BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian · keterampilan dribble. a2b1: kelompok...

14
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian eksperimen metode latihan ball handling menggunakan latihan dribble crossover dan two ball dribble yang ditambah dengan variabel atributif yaitu jenis kelamin dilaksanakan selama 2 bulan. Berikut dijabarkan mengenai waktu dan tempat pelaksanaan penelitian yang dilakukan. 1. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap yang pertama dilakukan pre-test untuk memperoleh data awal pada tanggal 30 Agustus 2015 di lapangan basket SMA BK 2 Boyolali. Data yang diperoleh akan menjadi pedoman untuk membagi anggota sampel menjadi 4 kelompok sempel yang tediri dari 2 kelompok sampel laki-laki dan 2 kelompok sampel perempuan. Tahap kedua adalah pelaksanaan program latihan, yaitu metode latihan ball handling menggunakan dribble crossover dan two ball dribble. Pelaksanaan program latihan berlangsung selama 2 bulan, dengan ketentuan 3 kali pertemuan setiap minggunya. Latihan dilaksanakan pada 2 September 30 Oktober di lapangan basket SMA BK 2 Boyolali dan SMP N 2 Boyolali, kemudian antar setiap pertemuan diberi jeda waktu 1 hari. Jadi total ada 24 kali pertemuan untuk melaksanakan program latihan. Tahap ketiga dari pelaksaan penelitian ini adalah post-test yang dilaksanakan pada 1 November 2015 di lapangan basket SMA BK 2 Boyolali. Pelaksanaan post-test akan diberi jeda 1 2 hari setelah latihan pada pertemuan terakhir. Hal ini dilakukan agar pemain dapat melakukan recovery dengan cukup untuk selanjutnya melakukan post-test, sehingga pada saat pengambilan data terakhir pemain benar-benar dalam kondisi prima setelah masa latihan. 2. Tempat Penelitian Pemilihan tempat dan pelaksanaan penelitian dipertimbangkan dengan beberapa aspek, baik dari segi akses maupun lokasi yang mendukung terlaksananya penelitian dengan baik. Tempat penelitian dilaksanakan di Kabupaten Boyolali. Pelaksanaan pre-test dilaksanakan di lapangan SMA BK 2 Boyolali, program latihan di SMA BK 2 Boyolali dan SMP N 2 Boyolali, kemudian post-test dilakukan di 41

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian · keterampilan dribble. a2b1: kelompok...

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian · keterampilan dribble. a2b1: kelompok pemain bola basket laki-laki dengan latihan two ball dribble terhahadap keterampilan

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Pelaksanaan penelitian eksperimen metode latihan ball handling menggunakan

latihan dribble crossover dan two ball dribble yang ditambah dengan variabel atributif

yaitu jenis kelamin dilaksanakan selama 2 bulan. Berikut dijabarkan mengenai waktu

dan tempat pelaksanaan penelitian yang dilakukan.

1. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap yang pertama dilakukan

pre-test untuk memperoleh data awal pada tanggal 30 Agustus 2015 di lapangan

basket SMA BK 2 Boyolali. Data yang diperoleh akan menjadi pedoman untuk

membagi anggota sampel menjadi 4 kelompok sempel yang tediri dari 2 kelompok

sampel laki-laki dan 2 kelompok sampel perempuan. Tahap kedua adalah

pelaksanaan program latihan, yaitu metode latihan ball handling menggunakan

dribble crossover dan two ball dribble. Pelaksanaan program latihan berlangsung

selama 2 bulan, dengan ketentuan 3 kali pertemuan setiap minggunya. Latihan

dilaksanakan pada 2 September – 30 Oktober di lapangan basket SMA BK 2

Boyolali dan SMP N 2 Boyolali, kemudian antar setiap pertemuan diberi jeda waktu

1 hari. Jadi total ada 24 kali pertemuan untuk melaksanakan program latihan.

Tahap ketiga dari pelaksaan penelitian ini adalah post-test yang

dilaksanakan pada 1 November 2015 di lapangan basket SMA BK 2 Boyolali.

Pelaksanaan post-test akan diberi jeda 1 – 2 hari setelah latihan pada pertemuan

terakhir. Hal ini dilakukan agar pemain dapat melakukan recovery dengan cukup

untuk selanjutnya melakukan post-test, sehingga pada saat pengambilan data terakhir

pemain benar-benar dalam kondisi prima setelah masa latihan.

2. Tempat Penelitian

Pemilihan tempat dan pelaksanaan penelitian dipertimbangkan dengan

beberapa aspek, baik dari segi akses maupun lokasi yang mendukung terlaksananya

penelitian dengan baik. Tempat penelitian dilaksanakan di Kabupaten Boyolali.

Pelaksanaan pre-test dilaksanakan di lapangan SMA BK 2 Boyolali, program latihan

di SMA BK 2 Boyolali dan SMP N 2 Boyolali, kemudian post-test dilakukan di

41

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian · keterampilan dribble. a2b1: kelompok pemain bola basket laki-laki dengan latihan two ball dribble terhahadap keterampilan

42

lapangan SMA BK 2 Boyolali. Lapangan SMA BK 2 Boyolali di pilih karena

lapangan bola basket yang berada di kota ketika di tengah-tengah perjalanan

punyusunan tesis ini terkena penggusuran untuk proyek pelebaran jalan yang

dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Boyolali, selain itu lapangan tersebut bisa

dipakai oleh umum dan letak lapangan dengan ruang pembelajaran letaknya

berjauhan sehingga tidak mengganggu apabila ruang pembelajaran dan lapangan

digunakan secara bersamaan. Selain itu lokasinya sangat strategis karena banyak

dilalui oleh kendaraan umum dan mudah untuk dijangkau. Pelaksanaan latihan

menggunakan dua lapangan yaitu milik SMA BK 2 Boyolali dan SMP N 2 Boyolali

karena apabila salah satu lapangan tidak bisa dipakai bisa dialihkan pada lapangan

yang lain, mengingat sekolah masing-masing juga menggunakan lapangan tersebut

untuk berbagai kegiatan. SMP N 2 Boyolali dipilih karena peneliti juga pelatih di

SMP tersebut sehingga memiliki akses menggukan lapangan sebagai lokasi latihan.

B. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas (independent), satu variabel

terikat (dependent), dan tiga variabel kontrol (control variabel). Variabel pada

penelitian dijelaskan sebagai berikut:

1. Variabel Independen (manipulatif) pada penelitian ini terdiri dari dua yaitu:

a. Metode latihan ball handling menggunakan dribble crossover

b. Metode latihan ball handling menggunakan two ball dribble

2. Variabel Independen (atributif) pada penelitian ini adalah jenis kelamin yaitu:

a. Laki-laki

b. Perempuan

3. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Variabel terikat merupakan variabel yang dapat terpengaruh atau variabel

yang dipengaruhi. Variabel terikat pada penelitian ini yaitu keterampilan dribble.

4. Variabel Kendali (Control Variabel)

Variabel kontrol pada penelitian ini diberikan melalui beberapa pengarahan,

adapun faktor-faktor yang perlu untuk dijekaskan kepada anggota sampel adalah

sebagai berikut:

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian · keterampilan dribble. a2b1: kelompok pemain bola basket laki-laki dengan latihan two ball dribble terhahadap keterampilan

43

a. Faktor Kesungguhan

Keseriusan dalam melakukan test awal maupun test akhir merupakan hal

penting karena tingkat kesungguhan akan mempengaruhi hasil test. Selain itu

kesungguhan dalam melaksanakan program latihan akan berdampak pada hasil

akhir yang berupa keterampilan dribble. Jadi perlu adanya pengarahan serta

motivasi selama proses penelitian untuk menjaga konsistensi semua anggota

sampel penelitian.

b. Pola Makan

Kecukupan asupan gizi sangat menentukan hasil latihan. Karena peneliti

tidak dapat mengawasi pola makan dari anggota sampel penelitian maka perlu

diberikan pengarahan agar anggota sampel penelitian selalu menjaga pola makan

teratur dan pemenuhan gizi seimbang.

c. Istirahat

Waktu untuk istirahat sangat penting untuk proses recovery agar tidak

terjadi kelelahan yang berakibat pada terhambatnya proses penelitian. Karena

kondisi badan yang sehat dan bugar akan berdampak pada hasil latihan dan proses

pengambilan data.

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel bebas (independent), yaitu ball handling.

Ball handling adalah metode latihan pada olahraga bola basket yang merupakan

latihan untuk melakukan penguasaan dan kontrol bola agar pemain terbiasa dengan

bola, terdiri dari:

a. Latihan Dribble crossover

Dribble crossover adalah latihan dribble dengan cara memindahkan bola dari

tangan kanan ke tangan kiri atau sebaliknya dengan beban awal 25% dari repetisi

maksimal yang meningkat 5-10% setiap 2 microcycle. Latihan ini dilakukan mulai

dari dribble di tempat, berjalan, dan berlari (lurus, stop and go, dan zig-zag).

b. Latihan Two ball dribble

Two ball dribble adalah latihan dribble menggunakan dua bola secara bersamaan

dengan beban awal 25% dari repetisi maksimal yang meningkat 5-10% setiap 2

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian · keterampilan dribble. a2b1: kelompok pemain bola basket laki-laki dengan latihan two ball dribble terhahadap keterampilan

44

microcycle. Latihan ini dilakukan mulai dari dribble di tempat, berjalan, dan

berlari (lurus, stop and go, dan zig-zag).

2. Variabel atributif, yaitu jenis kelamin.

Jenis kelamin adalah pembagian seksual yang ditentukan secara biologis dan

anatomis sesuai kondisi anggota sampel, terdiri dari:

a. Laki-laki

b. Perempuan

3. Variabel terikat (dependent), yaitu keterampilan dribble.

Keterampilan dribble adalah kemampuan untuk mengontrol dan menguasai bola

sehingga dapat melakukan akselerasi sesuai dengan kondisi lintasan yang telah

dibuat sesuai dengan pola lintasan dribble ketika bertanding.

Keterampilan dribble dapat diukur dengan melakukan tes Route Dribbling.

Skala data pengukuran: meter.

Skala data penelitian: rasio.

D. Jenis Penelitian Eksperimen

Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen menggunakan pendekatan

kuantitatif dengan menggunakan metode pre-test and post-test design group, alur

penelitiannya digambarkan sebagai berikut:

Gambar 8. Bagan Pelaksanaan Penelitian

Post-test

Menggunakan Latihan

Dribble Crossover

Sampel Pre-test

Latihan Ball

Handling

Menggunakan Latihan

Two Ball Dribble

Sampel: Laki-Laki Dan

Perempuan

Sampel: Laki-Laki Dan

Perempuan

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian · keterampilan dribble. a2b1: kelompok pemain bola basket laki-laki dengan latihan two ball dribble terhahadap keterampilan

45

E. Desain Penelitian

Data dalam penelitian ini disusun suatu kerangka desain penelitian dengan

rancangan faktorial 2 x 2. Berikut kerangka desain penelitian dijelaskan pada tabel di

bawah ini.

Tabel 5. Kerangka Desain Penelitian

Latihan Ball

Handling (A)

Jenis Kelamin (B)

Menggunakan Latihan

Dribble Crossover

(A1)

Menggunakan Latihan

Two Ball Dribble

(A2)

Laki-Laki (B1) a1b1 a2b1

Perempuan (B2) a1b2 a2b2

Keterangan:

a1b1: kelompok pemain bola basket laki-laki dengan latihan dribble crossover terhadap

keterampilan dribble.

a2b1: kelompok pemain bola basket laki-laki dengan latihan two ball dribble terhahadap

keterampilan dribble.

a2b1: kelompok pemain bola basket perempuan dengan latihan dribble crossover

terhahadap keterampilan dribble.

a2b2: kelompok pemain bola basket perempuan dengan latihan two ball dribble

terhahadap keterampilan dribble.

F. Sumber Data Penelitian

Sumber data pada penelitian ini diperoleh melalu observasi yang dilakukan oleh

peneliti. Observasi dalam penelitian ini dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum

eksperimen dan sesudah eksperimen, data berupa hasil keterampilan dribble. Observasi

yang dilakukan sebelum eksperimen disebut pre-test, dan observasi sesudah eksperimen

disebut post-test (Nasir, 2011:175).

1. Populasi Penelitian

Populasi yang dipilih dalam setiap penelitian harus ada kaitanya dengan

masalah yang akan diteliti. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi

Arikunto, 2006:124). Populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah pemain bola

basket laki-laki tinggkat intermedit di Kabupaten Boyolali. Populasi yang akan

dijadikan sampel penelitian adalah pemain basket laki-laki dan perempuan karena

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian · keterampilan dribble. a2b1: kelompok pemain bola basket laki-laki dengan latihan two ball dribble terhahadap keterampilan

46

dianggap perlu untuk diberikan latihan untuk meningkatkan keterampilan dribble

sehingga memiliki penguasaan bola yang baik. Sehingga diharapkan penelitian ini

berjalan dengan lancar dan dapat memberi dampak yang positif.

Populasi dalam penelitian adalah pemain basket dari 6 SMP Negeri di

kecamatan kota, yaitu: SMP N 1 Boyolali, SMP N 2 Boyolali, SMP N 3 Boyolali,

SMP N 4 Boyolali, SMP N 5 Boyolali, dan SMP N 6 Boyolali. Jumlah pemain setiap

sekolahnya 10 laki-laki dan 10 perempuan, sehingga ada 60 pemain laki-laki dan 60

pemain perempuan. Sekolah tersebut dipilih karena keseluruhan pemain POPDA

tahun 2015 yang dibina oleh PERBASI Kabupaten Boyolali berasal dari sekolah-

sekolah tersebut, sehingga peneliti bekerjasama dengan PERBASI Kabupaten

Boyolali untuk melakukan penelitian dan secara otomatis pemein tersebut akan

memperoleh pembinaan melalui program latihan yang diberikan dalam proses

penelitian ini.

2. Sampel Penelitian

Sugiyono, (2009) mendefinisikan sampel adalah bagian populasi yang

diambil dengan cara tertentu, dimana pengukuran dilakukan. Sampel dalam

penulisan ini diambil dengan teknik pruporsive sampling, yaitu pengambilan

sampel berdasarkan penilaian penulis siapa-siapa saja yang pantas memenuhi

persyaratan) untuk dijadikan sampel (Nasir, 2011:227). Sebagai suatu pedoman,

apabila jumlah subyeknya kurang dari 100 maka sebaiknya populasi diambil

semua sebagai sampel, apabila jumlah subyeknya besar dapat diambil 10%-15%,

atau 20%-25% atau lebih. Hal ini tergantung dari: 1) kemampuan peneliti dilihat

dari waktu, tenaga dan dana, 2) sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap

subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitynya data, dan 3) besar

kecilnya resiko yang harus ditanggung oleh peneliti (Suharsimi Arikunto,

2000:112).

Prosentase yang diambil peneliti yaitu 30% - 35% dari setiap jenis

kelamin (laki-laki dan perempuan). Prosentase tersebut dipilih dengan

pertimbangan-pertimbangan:

a. Terbatasnya waktu, karena peneliti adalah mahasiswa yang terbatas masa

penyelesaian penelitian

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian · keterampilan dribble. a2b1: kelompok pemain bola basket laki-laki dengan latihan two ball dribble terhahadap keterampilan

47

b. Resiko yang ditanggung sangat kecil dalam arti tidak membahayakan apabila

ternyata di kelak kemudian hari hasil penelitiannya salah karena kekurangan

sampel, maka peneliti hanya akan mengambil 20 laki-laki dan 20 perempuan

sebagai sampel penelitian.

c. Jumlah tersebut dipilih karena menyesuaikan kondisi lapangan basket yang

berukuran 28 x 15 meter sehingga apabila terlalu banyak akan mengganggu

jalannya latihan karena pada penelitian ini digunakan 4 kelompok sampel

penelitian. Selain itu terlalu banyak maka pemain akan semakin lama

menunggu untuk bergantian melakukan treatment yang diberikan mengingat

keterbatasan jumlah bola.

Karena teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan

purposive sampling, maka ketentuan untuk terpilih sebagai anggota sampel

yaitu:

a. Usia 13-15 tahun

b. Terdaftar pada sekolah yang berada di Kabupaten Boyolali

c. Pernah mengikuti latihan basket

d. Dalam kondisi sehat jasmani dan rohani

e. Memenuhi keriteria pemain yang dibutuhkan oleh PERBASI Kabupaten

Boyolali

f. Bersedia menjadi anggota sampel tanpa adanya paksaan

Pelaksanaan penelitian ini menggunakan perlakuan atau treatment berupa

latihan ball handling menggunakan latihan dribble crossover dan latihan two

ball dribble. Latihan ini akan diberikan kepada kelompok sampel laki-laki dan

perempuan. Jadi ada 4 kelompok sampel penelitian yaitu kelompok eksperiment,

yaitu:

a. Kelompok sampel laki-laki dengan latihan ball handling menggunakan

dribble crossover.

b. Kelompok sampel laki-laki dengan latihan ball handling menggunakan two

ball dribble.

c. Kelompok sampel perempuan dengan latihan ball handling menggunakan

dribble crossover.

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian · keterampilan dribble. a2b1: kelompok pemain bola basket laki-laki dengan latihan two ball dribble terhahadap keterampilan

48

d. Kelompok sampel perempuan dengan latihan ball handling menggunakan two

ball dribble.

Pola penelitian ini menggunakan pola M-S. atau Match Subject Design.

Artinya matching dilakukan subyek demi subyek bukan kelompok demi

kelompok. Maka secara pola yang digunakan dalam penyusunan kelompok

sampel penelitian ini adalah Match Subject Ordinal Pairing (Sutrisno Hadi,

1990: 484 - 485). Langkah-langkah yang diambil dalam pembentukan kelompok

menurut Sutrisno Hadi, 1990: 484 - 486 ) adalah:

1. Kepada sampel diberikan tes awal.

2. Sampel diurutkan dari yang hasil tesnya terbesar sampai yang terkecil

(diranking).

3. Kemudian diberi kode dari yang terbesar sampai yang terkecil. Karena akan

dijadikan dua kelompok, maka kode juga hanya ada dua macam misalnya A

dan B. Dalam hal ini peneliti menggunakan kode A dan B.

4. Agar terdapat kelompok yang seimbang, maka penyusuan kode adalah :

nomor pertama diberi kode A, urutan kedua diberi kode B, urutan ketiga

diberi kode B, urutan keempat diberi kode A, dan seterusnya, pemberian

nomor kode dengan urutan atau cara yang sama. Cara ini oleh banyak peneliti

sering digunakan dan dikenal dengan rumus A-B-B-A. Untuk jelasnya dapat

dilihat dalam lampiran.

Pengelompokan anggota sampel pada penelitian ini dilakukan

berdasarkan data tes awal (pre-test) yang kemudian akan di-matching atau

dilakukan pemadaan agar tidak terjadi kesenjangan kemampuan antara

kelompok eksperiment 1, 2, 3, dan 4. Setelah pre-test data diurutkan mulai dari

yang tebaik, sampel yang berjumlah 40 orang yang terdiri dari 20 laki-laki dan

20 perempuan kemudian dibagi menjadi dua dengan rumus ABBA (Sutrisno

Hadi, 1990:484 – 486) sesuai jenis kelamin, sehingga menjadi 2 kelompok

sampel laki-laki dan 2 kelompok sampel perempuan.

Setelah kelompok sampel terbentuk maka anggota sampel yang

mendapat kode A melakukan latihan dribble crossover dan anggota sampel yang

mendapat kode B melakukan latihan two ball dribble. Perlakuan atau treatment

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian · keterampilan dribble. a2b1: kelompok pemain bola basket laki-laki dengan latihan two ball dribble terhahadap keterampilan

49

diberikan selama 8 minggu, dengan 3 kali pertemua setiap minggunya, jadi ada

24 kali pertemuan.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian dilakukan dengan observasi dengan

melakukan tes, pengumpulan data dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Observasi pertama dilakukan dengan mekukan test sebelum pelaksanaan program

latihan dribble crossover dan two ball dribble, yaitu berupa pre-test untuk mengukur

keterampilan dribble awal.

2. Observasi kedua dilakukan pengambilan data setelah pelaksanaan program latihan

selesai, yaitu berupa post-test dengan melakukan tes yang sama seperti pada saat pre-

test.

3. Jadi data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data awal (pre-test) dan

data akhir (post-test).

H. Instrumen Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data (Arikunto, 2010:203). Dalam memperoleh data dalam

suatu penelitian diperlukan instrumen atau alat ukur yang kegunaanya untuk

mengetahui kekurangan dan peningkatan yang dicapai selama proses perlakuan atau

latihan. Pelaksanaan proses pengukuran membutuhkan alat ukur, maka dari itu

dengan alat ukur kita akan mendapatkan data yang merupakan hasil pengukuran

(Nurhasan, 2000:3). Dalam memilih suatu tes yang akan digunakan untuk menjadi

alat ukur yang baik harus berpedoman pada beberapa macam kriteria yang telah

disepakati oleh para ahli, karena dengan adanya kriteria ini dapat memberikan

petunjuk dalam memilih tes untuk alat ukur yang akan digunkan. Menurut Arikunto

(1995:51), “tes adalah merupakan suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk

mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan

yang sudah ditentukan”. Adapun kriteria untuk memilih tes yang baik meliputi

validitas, realibilitas, objektifitas, mudah dilaksanakan, ekonomi dan norma. Namun

yang paling penting dari faktor tersebut adalah validitas, realibilitas dan obyektifitas

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian · keterampilan dribble. a2b1: kelompok pemain bola basket laki-laki dengan latihan two ball dribble terhahadap keterampilan

50

yang merupakan kriteria teknis. Instrumen ini dapat dianggap cocok, sahih dan

terandal apabila memenuhi kriteria atau standarisasi perhitungan koefisien korelasi,

sebagai berikut:

a. r : 0,80 – 1,000 BerartiSangat Kuat

b. r : 0,60 – 0,799 Berarti Kuat

c. r : 0,40 – 0,599 Berarti Cukup Kuat

d. r : 0,20 – 0,399 Berarti Rendah

e. r : 0,00 – 0,199 Berarti Sangat Rendah

Dalam rangka memperoleh data yang akurat maka penulis melakukan tes

untuk mengetahui kemampuan awal dan kemampuan akhir sampel dalam hal

keterampilan dribble dalam permainan bola basket. Alat ukur yang digunakan adalah

tes menggiring bola Nurhasan. Tes ini memiliki validitas sebesar 0.89 dan realibilitas

0,82 (Nurhasan 2007:240) dan kriteria tes pelengkap yang cocok dengan apa yang

akan diteliti. Pengambilan data diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal

dan pada akhir eksperimen sebagai data akhir, dengan tujuan agar dapat mengetahui

pengaruh dari hasil perlakuan yang merupakan tujuan akhir eksperimen. Tes yang

digunakan untuk mengetahui kemampuan awal dan kemampuan setelah diberikan

perlakuan, peneliti menggunakan tes menggiring bola (Nurhasan, 2007:241) selama

30 detik dengan rute seperti di bawah:

Gambar 9. Route Dribbling

(Nurhasan, 2007:243)

2. Skala Data Penelitian

Data berskala rasio adalah data yang diperoleh dengan cara pengukuran,

dimana jarak dua titik pada skala sudah diketahui, dan mempunyai titik nol yang

absolut (Singgih, 2010:5). Skala pengukuran pada penelitian ini menggunakan skala

rasio karena mempunyai semua sifat skala interval, ditambah satu sifat yaitu

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian · keterampilan dribble. a2b1: kelompok pemain bola basket laki-laki dengan latihan two ball dribble terhahadap keterampilan

51

memeberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur. Skala rasio

merupakan skala pengukuran yang ditujukan pada hasil pengukuran yang bisa

dibedakan, diurutkan, mempunyai jarak tertentu, dan bisa dibandingkan (paling

lengkap, mencakup semuanya dibanding skala-skala dibawahanya).

Hasil dari tes yang dilakukan dalam penelian ini menggukan satuan jarak

(meter). Satuan jarak digukakan karena yang diukur adalah keterampilan dalam

melakukan dribble bola basket yang dibatasai waktu 30 detik. Hasil jarak yang

ditempuh oleh setiap anggota sampel dalam waktu 30 detik dapat disusun,

dibandingkan, dan diurutkan untuk membuat kelompok sampel penelitian. Karena

pada penelitian ini diperlukan 4 kelompok sampel penelitian, yaitu 2 kelompok laki-

laki dan dua kelompok perempuan. Penbagiannya berdasarkan hasil tes yang telah

diurutkan mulai hasil tertinggi sampai terendah.

3. Jenis Data

Jenis data pada penelitian eksperiment latihan ball handling menggunakan

dribble corssover dan two ball dribble ini berupa data kuantitatif yang mengukur

hasil keterampilan dribble. Data kuantitatif yang diperoleh merupakan data berskala

rasio. Data tersebut diperoleh melalui hasil pengukuran pada pre-test dan post-test

yang berupa jarak yang ditempuh selama 30 detik dengan total jarak pada lintasan

yang telah dibuat dengan total panjang 15 meter.

I. Teknik Analisis Data

Metode analisis data merupakan cara untuk mengolah data yang diperoleh dari

suatu penelitian. Analisis data merupakan salah satu bagian yang penting dalam

penelitian karena dengan adanya analisa data, maka hipotesis yang ditetapkan dapat

diuji kebenaranya untuk selanjutnya dapat ditarik kesimpulan. Data yang telah

terkumpul selanjutnya di analisis dengan menggunakan teknik analisis statistik, untuk

menguji hipotesis penelitian ini. Data yang dianalisis adalah data hasil tes keterampilan

dribble pada masing-masing kelompok sampel pada desain eksperimen.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis varian

(ANAVA) dua jalur pada taraf signifikansi α = 0,05. Selanjutnya untuk

membandingkan pasangan rata-rata dari perlakuan yang diberikan digunakan uji rentang

Newman Keuls.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian · keterampilan dribble. a2b1: kelompok pemain bola basket laki-laki dengan latihan two ball dribble terhahadap keterampilan

52

1. Uji Prasyarat Analisis

Pengujian prasyarat analisis yang digunakan yaitu uji normalitas (dengan uji

Liliefors) dan uji homogenitas varians (dengan uji Barlet).

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors

(Sudjana, 1995:466). Adapun prosedur pengujian normalitas adalah sebagai

berikut:

1) Pengamatan , , . . . , dijadikan bilangan baku . . . , dengan

menggunakan rumus:

Keterangan :

= Nilai tiap kasus

= Rata-rata

= Simpangan baku

2) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang F ( ) = P ( )

3) Selanjutnya dihitung proporsi . . . , yang lebih kecil atau sama

dengan . Jika proporsi dinyatakan oleh

S ( ) =

4) Hitung selisih F ( ) - S ( ) kemudian ditentukan harga mutlaknya

5) Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut

sebagai Lhitung.

b. Uji Homogenitas Variansi Populasi

Uji homogenitas variansi populasi dilakukan dengan uji Bartlet. Langkah-

langkah pengujiannya sebagai berikut:

1) Menghitung varians gabungan dari tiap kelompok sampel

S2 = –(

)

B = ( log S2

) ∑ ( - 1 )

2) Menghitung nilai hitung dengan nilai tabel

3) Membuat kesimpulan

Jika hitung < tabel , maka dengan demikian Ho diterima, yang berarti bahwa

varians dari kelompok-kelompok sampel tersebut homogen. Sebaliknya apabila

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian · keterampilan dribble. a2b1: kelompok pemain bola basket laki-laki dengan latihan two ball dribble terhahadap keterampilan

53

hitung < tabel , maka Ho ditolak, yang berarti varians sampel bersifat tidak

homogen.

2. Uji Hipotesis

Penjelasan mengenai langkah uji hipotesis pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. ANAVA Rancangan Faktorial 2x2

Metode AB untuk perhitungan ANAVA dua faktor adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Ringkasan ANAVA Dua Faktorial

Sumber Variasi Dk JK RJK Fo

Rata-rata

perlakuan

A

B

AB

Kekeliruan

1

a – 1

b – 1

(a – 1)(b – 1)

ab (n – 1)

Ry

Ay

By

AB y

Ey

R

A

B

AB

E

A/B

B/E

AB/E

Keterangan:

A = Kelompok A

B = Kelompok B

AB = Interaksi antara kelompok A dan kelompok B

n = Jumlah sampel

Kriteria pengujian hipotesis, jika F ≥ F (1- α) (v1 - v2), maka hipotesis nol

ditolak. Jika F < F(1- α) (v1 - v2), maka hipotesis diterima. Dengan demikian dk

pembilang V1 (k – 1) dan dk penyebut V2 = (n1 + ...nk – k), α = taraf signifikansi

untuk pengujian hipotesis.

b. Ujin Rentang Newman-Keuls Setelah ANAVA

Menurut Sudjana (1995:36), lankah-langkah untuk melakukan uji

Newman-Keuls adalah sebagai berikut:

1) Susun k buah rata-rata perlakuan menurut urutan nilainya, dan dari yang

terkecil sampai yang terbesar.

2) Dari ANAVA, diambil harga RJK, disertai dk.

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian · keterampilan dribble. a2b1: kelompok pemain bola basket laki-laki dengan latihan two ball dribble terhahadap keterampilan

54

3) Hitung kekeliruan buku rata-rata untuk tiap perlakuan dengan rumus:

Sy = ( )

RJK (kekeliruan) juga didapat dari hasil rangkuman ANAVA.

4) Tentukan taraf signifikansi α, lalu gunakan daftar rentang student. Untuk uji

Newman-Keuls, diambil v = dk dari RJK ( kekeliruan) dan p = 2,3,...,k. Harga-

harga yang didapat dari badan daftar sebanyak (k – 1) untu v dan p supaya

dicatat.

5) Kalikan harga-harga yang didapat di titik (...) di atas masing-masing dengan Sy,

dengan jalan demikian diperoleh apa yang dinamakan rentang signifikansi

terkecil ( RST).

6) Bandingkan selisih rata-rata terkecil dengan RST untuk mencari p – k selisih

rata-rata terbesar dan rata-rata terkecil kedua RST untuk p = (k – 1), dan

seterusnya. Demikian hanya perbandingan selisih rata-rata terbesar kedua rata-

rata terkecil dengna RST untuk p = (k – 1), selisih rata-rata terbesar kedua dan

rata-rata terkecil kedua dengna RST p = (k – 2), dan seterusnya. Dengan jalan

seperti ini semuanya akan ada ½ k (k – 1) pasangan yang harus dibandingkan.

Jika selisih yang didapat lebih besar dari pada RST-nya masing-masing maka

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikansi diantara rata-rata

perlakuan.