 36.5
60.00 8 15.4 15.4 51.9
70.00 9 17.3 17.3 69.2
80.00 6 11.5 11.5 80.8
90.00 2 3.8 3.8 84.6
100.00 8 15.4 15.4 100.0
Total 52 100.0 100.0
Crosstabs
Case Processing Summary
52 100.0% 0 .0% 52 100.0%VAR00001 * VAR00002N Percent N Percent N Percent
Valid Missing Total
Cases
VAR00001 * VAR00002 Crosstabulation
Count
31 3 34
5 13 18
36 16 52
Tidak Sesuai Prosedur
Sesuai Prosedur
VAR00001
Total
Nyeri
Pinggang
Tidak Nyeri
Pinggang
VAR00002
Total
Chi-Square Tests
22.207b 1 .000
19.331 1 .000
22.629 1 .000
.000 .000
21.780 1 .000
52
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Computed only for a 2x2 tablea.
0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.
54.
b.
Symmetric Measures
.547 .000
52
Contingency CoefficientNominal by Nominal
N of Valid Cases
Value Approx. Sig.
Not assuming the null hypothesis.a.
Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.b.
Coefesien contingensi: 0,547
Gambar 1. Lokasi Tempat Kerja Pengangkut Barang
Gambar 2 Kegiatan Pengisian Kusioner Pekerja Pengangkut Barang
Gambar 3 Aktivitas Kerja Para Pengangkut barang