BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3 -...
Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3 -...
24
X Y
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tilong Kabila pada
siswa kelas VIII tahun pelajaran 2012-2013
3.1.2 Waktu Penelitian
Adapun waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada semester 1 tahun
pelajaran 2012/2013 selama 2 bulan yakni november-desember, dari kegiatan
Penyusunan Instrument, kegiatan pengolahan data penelitian, sampai pada
Penyusunan Laporan
3.2 Metode dan Desain Penelitian
3.2.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan
pendekatan korelasional, karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada
atau tidaknya hubungan antara dua variabel yakni gaya kognitif siswa dengan
hasil belajar matematika.
3.2.2 Desain Penelitian
Rancangan desain penelitian dari kedua variabel di atas dapat
digambarkan sebagai berikut.
Gambar 3.1. Pola hubungan antara gaya kognitif dan hasil belajar
25
Keterangan :
X = Gaya Kognitif siswa
Y = Hasil Belajar Matematika
3.3 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel utama, yaitu variabel terikat
(dependent) dengan simbol Y dan variabel bebas (independent) dengan simbol X.
Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika dan
Variabel (X) bebas dalam penelitian ini adalah gaya kognitif siswa.
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2009:55) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Tilong Kabila tahun pelajaran 2012-2013 dengan jumlah siswa 120 siswa yang
tersebar pada 5 kelas.
3.4.2 Sampel
Berdasarkan tujuan penelitian dan karakteristik populasi, teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah random
sampling yakni teknik yang dilakukan untuk memperoleh sampel yang
representatif.
Dalam rangka penetapan sampel, Arikunto (2010:24) mengemukakan
bahwa apabila populasi lebih dari 100 siswa maka sampel yang diambil adalah
sebanyak 10 s/d 15 % atau 20 s/d 25 %. Sedangkan apabila populasinya kurang
dari 100 siswa maka sampelnya adalah seluruh populasi. Berdasarkan pendapat
26
tersebut, sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebesar 25 % dari jumlah
populasi. Banyaknya anggota sampel yang dipilih dapat dilihat pada perhitungan
berikut.
Sampel = Populasi × 25%
Sampel = 120 × 25
100
Sampel = 30 siswa
Penetapan sampel untuk kelas VIIIA dapat dilihat pada perhitungan
berikut.
Kelas VIIIA jumlah populasi = 24 siswa
Sampel = 24 x 25%
Sampel = 24 × 25
100
Sampel = 6 siswa
Dengan cara yang sama seperti perhitungan di atas, penentuan sampel
untuk masing-masing kelas dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Penentuan sampel untuk masing-masing kelas dapat dilihat pada Tabel 3.1
Data Penyebaran Anggota Sampel Siswa Kelas VIII SMP Neg. 1 Tilong
Kabila Tahun Pelajaran 2012-2013.
NO KELAS POPULASI SAMPEL
1 VIIIA 24 6
2 VIIIB 23 6
3 VIIIC 23 6
4 VIIID 25 6
5 VIIIE 25 6
JUMLAH 120 30
27
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Data yang akan diambil dalam penelitian ini adalah data tentang gaya
kognitif siswa dan data hasil belajar matematika siswa. Data hasil belajar siswa
didapatkan melalui tes objektif, sedangkan data untuk gaya kognitif siswa
didapatkan melalui angket.
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan
data secara tidak langsung (peneliti tidak secara langsung bertanya-jawab dengan
responden), (Sukmadinata, 2005: 219). Angket yang digunakan berupa angket
tertutup dalam bentuk berstruktur dan berisi pertanyaan-pertanyaan maupun
pernyataan yang disusun berdasarkan dimensi dan indikator variabel kecemasan
belajar. Angket terdiri dari 44 nomor pernyataan, setiap item pernyataan
dilengkapi dengan 5 alternatif jawaban dalam bentuk skala penilaian yaitu: a.
Selalu (SL) dengan skor 5, b. Sering (SR) dengan skor 4, c. Jarang (JR) dengan
skor 3, d. Sangat Jarang (SJ) dengan skor 2, dan e. Tidak Pernah (TP) dengan skor
1.
Sebelum angket diedarkan pada anggota sampel, terlebih dahulu diuji
kesahihan dan keterandalan terhadap 30 orang responden di luar sampel.
Pengujian ini adalah sebagai pemenuhan syarat validitas dan reliabilitas. Validitas
adalah keadaan menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu
mengukur apa yang yang akan diukur. Reliabilitas adalah untuk mendeteksi
apakah instrumen yang digunakan untuk menjaring data benar-benar meyakinkan
sebagai instrumen pengumpul data. Pengujian validitas angket lebih
dititikberatkan pada uji kesejajaran skor antar item dengan skor total dari item,
28
dimana dalam penyusunannya tolak ukur yang digunakan berasal dari indikator-
indikator yang ada.
Tes objektif atau tes pilihan ganda adalah suatu bentuk tes yang terdiri dari
(a) Stem, yaitu pernyataan yang berisi permasalahan yang ditanyakan; (b) Pilihan
jawaban, yaitu sejumlah pilihan atau alternatif jawaban; (c) Kunci, yaitu jawaban
yang benar atau paling tepat; dan distraktor, yaitu jawaban pengecoh selain kunci
jawaban.
Sebelum tes diedarkan pada anggota sampel, terlebih dahulu diuji
kesahihan dan keterandalan terhadap 30 orang responden di luar sampel.
Perhitungan koefisien validitas angket dilakukan dengan menggunakan rumus
koefisien Korelasi Product Moment, yakni.
})(}{)({
))((
2222 YYnXXn
YXXYnrxy
Arikunto (2010:26)
Dengan : xyr = Validitas tes
n = Jumlah responden
X = Skor setiap item
Y = Skor total responden
Dan pengujian reliabilitas angket menggunakan rumus Alpha Crombach, yakni.
2
1
2
11 11
b
K
Kr
Arikunto (2010:26)
Dimana : 11r = Reabilitas instrumen
k = Banyaknya butir instrumen
2
b = Jumlah varians butir instrumen
29
2
1 = Varians total instrumen
Perhitungan koefisien validitas tes hasil belajar menggunakan Korelasi
Point Biserial, yakni.
rpbhis = (𝑋𝑖−𝑋𝑡)
𝑆𝑡
𝑝𝑖
𝑞𝑖
Purwanto (2006:175)
Dimana : rpbhis = Validitas tes
𝑋𝑖 = Jumlah (skor benar x total skor)
𝑋𝑡 = Total skor/jumlah responden]
St = Standar deviasi
Dan pengujian reliabilitas tes hasil belajar menggunakan KR-20, yakni
r11 = 𝑘
𝑘−1 1 −
𝑝𝑖𝑞𝑖
𝑠𝑡2
Purwanto (2006:175)
Dimana : r11 = Reliabilitas instrumen
K = banyaknya butir instrumen
𝑝𝑖𝑞𝑖 = Total skor (𝑝𝑖 𝑋 𝑞𝑖) 𝑠𝑡
2 = Varians
Berikut ini akan diuraikan tahapan pengembangan instrument gaya kognitif siswa.
3.5.1 Instrumen gaya kognitif.
A. Definisi Konseptual
Gaya kognitif siswa adalah kecenderungan berperilaku tetap pada diri
setiap siswa dalam menerima, mengolah dan menginterpretasikan informasi yang
diperoleh ketika belajar yang dalam hal ini dibagi atas dua bagian yaitu (a) gaya
kognitif field independent yang merupakan gaya belajar yang tidak mudah
terpengaruh oleh lingkungan. Dengan indikator (1) menerima motivasi dan
penguatan, (2) berorientasi impersonal, (3) minat dan motivasi, (4) pemahaman
materi, (5) berpikir analisis, dan (6) kemampuan memecahakan masalah. (b) gaya
30
kognitif field dependent yang mudah terpengaruh oleh lingkungan. Dengan
indikator (1) menerima motivasi dan penguatan, (2) berorientasi interpersonal, (3)
minat dan motivasi, (4) pemahaman materi, (5) berpikir global, dan (6)
kemampuan memecahkan masalah
B. Definisi Operasional
Gaya kognitif peserta didik adalah pendapat peserta didik setelah mengisi
angket instrumen gaya kognitif yang dibagi atas dua bagian yaitu (a) gaya kognitif
field independent yang merupakan gaya belajar yang tidak mudah terpengaruh
oleh lingkungan. Dengan indikator (1) menerima motivasi dan penguatan, (2)
berorientasi impersonal, (3) minat dan motivasi, (4) pemahaman materi, (5)
berpikir analisis, dan (6) kemampuan memecahakan masalah. (b) gaya kognitif
field dependent yang mudah terpengaruh oleh lingkungan. Dengan indikator (1)
menerima motivasi dan penguatan, (2) berorientasi interpersonal, (3) minat dan
motivasi, (4) pemahaman materi, (5) berpikir global, dan (6) kemampuan
memecahkan masalah.
31
Kisi-kisi instrument gaya kognitif siswa dapat dilihat pada tabel 3.2
C. Kisi – Kisi Instrumen Gaya Kognitif
Variabel Indikator Sebelum uji coba Setelah uji coba
FI FD FI FD FI FD
FI
FD
Menerima
motivasi dan
penguatan
Menerima
motivasi dan
penguatan
1*, 3, 4,
6, 8.
2, 5, 7, 9. 3, 4, 6, 8. 2, 5, 7, 9.
Berorientasi
impersonal
Berorientasi
interpersonal
11, 12*,
13*, 14,
15.
10, 16. 11, 14,
15.
10, 16.
Minat dan
motivasi
Minat dan
motivasi
18, 19,
21, 22.
17, 20. 18, 19,
21, 22.
17, 20.
Pemahaman
materi
Pemahaman
materi
23*, 25. 24. 25. 24.
Berpikir
analisis
Berpikir
global
34, 35,
37, 38,
39, 41.
33, 36,
40.
34, 35,
37, 38,
39, 41.
33, 36, 40.
Kemampuan
memecahka
n masalah
Kemampuan
memecahkan
masalah
44*. 42*, 43. - 43
Ket: *butir yang tidak falid
FI =field independent
FD =field dependent
D. Hasil Uji Coba Lapangan
1) Pengujian Validitas Butir
Uji coba instrumen gaya kognitif siswa dilaksanakan pada 30 orang
responden pada siswa Mts Alkhairaat tahun pelajaran 2012-2013. Instrumen ini
berisi 44 butir soal. Angket gaya kognitif berbentuk pernyataan dilengkapi dengan
5 alternatif jawaban yaitu: a. Selalu (SL) dengan skor 5, b. Sering (SR) dengan
skor 4, c. Jarang (JR) dengan skor 3, d. Jarang Sekali (JS) dengan skor 2, dan e.
Tidak Pernah (TP) dengan skor 1. Analisis butir skor ini menggunakan rumus
Korelasi Product Moment (Arikunto, 2002: 243) yaitu korelasi antara skor butir
dengan skor total. Kriteria pengujian validitas butir adalah apabila r butir lebih
besar dari r tabel, maka butir dinyatakan valid (diterima) dalam hal lain ditolak.
32
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan bantuan program
Microsoft Exel For Windows 2007, dari 44 butir soal yang diujikan kepada 30
siswa (responden) diperoleh 38 butir soal yang dinyatakan valid dan 6 butir soal
dinyatakan tidak valid (drop). Butir-butir yang valid tersebut adalah butir 2, 3, 4,
5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31,
32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 43, 4 dan butir-butir yang tidak valid adalah
butir nomor 1, 12, 13, 23, 42, dan 44. Hasil perhitungan disajikan pada lampiran
2.
2) Pengujian Reliabilitas Instrumen
Perhitungan reliabilitas instrumen gaya kognitif siswa, setelah butir yang
tidak valid dihilangkan menggunakan formula Alpha Cronbach dengan bantuan
program Microsof Exel For Windows 2007. Dari hasil perhitungan diperoleh
reliabilitas sebesar 0,92. Hal ini menunjukkan bahwa perangkat instrumen gaya
kognitif siswa memiliki tingkat kepercayaan yang sangat tinggi. Sangat tingginya
tingkat kepercayaan instrumen kecemasan belajar ini dilihat dari klasifikasi
besarnya koefisien reliabilitas berdasarkan patokan menurut J.P Guilford
sebagaimana yang dikutip Sulistyowati (2009: 70) adalah sebagai berikut.
r < 0,20 : Tingkat reliabilitas sangat rendah
0,20 ≤ r < 0,40 : Tingkat reliabilitas rendah
0,40 ≤ r < 0,70 : Tingkat reliabilitas sedang
0,70 ≤ r < 0,90 : Tingkat reliabitas tinggi
0,90 ≤ r ≤ 0,100 : Tingkat reliabilitas sangat tinggi
Dengan memperhatikan hasil pengujian validitas dan reliabilitas empirik,
maka 38 butir pernyataan gaya kognitif siswa dinyatakan memenuhi syarat untuk
33
dijadikan sebagai instrumen penelitian. Hasil perhitungan disajikan pada lampiran
2.
3.5.2 Instrumen tes hasil belajar matematika
a. Definisi Konseptual
Hasil belajar matematika adalah kemampuan siswa dalam memahami dan
menguasai indikator dari materi pembelajaran setelah melalui sebuah proses
belajar matematika, sedangkan indikator itu sendiri merujuk pada kompetensi
dasar. Adapun kompetensi dasar yang diajarkan adalah , melakukan operasi
aljabar, menguraikan bentuk aljabar kedalam faktor-faktornya, memahami relasi
dan fungsi, menentukan gradien persamaan garis lurus.
b. Definisi Operasional
Hasil belajar adalah skor total yang diperoleh siswa dengan menjawab
setiap item butir soal sesuai dengan dari kompetensi dasar melakukan operasi
aljabar dengan indikator (1) menentukan variabel pada suatu persamaan,
melakukan operasi tambah, kurang, kali, dan bagi. Menguraikan bentuk aljabar
kedalam faktor-faktornya dengan indicator (2) Menentukan faktor suku aljabar,
menentukan suatu relasi pada diagram panah. Memahami relasi dan fungsi dengan
indicator (3) Menentukan suatu fungsi dalam bentuk himpunan pasangan
berurutan, menghitung nilai fungsi, menentukan daerah hasil fungsi. Menentukan
gradient persamaan garis lurus dengan indicator (4) Menentukan gradien garis
lurus pada persamaan, menentukan garis lurus melalui dua titik.
34
C. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Matematika
Kisi-kisi instrumen hasil belajar matematika disajikan pada tabel 3.3
Kompetensi dasar Indikator Sebelum
uji coba
Setelah uji coba
Melakukan operasi aljabar Menentukan variable
pada system persamaan
1* -
Menyelesaikan operasi
tambah, kurang, kali dan
bagi
2, 3,4, 5* 2, 3,4
Menguraikan bentuk aljabar
kedalam faktor-faktornya
Menentukan faktor suku
aljabar
6*,7,8 7,8
Menentukan suatu relasi
pada diagram panah
9
9
Memahami relasi dan fungsi
Menentukan suatu fungsi
dalam bentuk himpunan
pasangan berurutan
10 10
Menghitung nilai fungsi 11*,12 12
Menentukan daerah hasil
fungsi
13 13
Menentukan gradien
persamaan garis lurus
Menentukan gradien
garis lurus pada
persamaan
14 14
Menentukan gradient
garis lurus melalui dua
titik
15, 16 15, 16
Menentukan persamaan
garis lurus yang
brgradien
17,18,19 17, 18, 19
Menentukan persamaan
garis melalui dua titik
20 20
Jumlah 20 16
Ket: * butir yang tidak falid
D. Hasil Uji Coba Lapangan
1. Pengujian Validitas Butir
Uji coba tes hasil belajar siswa dilaksanakan pada 30 orang responden
pada siswa Mts Alkhairaat. Tes ini berisi 20 butir soal, dengan 4 alternatif
jawaban yaitu: a, b, c, dan d.
35
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan bantuan Microsoft
Excel For Windows 2007, dari 20 butir soal yang diujikan kepada 30 siswa diluar
sampel diperoleh 16 butir soal yang dinyatakan valid dan 4 butir soal yang
dinyatakan tidak valid. Butir-butir yang valid tersebut adalah butir 2, 3, 4, 7, 8, 9,
10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20 dan butir-butir yang tidak valid adalah butir
nomor 1, 5, 6 dan 11. Hasil perhitungan disajikan pada lampiran 2
2. Pengujian Reliabilitas Instrumen
Perhitungan reliabilitas instrumen tes hasil belajar siswa, setelah butir
yang tidak valid dihilangkan menggunakan formula KR-20 dengan bantuan
program Microsof Exel For Windows 2007. Dari hasil perhitungan diperoleh
reliabilitas sebesar 0,94. Hal ini menunjukkan bahwa perangkat instrumen tes
hasil belajar memiliki tingkat kepercayaan sangat tinggi. Tingginya tingkat
kepercayaan instrumen tes hasil belajar ini dilihat dari klasifikasi besarnya
koefisien reliabilitas berdasarkan patokan menurut J.P Guilford sebagaimana yang
dikutip Sulistyowati (2009: 70) adalah sebagai berikut.
r < 0,20 : Tingkat reliabilitas sangat rendah
0,20 ≤ r < 0,40 : Tingkat reliabilitas rendah
0,40 ≤ r < 0,70 : Tingkat reliabilitas sedang
0,70 ≤ r < 0,90 : Tingkat reliabitas tinggi
0,90 ≤ r ≤ 0,100 : Tingkat reliabilitas sangat tinggi
Dengan memperhatikan hasil pengujian validitas dan reliabilitas empirik,
maka 16 butir instrument tes hasil belajar siswa dinyatakan memenuhi syarat
untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian. Hasil perhitungan disajikan pada
lampiran 2.
36
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua bagian,
yaitu analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif dilakukan
untuk menyajikan data setiap variabel dalam besaran-besaran statistik seperti rata-
rata (mean), nilai tengah (median), frekuensi terbanyak (modus), simpangan baku
(standar deviasi), dan menvisualisasikannya ke dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi dan histogram, sedangkan analisis inferensial digunakan untuk menguji
hipotesis penelitian.
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan
pengujian normalitas data dengan menggunakan uji Lilliefors (Sudjana 2002:467).
Uji normalitas data dimaksudkan untuk melihat data hasil pengukuran
berdistribusi normal atau tidak sehingga analisis untuk pengukuran hipotesis
dilakukan. Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis
korelasi dan regresi sederhana.
3.6.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas dalam penelitian ini adalah uji normalitas galat regresi Y
atas X dengan menggunakan uji Liliefors (L0) (Sudjana, 2002:467). Hipotesis
statistik yang diuji dinyatakan sebagai berikut.
H0 : Populasi galat taksiran berdistribusi normal
H1 : Populasi galat taksiran tidak berdistribusi normal
Kriteria pengujiannya adalah H0 diterima jika tabelLL 0 dan tolak H0 jika
tabelLL 0 pada taraf nyata yang dipilih. Langkah-langkah yang dilakukan
adalah:
37
1. Menentukan Persamaan Regresi Y atas X.
Model regresi linear untuk variabel tak bebas Y dengan variabel bebas X
adalah bXaY
, dimana harga a dan b dapat dicari dengan menggunakan
rumus berikut.
n
Xba
.Y
22 )(
))((
YXN
YXXYNb
Dengan:
a = Konstanta
b = Koefisien korelasi arah regresi
𝑋 = Jumlah nilai kecemasan belajar
𝑌 = Jumlah nilai hasil belajar
𝑋2 = Jumlah kuadrat nilai kecemasan belajar 𝑋𝑌 = Hasil kali antara nilai kecemasan belajar dengan hasil belajar
2. Melaksanakan perhitungan normalitas galat regresi Y atas X dengan
menggunakan uji Liliefors dengan tahapan sebagai berikut.
(1) Pengamatan X1, X2, …., Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, …., Zn dengan
menggunakan rumus s
XXZ i
i
Dimana :
X = Rata-rata sampel yang diperoleh denga rumus
n
XX
i
s = Standar deviasi yang diperoleh dengan rumus
121
2
1
2
nn
XXns
ii
(2) Untuk bilangan baku menggunakan daftar distribusi normal baku,
kemudian dihitung peluang ii ZZPZF
38
(3) Menghitung proporsi Z1, Z2, …., Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi.
Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(Zi), maka:
n
ZyangZZZBanyaknyaZS in
i
,....,, 21
(4) Menghitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian menentukan harga mutlaknya.
(5) Mengambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih
tersebut. Harga tersebut dinamakan L0. Jika L0 ≤ Ldaftar maka galat regresi
berdistribusi normal, dan sebaliknya, jika L0 Ldaftar maka galat regresi
tidak berdistribusi normal.
3.6.1 Analisis Korelasi dan Regresi Sederhana
Bila hasil pengujian telah menyimpulkan bahwa data yang diperoleh
berdistribusi normal, dilanjutkan dengan analisis yang menggunakan analisis
korelasi dan regresi sederhana, dengan langkah-langkah sebagai berikut.
A. Mencari Persamaan Regresi
Untuk keperluan ini dipergunakan suatu persamaan umum sebagai berikut.
bXaY ˆ
(Sudjana, 2002: 315)
Untuk menghitung harga a dan b dipergunakan rumus:
n
Xba
.Y
22 )(
))((
YXN
YXXYNb
39
Dengan:
a = Konstanta
b = Koefisien korelasi arah regresi
𝑋 = Jumlah nilai Gaya Kognitif 𝑌 = Jumlah nilai hasil belajar
𝑋2 = Jumlah kuadrat nilai Gaya Kognitif
𝑋𝑌 = Hasil kali antara nilai Gaya Kognitif terhadap hasil belajar
B. Menguji Signifikansi Regresi ( Menguji Keberartian Koefisien Arah
Regresi )
Untuk menguji keberartian arah regresi bXaY ˆ , menggunakan uji
Fisher dengan rumus sebagai berikut.
)2()(
)(
nsJK
regJKFhitung
Dimana:
JK(reg) = b
n
YXXYbXY
, dan
JK(S) = JK(T) – JK(a) – JK(reg)
Keterangan:
JK(reg) = JK(b|a) = Jumlah Kuadrat Regresi b|a
JK(S) = Jumlah Kuadrat Sisa
JK(T) = 2Y = Jumlah Kuadrat Total
JK(a) = 2Y /n = Jumlah Kuadrat Regresi a
Hipotesis yang diuji:
0H : Model regresi tidak signifikan/berarti.
1H : Model regresi signifikan/berarti.
Kriteria pengujian:
Jika F hitung tabelF pada taraf signifikan α = 0,05 dengan derajat
kebebasan (dk) pembilang 1 dan dk penyebut = n - 2 maka regresi signifikan,
dalam hal lain tidak signifikan.
40
C. Menguji Linearitas Persamaan Regresi (Kelinearan Regresi)
Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat hubungan antara variabel X dan
variabel Y apakah benar-benar linear maupun berarti. Hubungan antara kedua
variabel tersebut dinyatakan oleh persamaan regresi dengan batas-batas kelinearan
dan keberartian sebagaimana terdapat pada penjelasan-penjelasan rumus di bawah
ini.
Menggunakan uji F dengan rumus.
)(
)()(
GRJK
TCRJKTCFhitung
Dimana:
RJK(TC) = )(
)(
TCdk
TCJK; RJK(G) =
)(
)(
Gdk
GJK
JK(G) =
x i
i
in
YY
2
JK(TC) = JK(S) – JK(G), dk(TC) = k - 2 dan dk(G) = n - k
Keterangan:
RJK(TC) = Rerata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok
RJK(G) = Rerata Jumlah Kuadrat Galat
k = Banyaknya Kelompok Data Menurut Y
Hipotesis yang diuji:
0H = Model Regresi Berbentuk Linear
1H = Model Regresi Tidak Berbentuk Linear
Kriteria Pengujian:
41
Jika tabelhitung FF maka 0H diterima, dalam hal lain
0H ditolak pada taraf
signifikansi α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) pembilang = k - 2 dan dk
penyebut = n - k.
3.7 Menghitung Koefisien Korelasi
Untuk menentukan apakah ada hubungan antara gaya kognitif siswa
dengan hasil belajar matematika siswa digunakan rumus Pearson Product
Moment sebagai berikut.
}}{{2222 YYnXXn
YXXYnrxy
Keterangan:
xyr
= Koefisien Korelasi antara Skor Gaya Kognitif terhadap Hasil
Belajar Matematika
X = Nilai Tabel Gaya Kognitif
Y = Nilai Tabel Hasil Belajar
n = Jumlah Sampel
Untuk memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang diperoleh
besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan seperti pada Tabel 3.4
42
Tabel 3.4: Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap
Koefisien Korelasi.
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1, 00 Sangat kuat
(Sugiyono, 2005: 216).
3.8 Menghitung Koefisien Determinasi
Menghitung koefisien determinasi (r 2 atau R 2 ) dimaksudkan untuk melihat
tingkat keeratan hubungan antara variabel Gaya Kognitif (X) dengan hasil belajar
matematika (Y). Rumus yang digunakan adalah.
Koefisien Determinasi = r 2 100%
3.9 Menguji Signifikansi Koefisien Korelasi (Menguji Keberartian
Hubungan)
Langkah-langkah yang digunakan untuk menguji keberartian koefisien
korelasi adalah sebagai berikut.
3.9.1 Menentukan Pasangan Hipotesis Yang Diuji
Ho : Koefisien Korelasi tidak Signifikan/Berarti
H 1 : Koefisien Korelasi Signifikan/Berarti.
43
3.9.2 Uji t
21
2
r
nrt
(Sugiyono, 2005: 234)
Dimana : t = Nilai hitung statistik
r = Nilai Koefisien Korelasi antara Gaya Kognitif dengan Hasil
Belajar Matematika
n = Banyaknya sampel.
3.9.3 Kriteria pengujian
Tolak 𝐻0 jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan pada keadaan lain 𝐻0 diterima, pada taraf
signifikansi α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = n – 2
3.10 Hipotesis Statistik
Hipotesis penelitian ini dinyatakan dalam bentuk hipotesis statistik sebagai
berikut.
H0 : = 0
H 1 : > 0
Keterangan:
H0 = Hipotesis nol
H 1 = Hipotesis alternatif
= Koefisien Korelasi Populasi antara gaya kognitif Siswa terhadap
Hasil Belajar Matematika.
H0 = Tidak ada hubungan antara Gaya Kognitif Dengan Hasil Belajar
Matematika
H1 = Terdapat hubungan yang positif antara Gaya Kognitif Siswa Dengan
Hasil Belajar Matematika