BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik...

download BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/933/4/T1_292008210_BAB III.… · dalam merefleksi dilakukan dalam bentuk tindakan

If you can't read please download the document

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik...

  • 24

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

    3.1.1 Setting Tempat Penelitian

    Penelitian ini bertempat di SD Negeri Banyumudal 2, Kecamatan

    Sapuran,Kabupaten Wonosobo yang beralamatkan di desa Banyumudal

    dusun Bakalan Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo.

    3.1.2 Setting Waktu Penelitian

    Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan pada bulan Januari - April

    semester II tahun pelajaran 2011 / 2012.

    3.1 Bagan Jadwal Penelitian

    No Kegiatan

    Waktu

    Jan Februari Maret April

    4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    1 Proposal PTK

    2 Siklus I

    Perencanaan

    Tindakan

    Observasi

    Refleksi

    3 Siklus II

    Perencanaan

    Tindakan

    Observasi

    Refleksi

    Pelaporan

  • 25

    3.1.3 Mata Pelajaran

    Dalam penelitian ini penulis mengambil mata pelajaran Ilmu

    Pengetahuan Alam kelas V Semester 2 dengan pokok bahasan sifat- sifat

    cahaya.

    3.1.4 Karakteristik Siswa

    Penelitian dilakukan di SDN Banyumudal 2 Kabupaten Wonosobo.

    Subyek dari penelitian tindakan kelas siswa Kelas V SDN Banyumudal 2

    Kabupaten Wonosobo Semester II Tahun Pelajaran 2011/ 2012 dengan jumlah

    siswa 32 siswa, yang terdiri atas 15 siswa laki- laki dan 17 siswa perempua.

    Siswa kelas V ini prestasi belajarnya masih rendah dalam pembelajaran IPA.

    Dari 32 siswa terdapat 22 siswa mendapatkan nilai dibawah 64 atau belum

    mencapai KKM yang ditentukan. Karakteristik siswa kelas V ini adalah berumur

    antara 9 tahun sampai 11 yang merupakan menuju tahap berpikir konkrit/ nyata.

    Sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai petani dan buruh tani.

    3.2 Variabel Penelitian

    Variabel penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu variabel bebas dan

    variabel terikat. Model pembelajaran NHT ( Numbered Heads Together) adalah

    suatu proses mengatur proses pembelajaran agar terjadi interaksi antara guru,

    siswa dan adanya keaktifan model pembelajaran yang diterapkan

    1. Variabel Bebas (X)

    Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah metode pembelajaran NHT

    (Numbered Heads Together).

    2. Variabel Terikat (Y)

    Adalah unsur yang diikat oleh adanya variabel yang lain, jadi variabel

    terikat merupakan gejala sebagai akibat dari variabel bebas Dalam penelitian ini

    yang menjadi variabel terikat adalah keaktifan dan hasil belajar siswa.

  • 26

    3.3 Definisi Operasional

    Definisi operasional dalam penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk

    menghindari perbedaan interpretasi makna terhadap hal-hal yang bersifat

    esensial yang dapat menimbulkan kerancuan dalam mengartikan judul, maksud

    dari penelitian, disamping itu juga sebagai penjelas secara redaksional agar

    mudah dipahami dan diterima oleh akal sehingga tidak terjadi dikotomi antara

    judul dengan pembahasan dalam skripsi ini. Definisi operasional ini merupakan

    suatu bentuk kerangka pembahasan yang lebih mengarah dan relevan dengan

    permasalahan yang ada. Sesuai dengan judul Penggunaan Metode NHT

    (Numbered Heads Together) Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar

    IPA Siswa Kelas SD Negeri Banyumudal 2 Kabupaten Wonosobo Semester 2

    Tahun Pelajaran 2011/ 2012, maka batasan pengertian di atas meliputi :

    1.Penggunaan Metode NHT ( Numbered Heads Together)

    a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Metode berasal dari Bahasa

    Yunani Methodos yang berarti cara atau jalan yang ditempuh.

    Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka, metode menyangkut masalah

    cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang

    bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan.

    merupakan metode atau cara yang dilakukan oleh seorang pendidik atau

    seorang guru kepada siswa pada saat mengajar. ( http:/abangilham. wordpress.

    com/feed/ )

    b. NHT (Numbered Heads Together)

    Menurut Ahmad Zuhdi (2010:64) NHT (Numbered Heads Together)

    adalah suatu model pembelajaran kooperatif dimana siswa diberi nomor

    kemudian dibuat suatu kelompok, lalu secara acak guru memanggil nomor dari

    siswa

    http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunanihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunanihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunanihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ilmiahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu

  • 27

    Model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) ini secara tidak

    langsung melatih siswa untuk saling berbagi informasi, mendengarkan dengan

    cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga siswa lebih produktif

    dalam pembelajaran. Tahapan dalam pembelajan NHT(Numbered Heads

    Together) menurut Trianto (2007 : 62) sebagai berikut : Penomoran,

    Pengajuanpertanyaan, Berfikir bersama, Pemberian jawaban

    2.Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

    a Kamus Besar Bahasa Indonesia Meningkatkan adalah seluruh usaha sadar

    untuk menyelidiki, menemukan agar menjadi lebih baik.

    b Keaktifan

    Rochman Natawijaya dalam Depdiknas (2005: 31), belajar aktif adalah

    Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara

    fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar

    c Hasil Belajar

    Menurut Arif Gunarso ( Lina, 2009: 5) Jadi hasil belajar adalah hasil

    yang diperoleh seseorang dari proses belajar yang telah dilakukannya.

    Hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik

    dengan melakukan usaha secara maksimal yang dilakukan oleh seseorang

    setelah melakukan usaha-usaha belajar. Hasil belajar biasanya dinyatakan

    dalam bentuk nilai

    penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh

    mata pelajaran lainnya, ditinjau dengan nilai tes atau angka nilai yang

    diberikan oleh guru. Belajar itu sebagai suatu proses perubahan tingkah

    laku, atau memaknai sesuatu yang diperoleh. Akan tetapi apabila kiat

    bicara tentang hasil belajar, maka hal itu merupakan hasil yang telah

    dicapai oleh si pembelajar

  • 28

    Dari denifisi para ahli dapat disimpulkan bahwa Penggunaan Metode

    NHT (Numbered Heads Together) Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil

    Belajar Siswa adalah cara yang dilakukan oleh peneliti atau seorang guru

    kepada siswa pada saat mengajar dengan menggunakan metode NHT

    (Numbered Heads Togther) dimana siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu

    kelompok, lalu secara acak guru memanggil nomor dari siswa secara tidak

    langsung melatih siswa untuk saling berbagi informasi, mendengarkan dengan

    cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga siswa lebih produktif

    dalam pembelajaran adapun tahapan pembelajaran NHT (Numbered Heads

    Together) sebagai berikut : Penomoran, Pengajuan pertanyaan, Berfikir bersama,

    Pemberian jawaban dengan menggunakan metode pembelajaran NHT

    (Numbered Heads Together) bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil

    belajar siswa. Keaktifan berarti Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan

    keterlibatan siswa secara fisik , mental intelektual dan emosional mengalami

    peningkatan, sebagai proses perubahan tingkah perilaku yang ditampakkan

    dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas seperti peningkatan kecakapan,

    pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir sebagai

    hasil seseorang dalam melakukan kegiatan pada proses pembelajaran dan terjadi

    karena proses latihan dan pengalaman guna memperoleh hasil belajar. Hasil

    belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang dari proses belajar yang telah

    dilakukannya. Hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih

    baik dengan melakukan usaha secara maksimal yang dilakukan oleh seseorang

    setelah melakukan usaha-usaha belajar. Hasil belajar biasanya dinyatakan dalam

    bentuk nilai dan yang diperoleh dari tes tertulis.

  • 29

    3.4 Prosedur Penelitian

    Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus yang

    dipergunakan adalah model Kemmis & Mc Taggart dalam Arikunto (2006: 16)

    terdapat empat tahap rencana tindakan, meliputi: Perencanaan, Pelaksanaan

    tindakan dan pengamatan/observasi, dan Refleksi.

    3.2 Bagan Prosedur Penelitian

    Penelitian akan dilaksanakan melalui Siklus I dan Siklus II, sebelum

    dilaksanakan penelitian menyusun suatu perencanaan mengenai apa yang akan

    dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran. Setelah

    perencanaan akan dilaksanakan tindakan dengan suatu pengamatan mengenai

    jalanya tindakan dalam pembelajaran, setelah tindakan akan dilaksanakan

    refleksi berdasarkan hasil pengamatan. Hasil refleksi untuk menemukan

    kelemahan dan kekurangan yang ditemukan pada tindakan Siklus I kemudian

    akan dilaksanakan dan diperbaiki pada Siklus II yang pelaksanaanya sama pada

    Siklus I.

    Perencanaan

    SIKLUS II

    Pengamatan

    Perencanaan

    SIKLUS II

    Pengamatan

    Refleksi Pelaksanaan

    Refleksi Pelaksanaan

  • 30

    SIKLUS I

    1. Perencanaan

    Perencanaan pada penelitian tindakan kelas ini meliputi:

    1) Penulis merancang dan merencanakan pembelajaran IPA kelas V dengan

    cara meyusun RPP.

    2) Menentukan lamanya waktu dalam kegiatan pembelajaran.

    3) Menetapkan teknik pembelajaran.

    4) Menyiapkan alat yang akan mendukung pembelajaran.

    5) Kesimpulan dan evaluasi.

    6) Pemantapan dan tindak lanjut

    2. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

    a) Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru kelas.

    Pelaksanaan tindakan pada siklus I terdiri 2 pertemuan, yaitu sebagai

    berikut:

    1) Pertemuan I

    a. Membuka pelajaran meliputi apersepsi dan motivasi

    b. Guru kelas menjelaskan kepada siswa tentang kegiatan

    pembelajaran yang akan dilaksanakan.

    c. Guru kelas meminta siswa mempersiapkan alat tulis.

    d. Guru menjelaskan metode pembelajaran NHT (Numbered Heads

    Together).

    e. Guru kelas membentuk kelompok, setiap kelompok terdiri dari 8

    siswa.

    f. Guru kelas menjelaskan cara pelaksanaan diskusi.

    g. Setelah guru kelas menjelaskan cara pelaksanaan diskusi, guru

    kelas membagikan nomor. Setiap kelompok mendapat nomor 1 -8.

    h. Setelah semua kelompok mendapat nomor, diskusi pun dimulai.

  • 31

    i. Guru kelas memberikan soal dan alat peraga yang menunjang

    proses diskusi, setiap kelompok mendapat soal yang sama, setelah

    siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan guru kelas. Guru

    kelas menunjuk secara acak perkelompok untuk mendapatkan

    jawaban yang berbeda- beda.

    j. Guru kelas membahas jawaban dari kelompok yang berbeda beda

    dengan memanfaatkan alat peraga untuk menemukan masalah soal

    yangdiberikan oleh guru.

    2) Pertemuan II

    a. Membuka pelajaran meliputi apesepsi dan motivasi.

    b. Guru kelas menjelaskan kepada siswa tentang kegiatan

    pembelajaran yang akan dilaksanakan.

    c. Guru kelas meminta siswa mempersiapkan alat tulis.

    d. Guru kelas membentuk kelompok, setiap kelompok terdiri dari 8

    siswa.

    e. Guru kelas menjelaskan cara pelaksanaan diskusi.

    f. Setelah guru kelas menjelaskan cara pelaksanaan diskusi, guru

    kelas membagikan nomor. Setiap kelompok mendapat nomor 1 -

    8.

    g. Setelah semua kelompok mendapat nomor, diskusi pun dimulai.

    h. Guru kelas memberikan soal dan alat peraga yang menunjang

    proses diskusi, setiap kelompok mendapat soal yang sama, setelah

    siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan guru kelas. Guru

    kelas menunjuk secara acak perkelompok untuk mendapatkan

    jawaban yang berbeda- beda.

    i. Guru kelas membahas jawaban dari kelompok yang berbeda

    beda dengan memanfaatkan alat peraga untuk menemukan

    masalah soal yangdiberikan oleh guru..

  • 32

    j. siswa di berikan pertanyaan dan membuat kesimpulan dari

    praktek tersebut.

    k. Guru meminta siswa untuk menggerjakan soal evaluasi.

    b) Tindak lanjut

    Guru kelas memberikan arahan, bahwa setiap pendapat orang berbeda-

    beda, namun kita tetap harus menghormatinya, siswa diminta untuk belajar lebih

    giat di rumah.

    c) Evaluasi

    Guru membagikan soal tes tertulis berupa tes pilihan ganda untuk

    dikerjakan secara individu pada akhir pembelajaran, sebagai sarana pengukuran

    tingkat penguasaan materi dan tingkat keberhasilan belajar siswa.

    3.Observasi

    Dalam tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan terhadap siswa dan

    guru oleh peneliti tentang jalannya proses kegiatan belajar mengajar secara

    menyeluruh dari kegiatan awal, inti dan akhir yang dilaksanakan pada satu

    pertemuan yang dibantu oleh guru kelas sebagi pengajar dan pengamat untuk

    melakukan monitoring pelaksanaan pembelajaran. Hasil observasi dari siklus

    pertama dan kedua adalah hasil dari penelitian. Hal-hal yang diamati adalah

    sebagai berikut

    a. Peneliti mengamati proses perbaikan pembelajaran yang difokuskan pada

    kegiatan guru dalam pembelajaran

    b. Untuk siswa yaitu perhatian siswa dalam memahami materi yang

    disampaikan, semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan keaktifan

    siswa.

    c. Untuk guru yaitu persiapan, membuka pelajaran, memotivasi siswa,

    penguasaan materi, penyajian sesuai dengan uraian materi, metode,

    bimbingan yang diberikan pada siswa dan evaluasi.

  • 33

    4.Refleksi

    Pada tahap ini peneliti dan pengamat segera menganalisa pelaksanaan

    PTK setelah kegiatan belajar mengajar berakhir, sebagai bahan refleksi.

    Selanjutnya peneliti mengadakan refleksi dalam pelaksanaan pembelajaran dan

    kekurangan serta hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran, dan bila melalui

    model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) hasil belajar siswa masih

    rendah atau masih kurang dalam mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar

    Banyumudal 2 Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 2011/2012, yang dapat

    dilihat dari kriteria pencapaian indikator kinerjanya. Maka, sebagai tindakan

    dalam merefleksi dilakukan dalam bentuk tindakan pengulangan (remidi),

    pemantapan (pengayaan) terhadap proses belajar mengajar selanjutnya sampai

    pada hasil dan tujuan yang telah dirumuskan berhasil.

    SIKLUS II

    Pada siklus II pun kegiatan pembelajaran akan dilakukan sama seperti

    pada siklus I hanya saja anggota kelompok dirubah, setiap kelompok

    beranggotakan 4 siswa, waktu dilakukannya penelitian .Siklus II merupakan

    penyempurnaan dari kelemahan dan kekurangan pada siklus sebelumnya.

    3.5 Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan

    kelas untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas V dalam mata pelajaran IPA di

    SDN Banyumudal 2 Kabupaten Wonosobo setelah menggunakan metode

    pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) adalah:

  • 34

    1. Observasi

    Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah

    melengkapi dengan format atau blanko pengamat sebagai instrument. Format

    yang sesuai item-item tentang kejadian atau tingkah aku yang digambarkan akan

    terjadi (Arikunto, 2002: 4). Metode ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana

    implementasi model pembelajaran pada proses pembelajaran.

  • 35

    3.3 Kisi-Kisi

    Instrumen Observasi

    Keaktifan Siswa dengan Metode Pembelajaran NHT

    Aspek Indikator No

    Item

    Kegiatan Awal Siswa siap mengikuti pembelajaran 1

    Siswa tertib mempersiapkan alat tulis dan buku pelajaran. 2

    Siswa memperhatikan apersepsi yang disampaikan oleh guru 3

    Siswa berani mengemukakan pendapat sendiri 4

    Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru 5

    Kegiatan Inti Siswa mendengarkan penjelasan pelaksanaan pembelajaran metode NHT 1

    Siswa tertib bergabung dengan kelompok yang ditentukan 2

    Siswa didalam kelompok tertib menerima nomor yang diberikan guru kepada tiap

    kelompok.

    3

    Siswa didalam kelompok memperhatikan demonsrtasi yang diberikan oleh guru 4

    Siswa didalam kelompok tertib memperhatikan pertanyaan dari guru. 5

    Siswa didalam kelompok aktif berdiskusi untuk meyakinkan bahwa semua

    anggota kelompok mampu menjawabnya.

    6

    Siswa berani mengangkat tanganya saat nomornya dipanggil oleh guru. 7

    Siswa berani dan aktif saat mengemukakan jawabanya.. 8

    Kelompok lain tertib menanggapi jawaban yang dikemukakan tersebut. 9

    Siswa memperhatiakn konfirmasi yang disampaikan oleh guru terhadap jawaban

    yang dikemukakan oleh siswa tersebut.

    10

    Kegiatan Penutup Siswa berani menyimpulkan dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung. 1

  • 36

    3.4 Kisi- Kisi

    Instrumen Observasi Kinerja Guru

    Indikator No Item Jumlah

    Item

    Menjelaskan teknik pembelajaran kepada siswa 1,3 1

    Menciptakan partisipasi siswa dalam kegiatan Tanya jawab dan diskusi

    9, 10, 11,13,

    17, 18,

    6

    Memberi arahan terhadap jalannya diskusi 2, 6 2

    Melakukan pembahasan hasil diskusi

    Menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif

    5, 7, 8, 12, 14,

    15,

    6

    Pemanfaatan sumber pembelajaran 4 1

    Memberikan kesimpulan 16, 19 2

    2 Dokumentasi

    Berdasarkan Sukmadinata (Abdul Mutholib, 2009: 18) studi dokumenter

    merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan

    menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun

    elektronik metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh data awal

    tentang nama siswa, no induk, nilai hasil ulangan siswa kelas V di SDN

    Banyumudal 2 semester II tahun 2011/2012.

  • 37

    3.Tes

    Tes hasil belajar siswa untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa

    dalam menerima bahan ajar dan tingkat pemahaman dalam pembelajaran IPA.

    Tabel 3.5

    Kisi- kisi Soal Tertulis Siklus I

    Standar

    Kompetensi

    Kompetensi

    Dasar

    Indikator No Item Jumla

    h item

    Menerapkan sifat-

    sifat cahaya

    melalui kegiatan

    membuat suatu

    karya atau model

    Mendeskri

    psikan

    sifat-sifat

    cahaya

    1. Menyebutkan sumber- sumber

    cahaya dalam kehidupan sehari

    hari.

    8,13,16,23

    ,

    4

    2. Mendiskripsikan sifat- sifat

    cahaya dalam kehidupan sehari-

    hari

    5, 15, 18,

    20,25

    5

    3. Menyebutkan benda yang dapat

    tembus cahaya dan benda yang

    tidak tembus cahaya

    1,2,3,4,9,2

    2,

    6

    4. Menjelaskan peristiwa

    pemantulan cahaya dalam

    kehidupan sehari- hari.

    6,11,14,19

    , 24,

    5

    5. Menyebutkan jenis- jenis cermin

    dan manfaat dari masing- masing

    jenis cermin pada peristiwa

    pemantulan cahaya

    7,10,12,17

    ,21,

    5

    Jumlah 25

  • 38

    Tabel 3.6

    Kisi- kisi Soal Tertulis Siklus II

    Standar

    Kompetensi

    Kompetensi

    Dasar

    Indikator No

    Item

    Jumla

    h item

    Menerapkan

    sifat-sifat

    cahaya

    melalui

    kegiatan

    membuat

    suatu karya

    atau model

    Membuat

    suatu karya/

    model,

    misal

    priskop atau

    lensa dari

    bahan

    sederhana

    dengan

    menerapkan

    sifat- sifat

    cahaya.

    1. Menjelaskan peristiwa

    pembiasan cahaya dan

    akibat dari pembiasan

    cahaya dalam kehidupan

    sehari- hari

    1, 2, ,5,

    8, 9,

    10, 16,

    17, 20,

    22, 24

    11

    2. Mendiskripsikan bahwa

    cahaya putih terdiri dari

    berbagai warna dengan

    cakram warna

    6,

    11,18,

    19,

    4

    3. Mencari informasi tentang

    peristiwa penguraian

    cahaya dalam kehidupan

    sehari- hari

    3, 4,

    21,23,2

    5

    5

    4. Menyebutkan jenis- jenis

    alat optik yang berfungsi

    menangkap cahaya

    12, 13,

    14

    3

    5. Menjelaskan fungsi alat

    optik.

    15, 1

    Jumlah 25

  • 39

    Kisi-kisi evaluasi pada tabel siklus I dan Siklus II diuji cobakan dan

    dihitung dengan menggunakan program SPSS 17.0 untuk mengetahui validitas

    dan reliabilitas pada tiap butir soal. Uji validitas dan reliabilitas didasarkan pada

    teori yang dikemukakan oleh Azwar ( 2007) yang menggemukakan sebagai

    berikut : Hasil korelasi dapat dilihat pada output Item- Total Statistics pada

    kolom Corrected Item- Total Correlation. Nilai tersebut ( terlampir) kemudian

    kita bandingkan dengan nilai r tabel dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji 2

    sisi dan jumlah data (n) = 25, maka didapat r tabel sebesar 0,396 ( lihat pada

    lampiran tabel r).

    3.6 Uji Coba Instrumen Penilaian

    3.6.1 Uji Validitas Instrumen

    Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

    mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat

    digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2009:121).

    Uji validitas dilakukan oleh bantuan SPSS 17,0. Tingkat validitas suatu

    instrument dapat diketahui dengan cara menkorelasikan setiap skor pada butir

    instrument dengan total skor setelah dikurangi skor butirnya sendiri (correted

    item to total correlation).

    3.6.2 Hasil Uji Validitas Tes

    Sebelum dibagikan kepada peserta didik, terlebih dahulu soal evaluasi

    tertulis diuji coba sehingga diperoleh butir soal yang valid. Validitas

    menunjukkan sejauhmana alat ukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Adapun

    reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuranrelative konsisten jika

    dikenakan pada suatu objek, Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2009: 351).

    Instrument dikatakan valid artinya instrumen tersebut dapat digunakan untuk

    mengukur apa yang hendak diukur.

  • 40

    3.6.3 Reliabilitas

    Reliabilitas meunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat

    dipercaya untuk dipergunakan sebagai alat pengumpul data karena

    instrumen tersebut sudah dianggap baik. Reliabel artinya dapat dipercaya

    juga dapat diandalkan.

    Tabel 3.7

    Uji Validitas Siklus I

    Bentuk

    instrument

    item soal

    Valid Tidak valid

    Pilihan ganda 1,

    2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,1

    4,15,16,17,18,19,20,21,22,2

    3,24,25,26,27,28,29,30,31,3

    2,33,34,35,36,37,38,39,40

    2, 3, 5, 7,8,9, 11,

    15, 17, 18,20,21,

    22, 23, 25, 26,

    28, 29, 30, 31,

    34, 35, 36, 37,

    39

    1, 4, 6, 10, 12,

    13,14,16, 19,

    24, 27, 32, 33,

    38, 40

    Tabel 3.8

    Uji Validitas Siklus II

    Bentuk

    instrument

    item soal

    Valid Tidak valid

    Pilihan ganda 1,

    2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,1

    4,15,16,17,18,19,20,21,22,2

    3,24,25,26,27,28,29,30,31,3

    2,33,34,35,

    2,4,5,6,7,8,9,10,11,1

    2,13,14,15,17,18,20,

    21,22,24,25,27,29,30

    ,31,32,34

    1, 3, 16, 19, 23,

    26, 28, 35

  • 41

    3.7 Analisis Taraf Kesukaran Item Instrumen

    Menurut Arikunto (2007: 207-210), soal yang baik adalah soal yang tidak

    terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang

    siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya, sebaliknya soal yang terlalu

    sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai

    semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya.

    Bilangan yang menunjukan sukar mudahnya suatu soal disebut indeks

    kesukaran (difficult indexs). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai

    dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukan taraf kesukaran soal. Rumus

    mencari taraf atau indeks kesukaran adalah:

    Keterangan rumus:

    I = Indek kesukaran untuk setiap butir soal

    B = banyaknya siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal

    N = banyak siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan

    (Nana Sudjana, 2011).

    Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh,

    maka semakin sulit soal tersebut. Sebaliknya semakin besar indeks yang

    diperoleh maka semakin mudah soal tersebut. Kriteria indeks kesulitan soal

    adalah sebagai berikut:

    Keterangan tingkat kesukaran soal

    0,00- 0,30 soal tergolong sulit artinya 0- 30% siswa menjawab benar

    0,31-0,70 soal tergolong sedang artinya 31- 70% siswa menjawab benar

    0,71- 1,00 soal tergolong mudah artinya 70-100% siswa menjawab benar

    =

  • 42

    Uji tingkat kesukaran dilakukan setelah instrumen dilakukan uji validitas dan uji

    reliabilitas instrumen dan hasil uji tingkat kesukaran instrumen tes dapat dilihat

    perhitungan selengkapnya pada lampiran.

    Tabel 3.9

    Indeks Kesukaran Instrumen Soal

    3.8 Indikator Kinerja

    Dengan melihat latar belakang permasalahan dan untuk meningkatkan

    hasil belajar, maka dipergunakan indikator srbagai berikut :

    Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar

    siswa adalah peningkatan hasil belajar siswa baik secara individu maupun

    klasikal serta ketuntasan belajar. Siswa dinyatakan tuntas ditunjukkan dengan

    perolehan nilai formatif 65 atau lebih (sesuai KKM).

    Sedangkan indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan

    keaktifan belajar adalah :

    1. Respon siswa terhadap penjelasan atau pertanyaan guru.

    2. Kesiapan dalam mengikuti pelajaran.

    3. Keberanian siswa mengungkapkan pendapat.

    4. Mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik dan tepat waktu.

    5. Ketertiban siswa dalam berdiskusi.

    Siklus I Siklus II

    Sedang Sukar Muda

    h

    Sedang Sukar Mudah

    1, 2, 3, 4, 7, 8,

    10, 11, 12,, 14,

    15, 17, 18, ,

    21,

    5, 6, 9, 16,

    19, 22, 23,

    24

    13,20,

    25

    2, 4, 5, 7, 8, 9, 10,

    11,12, 13, 14, 15,

    16, 18, 19, 20, 21,

    23, 24, 25,

    6, 17 1,3, 22

  • 43

    6. Aktif mencari informasi dan menunjukkan rasa ingin tahu yang besar.

    Dengan kategori penilaian sebagai berikut :

    1 Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori kurang.

    2 Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori cukup.

    3 Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori baik.

    4 Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori sangat baik

    .

    Kriteria untuk mengukur tingkat keberhasilan upaya peningkatan

    pembelajaran adalah sebagai berikut:

    1. Proses perbaikan pembelajaran (siswa terlibat aktif dalam pembelajaran)

    dinyatakan berhasil apabila 75% dari 32 siswa aktif dalam pembelajaran.

    2. Proses perbaikan pembelajaran (hasil belajar siswa meningkat) dikatakan

    berhasil apabila 80% dari 32 siswa telah berhasil memahami standar Kriteria

    Ketuntasan Minimal (KKM). Standar KKM untuk kompetensi dasar itu

    adalah 65.

    3.9 Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan

    menggunakan data berupa nilai tes yang dianalisis dengan analisis deskriptif

    kuantitatif yaitu berbentuk angka-angka yang diperoleh dari tes tertulis dan

    deskriptif kualitatif yaitu berupa kata-kata atau penjelasan yang diperoleh dari

    lembar observasi. Kemudian hasilnya dianalisis dengan deskriptif komparatif,

    yaitu menbandingkan nilai siklus I dan nilai siklus II. Kemudian membuat

    kesimpulan berdasarkan hasil deskripsi data.