BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian · keterampilan dribble. a2b1: kelompok...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian · keterampilan dribble. a2b1: kelompok...
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Pelaksanaan penelitian eksperimen metode latihan ball handling menggunakan
latihan dribble crossover dan two ball dribble yang ditambah dengan variabel atributif
yaitu jenis kelamin dilaksanakan selama 2 bulan. Berikut dijabarkan mengenai waktu
dan tempat pelaksanaan penelitian yang dilakukan.
1. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap yang pertama dilakukan
pre-test untuk memperoleh data awal pada tanggal 30 Agustus 2015 di lapangan
basket SMA BK 2 Boyolali. Data yang diperoleh akan menjadi pedoman untuk
membagi anggota sampel menjadi 4 kelompok sempel yang tediri dari 2 kelompok
sampel laki-laki dan 2 kelompok sampel perempuan. Tahap kedua adalah
pelaksanaan program latihan, yaitu metode latihan ball handling menggunakan
dribble crossover dan two ball dribble. Pelaksanaan program latihan berlangsung
selama 2 bulan, dengan ketentuan 3 kali pertemuan setiap minggunya. Latihan
dilaksanakan pada 2 September – 30 Oktober di lapangan basket SMA BK 2
Boyolali dan SMP N 2 Boyolali, kemudian antar setiap pertemuan diberi jeda waktu
1 hari. Jadi total ada 24 kali pertemuan untuk melaksanakan program latihan.
Tahap ketiga dari pelaksaan penelitian ini adalah post-test yang
dilaksanakan pada 1 November 2015 di lapangan basket SMA BK 2 Boyolali.
Pelaksanaan post-test akan diberi jeda 1 – 2 hari setelah latihan pada pertemuan
terakhir. Hal ini dilakukan agar pemain dapat melakukan recovery dengan cukup
untuk selanjutnya melakukan post-test, sehingga pada saat pengambilan data terakhir
pemain benar-benar dalam kondisi prima setelah masa latihan.
2. Tempat Penelitian
Pemilihan tempat dan pelaksanaan penelitian dipertimbangkan dengan
beberapa aspek, baik dari segi akses maupun lokasi yang mendukung terlaksananya
penelitian dengan baik. Tempat penelitian dilaksanakan di Kabupaten Boyolali.
Pelaksanaan pre-test dilaksanakan di lapangan SMA BK 2 Boyolali, program latihan
di SMA BK 2 Boyolali dan SMP N 2 Boyolali, kemudian post-test dilakukan di
41
42
lapangan SMA BK 2 Boyolali. Lapangan SMA BK 2 Boyolali di pilih karena
lapangan bola basket yang berada di kota ketika di tengah-tengah perjalanan
punyusunan tesis ini terkena penggusuran untuk proyek pelebaran jalan yang
dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Boyolali, selain itu lapangan tersebut bisa
dipakai oleh umum dan letak lapangan dengan ruang pembelajaran letaknya
berjauhan sehingga tidak mengganggu apabila ruang pembelajaran dan lapangan
digunakan secara bersamaan. Selain itu lokasinya sangat strategis karena banyak
dilalui oleh kendaraan umum dan mudah untuk dijangkau. Pelaksanaan latihan
menggunakan dua lapangan yaitu milik SMA BK 2 Boyolali dan SMP N 2 Boyolali
karena apabila salah satu lapangan tidak bisa dipakai bisa dialihkan pada lapangan
yang lain, mengingat sekolah masing-masing juga menggunakan lapangan tersebut
untuk berbagai kegiatan. SMP N 2 Boyolali dipilih karena peneliti juga pelatih di
SMP tersebut sehingga memiliki akses menggukan lapangan sebagai lokasi latihan.
B. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas (independent), satu variabel
terikat (dependent), dan tiga variabel kontrol (control variabel). Variabel pada
penelitian dijelaskan sebagai berikut:
1. Variabel Independen (manipulatif) pada penelitian ini terdiri dari dua yaitu:
a. Metode latihan ball handling menggunakan dribble crossover
b. Metode latihan ball handling menggunakan two ball dribble
2. Variabel Independen (atributif) pada penelitian ini adalah jenis kelamin yaitu:
a. Laki-laki
b. Perempuan
3. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel terikat merupakan variabel yang dapat terpengaruh atau variabel
yang dipengaruhi. Variabel terikat pada penelitian ini yaitu keterampilan dribble.
4. Variabel Kendali (Control Variabel)
Variabel kontrol pada penelitian ini diberikan melalui beberapa pengarahan,
adapun faktor-faktor yang perlu untuk dijekaskan kepada anggota sampel adalah
sebagai berikut:
43
a. Faktor Kesungguhan
Keseriusan dalam melakukan test awal maupun test akhir merupakan hal
penting karena tingkat kesungguhan akan mempengaruhi hasil test. Selain itu
kesungguhan dalam melaksanakan program latihan akan berdampak pada hasil
akhir yang berupa keterampilan dribble. Jadi perlu adanya pengarahan serta
motivasi selama proses penelitian untuk menjaga konsistensi semua anggota
sampel penelitian.
b. Pola Makan
Kecukupan asupan gizi sangat menentukan hasil latihan. Karena peneliti
tidak dapat mengawasi pola makan dari anggota sampel penelitian maka perlu
diberikan pengarahan agar anggota sampel penelitian selalu menjaga pola makan
teratur dan pemenuhan gizi seimbang.
c. Istirahat
Waktu untuk istirahat sangat penting untuk proses recovery agar tidak
terjadi kelelahan yang berakibat pada terhambatnya proses penelitian. Karena
kondisi badan yang sehat dan bugar akan berdampak pada hasil latihan dan proses
pengambilan data.
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel bebas (independent), yaitu ball handling.
Ball handling adalah metode latihan pada olahraga bola basket yang merupakan
latihan untuk melakukan penguasaan dan kontrol bola agar pemain terbiasa dengan
bola, terdiri dari:
a. Latihan Dribble crossover
Dribble crossover adalah latihan dribble dengan cara memindahkan bola dari
tangan kanan ke tangan kiri atau sebaliknya dengan beban awal 25% dari repetisi
maksimal yang meningkat 5-10% setiap 2 microcycle. Latihan ini dilakukan mulai
dari dribble di tempat, berjalan, dan berlari (lurus, stop and go, dan zig-zag).
b. Latihan Two ball dribble
Two ball dribble adalah latihan dribble menggunakan dua bola secara bersamaan
dengan beban awal 25% dari repetisi maksimal yang meningkat 5-10% setiap 2
44
microcycle. Latihan ini dilakukan mulai dari dribble di tempat, berjalan, dan
berlari (lurus, stop and go, dan zig-zag).
2. Variabel atributif, yaitu jenis kelamin.
Jenis kelamin adalah pembagian seksual yang ditentukan secara biologis dan
anatomis sesuai kondisi anggota sampel, terdiri dari:
a. Laki-laki
b. Perempuan
3. Variabel terikat (dependent), yaitu keterampilan dribble.
Keterampilan dribble adalah kemampuan untuk mengontrol dan menguasai bola
sehingga dapat melakukan akselerasi sesuai dengan kondisi lintasan yang telah
dibuat sesuai dengan pola lintasan dribble ketika bertanding.
Keterampilan dribble dapat diukur dengan melakukan tes Route Dribbling.
Skala data pengukuran: meter.
Skala data penelitian: rasio.
D. Jenis Penelitian Eksperimen
Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan menggunakan metode pre-test and post-test design group, alur
penelitiannya digambarkan sebagai berikut:
Gambar 8. Bagan Pelaksanaan Penelitian
Post-test
Menggunakan Latihan
Dribble Crossover
Sampel Pre-test
Latihan Ball
Handling
Menggunakan Latihan
Two Ball Dribble
Sampel: Laki-Laki Dan
Perempuan
Sampel: Laki-Laki Dan
Perempuan
45
E. Desain Penelitian
Data dalam penelitian ini disusun suatu kerangka desain penelitian dengan
rancangan faktorial 2 x 2. Berikut kerangka desain penelitian dijelaskan pada tabel di
bawah ini.
Tabel 5. Kerangka Desain Penelitian
Latihan Ball
Handling (A)
Jenis Kelamin (B)
Menggunakan Latihan
Dribble Crossover
(A1)
Menggunakan Latihan
Two Ball Dribble
(A2)
Laki-Laki (B1) a1b1 a2b1
Perempuan (B2) a1b2 a2b2
Keterangan:
a1b1: kelompok pemain bola basket laki-laki dengan latihan dribble crossover terhadap
keterampilan dribble.
a2b1: kelompok pemain bola basket laki-laki dengan latihan two ball dribble terhahadap
keterampilan dribble.
a2b1: kelompok pemain bola basket perempuan dengan latihan dribble crossover
terhahadap keterampilan dribble.
a2b2: kelompok pemain bola basket perempuan dengan latihan two ball dribble
terhahadap keterampilan dribble.
F. Sumber Data Penelitian
Sumber data pada penelitian ini diperoleh melalu observasi yang dilakukan oleh
peneliti. Observasi dalam penelitian ini dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum
eksperimen dan sesudah eksperimen, data berupa hasil keterampilan dribble. Observasi
yang dilakukan sebelum eksperimen disebut pre-test, dan observasi sesudah eksperimen
disebut post-test (Nasir, 2011:175).
1. Populasi Penelitian
Populasi yang dipilih dalam setiap penelitian harus ada kaitanya dengan
masalah yang akan diteliti. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi
Arikunto, 2006:124). Populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah pemain bola
basket laki-laki tinggkat intermedit di Kabupaten Boyolali. Populasi yang akan
dijadikan sampel penelitian adalah pemain basket laki-laki dan perempuan karena
46
dianggap perlu untuk diberikan latihan untuk meningkatkan keterampilan dribble
sehingga memiliki penguasaan bola yang baik. Sehingga diharapkan penelitian ini
berjalan dengan lancar dan dapat memberi dampak yang positif.
Populasi dalam penelitian adalah pemain basket dari 6 SMP Negeri di
kecamatan kota, yaitu: SMP N 1 Boyolali, SMP N 2 Boyolali, SMP N 3 Boyolali,
SMP N 4 Boyolali, SMP N 5 Boyolali, dan SMP N 6 Boyolali. Jumlah pemain setiap
sekolahnya 10 laki-laki dan 10 perempuan, sehingga ada 60 pemain laki-laki dan 60
pemain perempuan. Sekolah tersebut dipilih karena keseluruhan pemain POPDA
tahun 2015 yang dibina oleh PERBASI Kabupaten Boyolali berasal dari sekolah-
sekolah tersebut, sehingga peneliti bekerjasama dengan PERBASI Kabupaten
Boyolali untuk melakukan penelitian dan secara otomatis pemein tersebut akan
memperoleh pembinaan melalui program latihan yang diberikan dalam proses
penelitian ini.
2. Sampel Penelitian
Sugiyono, (2009) mendefinisikan sampel adalah bagian populasi yang
diambil dengan cara tertentu, dimana pengukuran dilakukan. Sampel dalam
penulisan ini diambil dengan teknik pruporsive sampling, yaitu pengambilan
sampel berdasarkan penilaian penulis siapa-siapa saja yang pantas memenuhi
persyaratan) untuk dijadikan sampel (Nasir, 2011:227). Sebagai suatu pedoman,
apabila jumlah subyeknya kurang dari 100 maka sebaiknya populasi diambil
semua sebagai sampel, apabila jumlah subyeknya besar dapat diambil 10%-15%,
atau 20%-25% atau lebih. Hal ini tergantung dari: 1) kemampuan peneliti dilihat
dari waktu, tenaga dan dana, 2) sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap
subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitynya data, dan 3) besar
kecilnya resiko yang harus ditanggung oleh peneliti (Suharsimi Arikunto,
2000:112).
Prosentase yang diambil peneliti yaitu 30% - 35% dari setiap jenis
kelamin (laki-laki dan perempuan). Prosentase tersebut dipilih dengan
pertimbangan-pertimbangan:
a. Terbatasnya waktu, karena peneliti adalah mahasiswa yang terbatas masa
penyelesaian penelitian
47
b. Resiko yang ditanggung sangat kecil dalam arti tidak membahayakan apabila
ternyata di kelak kemudian hari hasil penelitiannya salah karena kekurangan
sampel, maka peneliti hanya akan mengambil 20 laki-laki dan 20 perempuan
sebagai sampel penelitian.
c. Jumlah tersebut dipilih karena menyesuaikan kondisi lapangan basket yang
berukuran 28 x 15 meter sehingga apabila terlalu banyak akan mengganggu
jalannya latihan karena pada penelitian ini digunakan 4 kelompok sampel
penelitian. Selain itu terlalu banyak maka pemain akan semakin lama
menunggu untuk bergantian melakukan treatment yang diberikan mengingat
keterbatasan jumlah bola.
Karena teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan
purposive sampling, maka ketentuan untuk terpilih sebagai anggota sampel
yaitu:
a. Usia 13-15 tahun
b. Terdaftar pada sekolah yang berada di Kabupaten Boyolali
c. Pernah mengikuti latihan basket
d. Dalam kondisi sehat jasmani dan rohani
e. Memenuhi keriteria pemain yang dibutuhkan oleh PERBASI Kabupaten
Boyolali
f. Bersedia menjadi anggota sampel tanpa adanya paksaan
Pelaksanaan penelitian ini menggunakan perlakuan atau treatment berupa
latihan ball handling menggunakan latihan dribble crossover dan latihan two
ball dribble. Latihan ini akan diberikan kepada kelompok sampel laki-laki dan
perempuan. Jadi ada 4 kelompok sampel penelitian yaitu kelompok eksperiment,
yaitu:
a. Kelompok sampel laki-laki dengan latihan ball handling menggunakan
dribble crossover.
b. Kelompok sampel laki-laki dengan latihan ball handling menggunakan two
ball dribble.
c. Kelompok sampel perempuan dengan latihan ball handling menggunakan
dribble crossover.
48
d. Kelompok sampel perempuan dengan latihan ball handling menggunakan two
ball dribble.
Pola penelitian ini menggunakan pola M-S. atau Match Subject Design.
Artinya matching dilakukan subyek demi subyek bukan kelompok demi
kelompok. Maka secara pola yang digunakan dalam penyusunan kelompok
sampel penelitian ini adalah Match Subject Ordinal Pairing (Sutrisno Hadi,
1990: 484 - 485). Langkah-langkah yang diambil dalam pembentukan kelompok
menurut Sutrisno Hadi, 1990: 484 - 486 ) adalah:
1. Kepada sampel diberikan tes awal.
2. Sampel diurutkan dari yang hasil tesnya terbesar sampai yang terkecil
(diranking).
3. Kemudian diberi kode dari yang terbesar sampai yang terkecil. Karena akan
dijadikan dua kelompok, maka kode juga hanya ada dua macam misalnya A
dan B. Dalam hal ini peneliti menggunakan kode A dan B.
4. Agar terdapat kelompok yang seimbang, maka penyusuan kode adalah :
nomor pertama diberi kode A, urutan kedua diberi kode B, urutan ketiga
diberi kode B, urutan keempat diberi kode A, dan seterusnya, pemberian
nomor kode dengan urutan atau cara yang sama. Cara ini oleh banyak peneliti
sering digunakan dan dikenal dengan rumus A-B-B-A. Untuk jelasnya dapat
dilihat dalam lampiran.
Pengelompokan anggota sampel pada penelitian ini dilakukan
berdasarkan data tes awal (pre-test) yang kemudian akan di-matching atau
dilakukan pemadaan agar tidak terjadi kesenjangan kemampuan antara
kelompok eksperiment 1, 2, 3, dan 4. Setelah pre-test data diurutkan mulai dari
yang tebaik, sampel yang berjumlah 40 orang yang terdiri dari 20 laki-laki dan
20 perempuan kemudian dibagi menjadi dua dengan rumus ABBA (Sutrisno
Hadi, 1990:484 – 486) sesuai jenis kelamin, sehingga menjadi 2 kelompok
sampel laki-laki dan 2 kelompok sampel perempuan.
Setelah kelompok sampel terbentuk maka anggota sampel yang
mendapat kode A melakukan latihan dribble crossover dan anggota sampel yang
mendapat kode B melakukan latihan two ball dribble. Perlakuan atau treatment
49
diberikan selama 8 minggu, dengan 3 kali pertemua setiap minggunya, jadi ada
24 kali pertemuan.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian dilakukan dengan observasi dengan
melakukan tes, pengumpulan data dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Observasi pertama dilakukan dengan mekukan test sebelum pelaksanaan program
latihan dribble crossover dan two ball dribble, yaitu berupa pre-test untuk mengukur
keterampilan dribble awal.
2. Observasi kedua dilakukan pengambilan data setelah pelaksanaan program latihan
selesai, yaitu berupa post-test dengan melakukan tes yang sama seperti pada saat pre-
test.
3. Jadi data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data awal (pre-test) dan
data akhir (post-test).
H. Instrumen Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data (Arikunto, 2010:203). Dalam memperoleh data dalam
suatu penelitian diperlukan instrumen atau alat ukur yang kegunaanya untuk
mengetahui kekurangan dan peningkatan yang dicapai selama proses perlakuan atau
latihan. Pelaksanaan proses pengukuran membutuhkan alat ukur, maka dari itu
dengan alat ukur kita akan mendapatkan data yang merupakan hasil pengukuran
(Nurhasan, 2000:3). Dalam memilih suatu tes yang akan digunakan untuk menjadi
alat ukur yang baik harus berpedoman pada beberapa macam kriteria yang telah
disepakati oleh para ahli, karena dengan adanya kriteria ini dapat memberikan
petunjuk dalam memilih tes untuk alat ukur yang akan digunkan. Menurut Arikunto
(1995:51), “tes adalah merupakan suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan
yang sudah ditentukan”. Adapun kriteria untuk memilih tes yang baik meliputi
validitas, realibilitas, objektifitas, mudah dilaksanakan, ekonomi dan norma. Namun
yang paling penting dari faktor tersebut adalah validitas, realibilitas dan obyektifitas
50
yang merupakan kriteria teknis. Instrumen ini dapat dianggap cocok, sahih dan
terandal apabila memenuhi kriteria atau standarisasi perhitungan koefisien korelasi,
sebagai berikut:
a. r : 0,80 – 1,000 BerartiSangat Kuat
b. r : 0,60 – 0,799 Berarti Kuat
c. r : 0,40 – 0,599 Berarti Cukup Kuat
d. r : 0,20 – 0,399 Berarti Rendah
e. r : 0,00 – 0,199 Berarti Sangat Rendah
Dalam rangka memperoleh data yang akurat maka penulis melakukan tes
untuk mengetahui kemampuan awal dan kemampuan akhir sampel dalam hal
keterampilan dribble dalam permainan bola basket. Alat ukur yang digunakan adalah
tes menggiring bola Nurhasan. Tes ini memiliki validitas sebesar 0.89 dan realibilitas
0,82 (Nurhasan 2007:240) dan kriteria tes pelengkap yang cocok dengan apa yang
akan diteliti. Pengambilan data diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal
dan pada akhir eksperimen sebagai data akhir, dengan tujuan agar dapat mengetahui
pengaruh dari hasil perlakuan yang merupakan tujuan akhir eksperimen. Tes yang
digunakan untuk mengetahui kemampuan awal dan kemampuan setelah diberikan
perlakuan, peneliti menggunakan tes menggiring bola (Nurhasan, 2007:241) selama
30 detik dengan rute seperti di bawah:
Gambar 9. Route Dribbling
(Nurhasan, 2007:243)
2. Skala Data Penelitian
Data berskala rasio adalah data yang diperoleh dengan cara pengukuran,
dimana jarak dua titik pada skala sudah diketahui, dan mempunyai titik nol yang
absolut (Singgih, 2010:5). Skala pengukuran pada penelitian ini menggunakan skala
rasio karena mempunyai semua sifat skala interval, ditambah satu sifat yaitu
51
memeberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur. Skala rasio
merupakan skala pengukuran yang ditujukan pada hasil pengukuran yang bisa
dibedakan, diurutkan, mempunyai jarak tertentu, dan bisa dibandingkan (paling
lengkap, mencakup semuanya dibanding skala-skala dibawahanya).
Hasil dari tes yang dilakukan dalam penelian ini menggukan satuan jarak
(meter). Satuan jarak digukakan karena yang diukur adalah keterampilan dalam
melakukan dribble bola basket yang dibatasai waktu 30 detik. Hasil jarak yang
ditempuh oleh setiap anggota sampel dalam waktu 30 detik dapat disusun,
dibandingkan, dan diurutkan untuk membuat kelompok sampel penelitian. Karena
pada penelitian ini diperlukan 4 kelompok sampel penelitian, yaitu 2 kelompok laki-
laki dan dua kelompok perempuan. Penbagiannya berdasarkan hasil tes yang telah
diurutkan mulai hasil tertinggi sampai terendah.
3. Jenis Data
Jenis data pada penelitian eksperiment latihan ball handling menggunakan
dribble corssover dan two ball dribble ini berupa data kuantitatif yang mengukur
hasil keterampilan dribble. Data kuantitatif yang diperoleh merupakan data berskala
rasio. Data tersebut diperoleh melalui hasil pengukuran pada pre-test dan post-test
yang berupa jarak yang ditempuh selama 30 detik dengan total jarak pada lintasan
yang telah dibuat dengan total panjang 15 meter.
I. Teknik Analisis Data
Metode analisis data merupakan cara untuk mengolah data yang diperoleh dari
suatu penelitian. Analisis data merupakan salah satu bagian yang penting dalam
penelitian karena dengan adanya analisa data, maka hipotesis yang ditetapkan dapat
diuji kebenaranya untuk selanjutnya dapat ditarik kesimpulan. Data yang telah
terkumpul selanjutnya di analisis dengan menggunakan teknik analisis statistik, untuk
menguji hipotesis penelitian ini. Data yang dianalisis adalah data hasil tes keterampilan
dribble pada masing-masing kelompok sampel pada desain eksperimen.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis varian
(ANAVA) dua jalur pada taraf signifikansi α = 0,05. Selanjutnya untuk
membandingkan pasangan rata-rata dari perlakuan yang diberikan digunakan uji rentang
Newman Keuls.
52
1. Uji Prasyarat Analisis
Pengujian prasyarat analisis yang digunakan yaitu uji normalitas (dengan uji
Liliefors) dan uji homogenitas varians (dengan uji Barlet).
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors
(Sudjana, 1995:466). Adapun prosedur pengujian normalitas adalah sebagai
berikut:
1) Pengamatan , , . . . , dijadikan bilangan baku . . . , dengan
menggunakan rumus:
Keterangan :
= Nilai tiap kasus
= Rata-rata
= Simpangan baku
2) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku,
kemudian dihitung peluang F ( ) = P ( )
3) Selanjutnya dihitung proporsi . . . , yang lebih kecil atau sama
dengan . Jika proporsi dinyatakan oleh
S ( ) =
4) Hitung selisih F ( ) - S ( ) kemudian ditentukan harga mutlaknya
5) Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut
sebagai Lhitung.
b. Uji Homogenitas Variansi Populasi
Uji homogenitas variansi populasi dilakukan dengan uji Bartlet. Langkah-
langkah pengujiannya sebagai berikut:
1) Menghitung varians gabungan dari tiap kelompok sampel
S2 = –(
)
B = ( log S2
) ∑ ( - 1 )
2) Menghitung nilai hitung dengan nilai tabel
3) Membuat kesimpulan
Jika hitung < tabel , maka dengan demikian Ho diterima, yang berarti bahwa
varians dari kelompok-kelompok sampel tersebut homogen. Sebaliknya apabila
53
hitung < tabel , maka Ho ditolak, yang berarti varians sampel bersifat tidak
homogen.
2. Uji Hipotesis
Penjelasan mengenai langkah uji hipotesis pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. ANAVA Rancangan Faktorial 2x2
Metode AB untuk perhitungan ANAVA dua faktor adalah sebagai berikut:
Tabel 6. Ringkasan ANAVA Dua Faktorial
Sumber Variasi Dk JK RJK Fo
Rata-rata
perlakuan
A
B
AB
Kekeliruan
1
a – 1
b – 1
(a – 1)(b – 1)
ab (n – 1)
Ry
Ay
By
AB y
Ey
R
A
B
AB
E
A/B
B/E
AB/E
Keterangan:
A = Kelompok A
B = Kelompok B
AB = Interaksi antara kelompok A dan kelompok B
n = Jumlah sampel
Kriteria pengujian hipotesis, jika F ≥ F (1- α) (v1 - v2), maka hipotesis nol
ditolak. Jika F < F(1- α) (v1 - v2), maka hipotesis diterima. Dengan demikian dk
pembilang V1 (k – 1) dan dk penyebut V2 = (n1 + ...nk – k), α = taraf signifikansi
untuk pengujian hipotesis.
b. Ujin Rentang Newman-Keuls Setelah ANAVA
Menurut Sudjana (1995:36), lankah-langkah untuk melakukan uji
Newman-Keuls adalah sebagai berikut:
1) Susun k buah rata-rata perlakuan menurut urutan nilainya, dan dari yang
terkecil sampai yang terbesar.
2) Dari ANAVA, diambil harga RJK, disertai dk.
54
3) Hitung kekeliruan buku rata-rata untuk tiap perlakuan dengan rumus:
Sy = ( )
RJK (kekeliruan) juga didapat dari hasil rangkuman ANAVA.
4) Tentukan taraf signifikansi α, lalu gunakan daftar rentang student. Untuk uji
Newman-Keuls, diambil v = dk dari RJK ( kekeliruan) dan p = 2,3,...,k. Harga-
harga yang didapat dari badan daftar sebanyak (k – 1) untu v dan p supaya
dicatat.
5) Kalikan harga-harga yang didapat di titik (...) di atas masing-masing dengan Sy,
dengan jalan demikian diperoleh apa yang dinamakan rentang signifikansi
terkecil ( RST).
6) Bandingkan selisih rata-rata terkecil dengan RST untuk mencari p – k selisih
rata-rata terbesar dan rata-rata terkecil kedua RST untuk p = (k – 1), dan
seterusnya. Demikian hanya perbandingan selisih rata-rata terbesar kedua rata-
rata terkecil dengna RST untuk p = (k – 1), selisih rata-rata terbesar kedua dan
rata-rata terkecil kedua dengna RST p = (k – 2), dan seterusnya. Dengan jalan
seperti ini semuanya akan ada ½ k (k – 1) pasangan yang harus dibandingkan.
Jika selisih yang didapat lebih besar dari pada RST-nya masing-masing maka
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikansi diantara rata-rata
perlakuan.