BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ... · belajar IPA siswa kelas IV SD dengan...

16
33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang dilaksanakan di kelas IV SDN Regunung 01. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Regunung 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas dengan berkolaborasi dengan teman dan guru kelas IV SD Negeri Regunung 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Dengan jenis mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, dalam penelitian ini peneliti menggunakan model pembelajaran Probing-Prompting. Penelitian dilakukan pada semester II tahun ajaran 2015/2016, awal bulan April 2016, dan rencana berlangsung secara berkesinambungan, dengan agenda kegiatan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Waktu Penelitian Uraian kegiatan Hari dan Tanggal Pelaksanaan Siklus 1 Siklus 2 Uji Validitas Soal Selasa, 22 Maret 2016 Sabtu, 26 Maret 2016 Pertemuan 1 Rabu, 6 April 2016 Senin, 18 April 2016 Pertemuan 2 Senin, 11 April 2016 Sabtu, 23 April 2016 Refleksi Jum’at, 15 April 2016 Senin, 25 April 2016 Subjek penelitian pada penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Regunung 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang pada semester II tahun ajaran 2015/2016. Jumlah siswa 26 siswa. Siswa di kelas IV rata-rata berumur 10- 11 tahun. Mayoritas siswa berasal dari desa setempat, siswa mempunyai tingkat kemampuan yang cukup dalam pembelajaran.

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ... · belajar IPA siswa kelas IV SD dengan...

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ... · belajar IPA siswa kelas IV SD dengan metode pembelajaran probing-prompting di SD Negeri Regunung 01, Kecamatan Tengaran

33

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang dilaksanakan di kelas IV SDN Regunung 01.

Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Regunung 01 Kecamatan Tengaran

Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2015/2016.

Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas dengan

berkolaborasi dengan teman dan guru kelas IV SD Negeri Regunung 01

Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Dengan jenis mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam, dalam penelitian ini peneliti menggunakan model

pembelajaran Probing-Prompting.

Penelitian dilakukan pada semester II tahun ajaran 2015/2016, awal bulan

April 2016, dan rencana berlangsung secara berkesinambungan, dengan agenda

kegiatan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5.

Waktu Penelitian

Uraian kegiatan Hari dan Tanggal Pelaksanaan

Siklus 1 Siklus 2

Uji Validitas Soal Selasa, 22 Maret

2016 Sabtu, 26 Maret 2016

Pertemuan 1 Rabu, 6 April 2016 Senin, 18 April 2016

Pertemuan 2 Senin, 11 April

2016 Sabtu, 23 April 2016

Refleksi Jum’at, 15 April

2016 Senin, 25 April 2016

Subjek penelitian pada penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri

Regunung 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang pada semester II tahun

ajaran 2015/2016. Jumlah siswa 26 siswa. Siswa di kelas IV rata-rata berumur 10-

11 tahun. Mayoritas siswa berasal dari desa setempat, siswa mempunyai tingkat

kemampuan yang cukup dalam pembelajaran.

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ... · belajar IPA siswa kelas IV SD dengan metode pembelajaran probing-prompting di SD Negeri Regunung 01, Kecamatan Tengaran

34

Dari jumlah 26 siswa terdiri dari 10 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki.

Siswa berasal dari latar belakang sosial yang berbeda-beda. Sebagian besar orang

tuanya berkerja sebagai petani dan buruh.

Karena berasal dari latar belakang sosial yang berbeda-beda dan latar

belakang pekerjaan orang tua yang berbeda-beda maka karakter siswapun

berbeda-beda. Kondisi siswa-siswi kelas IV relatif kondusif dan dapat diajak kerja

sama dalam proses pembelajaran.

3.1.1 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2011:64), variabel penelitian adalah suatu atribut atau

sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai karakteristik dan

variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan disimpulkan.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu

variabel independen (variabel bebas) dan satu variabel dependen (variable terikat).

Variabel independen disebut juga variabel bebas. Variabel independen

adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab terjadinya perubahan atau

munculnya variabel dependen. Dalam penelitian ini, yang dijadikan sebagai

variabel independen yaitu penerapan model pembelajaran Probing-Prompting.

Variabel dependen disebut juga variabel terikat. Variabel dependen adalah

variabel yang dipengaruhi dan terjadi perubahan karena adanya variabel

independen. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu meningkatkan hasil

belajar IPA siswa kelas IV SD dengan metode pembelajaran probing-prompting

di SD Negeri Regunung 01, Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semester

II Tahun Ajaran 2015/2016.

3.1.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

atau Classroom Action Research (CAR) yang dilakukan secara kolaboratif artinya

penelitian berkolaborasi dengan guru kelas atau kerjasama dengan guru kelas IV

SD Negeri Regunung 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ... · belajar IPA siswa kelas IV SD dengan metode pembelajaran probing-prompting di SD Negeri Regunung 01, Kecamatan Tengaran

35

Kusumah dan Dwitagama (2012:8) dalam buku berjudul Mengenal

Penelitian Tindakan Kelas menyatakan bahwa, “Penelitian Tindakan Kelas”

(PTK) adalah:

Penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara:

(1) Merencanakan

(2) Melaksanakan.

(3) Merefleksikan tindakan secara kolaboratif.

(4) Partipasif dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil

belajar siswa dapat meningkat”.

Jadi secara singkat PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang

dilakukan dengan prosedur tertentu untuk memecahkan masalah didalam

pengelolaan pembelajaran dengan menguji suatu gagasan perbaikan dalam praktik

pembelajaran guru, dan melihat pengaruh nyata dari upaya atau gagasan guru.

3.1.3 Rencana Tindakan

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan model yang

dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart yang terdiri dari

beberapa siklus. Penelitian ini direncanakan dalam beberapa siklus dimana setiap

siklusnya terdiri dari 1 sampai 3 kali pertemuan. Penelitian ini berhenti apabila

indikator keberhasilan telah tercapai. Adapun setiap siklusnya terdapat 4 tahapan

yaitu perencanaan (plan), pelaksanaan (act), observasi (observe), dan refleksi

(reflect). Kemmis dan Mc Taggart menyatukan komponen tindakan dan

pengamatan sebagai satu kesatuan.

Hasil dari pengamatan dijadikan dasar langkah berikutnya yaitu refleksi.

Dari refleksi disusun sebuah modifikasi yang diaktualisasikan dalam bentuk

rangkaian tindakan dan pengamatan lagi, begitu seterusnya (Arikunto 2002:84).

Skema metode Kemmis dan Mc Taggart ini dapat dilihat pada gambar seperti

Gambar 2.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ... · belajar IPA siswa kelas IV SD dengan metode pembelajaran probing-prompting di SD Negeri Regunung 01, Kecamatan Tengaran

36

Gambar 2. Model Spiral dari Kemmis S dan MC. Tanggart, R

Berdasarkan prosedur penelitian PTK model Mc. Taggart, maka

pelaksanaan tindakan pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran

Probing-Prompting siswa kelas IV SDN Regunung 01 akan dilaksanakan dalam 2

siklus semester II Tahun ajaran 2015/2016, dimana pada akhir masing-masing

siklus guru dan peneliti melakukan refleksi untuk menilai atau mengukur tingkat

keberhasilan model pembelajaran Probing-Prompting dalam peningkatan hasil

belajar siswa kelas IV SDN Regunung 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten

Semarang Semester II Tahun Ajaran 2015/2016.

Berdasarkan gambar diatas, dapat dipahami bahwa model spiral yang

dirumuskan oleh Kemmis dan Taggart meliputi empat tahapan, yaitu tahapan

perencanaan (plan), tindakan (act), observasi (observe), refleksi (reflect) Adapun

plan (perencanaan) dilakukan oleh peneliti yaitu dalam menyusun metode

pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.

Kemudian dilanjutkan dengan tahap act (tindakan), yaitu tindakan yang

dilakukan oleh peneliti yaitu melaksanakan metode pembelajaran di kelas sesuai

dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Selanjutnya tahap observe

(observasi) yaitu tahap di mana peneliti atau guru melakukan pengamatan dan

mencatat hal-hal penting selama kegiatan berlangsung ketika tindakan

dilaksanakan. Tahap terakhir adalah tahap reflect (refleksi) di mana guru dan

peneliti melakukan evaluasi yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk

merancang kegiatan selanjutnya.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ... · belajar IPA siswa kelas IV SD dengan metode pembelajaran probing-prompting di SD Negeri Regunung 01, Kecamatan Tengaran

37

Pada penelitian ini, jumlah siklus yang dilaksanakan tergantung pada tingkat

ketercapaian hasil penerapan metode tanya-jawab dengan menggunakan teknik

probing-prompting. Penelitian ini akan diakhiri, apabila sudah tidak ditemukan

lagi permasalahan-permasalahan dalam melaksanakan penerapan metode tanya-

jawab dengan menggunakan teknik probing-prompting di kelas IV SDN

Regunung 01, atau hingga data berada pada titik stabil (jenuh) dan dimungkinkan

tidak akan mengalami peningkatan kembali.

3.1.3 Pelaksanaan Siklus I

Pada pelaksanaan siklus I kegiatan yang dilakukan merupakan tindakan

untuk mengatasi permasalahan yang timbul pada kondisi awal (Pra Siklus).

Siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan dengan rincian:

a) PerencanaanTindakan

Perencanaan tindakan didasarkan pada hasil tes awal dan observasi awal.

Dalam kegiatan perencanaan, guru dan peneliti mendiskusikan tentang rencana

tindakan yang akan dilakukan. Di samping itu, guru dan peneliti menyamakan

persepsi dalam menyusun perangkat pembelajaran berupa: penyusunan RPP,

tentang Sumber Daya Alam, lembar observasi implementasi RPP, dan lembar

penilaian.

b) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pelaksanaan pembelajaran didasarkan pada RPP yang telah dibuat sehingga

prosesnya sesuai arah yang diinginkan. Dengan kata lain, pelaksanaan tindakan ini

meliputi siapa melakukan apa, kapan, dimana dan bagaimana pelaksanaannya.

Skenario pembelajaran yang dibuat dilaksanakan dalam situasi yang aktual,

diikuti kegiatan observasi serta refleksi pembelajaran.

Observasi dilakukan oleh observer, dalam hal ini adalah peneliti. Observasi

dilakukan terutama pada saat guru sedang melaksanakan proses pengajaran dan

siswa dalam aktivitas belajarnya. Jadi observasi dilakukan untuk menilai dua

aktivitas dalam proses pembelajaran yang sedang terlaksana, yaitu : 1) aktivitas

mengajar guru, dan 2) aktivitas belajar siswa. Untuk menilai kedua aktivitas

tersebut, maka digunakan lembar observasi.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ... · belajar IPA siswa kelas IV SD dengan metode pembelajaran probing-prompting di SD Negeri Regunung 01, Kecamatan Tengaran

38

c) Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi

pada Siklus I. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan dan

kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan

sertahambatan yang dihadapinya.Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan

tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan dan sebagai dasar

pertimbangan untuk menyusun rencana kegiatan pada siklus II. Siklus II akan

dilaksanakan untuk memantapkan model pembelajaran yang digunakan.

3.1.5 Pelaksanaan Siklus II

Tahapan pelaksanaan tindakan dalam siklus II dirancang apabila siklus I

belum berhasil mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan.Kegiatan yang

dilakukan pada siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan atau

kekurangan pada siklus sebelumnya. Pelaksanaan siklus II dilaksanakan sama

dengan siklus I yaitu sebanyak 2 kali pertemuan dengan rincian:

a) Perencanaan Tindakan

Dalam kegiatan perencanaan hampir sama dengan siklus I, yaitu guru dan

peneliti mendiskusikan tentang rencana tindakan yang akan dilakukan. Di

samping itu, guru dan peneliti menyamakan persepsi dalam menyusun perangkat

pembelajaran berupa: penyusunan RPP tentang Sumber Daya Alam, lembar

observasi implementasi RPP, dan lembar penilaian, namun dalam siklus II ini

perencanaan dilakukan dengan mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus I.

Tindakan pada siklus II ini disertai dengan penambahan/penyesuaian kegiatan

yang diperkirakan dapat mengatasi masalah pada siklus I atau dapat

meningkatkan keterampilan yang diinginkan

b) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pelaksanaan pembelajaran didasarkan pada RPP yang telah dibuat

sehingga prosesnya sesuai arah yang diinginkan. Dengan kata lain, pelaksanaan

tindakan ini meliputi siapa melakukan apa, kapan, dimana dan bagaimana

pelaksanaannya. Skenario pembelajaran yang dibuat dilaksanakan dalam situasi

yang actual diikuti kegiatan observasi serta refleksi pembelajaran.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ... · belajar IPA siswa kelas IV SD dengan metode pembelajaran probing-prompting di SD Negeri Regunung 01, Kecamatan Tengaran

39

Observasi dilakukan oleh observer, dalam hal ini adalah peneliti. Observasi

dilakukan terutama pada saat guru sedang melaksanakan proses pengajaran dan

siswa dalam aktivitas belajarnya. Jadi observasi dilakukan untuk menilai

duaaktivitas dalam proses pembelajaran yang sedang terlaksana, yaitu: 1)

aktivitas mengajar guru, dan 2) aktivitas belajar siswa. Untuk menilai kedua

aktivitas tersebut, maka digunakan lembar observasi.Observasi dilakukan oleh

observer, dalam hal ini adalah peneliti.

c) Refleksi

Kegiatan refleksi dalam siklus II ini dilakukan sama seperti tahap refleksi

pada siklus I yaitu pada saat setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada

Siklus II dilaksanakan. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan

dan kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan

serta hambatan yang dihadapinya. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan

tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan pada proses

pembelajaran dengan menggunakan metode Probing-Propmpting terhadap hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang Sumber Daya Alam.

3.2 Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Jenis penelitian, teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian yang

akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini akan dibahas secara lebih

terperinci sebagai berikut.

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini

adalah:

a. TeknikTes

Tes dalam penelitian ini menggunakan bentuk tes formatif. Tes formatif ini

digunakan untuk mengukur kemampuan siswa kelas IV SDN Regunung 01,

Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Setelah diberi model pembelajaran

Probing-Prompting. Tes berbentuk pilihan ganda.

b. Teknik NonTes

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ... · belajar IPA siswa kelas IV SD dengan metode pembelajaran probing-prompting di SD Negeri Regunung 01, Kecamatan Tengaran

40

Non tes dalam penelitian berupa observasi aktivitas siswa dalam mengikuti

proses pembelajaran selama penerapan metode Probing-Prompting berlangsung.

Tabel 6

Kisi-Kisi Instrumen Soal

Siklus I

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar Indikator

No

Item

Jumlah

Item

Sumber Daya

Alam (SDA)

11.Memahami

hubungan

antara

sumber daya

alam dengan

lingkungan,

teknologi,

dan

masyarakat.

11.1 Menjelaskan

hubungan antara

sumber daya

alam dengan

lingkungan.

- Menjelaskan

SDA dengan

lingkungan

1

3

- Menyebutkan SDA

yang dimanfaatkan

bagi manusia

2, 3, 4

5

- Menyebutkan

contoh-contoh

SDA

5, 6, 7,

8, 9,

10, 15

10

- Mengidentifikasi

berbagai SDA

yang dapat

langsung

dimanfaatkan

11, 12,

14

5

- Menjelaskan contoh

berbagai benda dri

SDA yang diolah

menggunakan

teknologi

13 7

Jumlah 30

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ... · belajar IPA siswa kelas IV SD dengan metode pembelajaran probing-prompting di SD Negeri Regunung 01, Kecamatan Tengaran

41

Tabel 7

Kisi-Kisi Instrumen Soal

Siklus II

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar

Indikator

No

Item

Jumlah

Item

Sumber Daya

Alam (SDA)

11. Memahami

hubungan

antara sumber

daya alam

dengan

lingkungan,

teknologi, dan

masyarakat.

11.3 Menjelaskan

dampak

pengambilan

bahan alam

terhadap

pelestarian

lingkungan

- Menyebutkan

dampak negatif

pengelolaan

bahan alam yang

tidak bijaksana

1, 3,

7, 12,

13

10

- Menyebutkan

kegiatan manusia

yang dapat

berdampak

negatif dalam

pengelolaan

bahan alam yang

tidak bijaksana

2, 4,

9, 10,

15

10

- Menjelaskan

kegiatan manusia

yang dapat

dilakukan untuk

mengatasi

dampak negatif

pengelolaan

bahan alam yang

tidak bijaksana

5, 6,

8, 11,

14,

10

Jumlah 30

Data hasil belajar siswa dalam pembelajaran probing-prompting dinilai

dengan rumus di bawah ini:

00100

maksimalskor Jumlah

diperoleh yangskor Jumlah Nilai

Rentang ditentukan berdasarkan nilai KKM pada mata pelajaran matematika

yang diterapkan di SD Negeri Regunung 01 adalah 70 sehingga :

Nilai < 70 = Tidak Tuntas

Nilai ≥ 70 = Tuntas

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ... · belajar IPA siswa kelas IV SD dengan metode pembelajaran probing-prompting di SD Negeri Regunung 01, Kecamatan Tengaran

42

3.3 Instrumen Pengumpulan Data

Berdasarkan teknik pengumpulan data diatas, maka alat pengumpulan data

yang digunakan berupa hasil tes formatif siswa. Dari hasil tes ini maka data

disusun sesuai dengan prosedur yang baik dan benar dalam sebuah instrumen

penilaian. Tes adalah alat yang digunakan oleh setiap guru untuk menilai atau

mengevalusi hasil pembelajaran siswa sesuai dengan mata pelajaran yang

diampunya. Di dalam pengembangan tes seorang guru harus memperhatikan

tujuan pembelajaran yang sudah ditatapkannya terlebih dahulu, sehingga tes yang

dikembangkannya benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur (Erna

Febru Aries, 2011:17).

3.3.2 Tehnik Analisis Data

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data kuantitatif dan data

kualitatif. Data yang diperoleh akan dianalisis dalam bentuk-bentuk kata atau

penjelasan yaitu data deskriptif kualitatif dan dalam bentuk angka yaitu data

kuantitatif.

Data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi terhadap pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe probing-prompting

yang dilakukan oleh guru, sedangkan untuk keperluan data kuantitatif, diperoleh

dari hasil tes belajar siswa.

Analisis data dilakukan dengan cara:

1. Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa hasil

belajar dengan cara persentase yaitu dengan menghitung ketuntasan belajar

siswa secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai skor minimal 65

dan ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 65 ini jumlahnya

sekitar 75% dari jumlah seluruh siswa dan masing-masing dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Ketuntasan individual = jumlah nilai maksimal

jumlah nilaix 00

Ketuntasan klasikal = jumlah siswa yang tuntas belajar

jumlah seluruh siswax 00

Keterangan

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ... · belajar IPA siswa kelas IV SD dengan metode pembelajaran probing-prompting di SD Negeri Regunung 01, Kecamatan Tengaran

43

Ketuntasan indiviual : Jika siswa mencapai ketuntasan skor ≥ 70

Ketuntasan klasikal : Jika > 80% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan

skor ≥ 70.

Data kualitatif diperoleh dari observasi aktivitas siswa serta guru selama

proses pembelajaran berlangsung dengan cara deskriptif. Dalam penelitian

kualitatif, penyajian data bisa dalam bentuk uraian, tabel, hubungan antar

kategori, grafik, matrik, chart, dan sejenisnya. Tetapi hal yang paling sering

digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

3.3.3 Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur. Suharsimi Arikunto (2007:75),

mengemukakan bahwa suatu item instrumen penelitian dianggap valid jika

memiliki koefisien corrected item to total correlation ≥ 0,2.

Untuk uji validitas soal evaluasi siswa siklus I dan siklus II disajikan pada

Tebel 8 dan 9

Tabel 8

Hasil Uji Validitas Soal

Siklus 1

No R hitung Keterangan No R hitung Keterangan

1 0,392 Valid 11 0,508 Valid

2 0,508 Valid 12 0,506 Valid

3 0,496 Valid 13 0,496 Valid

4 0,415 Valid 14 0,496 Valid

5 0,508 Valid 15 0,392 Valid

6 0,496 Valid 16 0,508 Valid

7 0,435 Valid 17 0,479 Valid

8 0,489 Valid 18 0,479 Valid

9 0,508 Valid 19 0,467 Valid

10 0,496 Valid 20 0,415 Valid

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ... · belajar IPA siswa kelas IV SD dengan metode pembelajaran probing-prompting di SD Negeri Regunung 01, Kecamatan Tengaran

44

Tabel 9

Hasil Uji Validitas Soal

Siklus 2

No R hitung Keterangan No R hitung Keterangan

1 0,502 Valid 11 0,508 Valid

2 0,496 Valid 12 0,502 Valid

3 0,502 Valid 13 0,489 Valid

4 0,489 Valid 14 0,467 Valid

5 0,502 Valid 15 0,435 Valid

6 0,452 Valid 16 0,508 Valid

7 0,506 Valid 17 0,467 Valid

8 0,506 Valid 18 0,508 Valid

9 0,502 Valid 19 0,508 Valid

10 0,508 Valid 20 0,506 Valid

Berdasarkan Tabel 8 dan Tabel 9 terdapat 40 soal evaluasi siklus I dan

siklus II. Masing-masing terdiri dari soal pilihan ganda. Siklus I terdiri dari 20

soal yang valid sedangkan siklus II terdapat 20 soal yang valid. Berikut adalah

pendapat para pakar mengenai indeks kevalidan soal.

Sugiyono (2010:67) taraf validitas empiris suatu tes dinyatakan dalam suatu

koefisien validitas (xy). Koefisien validitas suatu tes dinyatakan dalam suatu

bilangan koefisien antara -1,00 sampai dengan 1,00.

3.3.4 Uji Reliabilitas

Untuk menguji reliabilitas soal pada siklus I yang disajikan dalam Tabel

3.6, dan uji reliabilitas soal siklus II yang disajikan dalam tabel 3.7 disajikan

dalam bentuk Tabel 3.8 untuk siklus I dan 3.9 untuk siklus II sebagai berikut.

Reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat ukur.

Kata reliabel sering disebut dengan nama lain, misalnya terpercaya,

terandalkan, ajeg, stabil, konsisten, dan lain sebagainya Sugiyono (2010:58).

Wardani dkk. (2012:344), reliabelitas adalah keajegkan, yaitu kemampuan alat

ukur untuk memberikan hasil pengukuran yang konstan atau ajeg.

Kerlinger (Wardani dkk. 1986:344-345) mengemukakan bahwa realibiliti

dapat diukur dengan tiga kriteria

1. /Stability/

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ... · belajar IPA siswa kelas IV SD dengan metode pembelajaran probing-prompting di SD Negeri Regunung 01, Kecamatan Tengaran

45

Stability, adalah kriteria yang menunjuk pada keajegkan (konsiten) hasil yang

ditunjukkan alat ukur dalam mengukur gejala yang sama, pada waktu yang

berbeda.

2. /Dependability/

Dependability, adalah kriteria yang mendasarkan diri pada kemantapan alat

ukut atau seberapa alat ukur diandalkan.

3. /Predictability/

Predictability, karena perilaku merupakan proses yang saling berkait dan

berkesinambungan maka kriteria ini mengidealkan alat ukur gejala selanjutnya.

Adapun rentang indeks reliabilitas Wardani dkk. (2012:346) sebagai

berikut:

Instrumen dapat dikatakan reliabel apabila nilai alpha ≥ 0,40. Reliabilitas

suatu instrumen dihitung menggunakan Software SPSS 16.0 dengan langkah

Analyze – Scale – Reliability Analysis atau kemudian untuk melihat hasilnya

apakah instrument reliabel atau tidak. Apabila nilai alpha () kurang dari < 0.40

maka instrumen tersebut tidak reliabel. Dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Instrumen

No Koefisien Kualifikasi

1

2

3

4

5

0,81 – 1,00

0,61 – 0,80

0,41 – 0,60

0,21 – 0,40

Negatif – 0,20

Sangat Reliabel

Reliabel

Cukup Reliabel

AgakReliabel

Kurang Reliabel

Sumber: Wardani dkk (2012:344)

Hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen evaluasi siklus I dan siklus II

dapat dilihat dalam Tabel 11.

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ... · belajar IPA siswa kelas IV SD dengan metode pembelajaran probing-prompting di SD Negeri Regunung 01, Kecamatan Tengaran

46

Tabel 11

Koefisien Reliabilitas Instrumen

Cronbach's Alpha N of Items

.833 20

Untuk hasil uji reliabilitas siklus I dalam Tabel 3.9 menunjukkan

Cronbach's Alpha sebesar .833. Berdasarkan data tersebut soal pada instrumen

pada siklus I menunjukkan bahwa instrumen diinterpretasikan sangat reliabel,

sehingga intrumen siklus I dapat digunakan sebagai soal evaluasi siklus I.

3.3.5 Uji Tingkat Kesukaran Soal

Uji tingkat kesukaran soal adalah untuk mengetahui seberapa besar derajat

kesukaran suatu soal, jika tingkat kesukaran soal seimbang maka dapat dikatakan

soal tersebut baik (Arifin, 2014:266). Arikunto (2012) juga menambah bahwa soal

yang baik adalah soal yang tidak terlalu susah dan tidak terlalu sukar.

Pedoman dalam menentukan indeks kesukaran suatu soal dijelaskan oleh

Arikunto dengan rumus sebagai berikut: (Arikunto, 2014:223)

Keterangan: P = indeks kesukaran.

B = Banyaknya siswa yang menjawab benar.

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes.

Kriteria tingkat kesukaran soal menurut Arikunto (2009: 210):

P= 0,70 – 1,00 adalah soal mudah.

P= 0,30 – 0,70 adalah soal sedang.

P= 0,00 – 0,30 adalah soal sukar.

Hasil perhitungan tingkat kesukaran instrument soal siklus I dan II dapat

dilihat dalam Tabel 12 dan 13

P = B÷ JS

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ... · belajar IPA siswa kelas IV SD dengan metode pembelajaran probing-prompting di SD Negeri Regunung 01, Kecamatan Tengaran

47

Tabel 12

Uji Tingkat Kesukaran Soal

Siklus I

No

Indeks

Kesukaran

Kriteria

No

Soal

Indeks

Kesukaran

No Soal

1 0,81 Mudah 11 0,60 Sedang

2 0,78 Mudah 12 0,51 Sedang

3 0,39 Sedang 13 0,45 Sedang

4 0,66 Sedang 14 0,60 Sedang

5 0,78 Mudah 15 0,60 Sedang

6 0,48 Sedang 16 0,81 Mudah

7 0,60 Sedang 17 0,51 Sedang

8 0,75 Mudah 18 0,66 Sedang

9 0,63 Sedang 19 0,30 Sukar

10 0,48 Sedang 20 0,78 Mudah

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ... · belajar IPA siswa kelas IV SD dengan metode pembelajaran probing-prompting di SD Negeri Regunung 01, Kecamatan Tengaran

48

Tabel 13

Uji Tingkat Kesukaran Soal

Siklus II

No

Indeks

Kesukaran

Kriteria

No

Soal

Indeks

Kesukaran

No Soal

1 0,57 Sedang 11 0,51 Sedang

2 0,60 Sedang 12 0,57 Sedang

3 0,67 Sedang 13 0,63 Sedang

4 0,63 Sedang 14 0,69 Sedang

5 0,57 Sedang 15 0,75 Mudah

6 0,72 Mudah 16 0,51 Sedang

7 0,54 Sedang 17 0,69 Sedang

8 0,54 Sedang 18 0,48 Sedang

9 0,57 Sedang 19 0,48 Sedang

10 0,48 Sedang 20 0,45 Sedang

3.4 Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah keberhasilan proses

selama pembelajaran dan keberhasilan klasikal hasil belajar siswa. Keberhasilan

proses selama pembelajaran adalah kesesuaian aktivitas guru selama proses

pembelajaran dengan sintaks dan RPP yang telah disusun, dimana ≥ 85 langkah

yang ada disintak dan RPP harus dilakukan.

Keberhasilan klasikal hasil belajar siswa sendiri dapat dicapai jika siswa

yang dikategorikan tuntas ≥80% dari jumlah siswa seluruhnya. Siswa

dikategorikan tuntas apabila nilai yang diperoleh ≥ KKM yang telah ditetapkan

sekolah, yaitu 70.