BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain dan Jenis...
-
Upload
nguyenkhanh -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain dan Jenis...
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain dan Jenis Penelitian
Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &
Breadburry,2001, dalam Kusnandar, 2008, mengatakan bahwa ”Penelitian
tindakan kelas merupakan upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok
peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja
dimunculkan.”38
3.2. Tempat Penelitian, Waktu Penelitian, Subyek Penelitian, Dan Refleksi
Awal
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK Kristen (BM) Salatiga kelas
XII-1 kompetensi keahlian pemasaran untuk mata pelajaran kewirausahaan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada awal tahun ajaran baru 2011/2012, yaitu bulan
Agustus 2011 sampai dengan November 2011. Penelitian ini dilakukan dengan
rencana jadwal sebagai berikut.
38 Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2010),
hal. 11.
38
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian pada kelas XII-1 Kompetensi Keahlian Pemasaran
SMK KRISTEN (BM) Salatiga Semester 1 Tahun Ajaran 2011/2012
Siklus I
Pertemuan ke Hari Tanggal Jam ke- Keterangan
1 Sabtu 24 September 2011 5-6 2
2 Sabtu 01 Oktober 2011 5-6 2
Siklus II
Pertemuan ke Hari Tanggal Jam ke- Keterangan
1 Sabtu 29 Oktober 2011 5-6 2
2 Sabtu 05 November 2011 5-6 2
3. Subyek Penelitian
Pada PTK ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas XII-1
kompetensi keahlian Pemasaran yang berjumlah 22 siswa, terdiri dari 14 siswa
perempuan dan delapan siswa laki-laki.
4. Refleksi Awal
Refleksi awal merupakan penjajagan untuk mengumpulkan informasi tentang
siswa selama proses pembelajaran. Penjajagan awal dapat dilakukan dengan
observasi di dalam kelas yang akan diteliti dan diamati apa saja yang terjadi
selama proses pembelajaran. Hasil observasi menunjukan bahwa guru
kewirausahaan di SMK Kristen (BM) masih menggunakan metode
konvensional dalam proses pembelajaran, dalam hal ini metode ceramah,
belum divariasikan dengan metode yang lain yang bisa mengaktifkan siswa.
Pembelajaran cenderung kurang melibatkan siswa. Siswa lebih sering
39
mencatat materi yang diberikan guru. Interaksi pembelajaran cenderung
didominasi oleh guru. Sementara itu beberapa siswa terlihat tidak
mendengarkan penjelasan guru, tidur di kelas, melamun, bermain HP, dan
mengobrol dengan teman yang lainnya. Hasil observasi juga menunjukan
ketika guru mengajukan pertanyaan hanya beberapa siswa yang dapat
menjawab pertanyaan, dan ada siswa yang masih merasa malu dalam
menjawab pertanyaan, dan tidak berani maju ketika disuruh maju ke depan
kelas untuk mengerjakan soal. Daftar nilai ulangan harian menunjukkan hanya
ada enam siswa yang berhasil mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
3.3. Siklus Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui dua siklus, yang
tujuannya untuk melihat peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam
mengikuti mata pelajaran kewirausahaan melalui pembelajaran kooperatif tipe
NHT. Setiap siklus terdiri dari empat langkah yaitu perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi. Adapun siklus tersebut dapat digambarkan seperti berikut
ini:
40
Skema 3.1. Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas
PENJAJAGAN/
KONDISI AWAL Hanya enam dari 18
siswa yang mencapai
KKM.
Siswa melakukan
aktivitas lain selama
pelajaran.
Siswa kurang
membaur dengan
siswa lain
(membentuk
kelompok sendiri).
PERENCANAA
N
RPP
Lembar
observasi
Pembentukan
tim
TINDAKAN Penyampaian tujuan, langkah
NHT, materi.
Pembagian kelompok secara
heterogen
Diskusi kelompok, setiap
kelompok meyakinkan
anggotanya mengetahui
jawaban.
Presentasi (guru memanggil
salah satu nomor secaraacak).
Guru memberi kesempatan
kelompok lain untuk
memberi tanggapan.
Menyimpulkan
Memberi penghargaan
kelompok paling berprestasi.
Tes individu
REFLEKSI Menganalisa hasil
pengamatan dan hasil tes
bersama observer II dan
guru pengajar untuk
mengukur tingkat
keberhasilan pelaksanaan
pembelajaran dengan NHT
sebagai acuan perbaikan
untuk siklus berikutnya.
OBSERVASI Mengamati jalannya
pembelajaran, aktivitas siswa
dan guru, serta diskusi
kelompok.
OBSERVASI Mengamati jalannya pembelajaran,
aktivitas siswa dan guru, serta
diskusi kelompok.
REFLEKSI Menganalisa hasil
pengamatan dan
hasil tes
Merekap hasil
observasi dan
menganalisa apakah
perlu perbaikan.
TINDAKAN Penyampaian tujuan, langkah NHT,
materi.
Pembagian kelompok secara
heterogen
Diskusi kelompok, setiap kelompok
meyakinkan anggotanya mengetahui
jawaban.
Presentasi (guru memanggil salah satu
nomor secaraacak).
Guru memberi kesempatan kelompok
lain untuk memberi tanggapan.
Menyimpulkan
Memberi penghargaan kelompok
paling berprestasi.
Tes individu
PERENCANAAN
Menyusun rencana
dan strategi
pembelajaran
berdasarkan refleksi
siklus I
SIKLUS I
SIKLUS II
41
3.4. Prosedur Penelitian
1. Siklus I
A. Perencanaan
Setelah diketahui informasi tentang siswa melalui penjajagan atau refleksi
awal, tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan kompetensi
dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe NHT. Peneliti membentuk tim kolaborasi dengan
dua guru kewirausahaan di SMK Kristen (BM), yaitu Dra. Yuheti Kumalasanti
sebagai guru pengajar dan Dra. Maya Kartikasari sebagai observer II. Dalam
tahap perencanaan, peneliti mempersiapkan hal-hal seperti berikut:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran / RPP (lampiran 1)
2) Membuat lembar observasi, yang terdiri dari:
Lembar observasi kesiapan siswa dalam menerima pelajaran (lampiran
2).
Pedoman observasi pembelajaran kooperatif tipe NHT (lampiran 3).
Lembar observasi proses pembelajaran terhadap guru dengan model
NHT (lampiran 4).
Lembar observasi proses pembelajaran terhadap siswa dengan model
NHT (lampiran 5).
3) Membuat kisi-kisi wawancara terhadap siswa (lampiran 6).
4) Membuat angket tanggapan siswa (lampiran 7).
5) Membuat kisi-kisi wawancara terhadap guru (lampiran 8).
6) Membuat pembagian kelompok (lampiran 9).
42
7) Membuat lembar kerja siswa, yang terdiri dari:
Tugas kelompok siklus I (lampiran 10).
Kunci jawaban tugas kelompok siklus I (lampiran 11).
Tes individu siklus I (lampiran 12).
Kunci jawaban tes individu siklus I (lampiran 13).
B. Pelaksanaan tindakan
Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang akan dilakukan antara lain:
a. Guru menyampaikan tujuan dan menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran kooperatif tipe NHT.
b. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen dan
tiap anggota kelompok diberi nomor.
c. Guru menyajikan garis besar materi pelajaran.
d. Guru memberikan materi diskusi kepada tiap kelompok. Dalam diskusi,
guru mengarahkan kelompok. Tiap anggota kelompok dituntut untuk
menguasai materi.
e. Guru menyebutkan nomor secara acak, dan siswa yang nomornya
dipanggil harus mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, dan
kelompok lain diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan.
f. Guru memberikan kesimpulan dan pada tahap terakhir guru
memberikan tes kepada tiap siswa.
43
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Pertemuan 1
Kegiatan awal (15 menit)
- Memberi salam dan memberi pertanyaan apersepsi kepada siswa.
Kegiatan inti (70 menit)
Numbering:
- Guru menjelaskan langkah NHT dan menjelaskan materi, siswa
mendengarkan penjelasan guru.
- Guru membagi kelompok, dan siswa duduk menurut kelompoknya
masing-masing.
Questioning:
- Guru memberi latihan soal untuk dikerjakan
Heads Together:
- Siswa diskusi dan kerja sama dalam mengerjakan soal, serta bersedia
menjelaskan materi yang dikuasai kepada teman kelompoknya yang
mengalami kesusahan dalam memahami materi.
- Guru memanggil salah satu nomor dan siswa yang nomornya ditunjuk
mempresentasikan hasil diskusinya.
Answering:
- Guru memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi dan Guru memberi
kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi.
- Guru dan siswa bersama sama membahas tugas yang diberikan guru.
44
Tahap akhir (5 menit)
- Guru menjelaskan kegiatan berikutnya
Pertemuan 2
Tahap awal (20 menit)
- Membuka pelajaran dan memberi pertanyaan apersepsi.
- Mengumumkan nilai kerja kelompok. guru memberikan penghargaan
kepada kelompok yang mendapat nilai tertinggi dan member motivasi
kepada kelompok yang lainnya.
- Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar sebelum tes.
Tahap inti (60 menit)
- Tes individu
Tahap akhir (10 menit)
- Guru mendengarkan kesulitan yang dihadapi siswa pada saat tes.
C. Pengamatan / Observasi
Observasi dilakukan dengan mengamati situasi proses pembelajaran,
apakah kegiatan pembelajaran sudah sesuai dengan skenario dalam RPP,
keaktifan siswa di kelas, dan kemampuan siswa dalam diskusi kelompok.
Selain itu observasi bertujuan untuk mengetahui kekurangan serta hambatan
yang terjadi selama proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe NHT. Pengamatan juga dilakukan pada guru, agar dapat
diketahui apakah guru telah mengajar sesuai dengan skenario dalam RPP.
Penelitian ini menggunakana dua observer, yaitu peneliti dan Dra. Maya
45
Kartikasari yang merupakan salah satu guru Kewirausahaan SMK Kristen
(BM) Salatiga. Adapun yang diamati adalah sebagai berikut:
a) Untuk Guru:
Mengabsen siswa.
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Memberi apersepsi di awal pembelajaran.
Memotivasi siswa di awal pembelajaran.
Menyampaikan langkah-langkah pembelajaran NHT.
Menyampaikan materi pelajaran.
Membagi kelompok dan memberi nomor tiap kelompok.
Mengarahkan siswa untuk masuk ke dalam kelompoknya.
Mengarahkan siswa untuk duduk bersama kelompoknya.
Memberi latihan soal untuk dikerjakan siswa.
Menjadi fasilitator saat anggota kelompok bekerja dalam kelompok
masing-masing.
Membimbing dan memotivasi siswa untuk berperan serta aktif dalam kerja
dalam kelompok.
Mengarahkan siswa saat tim bekerja dalam kelompok masing-masing.
Mengarahkan jalannya diskusi kelompok.
46
Menyebutkan salah satu nomor dari tiap kelompok untuk
mempresentasikan di depan kelas
Memberi kesempatan kelompok lain untuk memberi tanggapan.
Guru memberi tanggapan hasil diskusi.
Memberi soal evaluasi atau tes individu.
Mengulang sekilas materi yang penting.
Mengumumkan nilai dari hasil kerja tiap kelompok.
Memberi penghargaan kepada kelompok yang paling berprestasi.
Menjelaskan kegiatan berikutnya.
b) Untuk Siswa
Memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru.
Menyimak dan menjawab apersepsi dari guru.
Memperhatikan motivasi yang disampaikan oleh guru
Memperhatikan langkah-langkah pembelajaran NHT.
Memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan guru
Duduk dengan kelompok masing-masing.
Menerima siswa lain sebagai rekan dalam kelompoknya.
Diskusi dan bekerjasama dalam memahami soal yang diberikan guru.
Menulis (mencatat) materi yang penting.
Berani mengajukan pertanyaan apabila tidak mengerti.
Berperan aktif dalam menularkan dan menerima pendapat.
47
Berani menjelaskan materi yang dikuasai kepada semua anggota
kelompoknya.
Diskusi dan bekerja sama dalam mengerjakan soal.
Mempresentasikan hasil diskusi.
Memberi dukungan kepada teman yang lain.
Membahas soal latihan.
Mengerjakan tes individu secara mandiri.
Mencatat bagian yang penting.
Memperhatikan penjelasan guru.
Mengungkapkan kesulitan yang didapat selama mengerjakan tes.
D. Refleksi
Tahap ini dilakukan analisis terhadap hasil pengamatan dan hasil tes yang
diberikan pada siswa. Apabila pada siklus I tujuan pembelajaran belum
tercapai maka perlu adanya perbaikan pada siklus II.
2. Siklus II
Seperti halnya pada siklus I, siklus II pun terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
A. Perencanaan
Peneliti melakukan persiapan untuk memperbaiki refleksi siklus I,
berdasarkan informasi dari refleksi siklus I. Refleksi siklus I merupakan data
yang digunakan untuk membuat perencanaan siklus II. Hal-hal yang dipersiapkan
di dalam siklus II adalah sebagai berikut:
48
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
2) Menyusun lembar kerja siswa yang terdiri dari:
Tugas kelompok siklus II (lampiran 22).
Kunci jawaban tugas kelompok siklus II (lampiran 23).
Tes individu siklus II (lampiran 24).
Kunci jawaban tes individu siklus II (lampiran 25).
B. Pelaksanaan
Seperti pada tahap pelaksanaan siklus I, pada siklus II guru menyampaikan
kembali tujuan, garis besar materi, menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
kooperatif tipe NHT, dan membagikan soal. Selain itu guru membimbing
siswa dalam pembelajaran.
C. Pengamatan
Sama seperti siklus I, observer harus mengamati aktivitas pembelajaran
kooperatif tipe NHT, apakah pembelajaran sudah sesuai dengan skenario RPP
atau belum.
D. Refleksi
Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua. Dalam
tahap refleksi siklus II ini, peneliti merekap lembar observasi. Jika tujuan
pembelajaran mengalami peningkatan yang signifikan maka penelitian
dianggap berhasil.
49
3.5. Sumber Data
Sumber data dalam PTK ini adalah:
1. Siswa
Untuk mendapatkan data tentang aktivitas siswa dan hasil belajar dalam
proses belajar mengajar.
2. Guru
Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran kooperatif
dengan tipe NHT dalam hal aktivitas dan hasil belajar siswa di dalam proses
pembelajaran.
3. Teman sejawat dan kolaborator
Teman sejawat dan kolaborator dimaksudkan sebagai sumber data untuk
melihat implementasi PTK secara komprehensif.
3.6. Teknik Pengumpulan Data
Dalam PTK ini menggunakan berbagai sumber data, antara lain:
1. Tes
Tes digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa, dengan
kata lain tes sebagai alat ukur belajar. Tes adalah ”seperangkat rangsangan
(stimulus) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk endapat
jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka.39
Tes
dilaksanakan pada akhir siklus atau pada akhir pertemuan pada tiap siklusnya.
39 Amirul Hadi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung : Pustaka Setia, 2005),
hal.139.
50
2. Observasi
Observasi diartikan sebagai “pengalaman dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.”40
Observasi
dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran dan implementasi pembelajaran kooperatif tipe NHT. Tujuan
dari observasi ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran sesuai dengan
skenario atau tidak dan mengidentifikasi hambatan-hambatan. Selain lembar
observasi aktivitas guru dan siswa, lembar observasi juga digunakan untuk
mengetahui kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran.
3. Interview
Interview digunakan untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan
implementasi pembelajaran kooperatif tipe NHT. Interview merupakan ”alat
pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pernyataan secara
lisan untuk dijawab secara lisan pula.”41
Interview digunakan untuk
memperoleh informasi yang tepat dan objektif, serta mencari tahu kesan guru
dan siswa tentang metode pembelajaran yang digunakan.
4. Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk mencatat data yang tidak bisa masuk
kedalam lembar observasi.
5. Angket
Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan peserta didik terhadap
penggunaan metode kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran.
40 Ibid., hal. 129.
41
Ibid., hal. 135.
51
6. Dokumentasi
Dokumentasi berupa foto untuk memberikan gambaran secara lebih nyata
mengenai kegiatan kelompok siswa dan menggambarkan suasana kelas ketika
aktivitas belajar berlangsung.
7. Diskusi antara guru dan kolaborator untuk refleksi hasil siklus PTK.
3.7. Teknik Analisis Data
1. Tehnik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan dua
jenis data, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif dapat
dianalisis secara deskriptif, misalnya mencari persentase keberhasilan belajar.
a. Data hasil tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Nilai = Σ Skor yang dijawab benar X 100%
Skor maksimum
b. Data hasil observasi aktivitas guru dan siswa dihitung dengan
menggunakan rumus :
% Pencapaian = Σ Skor yang diperoleh X100%
Skor maksimum
c. Hasil observasi kesiapan siswa dihitung dengan menggunakan rumus:
% kesiapan = jumlah peserta didik yang siap X 100% Jumlah peserta didik
d. Menghitung keberhasilan kelas (ketuntasan belajar secara klasikal), yaitu
persentase peserta didik yang tuntas belajar sesuai dengan indikator
keberhasilan, dihitung dengan rumus :
52
% Ketuntasan Belajar Siswa = Σ Siswa yang tuntas belajarnya X 100%
Banyaknya siswa dalam satu kelas
Sementara itu, data kualitatif dapat dianalisis dengan reduksi data,
penyajian teks, dan penarikan kesimpulan:
a. Data reduction (reduksi data)
Reduksi data merupakan proses penyederhanaan data yang telah diperoleh
selama peneliti berada di kelas.
b. Data display (penyajian data)
Setelah dilakukan penyederhanaan maka langkah selanjutnya yaitu
memaparkan hasil dalam bentuk kalimat dan tabel.
c. Conclusion drawing (penarikan kesimpulan)
Tahap terakhir yaitu menarik kesimpulan dari data yang telah
disederhanakan dan disajikan.
Tehnik analisis data tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut:
53
Skema 3.2. Tehnik analisis data kualitatif
3.8. Indikator keberhasilan
Indikator keberhasilan proses dikatakan berhasil bila:
a. Rata-rata aktivitas belajar siswa dan guru sudah mencapai skor lebih dari atau
sama dengan 80%.
b. Nilai pada aktivitas siswa, keterampilan sosial, pengakuan adanya keragaman
sudah mencapai kategori baik.
Pengakuan adanya keanekaragaman untuk meningkatkan hubungan antar
teman, ditandai dengan siswa menerima teman-temannya yang
Reduksi Data:
Meringkas dan memilih data
yang telah diperoleh di
dalam kelas
Data yang diperoleh di kelas
berupa: lembar observasi,
angket, wawancara, hasil tes
dan catatan lapangan
Display Data:
Data disajikan dalam bentuk
uraian singkat dan tabel
Penarikan Kesimpulan
54
mempunyai berbagai latar belakang, kerja sama antar siswa dalam
kelompoknya, pemberian dukungan terhadap teman-temannya, dan
menghargai pendapat siswa lain.
Keterampilan sosial ditandai dengan siswa berdiskusi dan bekerja sama
dalam pembelajaran, mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan
berkomunikasi dengan siswa lain, berbagi tugas, aktif bertanya,
menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat,
bekerja dalam kelompok dan sebagainya.
Indikator keberhasilan belajar dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
apabila siswa yang nilainya tuntas belajar sudah lebih dari atau sama dengan 75%.
Batas tuntas belajar 75 % mengacu pada KTSP-SMK, yang menyatakan bahwa
“kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator kompetensi normatif
dan adaptif adalah 75%.”42
Siswa dikatakan mencapai tuntas belajar kognitif apabila siswa mampu
menguasai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang mengacu pada KKM yang
telah ditetapkan sekolah, yaitu untuk ketuntasan individu 60, sedangkan batas
ketuntasan klasikal adalah 75% dari jumlah siswa yang mengikuti tes.
42 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Teknis Penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan dan Silabus Sekolah Menengah Kejuruan, (Jakarta, 2008), hal. 26.