BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian III... · 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian III... · 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian...
66
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif
akan mendeskripsikan fenomena-fenomena sesuai keadaan yang sebenarnya di
lapangan secara sistematis untuk memperoleh informasi atau gambaran yang jelas
tentang keadaan saat ini. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi,
wawancara (interview), penyebaran kuisioner, studi dokumen atau literatur yang
terkait dengan penelitian ini. Pendekatan tersebut akan mendeskripsikan keadaan
yang sebenarnya berdasarkan pendapat informan tentang faktor internal dan
eksternal yang berpengaruh dalam pengembangan Agrowisata Desa Kerta sebagai
pariwisata berkelanjutan di Kawasan Agropolitan Payangan Kabupaten Gianyar.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kerta, Kecamatan Payangan Kabupaten
Gianyar. Desa ini berada di Kawasan Agropolitan Payangan Kabupaten Gianyar
dan di Kawasan Agrowisata Gianyar Utara. Lokasi penelitian ditetapkan sebagai
Desa Pusat Pertumbuhan (DPP) di Kawasan Agropolitan Payangan Kabupaten
Gianyar berdasarkan Keputusan Bupati Gianyar Nomor 194 Tahun 2003. Selain
itu, lokasi penelitian juga ditetapkan dengan fungsi utama sebagai daerah
konservasi air, pengembangan agrowisata, dan culture heritage, yang dituangkan
ke dalam Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 16 Tahun 2012 tentang
RTRW, khususnya pada Bagian Kedua pasal 10 ayat 7.
67
Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dan
didasari beberapa pertimbangan, antara lain yaitu (1) Desa Kerta memiliki potensi
pertanian cukup besar dengan lahan yang luas dan subur, (2) Desa Kerta berada
pada zona V (lima) dalam pengembangan wilayah Kabupaten Gianyar, yaitu Zona
Konservasi Air, Pengembangan Agrowisata dan Culture Heritage, (3) Desa Kerta
sebagai Pusat Pertumbuhan di Kawasan Agropolitan Payangan dan Pusat
Pengembangan Agrowisata Gianyar Utara, (4) sebagai kawasan pengembangan
berbagai komoditas pertanian seperti buah-buahan, sayur mayur, perkebunan,
florikultura (pisang hias/bunga potong tropika jenis Heliconia sp, (5) memiliki
banyak mata air dengan sungainya yang mengalir sepanjang tahun, (6) memiliki
hutan tropis dan hutan bambu yang relatif luas dan masih lestari, (7) memiliki
tradisi Bali Aga, adat istiadat dan budaya yang cukup beragam, (8) memiliki
peninggalan sejarah seperti sarkofagus dan goa-goa, dan (9) aktivitas wisata sudah
berkembang baik, seperti wisata bunga potong tropika “Sekar Bumi Farm”, wisata
Jembatan Kuning, wisata mancing, wisata tracking, wisata bersepeda (cycling),
wisata kano/tubing, wisata buggy dan quad.
Selain itu, Desa Kerta memiliki posisi strategis, berada di jalur utama
pariwisata dan kawasan pariwisata terkenal, yaitu Kawasan Pariwisata Batubulan –
Kintamani, Kawasan Pariwisata Ubud – Kintamani dan dekat dengan Kawasan
Pariwisata Tegalalang, yang merupakan pusat kerajinan di wilayah Kabupaten
Gianyar. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.
68
Gambar 3.1
Peta Lokasi Penelitian
PETA
WILAYAH
DESA KERTA
WILAYAH KABUPATEN GIANYAR
69
3.3 Ruang Lingkup Penelitian
Dalam operasionalnya, penelitian ini memiliki ruang lingkup yang dibatasi
dengan tiga variabel, yaitu potensi desa, variabel internal dan variabel eksternal.
3.3.1 Potensi Desa
Potensi desa adalah seluruh sumberdaya yang ada yang memiliki
keunggulan dan keunikan atau kekhasan, yang dapat dikembangkan menjadi daya
tarik Agrowisata maupun daya tarik wisata pendukung. Potensi ini, dapat berupa
potensi alam, potensi agro, potensi budaya dan atraksi. Penelitian ini dimaksudkan
untuk mengidentifikasi komponen-komponen pariwisata yang terdapat di lokasi
penelitian, antara lain atraksi (attraction), fasilitas (amenities), kelembagaan
(ancillary), aksesibilitas (accessibility), serta keterlibatan masyarakat lokal dalam
pengembangan agrowisata.
3.3.2 Variabel Internal
Variabel internal adalah kekuatan (strength) dan kelemahan (weaknesses)
yang dimiliki atau berasal dari lingkungan internal Agrowisata Desa Kerta sendiri.
Kekuatan (strength) merupakan keunggulan-keunggulan atau kelebihan-kelebihan
yang dimiliki Desa Kerta, baik berupa atraksi (attraction), fasilitas (amenities),
kelembagaan (ancillary), aksesibilitas (accessibility), maupun pola kehidupan
masyarakat. Sedangkan kelemahan (weaknesses) adalah segala kekurangan yang
ada atau yang dimiliki Agrowisata Desa Kerta
3.3.3 Variabel Eksternal
Variabel eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar lingkungan
berupa peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang mempengaruhi
70
pengembangan Agrowisata Desa Kerta. Variabel eksternal dapat berupa situasi
sosial dan politik, kondisi ekonomi, perkembangan teknologi, kebijakan
pemerintah, situasi keamanan dan persaingan. Peluang (opportunities) adalah
kesempatan yang berasal dari luar lingkungan eksternal, yang mempengaruhi
pengembangan Agrowisata Desa Kerta, dan ancaman (threats) merupakan
serangan yang berasal dari luar lingkungan yang dapat mempengaruhi
pengembangan Agrowisata Desa Kerta.
3.4 Jenis dan Sumber Data
3.4.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur dengan angka-angka
melainkan berupa kata, kalimat, dan informasi-informasi lain yang sesuai dengan
kenyataan di lapangan, seperti gambaran umum lokasi penelitian, dan penjelasan-
penjelasanlainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Data Kuantitatif
yaitu data yang berupa angka-angka yang diperoleh dari obervasi, penyebaran
kuesioner, wawancara mendalam dan dari dokumen-dokumen yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti.
Menurut Muhktar (2013:99-108) data adalah seluruh informasi empiris dan
dokumentatif yang diperoleh di lapangan sebagai pendukung ke arah konstruksi
ilmu secara ilmiah dan akademis. Data penelitian adalah “things known or
assumed”, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang sudah diketahui atau dianggap.
Diketahui, berarti sesuatu yang sudah terjadi sebagai fakta empirik (bukti yang
ditemukan secara empiris melalui penelitian).
71
3.4.2 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data
primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah pimpinan instansi
atau lembaga atau orang yang dianggap memiliki kompetensi atau kemampuan
serta dapat mewakili instansi atau lembaga atau populasi dalam memberikan data
dan informasi-informasi tentang masalah yang diteliti. Sumber data primer dalam
penelitian ini terdiri dari 20 responden dari unsur masyarakat, 10 responden dari
unsur pemerintah, dan 14 responden dari unsur pelaku/pengusaha pariwisata.
Selain itu, sumber data primer, juga terdiri dari 11 informan dari unsur masyarakat,
delapan informan dari unsur pemerintah, dan delapan informan dari unsur
pelaku/pengusaha pariwisata serta para pakar atau orang yang memiliki kompetensi
atau mengetahui tentang permasalahan yang diteliti (pengembanggan Agrowisata
Desa Kerta).
Sumber data sekunder terdiri dari dokumen, literatur, buku, hasil-hasil
penelitian sebelumnya, jurnal, makalah, majalah, surat kabar, gambar-gambar, dan
tulisan-tulisan lainnya yang terkait dengan penelitian ini.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini, yakni (1) pedoman
Observasi, merupakan pendoman yang dipergunakan untuk menggali informasi
(data-data) secara langsung di lapangan; (2) Pedoman wawancara, adalah pedoman
yang dipergunakan untuk menggali data dari informan yang sudah ditentukan
melalui wawancara mendalam (indepth interview) terkait masalah yang diteliti; (3)
Kuesioner, adalah instrumen penelitian tersetruktur, yang diberikan kepada para
72
responden yang telah ditentukan (unsur masyarakat, pemerintah dan
pelaku/pengusaha pariwisata) untuk mendapatkan jawaban/tanggapan tentang
potensi desa yang dapat dikembangkan sebagai produk agrowisata serta faktor
internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan Agrowisata Desa Kerta;
(4) Kamera, dipergunakan untuk mengambil gambar-gambar atau foto-foto objek
dan kegiatan penelitian (observasi dan wawancara) ; dan (5) Alat Perekam, yang
dipergunakan untuk merekam kegiatan wawancara dengan para informan yang
sudah ditentukan dalam penelitian ini.
Dalam penelitian, terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas hasil
penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data.
Dalam penelitian kuantitatif, kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan
validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan
dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen
dalam penelitian kuantitatif dapat berupa test, pedoman wawancara, pedoman
observasi, dan kuesioner. Sedangkan instrumen atau alat penelitian dalam
penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti sebagai
instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti siap melakukan penelitian
ke lapangan. Validasi peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap
pemahaman metode penelitian, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti,
kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik secara akademik maupun
logistiknya (Sugiyono, 2012:305-329).
73
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua
tahapan. Pertama, pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumen (data
sekunder). Pada tahap ini data diperoleh atau digali dari dokumen-dokumen,
literatur-literatur, buku-buku, hasil-hasil penelitian sebelumnya, jurnal, makalah,
majalah, surat kabar, gambar-gambar, dan tulisan-tulisan lainnya yang relevan
dengan penelitian ini. Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data, informasi dan
materi penting serta rujukan untuk langkah pengumpulan data selanjutnya, yaitu
pengumpulan data primer. Tahap kedua pengumpulan data primer dilakukan
dengan tiga cara, yaitu observasi, penyebaran kuesioner dan wawancara. Teknik
pengumpulan data dengan cara observasi langsung di lapangan bertujuan untuk
memperoleh data atau informasi atau gambaran yang jelas tentang masalah yang
diteliti, yang sesuai dengan kondisi atau keadaan yang sebenarnya. Cara kedua
adalah pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner kepada duapuluh
responden dari unsur masyarakat, sepuluh responden dari unsur pemerintah, dan
empatbelas dari unsur pelaku/pengusaha pariwisata. Cara ketiga adalah melalui
wawancara mendalam (indepth interview) dengan sebelas informan dari unsur
masyarakat, delapan informan dari unsur pemerintah, dan delapan informan dari
unsur pelaku/pengusaha pariwisata.
3.6.1 Studi Dokumen
Pengumpulan data awal dalam penelitian ini, dilakukan melalui studi
dokumen yang relevan atau terkait dengan masalah yang diteliti. Data ini
merupakan data sekunder yang dijadikan rujukan dalam penelitian tahap
74
selanjutnya. Dokumen-dokumen yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain
berupa buku-buku, literatur-literatur, hasil-hasil penelitian sebelumnya, jurnal,
makalah, majalah, artikel, surat kabar, gambar-gambar, dan laporan-laporan resmi,
yang diperoleh dari berbagai instansi pemerintah maupun swasta, kelompok
maupun perseorangan yang relevan atau terkait dengan masalah yang diteliti.
Menurut Gharuty (2009:10), studi dokumen merupakan teknik pengumpulan data
dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
gambar, hasil karya, maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh kemudian
dianalisis, dibandingkan dan dipadukan membentuk satu hasil kajian yang
sistematis, padu dan utuh.
Nasoetion (2003:85) dalam Gunawan (2013:181), menyatakan bahwa ada
beberapa keuntungan dari penggunaan studi dokumen dalam penelitian kualitatif,
yaitu (1) bahan dokumenter itu telah ada, tersedia dan siap pakai; (2) penggunaan
bahan ini tidak meminta biaya, hanya memerlukan waktu untuk mempelajarinya;
(3) banyak pengetahuan yang dapat ditimba dari bahan itu bila dianalisis dengan
cermat, yang berguna bagi penelitian yang dijalankan; (4) dapat memberikan latar
belakang yang luas mengenai pokok penelitian; (5) dapat dijadikan bahan
triangulasi untuk mengecek kesesuaian data; dan (6) merupakan bahan utama
dalam penelitian historis. Menurut Gunawan (2013:180), kajian dokumen
merupakan sarana pembantu peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi
dengan cara membaca surat-surat, pengumuman, ikhtisar rapat, pernyataan tertulis
kebijakan tertentu dan bahan-bahan tulisan lainnya.
75
3.6.2 Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data primer, yang dilakukan dengan
cara pengamatan secara langsung di lapangan. Dalam penelitian ini observasi
dilakukan untuk memperoleh data primer berupa potensi desa yang dapat
dikembangkan sebagai produk agrowisata melalui pengamatan secara langsung
terhadap kondisi sebenarnya dan fenomena yang terjadi di lapangan. Di samping
itu, observasi juga dilakukan untuk memperoleh data tentang faktor internal
(kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) yang
mempengaruhi pengembangan Agrowisata Desa Kerta sebagai pariwisata
berkelanjutan di Kawasan Agropolitan Payangan Kabupaten Gianyar.
Observasi atau pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini,
menggunakan teknik observasi partisipasi atau terlibat (participant observation),
yaitu peneliti berada bersama atau terlibat langsung dalam situasi sosial yang
diteliti, dan merupakan bagian dari situasi sosial tersebut. Menurut Nasution
(2011:106), ilmu pengetahuan selalu diawali atau dimulai dengan observasi dan
selalu harus kembali kepada observasi untuk mengetahui kebenaran ilmu itu.
Melalui observasi diperoleh gambaran yang jelas tentang masalah yang diteliti dan
mungkin petunjuk-petunjuk tentang cara pemecahannya. Observasi dilakukan,
apabila belum banyak keterangan dimiliki tentang masalah yang diteliti, sehingga
diperlukan penjajakan melalui observasi.
76
3.6.3 Wawancara
Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam (indepth
interview), dilakukan terhadap para informan atau para pakar atau pihak-pihak
yang berkompeten dan dianggap mampu memberikan informasi tentang masalah
yang diteliti serta mewakili populasi sampel yang ada. Dalam penelitian ini,
wawancara mendalam dilakukan kepada 11 informan dari unsur masyarakat,
delapan informan dari unsur pemerintah, dan delapan informan dari unsur
pelaku/pengusaha pariwisata.
Wawancara mendalam dilakukan untuk menggali atau memperoleh data
tentang potensi desa yang sudah dan potensial dikembangkan sebagai produk
agrowisata, faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang
dan ancaman) yang mempengaruhi pengembangan Agrowisata Desa Kerta sebagai
pariwisata berkelanjutan di Kawasan Agropolitan Payangan Kabupaten Gianyar.
3.7 Teknik Penentuan Sampel
Teknik penentuan sampel mempergunakan teknik purposive sampling yaitu
cara penentuan sampel yang didasarkan atas tujuan tertentu. Dalam penelitian ini
informan ditentukan sebanyak sebelas orang dari unsur masyarakat, delapan orang
dari unsur pemerintah dan delapan orang dari unsur pelaku/pengusaha pariwisata.
Informan dari unsur masyarakat terdiri dari Sekretaris Desa, BPD, LPM, Badan
Pengelola Desa Wisata, Karang Taruna, Bendesa Pekraman, Kelian Banjar
Dinas/Adat, BUM Desa, Kelian Subak Abian, Pekaseh, dan Sekaa Teruna.
Informan dari unsur pemerintah terdiri dari Kepala Bappeda, Kepala BPMD,
Kadisparda, Kadis PU, Kadis Pertanian, Perhutanan dan Perkebunan, Pemdes,
77
Camat, Kepala BPP, dan informan dari unsur pelaku/pengusaha pariwisata terdiri
dari Agen Perjalanan (Travel Agent), Pengusaha Penginapan seperti Villa/Pondok
Wisata, Pengusaha Rumah Makan (Restaurant), Pengelola/Manager Usaha Wisata,
dan Pemandu Wisata (Guide). Sedangkan responden dalam penelitian ditentukan
sebanyak duapuluh orang dari unsur masyarakat, sepuluh orang dari unsur
pemerintah dan empatbelas orang dari unsur pelaku/pengusaha pariwisata.
Menurut Sugiyono (2012:300-304), teknik pengambilan sampel dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu Probability Sampling dan Nonprobability
Sampling. Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi, simple random sampling,
proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random, dan
area (cluster) sampling (sampling menurut daerah). Sedangkan Nonprobability
Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel. Teknik ini meliputi, sampling sistematis, kouta, aksidental,
purposive, jenuh, snowball.
Purposive sampling dalam penelitian ini dipilih berdasarkan ciri-ciri
spesifik yang dimiliki oleh responden atau informan. Sebagai contoh, dianggap
dapat mewakili, mampu, mengetahui dan memahami tentang masalah yang diteliti.
Mewakili dalam hal ini berarti, responden atau informan yang dipilih dianggap
dapat mewakili masyarakat, kelompok atau populasi. Mampu dalam hal ini berarti
mampu memberikan penjelasan/pendapat dan informasi tentang agrowisata,
78
khususnya Agrowisata Desa Kerta. Mengetahui dan memahami berarti responden
atau informan benar-benar mengetahui dan memahami tentang pengembangan
Agrowisata Desa Kerta, termasuk pemahaman tentang mengapa Desa Kerta
dijadikan sebagai pusat pengembangan Agrowisata Gianyar Utara, manfaat apa
yang akan diperoleh masyarakat, pemerintah daerah, pelaku dan pengusaha
pariwisata dari pengembangan Agrowisata Desa Kerta tersebut.
3.8 Teknik Analisis Data
Analisis dilakukan dengan menggunakan Matriks Internal Eksternal dan
Analisis SWOT (Strengths Weaknesses Opportunities Threats). Menurut Sugiyono
2012:333), analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-
unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri
sendiri maupun orang lain.
Analisis data dilakukan sejak mulai dan selama penelitian di lapangan,
sampai dengan penulisan hasil penelitian. Analisis dan pengolahan data dilakukan
melalui dua tahapan, pertama dilakukan secara bersamaan saat pengumpulan data
berlangsung di lapangan. Kedua dilakukan setelah pengumpulan data selesai.
Tahapan pertama dilakukan untuk mendapatkan fokus penelitian dan mendapatkan
data-data awal dari kegiatan observasi dan wawancara di lapangan. Analisis kedua
berfungsi untuk mengantisipasi berbagai temuan yang layak untuk dieksplorasi
lebih mendalam setelah survei di lapangan. Rangkaian alur ini ditempuh agar data
79
dan analisis dapat dilakukan secara komprehensif, dan mampu
mengkontekstualisasi antara tujuan dan target penelitian dengan berbagai
kenyataan yang berkembang di lapangan (Arida, 2009:12).
Menurut Effendi dan Manning (2012:250-252), analisis data merupakan
proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan
diinterprestasikan. Dalam proses ini sering kali digunakan statistik. Salah satu
fungsi pokok statistik adalah menyederhanakan data penelitian yang amat besar
jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah untuk
dipahami. Muhktar (2013:120) menyatakan analisis data dalam penelitian kualitatif
adalah proses mengolah, memisahkan, mengelompokkan dan memadukan sejumlah
data yang dikumpulkan di lapangan secara empiris menjadi sebuah kumpulan
informasi ilmiah yang tersetruktur dan sistematis yang selanjutnya siap dikemas
menjadi laporan hasil penelitian.
3.8.1 Analisis Matriks Internal Eksternal
Matriks Internal Eksternal dipergunakan untuk merumuskan strategi umum
(grand strategi) yang akan diterapkan, setelah posisi Agrowisata Desa Kerta dalam
Matriks Internal Eksternal.dapat diketahui Untuk menentukan posisi Agrowisata
Desa Kerta di Kawasana Agropolitan Payangan, maka dilakukan tahapan analisis
matriks IFAS dan EFAS sebagai berikut:
1. Menentukan kekuatan dan kelemahan IFAS serta peluang dan ancaman
EFAS pada kolom 1;
2. Memberikan bobot pada masing-masing faktor dengan skala 1,0 (sangat
penting) sampai 0,0 (sangat tidak penting) berdasarkan pengaruh faktor-
80
faktor tersebut terhadap pengembangan Agrowisata Desa Kerta. Pemberian
bobot dilakukan oleh birokrat, akademisi dan praktisi, yang berkompeten di
bidang agrowisata;
3. Menghitung rating pada masing-masing faktor dengan skala mulai dari 4
(sangat baik) sampai 1 berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap
pengembangan Agrowisata Desa Kerta;
4. Pada kolom 4, perkalian bobot dengan rating menghasilkan skor dengan
hasil yang bervariasi, yaitu mulai dari 4,0 (sangat baik) sampai dengan 1,0
(tidak baik);
5. Memberikan komentar terhadap factor-faktor yang dipilih sekaligus
menghitung skor pembobotannya.
Tabel 3.1
Internal Factor Analysis Summary (IFAS)
Faktor-faktor
Strategi Internal
Bobot
Rating
Skor
Bobot x Rating
Komentar
Kekuatan Kelemahan Total
Tabel 3.2
Eksternal Faktor Analysis Summary (EFAS)
Faktor-faktor
Strategi Esternal
Bobot
Rating
Skor
Bobot x Rating
Komentar
Peluang Ancaman Total
81
Sumber: Rangkuti (2004)
Matriks internal eksternal ini dikembangkan dari model General Electric
(GE-Model). Parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal
perusahan dan pengaruh eksternal yang dihadapi. Tujuan penggunaan model ini
adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail
(Rangkuti, 1997:95). Pemberian interval penilaian atas posisi agrowisata terhadap
faktor internal dan eksternal menggunakan rumus seperti di bawah ini.
Interval = Range Kelas
Keterangan : Selisih nilai tertinggi dan terendah yakni 4 (sangat baik) sampai ai 1 (sangat kurang baik)
Range = 3 Kelas = Jenis penilaian (sangat baik, baik, kurang baik, sangat
kurang baik) Jadi interval penilaian = ¾ = 0,75
Dari rumus tersebut dapat ditentukan kriteria penilaian hasil analisis pada Tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.3
Kriteria Hasil Analisis
Nilai Range Hasil 4 3,26 – 4,00 Sangat baik 3 2,51 – 3,25 Baik 2 1,76 – 2,50 Kurang baik 1 1,00 – 1,75 Sangat kurang baik
(Sumber: Rudika, 2004:77)
82
Tabel 3.3, menggambarkan faktor internal dan eksternal Agrowisata Desa Kerta.
Indikator faktor internal dengan sebutan sangat baik diidentikkan dengan sangat
kuat, baik diidentikkan dengan kuat, kurang baik diidentikkan dengan lemah, dan
sangat kurang baik diidentikkan dengan sangat lemah. Kriteria baik dan sangat baik
memiliki rentang nilai 2,51 sampai 4,00 merupakan kekuatan, dan kriteria kurang
baik dan sangat kurang baik memiliki rentang nilai 1,00 sampai 2,50 merupakan
kelemahan. Indikator faktor eksternal yang masuk dalam kriteria baik dan sangat
baik dengan rentang nilai 2,51–4,00 adalah peluang, tetapi jika nilai yang diperoleh
masuk dalam kriteria kurang baik dan sangat kurang baik dengan rentang nilai
1,00-2,5, merupakan ancaman bagi pengembangan Agrowisata Desa Kerta.
Matriks Internal Eksternal (IE) terdiri dari dua dimensi yaitu total skor dari
matriks IFE pada sumbu X dan total skor dari matriks EFE pada sumbu Y. Matriks
IE bermanfaat untuk memposisikan suatu SBU perusahan ke dalam matriks yang
terdiri dari sembilan sel, seperti pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Matriks Internal-Eksternal
Evaluasi Faktor Internal (Total Nilai IFE yang diberi bobot)
4,0 3,0 2,0 1,0
Evaluasi
Faktor
Eksternal
(Total nilai EFE)
3,0
2,0
1,0
I II III IV V VI VII VIII IX
(Sumber: David 1995:210)
83
Tabel 3.4 di atas, menggambarkan sembilan sel dengan tiga implikasi strategi yang
berbeda, yaitu sebagai berikut.
1. Pada Sel I, II, IV, strategi yang harus diterapkan adalah Grow and Build,
yaitu strategi penetrasi pasar, pengembangan produk dan pasar.
2. Pada Sel III, V dan VII, strategi yang dibutuhkan adalah Hold and
Maintain, yaitu penetrasi pasar dan pengembangan produk.
3. Pada Sel VI, VIII dan IX, dibutuhkan penerapan strategi Harvest or Diverst.
3.8.2 Analisis SWOT
Analisis SWOT dipergunakan untuk mengkaji faktor internal dan faktor
eksternal dalam pengembangan Agrowisata Desa Kerta. Kombinasi antara
kekuatan dan kelemahan dengan peluang dan ancaman diperoleh Matriks SWOT,
seperti pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5
Matriks SWOT
IFAS
EFAS
Kekuatan/Strength (S)
Kelemahan/Weaknesses (W)
Peluang
(Opportunities)
(O)
Strategi SO
1
Ciptakan strategi yang menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan
peluang
Strategi WO
3
Coptakan strategi dengan
meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang
Ancaman
(Threats)
(T)
Strategi ST
2
Ciptakan strategi yang menggunakan
kekuatan untuk mengatasi ancaman
Strategi WT
4
Ciptakan strategi dengan
meminimalkan kelemahan dan
menghindari ancaman
Matriks Strengths - Weaknesses – Opportunities - Threats (SWOT)
merupakan alat pencocokan yang akan membantu perumusan strategi
84
pengembangan Agrowisata Desa Kerta. Dalam matriks SWOT ada empat tipe
strategi, yaitu strategi SO, strategi WO, strategi ST, dan strategi WT.
Langkah-langkah analisis SWOT adalah sebagai berikut:
1. Menuliskan kekuatan dan kelemahan yang menentukan pengembangan.
2. Menuliskan peluang dan ancaman yang menentukan pengembangan.
3. Mencocokkan kekuatan dengan peluang dan mencatat hasil strategi SO.
4. Mencocokkan kelemahan dengan peluang dan mencatat hasil strategi WO.
5. Mencocokkan kekuatan dengan ancaman dan mencatat hasil strategi ST.
6. Mencocokkan kelemahan dan ancaman serta mencatat hasil strategi WT.
Menurut Rangkuti (1997:19-21), analisis SWOT adalah identifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahan. Analisis ini
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan
peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(Weaknesses) dan ancaman (Threats).
3.9 Teknik Penyajian Hasil Analisis Data
Penyajian hasil analisis data dilakukan dengan dua cara yaitu formal dan
informal. Penyajian hasil analisis data secara formal, disajikan dalam bentuk tabel,
sedangkan penyajian hasil analisis data secara informal dilakukan dengan
penjelasan-penjelasan atau dalam bentuk naratif. Hasil analisis data dalam
penelitian ini disajikan secara formal dan informal, yaitu dalam bentuk tabel
maupun narasi atau penjelasan-penjelasan yang mudah dipahami, berdasarkan
Matriks IFAS dan EFAS serta analisis SWOT.