BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian€¦ · kelas 5. Guru kelas 5 pada SD Negeri...

31
36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Mangunsari 06 Salatiga. SD Negeri Mangunsari 06 Salatiga terletak di Jalan Walisongo, Ngawen Tegalsari RT 03 RW 08, Mangunsari, Sidomukti, Salatiga. Sekolah ini memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang UKS, 1 gudang, 1 ruang multimedia, 1 ruang gudang, 2 WC untuk guru dan 3 WC untuk siswa. Sekolah ini dipilih berdasarkan pertimbangan peneliti yang telah mengenal tentang kondisi sekolah serta kemudahan akses sehingga hal ini memudahkan peneliti untuk melaksanakan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2013/2014 selama bulan april-mei 2014. 3.2. Subjek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 di SD Negeri Mangunsari 06 Salatiga. Seluruh siswa berasal dari penduduk disekitar SD Negeri Mangunsari 06 Salatiga dengan gambaran umum distribusi subjek penelitiannya disajikan pada Tabel 3.1 sebagai berikut : Tabel 3.1 Distribusi Jumlah Subjek Penelitian Siswa Kelas V SD Negeri Mangunsari 06 Salatiga Jenis Kelamin SD Negeri Mangunsari 06 Frekuensi Persentase Laki Laki 6 33,33% Perempuan 12 66,66% Jumlah 18 100% Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa jumlah siswa kelas 5 SD Negeri Mangunsari 06 Salatiga berjumlah 18 siswa dengan siswa laki-laki berjumlah 6 dan siswa perempuan berjumlah 12.

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian€¦ · kelas 5. Guru kelas 5 pada SD Negeri...

  • 36

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1. Setting Penelitian

    Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Mangunsari 06

    Salatiga. SD Negeri Mangunsari 06 Salatiga terletak di Jalan Walisongo, Ngawen

    Tegalsari RT 03 RW 08, Mangunsari, Sidomukti, Salatiga. Sekolah ini memiliki 6

    ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang

    UKS, 1 gudang, 1 ruang multimedia, 1 ruang gudang, 2 WC untuk guru dan 3 WC

    untuk siswa. Sekolah ini dipilih berdasarkan pertimbangan peneliti yang telah

    mengenal tentang kondisi sekolah serta kemudahan akses sehingga hal ini

    memudahkan peneliti untuk melaksanakan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan

    pada semester II tahun ajaran 2013/2014 selama bulan april-mei 2014.

    3.2. Subjek Penelitian

    Subjek dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 di SD Negeri

    Mangunsari 06 Salatiga. Seluruh siswa berasal dari penduduk disekitar SD Negeri

    Mangunsari 06 Salatiga dengan gambaran umum distribusi subjek penelitiannya

    disajikan pada Tabel 3.1 sebagai berikut :

    Tabel 3.1

    Distribusi Jumlah Subjek Penelitian Siswa Kelas V

    SD Negeri Mangunsari 06 Salatiga

    Jenis Kelamin SD Negeri Mangunsari 06

    Frekuensi Persentase

    Laki – Laki 6 33,33%

    Perempuan 12 66,66%

    Jumlah 18 100%

    Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa jumlah siswa kelas 5 SD Negeri

    Mangunsari 06 Salatiga berjumlah 18 siswa dengan siswa laki-laki berjumlah 6

    dan siswa perempuan berjumlah 12.

  • 37

    Subjek penelitian jika dilihat dari segi tenaga pengajar dapat dilihat dari

    profil guru/wali kelas 5. Guru kelas 5 pada SD Negeri Mangunsari 06 bernama

    Ibu Novia Pratiwi, S.Pd. Profilnya adalah beliau berusia 40 tahun dengan

    golongan III B masa kerja yang telah dijalani selama mengajar adalah 8 tahun.

    Guru kelas 5 ini memiliki kemampuan atau kompetensi mengajar dapat

    dikategorikan baik. Hal ini dibuktikan bahwa guru tersebut telah bersertifikasi dan

    cara guru dalam menyampaikan materi pembelajaran juga sudah berpengalaman

    dilihat dari hasil observasi peneliti sebelum dilakukannya penelitian.

    3.3. Variabel Penelitian

    Variabel penelitian menurut Sugiyono (2010: 60) adalah “segala sesuatu

    yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

    diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya”.

    Variabel merupakan objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu

    penelitian. Dalam suatu penelitian terdapat dua variabel yaitu variabel bebas

    (independent) dimana variabel bebas dapat mempengaruhi atau menjadi sebab

    perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependent) dan variabel terikat

    (dependent) itu sendiri merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

    akibat adanya dari adanya variabel bebas.

    3.3.1. Variabel Bebas (X)

    Variabel Bebas (X) dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran

    problem solving. Metode pembelajaran problem solving yang didefinisikan secara

    operasional adalah suatu metode pembelajaran yang berbasis masalah yang

    menjadikan siswa sebagai subjek dalam kegiatan pembelajaran dimana siswa

    diharapkan terlibat secara aktif dalam menyelesaikan permasalahan matematika

    melalui pengalaman belajarnya serta dapat diterapkan untuk menyelesaikan

    permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Metode pembelajaran problem

    solving dilakukan dengan langkah-langkah, yaitu memberi permasalahan,

    mengidentifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, presentasi hasil

    serta menyimpulkan pemecahan masalah.

  • 38

    3.3.2. Variabel Terikat

    Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

    karena adanya variabel bebas sehingga tidak dapat berdiri sendiri. Dalam

    penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah keaktifan siswa dan hasil

    belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Keaktifan siswa adalah aktifitas

    yang dilakukan oleh siswa dalam keterlibatnya berpartisipasi aktif pada saat

    proses kegiatan pembelajaran baik secara fisik, mental intelektual dan emosional

    guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek koqnitif, afektif

    dan psikomotor. Sedangkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika

    adalah bentuk-bentuk perubahan tingkah laku yang sesuai dengan SK, KD dan

    indikator setelah seorang siswa mengikuti pembelajaran matematika.

    Metode pembelajaran problem solving menjadikan guru berperan sebagai

    pembimbing, fasilitator, dan motivator yang memberikan pengarahan, membantu

    siswa mencari sumber-sumber bahan dan membangkitkan keaktifan siswa untuk

    mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Sedangkan siswa memiliki

    tugas untuk mengkonstruk sendiri pengetahuannya, sehingga keterlibatan siswa

    dalam pembelajaran sangat besar diharapkan dan siswa akan merasakan arti

    pentingnya belajar matematika baik belajar dalam kelompok maupun secara

    mandiri. Kesadaran siswa untuk belajar matematika membuat aktifitas belajarnya

    tinggi sehingga berimplikasi terhadap adanya keaktifan siswa yang berguna untuk

    meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

    Selain itu, keaktifan siswa dapat meningkat karena kegiatan belajar yang

    dikerjakan secara kelompok akan lebih menantang, sebab setiap anggota harus

    saling membantu dan berkolaborasi untuk mencapai tujuan dan keberhasilan

    kelompok. Hasil belajar siswa akan lebih berkesan apabila siswa diberikan

    penghargaan atas usaha mereka. Selain itu jika siswa diberi penghargaan setelah

    melakukan pekerjaan yang lebih baik dari sebelumnya, siswa akan lebih terpacu

    untuk belajar. Dengan penerapan metode pembelajaran problem solving dapat

    meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga hasil belajar

    pun dapat meningkat.

  • 39

    3.4. Prosedur Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan desain penelitian tindakan

    kelas. Dalam penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus, pada

    setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Prosedur penelitian tindakan kelas

    menurut Arikunto (2010: 132) “terdapat empat tahap rencana tindakan, meliputi:

    perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi

    (reflecting).” Berikut merupakan desain penelitian tindakan kelas.

    Bagan 3.1

    Desain Prosedur Penelitian

    3.4.1. Rencana Tindakan Siklus I

    1. Perencanaan

    Pada tahap penelitian ini, peneliti merencanakan suatu kegiatan belajar

    mengajar dengan menerapkan metode pembelajaran problem solving dalam

    pembelajaran matematika di kelas 5 SD Negeri Mangunsari 06 Salatiga.

    Berdasarkan rencana tersebut peneliti merencanakan mempelajari karakterstik

    metode pembelajaran problem solving sebagai metode pembelajaran yang akan

    diteliti. Rencananya kegiatan pembelajaran akan dilaksanakan pada pertengahan

    bulan april. Oleh sebab itu peneliti mempelajari isi promes dan silabus pada

    pertengahan bulan april yang telah dibuat oleh SD Negeri Mangunsari 06.

    Siklus I

    Perencanaan

    Pelaksanaan

    Dan

    Observasi

    Refleksi

    Siklus II

    Perencanaan

    Pelaksanaan

    Dan

    Observasi

    Refleksi

  • 40

    Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, peneliti mempersiapkan

    segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran diantaranya menyusun

    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Penyusunan RPP dilakukan bersama

    dengan guru yang akan melakukan tindakan. Penyusunan RPP berdasarkan

    promes dan silabus yang telah ditetapkan oleh SD Negeri Mangunsari 06 Salatiga

    serta disesuaikan dengan metode pembelajaran problem solving. Perencanaan

    selanjutnya membuat lembar kerja siswa dan lembar kerja kelompok pada setiap

    pertemuan, membuat lembar observasi tentang aktivitas guru dan siswa pada saat

    kegiatan pembelajaran berlangsung, menyusun soal tes hasil belajar,

    mempersiapkan alat peraga tentang jenis-jenis bangun datar, serta mempersiapkan

    ruangan yang digunakan saat pembelajaran berlangsung dan tidak kalah

    pentingnya adalah persiapan kondisi fisik dan mental.

    2. Pelaksanaan Tindakan

    Pelaksanaan tindakan pada siklus pertama dilakukan dalam tiga kali

    pertemuan. Tahap tindakan dilakukan oleh guru dengan menerapkan metode

    pembelajaran problem solving. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada

    pertengahan bulan april sesuai dengan promes dan silabus mata pelajaran

    matematika kelas V SD N Mangunsari 06. Pada penelitian siklus 1, standar

    kompetensi yang tercantum dalam promes dan silabus pada pertengahan bulan

    april adalah memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun sehingga

    materi pelajaran yang akan dipelajari adalah mengenai sifat-sifat bangun datar.

    Adapun tindakan yang dilakukan pada siklus 1 yaitu:

    Pertemuan 1

    a. Kegiatan Pendahuluan

    − Guru memberi salam dan mempersiapkan kondisi siswa secara psikis

    dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.

    − Apersepsi & Motivasi : Guru bertanya : “Bagaimana bentuk atap rumah

    kalian? Bagaimana bentuk pintu rumah kalian? Adakah benda didalam

    kelas ini yang berbentuk bangun datar?” dan Mengadakan penelitian ke

    seluruh ruang kelas mencari benda yang berbentuk bangun datar.

  • 41

    − Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, indikator pencapaian

    kompetensi, serta kompetensi dasar yang akan dicapai.

    − Guru menginformasikan cara belajar yang akan ditempuh yaitu

    mendiskusikan masalah dan memecahkan permasalahan serta

    melaporkan hasil diskusi pemecahan masalah.

    b. Kegiatan Inti

    Eksplorasi

    − Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai gambaran umum

    materi pelajaran matematika tentang bangun datar yang meliputi:

    segitiga, persegi dan persegi panjang.

    − Siswa membentuk kelompok dengan beranggota 4 - 5 orang secara

    heterogen.

    − Siswa diberi permasalahan matematika mengenai sifat-sifat bangun

    datar segitiga, persegi dan persegi panjang dalam bentuk LKK (Lembar

    Kegiatan Kelompok) sebagai pedoman kegiatan yang akan dilakukan

    siswa di dalam kelompoknya.

    − Siswa diberikan kesempatan luas untuk berfikir dan bertindak

    berdasarkan permasalahan soal matematika yang telah mereka terima

    untuk didiskusikan, dan mencari sumber datanya.

    − Guru memfasilitasi kebutuhan kerja kelompok siswa.

    − Siswa mengkaji, menginvestigasi dan mengumpulkan informasi tentang

    sifat-sifat dari bangun datar segitiga, persegi dan persegi panjang yang

    nantinya akan dipresentasikan di depan kelas.

    − Siswa saling bertukar, berdiskusi, memberikan sumbang pikiran dan

    semua gagasan dalam kerja kelompoknya.

    − Siswa secara berkelompok mengisi LKS (Lembar Kegiatan Siswa) yang

    telah diterima.

    − Guru mengawasi kegiatan kerja kelompok yang sedang berlangsung

    dan memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang mengalami

    kendala dalam mengerjakan tugas.

  • 42

    Elaborasi

    − Siswa menyelesaikan soal-soal dalam Lembar Kerja Kelompok yang

    berkaitan dengan sifat-sifat dari bangun datar segitiga, persegi dan

    persegi panjang.

    − Siswa merencanakan dan membuat laporan hasil diskusi mengenai

    pembahasan bangun datar beserta apresiasinya.

    − Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil

    kerja kelompoknya di depan kelas.

    − Siswa dari kelompok lain diberikan kesempatan untuk bertanya atau

    memberikan tanggapan, pertanyaan, dan tambahan jawaban kepada

    kelompok penyaji.

    Konfirmasi

    − Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk

    lisan misalnya dengan mengucapkan “pintar” atau dengan kata-kata

    positif lainnya berdasarkan hasil jawaban siswa.

    − Guru meluruskan miskonsepsi dan kesalahpahaman yang terjadi.

    − Guru memberikan penguatan terhadap kegiatan dan pencapaian siswa

    yang telah berlangsung.

    c. Kegiatan Penutup

    − Guru dan siswa mengulang materi yang sudah dipelajari agar

    pemahaman siswa lebih tinggi

    − Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas rumah (PR) pada siswa.

    − Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan

    berikutnya yaitu sifat-sifat bangun datar trapesium, jajar genjang, belah

    ketupat, layang-layang, dan lingkaran.

    − Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam penutup.

  • 43

    Pertemuan 2

    a. Kegiatan Pendahuluan

    − Guru memberi salam dan mempersiapkan kondisi siswa secara psikis

    dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.

    − Mengingat kembali materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya.

    − Membahas PR pada pertemuan sebelumnya.

    − Apersepsi & Motivasi : Guru bertanya “Bagaimana bentuk roda sepeda

    kalian? Bagaimana bentuk ketupat lebaran? Adakah benda didalam

    kelas ini yang berbentuk lingkaran dan belah ketupat?” dan

    Mengadakan penelitian ke seluruh ruang kelas mencari benda-benda

    yang berbentuk bangun datar.

    − Guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta kompetensi dasar yang

    akan dicapai oleh setiap siswa.

    − Guru menginformasikan cara belajar dengan memecahkan

    permasalahan matematika serta melaporkan hasil pemecahan masalah.

    b. Kegiatan Inti

    Eksplorasi

    − Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai gambaran umum

    materi pelajaran matematika tentang bangun datar yang meliputi:

    trapesium, jajar genjang, belah ketupat, layang-layang, dan lingkaran.

    − Siswa membentuk kelompok dengan beranggota 4 - 5 orang secara

    heterogen.

    − Siswa diberi permasalahan matematika mengenai sifat-sifat bangun

    datar trapesium, jajar genjang, belah ketupat, layang-layang, dan

    lingkaran dalam bentuk LKK (Lembar Kegiatan Kelompok) sebagai

    pedoman kegiatan yang akan dilakukan siswa didalam kelompoknya.

    − Siswa diberikan kesempatan luas untuk berfikir dan bertindak

    berdasarkan permasalahan soal matematika yang telah mereka terima

    untuk didiskusikan, dan mencari sumber datanya.

    − Guru memfasilitasi kebutuhan kerja kelompok siswa.

  • 44

    − Siswa mengkaji, menginvestigasi dan mengumpulkan informasi tentang

    sifat-sifat dari bangun datar trapesium, jajar genjang, belah ketupat,

    layang-layang, dan lingkaran yang nantinya akan dipresentasikan di

    depan kelas.

    − Siswa saling bertukar, berdiskusi, memberikan sumbang pikiran dan

    semua gagasan dalam kerja kelompoknya.

    − Siswa secara berkelompok mengisi LKS (Lembar Kegiatan Siswa) yang

    telah diterima.

    − Guru mengawasi kegiatan kerja kelompok yang sedang berlangsung

    dan memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang mengalami

    kendala dalam mengerjakan tugas.

    Elaborasi

    − Siswa menyelesaikan soal-soal dalam Lembar Kerja Kelompok yang

    berkaitan dengan sifat-sifat dari bangun datar trapesium, jajar genjang,

    belah ketupat, layang-layang, dan lingkaran.

    − Siswa merencanakan dan membuat laporan hasil diskusi beserta

    apresiasinya.

    − Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil

    kerja kelompoknya di depan kelas.

    − Siswa dari kelompok lain diberikan kesempatan untuk bertanya atau

    memberikan tanggapan kepada kelompok penyaji.

    Konfirmasi

    − Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk

    lisan misalnya dengan mengucapkan “pintar” atau dengan kata-kata

    positif lainnya berdasarkan hasil jawaban siswa dari pertanyaan yang

    diberikan guru.

    − Guru meluruskan miskonsepsi dan kesalahpahaman yang terjadi.

    − Guru memberikan penguatan terhadap kegiatan dan pencapaian siswa

    yang telah berlangsung.

  • 45

    c. Kegiatan Penutup

    − Siswa bersama guru mengulang tanya jawab materi yang sudah

    dipelajari agar pemahaman siswa lebih tinggi

    − Siswa merangkum dan menyimpulkan materi sifat-sifat bangun datar.

    − Siswa dan guru merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan

    − Guru menginformasikan kegiatan pembelajaran pada pertemuan

    berikutnya yaitu tes formatif tentang sifat-sifat bangun datar.

    Pertemuan 3

    a. Kegiatan Pendahuluan

    − Guru memberikan salam, berdoa, dan mengisi daftar presensi siswa.

    − Apersepsi: Guru bertanya jawab dengan siswa mengingat kembali

    materi tentang sifat-sifat bangun datar.

    − Motivasi: Guru memberikan motivasi dengan kepada siswa untuk

    mengerjakan tes formatif dengan sungguh-sungguh dan percaya diri.

    b. Kegiatan Inti

    − Guru membagikan soal tes formatif kepada siswa.

    − Siswa mengerjakan tes formatif secara individu.

    − Siswa yang sudah selesai mengerjakan tes formatif dapat

    mengumpulkan lembar jawabnya kepada guru.

    − Siswa menyimak pembahasan tes formatif yang disampaikan oleh guru.

    c. Kegiatan Penutup

    − Guru menyampaikan materi pembelajaran pada pertemuan mendatang

    yaitu hubungan kesebangunan dan simetri bangun datar.

    − Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam penutup.

  • 46

    3. Observasi Tindakan

    Observasi merupakan upaya mengamati pelaksanaan tindakan. Observasi

    dilakukan selama proses pembelajaran matematika dengan metode pembelajaran

    problem solving berlangsung. Jadi observasi dan pelaksanaan dilakukan dalam

    waktu bersamaan. Pelaksanaan tahap observasi meliputi: (1) mengamati dan

    mencatat aktivitas siswa dan guru dalam implementasi langkah-langkah

    pembelajaran matematika dengan menggunakan metode pembelajaran problem

    solving, (2) mengamati dan mencatat keaktifan siswa dalam pembelajaran

    matematika dengan menggunakan lembar observasi, serta (3) mencatat hal-hal

    penting berkaitan dengan langkah-langkah dan keaktifan siswa dalam

    pembelajaran matematika menggunakan metode pembelajaran problem solving

    yang belum terdapat pada lembar observasi. Pelaksanaan tahap observasi, selain

    menggunakan lembar observasi juga menggunakan dokumentasi foto sebagai

    laporan yang berupa gambar aktivitas siswa dan guru selama mengikuti

    pembelajaran dari awal sampai akhir. Dokumentasi berupa foto digunakan sebagai

    suatu bukti penguat dalam analisis penelitian dalam setiap siklusnya sehingga

    penjelasan lebih akurat.

    4. Refleksi

    Refleksi dilakukan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran maupun pada

    setiap akhir siklus. Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh

    tindakan yang telah atau yang belum dilakukan. Data yang diperoleh pada tahap

    observasi dianalisis, kemudian dilakukan refleksi untuk melakukan penilaian

    proses yang terjadi, masalah yang muncul, dan segala hal yang berkaitan dengan

    tindakan yang dilakukan. Berdasarkan data yang telah terkumpul dalam siklus I,

    kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan pada siklus II.

    Refleksi bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan baik secara proses

    maupun hasil. Hasil refleksi kemudian didiskusikan dengan guru sehingga

    menghasilkan masukan-masukan yang digunakan untuk perbaikan pembelajaran

    selanjutnya.

  • 47

    3.4.2. Rencana Tindakan Siklus II

    Rencana tindakan siklus II merupakan hasil tindak lanjut dari refleksi yang

    dilakukan pada siklus I dengan tujuan agar pelaksanaan pembelajaran lebih

    maksimal. Rencana tindakan pada siklus II terdiri atas empat tahap, yaitu

    perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Rencana tindakan siklus II PTK

    yang dilakukan di kelas V SDN Mangunsari 06 dapat diuraikan sebagai berikut:

    1. Perencanaan Tindakan

    Tahap perencanaan siklus II merupakan perencanaan seperti yang

    dilakukan pada siklus I dan telah disesuaikan dengan hasil refleksi sebagai usaha

    perbaikan tindakan pada siklus II ini. Pelaksanaan tahap perencanaan siklus II

    yaitu: (1) menganalisis kompetensi Matematika yang meliputi SK 6, KD 6.2,

    indikator 6.2.1, 6.2.2, dan 6.2.3, (2) merumuskan tujuan pembelajaran sesuai SK,

    KD, dan indikator, (3) menyusun materi pembelajaran sesuai rumusan tujuan

    pembelajaran, (4) menentukan metode pembelajaran, yaitu metode pembelajaran

    problem solving, (5) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, (6)

    mempersiapkan sumber, alat, dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi

    pembelajaran, (7) menyusun lembar kerja kelompok untuk siswa, (8) menyusun

    lembar observasi metode pembelajaran problem solving, dan (9) menyusun alat

    evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa.

    2. Pelaksanaan Tindakan

    Tahap tindakan siklus II merupakan pelaksanaan rencana pelaksanaan

    pembelajaran yang telah disusun. Tahap tindakan dilakukan oleh guru dengan

    menerapkan metode pembelajaran problem solving. Pelaksanaan tindakan pada

    siklus II dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Kegiatan pembelajaran

    dilaksanakan pada akhir bulan april sesuai dengan promes dan silabus mata

    pelajaran matematika kelas V SD N Mangunsari 06. Pada penelitian siklus II,

    standar kompetensi yang tercantum dalam promes dan silabus pada akhir bulan

    april adalah menyelidiki sifat-sifat kesebangunan dan simetri sehingga materi

    pelajaran yang akan dipelajari adalah mengenai sifat-sifat kesebangunan dan

    simetri. Adapun tindakan yang dilakukan pada siklus II yaitu:

  • 48

    Pertemuan 1

    a. Kegiatan Pendahuluan

    − Guru memberi salam dan mempersiapkan kondisi siswa secara psikis

    dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.

    − Apersepsi & Motivasi : Guru bertanya : “Apakah kalian pernah melihat

    miniatur mobil, bus, dan miniatur rumah?” dan Mengadakan penelitian

    ke seluruh ruang kelas mencari benda yang memiliki bentuk sebangun.

    − Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, indikator pencapaian

    kompetensi, serta kompetensi dasar yang akan dicapai.

    − Guru menginformasikan cara belajar yang akan ditempuh yaitu

    mendiskusikan masalah dan memecahkan permasalahan serta

    melaporkan hasil diskusi pemecahan masalah.

    b. Kegiatan Inti

    Eksplorasi

    − Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai gambaran umum

    materi pelajaran matematika tentang kesebangunan antar bangun-

    bangun datar.

    − Siswa membentuk kelompok dengan beranggota 4 - 5 orang secara

    heterogen.

    − Siswa diberi permasalahan matematika mengenai kesebangunan antar

    bangun-bangun datar dalam bentuk LKK (Lembar Kegiatan Kelompok)

    sebagai pedoman kegiatan yang akan dilakukan siswa di dalam

    kelompoknya.

    − Siswa diberikan kesempatan luas untuk berfikir dan bertindak

    berdasarkan permasalahan soal matematika yang telah mereka terima

    untuk didiskusikan, dan mencari sumber datanya.

    − Guru memfasilitasi kebutuhan kerja kelompok siswa.

    − Siswa mengkaji, menginvestigasi dan mengumpulkan informasi tentang

    kesebangunan antar bangun-bangun datar yang nantinya akan

    dipresentasikan di depan kelas.

  • 49

    − Siswa saling bertukar, berdiskusi, memberikan sumbang pikiran dan

    semua gagasan dalam kerja kelompoknya.

    − Siswa secara berkelompok mengisi LKS (Lembar Kegiatan Siswa) yang

    telah diterima.

    − Guru mengawasi kegiatan kerja kelompok yang sedang berlangsung

    dan memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang mengalami

    kendala dalam mengerjakan tugas.

    Elaborasi

    − Siswa menyelesaikan soal-soal dalam Lembar Kerja Kelompok yang

    berkaitan dengan kesebangunan antar bangun-bangun datar

    − Siswa merencanakan dan membuat laporan hasil diskusi mengenai

    pembahasan bangun datar beserta apresiasinya.

    − Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil

    kerja kelompoknya di depan kelas.

    − Siswa dari kelompok lain diberikan kesempatan untuk bertanya atau

    memberikan tanggapan, pertanyaan, dan tambahan jawaban kepada

    kelompok penyaji.

    Konfirmasi

    − Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk

    lisan misalnya dengan mengucapkan “pintar” atau dengan kata-kata

    positif lainnya berdasarkan hasil jawaban siswa.

    − Guru meluruskan miskonsepsi dan kesalahpahaman yang terjadi.

    − Guru memberikan penguatan terhadap kegiatan dan pencapaian siswa

    yang telah berlangsung.

    c. Kegiatan Penutup

    − Guru dan siswa mengulang materi yang sudah dipelajari agar

    pemahaman siswa lebih tinggi

    − Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas rumah (PR) pada siswa.

  • 50

    − Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan

    berikutnya yaitu simetri lipat dan simetri putar pada bangun datar.

    − Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam penutup.

    Pertemuan 2

    a. Kegiatan Pendahuluan

    − Guru memberi salam dan mempersiapkan kondisi siswa secara psikis

    dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.

    − Mengingat kembali materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya.

    − Membahas PR pada pertemuan sebelumnya.

    − Apersepsi & Motivasi : Guru bertanya “Apakah persegi jika dilipat

    kedua bagiannya sama atau setangkup? Bagaimana cara mengetahui

    bahwa bangun datar persegi panjang, trapesium simetri?” dan

    Mengadakan penelitian ke seluruh ruang kelas mencari benda-benda

    yang simetri.

    − Guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta kompetensi dasar yang

    akan dicapai oleh setiap siswa.

    − Guru menginformasikan cara belajar dengan memecahkan

    permasalahan matematika serta melaporkan hasil pemecahan masalah.

    d. Kegiatan Inti

    Eksplorasi

    − Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai gambaran umum

    materi pelajaran matematika tentang simetri lipat dan simetri putar pada

    bangun datar.

    − Siswa membentuk kelompok dengan beranggota 4 - 5 orang secara

    heterogen.

    − Siswa diberi permasalahan matematika mengenai simetri lipat dan

    simetri putar dalam bentuk LKK (Lembar Kegiatan Kelompok) sebagai

    pedoman kegiatan yang akan dilakukan siswa didalam kelompoknya.

  • 51

    − Siswa diberikan kesempatan luas untuk berfikir dan bertindak

    berdasarkan permasalahan soal matematika yang telah mereka terima

    untuk didiskusikan, dan mencari sumber datanya.

    − Guru memfasilitasi kebutuhan kerja kelompok siswa.

    − Siswa mengkaji, menginvestigasi dan mengumpulkan informasi tentang

    simetri lipat dan simetri putar yang nantinya akan dipresentasikan di

    depan kelas.

    − Siswa saling bertukar, berdiskusi, memberikan sumbang pikiran dan

    semua gagasan dalam kerja kelompoknya.

    − Siswa secara berkelompok mengisi LKS (Lembar Kegiatan Siswa) yang

    telah diterima.

    − Guru mengawasi kegiatan kerja kelompok yang sedang berlangsung

    dan memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang mengalami

    kendala dalam mengerjakan tugas.

    Elaborasi

    − Siswa menyelesaikan soal-soal dalam Lembar Kerja Kelompok yang

    berkaitan dengan simetri lipat dan simetri putar.

    − Siswa merencanakan dan membuat laporan hasil diskusi beserta

    apresiasinya.

    − Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil

    kerja kelompoknya di depan kelas.

    − Siswa dari kelompok lain diberikan kesempatan untuk bertanya atau

    memberikan tanggapan kepada kelompok penyaji.

    Konfirmasi

    − Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk

    lisan misalnya dengan mengucapkan “pintar” atau dengan kata-kata

    positif lainnya berdasarkan hasil jawaban siswa dari pertanyaan yang

    diberikan guru.

    − Guru meluruskan miskonsepsi dan kesalahpahaman yang terjadi.

  • 52

    − Guru memberikan penguatan terhadap kegiatan dan pencapaian siswa

    yang telah berlangsung.

    e. Kegiatan Penutup

    − Guru bersama siswa mengulang materi yang sudah dipelajari agar

    pemahaman siswa lebih tinggi.

    − Siswa merangkum dan menyimpulkan materi kesebangunan dan simetri

    pada bangun datar.

    − Siswa dan guru merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan.

    − Guru menginformasikan kegiatan pembelajaran pada pertemuan

    berikutnya yaitu tes formatif tentang kesebangunan dan simetri pada

    bangun datar.

    Pertemuan 3

    a. Kegiatan Pendahuluan

    − Guru memberikan salam, berdoa, dan mengisi daftar presensi siswa.

    − Apersepsi: Guru bertanya jawab dengan siswa mengingat kembali

    materi tentang kesebangunan dan simetri pada bangun datar.

    − Motivasi: Guru memberikan motivasi dengan kepada siswa untuk

    mengerjakan tes formatif dengan sungguh-sungguh dan percaya diri.

    b. Kegiatan Inti

    − Guru membagikan soal tes formatif kepada siswa.

    − Siswa mengerjakan tes formatif secara individu.

    − Siswa yang sudah selesai mengerjakan tes formatif dapat

    mengumpulkan lembar jawabnya kepada guru.

    − Siswa menyimak pembahasan tes formatif yang disampaikan oleh guru.

    c. Kegiatan Penutup

    − Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam penutup.

  • 53

    3. Observasi Tindakan

    Observasi dilakukan selama proses pembelajaran matematika dengan

    metode pembelajaran problem solving berlangsung. Jadi observasi dan

    pelaksanaan dilakukan dalam waktu bersamaan. Observasi dilakukan secara

    kolaboratif antara guru dan peneliti. Tahap observasi siklus II dilaksanakan seperti

    tahap observasi siklus I, yaitu mengamati aktifitas siswa dan aktivitas guru dalam

    proses pembelajaran. Dalam pelaksanaan tahap observasi siklus II, penulis tetap

    dibantu oleh guru kelas V SDN Mangunsari 06. Pelaksanaan tahap observasi

    siklus II meliputi: (1) melaksanakan observasi sebagaimana pada siklus I, (2)

    mengawasi siswa yang kurang terlibat aktif dalam pembelajaran, serta (3)

    mengadakan bimbingan dengan mengamati kesalahan dan kesulitan yang dihadapi

    siswa. Kegiatan observasi bertujuan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa

    selama kegiatan pembelajaran berlangsung serta mengetahui sejauh mana

    pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya, dan

    seberapa jauh proses yang terjadi dapat diharapkan menuju sasaran yang

    diharapkan. Dalam pelaksanaan tahap observasi siklus II juga menggunakan

    dokumentasi foto sebagai laporan yang berupa gambar aktivitas siswa dan guru

    selama mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir.

    4. Refleksi

    Tahap refleksi siklus II dilaksanakan seperti tahap refleksi siklus I, yaitu

    mengkaji dan menganalisis hasil tindakan berdasarkan hasil observasi dan tes

    evaluasi yang telah dilakukan. Pelaksanaan tahap refleksi siklus II meliputi:

    menganalisis hasil dokumentasi, observasi dan tes evaluasi yang telah dilakukan,

    serta menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan metode

    pembelajaran problem solving untuk mengetahui apakah pemberian tindakan pada

    siklus II sudah mengalami peningkatan.

    Setelah semua di data dan di dokumentasikan oleh peneliti , selanjutnya

    peneliti membuat laporan hasil penelitian.

  • 54

    3.5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

    Untuk memperoleh data dan keterangan yang dibutuhkan dalam PTK yang

    dilakukan di kelas V SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester 2 Tahun 2013/2014,

    maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan

    permasalahan yang diteliti. Penelitian Tindakan Kelas di kelas V SDN

    Mangunsari 06 Salatiga menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu

    observasi, tes dan dokumentasi yang disertai dengan kisi-kisi instrumen

    pengumpulan data.

    1. Variabel Bebas (X)

    Dalam PTK yang dilakukan di kelas V SDN Mangunsari 06, salah

    satu teknik pengumpulan data variabel x yang digunakan adalah observasi.

    Sudjana (2008: 84) menyatakan observasi atau pengamatan sebagai alat

    penilaian digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses

    terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang

    sebenarnya maupun situasi buatan. Data variable x dalam Penelitian

    Tindakan Kelas di kelas V SDN Mangunsari 06 Salatiga adalah penerapan

    metode pembelajaran problem solving. Pelaksanaan observasi dalam

    penelitian ini bertujuan untuk mendapat skor aktivitas guru dan aktivitas

    siswa dalam pembelajaran matematika melalui metode pembelajaran

    problem solving, sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat sesuai dengan

    kondisi dan proses yang diharapkan. Kegiatan observasi dilaksanakan

    bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran.

    Instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data variabel x

    adalah lembar observasi. Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur

    aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan

    metode pembelajaran problem solving. Penelitian Tindakan Kelas di kelas

    V SDN Mangunsari 06 Salatiga ditekankan pada kerangka berfikir metode

    pembelajaran problem solving. Sehingga instrument yang disusun

    mencerminkan aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran harus

  • 55

    mencerminkan tahap pembelajaran problem solving mulai dari kegiatan

    pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

    Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin

    timbul dan akan diamati. Cara mengisi jawaban dengan memberi tanda

    centang (√) pada kolom jawaban “YA” atau “TIDAK”. Pernyataan “Ya”,

    jika kegiatan yang tertulis dalam lembar observasi sudah dilakukan oleh

    guru siswa. Pernyataan “Tidak”, jika kegiatan pembelajaran yang ada dalam

    lembar observasi tidak dilakukan siswa.. Maka cara bekerja seperti ini

    disebut system tanda (sign system) Arikunto (2010: 200). Kisi–kisi

    instrumen pembelajaran dengan mengacu pada langkah-langkah metode

    pembelajaran problem solving yang dilakukan oleh guru maupun keaktifan

    belajar siswa dapat dilihat pada tabel 3.2 dan 3.3 berikut ini:

    Tabel 3.2

    Kisi-kisi Instrumen Observasi Tindakan Guru Dalam Pembelajaran

    Menggunakan Metode Pembelajaran Problem Solving

    Langkah

    Pembelajaran

    Langkah-Langkah

    Metode Pembelajaran

    Problem Solving

    Indikator No

    Kegiatan

    Awal Persiapan

    Menyampaikan

    apersepsi, memotivasi,

    dan tujuan pembelajaran.

    1, 2, 3

    Kegiatan

    Inti

    Merumuskan masalah

    Penerapan metode

    pembelajaran problem

    solving oleh guru dan

    siswa.

    4, 5, 6, 7,

    8, 9, 10,

    11, 12, 13,

    14, 15, 16,

    17, 18

    Menelaah masalah

    Merumuskan hipotesis

    Mengumpulkan dan

    mengelompokkan data

    sebagai bahan

    pembuktian hipotesis

    Pembuktian hipotesis

    Menentukan pilihan

    penyelesaian

    Kegiatan

    Akhir Penutup

    Melaksanakan kegiatan

    penutup 19, 20

    Jumlah 20

  • 56

    Tabel 3.3

    Kisi-Kisi Keaktifan Siswa

    Aspek Indikator Instrumen

    Keaktifan

    Afektif

    (kebiasaan

    dan

    apresiasi)

    Turut serta

    dalam

    melaksanakan

    tugas belajarnya.

    1. Siswa mempersiapkan diri dan sarana

    belajar(buku pelajaran, buku pelajaran, alat

    tulis) dengan baik.

    2. Siswa memperhatikan dengan seksama ketika

    guru memberikan penjelasan materi.

    3. Siswa mencatat hal-hal penting yang

    disampaikan oleh guru.

    Keaktifan

    Kognitif

    (Pengetahua

    n)

    Terlibat dalam

    pemecahan

    masalah.

    4. Siswa terlibat dalam usaha mencari berbagai

    informasi yang diperlukan untuk pemecahan

    masalah dengan bertanya kepada siswa lain.

    5. Siswa berani mengemukakan pendapatnya

    ketika guru memberikan pertanyaan dan

    bertanya apabila tidak memahami persoalan

    yang dihadapinya.

    Keaktifan

    Psikomotor

    (kegiatan

    dan

    keterampila

    n)

    Melaksanakan

    kegiatan sesuai

    dengan petunjuk

    guru.

    6. Siswa saling berinteraksi dalam kegiatan

    memberi dan menerima kartu (Take and Give),

    serta saling menginformasikan materi dalam

    kartu masing-masing dan mencatat hal-hal

    penting dalam diskusi.

    Menerapkan apa

    yang diperoleh

    siswa dalam

    menyelesaikan

    tugas yang

    diberikan guru

    di kelas.

    7. Siswa bertanggungjawab dengan

    menyelesaikan tugas yang diberikan guru

    selama proses pembelajaran.

    8. Siswa menerapkan apa yang telah

    diperolehnya selama pembelajaran (dalam

    menarik kesimpulan dan mengerjakan soal

    evaluasi).

  • 57

    2. Variabel Terikat (Y2)

    Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    menggunakan butir-butir soal/tes evaluasi dalam rencana pembelajaran yang

    dilakukan diahkir setiap siklusnya guna mengetahui hasil belajar siswa. Mata

    pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah matematika. Agar penelitian

    sesuai dengan yang diharapkan maka perlu dipersiapkan sebaik-baiknya. Berikut

    adalah kisi-kisi soal evaluasi pada untuk mengukur hasil belajar siswa dengan

    materi pembelajran “Sifat-sifat Bangun Datar”. Kisi-kisi instrumen evaluasi hasil

    belajar siklus I dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel 3.4 dan 3.5 berikut ini:

    Tabel 3.4

    Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Hasil Belajar Siklus I

    Standar

    Kompetensi

    Kompetensi

    Dasar Indikator No Item

    Memahami

    sifat-sifat

    bangun dan

    hubungan

    antar bangun.

    Mengidentifikasi

    sifat-sifat bangun

    datar.

    1. Menemukan sifat-sifat dari

    bangun datar segitiga 1, 2, 3, 4

    2. Menemukan sifat-sifat dari bangun datar persegi

    9, 10, 11

    3. Menemukan sifat-sifat dari bangun datar persegi panjang

    5, 6, 7, 8

    4. Menemukan sifat-sifat dari bangun datar trapesium

    12, 13, 14,

    15

    5. Menemukan sifat-sifat dari bangun datar jajar genjang

    16, 17, 18,

    19, 20

    6. Menemukan sifat-sifat dari bangun datar belah ketupat

    21, 22, 23

    7. Menemukan sifat-sifat dari bangun datar layang-layang

    24, 25

    8. Menemukan sifat-sifat dari bangun datar lingkaran

    26, 27

    9. Membedakan sifat bangun datar segitiga sama sisi,

    sama kaki dan siku-siku.

    28

    10. Menyelesaikan permasalahan sehari-hari

    yang berkaitan dengan sifat-

    sifat bangun datar.

    29, 30

    Jumlah Soal 30

  • 58

    Tabel 3.5

    Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Hasil Belajar Siklus II

    Standar

    Kompetensi

    Kompetensi

    Dasar Indikator

    No

    Item

    Memahami

    sifat-sifat

    bangun dan

    hubungan

    antar bangun.

    Menyelidiki sifat-

    sifat

    kesebangunan

    dan simetri.

    1. Menunjukkan sifat-sifat

    kesebangun antar bangun

    datar

    1, 2, 3,

    4, 5

    2. Menentukan simetri lipat

    pada bangun datar segitiga,

    persegi, persegi panjang,

    jajar genjang, belah ketupat,

    layang-layang, dan lingkaran

    6, 7, 8,

    9, 10

    3. Menentukan simetri putar

    pada bangun datar segitiga,

    persegi, persegi panjang,

    jajar genjang, belah ketupat,

    layang-layang, dan lingkaran.

    11, 12,

    13, 14,

    15

    4. Menyelesaikan masalah yang

    berkaitan dengan kesebangun

    antar bangun, simetri lipat,

    dan simetri putar pada

    bangun datar.

    16, 17,

    18, 19,

    20

    Jumlah Soal 20

    Dalam penelitian ini, bentuk instrumen evaluasi hasil belajar yang

    digunakan adalah tes evaluasi formatif tertulis. Bentuk tes yang digunakan adalah

    bentuk soal pilihan ganda. Sudjana (2008: 48) menjelaskan tes pilihan ganda

    digunakan untuk mengukur pemahaman siswa pada ranah kognitif. Sudijono

    (2008: 118) menjelaskan soal pilihan ganda merupakan salah satu bentuk tes

    obyektif yang terdiri atas pertanyaan atau pernyataan belum selesai, dan untuk

    menyelesaikannya harus dipilih salah satu (atau lebih) dari beberapa kemungkinan

    jawaban yang telah tersedia pada tiap-tiap butir soal yang bersangkutan.

    Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang

    benar atau paling tepat. Tes ini berfungsi untuk mengetahui sejauh mana

    keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan pada akhir kegiatan tiap-tiap

    siklus dengan memberikan sejumlah soal tes kepada subjek penelitian. Jawaban

  • 59

    dari pilihan ganda hanya dapat dinilai benar atau salah, sehingga pemberian skor

    hanya dihitung jawaban yang benar. Dengan demikian rumusnya adalah:

    = B

    Keterangan:

    B adalah banyaknya butir yang dijawab benar

    N adalah banyaknya butir soal

    KKM mata pelajaran matematika yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah

    sebesar 70, sehingga berdasarkan perbandingan nilai KKM dan tes evaluasi hasil

    belajar siswa dapat dikategorikan dalam kelompok yang sudah tuntas belajar atau

    belum tuntas belajar. Kriteria ketuntasan belajar siswa dapat dilihat dalam tabel

    3.6 berikut ini:

    Tabel 3.6

    Kriteria Ketuntasan Belajar

    Rentang Kriteria

    x < 70 Belum memenuhi KKM atau belum tuntas belajar.

    x ≥ 70 Sudah memenuhi KKM atau tuntas belajar.

    3. Dokumentasi

    Dalam PTK yang dilakukan di kelas V di SDN Mangunsari 6 Salatiga,

    bentuk instrumen non tes yang digunakan selain observasi adalah dokumentasi.

    Sugiyono (2010: 329) menjelaskan dokumentasi merupakan suatu teknik

    pengumpulan data yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari

    seseorang. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui daftar

    nama siswa, data nilai awal matematika siswa sebelum dilakukan tindakan

    penelitian dan untuk memperoleh data aktivitas siswa yang berupa foto pada saat

    pembelajaran berlangsung. Dari data tersebut dapat diketahui kemampuan awal

    siswa, sehingga dapat digunakan sebagai perbandingan setelah penelitian ini

    dilakukan.

  • 60

    3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas Data

    Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau

    kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu

    mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang

    diteliti secara tepat. Uji validitas tes dihitung dengan cara mengkorelasikan antara

    nilai yang diperoleh dari setiap butir soal dengan keseluruhan yang diperoleh. Ari

    Kunto (2006: 168) menyatakan bahwa “suatu instrumen yang valid atau shahih

    mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti tidak

    ada validitas”.

    3.6.1. Uji Validitas Variabel Bebas (X)

    Untuk menetapkan suatu data dikatakan valid diperlukan teknik

    pemeriksaan. Dalam penelitian ini untuk memvaliditaskan data dilakukan melalui

    triangulasi. Triangulasi menurut Moleong (2006: 106) adalah teknik pemeriksaan

    validitas data yang memanfaatkan suatu kejadian yang di luar data itu untuk

    keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data-data yang ada.

    Tujuan penggunaan triangulasi oleh peneliti utamanya adalah untuk

    melakukan cross chek data yang diperoleh dari lapangan sehingga dalam

    melakukan analisis hanya data yang valid. Alasan dari penggunaan triangulasi

    sebagai penentu kevalidan isi karena triangulasi memberikan hasil yang tidak

    menimbulkan keragu-raguan informasi dari fenomena yang diseleksi.

    Pada penelitian ini triangulasi dilakukan dengan triangulasi sumber dan

    triangulasi metode. Dalam triangulasi sumber, data diterapkan dengan mengambil

    data dari beberapa sumber. Dalam penelitian ini sumber data diperoleh dari guru

    kelas 5 SD dan siswa Kelas 5 SD Negeri Mangunsari 06 Salatiga. Dalam

    triangulasi metode, data dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama

    dengan teknik atau metode yang berbeda yaitu dengan observasi, angket, dan

    wawancara.

    Pengecekan data ini dimaksudkan untuk memvaliditas lembar observasi.

    Sebelum digunakan untuk mengobservasi tindakan pada kegiatan pembelajaran,

    peneliti memberikan angket untuk diisi oleh beberapa siswa. Item yang dikatakan

  • 61

    valid adalah item yang ada kesesuaian antara angket yang diisi oleh siswa dan

    lembar observasi yang diisi oleh peneliti. Dari hasil validitas mengunakan

    triangulasi tersebut didapatkan 22 instrumen observasi tindakan guru yang valid

    dan 15 instrumen observasi keaktifan siswa juga valid. Sehingga lembar observasi

    pembelajaran dapat digunakan dalam penelitian.

    3.6.2. Uji Validitas Variabel Terikat (Y)

    Sebelum dibagikan kepada peserta didik, terlebih dahulu soal evaluasi

    tertulis diuji coba sehingga diperoleh butir soal yang valid. Tingkat validitas dapat

    diketahui dengan cara mengkorelasikan setiap skor pada butir instrument dengan

    total skor setelah dikurangi butir skornya sendiri (corrected item to total

    correlation) dengan dinotasikan (r). Mengukur validitas digunakan program

    komputer Statistical Package for the Social Science (SPSS) versi 16.0

    r < 0,20 : tidak ada validitas

    0,20 ≤ r < 0,40 : validitas rendah

    0,40 ≤ r ≤ 0,60 : validitas sedang

    0,60 ≤ r < 0,80 : validitas tinggi

    0,80 ≤ r < 1,00 : validitas sempurna

    Instrumen dapat dikatakan valid apabila nilai alpha > 0,20. validitas suatu

    instrumen dapat dihitung menggunakan bantuan Software SPSS 16.0 yaitu dengan

    cara Analyze – Scale – Reliability Analysis atau kemudian untuk melihat hasilnya

    apakah instrument valid atau tidak, dapat dilihat pada output hasil penghitungan.

    Apabila nilai alpha () lebih dari 0,20 maka instrumen tersebut valid tetapi jika

    nilai alpha () kurang dari 0,20 maka instrumen tersebut tidak valid.

    Rancangan instrumen yang sudah jadi dites uji cobakan pada siswa kelas VI

    SD Negeri Mangunsari 6 Salatiga sebagai kelas uji coba. Berdasarkan perhitungan

    menggunakan SPSS 16,0 for windows didapatkan hasil validitas instrumen

    evaluasi hasil belajar siklus I dan siklus II pada tabel 3.7 dan 3.8 berikut.

  • 62

    Tabel 3.7

    Hasil Uji Validitas Instrumen Evaluasi Siklus I

    Item-Total Statistics

    Scale Mean if

    Item Deleted

    Scale Variance

    if Item Deleted

    Corrected Item-

    Total Correlation

    Cronbach's

    Alpha if Item

    Deleted

    Soal1 16.1111 24.105 .372 .884

    Soal2 15.7222 24.565 .691 .879

    Soal3 15.8333 24.500 .418 .882

    Soal4 15.8333 23.324 .746 .874

    Soal6 15.8889 23.399 .641 .876

    Soal7 15.8889 23.163 .702 .874

    Soal8 15.9444 23.350 .600 .877

    Soal9 15.9444 23.114 .656 .875

    Soal12 15.7222 24.565 .691 .879

    Soal14 15.9444 24.879 .249 .887

    Soal15 16.0000 24.941 .219 .889

    Soal16 15.9444 24.997 .223 .888

    Soal20 15.8889 24.693 .320 .885

    Soal21 16.0556 24.291 .342 .885

    Soal22 15.7778 24.889 .385 .883

    Soal23 15.8889 24.928 .263 .886

    Soal24 15.8889 23.163 .702 .874

    Soal26 15.8333 23.676 .646 .876

    Soal27 15.9444 23.467 .572 .878

    Soal28 16.0000 23.647 .499 .880

    Soal29 16.0000 22.706 .713 .873

    Soal30 15.9444 24.408 .354 .884

    Berdasarkan tabel di atas hasil perhitungan ini dilihat dari kolom corrected

    item total correlation yang nilainya ≥ 0,2 dari 30 soal berbentuk pilihan ganda

    yang diuji cobakan terdapat 22 soal valid, yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9,

    12, 14, 15, 16, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29 dan 30. Sedangkan soal yang

    tidak valid adalah soal nomor 5, 10, 11, 13, 17, 18, 19, 25.

  • 63

    Tabel 3.8

    Hasil Uji Validitas Instrumen Evaluasi Siklus II

    Item-Total Statistics

    Scale Mean if

    Item Deleted

    Scale Variance if

    Item Deleted

    Corrected Item-

    Total Correlation

    Cronbach's

    Alpha if Item

    Deleted

    Soal1 13.7222 22.330 .364 .865

    Soal2 13.7222 22.330 .364 .865

    Soal3 13.7778 21.712 .472 .862

    Soal4 13.8889 21.869 .340 .866

    Soal5 14.1667 20.971 .494 .861

    Soal6 13.9444 20.879 .548 .859

    Soal7 14.1111 20.340 .634 .855

    Soal8 14.1111 21.046 .474 .862

    Soal9 13.8333 21.559 .454 .862

    Soal10 13.8333 21.559 .454 .862

    Soal11 13.7222 22.095 .443 .863

    Soal13 13.7778 21.712 .472 .862

    Soal14 14.0556 21.232 .436 .863

    Soal15 14.1667 20.853 .521 .860

    Soal16 13.9444 20.879 .548 .859

    Soal18 14.1667 21.441 .389 .865

    Soal19 13.9444 19.938 .779 .850

    Soal20 13.6667 22.706 .349 .866

    Soal23 14.0000 21.647 .353 .866

    Soal24 13.6667 22.706 .349 .866

    Soal25 14.0000 21.647 .353 .866

    Berdasarkan tabel di atas hasil perhitungan ini dilihat dari kolom corrected

    item total correlation yang nilainya ≥ 0,2 dari 25 soal berbentuk pilihan ganda

    yang diuji cobakan terdapat 21 soal valid, yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,

    10, 11, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 23, 24, dan 25. Sedangkan soal yang tidak valid

    adalah soal nomor 12, 17, 21, dan 22.

  • 64

    3.6.3. Uji Reliabilitas Instrumen Soal

    Pengukuran tingkat realibilitas alat pengumpul data pada penelitian ini

    dengan menggunakan Alpha croncbrach. Tahapan uji reabilitas ini dilakukan

    dengan menggunakan program komputer Statistical Package for the Social

    Science (SPSS) versi 16.0. Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas

    instrumen digunakan pedoman yang dikemukakan oleh George dan Mallery

    (1995) sebagai berikut:

    α ≤ 0,7 : tidak dapat diterima

    0,7 < α < 0,8 : dapat diterima

    0,8 < α ≤ 0,9 : reliabilitas bagus

    α > 0,9 : reliabilitas memuaskan

    Instrumen dapat dikatakan reliabel apabila nilai alpha ≥ 0,7 tetapi jika nilai

    alpha () < 0,7 maka instrumen tersebut tidak reliabel. Hasil pengujian reliabilitas

    instumen soal siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 3.9 dan 3.10 berikut.

    Tabel 3.9

    Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Evaluasi Siklus I Reliability Statistics

    Cronbach's

    Alpha N of Items

    .885 22

    Dari hasil uji reliabilitas instumen soal siklus I diperoleh nilai Cronbach’s

    Alpha sebesar 0,885 hal tersebut menunjukkan bahwa angka reliabilitas berada

    pada tingkat bagus.

    Tabel 3.10

    Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Evaluasi Siklus II

    Reliability Statistics

    Cronbach's

    Alpha N of Items

    .868 21

    Dari hasil uji reliabilitas instumen soal siklus II diperoleh nilai Cronbach’s

    Alpha sebesar 0,868 hal tersebut menunjukkan bahwa angka reliabilitas berada

    pada tingkat bagus. Sehingga insterumen tes hasil belajar dapat diterima dan dapat

    digunakan.

  • 65

    3.7. Analisis Data

    Pada penelitian tindakan kelas ini, data dianalisis sejak tindakan

    pembelajaran dilakukan dan dikembangkan selama proses refleksi sampai proses

    penyusunan laporan. Berdasarkan data yang terkumpul, maka analisis data yang

    dapat dilakukan adalah hasil observasi dan hasil tes.

    1. Data Hasil Obsevasi

    a. Reduksi Data

    Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

    penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan

    tertulis di lapangan. Hasil reduksi data berupa uraian singkat yang telah

    digolongkan dalam suatu kegiatan tertentu. Reduksi data merupakan

    suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,

    mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data

    sehingga pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan.

    b. Penyajian Data

    Penyajian data berupa sekumpulan informasi dalam bentuk teks naratif

    yang disusun, diatur, diringkas dalam kategori-kategori, sehingga

    mudah dipahami yang memberi kemungkinan adanya penarikan

    kesimpulan.

    2. Data Hasil Tes

    Data hasil tes akan dianalisis dengan statistik diskriptif, yaitu

    membandingkan, verifikasi dan dihubungkan dengan penelitian data

    sebelum tindakan dan data nilai tes setelah dilaksanakan tindakan (siklus 1

    dan nilai tes setelah siklus 2). Setelah melalui tahapan-tahapan analisis data,

    maka untuk selanjutnya adalah penaikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan

    dilakukan secara bertahap dari kumpulan tiap kategori disimpulkan

    sementara, kemudian dilakukan penyimpulan. Data yang terkumpul

    disajikan secara sistematis dan diberi makna. Data-data yang telah diseleksi

    dapat diambil kesimpulannya.

  • 66

    3.8. Indikator Keberhasilan

    Indikator keberhasilan merupakan tolak ukur keberhasilan tindakan

    perbaikan yang ditetapkan sehingga memudahkan dalam pengukuran tingkat

    keberhasilan tindakan yang telah dilakPukan. Dalam penelitian ini, terdapat 2

    indikator keberhasilan yaitu:

    1. Variabel tindakan dikatakan berhasil apabila 75% (≥ 16 langkah) langkah-

    langkah metode pembelajaran problem solving dilakukan oleh guru pada

    tabel 3.3 dan siswa dapat lebih aktif serta termotivasi dalam kegiatan

    pembelajaran.

    2. Variabel hasil belajar dikatakan berhasil atau tuntas apabila sebanyak 80%

    dari 18 siswa telah mencapai nilai ≥ KKM 70 maka dikatakan tuntas secara

    Klasikal. Adanya peningkatan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

    dinyatakan berhasil apabila 75% dari 18 siswa terlihat aktif dalam

    pembelajaran.