BAB III LAPORAN TUGAS AKHIR - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/999/6/BAB...
Transcript of BAB III LAPORAN TUGAS AKHIR - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/999/6/BAB...
35
BAB III
LAPORAN TUGAS AKHIR
A. Pengkajian Keperawatan
1. Identifikasi
Kamar/ruang : Bedah RSD Mayjen HM Ryacudu
Tgl Masuk RS : 12 Mei 2018 (Pukul 19.21 WIB)
No rekam medis : 01.12.99
Nama inisial klien : Ny. S
Umur : 59 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Suku : Serang
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat rumah : Madukoro
Sumber biaya : BPJS
Tanggal Pengkajian : 13 Mei 2019
Waktu Pengkajian : 15.25 WIB
2. Data Medik
a. Dikirim oleh : Instansi Gawat Darurat (IGD)
b. Diagnosa medis : Fraktur incomplete Tibia dextra
37
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Masuk Rumah Sakit
Klien dikirim dari Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit
Mayjend HM Ryacudu pada tanggal 12 Mei 2019 pukul 21.00 WIB,
diantar oleh keluarganya dengan keluhan nyeri pada kaki kanan dan
terdapat luka pada kulit area tibia akibat terjatuh di teras rumahnya.
Klien mengatakan terjatuh pada tanggal 08 Mei 2019 sebelum klien
dibawa ke rumah sakit klien dibawa berobat ke bidan desa dan
dilakukan tindakan heting dan pemberian obat. Setelah 3 hari dari
pengobatan luka menjadi memerah, bengkak dan bernanah.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
1) Keluhan Utama : Nyeri pada daerah Tibia dextra
a) Provokatif : Saat kaki digerakkan
b) Paliatif : Saat di beri obat pengurang nyeri
c) Quality : Nyeri seperti berdenyut-denyut
d) Quantity : Nyeri sedang
e) Region : Nyeri dirasakan pada kaki kanan bagian
tibia.
f) Radiation : Nyeri dirasakan hanya di daerah tibia pada
kaki kanan , kepala dan pinggang
g) Severity : Klien tidak dapat beraktifitas seperti biasa
h) Scale : Skala nyeri yang dirasakan 7 (0-10)
i) Time :Nyeri dirasakan hilang timbul, nyeri
dirasakan apabila ada pergerakan
38
2) Keluhan Penyerta
Klien mengatakan takut terhadap pembedahan yang akan
dilakukan, klien mengatakan lemas.
c. Riwayat Kesehatan Lalu
Klien tidak memiliki alergi terhadap obat dan makanan. Klien
memiliki hipertensi.
4. Riwayat Psikososial-Spiritual
a. Sumber Stress : Penyakit yang diderita
b. Kebiasaan Menghadapi Stress : Beristirahat
c. Support Sistem : Keluarga memberikan dukungan
penuh dalam kesehatan klien
d. Komunikasi : Klien dapat berkomunikasi dengan
baik
e. Sistem Nilai Kepercayaan : Klien percaya terhadap agama yang
dianutnya.
5. Lingkungan
a. Rumah
Klien mengatakan lingkungan disekitar rumahnya bersih, bebas polusi
dan aman
b. Pekerjaan
Klien mengatakan lingkungan kerjanya bersih.
6. Pola Kebiasaan Sehari-hari Saat Sebelum Sakit dan Saat Sakit
a. Pola Nutrisi dan Cairan
1) Pola Nutrisi
39
a) Sebelum Sakit
Klien mengatakan asupan makanan sebelum sakit baik,
Frekuensi makan 3x sehari, nafsu makan baik dan tidak ada
alergi pada makanan.
b) Saat Sakit
Asupan nutrisi klien saat sakit baik, frekuensi makan 3x sehari.
Klien mengatakan selalu menghabiskan makanannya yang telah
disiapkan oleh rumah sakit
2) Pola Cairan
a) Sebelum Sakit
Klien mengatakan mengkonsumsi air putih 6-8 gelas perhari.
b) Saat Sakit
Pada saat pengkajian klien mengkonsumsi air putih 6-8 gelas
perhari dan asupan cairan parenteral. Infus Ringer Laktat 500
cc/8 jam 20 tpm.
b. Pola Eliminasi
1) Buang Air Kecil
a) Sebelum Sakit
Klien mengatakan pada saat sebelum sakit buang air kecil 3-4
kali sehari, warna urine kuning jernih, bau khas urine, klien
melakukan buang air kecil secara mandiri serta pasien tidak
mengalami gangguan saat buang air kecil.
40
b) Saat Sakit
Pada saat pengkajian klien buang air kecil 3-4 kali perhari,
warna urine kuning jernih, bau khas urine, klien melakukan
buang air kecil dibantu keluarga , klien tidak mengalami
gangguan saat buang air kecil.
2) Buang Air Besar
a) Sebelum Sakit
Klien mengatakan sebelum sakit Buang Air Besar sehari 1 kali,
klien melakukan buang air besar secara mandiri serta klien tidak
mengalami gangguan dalam buang air besar.
b) Saat Sakit
Klien mengatakan tidak ada gangguan dalam buang air besar,
tetapi klien selalu dibantu dalam buang air besar.
c. Pola personal Hygine
1) Sebelum Sakit
Klien mengatakan mandi 2 kali perhari pada waktu pagi dan sore
hari, klien menggosok gigi 2 kali sehari pada saat mandi , klien
juga mencuci rambut 3 kali dalam seminggu.
2) Saat Sakit
Klien mengatakan selama di rumah sakit 2 kali dalam sehari
membersihkan mulutnya dan mandi dengan dilap menggunakan
handuk dan air hangat oleh anaknya, rambut klien tampak kotor.
41
d. Pola Istirahat dan Tidur
1) Sebelum Sakit
Lama klien tidur setiap hari ± 8 jam perhari, klien tidur siang ± 2
jam dan malam ± 6 jam. Tidak ada kebiasaan mengkonsumsi obat
tidur dan klien tidak memiliki gangguan tidur.
2) Saat Sakit
Pada pengkajian klien mengatakan tidur ± 2 jam perhari, klien
tidur malam ± 2 jam dan klien tidak tidur siang. Klien mengatakan
sulit untuk tidur dan merasa tidak cukup beristirahat, klien tampak
sering menguap dan lesu, klien tampak sulit berkonsentrasi.
e. Pola Aktivitas dan Latihan
1) Sebelum Sakit
Sebelum sakit klien tidak memiliki kesulitan dalam beraktivitas.
Dalam melakukan aktivitas makan , minum, menggunakan
pakaian, mandi, buang air kecil, buang air besar klien
melakukannya secara mandiri.
2) Saat Sakit
Klien tidak melakukan pekerjaan selama sakit, klien memiliki
keterbatasan saat melakukan aktivitas karena adanya nyeri pada
kaki kanan klien, pinggang, dan kepala klien. Dalam hal makan,
minum , menggunakan pakaian, mandi, buang air kecil dibantu
oleh keluarga klien.
42
7. Pengkajian Fisik
a. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis dengan GCS = EସVହM
Tekanan Darah : 160/100 mmHg
Frekuensi Nadi : 78 x/menit
Frekuensi Nafas : 20 x/menit
Suhu : 36,8 ºC
Tinggi Badan : 155 cm
Berat Badan : 62 kg
b. Pemeriksaan Fisik Persystem
1) Sistem Penglihatan
Saat pengkajian mata klien terlihat simetris, klien mengatakan
dapat melihat dengan jelas , konjungtiva tidak anemis, pergerakan
bola mata normal, pupil isokor, reaksi pupil terhadap cahaya
normal, lapang pandang baik dan tidak menggunakan alat bantu
pengelihatan, terdapat kantung mata.
2) Sistem Pendengaran
Klien dapat mendengar dengan baik, telinga klien simetris, tidak
ada tanda peradangan pada telinga klien , klien tidak menggunakan
alat bantu pendengaran.
3) Sistem Wicara
Pada saat pengkajian klien tidak mengalami gangguan atau
kesulitan dalam berbicara.
43
4) Sistem Pernafasan
Jalan nafas klien bersih dan klien tidak mengalami sesak nafas,
klien tidak menggunakan alat bantu pernafasan, tidak ada secret,
frekuensi pernafasan 20 x/menit, irama nafas teratur, suara nafas
vesikuler.
5) Sistem Kardiovaskuler
Denyut nadi klien 78 x/menit, iramanya teratur, tidak ada kelainan
bunyi jantung, pengisian kapiler (CRT ) < 3 detik.
6) Sistem Neurologi
Kesadaran klien composmentis dengan (GCS) EସVହM,
7) Sistem Pencernaan
Klien mengatakan tidak ada masalah dalam menelan, klien
memiliki gigi yang berlubang dan tidak ada masalah dengan mulut,
klien mengatakan tidak ada masalah pada buang air besar, bising
usus 15x/menit.
8) Sistem Immunologi
Pada saat pengkajian klien tidak mengalami pembesaran kelenjar
getah bening
9) Sistem Endokrin
Klien tidak mengalami pembesaran kelenjar tiroid. Saat pengkajian
gula darah sewaktu klien 154 mg/Dl.
44
10) Sistem Urogenital
Klien tidak terpasang kateter, klien mengatakan buang air kecil 3-
4 x/hari, klien mengatakan tidak ada nyeri saat berkemih.
11) Sistem Integumen
Pada saat pengkajian keadaan rambut klien tampak kotor, kekuatan
rambut baik, warna rambut sudah beruban, keadaan kuku bersih.
Terdapat luka pada kulit kaki area tibia dextra, jahitan luka
sepanjang ± 15 cm, luka mengeluarkan pus/nanah.
12) Sistem Muskuloskeletal
Pada saat pengkajian klien tampak dibantu dalam beraktivitas,
klien tampak tirah baring, klien tampak lemah, terdapat kemerahan
disekitar luka, saat diraba daerah disekitar luka terasa hangat,
terdapat edema disekitar luka, tidak terdapat
krepitasi, tidak terdapat deformitas, kekuatan otot
8. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis yang diberikan pada Ny.S tertera pada tabel berikut :
Tabel 3.1 Penatalaksanaan medis pada Ny. S di Ruang Bedah RSD Mayjen HM
Ryacudu Kotabumi Lampung Utara
13 Mei 2019 14 Mei 2019 15 Mei 2019 16 Mei 2019 Ceftriaxone 2 x 1gram / intravena Ketorolac 3 x 30mg/ intravena Ranitidin 2 x 25 mg/ intravena
Ceftriaxone 2 x 1gram / intravena Ketorolac 3 x 30mg/ intravena Ranitidin 2 x 25 mg / intravena
Ceftriaxone 2 x 1gram / intravena Ketorolac 3 x 30mg/ intravena Ranitidin 2 x 25 mg / intravena
Ceftriaxone 2 x 1gram / intravena Ketorolac 3 x 30mg / intravena Ranitidin 2 x 25 mg / intravena
5555 5555
3334 5555
45
Ringer Laktat 500 cc/8 jam 20 tpm
Ringer Laktat 500 cc/8 jam 20 tpm
Ringer Laktat 500 cc/8 jam 20 tpm
Ringer Laktat 500 cc/8 jam 20 tpm
Pada klien Ny.S dilakukan pembedahan debridement pada tanggal
14 Mei 2019 pukul 08.00 WIB dan selesai pada pukul 09.30 WIB. Jenis
anastesi yang digunakan spinal.
9. Pemeriksaan Penunjang
1. Rongent thorax : Normal
2. Rongent Lumbal : Normal
3. Rongent Ankel : Fraktur Incomplete tibia
4. EKG : Sinus Rhythm
10. Hasil Laboratorium
Hasil laboratorium pada Ny. S dengan fraktur incomplete tibia dextra
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2
Hasil Pemeriksaan Laboratorium Ny. S di Ruang Bedah RSD Mayjen HM Ryacudu Kotabumi Lampung Utara
No Nama Pemeriksaan Hasil Normal 1. Leukosit 10,98 x10^3/uL 4,00 – 10,00 2. Neutrofil 8,49 x10^3/uL 2,00 – 7,00 3. Limfosit 16,0 % 20,0 – 40,0 4. Glukosa sewaktu 154 mg/dl 100 – 200 5. SGOT 36 U/L 5 – 40 6. SGPT 24 U/L 5 – 41 7. Ureum 15 mg/dl 15 – 39
46
B. Data Fokus
Data fokus pada Ny.S dengan kasus fraktur incomplete tibia dextra sebagai
berikut :
Tabel 3.3 Data Fokus yang didapatkan pada Ny.S di ruang Bedah RSD Mayjed HM
Ryacudu Kotabumi Lampung Utara
8. Kreatinin 0,6 0,6 – 1,1 9. Golongan darah B 10. Rhesus + (Positif) 11. Waktu Perdarahan 4 menit 1 – 7 menit 12. Waktu Pembekuan 6 menit 30 detik 9 – 15 menit 13. HBSAG Non reaktif
Data Subjektif Data Objektif 1 2
1. Klien mengatakan nyeri pada kaki kanan daerah tibia
2. Klien mengatakan nyeri bertambah ketika digerakkan
3. Klien mengatakan nyeri berkurang bila diberi obat pengurang nyeri
4. Klien mengatakan nyeri seperti berdenyut-denyut
5. Skala nyeri 7 (0-10) 6. Klien mengatakan badannya
terasa lemah 7. Klien mengatakan sulit
menggerakkan kaki kanannya
8. Klien mengatakan sulit tidur
1. Terdapat luka fraktur incomplete tibia dextra pada kaki klien.
2. Rongen Ankel: fraktur incomplete tibia dextra
3. Klien tampak meringis mengekspresikan nyeri
4. Pemberian terapi injeksi Ketorolax 30mg/8jam Ranitidine 25mg/12jam Ceftriaxone 2 x 1gram
5. Terdapat edema pada daerah sekitar luka klien
6. Tekanan Darah : 160/100 mmHg
7. Jahitan luka sepanjang ±15 cm
47
1 2 9. Klien mengatakan hanya
tidur 2-3 jam di malam 10. Klien mengatakan sering
terbangun pada malam hari 11. Klien mengatakan sulit tidur
karena merasakan nyeri fraktur
12. Klien merasa tidak cukup beristirahat.
13. Klien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitas seperti mandi, makan, buang air kecil, berhias secara mandiri.
14. Klien mengatakan takut terhadap pembedahan yang akan dilakukan
15. Klien mengatakan badannya terasa lemah
8. Terdapat kemerahan disekitar luka klien
9. Luka pada kaki klien tampak mengeluarkan pus/nanah
10. Saat diraba daerah di sekitar luka klien terasa hangat
11. Leukosit 10,98 x10^3/uL 12. Klien tampak tirah baring 13. Aktivitas klien seperti
makan, mandi, buang air kecil, di lakukan di tempat tidur dan dibantu oleh keluarga
14. Rambut klien tampak kotor 15. Kekuatan otot
5555 5555 3334 5555
16. Klien tampak lemah 17. Klien tampak sering
menguap 18. Terdapat kantung mata 19. Klien tampak lesu 20. Klien tampak sulit tidur (±2
jam/hari) 21. Klien tampak sulit
berkonsentrasi.
48
C. Analisa Data
Analisa data pada Ny.S dengan fraktur incomplete tibia dextra sebagai
berikut:
Tabel 3.4 Analisa data pada Ny.S dengan fraktur incomplete tibia dextra
No Data Masalah Etiologi 1 2 3 4 1. DS :
1. Klien mengatakan nyeri pada kaki kanan pada daerah tibia
2. Klien mengatakan nyeri bertambah ketika kaki digerakkan
3. Klien mengatakan nyeri berkurang ketika diberi obat pengurang nyeri
4. Klien mengatakan nyeri seperti berdenyut-denyut
5. Skala nyeri 7 (0-10) 6. Klien mengatakan sulit
tidur (±2 jam/hari) DO : 1. Terdapat luka fraktur
incomplete tibia dextra 2. Rongen Ankel : Fraktur
Incomplete Tibia Dextra 3. Klien tampak meringis
mengekspresikan nyerinya
4. Terdapat edema pada kaki kanan bawah klien
5. Pemberian terapi injeksi Keterolax 30mg/8jam, Ranitidine 25mg/12jam
6. Tekanan Darah : 160/100 mmHg
7. Jahitan luka sepanjang ±15 cm
Nyeri Akut Agen Pencedera Fisik (trauma)
49
1 2 3 4 2. DS :
1. Klien mengatakan nyeri pada kaki kanan bawah
DO: 1. Terdapat luka pada kulit
kaki area tibia dextra 2. Terdapat edema pada
daerah sekitar luka 3. Luka pada kaki klien
tampak mengeluarkan pus/nanah
4. Terdapat kemerahan disekitar luka klien
5. Jahitan luka sepanjang ±15 cm
6. Saat diraba daerah disekitar luka klien terasa hangat
7. Leukosit 10,98 x10^3/ul
Gangguan Integritas Jaringan
Faktor mekanis (trauma)
3 DS: 1. Klien mengatakan takut
terhadap pembedahan yang akan dilakukan
DO : 1. Klien tampak sulit
tidur(±2 jam/ hari) 2. Klien tampak sulit
berkonsentrasi.
Ansietas Pembedahan
4. DS : 1. Klien mengatakan
nyeri seperti berdenyut-denyut
2. Klien mengatakan tidak dat melakukan aktivitas
3. Klien mengatakan badannya terasa lemah
4. Klien mengatakan sulit menggerakkan kaki kanannya
Gangguan Mobilitas Fisik
Nyeri
50
1 2 3 4 DO :
1. Klien tampak tirah baring Aktivitas klien seperti makan, mandi, BAK, di lakukan di tempat tidur dan dibantu oleh keluarga
2. Kekuatan otot
5555 5555 3334 5555
5. Klien tampak lemah
5. DS : 1. Klien mengatakan
sulit tidur 2. Klien mengatakan
hanya tidur 2-3 jam di malam
3. Klien mengatakan sering terbangun pada malam hari
4. Klien mengatakan sulit tidur karena merasakan nyeri fraktur
DO : 1. Klien tampak sering
menguap 2. Terdapat kantung
mata 3. Klien tampak lesu
Gangguan pola tidur
Nyeri
6. DS : 1. Klien mengatakan
tidak dapat melakukan aktivitas seperti mandi, makan, berhias
Defisit perawatan diri
Gangguan muskuloskeletal
51
D. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan berdasarkan data hasil analisa
terhadap Ny.S adalah sebagai berikut :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (trauma) ditandai
dengan klien mengatakan nyeri
2. Gangguan Integritas Jaringan berhubungan dengan factor mekanik
(trauma)
3. Ansietas berhubungan dengan proses pembedahan
4. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan nyeri ditandai dengan
adanya fraktur pada kaki kanan bawah klien
5. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan nyeri ditandai dengan
mengeluh sulit tidur
6. Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal
ditandai dengan klien tidak mampu mandi/mengenakan pakaian/makan/ke
toilet/berhias secara mandiri.
1 2 3 4 secara mandiri.
DO : 1. Aktivitas klien seperti
makan,mandi, di lakukan di tempat tidur dan dibantu oleh keluarga
2. Rambut klien tampak kotor
52
Diagnosa keperawatan prioritas yang di tegakkan :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (trauma) ditandai
dengan klien mengatakan nyeri
2. Gangguan Integritas Jaringan berhubungan dengan factor mekanik
(trauma)
3. Ansietas berhubungan dengan proses pembedahan
E. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan pada klien dengan fraktur incomplete tibia dextra
dengan gangguan aman nyaman adalah sebagai berikut :
Tabel 3.5 Rencana Keperawatan pada 3 diagnosa prioritas pada Ny.S
No Diagnosa
Keperawatan Tujuan Rencana
Keperawatan 1 2 3 4
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (trauma) DS :
1. Klien mengatakan nyeri pada kaki kanan bawah
2. Klien mengatakan nyeri bertambah ketika kaki digerakkan
3. Klien mengatakan nyeri berkurang ketika diberi obat pengurang nyeri
4. Klien mengatakan nyeri seperti
Kontrol Nyeri Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan 3 X 24 jam diharapkan nyeri akut teratasi dengan criteria hasil :
1. Mengenali kapan nyeri terjadi
2. Melaporkan gejala yang tidak terkontrol pada professional kesehatan
3. Melaporkan nyeri yang terkontrol
Manajemen Nyeri
1. Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring, gips, bebat, dan traksi.
2. Lakukan dan awasi latihan gerak pasif /aktif.
3. Lakukan tindakan untuk meningkatkan kenyamanan (masase, perubahan posisi)
4. Lakukan kompres dingin selama fase akut (24-48 jam pertama) sesuai kebutuhan.
5. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
53
1 2 3 4 berdenyut-
denyut DO :
Terdapat fraktur pada kaki kanan bawah
1. Klien tampak meringis mengekspresikan nyerinya
2. Skala nyeri 7 (0-10)
3. Terdapat edema pada kaki kanan bawah klien
6. Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk membantu penurunan nyeri.
Pemberian Analgesik 1. Jelaskan efek terapi
dan efek samping obat
2. Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesik,sesuai indikasi
3. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah pemberian analgesik
2. Gangguan integritas
jaringan berhubungan dengan factor mekanik (trauma) DS :
1. Klien mengatakan nyeri pada kaki kanan bawah
DO: 1. Terdapat luka
pada kulit kaki area tibia dextra
2. Terdapat edema pada daerah sekitar luka
3. Luka pada kaki klien tampak mengeluarkan pus/nanah
4. Terdapat kemerahan disekitar luka klien
Integritas jaringan: kulit &membran mukosa Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3 X 24 jam diharapkan gangguan integritas jaringan teratasi dengan criteria hasil : 1. Suhu kulit pada
luka tidak mengganggu
2. Lesi pada kulit tidak ada
3. Pigmentasi abnormal tidak ada
Perawatan luka
1. Monitor karakteristik luka ( misal drainase,warna, ukuran ,bau)
2. Pasang balutan sesuai jenis luka
3. Pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka
4. Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase
5. Jadwalkan perubahan posisi setiap2 jam atau sesuai kondisi klien
6. Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
7. Kolaborasi prosedur debridement
8. Kolaborasi pemberian antibiotik
54
1 2 3 4 5. Rongen Ankel :
Fraktur Incomplete Tibia Dextra.
6. Jahitan luka sepanjang ±15 cm
7. Saat diraba daerah disekitar luka klien terasa hangat
8. Leukosit 10,98 x10^3/ul
3. Ansietas berhubungan dengan proses pembedahan DS:
1. Klien mengatakan takut terhadap pembedahan yang akan dilakukan
DO : 1. Klien tampak
gelisah 2. Klien tampak
sulit tidur 3. Klien tampak
sulit berkonsentrasi
Tingkat Kecemasan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 X 24 jam diharap kan ansietas berkurang dengan criteria hasil :
1. Tidak ada perasaan gelisah
2. Wajah tidak tampak tegang
3. Tidak terjadi distress
Reduksi Ansietas 1. Identiifikasi saat
tingkat ansietas berubah ( mis. Kondisi, waktu,stressor)
2. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
3. Dengarkan dengan penuh perhatian
4. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
5. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
Persiapan pembedahan
1. Bebaskan area kulit yang akan dioperasi dari rambut atau bulu tubuh.
2. Puasakan minimal 6 jam sebelum pembedahan
3. Pastikan kelengkapan dokumen-dokumen perioperasi (mis surat persetujuan
55
1 2 3 4 operasi, hasil
radiologi , hasil laboratorium)
4. Transfer ke kamar operasi dengan alat transfer yang sesuai (mis. Kursi roda, tempat tidur)
5. Jelaskan tentang prosedur, waktu dan lamanya operasi.
6. Koordinasi dengan perawat kamar bedah
Koordinasi praoperasi
1. Pastikan informed consent telah dilakukan
2. Koordinasikan penjadwalan operasi jika persiapan operasi telah dipenuhi
Edukasi preoperasi 1. Jelaskan pentingnya
ambulasi dini 2. Ajarkan teknik
mobilisasi di tempat tidur
3. Ajarkan teknik batuk dan nafas dalam
F. Implementasi dan Evaluasi
Implementasi dan evaluasi pada Ny.S dengan kasus perioperatif fraktur
incomplete tibia dextra adalah seperti berikut:
56
Tabel 3.6 Implementasi dan evaluasi 3 diagnosa prioritas pada Ny.S 13 – 16 Mei
2019
Hari/ Tanggal
NoDx
Implementasi Evaluasi
1 2 3 4 Senin, 13 Mei 2019
1 Tanggal 13 Mei 2019 Pukul 15.25 WIB Memberikan kompres
dingin lembab pada daerah yang edema
Pukul 15.40 WIB Membantu klien
melakukukan gerakan pasif
Pukul 15.50 WIB
Memantau perubahan nyeri skala nyeri
Pukul 16.00 WIB
Mengajarkan teknik manajemen nyeri dengan relaksasi nafas dalam
Pukul 20.00 WIB Memberikan terapi
injeksi Ketorolac 30mg dan Ranitidine 25 mg
Pukul 19.45 WIB
Mengukur tanda-tanda vital
Pukul 22.30 WIB Mengukur tanda-tanda
vital
Tanggal 13 Mei 2019 S : Pukul 15.30 WIB Klien mengatakan nyeri
masih terasa Pukul 15.45 WIB Klien mengatakan nyeri
bertambah ketika kaki di gerakkan
Pukul 15.55 WIB
Klien mengatakan nyeri hilang timbul
Pukul 16.30 WIB Klien mengatakan nyeri
sedikit berkurang Pukul 20.30 WIB
Klien mengatakan nyeri sedikit berkurang setelah diberi terapi injeksi ketorolac 30mg
O : Pukul 19.55 WIB
TD : 160/90 mmHg RR : 22 x/menit Suhu : 37 °C Nadi : 80 x/menit
Pukul 22.40 WIB TD : 150/90 mmHg RR : 20 x/menit Suhu : 37 °C Nadi : 85 x/menit
57
1 2 3 4 Pukul 15.50
Skala nyeri 7 (0-10) A : Nyeri akut belum teratasi P : Lanjut Intervensi
Mengukur skala nyeri Monitor klien menggunakan teknik relaksasi nafas dalam
Lakukan tindakan masase untuk meningkatkan kenyamanan.
Mengukur tanda-tanda vital Memberi obat terapi injeksi
ketorolac 30mg dan ranitidine 25 mg (Diah Pratiwi)
Selasa, 14 Mei 2019
1 Tanggal 14 Mei 2019 Pukul 05.00 WIB Melakukan masase
untuk memberikan kenyamanan.
Pukul 05.45 WIB
Mengukur tanda-tanda vital
Pukul 06.00 WIB Memberikan terapi
injeksi Ketorolac 30mg dan Ranitidine 25 mg / iv
Pukul 07.00 WIB
Mengajarkan teknik manajemen nyeri dengan relaksasi nafas dalam
Pukul 14.00 WIB Memberikan terapi
injeksi Ketorolac 30mg
Tanggal 14 Mei 2019 S : Pukul 05.05 WIB Klien mengatakan merasakan
nyaman setelah dimasase. Pukul 06.30 WIB Klien mengatakan nyeri sedikit berkurang setelah diberi terapi injeksi ketorolac 30mg Pukul 07.10 WIB Klien mengatakan sudah
mengerti teknik nafas dalam Pukul 22. 30 WIB Klien mengatakan nyerinya
berkurang. O : Pukul 20.35 WIB TD : 150/90 mmHg RR : 20 x/menit Suhu : 37 °C
58
1 2 3 4 Pukul 15.40 WIB
Memantau skala nyeri yang di rasakan.
Pukul 20.30 WIB Mengukur tanda-tanda
vital. Pukul 22.00 WIB Memberikan terapi
injeksi Ketorolac 30mg dan Ranitidine 25 mg / iv
Nadi : 85 x/menit Pukul 15.45 Skala nyeri 7 (0-10)
A : Nyeri akut belum teratasi P : Lanjut Intervensi
Mengukur skala nyeri Monitor klien menggunakan
teknik relaksasi nafas dalam Mengukur tanda-tanda vital Memberi obat terapi injeksi
iv ketorolac 30mg/8 jam, ranitidine 25mg/12 jam
Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk membantu penurunan nyeri
(Diah Pratiwi) Rabu, 15 Mei 2019
1 Tanggal 15 Mei 2019 Pukul 06.00 WIB Memberikan terapi
injeksi Ketorolac 30mg, ranitidine 25 mg
Pukul 07.00 WIB Memantau skala nyeri Pukul 11.00 WIB Menganjurkan klien
untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam
Pukul 12.00 WIB
Mengukur tanda-tanda vital
Tanggal 15 Mei 2019 S: Pukul 06.30 WIB Klien mengatakan nyeri
berkurang saat diberi obat pengurang nyeri
Pukul 11.30 WIB
Klien mengatakan sudah mengerti teknik nafas dalam
59
1 2 3 4 Pukul 14.00 WIB
Memberikan terapi injeksi
ketorolac 30mg Pukul 15.00 WIB Menganjurkan klien
untuk tidur untuk mengurangi nyeri.
Pukul 20.00 WIB Memonitor tanda-
tanda vital klien Pukul 22.00 WIB Memberikan terapi
injeksi ketorolac 30mg, ranitidine 25 mg
Pukul 14.30 WIB Klien mengatakan nyeri
sedikit berkurang setelah diberi terapi injeksi
Pukul 19.30 WIB Klien mengatakan dapat tidur
dengan nyenyak Pukul 22.05 WIB Klien mengatakan nyeri
berkurang saat diberi obat pengurang nyeri.
O : Pukul 07.00 WIB
Skala nyeri 5 (0-10) Pukul 12.05 WIB
TD : 150/90 mmHg RR : 20 x/menit Suhu : 36,9 °C Nadi : 85 x/menit
Pukul 20.05 WIB
TD :130/80 mmHg RR : 22 x/menit Suhu : 37,0 °C Nadi : 80 x/menit
A : Nyeri akut teratasi sebagian P : Lanjutkan Intervensi
Memantau skala nyeri Memonitor klien melakukan
teknik manajemen nyeri dengan relaksasi nafas dalam
Mengukur tanda-tanda vital Memberikan obat terapi
injeksi iv Ketorolac 30 mg/8 jam, Ranitidine 25 mg/12 jam
60
1 2 3 4
(Diah Pratiwi) Kamis, 16 Mei 2019
1 Tanggal 16 Mei 2019 Pukul 06.00 WIB Memberikan terapi
injeksi Ketorolac 30mg, Ranitidine 25mg
Pukul 07.00 WIB Memantau skala nyeri
Pukul 08.00 WIB Menganjurkan klien
untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam saat terasa nyeri.
Pukul 09.00 WIB
Mengukur tanda-tanda vital
Tanggal 16 Mei 2019 S: Pukul 06.30 WIB Klien mengatakan nyerinya
sudah tidak mengganggu Pukul 07.30 WIB Nyeri yang dirasakan hilang
timbul Pukul 08.10 WIB Klien mengatakan mengerti
dan bisa mendemonstrasikannya.
O : Pukul 07.00 WIB
Skala nyeri 3 (0-10) Pukul 09.05 WIB
TD : 130/80 mmHg RR : 22 x/menit Suhu : 36,5 °C Nadi : 87 x/menit
A : Nyeri akut teratasi P : Hentikan Intervensi
Rutin kontrol ke rumah sakit
(Diah Pratiwi)
61
1 2 3 4 Senin, 13 Mei 2019
2 Tanggal 13 Mei 2019 Pukul 16.00 WIB Memberikan
perawatan kulit pada daerah edema dengan mengompres menggunakan kompres dingin
Pukul 16.20 WIB
Mengganti balutan pada luka klien
Mempertahankan teknik steril pada pembalutan luka
Pukul 16.20 WIB Memonitor
karakteristik luka ( misal drainase,warna, ukuran , bau)
Pukul 18.00 WIB Memberikan obat
terapi injeksi Ceftriaxon 1gr
Pukul 22.00 WIB
Menganjurkan klien melakukan perubahan posisi di tempat tidur selama 2 jam
Tanggal 13 Mei 2019 S : Pukul 16.15 WIB Klien mengatakan nyeri pada
luka dan masih ada pembengkakan
O : Pukul 16.30 WIB Terdapat edema pada kaki
kanan klien Luka pada kaki klien tampak
mengeluarkan pus/nanah Saat diraba luka klien terasa
hangat Luka tampak berwarna
merah A : gangguan integritas jaringan belum teratasi P : Lanjut intervensi Melakukan kompres dingin
pada daerah edema Anjurkan perubahan posisi 2
jam sekali Berikan antibiotic
Kolaborasi tindakan debridement
(Diah Pratiwi) Selasa, 14 Mei 2019
2 Tanggal 14 Mei 2019 Pukul 06.00 WIB Memberikan obat
terapi injeksi Cefotaxim 1gr
Tanggal 14 Mei 2019 S : Pukul 06.30 WIB
Klien mengatakan masih merasakan nyeri pada kaki kanannya
62
1 2 3 4 Pukul 07.00 WIB
Mempersiapkan klien ke ruang operasi untuk dilakukan tindakan debridemen
Pukul 07.30 WIB Mengajarkan teknik
relaksasi nafas dalam Pukul 08.00 WIB Mengantarkan klien
ke ruang operasi untuk dilakukan tindakan debridemen
Pukul 18.00 WIB Memberikan obat
terapi injeksi Cefotaxim 1gr
Pukul 22.00 WIB Melakukan kompres
dingin pada daerah edema
Pukul 07.05 WIB Klien mengatakan takut
untuk melakukan operasi. Pukul 07.40 WIB Klien mengatakan merasa
lebih tenang Pukul 18.30 Klien mengatakan nyeri
sedikit berkurang. O : Pukul 09.30 WIB Klien kembali dari ruang
operasi masih dalam pengaruh anastesi
Pukul 23.00 WIB Masih terdapat edema di
kaki kanan bawah klien
A : Gangguan integritas jaringan belum teratasi P : Lanjutkan Intervensi Melakukan kompres dingin
pada daerah edema Melakukan ganti balutan Monitor karakteristik luka Anjurkan perubahan posisi
2 jam sekali Berikan antibiotic
(Diah Pratiwi) Rabu, 15 Mei 2019
2 Tanggal 15 Mei 2019 Pukul 06.00 WIB Memberikan obat
terapi injeksi Cefotaxim 1g
Tanggal 15 Mei 2019 S :
Pukul 06.30 WIB Klien mengatakan nyeri
berkurang
63
1 2 3 4
Pukul 09.00 WIB Memberikan
perawatan kulit pada daerah edema dengan mengompres menggunakan kompres dingin
Pukul 09.20 WIB Mengganti balutan
pada luka klien Mempertahankan
teknik steril pada pembalutan luka
Pukul 09.30 Memonitor
karakteristik luka ( misal drainase,warna, ukuran , bau)
Pukul 10.00 WIB Menganjurkan klien
melakukan posisi duduk di tempat tidur selama 2 jam
Pukul 18.00 WIB Memberikan obat
terapi injeksi Ceftriaxon 1gr
Pukul 22.00 WIB Kompres dingin kering
pada daerah yang edema.
Pukul 18.30 WIB Klien mengatakan nyeri
berkurang Pukul 22.10 WIB Klien mengatakan kakinya
masih terdapat edema O : Pukul 09.25 WIB Masih terdapat edema di
kaki kanan bawah klien Pukul 15.10 WIB Luka pada kaki klien tidak
tampak mengeluarkan pus/nanah
Saat diraba daerah di sekitar luka klien terasa hangat
Luka tampak berwarna merah
A : Gangguan Integritas jaringan belum teratasi P : Lanjutkan Intervensi Melakukan kompres dingin
pada daerah edema Melakukan ganti balutan Monitor karakteristik luka Anjurkan perubahan posisi
2 jam sekali Berikan antibiotic
(Diah Pratiwi)
64
1 2 3 4 Kamis, 16 Mei 2019
2 Tanggal 16 Mei 2019 Pukul 06.00 WIB Memberikan obat
terapi injeksi Cefotaxim 1gr
Pukul 09.45 WIB Mengajarkan cara
merawat luka sendiri Pukul 10.00 WIB Monitor karakteristik
luka Pukul 10.00 WIB Menganjurkan makan
makanan yang tinggi kalori dan protein
Tanggal 16 Mei 2019 S : Pukul 07.00 WIB Klien mengatakan nyerinya
berkurang O :
Pukul 09.50 WIB Klien tampak mengerti
dengan materi cara merawat luka sendiri
Pukul 10.10 WIB Tidak terdapat edema pada
kaki kanan klien Luka pada kaki klien tidak
mengeluarkan pus/nanah Saat diraba luka klien tidak
terasa hangat Pukul 10.10 WIB Klien mengerti dengan yang
di jelaskan oleh perawat. A : Gangguan integritas jaringan teratasi sebagian P : Hentikan Intervensi Rutin kontrol ke rumah sakit
(Diah Pratiwi) Senin, 13 Mei 2019
3 Pukul 16.00 WIB Mengidentifikasi
tingkat kecemasan yang dirasakan klien
Pukul 16.10 WIB Menganjurkan klien
S: Pukul 16.00 WIB Klien mengatakan takut
terhadap pembedahan Pukul 16.30 WIB Klien mengatakan mengerti
65
1 2 3 4 untuk mengungkapkan
kecemasan yang dirasakan.
Pukul 16.10 WIB Mendengarkan dengan
penuh perhatian Pukul 16.20 WIB Membersihkan area
kulit yang akan diopersi dari rambut
Pukul 16.30 WIB Jelaskan pentingnya
ambulasi dini Pukul 16.35 WIB Membantu mobilisasi
di tempat tidur Pukul 22.00 WIB Mempuasakan klien 6
jam sebelum pembedahan.
tentang penjelasan yang dijelaskan perawat
Pukul 22.00 WIB Klien mengatakan akan
mulai berpuasa. O: Pukul 16.20 WIB Luka pada kulit kaki area
tibia dextra bersih dari bulu atau rambut
Pukul 16.35 WIB Klien tampak bisa melakukan
miring kanan dan kiri A: Ansietas teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi Ajarkan teknik batuk dan
nafas dalam Mempastikan kelengkapan
document-dokumen perioperasi
Memastikan informed consent telah dilakukan
Menjelaskan prosedur, lama dan waktu pembedahan.
Berkoordinasi dengan perawat kamar bedah
Mengantarkan klien ke kamar operasi dengan brankar.
(Diah Pratiwi) Selasa, 14 Mei 2019
3 Pukul 05.00 WIB Mengajarkan teknik
nafas dalam Pukul 05.30 WIB Mempastikan
kelengkapan document-dokumen
S: Pukul 05.00 WIB Klien mengatakan mengerti
teknik nafas dalam Klien dapat
mendemonstrasikan teknik nafas dalam
Pukul 05.30 WIB
66
1 2 3 4 perioperasi
Memastikan informed consent telah dilakukan
Pukul 05.40 WIB Menjelaskan prosedur,
lama dan waktu pembedahan.
Pukul 07.00 WIB Berkoordinasi dengan
perawat kamar bedah Menemani klien untuk
mengurangi kecemasan
Pukul 08.00 WIB Mengantarkan klien ke
kamar operasi dengan brankar.
Dokumen perioperasi klien sudah lengkap
Informed consent telah dilakukan
Pukul 05.40 WIB Klien mengatakan mengerti
prosedur pembedahan yang akan dilakukan
Pukul 09.30 Klien keluar dari kamar
operasi A: Ansietas teratasi P: Hentikan Intervensi
(Diah Pratiwi)