BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16077/3/T1_292011103_BAB...

25
28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas 4 SD Negeri Lemahieng 02 Kecamatan Bawen Semester II tahun pelajaran 2014/2015. Berada di dekat pemukiman warga, jauh dari jalan raya. Jarak lokasi SDN Lemahieng 02 Kecamatan Bawen ke pusat Kecamatan 2 km. Kondisi fisik SD masih tergolong baik. Jumlah kelas di SD Negeri Lemahieng 02 Kecamatan Bawen ada 6 kelas dari kelas 1 sampai kelas 6, terdapat pula 1 perpustakaan, 1 kantor guru dan kepala sekolah, 1 ruang komputer dan 1 ruang UKS. Jumlah guru di SD Negeri Lemahieng 02 Kecamatan Bawen ada 9 guru , yaitu 6 guru kelas dari kelas 1 sampai kelas 6, 1 guru agama islam, 1 guru olah raga dan 1 guru komputer. Subjek penelitiannya yaitu seluruh siswa kelas 4 yang berjumlah 31 siswa yang terdiri 17 anak laki-laki dan 14 anak perempuan. Menurut John Piaget (Susanto, 2013: 184), anak usia 712 tahun berada dalam tahap berpikir konkret. Berdasarkan perkembangan kognitif ini, maka, anak usia sekolah dasar pada umumnya mengalami kesulitan dalam memahami IPA yang bersifat abstrak. Karena keabstrakannya IPA relatif tidak mudah untuk dipahami oleh siswa sekolah dasar pada umumnya. 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dan hasil belajar IPA. Pembelajaran kooperatif tipe Make A Match merupakan variabel bebas (Independent), sedangkan keaktifan dan hasil belajar IPA merupakan variabel terikat (Dependent). 3.2.2 Definisi Operasional Pembelajaran kooperatif tipe Make A Match adalah suatu pembelajaran dimana siswa dibentuk menjadi dua kelompok, satu kelompok persoala/pernyataan dan yang satu berupa kelompok jawaban. Tugas siswa yaitu mencari pasangan kartu yang cocok dari setiap kartu yang mereka dapat.

Transcript of BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16077/3/T1_292011103_BAB...

Page 1: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16077/3/T1_292011103_BAB III.pdf · yang terdiri 17 anak laki-laki dan 14 anak perempuan. Menurut John Piaget (Susanto,

28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas 4 SD Negeri Lemahieng 02 Kecamatan

Bawen Semester II tahun pelajaran 2014/2015. Berada di dekat pemukiman

warga, jauh dari jalan raya. Jarak lokasi SDN Lemahieng 02 Kecamatan Bawen

ke pusat Kecamatan 2 km. Kondisi fisik SD masih tergolong baik. Jumlah kelas di

SD Negeri Lemahieng 02 Kecamatan Bawen ada 6 kelas dari kelas 1 sampai kelas

6, terdapat pula 1 perpustakaan, 1 kantor guru dan kepala sekolah, 1 ruang

komputer dan 1 ruang UKS. Jumlah guru di SD Negeri Lemahieng 02 Kecamatan

Bawen ada 9 guru , yaitu 6 guru kelas dari kelas 1 sampai kelas 6, 1 guru agama

islam, 1 guru olah raga dan 1 guru komputer.

Subjek penelitiannya yaitu seluruh siswa kelas 4 yang berjumlah 31 siswa

yang terdiri 17 anak laki-laki dan 14 anak perempuan. Menurut John Piaget

(Susanto, 2013: 184), anak usia 7–12 tahun berada dalam tahap berpikir konkret.

Berdasarkan perkembangan kognitif ini, maka, anak usia sekolah dasar pada

umumnya mengalami kesulitan dalam memahami IPA yang bersifat abstrak.

Karena keabstrakannya IPA relatif tidak mudah untuk dipahami oleh siswa

sekolah dasar pada umumnya.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.2.1 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu pembelajaran

kooperatif tipe Make A Match dan hasil belajar IPA. Pembelajaran kooperatif tipe

Make A Match merupakan variabel bebas (Independent), sedangkan keaktifan dan

hasil belajar IPA merupakan variabel terikat (Dependent).

3.2.2 Definisi Operasional

Pembelajaran kooperatif tipe Make A Match adalah suatu pembelajaran

dimana siswa dibentuk menjadi dua kelompok, satu kelompok

persoala/pernyataan dan yang satu berupa kelompok jawaban. Tugas siswa yaitu

mencari pasangan kartu yang cocok dari setiap kartu yang mereka dapat.

Page 2: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16077/3/T1_292011103_BAB III.pdf · yang terdiri 17 anak laki-laki dan 14 anak perempuan. Menurut John Piaget (Susanto,

29

Keaktifan dalam belajar adalah mengaktifkan siswa secara fisik, namun

dalam hal tersebut tidak hanya fisiknya saja tetapi juga merujuk pada kemampuan

berpikir siswa, mental dan emosional peserta didik dalam proses pembelajaran.

Keaktifan belajar dalam penelitian ini diukur menggunakan rubrik keaktifan yang

disusun berdasarkan indikator-indikator keaktifan

Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah melalui

proses pembelajaran, baik kemampuan secara kognitif, kemampuan secara afektif

maupun kemampuan secara psikomotor. Hasil belajar yang diteliti pada penelitian

ini merupakan hasil belajar kognitif yang dapat diketahui hasilnya dengan tes

tertulis setelah proses pembelajaran selesai. Hasil belajar IPA dalam bentuk besar

skor yang di dapat siswa dari hasil tes formatif yang diberikan oleh guru. Tes ini

digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa setelah

mengikuti pembelajaran Make A Match. Soal tes yang diberikan berbentuk pilihan

ganda. Pemberian tes dalam penelitian ini akan dilaksanakan pada pertemuan

ketiga dalam setiap siklus.

3.3 Rencana Tindakan

Menurut Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2008:16), model yang

digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral dengan melalui beberapa

siklus tindakan dan terdiri dari tiga komponen yaitu perencanaan (planning),

pelaksanaan tindakan (action) dan observasi (observation), dan refleksi

(reflection). Model spiral ini merupakan model siklus berulang berkelanjutan,

dengan harapan pada setiap tindakan menunjukkan peningkatan sesuai perubahan

dan perbaikan yang ingin dicapai.

Page 3: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16077/3/T1_292011103_BAB III.pdf · yang terdiri 17 anak laki-laki dan 14 anak perempuan. Menurut John Piaget (Susanto,

30

Gambar 2

Gambar 3.1

Skema Rencana Tindakan Model Spiral dari Kemmis dan Taggrat

Tahap-tahap penelitian dapat dijabarkan dalam uraian di bawah ini:

1) Perencanaan

Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti menyusun suatu perencanaan

mengenai hal apa yang akan diperlukan dan dilaksanakan di dalam pelaksanaan

tindakan. Sebelum menyusun perencanaan, peneliti melakukan pengamatan

terhadap kelas yang akan diteliti terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk

mengetahui kondisi kelas yang sebenarnya. Setelah melakukan pengamatan, maka

peneliti dapat merumuskan masalah yang ditemukan dalam pembelajaran.

Kemudian peneliti dapat menyusun suatu perencanaan yang mencakup tindakan

yang akan dilakukan untuk meningkatkan atau memperbaiki pembelajaran yang

sudah ada. Untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam pembelajaran peneliti

dapat menerapkan pembelajaran kooperatif tipe make a match.

2) Pelaksanaan tindakan dan observasi

Pelaksanaan tindakan adalah mengimplementasikan tindakan

pembelajaran yang sesuai dengan rencana tindakan yang telah disusun. Dalam

Page 4: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16077/3/T1_292011103_BAB III.pdf · yang terdiri 17 anak laki-laki dan 14 anak perempuan. Menurut John Piaget (Susanto,

31

pelaksanaan pembeljaran ini peneliti menerapkan pembelajaran kooperatif tipe

make a match. Dalam 1 siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Dalam setiap

pertemuan, dilakukan observasi (pengamatan) terhadap proses pelaksanaan

pembelajaran make a match. Pertemuan ketiga pada setiap siklus akan diadakan

evaluasi untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa setelah mengikuti

pembelajaran make a match.

3) Refleksi

Peneliti mengkaji hasil tindakan yang telah dilakukan.Refleksi digunakan

untuk menemukan kekuranganatau kelemahan yang terjadi pada tindakan siklus I.

Kekurangan atau kelemahan yang ada kemudian di perbaiki pada siklus

berikutnya.

3.3.1 Tindakan Siklus I

3.3.1.1 Perencanaan

Dalam tahap ini dilakukan 3 kali pertemuan. Setelah meminta dan

mendapatkan ijin dari pihak sekolah, peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) untuk 2 kali pertemuan dan 1 kali pertemuan untuk evaluasi

hasil belajar. Selain itu, peneliti juga menyiapkan alat peraga yang sesuai dengan

materi yang akan diajarkan, lembar observasi, kegiatan siswa, dan soal evaluasi

berbentuk pilihan ganda. Lembar observasi disusun berdasarkan sintak

pembelajaran Make A Match. Peneliti juga menyiapkan kartu permainan make a

match. Kartu permainan make a match adalah hal paling penting dalam

pembelajaran Make A Match, karena setiap siswa akan mencari pasangan dari

kartu yang mereka dapat tentang materi yang mereka pelajari.

3.3.1.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Tahap pelaksanaan tindakan adalah kegiatan melaksanakan proses

pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun. Dalam penelitian ini

pelaksanaan tindakan dilakukan dengan menerapkan kartu permainan make a

match. Pembelajaran dilaksanakan selama tiga kali pertemuan atau 6 x 35 menit.

Pertemuan pertama materi yang diajarkan adalah memahami berbagai bentuk

energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari

(energi panas dan energi bunyi). Pertemuan ketiga peneliti melakukan evaluasi

Page 5: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16077/3/T1_292011103_BAB III.pdf · yang terdiri 17 anak laki-laki dan 14 anak perempuan. Menurut John Piaget (Susanto,

32

setelah melaksanakan pembelajaran make a match pada pertemuan sebelumnya.

Selama pelaksanaan tindakan berlangsung, dilakukan kegiatan observasi. Dalam

tahap observasi, penulis menghimpun temuan dan masukan yang diperoleh selama

proses kegiatan, baik temuan dari penelitimaupun temuan dari guru yang

diperoleh melalui lembar observasi. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan

dengan mengamati kegiatan guru dan siswa ketika melaksanakan pembelajaran

make a match. Kemudian observer menilai apakah sintak pembelajaran make a

match sudah terlaksana dengan baik atau belum.

Langkah-langkah pembelajaran dari pertemuan 1 dan 2 adalah langkah-

langkah yang sama pada setiap pertemuannya. Langkah-langkah pembelajaran

terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir sebagai berikut:

Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan 1

Tahap

Langkah – Langkah

Tahap 1

Menyampaikan

tujuan dan

motivasi

Kegiatan Awal (5 menit)

1. Guru menyiapkan kondisi kelas

2. Guru menyampaikan apersepsi dan motivasi

- Guru melakukan tanya jawab tentang pelajaran

sebelumnya mengenai penyebab perubahan fisik,

“coba sebutkan apa saja yang penyebab perubahan

fisik di alam?”

- “Siapa yang pernah main ke pantai? Main apa di

pantai? Bagaimana pasirnya jika terkena ombak?”

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini yaitu

tentang faktor-faktor penyebab terjadinya erosi dan

abrasi

Page 6: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16077/3/T1_292011103_BAB III.pdf · yang terdiri 17 anak laki-laki dan 14 anak perempuan. Menurut John Piaget (Susanto,

33

Tahap 2

Menyiapkan

kartu

Tahap 3

Membagikan

kartu

Tahap 4

Belajar

mencari

pasangan

Kegiatan Inti (45 menit)

1. Eksplorasi

a. Guru memperlihatkan gambar peristiwa erosi

b. Guru menjelaskan pengertian erosi.

c. Siswa bersama guru bertanya jawab tentang faktor –

faktor penyebab dan kerugian terjadinya erosi.

d. Guru menampilkan gambar abrasi

e. Guru menjelaskan pengertian abrasi.

f. Siswa bersama guru bertanya jawab faktor – faktor

penyebab dan kerugian terjadinya abrasi.

2. Elaborasi

a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi

soal/pernyataan dan yang lainnya lagi berisi jawaban

tentang materi erosi dan abrasi

b. Guru membagikan kartu pada siswa secara acak

c. Guru menjelaskan tentang perrmainan mencari pasangan

(make a match)

d. Siswa memikirkan jawaban/soal yang didapat

e. Siswa mencari pasangan dari setiap kartu yang dimiliki

selama 5 menit

f. Siswa mempresentasikan hasil yang didapat jika sudah

menemukan pasangan kartu yang cocok

g. Siswa yang berhasil menemukan pasangan kartu yang

cocok diberi penghargaan

h. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa

Page 7: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16077/3/T1_292011103_BAB III.pdf · yang terdiri 17 anak laki-laki dan 14 anak perempuan. Menurut John Piaget (Susanto,

34

mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya

i. Guru menyudahi permainan mencari pasangan (make a

match) jika waktu sudah habis.

3. Konfirmasi

a. Guru menyampaikan kesimpulan dari permainan

mencari pasangan (make a match).

Tahap 5

kesimpulan

Kegiatan Akhir (20 menit)

1. Guru bersama siswa menarik kesimpulan tentang

pembelajaran hari ini.

2. Guru memberi umpan balik dan memberi penguatan.

Pertemuan 2

Tahap Langkah – Langkah

Tahap 1

Menyampaikan

tujuan dan

motivasi

Kegiatan Awal (5 menit)

1. Guru menyiapkan kondisi kelas

2. Guru menyampaikan apersepsi dan motivasi

- Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya

yaitu tentang erosi dan abrasi

- Guru bertanya kepada siswa: “coba sebutkan bencana alam

apa saja yang pernah kalian lihat selain abrasi dan erosi?”

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini yaitu

tentangfaktor-faktor penyebab banjir dan longsor.

Page 8: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16077/3/T1_292011103_BAB III.pdf · yang terdiri 17 anak laki-laki dan 14 anak perempuan. Menurut John Piaget (Susanto,

35

Tahap 2

Menyiapakan

kartu

Tahap 3

Membagi kartu

Tahap 4

Belajar

mencari

pasangan

Kegiatan Inti (45 menit)

1. Eksplorasi

a. Guru menjelaskan pengertian banjir.

b. Guru menampilkan gambar tentang banjir

c. Siswa bersama guru bertanya jawab faktor – faktor

penyebab dan kerugian terjadinya banjir.

d. Guru menjelaskan pengertian longsor.

e. Guru menampilkan gambar tentang longsor

f. Siswa bersama guru bertanya jawab faktor – faktor

penyebab dan kerugian terjadinya longsor.

2. Elaborasi

a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi

soal/persoalan dan yang lainnya lagi berisi jawaban

tentang materi banjir dan longsor.

b. Guru membagikan kartu pada siswa secara acak

c. Guru menjelaskan tentang perrmainan mencari

pasangan (make a match)

d. Siswa memikirkan jawaban/soal yang didapat

e. Siswa mencari pasangan dari setiap kartu yang

dimiliki selama 5 menit

f. Siswa mempresentasikan hasil yang didapat jika

sudah menemukan pasangan kartu yang cocok

g. Siswa yang berhasil menemukan pasangan kartu yang

cocok diberi penghargaan

h. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa

Page 9: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16077/3/T1_292011103_BAB III.pdf · yang terdiri 17 anak laki-laki dan 14 anak perempuan. Menurut John Piaget (Susanto,

36

mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya

i. Guru menyudahi permainan mencari pasangan (make

a match) jika waktu sudah habis.

3. Konfirmasi

a. Guru menyampaikan kesimpulan dari permainan

mencari pasangan (make a match).

Tahap 5

Kesimpulan

Kegiatan Akhir (20 menit)

1. Guru membimbing siswa menarik kesimpulan tentang

pembelajaran hari ini

2. Guru memberi umpan balik dan memberi penguatan

3. Guru menutup pembelajaran

Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti sebagai observer mengamati

keterlaksanaan sintak pembelajaran make a match. Pengamatan dilakukan untuk

mengetahui apakah sintak pembelajaran make a match sudah terlaksana dengan

baik atau belum. Observer melakukan pengamatan dengan mengisi lembar

observasi keterlaksanaan sintak make a match yang sudah disediakan.

3.3.1.3 Refleksi

Tahap ini dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi siklus I.

Refleksi dilakukan untuk menganalisis dan mengevaluasi semua informasi dan

data yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Hasil analisis itu kemudian

dijadikan sebagai bahan refleksi. Apabila masih ada kekurangan atau kelemahan

pada tindakan siklus I, maka dilakukan perbaikan pada siklus.

3.3.2 Tindakan Siklus II

Pembelajaran siklus II dibuat jika siklus I belum berhasil mencapai

indikator keberhasilan yang ditentukan. Kegiatan pada siklus II ini merupakan

Page 10: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16077/3/T1_292011103_BAB III.pdf · yang terdiri 17 anak laki-laki dan 14 anak perempuan. Menurut John Piaget (Susanto,

37

perbaikan dari siklus I. Pada siklus II kegiatan pembelajarannya sama dengan

siklus I hanya saja pada siklus II merupakan penyempurnaan dari kekurangan atau

kelemahan yang ada pada siklus I.

3.3.2.1 Perencanaan

Berdasarkan kekurangan pada siklus I, kegiatan perencanaan pada siklus II

yaitu merancang perbaikan pembelajaran dari kekurangan pada siklus I. Setelah

itu menyusun rencana pembelajaran (RPP) sesuai materi pada pelaksanaan siklus

II dan dilanjutkan merancang alat peraga, lembar observasi keterlaksanaan sintak

make a match, kegiatan siswa, nomor, dan soal evaluasi berbentuk pilihan ganda.

3.3.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Kegiatan yang dilaksanakan adalah menerapkan RPP yang telah dibuat.

Dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II ini terdapat tiga kali pertemuan atau 6

x 35 menit. Sedangkan pada pertemuan ketiga peneliti melakukan evaluasi dengan

memberikan soal berbentuk pilihan ganda kepada siswa. Selama proses

pembelajaran, perlu dilakukan kegiatan observasi untuk sarana pengumpulan data

yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian.

Langkah-langkah pembelajaran pertemuan 1 dan 2 pada siklus II ini

adalah langkah-langkah yang sama pada setiap pertemuannya. Langkah-langkah

pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir sebagai berikut:

Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan 1

Tahap Langkah – Langkah

Tahap 1

Menyanpaikan

tujuan dan

motivaasi

Kegiatan Awal (5 menit)

1. Guru menyiapkan kondisi kelas

2. Guru menyampaikan apersepsi dan motivasi

- Guru bertanya pada siswa “Siapa yang pernah sakit?

Kalau sakit diapakan supaya sembuh? Bagaimana agar

kita tidak sakit?”

- Guru mengaitkan materi yang dipelajari di pertemuan

sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari hari ini.

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini yaitu

Page 11: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16077/3/T1_292011103_BAB III.pdf · yang terdiri 17 anak laki-laki dan 14 anak perempuan. Menurut John Piaget (Susanto,

38

tentang cara pencegahan erosi dan pencegahan abrasi.

Tahap 2

Menyiapkan

kartu

Tahap 3

Membagi

kartu

Tahap 4

Belajar

mencari

pasangan

Kegiatan Inti (45 menit)

1. Eksplorasi

a. Siswa bersama guru bertanya jawab tentang cara

pencegahan erosi.

b. Siswa bersama guru bertanya jawab tentang cara

pencegahan abrasi.

2. Elaborasi

a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi

soal/pernyataan dan yang lainnya lagi berisi jawaban

tentang materi tentang cara pencegahan erosi dan

pencegahan abrasi.

b. Kartu dibentuk ikan dan masing-masing kartu yang berisi

soal/pernyataan dan kartu yang berisi jawaban diletakkan

pada dua tempat yang terpisah.

c. Guru membagi siswa ke dalam 2 kelompok yaitu

kelompok soal/pernyataan dan kelompok jawaban.

d. Guru meminta siswa untuk mengambil satu kartu secara

acak sesuai kelompoknya.

e. Siswa memikirkan jawaban/soal yang didapat

f. Siswa mencari pasangan dari setiap kartu yang dimiliki

selama 5 menit

g. Siswa mempresentasikan hasil yang didapat jika sudah

menemukan pasangan kartu yang cocok

h. Siswa yang berhasil menemukan pasangan kartu yang

cocok diberi penghargaan

i. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa

mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya

j. Guru menyudahi permainan mencari pasangan (make a

match) jika waktu sudah habis.

Page 12: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16077/3/T1_292011103_BAB III.pdf · yang terdiri 17 anak laki-laki dan 14 anak perempuan. Menurut John Piaget (Susanto,

39

3. Konfirmasi

b. Guru menyampaikan kesimpulan dari permainan mencari

pasangan (make a match).

Tahap 5

Kesimpulan

Kegiatan Akhir (20 menit)

3. Guru bersama siswa menarik kesimpulan tentang

pembelajaran hari ini.

4. Guru memberi umpan balik dan memberi penguatan.

Pertemuan 2,

Tahap Langkah – Langkah

Tahap 1

Menyampaikan

tujuan dan

motivasi

Kegiatan Awal (5 menit)

1. Guru menyiapkan kondisi kelas

2. Guru menyampaikan apersepsi dan motivasi

- Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya

yaitu tentang pencegahan erosi dan pencegahan abrasi

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini yaitu

tentang pencegahan banjir dan pencegahan longsor.

Page 13: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16077/3/T1_292011103_BAB III.pdf · yang terdiri 17 anak laki-laki dan 14 anak perempuan. Menurut John Piaget (Susanto,

40

Tahap 2

Menyiapkan

kartu

Tahap 3

Membagikan

kartu

Tahap 4

Belajar

mencari

pasangan

Kegiatan Inti (45 menit)

1. Eksplorasi

a. Siswa bersama guru bertanya jawab tentang cara

pencegahan banjir.

b. Siswa bersama guru bertanya jawab tentang cara

pencegahan longsor.

2. Elaborasi

a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi

soal/pernyataan dan yang lainnya lagi berisi jawaban

tentang materi tentang cara pencegahan erosi dan

pencegahan abrasi.

b. Kartu dibentuk ikan dan masing-masing kartu yang berisi

soal/pernyataan dan kartu yang berisi jawaban diletakkan

pada dua tempat yang terpisah.

c. Guru membagi siswa ke dalam 2 kelompok yaitu kelompok

soal/pernyataan dan kelompok jawaban.

d. Guru meminta siswa untuk mengambil satu kartu secara

acak sesuai kelompoknya.

e. Siswa memikirkan jawaban/soal yang didapat

f. Siswa mencari pasangan dari setiap kartu yang dimiliki

selama 5 menit

g. Siswa mempresentasikan hasil yang didapat jika sudah

menemukan pasangan kartu yang cocok

h. Siswa yang berhasil menemukan pasangan kartu yang

cocok diberi penghargaan

i. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa

mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya

j. Guru menyudahi permainan mencari pasangan (make a

match) jika waktu sudah habis.

Page 14: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16077/3/T1_292011103_BAB III.pdf · yang terdiri 17 anak laki-laki dan 14 anak perempuan. Menurut John Piaget (Susanto,

41

3. Konfirmasi

a. Guru menyampaikan kesimpulan dari permainan mencari

pasangan (make a match).

Tahap 5

Kesimpulan

Kegiatan Akhir (20 menit)

4. Guru membimbing siswa menarik kesimpulan tentang

pembelajaran hari ini

5. Guru memberi umpan balik dan memberi penguatan

6. Guru menutup pembelajaran

Pada pelaksanaan tindakan, peneliti sebagai observer mengamati

keterlaksanaan sintak pembelajaran make a match. Pengamatan dilakukan untuk

mengetahui apakah sintak pembelajaran make a match sudah terlaksana dengan

baik atau belum. Observer melakukan pengamatan dengan mengisi lembar

observasi keterlaksanaan sintak make a match yang sudah disediakan.

3.3.2.3 Refleksi

Tahap ini dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi siklus II.

Refleksi dilakukan untuk menganalisis dan mengevaluasi semua informasi dan

data yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Hasil analisis itu kemudian

dijadikan sebagai bahan refleksi. Apabila masih ada kekurangan atau kelemahan

pada tindakan siklus II, maka dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.4.1Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk

mengetahui keaktifan dan hasil belajar siswa kelas 4 setelah melakukan

pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match adalah dengan teknik tes dan

observasi. Tes hasil belajar siswa untuk mengetahui peningkatan kemampuan

Page 15: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16077/3/T1_292011103_BAB III.pdf · yang terdiri 17 anak laki-laki dan 14 anak perempuan. Menurut John Piaget (Susanto,

42

siswa dalam menerima bahan ajar dan tingkat pemahaman dalam pembelajaran

IPA.Observasi digunakan untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar dalam

mengikuti pembelajaran dan keterlaksanaan sintaks yang dilakukan oleh guru

dalam menerapkan pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match.

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi dan

lembar tes hasil belajar. Lembar observasi dan lembar tes hasil belajar disusun

berdasarkan indikator keaktifan belajar, sintaks metode dan prosedur penyusunan

butir soal.

3.4.2.1 Lembar Observasi

Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah

melengkapi dengan format atau blanko pengamat sebagai instrumen. Lembar

observasi dalam penelitian ini adalah lembar observasi keaktifan belajar untuk

mengukur peningkatan keaktifan belajar pada saat dilaksanakan tindakan, lembar

observasi digunakan pada tiap pertemuan dan setiap individu dinilai keaktifan

belajarnya.

Lembar observasi keaktifan belajar disusun setelah membuat kisi-kisi

keaktifan siswa. Kisi-kisi dan lembar observasi keaktifan belajar berdasarkan

indikator keaktifan belajar yang dikemukakan Asmani (2011:78) yaitu

pengalaman, interaksi, komunikasi dan refleksi. Berdasarkan indikator tersebut

maka dijabarkan ke dalam beberapa item pernyataan. Data observasi keaktifan

belajar dinilai dengan kategori penskoran sebagai berikut:

Skor 1 = Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori kurang.

Skor 2 = Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori cukup.

Skor 3 = Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori baik.

Skor 4 = Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori sangat

baik

Page 16: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16077/3/T1_292011103_BAB III.pdf · yang terdiri 17 anak laki-laki dan 14 anak perempuan. Menurut John Piaget (Susanto,

43

Untuk mengetahui keaktifan belajar setiap siswa dalam pembelajaran IPA

diperoleh melalui:

Nilai keaktifan siswa = ∑ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓𝑎𝑛 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎

∑ 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛

Kategori keaktifan belajar dimodifikasi berdasarkan langkah Usman dan

Akbar (2006:71) diolah dengan:

R = data tertinggi – data terendah

= 4,0 – 1,0

= 3,0

Banyak kelas = 3 kelas

P = 𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔

𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 3

3

= 1

Sehingga diperoleh:

Skor 1 – 1,9 = keaktifan rendah

Skor2 – 2,9 = keaktifan sedang

Skor≥3 = keaktifan tinggi

Sedangkan lembar observasi keterlaksanaan sintaks dibuat setelah

menyusun kisi-kisi keterlaksanaan sintaks. Kisi-kisi dan lembar observasi

guru ini dibuat berdasarkan sintaks pembelajaran Kooperatif Tipe Make A

Match dan penilaian menggunakan daftar cek (check list).

Page 17: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16077/3/T1_292011103_BAB III.pdf · yang terdiri 17 anak laki-laki dan 14 anak perempuan. Menurut John Piaget (Susanto,

44

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Observasi Keaktifan Belajar Penerapan Pembelajaran

Make A Match Siswa Kelas 4 SD Negeri Lemahireng 02 Semester II

Tahun Pelajaran 2015/2016

N

o

Indikator Deskriptor Nomor

pernyata

an

1. Pengalaman Anak akan belajar banyak melalui berbuat dan

pengalaman dengan cara mengaktifkan lebih

banyak indera daripada hanya melalui

mendengarkan.

1, 2

2. Interaksi Belajar akan terjadi dan meningkat kualitasnya

bila terjadi dalam suatu interaksi dengan orang

lain, misalnya berdiskusi, saling bertanya dan

mempertanyakan dan/saling menjelaskan.

1, 2, 3

3. Komunikasi Pengungkapan pikiran dan perasaan, baik lisan

maupun tulis, merupakan kebutuhan setiap

manusia dalam rangka mengungkapkan dirinya

untuk mencapai kepuasan.

1, 2, 3

4. Refleksi Bila seseorang mengungkapkan gagasannya

kepada orang lain dan mendapat tanggapan,

maka orang itu akan merenungkan kembali

(refleksi) gagasannya tersebut kemudian

melakukan perbaikan sehingga memiliki gagasan

yang lebih mantap lagi.

1, 2

Page 18: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16077/3/T1_292011103_BAB III.pdf · yang terdiri 17 anak laki-laki dan 14 anak perempuan. Menurut John Piaget (Susanto,

45

Tabel 3.2

Kisi-kisi Observasi Keterlaksanaan Sintaks Penerapan Pembelajaran

Make A Match Siswa Kelas 4 SD Negeri Lemahireng 02 Semester II

Tahun Pelajaran 2015/2016

No. Aspek yang Diamati Indikator

1. Pra Pembelajaran Kesiapan ruang, alat, dan media

pembelajaran

Memeriksa kesiapan siswa

2. Kegiatan Awal Melakukan apersepsi dan motivasi

Menyampaikan tujuan pembelajaran

3. Kegiatan Inti Guru menyampaikan materi

Guru memberi kesempatan siswa

untuk bertanya

Guru memberikan contoh soal untuk

dikerjakan individu

Guru membahas contoh soal bersama

siswa

Guru menyiapkan kartu permainan

mencari pasangan

Guru membagi kartu

Guru menjelaskan cara permainan

kartu

Guru memberikan waktu kepada siswa

untuk mencari pasangan berdasarkan

kartu yang dipeganngnya

Guru mengamati, memberi motivasi

dan dorongan kepada siswa untuk

mendapatkan pasangannya

Guru memberikan poin kepada siswa

yang berhasil mendapatkan

Page 19: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16077/3/T1_292011103_BAB III.pdf · yang terdiri 17 anak laki-laki dan 14 anak perempuan. Menurut John Piaget (Susanto,

46

pasangannya

Guru membimbing siswa dalam

presentasi

Setelah satu babak, guru

mengumpulkan kartu, mengocoknya

dan membagikan kembali kepada

siswa

4. Kegiatan Akhir Guru memberikan penghargaan

kepada upaya siswa dalam

pembelajaran dan yang memperoleh

poin

Guru membimbing siswa untuk

membuat kesimpulan pembelajaran

3.4.2.2 Instrumen Hasil Belajar

Untuk mengukur kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran NHT

adalah dengan memberikan soal tes pada pertemuan ketiga tiap siklus. Soal tes

disusun berdasarkan kisi-kisi soal tiap siklus. Berikut ini adalah kisi-kisi soal

siklus I dan siklus II:

Page 20: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16077/3/T1_292011103_BAB III.pdf · yang terdiri 17 anak laki-laki dan 14 anak perempuan. Menurut John Piaget (Susanto,

47

Tabel 3.3

Kisi- kisi Soal Pilihan Ganda

Standar

Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator No

Item

Jumlah

Item

10. Memahami

perubahan li

ngkungan

fisik dan

pengaruhnya

terhadap

daratan.

Siklus I

10.2 Menjelaskan

pengaruh

perubahan

lingkungan

fisik terhadap

daratan(erosi,

abrasi, banjir,

dan longsor).

1. Menjelaskan

pengertian

erosi.

1,2

2

2. Menyebutkan

faktor-faktor

penyebab dan

kerugian

terjadinya erosi.

3,4,5, 3

3. Menjelaskan

pengertian

abrasi.

6, 7, 8 3

4. Menyebutkan

faktor-faktor

penyebab dan

kerugian

terjadinya

abrasi.

9, 10,

11. 12

4

5. Menjelaskan

pengertian

banjir.

13, 14,

15

3

6. Menyebutkan

faktor-faktor

penyebab dan

kerugian

terjadinya

banjir.

16,17,1

8

3

7. Menjelaskan

pengertian

longsor.

19,20,

21, 22

4

8. Menyebutkan

faktor -faktor

penyebab dan

kerugian

terjadinya

longsor.

23, 24,

25

3

Siklus II

10.3 Mendeskripsi-

kan cara

pencegahan

1. Menyebutkan

cara

pencegahan

erosi.

26, 27,

28, 29,

30, 31

6

Page 21: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16077/3/T1_292011103_BAB III.pdf · yang terdiri 17 anak laki-laki dan 14 anak perempuan. Menurut John Piaget (Susanto,

48

kerusakan

lingkungan

(erosi, abrasi,

banjir, dan

longsor).

2. Menyebutkan

cara

pencegahan

abrasi.

32, 33,

34, 35,

36, 37

6

3. Menyebutkan

cara

pencegahan

banjir.

38, 39,

40, 41,

42, 43

6

4.Menyebutkan

cara pencegah

an longsor.

44, 45,

46, 47,

48, 49,

50

7

Jumlah 50

2.4.2.3 Dokumentasi

Metode dukumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable

yang berupa catatan lapangan, transkip, buku surat notulen rapat, surat kabar,

majalah, prasasti, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002:206).

Dokumentasi dalam penelitian ini meliputi foto-foto dalam berlangsungnya

kegiatan pembelajaran Siklus I dan Siklus II sebagai bukti bahwa peneliti sudah

melakukan penelitian. Dari data tersebut akan dapat diketahui proses-proses yang

dilakukan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match.

3.4.3 Validitas dan Reliabilitas

3.4.3.1 Validitas Instrumen

Tujuan dari pelaksanaan uji coba instrumen adalah untuk mengetahui

kelayakan instrumen penelitian. Priyatno (2009 : 97 ) mengemukakan bahwa

instrumen dikatakan valid artinya instrument tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang hendak diukur.

Dalam penelitian ini, uji validitas tes dihitung dengan cara

mengkorelasikan antara nilai yang diperoleh dari setiap butir soal dengan

keseluruhan yang diperoleh. Menurut Azwar (2011: 30) batasan yang digunakan

untuk menentukan validitas instrumen dalam penelitian adalah 0.20, dengan

ketentuan sebagai berikut:

Page 22: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16077/3/T1_292011103_BAB III.pdf · yang terdiri 17 anak laki-laki dan 14 anak perempuan. Menurut John Piaget (Susanto,

49

r< 0,20 : Tidak ada validitas

0,20 ≤ r < 0,40 : Validitas rendah

0,40≤ r < 0,60 : Validitas sedang

0,60≤ r <0,80 : Validitas tinggi

0,80≤ r < 1,00 : Validitas sempurna

Uji validitas masing-masing soal dalam instrumen tes dilihat dari korelasi

antara skor-skor butir soal dengan skor totalnya. Validitas butir soal dihitung

dengan menggunakan program Statistical Package For The Social Science (SPSS)

versi 16.0.

Uji validitas instrumen siklus I dan II dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Siklus I dan Siklus II

Indikator No Item Jumlah Item Valid Tidak Valid

Siklus I

1. Menjelaskan

pengertian erosi.

1,2

2

1,2 -

2. Menyebutkan faktor-

faktor penyebab dan

kerugian terjadinya

erosi.

3,4,5, 3 4, 5 3

3. Menjelaskan pengertian

abrasi.

6, 7, 8 3 6, 7, 8 -

4. Menyebutkan faktor-

faktor penyebab dan

kerugian terjadinya

abrasi.

9, 10, 11.

12

4 9, 10, 11 12

5. Menjelaskan pengertian

banjir.

13, 14, 15 3 14 13, 15

6. Menyebutkan faktor-

faktor penyebab dan

kerugian terjadinya

banjir.

16,17,18 3 16, 17, 18 -

7. Menjelaskan pengertian

longsor.

19,20, 21,

22

4 19, 20, 21, 22

Page 23: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16077/3/T1_292011103_BAB III.pdf · yang terdiri 17 anak laki-laki dan 14 anak perempuan. Menurut John Piaget (Susanto,

50

Siklus II

1. Menyebutkan faktor -

faktor penyebab dan

kerugian terjadinya

longsor.

23, 24, 25 3 23, 24, 25 -

2. Menyebutkan cara

pencegahan erosi.

26, 27, 28,

29, 30, 31

6 26, 27, 28, 29,

30, 31

-

3. Menyebutkan cara

pencegahan abrasi.

32, 33, 34,

35, 36, 37

6 32, 33, 34,37 35, 36

4. Menyebutkan cara

pencegahan banjir.

38, 39, 40,

41, 42, 43

6 38, 39, 40, 42,

43

41

5. Menyebutkan cara

pencegahan longsor

.

44, 45, 46,

47, 48, 49,

50

7 44, 46, 47, 48,

50

45, 49

Berdasarkan hasil tabel 6 terdapat 50 butir soal tetapi hanya 40 jumlah soal

yang valid yaitu soal nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21,

23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 37, 38, 39, 40, 42, 43, 44, 46, 47, 48,

50. Sedangkan jumlah soal yang tidak valid ada 9 yaitu 3, 12, 13, 15, 22, 35, 36,

41, 45 dan 49. Soal yang tidak valid akan dibuang. Penulis akan menggunakan

soal sebanyak 40 butir soal. Untuk siklus I digunakan soal sebanyak 20 butir soal

sedangkan untuk siklus II sebanyak 20 butir soal.

3.4.3.2 Reliabilitas Instrumen

Selain uji validitas instrumen juga dilakukan uji reliabilitas instrumen pada

penelitian ini menggunakan rumus alpha – Cronbach.Reliabilitas menunjuk pada

suatu pengertian bahwa suatu instrumen apat dipercaya untuk digunakan sebagai

alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah dianggap baik.Reliabel

artinya dapat dipercaya juga dapat diandalkan. Untuk menguji reliabilitas

instrumen dengan menggunakan teknik Crobach’s Alpha dengan memakai

program SPSS 16.0 for windows .Menurut Sekaran ( dalam Priyatno , 2009 :98 )

mengatakan batasan penguji reliabilitas adalah:

< 0,6 : Reliabilitas kurang baik

0,6 – 0,8 : Reliabilitas dapat diterima

> 0,8 : Reliabilitas baik

Page 24: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16077/3/T1_292011103_BAB III.pdf · yang terdiri 17 anak laki-laki dan 14 anak perempuan. Menurut John Piaget (Susanto,

51

Tabel 3.5

Hasil Uji Reliabilitas Siklus I dan Siklus II

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,944 50

3.5 Indikator Kinerja

3.5.1 Indikator Proses

Indikator proses digunakan untuk mengetahui apakah sintak pembelajaran

make a match sudah terlaksana atau belum. Pembelajaran dikatakan baik apabila

guru melaksanakan semua sintak pembelajaran make a match.

3.5.2 Indikator Hasil

Dengan melihat latar belakang permasalahan dan untuk meningkatkan

keaktifan serta hasil belajar, maka indikator yang digunakan untuk mengukur

peningkatan keaktifan belajar adalah pengalaman, komunikasi, interaksi dan

refleksi. Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar

siswa adalah peningkatan hasil belajar siswa baik secara individu maupun klasikal

serta ketuntasan belajar. Siswa dinyatakan tuntas ditunjukkan dengan perolehan

nilai formatif 70 atau lebih (sesuai KKM).

Kriteria untuk mengukur tingkat keberhasilan upaya peningkatan

pembelajaran yang diperoleh dari kesepakatan antara guru kelas dan peneliti

adalah sebagai berikut :

a) Hasil belajar siswa dikatakan berhasil apabila 80% dari 31 siswa telah

berhasil mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM untuk

mata pelajaran IPA adalah 70.

b) Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dinyatakan berhasil apabila 70%

siswa mencapai kategori keaktifan tinggi, dimana kategori keaktifan siswa:

Skor 1 – 1,9 = keaktifan rendah

Skor2 – 2,9 = keaktifansedang

Skor ≥3 = keaktifan tinggi

Page 25: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16077/3/T1_292011103_BAB III.pdf · yang terdiri 17 anak laki-laki dan 14 anak perempuan. Menurut John Piaget (Susanto,

52

3.6 Teknik Analisi Data

Teknik analisis data menggunakan analisis uji ketuntasan dan analisis

deskriptif komparatif. Analisis uji ketuntasan adalah analisis membandingkan

skor yang diperoleh dengan KKM. Analisis deskriptif komparatif yaitu

membandingkan nilai tes sebelum perbaikan dengan nilai tes antar siklus. Data

kuantitatif yaitu berbentuk angka-angka dan deskriptif kualitatif yaitu berupa

kata-kata atau penjelasan. Kemudian hasilnya dianalisis dengan deskriptif

komparatif, yaitu membandingkan nilai sebelum tindakan, Siklus I dan nilai

Siklus II. Kemudian membuat kesimpulan berdasarkan hasil deskripsi data.