BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek...
Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek...
Risneli Dwi Putri, 2015 PENGARUH TRAINING (PELATIHAN) TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendi dikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini menganalisis pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan.
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 38), variabel penelitian pada dasarnya adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya.
Berdasarkan hal tersebut dalam penelitian ini variabel yang akan
dikemukakan ada dua macam yaitu :
1. Variabel bebas (Independent Variable)
Menurut Sugiyono (2012:39) variabel independent sering disebut variabel
stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai
variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi
atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya dependent variable (terikat).
Maka yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah "Training
(Pelatihan)".
2. Variabel terikat (Dependent Variable)
Menurut Sugiyono (2012:39) variabel dependent sering disebut variabel
output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai
variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Maka yang menjadi
variabel terikat dalam penelitian ini adalah "Kinerja Karyawan".
Unit yang akan diteliti dan menjadi subjek responden dalam penelitian ini
adalah karyawan pada Direktorat Sumber Daya Manusia dan Umum PT Pos
Indonesia (Persero) Kantor Pusat Cilaki Bandung. Penelitian ini dilakukan di Kota
Bandung, tepatnya di PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pusat Cilaki Bandung
yang berlokasi di Jalan Cilaki No. 73 Bandung.
54
Risneli Dwi Putri, 2015 PENGARUH TRAINING (PELATIHAN) TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendi dikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2 Metode dan Desain Penelitian
3.2.1 Metode Penelitian
Berdasarkan variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu Pelatihan serta
pengaruhnya terhadapKinerja Karyawan pada PT. Pos Indonesia (Persero)
Bandung, maka metode penelitian yang digunakan untuk meneliti masalah ini
adalah metode penelitian deskriptif dan verifikatif.
Tujuan dari penelitian deskriptif adalah membuat deskripsi, gambaran atau
lukisan secara sistematis, faktual mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Sugiyono (2012, hlm. 35) yang
menyatakan bahwa βpenelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan
untuk memberikan gambaran dari variabel penelitian dimana penelitian ini tidak
membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain dan mencari hubungan
variabel itu dengan variabel lain.β
Melalui jenis penelitian deskripsi yang digunakan dalam penelitian ini,
maka akan diperoleh deskripsi mengenai gambaran tentang Pelatihan dan
gambaran Kinerja Karyawan di PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung.
Adapun penelitian verifikatif adalah metode penelitian yang menguji
hipotesis dengan cara mengumpulkan data dari lapangan. Dalam penelitian ini,
akan diuji apakah terdapat pengaruh antara Pelatihan dengan Kinerja Karyawan
pada PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung.
Berdasarkan jenis penelitiannya, yakni deskriptif verifikatif maka metode
penelitian yang akan digunakan adalah metode survey explanatory, dimana
penelitian survei yang digunakan untuk menjelaskan hubungan kausal dan
pengujian hipotesis. Survei dilakukan dengan cara mengambil sampel dari suatu
populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data.
3.2.2 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Desain penelitian menurut Suharsimi
Arikunto (2010, hlm. 51) adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti,
sebagai ancar-ancar kegiatan yang akan dilaksanakan.
55
Risneli Dwi Putri, 2015 PENGARUH TRAINING (PELATIHAN) TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendi dikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
kausalitas. Tujuannya adalah untuk menjelaskan hubungan kausal atau hubungan
sebab akibat dari variabel-variabel yang diteliti. Desain penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan PT. Pos
Indonesia (Persero) Bandung.
3.3 Operasionalisasi Variabel
Variabel-variabel dan indikator serta skala pengukuran yang digunakan
ada di dalam tabel berikut:
Tabel 3. 1
Operasionalisasi Variabel Pelatihan
Variabel Indikator Ukuran Skala
Pelatihan / Training
(X)
βTraining (X) usually
refers to teaching
operational or
technical employees
how to the job for
which they were
hired.β Pelatihan (X)
biasanya mengacu
pada mengajarkan
karyawan bagaimana
cara mengerjakan
tugas dimana mereka
dipekerjakan
Griffin (2011 : 590)
Assessing
training need
Tingkat kesesuian
kebutuhan karyawan
dengan tuntutan
pekerjaan
Tingkat kebutuhan
pelatihan terhadap
tujuan organisasi
Tingkat kebutuhan
pelatihan untuk
karyawan baru
Ordinal
Common
training
methods
Tingkat ketepatan
pemilihan materi
pelatihan
Tingkat ketepatan
pemilihan metode
(methods) pelatihan
Tingkat pemahaman
instruktur (trainers)
pelatihan dalam
memberikan materi
dalam program
pelatihan
Tingkat kelengkapan
fasilitas pelatihan
Ordinal
56
Risneli Dwi Putri, 2015 PENGARUH TRAINING (PELATIHAN) TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendi dikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Evalution of
training
Tingkat penilaian
peserta setelah
dilaksanakannya
pelatihan
Tingkat penyerapan
materi pelatihan oleh
peserta pelatihan
Tingkat perubahan
perilaku peserta
pelatihan setelah
diadakan pelatihan
Tingkat perubahan
kinerja organisasi
secara positif setelah
diadakannya pelatihan.
Ordinal
57
Risneli Dwi Putri, 2015 PENGARUH TRAINING (PELATIHAN) TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendi dikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3. 2
Operasionalisasi Variabel Kinerja
Variabel Indikator Ukuran Skala
Kinerja / Performance
(Y)
βPerformance (Y) is
defined as the record of
outcomes produced on
specified job funtion or
activities during a
specified time periodβ
Kinerja (Y) adalah
catatan hasil produksi
pada fungsi pekerjaan
yang spesifik atau
aktivasi selama periode
waktu tertentu.
John Bernardin (2009 :
147)
Quality
Tingkat ketepatan
dalam menyelesaikan
pekerjaan.
Tingkat ketelitian
karyawan dalam
bekerja
Ordinal
Quantity
Tingkat jumlah
penyelesaian pekerjaan
Tingkat pencapaian
target kerja
Ordinal
Timeliness
Tingkat ketepatan waktu
karyawan dalam
menyelesaikan
pekerjaannya
Tingkat ketepatan
rencana kerja dengan
hasil kerja
Ordinal
Cost β
Effectiveness
Tingkat pengurangan
kerugian dari masing-
masing unit di dalam
organisasi
Tingkat kesadaran
karyawan dalam
mempertanggungjawabk
an sarana dan prasarana
yang digunakan
Ordinal
Need for
supervision
Tingkat kemandirian
karyawan dalam
melaksanakan fungsi
kerja tanpa harus
meminta bantuan
pengawasan untuk
mencegah hasil yang
merugikan.
Tingkat inisiatif
karyawan
menyelesaikan
pekerjaannya
Ordinal
Tingkat kemampuan
berkomunikasi dengan
58
Risneli Dwi Putri, 2015 PENGARUH TRAINING (PELATIHAN) TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendi dikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Interpersonal
impact
sesama karyawan
Tingkat kemampuan
berkomunikasi kepada
bawahan
Tingkat bekerja sama
dengan sesama
karyawan.
Ordinal
3.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Sumber Data
Sumber data adalah sumber diperolehnya data untuk penelitian. Sumber
data dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer
Data primer menurut Sugiyono (2012, hlm. 137) yaitu sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sumber data primer dalam
penelitian ini diperoleh secara langsung dari perusahaan, dengan melalui
wawancara langsung dengan pihak terkait yaitu mewawancarai bagian umum dan
karyawan serta dengan menyebar kuesioner kepada karyawan PT Pos Indonesia
(Persero) Kantor Pusat Cilaki Bandung.
2. Data Sekunder
Data sekunder menurut Sugiyono (2012, hlm. 137) adala sumber yang
tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sumber data sekunder
dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber antara lain dari dokumen
perusaaan, laporan, buku, artikel, jurnal dan informasi lainnya yang mempunyai
hubungan dan relevan dengan masalah yang dibaas dalam penelitian ini.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian data primer dilakukan penulis melalui penelitian langsung ke
lapangan (field research) dengan mengadakan wawancara, observasi, dan
kuesioner. Sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan melalui penelitian
data kepustakaan (library research). Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan, antara lain:
59
Risneli Dwi Putri, 2015 PENGARUH TRAINING (PELATIHAN) TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendi dikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara
pengamatan secara langsung oleh penulis ke tempat objek penelitian di PT Pos
Indonesia (Persero) Kantor Pusat Cilaki Bandungguna memperoleh data-data
primer yang dibutuhkan dengan cara:
a. Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan wawancara merupakan teknik
pengumpulan data dengan cara menggunkan pertanyaan lisan kepada subyek
penelitian. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari permasalahan
yang biasanya terjadi karena sebab-sebab khusus yang tidak dapat dijelaskan
dengan kuesioner.
b. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan langsung
terhadap objek yang berubungan dengan masalah yang diteliti khususnya
mengenai pelatihan dan kinerja karyawan pada PT Pos Indonesia (Persero) Kantor
Pusat Cilaki Bandung.
c. Kuesioner
Teknik pengumpulan data dengan kuesioner merupakan suatu teknik
pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden,
dengan harapan responden akan memberikan respon terhadap pertanyaan yang
sudah disertai alternatif jawaban sebelumnya, sehingga responden dapat memilih
salah satu dari alternatif jawaban tersebut. Dalam hal ini, penulis menyebarkan
seperangkat daftar pertanyaan tertulis mengenai pengaruh pelatihan terhadap
kinerja karyawan Direktorat Sumber Daya Manusia dana Umum PT Pos
Indonesia (Persero) Kantor Pusat Cilaki Bandung dan diisi responden secara
persepsional.
2. Studi Kepustakaan (Library Research)
Yaitu penelitian dengan cara mempelajari berbagai laporan, referensi,
jurnal kepustakaan, buku dan sumber-sumber lain.
60
Risneli Dwi Putri, 2015 PENGARUH TRAINING (PELATIHAN) TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendi dikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.5 Populasi dan Sampel
3.5.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 80) populasi dapat diartikan sebagai
wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang memiliki kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT Pos
Indonesia (Persero) Kantor Pusat Cilaki Bandung pada Direktorat Sumber Daya
Manusia dan Umum yang berjumlah 152 orang.
3.5.2 Sampel
Sampel menurut Sugiyono (2012, hlm. 81) adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Berdasarkan data yang ada,
jumlah karyawan PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pusat Cilaki Bandung adalah
sebanyak 152 orang, maka yang akan dijadikan sampel adalah sebanyak 60 orang.
Menurut Husein Umar (2002, hlm. 59) untuk menghitung besarnya ukuran sampel
dapat dilakukan dengan menggunakan teknik slovin dengan rumus:
π =π
1 + ππ2
Husein Umar (2002, hlm. 59)
Keterangan:
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
E = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang ditolerir (e=0,1)
Berdasarkan rumus diatas maka dapat diukur besarnya sampel sebagai
berikut:
π =152
1 + (152 π₯ (0,1)2)
π =152
2,52
n = 60,31 = 60
Sesuai dengan hasil perhitungan di atas maka sampel secara keseluruhan
sebanyak 60 orang.
61
Risneli Dwi Putri, 2015 PENGARUH TRAINING (PELATIHAN) TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendi dikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.5.3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan
probability sampling. Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel
yang memberikan kesempatan atau peluang yang sama kepada seluruh anggota
atau elemen populasi untuk dijadikan sampel. Peneliti menggunakan salah satu
dari teknik probability sampling yaitu simple random sampling. Teknik ini
dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dan populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam popolasi
tersebut (Sugiyono, 2012, hlm. 82).
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas
3.6.1 Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 267) βValiditas merupakan derajat
ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat
dilaporkan oleh penelitiβ. Uji validitas dapat menunjukan sejauh mana alat ukur
(kuesioner) yang digunakan dapat mengukur apa yang diukur. Uji validitas akan
dihitung dengan menggunakan korelasi Pearson Product Moment yang dikerjakan
dengan bantuan program SPSS. Rumus uji validasi menggunakan korelasi
Pearson dikutip oleh Suharsimi Arikunto (2010, hlm. 211)
π π₯π¦
π (β π₯π¦) β (β π₯) (β π¦)
β{π (β π₯2) β (β π₯)2}{π (β π¦2 ) β (β π¦)2}
Suharsimi Arikunto, 2010, hlm. 213
Keterangan:
r = Koefisien validitas item yang dicari
X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item
Y = Skor total
βX = Jumlah skor dalam distribusi X
βY = Jumlah skor dalam distribusi Y
(βX2) = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
62
Risneli Dwi Putri, 2015 PENGARUH TRAINING (PELATIHAN) TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendi dikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(βY2) = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
n = Banyaknya responden
Dimana :
r = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y, dua variabel yang
dikorelasikan.
Hasil perhitungan rxy dibandingkan dengan rtabel pada taraf nyata πΌ = 5%
dan derajat kebebasan (dk = n-2). Kriteria kelayakan adalah sebagai berikut :
1. Jika nilai rhitung lebih besar dari rtabel, maka instrumen angket dinyatakan
valid (rhitung >rtabel, valid)
2. Jika nilai rhitung lebih kecil dari rtabel, maka instrumen angket dinyatakan
tidak valid (rhitung <rtabel, tidak valid)
Dengan menggunakan rumus dan langkah yang sama, maka dapat
dilakukan pengujian validitas untuk seluruh item yang seluruhnya ada 24 item.
Pengujian validitas instrumen ini dilakukan terhadap 20 responden dengan tingkat
signifikansi 5 % dengan derajat kebebasan (dk) = n-2 (20-2 = 18) didapat rtabel
sebesar 0,468. Perhitungan validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan
program SPSS 22.0 for windows. Uji validitas untuk variabel training (pelatihan)
dan kinerja karyawan dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 3. 3
Hasil Pengujian Validitas Penelitian Variabel X (Training / Pelatihan)
No. Pernyataan rhitung rtabel Keterangan
1 Pelatihan harus sesuai dengan kebutuhan karyawan
dalam tuntutan pekerjaannya
0.679 0,468 Valid
2 Pelatihan diadakan untuk dapat mencapai tujuan
organisasi
0,891 0,468 Valid
3 Program pelatihan tidak diperlukan oleh karyawan
baru
0,734 0,468 Valid
4 Materi yang diberikan harus sesuai dengan tujuan
pelatihan
0,774 0,468 Valid
5 Metode pelatihan yang digunakan tidak harus sesuai
dengan tujuan pelatihan
0,638 0,468 Valid
6 Instruktur harus dapat memahami dan menguasai
materi yang diberikan pada saat pelatihan
0,559 0,468 Valid
63
Risneli Dwi Putri, 2015 PENGARUH TRAINING (PELATIHAN) TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendi dikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7 Fasilitas yang disediakan tidak harus memadai agar
pelatihan berjalan dengan baik
0,791 0,468 Valid
8 Peserta pelatihan dirasa tidak perlu memberikan
penilaian setelah diadakannya pelatihan
0,465 0,468 Tidak Valid
9 Pelatihan dikatakan bagus jika materi dari pelatihan
tersebut dapat diserap oleh semua peserta.
0,749 0,468 Valid
10 Pelatihan semestinya dapat merubah perilaku
peserta pelatihan menjadi lebih baik
0,733 0,468 Valid
11 Pelatihan tidak dapat memberikan perubahan
kinerja organisasi kearah yang positif
0,783 0,468 Valid
Sumber : Hasil pengolahan data, 2015 dengan SPSS 22.0 for windows
Berdasarkan hasil uji validitas instrumen penelitian variabel X yaitu
training (pelatihan) pada table diatas, dapat dilihat bahwa satu dari 11 pernyataan
yaitu pernyataan pada nomor 8, dikatakan tidak valid karena rhitung β€ rtabel.
Sedangkan untuk pernyataan lainnya yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, dan 11
dikatakan valid karena rhitung β₯ rtabel.
Maka dapat disimpulkan bahwa 10 item pernyataan dari variabel training
(pelatihan) dalam kuesioner dinyatakan valid.
Tabel 3. 4
Hasil Pengujian Validitas Penelitian Variabel Y (Kinerja)
No. Pernyataan rhitung rtabel Keterangan
1 Ketepatan penyelesaian pekerjaan sesuai dengan
standar perusahaan
0.771 0,468 Valid
2 Tingkat ketelitian dalam mengerjakan setiap
pekerjaan
0,814 0,468 Valid
3 Jumlah penyelesaian pekerjaan sekarang lebih baik
dari hasil kerja sebelumnya
0,577 0,468 Valid
4 Tingkat penyelesaian tugas sesuai target perusahaan 0,756 0,468 Valid
5 Ketepatan waktu dalam penyelesaian pekerjaan 0,720 0,468 Valid
6 Tingkat pelaksanaan rencana kerja sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan
0,667 0,468 Valid
7 Tingkat pengurangan kerugian yang terjadi dari
masing-masing unit di dalam organisasi
0,505 0,468 Valid
8 Tingkat kesadaran dalam
mempertanggungjawabkan sarana dan prasarana
yang digunakan
0,849 0,468 Valid
64
Risneli Dwi Putri, 2015 PENGARUH TRAINING (PELATIHAN) TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendi dikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9 Tingkat kemandirian dalam melaksanakan fungsi
kerja tanpa harus meminta bantuan pengawasan
untuk mencegah hasil yang merugikan
0,493 0,468 Valid
10 Memiliki inisiatif dalam menyelesaikan pekerjaan 0,676 0,468 Valid
11 Berkomunikasi lebih baik dengan sesama karyawan 0,844 0,468 Valid
12 Berkomunikasi lebih baik dengan bawahan 0,819 0,468 Valid
13 Bekerja sama dengan baik di dalam tim 0,814 0,468 Valid
Sumber : Hasil pengolahan data, 2015 dengan SPSS 22.0 for windows
Berdasarkan hasil uji validitas instrumen penelitian variabel Y (kinerja
karyawan) pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa semua pernyataan yaitu
pernyataan yang bernomor 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12, dan 13 dikatakan valid,
karena setiap item memiliki rhitung lebih besar dari rtabel 0,468. Sehingga semua
pernyataan tersebut dapat dijadikan alat ukur untuk variabel yang diteliti
3.6.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau
temuan. Dalam pandangan positivistik (kuantitatif), suatu data dinyatakan reliabel
apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama menghasilkan data yang
sama, atau peneliti yang sama dalam waktu yang berbeda menghasilkan data
yang sama, atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukan data yang
tidak berbeda Sugiyono (2012, hlm. 267).
Jika suatu instrumen dapat dipercaya maka data yang dihasilkan oleh
instrumen tersebut dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas kuesioner penelitian
dilakukan dengan rumus alpha. Rumus alpha digunakan untuk mencari reliabilitas
instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian
(Suarsimi Arikunto 2010, hlm. 221)
Koefisien Alpha Cronback (CπΌ) merupakan statistik yang sering dipakai
untuk menguji reliabilitas suatu instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian
diindikasikan memiliki tingkat reliabilitas memadai jika koefisien Alpha
Cronbach lebih besar atau sama dengan 0,70. Rumus untuk mengukur reliabilitas
yaitu:
65
Risneli Dwi Putri, 2015 PENGARUH TRAINING (PELATIHAN) TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendi dikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
r11 = (π
πβ1) (1 β
β π2π
π2π‘)
Suharsimi Arikunto (2010, hlm. 239)
Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau soal
β π2π = Jumlah varians butir soal
π2π‘ = Varians total
Sedangkan rumus variansnya adalah:
π2 =β π₯2 (β π)2
π
π
Suharsimi Arikunto (2010, hlm. 239)
Keterangan:
Ο2 = Varians
β π2 = Jumlah kuadrat skor total
(β π)2 = Jumlah kuadrat dari jumlah skor total
N = Jumlah responden
Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jika rhitung>rtabel berarti item pertanyaan dikatakan reliabel
2. Jika rhitung<rtabel berarti item pertanyaan dikatakan tidak reliabel
Secara teknis pengujian instrumen dengan rumus-rumus diatas
menggunakan fasilitas software SPSS 22.0 for windows, dengan hasil yang
tercantum pada tabel dibawah ini:
Tabel 3. 5
Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
No. Variabel rHitung rTabel Keterangan
1. Training (pelatihan) 0,899 0,70 Reliabel
2. Kinerja 0,899 0,70 Reliabel
Sumber : Hasil pengolahan data, 2015 dengan SPSS 22.0 for windows
66
Risneli Dwi Putri, 2015 PENGARUH TRAINING (PELATIHAN) TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendi dikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil pengujian pada tabel menunjukkan bahwa kedua variabel, yaitu
Training (pelatihan) dan Kinerja dinyatakan reliabel. Hal ini dikarenakan rhitung
variabel Training (pelatihan) dan rhitung variabel Kinerja lebih besar dibanding
nilai rtabel.
Setelah memperhatikan kedua pengujian instrumen diatas dapat
disimpulkan bahwa instrumen dinyatakan valid dan reliabel. Hal itu berarti bahwa
penelitian ini dapat dilanjutkan tanpa adanya suatu kendala terjadinya kegagalan
penelitian yang disebabkan oleh instrumen penelitiannya yang belum teruji tingkat
validitas dan reliabilitasnya.
3.7 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis
3.7.1 Rancangan Analisis Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah data. Secara
garis besar langkah-langkah pengolahan data yaitu:
1. Editing, yaitu pemeriksaan angket yang terkumpul kembali setelah diisi
oleh responden seperti mengecek kelengkapan data artinya memeriksa isi
instrumen pengumpulan data (termasuk pula kelengkapan lembar
instrumen barangkali ada yang terlepas atau sobek).
2. Coding, yaitu pemberian skor atau kode untuk setiap pilihan dari item
berdasarkan ketentuan yang ada dimana untuk menghitung bobot nilai dari
setiap pertanyaan atau pernyataan dalam angket menggunakan skala Likert
kategori lima. Skor atau bobot untuk jawaban positif diberi skor 5-4-3-2-1,
sedangkan untuk jawaban negatif diberi skor 1-2-3-4-5.
67
Risneli Dwi Putri, 2015 PENGARUH TRAINING (PELATIHAN) TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendi dikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3. 6
Kriteria Bobot Nilai Alternatif
Pilihan Jawaban
Bobot
Pernyataan
Positif
Bobot
Pernyataan
Negatif
Sangat Setuju / Selalu / Sangat Sesuai 5 1
Setuju / Sering / Sesuai 4 2
Cukup Setuju / Kadang-kadang /
Cukup Sesuai
3 3
Tidak Setuju / Jarang / Tidak Sesuai 2 4
Sangat Tidak Setuju / Tidak Pernah /
Sangat Tidak Sesuai
1 5
3. Tabulating, maksudnya menghitung hasil skoring dan dituangkan dalam
tabel rekapitulasi secara lengkap.
Tabel 3. 7
Tabel Rekapitulasi Pengolahan Data
Responden Skor Item
Total 1 2 3 ... N
1
2
3
...
N
4. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini akan diarahkan untuk menjawab
permasalahan sebagaimana diungkapkan pada rumusan masalah. Untuk itu
penulis menggunakan dua macam analisis, yaitu :
a. Analisis deskriptif, analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan skor
variabel X dan variabel Y serta kedudukannya, dengan prosedur sebagai
berikut :
1. Menentukan jumlah skor kriterium (SK) dengan rumus :
SK = ST x JB x JR
68
Risneli Dwi Putri, 2015 PENGARUH TRAINING (PELATIHAN) TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendi dikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dimana :
SK = skor kriterium
ST = skor tertinggi
JB = jumlah bulir
JR = jumlah responden
2. Membandingkan jumlah skor hasil kuesioner dengan jumlah skor
kriterium, untuk mencari jumlah skor hasil kuesioner dengan rumus :
xi = x1+ x2+ x3 + β¦. + xn
Dimana :
xi =jumlah skor hasil kuesioner variabel X
x1- xn =jumlah skor kuesioner masing-masing reponden
3. Membuat daerah kategori kontinum menjadi lima tingkatan, contohnya
sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut :
Menentukan kontinum tertinggi dan terendah.
Tinggi : SK = ST x JB x JR
Rendah : SK = SR x JB x JR
Dimana :
ST = skor tertinggi
SR = skor terendah
JB = jumlah bulir
JR = jumlah responden
Menentukan selisih skor kontinum dari setiap tingkatan rumus :
π = ππππ ππππ‘πππ’π π‘πππππ β ππππ ππππ‘πππ’π πππππβ
3
4. Membuat garis kontinum dan menentukan daerah letak skor hasil
penelitian. Menentukan persentase letak skor hasil penelitian (rating scale)
dalam garis kontinum (S/Skor maksimal x 100%).
Rendah Sedang Tinggi
Gambar 3. 1
Contoh Garis Kontinum Penelitian
69
Risneli Dwi Putri, 2015 PENGARUH TRAINING (PELATIHAN) TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendi dikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Membandingkan skor total tiap variabel dengan parameter di atas untuk
memperoleh gambaran variabel Pelatihan (X) dan Variabel Kinerja (Y)
b. Analisis verifikatif, analisis ini digunakan untuk menjawab permasalahan
tentang pengaruh variabel X terhadap variabel Y dengan prosedur sebagai
berikut :
1. Method of Successive Interval (MSI)
Penelitian ini menggunakan skala ordinal, maka semua data yang
terkumpul terlebih dahulu akan ditransformasikan ke tingkat interval dengan
menggunakan Method of Successive Interval (MSI). Langkah-langkah untuk
melakukan transformasi data tersebut adalah sebagai berikut :
Perhatikan setiap butir
Untuk setiap butir tersebut tentukan berapa orang yang menjawab
skor 1,2,3,4,5.
Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya
disebut proposisi, dengan menggunakan rumus :ππ =π
π
Tentukan proporsi kumulatif.
Dengan menggunakan tabel distribusi normal, hitung nilai z untuk
setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.
Tentukan nilai dentitas untuk setiap nilai z yang diperoleh.
Tentukan Skala Value (SV) dengan rumus :
ππ =π·πππ ππ‘π¦ππ‘πΏππ€πππΏππππ‘ β π·πππ ππ‘π¦ππ‘ππππππΏππππ‘
π΄ππππ΅ππππ€ππππππΏππππ‘ β π΄ππππ΅ππππ€πΏππ€πππΏππππ‘
Dimana :
Scala Value : Nilai Skala
Density at Lower Limit : Densitas batas bawah
Density at Upper Limit : Densitas batas atas
Area Below Upper Limit : Daerah dibawah batas atas
Area Below Lower Limit : Daerah dibawah batas bawah
Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus :
Y = NS + k K = [1 + βNSmin β]
70
Risneli Dwi Putri, 2015 PENGARUH TRAINING (PELATIHAN) TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendi dikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Langkah-langkah sebelumnya apabila dijabarkan dalam bentuk tabel akan
terlihat sebagai berikut :
Kriteria 1 2 3 4 5
Frekuensi
Proporsi
Proporsi Kumulatif
Nilai
Scale Value
Catatan : Skala terkecil dibuat sebesar 1, maka SV terkecil adalah +
Secara teknis untuk mentransformasikan data menjadi skala interval akan
dibantu dengan aplikasi Microsoft Office Excel dengan menggunakan fasilitas
Method of Successive Interval (MSI).
2. Pengujian Persyaratan Analisis Data
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah
dengan menggunakan uji persyaratan regresi. Adapun syaratnya adalah uji
normalitas data.
3. Analisis Korelasi
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menghitungnya
dengan menggunakan analisis koefisien korelasi yang bertujuan mencari
hubungan antara variabel yang diteliti. Penggunaan korelasi product moment
digunakan untuk menguji hubungan antara variabel X terhadap Y.
Teknik korelasi product moment digunakan untuk mencari hubungan dan
membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk
interval atau rasio.
Rumus koefisien korelasi Product Moment :
))(.)()(.(
))((
2222 YYNXXN
YXXYrxy
Sugiyono, (2012, hlm. 13)
Terdapat dua jenis hubungan variabel yaitu hubungan positif dan negative.
Hubungan X dan Y dikatakan positif apabila kenaikan (penurunan) X pada
umumnya diikuti kenaikan (penurunan) Y. Ukuran yang dipakai untuk
71
Risneli Dwi Putri, 2015 PENGARUH TRAINING (PELATIHAN) TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendi dikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara X dan Y disebut Koefisien
korelasi (r). Nilai r harus paling sedikit -1 dan paling besar 1, artinya:
Jika nilai r = +1 atau mendekati +1, maka korelasi antara kedua variabel
sangat kuat dan positif.
Jika nilai r = -1 atau mendekati -1, maka korelasi antara kedua variabel
sangat kuat dan negatif.
Jika nilai r = 0 atau mendekati 0, maka korelasi antara kedua variabel yang
diteliti tidak ada sama sekali atau sangat lemah.
Tabel 3. 8
Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 β 0,199 Sangat rendah
0,20 β 0,399 Rendah
0,40 β 0,599 Sedang
0,60 β 0,799 Kuat
0,80 β 1,000 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono, (2012, hlm. 184)
4. Analisis Regresi Linear Sederhana
Dalam penelitian ini penulis menganalisis data dengan menggunakan
regresi sederhana. Teknik analisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui
bagaimana variabel dependen (Y) yaitu kinerja dapat diprediksikan melalui
variabel independen (X) yaitu training (pelatihan). Maksud dari teknik analisis ini
juga dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik atau menurunnya variabel
independen atau untuk meningkatkan keadaan variabel dependen dapat dilakukan
dengan meningkatkan variabel independen ataupun sebaliknya.
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 270) regresi sederhana didasarkan pada
hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu
variabel dependen. Persamaan umum regresi linear adalah sebagai berikut :
Y = a + bX
Sugiyono (2012, hlm.270)
72
Risneli Dwi Putri, 2015 PENGARUH TRAINING (PELATIHAN) TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendi dikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dimana :
Y = Kinerja
X = Pelatihan
a = Harga Y bila X = 0 (Harga Konstan)
b = Angka arah/koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan
ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel
independen. Bila b (+) maka naik, dan bila b (-) maka terjadi penurunan.
5. Koefisien Determinan
Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel X dan variabel Y adalah
dengan menggunakan teknik analisis koefisien determinasi (kd), dimana
penggunakaan koefisien determinasi dinyatakan dalam persentase dengan rumus
sebagai berikut :
πΎπ· = π2π₯ 100%
Suharsimi Arikunto (2010, hlm. 144)
Dimana :
KD = Koefisien determinasi
r = Koefisien korelasi
Jika r2 diperoleh dari hasil perhitungan semakin besar atau mendekati 1,
maka dapat dikatakan bahwa peranan dari variabel X terhadap variabel Y akan
semakin besar, ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk
menerangkan variabel Y. Sebaliknya jika r2 semakin kecil atau mendekati 0, maka
dapat dikatakan peranan variabel X terhadap variabel Y semakin kecil. Hal ini
berarti model yang digunakan semakin lemah untuk menerangkan variasi variabel
tidak bebasnya. Secara umum dapat dikatakan bahwa koefisien determinasi r2
berada diantara 0-1.
73
Risneli Dwi Putri, 2015 PENGARUH TRAINING (PELATIHAN) TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendi dikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.7.2 Uji Hipotesis
Langkah terakhir dari analisis data yaitu pengujian hipotesis yang
bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang cukup jelas dan dapat
dipercaya antara variabel independen dengan variabel dependen.
Untuk menguji hipotesisi ini peneliti menggunakan rumus uji signifikansi
korelasi (uji T-student) sebagai berikut:
π‘ =πβπ β 2
β1 β π2
Sugiyono (2012, hlm. 184)
Dimana :
t = distribusi student
r = koefisien korelasi dari uji independen (kekuatan korelasi)
n = banyaknya sampel
dengan kriteria sebagai berikut :
taraf signifikansi 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = N-2
apabila thitung>ttabel maka H1 diterima dan H0 ditolak
apabila thitungβ€ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak
Secara statistik, hipotesis yang akan diuji dalam rangka pengambilan
keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut:
H0:π β€ 0 Korelasi tidak berarti
Artinya, tidak terdapat pengaruh positif antara pelatihan
terhadap kinerja karyawan pada Direktorat Sumber Daya
Manusia dan Umum PT Pos Indonesia (Persero) Cilaki,
Bandung.
H1:π > 0 Korelasi Berarti
Artinya terdapat pengaruh positif antara pelatihan terhadap
kinerja karyawan pada Direktorat Sumber Daya Manusia
dan Umum PT Pos Indonesia (Persero) Cilaki, Bandung.