BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain...
-
Aqilah Zainab, 2018 PEMBELAJARAN TARI RANTAK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK SISWA DI SMPN 12 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
3.1.1 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan
kualitas berbagai aspek pembelajaran sehingga kompetensi yang menjadi target
pembelajaran dapat tercapai secara maksimal, untuk mencapai tujuan penelitian
tersebut diperlukan sebuah pendekatan dan metode yang cocok serta tepat
sehingga dapat memudahkan peneliti untuk memecahkan sebuah masalah dan
pengambilan data.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan menggunakan jenis
penelitian Pre-Experimental. Mengenai pengertian eksperimen, sesuai dengan
pendapat sugiyono (2011, hlm. 74) menggemukakan bahwa:
Dikatakan pre-experimental design, karena desain ini belum merupakan
eksperimen sungguh-sungguh. Mengapa? Karena masih terdapat variabel
luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi
hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata
dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak
adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random.
Bentuk penelitian yang dipakai oleh peneliti adalah One-Group Pretest-
Posttest Design. Peneliti mengambil bentuk penelitian ini karena tidak adanya
kelas pembanding dan peneliti hanya memberikan sebuah penerapan tari Rantak
pada satu kelompok. Menurut Sugioyono (2011, Hlm.74) bentuk pre-experimental
design ada beberapa macam yaitu : One-Shot Case Study, One- Group Pretest-
Posttest Design, dan Intact-Group Comparasion.
Metode ini digunakan untuk menerapkan tari Rantak sebagai media untuk
mengukur kecerdasan kinestetik siswa dalam pembelajaran seni tari. Tari Rantak
tesebut dijadikan sebagai media untuk diujicobakan pada peningkatan kecerdasan
kinestetik siswa terhadap pembelajaran seni tari
-
2 Aqilah Zainab, 2018 PEMBELAJARAN TARI RANTAK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK SISWA DI SMPN 12 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang terangkap dalam mata pelajaran seni budaya di SMP Negeri 12
Bandung pada kelas VIII D.
Desain penelitian merupakan rumusan dari rancangan yang dibuat
sedemikian rupa agar arah penelitian jelas dan mencapai tujuan yang diharapkan.
Di dalam desain penelitian seorang peneliti harus memaparkan berbagai macam
bentuk susunan kerangka penelitian yang akan dibuat.
Menurut Sugioyono (2011, hlm 74) desain penelitian ini menggunakan One-
Group Pretest-Posttest Design dari Pre-eksperimental. Artinya pada desain ini
terdapat pretest, sebelum diberikan treatment. Dengan demikian hasil perlakuan
dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan
sebelum diberi perlakuan. Desain ini dapat digambarkan seperti berikut:
Keterangan :
O1 : Nilai pretest (sebelum diberikan perlakuan), siswa diamati melalui tes
awal untuk melihat tingkat kecerdasan kinestetik sebelum diterapkannya
pembelajaran tari Rantak menggunakan metode drill.
X : Proses diberi perlakuan. Siswa diberikan perlakuan atau treatment berupa
pembelajaran tari Rantak untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik siswa.
O2 : Nilai Posttest (setelah diberikan perlakuan), siswa yang telah
mendapatkan treatment dandiamati kembali melalui tes akhir untuk
melihat pengaruh dari treatment tersebut apakah berhasil atau tidak.
3.1.2 Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen, pendekatan kuantitatif sering
dinamakan pendekatan tradisional, positivistik, scientific dan metode discovery.
Penelitian kuantitatif memiliki karakter yang fundamental (Sanjaya, W, 2014,
hlm. 88) menyatakan bahwa karakter dari penelitian kuantitaif yaitu: pertama,
O1 X O2
-
3 Aqilah Zainab, 2018 PEMBELAJARAN TARI RANTAK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK SISWA DI SMPN 12 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam pelaksanaan metode eksperimen, peneliti melakukan perlakuan tertentu
kepada sekelompok orang yang dijadikan subjek penelitian. Kedua, peneliti
mengobservasi secara sistematik apa yang terjadi akibat perlakuan tersebut.
Ketiga, selain terhadap treatment yang sengaja dilakukan, peneliti juga
melakukan kontrol terhadap segala sesuatu yang dapat memengaruhi hasil
eksperimen.
Pendekatan kuantitatif digunakan dengan maksud untuk mencari pengaruh
suatu treatment yang diterapkan kepada peserta didik, maka dari itu peneliti
menggunakan metode penelitian eksperimen yang pada dasarnya penelitian ini
digunakan untuk mengujicobakan suatu pembelajaran tari Rantak dalam
pembelajaran seni tari dan mencari pengaruh atas treatment yang dilakukan
untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik siswa.
3.2 Partisipan dan Lokasi Penelitian
3.2.1 Partisipan
Pada penelitian ini peneliti memilih siswa-siswi SMP Negeri 12 Bandung
sebagai partisipan dalam penelitian karena memiliki karakteristik yang tepat
sebagai contoh untuk diteliti karena siswa-siswi SMP Negeri 12 Bandung masih
lemah dalam kecerdasan yang dimiliki disetiap masing-masing individunya.
Maka dari itu peneliti memilih sekolah SMP 12 Negeri Bandung sebagai tempat
penelitian pembelajaran tari Rantak untuk meningkatkan kecerdasan kinesetetik
siswa.
Berikut partisipan yang dijadikan sampel penelitian ini kelas VIII-D
disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini :
Tabel 3.1 Daftar Nama Siswa Kelas VIII D Tahun Ajaran 2017/2018
No Nomor Induk Siswa Nama L/P
1 161707109 AKBAR ZULKARNAIN K L
2 161707110 AKMAL SALMAN A L
3 161707111 ANANDA DENI SAPUTRA L
4 161707113 ANDRO JESSEN GERALDI L
5 161707042 ARINI HIDAYATIKA P
-
4 Aqilah Zainab, 2018 PEMBELAJARAN TARI RANTAK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK SISWA DI SMPN 12 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6 161707259 AYU WANDIRA P
7 161707188 BIHURIN SALSABILA F P
8 161707049 ENJELIE DWI ZUANDELIA P
9 161707080 FARAH AULIA W P
10 161707158 FARREL SAFRILIAN P.D L
11 161707119 FERRELYA NAZWA. A L
12 161707266 FISKA DEWI P
13 161707194 FITRI NOVIANTI P
14 161707269 MARLINDA PERMATASARI P
15 161707203 M. NURUL IMAM L
16 161707237 M. DHAFA ANANDHIYA F L
17 161707061 M. FADHLAN ARYA H L
18 161707049 M. JAFAR SHIDIQ L
19 161707095 M. JEMAL ZADA ALRAVI L
20 161707062 M. JUSTIN ADITYA CITA L
21 161707170 M. RESTU NUGRAHA L
22 161707276 NAUFAL FAIQ MUZHAFFAR L
23 161707277 NAZWA SYAINA INDIRA P
24 161707278 NENG RINA SAFITRI P
25 161707134 QORI AULIA P
26 161707279 RAFIKA NAJWA ADELIA. R P
27 161707321 RAIHAN SULTHAN R L
28 161707137 RISMAN SLAMET L
29 161707025 RIVAN ALDY FERDIAN L
30 161707139 RIZKI TAZIDI ZAYD L
31 161707288 SHANDY ALVY PERMADI L
32 161707028 SHEEVA SABILLA P
33 161707032 SYAHWA NABILA PUSPA P
34 161707216 SYAIRA AULIA AZAHRA P
35 161707217 TITA MULYATI P
36 161707218 XAVIERA SADIYA S P
-
5 Aqilah Zainab, 2018 PEMBELAJARAN TARI RANTAK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK SISWA DI SMPN 12 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2.2 Lokasi
Lokasi penelitian ini dilakukan di SMPN 12 Bandung yang bertempat di
jalan Dr. Setiabudhi No.195 bandung 40153. Alasan memilih SMP tersebut
dikarenakan karakteristik siswa di kelas VIII D masih lemah dalam kecerdasan
kinestetik sehingga cocok dengan bahan penelitian peneliti dan kerena
keterbatasan waktu serta biaya penelitian jadi peneliti memilih sekolah SMP N
12 Bandung sebagai lokasi penelitian.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi merupakan kelompok besar yang menjadi objek dari sebuah
penelitian. Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atau
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2014.hlm.117). Populasi pada penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII
Bandung yang berjumlah 324 orang siswa. Pemilihan populasi pada penelitian ini
karena dikelas ini pembelajaran seni tari Nusantara diberikan. Peneliti memilih
kelas VIII D yang berjumlah 36 orang, seluruh populasi merupakan sampel dari
penelitian ini.
Pada penelitian ini peneliti menentukan sampel dengan menggunakan teknik
Sampling Purposive, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
karena permasalahan yang ditemukan oleh peneliti hanya berada di kelas VIII D
(Sugiyono, 2011,hlm.85).
3.3.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono,2014, hlm.118). Sampel dalam penelitian ini peneliti
memilih satu kelas dari keseluruhan kelas VIII yang terdiri dari 9 kelas, yaitu
kelas VIII D yang berjumlah 36 orang, yaitu 18 orang siswa perempuan dan 18
siswa laki-laki. Pemilihan sampel kelas ini karena di kelas VIII D memiliki
-
6 Aqilah Zainab, 2018 PEMBELAJARAN TARI RANTAK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK SISWA DI SMPN 12 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
karakteristik siswa laki-laki dan perempuan yang pasif dalam bergerak pada
pembelajaran seni tari sehingga peneliti menilai akan sangat berpengaruh terhadap
proses peningkatan kecerdasan kinestetik siswa dalam PBM. Selama ini kelas
tersebut memang bukan kelas unggulan begitu pun dengan siswa laki-laki yang
dinilai kurang memiliki minat terhadap pembelajaran seni tari, mereka cenderung
malu jika harus menari, sehingga tingkat kecerdasan kinestetik pun cenderung
kurang. Hal-hal ini terlihat pada saat observasi awal siswa merasa keberatan
dengan pemilihan kelompok secara acak, dan lebih menyukai satu kelompok
dengan teman-teman yang memiliki kedekatan khusus (teman bermain).
3.4 Intrumen Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat intrumen yang mendukung dan memperkuat
informasi untuk penelitian, antara lain studi pustaka, observasi secara langsung,
wawancara, tes, dan dokumentasi. Bentuk intrumen penelitian ini berupa
pedoman-pedoman, baik pedoman observasi, wawancara, maupun tes yang
dituangkan ke dalam bentuk catatan untuk mendapatkan informasi yang akurat.
a. Pedoman observasi
Pedoman observasi adalah kegiatan melihat objek yang akan diteliti yang
memiliki tujuan tertentu untuk kepentingan pengumpulan data dalam
sebuah penelitian. Observasi dilakukan dengan mengambil informasi
yang hendak diambil berupa fakta, tingkah laku dan hasil kerja responden
dalam suatu situasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi di
kelas VIII D SMPN 12 Bandung mengenai tingkat kecerdasan kinetetik
siswa. Untuk mempermudah pengumpulan data, maka peneliti
menuliskan alat bantu berupa buku catatan dan sebelumnya membuat
pedoman observasi untuk memudahkan proses kegiatan observasi.
b. Tes
Tes merupakan alat ukur untuk mendapatkan jawaban yang diharapkan
baik secara lisan, tulisan, maupun tes perbuatan. Dalam penelitian ini
menggunakan tes perbuatan yaitu tes yang dilakukan dalam penerapan
tari Rantak untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik siswa. Tes yang
dilakukan terdiri dari tes awal (pre-test) sebelum diberikan perlakuan dan
-
7 Aqilah Zainab, 2018 PEMBELAJARAN TARI RANTAK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK SISWA DI SMPN 12 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tes akhir (post-test) setelah diberikan perlakuan. Berikut ini format
penilaian tes kecerdasan kinestetik pada tari Rantak:
1). Keterampilan Gerak (Aspek 1)
Kecerdasan kinestetik siswa dalam menari dapat terlihat
bagaimana siswa bergerak dengan teknik yang benar dan sesuai dengan
arahan yang diberikan guru serta bagaimana siswa dapat mengatur
posisi tubuh dalam ruang gerak tari (tenaga,level, arah).
2). Koordinasi Gerak Tangan Dan Gerak Kaki (Aspek 2)
Dikarenakan tari Rantak ini merupakan tari yang memerlukan
kosentrasi gerak menghentakkan kaki sesuai ketukan, melakukan gerak
menepuk tangan sesuai ketukan, maka aspek penilaian koordinasi gerak
tangan dan kaki ini perlu dilakukan untuk menilai menunjang
kemampuan siswa dalam meningkatkan kecerdasan kinestetik.
3). Keseimbangan Gerak Tubuh (Aspek 3)
Melalui penerapan tari Rantak diharapkan siswa mampu menjaga
kesimbangan kaki dalam melakukan gerak tari, karena tari Rantak
memiliki gerakan-gerakan yang diadopsi dari gerakan penca silat
sehingga membutuhkan adeg-adeg atau keseimbangan tubuh yang
kokoh untuk menarikan tari Rantak.
Tabel 3. 1 Format Penilaian
No Nama Kriteria Penilaian Jumlah
Nilai
Rata-rata
KG KKT KGT
1
2
3
dst
Jumlah skor total
Persentasi nilai
-
8 Aqilah Zainab, 2018 PEMBELAJARAN TARI RANTAK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK SISWA DI SMPN 12 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
KK : Keterampilan Gerak (Bergerak dengan teknik yang benar dan dapat
mengatur posisi tubuh dalam ruang gerak tari seperti arah, tenaga,
level).
KTK : Koordinasi Gerak Tangan Dan Gerak Kaki (Kosentrasi gerak
menghentakkan kaki sesuai ketukan, melakukan gerak menepuk
tangan sesuai ketukan)
KGT : Keseimbangan Gerak Tubuh ( Menahan tumpuan pada kaki dan
badan sehingga tidak ada tambahan gerak selain gerakan tari
Rantak)
Kriteria Penilaian:
86 - 95 = A (Amat Baik)
76 - 85 = B (Baik)
66 - 75 = C (Cukup)
< 65 = D (Kurang)
Tabel 3. 2 Data Pretest Pada Aspek Keterampilan Gerak
No Nama
siswa Aspek 1 (KG) Skor X X2 Ket
Siswa
mampu
meniru
gerak
tari,
berdasar
kan
teknik,
yang
benar.
Siswa
mampu
merangkai
beberapa
gerak tari
sesuai
dengan
teknik,
konsep, dan
prosedur
sesuai
iringan
musik tari.
Siswa
mampu
melakukan
pengaturan
posisi tubuh
(arah, level,
tenaga)
dalam ruang
gerak tari.
-
9 Aqilah Zainab, 2018 PEMBELAJARAN TARI RANTAK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK SISWA DI SMPN 12 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
Tabel 3. 3 Data Pretest Pada Aspek Koordinasi Gerak Kaki Dan Gerak Tangan
No Nama
siswa
Aspek 2 (KTK) Skor X X2 Ket
Siswa
mampu
mengehenta
-kan gerak
kaki sesuai
dengan
ketukan
musik.
Siswa
mampu
melakukan
gerakan
menepuk
tangan sesuai
dengan
iringan
musik.
Siswa
mampu
mengkoordi-
nasikan gerak
kaki dan
tangan sesuai
dengan
teknik tari
yang benar
dan tepat.
1
Tabel 3. 4 Data Pretest Pada Keseimbangan Gerak Tubuh
No Nama
siswa
Aspek 3 (KGT) Skor X X2 Ket
Siswa mampu
menjaga
keseimbangan
tubuh ketika
menari
Siswa mampu
menari
dengan
keseimbangan
tubuh yang
benar dan
tepat
Siswa mampu
menyeimbang
kan gerak tari
dengan benar
tanpa ada
tambahan
gerak lainnya
1
-
10 Aqilah Zainab, 2018 PEMBELAJARAN TARI RANTAK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK SISWA DI SMPN 12 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3. 5 Data Pretest Pada Aspek Keseluruhan
No Nama
siswa
Nilai keseluruhan Skor X X2 Ket
Aspek 1
(KG)
Aspek 2
(KTK)
Aspek 3
(KGT)
1
Tabel 3. 6 Data Proses Pada Aspek Keterampilan Gerak
No Nama
siswa
Aspek 1 (KG) Skor X X2 Ket
Aspek
1
(KG)
Aspek
2
(KTK)
Aspek
3
(KGT)
Siswa mampu
meniru gerak
tari,
berdasarkan
teknik, yang
benar.
Siswa
mampu
merangkai
beberapa
gerak tari
sesuai
dengan
teknik,
konsep,
dan
prosedur
sesuai
iringan
musik
tari.
Siswa
mampu
melakukan
pengaturan
posisi tubuh
(arah, level,
tenaga)
dalam ruang
gerak tari.
1
Tabel 3. 7 Data Proses Pada Aspek Koordinasi Gerak Tangan Dan Gerak Kaki
No Nama
siswa
Aspek 2 (KGT) Skor X X2 Ket
-
11 Aqilah Zainab, 2018 PEMBELAJARAN TARI RANTAK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK SISWA DI SMPN 12 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Aspek
1
(KG)
Aspek
2
(KTK)
Aspek
3
(KGT)
1 Siswa
mampu
mengehent
a-kan
gerak kaki
sesuai
dengan
ketukan
musik.
Siswa
mampu
melakukan
gerakan
menepuk
tangan sesuai
dengan
iringan
musik.
Siswa mampu
mengkoordi-
nasikan gerak
kaki dan
tangan sesuai
dengan teknik
tari yang
benar dan
tepat.
Tabel 3. 8 Data Proses Pada Aspek Keseimbangan Gerak Tubuh
No Nama
siswa
Aspek 3 (KGT) Skor X X2 Ket
Aspek 1
(KG)
Aspek
2
(KTK)
Aspek
3
(KGT)
Siswa
mampu
menjaga
keseimban
gan tubuh
ketika
menari
Siswa
mampu
menari
dengan
keseimbang
an tubuh
yang benar
dan tepat
Siswa mampu
menyeimbangk
an gerak tari
dengan benar
tanpa ada
tambahan gerak
lainnya
1
Tabel 3. 9 Data Proses Keseluruhan Tiga Aspek (Keterampilan Gerak, Koordinasi
Gerak Tangan dan Kaki dan Keseimbangan Gerak Tubuh)
No Nama
siswa
Nilai keseluruhan Skor X X2 Ket
Aspek
1
Aspek
2
Aspek
3
-
12 Aqilah Zainab, 2018 PEMBELAJARAN TARI RANTAK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK SISWA DI SMPN 12 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(KG) (KTK) (KGT)
1
Tabel 3. 10 Data Posttest Pada Aspek Keterampilan Gerak
No Nama
siswa
Aspek 1 (KG) Skor X X2 Ket
Aspek
1
(KG)
Aspek
2
(KTK)
Aspek
3
(KGT)
1 Siswa mampu
meniru gerak
tari,
berdasarkan
teknik, yang
benar.
Siswa
mampu
merangkai
beberapa
gerak tari
sesuai
dengan
teknik,
konsep,
dan
prosedur
sesuai
iringan
musik
tari.
Siswa
mampu
melakukan
pengaturan
posisi tubuh
(arah, level,
tenaga)
dalam ruang
gerak tari.
Tabel 3. 11 Data Posttest Pada Aspek Koordinasi Gerak Tangan dan Gerak Kaki
No Nama
siswa
Aspek 2 (KGT) Skor X X2 Ket
Aspek
1
(KG)
Aspek
2
(KTK)
Aspek
3
(KGT)
1 Siswa
mampu
mengehenta-
kan gerak
Siswa
mampu
melakukan
gerakan
Siswa mampu
mengkoordi-
nasikan gerak
kaki dan tangan
-
13 Aqilah Zainab, 2018 PEMBELAJARAN TARI RANTAK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK SISWA DI SMPN 12 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kaki sesuai
dengan
ketukan
musik.
menepuk
tangan
sesuai
dengan
iringan
musik.
sesuai dengan
teknik tari yang
benar dan tepat.
Tabel 3. 12 Data Posttest Pada Aspek Keseimbangan Gerak Tubuh
No Nama
siswa
Aspek 3 (KGT) Skor X X2 Ket
Aspek 1
(KG)
Aspek
2
(KTK)
Aspek
3
(KGT)
1 Siswa
mampu
menjaga
keseimban
gan tubuh
ketika
menari
Siswa
mampu
menari
dengan
keseimbang
an tubuh
yang benar
dan tepat
Siswa mampu
menyeimbangk
an gerak tari
dengan benar
tanpa ada
tambahan gerak
lainnya
Tabel 3. 13 Data Posttest Keseluruhan Tiga Aspek (Keterampilan Gerak,
Koordinasi Gerak Tangan dan Kaki dan Keseimbangan Gerak Tubuh)
No Nama
siswa
Nilai keseluruhan Skor X X2 Ket
Aspek
1
(KG)
Aspek
2
(KTK)
Aspek
3
(KGT)
1
Tabel 3. 14 Data Uji t pada Aspek Keterampilan Gerak
No Nama siswa Aspek 1 (KG)
D D2 Pre-Test Post-test
-
14 Aqilah Zainab, 2018 PEMBELAJARAN TARI RANTAK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK SISWA DI SMPN 12 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
Tabel 3. 15 Data Uji t pada Aspek Koordinasi Gerak Tangan dan Gerak Kaki
No Nama siswa Aspek 2 (KTK)
D D2 Pre-Test Post-test
1
Tabel 3. 16 Data Uji t pada Aspek Keseimbangan Gerak Tubuh
No Nama siswa Aspek 3 (KGT)
D D2 Pre-Test Post-test
1
Keterangan:
86 - 95 = A (Amat Baik)
76 - 85 = B (Baik)
66 - 75 = C (Cukup)
< 65 = D (Kurang)
Tabel 3. 17 Rentang Nilai pada Aspek Keterampilan Gerak
No Nilai Angka Nilai Huruf Uraian Indikator
1 86 - 95 A (Amat Baik)
1. Jika siswa dapat meniru gerak tari, berdasarkan teknik, yang
benar, Merangkai beberapa gerak
tari sesuai dengan teknik, konsep,
dan prosedur sesuai iringan
musik tari,Melakukan pengaturan
posisi tubuh (arah, level, tenaga)
dalam ruang gerak tari.
2 76 - 85 B (Baik)
2. Jika siswa dapat meniru gerak tari, berdasarkan teknik, yang
benar, Merangkai beberapa gerak
-
15 Aqilah Zainab, 2018 PEMBELAJARAN TARI RANTAK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK SISWA DI SMPN 12 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tari sesuai dengan teknik, konsep,
dan prosedur sesuai iringan
musik tari.
3 66 - 75 C (Cukup)
3. Jika siswa dapat meniru gerak tari, berdasarkan teknik, yang
benar.
4 < 65 D (Kurang)
4. Jika siswa belum dapat meniru gerak tari, berdasarkan teknik,
yang benar, Merangkai beberapa
gerak tari sesuai dengan teknik,
konsep, dan prosedur sesuai
iringan musik tari,Melakukan
pengaturan posisi tubuh (arah,
level, tenaga) dalam ruang gerak
tari.
Tabel 3. 18 Rentang Nilai pada Aspek Koordinasi Gerak Tangan dan Gerak Kaki
No Nilai Angka Nilai Huruf Keterangan
1 86 - 95 A (Amat Baik)
1. Jika siswa dapat mengehentakan gerak kaki sesuai dengan ketukan
musik, Melakukan gerakan
menepuk tangan sesuai dengan
iringan musik, Mengkoordi
nasikan gerak kaki dan tangan
sesuai dengan teknik tari yang
benar dan tepat.
2 76 - 85 B (Baik)
2. Jika siswa dapat mengehentakan gerak kaki sesuai dengan ketukan
musik, Melakukan gerakan
menepuk tangan sesuai dengan
iringan musik.
3 66 - 75 C (Cukup)
3. Jika siswa dapat mengehentakan gerak kaki sesuai dengan ketukan
musik.
4 < 65 D (Kurang)
4. Jika siswa belum dapat mengehentakan gerak kaki sesuai
dengan ketukan musik,
Melakukan gerakan menepuk
tangan sesuai dengan iringan
musik, Mengkoordi nasikan gerak
kaki dan tangan sesuai dengan
-
16 Aqilah Zainab, 2018 PEMBELAJARAN TARI RANTAK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK SISWA DI SMPN 12 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
teknik tari yang benar dan tepat.
Tabel 3. 19 Rentang Nilai pada Aspek Keseimbangan Gerak Tubuh
No Nilai Angka Nilai Huruf Keterangan
1 86 - 95 A (Amat Baik)
1. Jika siswa dapat menjaga keseimbangan tubuh ketika
menari dengan benar dan
tepat tanpa ada gerak
tambahan lainnya.
2 76 - 85 B (Baik)
2. Jika siswa dapat menjaga keseimbangan tubuh ketika
menari dengan benar.
3 66 - 75 C (Cukup)
3. Jika siswa dapat menjaga keseimbangan tubuh.
4 < 65 D (Kurang)
4. Jika siswa belum dapat menjaga keseimbangan tubuh
ketika menari dengan benar
dan tepat tanpa ada gerak
tambahan lainnya.
a. Pedoman wawancara
Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui respon siswa
terhadap pembelajaran seni tari, dan sejauh mana siswa memahami
materi pembelajaran seni tari yang telah diajarkan oleh peneliti
mengenai tari Rantak, apakah tingkat kecerdasan kinestetik siswa
meningkat atau tidak.
b. Dokumentasi
Dokumentasi dibutuhkan peneliti untuk mengumpulkan data
secara akurat dengan mendokumentasikan dari awal proses
pembelajaran seni tari berlangsung hingga hasil akhir pembelajaran.
Dokumentasi berupa foto dan video pada proses pembelajaran tari
Rantak mengenai tingkat kecerdasan kinetetik siswa.
c. Studi Pustaka
-
17 Aqilah Zainab, 2018 PEMBELAJARAN TARI RANTAK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK SISWA DI SMPN 12 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Studi pustaka dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
data informasi yang diperlukan dari berbagai sumber bacaan baik
yang bersifat dokumen dan sumber lainnya. Pada intinya studi pustaka
dilakukan agar peneliti mempunyai gambaran, pedoman, pengetahuan
pandangan dan pemahaman yang luas terhadap masalah yang akan
diteliti yaitu untuk mendapatkan teori dan konsep-konsep yang
diinginkan landasan pemikiran dalam penelitian ini. Jenis studi
pustaka dalam penelitian ini berupa buku-buku, skripsi, internet,
sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.
3.5 Prosedur Penelitian
3.5.1 Langkah Penelitian
1) Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti untuk melihat dan mengamati
bagaimana proses pembelajaran seni tari yang dilakukan di SMPN 12
Bandung. Kemudian peneliti mendapat ide untuk melakukan penelitan.
2) Pengajuan Judul Penelitian
Setelah melakukan observasi pada pembelajaran seni tari yang dilakukan
di SMPN 12 Bandung, selanjutnya peneliti mengajukan judul untuk
penelitian kepada dewan skripsi dengan judul pembelajaran tari Rantak
untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik siswa di SMPN 12 Bandung.
3) Membuat Proposal
Setelah disetujui judul yang peneliti ajukan kepada dewan skripsi, peneliti
membuat proposal penelitian untuk diajukan dan disahkan oleh dewan
skripsi.
4) Menentukan Intrumen
Intrumen dalam penelitian ini merupakan alat untuk mengumpulkan data-
data tentang hasil tingkat kecerdasan kinestetik siswa dalam pembelajaran
seni tari di SMPN 12 Bandung.
5) Pelaksanaan Penelitian
Pengumpulan data
-
18 Aqilah Zainab, 2018 PEMBELAJARAN TARI RANTAK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK SISWA DI SMPN 12 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti memerlukan data-data yang
menunjang untuk menyusun laporan penelitian. Untuk itu peneliti
melakukan proses pengumpulan data-data yang diperlukan:
(1) Pengolahan data
Setelah dilakukannya pengumpulan data dari proses pembelajaran yang
dilakukan selanjutnya peneliti melakukan pengolahan data untuk
mendapatkan hasil yang akurat.
(2) Penyusunan Laporan
a. Penyusunan Data
Penyusunan data atau informasi penelitian dilakukan setelah
melalui tahap pengolahan data. Langkah penyusunan data ini
dilaksanakan agara laporan penelitian menjadi sistematis.
b. Pengetikan Data
Proses ini dilakukan oleh peneliti setelah data tersusun dengan
sistematis melaui proses bimbingan terlebih dahulu.
c. Penggandaan Laporan Penelitan
Penggandaan laporan penelitan dilakukan setalah dilaksanakan
siding skirpsi. Pengggadaan ini dilakukan setelah melalui tahap-
tahap yang dilakukan dengan pengawasan yang telah disetuji oleh
pembimbing 1 dan pembimbing 2.
3.5.2 Variabel Penelitan
Variabel Penelitian yang berjudul “Pembelajaran Tari Rantak Untuk
Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Siswa di SMPN 12 Bandung” yaitu:
Bagan 3. 1 Variabel X dan Y
Variabel X
“Pembelajaran Tari Rantak”
Variabel Y
“Meningkatkan Kecerdasan
Kinestetik “
-
19 Aqilah Zainab, 2018 PEMBELAJARAN TARI RANTAK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK SISWA DI SMPN 12 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Variabel bebas (Independet variabel) adalah pembelajaran tari Rantak.
Tari Rantak disini berperan sebagai media dalam pembelajaran seni tari.
Variabel bebas ini adalah perlakuan (treatment) yang mempengaruhi
variabel lain.
b. Variabel terikat (dependent variabel) dalam penelitian ini adalah
kecerdasan kinestetik siswa karena tujuan penelitian ini untuk
meningkatkan kecerdasan kinestetik siswa melalui pembelajaran tari
Rantak. Variabel terikat ini adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel
lain
3.6 Teknik Analisis Data
Setelah dilakukan observasi, wawancara, tes dan dokumentasi, hasil dari
penelitian tersebut digabungkan lalu dianalisis untuk mendapatkan hasil yang
benar sesuai dengan kebutuhan. Teknik analisis data yang dipergunakan dalam
penelitian ini menggunakan uji statistika sederhana di bantu dengan software
Statistical Product and Service Solution (SPSS) adapun uji statistika yang
digunakan adalah
1. Nilai N-gain
Analisis yang pertama kali dilakukan adalah perhitungan Normalized
gain (N-gain) pada data posttest terhadap nilai pretest. Pencarian nilai N-
gain dilakukan pada data pretest dan posttest pada pembelajaran tari
Rantak. Peningkatan nilai yang dicari, dimaksudkan untuk mengungkap
sejauh mana siswa meningkatkan kecerdasan kinestetik pada
pembelajaran seni tari. Menurut Hake (1999, hlm. 1), rumus dalam
menentukan N-gain adalah sebagai berikut:
Setelah nilai N-gain didapatkan, maka hal yang selanjutnya
dilakukan adalah mengkategorisasinya. Kategorisasi dilakukan sama
N-gain = % N−𝑔𝑎𝑖𝑛
% N−𝑔𝑎𝑖𝑛 𝑚𝑎𝑥 .=
% Nilai 𝑝𝑜𝑠𝑡 −𝑡𝑒𝑠𝑡−% Nilai 𝑝𝑟𝑒 −𝑡𝑒𝑠𝑡
100−% Nilai 𝑃𝑟𝑒−𝑡𝑒𝑠𝑡
-
20 Aqilah Zainab, 2018 PEMBELAJARAN TARI RANTAK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK SISWA DI SMPN 12 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
seperti saat mengkategorisasi nilai N-gain pada data pretest dan
posttest. Kategori N-gain dapat dilihat pada lampiran.
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan langkah penting untuk menentukan
diterimanya hipotesis atau tidak. Keseluruhan uji hipotesis yang
dilakukan, menggunakan software Statistical Product and Service
Solution (SPSS). Pengujian hipotesis yang dilakukan yaitu uji beda rata-
rata pada data pretest dan posttest pada pembelajaran tari Rantak.
Terdapat beberapa langkah untuk menguji hipotesis, diantaranya:
1) Uji beda rata-rata
Dalam menentukan uji statistik yang tepat untuk uji beda rata-rata,
ditentukan terlebih dahulu, data yang akan diuji termasuk data statistik
parametrik atau data statistik non parametrik. Untuk mengetahui jenis
datanya, dilakukan uji prasyarat sebagai berikut:
a) Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu bagian dari uji persyaratan
analisis data atau uji asumsi klasik, artinya sebelum kita melakukan
analisis yang sesungguhnya, data tersebut harus di uji kenormalan
distribusinya.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas yakni :
1) Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data tersebut
distribusi normal.
2) Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data
tersebut tidak berdistribusi normal.
Menurut Reksoatmodjo (2007, hlm. 45), “Uji normalitas
merupakan konsekuensi logis dari metode sampling, karena hasil
sampling adalah untuk mengestimasi atau menyimpulkan
karakteristik populasi”. Uji normalitas dilakukan bersamaan antara
data nilai pretest dan posttest.
b) Uji Homogenitas
Dalam statistik uji homogenitas digunkan untuk mengetahui varia
dari beberapa populasi sama atau tidak. Uji ini biasanya dilakukan
-
21 Aqilah Zainab, 2018 PEMBELAJARAN TARI RANTAK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK SISWA DI SMPN 12 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebagai prasyarat dalam analisis independent Sampel T-Test dan
Anova. Asumsi yang mendasari dalam analisis of varians
(ANOVA) adalah bahawa varian dari beberapa populasi adalah
sama.
Dasar pengambilan keputusan uji homogenitas digunakan sebagai
bahan acuan untuk menentukan keputusan uji statistik. Adapun
dasar pengambilan keputusan dalam uji homogenitas adalah :
1) Jika nilai signifikansi < 0,05 maka dikatakan bahwa varian dari
dua atau lebih kelompok populasi data adalah tidak sama.
2) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka dikatakan bahwa varian dari
dua atau lebih kelompok populasi data adalah sama.
Uji homogenitas disebut juga sebagai uji kesamaan dua
varians. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kedua data
berasal dari varians yang homogen atau tidak. Seperti halnya uji
normalitas, uji homogenitas dilakukan sebagai salah satu syarat
pengujian untuk menentukan data statistik parametrik. Mengingat
nilai posttest merupakan data non parametrik, uji homogenitas
hanya dilakukan pada dua data antara nilai pretest dengan nilai
posttest pembelajaran tari Rantak. Pada hasil uji homogenitas yang
dilakukan diketahui bahwa salah satu indikator penilaian
keseimbangan gerak tubuh (KKT) tidak memiliki varians yang
homogen. Maka dari itu, uji beda rata-rata dilakukan dengan rumus
untuk data non parametrik.
Berdasarkan uji prasyarat yang dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa uji beda rata-rata dilakukan dengan rumus untuk data
statistik non parametrik. Untuk membandingkan data nilai pretest
dan posttest dilakukan dengan uji U Mann-Whitney, karena data
yang dibandingkan tidak berpasangan. Sedangkan, untuk
membandingkan data berpasangan seperti data nilai pretest dan
posttest dilakukan dengan uji T-Test.
c) Uji T
-
22 Aqilah Zainab, 2018 PEMBELAJARAN TARI RANTAK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK SISWA DI SMPN 12 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji Independent Sample T-Test merupakan bagaian dari statistik
inferensial parametik (uji beda). Perlu diketahui bersama bahwa
dalam statistik parametik terdapat syarat-syarat yang harus
terpenuhi sebelumnya dilakukannya pengujian (dalam hal ini Uji
Independent Sampel T-Test). Oleh karena itu, kita perlu
mengetahui syarat-syarat apa saja yang diperlukan sebelum
melakukan uji Independet Sample T-Test :
1) Data yang di uji adalah data kuantatif (data interval atau data
rasio)
2) Data harus di uji normalitas dan hasilnya harus berdistribusi
normal.
3) Data harus sejenis atau homogen (namun bukan syarat mutlak)
4) Uji ini dilakukan dengan jumlah data yang sedikit.
Dasar pengambilan keputusan :
a) Jika nilai signifikan atau sig.(2-tailed) > 0,05 maka Ho
diterima dan Ha ditolak.
b) Jika nilai signifikan atau sig.(2-tailed) < 0,05 maka Ho
ditolak dan Ha diterima.