BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitiandigilib.unila.ac.id/2660/9/BAB III.pdf · ... Guru...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitiandigilib.unila.ac.id/2660/9/BAB III.pdf · ... Guru...
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas, yaitu suatu bentuk
investigasi yang bersifat reflektif partisipatif, kolaboratif dan spiral, yang
bertujuan untuk melakukan perbaikan sistem, metode kerja, proses, isi,
kompetensi dan situasi (Arikunto, 2006: 104). Penelitian tindakan merupakan
satu rangkaian langkah yang terdiri dari kegiatan; perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan pengamatan, serta kegiatan refleksi.
Dalam tahap perencanaan meliputi kegiatan; pembuatan jadwal
pelaksanaan, skenario pembelajaran, media, lembar tes, lembar observasi
aktivitas siswa dan guru. Tahap pelaksanaan penelitian mencakup kegiatan
observasi dan analisis aktivitas siswa dan kinerja guru. Tahap Refleksi
merupakan tahapan analisis terhadap hasil pengamatan dan pengolahan data
sebagai bahan pertimbangan dan perenungan perbaikan tindakan pada siklus
berikutnya. Alur siklus tindakan penelitian disajikan seperti gambar berikut:
93
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2006: 105)
Tindakan
Tindakan
Refleksi
Pengamatan
dan Evaluasi
Rencana Awal
Pengamatan
dan Evaluasi
Rencana yang
telah direvisi
Refleksi
Pengamatan
dan Evaluasi
Rencana yang
telah direvisi
Refleksi
Tindakan
Rencana yang
telah direvisi
Siklus 3
Siklus 2
Siklus 1
94
3.2 Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pekalongan pada Semester
Genap Tahun Pelajaran 2012/2013.
3.3 Lama Tindakan dan Indikator Keberhasilan
3.3.1. Lama Tindakan
Penelitian tindakan ini dilaksanakan pada bulan Januari – April 2013.
Penelitian tindakan ini dibantu oleh teman sejawat dalam satu sekolah dan
pengawas rumpun mata pelajaran IPA Dinas Pendidikan Kabupaten Lampung
Timur sebagai observer.
3.3.2. Indikator Keberhasilan
Kriteria keberhasilan berguna sebagai bahan pertimbangan dalam
merencanakan tindakan pada siklus berikutnya, sekaligus sebagai acuan dan
batasan dalam menentukan jumlah siklus dalam penelitian.
Kriteria keberhasilan pada penelitian ini difokuskan pada aspek:
3.3.2.1 Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan Instrumen Penilaian Kinerja Guru 1 (IPKG1).
Interprestasi penilaian yang digunakan tiap aspek pengamatan sebagai
berikut:
a. Nilai 4 = sangat baik
b. Nilai 3 = baik
c. Nilai 2 = sedang
d. Nilai 1 = kurang baik.
95
Indikator keberhasilan penilaian rencana pelaksanaan pembelajaran jika
nilai mencapai interprestasi minimal baik.
3.3.2.2 Penilaian aktivitas guru dalam proses pembelajaran berbasis laboratorium
diukur dengan IPKG 2 dengan interprestasi sebagai berikut:
a. Nilai 4 = sangat baik
b. Nilai 3 = baik
c. Nilai 2 = sedang
d. Nilai 1 = kurang baik.
Indikator keberhasilan penilaian pelaksanaan pembelajaran jika nilai
mencapai interprestasi minimal baik.
3.3.2.3 Penilaian aktivitas keterampilan proses sains siswa diamati dan diambil
selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan
atau observasi aktivitas keterampilan proses sains siswa. Interprestasi
tingkat keaktifan siswa bila jumlah siswa yang aktif mencapai 75% dari
seluruh siswa maka kriteria aktivitas keterampilan proses sains siswa
dapat dikatakan baik.
3.3.2.4 Adapun kriteria keberhasilan pada aspek produk yang harus dicapai oleh
siswa pada pembelajaran IPA khususnya materi fisika melalui
pembelajaran berbasis laboratorium adalah ketika lebih dari 85% siswa
telah mampu mengerjakan soal tes yang diberikan dan memperoleh
nilai minimal 75, maka pembelajaran dikatakan berhasil, namun
sebaliknya jika kurang dari 85% siswa yang mampu mengerjakan soal
tes maka pembelajaran kurang berhasil. Siklus dapat dihentikana apabila
dari semua indikator keberhasilan tersebut telah tercapai.
96
3.4 Rancangan Penelitian Tindakan Kelas
Berikut ini dijelaskan langkah-langkah penelitian tindakan sebagai berikut:
3.4.1 Tahap Persiapan Penelitian
Persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian antara lain:
a. Menentukan jadwal penelitian;
b. Menentukan Kompetensi Dasar (KD) yang akan diajarkan;
c. Menyusun Lembar Kegiatan Siswa
d. Menyusun skenario pembelajaran;
e. Membuat soal pre-test dan post-test untuk mengetahui pencapaian nilai siswa
sebelum dan sesudah pembelajaran dilakukan;
f. Melakukan kegiatan Try out untuk menguji validitas, reliabilitas dan uji beda
soal yang telah dibuat.
g. Membuat lembar observasi keterampilan proses sains siswa;
h. Membuat lembar pengamatan kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran.
3.4.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan mencakup tiga kegiatan yaitu:
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Mempersiapkan bahan, media dan sumber belajar yang dibutuhkan.
2) Salam, apersepsi dan motivasi siswa dalam belajar.
3) Guru menuliskan dan menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dilakukan.
97
b. Kegiatan Inti
1) Siswa menggali pengertian materi pelajaran melalui teori singkat yang
diberikan guru.
2) Siswa mengerjakan pre-test berupa isi materi pembelajaran.
3) Siswa berkelompok menjadi 8 kelompok yang terdiri dari empat sampai
lima siswa.
4) Siswa mempelajari isi LKS prosedur kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
5) Siswa melakukan kegiatan yang ada pada LKS.
6) Selanjutnya semua kelompok mempresentasikan hasil temuannya.
Kelompok lain bertugas sebagai pemberi saran dan memberikan
pendapat. Guru melakukan bimbingan sampai proses presentasi
berakhir.
7) Setelah selesai, guru mulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai.
8) Siswa bersama guru menentukan kesimpulan dan membuat rangkuman.
9) Siswa mengerjakan tes untuk mengetahui hasil pembelajaran yang telah
dilakukan.
c. Kegiatan Penutup
1) Siswa bersama guru mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.
2) Siswa menerima tugas belajar dari guru untuk dikerjakan di rumah.
98
3.4.3 Tahap Observasi dan Evaluasi
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan tindakan pada setiap
siklus. Observasi dilakukan dengan mengisi lembar pengamatan keterampilan
proses sains siswa dan kinerja guru oleh observer.
Evaluasi digunakan untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran yang telah
dilakukan dan melihat peningkatan kemampuan siswa dalam keterampilan proses
sains dan pemahaman materi pembelajaran.
Alat evaluasi yang digunakan pada penelitian ini adalah tes tertulis. Pre-
test diberikan sebelum diadakan perlakuan dan post-test pada akhir proses
pembelajaran.
3.4.4 Tahap Refleksi
Refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan yang
telah dicatat dalam lembar observasi. Hasil tes dan catatan observasi kemudian
dianalisis untuk menemukan faktor-faktor yang menjadi hambatan dan
kelemahan dalam siklus tersebut dan selanjutnya dicari pemecahannya sebagai
perencanaan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya. Refleksi juga dilakukan
berdasarkan penilaian kinerja guru karena keberhasilan tindakan yang dilakukan
juga dipengaruhi oleh kinerja guru dalam melaksanakan rencana tindakan.
Dengan demikian penilaian kinerja guru berfungsi untuk melihat dan
merenungkan kembali kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan guru dan
bukan sebagai variabel penelitian.
99
3.5 Definisi Operasional Variabel
3.5.1 Pembelajaran Berbasis Laboratorium
Pembelajaran berbasis laboratorium yang dimaksud adalah suatu model
pembelajaran yang menggunakan laboratorium sebagai pusat dan sumber belajar
bagi siswa.
Langkah-langkah atau desain pembelajaran yang dilakukan oleh seorang
guru ketika akan menggunakan laboratorium sebagai pusat dan sumber belajar
adalah:
a. Memilih materi pelajaran
b. Menyusun Silabus
c. Menyusun rencana pembelajaran yang menggambarkan situasi dan kondisi
pembelajaran yang akan dilakukan
d. Menyusun Lembar Kerja Siswa, yang memuat antara lain: a) rumusan
masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data secukupnya; b)
prosedur kegiatan; c) tabel yang diperlukan untuk analisis data; d) soal atau
arahan untuk menarik kesimpulan hasil kegiatan.
e. Menyusun alat observasi
f. Menetapkan cara penilaian proses pembelajaran dengan mengacu pada
penilaian keterampilan proses sains.
3.5.2 Keterampilan Proses Sains
Keterampilan proses sains yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
keterampilan mengamati, keterampilan mengklasifikasikan, keterampilan
menggunakan alat, keterampilan mengukur, keterampilan menafsirkan data hasil
percobaan, keterampilan menganalisis data dan membuat kesimpulan, kemudian
100
dilanjutkan dengan keterampilan mengkomunikan hasil percobaan dengan
membuat laporan sementara dan laporan akhir untuk setiap kegiatan praktik yang
dilakukan.
Untuk mengukur keterampilan proses yang dimiliki siswa digunakan lembar
observasi keterampilan proses sains siswa. Lembar tersebut diisi oleh observer
dengan pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran
berlangsung dalam setiap siklus.
3.5.3 Hasil Belajar
Hasil belajar yang dimaksud adalah kemampuan siswa secara kognitif
setelah proses pembelajaran yang diukur dengan alat ukur berupa tes kemampuan.
3.6 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Kisi-kisi Instrumen dibuat untuk memetakan pengembangan konsep
variabel menjadi indikator-indikator butir soal sehingga pengamatan dapat
menggali informasi yang lengkap tentang gejala-gejala yang muncul yang
berhubungan dengan variabel penelitian.
3.6.1 Kisi-Kisi Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Kisi-kisi instrumen penilaian rencana pelaksanaan pembelajaran
menggunakan Intrumen Penilaian Kinerja Guru 1 (IPKG1) dirinci berdasarkan
aspek seperti pada tabel berikut ini:
101
Tabel.3.1 Instrumen penilaian kinerja guru 1
No Aspek Jumlah Pernyataan
1 Tujuan Pembelajaran 3
2 Bahan Belajar/Materi Pembelajaran 4
3 Strategi/Metode Pembelajaran 3
4 Media Pembelajaran 4
5 Evaluasi 3
Jumlah Pernyataan 17
Setiap aspek di atas diberikan skor antara 1 – 4. Kriteria penilaian
ditentukan sebagai berikut; 1 = kurang baik, 2 = cukup baik, 3 = baik, 4 = sangat
baik.
3.6.2 Kisi-Kisi Penilaian Keterampulan Proses Sains
Kisi-kisi instrumen penelitian untuk aspek keterampilan proses sains siswa
(9 aspek) dirinci berdasarkan aspek yang diamati sebagaimana ditunjukkan pada
tabel 3.2 berikut:
Tabel.3.2 Intrumen penilaian Keterampilan proses sains
No Aspek yang diamati Kriteria
1 Keterampilan mengamati
2 Keterampilan mengklasifikasikan
3 Keterampilan menggunakan alat
4 Keterampilan mengukur
5 Keterampilan menafsirkan data hasil percobaan
6 Keterampilan menganalisis data
7 Keterampilan membuat kesimpulan
8 Keterampilan mengkomunikasikan hasil percobaan secara tertulis
9 Keterampilan mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan
Setiap aspek penilaian di atas diberikan skor 0 dan 1. Kriteria penilaian
aktivitas belajar siswa ditentukan skor 0 = tidak melakukan dan 1 = melakukan.
102
Penilaian kinerja guru dalam proses pembelajaran dilakukan dengan
menggunakan Intrumen Penilaian Kinerja Guru 2 (IPKG2) dengan aspek
pengamatan ditentukan sebagai berikut.
Tabel. 3.3 Instrumen Penilaian kinerja Guru 2
No Aspek Jumlah Pernyataan
1 Kemampuan membuka pelajaran 4
2 Keterampilan memberi pertanyaan 4
3 Variasi mengajar 4
4 Keterampilan menjelaskan 5
5 Keterampilan mengelola kelas 6
6 Keterampilan menutup pelajaran 3
7 Penggunaan bahasa 2
Jumlah Pernyataan 28
Setiap aspek di atas diberikan skor antara 1 – 4. Kriteria penilaian
ditentukan sebagai berikut; 1 = kurang baik, 2 = cukup baik, 3 = baik, 4 = sangat
baik.
3.6.3 Sistem Evaluasi
Pengukuran validitas dan reliabiltas instrumen yang dipergunakan dalam
evaluasi menggunakan bantuan Statistik dalam aplikasi Microsoft Excel.
103
3.6.4 Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar
SIKLUS SK / KD INDIKATOR SOAL
Jumlah
Soal
I Mendeskripsikan konsep
getaran dan gelombang serta
parameter-parameternya
1. Mengidentifikasi getaran
pada kehidupan sehari-hari
2. Mengukur periode dan
frekuensi suatu getaran
2
8
J U M L A H 10
SIKLUS SK / KD INDIKATOR SOAL Jumlah
Soal
II
Menyelidiki sifat-sifat
cahaya dan hubungannya
dengan berbagai bentuk
cermin dan lensa.
1. Memahami sifat
pemantulan cahaya yang
terjadi pada cermin datar
2. Menjelaskan pengertan dari
sudut datang dan sudut
pantul
2
2
Jumlah 4
SIKLUS SK / KD INDIKATOR SOAL Jumlah
soal
III Menyelidiki sifat-sifat
cahaya dan hubungannya
dengan berbagai bentuk
cermin dan lensa.
Mendeskrisikan proses
pembentukan bayangan pada
cermin cekung dan cermin
cembung
3
Jumlah 3
3.7 Instrumen Penelitian
3.7.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran menggunakan Format Alat
Penilaian Kemampuan Guru 1 (APKG 1) dengan skala 1 - 4 dengan katagori; 1 =
kurang, 2 = sedang, 3 = baik, 4 = sangat baik.
3.7.2 Proses Pembelajaran
a. Data keterampilan proses siswa diperoleh dengan menggunakan
instrumen observasi yang memuat 9 aspek pernyataan yang harus diisi
oleh observer. Pengamatan diharapkan dapat menggali informasi
104
tentang keterampilan proses sains yang dimiliki setiap siswa. Format
pengamatan keterampilan proses sains berisi nama siswa, kolom aspek
pengamatan yang akan diisi dengan angka 1, 2, dan 3.
b. Untuk memperoleh data tentang kemampuan akademis siswa maka
diberikan soal tes pemahaman akademik yang dikerjakan siswa setelah
pembelajaran selesai.
Tabel 3.4. Kriteria Penilaian Hasil Belajar
No Kriteria penilaian Nilai Jumlah siswa Persentase
1 Tuntas ≥ 75
2 Tidak tuntas < 75
3.7.3 Sistem Evaluasi
Pengukuran validitas dan reliabilitas instrumen evaluasi menggunakan
bantuan Statistik dalam aplikasi Microsoft Excel.
3.7.4 Penilaian Hasil Belajar
Pengukuran hasil belajar siswa digunakan tes tertulis bentuk uraian atau
PG dengan memperhatikan indikator pada masing-masing standar kompetensi dan
kompentesi dasar mata pelajaran IPA kelas VIII semester genap.
3.8 Teknik Analisis Data
Cara mengumpulkan data dilakkukan dengan teknik dokumentasi,
observasi serta pemberian tes.
Analisis penilaian keterampilan proses sains siswa dilakukan dengan teknik
analisis kualitatif dengan menggunakan format pengamatan keterampilan proses
sains.
105
Nilai kualitatif masing-masing siswa ditentukan dari persentase skor yang
diperoleh dari hasil pengamatan dengan cara sebagai berikut:
Skor perolehan siswa =Skor perolehan siswa
Jumlah skor maksimal x 100
Setelah diketahui persentase skor keterampilan proses siswa, penentuan nilai
kualitatif berpatokan pada kriteria penilaian berikut:
Tabel 3.5. Kriteria Penilaian KPS siswa
No Persentase Skor Keterampilan Proses
Sains Kriteria Penilaian
1 0 - 25% Kurang baik
2 26% – 50% Cukup baik
3 51% – 75% Baik
4 76% – 100% Sangat baik
Analisis untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam tiap kompetensi yang
diajarkan adalah dengan menggunakan soal pre-tes dan Post-tes.
Penilaian kemampuan tiap siswa dalam setiap kompetensi yang dipelajari
dapat diformulasikan sebagai berikut:
Nilai siswa =Skor perolehan siswa
Jumlah skor maksimal x 100
Untuk mengetahui kinerja guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran
pada setiap siklus digunakan format pengamatan Kinerja Guru (lampiran 2).
Selanjutnya indikator kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran adalah
sebagai berikut:
106
Tabel 3.6. Kriteria Penilaian Kinerja Guru
No Persentase Skor Kinerja Guru Kriteria Penilaian
1 1 Kurang
2 2 Sedang/cukup
3 3 Baik
4 4 Sangat baik
3.9 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
3.9.1 Pengujian Validitas
Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid
dan reliabel. Menurut Arikunto (2003: 65) validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen
yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sedangkan instrumen yang
kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan teknik (1) content validity,
(2) analisis butir. Adapun langkahnya, pertama adalah dengan merujuk pada
teori-teori yang sudah dibahas dalam kajian teori/pustaka. Hal ini merupakan
pembatas tentang apa yang akan diukur sehingga melahirkan butir-butir
pernyataan yang sesuai dengan informasi atau data yang diperlukan (content
validity). Langkah selanjutnya dilakukan dengan meminta pertimbangan kepada
dosen pembimbing mengenai instrumen yang telah dibuat.
Instrumen yang telah diperbaiki berdasarkan masukan dari dosen
pembimbing, selanjutnya diujikan kepada 34 orang siswa. Untuk mengetahui
apakah suatu alat ukur mempunyai validitas secara empirik adalah dengan
mengkorelasikan skor yang diperoleh pada setiap butir dengan skor lain yang
sudah valid. Apabila skor semua pernyataan yang disusun berdasarkan konsep
107
berkorelasi positif dengan skor lain maka dapat dikatakan bahwa alat ukur
tersebut valid. Validitas semacam ini disebut validitas butir.
Untuk mengetahui validitas butir item dalam penelitian ini menggunakan
rumus korelasi Product Moment Pearson sebagai berikut:
N
YY
N
XX
N
YXXY
rxy2
2
2
2
Dimana:
rxy = Koefisien korelasi
∑X = Jumlah skor item
∑Y = Jumlah skor total
N = Jumlah sampel
(Arikunto, 2003:70).
Kriteria validitas instrumen sebagai berikut:
Indeks 0,000 sampai 0,200 berarti validitas butir soal sangat rendah
Indeks 0,201 sampai 0,400 berarti validitas butir soal rendah
Indeks 0,401 sampai 0,600 berarti validitas butir soal cukup
Indeks 0,601 sampai 0,800 berarti validitas butir soal tinggi
Indeks 0,801 sampai 1,000 berarti validitas butir soal sangat tinggi.
3.9.2 Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas atau tingkat keajegan adalah kemampuan instrumen penelitian
untuk mengumpulkan data secara tetap. Instrumen yang mempunyai tingkat
reliabilitas tinggi cenderung menghasilkan data yang sama walaupun dilakukan
108
pada waktu yang berbeda. Reliabilitas soal digunakan untuk menentukan apakah
soal tes yang dibuat dapat dipercaya (ajeg) atau tidak. Reliabilitas soal tes dapat
dicari dengan menggunakan rumus KR-21:
}SDk
m) -(k m - 1}{
1 -k
k{
2t
11 r
Keterangan:
k = jumlah butir soal
m = mean (rata-rata skor toal)
SDt2 = varian skor total (Arikunto, 2009: 103).
a. Taraf Kesukaran
Tingkat kesukaran (difficulty level) merupakan rasio dari jumlah siswa yang
menjawab benar dari kelompok siswa tinggi dan kelompok siswa rendah
dengan jumlah siswa dari kedua kelompok tersebut.
TK = T
L U
Keterangan:
U = jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok tinggi
L = jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok rendah
T = jumlah siswa kedua kelompok
Butir soal yang baik adalah butir soal yang tidak terlalu mudah dan tidak
terlalu sukar. Berikut merupakan kriteria tingkat kesukaran butir soal:
soal dengan P 0,00 sampai 0,30 klasifikasi soal sukar
soal dengan P 1,30 sampai 0,70 klasifikasi soal sedang
soal dengan P 0,70 sampai 1,00 klasifikasi soal mudah
(Arikunto, 2009: 210).
109
b. Daya Beda
Daya beda butir soal dapat ditafsirkan sebagai kemampuan soal dalam
membedakan siswa-siswa yang termasuk dalam kelompok pandai (upper
group) dengan siswa-siswa yang termasuk dalam kelompok kurang (lower
group). Rumus yang dapat digunakan dalam menentukan daya beda soal
adalah:
DB = T
L - U
21
Keterangan:
U= jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok tinggi
L = jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok rendah
T = jumlah siswa kedua kelompok.
Kriteria daya beda butir soal adalah:
D : 0,00 - 0,20 = jelek (poor)
D : 0,21 - 0,40 = cukup (satisfactory)
D : 0,41 - 0,70 = baik (good)
D : 0,71 - 1,00 = baik sekali (excellent)
D : negatif, semua tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D
negatif sebaiknya dibuang saja (Arikunto, 2009: 218).