BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian III... · 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian...

19
66 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif akan mendeskripsikan fenomena-fenomena sesuai keadaan yang sebenarnya di lapangan secara sistematis untuk memperoleh informasi atau gambaran yang jelas tentang keadaan saat ini. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara (interview), penyebaran kuisioner, studi dokumen atau literatur yang terkait dengan penelitian ini. Pendekatan tersebut akan mendeskripsikan keadaan yang sebenarnya berdasarkan pendapat informan tentang faktor internal dan eksternal yang berpengaruh dalam pengembangan Agrowisata Desa Kerta sebagai pariwisata berkelanjutan di Kawasan Agropolitan Payangan Kabupaten Gianyar. 3.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kerta, Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar. Desa ini berada di Kawasan Agropolitan Payangan Kabupaten Gianyar dan di Kawasan Agrowisata Gianyar Utara. Lokasi penelitian ditetapkan sebagai Desa Pusat Pertumbuhan (DPP) di Kawasan Agropolitan Payangan Kabupaten Gianyar berdasarkan Keputusan Bupati Gianyar Nomor 194 Tahun 2003. Selain itu, lokasi penelitian juga ditetapkan dengan fungsi utama sebagai daerah konservasi air, pengembangan agrowisata, dan culture heritage, yang dituangkan ke dalam Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 16 Tahun 2012 tentang RTRW, khususnya pada Bagian Kedua pasal 10 ayat 7.

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian III... · 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian...

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian III... · 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. ... (4) sebagai kawasan pengembangan berbagai

66

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif

akan mendeskripsikan fenomena-fenomena sesuai keadaan yang sebenarnya di

lapangan secara sistematis untuk memperoleh informasi atau gambaran yang jelas

tentang keadaan saat ini. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi,

wawancara (interview), penyebaran kuisioner, studi dokumen atau literatur yang

terkait dengan penelitian ini. Pendekatan tersebut akan mendeskripsikan keadaan

yang sebenarnya berdasarkan pendapat informan tentang faktor internal dan

eksternal yang berpengaruh dalam pengembangan Agrowisata Desa Kerta sebagai

pariwisata berkelanjutan di Kawasan Agropolitan Payangan Kabupaten Gianyar.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kerta, Kecamatan Payangan Kabupaten

Gianyar. Desa ini berada di Kawasan Agropolitan Payangan Kabupaten Gianyar

dan di Kawasan Agrowisata Gianyar Utara. Lokasi penelitian ditetapkan sebagai

Desa Pusat Pertumbuhan (DPP) di Kawasan Agropolitan Payangan Kabupaten

Gianyar berdasarkan Keputusan Bupati Gianyar Nomor 194 Tahun 2003. Selain

itu, lokasi penelitian juga ditetapkan dengan fungsi utama sebagai daerah

konservasi air, pengembangan agrowisata, dan culture heritage, yang dituangkan

ke dalam Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 16 Tahun 2012 tentang

RTRW, khususnya pada Bagian Kedua pasal 10 ayat 7.

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian III... · 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. ... (4) sebagai kawasan pengembangan berbagai

67

Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dan

didasari beberapa pertimbangan, antara lain yaitu (1) Desa Kerta memiliki potensi

pertanian cukup besar dengan lahan yang luas dan subur, (2) Desa Kerta berada

pada zona V (lima) dalam pengembangan wilayah Kabupaten Gianyar, yaitu Zona

Konservasi Air, Pengembangan Agrowisata dan Culture Heritage, (3) Desa Kerta

sebagai Pusat Pertumbuhan di Kawasan Agropolitan Payangan dan Pusat

Pengembangan Agrowisata Gianyar Utara, (4) sebagai kawasan pengembangan

berbagai komoditas pertanian seperti buah-buahan, sayur mayur, perkebunan,

florikultura (pisang hias/bunga potong tropika jenis Heliconia sp, (5) memiliki

banyak mata air dengan sungainya yang mengalir sepanjang tahun, (6) memiliki

hutan tropis dan hutan bambu yang relatif luas dan masih lestari, (7) memiliki

tradisi Bali Aga, adat istiadat dan budaya yang cukup beragam, (8) memiliki

peninggalan sejarah seperti sarkofagus dan goa-goa, dan (9) aktivitas wisata sudah

berkembang baik, seperti wisata bunga potong tropika “Sekar Bumi Farm”, wisata

Jembatan Kuning, wisata mancing, wisata tracking, wisata bersepeda (cycling),

wisata kano/tubing, wisata buggy dan quad.

Selain itu, Desa Kerta memiliki posisi strategis, berada di jalur utama

pariwisata dan kawasan pariwisata terkenal, yaitu Kawasan Pariwisata Batubulan –

Kintamani, Kawasan Pariwisata Ubud – Kintamani dan dekat dengan Kawasan

Pariwisata Tegalalang, yang merupakan pusat kerajinan di wilayah Kabupaten

Gianyar. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian III... · 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. ... (4) sebagai kawasan pengembangan berbagai

68

Gambar 3.1

Peta Lokasi Penelitian

PETA

WILAYAH

DESA KERTA

WILAYAH KABUPATEN GIANYAR

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian III... · 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. ... (4) sebagai kawasan pengembangan berbagai

69

3.3 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam operasionalnya, penelitian ini memiliki ruang lingkup yang dibatasi

dengan tiga variabel, yaitu potensi desa, variabel internal dan variabel eksternal.

3.3.1 Potensi Desa

Potensi desa adalah seluruh sumberdaya yang ada yang memiliki

keunggulan dan keunikan atau kekhasan, yang dapat dikembangkan menjadi daya

tarik Agrowisata maupun daya tarik wisata pendukung. Potensi ini, dapat berupa

potensi alam, potensi agro, potensi budaya dan atraksi. Penelitian ini dimaksudkan

untuk mengidentifikasi komponen-komponen pariwisata yang terdapat di lokasi

penelitian, antara lain atraksi (attraction), fasilitas (amenities), kelembagaan

(ancillary), aksesibilitas (accessibility), serta keterlibatan masyarakat lokal dalam

pengembangan agrowisata.

3.3.2 Variabel Internal

Variabel internal adalah kekuatan (strength) dan kelemahan (weaknesses)

yang dimiliki atau berasal dari lingkungan internal Agrowisata Desa Kerta sendiri.

Kekuatan (strength) merupakan keunggulan-keunggulan atau kelebihan-kelebihan

yang dimiliki Desa Kerta, baik berupa atraksi (attraction), fasilitas (amenities),

kelembagaan (ancillary), aksesibilitas (accessibility), maupun pola kehidupan

masyarakat. Sedangkan kelemahan (weaknesses) adalah segala kekurangan yang

ada atau yang dimiliki Agrowisata Desa Kerta

3.3.3 Variabel Eksternal

Variabel eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar lingkungan

berupa peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang mempengaruhi

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian III... · 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. ... (4) sebagai kawasan pengembangan berbagai

70

pengembangan Agrowisata Desa Kerta. Variabel eksternal dapat berupa situasi

sosial dan politik, kondisi ekonomi, perkembangan teknologi, kebijakan

pemerintah, situasi keamanan dan persaingan. Peluang (opportunities) adalah

kesempatan yang berasal dari luar lingkungan eksternal, yang mempengaruhi

pengembangan Agrowisata Desa Kerta, dan ancaman (threats) merupakan

serangan yang berasal dari luar lingkungan yang dapat mempengaruhi

pengembangan Agrowisata Desa Kerta.

3.4 Jenis dan Sumber Data

3.4.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan

kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur dengan angka-angka

melainkan berupa kata, kalimat, dan informasi-informasi lain yang sesuai dengan

kenyataan di lapangan, seperti gambaran umum lokasi penelitian, dan penjelasan-

penjelasanlainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Data Kuantitatif

yaitu data yang berupa angka-angka yang diperoleh dari obervasi, penyebaran

kuesioner, wawancara mendalam dan dari dokumen-dokumen yang berkaitan

dengan masalah yang diteliti.

Menurut Muhktar (2013:99-108) data adalah seluruh informasi empiris dan

dokumentatif yang diperoleh di lapangan sebagai pendukung ke arah konstruksi

ilmu secara ilmiah dan akademis. Data penelitian adalah “things known or

assumed”, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang sudah diketahui atau dianggap.

Diketahui, berarti sesuatu yang sudah terjadi sebagai fakta empirik (bukti yang

ditemukan secara empiris melalui penelitian).

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian III... · 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. ... (4) sebagai kawasan pengembangan berbagai

71

3.4.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data

primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah pimpinan instansi

atau lembaga atau orang yang dianggap memiliki kompetensi atau kemampuan

serta dapat mewakili instansi atau lembaga atau populasi dalam memberikan data

dan informasi-informasi tentang masalah yang diteliti. Sumber data primer dalam

penelitian ini terdiri dari 20 responden dari unsur masyarakat, 10 responden dari

unsur pemerintah, dan 14 responden dari unsur pelaku/pengusaha pariwisata.

Selain itu, sumber data primer, juga terdiri dari 11 informan dari unsur masyarakat,

delapan informan dari unsur pemerintah, dan delapan informan dari unsur

pelaku/pengusaha pariwisata serta para pakar atau orang yang memiliki kompetensi

atau mengetahui tentang permasalahan yang diteliti (pengembanggan Agrowisata

Desa Kerta).

Sumber data sekunder terdiri dari dokumen, literatur, buku, hasil-hasil

penelitian sebelumnya, jurnal, makalah, majalah, surat kabar, gambar-gambar, dan

tulisan-tulisan lainnya yang terkait dengan penelitian ini.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini, yakni (1) pedoman

Observasi, merupakan pendoman yang dipergunakan untuk menggali informasi

(data-data) secara langsung di lapangan; (2) Pedoman wawancara, adalah pedoman

yang dipergunakan untuk menggali data dari informan yang sudah ditentukan

melalui wawancara mendalam (indepth interview) terkait masalah yang diteliti; (3)

Kuesioner, adalah instrumen penelitian tersetruktur, yang diberikan kepada para

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian III... · 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. ... (4) sebagai kawasan pengembangan berbagai

72

responden yang telah ditentukan (unsur masyarakat, pemerintah dan

pelaku/pengusaha pariwisata) untuk mendapatkan jawaban/tanggapan tentang

potensi desa yang dapat dikembangkan sebagai produk agrowisata serta faktor

internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan Agrowisata Desa Kerta;

(4) Kamera, dipergunakan untuk mengambil gambar-gambar atau foto-foto objek

dan kegiatan penelitian (observasi dan wawancara) ; dan (5) Alat Perekam, yang

dipergunakan untuk merekam kegiatan wawancara dengan para informan yang

sudah ditentukan dalam penelitian ini.

Dalam penelitian, terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas hasil

penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data.

Dalam penelitian kuantitatif, kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan

validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan

dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen

dalam penelitian kuantitatif dapat berupa test, pedoman wawancara, pedoman

observasi, dan kuesioner. Sedangkan instrumen atau alat penelitian dalam

penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti sebagai

instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti siap melakukan penelitian

ke lapangan. Validasi peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap

pemahaman metode penelitian, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti,

kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik secara akademik maupun

logistiknya (Sugiyono, 2012:305-329).

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian III... · 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. ... (4) sebagai kawasan pengembangan berbagai

73

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua

tahapan. Pertama, pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumen (data

sekunder). Pada tahap ini data diperoleh atau digali dari dokumen-dokumen,

literatur-literatur, buku-buku, hasil-hasil penelitian sebelumnya, jurnal, makalah,

majalah, surat kabar, gambar-gambar, dan tulisan-tulisan lainnya yang relevan

dengan penelitian ini. Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data, informasi dan

materi penting serta rujukan untuk langkah pengumpulan data selanjutnya, yaitu

pengumpulan data primer. Tahap kedua pengumpulan data primer dilakukan

dengan tiga cara, yaitu observasi, penyebaran kuesioner dan wawancara. Teknik

pengumpulan data dengan cara observasi langsung di lapangan bertujuan untuk

memperoleh data atau informasi atau gambaran yang jelas tentang masalah yang

diteliti, yang sesuai dengan kondisi atau keadaan yang sebenarnya. Cara kedua

adalah pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner kepada duapuluh

responden dari unsur masyarakat, sepuluh responden dari unsur pemerintah, dan

empatbelas dari unsur pelaku/pengusaha pariwisata. Cara ketiga adalah melalui

wawancara mendalam (indepth interview) dengan sebelas informan dari unsur

masyarakat, delapan informan dari unsur pemerintah, dan delapan informan dari

unsur pelaku/pengusaha pariwisata.

3.6.1 Studi Dokumen

Pengumpulan data awal dalam penelitian ini, dilakukan melalui studi

dokumen yang relevan atau terkait dengan masalah yang diteliti. Data ini

merupakan data sekunder yang dijadikan rujukan dalam penelitian tahap

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian III... · 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. ... (4) sebagai kawasan pengembangan berbagai

74

selanjutnya. Dokumen-dokumen yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain

berupa buku-buku, literatur-literatur, hasil-hasil penelitian sebelumnya, jurnal,

makalah, majalah, artikel, surat kabar, gambar-gambar, dan laporan-laporan resmi,

yang diperoleh dari berbagai instansi pemerintah maupun swasta, kelompok

maupun perseorangan yang relevan atau terkait dengan masalah yang diteliti.

Menurut Gharuty (2009:10), studi dokumen merupakan teknik pengumpulan data

dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,

gambar, hasil karya, maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh kemudian

dianalisis, dibandingkan dan dipadukan membentuk satu hasil kajian yang

sistematis, padu dan utuh.

Nasoetion (2003:85) dalam Gunawan (2013:181), menyatakan bahwa ada

beberapa keuntungan dari penggunaan studi dokumen dalam penelitian kualitatif,

yaitu (1) bahan dokumenter itu telah ada, tersedia dan siap pakai; (2) penggunaan

bahan ini tidak meminta biaya, hanya memerlukan waktu untuk mempelajarinya;

(3) banyak pengetahuan yang dapat ditimba dari bahan itu bila dianalisis dengan

cermat, yang berguna bagi penelitian yang dijalankan; (4) dapat memberikan latar

belakang yang luas mengenai pokok penelitian; (5) dapat dijadikan bahan

triangulasi untuk mengecek kesesuaian data; dan (6) merupakan bahan utama

dalam penelitian historis. Menurut Gunawan (2013:180), kajian dokumen

merupakan sarana pembantu peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi

dengan cara membaca surat-surat, pengumuman, ikhtisar rapat, pernyataan tertulis

kebijakan tertentu dan bahan-bahan tulisan lainnya.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian III... · 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. ... (4) sebagai kawasan pengembangan berbagai

75

3.6.2 Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data primer, yang dilakukan dengan

cara pengamatan secara langsung di lapangan. Dalam penelitian ini observasi

dilakukan untuk memperoleh data primer berupa potensi desa yang dapat

dikembangkan sebagai produk agrowisata melalui pengamatan secara langsung

terhadap kondisi sebenarnya dan fenomena yang terjadi di lapangan. Di samping

itu, observasi juga dilakukan untuk memperoleh data tentang faktor internal

(kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) yang

mempengaruhi pengembangan Agrowisata Desa Kerta sebagai pariwisata

berkelanjutan di Kawasan Agropolitan Payangan Kabupaten Gianyar.

Observasi atau pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini,

menggunakan teknik observasi partisipasi atau terlibat (participant observation),

yaitu peneliti berada bersama atau terlibat langsung dalam situasi sosial yang

diteliti, dan merupakan bagian dari situasi sosial tersebut. Menurut Nasution

(2011:106), ilmu pengetahuan selalu diawali atau dimulai dengan observasi dan

selalu harus kembali kepada observasi untuk mengetahui kebenaran ilmu itu.

Melalui observasi diperoleh gambaran yang jelas tentang masalah yang diteliti dan

mungkin petunjuk-petunjuk tentang cara pemecahannya. Observasi dilakukan,

apabila belum banyak keterangan dimiliki tentang masalah yang diteliti, sehingga

diperlukan penjajakan melalui observasi.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian III... · 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. ... (4) sebagai kawasan pengembangan berbagai

76

3.6.3 Wawancara

Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam (indepth

interview), dilakukan terhadap para informan atau para pakar atau pihak-pihak

yang berkompeten dan dianggap mampu memberikan informasi tentang masalah

yang diteliti serta mewakili populasi sampel yang ada. Dalam penelitian ini,

wawancara mendalam dilakukan kepada 11 informan dari unsur masyarakat,

delapan informan dari unsur pemerintah, dan delapan informan dari unsur

pelaku/pengusaha pariwisata.

Wawancara mendalam dilakukan untuk menggali atau memperoleh data

tentang potensi desa yang sudah dan potensial dikembangkan sebagai produk

agrowisata, faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang

dan ancaman) yang mempengaruhi pengembangan Agrowisata Desa Kerta sebagai

pariwisata berkelanjutan di Kawasan Agropolitan Payangan Kabupaten Gianyar.

3.7 Teknik Penentuan Sampel

Teknik penentuan sampel mempergunakan teknik purposive sampling yaitu

cara penentuan sampel yang didasarkan atas tujuan tertentu. Dalam penelitian ini

informan ditentukan sebanyak sebelas orang dari unsur masyarakat, delapan orang

dari unsur pemerintah dan delapan orang dari unsur pelaku/pengusaha pariwisata.

Informan dari unsur masyarakat terdiri dari Sekretaris Desa, BPD, LPM, Badan

Pengelola Desa Wisata, Karang Taruna, Bendesa Pekraman, Kelian Banjar

Dinas/Adat, BUM Desa, Kelian Subak Abian, Pekaseh, dan Sekaa Teruna.

Informan dari unsur pemerintah terdiri dari Kepala Bappeda, Kepala BPMD,

Kadisparda, Kadis PU, Kadis Pertanian, Perhutanan dan Perkebunan, Pemdes,

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian III... · 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. ... (4) sebagai kawasan pengembangan berbagai

77

Camat, Kepala BPP, dan informan dari unsur pelaku/pengusaha pariwisata terdiri

dari Agen Perjalanan (Travel Agent), Pengusaha Penginapan seperti Villa/Pondok

Wisata, Pengusaha Rumah Makan (Restaurant), Pengelola/Manager Usaha Wisata,

dan Pemandu Wisata (Guide). Sedangkan responden dalam penelitian ditentukan

sebanyak duapuluh orang dari unsur masyarakat, sepuluh orang dari unsur

pemerintah dan empatbelas orang dari unsur pelaku/pengusaha pariwisata.

Menurut Sugiyono (2012:300-304), teknik pengambilan sampel dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu Probability Sampling dan Nonprobability

Sampling. Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih

menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi, simple random sampling,

proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random, dan

area (cluster) sampling (sampling menurut daerah). Sedangkan Nonprobability

Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih

menjadi sampel. Teknik ini meliputi, sampling sistematis, kouta, aksidental,

purposive, jenuh, snowball.

Purposive sampling dalam penelitian ini dipilih berdasarkan ciri-ciri

spesifik yang dimiliki oleh responden atau informan. Sebagai contoh, dianggap

dapat mewakili, mampu, mengetahui dan memahami tentang masalah yang diteliti.

Mewakili dalam hal ini berarti, responden atau informan yang dipilih dianggap

dapat mewakili masyarakat, kelompok atau populasi. Mampu dalam hal ini berarti

mampu memberikan penjelasan/pendapat dan informasi tentang agrowisata,

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian III... · 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. ... (4) sebagai kawasan pengembangan berbagai

78

khususnya Agrowisata Desa Kerta. Mengetahui dan memahami berarti responden

atau informan benar-benar mengetahui dan memahami tentang pengembangan

Agrowisata Desa Kerta, termasuk pemahaman tentang mengapa Desa Kerta

dijadikan sebagai pusat pengembangan Agrowisata Gianyar Utara, manfaat apa

yang akan diperoleh masyarakat, pemerintah daerah, pelaku dan pengusaha

pariwisata dari pengembangan Agrowisata Desa Kerta tersebut.

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis dilakukan dengan menggunakan Matriks Internal Eksternal dan

Analisis SWOT (Strengths Weaknesses Opportunities Threats). Menurut Sugiyono

2012:333), analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,

dengan mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-

unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan

yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri

sendiri maupun orang lain.

Analisis data dilakukan sejak mulai dan selama penelitian di lapangan,

sampai dengan penulisan hasil penelitian. Analisis dan pengolahan data dilakukan

melalui dua tahapan, pertama dilakukan secara bersamaan saat pengumpulan data

berlangsung di lapangan. Kedua dilakukan setelah pengumpulan data selesai.

Tahapan pertama dilakukan untuk mendapatkan fokus penelitian dan mendapatkan

data-data awal dari kegiatan observasi dan wawancara di lapangan. Analisis kedua

berfungsi untuk mengantisipasi berbagai temuan yang layak untuk dieksplorasi

lebih mendalam setelah survei di lapangan. Rangkaian alur ini ditempuh agar data

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian III... · 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. ... (4) sebagai kawasan pengembangan berbagai

79

dan analisis dapat dilakukan secara komprehensif, dan mampu

mengkontekstualisasi antara tujuan dan target penelitian dengan berbagai

kenyataan yang berkembang di lapangan (Arida, 2009:12).

Menurut Effendi dan Manning (2012:250-252), analisis data merupakan

proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan

diinterprestasikan. Dalam proses ini sering kali digunakan statistik. Salah satu

fungsi pokok statistik adalah menyederhanakan data penelitian yang amat besar

jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah untuk

dipahami. Muhktar (2013:120) menyatakan analisis data dalam penelitian kualitatif

adalah proses mengolah, memisahkan, mengelompokkan dan memadukan sejumlah

data yang dikumpulkan di lapangan secara empiris menjadi sebuah kumpulan

informasi ilmiah yang tersetruktur dan sistematis yang selanjutnya siap dikemas

menjadi laporan hasil penelitian.

3.8.1 Analisis Matriks Internal Eksternal

Matriks Internal Eksternal dipergunakan untuk merumuskan strategi umum

(grand strategi) yang akan diterapkan, setelah posisi Agrowisata Desa Kerta dalam

Matriks Internal Eksternal.dapat diketahui Untuk menentukan posisi Agrowisata

Desa Kerta di Kawasana Agropolitan Payangan, maka dilakukan tahapan analisis

matriks IFAS dan EFAS sebagai berikut:

1. Menentukan kekuatan dan kelemahan IFAS serta peluang dan ancaman

EFAS pada kolom 1;

2. Memberikan bobot pada masing-masing faktor dengan skala 1,0 (sangat

penting) sampai 0,0 (sangat tidak penting) berdasarkan pengaruh faktor-

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian III... · 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. ... (4) sebagai kawasan pengembangan berbagai

80

faktor tersebut terhadap pengembangan Agrowisata Desa Kerta. Pemberian

bobot dilakukan oleh birokrat, akademisi dan praktisi, yang berkompeten di

bidang agrowisata;

3. Menghitung rating pada masing-masing faktor dengan skala mulai dari 4

(sangat baik) sampai 1 berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap

pengembangan Agrowisata Desa Kerta;

4. Pada kolom 4, perkalian bobot dengan rating menghasilkan skor dengan

hasil yang bervariasi, yaitu mulai dari 4,0 (sangat baik) sampai dengan 1,0

(tidak baik);

5. Memberikan komentar terhadap factor-faktor yang dipilih sekaligus

menghitung skor pembobotannya.

Tabel 3.1

Internal Factor Analysis Summary (IFAS)

Faktor-faktor

Strategi Internal

Bobot

Rating

Skor

Bobot x Rating

Komentar

Kekuatan Kelemahan Total

Tabel 3.2

Eksternal Faktor Analysis Summary (EFAS)

Faktor-faktor

Strategi Esternal

Bobot

Rating

Skor

Bobot x Rating

Komentar

Peluang Ancaman Total

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian III... · 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. ... (4) sebagai kawasan pengembangan berbagai

81

Sumber: Rangkuti (2004)

Matriks internal eksternal ini dikembangkan dari model General Electric

(GE-Model). Parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal

perusahan dan pengaruh eksternal yang dihadapi. Tujuan penggunaan model ini

adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail

(Rangkuti, 1997:95). Pemberian interval penilaian atas posisi agrowisata terhadap

faktor internal dan eksternal menggunakan rumus seperti di bawah ini.

Interval = Range Kelas

Keterangan : Selisih nilai tertinggi dan terendah yakni 4 (sangat baik) sampai ai 1 (sangat kurang baik)

Range = 3 Kelas = Jenis penilaian (sangat baik, baik, kurang baik, sangat

kurang baik) Jadi interval penilaian = ¾ = 0,75

Dari rumus tersebut dapat ditentukan kriteria penilaian hasil analisis pada Tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3

Kriteria Hasil Analisis

Nilai Range Hasil 4 3,26 – 4,00 Sangat baik 3 2,51 – 3,25 Baik 2 1,76 – 2,50 Kurang baik 1 1,00 – 1,75 Sangat kurang baik

(Sumber: Rudika, 2004:77)

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian III... · 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. ... (4) sebagai kawasan pengembangan berbagai

82

Tabel 3.3, menggambarkan faktor internal dan eksternal Agrowisata Desa Kerta.

Indikator faktor internal dengan sebutan sangat baik diidentikkan dengan sangat

kuat, baik diidentikkan dengan kuat, kurang baik diidentikkan dengan lemah, dan

sangat kurang baik diidentikkan dengan sangat lemah. Kriteria baik dan sangat baik

memiliki rentang nilai 2,51 sampai 4,00 merupakan kekuatan, dan kriteria kurang

baik dan sangat kurang baik memiliki rentang nilai 1,00 sampai 2,50 merupakan

kelemahan. Indikator faktor eksternal yang masuk dalam kriteria baik dan sangat

baik dengan rentang nilai 2,51–4,00 adalah peluang, tetapi jika nilai yang diperoleh

masuk dalam kriteria kurang baik dan sangat kurang baik dengan rentang nilai

1,00-2,5, merupakan ancaman bagi pengembangan Agrowisata Desa Kerta.

Matriks Internal Eksternal (IE) terdiri dari dua dimensi yaitu total skor dari

matriks IFE pada sumbu X dan total skor dari matriks EFE pada sumbu Y. Matriks

IE bermanfaat untuk memposisikan suatu SBU perusahan ke dalam matriks yang

terdiri dari sembilan sel, seperti pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Matriks Internal-Eksternal

Evaluasi Faktor Internal (Total Nilai IFE yang diberi bobot)

4,0 3,0 2,0 1,0

Evaluasi

Faktor

Eksternal

(Total nilai EFE)

3,0

2,0

1,0

I II III IV V VI VII VIII IX

(Sumber: David 1995:210)

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian III... · 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. ... (4) sebagai kawasan pengembangan berbagai

83

Tabel 3.4 di atas, menggambarkan sembilan sel dengan tiga implikasi strategi yang

berbeda, yaitu sebagai berikut.

1. Pada Sel I, II, IV, strategi yang harus diterapkan adalah Grow and Build,

yaitu strategi penetrasi pasar, pengembangan produk dan pasar.

2. Pada Sel III, V dan VII, strategi yang dibutuhkan adalah Hold and

Maintain, yaitu penetrasi pasar dan pengembangan produk.

3. Pada Sel VI, VIII dan IX, dibutuhkan penerapan strategi Harvest or Diverst.

3.8.2 Analisis SWOT

Analisis SWOT dipergunakan untuk mengkaji faktor internal dan faktor

eksternal dalam pengembangan Agrowisata Desa Kerta. Kombinasi antara

kekuatan dan kelemahan dengan peluang dan ancaman diperoleh Matriks SWOT,

seperti pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5

Matriks SWOT

IFAS

EFAS

Kekuatan/Strength (S)

Kelemahan/Weaknesses (W)

Peluang

(Opportunities)

(O)

Strategi SO

1

Ciptakan strategi yang menggunakan

kekuatan untuk memanfaatkan

peluang

Strategi WO

3

Coptakan strategi dengan

meminimalkan kelemahan untuk

memanfaatkan peluang

Ancaman

(Threats)

(T)

Strategi ST

2

Ciptakan strategi yang menggunakan

kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi WT

4

Ciptakan strategi dengan

meminimalkan kelemahan dan

menghindari ancaman

Matriks Strengths - Weaknesses – Opportunities - Threats (SWOT)

merupakan alat pencocokan yang akan membantu perumusan strategi

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian III... · 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. ... (4) sebagai kawasan pengembangan berbagai

84

pengembangan Agrowisata Desa Kerta. Dalam matriks SWOT ada empat tipe

strategi, yaitu strategi SO, strategi WO, strategi ST, dan strategi WT.

Langkah-langkah analisis SWOT adalah sebagai berikut:

1. Menuliskan kekuatan dan kelemahan yang menentukan pengembangan.

2. Menuliskan peluang dan ancaman yang menentukan pengembangan.

3. Mencocokkan kekuatan dengan peluang dan mencatat hasil strategi SO.

4. Mencocokkan kelemahan dengan peluang dan mencatat hasil strategi WO.

5. Mencocokkan kekuatan dengan ancaman dan mencatat hasil strategi ST.

6. Mencocokkan kelemahan dan ancaman serta mencatat hasil strategi WT.

Menurut Rangkuti (1997:19-21), analisis SWOT adalah identifikasi

berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahan. Analisis ini

didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan

peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan

(Weaknesses) dan ancaman (Threats).

3.9 Teknik Penyajian Hasil Analisis Data

Penyajian hasil analisis data dilakukan dengan dua cara yaitu formal dan

informal. Penyajian hasil analisis data secara formal, disajikan dalam bentuk tabel,

sedangkan penyajian hasil analisis data secara informal dilakukan dengan

penjelasan-penjelasan atau dalam bentuk naratif. Hasil analisis data dalam

penelitian ini disajikan secara formal dan informal, yaitu dalam bentuk tabel

maupun narasi atau penjelasan-penjelasan yang mudah dipahami, berdasarkan

Matriks IFAS dan EFAS serta analisis SWOT.