BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian...

12
28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen, menurut Sugiyono (2010) metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah Factorial Design. Menurut Sugiyono (2010), Factorial Disign adalah penelitian yang memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel dependen). Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random, kemudian masing-masing diberi pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik, bila setiap kelompok nilai pretestnya sama atau seimbang. Dengan membandingkan antara kelas eksperimen, yaitu kelas yang pembelajaran aktif dan menyenagkan menggunakan media realia dengan kelas kontrol yang menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional. Selanjutnya kedua kelas dievaluasi untuk melihat perubahan/ peningkatan yang terjadi terhadap hasil belajar IPA pada kelas V setelah mendapat perlakuan pembelajaran aktif dan menyenagkan menggunakan media realia dengan yang belum mendapat perlakuan. Model ekperimen ini melalui tiga langkah yaitu : 1. Memberikan pre-test untuk mengukur variabel terikat sebelum treatment atau perlakuan dilakukan (pretes). 2. Memberikan perlakuan ekperimen kepada para subyek yaitu berupa pembelajaran aktif dan menyenagkan menggunakan media realia pada mata pelajaran IPA kelas V SD N 02 Karanganyar Kecamatan Gundi kabupaten Grobogan. 3. Memberikan postes untuk mengukur variabel terikat setelah perlakuan.

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian...

28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen, menurut

Sugiyono (2010) metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian

yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang

lain dalam kondisi yang terkendalikan.

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah Factorial Design.

Menurut Sugiyono (2010), Factorial Disign adalah penelitian yang

memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang

mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel

dependen). Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random,

kemudian masing-masing diberi pretest. Kelompok untuk penelitian

dinyatakan baik, bila setiap kelompok nilai pretestnya sama atau seimbang.

Dengan membandingkan antara kelas eksperimen, yaitu kelas yang

pembelajaran aktif dan menyenagkan menggunakan media realia dengan

kelas kontrol yang menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional.

Selanjutnya kedua kelas dievaluasi untuk melihat perubahan/ peningkatan

yang terjadi terhadap hasil belajar IPA pada kelas V setelah mendapat

perlakuan pembelajaran aktif dan menyenagkan menggunakan media realia

dengan yang belum mendapat perlakuan.

Model ekperimen ini melalui tiga langkah yaitu :

1. Memberikan pre-test untuk mengukur variabel terikat sebelum

treatment atau perlakuan dilakukan (pretes).

2. Memberikan perlakuan ekperimen kepada para subyek yaitu

berupa pembelajaran aktif dan menyenagkan menggunakan

media realia pada mata pelajaran IPA kelas V SD N 02

Karanganyar Kecamatan Gundi kabupaten Grobogan.

3. Memberikan postes untuk mengukur variabel terikat setelah

perlakuan.

29

Menurut teori-teori di atas, eksperimen adalah suatu cara untuk

mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor atau lebih yang sengaja

ditimbulkan oleh peneliti dengan menyisihkan faktor-faktor lain. Jadi

metode eksperimen adalah metode yang sesuai dengan judul penelitian ini,

karena penelitian ini membandingkan dua kelas eksperimen, yaitu

penerapan model pembelajaran pembelajaran aktif dan menyenagkan

menggunakan media realia dengan kelas kontrol yang menerapkan metode

ceramah atau konvensional.

3.1.2 Lokasi Penilitian

Penelitian yang di lakukan penulis mengambil lokasi di SD N 02 desa

Dayu Kelurahan Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan

tepatnya pada kelas V semester II tahun pelajaran 2011/2012.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segela sesuatu yang berbentuk apa saja

yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini

menggunakan tiga variabel yaitu variabel bebas, variabel terikat. Variabel

bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel terikat merupakan

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel

bebas. (Sugiyono, 2010).

Variabel yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Variabel bebas atau independent variabel

Dalam bahasa Indonesia disebut variabel bebas yaitu variabel

yang menjadi penyebab timbulnya variabel terikat.. Variabel bebas

merupakan variabel perlakuan. Dalam penelitian ini adalah

pembelajaran aktif dan menyenangkan menggunakan media realia.

30

2. Variabel terikat atau dependent variabel.

Variabel terikat adalah variabel yang ditimbulkan atau

dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi

variabel terikat adalah hasil belajar SD N 02 Karanganyar

Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2011/2012.

3. Variabel Moderator

Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi

(memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel

independen dan dependen. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan variabel moderator gender.

3.3 Subyek dan Desain Penelitian

3.3.1 Subyek

Siswa kelas V SD N Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten

Grobogan yang jumlahnya 22 siswa. Subyek penelitian yang dilaksanakan

yaitu pada pembelajaran IPA pokok bahasan cahaya dan siafat- sifatnya.

Kemudian dari sejumlah siswa tersebut dibandingkan hasil belajar dengan

cara mengajar guru yang menggunakan model konvensional (ceramah)

dengan pembelajaran atif dan menyenangkan menggunakan media realia.

Alasan yang menjadi pertimbangan peneliti memilih SD N 02 Karanganyar

Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan adalah Rata-rata hasil belajar

terutama pada mata pelajaran IPA di SD N 02 Karanganyar Kecamatan

Geyer Kabupaten Grobogan masih dibawah KKM. Dan penelitian dengan

topik efektifitas pembelajaran aktif dan menyenangkan menggunakan media

Realia terhadap hasil belajar siswa kelas V belum pernah dilakukan di SD N

02 Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan.

3.3.2 Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada dua kelompok, yaitu kelompok

eksperimen yang diberikan perlakuan menggunakan pembelajaran aktif dan

menyenangkan menggunakan media realia, dan kelompok kontrol hanya

31

menerapkan pembelajaran yang sifatnya konvensional dalam pembelajaran

IPA terhadap hasil belajar siswa SD kelas V. Masing-masing kelompok

memperhatikan adanya pengaruh lain yang dimunculkan, yaitu gender siswa

SD kelas V yang terbatas pada perbedaan jenis kelamin siswa.

Berdasarkan uraian di atas penelitian ini menggunakan desain

penelitian Factorial Design. Factorial Design merupakan modifikasi dari

desain true eksperimental, yaitu dengan memperhatikan adanya variabel

moderator yang mempengaruhi perlakuan dari variabel bebas terhadap hasil

dari variabel terikat. Variabel lain yang mempengaruhi perlakuan yang

diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terhadap hasil

belajar siswa adalah gender. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan:

R : Simpel random sampling

X :perlakuan dengan menerapkan pembelajaran aktif dan

menyenangkan menggunakan media realia pada kelas eksperimen

O1 : pretes hasil belajar kelompok eksperimen laki-laki

O2 : postes hasil belajar kelompok eksperimen laki-laki

O3 : pretes hasil belajar kelompok kontrol laki-laki

O4 : postes hasil belajar kelompok kontrol laki-laki

O5 : pretes hasil belajar kelompok eksperimen perempuan

O6 : postes hasil belajar kelompok eksperimen perempuan

O7 : pretes hasil belajar kelompok kontrol perempuan

O8 : postes hasil belajar kelompok kontrol perempuan

Y1 : siswa SD laki-laki kelas IV

Y2 : siswa SD perempuan kelas IV

R O1 X Y1 O2

R O3 Y1 O4

R O5 X Y2 O6

R O7 Y2 O8

32

Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random (R), kemudian

diberi pretes untuk mengetahui keadaan awal apakah perbedaan antara

kelompok eksperimen (O1 dan O5) dan kelompok kontrol (O3 dan O7). Hasil

pretes yang baik bila nilai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

tidak berbeda secara signifikan. Perlakuan yang diberikan kepada kedua

kelompok (X), variabel moderatornya (Y1 dan Y2) dan pengaruh

pembelajaran (O2, O4, O6, dan O8).

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1.1 Metode Observasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2002), metode observasi adalah

metode penelitian dengan cara melakukan pengamatan secara langsung

terhadap obyek yang diteliti. Observasi kelas mencakup keadaan masing-

masing siswa, suasana, dan kegiatan belajar mengajar. Observasi dalam

penelitian ini digunakan untuk mengetahui proses belajar mengajar yang

dilaksanakan guru kelas sesuai tidak dengan rpp yang telah peneliti buat dan

konsultasikan dengan guru serta mengetahui keadaan siswa, untuk

mengamati setiap kegiatan belajar siswa, dan mengamati tingkah laku guru

kelas pada waktu mengajar dengan menerapkan pembelajaran aktif dan

menyenangkan menggunakan media realia. Dalam penelitian ini guru kelas

V SD Negeri 02 Karangnganyar sebagai pelaksana treatment. Setiap

pemberian treatment peneliti selalu hadir dalam kelas untuk memastikan

model pembelajaran telah dilakukan oleh guru dengan baik. Treatment

berupa pembelajaran aktif dan menyenangkan menggunakan media realia

dipakai guru dalam pembelajaran kelas eksperimen. Sedangkan saat model

pembelajaran konvensional dilakukan dikelas kontrol peneliti juga hadir

sebagai observer.

33

3.4.1.2 Metode Tes

Metode tes digunakan untuk mendapatkan data besarnya hasil

belajar IPA pada pokok bahasan cahaya dan sifat-sifatnya kelas V semester

II SD N 02 Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan yang

diajarkan dengan penggunaan benda kongkret dalam model pembelajaran

demonstrasi dan metode konvensional.

3.4.1.3 Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memberi bukti nyata bahwa peneliti

telah melaksanakan penelitian tersebut biasannya dalam bentuk foto.

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

Pada penelitian ini menggunakan siswa kelas V Kelompok pertama

disebut sebagai kelompok eksperimen yang akan diampu oleh guru dengan

menerapkan model pembelajaran aktif dan menyenangkan menggunakan

media realia. Dan kelompok kedua sebagai kelompok control yang akan

diampu oleh guru kelas akan menggunakan metode pembelajaran

konvensional. Dalam proses pembelajaran antara kelompok eksperimen dan

kelompok control dilakukan di kelas dan SD yang berbeda agar tidak saling

mempengaruhi penelitian yang dilakukan.

Instrument dalam penelitian ini adalah tes yang dilaksanakan

setelah pembelajaran. Tes tersebut digunakan untuk mengukur hasil belajar

siswa. Prosedur pembuatan tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Kisi-Kisi Tes

Sebelum Test dibuat, dibuatlah terlebih dahulu kisi-kisinya.

Konsep dasar penyusunan Tes dalam hal ini adalah hasil siswa–

siswi terhadap pelajaran IPA kelas V SD N 02 Karanganyar.

34

Tabel 3.1

Kisi-kisi soal postes

No Standar

Kompetensi

(SK)

Kompetensi

Dasar (KD)

Indikator Item

Soal

1. Menetapkan

alat-alat

cahaya

melalui

kegiatan

membuat

karya/model.

Mendeskripsi

kan

sifat-sifat

cahaya.

Menyebutkan sumber-sumber cahaya

dalam kehidupan sehari-hari.

6.

Menjelakan sifat-sifat cahaya dalam

kehidupan sehari-hari

1, 3, 4,

8,11, 12,

Menyebutkan contoh benda yang dapat

ditembus oleh cahaya dan contoh benda

yang tidak dapat ditembus oleh cahaya.

2, 5, 7.

Menjelaskan peristiwa pemantulan

cahaya dalam kehidupan sehari-hari.

15, 20,

Menyebutkan jenis - jenis cermin dan

manfaat dari masing-masing jenis

cermin pada peristiwa pemantulan

cahaya.

9, 10

Menjelaskan peristiwa pembiasan

cahaya dan akibat dari pembiasan

cahaya dalam kehidupan sehari-hari.

13, 14,

16, 17,

18,

Menunjukkan bahwa cahaya putih

terdiri dari bagian warna dengan

menggunakan cahaya warna.

19,

3.5 Instrumen Penelitian

3.5.1 Uji Validitas Instrument Tes

Validitas adalah satuan ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalitan atau kesahihan suatu instrument. Sugiyono (2010) menyatakan

bahwa uji validitas merupakan suatu langkah pengujian terhadap isi (conten)

dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen

yang digunakan dalam suatu penelitian

35

Uji validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk

menguji instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes

individual setelah pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran aktif

dan menyenangkan menggunakan media realia. Untuk mengetahui validitas,

instrumen terlebih dahulu diuji cobakan di kelas uji coba yaitu kelas V SD

Negeri 05 Karanganyar Kabupaten Grobogan.

Untuk mengetahui tingkat validitas dengan melihat angka pada

(Corrected Item-Total Correlation).Selanjutnya untuk menentukan suatu

item tertentu valid atau tidak digunakan pedoman yang dapat digunakan

pedoman nilai koefisien korelasi sebagai berikut:

0,0 0– 0,20 = dianggap tidak ada validitas

X > 0,21 = dianggap valid

Hasil uji validitas sebelum penelitian yang dilakukan dari 60 item

soal, ada 34 soal yang valid ditunjukkan varian 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 12, 13, 14,

15, 16, 17, 18,19, 20, 24, 26, 27, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 43, 44, 45, 46,

47, 48, 49, 50. Dan ada 26 item soal yang tidak valid ditunjukkan oleh

varian 1, 8, 10, 11, 21, 22, 23,25, 28, 31, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 51, 52, 53,

54, 55, 56, 56, 58, 59, 60. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran.

3.5.2 Uji Reliabilitas Instrumen Tes

Reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat

tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapan pun alat

penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relative sama

(Sudjana, 2008). Uji reabilitas dimaksudkan untuk menjamin instrumen

yang digunakan merupakan sebuah instrumen yang handal, konsistensi,

stabil dan dependibalitas, sehingga bila digunakan berkali-kali akan

menghasilkan data yang sama. Pengukuran tingkat realibilitas alat

pengumpul data dalam penelitian ini dengan menggunakan Alpha

croncbrach. Besarnya koefisien Alpha merupakan tolok ukur dari tingkat

reliabilitasnya.

36

Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk

menguji instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes

individual setelah pembelajaran dengan penggunaan pembelajaran aktif dan

menyenagkan menggunakan media realia. Untuk mengetahui reliabilitas,

instrumen terlebih dahulu diuji cobakan di kelas uji coba yaitu kelas V SD

N 02 Karangnganyar.

Uji reliabilitas dalam penelitian ini dengan menggunakan SPSS 16

for windows. Pengujian reliabilitas dengan melihat nilai Cronboach’s Alpha.

Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrument digunakan

pedoman yang dikemukakan oleh George dan Mallery (1995) sebagai

berikut:

x ≤ 0,7 : tidak dapat diterima

0,7 < x ≤ 0,8 : dapat diterima

0,8 < x ≤ 0,9 : reliabilitas bagus

x < 0,9 : reliabilitas memuaskan

Tabel 3.2

Dari 3.2 diketahui cronbach’s alpha 0,918 yang berarti tingkat

reliabel soal memuaskan dari 60 item soal yang diujikan.

3.5.3 Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan untuk untuk mengetahui apakah data hasil

belajar yang berasal dari kedua kelas sampel berdistribusi normal atau tidak.

Menurut Priyatno (2010) yaitu jika signifikansi > 0,05 maka data

berdistribusi normal. Dan jika signifikansi < 0,05 maka data tidak

berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dihitung menggunakan bantuan

SPSS (statistical product andservice solutions) yaitu Analyze – non

37

parametrik test – one sampel KS- masukkan variabel pada jendela variabel –

klik normal pada test distribution.

3.5.4 Uji Homogenitas Varian

Uji homogenitas varian bertujuan untuk mengetahui apakah data dari

masing-masing kelompok sampel mempunyai varians yang sama atau

berbeda sehingga dapat ditentukan rumus t-test mana yang akan dipilih

untuk pengujian hipotesis. Untuk menguji homogenita varian digunakan

rumus sebagai berikut

Menurut Sugiyono (2010;140), hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai

pada taraf signifikansi 5%. Kedua varian homogen jika

dk pembilang dan dk penyebut . Uji

homogenitas varian ini bisa menggunakan software SPSS yaitu analyze-

comperemean-aneway Anova.

3.5.5 Analisis Taraf Kesukaran Item Instrumen

Suatu tes yang baik, setiap butir soalnya itu memiliki tingkat

kesukaran seimbang, artinya berdistribusi secara normal. Yaitu setiap butir

soal ada yang mudah, tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit atau sedang

dan soal yang sukar. Menurut Arikunto (2010), soal yang baik adalah soal

yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. Soal yang terlalu mudah

tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya,

sedangkan soal yang terlalu sulit menyebabkan siswa menjadi putus asa dan

tidak bersemangat. Rumus mencari taraf atau indeks kesukaran adalah

Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

38

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria tingkat kesukaran soal:

P : 0,00 – 0,30 adalah soal sukar

P : 0,30 – 0,70 adalah soal sedang

P : 0,70 – 1,00 adalah soal mudah

Tabel 3.3

Taraf kesukaran Soal Pretes dan Postes

Soal Soal Mudah Soal Sedang Soal Sukar Jumlah

Pretest 2 17 1 20

Posttest 13 7 0 20

Dari tabel 3.3 diketahui soal tedapat 2 soal mudah, 17 soal sedang, 1

soal sukar pada soal pretes sedangkan pada soal postes terdapat 13 soal

mudah, 7 soal sedang dan untuk soal sukar tidak ada.

3.6 Tahap Pengujian Hipotesis

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

menggunakan uji t yaitu Independent T-Tes. Penggunaan teknik statistik uji

t dalam penelitian ini berdasarkan kepada kebutuhan dalam melakukan

komparasi terhadap dua kelompok sampel penelitian ini. Menurut (Ridwan

dan Sunarto, 2009) tujuan uji t dua variable bebas adalah membandingkan

(membedakan) apakah kedua variabel tersebut sama atau berbeda. Gunanya

untuk menguji kemampuan generalisasi (signifikansi hasil penelitian yang

berupa perbandingan dua rata-rata sampel).

Melalui uji t dalam penelitian ini diharapkan dapat menemukan

perbedaan hasil belajar ranah kognitif IPA yang diajarkan dengan

pembelajaran aktif dan menyenangkan menggunakan media realia dengan

hasil belajar yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional atau ada

atau tidaknya perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk

menganalisis hipotesis tersebut penulis menggunakan tektik uji t yaitu

independent t tes dengan menggunakan SPSS.

39

Hasilnya dapat dilihat pada output SPSS yaitu pada tabel Independent

Samples Test. Kemudian dianalisa sebagai berikut:

1. Melihat hasil signifikansi

Sig = 0,000 s/d 0,010, maka hasil sangat signifikan

Sig = 0,011 s/d 0,050, maka hasil signifikan

Sig = di atas 0,050, maka hasil tidak signifikan

2. Melihat nilai rerata antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Apabila nilai kelompok eksperimen lebih besar dari kelompok

kontrol, maka hasilnya signifikan. Sebaiknya bila nilai kelompok

kontrol lebih besar daripada kelas eksperimen, maka hasilnya tidak

signifikan.

Pembelajaran IPA dikatakan efektif manakala terjadi peningkatan

hasil belajar ranah kognitif siswa pada kelas eksperimen. Selain itu,

pengujian hipotesis juga menjadi acuan terhadap kefektifan tersebut.

Apabila hipotesis alternatifenya diterima, maka nilai rata-rata hasil

pembelajaran IPA pada kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok

kontrol. Dengan demikian, pembelajaran aktif dan menyenangkan

menggunakan media realia efektif digunakan dalam pembembelajaran IPA.