BAB III LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI ...repository.unair.ac.id/13776/13/13. Bab...

16
48 BAB III LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI JIWA 3.1 Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa 3.1.1 Pengertian Alternatif Penyelesaian Sengketa Dalam Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, menjelaskan bahwa alternatif penyelesaian sengketa adalah lembaga penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni penyelesaian di luar pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli. Selain berdasarkan pengertian formiil yang terdapat di dalam undang- undang, ada juga pendapat ahli hukum megenai pengertian Alternatif Penyelesaian Sengketa. Menurut Felix O. Soebagjo (2014-2017), Sekretaris Jenderal Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia (BAPMI) mengatakan bahwa pengertian dari Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS) adalah suatu bentuk penyelesaian sengketa selain pengadilan. Oleh karena itu APS sering pula disebut alternatif penyelesaian sengketa di luar pengadilan. 36 Dan menurut Jimmy Joses Sembiring bahwa Alternatif Penyelesaian Sengketa merupakan suatu cara penyelesaian sengketa yang dilakukan diluar 36 BadanArbitrase Pasar Modal Indonesia (BAPMI), Bentuk-Bentuk Peneyelesaian Alternatf Sengketa (dimuat juga pada harian Investor Daily edisi Rabu 25 Juli 2007, halaman 14) http://www.bapmi.org/in/ref_articles7.php diakses pada tanggal 1 Maret 2015 ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Skripsi DUALISME PENYELESAIAN SENGKETA ALTERNATIF DALAM SENGKETA ASURANSI JIWA LANNY

Transcript of BAB III LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI ...repository.unair.ac.id/13776/13/13. Bab...

Page 1: BAB III LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI ...repository.unair.ac.id/13776/13/13. Bab 3.pdf · 48 BAB III LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI JIWA . 3.1

48

BAB III

LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI

JIWA

3.1 Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa

3.1.1 Pengertian Alternatif Penyelesaian Sengketa

Dalam Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999

Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, menjelaskan bahwa

alternatif penyelesaian sengketa adalah lembaga penyelesaian sengketa atau

beda pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni penyelesaian

di luar pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau

penilaian ahli.

Selain berdasarkan pengertian formiil yang terdapat di dalam undang-

undang, ada juga pendapat ahli hukum megenai pengertian Alternatif

Penyelesaian Sengketa.

Menurut Felix O. Soebagjo (2014-2017), Sekretaris Jenderal Badan

Arbitrase Pasar Modal Indonesia (BAPMI) mengatakan bahwa pengertian dari

Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS) adalah suatu bentuk penyelesaian

sengketa selain pengadilan. Oleh karena itu APS sering pula disebut alternatif

penyelesaian sengketa di luar pengadilan.36

Dan menurut Jimmy Joses Sembiring bahwa Alternatif Penyelesaian

Sengketa merupakan suatu cara penyelesaian sengketa yang dilakukan diluar

36 BadanArbitrase Pasar Modal Indonesia (BAPMI), Bentuk-Bentuk Peneyelesaian Alternatf

Sengketa (dimuat juga pada harian Investor Daily edisi Rabu 25 Juli 2007, halaman 14)

http://www.bapmi.org/in/ref_articles7.php diakses pada tanggal 1 Maret 2015

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DUALISME PENYELESAIAN SENGKETA ALTERNATIF DALAM SENGKETA ASURANSI JIWA

LANNY

Page 2: BAB III LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI ...repository.unair.ac.id/13776/13/13. Bab 3.pdf · 48 BAB III LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI JIWA . 3.1

49

pengadilan dan pelaksanaannya diserahkan sepenuhnya kepada para pihak dan

para pihak dapat memilih penyelesaian sengketa yang akan ditempuh yakni

melalui konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau meminta penilaian dari

ahli.37

3.1.2 Jenis Alternatif Penyelesaian Sengketa

Alternatif penyelesaian sengketa yang dikenal di Indonesia adalah

sebagai berikut:

1) Negosiasi

Beberapa pendapat mengenai pengertian negosiasi adalah sebagai berikut:

a) Menurut Suyud Margono, negosiasi adalah komunikasi dua arah yang

dirancang untuk mencapai kesepakatan pada saat kedua belah pihak

memiliki berbagai kepetingan yang sama maupun yang berbeda38

.

b) Menurut Gary Godpaster menyatakan bahwa negosiasi adalah proses

upaya untuk mencapai kesepakatan dengan pihak lain, suatu proses

interaksi dan komunikasi yang dinamis dan beraneka ragam39

.

Maka dapat ditarik kesimpulan dari beberapa pendapat mengenai pengertian

negosiasi adalah proses dua arah dengan cara tawar-menawar untuk mencapai

kesepakatan. Dalam negosiasi terdapat dua jenis negosiasi menurut Budiono

Kusumohamidjojo, yakni negosiasi yang bersifat positif dan negosiasi yang

bersifat negatif40

.

37 Jimmy Joses Sembiring, “Cara Menyelesaikan Sengketa di Luar Pengadilan (Negosiasi, Mediasi,

Konsiliasi, & Arbitrase)”, Jakarta:Visimedia, 2011, h.11 38 Suyud Margono, “ADR (Alternative Dispute Resolution) & Arbitrase:Proses Pelembagaan dan

Aspek Hukum”, Bogor:Ghalia Indonesia,2004,h.49 39 Rachmadi Usman,” Pilihan Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan”, Bandung:Citra Aditya

Bakti, 2003, h.53. 40 Budiono Kusumohamidjojo, “Panduan Negosiasi Kontrak”, Jakarta:Grasindo,1999,h.10.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DUALISME PENYELESAIAN SENGKETA ALTERNATIF DALAM SENGKETA ASURANSI JIWA

LANNY

Page 3: BAB III LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI ...repository.unair.ac.id/13776/13/13. Bab 3.pdf · 48 BAB III LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI JIWA . 3.1

50

2) Mediasi

Menurut Jimmy Joses Sembiring, mediasi adalah proses penyelesaian

sengketa dengan perantaraan pihak ketiga, yakni pihak yang memberi

masukan-masukan kepada para pihak untuk menyelesaikan sengketa mereka

karena tidak terdapat kewajuban para pihak untuk menaati apa yang

disarankan oleh mediator.41

Terdapat dua jenis mediasi yaitu mediasi di

pengadilan dan mediasi di luar pengadilan.

3) Konsiliasi

Beberapa pendapat mengenai pengertian konsiliasi adalah sebagai berikut:

a) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsiliasi adalah usaha

mempertemukan keinginan pihak yg berselisih untuk mencapai

persetujuan dan menyelesaikan perselisihan itu.42

b) menurut Gunawan Widjaja, konsiliasi adalah suatu proses penyelesaian

sengketa alternatif yang melibatkan seorang pihak ketiga atau lebih

dimana pihak ketiga yang diikutsertakan untuk menyelesaikan sengketa

adalah seorang yang secara profesional sudah dapat dibuktikan

kehandalannya.43

4) Arbitrase

Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999

Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, arbitrase adalah

cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar peradilan umum yang

41 Jimmy Joses Sembiring, Op.Cit.,h.28 42 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Konsiliasi, http://kbbi.web.id/konsiliasi diakses pada

tanggal 1 Maret 2015 43 Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Op.Cit, h.3.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DUALISME PENYELESAIAN SENGKETA ALTERNATIF DALAM SENGKETA ASURANSI JIWA

LANNY

Page 4: BAB III LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI ...repository.unair.ac.id/13776/13/13. Bab 3.pdf · 48 BAB III LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI JIWA . 3.1

51

didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para

pihak yang bersengketa.

Selain itu menurut Gunawan Widjaja, arbitrase adalah suatu bentuk

penyelesaian sengketa alternatif yang melibatkan pengambilan keputusan

oleh satu atau lebih hakim swasta, yang disebut arbiter.44

3.1.3 Asas-Asas Alternatif Penyelesaian Sengketa

Pada umumnya, asas-asas yang berlaku pada alternatif penyelesaian

sengketa sebagai berikut:45

1) Asas itikad baik, yakni keinginan dari para pihak untuk menentukan

penyelesaian sengketa yang akan maupun sedang mereka hadapi.

2) Asas kontraktual, yakni adanya kesepakatan yang dituangkan dalam bentuk

tertulis mengenai cara penyelesaian sengketa.

3) Asas mengikat, yakni para pihak wajib mematuhi apa yang telah disepakati.

4) Asas kebebasan berkontrak, yakni para pihak dapat dengan bebas

menentukan apa saja yang hendak diatur oleh para pihak dalam perjanjian

tersebut selama tidak bertentangan dengan undang-undang dan kesusilaan.

Hal ini berarti pula kesepakatan mengenai tempat dan jenis penyelesaian

sengketa yang akan dipilih.

5) Asas kerahasiaan, yakni penyelesaian atas suatu sengketa tidak dapat

disaksikan oleh orang lain karena hanya pihak yang bersengketa yang dapat

menghadiri jalannya pemeriksaaan atas suatu sengketa.

44 Ibid. 45 Jimmy Joses Sembiring, Op.Cit.,h.11-12

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DUALISME PENYELESAIAN SENGKETA ALTERNATIF DALAM SENGKETA ASURANSI JIWA

LANNY

Page 5: BAB III LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI ...repository.unair.ac.id/13776/13/13. Bab 3.pdf · 48 BAB III LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI JIWA . 3.1

52

3.2 Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Menurut Peraturan

Otoritas Jasa Keuangan

Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Menurut Peraturan

Otoritas Jasa keuangan adalah lembaga yang melakukan penyelesaian sengketa di

luar pengadilan (Pasal 1 angka 2 dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

1/POJK.07/2014 Tentang Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Di Sektor

Jasa Keuangan). Dalam hal ini, Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa dimuat

dalam Daftar Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa ( Daftar LAPS) yang

ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Daftar Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa yang ditetapkan

oleh Otoritas Jasa Keuangan berdasarkan Dapat dilihat pada Pasal 4 dalam

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2014 Tentang Lembaga

Alternatif Penyelesaian Sengketa Di Sektor Jasa Keuangan meliputi Lembaga

Alternatif Penyelesaian Sengketa yang:

a. Mempunyai layanan penyelesaian sengketa paling kurang:

1) Mediasi;

2) Ajudikasi; dam

3) Arbitrase.

b. Mempunyai peraturan yang meliputi:

1) Layanan penyelesaian sengketa;

2) Prosedur penyelesaian sengketa;

3) Biaya penyelesaian sengketa;

4) Jangka waktu penyelesaian sengketa;

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DUALISME PENYELESAIAN SENGKETA ALTERNATIF DALAM SENGKETA ASURANSI JIWA

LANNY

Page 6: BAB III LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI ...repository.unair.ac.id/13776/13/13. Bab 3.pdf · 48 BAB III LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI JIWA . 3.1

53

5) Ketentuan benturan kepentingan dan afiliasi bagi mediator, ajudikator, dan

arbiter; dan

6) Kode etik bagi mediator, ajudikator, dan arbiter;

c. Menerapkan prinsip aksebilitas, independensi, keadilan, dan efisiensi dan

efektifitas dalam setiap peraturannya;

d. Mempunyai sumber daya untuk melaksanakan pelayanan penyelesaian

sengketa; dan

e. Didirikan oleh Lembaga Jasa Keuangan yang dikoordinasikan oleh asosiasi

dan/atau didirikan oleh lembaga yang menjalankan fungsi self regulatory

organization.

Berdasarkan persyaratan daftar Lembaga Alternatif Penyelesaian

Sengketa pada huruf c mengenai prinsip aksesbilitas, independensi, keadilan dan

efisiensi dan efektifitas telah diatur sebagai berikut:

a. Prinsip aksesbilitas diatur dalam Pasal 5 dalam Nomor Peraturan Otoritas

Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2014 adalah sebagai berikut:

(1) Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa memiliki skema layanan

penyelesaian sengketa yang mudah diakses oleh konsumen.

(2) Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa mengembangkan strategi

komunikasi untuk meningkatkan akses konsumen terhadap layanan

Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa dan meningkatan pemahaman

konsumen terhadap proses penyelesaian sengketa yang dilaksanakan oleh

Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DUALISME PENYELESAIAN SENGKETA ALTERNATIF DALAM SENGKETA ASURANSI JIWA

LANNY

Page 7: BAB III LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI ...repository.unair.ac.id/13776/13/13. Bab 3.pdf · 48 BAB III LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI JIWA . 3.1

54

(3) Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa menyediakan layanan yang

mencakup seluruh wilayah Indonesia

b. Prinsip independensi diatur dalam Pasal 6 dalam Nomor Peraturan Otoritas

Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2014 adalah sebagai berikut:

(1) Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa mempunyai organ pengawas

yang memastikan bahwa Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa telah

memenuhi persyaratan untuk menjalankan fungsinya.

(2) Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa dilarang memberikan hak veto

kepada anggotanya.

(3) Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa berkonsultasi dengan

pemangku kepentingan yang relevan dalam menyusun atau mengubah

peraturan sebelum mengimplementasikannya.

(4) Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa mempunyai sumber daya yang

memadai untuk melaksanakan fungsinya dan tidak tergantung kepada

Lembaga Jasa Keuangan Tertentu.

c. Prinsip keadian diatur dalam Pasal 7 dalam Nomor Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan Nomor 1/POJK.07/2014 adalah sebagai berikut:

(1) Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa memiliki peraturan dalam

pengambilan keputusan, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Mediator benar-benar bertindak sebagai fasilitator dalam rangka

mempertemukan kepentingan para pihak yang bersengketa untuk

memperoleh kesepakatan penyelesaian;

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DUALISME PENYELESAIAN SENGKETA ALTERNATIF DALAM SENGKETA ASURANSI JIWA

LANNY

Page 8: BAB III LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI ...repository.unair.ac.id/13776/13/13. Bab 3.pdf · 48 BAB III LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI JIWA . 3.1

55

b. Ajudikator dan arbiter dilarang mengambil putusan berdasarkan pada

informasi yang tidak diketahui para pihak; dan

c. Ajudikator dan arbiter wajib memberikan alasan tertulis dalam setiap

putusannya.

(2) Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa memberikan alasan tertulis

atas penolakan permohonan penyelesaian sengketa dari konsumen

dan/atau Lembaga Jasa Keuangan.

d. Prinsip efisiensi dan efektifitas diatur dalam Pasal 8 dalam Nomor Peraturan

Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2014 adalah sebagai berikut:

(1) Peraturan penyelesaian sengketa pada Lembaga Alternatif Penyelesaian

Sengketa mengatur tentang jangka waktu penyelesaian sengketa.

(2) Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa mengenakan biaya murah

kepada konsumen dalam penyelesaian sengketa.

(3) Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa memiliki peraturan

penyelesaian sengketa yang memuat ketentuan yang memastikan bahwa

anggotanya mematuhi dan melaksanakan setiap putusan Lembaga

Alternatif Penyelesaian Sengketa.

(4) Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa mengawasi pelaksanaan

putusan.

Berdasarkan persyaratan daftar Lembaga Alternatif Penyelesaian

Sengketa pada huruf e diatas menjelaskan bahwa Lembaga Alternatif

Penyelesaian Sengketa didirikan oleh Lembaga Jasa Keuangan yang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DUALISME PENYELESAIAN SENGKETA ALTERNATIF DALAM SENGKETA ASURANSI JIWA

LANNY

Page 9: BAB III LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI ...repository.unair.ac.id/13776/13/13. Bab 3.pdf · 48 BAB III LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI JIWA . 3.1

56

dikoordinasikan oleh asosiasi. Persyaratan ini diperjelas dengan adanya

kententuan pada pasal 10 ayat 1 dan penjelasannya yang berbunyi :

Dalam Pasal 10 ayat (1), menyatakan bahwa Lembaga Alternatif Penyelesaian

Sengketa dibentuk oleh Lembaga Jasa keuangan yang dikoordinasi oleh masing-

masing sektor jasa keuangan. Sedangkan dalam Penjelasan Pasal 10 ayat (1),

menyatakan bahwa Contoh pembentukan Lembaga Alternatif Penyelesaian

Sengketa di Sektor Perbankan dibentuk oleh bank-bank yang dikoordinasikan

oleh asosiasi di sektor Perbankan, misalnya Perhimpunan Bank Nasional

(Perbanas), Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), Perhimpuan Bank

Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo), Asosiasi Bank Syariah Indonesia

(Asbisindo), dan Asosiasi Bank Asing Indonesia. Maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Asuransi Jiwa adalah Badan

Mediasi Asuransi Indonesia.

Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ketut

Sendra46

pada tanggal 3 Maret 2015 adalah sebagai berikut:

1. Yang menjadi dasar operasionalnya BMAI yaitu berdasarkan POJK No.

1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen dan No. 1/POJK. 07/2014

tentang LAPS (Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa) dan UU No. 40

Tahun 2014 tentang Perasuransian, Pasal 54 tentang kewajiban Penanggung

menjadi Anggota BMAI, sebagai lembaga independen dan imparsial, sebagai

lembaga yang mendapatkan persetujuan dari OJK, Kesepakatannya bersifat

final dan mengikat. (teknisnya diatur dalam LAPS-POJK).

46 Bapak Ketut Sendra merupakan Sekretaris dan Mediator Badan Mediasi Asuransi Indonesia

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DUALISME PENYELESAIAN SENGKETA ALTERNATIF DALAM SENGKETA ASURANSI JIWA

LANNY

Page 10: BAB III LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI ...repository.unair.ac.id/13776/13/13. Bab 3.pdf · 48 BAB III LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI JIWA . 3.1

57

2. Berdasarkan POJK tentang Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa

(LAPS), mengatur bahwa setiap Lembaga Keuangan wajib memiliki LAPS,

seperti di Pasar Modal ada BAPMI (Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia)

di Dana Pensiun ada BMDP (Badan Mediasi Dana Pensiun) dan di

Perasuransian ada BMAI, sedangkan di Perbankan diharapkan berdiri pada

akhir tahun ini dan menyusul yang lainnya.

3. Sampai saat ini berdasarkan Pasal 54 UU No. 40 Tahun 2014, Pelaku Usaha

Asuransi hanya mendirikan dan menjadi anggota dari BMAI dan tidak ada

lembaga lain yang didirikan. Sampai saat ini juga hanya BMAI di industri

perasuransian yang diakui secara lisan dan de facto oleh OJK (de jurenya

menyusul dalam tahun 2015). BMAI berdiri tanggal 12 Mei 2006.

4. Sampai saat ini, yang benar-benar telah menjadi sengketa Asuransi (Jiwa dan

Umum) atau dalam yuridiksi BMAI pada umumnya diselesaikan oleh BMAI.

Realisasi hasil Mediasi dan Ajudikasi atas sengketa-sengketa yang masuk

sejak berdirinya BMAI hingga Desember 2014 adalah :

Tabel 3. 1

Asuransi Umum

KETERA

NGAN

ASURANSI UMUM

Mediasi Ajudikasi Total

M+A

A B C E

jml

(M)

A D

Jml

(A)

Sept 2006

– 2012

80 53 48 4 185 10 5 15 200

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DUALISME PENYELESAIAN SENGKETA ALTERNATIF DALAM SENGKETA ASURANSI JIWA

LANNY

Page 11: BAB III LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI ...repository.unair.ac.id/13776/13/13. Bab 3.pdf · 48 BAB III LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI JIWA . 3.1

58

Diterima

Th 2013

11 3 3 3 20 0 0 0 20

Diterima

Th 2014

4 0 1 0 5 13 0 13 18

Jan-

Maret

2014

1 0 0 0 1 6 0 6 7

April-

Juni

2014

1 0 0 0 1 0 0 0 1

Juli-Sept

2014

1 0 1 0 2 5 0 5 7

Okt-Des

2014

1 0 0 0 1 2 0 2 3

Jumlah

Sengketa

95 56 52 7 210 23 5 28 238

Sumber: DR. Ketut Sendra, SPd, SH, MM, MH

Keterangan tabel diatas,

A = Termohon membayar

B = Termohon tidak membayar (Pemohon menerima keputusan

penolakan klaim)

C = Para pihak tidak sepakat & atau tidak melanjutkan ke Ajudikasi

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DUALISME PENYELESAIAN SENGKETA ALTERNATIF DALAM SENGKETA ASURANSI JIWA

LANNY

Page 12: BAB III LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI ...repository.unair.ac.id/13776/13/13. Bab 3.pdf · 48 BAB III LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI JIWA . 3.1

59

D = Termohon diputuskan tidak membayar

E = Pemohon menarik perkaranya & Pemohon sulit dihubungi &

Sengketanya diakhiri sebelum bermediasi.

Tabel 3.1 mengenai asuransi umum Pada data Tahun 2006 sampai

Tahun 2012 terdapat jumlah sengketa yang diselesaikan melalui mediasi

berjumlah 185 (seratus delapan puluh lima) dan melalui ajudikasi berjumlah 15

(limabelas). Sedangkan pada tahun 2013 sengketa yang diselesaikan melalui

mediasi berjumlah 20 (duapuluh) dan melalui ajudikasi berjumlah 0 (nol), dan

pada Tahun 2014 sengketa yang diselesaikan melalui mediasi 5 berjumlah (lima)

dan melalui ajudikasi berjumlah 18 (delapan belas). Apabila dilihat secara sekilas,

terlihat perbedaan yang signifikan antara Tahun 2006 sampai Tahun 2012 dengan

Tahun 2013 dan Tahun 2014. Tetapi apabila dilihat secara seksama pada tahun

2006 – 2012 terdapat 6 (enam) tahun yang dihitung secara akumulasi sedangkan

pada tahun 2013 dan tahun 2014 dihitung setiap tahunnya. Apabila sengketa pada

Tahun 2006 sampai Tahun 2012 yang diselesaikan melalui mediasi sejumlah 185

dibagi 6 tahun maka sengketa rata-rata pertahun yang diselesaikan berjumlah 31

sengketa, sedangkan sengketa yang diselesaikan melalui ajudikasi sejumlah 15

dibagi 6 tahun maka sengketa rata-rata pertahun yang diselesaikan sejumlah 3

sengketa. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi perbedaan yang signifikan

di setiap tahunnya terhadap sengketa yang diselesaikan melalui mediasi dan

ajudikasi.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DUALISME PENYELESAIAN SENGKETA ALTERNATIF DALAM SENGKETA ASURANSI JIWA

LANNY

Page 13: BAB III LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI ...repository.unair.ac.id/13776/13/13. Bab 3.pdf · 48 BAB III LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI JIWA . 3.1

60

Tabel 3. 2

Asuransi Jiwa dan Jaminan Sosial:

KETERA

NGAN

ASURANSI JIWA & JAMINAN SOSIAL

Mediasi Ajudikasi Total

M+A

A B C E

Jml

(M)

A D

Jml

(A)

Sept 2006

– 2012

53 39 32 4 128 13 2 15 143

Diterima

Th 2013

8 4 1 4 17 2 3 5 22

Diterima

Th 2014

7 6 0 1 14 0 1 1 15

Jan-

Maret

2014

5 4 0 0 9 0 0 0 9

April-

Juni

2014

0 0 0 1 1 0 0 0 1

Juli-

Sept

2014

1 2 0 0 3 0 1 1 4

Okt-Des

2014

1 0 0 0 1 0 0 0 1

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DUALISME PENYELESAIAN SENGKETA ALTERNATIF DALAM SENGKETA ASURANSI JIWA

LANNY

Page 14: BAB III LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI ...repository.unair.ac.id/13776/13/13. Bab 3.pdf · 48 BAB III LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI JIWA . 3.1

61

Jumlah

kasus

68 49 33 9 159 15 6 21 180

Sumber: DR. Ketut Sendra, SPd, SH, MM, MH

Keterangan tabel diatas,

A = Termohon membayar

B = Termohon tidak membayar (Pemohon menerima keputusan

penolakan klaim)

C = Para pihak tidak sepakat & atau tidak melanjutkan ke Ajudikasi

D = Termohon diputuskan tidak membayar

E = Pemohon menarik perkaranya & Pemohon sulit dihubungi &

Sengketanya diakhiri sebelum bermediasi.

Tabel 3.2 mengenai asuransi jiwa dan jaminan sosial, pada Tahun

2006 sampai Tahun 2012 sengketa yang diselesaikan melalui mediasi berjumlah

128 (seratus dua puluh delapan) dan melalui ajudikasi berjumlah 15 (limabelas).

Sedangkan pada Tahun 2013 sengketa yang diselesaikan melalui mediasi

berjumlah 17 (tujuhbelas) dan melalui ajudikasi berjumlah 5 (lima), dan pada

Tahun 2014, sengketa yang diselesaikan melalui mediasi berjumlah 14

(empatbelas) serta sengketa yang diselesaikan melalui ajudikasi berjumlah 1

(satu). Apabila dilihat sekilas terjadi perbedaan yang signifikan antara Tahun

2006 sampai Tahun 2012 dengan Tahun 2013 dan Tahun 2014. Tetapi apabila

dilihat secara seksama antara Tahun 2006 sampai Tahun 2012 terdapat 6 (enam)

tahun sedangkan pada jumlah Tahun 2013 dan jumlah Tahun 2014 dihitung setiap

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DUALISME PENYELESAIAN SENGKETA ALTERNATIF DALAM SENGKETA ASURANSI JIWA

LANNY

Page 15: BAB III LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI ...repository.unair.ac.id/13776/13/13. Bab 3.pdf · 48 BAB III LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI JIWA . 3.1

62

tahunnya. Apabila pada jumlah sengketa Tahun 2006 sampai Tahun 2012 yang

diselesaikan melalui mediasi berjumlah 128 dibagi 6 tahun maka memiliki rata-

rata sengketa yang diselesaikan pertahunnya adalah 21 sengketa, sedangkan

sengketa yang diselesaikan melalui ajudikasi berjumlah 15 dibagi 6 tahun maka

memiliki rata–rata sengketa yang diselesaikan pertahunnya adalah 3 sengketa.

Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi perbedaan yang signifikan setiap

tahunnya terhadap sengketa yang diselesaikan melalui mediasi maupun ajudikasi.

5. Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI) secara de facto sudah diakui oleh

Otoritas Jasa Keuangan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah

mensosialisasikan BMAI, Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia (BAPMI)

dan Badan Mediasi Dana Pensiun (BMDP) sebagai lembaga Alternatif

Penyelesaian Sengketa (LAPS) yang sudah berdiri dan menjalankan fungsi

serta tugasnya sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. Sosialisasi ini telah

dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan dalam acara sosialisasi dan literasi

keuangan pada Pasar Keuangan Rakyat yang telah dilakukan mulai Januari

2015 dan saat ini sedang berjalan BMAI dan Lembaga lainnya juga ikut

dilibatkan Otoritas Jasa Keuangan.

Dari hasil wawancara ini, bahwa yang berwenang dalam penyelesaian

sengketa alternatif terkait permasalahan sengekta asuransi jiwa adalah Badan

Mediasi Asuransi Indonesia. Selain itu hal-hal yang dapat membuktikan bahwa

Lembaga Alternatif Penyelesaian Segketa yang berwenang adalah Badan Mediasi

Asuransi Indonesia adalah:

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DUALISME PENYELESAIAN SENGKETA ALTERNATIF DALAM SENGKETA ASURANSI JIWA

LANNY

Page 16: BAB III LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI ...repository.unair.ac.id/13776/13/13. Bab 3.pdf · 48 BAB III LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI JIWA . 3.1

63

1) BMAI digagas oleh beberapa Asosiasi Perusahaan Perasuransian Indonesia

yang berada di bawah Federasi Asosiasi Perasuransian Indonesia (FAPI) yang

sekarang merupakan Dewan Asuransi Indonesia (DAI), yaitu:47

1. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI),

2. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI)

3. Asosiasi Asuransi Jaminan Sosial Indonesia (AAJSI)

Berdasarkan pernyataan ini, bahwa Badan Mediasi Asuransi Indonesia telah

memenuhi persyaratan pada pasal 4 huruf e dan pasal 10 ayat (1) Peraturan

Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2014 Tentang Lembaga Alternatif

Penyelesaian Sengketa Di Sektor Jasa Keuangan megenai Lembaga Alternatif

Penyelesaian Sengketa yang didirikan oleh asoiasi lembaga keuangan.

2) Selain itu, berdasarkan brosur Badan Mediasi Indonesia48

yang dapat di

unduh di website resmi BMAI menjelaskan bahwa BMAI adalah sebuah

Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa (LAPS) yaitu lembaga yang

melakukan penyelesaian sengketa diluar pengadilan. Oleh karena itu, Badan

Mediasi dan Arbitrase Indonesia adalah Lembaga Alternatif Penyelesaian

Sengketa (LAPS) yang terdaftar dan diakui Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

sebagai lembaga penyelesaian sengketa disektor perasuransian.

47Badan Mediasi Asuransi Indonesia, Sejarah BMAI,

http://bmai.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=63&Itemid=184 diakes tanggal 2 Maret

2015 48 Lihat dalam lampiran nomor 6 (enam).

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DUALISME PENYELESAIAN SENGKETA ALTERNATIF DALAM SENGKETA ASURANSI JIWA

LANNY