BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/20320/6/T_PD_1303022_Chapter...

20
DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Bantarjati 9, yang beralamat di Jalan Dalurung No. 20 Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor. Jumlah tenaga pendidik sebanyak 13 orang guru yang terdiri dari 9 Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 4 guru honorer, selain itu ada juga seorang TU/operator sekolah dan seorang penjaga sekolah. Di sekolah ini terdapat sepuluh rombel kelas yang digunakan untuk proses pembelajaran. Alasan melakukan penelitian di SD tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut: a) SD Negeri Bantarjati 9 Kota Bogor merupakan SD yang belum menerapkan model Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran IPS. b) Guru-guru di SD Negeri Bantarjati 9 Kota Bogor ingin mengetahui proses pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL). c) Guru-guru di SD Negeri Bantarjati 9 Kota Bogor belum pernah melakukan tindakan secara khusus terhadap kemampuan perspektif global. 2. Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI yang berjumlah 72, terdiri dari kelas VI A dan VI B. Kelas VI A berjumlah 36, sebagai kelas kontrol dan kelas VI B berjumlah 36, sebagai kelas eksperimen. Alasan melakukan penelitian di kelas tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut: a. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada observasi awal, terlihat bahwa motivasi belajar siswa saat pembelajaran IPS masih rendah.

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/20320/6/T_PD_1303022_Chapter...

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/20320/6/T_PD_1303022_Chapter 3.pdfdita destiana, 2015 pengaruh model problem based learning terhadap kemampuan

DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN Bantarjati 9, yang beralamat di

Jalan Dalurung No. 20 Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor. Jumlah

tenaga pendidik sebanyak 13 orang guru yang terdiri dari 9 Pegawai

Negeri Sipil (PNS) dan 4 guru honorer, selain itu ada juga seorang

TU/operator sekolah dan seorang penjaga sekolah. Di sekolah ini

terdapat sepuluh rombel kelas yang digunakan untuk proses

pembelajaran.

Alasan melakukan penelitian di SD tersebut dapat disebabkan oleh

beberapa hal berikut:

a) SD Negeri Bantarjati 9 Kota Bogor merupakan SD yang belum

menerapkan model Problem Based Learning (PBL) dalam

pembelajaran IPS.

b) Guru-guru di SD Negeri Bantarjati 9 Kota Bogor ingin mengetahui

proses pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based

Learning (PBL).

c) Guru-guru di SD Negeri Bantarjati 9 Kota Bogor belum pernah

melakukan tindakan secara khusus terhadap kemampuan perspektif

global.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

VI yang berjumlah 72, terdiri dari kelas VI A dan VI B. Kelas VI A

berjumlah 36, sebagai kelas kontrol dan kelas VI B berjumlah 36, sebagai

kelas eksperimen.

Alasan melakukan penelitian di kelas tersebut dapat disebabkan

oleh beberapa hal berikut:

a. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada observasi awal, terlihat

bahwa motivasi belajar siswa saat pembelajaran IPS masih rendah.

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/20320/6/T_PD_1303022_Chapter 3.pdfdita destiana, 2015 pengaruh model problem based learning terhadap kemampuan

DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

40

b. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada observasi awal, guru-

guru di SD Negeri Bantarjati Kota Bogor khususnya di kelas VI

kurang memperhatikan pentingnya kemampuan perspektif global.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan metode eksperimen kuasi. Metode ini digunakan untuk

mengetahui pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap

kemampuan perspektif global, antara yang mendapat model Problem Based

Learning (PBL) dengan siswa yang mendapat pembelajaran dengan metode

ceramah.

Creswell (2008: 299) mengemukakan pendapatnya bahwa penelitian

eksperimen dilakukan ketika kita ingin membangun kemungkinan penyebab

dan akibat antara variabel bebas dan terikat, dalam penelitian ini, variabel

bebasnya adalah model Problem Based Learning (PBL) dan variabel

terikatnya adalah kemampuan perspektif global. Desain penelitian

eksperimen kuasi bentuk nonequivalent groups pretest-posttets design ini

dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

1 2

1 2

Nonequivalent Groups Pretest-Posttets Design

(Fraenkel and Wallen, 2007: 278)

Keterangan:

A : Kelas Eksperimen

B : Kelas Kontrol

X1 : Pembelajaran dengan perlakuan model Problem Based Learning

untuk kelas eksperimen

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/20320/6/T_PD_1303022_Chapter 3.pdfdita destiana, 2015 pengaruh model problem based learning terhadap kemampuan

DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

41

X2 : Pembelajaran dengan perlakuan menggunakan metode ceramah

untuk kelas kontrol

O1 : Pre test (tes awal sebelum perlakuan)

O2 : Post test (tes akhir sesudah perlakuan

Dimana dilakukan tes awal (pre test) terhadap kelompok

ekperimen dan kontrol tersebut berupa soal tes kemampuan perspektif

global. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan

model Problem Based Learning (PBL) dan pada kelas kontrol dengan

pembelajaran metode ceramah. Setelah kedua kelompok mendapat

perlakuan dalam pembelajaran, maka diakhiri dengan pemberian tes akhir

(post test) terhadap kedua kelompok siswa berupa soal tes. Perangkat soal

tes awal dan akhir menggunakan perangkat tes yang sama.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan

metode eksperimen semu (quasy experiment), menurut Samad (2009),

menyatakan bahwa: “Quasi experiment menggunakan seluruh subjek dalam

kelompok belajar untuk diberikan perlakuan (treatment), bukan menggunakan

subjek yang diambil secara acak.” Sejalan dengan itu, Darmadi (2011: 36),

menyatakan bahwa: “Quasi arti lain dari semu. Penelitian kuasi eksperimen

dapat diartikan sebagai penelitian eksperimen atau eksperimen semu.”

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode ini bertujuan untuk

memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang telah

diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak

memungkinkan untuk mengontrol dan memanipulasi semua variabel yang

relevan.

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan interpretasi, berikut diuraikan definisi

oprasional yang digunakan dan berkaitan dengan penelitian yang

dikembangkan.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/20320/6/T_PD_1303022_Chapter 3.pdfdita destiana, 2015 pengaruh model problem based learning terhadap kemampuan

DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

42

1. Model Problem Based Learning (PBL)

Model Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model

pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada

siswa, menghadapkan siswa pada masalah dunia nyata (real world) untuk

memulai pembelajaran, membuat mereka mahir dalam memecahkan

masalah, memiliki strategi belajar sendiri dan kecakapan berpartisipasi

dalam tim. Adapun langkah-langkah yang dimaksud adalah 1) Orientasi

siswa kepada masalah, 2) Mengorganisasikan siswa untuk belajar; 3)

Membimbing penyelidikan individual dan kelompok; 4) Mengembangkan

dan menyajikan hasil karya; 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah.

2. Kemampuan Perspektif Global

Kemampuan perspektif global adalah kemampuan siswa

memandang dunia dengan menekankan pada saling keterkaitan

antarbudaya, umat manusia dan kondisi planet bumi. Indikatornya terdiri

dari: 1) memahami masalah global; 2) memahami keadaan Sumber Daya

Alam; 3) mengenal budaya antar daerah; 4) mengetahui perubahan yang

diharapkan dalam pembangunan ekonomi; 5) menentukan sikap dalam

menjaga kelestarian lingkungan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dibuat dari variabel-variabel penelitian yang

ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi

operasional dan selanjutnya ditentukan indikator-indikator yang akan diukur.

Dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau

pernyataan. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan

instrument, kemudian dikembangkan melalui beberapa tahap, yaitu tahap

pembuatan instrumen, tahap penyaringan dan tahap uji coba instrumen untuk

digunakan dalam meneliti kemampuan perspektif global. Instrumen penelitian

dalam pengumpulan data dengan menggunakan beberapa instrumen yaitu tes,

angket dan observasi.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/20320/6/T_PD_1303022_Chapter 3.pdfdita destiana, 2015 pengaruh model problem based learning terhadap kemampuan

DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

43

1. Instrumen Tes Kemampuan Perspektif Global

Instrumen ini digunakan untuk mengukur kemampuan perspektif

global siswa. Instrumen ini disajikan dalam bentuk tes non objektif berupa

uraian bebas. Setelah kisi-kisi yang mencakup variable, indikator yang

diukur dan skor penilaian selesai disusun, selanjutnya akan disusun soal

serta kunci jawaban untuk masing-masing soal. Adapun pedoman

penskoran yang digunakan untuk mengukur kemampuan perspektif global

dalam soal uraian bebas adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Kemampuan Perspektif Global

Aspek Skor Kriteria

Jawaban

No. Soal

Memahami

masalah global

0 Jika salah menginterpretasikan atau salah sama sekali

1, 2, 3

1 Jika dapat menginterpretasikan sebagian dengan

benar tanpa alasan

2 Jika dapat menginterpretasikan yang benar dan

memberikan alasan

3 Jika menginterpretasikan masalah global dengan

lengkap

Memahami

keadaan Sumber

Daya Alam

0 Jika salah menginterpretasikan atau salah sama sekali

4, 5

1 Jika dapat menginterpretasikan sebagian dengan

benar tanpa alasan

2 Jika dapat menginterpretasikan yang benar dan

memberikan alasan

3 Jika menginterpretasikan masalah global dengan

lengkap

Mengenal

budaya antar

daerah

0 Jika salah menginterpretasikan atau salah sama sekali

8, 9, 10,

11

1 Jika dapat menginterpretasikan sebagian dengan

benar tanpa alasan

2 Jika dapat menginterpretasikan yang benar dan

memberikan alasan

3 Jika menginterpretasikan masalah global dengan

lengkap

Mengetahui

perubahan yang

diharapkan

dalam

pembangunan

ekonomi

0 Jika salah menginterpretasikan atau salah sama sekali

6, 7

1 Jika dapat menginterpretasikan sebagian dengan

benar tanpa alasan

2 Jika dapat menginterpretasikan yang benar dan

memberikan alasan

3 Jika menginterpretasikan masalah global dengan

lengkap

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/20320/6/T_PD_1303022_Chapter 3.pdfdita destiana, 2015 pengaruh model problem based learning terhadap kemampuan

DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

44

Lanjutan Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Kemampuan Perspektif Global

Aspek Skor Kriteria

Jawaban

No. Soal

Menentukan

sikap dalam

menjaga

kelestarian

lingkungan

0 Jika salah menginterpretasikan atau salah sama sekali

12, 13, 14,

15

1 Jika dapat menginterpretasikan sebagian dengan

benar tanpa alasan

2 Jika dapat menginterpretasikan yang benar dan

memberikan alasan

3 Jika menginterpretasikan masalah global dengan

lengkap

Setelah data dari uji coba terkumpul, kemudian dilakukan

penganalisisan data untuk mengetahui tingkat validitas dan realibilitas

butir soal, yang dimaksudkan untuk mengetahui baik atau tidak instrumen

yang akan digunakan. Adapun langkah-langkah selanjutnya yang

dilakukan dalam menganalisis instrumen tersebut sebagai berikut di bawah

ini.

a. Analisis Validitas Butir Soal

Validitas adalah tingkat ketepatan dan kesahihan alat ukur

yang digunakan. Instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat

ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur (Sugiyono,

2004: 137). Dengan demikian, instrumen yang valid merupakan

instrumen yang benar-benar tepat untuk mengukur apa yang hendak di

ukur.

Untuk menentukan validitas butir soal digunakan rumus

koefisien korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson

dan perhitungannya dibantu dengan program SPSS ver.

20 for windows. Berikut adalah tabel interpretasi besarnya koefisiensi

korelasi.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/20320/6/T_PD_1303022_Chapter 3.pdfdita destiana, 2015 pengaruh model problem based learning terhadap kemampuan

DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

45

Tabel 3.3 Kriteria Validitas Item Instrumen

(Sugiono, 2013)

Berikut adalah hasil validitas butir soal dari uji coba intrumen

tes kemampuan perspektif global siswa.

Tabel 3.4 Analisis Validitas Butir Soal Kemampuan

Perspektif Global

No.

Soal

Koefisien

(rxy) (rtabel) Validiitas Item Kesimpulan

1 0.590 0,329 Valid Dipakai

2 0.513 0,329 Valid Dipakai

3 0.496 0,329 Valid Dipakai

4 0.038 0,329 Tidak valid Diperbaiki

5 0.330 0,329 Valid Dipakai

6 0.780 0,329 Valid Dipakai

7 -0.114 0,329 Tidak valid Diperbaiki

8 0.617 0,329 Valid Dipakai

9 0.769 0,329 Valid Dipakai

10 0.817 0,329 Valid Dipakai

11 0.862 0,329 Valid Dipakai

12 0.863 0,329 Valid Dipakai

13 0.862 0,329 Valid Dipakai

14 0,817 0,329 Valid Dipakai

15 0,220 0,329 Tidak Valid Diperbaiki

(Sumber: Perhitungan dengan menggunakan Program SPSS ver. 20)

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,000-0,199 Sangat Rendah

0,200-0,399 Rendah

0,400-0,599 Sedang

0,400-0,799 Kuat

0,800-1,000 Sangat Kuat

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/20320/6/T_PD_1303022_Chapter 3.pdfdita destiana, 2015 pengaruh model problem based learning terhadap kemampuan

DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

46

b. Analisis Reliabilitas Tes

Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen

yang dalam hal ini tes dapat digunakan lebih dari satu kali, paling

tidak oleh responden yang sama akan menghasilkan data yang

konsisten. Dengan kata lain, reliabilitas instrumen mencirikan tingkat

konsistensi. Jadi, pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengukur

ketetapan siswa dalam menjawab tes tersebut. Semakin tinggi

reliabilitas suatu tes, semakin baik tes tersebut. Reliabilitas instrumen

dalam penelitian ini juga dihitung dengan menggunakan program

SPSS versi 20. Berikut adalah tabel yang menunjukkan interpretasi

besarnya koefisien korelasi untuk menenentukan tingkat reliabilitas

suatu instrumen.

Tabel 3.5 Klasifikasi Reliabilitas Tes

Koefisien Korelasi Interpretasi

0,000 – 0,200 Derajat reliabilitas sangat Rendah

0,200 – 0,400 Derajat reliabilitas rendah

0,400 – 0,600 Derajat reliabilitas sedang

0,600 – 0,800 Derajat reliabilitas tinggi

0,800 – 1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi

(Sumber: Sugiyono, 2009)

Setelah menginput data hasil uji coba soal pada program SPSS

versi 20, didapatkan rhitung atau rata-rata hitung dari semua soal

sebesar 0,854. Jika dilihat pada tabel interpretasi, instrumen sudah

memenuhi kriteria reliabilitas “sangat tinggi”. Artinya derajat

ketetapan (reliabilitas) tes tersebut akan memberikan hasil yang relatif

sama jika diteskan kembali kepada subjek yang sama pada waktu

yang berbeda. Dengan kata lain instrumen yang telah disusun untuk

penelitian ini memenuhi syarat.

c. Analisis Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk

membedakan antara siswa yang berada pada kelompok atas dengan

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/20320/6/T_PD_1303022_Chapter 3.pdfdita destiana, 2015 pengaruh model problem based learning terhadap kemampuan

DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

47

siswa yang berada pada kelompok bawah. Untuk menghitung daya

pembeda dilakukan dengan program microsoft execl, sedangkan

rumus yang digunakan merujuk pada Arikunto (2001) sebagai berikut.

Keterangan:

J : Jumlah peserta tes

JA : Banyaknya siswa kelompok atas

JB : Banyaknya siswa kelompok bawah

BA : Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab soal itu

dengan benar

BB : Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab soal

itu dengan benar

PA =

: Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal

dengan benar

PA =

: Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal

dengan benar

Kriteria daya pembeda butir soal yang digunakan diuraikan

pada tabel 3.7 berikut ini.

Tabel 3.6 Kriteria Daya Pembeda Butir Soal

Daya Pembeda (DP) Interpretasi

0,70 < DP 1,00 Sangat Baik

0,40 < DP 0,70 Baik

0,20 < DP 0,40 Cukup

0,00 < DP 0,20 Jelek

DP 0,00 Sangat Jelek

DP =

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/20320/6/T_PD_1303022_Chapter 3.pdfdita destiana, 2015 pengaruh model problem based learning terhadap kemampuan

DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

48

Berdasarkan hasil perhitungan, daya pembeda untuk setiap

soal disajikan dalam Tabel 3.7 berikut ini.

Tabel 3.7 Hasil Analisis Daya Pembeda Uji Coba Tes

Kemampuan Perspektif Global

No.

Soal

Daya Pembeda Interpretasi

1 0.23 Cukup

2 0.37 Cukup

3 0.27 Cukup

4 0.70 Baik

5 0.70 Baik

6 0.37 Cukup

7 0.10 Jelek

8 0.20 Cukup

9 0.37 Cukup

10 0.30 Cukup

11 0.37 Cukup

12 0.30 Cukup

13 0.37 Cukup

14 0.30 Cukup

15 0.30 Cukup

Bedasarkan tabel 3.7 di atas, hasil analisis daya pembeda soal

dengan interpretasi baik, sebanyak dua soal, interpretasi cukup

sebanyak dua belas soal, dan interpretasi jelek sebanyak satu soal dan

diperbaiki sehingga tetap digunakan di dalam intrumen tes.

d. Analisis Tingkat Kesukaran

Analisis tingkat kesukaran ini bertujuan untuk mengetahui

sukar atau mudahnya soal yang digunakan. Perhitungan tingkat

kesukaran dilakukan dengan bantuan Program Microsoft Excel,

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/20320/6/T_PD_1303022_Chapter 3.pdfdita destiana, 2015 pengaruh model problem based learning terhadap kemampuan

DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

49

sedangkan untuk mengetahui tingkat kesukaran suatu soal digunakan

rumus yang mengacu pada ketentuan yang diajukan oleh Arikunto

(2001) sebagai berikut.

Keterangan:

IK : Indeks Kemudahan

B : Banyaknya siswa yang menjawab dengan benar

JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Adapun klasifikasi indeks kemudahan menurut Arikunto

(2001) ditunjukkan pada Tabel 3.8 berikut ini.

Tabel 3.8 Analisis Tingkat Kesukaran

Indeks Kesukaran (IK) Interpretasi

0,07 < IK 1,00 Soal Mudah

0,30 < IK 0,70 Soal Sedang

0,00 < IK 0,30 Soal Sukar

Berdasarkan hasil perhitungan, indeks kesukaran untuk setiap

soal disajikan dalam Tabel 3.9 berikut ini.

Tabel 3.9 Hasil Analisis Indeks Kesukaran Butir Soal

No.

Soal

Indeks Kesukaran Interpretasi

1 0.84 Mudah

2 0.62 Sedang

3 0.66 Sedang

4 0.72 Mudah

5 0.73 Mudah

6 0.74 Mudah

7 0.94 Mudah

IK =

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/20320/6/T_PD_1303022_Chapter 3.pdfdita destiana, 2015 pengaruh model problem based learning terhadap kemampuan

DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

50

Lanjutan Tabel 3.9 Hasil Analisis Indeks Kesukaran Butir Soal

No.

Soal

Indeks Kesukaran Interpretasi

8 0.36 Sedang

9 0.74 Mudah

10 0.29 Sukar

11 0.73 Mudah

12 0.26 Sukar

13 0.73 Mudah

14 0.29 Sukar

15 0.82 Mudah

2. Lembar Angket

Lembar angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap

pembelajaran IPS dengan menggunakan model Problem Based Learning

(PBL). Skala yang digunakan pada angket ini yakni skala likert. Derajat

penilaian terbagi kedalam lima kategori yang tersusun secara bertingkat,

mulai dari dari SS (Sangat Setuju, S (Setuju), R (Ragu-ragu), TS (Tidak

Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

dalam tabel berikut:

Tabel 3.10 Kriteria Penilaian Angket Respon Siswa

Alternatif Jawaban

Bobot Penilaian

Pernyataan positif Pernyataan

Negatif

Sangat Setuju (SS) 5 1

Setuju (S) 4 2

Ragu-ragu (R) 3 3

Tidak Setuju (TS) 2 4

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

3. Pedoman Observasi

Pedoman observasi yang dimaksudkan untuk melihat kemampuan

perspektif global dari setiap pertemuan dan untuk melihat keefektifan

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/20320/6/T_PD_1303022_Chapter 3.pdfdita destiana, 2015 pengaruh model problem based learning terhadap kemampuan

DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

51

penggunaan model Problem Based Learning pada proses pembelajaran di

kelas. Berikut pedoman penskoran hasil observasi.

Tabel 3.11 Pedoman Penskoran Hasil Observasi

Aspek Skor Kriteria

Jawaban

Memahami

masalah global

1 Tidak baik, jika semua anggota

kelompok tidak memahami kasus-

kasus atau isu-isu global yang

dikemukakan

2 Cukup baik, jika 20% dari

anggota kelompok memahami

kasus-kasus atau isu-isu global

yang dikemukakan

3 Baik, jika 50% dari anggota

kelompok memahami kasus-kasus

atau isu-isu global yang

dikemukakan

4 Sangat baik, jika > 50% dari

anggota kelompok memahami

kasus-kasus atau isu-isu global

yang dikemukakan

Memahami

keadaan Sumber

Daya Alam

1 Tidak baik, jika semua anggota

kelompok tidak mengetahui

masalah penipisan SDA

2 Cukup baik, jika 20% dari

anggota kelompok mengetahui

masalah penipisan SDA

3 Baik, jika 50% dari anggota

kelompok mengetahui masalah

penipisan SDA

4 Sangat baik, jika > 50% dari

anggota kelompok mengetahui

masalah penipisan SDA

Mengenal Budaya

Antar Daerah

1 Tidak baik, jika semua anggota

kelompok tidak mengenal budaya

antar daerah

2 Cukup baik, jika 20% dari

anggota kelompok mengenal

budaya antar daerah

3 Baik, jika 50% dari anggota

kelompok mengenal budaya antar

daerah

4 Sangat baik, jika > 50% dari

anggota kelompok mengenal

budaya antar daerah

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/20320/6/T_PD_1303022_Chapter 3.pdfdita destiana, 2015 pengaruh model problem based learning terhadap kemampuan

DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

52

Lanjutan Tabel 3.11 Pedoman Penskoran Hasil Observasi

Mengenal Budaya

Antar Daerah

1 Tidak baik, jika semua anggota

kelompok tidak mengenal budaya

antar daerah

2 Cukup baik, jika 20% dari

anggota kelompok mengenal

budaya antar daerah

3 Baik, jika 50% dari anggota

kelompok mengenal budaya antar

daerah

4 Sangat baik, jika > 50% dari

anggota kelompok mengenal

budaya antar daerah

Mengetahui

perubahan yang

diharapkan dalam

pembangunan

ekonomi

1 Tidak baik, jika semua anggota

kelompok tidak mengetahui

kasus-kasus atau isu-isu yang

dikemukakan

2 Cukup baik, jika 20% dari

anggota kelompok mengetahui

kasus-kasus atau isu-isu yang

dikemukakan

3 Baik, jika 50% dari anggota

kelompok mengetahui kasus-

kasus atau isu-isu yang

dikemukakan

4 Sangat baik, jika > 50% dari

anggota kelompok mengetahui

kasus-kasus atau isu-isu yang

dikemukakan

Menentukan sikap

dalam menjaga

kelestarian

lingkungan

1 Tidak baik, jika semua anggota

kelompok tidak dapat menentukan

sikap dalam menjaga kelestarian

lingkungan

2 Cukup baik, jika 20% dari

anggota kelompok dapat

menentukan sikap dalam menjaga

kelestarian lingkungan

3 Baik, jika 50% dari anggota

kelompok dapat menentukan

sikap dalam menjaga kelestarian

lingkungan

4 Sangat baik, jika > 50% dari

anggota kelompok dapat

menentukan sikap dalam menjaga

kelestarian lingkungan

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/20320/6/T_PD_1303022_Chapter 3.pdfdita destiana, 2015 pengaruh model problem based learning terhadap kemampuan

DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan

dan tahap pengolahan dan analisis data. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

a) Pada tahap ini, peneliti melakukan studi pendahuluan yang meliputi

studi literatur terhadap jurnal, buku, artikel, penelitian terdahulu, dan

observasi ke lapangan, dan wawancara dengan beberapa guru. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada kegiatan

pembelajaran. Materi pada penelitian ini adalah “Peranan Indonesia di

Era Globalisasi”.

b) Selanjutnya menentukan permasalahan yang akan diteliti yaitu berupa

perbedaan peningkatan kelas yang didesain dengan menggunakan

model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan kelas tidak

didesain dengan menggunakan model PBL.

c) Hasil dari identifikasi masalah dilanjutkan dengan studi kepustakaan

atau sumber rujukan berupa buku atau sumber lain yang membahas

tentang model PBL. Kemudian studi lapangan untuk mengetahui proses

pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

d) Selanjutnya menentukan subjek penelitian. Penelitian ini akan

dilaksanakan pada siswa kelas VI di SD Negeri Bantarjati 9 Kota

Bogor.

e) Memberikan arahan dan pelatihan kepada guru kelas VI di kelas

eksperimen tentang pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan

model Problem Based Learning (PBL).

f) Bersama dengan guru menyusun instrumen penelitian berupa RPP yang

didesain dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL)

dan instrumen tes (tes tulis).

g) Pengujian instrumen yang bertujuan dengan validitas dan dapat

dipertanggungjawabkan.

h) Analisis hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen.

i) Hasil uji coba instrumen setelah perbaikan kemudian disahkan untuk

digunakan dalam proses penelitian.

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/20320/6/T_PD_1303022_Chapter 3.pdfdita destiana, 2015 pengaruh model problem based learning terhadap kemampuan

DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

54

2. Tahap Pelaksanaan

a) Pelaksanaan pre test untuk mengetahui kemampuan awal siswa

sebelum ada perlakuan.

b) Pelaksanaan perlakuan oleh guru dengan penggunaan model PBL dan

pembelajaran tanpa penggunaan model PBL.

c) Observasi kelas tentang pelaksanaan pembelajaran pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

d) Post test untuk mengetahui kemampuan perspektif global siswa pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol.

e) Wawancara dengan guru di kelas eksperimen untuk mengetahui

pendapatnya mengenai penggunaan strategi pembelajaran PBL.

3. Tahap Pengelolaan dan Analisis Data

a) Pengolahan skor tes awal dan tes akhir data kemampuan perspektif

global.

b) Analisis data kuantitatif dengan uji-t terhadap rata-rata skor pre test dan

post test.

c) Analisis observasi dan tes tulis.

G. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapat data yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan

yang berkaitan dengan penelitian, maka diperlukan teknik pengumpulan

data yang sesuai dengan tujuan penelitian.

a. Tes

Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan perspektif

global siswa setelah melaksanakan pembelajaran IPS dengan

menggunakan model Problem Based Learning mencakup pre test

yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan perspektif global

siswa sebelum perlakuan, dan post test yang dilakukan untuk

mengetahui kemampuan perspektif global setelah mendapatkan

perlakuan.

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/20320/6/T_PD_1303022_Chapter 3.pdfdita destiana, 2015 pengaruh model problem based learning terhadap kemampuan

DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

55

b. Angket

Angket diberikan kepada siswa setelah siswa melaksanakan

pembelajaran IPS dengan menggunakan model Problem Based

Learning. Angket berisi tentang tanggapan siswa setelah

melaksanakan pembelajaran IPS dengan menggunakan model

Problem Based Learning.

c. Observasi

Menurut Sumaatmadja (1998: 105) observasi yang dilakukan

di lapangan pada umumnya dapat dibedakan menjadi dua macam,

yaitu observasi terkontrol dan observasi tidak terkontrol. Dalam

penelitian ini observasi yang digunakan yaitu observasi terkontrol,

sehingga pada saat melakukan observasi, sudah ditentukan hal-hal

apa saja yang akan diobservasi.

Sugiyono (2009: 203) menyatakan bahwa teknik

pengumpulan data dengan observasi digunakan bila berkenaan

dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila

responden yang diamati tidak terlalu besar.

2. Teknik Analisis Data

Data yang telah terkumpul kemudian diolah untuk menjawab

permasalahan yang ada dalam penelitian. Untuk mempermudah dalam

pengolahan data peneliti menggunakan program SPSS versi 20. Adapun

prosedur untuk pengolahan datanya sebagai berikut:

a. Analisis Data Tes Awal (Pre test)

1) Menguji normalitas distribusi dari kelas eksperimen dan kelas

kontrol dengan mengunakan uji Shapiro-Wilk. Jika signifikansi atau

nilai probabilitas > 0,05, maka distribusi adalah distribusi normal

dan jika signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka distribusi

tidak normal (Santoso, 2010: 169).

2) Menguji homogenitas varians dari kelas eksperimen dan kelas

kontrol dengan mengunakan uji levene. Jika signifikansi atau nilai

probabilitas > 0,05, maka data berasal dari populasi-populasi yang

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/20320/6/T_PD_1303022_Chapter 3.pdfdita destiana, 2015 pengaruh model problem based learning terhadap kemampuan

DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

56

mempunyai varians yang sama. Jika signifikansi atau nilai

probabilitas < 0,05 maka data berasal dari populasi-populasi yang

mempunyai varians tidak sama (Santoso, 2010: 196).

3) Melakukan uji kesamaan dua rerata (Uji-t)

Hipotesis tersebut dirumuskan dalam bentuk hipotesis statistik (uji

dua pihak) sebagai berikut:

Keterangan:

:0H Kemampuan perspektif global siswa pada tes awal tidak

berbeda secara signifikan.

:1H Kemampuan perspektif global siswa pada tes awal berbeda

secara signifikan.

Dengan kriteria uji diterima 0H ,jika probabilitas > 0,05

sebaliknya jika probabilitas < 0,05 maka 0H ditolak (Santoso, 2010:

245).

b. Analisis Data Tes Akhir (Post test)

1) Menguji normalitas distribusi dari kelas eksperimen dan kelas

kontrol dengan mengunakan uji Shapiro-Wilk. Jika signifiansi atau

nilai probabilitas > 0,05, maka distribusi adalah normal dan jika

signifikasi atau probabilitas < 0,05 maka distribusi tidak normal

(Santoso, 2010: 169).

2) Menguji homogenitas varians dari kelas eksperimen dan kelas

kontrol dengan mengunakan uji levene. Jika signifikansi atau nilai

probabilitas > 0,05, maka data berasal dari populasi-populasi yang

mempunyai varians yang sama. Jika signifikansi atau nilai

probabilitas < 0,05 maka data berasal dari populasi-populasi yang

mempunyai varians tidak sama (Santoso, 2010: 196).

3) Melakukan uji kesamaan dua rerata (Uji-t)

Hipotesis tersebut dirumuskan dalam bentuk hipotesis statistik (uji

dua pihak) sebagai berikut:

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/20320/6/T_PD_1303022_Chapter 3.pdfdita destiana, 2015 pengaruh model problem based learning terhadap kemampuan

DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

57

Keterangan :

:0H Kemampuan perspektif global pada tes akhir tidak berbeda

secara signifikan.

:1H Kemampuan perspektif global pada tes akhir berbeda secara

signifikan.

Dengan kriteria uji diterima 0H , jika probabilitas > 0,05

sebaliknya jika probabilitas < 0,05 maka 0H ditolak (Santoso, 2010:

245).

4) Uji N Gain

Uji N gain dilakukan untuk melihat besarnya peningkatan

kemampuan perspektif global sebelum diberikan perlakuan dan

sesudah diberikan perlakuan, baik di kelas yang melakukan

pembelajaran IPS dengan menggunakan model Problem Based

Learning (kelas eksperimen) maupun di kelas yang melakukan

pembelajaran IPS menggunakan metode ceramah (kelas kontrol).

Tinggi rendahnya N gain yang dinormalisasi (N gain) dapat

diklasifikasikan sebagai berikut: (1) jika g ≥ 0,7, maka N gain yang

dihasilkan termasuk kategori tinggi; (2) jika 0,7 > g ≥ 0,3, maka N-

gain yang dihasilkan termasuk kategori sedang, dan (3) jika g < 0,3

maka N-gain yang dihasilkan termasuk kategori rendah. Uji N gain

dilakukan dengan bantuan microsoft excell dengan rumus sebagai

berikut:

c. Analisis Data Angket

Kelas eksperimen diberikan angket untuk mengetahui respon

siswa terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan model

Problem Based Learning (PBL). Data angket yang terkumpul, dihitung

dan dicari persentase dari masing-masing pernyataan. Seperti dijelaskan

(Nilai post test – nilai pre test)

(skor maksimum-nilai pre test)

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/20320/6/T_PD_1303022_Chapter 3.pdfdita destiana, 2015 pengaruh model problem based learning terhadap kemampuan

DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

58

sebelumnya, bahwa alternatif jawaban pada angket dalam penelitian ini

menggunakan skala likert.

Teknik pengolahan data angket yaitu dengan menghitung

persentase setiap jawaban dari pernyataan dengan rumus sebagai

berikut:

Keterangan:

p = persentase jawaban

f = frekuensi jawaban

n = banyaknya responden

d. Analisis Hasil Observasi

Analisis hasil observasi dimaksudkan untuk mengamati secara

sistematik kemampuan perspektif global dalam setiap pertemuan pada

penerapan model Problem Based Learning.

Penskoran dilakukan dengan menggunakan skala 1 – 4. Skor

seluruh kelompok ditentukan dengan menghitung jumlah skor yang

didapat oleh setiap kelompok yang sudah ditentukan pada format

lembar observasi.

p =

x 100%