BAB III METODE PENELITIAN A. Metode...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Metode...
42 Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (classroom action research) atau yang sering disebut PTK, dengan jenis
eksperimental yaitu apabila penelitian tindakan kelas diselenggarakan dengan
berupaya menerapkan berbagai teknik, model, dan strategi secara efektif dan
efisien didalam suatu proses pembelajaran, yang bertujuan untuk lebih mendalami
pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan selama proses pembelajaran, serta
untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dikelas secara berkelanjutan. Stringer
(dalam Mulyasa, 2010, hlm. 9) mendefinisikan PTK adalah ‘disciplined inquiry
research which seeks focused efforts to improve the quality of people’s
organizational, community and family lives’. Disini PTK diartikan sebagai sebuah
upaya untuk memperbaiki kondisi dan memecahkan berbagai persoalan
pendidikan yang dihadapi sekolah. Rapoport, R. (dalam Hopkins, D., 2011, hlm.
86) menjelaskan bahwa penelitian tindakan bertujuan untuk memberikan
kontribusi langsung pada problem-problem praktis masyarakat dalam situasi-
situasi problematis dan pada tujuan-tujuan ilmu sosial dengan turut berkolaborasi
(bersama masyarakat, Penj.) dalam kerangka etis yang disepakati antara satu sama
lain. Sejalan dengan pendapat ini Kemmis, S. (dalam Hopkins, D., 2011, hlm.88)
mengemukakan bahwa penelitian tindakan merupakan cara yang digunakan
sekelompok orang untuk mengorganisasi kondisi-kondisi yang didalamnya
mereka dapat belajar dari pengalamannya sendiri. Penelitian tindakan merupakan
uji coba gagasan dalam bentuk praktik dengan harapan agar mampu
mengembangkan atau mengubah sesuatu, mencoba memberikan pengaruh nyata
terhadap situasi tertentu.
Berbagai pendapat para ahli diatas mengenai definisi PTK, PTK dapat
diartikan sebagai studi sistematis yang dilaksanakan oleh guru dengan
mengumpulkan berbagai informasi dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman,
mengurangi kendala-kendala, mempengaruhi perubahan-perubahan positif dalam
43
Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
proses pembelajaran dan praktik-praktik pendidikan secara umum, dan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Model PTK yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah spiral
penelitian tindakan, didasarkan pada Kemmis dan MC Taggart. Hal ini
dikarenakan pada tahap tindakan dan observasi dilakukan secara bersamaan dan
ke dua kegiatan ini tidak dapat dilakukan secara terpisah, maksudnya kedua
kegiatan haruslah dilakukan dalam satu kesatuan waktu, begitu berlangsungnya
suatu tindakan begitu pula observasi juga harus dilaksanakan, dan hal ini yang
dipandang cocok dengan proses pembelajaran di sekolah. Pada pembelajaran
disekolah tentunya setiap aktivitas/kegiatan yang dilakukan pada proses
pembelajaran perlu dipantau. Dipertegas oleh Kemmis (Triyana, N., 2011,
hlm.50) bahwa ‘theory and action might develop together from application of the
scientific approach’ dan Kemmis merupakan penggalak istilah “penelitian
tindakan pendidikan”. Berikut adalah model siklus yang dikembangkan oleh
Kemmis dan Taggart:
Gambar 3.1. Spiral Penelitian Tindakan Didasarkan pada Kemmis dan
Taggart
(Hopkins, D., 2011, hlm. 50)
Gambar 3.1 di atas, tampak bahwa di dalamnya terdiri dari dua perangkat
komponen yang dapat dikatakan sebagai dua siklus. Untuk pelaksanaan
sesungguhnya, jumlah siklus sangat bergantung kepada permasalahan yang perlu
diselesaikan. Apabila permasalahan terkait belum terselesaikan dalam dua siklus
44
Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dialog Awal Pra Tindakan Perencanaan Tindakan
Perencanaan IIImplementasi
Tindakan II
Pengamatan/
Pengumpulan Data IIRefleksi II
Perencanaan IImplementasi
Tindakan I
Pengamatan/
Pengumpulan Data IRefleksi I
Perencanaan IIIImplementasi
Tindakan III
Pengamatan/
Pengumpulan Data IIIRefleksi III
Evaluasi Penyusunan Laporan
Siklus I
Siklus II
Siklus III
maka perlu dilakukan siklus selanjutnya yang disertai dengan tindak lanjut dari
penyelesaian masalah dari siklus sebelumnya.
B. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui beberapa tahapan
yang digambarkan dalam beberapa siklus, dalam satu siklus terdiri dari empat
tahap. Keempat tahap tersebut adalah: (1) perencanaan (planning); (2)
pelaksanaan tindakan (action); (3) observasi (observation); (4) refleksi
(reflection). Kegiatan ini disebut satu siklus kegiatan pemecahan masalah. Hal
tersebut sebagai upaya untuk mengkaji secara keseluruhan masalah yang menjadi
fokus penelitian. Peneliti menganalisis hasil observasi pada setiap siklus serta
merefleksikan permasalahan untuk dijadikan acuan dalam melakukan perbaikan
pada siklus selanjutnya, sampai peneliti mencapai indikator keberhasilan.
Indikator keberhasilan yang dimaksud adalah keberhasilan penelitian tindakan
kelas yang mampu mempengaruhi perubahan hasil belajar siswa yang signifikan.
Secara menyeluruh, penelitian ini mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut:
Gambar 3.2. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Arikunto, S. et al. (dalam Triyana, N., 2011, hlm, 52)
45
Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Dialog Awal
Dialog awal dilakukan sebelum melaksanakan penelitian untuk mengetahui
sejauh mana akar permasalahan yang terjadi di dalam kelas pada saat
pembelajaran berlangsung, meliputi kendala yang dihadapi peserta didik dalam
proses pembelajaran dan hasil belajar peserta didik yang berupa nilai rata-rata
ulangan harian, sehingga ada suatu upaya yang ditempuh untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Dialog awal dilakukan secara lisan dengan cara
mewawancarai guru utama kompetensi dasar pemeliharaan/servis sistem kopling
dan komponennya.
2. Pratindakan
Tahapan ini berupa observasi proses pembelajaran pada kompetensi
pemeliharaan/servis kopling dan komponennya oleh guru utama. Obyek penelitian
pratindakan di kelas XI TKR 5 yang akan dijadikan obyek penelitian tindakan
kelas. Pratindakan dimaksudkan untuk mengetahui secara detail kondisi yang
terdapat disuatu kelas yang akan diteliti.
3. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Siklus I
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan satu tahapan yang harus dilakukan bersama dengan
guru utama yang bersangkutan untuk mengamati proses jalannya penelitian
tindakan kelas. Pada tahapan perencanaan ini harus ada kesepakan antara dua
belah pihak. Hal ini dimaksudkan untuk menambah kecermatan peneliti
menentukan fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perlakuan khusus untuk
diamati. Keberhasilan suatu tindakan ditentukan oleh perencanaan yang matang.
Perencanaan penelitian adalah melakukan identifikasi masalah kemudian
membuat rencana suatu kegiatan pembelajaran berdasarkan analisa masalah yang
didapatkan, dari mulai penetapan waktu, materi, metode penyampaian materi.
Perencanaan dalam penelitian tindakan sebaiknya lebih bersifat fleksibel. Hal ini
bertujuan untuk mengatasi tantangan yang tidak dapat diprediksi sebelumnya.
Dalam kaitan rencana disusun secara kolaboratif antara peneliti dan guru utama.
Hal yang perlu dilakukan pda tahap perencanaan ini diantaranya, adalah:
46
Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Menentukan kelas subjek yang akan diteliti, yaitu kelas XI Teknik Kendaraan
Ringan (TKR) 5 di SMK Negeri 2 Garut.
2) Menentukan jumlah siklus, jumlah siklus dalam penelitian ini tergantung pada
pencapaian target, jika sudah menunjukan peningkatan motivasi, aktivitas, dan
hasil belajar sesuai target atau ketuntasan hasil belajar tercapai, maka siklus
boleh dihentikan.
3) Menyiapkan strategi pemberian reinforcement pada kompetensi dasar
pemeliharaan/servis sistem kopling dan komponennya untuk meningkatkan
motivasi, aktivitas, dan hasil belajar peserta didik.
4) Menyusun Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP).
5) Menyiapkan sumber belajar.
6) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan dikelas.
7) Menyusun format observasi untuk memantau berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar di kelas.
8) Menetapkan kriteria keberhasilan dalam upaya tindakan perbaikan yang akan
dilakukan.
b. Pelaksanaan (Action)
Pelaksanaan pembelajaran melalui pemberian reinforcement pada
kompetensi dasar pemeliharaan/servis sistem kopling dan komponennya dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1) Kegiatan Pembuka
- Guru memasuki ruangan kelas, dan mengontrol kebersihan kelas, serta
memeriksa kerapihan baju peserta didik.
- Guru meminta ketua kelas memimpin do’a.
- Guru mengecek kehadiran peserta didik.
- Guru memberikan motivasi kepada peserta didik dengan cara mengaitkan
pentingnya memahami kompetensi dasar pemeliharaan/servis sistem kopling
dan komponennya.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada kompetensi
dasar pemeliharaan/servis sistem kopling dan komponennya.
- Guru menyampaikan cakupan materi pada kompetensi dasar
pemeliharaan/servis sistem kopling dan komponennya.
47
Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- Guru memberikan tes awal yaitu pre-test kepada peserta didik untuk
mengetahui kemampuan awal peserta didik.
- Guru menjelaskan bahwa pada proses pembelajaran yang akan dilakukan
dengan menyisipkan pemberian reinforcement, dengan reinforcement utama,
berbentuk: coklat dan permen.
- Guru memberitahukan kepada peserta didik untuk mengacungkan tangan
terlebih dahulu pada saat bertanya atau menjawab pertanyaan. (konsistensi).
2) Kegiatan Inti
- Guru memperlihatkan gambar sistem powertrain, kemudian guru menjelaskan
kepada peserta didik bahwa kopling merupakan bagian dari powertrain, bila
tidak ada sistem kopling, tenaga dari engine tidak akan terhubung ke
transmisi. Peserta didik diminta menyebutkan berbagai sumber informasi yang
akan digunakan sebagai pedoman pembelajaran pemeliharaan/servis kopling
dan komponennya berdasarkan kaitan penjelasan di atas. Guru kemudian
memberikan reinforcement positif dalam bentuk kata bagus sekali.
- Peserta didik diminta menjelaskan fungsi cutch disc, guru kemudian
memberikan reinforcement positif dalam bentuk verbal dengan kata pintar.
- Peserta didik diminta menyebutkan komponen clutch disc, guru
menginformasikan disetiap komponen yang disebutkan dengan benar
berhadiah 1 permen dan jika peserta didik menunjukan 4 komponen dengan
benar peserta didik mendapatkan 10 permen.
- Peserta didik diminta menjelaskan fungsi dari facing, kemudian guru
memberikan reinforcement positif dalam bentuk non verbal dengan acungan
jempol.
- Peserta didik diminta menjelaskan fungsi dari paku keling, guru kemudian
memberikan reinforcement positif dalam bentuk verbal dengan kata betul.
- Peserta didik diminta menjelaskan fungsi dari clutch hub, kemudian guru
memberikan reinforcement positif dalam bentuk non verbal dengan anggukan
kepala.
- Peserta didik diminta menjelaskan fungsi torsion dumper, kemudian guru
memberikan pemberian reinforcement positif dalam bentuk non verbal dengan
tepuk tangan.
48
Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- Peserta didik diminta menjelaskan hubungan keterkaitan cara kerja clutch disc
dengan hukum yang peserta didik sebutkan, kemudian guru memberikan
reinforcement positif dalam bentuk verbal dengan kata ok!.
- Peserta didik diminta menjelaskan cara memeriksa facing pada clutch hub
secara visual, kemudian guru memberikan reinforcement positif dalam bentuk
verbal dengan kata hebat!.
- Peserta didik diminta menjelaskan cara memeriksa kedalaman paku keling,
guru kemudian memberikan reinforcement dalam bentuk non verbal dengan
tersenyum.
- Peserta didik diminta menjelaskan cara memeriksa kekocakan torsion dumper
pada clutch disc, guru kemudian memberikan reinforcement positif dalam
bentuk verbal dengan kata benar sekali.
- Peserta didik diminta menjelaskan cara memeriksa keausan alur-alur clutch
hub , kemudian guru memberikan reinforcement positif dalam bentuk verbal
dengan kata luar biasa.
- Peserta didik diminta menjelaskan cara memeriksa keolengan clutch disc, guru
memberikan reinforcement dalam bentuk verbal yaitu: kata salut.
- Peserta didik diminta memakai baju dan sepatu praktik dengan benar, guru
kemudian memberikan reinforcement negatif kepada peserta didik yang tidak
menggunakan baju dan sepatu praktik, dalam bentuk tugas rumah menuliskan
rangkuman materi selama pelajaran dikumpulkan minggu depan sebanyak 3
rangkap.
- Peserta didik diminta menyiapkan tempat kerja dengan benar, guru kemudian
memberikan reinforcement positif dalam bentuk non verbal dengan wajah
cerah.
- Peserta didik diminta menyiapkan benda kerja yang akan digunakan pada
kerja praktik memelihara/servis sistem kopling dan komponennya dengan
benar, kemudian guru memberikan reinforcement positif dalam bentuk verbal
dengan kata TOP!.
- Peserta didik diminta menyiapkan alat dan bahan kerja yang akan digunakan
pada kerja praktik memelihara/servis sistem kopling dan komponennya
49
Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan benar, kemudian guru memberikan reinforcement positif dalam bentuk
verbal dengan kata sip!.
- Facing clutch disc diperiksa secara visual oleh peserta didik, guru
memberikan reinforcement dalam bentuk verbal dengan kata good! pada
setiap kelompok yang sudah melakukan pemeriksaan clutch disc secara visual.
- Kedalaman paku keling diukur menggunakan jangka sorong skala 0,1 mm
oleh peserta didik. Guru kemudian memberikan reinforcement dalam bentuk
non verbal berupa sentuhan pada pundak peserta didik.
- Kekocakan torsion dumper diperiksa oleh peserta didik, guru kemudian
memberikan reinforcement positif dalam bentuk non verbal dengan
mengangkat tangan peserta didik yang melakukan pemeriksaan kekocakan
torsion dumper dengan benar.
- Keausan alur-alur clutch hub diperiksa oleh peserta didik. Guru memberikan
reinforcement dalam bentuk verbal dengan kalimat seratus buat kalian.
- Keolengan clutch disc diperiksadengan menggunakan dial indikator dilakukan
oleh peserta didik, Guru memantau aktivitas peserta didik, guru kemudian
memberikan pemberian reinforcement positif dalam bentuk verbal berupa
benar sekali.
- Peserta didik diminta mendiskusikan produk kerja dengan kelompok lain,
Guru kemudian memberikan reinforcement negatif kepada peserta didik yang
tidak ikut serta mendiskusikan produk kerja dalam bentuk verbal dengan cara
peserta didik diminta menjelaskan cara memeriksa kedalaman paku keling
sebanyak lima kali pelafalan didepan kelas.
3) Kegiatan Penutup
- Guru bersama peserta didik menyimpulkan secara singkat materi
pemeliharaan/servis kopling dan komponennya untuk materi clutch disc.
- Guru memberikan soal post-test untuk mengetahui hasil belajar peserta didik.
- Guru meminta peserta didik untuk membaca dan mengingat kembali materi
yang telah dipelajarinya.
- Guru meminta peserta didik untuk membaca materi yang akan dipelajari
selanjutnya dan meminta peserta didik untuk membawa buku sumber yang
relevan dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya.
50
Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran selanjutnya mengenai
pemeliharaan/servis kopling dan komponenya dengan indikator clutch cover.
- Guru mengumumkan kelompok terbaik dalam proses pembelajaran
memeliraha/servis kopling dan komponennya (selama proses kerja mengikuti
prosedur kerja dengan sangat baik, setiap anggota kelompok tidak melakukan
aktivitas yang mengganggu, dan produk kerja yang dihasilkan sangat baik).
Guru meminta ketua kelas untuk memimpin do’a didalam hati..
c. Pengamatan (Observation)
Pengamatan atau observasi adalah kegiatan untuk mencatat, mengenali,
merekam, dan mendokumentasikan semua hal dari proses hingga hasil yang
dicapai, perubahan yang terjadi, baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana
atau efek samping yang ditimbulkan dari tindakan yang diterapkan. Kegiatan
pemantauan atau observasi untuk melihat sejauh mana efek tindakan yang telah
mencapai sasaran. Tahap ini berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan.
Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya
berlangsung dalam waktu yang bersamaan. Ada beberapa prosedur yang harus
diperhatikan dalam proses pemantauan atau obervasi menurut Tahir, M. (2012,
hlm. 77), yaitu:
1) Pertemuan pendahuluan, disebut sebgai pertemuan perencanan yang dilakukan
sebelum observasi. Tujuan pertemuan ini adalah untuk menyepakati berbagai
hal berkaitan dengan pelajaran yang akan diamati dan observasi yang akan
dilakukan.
2) Pelaksanaan observasi, observasi dilakukan terhadap tahap proses dan hasil
tindakan perbaikan yang tentu saja terfokus pada prilaku mengajar guru dan
prilaku belajar siswa serta interaksi antara guru dan siswa.
3) Diskusi balikan, guru dan pengamat berbagi informasi yang dikumpulkan
selama pengamatan, mendiskusikan, atau menginterpretasikan informasi
tersebut, serta mengambil tindakan lebih lanjut jika diperlukan.
Sesuai dengan kutipan diatas peneliti dalam pengamatan ini menggunakan
lembar obeservasi berupa lembar observasi hasil belajar aspek afektif, lembar
observasi hasil belajar aspek psikomotor, lembar observasi aktivitas peserta didik,
dan lembar observasi aktivitas guru.
51
Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peneliti dalam observasi penelitian ini dibantu oleh beberapa orang guru
yang berfungsi sebagai observer. Peneliti bersama-sama dengan mitra peneliti
melaksanakan observasi pada hasil belajar aspek afektif, hasil belajar aspek
psikomotor dan lembar observasi aktivitas belajar peserta didik selama proses
pembelajaran berlangsung sesuai dengan acuan pada lembar observasi yang telah
dibuat oleh peneliti.
d. Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam suatu pelaksanaan
tindakan, sebab refleksi digunakan untuk mengontrol tindakan guru, baik untuk
melihat apakah tindakan guru harus mengalami proses perbaikan, harus
ditingkatkan atau terus dipertahankan. Refleksi adalah suatu tindakan atau
kegiatan untuk mengetahui serta memahami apa yang terjadi sebelumnya, belum
terjadi, dihasilkan apa yang belum dihasilkan, atau apa yang belum tuntas dari
satu upaya atau tindakan yang telah dilakukan. Tahir, M. (2012, hlm. 80). Refleksi
pada dasarnya merupakan kegiatan evaluasi, analisis, sintesis dan penjelasan
terhadap semua informasi yang diperoleh dari penelitian tindakan. Kegiatan ini
sebagai proses mengumpulkan, mengolah dan menyajikan informasi, sehingga
bermanfaat untuk pengambilan keputusan tindakan selanjutnya. Menurut Arikunto
(dalam Triyana, N. 2011, hlm. 56) “apabila guru pelaksana juga berstatus sebagai
pengamat, yaitu mengamati apa yang ia lakukan, maka refleksi dilakukan
terhadap diri sendiri”. Refleksi dalam penelitian ini dilakukan guru pelaku
(peneliti) bersama dengan observer terhadap berbagai masalah yang terjadi di
kelas. Secara garis besar refleksi dapat disimpulkan sebagai kegiatan yang
dilakukan untuk mengingat, merenungkan, mencermati dan menganalisis kembali
suatu tindakan.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada siklus I, peneliti berkolaborasi
dengan guru mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan, serta melakukan
refleksi untuk merumuskan tindakan-tindakan perbaikan pada siklus II, jika hasil
refleksi menunjukan perubahan kearah positif yang signifikan maka peneliti harus
mempertahankan atau meningkatkan tindakan, tetapi jika hasil refleksi
menunjukkan harus dilakukannya suatu perbaikan, maka ada kemungkinan
rencana tersebut perlu disempurnakan kembali. Kemudian peneliti berkolaborasi
52
Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan guru menyusun rencana untuk siklus II untuk memenuhi target yang
diharapkan.
Siklus II
a. Perencanaan (Planning)
1) Berdasarkan refleksi pada siklus I, untuk meningkatkan aktivitas belajar
peserta didik dan hasil belajar peserta didik, peneliti dang guru merencanakan
tindakan pembelajaran dengan pemberian reinforcement pada kompetensi
dasar pemeliharaan/servis kopling dan komponennya. Pembelajaran pada
siklus I dan II sama yakni mengenai pemeliharaan/servis kopling dan
komponennya dengan indikator yang berbeda.
2) Peneliti menyusun dan mempersiapkan perangkat pembelajaran yakni RPP
mengenai kompetensi dasar pemeliharaan/servis kopling dan komponennya
dengan indikator pencapaian yang berbeda pada siklus I.
3) Peneliti menyusun dan mempersiapkan instrumen penelitian yang akan
digunakan, yakni lembar angket untuk meneliti peningkatan motivasi belajar,
lembar observasi untuk meneliti pelaksanaan proses pembelajaran dan
aktivitas pembelajaran, dan lembar tes untuk meneliti peningkatan hasil
belajar setelah proses pembelajaran denagn menyisipkan pemberian
reinforcement.
b. Pelaksanaan (Action)
1) Kegiatan Pembuka
- Guru memasuki ruangan kelas, dan mengontrol kebersihan kelas, serta
memeriksa kerapihan baju peserta didik.
- Guru meminta ketua kelas memimpin do’a.
- Guru mengecek kehadiran peserta didik.
- Guru memberikan motivasi kepada peserta didik dengan cara mengaitkan
pentingnya memahami kompetensi dasar pemeliharaan/servis sistem kopling
dan komponennya.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada kompetensi
dasar pemeliharaan/servis sistem kopling dan komponennya.
- Guru menyampaikan cakupan materi pada kompetensi dasar
pemeliharaan/servis sistem kopling dan komponennya.
53
Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- Guru memberikan tes awal yaitu pre-test kepada peserta didik untuk
mengetahui kemampuan awal peserta didik.
- Guru menjelaskan bahwa pada proses pembelajaran yang akan dilakukan
dengan menyisipkan pemberian reinforcement, dengan reinforcement utama
berbentuk: roti, biskuit, permen, dan pin.
Guru memberitahukan kepada peserta didik untuk mengacungkan tangan
terlebih dahulu pada saat bertanya atau menjawab pertanyaan. (konsistensi).
2) Kegiatan Inti
- Guru memperlihatkan gambar sistem powertrain, kemudian guru menjelaskan
kepada peserta didik bahwa kopling merupakan bagian dari powertarain, bila
tidak ada sistem kopling tenaga dari engine tidak akan terhubung ke
transmisi. Peserta didik diminta menyebutkan berbagai sumber informasi yang
akan digunakan sebagai pedoman pembelajaranpemeliharaan/servis kopling
dan komponennya berdasarkan kaitan penjelasan di atas, kemudian guru
memberikan reinforcement positif dalam bentuk kata betul.
- Peserta didik diminta menjelaskan fungsi clutch cover, guru kemudian
memberian reinforcement dalam bentuk verbal dalam bentuk kata cocok.
Peserta didik diminta menyebutkan jenis-jenis clutch cover. Guru memberikan
reinforcement positif dalam bentuk non verbal dengan tepukan pundak.
- Peserta didik diminta menyebutkan komponen tersebut satu persatu. Sebelum
peserta didik menyebutkan komponen clutch cover, guru menginformasikan
disetiap komponen yang disebutkan dengan benar berhadiah 1 bungkus biskuit
dan jika peserta didik menunjukan semua komponen dengan benar peserta
didik mendapatkan 6 bungkus biskuit dan 6 permen.
- Peserta didik diminta menjelaskan fungsi dari preassure plate, guru kemudian
memberikan reinforcement positif dalam bentuk verbal dengan kata hebat.
- Peserta didik diminta menjelaskan fungsi dari diafhragma spring, kemudian
guru memberikan reinforcement positif dalam bentuk verbal dengan kata
mantap.
- Peserta didik diminta menjelaskan hubungan keterkaitan cara kerja clutch disc
dengan hukum yang peserta didik sebutkan, kemudian guru memberikan
reinforcement positif dalam bentuk non verbal berupa acungan jempol.
54
Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- Peserta didik diminta menjelaskan cara memeriksa kedalaman paku keling,
guru kemudian memberikan reinforcement positif dalam bentuk verbal dengan
kata tepat sekali.
- Peserta didik diminta menjelaskan cara memeriksa keausan diafhragma spring
menggunakan jangka sorong skala 0,1 mm. Guru kemudian memberikan
reinforcement negatif dalam bentuk non verbal pada peserta didik yang tidak
memperhatikan dengan cara mengulang jawaban sebanyak tiga kali.
- Peserta didik diminta memakai baju dan sepatu praktik peserta didik dengan
benar, guru kemudian memberikan reinforcement negatif kepada peserta didik
yang tidak menggunakan baju dan sepatu praktik, dalam bentuk tugas rumah
menuliskan rangkuman materi selama pelajaran dikumpulkan minggu depan
sebanyak 3 rangkap.
- Peserta didik diminta menyiapkan tempat kerja dengan benar, guru kemudian
memberikan reinforcement positif dalam bentuk non verbal dengan anggukan
kepala.
- Peserta didik diminta menyiapkan benda kerja yang akan digunakan pada
kerja praktik memelihara/servis sistem kopling dan komponennya dengan
benar, kemudian guru memberikan reinforcement positif dalam bentuk verbal
dengan kata sip!.
- Peserta didik diminta menyiapkan alat dan bahan kerja yang akan digunakan
pada kerja praktik memelihara/servis sistem kopling dan komponennya
dengan benar, kemudian guru memberikan reinforcement positif dalam bentuk
verbal dengan kata ok!.
- Kerataan preassure plate diperiksa menggunakan filler gauge dan straight
edge oleh peserta didik, kemudian guru memberikan reinforcement dalam
bentuk non verbal dengan tepuk tangan.
- Keausan pegas diafhragma diukur dengan jangka sorong oleh peserta didik,
guru kemudian memberikan reinforcement dalam bentuk non verbal berupa
wajah tersenyum.
- Peserta didik diminta mendiskusikan produk kerja dengan kelompok lain,
Guru kemudian memberikan reinforcement positif dalam bentuk verbal
dengan kata luar biasa.
55
Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Kegiatan Penutup
- Guru bersama peserta didik menyimpulkan secara singkat materi
pemeliharaan/servis kopling dan komponennya untuk materi clutch cover.
- Guru memberikan soal post-test untuk mengetahui hasil belajar peserta didik.
- Guru meminta peserta didik untuk membaca dan mengingat kembali materi
yang telah dipelajarinya.
- Guru meminta peserta didik untuk membaca materi yang akan dipelajari
selanjutnya dan meminta peserta didik untuk membawa buku sumber yang
relevan dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya.
- Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran selanjutnya mengenai
pemeliharaan/servis kopling dan komponenya dengan indikator clutch cover
tipe coil spring.
- Guru mengumumkan kelompok terbaik dalam proses pembelajaran
memeliraha/servis kopling dan komponennya (selama proses kerja mengikuti
prosedur kerja dengan sangat baik, setiap anggota kelompok tidak melakukan
aktivitas yang mengganggu, dan produk kerja yang dihasilkan sangat baik),
guru kemudian memberikan hadiah berupa coklat dan pin.
- Guru meminta ketua kelas untuk memimpin do’a didalam hati.
- Guru meminta peserta didik membersihkan kelasnya sebelum peserta didik
meninggalkan kelas
c. Observasi (Observation)
Peneliti dalam observasi penelitian ini dibantu oleh beberapa orang guru yang
berfungsi sebagai observer. Peneliti bersama-sama dengan mitra peneliti
melaksanakan observasi pada hasil belajar aspek afektif, hasil belajar aspek
psikomotor dan lembar observasi aktivitas belajar peserta didik selama proses
pembelajaran berlangsung sesuai dengan acuan pada lembar observasi yang telah
dibuat oleh peneliti.
d. Refleksi (Reflection)
Peneliti berkolaborasi dengan guru mengevaluasi kegiatan yang telah
dilaksanakan pada siklus II, penelitian dicukupkan sampai siklus II apabila
motivasi, aktivitas dan hasil belajar peserta didik sudai sesuai dengan harapan.
Penelitian dilanjutkan ke siklus ke III jika hasil refleksi menunjukkan harus
56
Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukannya suatu perbaikan, maka ada kemungkinan rencana tersebut perlu
disempurnakan kembali. Kemudian peneliti berkolaborasi dengan guru menyusun
rencana untuk siklus III untuk memenuhi target peningkatan motivasi, aktivitas,
dan hasil belajar yang diharapkan.
4. Evaluasi
Tahap evaluasi merupakan tahap akhir dari proses tindakan. Kegiatan ini
sebagai proses mengumpulkan, mengolah dan menyajikan informasi, sehingga
bermanfaat untuk pengambilan keputusan tindakan diantaranya dialog awal,
perencanaan tindakan, observasi, dan refleksi yang merupakan proses yang terkait
dan berkesinambungan. Kegiatan evaluasi meliputi: (1) melaksanakan evaluasi
hasil belajar melalui tes objektif setelah proses pembelajaran berlangsung; (2)
melaksanakan analisis terhadap tindakan-tindakan yang telah dilakukan; (3)
melaksanakan refleksi berupa perumusan masalah yang harus diatasi beserta
rencana tindakan untuk dijadikan pedoman dalam menyusun tindakan selanjutnya.
5. Penyusunan laporan
Laporan penelitian PTK seperti halnya jenis penelitian yang lain, yaitu
disusun sesudah kerja penelitian di lapangan berakhir.
C. Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Garut yang
beralamat di Jalan Suherman No.90, PO. BOX 103, Telp./Faks.0262-23314,
Garut-Jawa Barat, e-m@il:[email protected]. Adapun yang menjadi
subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI Program Keahlian Teknik
Kendaraan Ringan (TKR) 5 yang berjumlah 33 orang dengan jenis kelamin laki-
laki. Penelitian ini dilakukan secara kolaborasi antara peneliti yang bertindak
sebagai guru sekaligus observer yang mengamati proses pembelajaran dengan
menerapkan pemberian reinforcement dan guru utama mata pelajaran yang
berperan sebagai observer.
57
Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Data dan Sumber Data
1. Data
Menurut Sukmadinata, N.S., (dalam Triyana, N., 2011, hlm. 58)
menjelaskan bahwa: ‘data ialah suatu bahan mentah yang jika diolah dengan baik
melalui berbagai analisis dapat melahirkan berbagai informasi’. Dalam dunia
pendidikan, fakta dikumpulkan menjadi data, data kemudian diolah sehingga
dapat diutarakan secara jelas dan akurat dan dapat dimengerti oleh orang lain.
Data penelitian meliputi data hasil belajar untuk aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor.
2. Sumber Data
Sumber data merupakan sumber subjek dari tempat mana data bisa
didapatkan. Sedangkang sumber data penelitian adalah orang yang memberikan
informasi baik secara lisan atau dalam bentuk teks bacaan yang digunakan untuk
mendukung jalannya suatu penelitian. Sumber data penelitian ini dari beberapa
sumber, yaitu diantaranya: guru mata pelajaran, teman sejawat, dan dari peserta
didik yang akan dilihat peningkatan kemampuannya setelah dilakukan penerapan
pemberian reinforcement pada kompetensi dasar pemeliharaan/servis sistem
kopling dan komponennya.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan beberapa teknik tertentu. Mengingat informasi yang dibutuhkan
beragam, maka beragam pula teknik yang digunakan. Menurut Emzir (2012, hlm.
257) menyatakan bahwa teknik yang digunakan dalam penelitian tindakan adalah
“pengamatan awal, Tanya jawab, hasil tes, hasil tugas kelas dan rumah, catatan
harian pengajar, wawancara, rekaman tape-recorder, dan catatan hasil observasi.
Sejalan denngan pertanyaan tersebut maka teknik penelitian yang digunakan
adalah angket, tes, dan observasi.
58
Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan
pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden, angket
berisi pertanyaan-pertanyaan yang tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden tentang diri pribadi atau hal-hal yang ingin diketahui.
2. Tes
Indrakusuma, D. A. (dalam Daryanto, 2012, hlm. 35) menjelaskan bahwa
‘tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk
memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan seseorang,
dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat’. Bukhori, M. (dalam Daryanto,
2012, hlm. 35) menjelaskan bahwa ‘tes ialah suatu percobaan yang diadakan
untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang
murid atau kelompok murid’.
Berdasarkan pendapat para ahli, maka tes dimaknai sebagai serentetan
pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh peserta didik. Tes
yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes formatif, dalam bentuk pre-test
dan post-test. Dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah
terbentuk setelah mendapatkan program. Secara sistematik pemberian tes
formatif, adalah sebagai berikut:
Gambar 3.3. Skema Pemberian Tes Formatif
(Sumber: Daryanto (2012, hlm. 39)
Berdasarkan gambaran skema di atas, pre-test digunakan untuk mengukur
sejauh mana kemampuan awal peserta didik sebelum pelaksanaan proses
pembelajaran dengan penerapan program, sedangkan post-test digunakan untuk
mengukur sejauh mana pengaruh peenerapan program terhadap peningkatan hasil
belajar peserta didik. Program yang dimaksud adalah pemberian reinforcement
pada kompetensi dasar pemeliharaan/servis kopling dan komponennya.
Pre-test
(tes awal)
Program Post-test
(tes akhir)
59
Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Observasi
Purwanto, M. Ngalim (dalam Basrowi dan Suwandi, 2008, hlm. 93)
mengemukakan bahwa “observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan
mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat
atau mengamati individu atau kelompok secara langsunng”. Observasi merupakan
upaya yang dilakukan peneliti untuk merekam segala peristiwa dan kegiatan yang
terjadi dengan menggunakan alat bantu atau tidak. Observasi yang dilakukan
peneliti ini dimaksudkan untuk menambah penegtahuan peneliti sehingga
memperoleh masukan untuk melengkapi dan memperkuat analisis data tentang
pemberian reinforcement dan sebagai umpan balik guna memperbaiki dan
mengembangkan informasi yang terima sebelumnya.
F. Instrumen Pengumpulan Data
Menurut Arikunto, S. (dalam Triyana, N. 2011, hlm.61), “instrumen
penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam artian lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”.
Instrumen penelitian yang dirancang dan akan digunakan dalam penelitian ini
sebagai alat untuk mengumpulkan data dalam penelitian tindakan kelas berupa
lembar angket, lembar tes, lembar observasi, dan daftar cheklist.
1. Lembar Angket
Lembar angket dalam penelitian ini berfungsi untuk mengetahui tanggapan
responden mengenai motivasi belajar peserta didik sebelum dan setelah proses
pembelajaran dengan memberikan reinforcement, dengan angket responden
mudah memberikan jawaban, karena alternatif jawaban sudah tersedia dan hanya
membutuhkan waktu yang singkat dalam menjawab semua pertanyaan. Metode
penilaian yang digunakan adalah metode skala Likert, skala Likert merupakan
skala yang mempunyai tingkat jawaban dari positif sampai dengan sangat negatif.
Lembar angket yang digunakan adalah angket persepsi peserta didik yang
menilai tentang belajar sesuai dengan indikator pembentuk motivasi belajar yang
dikembangkan sesuai dengan kisi-kisi angket motivasi. Indikator yang digunakan
60
Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam kisi-kisi lembar angket motivasi belajar adalah motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik. Adapun kisi-kisi lembar angket motivasi belajar peserta didik
dalam proses pembelajaran dengan memberikan reinforcement dapat dilihat pada
tabel 3.1.
Tabel 3.1. Kisi-kisi Lembar Angket Motivasi Belajar Peserta Didik dalam Proses
Pembelajaran dengan Memberikan Reinforcement
Sub Variabel Indikator Sub Indikator Nomor Item Jumlah
Item Positif Negatif
Motivasi
belajar
Peserta didik
Sumber:
- Hamalik, O.
(2011, hlm.
158).
- Sardiman,
A.M. (2011,
hlm. 75).
1. Motivasi
Intrinsik
Sumber:
- Hamalik, O.
(2011, hlm.
162).
- Sardiman, A.
M. (2011, hlm.
89).
- Syah, M (2010,
hlm. 134).
a. Bertanggung
jawab dalam
mengerjakan
tugas.
1,2,4,5 3 5
b. Senang bekerja
mandiri.
6,8,9 7 4
c. Ulet dalam
menghadapi
kesulitan.
10,12 11,13 4
d. Mampu
mengemukakan
pendapat.
14,15 16,17 4
2. Motivasi
Ekstrinsik
Sumber:
- Hamalik, O.
(2011, hlm.
163).
- Sardiman, A.
M. (2011, hlm.
89).
a. Pemberian
pujian.
18,19,2
1,24
22 5
b. Pemberian
hadiah.
20 23 2
61
Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- Syah, M. (2010,
hlm. 134).
2. Lembar Tes
Lembar tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik pada
ranah kognitif. Penyusunan instrumen untuk tes ini berdasarkan indikator hasil
belajar yang hendak dicapai pada siklus-siklus pembelajaran. Lembar tes dalam
penelitian masing-masing berjumlah 20 soal, soal-soal tes terdiri dari pertanyaan-
pertanyaan materi kompetensi pemeliharaan/servis kopling dan komponennya.
3. Lembar Observasi
Lembar observasi aktivitas belajar digunakan untuk mengukur aktivitas
peserta didik dalam proses pembelajaran dengan memberikan reinforcement,
lembar observasi terdiri dari lembar aktivitas guru dan peserta didik selama proses
pembelajaran dengan memberikan reinforcement. Lembar observasi aktivitas
belajar peserta didik merupakan lembar yang berisi pedoman dalam pengamatan
aktivitas belajar peserta didik ketika belajar dalam kelas dengan memberikan
reinforcement. Lembar observasi aktivitas belajar dibuat dengan skala nominal
untuk menghitung ferkuensi aktivitas peserta didik sesuai dengan item yang
diamati. Peneliti menetapkan tiga indikator untuk mengetahui aktivitas peserta
didik dalam proses pembelajaran dengan memberikan reinforcement. Indikator
yang digunakan pada lembar observasi tersebut adalah sebagai berikut: (1)
mengerjakan tugas; (2) berdiskusi; dan (3) bertanya. Adapun kisi-kisi lembar
observasi aktivitas peserta didik pada proses pembelajaran dengan memberikan
reinforcement dapat dilihat pada tabel 3.2.
62
Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Belajar pada Proses Pembelajaran
dengan Memberikan Reinforcement
Aspek Indikator Sub Indikator Nomor
Item
Jumlah
Item
Aktivitas
Belajar
Peserta Didik
Sumber:
- Diadaftasi
dari
Kunandar
(2008,
hlm.
277).
- Diadaftasi
dari
Sardiman,
A.M.
(2011,
hlm. 97).
1. Mengerjakan
tugas
Sumber:
- Diadaftasi dari
Sanjaya, W.
(2006: 13).
- Diadaftasi dari
Sardiman, A.M.
(2011, hlm. 101).
- Diadaftasi dari
Hamalik, O.
(2011, hlm. 172-
173).
a. Mengerjakan tugas
secara mandiri.
2,6 2
b. Menyelesaikan tugas
sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.
1,3,4,5 4
2. Berdiskusi
Sumber:
- Diadaftasi dari
Sanjaya, W.
(2006: 13).
- Diadaftasi dari
Sardiman, A.M.
(2011, hlm. 101).
- Diadaftasi dari
Hamalik, O.
(2011, hlm. 172-
173).
a. Keterlibatan aktif
dalam diskusi.
7,10,11 3
b. Menghargai pendapat
peserta didik lain.
8,9 2
3. Bertanya
Sumber:
- Diadaftasi dari
Sanjaya, W.
(2006: 13).
- Diadaftasi dari
Sardiman, A.M.
(2011, hlm. 101).
Hamalik, O.
(2011, hlm. 172-
173).
Berani bertanya ketika
mengalami kesulitan.
12,13,14 3
63
Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lembar observasi untuk pelaksanaan pembelajaran dengan memberikan
reinforcement digunakan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan proses
pembelajaran dengan memberikan reinforcement pada kompetensi
pemeliharaan/servis sistem kopling dan komponennya. Lembar observasi
pelaksanaan pembelajaran diukur menggunakan pengukuran Guttman, dengan
alternatif jawaban “ya” atau “tidak”. Peneliti menggunakan skala Guttman untuk
mendapatkan jawaban yang jelas sehingga mempermudah observer dalam
melakukan pengamatan. Pelaksanaan pembelajaran diamati mulai dari kegiatan
pendahuluan, inti, dan kegiatan penutup. Adapun kisi-kisi lembar observasi
pelaksanaan pembelajaran dengan memberikan reinforcement dapat dilihat pada
tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan
Memberikan Reinforcement
Sub Variabel Indikator Sub Indikator Nomor Item Jumlah Item
Pelaksanaan
pembelajaran
melalui
pemberian
reinforcement.
Sumber:
- Mulyasana,
D. (2012,
hlm. 6).
- (Santrock, J.
W., 2007,
hlm. 272).
1. Pemberian
reinforcement
positif.
Sumber:
- Sanjaya, W.
(2006, hlm. 37).
- Suwarna, dkk.
(2006, hlm 77).
a. Pemberian
reinforcement
positif dalam
bentuk verbal.
1,2,5,8,9,11,12,
13,16,17,18,21
12
b. Pemberian
reinforcement
positif dalam
bentuk non
verbal.
3,4,6,7,10,15,
19,20,22,24
10
2. Pemberian
reinforcement
negatif.
Sumber:
- Mulyasana, D.
(2012, hlm.65 ).
- Soemanto, W.
(2006, hlm.
126).
a. Pemberian
reinforcement
negatif dalam
bentuk verbal.
23 1
b. Pemberian
reinforcement
dalam bentuk
non verbal.
14 1
G. Pengembangan Instrumen
64
Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengembangan instrumen penelitian dilakukan dengan meminta judgement
kepada dosen ahli, melakukan uji coba, dan menganalisis butir soal. Analisis butir
soal yang dilakukan meliputi uji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat
kesukaran.
1. Uji Validitas
Validitas suatu instrumen menunjukan tingkat ketepatan suatu instrumen
untuk mengukur apa yang harus diukur. Nasution S. (2003, hlm. 74)
mengungkapkan bahwa suatu alat pengukur dikatakan valid, jika alat itu
mengukur apa yang harus diukur oleh alat itu. Pengujian instrumen penelitian ini
menggunakan validitas isi, yang merupakan kesesuaian antara instrumen yang
diukur dengan ranah yang diukur. Validitas ini dilakukan dengan logika di uji
dengan cara judgement. Judgement lembar angket dilakukan dengan menelaah
kisi-kisi lembar angket, kesesuaian indikator dengan butir-butir yang diamati,
serta pemilihan pertanyaan yang digunakan. Judgement lembar observasi
dilakukan dengan menelaah kisi-kisi lembar observasi, terutama kesesuaian
indikator dan butir-butir item yang diamati. Instrumen lembar observasi dapat
dapat dikatakan valid apabila pada unsur-unsur kesesuaian. Judgement lembar tes
dengan menelaah kisi-kisi soal, terutama kesesuaian indikator, tujuan
pembelajaran, dan butir-butir pertanyaan. Instrumen lembar tes dapat dikatakan
valid apabila pada unsur-unsur tersebut ada kesesuaian. Judgement dilakukan
dengan teliti dan keahlian penilai.
Judgement untuk lembar angket motivasi belajar dilakukan kepada Bapak
Dr. Amay Suherman, M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah perencanaan
pembelajaran teknik otomotif dan mata kuliah kurikulum pembelajaran di DPTM
FPTK UPI, serta kepada Bapak Drs. H. Dedi Supriawan, ST., M.Pd., selaku dosen
pengampu mata kuliah media pembelajaran di DPTM FPTK UPI. Judgement
untuk lembar observasi pelaksanaan pembelajaran pemberian reinforcement pada
pemeliharaan/servis kopling dan komponennya kepada Bapak Dr. Amay
Suherman, M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah perencanaan pembelajaran
teknik otomotif dan mata kuliah kurikulum pembelajaran di DPTM FPTK UPI,
serta kepada Bapak Drs. H. Dedi Supriawan, ST., M.Pd., selaku dosen pengampu
65
Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mata kuliah media pembelajaran di DPTM FPTK UPI. Judgement untuk lembar
tes dilakukan kepada Bapak Drs. H. Latif dan Bapak Yana Mulyana, S.Pd., selaku
guru pengampu mata pelajaran pemeliharaan/servis kopling dan komponennya di
SMK Negeri 2 Garut. Hasil dari judgement instrumen lembar angket, lembar
observasi, dan lembar tes dapat dilihat pada tabel 3.4.
Tabel 3.4. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dengan judgement
No. Instrumen Penelitian Validator Hasil Validasi Ket.
1. Lembar angket
motivasi belajar
pelaksanaan
pembelajaran dengan
memberikan
reinforcement.
Dr. Amay Suherman, M.Pd.
Sudah valid
dengan catatan
Sumber:
Lampiran
B.1
Drs. H. Dedi Supriawan, ST., M.Pd.
Sudah valid
dengan catatan
Sumber:
Lampiran
B.1
2. Lembar observasi
pelaksanaan
pembelajaran dengan
memberikan
reinforcement.
Dr. Amay Suherman, M.Pd.
Sudah valid
dengan catatan
Sumber:
Lampiran
B.2
Drs. H. Dedi Supriawan, ST., M.Pd.
Sudah valid
dengan catatan
Sumber:
Lampiran
B.2
3. Lembar observasi
aktivitas belajar
peserta didik dengan
memberikan
reinforcement.
Dr. Amay Suherman, M.Pd.
Sudah valid
dengan catatan
Sumber:
Lampiran
B.3
Drs. H. Dedi Supriawan, ST., M.Pd.
Sudah valid
dengan catatan
Sumber:
Lampiran
B.3
4. Lembar tes
pemeliharaan/servis
sistem kopling dan
komponennya.
Drs. H. Latif
Sudah valid
dengan catatan
Sumber:
Lampiran
B.4
Yana Mulyana, S.Pd.
Sudah valid
dengan catatan
Sumber:
Lampiran
B.4
2. Uji Reliabilitas
“Suatu alat dikatakan reliable bila alat itu menggunakan suatu gejala pada
waktu yang berlainan senantiasa menunjukan hasil yang sama” Nasution S. (2003,
hlm.77). Reliabilitas menunjukan tingkat ketepatan suatu instrumen dalam
mengukur apa yang harus diukur. Perhitungan reliabilitas instrumen tes uraian
66
Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan koefisien alfa. Uji validitas
dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
Ri = Koefisien reliabilitas
n = Banyaknya butir soal
Pi = Proporsi banyaknya subjek yang menjawab item i
Q = 1- pi
st2 = Varians skor total
Reliabilitas soal pada penelitian ini diitung menggunakan bantuan
software, yakni dengan Anates versi 4.0.9. Untuk menginterpretasikan koefisien
reliabilitas yang diperoleh, maka interperetasinya dapat dilihat pada tabel 3.5
Tabel 3.5. Interpretasi Koefisien Reliabilitas
Ri Interpretasi
0,81 < Ri ≤ 1,00 Sangat tinggi
0,61 < Ri ≤ 0,80 Tinggi
0,41 < Ri ≤ 0,60 Cukup
0,21 < Ri ≤ 0,40 Rendah
0,00 < Ri ≤ 0,20 Sangat rendah
Arikunto (2006, hlm. 75)
Hasil dari pengolahan data tes menggunakan Anates versi 4.0.9. dapat
dilihat pada tabel 3.6.
Tabel 3.6. Hasil Perhitungan Reliabilitas tes
No. Lembar Tes Korelasi XY (rxy) Reliabilitas tes (Ri) Ket.
1. Pre-test siklus I 0,65 0,79 Tinggi
2. Post-test siklus I 0,24 0,39 Rendah
3. Pre-test siklus II 0,48 0,65 Tinggi
4. Post-test siklus II 0,18 0,31 Rendah
3. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara peserta didik yang berkemampuan tinggi, menengah, dan siswa yang
67
Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berkemampuan rendah. Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut
indeks diskriminasi. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah:
Keterangan:
J = Jumlah peserta tes
JA = Banyaknya peserta didik kelompok atas
JB = Banyaknya peserta didik kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan
benar
Dengan:
Daya pembeda soal penelitian ini dihitung dengan menggunakan bantuan
software, yakni dengan Anates Versi 4.0.9. Nilai daya pembeda yang diperoleh,
kemudian diinterpretasikan pada kategori sebagai berikut:
Tabel 3.7. Interpretasi Daya pembeda Butir Soal
Daya Pembeda Kriteria
0,00-0,20 Jelek (poor)
0,20-0,40 Cukup (statisfactory)
0,40-0,70 Baik (good)
0,70-1,00 Baik sekali (excellent)
Sumber: Arikunto (2006, hlm. 225)
Hasil Perhitungan daya pembeda soal dapat dilihat pada tabel 3.8.
Tabel 3.8. Daya Pembeda Butir Soal
No. Instrumen tes Kategori Soal No.butir soal Jumlah soal
1. Pre-test siklus I jelek 8,10 2
Cukup 2,3,5,7,9,11,12,13,16,19,20 11
Baik 1,4,6,14,16 5
Baik Sekali 17,18 2
2. Post-test siklus I jelek 6,9,10,12,15,17,20 7
68
Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Cukup 1,2,4,7,8,11,16,19 8
Baik 3,5,14,18 4
Baik Sekali 13 1
3. Pre-test siklus II jelek 1,5,7,12,15 5
Cukup 3,4,9,10,14,16,17 7
Baik 2,6,8,11,13,20 6
Baik Sekali 18,19 2
4. Post-test siklus II jelek 2,3,4,7,8,10,11,12,14,15 10
Cukup 5,6,16,17 4
Baik 1,13,18,19,20 5
Baik Sekali 9 1
4. Tingkat Kesukaran
Bilangan yang menunjukan tingkat sukar atau mudahnya suatu soal disebut
indeks kesukaran (difficuly index). Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu
mudah dan tidak terlalu sukar.
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan benar
JS = Jumlah seluruh peserta tes
Indeks kesukaran dalam penelitian ini dihitung menggunakan bantuan
software, yakni dengan Anates 4.0.9., untuk menginterpretasikan indeks
kesukaran tiap butir soal yang diperoleh, dapat dilakukan dengan
menginterpretasikan pada klasifikasi indeks kesukaran butir soal sebagai berikut:
Tabel 3.9. Klasifikasi Indeks Kesukaran Butir Soal
Sumber: Daryanto (2012, hlm.182)
Adapun hasil perhitungan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10. Indeks Kesukaran Butir Soal
No. Instrumen tes Kategori Soal No.butir soal Jumlah soal
1. Pre-test siklus I Sukar 2,3,,10,11,13,14 6
Indeks Kesukaran Kategori
0,00-0,30 Sukar
0,30-0,70 Sedang
0,70-1,00 Mudah
69
Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sedang 4,5,6,9,15,16,17,18,19,20 10
Mudah 1,7,8,12 4
2. Post-test siklus I Sukar 2 1
Sedang 3,11,13,14,16,18 6
Mudah 1,4,5,6,7,8,9,10,12,15,17,19,20 13
3. Pre-test siklus II Sukar 2,9,20 3
Sedang 1,6,8,10,13,17 6
Mudah 3,4,5,7,9,11,12,14,15,16,18 11
4. Post-test siklus II Sukar 13 1
Sedang 18,20 2
Mudah 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,14,15,16,
17,19
17
H. Analisis Data
Menganalisis data berarti upaya mengolah menjadi informasi, sehingga
karakteristik data sehingga mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab
masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. Menganalisis data
bertujuan untuk mendeskripsikan data, dan membuat induksi atau menarik
kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh.
1. Analisis Data Motivasi Belajar Peserta Didik
Penilaian angket motivasi belajar peserta didik dengan memberikan
reinforcement pada proses pembelajaran menggunakan analisis deskriptif
kualitatif. adapun penskoran untuk angket motivasi adalah sebagai berikut:
a. Angket terdiri dari 20 butir pertanyaan mengenai motivasi belajar, terdiri dari
16 pertanyaan postif dan 8 pertanyaan negatif. Dengan 4 alternatif jawaban,
yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Cukup Setuju (CS), dan Tidak Setuju
(TS).
b. Nilai jawaban pada pertanyaan positif memiliki nilai yang berbeda, yaitu: 4
untuk SS, 3 untuk S, 2 untuk CS, dan 1 untuk TS. Adapun nilai jawaban untuk
pertanyaan negatif adalah 1 untuk SS, 2 untuk S, 3 untuk CS, dan 4 untuk TS.
c. Menghitung jumlah skor per indikator pada tiap siklus, kemudian
menjumlahkan skor indikator ke-i dari setiap aspek pertanyaan. Menghitung
presentase per-indikator angket motivasi belajar peserta didik dengan
menggunakan rumus:
70
Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.11. Kriteria Interpretasi Skor
Persentase Kriteria
0 - 20% Sangat Lemah
21- 40% Lemah
41 - 60% Cukup
61 – 80% Kuat
81 – 100% Sangat Kuat
Sumber: Ridwan dan Akdon (2010, hlm. 18)
2. Analisis Data Aktivitas Belajar Peserta Didik
Data hasil observasi aktivitas belajar peserta didik dengan memberikan
reinforcement pada proses pembelajaran dianalisis dengan deskriptif kuantitatif.
Analisis data dari hasil penelitian ini adalah merefleksikan hasil pengamatan
berupa aktivitas belajar peserta didik yang dianalisis dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Berdasarkan pedoman penskoran lembar observasi yang telah dibuat, dihitung
frekuensi munculnya item yang diamati pada diri peserta didik.
b. Hasil pengamatan berupa frekuensi kemunculan item yang diamati yang
muncul pada diri peserta didik dibuat presentasinya dengan menggunakan
rumus:
Keterangan:
P = Angka presentasi aktivitas belajar peserta didik
f = Frekuensi munculnya item yang diamati pada diri peserta didik
N = Jumlah frekuensi total
Hasil pengamatan berupa frekuensi kemunculan item yang diamati yang
muncul pada diri peserta diinterpretasikan pada klasifikasi indeks kesukaran butir
soal sebagai berikut:
Tabel 3.12. Kriteria Aktivitas Belajar Peserta Didik
71
Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nilai Presentase (%) Kriteria
76%-100% Sangat Tinggi
51%-75% Tinggi
26%-50% Sedang
0%-25% Rendah
Sumber: Amirullah, A.M., (2015, hlm.56)
c. Hasil presentasi aktivitas belajar peserta didik kemudian diberi kesimpulan.
3. Analisis Data Hasil Belajar Peserta Didik
Hasil belajar dapat dilihat dari pengolahan data hasil belajar aspek kognitif,
psikomotor dan afektif. Data-data tersebut kemudian dapat menunjukan
peningkatan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan rumus:
NA = NK (30%) + NP (50%) + NA (20%) (TPK BPPTPKPK)
Keterangan:
NA = Nilai Akhir.
NK = Nilai hasil belajar aspek kognitif.
NP = Nilai hasil belajar aspek psikomotor.
NA = Nilai hasil belajar aspek afektif
Tabel 3.13. Klasifikasi Nilai Hasil Belajar
No Nilai Kategori
1 90 HB 100
Kompeten
Amat baik
2 80 HB < 90 Baik
3 70 HB < 80 Cukup
4 0 HB < 70 Belum Kompeten
Sumber : Depdiknas (2008, hlm. 31)
a. Hasil Belajar Kognitif
Peningkatan kemampuan peserta didik pada aspek kognitif dapat dilihat
setelah peneliti mendapatkan data hasil belajar dari pre-test dan post-test,
kemudian data hasil belajar tersebut diolah. Analisis data dilakukan dengan cara
membandingkan transkrip setiap instrumen kegiatan atau hasil kerja peserta didik.
Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis data kualitatif dengan
menggunakan deskripsi proses pembelajaran dan analisis data kuantitatif dengan
mencari rata-rata hasil belajar peserta didik tiap siklus.
72
Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setiap bentuk tes berbeda teknik penskorannya apalagi kalau jumlah tes itu
bervariasi. Untuk tes obyektif seperti benar salah, isian, menjodohkan, dan lain-
lainnya, penskorannya berbeda dengan cara penskoran tes subyektif. Selain itu
jumlah dan rentang tes perlu dipertimbagkan guna mendapatkan penskoran yang
konsisten. Soal yang dianggap benar diberi nilai 1, dan yang slah diberi nilai 0
yang selanjutnya dikonversi kedalam skala 0-100. Nilai dihitung dengan
menggunakan rumus:
Keterangan:
Perolehan Skor = Jumlah butir soal yang dijawab dengan benar.
Skor Maksimum = Jumlah butir soal.
Tabel 3.14. Klasifikasi Nilai Hasil Belajar untuk Aspek Kognitif
No Nilai Kategori
1 90 NK 100 Amat baik
2 80 NK < 90 Baik
3 70 NK < 80 Cukup
4 0 NK < 70 Kurang
Sumber : Depdiknas(2008, hlm. 31)
b. Hasil Belajar Psikomotor
Peningkatan kemampuan peserta didik pada aspek psikomotor tiap siklus
dapat diperoleh dari lembar observasi hasil belajar peserta didik aspek psikomotor
yang telah diolah. Data-data tersebut kemudian dapat menunjukan peningkatan
hasil belajar peserta didik pada aspek psikomotor ditiap siklusnya. Data hasil
observasi aspek psikomotor dihitung dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
SMI = Skor Maksimum Ideal
Tabel 3.15. Klasifikasi Nilai Hasil Belajar untuk Aspek Psikomotor
No Nilai Kategori
1 90 NP 100 Amat baik
73
Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2 80 NP < 90 Baik
3 70 NP < 80 Cukup
4 0 NP < 70 Belum Terampil
Sumber: Panggabean, L.P., (2006,hlm. 43)
c. Hasil Belajar Afektif
Peningkatan kemampuan peserta didik pada aspek afektif dapat terlihat
apabila data-data yang dihasilkan dari lembar observasi hasil belajar peserta didik
pada aspek afektif sudah diperoleh. Data-data tersebut kemudian dapat
menunjukkan peningkatan hasil belajar peserta didik pada aspek afektif ditiap
siklusnya. Data hasil observasi aspek afektif dihitung dengan menggunakan
rumus:
Keterangan:
SMI = Skor Maksimum Ideal
Tabel 3.16. Klasifikasi Indeks Prestasi Kelas untuk Aspek Afektif
IPK Kategori
00,00 IPK < 30,00 Sangat Negatif
30,00 IPK < 55,00 Negatif
55,00 IPK < 75,00 Netral
75,00 IPK < 90,00 Positif
90,00 IPK 100 Sangat Positif
Sumber: Panggabean, L.P., (2006, hlm. 43)
d. Perhitungan N-Gain
N-Gain merupakan normalisasi dari gain dari tiap peserta didik. Perhitungan
N-Gain dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan pre-test dan post-
test kelompok sampel yang diteliti. Hake (dalam Fauziah, L. dan Jailaini, 2014,
hlm. 155) mengemukakan bahwa N-Gain dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
Hake (dalam Fauziah, L. dan Jailaini, 2014, hlm. 155)
Kriteria N-Gain yang telah dihitung dapat diketahui dari tabel 3.17.
Tabel 3.17. Kriteria N-Gain
Nilai N-Gain Kategori
74
Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
N-Gain ≥ 0,7 Tinggi
0,7>N-Gain ≥0,3 Sedang
N-Gain<0,3 Rendah
Sumber: Hake (dalam Fauziah, L. dan Jailaini, 2014, hlm. 155)