BAB III METODE PENELITIAN A. 1. 2. - abstrak.ta.uns.ac.id · homogenitas digunakan rumus uji...

29
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Stadion Sriwedari Surakarta. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dengan frekuensi pertemuan seminggu tiga kali dengan durasi waktu 90 menit setiap kali pertemuan. Penentuan waktu latihan dengan frekuensi tiga kali seminggu sesuai pendapat Brooks, George A and Fahey Thomas D. (1984: 405), bahwa “dengan frekuensi 3 kali dalam seminggu dapat meningkatkan kualitas keterampilan, dengan alasan dalam tiga kali seminggu dapat memberikan kesempatan bagi tubuh untuk beradaptasi terhadap beban aktivitas yang diterima. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juni 2015 dengan frekuensi latihan seminggu tiga kali, yaitu pada hari senin, rabu dan jumat. Penelitian dimulai dari pukul 15.30 sampai selesai. B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan rancangan faktorial 2 x 3. Sudjana (1992: 109) menjelaskan bahwa Eksperiment factorial adalah eksperimen yang hampir atau semua taraf sebuah faktor dikombinasikan atau disilangkan dengan semua taraf tiap faktor lainnya yang ada dalam eksperimen”. Dalam desain faktorial, dua atau lebih variable dimanipulasi secara simultan untuk mengetahui pengaruh masing-masing terhadap variabel terikat, disamping pengaruh-pengaruh yang disebabkan oleh interaksi antar variabel. Rancangan penelitian yang digunakan dalam faktorial 2 X 3. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan gambar rancangan penelitian sebagai berikut :

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. 1. 2. - abstrak.ta.uns.ac.id · homogenitas digunakan rumus uji...

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. 2. - abstrak.ta.uns.ac.id · homogenitas digunakan rumus uji Bartlett pada taraf signifikansi α = 0.05. ... dilanjutkan penghitungan manual dengan

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Stadion Sriwedari Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dengan frekuensi pertemuan

seminggu tiga kali dengan durasi waktu 90 menit setiap kali pertemuan. Penentuan

waktu latihan dengan frekuensi tiga kali seminggu sesuai pendapat Brooks, George

A and Fahey Thomas D. (1984: 405), bahwa “dengan frekuensi 3 kali dalam

seminggu dapat meningkatkan kualitas keterampilan, dengan alasan dalam tiga kali

seminggu dapat memberikan kesempatan bagi tubuh untuk beradaptasi terhadap

beban aktivitas yang diterima.

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juni

2015 dengan frekuensi latihan seminggu tiga kali, yaitu pada hari senin, rabu dan

jumat. Penelitian dimulai dari pukul 15.30 sampai selesai.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

dengan rancangan faktorial 2 x 3. Sudjana (1992: 109) menjelaskan bahwa

”Eksperiment factorial adalah eksperimen yang hampir atau semua taraf sebuah

faktor dikombinasikan atau disilangkan dengan semua taraf tiap faktor lainnya yang

ada dalam eksperimen”. Dalam desain faktorial, dua atau lebih variable dimanipulasi

secara simultan untuk mengetahui pengaruh masing-masing terhadap variabel

terikat, disamping pengaruh-pengaruh yang disebabkan oleh interaksi antar variabel.

Rancangan penelitian yang digunakan dalam faktorial 2 X 3. Untuk lebih

jelasnya berikut ini disajikan gambar rancangan penelitian sebagai berikut :

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. 2. - abstrak.ta.uns.ac.id · homogenitas digunakan rumus uji Bartlett pada taraf signifikansi α = 0.05. ... dilanjutkan penghitungan manual dengan

Keterangan:

a1b1: Kelompok metode latihan Acceleration sprint dengan kriteria sampel rasio panjang

tungkai : tinggi badan besar.

a1b2: Kelompok metode latihan Acceleration sprint dengan kriteria sampel rasio panjang

tungkai : tinggi badan sedang.

a1b3: Kelompok metode latihan Acceleration sprint dengan kriteria sampel rasio panjang

tungkai : tinggi badan kecil.

a2b1: Kelompok metode latihan Hollow sprint dengan kriteria sampel rasio panjang

tungkai : tinggi badan besar.

a2b2: Kelompok metode latihan Hollow sprint dengan kriteria sampel rasio panjang

tungkai : tinggi badan sedang.

a2b3: Kelompok metode latihan Hollow sprint dengan kriteria sampel rasio panjang

tungkai : tinggi badan kecil.

Metode

Latihan

Rasio PT : TB

Acceleration Sprint

(A1)

Hollow Sprint

(A2)

Besar (B1) a1b1 a2b1

Sedang (B2) a1b2 a2b2

Kecil (B3) a1b3 a2b3

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. 2. - abstrak.ta.uns.ac.id · homogenitas digunakan rumus uji Bartlett pada taraf signifikansi α = 0.05. ... dilanjutkan penghitungan manual dengan

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian adalah keseluruhan mahasiswa putera Penjaskesrek UNS

tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 102 siswa.

2. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 36 siswa

dengan menggunakan teknik purposive random sampling, yaitu keseluruhan populasi

dites rasio panjang tungkai dan tinggi badan. Dari hasil tes tersebut dirangking dari

nilai tertinggi sampai terendah, kemudian dihitung rata-ratanya (median). Setelah

dihitung rata-ratanya maka akan diketahui berapa jumlah kelompok rasio panjang

tungkai : tinggi badan besar, rasio panjang tungkai : tinggi badan sedang maupun

rasio panjang tungkai : tinggi badan kecil, dari ketiga kelompok tersebut diambil

sampel sejumlah 12 siswa per kelompok secara random, sehingga akan didapat total

sample sejumlah 36 siswa. Kemudian masing-masing kelompok dibagi lagi menjadi

tiga kelompok eksperimen atau 6 siswa per kelompok, sehingga terdapat 6 kelompok

sesuai rancangan faktorial 2 X 3. Pengelompokan sampel tersebut sebagai berikut :

1) Kelompok metode latihan Acceleration sprint beranggotakan 6 siswa dengan

kriteria rasio panjang tungkai : tinggi badan besar, 6 siswa dengan kriteria rasio

panjang tungkai : tinggi badan sedang, 6 siswa dengan kriteria rasio panjang

tungkai : tinggi badan kecil.

2) Kelompok metode Hollow sprint beranggotakan 6 siswa dengan kriteria rasio

panjang tungkai : tinggi badan besar, 6 siswa dengan kriteria rasio panjang

tungkai : tinggi badan sedang, 6 siswa dengan kriteria rasio panjang tungkai :

tinggi badan kecil.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. 2. - abstrak.ta.uns.ac.id · homogenitas digunakan rumus uji Bartlett pada taraf signifikansi α = 0.05. ... dilanjutkan penghitungan manual dengan

Gambar 7. Kerangka Prosedur Penelitian

Populasi 102 siswa

Pengukuran rasio panjang tungkai dan tinggi badan dengan purposive random sampling

Sampel sebanyak 36 siswa

12 siswa yang memiliki rasio

panjang tungkai : tinggi badan

kecil

12 siswa yang memiliki

rasio panjang tungkai :

tinggi badan sedang

12 siswa yang memiliki rasio

panjang tungkai : tinggi

badan besar

Pre-Test Sprint 100 meter, pembagian kelompoknya dengan teknik random

Kelompok Hollow sprint

4) 6 sampel rasio panjang tungkai :

tinggi badan besar

5) 6 sampel rasio panjang tungkai :

tinggi badan sedang

6) 6 sampel rasio panjang tungkai :

tinggi badan kecil

Kelompok Acceleration sprint

1) 6 sampel rasio panjang

tungkai : tinggi badan besar

2) 6 sampel rasio panjang

tungkai : tinggi badan sedang

3) 6 sampel rasio panjang

tungkai : tinggi badan kecil

Post-test hasil sprint 100 meter

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. 2. - abstrak.ta.uns.ac.id · homogenitas digunakan rumus uji Bartlett pada taraf signifikansi α = 0.05. ... dilanjutkan penghitungan manual dengan

D. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel terikat (dependent)

dan satu variabel bebas (independent) yaitu:

a. Variabel terikat (dependent) yaitu variabel yang dipengaruhi variabel lain.

Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah prestasi sprint 100 meter.

b. Variabel bebas (independent) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain,

variabel bebas dalam penelitian ini adalah :

1) Metode latihan Acceleration sprint

2) Metode latihan Hollow sprint.

c. Variabel atributif adalah variabel yang melekat pada diri sampel yaitu rasio

panjang tungkai : tinggi badan besar, sedang dan kecil.

2. Definisi Operasional Variabel

Tujuan definisi operasional dalam penelitian adalah untuk menjelaskan

masing-masing variabel dalam penelitian ini, agar tidak menimbulkan penafsiran

yang berbeda. Maka perlu dijelaskan definisi variabel-variabel penelitian sebagai

berikut :

a. Metode Latihan Acceleration sprint

Merupakan bentuk latihan dengan peningkatan secara bertahap pada kecepatan

lari dari lari pelan (jogging) kemudian meningkat dan puncaknya lari maksimal/

secepat mungkin sampai melewati garis finish dan selanjutnya berjalan sebagai

recovery. Instrumen yang digunakan meliputi stopwatch sebagai alat ukurnya

dengan satuan waktu yaitu detik. Skala data yang digunakan adalah rasio.

b. Metode Latihan Hollow sprint

Latihan Hollow sprint merupakan bentuk latihan lari cepat yang diselingi dengan

streding kemudian jogging dan dilanjutakan dengan recovery. Instrumen yang

digunakan adalah bendera start atau pistol untuk memulai lari, untuk alat ukur

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. 2. - abstrak.ta.uns.ac.id · homogenitas digunakan rumus uji Bartlett pada taraf signifikansi α = 0.05. ... dilanjutkan penghitungan manual dengan

yang digunakan stopwatch dengan satuan waktu yaitu detik. Skala data yang

digunakan adalah rasio.

c. Rasio Panjang Tungkai : Tinggi Badan

Rasio panjang tungkai dan tinggi badan merupakan perbandingan antara panjang

tungkai dengan tinggi badan. Panjang tungkai diukur panjangnya dari tumit

sampai pada pangkal paha dengan menggunakan meteran, dan diukur dalam

satuan cm. Tinggi badan diukur tingginya pada posisi berdiri tegak lurus dari

tumit (lantai tempat berdiri) sampai ujung kepala. Instrumen yang digunakan

adalah meteran. Panjang tungkai dan tinggi badan diukur dalam satuan centimeter

(cm). Skala data yang digunakan adalah rasio.

d. Prestasi Sprint 100 Meter

Prestasi sprint adalah hasil yang mampu diraih seorang individu dalam melakukan

lari secepat-cepatnya dari start sampai melewati garis finish dengan jarak 100

meter. Instrumen yang digunakan diantaranya lintasan lari lurus dengan jarak 100

meter, diukur menggunakan stopwatch dengan satuan detik. Skala data yang

digunakan adalah rasio.

3. Treatment

Didalam memberikan treatment atau perlakuan harus dipertimbangkan

secara matang. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kelelahan yang berlebihan akibat

dari program latihan yang terlalu padat atau program itu kurang berhasil karena

frekuensinya kurang. Program latihan dalam penelitian ini dilakukan dengan

frekuensi 3 kali seminggu selama 8 minggu, sehingga ada 24 kali pertemuan. Dengan

latihan 3 kali seminggu selama 8 minggu diharapkan sudah terdapat peningkatan

prestasi sprint 100 meter..

Dalam melaksanakan treatment ini sampel dibagi menjadi sembilan kelompok yaitu :

a) Kelompok I

Diberi metode latihan Acceleration sprint dengan kriteria sampel rasio panjang

tungkai : tinggi badan besar.

b) Kelompok II

Diberi metode latihan Acceleration sprint dengan kriteria sampel rasio panjang

tungkai : tinggi badan sedang.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. 2. - abstrak.ta.uns.ac.id · homogenitas digunakan rumus uji Bartlett pada taraf signifikansi α = 0.05. ... dilanjutkan penghitungan manual dengan

c) Kelompok III

Diberi metode latihan Acceleration sprint dengan kriteria sampel rasio panjang

tungkai : tinggi badan kecil.

d) Kelompok IV

Diberi metode Hollow sprint dengan kriteria sampel rasio panjang tungkai :

tinggi badan besar.

e) Kelompok V

Diberi metode Hollow sprint dengan kriteria sampel rasio panjang tungkai :

tinggi badan besar.sedang.

f) Kelompok VI

Diberi metode Hollow sprint dengan kriteria sampel rasio panjang tungkai :

tinggi badan kecil.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Rasio Panjang Tungkai : Tinggi Badan

Untuk mengetahui rasio panjang tungkai dan tinggi badan dilakukan

pengukuran terhadap panjang tungkai dan tinggi badan. Panjang tungkai diukur

panjangnya dari tumit sampai pada pangkal paha dengan menggunakan meteran, dan

diukur dalam satuan cm. Tinggi badan diukur tingginya pada posisi berdiri tegak

lurus dari tumit (lantai tempat berdiri) sampai ujung kepala dalam satuan cm. Rasio

panjang tungkai dan tinggi badan didapat dari, panjang tungkai dibagi dengan tinggi

badan.

2. Prestasi Sprint 100 Meter

Data hasil sprint diperoleh dengan tes lari 100 meter. Tes dilaksanakan 2

kali yaitu tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test).

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. 2. - abstrak.ta.uns.ac.id · homogenitas digunakan rumus uji Bartlett pada taraf signifikansi α = 0.05. ... dilanjutkan penghitungan manual dengan

F. Teknik Analisis Data

1. Uji Persyaratan

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan untuk menguji

hipotesis mengenai perbedaaan pengaruh (main effect) dan interaksi (interaction)

adalah dengan menggunakan teknik Analisis Variansi (ANAVA) Dua Jalan atau

Analisis of Varians (ANOVA) Two Way (Isaac, Stephen & Mitchel, William B.,

1984: 182). Untuk dapat menggunakan ANAVA, maka perlu dilakukan uji

persyaratan yang meliputi :

a. Uji Normalitas.

Pengujian ini dilakukan terhadap setiap sel untuk mengetahui

apakah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari populasi

yang berdistribusi frekuensi yang berasal dari populasi yang normal atau

tidak. Teknik yang digunakan adalah statistik Anderson-Darling

(pendekatan grafik) yang dilakukan dengan menggunakan bantuan software

MINITAB (Siswandari, 2009 : 202).

b. Uji Homogenitas Variansi

Tujuan pengujian ini adalah untuk menaksir selisih rata-rata dan

menguji kesamaan atau perbedaan dua rata-rata. Perlu ditekankan adanya

asumsi bahwa kedua kelompok mempunyai variansi yang sama agar

kegiatan menaksir dan menguji dapat berlangsung. Untuk menghitung uji

homogenitas digunakan rumus uji Bartlett pada taraf signifikansi α = 0.05.

Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika X2

h < X2t padataraf

signifikansi α = 0.05 yang berarti penyebaran data dalam penelitian bersifat

homogen. Teknik ini dilakukan dengan menggunakan analisis statistik yang

dilakukan dengan manual dan agar lebih yakin tentang kebenaranya dari

hasil yang diperoleh dilanjutkan dengan uji stistik dengan bantuan software

MINITAB (Siswandari, 2009: 210-212). Untuk pengecekan dan pemahaman

dilanjutkan penghitungan manual dengan memakai rumus:

1

22

2

1

n

xxS (Sudjana, 1992: 261-466).

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. 2. - abstrak.ta.uns.ac.id · homogenitas digunakan rumus uji Bartlett pada taraf signifikansi α = 0.05. ... dilanjutkan penghitungan manual dengan

Apabila x2

hitung < x2

tabel, maka H0 diterima, artinya varians sampel bersifat

homogen. Sebaliknya apabila x2

hitung > x2

tabel, maka H0 ditolak, artinya

varians sampel bersifat tidak homogen.

2. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas variansi, maka

pemanfaatan ANAVA dalam analisis data sudah bisa dilakukan. Data hasil tes

terakhir sprint 100 meter dianalisis dengan statistika ANAVA Dua Jalan dan

pengujian hipotesis dengan perhitungan Uji F pada taraf signifikansi 0.05% yang

sebelumnya telah dilakukan uji persyaratan.

Siswandari (2009: 116) mengemukakan rangkuman ANAVA Dua Jalan

sebagai berikut :

Tabel 12. Rangkuman ANAVA Dua Jalan

Sumber Variansi JK/ SS db/ df RK/ MS F P

Efek utama :

Baris (A)

Kolom (B)

Interaksi (AB)

Galat

Total

JKa

JKb

JKab

JKg

JKt

dba

dbb

dbab

dbg

dbt

RKa

RKb

RKab

RKg

Fa

Fb

Fab

F.05

F.05

F.05

Keterangan :

A = kelompok latihan

B = kelompok berdasarkan rasio panjang tungkai : tinggi badan

AB = interaksi antara kelompok latihan dengan rasio panjang tungkai : tinggi

badan.

Teknik analisis ini dilakukan dengan menggunakan analisis statistik yang

dilakukan dengan manual dan agar lebih yakin tentang kebenaranya dari hasil

yang diperoleh dilanjutkan dengan uji stistik dengan bantuan software MINITAB

(Siswandari, 2009 : 210-212). Kriteria pengujian yang digunakan adalah :

1) Tolak H0 jika F1 < F.05

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. 2. - abstrak.ta.uns.ac.id · homogenitas digunakan rumus uji Bartlett pada taraf signifikansi α = 0.05. ... dilanjutkan penghitungan manual dengan

2) Tolak H0 jika F2 < F.05

3) Tolak H0 jika F1x2 < F.05

Untuk pengecekan dan pemahaman dilanjutkan penghitungan manual

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Langkah-langkah perhitungannya :

a. Sum of Square

(1) Total Sum of Square (SSr)

N

XXSSr

2

2

(2) Between Group Sum of Square (SSB)

N

X

N

X

N

X

N

XSS

k

k

B

22

2

2

2

1

2

1

(3) Within group Sum Square (SSw)

Brw SSSSSS

(4) Sum of Square for Factor 1 (SS1)

N

X

eachcolumninN

eachcolumnofsumSS

22

1

(5) Sum of Square for Factor 2 (SS2)

N

X

eachcolumninN

eachcolumnofsumSS

22

2

(6) Sum of Square for Interactions (SS1x2)

. SS1x2 = SSB – SS1 – SS2

b. Degrees of Freedom

(1) Total Degrees of Freedom

dfr = N – 1

(2) Degrees of Freedom Within Groups

dfw = N – K

(3) Degrees of Freedom for Factor 1

df1 = one less than the number of levels for factor 1

(4) Degrees of Freedom for Factor 2

df1 = one less than the number of levels for factor 2

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. 2. - abstrak.ta.uns.ac.id · homogenitas digunakan rumus uji Bartlett pada taraf signifikansi α = 0.05. ... dilanjutkan penghitungan manual dengan

(5) Degrees of Freedom for Interaction

df1x2 = df1 x df2

(6) Degrees of Freedom between Groups

dfB = k – 1

c. Mean Square

(1) Mean Square between Group (MSB)

B

BB

df

SSMS

(2) Mean Square Within Group (MSW)

W

W

Wdf

SSMS

(3) Mean square for factor 1 (MS1)

1

1

df

SSMSB

(4) Mean Square for Factor 2 (MS2)

2

2

df

SSMSB

(5) Mean Square for Interaction (MS1x2)

21

21

21

x

x

xdf

SSMS

d. F rations and Tests of Significance

(1) Effect of Between Group (FB)

W

B

MS

MSF

(2) Effect of factor 1 (F1)

WMS

MSF 1

(3) Effect of Factor 2 (F2)

WMS

MSF 2

(4) Effect of Interaction (F1x2)

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. 2. - abstrak.ta.uns.ac.id · homogenitas digunakan rumus uji Bartlett pada taraf signifikansi α = 0.05. ... dilanjutkan penghitungan manual dengan

W

x

MS

MSF 21

3. Uji Lanjut Pasca Analisis Varians ( ANAVA )

Apabila semua hipotesis nol (H0) ditolak dan semua hipotesis alternatif

diterima.Untuk kelompok yang levelnya lebih dari dua (minimal ada tiga mean

yang terlibat) dilakukan uji lanjut. Pada penelitian ini uji lanjut yang digunakan

adalah Uji – t dengan Metode Least Significant Difference (LSD). Menurut

Siswandari (2009 : 148) Uji LSD ini lebih handal (powerful) dibandingkan Uji

Scheffe dan Uji Tukey (HSD). Ini berarti Uji LSD ini lebih sensitif

kemampuannya dalam membedakan mean (rerata).

Langkah-langkah komputasi dalam menggunakan Uji LSD ini adalah :

a. Menghitung kedua mean (rerata) yang akan dibandingkan

b. Menghitung MSE atau RKG (diambil dari perhitungan analisis varians)

c. Menghitung to dan LSD dengan rumus :

(Siswandari, 2009 : 147)

𝑡0𝑏𝑠 =𝑦 𝑖 − 𝑦 𝑗

√𝑀𝑆𝐸 1𝑛𝑖

+1𝑛𝐽

𝐿𝑆𝐷 = 𝑡𝛼

2,𝑁−𝑘 √

2𝑅𝐾𝐺𝑛

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. 2. - abstrak.ta.uns.ac.id · homogenitas digunakan rumus uji Bartlett pada taraf signifikansi α = 0.05. ... dilanjutkan penghitungan manual dengan

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Tujuan penelitian dapat tercapai dengan data yang diperoleh dari objek penelitian.

Data penelitian dikumpulkan sesuai dengan permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini,

data yang terkumpul terdiri dari data tes awal dan data tes akhir. Data tes awal diperoleh

untuk mengetahui keadaan sebelum diadakan perlakuan. Sedangkan data tes akhir diperoleh

untuk mengetahui keadaan objek penelitian setelah diberikan perlakuan tertentu.

Data hasil tes awal digunakan untuk mengelompokkan subjek penelitian berdasarkan

rasio panjang tungkai : tinggi badan. Dari tes awal tersebut kemudian dikelompokkan

menjadi tiga yaitu rasio panjang tungkai : tinggi badan besar, rasio panjang tungkai : tinggi

badan sedang dan rasio panjang tungkai : tinggi badan kecil. Ketiga kelompok tersebut

diambil dari dua kelas yang berbeda. Selanjutnya, dari dua kelas yang berbeda kemudian

diberi perlakuan pada latihan sprint 100 meter. Satu kelas dilakukan latihan Acceleration

Sprint dan kelas lainnya dilakukan latihan Hollow Sprint.

Berdasarkan pengelompokan di atas, kemudian disusun rancangan penelitian dengan

faktorial 2 x 3. Adapun hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data yang kemudian

dianalisis yang meliputi analisis deskriptif dan analisis inferensial atau analisis untuk

mengkaitkan antara satu variabel dengan variabel lain. Berdasarkan hasil analisis maka dapat

dikemukakan deskripsi data, pengujian prasyarat analisis, pengujian hipotesis, dan

pembahasan.

A. Deskripsi Data

Hasil penelitian diperoleh 36 data dari hasil tes rasio panjang tungkai : tinggi badan

dari seluruh populasi yang berjumlah 102 mahasiswa. Data tersebut diperoleh dari sampel

penelitian yang tersebar dalam dua kelompok perlakuan dengan rincian 18 data yang diberi

perlakuan menggunakan Acceleration Sprint, 18 data yang diberi perlakuan menggunakan

Hollow Sprint. Masing-masing kelompok perlakuan dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu 12

mahasiswa yang memiliki rasio panjang tungkai : tinggi badan besar, 12 mahasiswa yang

memiliki rasio panjang tungkai : tinggi badan sedang, dan 12 mahasiswa yang memiliki rasio

panjang tungkai : tinggi badan kecil.

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. 2. - abstrak.ta.uns.ac.id · homogenitas digunakan rumus uji Bartlett pada taraf signifikansi α = 0.05. ... dilanjutkan penghitungan manual dengan

Deskripsi hasil analisis data hasil sprint 100 meter sesuai dengan kelompok yang

dibandingkan, disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 13 Deskripsi Hasil Analisis Data Tes Peningkatan Sprint 100 meter

Perlakuan

Rasio

Panjang

Tungkai

: Tinggi

Badan

Statistik

Hasil Tes

Awal

(detik)

Hasil Tes

Akhir

(detik)

Peningkatan

(detik)

Prosentasi

peningkatan

Acceleration

Sprint

Besar

Jumlah 78,38 73,85 4,53

7,816 % Rerata 12,635 12,465 0,598

SD 0,344 0,365 0,055

Sedang

Jumlah 75,81 73,42 2,39

5,033 % Rerata 13,108 12,237 0,398

SD 0,314 0,205 0,140

Kecil

Jumlah 78,65 76,93 1,72

3,758 % Rerata 13,108 12,822 0,287

SD 0,493 0,376 0,142

Hollow

Sprint

Besar

Jumlah 78,22 75,4 2,82

6,127 % Rerata 12,723 12,567 0,470

SD 0,402 0,376 0,115

Sedang

Jumlah 76,34 74,37 1,97

4,177 % Rerata 13,037 12,395 0,328

SD 0,277 0,242 0,057

Kecil

Jumlah 78,39 77,04 1,35

2,940 % Rerata 13,065 12,840 0,225

SD 0,468 0,438 0,147

Data selengkapnya bisa dilihat di lampiran 7, 8, dan 9 pada halaman 95-99

Hal-hal yang mendapat perhatian dari nilai-nilai yang terdapat dalam tabel di atas

adalah sebagai berikut :

1. Pada rasio panjang tungkai : tinggi badan besar, kelompok latihan menggunakan

Acceleration Sprint mempunyai rata-rata tes awal 13,063 detik dan tes akhir 12,465

detik dengan rata-rata peningkatan 0,598 detik. Pada kelompok latihan menggunakan

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. 2. - abstrak.ta.uns.ac.id · homogenitas digunakan rumus uji Bartlett pada taraf signifikansi α = 0.05. ... dilanjutkan penghitungan manual dengan

Hollow Sprint mempunyai rata-rata tes awal 13,037 detik dan tes akhir 12,567 detik

dengan rata-rata peningkatan 0,470 detik. Dengan demikian sprint 100 meter

menggunakan latihan Acceleration Sprint lebih baik dari pada menggunakan latihan

Hollow Sprint.

2. Pada rasio panjang tungkai : tinggi badan sedang, kelompok latihan Acceleration

Sprint mempunyai rata-rata tes awal 12,635 detik dan tes akhir 12,237 detik dengan

rata-rata peningkatan 0,398 detik. Pada kelompok latihan menggunakan Hollow Sprint

mempunyai rata-rata tes awal 12,723 detik dan tes akhir 12,395 detik dengan rata-rata

peningkatan 0,328 detik. Dengan demikian sprint 100 meter menggunakan latihan

Acceleration Sprint lebih baik dari pada menggunakan latihan Hollow Sprint.

3. Pada rasio panjang tungkai : tinggi badan kecil, kelompok latihan menggunakan

Acceleration Sprint mempunyai rata-rata tes awal 13,108 detik dan tes akhir 12,822

detik dengan rata-rata peningkatan 0,287 detik. Pada kelompok latihan Hollow Sprint

mempunyai rata-rata tes awal 13,065 detik dan tes akhir 12,840 detik dengan rata-rata

peningkatan 0,225 detik. Dengan demikian sprint 100 meter menggunakan latihan

Acceleration Sprint lebih baik dari pada menggunakan latihan Hollow Sprint.

Untuk memperoleh gambaran yang lengkap dari nilai rata-rata peningkatan

waktu sprint 100 meter untuk masing-masing faktor utama penelitian, perlu dibuat

perbandingan-perbandingannya. Masing-masing sel (kelompok latihan) peningkatan

kecepatan sprint 100 meter yang berbeda. Nilai rata-rata peningkatan waktu sprint

100 meter yang dicapai tiap kelompok latihan disajikan dalam bentuk histogram.

Gambaran menyeluruh dari nilai rata-rata perubahan peningkatan waktu sprint 100

meter, maka dapat dibuat histogram perbandingan nilai-nilai sebagai berikut :

Gambar 8. Histogram Nilai Rata-Rata Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Peningkatan waktu

sprint 100 meter Tiap Kelompok Berdasarkan Latihan Acceleration Sprint.

0123456789

101112131415

Besar Sedang Rendah

Tes Awal

Tes Akhir

Kecil

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. 2. - abstrak.ta.uns.ac.id · homogenitas digunakan rumus uji Bartlett pada taraf signifikansi α = 0.05. ... dilanjutkan penghitungan manual dengan

Gambar 8.1. Histogram Nilai Rata-Rata Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Peningkatan waktu

sprint 100 meter Tiap Kelompok Berdasarkan Latihan Hollow Sprint.

Masing-masing sel (kelompok latihan) memiliki perubahan peningkatan waktu

sprint 100 meter yang berbeda. Nilai perubahan peningkatan waktu sprint 100 meter

masing-masing sel (kelompok latihan) dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 13.1 Nilai Peningkatan waktu sprint 100 meter Masing-masing Sel (Kelompok Latihan)

Latihan rasio panjang tungkai :

tinggi badan

Penambahan Hasil waktu

sprint 100 meter

Latihan

Acceleration

Sprint

Besar 4,53 detik

Sedang 2,39 detik

Kecil 1,72 detik

Latihan Hollow

Sprint

Besar 2,82 detik

Sedang 1,97 detik

Kecil 1,35 detik

Gambaran dari nilai perubahan peningkatan waktu sprint 100 meter pada masing-

masing kelompok berdasarkan sprint 100 meter dan kategori rasio panjang tungkai : tinggi

badan dapat dilihat pada histogram sebagai berikut :

0123456789

101112131415

Besar Sedang Rendah

Tes Awal

Tes Akhir

Kecil

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. 2. - abstrak.ta.uns.ac.id · homogenitas digunakan rumus uji Bartlett pada taraf signifikansi α = 0.05. ... dilanjutkan penghitungan manual dengan

Gambar 8.2 Histogram Nilai Rata-Rata Peningkatan waktu sprint 100 meter Tiap Kelompok

Berdasarkan sprint 100 meter dan Kategori rasio panjang tungkai : tinggi

badan.

Tabel 13.2 Nilai Rata-rata Peningkatan waktu sprint 100 meter

Latihan latihan

rasio panjang tungkai : tinggi

badan.

Besar Sedang Kecil

Acceleration Sprint 0,598 0,398 0,287 1,283

Hollow Sprint 0,470 0,328 0,225 1,023

1,068 0,726 0,512

Kelompok mahasiswa yang mendapat Latihan Acceleration Sprint dan Latihan

Hollow Sprint memiliki peningkatan waktu yang berbeda-beda. Jika antara kelompok

mahasiswa yang mendapat latihan Acceleration Sprint dan Hollow Sprint dibandingkan,

maka dapat diketahui bahwa kelompok latihan Acceleration Sprint memiliki perubahan/

peningkatan waktu sprint 100 meter yang lebih besar dari pada kelompok yang mendapat

latihan Hollow Sprint.

PENINGKATAN WAKTU LARI 100 METER

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. 2. - abstrak.ta.uns.ac.id · homogenitas digunakan rumus uji Bartlett pada taraf signifikansi α = 0.05. ... dilanjutkan penghitungan manual dengan

Perbedaan kategori rasio panjang tungkai : tinggi badan juga berpengaruh pada

perubahan/ penurunan peningkatan waktu sprint 100 meter. Jika antara kelompok

mahasiswa yang memiliki kategori rasio panjang tungkai : tinggi badan besar, sedang dan

kecil dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok mahasiswa yang memiliki

kategori rasio panjang tungkai : tinggi badan besar memiliki peningkatan ketepatan yang

lebih besar dari pada kelompok mahasiswa yang memiliki rasio panjang tungkai : tinggi

badan sedang dan kecil.

B. Pengujian Prasyarat Analisis

Untuk memenuhi persyaratan analisa statistik terlebih dahulu dilakukan uji

persyaratan terhadap data penelitian. Uji persyaratan yang dimaksud meliputi uji

reliabilitas, uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui kestabilan nilai dari tes pertama dan

kedua. Dalam hal ini, uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui kestabilan hasil

tes awal pada sprint 100 meter jauh. Hasil uji reliabilitas tes awal dalam penelitian ini

disajikan sebagai berikut:

Hasil tes Koefisien Reliabilitas Kategori

Tes Awal 0,763 Tinggi sekali

Tes Akhir 0,841 Tinggi sekali

2. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan analisis data, perlu dilakukan uji terhadap distribusi data

untuk mengetahui apakah distribusi data normal atau tidak. Uji normalitas data dalam

penelitian ini menggunakan metode lilliefors. Hasil uji normalitas data yang

dilakukan pada setiap kelompok penelitian disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 13.3. Rangkuman Hasil Uji Normalitas

Kelompok N Lo Lt Kesimpulan

A1B1 6 0,1461733 0,421 Distribusi normal

A1B2 6 0,1842522 0,421 Distribusi normal

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. 2. - abstrak.ta.uns.ac.id · homogenitas digunakan rumus uji Bartlett pada taraf signifikansi α = 0.05. ... dilanjutkan penghitungan manual dengan

A1B3 6 0,1587711 0,421 Distribusi normal

A2B1 6 0,246844 0,421 Distribusi normal

A2B2 6 0,2434541 0,421 Distribusi normal

A2B3 6 0,3922434 0,421 Distribusi normal

A1B1 = Kelompok Sprint 100 meter Menggunakan Latihan Acceleration Sprint Dengan

Rasio Panjang Tungkai : Tinggi Badan “Besar”

A1B2 = Kelompok Sprint 100 meter Menggunakan Latihan Acceleration Sprint Dengan Rasio

Panjang Tungkai : Tinggi Badan “Sedang”

A1B3 = Kelompok Sprint 100 meter Menggunakan Latihan Acceleration Sprint Dengan Rasio

Panjang Tungkai : Tinggi Badan “Kecil”

A2B1 = Kelompok Sprint 100 meter Menggunakan Latihan Hollow Sprint Dengan Rasio

Panjang Tungkai : Tinggi Badan “Besar”

A2B2 = Kelompok Sprint 100 meter Menggunakan Latihan Hollow Sprint Dengan Rasio

Panjang Tungkai : Tinggi Badan “Sedang”

A2B3 = Kelompok Sprint 100 meter Menggunakan Latihan Hollow Sprint Dengan Rasio

Panjang Tungkai : Tinggi Badan “Kecil”

3. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui variasi sampel pada tiap-tiap

kelompok penelitian. Uji homogenitas dalam penelitian ini dilakukan terhadap data hasil

penelitian dengan menggunakan uji bartlett. Hasil perhitungan uji homogenitas dengan rumus

bartlett adalah sebagai berikut:

Tabel 13.4 Tabel hasil uji bartlett

∑Kelompok Ni S2

2hitung

2tabel Kesimpulan

6 6 0,0135 4,764 7,815 Homogen

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 2

hitung lebih kecil dibandingkan dengan

2

tabel. Hal ini menunjukkan bahwa sampel penelitian bersifat homogen. Dengan demikian

persyaratan homogenitas sampel dalam penelitian ini dapat terpenuhi. Perhitungan uji

homogenitas secara lengkap dapat dilihat pada lampiran.

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. 2. - abstrak.ta.uns.ac.id · homogenitas digunakan rumus uji Bartlett pada taraf signifikansi α = 0.05. ... dilanjutkan penghitungan manual dengan

C. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan berdasarkan hasil analisis data dan interpretasinya.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik analisis varians (anava) dengan

faktorial 2 x 3. Selanjutnya dilakukan uji lanjut anava dengan menggunakan uji rentang

Newman Keuls, yaitu uji rata-rata setelah anava. Uji rentang Newman Keuls dilakukan untuk

mengetahui pengaruh kelompok yang mana yang lebih baik dari setiap kelompok penelitian.

Hasil analisis data untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Tabel 13.5 Ringkasan Nilai Rata-Rata Peningkatan sprint 100 meter berdasarkan rasio

panjang tungkai : tinggi badan

MetodeLatihan A1 A2

rasio panjang telapak kaki : tinggi badan B1 B2 B3 B1 B2 B3

Hasil tes awal 373.83 328.83 299.50 371.17 328.67 284.83

Hasil tes akhir 390.67 342.17 310.67 389.67 342.67 296.83

Peningkatan 16.83 13.33 11.17 18.50 14.00 12.00

Keterangan:

A1= sprint 100 meter metode latihan Acceleration Sprint

A2= sprint 100 meter metode latihan Hollow Sprint

B1= Kelompok Rasio Panjang Tungkai : Tinggi Badan Kategori Besar

B2= Kelompok Rasio Panjang Tungkai : Tinggi Badan Kategori Sedang

B3= Kelompok Rasio Panjang Tungkai : Tinggi Badan Kategori Kecil

Tabel 13.6 Ringkasan Hasil Analisis Varian Dua Faktor

Sumber

Variasi dk JK RJK Fo Ft

Rata-rata

Perlakuan 1 2,007 2,007

A 1 1,302 1,302 30,29

B 1 1,366 1,366 31,77 4,20

AB 1 2,007 2,007 46,68

Kekeliruan 32 1,376 0,043

Total 36 8,057

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. 2. - abstrak.ta.uns.ac.id · homogenitas digunakan rumus uji Bartlett pada taraf signifikansi α = 0.05. ... dilanjutkan penghitungan manual dengan

Kesimpulan: Fo > Ft maka ada pengaruh yang signifikan.

Tabel 13.7. Ringkasan Hasil Analisis Rentang Newman Keuls

KP A1B1 A2B1 A1B2 A2B2 A1B3 A2B3 RST

Mean 0,5983 0,4700 0,3983 0,3283 0,2867 0,2250 a=0.05

A1B1 0,5983 0 - - - - -

A2B1 0,4700 0,1283 0 - - - - 0,19973

A1B2 0,3983 0,2000 0,0717 0 - - - 0,24120

A2B2 0,3283 0,2700* 0,1417 0,0700 0 - - 0,26608

A1B3 0,2867 0,3117* 0,1833 0,1117 0,0417 0 - 0,28336

A2B3 0,2250 0,3733* 0,2450 0,1733 0,1033 0,0617 0 0,29718

Keterangan :

Yang bertanda * signifikansi pada P ≤ 0.05

Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat dilakukan pengujian hipotesis sebagai

berikut:

1. Pengujian Hipotesis I

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa, latihan Acceleration Sprint dapat

memberikan perubahan/peningkatan peningkatan waktu sprint 100 meter yang berbeda

dengan Hollow Sprint. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 30,296 < Ftabel 4,20. Dengan

demikian hipotesis nol (H0) ditolak. Yang berarti terdapat perbedaan pengaruh yang

signifikan antara latihan Acceleration Sprint dengan Hollow Sprint terhadap peningkatan

waktu sprint 100 meter. Dari analisis lanjutan diperoleh bahwa, ternyata pengaruh latihan

Acceleration Sprint memiliki peningkatan kecepatan yang lebih besar dari pada latihan

menggunakan Hollow Sprint, dengan rata-rata peningkatan ketepatan masing-masing yaitu

0,43 detik dan 0,34 detik.

2. Pengujian Hipotesis II

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa, mahasiswa yang memiliki rasio panjang

tungkai : tinggi badan besar, sedang dan kecil memiliki peningkatan waktu sprint 100 meter

yang berbeda. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 31,776 > Ftabel = 4,20. Dengan demikian

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. 2. - abstrak.ta.uns.ac.id · homogenitas digunakan rumus uji Bartlett pada taraf signifikansi α = 0.05. ... dilanjutkan penghitungan manual dengan

hipotesis nol (H0) ditolak. Yang berarti terdapat perbedaan peningkatan kecepatan sprint

100 meter yang signifikan antara mahasiswa yang memiliki rasio panjang tungkai : tinggi

badan besar, sedang dan kecil.

Dari analisis lanjutan dapat dikemukakan bahwa mahasiswa yang memiliki rasio

panjang tungkai : tinggi badan besar memberikan peningkatan prestasi sprint 100 meter

lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki rasio panjang tungkai : tinggi

badan sedang dan mahasiswa yang memiliki rasio panjang tungkai : tinggi badan kecil,

dengan rata-rata peningkatan masing-masing yaitu 0.53, 0.36 dan 0,26detik.

3. Pengujian Hipotesis III

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa, interaksi antara sprint 100 meter dan rasio

panjang tungkai : tinggi badan bermakna. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 46,680 > Ftabel

= 4,20 (Fo > Ft) pada taraf signifikasi 5%. Dengan demikian hipotesis nol ditolak, yang

berarti terdapat interaksi yang signifikan antara sprint 100 meter dan rasio panjang tungkai :

tinggi badan terhadap peningkatan waktu sprint 100 meter.

D. Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran yang lebih lanjut mengenai hasil-

hasil analisis data yang telah dikemukakan. Berdasarkan pengujian hipotesis telah

menghasilkan dua kelompok kesimpulan analisis yaitu : (1) ada perbedaan pengaruh yang

bermakna antara faktor-faktor utama penelitian, (2) tidak ada interaksi yang bermakna

antara faktor-faktor utama dalam bentuk interaksi dua faktor 3) ada pengaruh interaksi

Acceleration Sprint dengan rasio panjang tungkai : tinggi badan besar, sedang dan kecil

terhadap hasil sprint 100 meter. Berdasarkan simpulan tersebut, dapat diperjelas dalam

paparan sebagai berikut:

1. Perbedaan Pengaruh Metode latihan Acceleration Sprint dan latihan Hollow Sprint Hasil

sprint 100 meter.

Berdasarkan pengujian hipotesis pertama ternyata ada perbedaan pengaruh yang nyata

antara kelompok mahasiswa yang mendapatkan latihan Acceleration Sprint dan kelompok

mahasiswa yang mendapatkan latihan Hollow Sprint terhadap peningkatan hasil sprint 100

meter. Pada kelompok mahasiswa yang mendapat latihan Acceleration Sprint memberikan

dampak peningkatan hasil waktu sprint 100 meter yang lebih baik dibandingkan dengan

kelompok mahasiswa yang mendapat latihan Hollow Sprint. Pola gerakan latihan

Acceleration Sprint lebih sesuai dengan karakteristik keterampilan gerak sprint 100 meter.

Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan bahwa

perbandingan rata-rata peningkatan persentase hasil sprint 100 meter yang dihasilkan oleh

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. 2. - abstrak.ta.uns.ac.id · homogenitas digunakan rumus uji Bartlett pada taraf signifikansi α = 0.05. ... dilanjutkan penghitungan manual dengan

latihan Acceleration Sprint lebih tinggi 3,362% dari pada dengan latihan Hollow Sprint. Hal

ini dapat dilihat dari histogram berikut ini:

Gambar 8.3 Histogram Nilai Rata-Rata Peningkatan waktu sprint 100 meter Tiap

Kelompok Berdasarkan Latihan sprint 100 meter dengan Kategori rasio panjang tungkai :

tinggi badan besar.

Gambar 8.4 Histogram Nilai Rata-Rata Peningkatan waktu sprint 100 meter Tiap

Kelompok Berdasarkan Latihan sprint 100 meter dengan Kategori rasio panjang tungkai :

tinggi badan sedang.

Series1; Acceleration Sprint (A1);

0,598

Series1; Hollow Sprint(A2);

0,470

Perbandingan Hasil Latihan Acceleration Sprint dengan Hollow Sprint

Rasio Besar

Acceleration Sprint (A1)

Hollow Sprint(A2)

Series1; Acceleration Sprint (A1);

0,398

Series1; Hollow Sprint(A2);

0,328

Perbandingan Hasil Latihan Acceleration Sprint dengan Hollow

Sprint

Rasio Sedang

Acceleration Sprint (A1)

Hollow Sprint(A2)

Page 24: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. 2. - abstrak.ta.uns.ac.id · homogenitas digunakan rumus uji Bartlett pada taraf signifikansi α = 0.05. ... dilanjutkan penghitungan manual dengan

Gambar 8.5 Histogram Nilai Rata-Rata Peningkatan waktu sprint 100 meter Tiap

Kelompok Berdasarkan Latihan sprint 100 meter dengan Kategori rasio panjang tungkai :

tinggi badan kecil.

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh Fhitung = 30,29 > Ftabel

= 4.17. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada perbedaan pengaruh antara metode

latihan Acceleration Sprint dan Hollow Sprint terhadap hasil waktu sprint 100 meter pada

mahasiswa putera Penjaskesrek UNS tahun ajaran 2013/2014 dapat diterima kebenarannya.

2. Perbedaan Hasil sprint 100 Meter antara Mahasiswa yang Memiliki Rasio Panjang

Tungkai : Tinggi Badan tinggi Besar, Sedang dan Kecil.

Berdasarkan pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa ada pebedaan yang

signifikan antara kelompok yang memiliki rasio panjang tungkai : tinggi badan besar, sedang

dan kecil dalam melakukan sprint Acceleration Sprint. Kelompok yang memiliki rasio

panjang tungkai : tinggi badan tinggi kategori besar memiliki potensi peningkatan lari yang

lebih baik dibandingkan dengan kelompok dengan kategori sedang atau kecil. Hal ini karena

rasio panjang tungkai : tinggi badan merupakan salah satu faktor dominan dalam gerakan

sprint 100 meter. Rasio panjang tungkai : tinggi badan besar disertai otot-otot yang baik

mempunyai peran yang penting untuk melakukan dalam usaha sprint 100 meter secepat

mungkin. Rasio panjang tungkai : tinggi badan yang besar memungkinkan memiliki

jangkauan kaki yang lebih jauh dan panjang, sehingga hal ini akan mempengaruhi langkah

kaki yang dilakukan. Lain halnya dengan mahasiswa yang memiliki rasio panjang tungkai :

tinggi badan sedang atau kecil akan memiliki jangkauan kaki pendek juga, sehingga hasil

langkah dalam berlari juga tidak maksimal dibandingkan dengan pelari yang memiliki rasio

panjang tungkai : tinggi badan yang besar. Hal ini dapat dilihat dari histogram berikut ini:

Series1; Acceleration Sprint (A1);

0,287 Series1; Hollow

Sprint(A2); 0,225

Perbandingan Hasil Latihan Acceleration Sprint dengan Hollow Sprint

Rasio Kecil

Acceleration Sprint (A1)

Hollow Sprint(A2)

Page 25: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. 2. - abstrak.ta.uns.ac.id · homogenitas digunakan rumus uji Bartlett pada taraf signifikansi α = 0.05. ... dilanjutkan penghitungan manual dengan

Gambar 8.6 Histogram Nilai Rata-Rata Peningkatan waktu sprint 100 meter Tiap

Kelompok Berdasarkan Latihan Acceleration sprint 100 meter dan Kategori rasio panjang

tungkai : tinggi badan.

Gambar 8.7 Histogram Nilai Rata-Rata Peningkatan waktu sprint 100 meter Tiap

Kelompok Berdasarkan Latihan Hollow sprint 100 meter dan Kategori rasio panjang tungkai

: tinggi badan.

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh Fhitung = 31,77 > Ftabel =

4.17. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada perbedaan hasil sprint 100 meter

antara mahasiswa yang memiliki rasio panjang tungkai : tinggi badan besar, sedang dan kecil

dapat diterima kebenarannya.

Besar (B1); Besar (B1);

0,598 Besar (B1); Sedang (B2);

0,398 Besar (B1); Kecil (B3);

0,287

Acceleration Sprint

Besar (B1)

Sedang (B2)

Kecil (B3)

Series1; Besar (B1); 0,470

Series1; Sedang (B2); 0,328

Series1; Kecil (B3); 0,225

Hollow Sprint

Besar (B1)

Sedang (B2)

Kecil (B3)

Page 26: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. 2. - abstrak.ta.uns.ac.id · homogenitas digunakan rumus uji Bartlett pada taraf signifikansi α = 0.05. ... dilanjutkan penghitungan manual dengan

3. Interaksi Antara Metode Sprint 100 Meter dan Rasio Panjang Tungkai : Tinggi Badan

Terhadap Hasil Sprint 100 Meter

Berdasarkan pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa ada interaksi yang

signifikan antara metode sprint 100 meter dan rasio panjang tungkai : tinggi badan terhadap

hasil sprint 100 meter. Pada kelompok dengan latihan Acceleration Sprint dan rasio panjang

tungkai : tinggi badan besar memiliki peningkatan yang lebih baik dibandingkan dengan

kelompok lainnya. Jika dilihat dari hal tersebut, metode sprint 100 meter dan rasio panjang

tungkai : tinggi badan sangat berpengaruh pada hasil sprint 100 meter.

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh Fh = 46,68 > Ft = 4,17.

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada interaksi antara metode sprint 100 meter

dan rasio panjang tungkai : tinggi badan terhadap hasil sprint 100 meter, dapat diterima

kebenarannya.

Untuk lebih memahami pengaruh latihan Acceleration Sprint dan latihan Hollow

Sprint, serta tingkat rasio panjang tungkai : tinggi badan besar, sedang dan kecil, dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 13.7 Pengaruh Interaksi Faktor Utama dan Sederhana Terhadap Peningkatan hasil

sprint 100 meter.

Faktor A = Metode Sprint 100 meter

B = Rasio PT : TB

Taraf A1 A2 Rerata

B1 0,598 0,470 0,534

B2 0,398 0,328 0,363

B3 0,287 0,225 0,256

Rerata 0,427667 0,341

Peningkatan rerata sebelum dan sesudah perlakukan dapat dilihat pada grafik di

bawah ini:

Gambar 8.8 Bentuk Interaksi hasil sprint 100 meter Kelompok Metode Sprint 100 meter

Page 27: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. 2. - abstrak.ta.uns.ac.id · homogenitas digunakan rumus uji Bartlett pada taraf signifikansi α = 0.05. ... dilanjutkan penghitungan manual dengan

Gambar 8.9 Bentuk Interaksi hasil sprint 100 meter Kelompok rasio panjang tungkai :

tinggi badan.

Berdasarkan dua gambar di atas menunjukkan bahwa bentuk garis perubahan

besarnya nilai peningkatan hasil sprint 100 meter antara kelompok rasio panjang tungkai :

tinggi badan besar, sedang dan kecil ada perbedaan. Sedangkan efek latihan dapat dilihat

bahwa pada metode latihan Hollow Sprint memiliki peningkatan paling rendah, kemudian

dengan latihan Acceleration Sprint lebih tinggi.

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh Fh = 65.99 lebih besar

dari Ft = 4,17. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada interaksi antara metode

Acceleration Sprint

Hollow Sprint

Besar

Sedang

Kecil

Page 28: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. 2. - abstrak.ta.uns.ac.id · homogenitas digunakan rumus uji Bartlett pada taraf signifikansi α = 0.05. ... dilanjutkan penghitungan manual dengan

latihan Acceleration Sprint dan Hollow Sprint dengan rasio panjang tungkai : tinggi badan

kategori besar, sedang dan kecil terhadap prestasi sprint 100 meter dapat diterima

kebenarannya.

Page 29: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. 2. - abstrak.ta.uns.ac.id · homogenitas digunakan rumus uji Bartlett pada taraf signifikansi α = 0.05. ... dilanjutkan penghitungan manual dengan