BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi...

16
Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan untuk menghindari kekeliruan mengenai maksud dan tujuan yang ingin dicapai dengan menyamakan persepsi istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Praktikum yang dimaksud dalam penelitian ini adalah praktikum mengenai kandungan urin manusia merupakan salah satu bagian pada materi sistem ekskresi yang dilakukan pada saat penelitian dengan satu kali pertemuan. Kandungan urin manusia yang diuji meliputi memeriksa kandungan pH, membuktikan kandungan amonia, membuktikan kandungan klorida dan memeriksa kandungan glukosa. 2. Profil keterampilan berkomunikasi dan interpretasi siswa yaitu gambaran kemampuan siswa dalam melakukan berkomunikasi dan interpretasi secara tulisan yang diketahui dari jumlah skor seluruh siswa dan dibuat dalam bentuk persentase yang dijaring dengan sebelas pertanyaan yang terdapat pada LKS praktikum uji urin. 3. Keterampilan berkomunikasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan berkomunikasi siswa secara tulisan dengan indikator memberikan atau menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan tabel pengamatan, mengubah bentuk penyajian tabel ke dalam bentuk grafik, menjelaskan hasil pengamatan dan membaca gambar proses pembentukan urin. Keterampilan berkomunikasi ini dijaring melalui enam pertanyaan yang terdapat pada LKS praktikum uji urin. 4. Keterampilan interpretasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan interpretasi siswa secara tulisan dengan indikator menghubungkan hasil-hasil pengamatan, menemukan pola dalam suatu seri pengamatan dan menyimpulkan hasil pengamatan. Keterampilan interpretasi

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi...

Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP

SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional

Definisi operasional diperlukan untuk menghindari kekeliruan mengenai

maksud dan tujuan yang ingin dicapai dengan menyamakan persepsi istilah yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Praktikum yang dimaksud dalam penelitian ini adalah praktikum mengenai

kandungan urin manusia merupakan salah satu bagian pada materi sistem

ekskresi yang dilakukan pada saat penelitian dengan satu kali pertemuan.

Kandungan urin manusia yang diuji meliputi memeriksa kandungan pH,

membuktikan kandungan amonia, membuktikan kandungan klorida dan

memeriksa kandungan glukosa.

2. Profil keterampilan berkomunikasi dan interpretasi siswa yaitu gambaran

kemampuan siswa dalam melakukan berkomunikasi dan interpretasi secara

tulisan yang diketahui dari jumlah skor seluruh siswa dan dibuat dalam bentuk

persentase yang dijaring dengan sebelas pertanyaan yang terdapat pada LKS

praktikum uji urin.

3. Keterampilan berkomunikasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kemampuan berkomunikasi siswa secara tulisan dengan indikator memberikan

atau menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan

tabel pengamatan, mengubah bentuk penyajian tabel ke dalam bentuk grafik,

menjelaskan hasil pengamatan dan membaca gambar proses pembentukan

urin. Keterampilan berkomunikasi ini dijaring melalui enam pertanyaan yang

terdapat pada LKS praktikum uji urin.

4. Keterampilan interpretasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kemampuan interpretasi siswa secara tulisan dengan indikator

menghubungkan hasil-hasil pengamatan, menemukan pola dalam suatu seri

pengamatan dan menyimpulkan hasil pengamatan. Keterampilan interpretasi

26

Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP

SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini dijaring melalui lima pertanyaan yang terdapat pada LKS praktikum uji

urin.

B. Metode Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian weak

experimental (the one shot case study). Penelitian weak experimental (the one shot

case study) merupakan suatu penelitian yang dilakukan dengan hanya

menggunakan satu kelompok perlakuan yang dikenakan dan langsung diberi

posttest tanpa pretest. Pada penelitian ini tidak terdapat kelas kontrol. Semua kelas

yang menjadi subjek penelitian diberi perlakuan yang sama, baik dalam metode

yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran ataupun tes yang diberikan setelah

kegiatan pembelajaran dilaksanakan.

C. Populasi dan Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI.IPA SMA Negeri 5

Cimahi tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah kelas sebanyak 6 kelas.

2. Subjek

Pengambilan sampel penelitian ditentukan guru mata pelajaran Biologi.

Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas XI.IPA.4 dan XI.IPA.5 SMA

Negeri 5 Cimahi tahun ajaran 2012/2013, dengan alasan sekolah SMA Negeri 5

Cimahi memiliki laboratorium, alat dan bahan yang dibutuhkan saat penelitian

sehingga memungkinkan untuk melakukan penelitian disekolah tersebut.

D. Instrumen Penelitian

Untuk menjaring data yang diperlukan, instrument penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah :

1. Pertanyaan Keterampilan Proses Sains (KPS)

27

Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP

SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pertanyaan KPS digunakan untuk menggambarkan keterampilan

berkomunikasi siswa dengan indikator berkomunikasi (1) memberikan atau

menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan tabel, (2)

mengubah bentuk penyajian tabel ke dalam bentuk grafik, (3) menjelaskan hasil

percobaan atau pengamatan dan (4) membaca gambar proses pembentukkan urin.

Pertanyaan KPS digunakan untuk menggambarkan keterampilan interpretasi

siswa dengan indikator (1) menghubungkan hasil-hasil pengamatan, (2)

menemukan pola dalam suatu seri pengamatan dan (3) menyimpulkan hasil

pengamatan.

Ketrampilan komunikasi dan interpretasi siswa dijaring melalui 11 pertanyaan

KPS yang terdapat pada LKS praktikum uji urin dengan bentuk pertanyaan uraian

yang diberikan setelah siswa selesai melakuan praktikum uji urin.

Kisi-kisi pertanyaan keterampilan berkomunikasi akan disajikan pada Tabel

3.1 sebagai berikut :

Tabel 3.1 Kisi-kisi Keterampilan Berkomunikasi

No. Indikator Keterampilan Berkomunikasi Nomor Soal

1. Membuat tabel hasil pengamatan uji urin (pH,

amonia, klorida dan glukosa)

1

2. Membuat grafik hasil pengamatan kandungan pH

dan glukosa dalam urin

2

3. Menjelaskan hasil pengamatan kandungan

amonia dan klorida

3,4

4. Membaca gambar proses pembentukan urin 10,8

Kisi-kisi pertanyaan keterampilan interpretasi akan disajikan pada Tabel 3.2

sebagai berikut :

Tabel 3.2 Kisi-kisi Keterampilan Interpretasi

No. Indikator Keterampilan Interpretasi Nomor Soal

1. Menghubung-hubungkan hasil pengamatan uji

glukosa dan amonia dengan kesehatan.

5,6

2. Menemukan pola (pada gambar proses

pembentukan urin ) dalam suatu seri pengamatan

9

3. Menyimpulkan hasil pengamatan praktikum uji 7,11

28

Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP

SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

urin dan proses pembentukan urin

2. Angket

Faisal dan Waseso (1982: 178) menyatakan angket yang menghendaki

jawaban pendek, atau jawaban diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu,

disebut angket jenis tertutup atau angket terbatas. Angket yang demikian biasanya

meminta jawaban dengan pola “ya” atau “tidak”. Angket ini digunakan bertujuan

untuk menunjang data utama dan mengetahui tanggapan siswa tentang kegiatan

praktikum uji urin dan pertanyaan yang terdapat pada LKS praktikum uji urin

serta identifikasi kesulitan yang dihadapi siswa dan menggali pengalaman siswa

sebelumnya. Angket diberikan setelah selesai kegiatan praktikum uji urin

dilakukan. Angket yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk respon “ya”

atau“tidak”. Kisi-kisi angket akan disajikan pada Tabel 3.3 sebagai berikut :

Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket

NO. Jenis Pertanyaan No. Pertanyaan

1. Pengalaman membuat tabel hasil pengamatan 1,8

2. Pengalaman membuat grafik tabel hasil pengamatan 2,9

3. Pengalaman menjelaskan hasil pengamatan 3

4. Guru mata pelajaran biologi mengadakan kegiatan

pembelajaran dengan praktikum

10

5. Pengalaman membuat kesimpulan 4

6. Tanggapan siswa mengenai pertanyaan pada LKS

praktikum uji urin

5

7. Tanggapan siswa tentang praktikum uji urin 6

8. Tanggapan siswa tentang materi sistem ekskresi 7

E. Uji Coba Instrumen

Analisis instrumen ditujukan untuk mengidentifikasi instrumen tersebut layak

digunakan atau tidak. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data

mengenai profil keterampilan berkomunikasi dan interpretasi siswa yang

sebelumnya di uji coba terlebih dahulu kepada kelas non sampel untuk

mengetahui kelayakan dari instrument tersebut. Pertanyaan KPS yang

29

Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP

SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diujicobakan sebanyak 11 pertanyaaan dan dilakukan analisis pertanyaan meliputi

reliabilitas, validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dengan menggunakan

Software Anates Uraian Ver.4.0.7.

1. Menghitung Reliabilitas Tes

Instrumen penelitian dikatakan memiliki taraf kepercayaan yang tinggi jika tes

tersebut dapat memberikan hasil yang tetap atau ajeg (Arikunto, 2009). Pengujian

reabilitas instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan rumus KR-20 sebagai

berikut :

r11 = 𝑛

𝑛 − 1

𝑠2 − pq

𝑠2

Keterangan:

r11 : Reabilitas tes secara keseluruhan

p : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q : Proporsi item yang menjawab dengan salah

pq : Jumlah perkalian p dan q

n : Banyaknya item

S2 : Standar deviasi tes

Tabel 3.4 Tafsiran Tingkat Reabilitas

Indeks Reabilitas Kriteria Tingkat Reabilitas

0,80- 1,00 Sangat Tinggi

0,60- 0,79 Tinggi

0,20- 0,59 Rendah

0,00- 0,19 Sangat Rendah

(Arikunto, 2009)

2. Menghitung Validitas

Validitas merupakan ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan instrumen

penelitian (tes). Suatu tes yang digunakan harus bisa mengukur apa yang hendak

di ukur. Tes yang valid yaitu merupakan tes yang mampu mengukur apa yang

30

Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP

SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

telah dipelajari secara akurat. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya

sesuai dengan kriteria yang ditentukan (Arikunto, 2009).

Perhitungan validitas dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product

moment angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson dengan formula sebagai

berikut:

})({})({(

))((

2222

YYNXXN

YXXYNRxy

Keterangan :

rxy = Koefesien relasi antar variabel x dan y yang dikorelasikan (validitas

item)

X = Skor tiap siswa pada item tersebut

Y = Skor total tiap siswa

N = Jumlah total seluruh siswa

X = jumlah skor seluruh siswa pada item tersebut

Y = Jumlah skor total seluruh siswa pada tes tersebut

Tabel 3.5 Tafsiran Skor Tingkat Validitas

Harga Koefesien Korelasi Kriteria Tingkat Validitas

0,80 – 01,00 Sangat Tinggi

0,60 – 0,79 Tinggi

0,40 – 0,59 Cukup

0,20 – 0,39 Rendah

0,00 – 0,19 Sangat Rendah

(Arikunto, 2009)

3. Menghitung Tingkat Kesukaran

Setiap instrumen yang digunakan dalam penelitian sebaiknya memiliki tingkat

kesukaran yang berbeda-beda dengan tujuan mengukur kemampuan siswa.

Instrumen diklasifikasikan menjadi kategori mudah, sedang dan sukar. Klasifikasi

dilakukan dengan merujuk pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Tafsiran Tingkat Kesukaran

Indeks Kesukaran Kriteria Kesukaran

0,00-0,30 Sukar

0,31-0,70 Sedang

0,71-1,00 Mudah (Arikunto, 2009)

31

Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP

SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tingkat kesukaran instrumen berupa tes dapat dihitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :

P =B

Js

Keterangan:

P : Indeks kesukaran

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

Js : Jumlah seluruh siswa peserta test

4. Menghitung Daya Pembeda

Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui kualitas instrument dalam

membedakan siswa berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan

rendah (Arikunto, 2009). Rentang daya pembeda adalah dari -1 sampai +1. Daya

pembeda yang baik adalah yang memiliki nilai mendekati +1, hal itu berarti soal

mampu membedakan anak berkemampuan tinggi dengan anak berkemampuan

rendah. Apabila soal mendekati -1, maka soal tersebut memiliki daya pembeda

yang jelek karena siswa yang berkemampuan tinggi dianggap tidak pintar

(berkemampuan rendah) dan sebaliknya siswa berkemampuan rendah dianggap

pintar (berkemampuan tinggi). Hasil perhitungan kemudian diinterpretasikan pada

Tabel 3.7. Perhitungan daya pembeda dapat dilakukan dengan rumusan sebagai

berikut:

BA BB

D = -

JA JB

Keterangan:

D : Daya pembeda

BA : Banyak jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar

JA : Banyak jumlah peserta kelompok atas

BB : Banyak jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar

JB : Banyak jumpah peserta kelompok bawah

PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

32

Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP

SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.7 Tafsiran Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda

0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Baik Sekali

(Arikunto, 2009)

Berdasarkan analisis uji coba instrumen dengan menggunakan Software Anates

Uraian Ver.4.0.7 meperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 3.8 Hasil Uji Coba Instrumen

Kategori Uji

Coba

Instrumen

Kriteria Nomor Pertanyaan Jumlah

Pertanyaan

Reliabilitas

Sangat tinggi - -

Tinggi 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11 11

Cukup - -

Rendah - -

Sangat rendah - -

Validitas

Instrumen

Sangat rendah 4 1

Rendah 1 1

Cukup 2,3,5,7,8,9,11 7

Tinggi 6,10 2

Kategori Uji

Coba

Instrumen

Kriteria Nomor Pertanyaan Jumlah

Pertanyaan

Tingkat

Kesukaran

Sangat mudah 9,11 2

Mudah 3,4,5,6,8,10 6

Sedang 1,2,7 3

Sukar - -

Daya Pembeda

Sangat baik 2,3,5,6,7,8,9,10 8

Baik - -

Cukup 1,11 2

Buruk - -

Sangat buruk 4 1

Instrumen yang diujicobakan berupa 11 pertanyaan yang terdapat dalam LKS

praktikum uji urin dengan bentuk pertanyaan uraian, untuk pertanyaan yang

memiliki validitas „‟rendah‟‟ dan „‟sangat rendah‟‟, daya pembeda „‟sangat

33

Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP

SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

buruk‟‟ dan pertanyaan yang memiliki tingkat kesukaran „‟sedang‟‟ direvisi dan

digunakan kembali untuk menjaring keterampilan berkomunikasi dan interpretasi

siswa. Perhitungan analisis uji coba instrumen yang telah diujicobakan

selengkapnya terlampir pada Lampiran B.1.

F. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

a. Melakukan observasi awal untuk mengetahui kondisi dan situasi laboratorium,

alat dan bahan yang dibutuhkan saat penelitian serta jadwal belajar mengajar

di SMA Negeri 5 Cimahi.

b. Merundingkan jadwal, kelas, laboratorium, alat dan bahan yang akan

digunakan saat kegiatan penelitian dilakuan dengan pihak sekolah.

c. Menentukan kelas XI.IPA yang akan menjadi sampel penelitian dengan guru

Biologi SMA Negeri 5 Cimahi.

d. Menentukan waktu untuk melakukan penelitian dengan guru Biologi kelas

XI.IPA SMA Negeri 5 Cimahi.

e. Mengkonsultasikan persiapan mengajar, RPP, media, LKS, pertanyaan dan

angket penelitian yang akan dilaksanakan dengan dosen pembimbing.

f. Merundingkan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan guru

Biologi XI.IPA SMA Negeri 5 Cimahi.

g. Melakukan permohonan izin meminjam alat laboratorium kepada laboran

sekolah

2. Tahap Pelaksanaan

a. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan dua jam pelajaran (80 menit)

materi sistem ekskresi dengan melaksanakan praktikum uji kandungan urin

manusia pada pertemuan ketiga yang sebelumnya mengajar tentang struktur,

fungsi dan proses dalam sistem ekskresi manusia.

34

Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP

SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Peneliti memberikan 11 pertanyaan KPS yang terdapat pada LKS praktikum

uji urin. Pertanyaan KPS tersebut sebelumnya telah diujicobakan pada kelas

non-sampel.

c. Peneliti memberikan angket kepada siswa setalah melakukan praktikum uji

urin.

d. Peneliti mengevaluasi kegiatan praktikum uji urin.

3. Tahap Akhir

a. Mengumpulkan data yang telah diperoleh dari penelitian yang sudah

dilakukan.

b. Mengolah data yang sudah dikumpulkan.

c. Menganalisis dan membahas data yang sudah diolah.

d. Menarik kesimpulan berdasarkan data yang sudah diolah.

e. Menyusun laporan penelitian.

G. Teknik Pengumpulan Data Dan Pengolahan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan secara tertulis oleh siswa sampel dengan

mengisi LKS praktikum uji urin dan angket penelitian setelah kegiatan praktikum

dilaksanakan. Data utama yang dikumpulkan berupa hasil skor jawaban siswa

pada 11 pertanyaan KPS yang terdapat pada LKS praktikum uji urin. Data

pendukung pada penelitian ini adalah angket untuk menunjang data utama.

Jawaban siswa pada angket akan diolah dalam bentuk presentase dijaring melalui

angket siswa dalam bentuk presentase. Kriteria presentase jawaban angket dapat

dilihat pada Tabel 3.10.

2. Pengolahan Data

a. Tes Keterampilan Berkomunikasi dan Interpretasi

1) Pemberian Skor Nilai

35

Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP

SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemberian skor jawaban siswa disesuaikan dengan rubrik penilaian.

Pemberian skor dilakukan dengan membandingkan jawaban soal siswa dengan

rubrik penilaian yang sudah ditentukan. Penskoran jawaban siswa menggunakan

Software Anates Uraian Ver.4.0.7.

Tabel 3.9 Rubrik Skor Penilaian Kemampuan Berkomunikasi Dan Interpretasi

No.

Soal

Indikator Kriteria Skor Skor

Maksimal

1 Memberikan data

empiris hasil

pengamatan praktikum uji

kandungan (pH,

ammonia, glukosa

dan klorida) pada urin dengan tabel

Memberi judul tabel 1 5

Terdapat kolom dan baris 2

Memberi judul kolom 1

Memberi keterangan satuan 1

2 Mengubah bentuk penyajian tabel ke

dalam dalam

bentuk grafik pada

hasil pengamatan praktikum uji pH

dan uji glukosa

pada urin

Memberi judul grafik yang

menunjukkan hubungan

variabel X dan Y

2 7

Membuat kerangka sumbu X

dan Y 1

Terdapat nama kategori yang akan dibuat grafiknya

sepanjang sumbu X dan Y.

2

Terdapat skala sepanjang

sumbu x dan y disertai dengan

penulisan angka-angka yang

berinterval sama dan

memenuhi kisaran data yang

dikumpulkan.

1

Terdapat titik potong /

menghubungkan titik-titik

koordinat antara data pada

sumbu X dengan data pada

sumbu Y.

1

No.

Soal

Indikator Kriteria Skor Skor

Maksimal

3,4 Menjelaskan hasil

pengamatan praktikum uji

amonia dan uji

klorida pada urin

Penjelasan kurang sesuai

dengan hasil pengamatan.

1 3

Penjelasan sesuai dengan hasil pengamatan tetapi

tidak lengkap.

2

36

Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP

SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penjelasan sesuai dengan

hasil pengamatan dan lengkap.

3

8,10 Membaca gambar

proses pembentukan urin

Penjelasan kurang sesuai

dengan gambar.

1 3

Penjelasan sesuai dengan

gambar, tetapi tidak

lengkap.

2

Penjelasan sesuai dengan gambar dan lengkap.

3

5,6 Menghubung-hubungkan hasil

pengamatan

praktikum uji

glukosa dan uji ammonia pada

urin dengan

kesehatan.

Penjelasan kurang sesuai dengan hasil pengamatan.

1 3

Penjelasan sesuai dengan

hasil pengamatan tetapi

tidak lengkap.

2

Penjelasan sesuai dengan

hasil pengamatan dan lengkap.

3

9

Menemukan pola

(pada gambar proses

pembentukan urin)

dalam suatu seri pengamatan.

Penjelasan sama sekali tidak

sesuai dengan informasi yang terdapat pada gambar.

1 3

Penjelasan kurang sesuai

dengan informasi yang

terdapat pada gambar.

2

Penjelasan sesuai dengan

informasi yang terdapat

pada gambar.

3

7,11 Menyimpulkan

hasil pengamatan

praktikum uji urin dan proses

pembentukkan

urin.

Menunjukkan hubungan

antara variabel bebas dan

terikat

2 2

Jumlah Skor Maksimal 37

Jumlah Soal 11

2) Pengolahan Data

37

Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP

SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Purwanto (1984: 102) Pengolahan data mentah menjadi angka persentase.

Rumusnya adalah sebagai berikut :

NP = R

SM X 100

Keterangan :

NP : nilai persen yang dicari atau diharapkan

R : skor mentah yang diperoleh siswa

SM : skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan

100 : bilangan tetap

3) Pengkategorian

Presentase penguasaan KPS menurut Purwanto (2006) sebagai berikut :

Tabel 3.10 Tingkat Penguasaan Siswa

Penguasaan KPS Kategori 86-100 % Sangat baik 76-85 % Baik 60-75 % Cukup 55-59 % Kurang <54 % Kurang sekali

Presentase penguasaan KPS pada Tabel 3.9 digunakan untuk mengetahui

tingkat penguasan KPS siswa pada setiap indikator KPS berkomunikasi dan

interpretasi yang diperoleh dari jumlah skor seluruh siswa dalam bentuk

persentase. Persentase yang diperoleh kemudian disesuaikan dengan Tabel 3.9.

38

Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP

SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Angket

Angket digunakan sebagai penunjang data utama. Jawaban siswa pada angket

akan diolah dengan rumus :

% = Jumlah jawaban siswa

Jumlah seluruh siswaX 100%

Keterangan :

% : nilai presentase

Data hasil pengolahan angket diinterpretasikan sebagai berikut :

Tabel 3.11 Kriteria Presentase Jawaban Angket

Rentang (%) Keterangan

0 Tidak ada

0,1 – 30 Sebagian kecil

31 – 49 Hampir setengahnya

50 Setengahnya

51 – 80 Sebagian besar

81 – 99 Pada umumnya

100 Seluruhnya

(Purwanto, 2006)

39

Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP

SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Alur Penelitian

Merumuskan masalah

Observasi awal ke sekolah

Penyusunan instrumen penelitian berupa RPP, LKS,

pertanyaan KPS berkomunikasi dan interpretasi serta

angket

Menentukan sampel penelitian Validasi instrumen penelitian dengan dosen

pembimbing

Uji coba instrumen Revisi instrumen

Melaksanakan praktikum uji urin

Pemberian pertanyaan KPS berkomunikasi dan interpretasi dan angket penelitian

Mengolah data uji coba instrumen

Analisis data dan pembahasan data

Penarikan kesimpulan

Penulisan laporan penelitian

Tahap Persiapan

Tahap Pelaksanaan

Tahap Akhir

40

Wulandari , 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP

SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian