BAB III METODE PENELITIAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/73029/3/BAB III.pdfProses...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/73029/3/BAB III.pdfProses...
17
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Penelitian
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
Mulai
Studi Literatur
Persiapan Alat dan Bahan
Pengelasan SMAW sambungan
butt joint dengan kampuh V
Kuat Arus
65A
Kuat Arus
80 A
Kuat Arus
95A
Pembentukan Spesimen
Pengujian
Komposisi
Kimia
Pengujian
Tarik
ASTM-E8
Pengujian
Struktur
Mikro
Pengujian
Kekerasan
Vickers
Analisa dan Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
18
Langkah – langkah dalam proses penelitian (dilihat pada diagram alir
penelitian Gambar 3.1) adalah sebagai berikut :
1. Studi pustaka dan studi lapangan
Studi pustaka dilakukan guna mencari referenci mengenai las
Shielded Metal Arc Welding (SMAW), baja karbon rendah, pengujian
tarik, pengujian kekerasan dan pengujian struktur mikro baik dari jurnal,
buku teks, internet maupun tugas akhir terdahulu.
Studi lapangan dilakukan untuk mencari informasi dilapangan
mengenai material (spesimen) yang diperlukan dalam penelitian dan
mencari referensi mengenai pengujian dan alat uji yang akan
diperlukan.
2. Persiapan alat dan bahan
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan sesudah alat dan
bahan yang akan digunakan untuk penelitian dilanjutkan pemotongan
bahan yang akan di jadikan objek penelitian.
3. Pemotongan spesimen
Pemotongan spesimen dibuat dan disesuaikan dengan standar
yang digunakan yaitu ASTM E8, Pemotongan dan pembuatan groove
menggunakan mesin cutting agar hasil pemotongan dapat presisi
sesuai dengan yang diharapkan. Ukuran pemotongan material padat
dilihat pada Gambar 3.2
Gambar 3.2 Spesimen Las
19
4. Pengujian komposisi kimia
Sebelum material bahan penelitian di las menggunakan las brazing,
dilakukan pengujian komposisi terlebih dahulu untuk mengetahui
kandungan bahan kimia yang berada i dalam material spesimen yang
digunakan untuk penelitian, uji komposisi kimia dengan menggunakan
alat uji spectrometer dengan standar ASTM A751 – 01, dengan
menggunakan material baja karbon rendah.
5. Pengaturan sambungan las dan material
Variasi yang digunakan dalam proses pengelasan yaitu tipe
sambungan dan 3 macam besaran ampere. Dalam pengelasan ini tipe
sambungan menggunakan butt joint dengan material baja karbon
rendah.
6. Proses pengelasan
Proses pengelasan dengan mengatur posisi material dengan butt
lap joint. Pengelasan dilakukan dengan cara spesimen diletakkan pada
meja kerja.
7. Pengujian Tarik
Setelah pengelasan kemudian dilakukan pengujian tarik (tegangan
– regangan) pada specimen uji. Pengujian tarik (tegangan – regangan)
dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kekuatan tarik (tegangan
– regangan) yang didapat pada pengelasan SMAW dengan ampere
yang berbeda. Pengujian dilakukan di laboratorium IST Akprin
yogyakarta, dengan beban yang digunakan 3000kgf.
Pada pengujian tarik untuk menghitung tegangan –
regangan digunakan rumus sebagai berikut :
Tegangan : σ : 𝑭
𝑨 Regangan : ℰ :
∆𝑿
𝑿
20
8.Preparasi spesimen sebelum pengujian matalografi
a. Pemotongan spesimen uji
Setelah semua spesimen selesai dilasa proses selanjutnya yaitu
pemotongan spesimen. Pemotongan spesimen dilakukan tepat
ditengah – tengah daerah las karena pengujian foto mikro tepat pada
tengah – tengah logam las. Pemotongan spesimen tersebut
menggunakan gergaji besi. Pada Gambar 3.4 di bawah ini
merupakan alur pemotongan spesimen sebagai pengujian
metalorgrafi.
Gambar 3.3 Arah pemotongan spesimen
b. Mounting
Untukpengujian foto mikro pada spesimen yang terlalu kecil, bentuk
tidak beraturan, sangat lunak mudah pecah dan berongga maka
perlu dilakukan mounting yaitu proses pengikat spesimen agar dapat
berdiri dengan tegak. Proses mounting adalah cara meletakan
spesimen pada cetakan mounting, kemudian memasukkan resin
yang telah dicampur dengan catalyst kemudian dibiarkan sekitar 30
menit sampai mengeras.
c. Penghalusan permukaan
Proses mengahalusan permukan spesimen menggunakan amplas ,
proses penghalusan menggunakan amplas dengan nomer
kekasaran 800, 1000, 1200, 1500, 2000, dan 5000.
d. Pemolesan
Pemolesan dilakukan untuk menghasilkan permukaan yang bener –
bener halus dan mengkilap sehingga pada saat pengamatan
21
permukaan dari spesimen di bawah lensa mikroskop diperoleh
pantulan cahaya yang baik pemolesan menggunakan metal polish
(autosol) dan kain halus sebagai media untuk penghalusan.
e. Pengetsaan
Langkah terakhir sebelum pengujian metalorgi engan mikroskop
adalah pengetsaan pada dasarnya etsa merupakan proses
pengikisan (korosi) terkendali yang terjadi pada permukaan logam
dengan reaksi kimia. Pengikisan atau antara struktur mikro dari
logam pada saat diamati dengan mikroskop pada material baja
karbon rendah pengetasaan menggunakan cairan HNO3.
Pengetsaan dilakukan dengan meneteskan cairan kepermukaan
logam sekitar 15-20 detik kemudian pengetsaan dibersihkan dengan
air kemudian dikeringkan dengan hair dryer selama beberapa detik.
8.Pengujian metalografi
Setelah semua spesimen dipreparasi sesuai tahapan – tahapan
diatas proses selanjutnya yaitu pengujian metalografi, pengujian
metalografi dimanfaatkan untuk mengamati struktur mikro
menggunakan mikroskop pembesaran yang dipilih yaitu 100x, 200x
dan 500x.
9.Pengujian kekerasan
Setelah spesimen selesai di lakukan pengujian metalografi
selanjutnya dilakukan pengujian kekerasan. Pengujian ini
menggunakan spesimen yang sama dengan spesimen yang di
gunakan untuk pengujian metalografi. Tujuan menggunakan
spesimen bekas pengujian metalografi yaitu untuk menghemat
waktu dan supaya lebih efisien karena sudah di haluskan
permukaannya. Pengujian kekerasan ini menggunakan mikro
vickers untuk mengetahui penyebaran kekerasan.
22
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian di lakukan di 4 tempat yaitu untuk
pengelasan dan pembuatan groove di lakukan di BLK Surakarta,
pengujian komposisi dilakukan di UGM selanjutnya pengujian tarik
dan struktur mikro dilakukan di lab.IST Akprin yogyakarta dan untuk
uji kekerasan dilakukan di Lab.bahan ATW Surakarta.
23
3.3 Alat Dan Bahan
Untuk melakukan penelitian maka perlu alat – alat ynag dibutuhkan
untuk mempermudah penelitian. Alat yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu meliputi.
1. Mesin las SMAW
Mesin las yang di gunakan adalah mesin las tipe AC/DC yang
ada di bengkel BLK Surakarta. Lihat pada Gambar 3.4
Gambar 3.4 Mesin Las SMAW
2. Elektroda
Elektroda dalam pengelasan digunakan sebagai filler atau
bahan tambah. Lihat pada Gambar 3.5
Gambar 3.5 Elektroda
3. Penggaris dan spidol
24
Peggaris dan spidol digunakan untuk menggambar dan
mengukur spesimen yang akan di potong. Lihat pada Gambar
3.6
Gambar 3.6 Penggaris Dan Spidol
4. Alat pemotong
Berfungsi untuk membuat groove pada benda kerja. Lihat pada
Gambar 3.7
Gambar 3.7 Mesin pemotong plat
5. Sarung tangan
Untuk melindungi tangan selama dalam proses pengelasan
agar tidak terkena percikan api dan goresan. Lihat pada gambar
3.8
25
Gambar 3.8 Sarung Tangan
6. Tang
Untuk mengangkat spesimen pada saat atau selesai
pengelasan. Lihat pada Gambar 3.9
Gambar 3.9 Tang
7. Gerinda
Berfungsi untuk meratakan hasil lasan dan untuk memotong
spesimen uji. Lihat pada Gambar 3.10
26
Gambar 3.10 Gerinda
8. Mounting
Alat yang berfungsi untuk memegang atau menanam spesimen
yang akan dilakukan pengujian struktur mikro. Lihat pada
Gambar 3.11
Gambar 3.11 Mounting
9. Resin dan katalis
Sebagai bahan untuk proses mounting spesimen uji. Lihat pada
Gambar 3.12
27
Gambar 3.12 Resin dan Katalis
10. Amplas
Amplas ini digunakan untuk menghaluskan spesimen dari
ukuran 200, 500, 800, 1000, 2000, 5000. Lihat pada Gambar
3.13
Gambar 3.13 Amplas
11. Autosol
Autosol adalah pasta yang digunakan untuk memules material
plat baja karbon rendah agar spesimen kelihatan mengkilap.
Lihat pada Gambar 3.14
28
Gambar 3.14 Autosol
3.4 Alat Pengujian Spesimen
1. Alat uji komposisi kimia
Pada pengujian komposisi kimia ini bertujuan untuk
mengetahui presentase kandungan unsur – unsur paduan yang
terdapat dalam spesimen uji. Menggunakan alat uji Spectrum
komosisi kimia universal (Spectrometer) yang bekerja secara
otomatis. Pengujian dilakukan dengan penembakan terhadap
spesimen uji dengan gas argon penembakan dilakukan
sebanyak 3 kali pada bagian yang berbeda. Pada uji komposisi
kimia dilakukan di laboratorium TEKNIK MESIN UGM
Yogyakarta.Alat uji komposisi dapat dilihat pada Gambar 3.15 di
bawah ini.
29
Gambar 3.15 Alat Uji Komposisi (LAB UGM)
b. Alat uji tarik
Tujuan menggunakan alat uji ini yaitu untuk mengetahui
seberapa tegangan dan regangan yang dihasilkan setelah
dilakukan pengelasan terhadap material atau spesimen sebagai
bahan penelitian. Alat yang digunakan untuk pengujian tarik
menggunakan Universal Testing Machine, dimana kedua ujung
benda dijepit kemudian diberikan gaya statik dengan kecepatan
10mm / detik dan akhirnya putus. Mesin uji tarik memiliki kapasitas
pembebanan hingga 3000 ton. Selama pembebahan, mesin
merekam pertambahan beban dan pertambahan panjang spesimen
dalam bentuk grafik. Alat uji tegangan dan regangan yang
digunakan terdapat di lab IST Akprin Yogyakarta dapat dilihat pada
Gambar 3.16
Gambar 3.16 alat uji tarik (LAB Teknik Mesin IST Akprin)
c. Alat uji struktur mikro
Pengujian struktur mikro bertujuan untuk mengetahui
struktur mikro hasil pengelasan dan mengamati cacat
pengelasan secara mirkoskopis pembesaran mirkroskop.
Pembesaran foto mikro dengan mikroskop menggunakan
pembesaran antara 50 x, 100 x, dan 200 x. Alat uji foto mikro
tersebut terdiri dari mikroskop untuk pengamatan spesimen
dan layar komputer untuk menampilkan gambar foto mikro
30
dan kemudian menyipannya. Alat pengujian foto mikro
tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.17
Gambar 3.17 Alat Uji Foto Mikro
d. Alat uji kekerasan
Pengujian kekerasan bertujuan untuk mengetahui
penyebaran kekerasan dari spesimen dari daerah
lasan,daerah HAZ dan base metal. Pengujian kekerasan di
ambil 10 titik dengan rincian 5 titik kekanan dari daerah las
dan 5 titik kekiri dari daerah lasan dengan jarak antar titik
2mm. Alat pengujian kekerasan dapat dilihat pada Gambar
3.18
31
Gambar 3.18 alat uji kekerasan mikro vickers
(LAB Teknik Mesin ATW Surakarta)
3.5 Spesimen pengujian
Total spesimen yang dibuat pada penelitian ini adalah 16 buah (yang
termasuk replikasi atau cadangan) untuk 4 jenis pengujian yaitu uji
komposisi, uji tarik uji foto mikro dan uji kekerasan (lihat Gambar 3.24,
3.25, 3.26, 3.27)
Gambar 3.19 Spesimen Uji Komposisi
Gambar 3.20 Spesimen Uji Mikro
32
Gambar 3.21 Spesimen Uji Tarik
Gambar 3.22 Spesimen uji kekerasan
3.6 Tahapan penelitian
a. Pengelasan SMAW
Adapun langakah – langkah pengelasan aalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan alat pengelasan dan bahan yang sudah
dipotong untuk dilakukan pengelasan.
2. Setelah itu letakan spesimen yang akan di las diatas meja las.
3. Gunakan alat keselamatan seperti kacamata dan sarung tangan
las.
4. pasang elektroda yang akan di gunakan di torch.
33
5. Menyalakan alat las SMAW dan mengatur ampere yang akan
digunakan.
6. Lakukan pengelasan posisi mendatar atau dibawah tangan.
7. Ulangi langkah sampai ketiga spesimen semua di las dengan
ampere masing-masing (65,80,95)
8. Setelah pengelasan selesai matikan alat las dan bersihkan .
b. . pengujian komposisi
langkah – langkah uji komposisi sebagai berikut:
1. Nyalakan semua alat pendukung dan sambungan dengan arus
listrik (gas argon, printer, dan lain-lain).
2. Tunggu beberapa saat alat spectrometer siap untuk melakukan
pengujian (sekitar 60 menit)
3. Setelah ada keterangan Speak Ready (Temperature ok), pilih
program yang akan di uji (FELAST).
4. Lakukan standarisasi alat uji.
5. Jika standarisasi selesai, kemudian lakukan pengujian pada
spesimen.
6. Lakukan analisa alat uji:
• Letakkan sampai uji pada meja kerja.
• Tekan start pada alat dimana analisa sample mulai dilakukan
penekan tombol start jangan dilepas sampai bunyi “spark”
terdengar.
• Lakukan penembakan 3 kali pada tempat yang berbeda.
• Setiap sesesai penembakan lakukan pembersihan pada pin
penembakan.
• Print hasil uji yang didapatkan.
7. Proses analisa selesai.
34
c. Pengujian tarik
langkah – langkah uji tarik adalah sebagai berikut:
1. Nyalakan mesin dan sambungan ke computer terlebih dahulu.
2. Setelah semua mesin menyala tunggu terlebih dahulu agar
mesin siap digunakan .
3. Setting pada komputer untuk melakukan pengujian.
4. Sebelum melakukan pengujian table diberi nama terlebih dahulu
agar supaya tidak bertumpuk.
5. Setelah selesai pasangkan specimen pada alat uji tarik,
pastikan memasang specimen lurus.
6. Setelah specimen terpasang lurus kencangkan penjepit
specimen agar sewaktu pengujian tidak terlepas.
7. Sewaktu pengujian akan keluar hasil pertabambahnya panjang
dan penambahan beban yang dilakukan.
8. Pengujian dilakukan sampai specimen putus, kemudian
didapatkan hasilnya.
d. Pengujian Foto Mikro
langkah – langkah pengujian foto mikro adalah sebagai berikut:
1. Memotong specimen menjadi beberapa untuk mempermudah
dalam pengamatan struktur mikro.
2. Melakukan mounting pada specimen yang telah dipotong agar
mudah untuk berdiri tegak dan mudah mencari titik fokus ketika
akan difoto mikro.
3. Melakukan pengamplasan dengan tingkat kekasaran bertahap
yaitu mulai dari amplas paling kasar sampai amplas 5000 yang
paling halus.
4. Melakukan pemolesan dengan kain yang telah diberi autosol.
5. Membuat cairan etsa agar dapat mengikis specimen agar
terlihat jelas ketika akan di foto mikro.
35
6. Mengamati struktur mikro menggunakan mikroskop optic
dengan pembesaran 50x, 100x, dan 500x.
e. Pengujian kekerasan
langkah-langkah yang dilakukan adalah
1. Gunakan spesimen bekas foto mikro.
2. Nyalakan mesin yang terhubung ke komputer.
3. Letakan spesimen diatas alat uji
4. Lakukan pengujian dengan menentukan titik menggunakan
mikroskop
5. Geser dari titik satu ke titik berikutnya dengan jarak 2mm.