BAB III METODE PENELITIAN A. Metode...

33
42 Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research) atau yang sering disebut PTK, dengan jenis eksperimental yaitu apabila penelitian tindakan kelas diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai teknik, model, dan strategi secara efektif dan efisien didalam suatu proses pembelajaran, yang bertujuan untuk lebih mendalami pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan selama proses pembelajaran, serta untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dikelas secara berkelanjutan. Stringer (dalam Mulyasa, 2010, hlm. 9) mendefinisikan PTK adalah disciplined inquiry research which seeks focused efforts to improve the quality of people’s organizational, community and family lives. Disini PTK diartikan sebagai sebuah upaya untuk memperbaiki kondisi dan memecahkan berbagai persoalan pendidikan yang dihadapi sekolah. Rapoport, R. (dalam Hopkins, D., 2011, hlm. 86) menjelaskan bahwa penelitian tindakan bertujuan untuk memberikan kontribusi langsung pada problem-problem praktis masyarakat dalam situasi- situasi problematis dan pada tujuan-tujuan ilmu sosial dengan turut berkolaborasi (bersama masyarakat, Penj.) dalam kerangka etis yang disepakati antara satu sama lain. Sejalan dengan pendapat ini Kemmis, S. (dalam Hopkins, D., 2011, hlm.88) mengemukakan bahwa penelitian tindakan merupakan cara yang digunakan sekelompok orang untuk mengorganisasi kondisi-kondisi yang didalamnya mereka dapat belajar dari pengalamannya sendiri. Penelitian tindakan merupakan uji coba gagasan dalam bentuk praktik dengan harapan agar mampu mengembangkan atau mengubah sesuatu, mencoba memberikan pengaruh nyata terhadap situasi tertentu. Berbagai pendapat para ahli diatas mengenai definisi PTK, PTK dapat diartikan sebagai studi sistematis yang dilaksanakan oleh guru dengan mengumpulkan berbagai informasi dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman, mengurangi kendala-kendala, mempengaruhi perubahan-perubahan positif dalam

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Metode...

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/24475/7/S_TM_1000456_Chapter3.pdf · 42 siti nurvalah, 2016 pemberian reinforcement untuk meningkatkan motivasi, aktivitas,

42 Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

Kelas (classroom action research) atau yang sering disebut PTK, dengan jenis

eksperimental yaitu apabila penelitian tindakan kelas diselenggarakan dengan

berupaya menerapkan berbagai teknik, model, dan strategi secara efektif dan

efisien didalam suatu proses pembelajaran, yang bertujuan untuk lebih mendalami

pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan selama proses pembelajaran, serta

untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dikelas secara berkelanjutan. Stringer

(dalam Mulyasa, 2010, hlm. 9) mendefinisikan PTK adalah ‘disciplined inquiry

research which seeks focused efforts to improve the quality of people’s

organizational, community and family lives’. Disini PTK diartikan sebagai sebuah

upaya untuk memperbaiki kondisi dan memecahkan berbagai persoalan

pendidikan yang dihadapi sekolah. Rapoport, R. (dalam Hopkins, D., 2011, hlm.

86) menjelaskan bahwa penelitian tindakan bertujuan untuk memberikan

kontribusi langsung pada problem-problem praktis masyarakat dalam situasi-

situasi problematis dan pada tujuan-tujuan ilmu sosial dengan turut berkolaborasi

(bersama masyarakat, Penj.) dalam kerangka etis yang disepakati antara satu sama

lain. Sejalan dengan pendapat ini Kemmis, S. (dalam Hopkins, D., 2011, hlm.88)

mengemukakan bahwa penelitian tindakan merupakan cara yang digunakan

sekelompok orang untuk mengorganisasi kondisi-kondisi yang didalamnya

mereka dapat belajar dari pengalamannya sendiri. Penelitian tindakan merupakan

uji coba gagasan dalam bentuk praktik dengan harapan agar mampu

mengembangkan atau mengubah sesuatu, mencoba memberikan pengaruh nyata

terhadap situasi tertentu.

Berbagai pendapat para ahli diatas mengenai definisi PTK, PTK dapat

diartikan sebagai studi sistematis yang dilaksanakan oleh guru dengan

mengumpulkan berbagai informasi dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman,

mengurangi kendala-kendala, mempengaruhi perubahan-perubahan positif dalam

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/24475/7/S_TM_1000456_Chapter3.pdf · 42 siti nurvalah, 2016 pemberian reinforcement untuk meningkatkan motivasi, aktivitas,

43

Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

proses pembelajaran dan praktik-praktik pendidikan secara umum, dan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran.

Model PTK yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah spiral

penelitian tindakan, didasarkan pada Kemmis dan MC Taggart. Hal ini

dikarenakan pada tahap tindakan dan observasi dilakukan secara bersamaan dan

ke dua kegiatan ini tidak dapat dilakukan secara terpisah, maksudnya kedua

kegiatan haruslah dilakukan dalam satu kesatuan waktu, begitu berlangsungnya

suatu tindakan begitu pula observasi juga harus dilaksanakan, dan hal ini yang

dipandang cocok dengan proses pembelajaran di sekolah. Pada pembelajaran

disekolah tentunya setiap aktivitas/kegiatan yang dilakukan pada proses

pembelajaran perlu dipantau. Dipertegas oleh Kemmis (Triyana, N., 2011,

hlm.50) bahwa ‘theory and action might develop together from application of the

scientific approach’ dan Kemmis merupakan penggalak istilah “penelitian

tindakan pendidikan”. Berikut adalah model siklus yang dikembangkan oleh

Kemmis dan Taggart:

Gambar 3.1. Spiral Penelitian Tindakan Didasarkan pada Kemmis dan

Taggart

(Hopkins, D., 2011, hlm. 50)

Gambar 3.1 di atas, tampak bahwa di dalamnya terdiri dari dua perangkat

komponen yang dapat dikatakan sebagai dua siklus. Untuk pelaksanaan

sesungguhnya, jumlah siklus sangat bergantung kepada permasalahan yang perlu

diselesaikan. Apabila permasalahan terkait belum terselesaikan dalam dua siklus

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/24475/7/S_TM_1000456_Chapter3.pdf · 42 siti nurvalah, 2016 pemberian reinforcement untuk meningkatkan motivasi, aktivitas,

44

Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dialog Awal Pra Tindakan Perencanaan Tindakan

Perencanaan IIImplementasi

Tindakan II

Pengamatan/

Pengumpulan Data IIRefleksi II

Perencanaan IImplementasi

Tindakan I

Pengamatan/

Pengumpulan Data IRefleksi I

Perencanaan IIIImplementasi

Tindakan III

Pengamatan/

Pengumpulan Data IIIRefleksi III

Evaluasi Penyusunan Laporan

Siklus I

Siklus II

Siklus III

maka perlu dilakukan siklus selanjutnya yang disertai dengan tindak lanjut dari

penyelesaian masalah dari siklus sebelumnya.

B. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui beberapa tahapan

yang digambarkan dalam beberapa siklus, dalam satu siklus terdiri dari empat

tahap. Keempat tahap tersebut adalah: (1) perencanaan (planning); (2)

pelaksanaan tindakan (action); (3) observasi (observation); (4) refleksi

(reflection). Kegiatan ini disebut satu siklus kegiatan pemecahan masalah. Hal

tersebut sebagai upaya untuk mengkaji secara keseluruhan masalah yang menjadi

fokus penelitian. Peneliti menganalisis hasil observasi pada setiap siklus serta

merefleksikan permasalahan untuk dijadikan acuan dalam melakukan perbaikan

pada siklus selanjutnya, sampai peneliti mencapai indikator keberhasilan.

Indikator keberhasilan yang dimaksud adalah keberhasilan penelitian tindakan

kelas yang mampu mempengaruhi perubahan hasil belajar siswa yang signifikan.

Secara menyeluruh, penelitian ini mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut:

Gambar 3.2. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Arikunto, S. et al. (dalam Triyana, N., 2011, hlm, 52)

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/24475/7/S_TM_1000456_Chapter3.pdf · 42 siti nurvalah, 2016 pemberian reinforcement untuk meningkatkan motivasi, aktivitas,

45

Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Dialog Awal

Dialog awal dilakukan sebelum melaksanakan penelitian untuk mengetahui

sejauh mana akar permasalahan yang terjadi di dalam kelas pada saat

pembelajaran berlangsung, meliputi kendala yang dihadapi peserta didik dalam

proses pembelajaran dan hasil belajar peserta didik yang berupa nilai rata-rata

ulangan harian, sehingga ada suatu upaya yang ditempuh untuk mengatasi

permasalahan tersebut. Dialog awal dilakukan secara lisan dengan cara

mewawancarai guru utama kompetensi dasar pemeliharaan/servis sistem kopling

dan komponennya.

2. Pratindakan

Tahapan ini berupa observasi proses pembelajaran pada kompetensi

pemeliharaan/servis kopling dan komponennya oleh guru utama. Obyek penelitian

pratindakan di kelas XI TKR 5 yang akan dijadikan obyek penelitian tindakan

kelas. Pratindakan dimaksudkan untuk mengetahui secara detail kondisi yang

terdapat disuatu kelas yang akan diteliti.

3. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Siklus I

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan satu tahapan yang harus dilakukan bersama dengan

guru utama yang bersangkutan untuk mengamati proses jalannya penelitian

tindakan kelas. Pada tahapan perencanaan ini harus ada kesepakan antara dua

belah pihak. Hal ini dimaksudkan untuk menambah kecermatan peneliti

menentukan fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perlakuan khusus untuk

diamati. Keberhasilan suatu tindakan ditentukan oleh perencanaan yang matang.

Perencanaan penelitian adalah melakukan identifikasi masalah kemudian

membuat rencana suatu kegiatan pembelajaran berdasarkan analisa masalah yang

didapatkan, dari mulai penetapan waktu, materi, metode penyampaian materi.

Perencanaan dalam penelitian tindakan sebaiknya lebih bersifat fleksibel. Hal ini

bertujuan untuk mengatasi tantangan yang tidak dapat diprediksi sebelumnya.

Dalam kaitan rencana disusun secara kolaboratif antara peneliti dan guru utama.

Hal yang perlu dilakukan pda tahap perencanaan ini diantaranya, adalah:

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/24475/7/S_TM_1000456_Chapter3.pdf · 42 siti nurvalah, 2016 pemberian reinforcement untuk meningkatkan motivasi, aktivitas,

46

Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Menentukan kelas subjek yang akan diteliti, yaitu kelas XI Teknik Kendaraan

Ringan (TKR) 5 di SMK Negeri 2 Garut.

2) Menentukan jumlah siklus, jumlah siklus dalam penelitian ini tergantung pada

pencapaian target, jika sudah menunjukan peningkatan motivasi, aktivitas, dan

hasil belajar sesuai target atau ketuntasan hasil belajar tercapai, maka siklus

boleh dihentikan.

3) Menyiapkan strategi pemberian reinforcement pada kompetensi dasar

pemeliharaan/servis sistem kopling dan komponennya untuk meningkatkan

motivasi, aktivitas, dan hasil belajar peserta didik.

4) Menyusun Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP).

5) Menyiapkan sumber belajar.

6) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan dikelas.

7) Menyusun format observasi untuk memantau berlangsungnya kegiatan belajar

mengajar di kelas.

8) Menetapkan kriteria keberhasilan dalam upaya tindakan perbaikan yang akan

dilakukan.

b. Pelaksanaan (Action)

Pelaksanaan pembelajaran melalui pemberian reinforcement pada

kompetensi dasar pemeliharaan/servis sistem kopling dan komponennya dapat

dijabarkan sebagai berikut:

1) Kegiatan Pembuka

- Guru memasuki ruangan kelas, dan mengontrol kebersihan kelas, serta

memeriksa kerapihan baju peserta didik.

- Guru meminta ketua kelas memimpin do’a.

- Guru mengecek kehadiran peserta didik.

- Guru memberikan motivasi kepada peserta didik dengan cara mengaitkan

pentingnya memahami kompetensi dasar pemeliharaan/servis sistem kopling

dan komponennya.

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada kompetensi

dasar pemeliharaan/servis sistem kopling dan komponennya.

- Guru menyampaikan cakupan materi pada kompetensi dasar

pemeliharaan/servis sistem kopling dan komponennya.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/24475/7/S_TM_1000456_Chapter3.pdf · 42 siti nurvalah, 2016 pemberian reinforcement untuk meningkatkan motivasi, aktivitas,

47

Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- Guru memberikan tes awal yaitu pre-test kepada peserta didik untuk

mengetahui kemampuan awal peserta didik.

- Guru menjelaskan bahwa pada proses pembelajaran yang akan dilakukan

dengan menyisipkan pemberian reinforcement, dengan reinforcement utama,

berbentuk: coklat dan permen.

- Guru memberitahukan kepada peserta didik untuk mengacungkan tangan

terlebih dahulu pada saat bertanya atau menjawab pertanyaan. (konsistensi).

2) Kegiatan Inti

- Guru memperlihatkan gambar sistem powertrain, kemudian guru menjelaskan

kepada peserta didik bahwa kopling merupakan bagian dari powertrain, bila

tidak ada sistem kopling, tenaga dari engine tidak akan terhubung ke

transmisi. Peserta didik diminta menyebutkan berbagai sumber informasi yang

akan digunakan sebagai pedoman pembelajaran pemeliharaan/servis kopling

dan komponennya berdasarkan kaitan penjelasan di atas. Guru kemudian

memberikan reinforcement positif dalam bentuk kata bagus sekali.

- Peserta didik diminta menjelaskan fungsi cutch disc, guru kemudian

memberikan reinforcement positif dalam bentuk verbal dengan kata pintar.

- Peserta didik diminta menyebutkan komponen clutch disc, guru

menginformasikan disetiap komponen yang disebutkan dengan benar

berhadiah 1 permen dan jika peserta didik menunjukan 4 komponen dengan

benar peserta didik mendapatkan 10 permen.

- Peserta didik diminta menjelaskan fungsi dari facing, kemudian guru

memberikan reinforcement positif dalam bentuk non verbal dengan acungan

jempol.

- Peserta didik diminta menjelaskan fungsi dari paku keling, guru kemudian

memberikan reinforcement positif dalam bentuk verbal dengan kata betul.

- Peserta didik diminta menjelaskan fungsi dari clutch hub, kemudian guru

memberikan reinforcement positif dalam bentuk non verbal dengan anggukan

kepala.

- Peserta didik diminta menjelaskan fungsi torsion dumper, kemudian guru

memberikan pemberian reinforcement positif dalam bentuk non verbal dengan

tepuk tangan.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/24475/7/S_TM_1000456_Chapter3.pdf · 42 siti nurvalah, 2016 pemberian reinforcement untuk meningkatkan motivasi, aktivitas,

48

Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- Peserta didik diminta menjelaskan hubungan keterkaitan cara kerja clutch disc

dengan hukum yang peserta didik sebutkan, kemudian guru memberikan

reinforcement positif dalam bentuk verbal dengan kata ok!.

- Peserta didik diminta menjelaskan cara memeriksa facing pada clutch hub

secara visual, kemudian guru memberikan reinforcement positif dalam bentuk

verbal dengan kata hebat!.

- Peserta didik diminta menjelaskan cara memeriksa kedalaman paku keling,

guru kemudian memberikan reinforcement dalam bentuk non verbal dengan

tersenyum.

- Peserta didik diminta menjelaskan cara memeriksa kekocakan torsion dumper

pada clutch disc, guru kemudian memberikan reinforcement positif dalam

bentuk verbal dengan kata benar sekali.

- Peserta didik diminta menjelaskan cara memeriksa keausan alur-alur clutch

hub , kemudian guru memberikan reinforcement positif dalam bentuk verbal

dengan kata luar biasa.

- Peserta didik diminta menjelaskan cara memeriksa keolengan clutch disc, guru

memberikan reinforcement dalam bentuk verbal yaitu: kata salut.

- Peserta didik diminta memakai baju dan sepatu praktik dengan benar, guru

kemudian memberikan reinforcement negatif kepada peserta didik yang tidak

menggunakan baju dan sepatu praktik, dalam bentuk tugas rumah menuliskan

rangkuman materi selama pelajaran dikumpulkan minggu depan sebanyak 3

rangkap.

- Peserta didik diminta menyiapkan tempat kerja dengan benar, guru kemudian

memberikan reinforcement positif dalam bentuk non verbal dengan wajah

cerah.

- Peserta didik diminta menyiapkan benda kerja yang akan digunakan pada

kerja praktik memelihara/servis sistem kopling dan komponennya dengan

benar, kemudian guru memberikan reinforcement positif dalam bentuk verbal

dengan kata TOP!.

- Peserta didik diminta menyiapkan alat dan bahan kerja yang akan digunakan

pada kerja praktik memelihara/servis sistem kopling dan komponennya

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/24475/7/S_TM_1000456_Chapter3.pdf · 42 siti nurvalah, 2016 pemberian reinforcement untuk meningkatkan motivasi, aktivitas,

49

Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan benar, kemudian guru memberikan reinforcement positif dalam bentuk

verbal dengan kata sip!.

- Facing clutch disc diperiksa secara visual oleh peserta didik, guru

memberikan reinforcement dalam bentuk verbal dengan kata good! pada

setiap kelompok yang sudah melakukan pemeriksaan clutch disc secara visual.

- Kedalaman paku keling diukur menggunakan jangka sorong skala 0,1 mm

oleh peserta didik. Guru kemudian memberikan reinforcement dalam bentuk

non verbal berupa sentuhan pada pundak peserta didik.

- Kekocakan torsion dumper diperiksa oleh peserta didik, guru kemudian

memberikan reinforcement positif dalam bentuk non verbal dengan

mengangkat tangan peserta didik yang melakukan pemeriksaan kekocakan

torsion dumper dengan benar.

- Keausan alur-alur clutch hub diperiksa oleh peserta didik. Guru memberikan

reinforcement dalam bentuk verbal dengan kalimat seratus buat kalian.

- Keolengan clutch disc diperiksadengan menggunakan dial indikator dilakukan

oleh peserta didik, Guru memantau aktivitas peserta didik, guru kemudian

memberikan pemberian reinforcement positif dalam bentuk verbal berupa

benar sekali.

- Peserta didik diminta mendiskusikan produk kerja dengan kelompok lain,

Guru kemudian memberikan reinforcement negatif kepada peserta didik yang

tidak ikut serta mendiskusikan produk kerja dalam bentuk verbal dengan cara

peserta didik diminta menjelaskan cara memeriksa kedalaman paku keling

sebanyak lima kali pelafalan didepan kelas.

3) Kegiatan Penutup

- Guru bersama peserta didik menyimpulkan secara singkat materi

pemeliharaan/servis kopling dan komponennya untuk materi clutch disc.

- Guru memberikan soal post-test untuk mengetahui hasil belajar peserta didik.

- Guru meminta peserta didik untuk membaca dan mengingat kembali materi

yang telah dipelajarinya.

- Guru meminta peserta didik untuk membaca materi yang akan dipelajari

selanjutnya dan meminta peserta didik untuk membawa buku sumber yang

relevan dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya.

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/24475/7/S_TM_1000456_Chapter3.pdf · 42 siti nurvalah, 2016 pemberian reinforcement untuk meningkatkan motivasi, aktivitas,

50

Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran selanjutnya mengenai

pemeliharaan/servis kopling dan komponenya dengan indikator clutch cover.

- Guru mengumumkan kelompok terbaik dalam proses pembelajaran

memeliraha/servis kopling dan komponennya (selama proses kerja mengikuti

prosedur kerja dengan sangat baik, setiap anggota kelompok tidak melakukan

aktivitas yang mengganggu, dan produk kerja yang dihasilkan sangat baik).

Guru meminta ketua kelas untuk memimpin do’a didalam hati..

c. Pengamatan (Observation)

Pengamatan atau observasi adalah kegiatan untuk mencatat, mengenali,

merekam, dan mendokumentasikan semua hal dari proses hingga hasil yang

dicapai, perubahan yang terjadi, baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana

atau efek samping yang ditimbulkan dari tindakan yang diterapkan. Kegiatan

pemantauan atau observasi untuk melihat sejauh mana efek tindakan yang telah

mencapai sasaran. Tahap ini berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan.

Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya

berlangsung dalam waktu yang bersamaan. Ada beberapa prosedur yang harus

diperhatikan dalam proses pemantauan atau obervasi menurut Tahir, M. (2012,

hlm. 77), yaitu:

1) Pertemuan pendahuluan, disebut sebgai pertemuan perencanan yang dilakukan

sebelum observasi. Tujuan pertemuan ini adalah untuk menyepakati berbagai

hal berkaitan dengan pelajaran yang akan diamati dan observasi yang akan

dilakukan.

2) Pelaksanaan observasi, observasi dilakukan terhadap tahap proses dan hasil

tindakan perbaikan yang tentu saja terfokus pada prilaku mengajar guru dan

prilaku belajar siswa serta interaksi antara guru dan siswa.

3) Diskusi balikan, guru dan pengamat berbagi informasi yang dikumpulkan

selama pengamatan, mendiskusikan, atau menginterpretasikan informasi

tersebut, serta mengambil tindakan lebih lanjut jika diperlukan.

Sesuai dengan kutipan diatas peneliti dalam pengamatan ini menggunakan

lembar obeservasi berupa lembar observasi hasil belajar aspek afektif, lembar

observasi hasil belajar aspek psikomotor, lembar observasi aktivitas peserta didik,

dan lembar observasi aktivitas guru.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/24475/7/S_TM_1000456_Chapter3.pdf · 42 siti nurvalah, 2016 pemberian reinforcement untuk meningkatkan motivasi, aktivitas,

51

Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti dalam observasi penelitian ini dibantu oleh beberapa orang guru

yang berfungsi sebagai observer. Peneliti bersama-sama dengan mitra peneliti

melaksanakan observasi pada hasil belajar aspek afektif, hasil belajar aspek

psikomotor dan lembar observasi aktivitas belajar peserta didik selama proses

pembelajaran berlangsung sesuai dengan acuan pada lembar observasi yang telah

dibuat oleh peneliti.

d. Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam suatu pelaksanaan

tindakan, sebab refleksi digunakan untuk mengontrol tindakan guru, baik untuk

melihat apakah tindakan guru harus mengalami proses perbaikan, harus

ditingkatkan atau terus dipertahankan. Refleksi adalah suatu tindakan atau

kegiatan untuk mengetahui serta memahami apa yang terjadi sebelumnya, belum

terjadi, dihasilkan apa yang belum dihasilkan, atau apa yang belum tuntas dari

satu upaya atau tindakan yang telah dilakukan. Tahir, M. (2012, hlm. 80). Refleksi

pada dasarnya merupakan kegiatan evaluasi, analisis, sintesis dan penjelasan

terhadap semua informasi yang diperoleh dari penelitian tindakan. Kegiatan ini

sebagai proses mengumpulkan, mengolah dan menyajikan informasi, sehingga

bermanfaat untuk pengambilan keputusan tindakan selanjutnya. Menurut Arikunto

(dalam Triyana, N. 2011, hlm. 56) “apabila guru pelaksana juga berstatus sebagai

pengamat, yaitu mengamati apa yang ia lakukan, maka refleksi dilakukan

terhadap diri sendiri”. Refleksi dalam penelitian ini dilakukan guru pelaku

(peneliti) bersama dengan observer terhadap berbagai masalah yang terjadi di

kelas. Secara garis besar refleksi dapat disimpulkan sebagai kegiatan yang

dilakukan untuk mengingat, merenungkan, mencermati dan menganalisis kembali

suatu tindakan.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada siklus I, peneliti berkolaborasi

dengan guru mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan, serta melakukan

refleksi untuk merumuskan tindakan-tindakan perbaikan pada siklus II, jika hasil

refleksi menunjukan perubahan kearah positif yang signifikan maka peneliti harus

mempertahankan atau meningkatkan tindakan, tetapi jika hasil refleksi

menunjukkan harus dilakukannya suatu perbaikan, maka ada kemungkinan

rencana tersebut perlu disempurnakan kembali. Kemudian peneliti berkolaborasi

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/24475/7/S_TM_1000456_Chapter3.pdf · 42 siti nurvalah, 2016 pemberian reinforcement untuk meningkatkan motivasi, aktivitas,

52

Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan guru menyusun rencana untuk siklus II untuk memenuhi target yang

diharapkan.

Siklus II

a. Perencanaan (Planning)

1) Berdasarkan refleksi pada siklus I, untuk meningkatkan aktivitas belajar

peserta didik dan hasil belajar peserta didik, peneliti dang guru merencanakan

tindakan pembelajaran dengan pemberian reinforcement pada kompetensi

dasar pemeliharaan/servis kopling dan komponennya. Pembelajaran pada

siklus I dan II sama yakni mengenai pemeliharaan/servis kopling dan

komponennya dengan indikator yang berbeda.

2) Peneliti menyusun dan mempersiapkan perangkat pembelajaran yakni RPP

mengenai kompetensi dasar pemeliharaan/servis kopling dan komponennya

dengan indikator pencapaian yang berbeda pada siklus I.

3) Peneliti menyusun dan mempersiapkan instrumen penelitian yang akan

digunakan, yakni lembar angket untuk meneliti peningkatan motivasi belajar,

lembar observasi untuk meneliti pelaksanaan proses pembelajaran dan

aktivitas pembelajaran, dan lembar tes untuk meneliti peningkatan hasil

belajar setelah proses pembelajaran denagn menyisipkan pemberian

reinforcement.

b. Pelaksanaan (Action)

1) Kegiatan Pembuka

- Guru memasuki ruangan kelas, dan mengontrol kebersihan kelas, serta

memeriksa kerapihan baju peserta didik.

- Guru meminta ketua kelas memimpin do’a.

- Guru mengecek kehadiran peserta didik.

- Guru memberikan motivasi kepada peserta didik dengan cara mengaitkan

pentingnya memahami kompetensi dasar pemeliharaan/servis sistem kopling

dan komponennya.

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada kompetensi

dasar pemeliharaan/servis sistem kopling dan komponennya.

- Guru menyampaikan cakupan materi pada kompetensi dasar

pemeliharaan/servis sistem kopling dan komponennya.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/24475/7/S_TM_1000456_Chapter3.pdf · 42 siti nurvalah, 2016 pemberian reinforcement untuk meningkatkan motivasi, aktivitas,

53

Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- Guru memberikan tes awal yaitu pre-test kepada peserta didik untuk

mengetahui kemampuan awal peserta didik.

- Guru menjelaskan bahwa pada proses pembelajaran yang akan dilakukan

dengan menyisipkan pemberian reinforcement, dengan reinforcement utama

berbentuk: roti, biskuit, permen, dan pin.

Guru memberitahukan kepada peserta didik untuk mengacungkan tangan

terlebih dahulu pada saat bertanya atau menjawab pertanyaan. (konsistensi).

2) Kegiatan Inti

- Guru memperlihatkan gambar sistem powertrain, kemudian guru menjelaskan

kepada peserta didik bahwa kopling merupakan bagian dari powertarain, bila

tidak ada sistem kopling tenaga dari engine tidak akan terhubung ke

transmisi. Peserta didik diminta menyebutkan berbagai sumber informasi yang

akan digunakan sebagai pedoman pembelajaranpemeliharaan/servis kopling

dan komponennya berdasarkan kaitan penjelasan di atas, kemudian guru

memberikan reinforcement positif dalam bentuk kata betul.

- Peserta didik diminta menjelaskan fungsi clutch cover, guru kemudian

memberian reinforcement dalam bentuk verbal dalam bentuk kata cocok.

Peserta didik diminta menyebutkan jenis-jenis clutch cover. Guru memberikan

reinforcement positif dalam bentuk non verbal dengan tepukan pundak.

- Peserta didik diminta menyebutkan komponen tersebut satu persatu. Sebelum

peserta didik menyebutkan komponen clutch cover, guru menginformasikan

disetiap komponen yang disebutkan dengan benar berhadiah 1 bungkus biskuit

dan jika peserta didik menunjukan semua komponen dengan benar peserta

didik mendapatkan 6 bungkus biskuit dan 6 permen.

- Peserta didik diminta menjelaskan fungsi dari preassure plate, guru kemudian

memberikan reinforcement positif dalam bentuk verbal dengan kata hebat.

- Peserta didik diminta menjelaskan fungsi dari diafhragma spring, kemudian

guru memberikan reinforcement positif dalam bentuk verbal dengan kata

mantap.

- Peserta didik diminta menjelaskan hubungan keterkaitan cara kerja clutch disc

dengan hukum yang peserta didik sebutkan, kemudian guru memberikan

reinforcement positif dalam bentuk non verbal berupa acungan jempol.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/24475/7/S_TM_1000456_Chapter3.pdf · 42 siti nurvalah, 2016 pemberian reinforcement untuk meningkatkan motivasi, aktivitas,

54

Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- Peserta didik diminta menjelaskan cara memeriksa kedalaman paku keling,

guru kemudian memberikan reinforcement positif dalam bentuk verbal dengan

kata tepat sekali.

- Peserta didik diminta menjelaskan cara memeriksa keausan diafhragma spring

menggunakan jangka sorong skala 0,1 mm. Guru kemudian memberikan

reinforcement negatif dalam bentuk non verbal pada peserta didik yang tidak

memperhatikan dengan cara mengulang jawaban sebanyak tiga kali.

- Peserta didik diminta memakai baju dan sepatu praktik peserta didik dengan

benar, guru kemudian memberikan reinforcement negatif kepada peserta didik

yang tidak menggunakan baju dan sepatu praktik, dalam bentuk tugas rumah

menuliskan rangkuman materi selama pelajaran dikumpulkan minggu depan

sebanyak 3 rangkap.

- Peserta didik diminta menyiapkan tempat kerja dengan benar, guru kemudian

memberikan reinforcement positif dalam bentuk non verbal dengan anggukan

kepala.

- Peserta didik diminta menyiapkan benda kerja yang akan digunakan pada

kerja praktik memelihara/servis sistem kopling dan komponennya dengan

benar, kemudian guru memberikan reinforcement positif dalam bentuk verbal

dengan kata sip!.

- Peserta didik diminta menyiapkan alat dan bahan kerja yang akan digunakan

pada kerja praktik memelihara/servis sistem kopling dan komponennya

dengan benar, kemudian guru memberikan reinforcement positif dalam bentuk

verbal dengan kata ok!.

- Kerataan preassure plate diperiksa menggunakan filler gauge dan straight

edge oleh peserta didik, kemudian guru memberikan reinforcement dalam

bentuk non verbal dengan tepuk tangan.

- Keausan pegas diafhragma diukur dengan jangka sorong oleh peserta didik,

guru kemudian memberikan reinforcement dalam bentuk non verbal berupa

wajah tersenyum.

- Peserta didik diminta mendiskusikan produk kerja dengan kelompok lain,

Guru kemudian memberikan reinforcement positif dalam bentuk verbal

dengan kata luar biasa.

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/24475/7/S_TM_1000456_Chapter3.pdf · 42 siti nurvalah, 2016 pemberian reinforcement untuk meningkatkan motivasi, aktivitas,

55

Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Kegiatan Penutup

- Guru bersama peserta didik menyimpulkan secara singkat materi

pemeliharaan/servis kopling dan komponennya untuk materi clutch cover.

- Guru memberikan soal post-test untuk mengetahui hasil belajar peserta didik.

- Guru meminta peserta didik untuk membaca dan mengingat kembali materi

yang telah dipelajarinya.

- Guru meminta peserta didik untuk membaca materi yang akan dipelajari

selanjutnya dan meminta peserta didik untuk membawa buku sumber yang

relevan dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya.

- Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran selanjutnya mengenai

pemeliharaan/servis kopling dan komponenya dengan indikator clutch cover

tipe coil spring.

- Guru mengumumkan kelompok terbaik dalam proses pembelajaran

memeliraha/servis kopling dan komponennya (selama proses kerja mengikuti

prosedur kerja dengan sangat baik, setiap anggota kelompok tidak melakukan

aktivitas yang mengganggu, dan produk kerja yang dihasilkan sangat baik),

guru kemudian memberikan hadiah berupa coklat dan pin.

- Guru meminta ketua kelas untuk memimpin do’a didalam hati.

- Guru meminta peserta didik membersihkan kelasnya sebelum peserta didik

meninggalkan kelas

c. Observasi (Observation)

Peneliti dalam observasi penelitian ini dibantu oleh beberapa orang guru yang

berfungsi sebagai observer. Peneliti bersama-sama dengan mitra peneliti

melaksanakan observasi pada hasil belajar aspek afektif, hasil belajar aspek

psikomotor dan lembar observasi aktivitas belajar peserta didik selama proses

pembelajaran berlangsung sesuai dengan acuan pada lembar observasi yang telah

dibuat oleh peneliti.

d. Refleksi (Reflection)

Peneliti berkolaborasi dengan guru mengevaluasi kegiatan yang telah

dilaksanakan pada siklus II, penelitian dicukupkan sampai siklus II apabila

motivasi, aktivitas dan hasil belajar peserta didik sudai sesuai dengan harapan.

Penelitian dilanjutkan ke siklus ke III jika hasil refleksi menunjukkan harus

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/24475/7/S_TM_1000456_Chapter3.pdf · 42 siti nurvalah, 2016 pemberian reinforcement untuk meningkatkan motivasi, aktivitas,

56

Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukannya suatu perbaikan, maka ada kemungkinan rencana tersebut perlu

disempurnakan kembali. Kemudian peneliti berkolaborasi dengan guru menyusun

rencana untuk siklus III untuk memenuhi target peningkatan motivasi, aktivitas,

dan hasil belajar yang diharapkan.

4. Evaluasi

Tahap evaluasi merupakan tahap akhir dari proses tindakan. Kegiatan ini

sebagai proses mengumpulkan, mengolah dan menyajikan informasi, sehingga

bermanfaat untuk pengambilan keputusan tindakan diantaranya dialog awal,

perencanaan tindakan, observasi, dan refleksi yang merupakan proses yang terkait

dan berkesinambungan. Kegiatan evaluasi meliputi: (1) melaksanakan evaluasi

hasil belajar melalui tes objektif setelah proses pembelajaran berlangsung; (2)

melaksanakan analisis terhadap tindakan-tindakan yang telah dilakukan; (3)

melaksanakan refleksi berupa perumusan masalah yang harus diatasi beserta

rencana tindakan untuk dijadikan pedoman dalam menyusun tindakan selanjutnya.

5. Penyusunan laporan

Laporan penelitian PTK seperti halnya jenis penelitian yang lain, yaitu

disusun sesudah kerja penelitian di lapangan berakhir.

C. Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Garut yang

beralamat di Jalan Suherman No.90, PO. BOX 103, Telp./Faks.0262-23314,

Garut-Jawa Barat, e-m@il:[email protected]. Adapun yang menjadi

subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI Program Keahlian Teknik

Kendaraan Ringan (TKR) 5 yang berjumlah 33 orang dengan jenis kelamin laki-

laki. Penelitian ini dilakukan secara kolaborasi antara peneliti yang bertindak

sebagai guru sekaligus observer yang mengamati proses pembelajaran dengan

menerapkan pemberian reinforcement dan guru utama mata pelajaran yang

berperan sebagai observer.

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/24475/7/S_TM_1000456_Chapter3.pdf · 42 siti nurvalah, 2016 pemberian reinforcement untuk meningkatkan motivasi, aktivitas,

57

Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Data dan Sumber Data

1. Data

Menurut Sukmadinata, N.S., (dalam Triyana, N., 2011, hlm. 58)

menjelaskan bahwa: ‘data ialah suatu bahan mentah yang jika diolah dengan baik

melalui berbagai analisis dapat melahirkan berbagai informasi’. Dalam dunia

pendidikan, fakta dikumpulkan menjadi data, data kemudian diolah sehingga

dapat diutarakan secara jelas dan akurat dan dapat dimengerti oleh orang lain.

Data penelitian meliputi data hasil belajar untuk aspek kognitif, afektif, dan

psikomotor.

2. Sumber Data

Sumber data merupakan sumber subjek dari tempat mana data bisa

didapatkan. Sedangkang sumber data penelitian adalah orang yang memberikan

informasi baik secara lisan atau dalam bentuk teks bacaan yang digunakan untuk

mendukung jalannya suatu penelitian. Sumber data penelitian ini dari beberapa

sumber, yaitu diantaranya: guru mata pelajaran, teman sejawat, dan dari peserta

didik yang akan dilihat peningkatan kemampuannya setelah dilakukan penerapan

pemberian reinforcement pada kompetensi dasar pemeliharaan/servis sistem

kopling dan komponennya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan beberapa teknik tertentu. Mengingat informasi yang dibutuhkan

beragam, maka beragam pula teknik yang digunakan. Menurut Emzir (2012, hlm.

257) menyatakan bahwa teknik yang digunakan dalam penelitian tindakan adalah

“pengamatan awal, Tanya jawab, hasil tes, hasil tugas kelas dan rumah, catatan

harian pengajar, wawancara, rekaman tape-recorder, dan catatan hasil observasi.

Sejalan denngan pertanyaan tersebut maka teknik penelitian yang digunakan

adalah angket, tes, dan observasi.

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/24475/7/S_TM_1000456_Chapter3.pdf · 42 siti nurvalah, 2016 pemberian reinforcement untuk meningkatkan motivasi, aktivitas,

58

Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan

pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden, angket

berisi pertanyaan-pertanyaan yang tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden tentang diri pribadi atau hal-hal yang ingin diketahui.

2. Tes

Indrakusuma, D. A. (dalam Daryanto, 2012, hlm. 35) menjelaskan bahwa

‘tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk

memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan seseorang,

dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat’. Bukhori, M. (dalam Daryanto,

2012, hlm. 35) menjelaskan bahwa ‘tes ialah suatu percobaan yang diadakan

untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang

murid atau kelompok murid’.

Berdasarkan pendapat para ahli, maka tes dimaknai sebagai serentetan

pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur pengetahuan,

keterampilan, dan kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh peserta didik. Tes

yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes formatif, dalam bentuk pre-test

dan post-test. Dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah

terbentuk setelah mendapatkan program. Secara sistematik pemberian tes

formatif, adalah sebagai berikut:

Gambar 3.3. Skema Pemberian Tes Formatif

(Sumber: Daryanto (2012, hlm. 39)

Berdasarkan gambaran skema di atas, pre-test digunakan untuk mengukur

sejauh mana kemampuan awal peserta didik sebelum pelaksanaan proses

pembelajaran dengan penerapan program, sedangkan post-test digunakan untuk

mengukur sejauh mana pengaruh peenerapan program terhadap peningkatan hasil

belajar peserta didik. Program yang dimaksud adalah pemberian reinforcement

pada kompetensi dasar pemeliharaan/servis kopling dan komponennya.

Pre-test

(tes awal)

Program Post-test

(tes akhir)

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/24475/7/S_TM_1000456_Chapter3.pdf · 42 siti nurvalah, 2016 pemberian reinforcement untuk meningkatkan motivasi, aktivitas,

59

Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Observasi

Purwanto, M. Ngalim (dalam Basrowi dan Suwandi, 2008, hlm. 93)

mengemukakan bahwa “observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan

mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat

atau mengamati individu atau kelompok secara langsunng”. Observasi merupakan

upaya yang dilakukan peneliti untuk merekam segala peristiwa dan kegiatan yang

terjadi dengan menggunakan alat bantu atau tidak. Observasi yang dilakukan

peneliti ini dimaksudkan untuk menambah penegtahuan peneliti sehingga

memperoleh masukan untuk melengkapi dan memperkuat analisis data tentang

pemberian reinforcement dan sebagai umpan balik guna memperbaiki dan

mengembangkan informasi yang terima sebelumnya.

F. Instrumen Pengumpulan Data

Menurut Arikunto, S. (dalam Triyana, N. 2011, hlm.61), “instrumen

penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,

dalam artian lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”.

Instrumen penelitian yang dirancang dan akan digunakan dalam penelitian ini

sebagai alat untuk mengumpulkan data dalam penelitian tindakan kelas berupa

lembar angket, lembar tes, lembar observasi, dan daftar cheklist.

1. Lembar Angket

Lembar angket dalam penelitian ini berfungsi untuk mengetahui tanggapan

responden mengenai motivasi belajar peserta didik sebelum dan setelah proses

pembelajaran dengan memberikan reinforcement, dengan angket responden

mudah memberikan jawaban, karena alternatif jawaban sudah tersedia dan hanya

membutuhkan waktu yang singkat dalam menjawab semua pertanyaan. Metode

penilaian yang digunakan adalah metode skala Likert, skala Likert merupakan

skala yang mempunyai tingkat jawaban dari positif sampai dengan sangat negatif.

Lembar angket yang digunakan adalah angket persepsi peserta didik yang

menilai tentang belajar sesuai dengan indikator pembentuk motivasi belajar yang

dikembangkan sesuai dengan kisi-kisi angket motivasi. Indikator yang digunakan

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/24475/7/S_TM_1000456_Chapter3.pdf · 42 siti nurvalah, 2016 pemberian reinforcement untuk meningkatkan motivasi, aktivitas,

60

Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam kisi-kisi lembar angket motivasi belajar adalah motivasi intrinsik dan

motivasi ekstrinsik. Adapun kisi-kisi lembar angket motivasi belajar peserta didik

dalam proses pembelajaran dengan memberikan reinforcement dapat dilihat pada

tabel 3.1.

Tabel 3.1. Kisi-kisi Lembar Angket Motivasi Belajar Peserta Didik dalam Proses

Pembelajaran dengan Memberikan Reinforcement

Sub Variabel Indikator Sub Indikator Nomor Item Jumlah

Item Positif Negatif

Motivasi

belajar

Peserta didik

Sumber:

- Hamalik, O.

(2011, hlm.

158).

- Sardiman,

A.M. (2011,

hlm. 75).

1. Motivasi

Intrinsik

Sumber:

- Hamalik, O.

(2011, hlm.

162).

- Sardiman, A.

M. (2011, hlm.

89).

- Syah, M (2010,

hlm. 134).

a. Bertanggung

jawab dalam

mengerjakan

tugas.

1,2,4,5 3 5

b. Senang bekerja

mandiri.

6,8,9 7 4

c. Ulet dalam

menghadapi

kesulitan.

10,12 11,13 4

d. Mampu

mengemukakan

pendapat.

14,15 16,17 4

2. Motivasi

Ekstrinsik

Sumber:

- Hamalik, O.

(2011, hlm.

163).

- Sardiman, A.

M. (2011, hlm.

89).

a. Pemberian

pujian.

18,19,2

1,24

22 5

b. Pemberian

hadiah.

20 23 2

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/24475/7/S_TM_1000456_Chapter3.pdf · 42 siti nurvalah, 2016 pemberian reinforcement untuk meningkatkan motivasi, aktivitas,

61

Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- Syah, M. (2010,

hlm. 134).

2. Lembar Tes

Lembar tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik pada

ranah kognitif. Penyusunan instrumen untuk tes ini berdasarkan indikator hasil

belajar yang hendak dicapai pada siklus-siklus pembelajaran. Lembar tes dalam

penelitian masing-masing berjumlah 20 soal, soal-soal tes terdiri dari pertanyaan-

pertanyaan materi kompetensi pemeliharaan/servis kopling dan komponennya.

3. Lembar Observasi

Lembar observasi aktivitas belajar digunakan untuk mengukur aktivitas

peserta didik dalam proses pembelajaran dengan memberikan reinforcement,

lembar observasi terdiri dari lembar aktivitas guru dan peserta didik selama proses

pembelajaran dengan memberikan reinforcement. Lembar observasi aktivitas

belajar peserta didik merupakan lembar yang berisi pedoman dalam pengamatan

aktivitas belajar peserta didik ketika belajar dalam kelas dengan memberikan

reinforcement. Lembar observasi aktivitas belajar dibuat dengan skala nominal

untuk menghitung ferkuensi aktivitas peserta didik sesuai dengan item yang

diamati. Peneliti menetapkan tiga indikator untuk mengetahui aktivitas peserta

didik dalam proses pembelajaran dengan memberikan reinforcement. Indikator

yang digunakan pada lembar observasi tersebut adalah sebagai berikut: (1)

mengerjakan tugas; (2) berdiskusi; dan (3) bertanya. Adapun kisi-kisi lembar

observasi aktivitas peserta didik pada proses pembelajaran dengan memberikan

reinforcement dapat dilihat pada tabel 3.2.

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/24475/7/S_TM_1000456_Chapter3.pdf · 42 siti nurvalah, 2016 pemberian reinforcement untuk meningkatkan motivasi, aktivitas,

62

Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Belajar pada Proses Pembelajaran

dengan Memberikan Reinforcement

Aspek Indikator Sub Indikator Nomor

Item

Jumlah

Item

Aktivitas

Belajar

Peserta Didik

Sumber:

- Diadaftasi

dari

Kunandar

(2008,

hlm.

277).

- Diadaftasi

dari

Sardiman,

A.M.

(2011,

hlm. 97).

1. Mengerjakan

tugas

Sumber:

- Diadaftasi dari

Sanjaya, W.

(2006: 13).

- Diadaftasi dari

Sardiman, A.M.

(2011, hlm. 101).

- Diadaftasi dari

Hamalik, O.

(2011, hlm. 172-

173).

a. Mengerjakan tugas

secara mandiri.

2,6 2

b. Menyelesaikan tugas

sesuai dengan waktu

yang telah ditentukan.

1,3,4,5 4

2. Berdiskusi

Sumber:

- Diadaftasi dari

Sanjaya, W.

(2006: 13).

- Diadaftasi dari

Sardiman, A.M.

(2011, hlm. 101).

- Diadaftasi dari

Hamalik, O.

(2011, hlm. 172-

173).

a. Keterlibatan aktif

dalam diskusi.

7,10,11 3

b. Menghargai pendapat

peserta didik lain.

8,9 2

3. Bertanya

Sumber:

- Diadaftasi dari

Sanjaya, W.

(2006: 13).

- Diadaftasi dari

Sardiman, A.M.

(2011, hlm. 101).

Hamalik, O.

(2011, hlm. 172-

173).

Berani bertanya ketika

mengalami kesulitan.

12,13,14 3

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/24475/7/S_TM_1000456_Chapter3.pdf · 42 siti nurvalah, 2016 pemberian reinforcement untuk meningkatkan motivasi, aktivitas,

63

Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lembar observasi untuk pelaksanaan pembelajaran dengan memberikan

reinforcement digunakan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan proses

pembelajaran dengan memberikan reinforcement pada kompetensi

pemeliharaan/servis sistem kopling dan komponennya. Lembar observasi

pelaksanaan pembelajaran diukur menggunakan pengukuran Guttman, dengan

alternatif jawaban “ya” atau “tidak”. Peneliti menggunakan skala Guttman untuk

mendapatkan jawaban yang jelas sehingga mempermudah observer dalam

melakukan pengamatan. Pelaksanaan pembelajaran diamati mulai dari kegiatan

pendahuluan, inti, dan kegiatan penutup. Adapun kisi-kisi lembar observasi

pelaksanaan pembelajaran dengan memberikan reinforcement dapat dilihat pada

tabel 3.3.

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan

Memberikan Reinforcement

Sub Variabel Indikator Sub Indikator Nomor Item Jumlah Item

Pelaksanaan

pembelajaran

melalui

pemberian

reinforcement.

Sumber:

- Mulyasana,

D. (2012,

hlm. 6).

- (Santrock, J.

W., 2007,

hlm. 272).

1. Pemberian

reinforcement

positif.

Sumber:

- Sanjaya, W.

(2006, hlm. 37).

- Suwarna, dkk.

(2006, hlm 77).

a. Pemberian

reinforcement

positif dalam

bentuk verbal.

1,2,5,8,9,11,12,

13,16,17,18,21

12

b. Pemberian

reinforcement

positif dalam

bentuk non

verbal.

3,4,6,7,10,15,

19,20,22,24

10

2. Pemberian

reinforcement

negatif.

Sumber:

- Mulyasana, D.

(2012, hlm.65 ).

- Soemanto, W.

(2006, hlm.

126).

a. Pemberian

reinforcement

negatif dalam

bentuk verbal.

23 1

b. Pemberian

reinforcement

dalam bentuk

non verbal.

14 1

G. Pengembangan Instrumen

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/24475/7/S_TM_1000456_Chapter3.pdf · 42 siti nurvalah, 2016 pemberian reinforcement untuk meningkatkan motivasi, aktivitas,

64

Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengembangan instrumen penelitian dilakukan dengan meminta judgement

kepada dosen ahli, melakukan uji coba, dan menganalisis butir soal. Analisis butir

soal yang dilakukan meliputi uji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat

kesukaran.

1. Uji Validitas

Validitas suatu instrumen menunjukan tingkat ketepatan suatu instrumen

untuk mengukur apa yang harus diukur. Nasution S. (2003, hlm. 74)

mengungkapkan bahwa suatu alat pengukur dikatakan valid, jika alat itu

mengukur apa yang harus diukur oleh alat itu. Pengujian instrumen penelitian ini

menggunakan validitas isi, yang merupakan kesesuaian antara instrumen yang

diukur dengan ranah yang diukur. Validitas ini dilakukan dengan logika di uji

dengan cara judgement. Judgement lembar angket dilakukan dengan menelaah

kisi-kisi lembar angket, kesesuaian indikator dengan butir-butir yang diamati,

serta pemilihan pertanyaan yang digunakan. Judgement lembar observasi

dilakukan dengan menelaah kisi-kisi lembar observasi, terutama kesesuaian

indikator dan butir-butir item yang diamati. Instrumen lembar observasi dapat

dapat dikatakan valid apabila pada unsur-unsur kesesuaian. Judgement lembar tes

dengan menelaah kisi-kisi soal, terutama kesesuaian indikator, tujuan

pembelajaran, dan butir-butir pertanyaan. Instrumen lembar tes dapat dikatakan

valid apabila pada unsur-unsur tersebut ada kesesuaian. Judgement dilakukan

dengan teliti dan keahlian penilai.

Judgement untuk lembar angket motivasi belajar dilakukan kepada Bapak

Dr. Amay Suherman, M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah perencanaan

pembelajaran teknik otomotif dan mata kuliah kurikulum pembelajaran di DPTM

FPTK UPI, serta kepada Bapak Drs. H. Dedi Supriawan, ST., M.Pd., selaku dosen

pengampu mata kuliah media pembelajaran di DPTM FPTK UPI. Judgement

untuk lembar observasi pelaksanaan pembelajaran pemberian reinforcement pada

pemeliharaan/servis kopling dan komponennya kepada Bapak Dr. Amay

Suherman, M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah perencanaan pembelajaran

teknik otomotif dan mata kuliah kurikulum pembelajaran di DPTM FPTK UPI,

serta kepada Bapak Drs. H. Dedi Supriawan, ST., M.Pd., selaku dosen pengampu

Page 24: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/24475/7/S_TM_1000456_Chapter3.pdf · 42 siti nurvalah, 2016 pemberian reinforcement untuk meningkatkan motivasi, aktivitas,

65

Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mata kuliah media pembelajaran di DPTM FPTK UPI. Judgement untuk lembar

tes dilakukan kepada Bapak Drs. H. Latif dan Bapak Yana Mulyana, S.Pd., selaku

guru pengampu mata pelajaran pemeliharaan/servis kopling dan komponennya di

SMK Negeri 2 Garut. Hasil dari judgement instrumen lembar angket, lembar

observasi, dan lembar tes dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dengan judgement

No. Instrumen Penelitian Validator Hasil Validasi Ket.

1. Lembar angket

motivasi belajar

pelaksanaan

pembelajaran dengan

memberikan

reinforcement.

Dr. Amay Suherman, M.Pd.

Sudah valid

dengan catatan

Sumber:

Lampiran

B.1

Drs. H. Dedi Supriawan, ST., M.Pd.

Sudah valid

dengan catatan

Sumber:

Lampiran

B.1

2. Lembar observasi

pelaksanaan

pembelajaran dengan

memberikan

reinforcement.

Dr. Amay Suherman, M.Pd.

Sudah valid

dengan catatan

Sumber:

Lampiran

B.2

Drs. H. Dedi Supriawan, ST., M.Pd.

Sudah valid

dengan catatan

Sumber:

Lampiran

B.2

3. Lembar observasi

aktivitas belajar

peserta didik dengan

memberikan

reinforcement.

Dr. Amay Suherman, M.Pd.

Sudah valid

dengan catatan

Sumber:

Lampiran

B.3

Drs. H. Dedi Supriawan, ST., M.Pd.

Sudah valid

dengan catatan

Sumber:

Lampiran

B.3

4. Lembar tes

pemeliharaan/servis

sistem kopling dan

komponennya.

Drs. H. Latif

Sudah valid

dengan catatan

Sumber:

Lampiran

B.4

Yana Mulyana, S.Pd.

Sudah valid

dengan catatan

Sumber:

Lampiran

B.4

2. Uji Reliabilitas

“Suatu alat dikatakan reliable bila alat itu menggunakan suatu gejala pada

waktu yang berlainan senantiasa menunjukan hasil yang sama” Nasution S. (2003,

hlm.77). Reliabilitas menunjukan tingkat ketepatan suatu instrumen dalam

mengukur apa yang harus diukur. Perhitungan reliabilitas instrumen tes uraian

Page 25: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/24475/7/S_TM_1000456_Chapter3.pdf · 42 siti nurvalah, 2016 pemberian reinforcement untuk meningkatkan motivasi, aktivitas,

66

Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan koefisien alfa. Uji validitas

dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

Ri = Koefisien reliabilitas

n = Banyaknya butir soal

Pi = Proporsi banyaknya subjek yang menjawab item i

Q = 1- pi

st2 = Varians skor total

Reliabilitas soal pada penelitian ini diitung menggunakan bantuan

software, yakni dengan Anates versi 4.0.9. Untuk menginterpretasikan koefisien

reliabilitas yang diperoleh, maka interperetasinya dapat dilihat pada tabel 3.5

Tabel 3.5. Interpretasi Koefisien Reliabilitas

Ri Interpretasi

0,81 < Ri ≤ 1,00 Sangat tinggi

0,61 < Ri ≤ 0,80 Tinggi

0,41 < Ri ≤ 0,60 Cukup

0,21 < Ri ≤ 0,40 Rendah

0,00 < Ri ≤ 0,20 Sangat rendah

Arikunto (2006, hlm. 75)

Hasil dari pengolahan data tes menggunakan Anates versi 4.0.9. dapat

dilihat pada tabel 3.6.

Tabel 3.6. Hasil Perhitungan Reliabilitas tes

No. Lembar Tes Korelasi XY (rxy) Reliabilitas tes (Ri) Ket.

1. Pre-test siklus I 0,65 0,79 Tinggi

2. Post-test siklus I 0,24 0,39 Rendah

3. Pre-test siklus II 0,48 0,65 Tinggi

4. Post-test siklus II 0,18 0,31 Rendah

3. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara peserta didik yang berkemampuan tinggi, menengah, dan siswa yang

Page 26: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/24475/7/S_TM_1000456_Chapter3.pdf · 42 siti nurvalah, 2016 pemberian reinforcement untuk meningkatkan motivasi, aktivitas,

67

Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berkemampuan rendah. Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut

indeks diskriminasi. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah:

Keterangan:

J = Jumlah peserta tes

JA = Banyaknya peserta didik kelompok atas

JB = Banyaknya peserta didik kelompok bawah

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan

benar

Dengan:

Daya pembeda soal penelitian ini dihitung dengan menggunakan bantuan

software, yakni dengan Anates Versi 4.0.9. Nilai daya pembeda yang diperoleh,

kemudian diinterpretasikan pada kategori sebagai berikut:

Tabel 3.7. Interpretasi Daya pembeda Butir Soal

Daya Pembeda Kriteria

0,00-0,20 Jelek (poor)

0,20-0,40 Cukup (statisfactory)

0,40-0,70 Baik (good)

0,70-1,00 Baik sekali (excellent)

Sumber: Arikunto (2006, hlm. 225)

Hasil Perhitungan daya pembeda soal dapat dilihat pada tabel 3.8.

Tabel 3.8. Daya Pembeda Butir Soal

No. Instrumen tes Kategori Soal No.butir soal Jumlah soal

1. Pre-test siklus I jelek 8,10 2

Cukup 2,3,5,7,9,11,12,13,16,19,20 11

Baik 1,4,6,14,16 5

Baik Sekali 17,18 2

2. Post-test siklus I jelek 6,9,10,12,15,17,20 7

Page 27: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/24475/7/S_TM_1000456_Chapter3.pdf · 42 siti nurvalah, 2016 pemberian reinforcement untuk meningkatkan motivasi, aktivitas,

68

Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cukup 1,2,4,7,8,11,16,19 8

Baik 3,5,14,18 4

Baik Sekali 13 1

3. Pre-test siklus II jelek 1,5,7,12,15 5

Cukup 3,4,9,10,14,16,17 7

Baik 2,6,8,11,13,20 6

Baik Sekali 18,19 2

4. Post-test siklus II jelek 2,3,4,7,8,10,11,12,14,15 10

Cukup 5,6,16,17 4

Baik 1,13,18,19,20 5

Baik Sekali 9 1

4. Tingkat Kesukaran

Bilangan yang menunjukan tingkat sukar atau mudahnya suatu soal disebut

indeks kesukaran (difficuly index). Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu

mudah dan tidak terlalu sukar.

Keterangan:

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan benar

JS = Jumlah seluruh peserta tes

Indeks kesukaran dalam penelitian ini dihitung menggunakan bantuan

software, yakni dengan Anates 4.0.9., untuk menginterpretasikan indeks

kesukaran tiap butir soal yang diperoleh, dapat dilakukan dengan

menginterpretasikan pada klasifikasi indeks kesukaran butir soal sebagai berikut:

Tabel 3.9. Klasifikasi Indeks Kesukaran Butir Soal

Sumber: Daryanto (2012, hlm.182)

Adapun hasil perhitungan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10. Indeks Kesukaran Butir Soal

No. Instrumen tes Kategori Soal No.butir soal Jumlah soal

1. Pre-test siklus I Sukar 2,3,,10,11,13,14 6

Indeks Kesukaran Kategori

0,00-0,30 Sukar

0,30-0,70 Sedang

0,70-1,00 Mudah

Page 28: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/24475/7/S_TM_1000456_Chapter3.pdf · 42 siti nurvalah, 2016 pemberian reinforcement untuk meningkatkan motivasi, aktivitas,

69

Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedang 4,5,6,9,15,16,17,18,19,20 10

Mudah 1,7,8,12 4

2. Post-test siklus I Sukar 2 1

Sedang 3,11,13,14,16,18 6

Mudah 1,4,5,6,7,8,9,10,12,15,17,19,20 13

3. Pre-test siklus II Sukar 2,9,20 3

Sedang 1,6,8,10,13,17 6

Mudah 3,4,5,7,9,11,12,14,15,16,18 11

4. Post-test siklus II Sukar 13 1

Sedang 18,20 2

Mudah 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,14,15,16,

17,19

17

H. Analisis Data

Menganalisis data berarti upaya mengolah menjadi informasi, sehingga

karakteristik data sehingga mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab

masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. Menganalisis data

bertujuan untuk mendeskripsikan data, dan membuat induksi atau menarik

kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh.

1. Analisis Data Motivasi Belajar Peserta Didik

Penilaian angket motivasi belajar peserta didik dengan memberikan

reinforcement pada proses pembelajaran menggunakan analisis deskriptif

kualitatif. adapun penskoran untuk angket motivasi adalah sebagai berikut:

a. Angket terdiri dari 20 butir pertanyaan mengenai motivasi belajar, terdiri dari

16 pertanyaan postif dan 8 pertanyaan negatif. Dengan 4 alternatif jawaban,

yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Cukup Setuju (CS), dan Tidak Setuju

(TS).

b. Nilai jawaban pada pertanyaan positif memiliki nilai yang berbeda, yaitu: 4

untuk SS, 3 untuk S, 2 untuk CS, dan 1 untuk TS. Adapun nilai jawaban untuk

pertanyaan negatif adalah 1 untuk SS, 2 untuk S, 3 untuk CS, dan 4 untuk TS.

c. Menghitung jumlah skor per indikator pada tiap siklus, kemudian

menjumlahkan skor indikator ke-i dari setiap aspek pertanyaan. Menghitung

presentase per-indikator angket motivasi belajar peserta didik dengan

menggunakan rumus:

Page 29: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/24475/7/S_TM_1000456_Chapter3.pdf · 42 siti nurvalah, 2016 pemberian reinforcement untuk meningkatkan motivasi, aktivitas,

70

Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.11. Kriteria Interpretasi Skor

Persentase Kriteria

0 - 20% Sangat Lemah

21- 40% Lemah

41 - 60% Cukup

61 – 80% Kuat

81 – 100% Sangat Kuat

Sumber: Ridwan dan Akdon (2010, hlm. 18)

2. Analisis Data Aktivitas Belajar Peserta Didik

Data hasil observasi aktivitas belajar peserta didik dengan memberikan

reinforcement pada proses pembelajaran dianalisis dengan deskriptif kuantitatif.

Analisis data dari hasil penelitian ini adalah merefleksikan hasil pengamatan

berupa aktivitas belajar peserta didik yang dianalisis dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Berdasarkan pedoman penskoran lembar observasi yang telah dibuat, dihitung

frekuensi munculnya item yang diamati pada diri peserta didik.

b. Hasil pengamatan berupa frekuensi kemunculan item yang diamati yang

muncul pada diri peserta didik dibuat presentasinya dengan menggunakan

rumus:

Keterangan:

P = Angka presentasi aktivitas belajar peserta didik

f = Frekuensi munculnya item yang diamati pada diri peserta didik

N = Jumlah frekuensi total

Hasil pengamatan berupa frekuensi kemunculan item yang diamati yang

muncul pada diri peserta diinterpretasikan pada klasifikasi indeks kesukaran butir

soal sebagai berikut:

Tabel 3.12. Kriteria Aktivitas Belajar Peserta Didik

Page 30: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/24475/7/S_TM_1000456_Chapter3.pdf · 42 siti nurvalah, 2016 pemberian reinforcement untuk meningkatkan motivasi, aktivitas,

71

Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai Presentase (%) Kriteria

76%-100% Sangat Tinggi

51%-75% Tinggi

26%-50% Sedang

0%-25% Rendah

Sumber: Amirullah, A.M., (2015, hlm.56)

c. Hasil presentasi aktivitas belajar peserta didik kemudian diberi kesimpulan.

3. Analisis Data Hasil Belajar Peserta Didik

Hasil belajar dapat dilihat dari pengolahan data hasil belajar aspek kognitif,

psikomotor dan afektif. Data-data tersebut kemudian dapat menunjukan

peningkatan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan rumus:

NA = NK (30%) + NP (50%) + NA (20%) (TPK BPPTPKPK)

Keterangan:

NA = Nilai Akhir.

NK = Nilai hasil belajar aspek kognitif.

NP = Nilai hasil belajar aspek psikomotor.

NA = Nilai hasil belajar aspek afektif

Tabel 3.13. Klasifikasi Nilai Hasil Belajar

No Nilai Kategori

1 90 HB 100

Kompeten

Amat baik

2 80 HB < 90 Baik

3 70 HB < 80 Cukup

4 0 HB < 70 Belum Kompeten

Sumber : Depdiknas (2008, hlm. 31)

a. Hasil Belajar Kognitif

Peningkatan kemampuan peserta didik pada aspek kognitif dapat dilihat

setelah peneliti mendapatkan data hasil belajar dari pre-test dan post-test,

kemudian data hasil belajar tersebut diolah. Analisis data dilakukan dengan cara

membandingkan transkrip setiap instrumen kegiatan atau hasil kerja peserta didik.

Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis data kualitatif dengan

menggunakan deskripsi proses pembelajaran dan analisis data kuantitatif dengan

mencari rata-rata hasil belajar peserta didik tiap siklus.

Page 31: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/24475/7/S_TM_1000456_Chapter3.pdf · 42 siti nurvalah, 2016 pemberian reinforcement untuk meningkatkan motivasi, aktivitas,

72

Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setiap bentuk tes berbeda teknik penskorannya apalagi kalau jumlah tes itu

bervariasi. Untuk tes obyektif seperti benar salah, isian, menjodohkan, dan lain-

lainnya, penskorannya berbeda dengan cara penskoran tes subyektif. Selain itu

jumlah dan rentang tes perlu dipertimbagkan guna mendapatkan penskoran yang

konsisten. Soal yang dianggap benar diberi nilai 1, dan yang slah diberi nilai 0

yang selanjutnya dikonversi kedalam skala 0-100. Nilai dihitung dengan

menggunakan rumus:

Keterangan:

Perolehan Skor = Jumlah butir soal yang dijawab dengan benar.

Skor Maksimum = Jumlah butir soal.

Tabel 3.14. Klasifikasi Nilai Hasil Belajar untuk Aspek Kognitif

No Nilai Kategori

1 90 NK 100 Amat baik

2 80 NK < 90 Baik

3 70 NK < 80 Cukup

4 0 NK < 70 Kurang

Sumber : Depdiknas(2008, hlm. 31)

b. Hasil Belajar Psikomotor

Peningkatan kemampuan peserta didik pada aspek psikomotor tiap siklus

dapat diperoleh dari lembar observasi hasil belajar peserta didik aspek psikomotor

yang telah diolah. Data-data tersebut kemudian dapat menunjukan peningkatan

hasil belajar peserta didik pada aspek psikomotor ditiap siklusnya. Data hasil

observasi aspek psikomotor dihitung dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

SMI = Skor Maksimum Ideal

Tabel 3.15. Klasifikasi Nilai Hasil Belajar untuk Aspek Psikomotor

No Nilai Kategori

1 90 NP 100 Amat baik

Page 32: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/24475/7/S_TM_1000456_Chapter3.pdf · 42 siti nurvalah, 2016 pemberian reinforcement untuk meningkatkan motivasi, aktivitas,

73

Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2 80 NP < 90 Baik

3 70 NP < 80 Cukup

4 0 NP < 70 Belum Terampil

Sumber: Panggabean, L.P., (2006,hlm. 43)

c. Hasil Belajar Afektif

Peningkatan kemampuan peserta didik pada aspek afektif dapat terlihat

apabila data-data yang dihasilkan dari lembar observasi hasil belajar peserta didik

pada aspek afektif sudah diperoleh. Data-data tersebut kemudian dapat

menunjukkan peningkatan hasil belajar peserta didik pada aspek afektif ditiap

siklusnya. Data hasil observasi aspek afektif dihitung dengan menggunakan

rumus:

Keterangan:

SMI = Skor Maksimum Ideal

Tabel 3.16. Klasifikasi Indeks Prestasi Kelas untuk Aspek Afektif

IPK Kategori

00,00 IPK < 30,00 Sangat Negatif

30,00 IPK < 55,00 Negatif

55,00 IPK < 75,00 Netral

75,00 IPK < 90,00 Positif

90,00 IPK 100 Sangat Positif

Sumber: Panggabean, L.P., (2006, hlm. 43)

d. Perhitungan N-Gain

N-Gain merupakan normalisasi dari gain dari tiap peserta didik. Perhitungan

N-Gain dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan pre-test dan post-

test kelompok sampel yang diteliti. Hake (dalam Fauziah, L. dan Jailaini, 2014,

hlm. 155) mengemukakan bahwa N-Gain dapat dihitung dengan menggunakan

rumus:

Hake (dalam Fauziah, L. dan Jailaini, 2014, hlm. 155)

Kriteria N-Gain yang telah dihitung dapat diketahui dari tabel 3.17.

Tabel 3.17. Kriteria N-Gain

Nilai N-Gain Kategori

Page 33: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/24475/7/S_TM_1000456_Chapter3.pdf · 42 siti nurvalah, 2016 pemberian reinforcement untuk meningkatkan motivasi, aktivitas,

74

Siti Nurvalah, 2016 PEMBERIAN REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA DI SMK NEGERI 2 GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

N-Gain ≥ 0,7 Tinggi

0,7>N-Gain ≥0,3 Sedang

N-Gain<0,3 Rendah

Sumber: Hake (dalam Fauziah, L. dan Jailaini, 2014, hlm. 155)