BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian€¦ · kelas 5. Guru kelas 5 pada SD Negeri...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian€¦ · kelas 5. Guru kelas 5 pada SD Negeri...
-
36
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Setting Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Mangunsari 06
Salatiga. SD Negeri Mangunsari 06 Salatiga terletak di Jalan Walisongo, Ngawen
Tegalsari RT 03 RW 08, Mangunsari, Sidomukti, Salatiga. Sekolah ini memiliki 6
ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang
UKS, 1 gudang, 1 ruang multimedia, 1 ruang gudang, 2 WC untuk guru dan 3 WC
untuk siswa. Sekolah ini dipilih berdasarkan pertimbangan peneliti yang telah
mengenal tentang kondisi sekolah serta kemudahan akses sehingga hal ini
memudahkan peneliti untuk melaksanakan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan
pada semester II tahun ajaran 2013/2014 selama bulan april-mei 2014.
3.2. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 di SD Negeri
Mangunsari 06 Salatiga. Seluruh siswa berasal dari penduduk disekitar SD Negeri
Mangunsari 06 Salatiga dengan gambaran umum distribusi subjek penelitiannya
disajikan pada Tabel 3.1 sebagai berikut :
Tabel 3.1
Distribusi Jumlah Subjek Penelitian Siswa Kelas V
SD Negeri Mangunsari 06 Salatiga
Jenis Kelamin SD Negeri Mangunsari 06
Frekuensi Persentase
Laki – Laki 6 33,33%
Perempuan 12 66,66%
Jumlah 18 100%
Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa jumlah siswa kelas 5 SD Negeri
Mangunsari 06 Salatiga berjumlah 18 siswa dengan siswa laki-laki berjumlah 6
dan siswa perempuan berjumlah 12.
-
37
Subjek penelitian jika dilihat dari segi tenaga pengajar dapat dilihat dari
profil guru/wali kelas 5. Guru kelas 5 pada SD Negeri Mangunsari 06 bernama
Ibu Novia Pratiwi, S.Pd. Profilnya adalah beliau berusia 40 tahun dengan
golongan III B masa kerja yang telah dijalani selama mengajar adalah 8 tahun.
Guru kelas 5 ini memiliki kemampuan atau kompetensi mengajar dapat
dikategorikan baik. Hal ini dibuktikan bahwa guru tersebut telah bersertifikasi dan
cara guru dalam menyampaikan materi pembelajaran juga sudah berpengalaman
dilihat dari hasil observasi peneliti sebelum dilakukannya penelitian.
3.3. Variabel Penelitian
Variabel penelitian menurut Sugiyono (2010: 60) adalah “segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya”.
Variabel merupakan objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian. Dalam suatu penelitian terdapat dua variabel yaitu variabel bebas
(independent) dimana variabel bebas dapat mempengaruhi atau menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependent) dan variabel terikat
(dependent) itu sendiri merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat adanya dari adanya variabel bebas.
3.3.1. Variabel Bebas (X)
Variabel Bebas (X) dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran
problem solving. Metode pembelajaran problem solving yang didefinisikan secara
operasional adalah suatu metode pembelajaran yang berbasis masalah yang
menjadikan siswa sebagai subjek dalam kegiatan pembelajaran dimana siswa
diharapkan terlibat secara aktif dalam menyelesaikan permasalahan matematika
melalui pengalaman belajarnya serta dapat diterapkan untuk menyelesaikan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Metode pembelajaran problem
solving dilakukan dengan langkah-langkah, yaitu memberi permasalahan,
mengidentifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, presentasi hasil
serta menyimpulkan pemecahan masalah.
-
38
3.3.2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas sehingga tidak dapat berdiri sendiri. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah keaktifan siswa dan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Keaktifan siswa adalah aktifitas
yang dilakukan oleh siswa dalam keterlibatnya berpartisipasi aktif pada saat
proses kegiatan pembelajaran baik secara fisik, mental intelektual dan emosional
guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek koqnitif, afektif
dan psikomotor. Sedangkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika
adalah bentuk-bentuk perubahan tingkah laku yang sesuai dengan SK, KD dan
indikator setelah seorang siswa mengikuti pembelajaran matematika.
Metode pembelajaran problem solving menjadikan guru berperan sebagai
pembimbing, fasilitator, dan motivator yang memberikan pengarahan, membantu
siswa mencari sumber-sumber bahan dan membangkitkan keaktifan siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Sedangkan siswa memiliki
tugas untuk mengkonstruk sendiri pengetahuannya, sehingga keterlibatan siswa
dalam pembelajaran sangat besar diharapkan dan siswa akan merasakan arti
pentingnya belajar matematika baik belajar dalam kelompok maupun secara
mandiri. Kesadaran siswa untuk belajar matematika membuat aktifitas belajarnya
tinggi sehingga berimplikasi terhadap adanya keaktifan siswa yang berguna untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.
Selain itu, keaktifan siswa dapat meningkat karena kegiatan belajar yang
dikerjakan secara kelompok akan lebih menantang, sebab setiap anggota harus
saling membantu dan berkolaborasi untuk mencapai tujuan dan keberhasilan
kelompok. Hasil belajar siswa akan lebih berkesan apabila siswa diberikan
penghargaan atas usaha mereka. Selain itu jika siswa diberi penghargaan setelah
melakukan pekerjaan yang lebih baik dari sebelumnya, siswa akan lebih terpacu
untuk belajar. Dengan penerapan metode pembelajaran problem solving dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga hasil belajar
pun dapat meningkat.
-
39
3.4. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan desain penelitian tindakan
kelas. Dalam penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus, pada
setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Prosedur penelitian tindakan kelas
menurut Arikunto (2010: 132) “terdapat empat tahap rencana tindakan, meliputi:
perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi
(reflecting).” Berikut merupakan desain penelitian tindakan kelas.
Bagan 3.1
Desain Prosedur Penelitian
3.4.1. Rencana Tindakan Siklus I
1. Perencanaan
Pada tahap penelitian ini, peneliti merencanakan suatu kegiatan belajar
mengajar dengan menerapkan metode pembelajaran problem solving dalam
pembelajaran matematika di kelas 5 SD Negeri Mangunsari 06 Salatiga.
Berdasarkan rencana tersebut peneliti merencanakan mempelajari karakterstik
metode pembelajaran problem solving sebagai metode pembelajaran yang akan
diteliti. Rencananya kegiatan pembelajaran akan dilaksanakan pada pertengahan
bulan april. Oleh sebab itu peneliti mempelajari isi promes dan silabus pada
pertengahan bulan april yang telah dibuat oleh SD Negeri Mangunsari 06.
Siklus I
Perencanaan
Pelaksanaan
Dan
Observasi
Refleksi
Siklus II
Perencanaan
Pelaksanaan
Dan
Observasi
Refleksi
-
40
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, peneliti mempersiapkan
segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran diantaranya menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Penyusunan RPP dilakukan bersama
dengan guru yang akan melakukan tindakan. Penyusunan RPP berdasarkan
promes dan silabus yang telah ditetapkan oleh SD Negeri Mangunsari 06 Salatiga
serta disesuaikan dengan metode pembelajaran problem solving. Perencanaan
selanjutnya membuat lembar kerja siswa dan lembar kerja kelompok pada setiap
pertemuan, membuat lembar observasi tentang aktivitas guru dan siswa pada saat
kegiatan pembelajaran berlangsung, menyusun soal tes hasil belajar,
mempersiapkan alat peraga tentang jenis-jenis bangun datar, serta mempersiapkan
ruangan yang digunakan saat pembelajaran berlangsung dan tidak kalah
pentingnya adalah persiapan kondisi fisik dan mental.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus pertama dilakukan dalam tiga kali
pertemuan. Tahap tindakan dilakukan oleh guru dengan menerapkan metode
pembelajaran problem solving. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada
pertengahan bulan april sesuai dengan promes dan silabus mata pelajaran
matematika kelas V SD N Mangunsari 06. Pada penelitian siklus 1, standar
kompetensi yang tercantum dalam promes dan silabus pada pertengahan bulan
april adalah memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun sehingga
materi pelajaran yang akan dipelajari adalah mengenai sifat-sifat bangun datar.
Adapun tindakan yang dilakukan pada siklus 1 yaitu:
Pertemuan 1
a. Kegiatan Pendahuluan
− Guru memberi salam dan mempersiapkan kondisi siswa secara psikis
dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.
− Apersepsi & Motivasi : Guru bertanya : “Bagaimana bentuk atap rumah
kalian? Bagaimana bentuk pintu rumah kalian? Adakah benda didalam
kelas ini yang berbentuk bangun datar?” dan Mengadakan penelitian ke
seluruh ruang kelas mencari benda yang berbentuk bangun datar.
-
41
− Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, serta kompetensi dasar yang akan dicapai.
− Guru menginformasikan cara belajar yang akan ditempuh yaitu
mendiskusikan masalah dan memecahkan permasalahan serta
melaporkan hasil diskusi pemecahan masalah.
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi
− Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai gambaran umum
materi pelajaran matematika tentang bangun datar yang meliputi:
segitiga, persegi dan persegi panjang.
− Siswa membentuk kelompok dengan beranggota 4 - 5 orang secara
heterogen.
− Siswa diberi permasalahan matematika mengenai sifat-sifat bangun
datar segitiga, persegi dan persegi panjang dalam bentuk LKK (Lembar
Kegiatan Kelompok) sebagai pedoman kegiatan yang akan dilakukan
siswa di dalam kelompoknya.
− Siswa diberikan kesempatan luas untuk berfikir dan bertindak
berdasarkan permasalahan soal matematika yang telah mereka terima
untuk didiskusikan, dan mencari sumber datanya.
− Guru memfasilitasi kebutuhan kerja kelompok siswa.
− Siswa mengkaji, menginvestigasi dan mengumpulkan informasi tentang
sifat-sifat dari bangun datar segitiga, persegi dan persegi panjang yang
nantinya akan dipresentasikan di depan kelas.
− Siswa saling bertukar, berdiskusi, memberikan sumbang pikiran dan
semua gagasan dalam kerja kelompoknya.
− Siswa secara berkelompok mengisi LKS (Lembar Kegiatan Siswa) yang
telah diterima.
− Guru mengawasi kegiatan kerja kelompok yang sedang berlangsung
dan memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang mengalami
kendala dalam mengerjakan tugas.
-
42
Elaborasi
− Siswa menyelesaikan soal-soal dalam Lembar Kerja Kelompok yang
berkaitan dengan sifat-sifat dari bangun datar segitiga, persegi dan
persegi panjang.
− Siswa merencanakan dan membuat laporan hasil diskusi mengenai
pembahasan bangun datar beserta apresiasinya.
− Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya di depan kelas.
− Siswa dari kelompok lain diberikan kesempatan untuk bertanya atau
memberikan tanggapan, pertanyaan, dan tambahan jawaban kepada
kelompok penyaji.
Konfirmasi
− Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk
lisan misalnya dengan mengucapkan “pintar” atau dengan kata-kata
positif lainnya berdasarkan hasil jawaban siswa.
− Guru meluruskan miskonsepsi dan kesalahpahaman yang terjadi.
− Guru memberikan penguatan terhadap kegiatan dan pencapaian siswa
yang telah berlangsung.
c. Kegiatan Penutup
− Guru dan siswa mengulang materi yang sudah dipelajari agar
pemahaman siswa lebih tinggi
− Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas rumah (PR) pada siswa.
− Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya yaitu sifat-sifat bangun datar trapesium, jajar genjang, belah
ketupat, layang-layang, dan lingkaran.
− Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam penutup.
-
43
Pertemuan 2
a. Kegiatan Pendahuluan
− Guru memberi salam dan mempersiapkan kondisi siswa secara psikis
dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.
− Mengingat kembali materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya.
− Membahas PR pada pertemuan sebelumnya.
− Apersepsi & Motivasi : Guru bertanya “Bagaimana bentuk roda sepeda
kalian? Bagaimana bentuk ketupat lebaran? Adakah benda didalam
kelas ini yang berbentuk lingkaran dan belah ketupat?” dan
Mengadakan penelitian ke seluruh ruang kelas mencari benda-benda
yang berbentuk bangun datar.
− Guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta kompetensi dasar yang
akan dicapai oleh setiap siswa.
− Guru menginformasikan cara belajar dengan memecahkan
permasalahan matematika serta melaporkan hasil pemecahan masalah.
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi
− Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai gambaran umum
materi pelajaran matematika tentang bangun datar yang meliputi:
trapesium, jajar genjang, belah ketupat, layang-layang, dan lingkaran.
− Siswa membentuk kelompok dengan beranggota 4 - 5 orang secara
heterogen.
− Siswa diberi permasalahan matematika mengenai sifat-sifat bangun
datar trapesium, jajar genjang, belah ketupat, layang-layang, dan
lingkaran dalam bentuk LKK (Lembar Kegiatan Kelompok) sebagai
pedoman kegiatan yang akan dilakukan siswa didalam kelompoknya.
− Siswa diberikan kesempatan luas untuk berfikir dan bertindak
berdasarkan permasalahan soal matematika yang telah mereka terima
untuk didiskusikan, dan mencari sumber datanya.
− Guru memfasilitasi kebutuhan kerja kelompok siswa.
-
44
− Siswa mengkaji, menginvestigasi dan mengumpulkan informasi tentang
sifat-sifat dari bangun datar trapesium, jajar genjang, belah ketupat,
layang-layang, dan lingkaran yang nantinya akan dipresentasikan di
depan kelas.
− Siswa saling bertukar, berdiskusi, memberikan sumbang pikiran dan
semua gagasan dalam kerja kelompoknya.
− Siswa secara berkelompok mengisi LKS (Lembar Kegiatan Siswa) yang
telah diterima.
− Guru mengawasi kegiatan kerja kelompok yang sedang berlangsung
dan memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang mengalami
kendala dalam mengerjakan tugas.
Elaborasi
− Siswa menyelesaikan soal-soal dalam Lembar Kerja Kelompok yang
berkaitan dengan sifat-sifat dari bangun datar trapesium, jajar genjang,
belah ketupat, layang-layang, dan lingkaran.
− Siswa merencanakan dan membuat laporan hasil diskusi beserta
apresiasinya.
− Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya di depan kelas.
− Siswa dari kelompok lain diberikan kesempatan untuk bertanya atau
memberikan tanggapan kepada kelompok penyaji.
Konfirmasi
− Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk
lisan misalnya dengan mengucapkan “pintar” atau dengan kata-kata
positif lainnya berdasarkan hasil jawaban siswa dari pertanyaan yang
diberikan guru.
− Guru meluruskan miskonsepsi dan kesalahpahaman yang terjadi.
− Guru memberikan penguatan terhadap kegiatan dan pencapaian siswa
yang telah berlangsung.
-
45
c. Kegiatan Penutup
− Siswa bersama guru mengulang tanya jawab materi yang sudah
dipelajari agar pemahaman siswa lebih tinggi
− Siswa merangkum dan menyimpulkan materi sifat-sifat bangun datar.
− Siswa dan guru merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan
− Guru menginformasikan kegiatan pembelajaran pada pertemuan
berikutnya yaitu tes formatif tentang sifat-sifat bangun datar.
Pertemuan 3
a. Kegiatan Pendahuluan
− Guru memberikan salam, berdoa, dan mengisi daftar presensi siswa.
− Apersepsi: Guru bertanya jawab dengan siswa mengingat kembali
materi tentang sifat-sifat bangun datar.
− Motivasi: Guru memberikan motivasi dengan kepada siswa untuk
mengerjakan tes formatif dengan sungguh-sungguh dan percaya diri.
b. Kegiatan Inti
− Guru membagikan soal tes formatif kepada siswa.
− Siswa mengerjakan tes formatif secara individu.
− Siswa yang sudah selesai mengerjakan tes formatif dapat
mengumpulkan lembar jawabnya kepada guru.
− Siswa menyimak pembahasan tes formatif yang disampaikan oleh guru.
c. Kegiatan Penutup
− Guru menyampaikan materi pembelajaran pada pertemuan mendatang
yaitu hubungan kesebangunan dan simetri bangun datar.
− Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam penutup.
-
46
3. Observasi Tindakan
Observasi merupakan upaya mengamati pelaksanaan tindakan. Observasi
dilakukan selama proses pembelajaran matematika dengan metode pembelajaran
problem solving berlangsung. Jadi observasi dan pelaksanaan dilakukan dalam
waktu bersamaan. Pelaksanaan tahap observasi meliputi: (1) mengamati dan
mencatat aktivitas siswa dan guru dalam implementasi langkah-langkah
pembelajaran matematika dengan menggunakan metode pembelajaran problem
solving, (2) mengamati dan mencatat keaktifan siswa dalam pembelajaran
matematika dengan menggunakan lembar observasi, serta (3) mencatat hal-hal
penting berkaitan dengan langkah-langkah dan keaktifan siswa dalam
pembelajaran matematika menggunakan metode pembelajaran problem solving
yang belum terdapat pada lembar observasi. Pelaksanaan tahap observasi, selain
menggunakan lembar observasi juga menggunakan dokumentasi foto sebagai
laporan yang berupa gambar aktivitas siswa dan guru selama mengikuti
pembelajaran dari awal sampai akhir. Dokumentasi berupa foto digunakan sebagai
suatu bukti penguat dalam analisis penelitian dalam setiap siklusnya sehingga
penjelasan lebih akurat.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran maupun pada
setiap akhir siklus. Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh
tindakan yang telah atau yang belum dilakukan. Data yang diperoleh pada tahap
observasi dianalisis, kemudian dilakukan refleksi untuk melakukan penilaian
proses yang terjadi, masalah yang muncul, dan segala hal yang berkaitan dengan
tindakan yang dilakukan. Berdasarkan data yang telah terkumpul dalam siklus I,
kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan pada siklus II.
Refleksi bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan baik secara proses
maupun hasil. Hasil refleksi kemudian didiskusikan dengan guru sehingga
menghasilkan masukan-masukan yang digunakan untuk perbaikan pembelajaran
selanjutnya.
-
47
3.4.2. Rencana Tindakan Siklus II
Rencana tindakan siklus II merupakan hasil tindak lanjut dari refleksi yang
dilakukan pada siklus I dengan tujuan agar pelaksanaan pembelajaran lebih
maksimal. Rencana tindakan pada siklus II terdiri atas empat tahap, yaitu
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Rencana tindakan siklus II PTK
yang dilakukan di kelas V SDN Mangunsari 06 dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Perencanaan Tindakan
Tahap perencanaan siklus II merupakan perencanaan seperti yang
dilakukan pada siklus I dan telah disesuaikan dengan hasil refleksi sebagai usaha
perbaikan tindakan pada siklus II ini. Pelaksanaan tahap perencanaan siklus II
yaitu: (1) menganalisis kompetensi Matematika yang meliputi SK 6, KD 6.2,
indikator 6.2.1, 6.2.2, dan 6.2.3, (2) merumuskan tujuan pembelajaran sesuai SK,
KD, dan indikator, (3) menyusun materi pembelajaran sesuai rumusan tujuan
pembelajaran, (4) menentukan metode pembelajaran, yaitu metode pembelajaran
problem solving, (5) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, (6)
mempersiapkan sumber, alat, dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi
pembelajaran, (7) menyusun lembar kerja kelompok untuk siswa, (8) menyusun
lembar observasi metode pembelajaran problem solving, dan (9) menyusun alat
evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan
Tahap tindakan siklus II merupakan pelaksanaan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah disusun. Tahap tindakan dilakukan oleh guru dengan
menerapkan metode pembelajaran problem solving. Pelaksanaan tindakan pada
siklus II dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Kegiatan pembelajaran
dilaksanakan pada akhir bulan april sesuai dengan promes dan silabus mata
pelajaran matematika kelas V SD N Mangunsari 06. Pada penelitian siklus II,
standar kompetensi yang tercantum dalam promes dan silabus pada akhir bulan
april adalah menyelidiki sifat-sifat kesebangunan dan simetri sehingga materi
pelajaran yang akan dipelajari adalah mengenai sifat-sifat kesebangunan dan
simetri. Adapun tindakan yang dilakukan pada siklus II yaitu:
-
48
Pertemuan 1
a. Kegiatan Pendahuluan
− Guru memberi salam dan mempersiapkan kondisi siswa secara psikis
dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.
− Apersepsi & Motivasi : Guru bertanya : “Apakah kalian pernah melihat
miniatur mobil, bus, dan miniatur rumah?” dan Mengadakan penelitian
ke seluruh ruang kelas mencari benda yang memiliki bentuk sebangun.
− Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, serta kompetensi dasar yang akan dicapai.
− Guru menginformasikan cara belajar yang akan ditempuh yaitu
mendiskusikan masalah dan memecahkan permasalahan serta
melaporkan hasil diskusi pemecahan masalah.
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi
− Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai gambaran umum
materi pelajaran matematika tentang kesebangunan antar bangun-
bangun datar.
− Siswa membentuk kelompok dengan beranggota 4 - 5 orang secara
heterogen.
− Siswa diberi permasalahan matematika mengenai kesebangunan antar
bangun-bangun datar dalam bentuk LKK (Lembar Kegiatan Kelompok)
sebagai pedoman kegiatan yang akan dilakukan siswa di dalam
kelompoknya.
− Siswa diberikan kesempatan luas untuk berfikir dan bertindak
berdasarkan permasalahan soal matematika yang telah mereka terima
untuk didiskusikan, dan mencari sumber datanya.
− Guru memfasilitasi kebutuhan kerja kelompok siswa.
− Siswa mengkaji, menginvestigasi dan mengumpulkan informasi tentang
kesebangunan antar bangun-bangun datar yang nantinya akan
dipresentasikan di depan kelas.
-
49
− Siswa saling bertukar, berdiskusi, memberikan sumbang pikiran dan
semua gagasan dalam kerja kelompoknya.
− Siswa secara berkelompok mengisi LKS (Lembar Kegiatan Siswa) yang
telah diterima.
− Guru mengawasi kegiatan kerja kelompok yang sedang berlangsung
dan memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang mengalami
kendala dalam mengerjakan tugas.
Elaborasi
− Siswa menyelesaikan soal-soal dalam Lembar Kerja Kelompok yang
berkaitan dengan kesebangunan antar bangun-bangun datar
− Siswa merencanakan dan membuat laporan hasil diskusi mengenai
pembahasan bangun datar beserta apresiasinya.
− Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya di depan kelas.
− Siswa dari kelompok lain diberikan kesempatan untuk bertanya atau
memberikan tanggapan, pertanyaan, dan tambahan jawaban kepada
kelompok penyaji.
Konfirmasi
− Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk
lisan misalnya dengan mengucapkan “pintar” atau dengan kata-kata
positif lainnya berdasarkan hasil jawaban siswa.
− Guru meluruskan miskonsepsi dan kesalahpahaman yang terjadi.
− Guru memberikan penguatan terhadap kegiatan dan pencapaian siswa
yang telah berlangsung.
c. Kegiatan Penutup
− Guru dan siswa mengulang materi yang sudah dipelajari agar
pemahaman siswa lebih tinggi
− Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas rumah (PR) pada siswa.
-
50
− Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya yaitu simetri lipat dan simetri putar pada bangun datar.
− Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam penutup.
Pertemuan 2
a. Kegiatan Pendahuluan
− Guru memberi salam dan mempersiapkan kondisi siswa secara psikis
dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.
− Mengingat kembali materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya.
− Membahas PR pada pertemuan sebelumnya.
− Apersepsi & Motivasi : Guru bertanya “Apakah persegi jika dilipat
kedua bagiannya sama atau setangkup? Bagaimana cara mengetahui
bahwa bangun datar persegi panjang, trapesium simetri?” dan
Mengadakan penelitian ke seluruh ruang kelas mencari benda-benda
yang simetri.
− Guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta kompetensi dasar yang
akan dicapai oleh setiap siswa.
− Guru menginformasikan cara belajar dengan memecahkan
permasalahan matematika serta melaporkan hasil pemecahan masalah.
d. Kegiatan Inti
Eksplorasi
− Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai gambaran umum
materi pelajaran matematika tentang simetri lipat dan simetri putar pada
bangun datar.
− Siswa membentuk kelompok dengan beranggota 4 - 5 orang secara
heterogen.
− Siswa diberi permasalahan matematika mengenai simetri lipat dan
simetri putar dalam bentuk LKK (Lembar Kegiatan Kelompok) sebagai
pedoman kegiatan yang akan dilakukan siswa didalam kelompoknya.
-
51
− Siswa diberikan kesempatan luas untuk berfikir dan bertindak
berdasarkan permasalahan soal matematika yang telah mereka terima
untuk didiskusikan, dan mencari sumber datanya.
− Guru memfasilitasi kebutuhan kerja kelompok siswa.
− Siswa mengkaji, menginvestigasi dan mengumpulkan informasi tentang
simetri lipat dan simetri putar yang nantinya akan dipresentasikan di
depan kelas.
− Siswa saling bertukar, berdiskusi, memberikan sumbang pikiran dan
semua gagasan dalam kerja kelompoknya.
− Siswa secara berkelompok mengisi LKS (Lembar Kegiatan Siswa) yang
telah diterima.
− Guru mengawasi kegiatan kerja kelompok yang sedang berlangsung
dan memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang mengalami
kendala dalam mengerjakan tugas.
Elaborasi
− Siswa menyelesaikan soal-soal dalam Lembar Kerja Kelompok yang
berkaitan dengan simetri lipat dan simetri putar.
− Siswa merencanakan dan membuat laporan hasil diskusi beserta
apresiasinya.
− Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya di depan kelas.
− Siswa dari kelompok lain diberikan kesempatan untuk bertanya atau
memberikan tanggapan kepada kelompok penyaji.
Konfirmasi
− Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk
lisan misalnya dengan mengucapkan “pintar” atau dengan kata-kata
positif lainnya berdasarkan hasil jawaban siswa dari pertanyaan yang
diberikan guru.
− Guru meluruskan miskonsepsi dan kesalahpahaman yang terjadi.
-
52
− Guru memberikan penguatan terhadap kegiatan dan pencapaian siswa
yang telah berlangsung.
e. Kegiatan Penutup
− Guru bersama siswa mengulang materi yang sudah dipelajari agar
pemahaman siswa lebih tinggi.
− Siswa merangkum dan menyimpulkan materi kesebangunan dan simetri
pada bangun datar.
− Siswa dan guru merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan.
− Guru menginformasikan kegiatan pembelajaran pada pertemuan
berikutnya yaitu tes formatif tentang kesebangunan dan simetri pada
bangun datar.
Pertemuan 3
a. Kegiatan Pendahuluan
− Guru memberikan salam, berdoa, dan mengisi daftar presensi siswa.
− Apersepsi: Guru bertanya jawab dengan siswa mengingat kembali
materi tentang kesebangunan dan simetri pada bangun datar.
− Motivasi: Guru memberikan motivasi dengan kepada siswa untuk
mengerjakan tes formatif dengan sungguh-sungguh dan percaya diri.
b. Kegiatan Inti
− Guru membagikan soal tes formatif kepada siswa.
− Siswa mengerjakan tes formatif secara individu.
− Siswa yang sudah selesai mengerjakan tes formatif dapat
mengumpulkan lembar jawabnya kepada guru.
− Siswa menyimak pembahasan tes formatif yang disampaikan oleh guru.
c. Kegiatan Penutup
− Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam penutup.
-
53
3. Observasi Tindakan
Observasi dilakukan selama proses pembelajaran matematika dengan
metode pembelajaran problem solving berlangsung. Jadi observasi dan
pelaksanaan dilakukan dalam waktu bersamaan. Observasi dilakukan secara
kolaboratif antara guru dan peneliti. Tahap observasi siklus II dilaksanakan seperti
tahap observasi siklus I, yaitu mengamati aktifitas siswa dan aktivitas guru dalam
proses pembelajaran. Dalam pelaksanaan tahap observasi siklus II, penulis tetap
dibantu oleh guru kelas V SDN Mangunsari 06. Pelaksanaan tahap observasi
siklus II meliputi: (1) melaksanakan observasi sebagaimana pada siklus I, (2)
mengawasi siswa yang kurang terlibat aktif dalam pembelajaran, serta (3)
mengadakan bimbingan dengan mengamati kesalahan dan kesulitan yang dihadapi
siswa. Kegiatan observasi bertujuan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa
selama kegiatan pembelajaran berlangsung serta mengetahui sejauh mana
pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya, dan
seberapa jauh proses yang terjadi dapat diharapkan menuju sasaran yang
diharapkan. Dalam pelaksanaan tahap observasi siklus II juga menggunakan
dokumentasi foto sebagai laporan yang berupa gambar aktivitas siswa dan guru
selama mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir.
4. Refleksi
Tahap refleksi siklus II dilaksanakan seperti tahap refleksi siklus I, yaitu
mengkaji dan menganalisis hasil tindakan berdasarkan hasil observasi dan tes
evaluasi yang telah dilakukan. Pelaksanaan tahap refleksi siklus II meliputi:
menganalisis hasil dokumentasi, observasi dan tes evaluasi yang telah dilakukan,
serta menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan metode
pembelajaran problem solving untuk mengetahui apakah pemberian tindakan pada
siklus II sudah mengalami peningkatan.
Setelah semua di data dan di dokumentasikan oleh peneliti , selanjutnya
peneliti membuat laporan hasil penelitian.
-
54
3.5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dan keterangan yang dibutuhkan dalam PTK yang
dilakukan di kelas V SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester 2 Tahun 2013/2014,
maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan
permasalahan yang diteliti. Penelitian Tindakan Kelas di kelas V SDN
Mangunsari 06 Salatiga menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu
observasi, tes dan dokumentasi yang disertai dengan kisi-kisi instrumen
pengumpulan data.
1. Variabel Bebas (X)
Dalam PTK yang dilakukan di kelas V SDN Mangunsari 06, salah
satu teknik pengumpulan data variabel x yang digunakan adalah observasi.
Sudjana (2008: 84) menyatakan observasi atau pengamatan sebagai alat
penilaian digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses
terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang
sebenarnya maupun situasi buatan. Data variable x dalam Penelitian
Tindakan Kelas di kelas V SDN Mangunsari 06 Salatiga adalah penerapan
metode pembelajaran problem solving. Pelaksanaan observasi dalam
penelitian ini bertujuan untuk mendapat skor aktivitas guru dan aktivitas
siswa dalam pembelajaran matematika melalui metode pembelajaran
problem solving, sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat sesuai dengan
kondisi dan proses yang diharapkan. Kegiatan observasi dilaksanakan
bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran.
Instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data variabel x
adalah lembar observasi. Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur
aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan
metode pembelajaran problem solving. Penelitian Tindakan Kelas di kelas
V SDN Mangunsari 06 Salatiga ditekankan pada kerangka berfikir metode
pembelajaran problem solving. Sehingga instrument yang disusun
mencerminkan aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran harus
-
55
mencerminkan tahap pembelajaran problem solving mulai dari kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin
timbul dan akan diamati. Cara mengisi jawaban dengan memberi tanda
centang (√) pada kolom jawaban “YA” atau “TIDAK”. Pernyataan “Ya”,
jika kegiatan yang tertulis dalam lembar observasi sudah dilakukan oleh
guru siswa. Pernyataan “Tidak”, jika kegiatan pembelajaran yang ada dalam
lembar observasi tidak dilakukan siswa.. Maka cara bekerja seperti ini
disebut system tanda (sign system) Arikunto (2010: 200). Kisi–kisi
instrumen pembelajaran dengan mengacu pada langkah-langkah metode
pembelajaran problem solving yang dilakukan oleh guru maupun keaktifan
belajar siswa dapat dilihat pada tabel 3.2 dan 3.3 berikut ini:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Observasi Tindakan Guru Dalam Pembelajaran
Menggunakan Metode Pembelajaran Problem Solving
Langkah
Pembelajaran
Langkah-Langkah
Metode Pembelajaran
Problem Solving
Indikator No
Kegiatan
Awal Persiapan
Menyampaikan
apersepsi, memotivasi,
dan tujuan pembelajaran.
1, 2, 3
Kegiatan
Inti
Merumuskan masalah
Penerapan metode
pembelajaran problem
solving oleh guru dan
siswa.
4, 5, 6, 7,
8, 9, 10,
11, 12, 13,
14, 15, 16,
17, 18
Menelaah masalah
Merumuskan hipotesis
Mengumpulkan dan
mengelompokkan data
sebagai bahan
pembuktian hipotesis
Pembuktian hipotesis
Menentukan pilihan
penyelesaian
Kegiatan
Akhir Penutup
Melaksanakan kegiatan
penutup 19, 20
Jumlah 20
-
56
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Keaktifan Siswa
Aspek Indikator Instrumen
Keaktifan
Afektif
(kebiasaan
dan
apresiasi)
Turut serta
dalam
melaksanakan
tugas belajarnya.
1. Siswa mempersiapkan diri dan sarana
belajar(buku pelajaran, buku pelajaran, alat
tulis) dengan baik.
2. Siswa memperhatikan dengan seksama ketika
guru memberikan penjelasan materi.
3. Siswa mencatat hal-hal penting yang
disampaikan oleh guru.
Keaktifan
Kognitif
(Pengetahua
n)
Terlibat dalam
pemecahan
masalah.
4. Siswa terlibat dalam usaha mencari berbagai
informasi yang diperlukan untuk pemecahan
masalah dengan bertanya kepada siswa lain.
5. Siswa berani mengemukakan pendapatnya
ketika guru memberikan pertanyaan dan
bertanya apabila tidak memahami persoalan
yang dihadapinya.
Keaktifan
Psikomotor
(kegiatan
dan
keterampila
n)
Melaksanakan
kegiatan sesuai
dengan petunjuk
guru.
6. Siswa saling berinteraksi dalam kegiatan
memberi dan menerima kartu (Take and Give),
serta saling menginformasikan materi dalam
kartu masing-masing dan mencatat hal-hal
penting dalam diskusi.
Menerapkan apa
yang diperoleh
siswa dalam
menyelesaikan
tugas yang
diberikan guru
di kelas.
7. Siswa bertanggungjawab dengan
menyelesaikan tugas yang diberikan guru
selama proses pembelajaran.
8. Siswa menerapkan apa yang telah
diperolehnya selama pembelajaran (dalam
menarik kesimpulan dan mengerjakan soal
evaluasi).
-
57
2. Variabel Terikat (Y2)
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan butir-butir soal/tes evaluasi dalam rencana pembelajaran yang
dilakukan diahkir setiap siklusnya guna mengetahui hasil belajar siswa. Mata
pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah matematika. Agar penelitian
sesuai dengan yang diharapkan maka perlu dipersiapkan sebaik-baiknya. Berikut
adalah kisi-kisi soal evaluasi pada untuk mengukur hasil belajar siswa dengan
materi pembelajran “Sifat-sifat Bangun Datar”. Kisi-kisi instrumen evaluasi hasil
belajar siklus I dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel 3.4 dan 3.5 berikut ini:
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Hasil Belajar Siklus I
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator No Item
Memahami
sifat-sifat
bangun dan
hubungan
antar bangun.
Mengidentifikasi
sifat-sifat bangun
datar.
1. Menemukan sifat-sifat dari
bangun datar segitiga 1, 2, 3, 4
2. Menemukan sifat-sifat dari bangun datar persegi
9, 10, 11
3. Menemukan sifat-sifat dari bangun datar persegi panjang
5, 6, 7, 8
4. Menemukan sifat-sifat dari bangun datar trapesium
12, 13, 14,
15
5. Menemukan sifat-sifat dari bangun datar jajar genjang
16, 17, 18,
19, 20
6. Menemukan sifat-sifat dari bangun datar belah ketupat
21, 22, 23
7. Menemukan sifat-sifat dari bangun datar layang-layang
24, 25
8. Menemukan sifat-sifat dari bangun datar lingkaran
26, 27
9. Membedakan sifat bangun datar segitiga sama sisi,
sama kaki dan siku-siku.
28
10. Menyelesaikan permasalahan sehari-hari
yang berkaitan dengan sifat-
sifat bangun datar.
29, 30
Jumlah Soal 30
-
58
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Hasil Belajar Siklus II
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
No
Item
Memahami
sifat-sifat
bangun dan
hubungan
antar bangun.
Menyelidiki sifat-
sifat
kesebangunan
dan simetri.
1. Menunjukkan sifat-sifat
kesebangun antar bangun
datar
1, 2, 3,
4, 5
2. Menentukan simetri lipat
pada bangun datar segitiga,
persegi, persegi panjang,
jajar genjang, belah ketupat,
layang-layang, dan lingkaran
6, 7, 8,
9, 10
3. Menentukan simetri putar
pada bangun datar segitiga,
persegi, persegi panjang,
jajar genjang, belah ketupat,
layang-layang, dan lingkaran.
11, 12,
13, 14,
15
4. Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan kesebangun
antar bangun, simetri lipat,
dan simetri putar pada
bangun datar.
16, 17,
18, 19,
20
Jumlah Soal 20
Dalam penelitian ini, bentuk instrumen evaluasi hasil belajar yang
digunakan adalah tes evaluasi formatif tertulis. Bentuk tes yang digunakan adalah
bentuk soal pilihan ganda. Sudjana (2008: 48) menjelaskan tes pilihan ganda
digunakan untuk mengukur pemahaman siswa pada ranah kognitif. Sudijono
(2008: 118) menjelaskan soal pilihan ganda merupakan salah satu bentuk tes
obyektif yang terdiri atas pertanyaan atau pernyataan belum selesai, dan untuk
menyelesaikannya harus dipilih salah satu (atau lebih) dari beberapa kemungkinan
jawaban yang telah tersedia pada tiap-tiap butir soal yang bersangkutan.
Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang
benar atau paling tepat. Tes ini berfungsi untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan pada akhir kegiatan tiap-tiap
siklus dengan memberikan sejumlah soal tes kepada subjek penelitian. Jawaban
-
59
dari pilihan ganda hanya dapat dinilai benar atau salah, sehingga pemberian skor
hanya dihitung jawaban yang benar. Dengan demikian rumusnya adalah:
= B
Keterangan:
B adalah banyaknya butir yang dijawab benar
N adalah banyaknya butir soal
KKM mata pelajaran matematika yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah
sebesar 70, sehingga berdasarkan perbandingan nilai KKM dan tes evaluasi hasil
belajar siswa dapat dikategorikan dalam kelompok yang sudah tuntas belajar atau
belum tuntas belajar. Kriteria ketuntasan belajar siswa dapat dilihat dalam tabel
3.6 berikut ini:
Tabel 3.6
Kriteria Ketuntasan Belajar
Rentang Kriteria
x < 70 Belum memenuhi KKM atau belum tuntas belajar.
x ≥ 70 Sudah memenuhi KKM atau tuntas belajar.
3. Dokumentasi
Dalam PTK yang dilakukan di kelas V di SDN Mangunsari 6 Salatiga,
bentuk instrumen non tes yang digunakan selain observasi adalah dokumentasi.
Sugiyono (2010: 329) menjelaskan dokumentasi merupakan suatu teknik
pengumpulan data yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari
seseorang. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui daftar
nama siswa, data nilai awal matematika siswa sebelum dilakukan tindakan
penelitian dan untuk memperoleh data aktivitas siswa yang berupa foto pada saat
pembelajaran berlangsung. Dari data tersebut dapat diketahui kemampuan awal
siswa, sehingga dapat digunakan sebagai perbandingan setelah penelitian ini
dilakukan.
-
60
3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas Data
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang
diteliti secara tepat. Uji validitas tes dihitung dengan cara mengkorelasikan antara
nilai yang diperoleh dari setiap butir soal dengan keseluruhan yang diperoleh. Ari
Kunto (2006: 168) menyatakan bahwa “suatu instrumen yang valid atau shahih
mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti tidak
ada validitas”.
3.6.1. Uji Validitas Variabel Bebas (X)
Untuk menetapkan suatu data dikatakan valid diperlukan teknik
pemeriksaan. Dalam penelitian ini untuk memvaliditaskan data dilakukan melalui
triangulasi. Triangulasi menurut Moleong (2006: 106) adalah teknik pemeriksaan
validitas data yang memanfaatkan suatu kejadian yang di luar data itu untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data-data yang ada.
Tujuan penggunaan triangulasi oleh peneliti utamanya adalah untuk
melakukan cross chek data yang diperoleh dari lapangan sehingga dalam
melakukan analisis hanya data yang valid. Alasan dari penggunaan triangulasi
sebagai penentu kevalidan isi karena triangulasi memberikan hasil yang tidak
menimbulkan keragu-raguan informasi dari fenomena yang diseleksi.
Pada penelitian ini triangulasi dilakukan dengan triangulasi sumber dan
triangulasi metode. Dalam triangulasi sumber, data diterapkan dengan mengambil
data dari beberapa sumber. Dalam penelitian ini sumber data diperoleh dari guru
kelas 5 SD dan siswa Kelas 5 SD Negeri Mangunsari 06 Salatiga. Dalam
triangulasi metode, data dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama
dengan teknik atau metode yang berbeda yaitu dengan observasi, angket, dan
wawancara.
Pengecekan data ini dimaksudkan untuk memvaliditas lembar observasi.
Sebelum digunakan untuk mengobservasi tindakan pada kegiatan pembelajaran,
peneliti memberikan angket untuk diisi oleh beberapa siswa. Item yang dikatakan
-
61
valid adalah item yang ada kesesuaian antara angket yang diisi oleh siswa dan
lembar observasi yang diisi oleh peneliti. Dari hasil validitas mengunakan
triangulasi tersebut didapatkan 22 instrumen observasi tindakan guru yang valid
dan 15 instrumen observasi keaktifan siswa juga valid. Sehingga lembar observasi
pembelajaran dapat digunakan dalam penelitian.
3.6.2. Uji Validitas Variabel Terikat (Y)
Sebelum dibagikan kepada peserta didik, terlebih dahulu soal evaluasi
tertulis diuji coba sehingga diperoleh butir soal yang valid. Tingkat validitas dapat
diketahui dengan cara mengkorelasikan setiap skor pada butir instrument dengan
total skor setelah dikurangi butir skornya sendiri (corrected item to total
correlation) dengan dinotasikan (r). Mengukur validitas digunakan program
komputer Statistical Package for the Social Science (SPSS) versi 16.0
r < 0,20 : tidak ada validitas
0,20 ≤ r < 0,40 : validitas rendah
0,40 ≤ r ≤ 0,60 : validitas sedang
0,60 ≤ r < 0,80 : validitas tinggi
0,80 ≤ r < 1,00 : validitas sempurna
Instrumen dapat dikatakan valid apabila nilai alpha > 0,20. validitas suatu
instrumen dapat dihitung menggunakan bantuan Software SPSS 16.0 yaitu dengan
cara Analyze – Scale – Reliability Analysis atau kemudian untuk melihat hasilnya
apakah instrument valid atau tidak, dapat dilihat pada output hasil penghitungan.
Apabila nilai alpha () lebih dari 0,20 maka instrumen tersebut valid tetapi jika
nilai alpha () kurang dari 0,20 maka instrumen tersebut tidak valid.
Rancangan instrumen yang sudah jadi dites uji cobakan pada siswa kelas VI
SD Negeri Mangunsari 6 Salatiga sebagai kelas uji coba. Berdasarkan perhitungan
menggunakan SPSS 16,0 for windows didapatkan hasil validitas instrumen
evaluasi hasil belajar siklus I dan siklus II pada tabel 3.7 dan 3.8 berikut.
-
62
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Instrumen Evaluasi Siklus I
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Soal1 16.1111 24.105 .372 .884
Soal2 15.7222 24.565 .691 .879
Soal3 15.8333 24.500 .418 .882
Soal4 15.8333 23.324 .746 .874
Soal6 15.8889 23.399 .641 .876
Soal7 15.8889 23.163 .702 .874
Soal8 15.9444 23.350 .600 .877
Soal9 15.9444 23.114 .656 .875
Soal12 15.7222 24.565 .691 .879
Soal14 15.9444 24.879 .249 .887
Soal15 16.0000 24.941 .219 .889
Soal16 15.9444 24.997 .223 .888
Soal20 15.8889 24.693 .320 .885
Soal21 16.0556 24.291 .342 .885
Soal22 15.7778 24.889 .385 .883
Soal23 15.8889 24.928 .263 .886
Soal24 15.8889 23.163 .702 .874
Soal26 15.8333 23.676 .646 .876
Soal27 15.9444 23.467 .572 .878
Soal28 16.0000 23.647 .499 .880
Soal29 16.0000 22.706 .713 .873
Soal30 15.9444 24.408 .354 .884
Berdasarkan tabel di atas hasil perhitungan ini dilihat dari kolom corrected
item total correlation yang nilainya ≥ 0,2 dari 30 soal berbentuk pilihan ganda
yang diuji cobakan terdapat 22 soal valid, yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9,
12, 14, 15, 16, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29 dan 30. Sedangkan soal yang
tidak valid adalah soal nomor 5, 10, 11, 13, 17, 18, 19, 25.
-
63
Tabel 3.8
Hasil Uji Validitas Instrumen Evaluasi Siklus II
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Soal1 13.7222 22.330 .364 .865
Soal2 13.7222 22.330 .364 .865
Soal3 13.7778 21.712 .472 .862
Soal4 13.8889 21.869 .340 .866
Soal5 14.1667 20.971 .494 .861
Soal6 13.9444 20.879 .548 .859
Soal7 14.1111 20.340 .634 .855
Soal8 14.1111 21.046 .474 .862
Soal9 13.8333 21.559 .454 .862
Soal10 13.8333 21.559 .454 .862
Soal11 13.7222 22.095 .443 .863
Soal13 13.7778 21.712 .472 .862
Soal14 14.0556 21.232 .436 .863
Soal15 14.1667 20.853 .521 .860
Soal16 13.9444 20.879 .548 .859
Soal18 14.1667 21.441 .389 .865
Soal19 13.9444 19.938 .779 .850
Soal20 13.6667 22.706 .349 .866
Soal23 14.0000 21.647 .353 .866
Soal24 13.6667 22.706 .349 .866
Soal25 14.0000 21.647 .353 .866
Berdasarkan tabel di atas hasil perhitungan ini dilihat dari kolom corrected
item total correlation yang nilainya ≥ 0,2 dari 25 soal berbentuk pilihan ganda
yang diuji cobakan terdapat 21 soal valid, yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
10, 11, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 23, 24, dan 25. Sedangkan soal yang tidak valid
adalah soal nomor 12, 17, 21, dan 22.
-
64
3.6.3. Uji Reliabilitas Instrumen Soal
Pengukuran tingkat realibilitas alat pengumpul data pada penelitian ini
dengan menggunakan Alpha croncbrach. Tahapan uji reabilitas ini dilakukan
dengan menggunakan program komputer Statistical Package for the Social
Science (SPSS) versi 16.0. Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas
instrumen digunakan pedoman yang dikemukakan oleh George dan Mallery
(1995) sebagai berikut:
α ≤ 0,7 : tidak dapat diterima
0,7 < α < 0,8 : dapat diterima
0,8 < α ≤ 0,9 : reliabilitas bagus
α > 0,9 : reliabilitas memuaskan
Instrumen dapat dikatakan reliabel apabila nilai alpha ≥ 0,7 tetapi jika nilai
alpha () < 0,7 maka instrumen tersebut tidak reliabel. Hasil pengujian reliabilitas
instumen soal siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 3.9 dan 3.10 berikut.
Tabel 3.9
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Evaluasi Siklus I Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.885 22
Dari hasil uji reliabilitas instumen soal siklus I diperoleh nilai Cronbach’s
Alpha sebesar 0,885 hal tersebut menunjukkan bahwa angka reliabilitas berada
pada tingkat bagus.
Tabel 3.10
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Evaluasi Siklus II
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.868 21
Dari hasil uji reliabilitas instumen soal siklus II diperoleh nilai Cronbach’s
Alpha sebesar 0,868 hal tersebut menunjukkan bahwa angka reliabilitas berada
pada tingkat bagus. Sehingga insterumen tes hasil belajar dapat diterima dan dapat
digunakan.
-
65
3.7. Analisis Data
Pada penelitian tindakan kelas ini, data dianalisis sejak tindakan
pembelajaran dilakukan dan dikembangkan selama proses refleksi sampai proses
penyusunan laporan. Berdasarkan data yang terkumpul, maka analisis data yang
dapat dilakukan adalah hasil observasi dan hasil tes.
1. Data Hasil Obsevasi
a. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan
tertulis di lapangan. Hasil reduksi data berupa uraian singkat yang telah
digolongkan dalam suatu kegiatan tertentu. Reduksi data merupakan
suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data
sehingga pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan.
b. Penyajian Data
Penyajian data berupa sekumpulan informasi dalam bentuk teks naratif
yang disusun, diatur, diringkas dalam kategori-kategori, sehingga
mudah dipahami yang memberi kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan.
2. Data Hasil Tes
Data hasil tes akan dianalisis dengan statistik diskriptif, yaitu
membandingkan, verifikasi dan dihubungkan dengan penelitian data
sebelum tindakan dan data nilai tes setelah dilaksanakan tindakan (siklus 1
dan nilai tes setelah siklus 2). Setelah melalui tahapan-tahapan analisis data,
maka untuk selanjutnya adalah penaikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan
dilakukan secara bertahap dari kumpulan tiap kategori disimpulkan
sementara, kemudian dilakukan penyimpulan. Data yang terkumpul
disajikan secara sistematis dan diberi makna. Data-data yang telah diseleksi
dapat diambil kesimpulannya.
-
66
3.8. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan merupakan tolak ukur keberhasilan tindakan
perbaikan yang ditetapkan sehingga memudahkan dalam pengukuran tingkat
keberhasilan tindakan yang telah dilakPukan. Dalam penelitian ini, terdapat 2
indikator keberhasilan yaitu:
1. Variabel tindakan dikatakan berhasil apabila 75% (≥ 16 langkah) langkah-
langkah metode pembelajaran problem solving dilakukan oleh guru pada
tabel 3.3 dan siswa dapat lebih aktif serta termotivasi dalam kegiatan
pembelajaran.
2. Variabel hasil belajar dikatakan berhasil atau tuntas apabila sebanyak 80%
dari 18 siswa telah mencapai nilai ≥ KKM 70 maka dikatakan tuntas secara
Klasikal. Adanya peningkatan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran
dinyatakan berhasil apabila 75% dari 18 siswa terlihat aktif dalam
pembelajaran.