BAB III METODE PENELITIAN A. Penelitian dan...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Penelitian dan...
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Penelitian dan Pengembangan
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan
pengembangan (Research and Development). Metode penelitian dan pengembangan
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu
dan untuk menguji keefektifan produk tersebut (Sugiono, 2014:297). Penelitian ini
akan mengacu pada model pengembangan research and development oleh Borg and
Gall yang dimodifikasi oleh Sugiono. Berikut langkah-langkah prosedur penelitian
yang mengacu pada model Borg and Gall (Sugiono, 2014:298)
Gambar 3.1 Langkah-langkah Metode R&D
B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan
Sesuai dengan metode penelitian yang di gunakan, prosedur penelitian dan
pengembangan media komik yang di gunakan adalah sebagai berikut:
Potensi danMasalah
PengumpulanData
Desain Produk
Validasi Desain
RevisiDesain
Uji Coba Produk
Revisi Produk
Uji Coba Pemakaian
RevisiProduk
Produksi Massal
dan untuk menguji keefektifan produk tersebut (Sugiono, 2014:297).
akan mengacu pada model pengembangan research and development oleh Borg and
yang dimodifikasi oleh Sugiono. Berikut langkah-langkah prosedur penelitian
ang mengacu pada model Borg and Gall (Sugiono, 2014:298)
Potensi danMasalah
PengumpulanData
Desain Produk
Uji Coba Produk
Revisi Produk
Uji Coba Pemakaian
RevisiProduk
Produksi Massal
29
1. Potensi dan Masalah
Potensi masalah merupakan adalah kemampuan atau sesuatau yang dapat di
gunakan dan dapat meningkatkan nilai tambah (Sugiono, 2014:298). Pencarian
potensi dan masalah diperoleh dari hasil analisis kebutuhan yang dilakukan di SDN
Arjosari 03 Kec. Kalipare. Hasil analisis kebutuhan menunjukkan bahwa siswa-siswa
kelas 4 di SDN Arjosari 03 Kec Kalipare merupakan siswa yang aktif dan memiliki
rasa keingintahuan yang tinggi, siswa menyukai media berupa gambar dan siswa juga
menyukai buku-buku cerita yang sering mereka baca di perpustakaan, potensi yang
dapat diketahui dalam pengembangan ini adalah media pembelajaran yang ada di SD.
Media pembelajaran adalah sarana yang di gunakan pendidik untuk
menyampaikan materi atau informesi kepada peserta didik.Tapi dalam pembelajaran
media yang digunakan masih kurang inovatif sehingga didapatkan siswa yang
merasa bosan ketika pembelajaran berlangsung, media pembelajaran yang baik
adalah media yang dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajaran. Selain itu
media pembelajaran juga dapat meningkatkan semangat siswa dalam mengikuti
pembelajaran.
2. Pengumpulan Data
Setelah potensi dan masalah diidentifikasi maka tahap selanjutnya yaitu
mengumpulkan informasi dan data sebagai bahan perencanaan produk tertentu yang
di gunakan dalam mengatasi masalah tersebut (Sugiono, 2014:300). Data diperoleh
dengan melakukan analisis kebutuhan melalui observasi dan wawancara pada sekolah
sasaran yaitu SDN Arjosari 03 Kec. Kalipare, observasi dan wawancara dilakukan
untuk mengetahui karakteristik siswa, keterampilan-keterampilan guru dalam
rasa keingintahuan yang tinggi, siswa menyukai media berupa gambar dan siswa juga
menyukai buku-buku cerita yang sering mereka baca di perpustakaan, potensi yang
dapat diketahui dalam pengembangan ini adalah media pembelajaran yang ada di SD.
Media pembelajaran adalah sarana yang di gunakan pendidik untuk
menyampaikan materi atau informesi kepada peserta didik.Tapi dalam p
media yang digunakan masih kurang inovatif sehingga didapatkan siswa yang
merasa bosan ketika pembelajaran berlangsung, media pembelajaran yang baik
adalah media yang dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajaran. Selain itu
media pembelajaran juga dapat meningkatkan semangat siswa dalam mengikuti
pembelajaran.
Pengumpulan Data
30
mengajar dan media yang digunakan guru ketika pembelajaran berlangsung.
Informasi yang didapat dapat digunakan sebagai bahan perencanaan untuk
mengembangkan media yang tepat.
3. Desain Produk
Penelitian dan pengembangan ini akan menghasilkan sebuah produk
berupamedia pembelajaran degan model baru.Produk yang dihasilkan dalam research
anddevelopment adalah bermacam-macam (Sugiono, 2014:300), berdasarkan analisis
kebutuhan pada penelitian ini tahap yang ditempuh dalam pengembangan desain
media yaitu a). Melakukan observasi untuk menganalisis kebutuhan b). Menentukan
SK dan KD c). Menentukan jenis media yang cocok dan dapat diterima oleh siswa d).
Membuat media yang menarik dan cocok untuk siswa yaitu media komik yang
menarik, isinya mudah dipahamidan sesuai dengan materi.
4. Validasi Desain
Validasi Desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan
produk lebih efektif dari media yang lama atau tidak. Validasi dilakukan oleh dua
orang validator yaitu dari ahli materi dan ahli media, klasifikasi pemilihan ahli media
sebagai validator adalah dosen media pembelajaran yang memiliki keterampilan di
bidang media pembelajaran dengan tingkat akademik S-2. Sedangkan untuk ahli
matei adalah dosen yang memiliki keterampilan dibidang ajar dengan tingkat
akademik S-2. Dalam penelitian ini menghadirkan Bapak Drs. Atok Miftachul Huda,
M.Pd sebagai validator materi dan Ibu Sri Wahyuni, M.Kpd sebagai validator media.
Langkah-langkah validasi desain media adalah pengembang mendatangi para
ahli, yaitu ahli media dan ahli materi. Validator disini fungsinya adalah untuk menilai
anddevelopment adalah bermacam-macam (Sugiono, 2014:300), berdasarkan analisis
kebutuhan pada penelitian ini tahap yang ditempuh dalam pengembangan desain
media yaitu a). Melakukan observasi untuk menganalisis kebutuhan b). Menentukan
SK dan KD c). Menentukan jenis media yang cocok dan dapat diterima oleh siswa d).
Membuat media yang menarik dan cocok untuk siswa yaitu media komik yang
menarik, isinya mudah dipahamidan sesuai dengan materi.
Validasi Desain
Validasi Desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan
produk lebih efektif dari media yang lama atau tidak. Validasi dilakukan oleh dua
orang validator yaitu dari ahli materi dan ahli media, klasifikasi pemilihan ahli media
sebagai validator adalah dosen media pembelajaran yang memiliki keterampilan di
31
dan memberikan masukan baik kelebihan maupun kekurangan dari produk yang
dikembangkan, kekurangan dari produk yang sudah diidentifikasi tersebut kemudian
direvisi dan dijadikan dasar perbaikan agar layak untuk digunakan dan menghasilkan
produk yang diharapkan.
5. Perbaikan Desain
Setelah desain produk divalidasi oleh ahli, maka akan diketahui kelemahan
dan kelebihan dari media yang dikembangkan, sehingga tahapan selanjutnya adalah
melakukan perbaikan dari media yang dikembangkan sesuai dengan penilaian dan
masukan yang di berikan oleh para ahli,apabila media yang dikembangkan sudah
diperbaiki dan mendapat validasi dari para ahli maka produk tersebut dapat
dilanjutkan ketahap selanjutnya yaitu tahap uji coba produk.
6. Uji Coba Produk
Setelah melakukan revisi desain produk maka langkah selanjutnya adalah
melakukan uji coba produk. Uji coba produk dilakukan untuk mengetahui evektivitas
dari produk yang dikembangkan, uji coba tahap ini merupakan uji coba kelompok
kecil, uji coba kelomoik kecil dilakukan dengan mengambil 6 peserta didik kelas 4 di
SDN Arjosari 03 Kec. Kalipare yang di gunakan sebagai sampel,pemilihan sampel
dilakukan dengan cara randon sampel karena populasi dianggap homogen.Selama
proses uji coba produk peneliti membuat catatan observasi terkait penggunaan media
pembelajaran yang dikembangkan pada saat uji cobaproduk. Setelah itu siswa
mengisi angket terkait penggunaan media pembelajraran yang digunakan pada saat
uji coba produk.
dan kelebihan dari media yang dikembangkan, sehingga tahapan selanjutnya
melakukan perbaikan dari media yang dikembangkan sesuai dengan penilaian dan
masukan yang di berikan oleh para ahli,apabila media yang dikembangkan sudah
diperbaiki dan mendapat validasi dari para ahli maka produk tersebut dapat
ilanjutkan ketahap selanjutnya yaitu tahap uji coba produk.
Uji Coba Produk
Setelah melakukan revisi desain produk maka langkah selanjutnya adalah
melakukan uji coba produk. Uji coba produk dilakukan untuk mengetahui evektivitas
dari produk yang dikembangkan, uji coba tahap ini merupakan uji coba kelompok
kecil, uji coba kelomoik kecil dilakukan dengan mengambil 6 peserta didik kelas 4 di
SDN Arjosari 03 Kec. Kalipare yang di gunakan sebagai sampel,pemilihan sampel
32
7. Revisi Produk Awal.
Pengujian produk pada sampel yang terbatas kurang memberikan informas
situasi dan kondisi yang sesungguhnya dan dalam uji coba masih ditemukan
kelemahan dari media yang di kembangngkan, sehingga revisi produk masih perlu
untuk dilakukan, revisi produk dilakukan berdasarkan hasil observasi dan angket
apabila detemukan banyak kekurangan dari produk yang telah dikembangkan pada
tahap uji coba produk kelompok kecil.
8. Uji Coba Pemakaian
Setelah uji coba produk berhasil dengan revisi yang tidak terlalu penting,
maka tahap selanjutnya adalah uji coba pemakaian, produk yang berupa
pengembangan media tersebut diterapkan pada kelompok yang lebih besar, hal ini
untuk mengetahui keefektivan dan kelayakan produk yang telah dikembangkan dan
juga untuk memperoleh masukan untuk melakukan revisi produk ahap akhir, uji coba
pemakaian pada kelompok besar dilakukan kepada seluruh siswa kelas 4 di SDN
Arjosari 03 Kec Kalipare yang berjumlah 14 anak.
9. Revisi Produk Tahap Akhir
Revisi produk tahap akhir ini dilakukan apabila dalam uji coba pemakian pada
kelompok besar terdapak kekurangan atau kelemahan, dalam uji coba pemakaian,
revisi ulang perlu dilakukan untuk memperoleh produk yang layak untuk digunakan.
10. Produksi Massal
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari penelitian pengembangan. Bila
produk tersebut dinyatakan layak dalam beberapa pengujian dan berguna bagi peserta
didik, maka produk tersebut dapat diterapkan pada setiap lembaga pendidikan.
tahap uji coba produk kelompok kecil.
Uji Coba Pemakaian
Setelah uji coba produk berhasil dengan revisi yang tidak terlalu penting,
maka tahap selanjutnya adalah uji coba pemakaian, produk yang berupa
pengembangan media tersebut diterapkan pada kelompok yang lebih besar, hal ini
untuk mengetahui keefektivan dan kelayakan produk yang telah dikembangkan dan
juga untuk memperoleh masukan untuk melakukan revisi produk ahap akhir, uji coba
pemakaian pada kelompok besar dilakukan kepada seluruh siswa kelas 4 di SDN
Arjosari 03 Kec Kalipare yang berjumlah 14 anak.
Revisi Produk Tahap Akhir
Revisi produk tahap akhir ini dilakukan apabila dalam uji coba pemakian pada
33
Pembuatan produk massal dilakukan apabila produk yang telah diuji cobakan
dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi massal. Namun pada penelitian ini
tahap produksi massal tidak dilakukan karena pada tahap ini peneliti harus melakukan
kerja sama dengan penerbit juga melakukan penyebaran angket ke banyak sekolah hal
tersebut dirasa membutuhkan biaya dan waktu yang cukup banyak dan lama,
dikarenakan keterbatasan biaya dan waktu maka penelitian ini dicukupkan berhenti
pada tahap ke sembilan yaitu revisi produk tahap akhir.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN Arjosari 03 Kec Kalipare yang
bertempat di Dusun Mentaraman, Rt 32, Rw 06, Ds Arjosari, Kec Kalipare Kab
Malang, pelaksanaan penelitian ini akan berlangsung pada bulan Juni 2017.
D. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian pengembangan ini
adalah teknik angket/kuesioner, wawancara, observasi dan dokumentasi.
1. Angket/kuesioner
Angket/kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawab (Sugiono, 2014:142) berdasarkan tipe pertanyaannya angket
dapat dibedakan menjadi pertanyaan terbuka dan pertanyan tertutup. Tekni angket
yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tipe pertanyaan terbuka dimana
responden diminta menjawab setiap pertanyaan dengan memilih pilihan jawaban
yang telah di sediakan. Angket yang digunakan untuk mengumpulkan data
menggunakan skala Likert dengan skor 1,2,3,4 dan 5.
pada tahap ke sembilan yaitu revisi produk tahap akhir.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN Arjosari 03 Kec Kalipare yang
bertempat di Dusun Mentaraman, Rt 32, Rw 06, Ds Arjosari, Kec Kalipare Kab
Malang, pelaksanaan penelitian ini akan berlangsung pada bulan Juni 2017.
Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian pengembangan ini
adalah teknik angket/kuesioner, wawancara, observasi dan dokumentasi.
Angket/kuesioner
Angket/kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada
34
2. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik
dibandingkan dengan teknik lain, observasi tidak hanya terbatas pada orang pada
orang, tapi juga objek-objek alam lainya. Observasi merupakan teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang
sedang berlangsung (Sugiono, 2014:145). Dari segi pengumpulan data dengan
observasi dapat dibedakan menjadi participant observasi dan nonparticipant
observasi, dalam penelitian ini peneliti menggunkan tipe observasi nonparticipant,
hal ini dikarenakan peneliti tidak terlibat langsung dengan aktifitas orang-orang yang
sedang diamati.
3. Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu (Sugiyono, 2014:138). Pengumpulan data dengan menggunakan wawancara
dapat dilakukan dengan cara terstruktur dan tidak terstruktur. Penelitian ini
menggunakan wawancara tidak terstruktur, yakni wawancara yang bebas tanpa
menggunakan pedoman yang tersusun secara lengkap dan sistematis. Pada penelitian
ini wawancara dilakukan pada guru wali kelas empat untuk mengetahui masalah-
masalah dalam pembelajaran yangdilakukan, media yang digunakan dalam
pembelajaran serta materi yang akan dikembangkan dalam penelitian ini.
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi
bisa berbentuk tulisan,gambaratau karya monumental dari seseorang. Dokumentasi
observasi dapat dibedakan menjadi participant observasi dan nonparticipant
observasi, dalam penelitian ini peneliti menggunkan tipe observasi non
hal ini dikarenakan peneliti tidak terlibat langsung dengan aktifitas orang
sedang diamati.
Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu (Sugiyono, 2014:138). Pengumpulan data dengan menggunakan wawancara
dapat dilakukan dengan cara terstruktur dan tidak terstruktur. Penelitian ini
menggunakan wawancara tidak terstruktur, yakni wawancara yang bebas tanpa
menggunakan pedoman yang tersusun secara lengkap dan sistematis. Pada penelitian
35
yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain (Sugiono,
2010:82). Teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh
data berupa gambar atau foto. Adapun dokumen yang diperoleh berupa foto hasil
observasi di kelas, hasil wawancara dengan guru wali kelas empat dan pelaksanaan
ujicoba produk.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiono, 2014:102). Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini berupa angket untuk ahli materi, angket untuk ahli
media, serta angket untuk siswa. Pengujian instrument dilakukan dengan
menggunakan validasi isi, yakni dengan membandingkan isi instrument dengan teori
yang ada.
Indikator-indikator pada angket validasi ini diadopsi dari penelitian Suprianto
tahun 2015 dengan sedikit penyempurnaan, adapun rincian instrument dari angket
validasi untuk menilai kevalidan adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Penilaian untuk Ahli MateriKriteria Indikator Jumlah
ButirNomor Butir
PertimbanganIsi
Kesesuaian Kurikulum 3 1 ,2, 3
Kebenaran Isi 5 4, 5, 6, 7, 8
Cara Penyajian 14 9, 10 ,11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiono, 2014:102). Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini berupa angket untuk ahli materi, angket unt
media, serta angket untuk siswa. Pengujian instrument dilakukan dengan
menggunakan validasi isi, yakni dengan membandingkan isi instrument dengan teori
yang ada.
Indikator-indikator pada angket validasi ini diadopsi dari penelitian Suprianto
2015 dengan sedikit penyempurnaan, adapun rincian instrument dari angket
validasi untuk menilai kevalidan adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Penilaian untuk Ahli MateriKriteria Indikator Jumlah
ButirNomor Butir
36
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Penilaian Media
Kriteria Indikator Jumlah Butir
Nomor Butir
Kriteria Produksi
Kondisi Fisik 2 1, 2
Kualitas Bahan 4 3, 4, 5, 6
Emotion Impect 2 7, 8
Desain Visual Prinsip Visual Desain Sampul
4 9, 10, 11, 12
Prinsip Visual Ilustrasi Isi Cerita
4 13, 14, 15, 16, 17
Prinsip Visual Ilistrasi Tokoh-tokoh dalam Cerita
4 18, 19
Kualitas Teknis
Syarat Media yang Baik
4 20, 21, 22
Tabel 4. kisi-kisi Instrumen penilaian untuk Siswa
Kriteria Indikator Jumlah Butir
Nomor Butir
Segi Penyiaran Materi
Kemenarikan Materi 2 1, 2Manfaat untuk Siswa 1 3
Kontekstual 1 4
Rangkuman Materi 1 5
Penggunaan Bahasa 1 6
Segi Penyajian Media
Bentuk dan Ukuran 2 7, 8
Kemudahan Penggunaan 1 9
Pilihan Warna 1 10Penggunaan Huruf 1 11
Ilustrasi Gambar 1 12
Isi Cerita Komik 2 13, 14Kegunaan Media 3 15, 16, 17Kualitas Teknis 1 18
Prinsip Visual Ilustrasi Isi Cerita
4 13, 14, 15, 16, 17
Prinsip Visual Ilistrasi Tokoh-tokoh dalam Cerita
4
Kualitas Syarat Media yang Baik
4
Tabel 4. kisi-kisi Instrumen penilaian untuk Siswa
Kriteria Indikator Jumlah Butir
Nomor
Segi Penyiaran Kemenarikan Materi 2Manfaat untuk Siswa 1
Kontekstual 1
Rangkuman Materi 1
Penggunaan Bahasa 1
Segi Penyajian Bentuk dan Ukuran 2
37
Disamping itu, dibuat pula instrumen observasi terstruktur yang digunakan
untuk mengamati kualitas teknis media selama uji coba. Indikator-indikator pada
instrument observasi ini diadobsi dari penelitian Suprianto tahun 2015 dengan sedikit
penyempurnaan, adapun kisi-kisi instrumen observasi sesuai dengan table berikut:
Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Observasi
Kriteria IndikatorFungsi Penerapan Media
Media menarik dan mampu memotivasi siswa (Fungsi Atensi)Membantu memudahkan siswa dalam belajar (Fungsi Kognitif)
Menggugah Emosi dan Sikap Siswa (Fungsi Afektif)
F. Teknik Analisis Data
Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan dalam penelitian ini adalah
melakukan analisis terhadap instrumen yang digunakan dalam penelitian. Analisis
data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif.
1. Analisia Data kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi dan
wawancara baik yang tertulis maupun berupa komentar atau saran. analisis data
dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkan kedalam unit-unit,
menyusun kedalam pola, memilih mana yang pentin dan mana yang akan dipelajari
dan membuat kesimpulan yang akan diceritakan kepada orang lain(Sugiono,
Kriteria IndikatorFungsi Penerapan Media menarik dan mampu memotivasi siswa (Fungsi
Atensi)Membantu memudahkan siswa dalam belajar Kognitif)
Menggugah Emosi dan Sikap Siswa (Fungsi Afektif)
Teknik Analisis Data
Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan dalam penelitian ini adalah
melakukan analisis terhadap instrumen yang digunakan dalam penelitian. Analisis
data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif.
Analisia Data kualitatif
38
2014:333). Data penelitian yang diperoleh selama proses penelitian dicatat kemudian
dijabarkan secara deskriptif dan ditarik kesimpulan.
2. Analisis Data Kuantitatif
Sebelum dianalisis, nilai dalam bentuk kualitatif yang terdapat pada angket
validasi ahli materi, ahli media dan respon siswa diubah menjadi kuantitatif, penilaian
huruf menjadi skor dengan menggunakan skala Likert dengan ketentuan sebagai
berikut:
Tabel 5. Aturan pemberian Skor
Kategori Skor
SB = Sangat Baik 5
B = Baik 4C = Cukup 3K = Kurang 2
SK = Sangat Kurang 1
Setelah nilai diubah menjadi kuantitatif, selanjutnya dilakukan analisis.
Berikut analisis data angket dari validasi ahli media, ahli materi dan respon siswa.
pengolehan data angket yang diperoleh dianalisis dengan teknik persentase. Untuk
mengetahui peringkat nilai akhir untuk butir yang bersangkutan dianalisis dengan
rumus di bawah ini (Sugiono, 2010:418).
Presentase Skor = Jumlah skor penilaian × 100%Skor penilaian maksimal
Data Kuantitatif yang berasal dari angket validasi ahli media, ahli materi dan
angket respon siswa yang merupa presentase skor kemudia di ubah menjadi skala
kualitatif. Mengubah menjadi nilai kualitatif sesuai kriteria kategori penilaian skor
Tabel 5. Aturan pemberian Skor
Kategori Skor
SB = Sangat Baik 5
B = Baik 4C = Cukup 3K = Kurang 2
SK = Sangat Kurang 1
Setelah nilai diubah menjadi kuantitatif, selanjutnya dilakukan analisis.
Berikut analisis data angket dari validasi ahli media, ahli materi dan respon siswa.
pengolehan data angket yang diperoleh dianalisis dengan teknik persentase
mengetahui peringkat nilai akhir untuk butir yang bersangkutan dianalisis dengan
39
ideal menggunakan ketentuan sebagai berikut untuk data kuantitatif berskala 5
dengan skala Likert pada acuan tabel konveksi nilai seperti dibawah ini (Sa’dun,
2016:82).
Tabel 6. Pedoman Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif
No. Presentase Skor Kualifikasi Keterangan
1.2.3.4.5.
80% - 100%60% - 80%40% - 60%20% - 40%
< 20%
Sangat baikBaik
Cukup baikKurang baik
Sangat kurang baik
Sangat layakLayak
Kurang layakTidak layak
Sangat tidak layak
Hasil dalam penelitian ini ditetapkan bahwa produk media dikatakan layak
apabila mencapai presentase penilaian lebih dari 60% atau kriteria minimal baik atau
layal.
60% - 80%40% - 60%20% - 40%
< 20%
BaikCukup baikKurang baik
Sangat kurang baik
LayakKurang layakTidak layak
Sangat tidak layak
Hasil dalam penelitian ini ditetapkan bahwa produk media dikatakan layak
apabila mencapai presentase penilaian lebih dari 60% atau kriteria minimal baik atau