BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...

21
39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus Keaktifan belajar siswa dikelas V SD Negeri Mangunsari 05 tergolong cukup aktif berdasarkan hasil observer yang dilakukan oleh peneliti menggunakan lembar observasi keaktifan siswa, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA yang digunakan guru dalam sehari-hari sebagian besar dilakukan ceramah. Kegiatan pembelajaran tanpa siswa dihadapkan pada permasalahan, media dan alat peraga, jadi dapat dikatakan bahwa pengajaran IPA merupakan pembelajaran hafalan dan tidak bermakna, tidak relevan dengan apa yang dihadapi siswa dalam kehidupannya sehari-hari.Hasil observasi setiap siswa diolah berdasarkan langkah Naniek Sulistya Wardani, dkk. (2012:402) sehinga dapat digolongkan menjadi keaktifan belajar kategori kurang aktif (skor < 17), cukup aktif ( skor< 34), aktif (skor < 51), dan sangat aktif (skor < 68). Hasil observasi keaktifan siswa pra siklus dapat dilihat pada tabel 4:1. Tabel 4.1 Hasil Observasi Keaktifan Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Mangunsari 05 Pra Siklus Kategori Keaktifan Frekuensi Persentase (%) Sangat aktif 3 10,71 Aktif 5 17,86 Cukup aktif 9 32,14 Kurang aktif 11 39,29 Jumlah 28 100 Rata-rata 32

Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11154/4/T1_292012599_BAB IV.pdf · Keaktifan belajar siswa dikelas V SD Negeri . Mangunsari 05. tergolong

39

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Deskripsi Pra Siklus

Keaktifan belajar siswa dikelas V SD Negeri Mangunsari 05 tergolong

cukup aktif berdasarkan hasil observer yang dilakukan oleh peneliti

menggunakan lembar observasi keaktifan siswa, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran IPA yang digunakan guru dalam sehari-hari sebagian besar

dilakukan ceramah. Kegiatan pembelajaran tanpa siswa dihadapkan pada

permasalahan, media dan alat peraga, jadi dapat dikatakan bahwa pengajaran

IPA merupakan pembelajaran hafalan dan tidak bermakna, tidak relevan

dengan apa yang dihadapi siswa dalam kehidupannya sehari-hari.Hasil

observasi setiap siswa diolah berdasarkan langkah Naniek Sulistya Wardani,

dkk. (2012:402) sehinga dapat digolongkan menjadi keaktifan belajar kategori

kurang aktif (skor < 17), cukup aktif ( skor< 34), aktif (skor < 51), dan sangat

aktif (skor < 68). Hasil observasi keaktifan siswa pra siklus dapat dilihat pada

tabel 4:1.

Tabel 4.1

Hasil Observasi Keaktifan Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Mangunsari 05

Pra Siklus

Kategori

Keaktifan

Frekuensi

Persentase

(%)

Sangat aktif 3 10,71

Aktif 5 17,86

Cukup aktif 9 32,14

Kurang aktif 11 39,29

Jumlah 28 100

Rata-rata 32

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11154/4/T1_292012599_BAB IV.pdf · Keaktifan belajar siswa dikelas V SD Negeri . Mangunsari 05. tergolong

40

Tabel 4.1. Siswa kelas V SD Negeri Mangunsari 05 mempunyai

kategori keaktifan yang sangat aktif adalah 3 siswa dengan persentase 10,71%,

siswa kategori aktif ada 5 orang dengan persentase 17,86%, kemudian

siswakategori cukup aktif ada 9 orang dipersentasekan 32,14%, dan siswa

kategori kurang aktif ada 11 orang dengan persentase 39,29%. Rata-rata kelas

dengan skor keaktifan hanya 32 dikategorikan cukup aktif. Lembar hasil

observasi dapat dilihat pada lampiran 1.

Hasil belajar pra siklus sebelum diterapkan model pembelajaran TSTS

dengan bantuan media konkrit dalam pelajaran IPA. Pra siklus diketahui bahwa

dari total siswa yaitu 28 siswa, 18 siswa dinyatakan belum lulus KKM (70)

yang ditetapkan sekolah, sementara yang tuntas baru mencapai 10 siswa. Hasil

pra siklus disajikan dalam tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Mangunsari 05

Pra Siklus

Keterangan Frekuensi Persentase (%)

Tidak Tuntas 18 64.29

Tuntas 10 35.71

Jumlah 28 100

Berdasarkan tabel 4.2. Hasil belajar siswa mata pelajaran IPA yang

tuntas sebanyak 10 siswa (35.71%), yang belum tuntas sebanyak 18 siswa

(64.29%). Hasil perolehan tabel 4.2 tersebut disajikan dalam gambar 4.1

berikut ini:

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11154/4/T1_292012599_BAB IV.pdf · Keaktifan belajar siswa dikelas V SD Negeri . Mangunsari 05. tergolong

41

Gambar 4.1 Diagram Batang

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Mangusari 05

Pra Siklus

Berdasarkan data yang diperoleh, maka diperlukan upaya untuk

menindak lanjuti agar hasil belajar meningkat melalui penelitian tindakan

kelas.Penelitian tindakan kelas ini telah disetujui oleh guru kelas dengan

menggunakan model pembelajaran TSTS dengan bantuan media konkrit yang

dilaksanakan dalam dua siklus (tiap siklus dua pertemuan).

4.2 Deskripsi Hasil Siklus I

Praktek pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan

“Cahaya dan sifat-sifatnya”sub pokok bahasan “Mendeskripsikan sifat-sifat

cahaya yang mengenai cermin datar, cermin cembung dan cermin

cekung”.SiklusI ini dilakukan melalui dua kali pertemuan.

4.2.1 Perencanaan Tindakan

Hasil evaluasi pra siklus menjadi acuan untuk mengambil tindakan

yang tepat untukmeningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V.Persiapan

yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan pertemuan pertama ini adalah

mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, tujuan pada LKS, lembar

observasi siswa, guru dan keaktifan siswa, alat dan bahan untuk penelitian

agar tujuan pembelajaran dapat terlakasana dengan baik.

0

10

20

30

40

50

60

70

Tidak Tuntas Tuntas

64.29%

35.71%

PRA SIKLUS

Tidak Tuntas Tuntas

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11154/4/T1_292012599_BAB IV.pdf · Keaktifan belajar siswa dikelas V SD Negeri . Mangunsari 05. tergolong

42

4.2.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan pembelajaran pada Siklus I ini telah sesuai dengan yang

direncanakan. Langkah-langkah pembelajaran terlaksana dengan cukup baik,

pada kegiatan awal peneliti telah mempersiapkan siswa untuk mengikuti

pembelajaran, selanjutnya tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana yaitu:

1) Pertemuan I

1. Kegiatan Awal

Menyiapkan mental siswa dengan cara mengucapkan salam,

mengecek kehadiran siswa, mengatur tempat duduk siswa, meminta siswa

menyiapkan alat dan mengajak siswa untuk berdoa.Membangun

pandangan awal tentang sifat – sifat cahaya “ Mengapa ikan dan benda-

benda lain dapat terlihat jelas di dasar kolam yang berair jernih? Apakah

air dapat ditembus cahaya?Membangun motivasi dengan cara

menyadarkan pentingnya cahaya dalam kehidupan sehari - hari,

menyampaikan tujuan pembelajaran serta langkah – langkah pembelajaran

dengan menggunakan model two stay two stray.Guru memberi penjelasan

tentang langkah-langkah pembelajaran dengan model two stay two stray

2. Kegiatan Inti

Melibatkan siswa mencari informasi yang luas tentangtopik/tema

materi IPA tentang sifat-sifat cahaya. Guru mengajak siswauntuk

menggali pengetahuan siswa materi IPA tentang sifat-sifat cahaya dalam

kehidupan sehari-hari . Membantu siswa memberi informasi jika

diperlukan siswa.Guru menjelaskan kepada siswa aturan berdiskusi

dengan mengunakan model two stay two stray (dua tinggal dua

tamu).Membagi siswa kedalam kelompok kecil dengan model TSTS yakni

dalam setiap kelompok ada 4 siswa.Setiap kelompok di berikan lembar

tugas, yang berupa sub materi pembelajaran dan LKS yang berbeda.Setiap

kelompok di berikan waktu selama 15 menit untuk memahami materi

pembelajaran.

Setiap kelompok memilih dua anak untuk menyampaikan materi

ke kelompok lain (kelompok yang bertamu) sedangkan dua anak lagi

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11154/4/T1_292012599_BAB IV.pdf · Keaktifan belajar siswa dikelas V SD Negeri . Mangunsari 05. tergolong

43

bertamu kekelompok lain untuk mencari informasi yang berbeda dari

kelompoknya.Siswa di berikan kesempatan diskusi kelompok untuk

memperbandingkan dan membahas materi.Memberi kesempatan untuk

berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa

takut.Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang

dilakukan baik lisan maupun tertulis, secarakelompok.Memfasilitasi

peserta didik untuk menyajikan hasil kerjakelompok.

3. Kegiatan Akhir

Guru bersama siswamenyimpulkan tentang pembelajaran yang

telah dilakukan, siswa menerima pesan penyemangat dari guru berupa

“penegasan pesan moral untuk tekun, disiplin dan tanggung jawab dalam

belajar”.

2) Pertemuan II

1. Kegiatan Awal

Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam,

Menyiapkan mental siswa dengan cara mengucapkan salam, mengecek

kehadiran siswa, mengatur tempat duduk siswa, meminta siswa

menyiapkan alat dan mengajak siswa untuk berdoa.Membangun

pandangan awal tentang sifat – sifat cahaya “ Mengapa ikan dan benda-

benda lain dapat terlihat jelas di dasar kolam yang berair jernih? Apakah

air dapat ditembus cahaya?Membangun motivasi dengan cara

menyadarkan pentingnya cahaya dalam kehidupan sehari - hari,

menyampaikan tujuan pembelajaran serta langkah – langkah pembelajaran

dengan menggunakan model two stay two stray.Guru memberi penjelasan

tentang langkah-langkah pembelajaran dengan model two stay two stray.

2. Kegiatan Inti

Guru memberi penjelasan tentang langkah-langkah pembelajaran dengan

model two stay two stray.Melibatkan siswa mencari informasi yang luas

tentang topik/tema materi IPA tentang sifat-sifat cahaya. Guru mengajak

siswa untuk menggali pengetahuan siswa materi IPA tentang sifat-sifat

cahaya dalam kehidupan sehari-hari . Membantu siswa memberi informasi

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11154/4/T1_292012599_BAB IV.pdf · Keaktifan belajar siswa dikelas V SD Negeri . Mangunsari 05. tergolong

44

jika diperlukan siswa.Guru menjelaskan kepada siswa aturan berdiskusi

dengan mengunakan model two stay two stray (dua tinggal dua

tamu).Membagi siswa kedalam kelompok kecil dengan model TSTS yakni

dalam setiap kelompok ada 4 siswa.Setiap kelompok di berikan lembar

tugas, yang berupa sub materi pembelajaran dan LKS yang berbeda.Setiap

kelompok di berikan waktu selama 15 menit untuk memahami materi

pembelajaran.

Setiap kelompok melakukan percobaan dengan alat peraga yang

sudah disiapkan oleh peneliti dan sesuai dengan sub materi dan LKS yang

sudah dibagi.Setiap kelompok memilih dua anak untuk menyampaikan

materi ke kelompok lain (kelompok yang bertamu) sedangkan dua anak

lagi bertamu kekelompok lain untuk mencari informasi yang berbeda dari

kelompoknya.Siswa di berikan kesempatan diskusi kelompok untuk

memperbandingkan dan membahas materi .Memberi kesempatan untuk

berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa

takut.Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang

dilakukan baik lisan maupun tertulis, secarakelompok.Memfasilitasi

peserta didik untuk menyajikan hasil kerjakelompok.

3. Kegiatan Akhir

Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan oleh guru,

Kemudian guru mengadakan refleksi tentang pembelajaran yang telah

dilakukan, siswa menerima pesan penyemangat dari guru berupa

“belajarlah lebih giat dan jangan suka bermain sama teman-teman saat

pembelajaran berlangsung”.

4.2.3 Hasil Observasi

1. Guru Dan Siswa

Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh observer pada

saat pembelajaran berlangsung. Hasil observasi digunakan untuk mengetahui

kegiatan guru selama proses pembelajaran sudah melaksanakan keseluruhan

sintaks model ataukah ada yang belum terlaksana.

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11154/4/T1_292012599_BAB IV.pdf · Keaktifan belajar siswa dikelas V SD Negeri . Mangunsari 05. tergolong

45

Hasil observasi guru dan siswa dalam melaksanakan sintaks diperoleh

data bahwa dari kegiatan inti dari 15 sintaks model pembelajaran TSTS

dengan bantuan media gambar, ada 2 sintaks tidak terlaksana. Sintaks yang

belum terlaksana adalahmenyampaikan langkah-langkah model pembelajaran

TSTS, memberi pesan penyemangat. Hasil sintaks TSTS dengan bantuan

media gambar dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

Hasil Observasi Ketidak Terlaksanaan Sintaks TSTS Dengan Bantuan

Media KonkritSiswa Kelas V SD Mangunsari 05

Siklus I

Kegiatan Mengajar

Siklus I

Jumlah

sintaks yang

dilaksanakan

Jumlah sintaks

yang belum

terlaksana

Jumlah keseluruhan

sintaks

Guru 13 2 15

Siswa 13 2 15

Tabel 4.3 dapat dilihat hasil observasi ketidak terlaksanaan sintaks

model pembelajaran TSTS dengan bantuan media konkrit pada Siklus I ada

15 sintaks, yang telah dilaksanakan guru dan siswa berjumlah 13 sintaks dan

ada 2 sintaks yang tidak terlaksana. Lembar hasil observasi terdapat pada

lampiran 6 dan 7.

2. Keaktifan Belajar Siswa

Hasil obervasi keaktifan belajar diperoleh melalui pengamatan,

kemudian hasil data mentah yang diperoleh diolah untuk mengetahui

keaktifan belajar setiap siswa dalam pembelajaran IPA, diolah dengan

langkah Naniek Sulistya Wardani, dkk. (2012:402) sehinga dapat

digolongkan menjadi keaktifan belajar kategori kurang aktif (skor < 17),

cukup aktif ( skor< 34), aktif (skor < 51), dan sangat aktif (skor < 68). Hasil

observasi keaktifan belajar siswa, menggunakan model pembelajaran TSTS

dengan bantuan media gambar, dalam tabel 4.4berikut ini:

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11154/4/T1_292012599_BAB IV.pdf · Keaktifan belajar siswa dikelas V SD Negeri . Mangunsari 05. tergolong

46

Tabel 4.4

Hasil Observasi Keatifan Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Mangunsari

05 Siklus I

Kategori

Keaktifan

Frekuensi

Persentase

(%)

Sangat aktif 6 21,43

Aktif 13 46,43

Cukup aktif 9 32,14

Kurang aktif - -

Jumlah 28 100

Rata-rata 40,11

Tabel 4.4. Siswa kelas V SD Negeri Mangunsari 05 mempunyai

kategori keaktifan yang sangat aktif adalah 6 siswa dengan persentase

21,43%, siswa kategori aktif ada 13 orang dengan persentase 46,43%,

kemudian siswa kategori cukup aktif ada 9 orang dipersentasekan 32,14%,

Rata-rata kelas dengan skor keaktifan 40,11 dikategorikan aktif. Lembar hasil

observasi dapat dilihat pada lampiran 8.

4.2.4 Hasil Belajar

Evaluasi dilakukan setelah dilaksanakanpertemuan II pada siklus I.

Evaluasi dimaksudkan untuk melihat perubahan ketuntasan belajar siswa

pada mata pelajaran IPA, setelah diberikan tindakan dengan menerapkan

model pembelajaran TSTS dengan bantuan media konkrit. Berikut ini

disajikan dalam tabel 4.5 perolehan hasil belajar setelah tindakan pada siklus

I:

Tabel 4.5

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Mangunsari 05

Siklus I

Keterangan frekuensi Persentase

%

Tidak tuntas 8 28.57%

Tuntas 20 71.43%

Jumlah 28 100%

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11154/4/T1_292012599_BAB IV.pdf · Keaktifan belajar siswa dikelas V SD Negeri . Mangunsari 05. tergolong

47

Berdasarkan tabel 4.5, diketahui bahwa hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA materi “Cahaya dan sifat-sifatnya”setelah diberikan tindakan

pada siklus I, yang tidak tuntas sebanyak 8 siswa (28.57%), dan siswa yang

tuntas sebanyak 20 siswa (71.43%). Hasil perolehan dari tabel tersebut

disajikan dalam gambar 4.2 berikut ini:

Gambar 4.2 Diagaram Batang

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Mangunsari 05

Siklus I

4.2.5 Evaluasi dan Refleksi

Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, maka dilakukan refleksi.

Refleksi dilakukan terkait dengan temuan-temuan selama proses

pembelajaran dengan model pembelajaran TSTS dengan bantuan media

konkrit berlangsung. Hal-hal yang ditemukan selama proses pembelajaran

adalah sebagai berikut:

1. Keaktifan Belajar Siswa

Keaktifan belajar siswa yang masih setengan dari seluruh siswa atau 50%

adalah sebagai berikut:

Membawa buku sumber.

Tidak Tuntas 28.57%

Tuntas 71.43%

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Tidak Tuntas Tuntas

Hasil Belajar Siklus I

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11154/4/T1_292012599_BAB IV.pdf · Keaktifan belajar siswa dikelas V SD Negeri . Mangunsari 05. tergolong

48

Mempelajari materi pelajaran dirumah.

Memiliki inisiatif untuk bertanya tanpa ditunjuk.

Bertanya lebih dari 1 kali.

Bertukar pikiran dalam memecahkan masalah dengan kelompok.

Menanggapi hasil kerja kelompok lain.

2. Hasil Belajar Siswa

Selain keaktifan belajar siswa, hal yang harus menjadi masukan

untuk diperbaiki pada siklus II adalah peningkatan hasil belajar siswa.

Meskipun terjadi peningkatan hasil belajar pra siklus setelah tindakan

siklus I, peningkatan hasil ini belum menjawab ketentuan indikator kinerja

yang diharapkan, dimana ketuntasan kelas belum mencapai minimal 100%

total siswa.

4.3 Deskripsi Hasil Siklus II

4.3.1 PerencanaanTindakan

Sebelum melaksanakan tindakan pada siklus II, hal-hal yang

direncanakan untuk dilaksanakan sebagai perbaikan pada siklus II adalah

sebagai berikut:

1. keaktifan Belajar Siswa

Keaktifan belajar siswa, hal-hal yang perlu diperhatikan agar

menjadi perbaikan pada siklus II adalah membawa buku sumber, sudah

mempelajari materi pelajaran dirumah, dapat menjawab pertanyaan yang

diajukan dalam lembar kerja, bertanya lebih dari 1 kali dan menanggapi

hasil kerja kelompok lain.

2. Hasil Belajar Siswa

Hal yang harus diperhatikan dalam tindakan adalah mengupayakan

dan melakukan pengkondisian tertentu agar ketuntasan belajar siswa,

minimal mencapai target yaitu 100% dari total jumlah siswa, tuntas dalam

KKM.

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11154/4/T1_292012599_BAB IV.pdf · Keaktifan belajar siswa dikelas V SD Negeri . Mangunsari 05. tergolong

49

4.3.2 Pelaksanaan Tindakan

1) Pertemuan 1

1. Kegiatan Awal

Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam,

berdo’a, pengkondisian kelas dan absensi. Kemudian guru melakukan

apersepsi dan motivasi. Setelah kegiatan itu guru menjelaskan tentang

kegiatan yang akan dilakukan.

2. Kegiatan Inti

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa,

kemudian guru menjelaskan materi “Cahaya dan sifat-sifatnya” dengan

bantuan media konkrit. Gurumembimbing siswa untuk membentuk

kelompok secara heterogen yang terdiri dari 4 orang siswa. Siswa diminta

untuk mengidentifikasi dan menyebutkan menggunakan LKS tentang

“Cahaya dan sifat-sifatnya” dengan bantuan media konkrit,setelah selesai

diskusi masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja

kelompoknya, sedangkan dari kelompok lain memberikan tanggapan

kepada kelompok yang presentasi, dan siswa mengerjakan lembar kerja

kuis selanjutnya guru dan siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang

belum diketahui siswa.

3. Kegiatan Akhir

Guru bersama siswa menyimpulkan tentang pembelajaran yang

telah dilakukan, siswa menerima pesan penyemangat dari guru berupa

“belajarlah lebih giat lagi”.

2) Pertemuan II

1. Kegiatan Awal

Menyiapkan mental siswa dengan cara mengucapkan salam,

mengecek kehadiran siswa, mengatur tempat duduk siswa, meminta siswa

menyiapkan alat dan mengajak siswa untuk berdoa.Membangun

pandangan awal tentang sifat-sifat cahaya.Membangun motivasi dengan

cara menyadarkan pentingnya cahaya dalam kehidupan sehari-hari,

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11154/4/T1_292012599_BAB IV.pdf · Keaktifan belajar siswa dikelas V SD Negeri . Mangunsari 05. tergolong

50

menyampaikan tujuan pembelajaran serta langkah-langkah pembelajaran

dengan menggunakan model Two Stay Two Stray.

2. Kegiatan Inti

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa,

Guru mengajak siswa untuk menggali pengetahuan siswa materi IPA

tentang sifat-sifat cahaya dalam kehidupan sehari-hari. Membantu siswa

memberi informasi jika diperlukan siswa.Guru menjelaskan kepada siswa

aturan berdiskusi dengan mengunakan model two stay two stray (dua

tinggal dua tamu).Membagi siswa kedalam kelompok kecil dengan model

TSTS yakni dalam setiap kelompok ada 4 siswa.Setiap kelompok di

berikan lembar tugas, yang berupa sub materi pembelajaran dan LKS yang

berbeda.

Setiap kelompok di berikan waktu selama 15 menit untuk

memahami materi pembelajaran.Setiap kelompok memilih dua anak untuk

menyampaikan materi ke kelompok lain (kelompok yang bertamu)

sedangkan dua anak lagi bertamu kekelompok lain untuk mencari

informasi yang berbeda dari kelompoknya.Siswa diberikan kesempatan

diskusi kelompok untuk memperbandingkan dan membahas materi.

Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan

masalah, dan bertindak tanpa rasa takut. Memfasilitasi peserta didik

membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis,

secarakelompok. Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja

kelompok.

3. Kegiatan Akhir

Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan oleh guru,

Kemudian guru mengadakan refleksi tentang pembelajaran yang telah

dilakukan, siswa menerima pesan penyemangat dari guru berupa

“belajarlah lebihgiat dan hormatilah orang yang tua dari kalian”.

4.3.3 Hasil Observasi

Selama proses pembelajaran berlangsung, dilakukan juga obervasi.

Hal-hal yang diamati adalah keseluruhan proses pembelajaran dengan

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11154/4/T1_292012599_BAB IV.pdf · Keaktifan belajar siswa dikelas V SD Negeri . Mangunsari 05. tergolong

51

menerapkan model pembelajaran TSTS dengan bantuan alat peraga,

termasuk akibat menerapkan model pembelajaran TSTS dengan bantuan

alat peraga dalam pembelajaran IPA. Adapun hal-hal tersebut yaitu:

1. Kinerja Guru dan siswa

Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh observer pada

saat pembelajaran berlangsung. Hasil observasi digunakan untuk

mengetahui kegiatan guru selama proses pembelajaran sudah

melaksanakan keseluruhan sintaks model ataukah ada yang belum

terlaksana.

Hasil observasi guru dan siswa dalam melaksanakan sintaks

diperoleh data bahwakegiatan inti dari 15 sintaks model pembelajaran

TSTS dengan bantuan media gambar. Hasil dari 15 sintaks sudah

terlaksana semua dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6

Hasil Observasi Ketidak Terlaksanaan Sintaks TSTS Dengan Bantuan

Media KonkritGuru dan Siswa Kelas V SD Negeri Mangunsari 05

Siklus II

Kegiatan Mengajar

Siklus I

Jumlah

sintaks yang

dilaksanakan

Jumlah sintaks

yang belum

terlaksana

Jumlah keseluruhan

sintaks

Guru 15 - 15

Siswa 15 - 15

Tabel 4.6 dapat dilihat hasil observasi dari 15 sintaks model

pembelajaran TSTS dengan bantuan media gambar pada siklus IIsemua

terlaksana. Lembar hasil observasi terhadap guru dan siswa dilampiran 11

dan 12.

2. Keaktifan Belajar Siswa

Hasil obervasi keaktifan belajar diperoleh melalui pengamatan,

kemudian hasil data mentah yang diperoleh diolah untuk mengetahui

keaktifan belajar setiap siswa dalam pembelajaran IPA, diolah dengan

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11154/4/T1_292012599_BAB IV.pdf · Keaktifan belajar siswa dikelas V SD Negeri . Mangunsari 05. tergolong

52

langkah Naniek Sulistya Wardani, dkk. (2012:402) sehinga dapat

digolongkan menjadi keaktifan belajar kategori kurang aktif (skor < 17),

cukup aktif ( skor< 34), aktif (skor < 51), dan sangat aktif (skor < 68).

Hasil observasi keaktifan belajar siswa, menggunakan model pembelajaran

TSTS, dalam tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7

Hasil Observasi Keaktifan Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Mangunsari

05 Siklus II

Kategori

keaktifan

Frekuensi

Persentase

(%)

Sangat aktif 9 32,14

Aktif 19 67,86

Cukup aktif - -

Kurang aktif - -

Jumlah 28 100

Rata-rata 47,43

Tabel 4.7. Siswa kelas V SD Negeri Mangunsari 05 mempunyai

kategori keaktifan yang sangat aktif adalah 9 siswa dengan persentase

32,14%, dan siswa kategori aktif ada 19 orang dengan persentase 67,86%.

Rata-rata kelas dengan skor keaktifan 47,43 dikategorikan aktif. Lembar

hasil observasi dapat dilihat pada lampiran 13.

4.3.4 Hasil Belajar

Evaluasi dimaksudkan untuk melihat perubahan ketuntasan belajar

siswa pada mata pelajaran IPA, setelah diberikan tindakan dengan

menerapkan model pembelajaran TSTS dengan bantuan media konkrit,

dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini.

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11154/4/T1_292012599_BAB IV.pdf · Keaktifan belajar siswa dikelas V SD Negeri . Mangunsari 05. tergolong

53

Tabel 4.8

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Mangunsari 05

Siklus II

Keterangan frekuensi Persentase

%

Tidak tuntas 0 -

Tuntas 20 100%

Jumlah 28 100%

Tabel4.8 bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi

“Cahaya dan sifat-sifatnya” setelah diberikan tindakan pada siklus II, tidak

ada lagi siswa yang tidak tuntas, siswa yang tuntas sebanyak 28 siswa

(100%). Hasilperolehan dari tabel tersebut disajikan dalam gambar 4.3

berikut ini:

Gambar 4.3 Diagram Batang

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Mangunsari 05

Siklus II.

4.3.5 Evaluasi dan Refleksi

Setelah dilakukan perbaikan-perbaikan berdasarkan masukan pada

siklus I, dan setelah guru memperbaiki kinerjanya, maka diketahui bahwa

keaktifan belajar dan jumlah serta persentase ketuntasan belajar siswa

menjadi meningkat setelah diberikan tindakan pada siklus II. Hal ini

0%

50%

100%

Tuntas, 100

Hasil Belajar Siklus II

Tuntas

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11154/4/T1_292012599_BAB IV.pdf · Keaktifan belajar siswa dikelas V SD Negeri . Mangunsari 05. tergolong

54

memberikan refleksi bahwa memperhatikan proses dan memperhatikan

keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung adalah sesuatu

yang penting dan mendasar demi mencapai hasil belajar dan ketuntasan

belajar yang diharapkan.

4.4 Perbandingan Ketuntasan Hasil Penelitian

4.4.1 Keaktifan Belajar

Berdasarkan hasil pengamtan dapat diketahui bahwa terjadi

peningkatan keaktifan belajar pada mata pelaj IPA di kelas V SD Negeri

Mangunsari 05 Kota Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2015/2016.

Perbandingan keaktifan siswa disajikan pada tabel 4.9.

Tabel 4.9

Perbandingan Hasil Observasi Keaktifan Belajar IPA Siswa Kelas V

SDN Mangunsari 05

Antara Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Kategori

Keaktifan

Pra siklus Siklus I Siklus II

Frekuensi (%) Frekuensi (%) Frekuensi (%)

Sangat aktif 3 10,71 6 21,43 9 32,14

Aktif 5 17,86 13 46,43 19 67,86

Cukup aktif 9 32,14 9 32,14 - -

Kurang

aktif

11 39,29 - - - -

Jumlah 28 100 28 100 28 100

Rata-rata 32 40,11 47,43

Tabel 4.9 yaitu perbandingan keaktifan belajar pra Siklus, Siklus I

dan Siklus II maka dapat dilihat adanya peningkatan keaktifan belajar

dalam mengikuti pembelajaran. Keaktifan belajar pra siklus pada kategori

sangat aktif ada 3 siswa, kategori aktif ada 5 siswa, sedangkan pada

kategori cukup aktif ada 9 siswa, dan pada kategore kurang aktif ada 11

orang, rata-rata siswa dengan skor 32. Siklus I meningkat pada kategori

sangat aktif ada 6 siswa, sedangkan pada kategori aktif ada 13 siswa, dan

pada kategori cukup aktif 9 dengan niali rata-rata 40,11. Siklus II

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11154/4/T1_292012599_BAB IV.pdf · Keaktifan belajar siswa dikelas V SD Negeri . Mangunsari 05. tergolong

55

meningkat pada kategorp sangat aktif ada 9 siswa, dan pada kategori aktif

ada 19 siswa, dengan rata-rata skor keaktifan 47,43.

4.4.2 Hasil Belajar

Berdasarkan pembahasan masing-masing siklus sudah terdapat

peningkatan hasil belajar siswa yang baik sesuai harapan.Pada pra siklus

sampai pada pelaksanaan siklus I jumlah siswa yang tuntas sejumlah 20

siswa dan meningkat menjadi 10 siswa. Setelah mendapat perbaikan

rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II menggunakan model

TSTS dengan bantuan Media konkrit, jumlah siswa yang tuntas meningkat

sangat pesat menjadi 28 siswa. Lebih jelas nya tentang peningkatan dari

masing-masing siklus dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V

SDN Mangunsari 05

Antara Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Keterangan

Pra Siklus Siklus I Siklus II

frekuensi (%) frekuensi (%) frekuensi (%)

Tidak tuntas 18 64.29% 8 28.57% - -

Tuntas 10 35.71% 20 71.43% 28 100%

Jumlah 28 100% 28 100% 28 100%

Pada tabel 4.10 diketahui bahwa kondisi awal siswa yang tuntas

adalah 10 siswa dengan persentase 35.71%. Setelah diberikan tindakan

pada siklus I, terjadi peningkatan jumlah yang tuntas menjadi 20 siswa

dengan persentase 71.43% atau terjadi peningkatan 35.71%. Setelah

diberikan tindakan pada siklus II terjadi peningkatan jumlah yang tuntas

menjadi 28 dengan persentase 100% atau terjadi peningkatan 28.57%.

Siswa yang belum tuntas pada kondisi awal adalah 18 siswa dengan

persentase 64.29%.Setelah diberikan tindakan pada siklus I, mengalami

penurunan menjadi 8 siswa dengan persentase 28.57%, atau terjadi

penurunan 35.71%.Setelah diberikan tindakan pada siklus II terjadi

penurunan lagi menjadi tidak ada atau mengalami penurunan lagi

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11154/4/T1_292012599_BAB IV.pdf · Keaktifan belajar siswa dikelas V SD Negeri . Mangunsari 05. tergolong

56

28.57%.Peningkatan hasil tes formatif siswa antara pra siklus, siklus I dan

sesudah siklus II dapat dilihat pada gambar 4.4.

Gambar 4.4 Diagram Batang

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN

Mangunsari 05 Salatiga Antara Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap hasil belajar dan

ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada gambar 4.4 telah terjadi

peningkatan dari Pra siklus, siklus I dan siklus II, maka dapat dinyatakan

bahwa model pembelajaran TSTS dapat meningkatkan keaktifan dan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas Vsemester II tahun ajaran

2015/2016.

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, melalui model pembelajaran

kooperatif TSTSupaya meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA siswa

kelas V SDN Mangunsari Salatiga.Hal ini dapat dilihat dari keaktifan dan

hasil belajar siswa yang semakin meningkat.

Sedangkan untuk Keaktifan siswa berdasarkan hasil pengamatan.

Dari jumlah keseluruhan 28 siswa, saat pra siklus, kategori sangat aktif ada 3

siswa (10,71%), dan kategori aktif ada 5 siswa (17,86%), sedangkan pada

kategori cukup aktif ada 9 siswa (32,14%), dan pada kategore kurang aktif ada

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Tidak Tuntas Tuntas

64.29%

35.71%

28.57%

71.43%

0%

100%

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11154/4/T1_292012599_BAB IV.pdf · Keaktifan belajar siswa dikelas V SD Negeri . Mangunsari 05. tergolong

57

11 orang (39,29%),dengan nilai rata-rataskor 32. Saat pelaksanaan siklus I

meningkat pada kategori sangat aktif ada 6 siswa (21,43%), sedangkan pada

kategori aktif ada 13 siswa (46,43%), dan pada kategori cukup aktif ada 9

siswa (32,14%), dengan niali rata-rataskor 40,11. Siklus II meningkat pada

kategori sangat aktif ada 9 siswa (32,14%), dan pada kategori aktif ada 19

siswa (67,86%), dengan rata-rata skor keaktifan 47,43.

Untuk KKM yang telah ditentukan sekolah adalah 70. Dari jumlah

keseluruhan 28 siswa, saat pra siklus hanya 10 siswa (35,71%) yang tuntas,

dan 18 tidak tuntas dengan presentase (64,29 %). pada siklus I meningkat

menjadi 20 siswa (71,43%) tuntas, dan siswa yang tidak tuntas 8 siswa dengan

presentase (28,57 %) dan pada siklus II meningkat menjadi 28 siswa (100%)

tuntas.Model Pembelajaran Kooperaktif Two Stay Two Stray (TSTS)

MenurutMenurut Anita Lie (2004:12), model pembelajaran kooperatif atau

disebut juga dengan pembelajaran gotong-royong merupakan sistem

pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama

dengan sesama siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang terstruktur.Dapat

disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pendekatan pembelajaraan

kooperatif tipe TSTS maka Keaktifan dan Hasil belajar siswa dapat meningkat

dengan mengaitkan pembelajaran dan atau materi dengan memberikan

kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama atau gotong-royong.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang

dilakukanoleh Fajariyanto, Septian Dwi tahun 2014 denganjudul Peningkatan

Sikap Positif dan Hasil Belajar IPA Melalui Cooperative Learning Tipe Two

Stay Two Stray pada Siswa Kelas IV SDN Delik 02 Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2013/2014.Menyatakan

bahwa Hasil penelitian menunjukkan menggunakan cooperative learning tipe

two stay two stray dapat meningkatkan sikap dan hasil belajar. Peningkatan

nampak pada persentase pada pra siklus sebesar 34%, siklus I sebesar 76%,

dan siklus II 100%. Persentase hasil belajar juga mengalami peningkatan

setelah dilakukan tindakan, ketuntasan pada pra siklus sebesar 38%, siklus I

sebesar 71%, dan siklus II sebesar 86%.

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11154/4/T1_292012599_BAB IV.pdf · Keaktifan belajar siswa dikelas V SD Negeri . Mangunsari 05. tergolong

58

Hasil Penelitian tersebut juga sejalan dengan penelitian yang telah

dilakukan oleh Belki tahun 2013 denganjudul Penerapan model pembelajaran

Two Stay Two Straydapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 4

SDN Randuacir 01 semester 2 tahun pelajaran 2012/2013. Terbukti dengan

perolehan nilai hasil belajar dilihat dari pra siklus yaitu rata-rata kelas 66,

pada siklus 1 meningkat menjadi 75,8 dan siklus 2, meningkat menjadi 82,5.

Hasil Penelitian ini juga relevan dengan hasil penelitian

Fajariyanto, Septian Dwi tahun 2014 denganjudul Peningkatan Sikap Positif

dan Hasil Belajar IPA Melalui Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray

pada Siswa Kelas IV SDN Delik 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

Semester II Tahun Ajaran 2013/2014.Hasil penelitian menunjukkan

menggunakan cooperative learning tipe two stay two stray dapat

meningkatkan sikap dan hasil belajar. Peningkatan nampak pada persentase

pada pra siklus sebesar 34%, siklus I sebesar 76%, dan siklus II 100%.

Persentase hasil belajar juga mengalami peningkatan setelah dilakukan

tindakan, ketuntasan pada pra siklus sebesar 38%, siklus I sebesar 71%, dan

siklus II sebesar 86%.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori menurt Sudjana, (2010:22)

bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia meneriman pengalaman belajarnya.Menurut Nasution (2011:176)

hasil belajar adalah nyata dari apa yang dapat dilakukannya dan yang tidak

dapat dilakukannya sebelumnya. Maka terjadi perubahan kelakuan yang dapat

kita amati dan dapat dibuktikannya dalam perbuatan.

Hal ini juga sesuai Menurut Slameto (2003) menyatakan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi dua,

yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang

berasal dari diri siswa. Faktor-faktor yang termasuk dalam faktor internal

antara lain: (1) faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh); (2) faktor

psikologis (intelegensi, minat, perhatian, bakat motif, dan kematangan); dan

(3) faktor kelelahan (kelelahan jasmani dan kelelahan rohani).

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11154/4/T1_292012599_BAB IV.pdf · Keaktifan belajar siswa dikelas V SD Negeri . Mangunsari 05. tergolong

59

Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar

diri individu. Adapun hal-hal yang termasuk dalam faktor eksternal adalah:

(1) faktor keluarga (cara mendidik orang tua, relasi antaranggota keluarga,

suasana rumah, keadaan ekonomi, pengertian orang tua, dan latar belakang

kebudayaan); (2) faktor sekolah (metode mengajar, relasi guru dan siswa,

relasi siswa dengan siswa, isiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah,

standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas

rumah); (3) faktor masyarakat (keadaan siswa dalam masyarakat, massa

media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).

Keunggulan dari penelitian yang saya lakukan ini adalah adanya

keaktifan siswa yang mendorong keberasilan hasil belajar siswa, jika siswa

tidak aktif maka dapat mempengaruhi hasil belajar siswa maka yang

diutamakan dalam penelitian ini agar hasil belajar siswa berhasil adalah

keaktifan siswa.