BAB III METODE PENELITIAN A. 1. -...

18
34 Nissa Tryana Lestari, 2015 PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen atau eksperimen semu. Penelitian eksperimen semu, dilakukan untuk menguji hipotesis tentang ada atau tidaknya pengaruh suatu tindakan bila dibandingkan dengan tindakan lain dengan pengontrolan variabelnya sesuai dengan kondisi yang ada (situasional). Dalam penelitian ini yaitu membandingkan hasil belajar akuntansi siswa antara kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Explicit Instruction dan kelompok kontrol yang tidak menggunakan model pembelajaran Explicit Instruction. 2. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan suatu pedoman dalam proses penelitian yang akan berguna untuk menentukan pola dalam suatu penelitian. Sesuai dengan pengertiannya desain merupakan suatu rancangan/pola. Desain penelitian disini digunakan untuk menentukan pola dalam suatu penelitian yang berisi penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan masalah, tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai rancangan analisis data. Dalam penelitian ini, pendekatan penelitian yang digunakan mengacu pada metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2008:107) “Penelitian eksperimen diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.” Alasan penulis menggunakan metode ini, karena penulis ingin mengetahui apakah ada pengaruh peningkatan hasil belajar siswa antara kelompok

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. 1. -...

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19889/6/S_PEA_0901631_Chapter3.pdf · XI IPS 1 dan XI IPS 2 sama yaitu 37 siswa, dan nilai rata-rata hasil UTS

34

Nissa Tryana Lestari, 2015 PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen atau eksperimen

semu. Penelitian eksperimen semu, dilakukan untuk menguji hipotesis tentang ada

atau tidaknya pengaruh suatu tindakan bila dibandingkan dengan tindakan lain

dengan pengontrolan variabelnya sesuai dengan kondisi yang ada (situasional).

Dalam penelitian ini yaitu membandingkan hasil belajar akuntansi siswa antara

kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Explicit

Instruction dan kelompok kontrol yang tidak menggunakan model pembelajaran

Explicit Instruction.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu pedoman dalam proses penelitian yang

akan berguna untuk menentukan pola dalam suatu penelitian. Sesuai dengan

pengertiannya desain merupakan suatu rancangan/pola. Desain penelitian disini

digunakan untuk menentukan pola dalam suatu penelitian yang berisi penjelasan

secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan

masalah, tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai

rancangan analisis data.

Dalam penelitian ini, pendekatan penelitian yang digunakan mengacu pada

metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2008:107) “Penelitian

eksperimen diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari

pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendalikan.” Alasan penulis menggunakan metode ini, karena penulis ingin

mengetahui apakah ada pengaruh peningkatan hasil belajar siswa antara kelompok

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19889/6/S_PEA_0901631_Chapter3.pdf · XI IPS 1 dan XI IPS 2 sama yaitu 37 siswa, dan nilai rata-rata hasil UTS

35

Nissa Tryana Lestari, 2015 PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

yang diberikan perlakuan model pembelajaran explicit instruction (X) dan

kelompok yang tidak diberikan perlakuan khusus.

Desain penelitian yang digunakan adalah disain eksperimen dengan

metode Quasy Experimental Design, desain ini mempunyai kelompok kontrol,

tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang

mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2010: 112)

Desain eksperimen kuasi yang digunakan adalah Nonequivalent Control

Group Design. Sugiyono (2010: 114) mengemukakan bahwa “desain ini hampir

sama dengan pretest-posttest control group design, hanya ada desain ini

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random”.

Bentuk pola dari nonequivalent control group design adalah sebagai

berikut:

(Sugiyono, 2010 : 114)

Keterangan:

X : Penerapan Model Pembelajaran Explicit Instruction (Treatment)

01 : Pretest Kelompok Eksperimen

02 : Posttest Kelompok Eksperimen

03 : Pretest Kelompok Kontrol

04 : Posttest Kelompok Kontrol

Dalam penelitian ini terdapat kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol yang keduanya diberikan pretest (O1 dan O3) untuk mengetahui

keadaan awal hasil belajar siswa. Selanjutnya kelompok eksperimen diberi

perlakuan Model Pembelajaran Explicit Instruction (X) sementara kelompok

kontrol tidak diberi perlakuan khusus. Kemudian kelas eksperimen dan

kelompok kontrol diberikan posttest (O2 dan O4) untuk mengetahui apakah

03 04

01 X 02

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19889/6/S_PEA_0901631_Chapter3.pdf · XI IPS 1 dan XI IPS 2 sama yaitu 37 siswa, dan nilai rata-rata hasil UTS

36

Nissa Tryana Lestari, 2015 PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

ada perbedaan hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran

explicit instruction.

B. Operasional Variabel

Operasional variabel disini dilakukan untuk membatasi pembahasan pada

fokus penelitian yang akan diawasi saja. Variabel penelitian menurut Sugiyono

(2010: 59) “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk diteliti dan ditarik kesimpulan”.

Dalam penelitian ini, variabel yang akan diteliti adalah hasil belajar, sebab

dalam penelitian ini hanya melibatkan satu variabel yaitu hasil belajar siswa yang

telah diberikan treatment yaitu penerapan model pembelajaran Explicit

Instruction, dimana nantinya akan di bandingkan dengan hasil belajar siswa yang

tidak diberikan treatment. Berikut disajikan dalam bentuk tabel.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel

Penelitian

Konsep Teoritis Indikator Skala

Hasil Belajar Hasil belajar adalah hasil yang

diperoleh berupa kesan-kesan

yang mengakibatkan perubahan

dalam individu sebagai hasil dari

aktivitas dalam belajar.

(Djamarah dan Zain, 2002: 80)

Nilai rata-

rata pre-test

dan post-test

Siswa

setelah

diberikan

treatment.

Interval

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi menurut Ary, dkk dalam (Sukardi, 2013: 53) “Population is

all members of well difined class of people, events or objects”. Menurut

Arikunto (2010:173) “populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian”.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19889/6/S_PEA_0901631_Chapter3.pdf · XI IPS 1 dan XI IPS 2 sama yaitu 37 siswa, dan nilai rata-rata hasil UTS

37

Nissa Tryana Lestari, 2015 PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pengertian populasi tersebut, maka yang akan menjadi

populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS di SMA N

Jatinangor yaitu XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3 dan XI IPS 4.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2004: 56). Untuk menentukan jumlah

sampel, pada dasarnya ada dua jenis teknik sampling yang dapat digunakan

yaitu probability sampling dan non probability sampling. Namun pada

penelitian ini, penulis menggunakan teknik non probability sampling yaitu

Purposive Sampling dimana teknik penentuan sampel dilakukan dengan

pertimbangan tertentu. Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa pada kelas XI

IPS 1 dan kelas XI IPS 2. Sampel ini diambil karena jumlah siswa pada kelas

XI IPS 1 dan XI IPS 2 sama yaitu 37 siswa, dan nilai rata-rata hasil UTS pada

kedua kelas tersebut juga tidak jauh berbeda, selain itu guru akuntansi di

SMAN Jatinangor merekomendasikan kelas XI IPS 1 dan kelas XI IPS 2

untuk dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada penelitian ini, kelas

XI IPS 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPS 2 sebagai kelas kontrol.

D. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Reksoatmodjo (2009: 13) “pengumpulan data mencakup upaya

menyederhanakan dan menyusun data ke dalam bentuk-bentuk yang mudah

dipahami”. Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tes. Teknik tes

dalam penelitian ini berupa soal uraian yang diberikan kepada siswa untuk

mengetahui sejauh mana pemahaman materi akuntansinya.

Menurut Arikunto (2009:53) “tes merupakan alat atau prosedur yang

digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara

dan aturan-aturan yang sudah ditentukan”. Dalam penelitian ini, penulis

melakukan dua kali tes, yaitu Pretest dan Posttest.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19889/6/S_PEA_0901631_Chapter3.pdf · XI IPS 1 dan XI IPS 2 sama yaitu 37 siswa, dan nilai rata-rata hasil UTS

38

Nissa Tryana Lestari, 2015 PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1) Pretest atau tes awal adalah tes awal yang dilakukan peneliti dengan

tujuan untuk mengetahui dan mengukur kemampuan awal siswa pada

kelas yang akan diberikan treatment dan kelas yang tidak diberikan

treatment

2) Posttest atau tes akhir dilakukan pada akhir penelitian dengan tujuan

untuk mengetahui dan mengukurkemampuan siswa pada kelas yang

menerapkan model pembelajaran Explicit Instruction dengan kelas yang

tidak menerapkan model pembelajaran Explicit Instruction.

E. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

1. Analisis Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, dilakukan dengan

menggunakan instrumen tes. Posttest dilakukan setelah materi tentang kertas

kerja dalam siklus akuntansi perusahaan jasa telah selesai disampaikan. Skor

perkembangan individu diperoleh dari perbandingan antara skor awal

(pretest) dengan skor yang diperoleh siswa setelah diadakan pembelajaran

dengan menerapkan model pembelajaran Explicit Instruction (posttest).

Adapun alur penelitian sebagai berikut:

a) Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti melakukan:

1. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen

yaitu pada kelas XI IPS 1 yang terdiri dari 36 siswa dan kelas kontrol

yaitu pada kelas XI IPS 2 yang terdiri dari 36 siswa. Karena menurut

pertimbangan dari guru mata pelajaran akuntansi bahwa kedua kelas

tersebut memiliki karakteristik yang hampir sama terutama dalam

hal kemampuan.

2. Mengadakan konsultasi dan pengarahan/informasi kepada guru mata

pelajaran akuntansi yaitu Ibu Wetty Arnani mengenai model

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19889/6/S_PEA_0901631_Chapter3.pdf · XI IPS 1 dan XI IPS 2 sama yaitu 37 siswa, dan nilai rata-rata hasil UTS

39

Nissa Tryana Lestari, 2015 PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

pebelajaran Explicit Instruction yang akan diteliti untuk

mempermudah dan membantu dalam penelitian karena posisi

peneliti sebagai observer.

3. Kelas eksperimen diberi Treatment (X) berupa model pembelajaran

Explicit Instruction sedangkan kelas kontrol tidak diberikan

Treatment.

4. menyusun perangkat pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) untuk diterapkan pada kelas eksperimen

(terlampir)

5. menyusun soal Pretest dan Posttest untuk mengukur hasil belajar

siswa.

b) Tahap Pelaksanaan

Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah sebagai

berikut:

1. Melakukan uji coba instrumen penelitian berupa tes uraian

2. Melaksanakan pretest pada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

3. Memberikan treatment pada kelas eksperimen dengan menerapkan

model pembelajaran Explicit Instruction.

4. Melaksanakan posttest pada siswa kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

c) Tahap Uji Instrumen

Sebelum melakukan analisis data, terlebih dahulu akan dilakukan

pengujian instrumen penelitian untuk menghindari dihasilkannya data

yang tidak valid. Analisis instrumen yang akan dilakukan terhadap item

soal uji coba yaitu validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat

kesukaran. Berikut merupakan analisis item soal uji coba tersebut:

1) Uji Reliabilitas

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19889/6/S_PEA_0901631_Chapter3.pdf · XI IPS 1 dan XI IPS 2 sama yaitu 37 siswa, dan nilai rata-rata hasil UTS

40

Nissa Tryana Lestari, 2015 PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Menurut Reksoatmodjo (2009: 187) “reliabilitas berkaitan dengan

konsistensi atau kestabilan hasil pengukuran yang diperoleh dari subjek

yang sama ketika dites ulang dengan menggunakan tes yang identik atau

ekuivalen”. Pengertian dari reliabilitas menurut Guilford dan Fruchter

dalam (Reksoatmodjo, 2009: 188) mendefinisikan reliabilitas sebagai “....

the proportionof the variance that is true variance.” Reliabilitas adalah

proporsi dari varians yang merupakan varians yang sebenarnya.

Untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini, penulis

menggunakan teknik metode split-half reliability. Hasil tes dipisahkan ke

dalam dua kelompok. Lazimnya pemisahan dilakukan antara butir-butir

nomor ganjil dan butir-butir nomor genap. Kemudian skor kedua

kelompok kuesioner dari setiap responden dikorelasikan. Dengan cara ini

dimungkinkan untuk menentukan, apakah kedua parubahan itu mengukur

karakteristik yang sama atau tidak. Untuk menghitung reliabilitas

keseluruhan perangkat tes (r2), koefisien korelasi pertama (r1)

didistribusikan ke dalam rumus Spearman-Brown menurut Tuckmn

dalam (Reksoatmodjo, 2009: 192) seperti di bawah ini:

𝑟2 = 𝑛. 𝑟1

1 + 𝑛 − 1 𝑟1

Di mana r2 = koefisien reliabilitas terkoreksi, r1 koefisien

reliabilitas tak terkorelasi, dan n = 2. Dalam beberapa literatur rumus

ditulis sebagai berikut

𝑟11 = 2𝑟1

2 1

2

(1 + 𝑟12

12

)

(Arikunto, 2009:95)

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19889/6/S_PEA_0901631_Chapter3.pdf · XI IPS 1 dan XI IPS 2 sama yaitu 37 siswa, dan nilai rata-rata hasil UTS

41

Nissa Tryana Lestari, 2015 PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Berikut hasil pengujian instrumen untuk reliabilitas soal dengan

menggunakan Anates V4 adalah sebagai berikut:

Tabel Hasil Uji Reliabilitas Soal

Rata-rata : 79,22 Korelasi XY : 0,89

Simpangan Baku : 10,43 Reliabilitas Tes : 0,94

Tabel 3.2

Hasil Uji Reliabilitas Soal

No. Urut

No. Subyek

Skor Ganjil

Skor Genap

Total

1 1 38 28 66

2 2 43 33 76

3 3 43 32 75

4 4 39 29 68

5 5 44 34 78

6 6 38 23 61

7 7 35 27 62

8 8 49 37 86

9 9 38 32 70

10 10 47 36 83

11 11 43 31 74

No. Urut

No. Subyek

Skor Ganjil

Skor Genap

Total

12 12 50 39 89

13 13 43 37 80

14 14 46 37 83

15 15 28 26 54

16 16 44 33 77

17 17 47 37 84

18 18 46 35 81

19 19 50 38 88

20 20 42 33 75

21 21 52 40 92

22 22 44 35 79

23 23 56 44 100

24 24 49 39 88

25 25 49 38 87

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19889/6/S_PEA_0901631_Chapter3.pdf · XI IPS 1 dan XI IPS 2 sama yaitu 37 siswa, dan nilai rata-rata hasil UTS

42

Nissa Tryana Lestari, 2015 PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

26 26 51 42 93

27 27 47 38 85

28 28 53 40 93

29 29 39 31 70

30 30 42 32 74

31 31 46 29 75

32 32 50 39 89

Sumber data diolah anates V4

Berdasarkan tabel 3.2, perhitungan reliabilitas dilakukan dengan

cara membandingkan antara 𝑟𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan r𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . Hasil perhitungan

reliabilitas soal menunjukan 𝑟𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 0,94 sedangkan r𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar

0,349dengan taraf signifikan 5%, ini berarti soal tersebut reliabel karena

r11 > r𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,94 > 0,349.

2) Uji Validitas

Menurut Gay dalam (Sukardi, 2013: 121) “Suatu instrumen

dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang

hendak diukur”. Validitas suatu tes menggambarkan sejauh mana tes

tersebut mengukur apa yang ingin diukur. Pengujian Validitas butir soal

dilakukan dengan menggunakan software Anates V4.Instrumen

dinyatakan valid apabila r𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > r𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan tingkat signifikansi

0,05. Sebaliknya jika r𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ r𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka instrumen dinyatakan tidak

valid. Hasil uji validitas pada tabel 3.3 berikut ini:

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Soal

Jumlah Subyek : 32 Butir Soal : 10

No Item Korelasi ( df = n – 2 ) α = 0,05 r𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Keterangan

1

2

0,664

0,643

0,349

0,349

Valid

Valid

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19889/6/S_PEA_0901631_Chapter3.pdf · XI IPS 1 dan XI IPS 2 sama yaitu 37 siswa, dan nilai rata-rata hasil UTS

43

Nissa Tryana Lestari, 2015 PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

3

4

5

6

7

8

9

10

0,743

0,601

0,735

0,373

0,510

0,526

0,856

0,831

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

( Sumber : Hasil perhitungan anates, disesuaikan )

Setelah dilakukan uji instrumen, dari 10 butir soal uraian yang

diujikan menunjukkan 10 soal layak untuk dijadikan instrumen

penelitian. Dari hasil uji validitas soal tersebut menunjukkan seluruh soal

layak untuk dijadikan instrumen penelitian dan layak diberikan pada pre-

test dan post-test. Karena memiliki tingkat signifikansi diatas 0,349 (

untuk df 32 dan α = 0,05 ).

3) Tingkat Kesukaran

Indeks kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan

yang menunjukan sukar dan mudahnya susuatu soal. (Arikunto,

2010:217).

Bilangan tersebut adalah bilangan real pada interval 0,00 sampai

dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran mendekati 0,00 berarti butir

soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya soal dengan indeks kesukaran 1,00

berarti soal tersebut terlalu mudah. Rumus untuk menentukan indeks

kesukaran butir soal, yaitu:

JS

BP (Arikunto,2010:208)

Keterangan:

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19889/6/S_PEA_0901631_Chapter3.pdf · XI IPS 1 dan XI IPS 2 sama yaitu 37 siswa, dan nilai rata-rata hasil UTS

44

Nissa Tryana Lestari, 2015 PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Tabel 3.4

Klasifikasi Indeks Kesukaran

Tingkat Kesukaran Kriteria

D : 0,00 - 0,30 Sukar

D : 0,30 - 0,70 Sedang

D : 0,70 - 1,00 Mudah

(Arikunto, 2008:210)

Adapun hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal yang

diujikan, adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian

No. Soal Tingkat kesukaran (%) Tafsiran

1 83,33 Mudah

2 82,41 Mudah

3 82,41 Mudah

4 85,71 Mudah

5 69,84 Sedang

6 85,56 Mudah

No. Soal Tingkat Kesukaran (%) Tafsiran

7 80,95 Mudah

8 61,11 Sedang

9 79,81 Mudah

10 77,22 Mudah

(Sumber : Hasil Perhitungan anates data diolah)

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19889/6/S_PEA_0901631_Chapter3.pdf · XI IPS 1 dan XI IPS 2 sama yaitu 37 siswa, dan nilai rata-rata hasil UTS

45

Nissa Tryana Lestari, 2015 PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4) Uji Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk

membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan

siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). (Arikunto, 2010:211)

Rumus untuk menentukan daya pembeda adalah:

𝐷 =𝐵𝐴

𝐽𝐴−

𝐵𝐵

𝐽𝐵= 𝑃𝐴−𝑃𝐵

(Arikunto,2010:213)

Keterangan:

J = Jumlah peserta tes

JA = Banyaknya peserta kelompok atas

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan

benar

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu

dengan benar

PA = Proporsi peserta kelompok atasyang menjawab benar

PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Tabel 3.6

Klasifikasi Indeks Daya Pembeda

Daya Pembeda Kriteria

D : 0,00 - 0,20 Jelek

D : 0,20 - 0,40 Cukup

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19889/6/S_PEA_0901631_Chapter3.pdf · XI IPS 1 dan XI IPS 2 sama yaitu 37 siswa, dan nilai rata-rata hasil UTS

46

Nissa Tryana Lestari, 2015 PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

D : 0,40 - 0,70 Baik

D : 0,70 - 1,00 Baik Sekali

D : negatif Semuanya tidak baik

(Arikunto 2010:218)

Adapun hasil perhitungan daya pembeda butir soal yang diujikan

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7

Daya Pembeda Instrumen Penelitian

No. Soal Indeks DP (%) Klasifikasi

1 0,46 Baik

2 0,52 Baik

3 0,52 Baik

4 0,46 Baik

5 0,57 Baik

6 0,23 Cukup

7 0,28 Cukup

8 0,27 Cukup

9 0,49 Baik

10 0,51 Baik

(Sumber : Hasil perhitungan anates)

2. Pengujian Hipotesis

a) Uji Normalitas

Sebelum melakukan pengolahan data untuk pengujian hipotesis, terlebih

dahulu dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah data yang akan diuji

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan Uji Chi Kuadrat.

Adapun langkah-langkah pengujian normalitas data dengan Chi Kuadrat

adalah sebagai berikut:

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19889/6/S_PEA_0901631_Chapter3.pdf · XI IPS 1 dan XI IPS 2 sama yaitu 37 siswa, dan nilai rata-rata hasil UTS

47

Nissa Tryana Lestari, 2015 PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1) Menentukan skor besar dan kecil

2) Menentukan rentangan (R)

R = skor terbesar – skor terkecil

(Riduwan, 2012:188)

3) Menentukan banyaknya kelas (BK)

BK = 1 + 3,3 Log n (Rumus Sturgess)

(Riduwan, 2012:188)

4) Menentukan panjang kelas (i)

𝑖 =𝑅

𝐵𝐾

(Riduwan, 2012:188)

5) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, sekaligus tabel penolong

untuk menghitung harga Chi Kuadrat hitung.

Tabel 3.8

Tabel penolong

Interval f0 fh f0 - fh (f0 - fh) 𝑓0 − 𝑓𝑕

2

𝑓𝑕

Jumlah

(Sugiyono, 2008:78)

𝑓0 = frekuensi/jumlah data hasil observasi

𝑓𝑕 = frekuensi/jumlah yang diharapkan

𝑓0 − 𝑓𝑕 = selisih data f0 dan fh

6) Menentukan rata-rata atau mean (𝑥 )

𝑥 = 𝑓𝑥𝑖

𝑛

(Riduwan, 2012:188)

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19889/6/S_PEA_0901631_Chapter3.pdf · XI IPS 1 dan XI IPS 2 sama yaitu 37 siswa, dan nilai rata-rata hasil UTS

48

Nissa Tryana Lestari, 2015 PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

7) Menentukan simpangan baku (S)

𝑆 = 𝑛 𝑓𝑥𝑖

2 − 𝑓𝑥𝑖 2

𝑛(𝑛 − 1)

(Riduwan, 2012:188)

8) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan jalan

a. Menentukan batas kelas, yaitu skor kiri kelas interval pertama

dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor kanan kelas interval ditambah

0,5

b. Mencari nilai Z-Score untuk batas kelas interval dengan rumus:

Z = Batas Kelas − X

S

c. Mencari luas 0-Z dari tabel Kurve Normal dari 0-Z dengan

menggunakan angka-angka untuk batas kelas

d. Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-

angka 0-Z, yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka

beris kedua dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya.

e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas

tiap interval dengan jumlah responden

Tabel pembantu yang dibuat sebagai berikut:

No Batas

Kelas 𝒁 Luas 0-Z Luas Tiap Kelas Interval fe Fo

(Riduwan, 2012:189-190)

f. Mencari Chi Kuadrat (𝜒2𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

) dengan rumus:

𝜒2 = (𝑓𝑜 − 𝑓𝑒)2

𝑓𝑒

𝑘

𝑖=1

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19889/6/S_PEA_0901631_Chapter3.pdf · XI IPS 1 dan XI IPS 2 sama yaitu 37 siswa, dan nilai rata-rata hasil UTS

49

Nissa Tryana Lestari, 2015 PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

(Riduwan, 2012:190)

9) Membandingkan 𝜒2𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

dan 𝜒2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

𝜒2𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

dan 𝜒2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

dengan 𝛼 = 0,05 dengan derajat kebebasan dk = n-

1.

𝜒2𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

≥ 𝜒2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

maka distribusi data tidak normal

𝜒2𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

≤ 𝜒2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

maka distribusi data normal

(Riduwan, 2012:191)

b) Uji t

Dari perhitungan uji normalitas data, jika𝜒2𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

≤ 𝜒2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

yang berarti

bahwa data berdistribusi data normal maka perlu dilakukan uji t. Uji yang

digunakan adalah uji t dua sampel. Tujuan dari uji t ini adalah untuk

membandingkan (membedakan) apakah dua data (variabel) tersebut sama atau

berbeda. Pada penelitian ini uji t digunakan untuk melihat perbedaan nilai hasil tes

pada kelas eksperimen dan pada kelas kontrol. Langkah-langkahnya sebagai

berikut:

1. Hipotesis (𝐻𝑎𝑑𝑎𝑛𝐻0) dalam uraian kalimat

𝐻0 :𝜇1 = 𝜇2Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa di kelas yang

menggunakan model pembelajaran explicit instruction dan di kelas yang

tidak menggunakan model explicit instruction.

𝐻𝑎 : 𝜇1 ≠ 𝜇2 Terdapat perbedaan hasil belajar siswa di kelas yang

menggunakan model pembelajaran explicit instruction dan di kelas yang

tidak menggunakan model pembelajaran explicit instruction.

2. Menghitung nilai rata-rata, standar deviasi

a. Nilai rata-rata

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19889/6/S_PEA_0901631_Chapter3.pdf · XI IPS 1 dan XI IPS 2 sama yaitu 37 siswa, dan nilai rata-rata hasil UTS

50

Nissa Tryana Lestari, 2015 PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

𝑥 = 𝑋

𝑛

(Riduwan,2012:209)

b. Standar Deviasi

𝑆 = 𝑋2 −

𝑋 2

𝑛𝑛 − 1

(Riduwan,2012:209)

3. Mencari 𝑡𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan rumus:

𝑡𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑥 1 − 𝑥 2

𝑆1

2

𝑛1+

𝑆22

𝑛2− 2. 𝑟.

𝑆1

𝑛1 +

𝑆2

𝑛2

(Riduwan,2012:214)

Keterangan:

r = Nilai korelasi 𝑥1dengan𝑥2

𝑛1 𝑑𝑎𝑛𝑛2 = Jumlah sampel

𝑥 1 = rata-rata sampel 1

𝑥 2 = rata-rata sampel 2

𝑆1 = Standar deviasi sampel ke-1

𝑆2 = Standar deviasi sampel ke-2

𝑆12 = Varians sampel ke-1

𝑆22 = Varians sampel ke-1

4. Mencari nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan ketentuan:

Taraf signifikansi α = 0,05, db = 𝑛1 + 𝑛2 − 2.

5. Menentukkan kriteria pengujian

Kriteria pengujian dua pihak

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19889/6/S_PEA_0901631_Chapter3.pdf · XI IPS 1 dan XI IPS 2 sama yaitu 37 siswa, dan nilai rata-rata hasil UTS

51

Nissa Tryana Lestari, 2015 PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Jika −𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ≤ 𝑡𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ +𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻0 diterima dan 𝐻𝑎 ditolak.

Membandingkan antara 𝑡𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

6. Kesimpulan