BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN€¦ · Tabel 4.1. Siswa kelas V SD Negeri . Mangunsari 05....
Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN€¦ · Tabel 4.1. Siswa kelas V SD Negeri . Mangunsari 05....
39
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Deskripsi Pra Siklus
Keaktifan belajar siswa dikelas V SD Negeri Mangunsari 05 tergolong
cukup aktif berdasarkan hasil observer yang dilakukan oleh peneliti
menggunakan lembar observasi keaktifan siswa, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran IPA yang digunakan guru dalam sehari-hari sebagian besar
dilakukan ceramah. Kegiatan pembelajaran tanpa siswa dihadapkan pada
permasalahan, media dan alat peraga, jadi dapat dikatakan bahwa pengajaran
IPA merupakan pembelajaran hafalan dan tidak bermakna, tidak relevan
dengan apa yang dihadapi siswa dalam kehidupannya sehari-hari.Hasil
observasi setiap siswa diolah berdasarkan langkah Naniek Sulistya Wardani,
dkk. (2012:402) sehinga dapat digolongkan menjadi keaktifan belajar kategori
kurang aktif (skor < 17), cukup aktif ( skor< 34), aktif (skor < 51), dan sangat
aktif (skor < 68). Hasil observasi keaktifan siswa pra siklus dapat dilihat pada
tabel 4:1.
Tabel 4.1
Hasil Observasi Keaktifan Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Mangunsari 05
Pra Siklus
Kategori
Keaktifan
Frekuensi
Persentase
(%)
Sangat aktif 3 10,71
Aktif 5 17,86
Cukup aktif 9 32,14
Kurang aktif 11 39,29
Jumlah 28 100
Rata-rata 32
40
Tabel 4.1. Siswa kelas V SD Negeri Mangunsari 05 mempunyai
kategori keaktifan yang sangat aktif adalah 3 siswa dengan persentase 10,71%,
siswa kategori aktif ada 5 orang dengan persentase 17,86%, kemudian
siswakategori cukup aktif ada 9 orang dipersentasekan 32,14%, dan siswa
kategori kurang aktif ada 11 orang dengan persentase 39,29%. Rata-rata kelas
dengan skor keaktifan hanya 32 dikategorikan cukup aktif. Lembar hasil
observasi dapat dilihat pada lampiran 1.
Hasil belajar pra siklus sebelum diterapkan model pembelajaran TSTS
dengan bantuan media konkrit dalam pelajaran IPA. Pra siklus diketahui bahwa
dari total siswa yaitu 28 siswa, 18 siswa dinyatakan belum lulus KKM (70)
yang ditetapkan sekolah, sementara yang tuntas baru mencapai 10 siswa. Hasil
pra siklus disajikan dalam tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Mangunsari 05
Pra Siklus
Keterangan Frekuensi Persentase (%)
Tidak Tuntas 18 64.29
Tuntas 10 35.71
Jumlah 28 100
Berdasarkan tabel 4.2. Hasil belajar siswa mata pelajaran IPA yang
tuntas sebanyak 10 siswa (35.71%), yang belum tuntas sebanyak 18 siswa
(64.29%). Hasil perolehan tabel 4.2 tersebut disajikan dalam gambar 4.1
berikut ini:
41
Gambar 4.1 Diagram Batang
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Mangusari 05
Pra Siklus
Berdasarkan data yang diperoleh, maka diperlukan upaya untuk
menindak lanjuti agar hasil belajar meningkat melalui penelitian tindakan
kelas.Penelitian tindakan kelas ini telah disetujui oleh guru kelas dengan
menggunakan model pembelajaran TSTS dengan bantuan media konkrit yang
dilaksanakan dalam dua siklus (tiap siklus dua pertemuan).
4.2 Deskripsi Hasil Siklus I
Praktek pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan
“Cahaya dan sifat-sifatnya”sub pokok bahasan “Mendeskripsikan sifat-sifat
cahaya yang mengenai cermin datar, cermin cembung dan cermin
cekung”.SiklusI ini dilakukan melalui dua kali pertemuan.
4.2.1 Perencanaan Tindakan
Hasil evaluasi pra siklus menjadi acuan untuk mengambil tindakan
yang tepat untukmeningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V.Persiapan
yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan pertemuan pertama ini adalah
mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, tujuan pada LKS, lembar
observasi siswa, guru dan keaktifan siswa, alat dan bahan untuk penelitian
agar tujuan pembelajaran dapat terlakasana dengan baik.
0
10
20
30
40
50
60
70
Tidak Tuntas Tuntas
64.29%
35.71%
PRA SIKLUS
Tidak Tuntas Tuntas
42
4.2.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan pembelajaran pada Siklus I ini telah sesuai dengan yang
direncanakan. Langkah-langkah pembelajaran terlaksana dengan cukup baik,
pada kegiatan awal peneliti telah mempersiapkan siswa untuk mengikuti
pembelajaran, selanjutnya tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana yaitu:
1) Pertemuan I
1. Kegiatan Awal
Menyiapkan mental siswa dengan cara mengucapkan salam,
mengecek kehadiran siswa, mengatur tempat duduk siswa, meminta siswa
menyiapkan alat dan mengajak siswa untuk berdoa.Membangun
pandangan awal tentang sifat – sifat cahaya “ Mengapa ikan dan benda-
benda lain dapat terlihat jelas di dasar kolam yang berair jernih? Apakah
air dapat ditembus cahaya?Membangun motivasi dengan cara
menyadarkan pentingnya cahaya dalam kehidupan sehari - hari,
menyampaikan tujuan pembelajaran serta langkah – langkah pembelajaran
dengan menggunakan model two stay two stray.Guru memberi penjelasan
tentang langkah-langkah pembelajaran dengan model two stay two stray
2. Kegiatan Inti
Melibatkan siswa mencari informasi yang luas tentangtopik/tema
materi IPA tentang sifat-sifat cahaya. Guru mengajak siswauntuk
menggali pengetahuan siswa materi IPA tentang sifat-sifat cahaya dalam
kehidupan sehari-hari . Membantu siswa memberi informasi jika
diperlukan siswa.Guru menjelaskan kepada siswa aturan berdiskusi
dengan mengunakan model two stay two stray (dua tinggal dua
tamu).Membagi siswa kedalam kelompok kecil dengan model TSTS yakni
dalam setiap kelompok ada 4 siswa.Setiap kelompok di berikan lembar
tugas, yang berupa sub materi pembelajaran dan LKS yang berbeda.Setiap
kelompok di berikan waktu selama 15 menit untuk memahami materi
pembelajaran.
Setiap kelompok memilih dua anak untuk menyampaikan materi
ke kelompok lain (kelompok yang bertamu) sedangkan dua anak lagi
43
bertamu kekelompok lain untuk mencari informasi yang berbeda dari
kelompoknya.Siswa di berikan kesempatan diskusi kelompok untuk
memperbandingkan dan membahas materi.Memberi kesempatan untuk
berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa
takut.Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secarakelompok.Memfasilitasi
peserta didik untuk menyajikan hasil kerjakelompok.
3. Kegiatan Akhir
Guru bersama siswamenyimpulkan tentang pembelajaran yang
telah dilakukan, siswa menerima pesan penyemangat dari guru berupa
“penegasan pesan moral untuk tekun, disiplin dan tanggung jawab dalam
belajar”.
2) Pertemuan II
1. Kegiatan Awal
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam,
Menyiapkan mental siswa dengan cara mengucapkan salam, mengecek
kehadiran siswa, mengatur tempat duduk siswa, meminta siswa
menyiapkan alat dan mengajak siswa untuk berdoa.Membangun
pandangan awal tentang sifat – sifat cahaya “ Mengapa ikan dan benda-
benda lain dapat terlihat jelas di dasar kolam yang berair jernih? Apakah
air dapat ditembus cahaya?Membangun motivasi dengan cara
menyadarkan pentingnya cahaya dalam kehidupan sehari - hari,
menyampaikan tujuan pembelajaran serta langkah – langkah pembelajaran
dengan menggunakan model two stay two stray.Guru memberi penjelasan
tentang langkah-langkah pembelajaran dengan model two stay two stray.
2. Kegiatan Inti
Guru memberi penjelasan tentang langkah-langkah pembelajaran dengan
model two stay two stray.Melibatkan siswa mencari informasi yang luas
tentang topik/tema materi IPA tentang sifat-sifat cahaya. Guru mengajak
siswa untuk menggali pengetahuan siswa materi IPA tentang sifat-sifat
cahaya dalam kehidupan sehari-hari . Membantu siswa memberi informasi
44
jika diperlukan siswa.Guru menjelaskan kepada siswa aturan berdiskusi
dengan mengunakan model two stay two stray (dua tinggal dua
tamu).Membagi siswa kedalam kelompok kecil dengan model TSTS yakni
dalam setiap kelompok ada 4 siswa.Setiap kelompok di berikan lembar
tugas, yang berupa sub materi pembelajaran dan LKS yang berbeda.Setiap
kelompok di berikan waktu selama 15 menit untuk memahami materi
pembelajaran.
Setiap kelompok melakukan percobaan dengan alat peraga yang
sudah disiapkan oleh peneliti dan sesuai dengan sub materi dan LKS yang
sudah dibagi.Setiap kelompok memilih dua anak untuk menyampaikan
materi ke kelompok lain (kelompok yang bertamu) sedangkan dua anak
lagi bertamu kekelompok lain untuk mencari informasi yang berbeda dari
kelompoknya.Siswa di berikan kesempatan diskusi kelompok untuk
memperbandingkan dan membahas materi .Memberi kesempatan untuk
berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa
takut.Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secarakelompok.Memfasilitasi
peserta didik untuk menyajikan hasil kerjakelompok.
3. Kegiatan Akhir
Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan oleh guru,
Kemudian guru mengadakan refleksi tentang pembelajaran yang telah
dilakukan, siswa menerima pesan penyemangat dari guru berupa
“belajarlah lebih giat dan jangan suka bermain sama teman-teman saat
pembelajaran berlangsung”.
4.2.3 Hasil Observasi
1. Guru Dan Siswa
Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh observer pada
saat pembelajaran berlangsung. Hasil observasi digunakan untuk mengetahui
kegiatan guru selama proses pembelajaran sudah melaksanakan keseluruhan
sintaks model ataukah ada yang belum terlaksana.
45
Hasil observasi guru dan siswa dalam melaksanakan sintaks diperoleh
data bahwa dari kegiatan inti dari 15 sintaks model pembelajaran TSTS
dengan bantuan media gambar, ada 2 sintaks tidak terlaksana. Sintaks yang
belum terlaksana adalahmenyampaikan langkah-langkah model pembelajaran
TSTS, memberi pesan penyemangat. Hasil sintaks TSTS dengan bantuan
media gambar dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3
Hasil Observasi Ketidak Terlaksanaan Sintaks TSTS Dengan Bantuan
Media KonkritSiswa Kelas V SD Mangunsari 05
Siklus I
Kegiatan Mengajar
Siklus I
Jumlah
sintaks yang
dilaksanakan
Jumlah sintaks
yang belum
terlaksana
Jumlah keseluruhan
sintaks
Guru 13 2 15
Siswa 13 2 15
Tabel 4.3 dapat dilihat hasil observasi ketidak terlaksanaan sintaks
model pembelajaran TSTS dengan bantuan media konkrit pada Siklus I ada
15 sintaks, yang telah dilaksanakan guru dan siswa berjumlah 13 sintaks dan
ada 2 sintaks yang tidak terlaksana. Lembar hasil observasi terdapat pada
lampiran 6 dan 7.
2. Keaktifan Belajar Siswa
Hasil obervasi keaktifan belajar diperoleh melalui pengamatan,
kemudian hasil data mentah yang diperoleh diolah untuk mengetahui
keaktifan belajar setiap siswa dalam pembelajaran IPA, diolah dengan
langkah Naniek Sulistya Wardani, dkk. (2012:402) sehinga dapat
digolongkan menjadi keaktifan belajar kategori kurang aktif (skor < 17),
cukup aktif ( skor< 34), aktif (skor < 51), dan sangat aktif (skor < 68). Hasil
observasi keaktifan belajar siswa, menggunakan model pembelajaran TSTS
dengan bantuan media gambar, dalam tabel 4.4berikut ini:
46
Tabel 4.4
Hasil Observasi Keatifan Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Mangunsari
05 Siklus I
Kategori
Keaktifan
Frekuensi
Persentase
(%)
Sangat aktif 6 21,43
Aktif 13 46,43
Cukup aktif 9 32,14
Kurang aktif - -
Jumlah 28 100
Rata-rata 40,11
Tabel 4.4. Siswa kelas V SD Negeri Mangunsari 05 mempunyai
kategori keaktifan yang sangat aktif adalah 6 siswa dengan persentase
21,43%, siswa kategori aktif ada 13 orang dengan persentase 46,43%,
kemudian siswa kategori cukup aktif ada 9 orang dipersentasekan 32,14%,
Rata-rata kelas dengan skor keaktifan 40,11 dikategorikan aktif. Lembar hasil
observasi dapat dilihat pada lampiran 8.
4.2.4 Hasil Belajar
Evaluasi dilakukan setelah dilaksanakanpertemuan II pada siklus I.
Evaluasi dimaksudkan untuk melihat perubahan ketuntasan belajar siswa
pada mata pelajaran IPA, setelah diberikan tindakan dengan menerapkan
model pembelajaran TSTS dengan bantuan media konkrit. Berikut ini
disajikan dalam tabel 4.5 perolehan hasil belajar setelah tindakan pada siklus
I:
Tabel 4.5
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Mangunsari 05
Siklus I
Keterangan frekuensi Persentase
%
Tidak tuntas 8 28.57%
Tuntas 20 71.43%
Jumlah 28 100%
47
Berdasarkan tabel 4.5, diketahui bahwa hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA materi “Cahaya dan sifat-sifatnya”setelah diberikan tindakan
pada siklus I, yang tidak tuntas sebanyak 8 siswa (28.57%), dan siswa yang
tuntas sebanyak 20 siswa (71.43%). Hasil perolehan dari tabel tersebut
disajikan dalam gambar 4.2 berikut ini:
Gambar 4.2 Diagaram Batang
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Mangunsari 05
Siklus I
4.2.5 Evaluasi dan Refleksi
Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, maka dilakukan refleksi.
Refleksi dilakukan terkait dengan temuan-temuan selama proses
pembelajaran dengan model pembelajaran TSTS dengan bantuan media
konkrit berlangsung. Hal-hal yang ditemukan selama proses pembelajaran
adalah sebagai berikut:
1. Keaktifan Belajar Siswa
Keaktifan belajar siswa yang masih setengan dari seluruh siswa atau 50%
adalah sebagai berikut:
Membawa buku sumber.
Tidak Tuntas 28.57%
Tuntas 71.43%
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Tidak Tuntas Tuntas
Hasil Belajar Siklus I
48
Mempelajari materi pelajaran dirumah.
Memiliki inisiatif untuk bertanya tanpa ditunjuk.
Bertanya lebih dari 1 kali.
Bertukar pikiran dalam memecahkan masalah dengan kelompok.
Menanggapi hasil kerja kelompok lain.
2. Hasil Belajar Siswa
Selain keaktifan belajar siswa, hal yang harus menjadi masukan
untuk diperbaiki pada siklus II adalah peningkatan hasil belajar siswa.
Meskipun terjadi peningkatan hasil belajar pra siklus setelah tindakan
siklus I, peningkatan hasil ini belum menjawab ketentuan indikator kinerja
yang diharapkan, dimana ketuntasan kelas belum mencapai minimal 100%
total siswa.
4.3 Deskripsi Hasil Siklus II
4.3.1 PerencanaanTindakan
Sebelum melaksanakan tindakan pada siklus II, hal-hal yang
direncanakan untuk dilaksanakan sebagai perbaikan pada siklus II adalah
sebagai berikut:
1. keaktifan Belajar Siswa
Keaktifan belajar siswa, hal-hal yang perlu diperhatikan agar
menjadi perbaikan pada siklus II adalah membawa buku sumber, sudah
mempelajari materi pelajaran dirumah, dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan dalam lembar kerja, bertanya lebih dari 1 kali dan menanggapi
hasil kerja kelompok lain.
2. Hasil Belajar Siswa
Hal yang harus diperhatikan dalam tindakan adalah mengupayakan
dan melakukan pengkondisian tertentu agar ketuntasan belajar siswa,
minimal mencapai target yaitu 100% dari total jumlah siswa, tuntas dalam
KKM.
49
4.3.2 Pelaksanaan Tindakan
1) Pertemuan 1
1. Kegiatan Awal
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam,
berdo’a, pengkondisian kelas dan absensi. Kemudian guru melakukan
apersepsi dan motivasi. Setelah kegiatan itu guru menjelaskan tentang
kegiatan yang akan dilakukan.
2. Kegiatan Inti
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa,
kemudian guru menjelaskan materi “Cahaya dan sifat-sifatnya” dengan
bantuan media konkrit. Gurumembimbing siswa untuk membentuk
kelompok secara heterogen yang terdiri dari 4 orang siswa. Siswa diminta
untuk mengidentifikasi dan menyebutkan menggunakan LKS tentang
“Cahaya dan sifat-sifatnya” dengan bantuan media konkrit,setelah selesai
diskusi masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya, sedangkan dari kelompok lain memberikan tanggapan
kepada kelompok yang presentasi, dan siswa mengerjakan lembar kerja
kuis selanjutnya guru dan siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang
belum diketahui siswa.
3. Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa menyimpulkan tentang pembelajaran yang
telah dilakukan, siswa menerima pesan penyemangat dari guru berupa
“belajarlah lebih giat lagi”.
2) Pertemuan II
1. Kegiatan Awal
Menyiapkan mental siswa dengan cara mengucapkan salam,
mengecek kehadiran siswa, mengatur tempat duduk siswa, meminta siswa
menyiapkan alat dan mengajak siswa untuk berdoa.Membangun
pandangan awal tentang sifat-sifat cahaya.Membangun motivasi dengan
cara menyadarkan pentingnya cahaya dalam kehidupan sehari-hari,
50
menyampaikan tujuan pembelajaran serta langkah-langkah pembelajaran
dengan menggunakan model Two Stay Two Stray.
2. Kegiatan Inti
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa,
Guru mengajak siswa untuk menggali pengetahuan siswa materi IPA
tentang sifat-sifat cahaya dalam kehidupan sehari-hari. Membantu siswa
memberi informasi jika diperlukan siswa.Guru menjelaskan kepada siswa
aturan berdiskusi dengan mengunakan model two stay two stray (dua
tinggal dua tamu).Membagi siswa kedalam kelompok kecil dengan model
TSTS yakni dalam setiap kelompok ada 4 siswa.Setiap kelompok di
berikan lembar tugas, yang berupa sub materi pembelajaran dan LKS yang
berbeda.
Setiap kelompok di berikan waktu selama 15 menit untuk
memahami materi pembelajaran.Setiap kelompok memilih dua anak untuk
menyampaikan materi ke kelompok lain (kelompok yang bertamu)
sedangkan dua anak lagi bertamu kekelompok lain untuk mencari
informasi yang berbeda dari kelompoknya.Siswa diberikan kesempatan
diskusi kelompok untuk memperbandingkan dan membahas materi.
Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut. Memfasilitasi peserta didik
membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis,
secarakelompok. Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja
kelompok.
3. Kegiatan Akhir
Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan oleh guru,
Kemudian guru mengadakan refleksi tentang pembelajaran yang telah
dilakukan, siswa menerima pesan penyemangat dari guru berupa
“belajarlah lebihgiat dan hormatilah orang yang tua dari kalian”.
4.3.3 Hasil Observasi
Selama proses pembelajaran berlangsung, dilakukan juga obervasi.
Hal-hal yang diamati adalah keseluruhan proses pembelajaran dengan
51
menerapkan model pembelajaran TSTS dengan bantuan alat peraga,
termasuk akibat menerapkan model pembelajaran TSTS dengan bantuan
alat peraga dalam pembelajaran IPA. Adapun hal-hal tersebut yaitu:
1. Kinerja Guru dan siswa
Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh observer pada
saat pembelajaran berlangsung. Hasil observasi digunakan untuk
mengetahui kegiatan guru selama proses pembelajaran sudah
melaksanakan keseluruhan sintaks model ataukah ada yang belum
terlaksana.
Hasil observasi guru dan siswa dalam melaksanakan sintaks
diperoleh data bahwakegiatan inti dari 15 sintaks model pembelajaran
TSTS dengan bantuan media gambar. Hasil dari 15 sintaks sudah
terlaksana semua dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6
Hasil Observasi Ketidak Terlaksanaan Sintaks TSTS Dengan Bantuan
Media KonkritGuru dan Siswa Kelas V SD Negeri Mangunsari 05
Siklus II
Kegiatan Mengajar
Siklus I
Jumlah
sintaks yang
dilaksanakan
Jumlah sintaks
yang belum
terlaksana
Jumlah keseluruhan
sintaks
Guru 15 - 15
Siswa 15 - 15
Tabel 4.6 dapat dilihat hasil observasi dari 15 sintaks model
pembelajaran TSTS dengan bantuan media gambar pada siklus IIsemua
terlaksana. Lembar hasil observasi terhadap guru dan siswa dilampiran 11
dan 12.
2. Keaktifan Belajar Siswa
Hasil obervasi keaktifan belajar diperoleh melalui pengamatan,
kemudian hasil data mentah yang diperoleh diolah untuk mengetahui
keaktifan belajar setiap siswa dalam pembelajaran IPA, diolah dengan
52
langkah Naniek Sulistya Wardani, dkk. (2012:402) sehinga dapat
digolongkan menjadi keaktifan belajar kategori kurang aktif (skor < 17),
cukup aktif ( skor< 34), aktif (skor < 51), dan sangat aktif (skor < 68).
Hasil observasi keaktifan belajar siswa, menggunakan model pembelajaran
TSTS, dalam tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 4.7
Hasil Observasi Keaktifan Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Mangunsari
05 Siklus II
Kategori
keaktifan
Frekuensi
Persentase
(%)
Sangat aktif 9 32,14
Aktif 19 67,86
Cukup aktif - -
Kurang aktif - -
Jumlah 28 100
Rata-rata 47,43
Tabel 4.7. Siswa kelas V SD Negeri Mangunsari 05 mempunyai
kategori keaktifan yang sangat aktif adalah 9 siswa dengan persentase
32,14%, dan siswa kategori aktif ada 19 orang dengan persentase 67,86%.
Rata-rata kelas dengan skor keaktifan 47,43 dikategorikan aktif. Lembar
hasil observasi dapat dilihat pada lampiran 13.
4.3.4 Hasil Belajar
Evaluasi dimaksudkan untuk melihat perubahan ketuntasan belajar
siswa pada mata pelajaran IPA, setelah diberikan tindakan dengan
menerapkan model pembelajaran TSTS dengan bantuan media konkrit,
dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini.
53
Tabel 4.8
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Mangunsari 05
Siklus II
Keterangan frekuensi Persentase
%
Tidak tuntas 0 -
Tuntas 20 100%
Jumlah 28 100%
Tabel4.8 bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi
“Cahaya dan sifat-sifatnya” setelah diberikan tindakan pada siklus II, tidak
ada lagi siswa yang tidak tuntas, siswa yang tuntas sebanyak 28 siswa
(100%). Hasilperolehan dari tabel tersebut disajikan dalam gambar 4.3
berikut ini:
Gambar 4.3 Diagram Batang
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Mangunsari 05
Siklus II.
4.3.5 Evaluasi dan Refleksi
Setelah dilakukan perbaikan-perbaikan berdasarkan masukan pada
siklus I, dan setelah guru memperbaiki kinerjanya, maka diketahui bahwa
keaktifan belajar dan jumlah serta persentase ketuntasan belajar siswa
menjadi meningkat setelah diberikan tindakan pada siklus II. Hal ini
0%
50%
100%
Tuntas, 100
Hasil Belajar Siklus II
Tuntas
54
memberikan refleksi bahwa memperhatikan proses dan memperhatikan
keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung adalah sesuatu
yang penting dan mendasar demi mencapai hasil belajar dan ketuntasan
belajar yang diharapkan.
4.4 Perbandingan Ketuntasan Hasil Penelitian
4.4.1 Keaktifan Belajar
Berdasarkan hasil pengamtan dapat diketahui bahwa terjadi
peningkatan keaktifan belajar pada mata pelaj IPA di kelas V SD Negeri
Mangunsari 05 Kota Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2015/2016.
Perbandingan keaktifan siswa disajikan pada tabel 4.9.
Tabel 4.9
Perbandingan Hasil Observasi Keaktifan Belajar IPA Siswa Kelas V
SDN Mangunsari 05
Antara Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Kategori
Keaktifan
Pra siklus Siklus I Siklus II
Frekuensi (%) Frekuensi (%) Frekuensi (%)
Sangat aktif 3 10,71 6 21,43 9 32,14
Aktif 5 17,86 13 46,43 19 67,86
Cukup aktif 9 32,14 9 32,14 - -
Kurang
aktif
11 39,29 - - - -
Jumlah 28 100 28 100 28 100
Rata-rata 32 40,11 47,43
Tabel 4.9 yaitu perbandingan keaktifan belajar pra Siklus, Siklus I
dan Siklus II maka dapat dilihat adanya peningkatan keaktifan belajar
dalam mengikuti pembelajaran. Keaktifan belajar pra siklus pada kategori
sangat aktif ada 3 siswa, kategori aktif ada 5 siswa, sedangkan pada
kategori cukup aktif ada 9 siswa, dan pada kategore kurang aktif ada 11
orang, rata-rata siswa dengan skor 32. Siklus I meningkat pada kategori
sangat aktif ada 6 siswa, sedangkan pada kategori aktif ada 13 siswa, dan
pada kategori cukup aktif 9 dengan niali rata-rata 40,11. Siklus II
55
meningkat pada kategorp sangat aktif ada 9 siswa, dan pada kategori aktif
ada 19 siswa, dengan rata-rata skor keaktifan 47,43.
4.4.2 Hasil Belajar
Berdasarkan pembahasan masing-masing siklus sudah terdapat
peningkatan hasil belajar siswa yang baik sesuai harapan.Pada pra siklus
sampai pada pelaksanaan siklus I jumlah siswa yang tuntas sejumlah 20
siswa dan meningkat menjadi 10 siswa. Setelah mendapat perbaikan
rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II menggunakan model
TSTS dengan bantuan Media konkrit, jumlah siswa yang tuntas meningkat
sangat pesat menjadi 28 siswa. Lebih jelas nya tentang peningkatan dari
masing-masing siklus dapat dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V
SDN Mangunsari 05
Antara Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Keterangan
Pra Siklus Siklus I Siklus II
frekuensi (%) frekuensi (%) frekuensi (%)
Tidak tuntas 18 64.29% 8 28.57% - -
Tuntas 10 35.71% 20 71.43% 28 100%
Jumlah 28 100% 28 100% 28 100%
Pada tabel 4.10 diketahui bahwa kondisi awal siswa yang tuntas
adalah 10 siswa dengan persentase 35.71%. Setelah diberikan tindakan
pada siklus I, terjadi peningkatan jumlah yang tuntas menjadi 20 siswa
dengan persentase 71.43% atau terjadi peningkatan 35.71%. Setelah
diberikan tindakan pada siklus II terjadi peningkatan jumlah yang tuntas
menjadi 28 dengan persentase 100% atau terjadi peningkatan 28.57%.
Siswa yang belum tuntas pada kondisi awal adalah 18 siswa dengan
persentase 64.29%.Setelah diberikan tindakan pada siklus I, mengalami
penurunan menjadi 8 siswa dengan persentase 28.57%, atau terjadi
penurunan 35.71%.Setelah diberikan tindakan pada siklus II terjadi
penurunan lagi menjadi tidak ada atau mengalami penurunan lagi
56
28.57%.Peningkatan hasil tes formatif siswa antara pra siklus, siklus I dan
sesudah siklus II dapat dilihat pada gambar 4.4.
Gambar 4.4 Diagram Batang
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN
Mangunsari 05 Salatiga Antara Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap hasil belajar dan
ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada gambar 4.4 telah terjadi
peningkatan dari Pra siklus, siklus I dan siklus II, maka dapat dinyatakan
bahwa model pembelajaran TSTS dapat meningkatkan keaktifan dan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas Vsemester II tahun ajaran
2015/2016.
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, melalui model pembelajaran
kooperatif TSTSupaya meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA siswa
kelas V SDN Mangunsari Salatiga.Hal ini dapat dilihat dari keaktifan dan
hasil belajar siswa yang semakin meningkat.
Sedangkan untuk Keaktifan siswa berdasarkan hasil pengamatan.
Dari jumlah keseluruhan 28 siswa, saat pra siklus, kategori sangat aktif ada 3
siswa (10,71%), dan kategori aktif ada 5 siswa (17,86%), sedangkan pada
kategori cukup aktif ada 9 siswa (32,14%), dan pada kategore kurang aktif ada
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Tidak Tuntas Tuntas
64.29%
35.71%
28.57%
71.43%
0%
100%
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
57
11 orang (39,29%),dengan nilai rata-rataskor 32. Saat pelaksanaan siklus I
meningkat pada kategori sangat aktif ada 6 siswa (21,43%), sedangkan pada
kategori aktif ada 13 siswa (46,43%), dan pada kategori cukup aktif ada 9
siswa (32,14%), dengan niali rata-rataskor 40,11. Siklus II meningkat pada
kategori sangat aktif ada 9 siswa (32,14%), dan pada kategori aktif ada 19
siswa (67,86%), dengan rata-rata skor keaktifan 47,43.
Untuk KKM yang telah ditentukan sekolah adalah 70. Dari jumlah
keseluruhan 28 siswa, saat pra siklus hanya 10 siswa (35,71%) yang tuntas,
dan 18 tidak tuntas dengan presentase (64,29 %). pada siklus I meningkat
menjadi 20 siswa (71,43%) tuntas, dan siswa yang tidak tuntas 8 siswa dengan
presentase (28,57 %) dan pada siklus II meningkat menjadi 28 siswa (100%)
tuntas.Model Pembelajaran Kooperaktif Two Stay Two Stray (TSTS)
MenurutMenurut Anita Lie (2004:12), model pembelajaran kooperatif atau
disebut juga dengan pembelajaran gotong-royong merupakan sistem
pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama
dengan sesama siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang terstruktur.Dapat
disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pendekatan pembelajaraan
kooperatif tipe TSTS maka Keaktifan dan Hasil belajar siswa dapat meningkat
dengan mengaitkan pembelajaran dan atau materi dengan memberikan
kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama atau gotong-royong.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang
dilakukanoleh Fajariyanto, Septian Dwi tahun 2014 denganjudul Peningkatan
Sikap Positif dan Hasil Belajar IPA Melalui Cooperative Learning Tipe Two
Stay Two Stray pada Siswa Kelas IV SDN Delik 02 Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2013/2014.Menyatakan
bahwa Hasil penelitian menunjukkan menggunakan cooperative learning tipe
two stay two stray dapat meningkatkan sikap dan hasil belajar. Peningkatan
nampak pada persentase pada pra siklus sebesar 34%, siklus I sebesar 76%,
dan siklus II 100%. Persentase hasil belajar juga mengalami peningkatan
setelah dilakukan tindakan, ketuntasan pada pra siklus sebesar 38%, siklus I
sebesar 71%, dan siklus II sebesar 86%.
58
Hasil Penelitian tersebut juga sejalan dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Belki tahun 2013 denganjudul Penerapan model pembelajaran
Two Stay Two Straydapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 4
SDN Randuacir 01 semester 2 tahun pelajaran 2012/2013. Terbukti dengan
perolehan nilai hasil belajar dilihat dari pra siklus yaitu rata-rata kelas 66,
pada siklus 1 meningkat menjadi 75,8 dan siklus 2, meningkat menjadi 82,5.
Hasil Penelitian ini juga relevan dengan hasil penelitian
Fajariyanto, Septian Dwi tahun 2014 denganjudul Peningkatan Sikap Positif
dan Hasil Belajar IPA Melalui Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray
pada Siswa Kelas IV SDN Delik 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
Semester II Tahun Ajaran 2013/2014.Hasil penelitian menunjukkan
menggunakan cooperative learning tipe two stay two stray dapat
meningkatkan sikap dan hasil belajar. Peningkatan nampak pada persentase
pada pra siklus sebesar 34%, siklus I sebesar 76%, dan siklus II 100%.
Persentase hasil belajar juga mengalami peningkatan setelah dilakukan
tindakan, ketuntasan pada pra siklus sebesar 38%, siklus I sebesar 71%, dan
siklus II sebesar 86%.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori menurt Sudjana, (2010:22)
bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia meneriman pengalaman belajarnya.Menurut Nasution (2011:176)
hasil belajar adalah nyata dari apa yang dapat dilakukannya dan yang tidak
dapat dilakukannya sebelumnya. Maka terjadi perubahan kelakuan yang dapat
kita amati dan dapat dibuktikannya dalam perbuatan.
Hal ini juga sesuai Menurut Slameto (2003) menyatakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi dua,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang
berasal dari diri siswa. Faktor-faktor yang termasuk dalam faktor internal
antara lain: (1) faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh); (2) faktor
psikologis (intelegensi, minat, perhatian, bakat motif, dan kematangan); dan
(3) faktor kelelahan (kelelahan jasmani dan kelelahan rohani).
59
Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar
diri individu. Adapun hal-hal yang termasuk dalam faktor eksternal adalah:
(1) faktor keluarga (cara mendidik orang tua, relasi antaranggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi, pengertian orang tua, dan latar belakang
kebudayaan); (2) faktor sekolah (metode mengajar, relasi guru dan siswa,
relasi siswa dengan siswa, isiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah,
standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas
rumah); (3) faktor masyarakat (keadaan siswa dalam masyarakat, massa
media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).
Keunggulan dari penelitian yang saya lakukan ini adalah adanya
keaktifan siswa yang mendorong keberasilan hasil belajar siswa, jika siswa
tidak aktif maka dapat mempengaruhi hasil belajar siswa maka yang
diutamakan dalam penelitian ini agar hasil belajar siswa berhasil adalah
keaktifan siswa.