Bab III Kebijakan Kelembagaan Pembiayaan (1)

128
BAB III GAMBARAN UMUM 3.1 Gambaran Umum Aspek Kebijakan (Eksternal) 3.1.1 Pera N!. "" #a$un "%1% tentan& Ren'ana #ata Ruan& Pr! insi a*a Barat A. Ren'ana +truktur Ruan& Pr! insi a*a barat Dalam arahan Struktur Ruang, berdasarkan Rencana tata ruang Wi Provinsi jawa barat terdapat beberapa Pusat pelayanan, yang diantaranya y kabupaten Subang. Sebagaimana upaya mendorong perkembangan fungsi Pusat egiatan !okal "P!# dan kaitannya dengan desa pusatproduksi, rencana pengembangan sistem perkotaan menetapkan Pusat egiatan !okal "P!# dalam sistemperkotaan provinsi sebagai pendukung berfungsinya Pusat egiatan Wilayah "PW# dan mengurangi pergerakan dari desa pusat produksi langsung Pusat egiatan $asional "P$#. Pusat egiatan !okal "P!# diharapkan dapa berfungsi sebagai pusat koleksi dan distribusi lokal di setiap kabupaten beberapa kecamatan terdekat. &ntuk itu, setiap Pusat egiatan !okal "P!# akan dilengkapi dengan fasilitas minimum yang perlu ada untuk mendorong berfungsinya Pusat egiatan !okal "P!#. $amun, pembangunan atau peningkatan fasilitas tersebut juga perlu dilengkapi dengan pening kualitas pelayanan fasilitas sehingga dapat memenuhi kebutuhan pen dalam wilayah pelayanan. Desa pusat produksi diproyeksikan menjadi pusat' perdesaan yang menjadi basis produksi di setiap kawasan andalan. Pusat egiatan !okal "P!# yang ditetapkan terdiri dari pusat kegiat lokalperkotaan dan pusatkegiatan lokalperdesaan. Pusat kegiatan lokal perkotaan adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani skala kabupaten%kota atau beberapa kecamatan. Sedangkan pusat kegiatan lo perdesaan adalah kawasan perkotaan yang berfungsi sebagai pusat k distribusi lokalyang menghubungkan desa sentra produksi dengan P! perkotaan.

description

gambaran umum mengenai kebijakan (ekternal dan internal) yaitu RTRWP jawa barat 2009-2029 dan RTRWK subang 2011-2031, gambaran umum kelembagaan terkait di Kabupaten Subang dan gambaran umum mengenai pembiayaan.

Transcript of Bab III Kebijakan Kelembagaan Pembiayaan (1)

BAB IIIGAMBARAN UMUM3.1Gambaran Umum Aspek Kebijakan (Eksternal)3.1.1Perda No. 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Provinsi Jawa Barat

A. Rencana Struktur Ruang Provinsi Jawa barat

Dalam arahan Struktur Ruang, berdasarkan Rencana tata ruang Wilayah Provinsi jawa barat terdapat beberapa Pusat pelayanan, yang diantaranya yaitu kabupaten Subang. Sebagaimana upaya mendorong perkembangan fungsi Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan kaitannya dengan desa pusat produksi, rencana pengembangan sistem perkotaan menetapkan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dalam sistem perkotaan provinsi sebagai pendukung berfungsinya Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan mengurangi pergerakan dari desa pusat produksi langsung ke Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Pusat Kegiatan Lokal (PKL) diharapkan dapat berfungsi sebagai pusat koleksi dan distribusi lokal di setiap kabupaten dan/atau beberapa kecamatan terdekat. Untuk itu, setiap Pusat Kegiatan Lokal (PKL) akan dilengkapi dengan fasilitas minimum yang perlu ada untuk mendorong berfungsinya Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Namun, pembangunan atau peningkatan fasilitas tersebut juga perlu dilengkapi dengan peningkatan dalam kualitas pelayanan fasilitas sehingga dapat memenuhi kebutuhan penduduk di dalam wilayah pelayanan. Desa pusat produksi diproyeksikan menjadi pusat-pusat perdesaan yang menjadi basis produksi di setiap kawasan andalan.

Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang ditetapkan terdiri dari pusat kegiatan lokal perkotaan dan pusat kegiatan lokal perdesaan. Pusat kegiatan lokal perkotaan adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan. Sedangkan pusat kegiatan lokal perdesaan adalah kawasan perkotaan yang berfungsi sebagai pusat koleksi dan distribusi lokal yang menghubungkan desa sentra produksi dengan PKL perkotaan.

Penetapan PKL perkotaan diarahkan pada pertimbangan teknis bahwa kota-kota yang ditetapkan memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan perkotaan dengan kegiatan-kegiatan yang berciri perkotaan, seperti industri, permukiman perkotaan, perdagangan dan jasa, dan lainnya. PKL pedesaan diarahkan untuk menjadi pusat kegiatan koleksi dan distribusi bagi wilayah-wilayah belakangnya dan ditetapkan sebagai kawasan yang dapat dikembangkan secara terbatas untuk kegiatan industri berbasis pertanian.

Rencana pengembangan sistem perkotaan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) di Jawa Barat, terdiri atas :

a. Penetapan kawasan Cikarang Pusat, Cibinong, Cimanggis, Cianjur, Sindangbarang, Cibadak, Purwakarta, Karawang, Soreang, Padalarang, Cimahi, Pamanukan, Subang, Jalan Cagak, Jatibarang, Sumber, Majalengka, Kuningan, Pameungpeuk, Singaparna, Sumedang, Ciamis, Banjarsari, Parigi sebagai PKL perkotaan dengan wilayah pelayanan Kabupaten/Kota dan beberapa kecamatan.

b. Penetapan Jampang Kulon, Sagaranten, Jampang Tengah, Sukanagara, Wanayasa, Plered, Rengasdengklok, Cilamaya, Ciwidey, Banjaran, Majalaya, Ciparay, Cicalengka, Rancaekek, Cilengkrang, Cililin, Ngamprah, Cisarua, Lembang, Tanjungsari, Wado, Tomo, Conggeang, Ciasem, Pagaden, Kalijati, Pusakanagara, Karangampel, Kandanghaur, Patrol, Gantar, Arjawinangun, Palimanan, Lemahabang, Ciledug, Kertajati, Jatiwangi, Rajagaluh, Cikijing, Talaga, Cilimus, Ciawigebang, Luragung, Kadugede, Cikajang, Bungbulang, Karangnunggal, Kawali, Cijeungjing, Cikoneng, Rancah, Panjalu, Pamarican, Cijulang sebagai PKL perdesaan dengan wilayah pelayanan Kabupaten/Kota dan beberapa kecamatan.

Dilhat dari pandangan kebijakan Provinsi jawa barat untuk kabupaten Subang diarahkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL Perkotaan). Berikut Tabel 3.1 sistem perkotaan provinsi dan dapat dilihat juga pada Peta Struktur Ruang Provinsi Jawa Barat.Tabel 3.1Sistem Perkotaan Provinsi NOKAB./KOTAPKNPKNPPKWPKWpPKL

PERKOTAANPKL PERDESAAN

1.Kota BekasiKawasan Perkotaan Bodebek

2.Kab Bekasi

3.Kota Bogor

4.Kab Bogor

5.Kota Depok

6.Kota SukabumiSukabumi

7.Kab SukabumiPalabuhanratuPalabuhanratuCibadak

Jampang kulon

Sagaranten

Jampang tengah

8.Kab CianjurCianjur

SindangbarangSukanagara

9.Kab PurwakartaCikopo-CikampekPurwakarta

Wanayasa

Plered

10.Kab KarawangKarawang Rengasdengklok

Cilamaya

11.Kota BandungKawasan Perkotaan Bandung Raya

12.Kab BandungSoreangCiwidey

Banjaran

Majalaya

Ciparay

Cicalengka

Rancaekek

Cilengkrang

13.Kab Bandung BaratNgamprahCililin

Padalarang

Cisarua

Lembang

14.Kota CimahiCimahi

15.Kab SumedangSumedang Tanjungsari

Wado

Tomo

Conggeang

16.Kab SubangPamanukan

Subang

Jalan JagakCiasem

Pagaden

Kalijati

Pusakanagara

17.Kab IndramayuIndramayuJatibarangKarangampel

Kandanghaur

Patrol

Gantar

18.Kota CirebonCirebon

19.Kab CirebonSumber Arjawinangun

Palimanan

Lemahabang

Ciledug

20.Kab MajalengkaKadipatenMajalengka Kertajati

Jatiwangi

Rajagaluh

Cikijing

Talaga

21.Kab KuninganKuningan Cilimus

Ciawigebang

Luragung

Kadugede

22.Kab GarutRancabuayaGarut

PameungpeukCikajang

Bungbulang

23.Kota TasikmalayaTasikmalaya

24.Kab TasikmalayaSingaparna Karangnunggal

25.Kab CiamisPangandaranPangandaran Ciamis

Banjarsari

Parigi Kawali

Cijeungjing

Cikoneng

Rancah

Panjalu

Pamarican

Cijulang

26.Kota BanjarBanjar

Sumber : RTRW Provinsi Tahun 2009-2029.

Berdasarkan arahan kebijakan Provinsi Jawa Barat bahwa untuk Kabupaten Subang merupakan suatu kabupaten yang diarahakan oleh provinsi sebagai pusat pelayanan perkotaan, dan pusat pelayanan pedesaan. selain itu dalam arahan struktur ruang provinsi, untuk Kabupaten Subang juga ditetapkan sebagai wilayah pengembangan Purwasuka (Purwakarta, Subang, dan Karawang), yaitu diantaranya sebagai berikut :Tabel 3.2

Wilayah PengembanganWilayah PengembanganArahan Pengembangan

WP Purwasuka Pembangunan Pelabuhan Laut Internasional Cilamaya di Karawang

Optimalisasi fungsi Pangkalan Udara Kalijati di Kabupaten Subang

Penyediaan Terminal Tipe B di Karawang

WP Purwasuka Pembangunan Waduk Sadawarna, Cilame, Talagaherang, Cipunagara, Kandung dan Bodas di Kabupaten Subang

Revitalisasi dan optimalisasi fungsi waduk dan danau/situ

Rehabilitasi hutan dan lahan kritis di hulu DAS

WP Purwasuka Pengembangan prospek panas bumi di lapangan panas bumi Sagalaherang dan Tangkuban Perahu di Kabupaten Subang;

Pengembangan jaringan pipanisasi gas (gas pipeline) dan gas kota di Kabupaten

Karawang, Purwakarta, dan Subang;

Pengembangan pemanfaatan energi terbarukan berupa energi air skala kecil, energi surya, energi angin dan bioenergi;

Pengembangan pemanfaatan batubara untuk industri;

Pengembangan secara terkoordinasi pemanfaatan gas alam (SPPBE, PLTG, dan LPG Plant) di Kabupaten Karawang dan Subang;

Sumber : RTRW Provinsi Jawa BaratA. Rencana Pola Ruang Provinsi jawa barat

Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Kawasan budidaya yang menjadi kewenangan provinsi dan merupakan kawasan strategis provinsi, dapat berupa kawasan peruntukan hutan produksi, kawasan peruntukan hutan rakyat, kawasan peruntukan pertanian pangan, kawasan peruntukan perkebunan, kawasan peruntukan perikanan, kawasan peruntukan pertambangan, kawasan peruntukan industri, kawasan peruntukan pariwisata, kawasan peruntukan lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta Pola Ruang Provinsi Jawa Barat.a. Kawasan Pertanian Pangan

Kawasan budidaya pertanian pangan merupakan kawasan yang ditujukan untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional. Karena memiliki fungsi yang demikian krusial maka arahan pengembangan pertanian difokuskan pada :1. Mempertahankan kawasan pertanian pangan irigasi teknis

2. Mendukung ketahanan pangan provinsi dan nasional

3. Meningkatkan produktivitas melalui pola intensifikasi, diversifikasi, dan pola tanam yang sesuai dengan kondisi tanah dan perubahan iklim

4. Ditunjang dengan pengembangan infrastruktur sumberdaya air yang mampu menjamin ketersediaan air

Meningkatkan kesejahteraan petani dan pemanfaatan yang lestariPeta Struktur Ruang Provinsi

Pengembangan kawasan pertanian pangan merujuk pada ketentuan sebagai berikut :

1. Memiliki kesesuaian lahan untuk dikembangkan sebagai kawasan pertanian

2. Terutama berada dalam di lahan beririgasi teknis

3. memiliki kesesuaian lahan untuk pengembangan kawasan hortikultura dan memperhatikan aspek penetapan kawasan hortikultura sesuai ketentuan peraturan perundangan.Kawasan pertanian pangan irigasi teknis, tersebar di Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Subang, Kabupaten Purwakarta, Kota Bogor, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kota Cirebon, Kota Tasikmalaya, dan Kota Banjar.

b. Kawasan Perkebunan

Pengembangan kawasan perkebunan diarahkan untuk :1. Meningkatkan pembangunan lintas sektor dan subsektor, serta kegiatan ekonomi sekitarnya

2. Meningkatkan pendapatan daerah3. Meningkatkan kesempatan kerja masyarakat setempat4. Mendorong terciptanya keterkaitan sektor hulu dan hilir perkebunan yang dapat menstimulasi pengembangan ekonomi wilayah5. Meningkatkan nilai ekspor6. Mendukung keberlanjutan ekosistem di wilayah sekitarnya, terutama yang berfungsi lindung.Kawasan perkebunan, ditetapkan dengan ketentuan :

1. Memiliki kesesuaian lahan untuk dikembangkan sebagai kawasan perkebunan.2. Memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan perkebunan.Kawasan perkebunan, tersebar di Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung Barat, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Sumedang, Indramayu, Subang, dan Purwakarta.

c. Kawasan PerikananPengembangan kawasan perikanan, meliputi :

a. Pengembangan kawasan budidaya air tawar

b. Pengembangan kawasan budidaya air payauc. Pengembangan kawasan budidaya air lautd. Pengembangan kawasan industri pengolahan perikananPengembangan kawasan perikanan, dilaksanakan untuk :

a. Meningkatkan produksi ikanb. Meningkatkan konsumsi ikan

c. Meningkatkan ekspor hasil pertaniand. Meningkatkan kesempatan berusaha dan kesempatan kerjae. Meningkatkan pendapatan pembudidaya ikan dan udangf. Meningkatkan pengelolaan dan pelestarian sumberdaya perikananKawasan Perikanan, tersebar di Kabupaten Bekasi, Subang, Karawang, Indramayu, Cirebon, Kuningan, Majalengka, Bogor, Sukabumi, Cianjur, Purwakarta, Bandung, Bandung Barat, Sumedang, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Kota Bandung, Bogor, dan Sukabumi.d. Kawasan Pariwisata

Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata. Pengembangan kawasan pariwisata di Jawa Barat diarahkan kepada tiga jalur wisata unggulan, yaitu kawasan wisata unggulan jalur utara, tengah dan selatan.Kawasan wisata unggulan yang terletak pada jalur utara adalah :

a. Kawasan Wisata Industri dan Bisnis Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang

b. Kawasan Wisata Agro di Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang dan Kabupaten Cirebon

c. Kawasan Wisata Budaya Pesisir CirebonKawasan wisata yang terletak di jalur tengah adalah :

a. Kawasan Eko Wisata Puncak, Kebun Raya Cibodas, Gunung Gede-Pangrango, Talaga Warna, Gunung Tangkubanparahu, Gunung Ciremai, Gunung Halimun dan Pegunungan di kawasan Bandung Selatan

b. Kawasan Wisata Agro Kabupaten Bogor, Kota Bogor,Kabupaten Cianjur, Kota Sukabumi, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung

c. Kawasan Wisata Perkotaan dan Pendidikan di WP KK Cekungan Bandung

d. Kawasan Wisata Kriya dan Budaya PrianganKawasan wisata yang terletak di jalur selatan adalah :

a. Kawasan Eko Wisata Palabuhanratu, Cipatujah, Hutan Sancang, Ujunggenteng, Rancabuaya, Cilauteureun dan Cijayanti

b. Kawasan Wisata Agro di Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Banjar

c. Kawasan Wisata Minat Khusus Daerah bagian Selatan

d. Kawasan Wisata Rekreasi Pantai PangandaranPeta Rencana Pola Ruang ProvinsiC. Rencana Strategis Provinsi Jawa barat

Kawasan Strategis Provinsi (KSP) adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap aspek pertahanan keamanan negara, lingkungan hidup, ekonomi, sosial dan budaya, dan/atau pendayagunaan sumberdaya alam dan teknologi tinggi. Penetapan KSP Jawa Barat dilakukan dengan mempertimbangkan aspek kepentingan, kriteria, dan arahan penanganan di masing-masing KSP yang ditetapkan, dapat dilihat pada tabel. KSP Jawa Barat ditetapkan sebanyak 24 KSP yang memiliki sudut kepentingan pertahanan dan keamanan, sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, sudut kepentingan sosial dan budaya, sudut kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam dan/atau teknologi tinggi, serta sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Tabel 3.3Penetapan Dan Arahan Penanganan Kawasan Strategis ProvinsiNoKepentinganKSPKriteriaArahan Penanganan

1.Pertahanan dan KeamananKSP Pulau Nusa Manuk-Tasikmalaya Kawasan pulau terluar yang memiliki fungsi pertahanan keamanan Penanganan kegiatan pengamanan dan konservasi pulau

2.Pertumbuhan ekonomi

KSP JonggolAlternatif pusat pelayanan publik tingkat Nasional

Pengembangan perkotaan mandiri

Peningkatan pelayanan publik tingkat nasional

KSP Pangandaran dan sekitarnya Kawasan yang diprioritaskan menjadi kawasan yang dapat mendorong perekonomian dan mengurangi ketimpangan perekonomian Jawa BaratMengembangkan kegiatan wisata pesisir dan minat khusus

Menjaga kelestarian lingkungan pantai

Meningkatkan aksesibilitas dan sarana penunjang wisata

KSP Sukabumi bagian selatan dskKawasan yang diprioritaskan menjadi kawasan yang dapat mendorong perekonomian dan mengurangi ketimpangan perekonomian Jawa BaratMengembangkan kawasan agromarine bisnis dan wisata minat khusus

Menjaga kelestarian lingkungan pantai

Meningkatkan aksesibilitas dan sarana penunjang wisata

KSP Koridor Bekasi-CikampekKawasan yang diprioritaskan menjadi kawasan yang dapat mendorong perekonomian Jawa Barat

Penurunan kualitas lingkunganBerpotensi sebagai kawasan ekonomi untuk persaingan di tingkat regional

Perlu sinergitas infrastruktur

Perlu sinergitas pembangunan antar daerah

Perlu dikendalikan agar tidak merambah kawasan lahan basah

KSP koridor Purwakarta-PadalarangKawasan yang diprioritaskan menjadi kawasan yang dapat mendorong perekonomian Jawa Barat

Penurunan kualitas lingkunganMengembangkan kawasan wisata terpadu dan agroindustri

Pengembangan Technopark dan perkantoran

Mengoptimalkan pemanfaatan Waduk Jatiluhur dan Cirata untuk kegiatan pariwisata & kegiatan khusus sesuai daya dukungnya

KSP pertanian berlahan basah dan beririgasi teknis Pantura Jawa Barat Kawasan yang potensial menimbulkan masalah yang bersifat lintas kabupaten/kota, bersifat fisik lingkungan dan ekonomi

Kawasan potensial alih fungsi lahan Merupakan daerah lumbung padi nasional

Mempertahankan luasan lahan sawah

Meningkatkan pendapatan petani dengan program multiaktivitas agribisnis dan perbaikan irigasi

Memperkecil resiko banjir dan kekeringan

KSP Bandara Internasional Jawa Barat dan Kertajati AerocityKawasan yang diprioritaskan menjadi kawasan yang dapatMengembangkan bandara & aerocity

mendorong perekonomian Jawa Barat Mengintegrasikan dengan pengembangan wilayah disekitarnya

Kerjasama dengan pihak swasta

KSP Koridor Bandung-CirebonKawasan yang diprioritaskan menjadi kawasan yang dapat mendorong perekonomian Jawa BaratMengembangkan kawasan agroindustri

Memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan olahan industri yang dikembangkan

KSP Perbatasan Jawa Barat-Jawa TengahKawasan yang terletak di perbatasan provinsi dan membutuhkan sinergitas koordinasi penanganan lintas kabupaten/kota, baik yang bersifat fisik lingkungan, kebencanaan dan ekonomiPeningkatan infrastruktur

Menyelarasan struktur dan pola ruang, serta arah pengembangan wilayah agar terintegrasi dan saling mendukung dengan kawasan tetangga

KSP Kilang Minyak BalonganKawasan yang diprioritaskan menjadi kawasan yang dapat mendorong perekonomian Jawa BaratMengembangkan kawasan agroindustri

Memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan olahan industri yang dikembangkan

3.Sosial dan budayaKSP Pendidikan JatinangorKawasan yang memiliki potensi pengembangan yang bersifat lintas kabupaten/kota

Pengembangan kawasan pendidikan tinggi, melalui revitalisasi kawasan, penataan lingkungan sekitar, peningkatan aksesibilitas menuju kawasan dalam mendukung peningkatan fungsi kawasan sebagai kawasan pendidikan

Pengembangan pembangunan vertikal

KSP Pusat Pemerintahan Gedung Sate

Kawasan yang memiliki nilai sejarah dan vital untuk dipertahankan sebagai simbol Jawa Barat

Pusat pemerintahan provinsiPelestarian cagar budaya

Peningkatan citra kawasan

4.Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi

KSP Observatorium BosschaKawasan yang memiliki nilai sejarah dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk dipertahankan keberadaannya Melarang adanya kegiatan yang mengganggu berfungsinya observatorium

KSP panas bumi Wayang Windu Kawasan yang memiliki potensi pengembangan panas bumi yang bersifat lintas kabupaten/kota yang memerlukan pengelolaan kawasan secara terpadu dan serasiPemanfaatan SDA energi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan

Sinergitas dengan pengembangan wilayah sekitar

KSP panas bumi Kamojang-Darajat-PapandayanKawasan yang memiliki potensi pengembangan panas bumi yang bersifat lintas kabupaten/kota yang memerlukan pengelolaan kawasan secara terpadu dan serasiPemanfaatan SDA energi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan

Sinergitas dengan pengembangan wilayah sekitar

KSP Panas Bumi dan Pertambangan Mineral Gunung Salak-PongkorKawasan yang memiliki potensi pengembangan panas bumi yang bersifat lintas kabupaten/kota yang memerlukan pengelolaan kawasan secara terpadu dan serasiPemanfaatan SDA energi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan

Sinergitas dengan pengembangan wilayah sekitar

KSP Panas Bumi SangkanhuripKawasan yang memiliki potensi pengembangan panas bumi yang bersifat lintas kabupaten/kota yang memerlukan pengelolaan kawasan secara terpadu dan serasiPemanfaatan SDA energi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan

Sinergitas dengan pengembangan wilayah sekitar

KSP Panas Bumi Gunung Gede-PangrangoKawasan yang memiliki potensi pengembangan panas bumi yang bersifat lintas kabupaten/kota yang memerlukan pengelolaan kawasan secara terpadu dan serasiPemanfaatan SDA energi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan

Sinergitas dengan pengembangan wilayah sekitar

5.Fungsi dan daya dukung lingkungan hidupKSP Bandung UtaraKawasan yang potensial menimbulkan masalah yang bersifat lintas kabupaten/kota, bersifat fisik lingkungan dan kebencanaanRehabilitasi dan revitalisasi fungsi konservasi kawasan

Pembatasan dan pengendalian pembangunan

KSP Hulu Sungai CitarumKawasan yang potensial menimbulkan masalah yang bersifat lintas kabupaten/kota, bersifat fisik lingkungan dan kebencanaanRehabilitasi dan revitalisasi fungsi konservasi kawasan

KSP Bogor-Puncak-CianjurKawasan yang potensial menimbulkan masalah yang bersifat lintas kabupaten/kota, bersifat fisik lingkungan dan kebencanaanRehabilitasi dan revitalisasi kawasan

Pembatasan dan pengendalian pembangunan

Konservasi kawasan sebagai kawasan resapan air dan kawasan perlindungan alam plasma nutfah.

KSP Garut Selatan dskKawasan yang potensial menimbulkan masalah yang bersifat lintas kabupaten/kota, bersifat fisik lingkungan dan kebencanaan Mengembangkan Kota Garut Selatan secara terbatas sesuai daya dukung lingkungan

Mengembangkan wisata IPTEK

KSP Pesisir PanturaKawasan yang membutuhkan sinergitas koordinasi penanganan lintas kabupaten/kota, bersifat fisik lingkungan dan kebencanaan

Kawasan daratan (kecamatan) sepanjang pesisir pantai serta perairan pantai sepanjang 12 mil laut dari pasang tertinggiPengendalian pemanfaatan SDA yang melebihi daya dukung lingkungan

Rehabilitasi/revitalisasi kawasan hutan mangrove

Pengembangan/ peningkatan kegiatan ekonomi pesisir

Peningkatan kualitas pemukiman nelayan

Sumber : RTRW Kabupaten Subang Tahun 2011-2031Peta Rencana Kawasan Strategis Provinsi3.1.2Rencana Tata Ruang Kabupaten Subang

A. Rencana Struktur Ruang Kabupaten Subang

Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.a. Rencana Sistem Pusat KegiatanRencana pengembangan sistem perkotaan dimaksudkan untuk menggambarkan peran dan fungsi setiap kota dalam pengembangan wilayah secara keseluruhan dalam lingkup kabupaten. Pengembangannya dilakukan melalui pembentukan pusat-pusat kegiatan yang ditetapkan secara hirarkhi sesuai potensi yang dimiliki setiap pusat kegiatan atau didasarkan pada arah kebijakan pengembangan. Artinya, penetapan sesuai potensi didasarkan pada kondisi saat ini (eksisting), baik yang menyangkut sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan sumberdaya buatan; sedang arah kebijakan pengembangan didasarkan pada tujuan yang akan dicapai melalui pengembangan suatu pusat kegiatan yang rencana pengembangan kedepan dalam kurun waktu perencanaan yaitu 20 (dua puluh) tahun mendatang.Rencana sistem perkotaan di wilayah kabupaten adalah rencana susunan kawasan perkotaan sebagai pusat kegiatan di dalam wilayah kabupaten yang menunjukkan keterkaitan saat ini maupun rencana yang membentuk hirarki pelayanan dengan cakupan dan dominasi fungsi tertentu dalam wilayah kabupaten.

Mengacu pada pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten (Permen PU No 16 Tahun 2009), Pusat kegiatan di wilayah kabupaten merupakan simpul pelayanan sosial, budaya, ekonomi, dan/atau administrasi masyarakat di wilayah kabupaten, terdiri atas :

1. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang berada di wilayah kabupaten;2. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang berada di wilayah kabupaten;3. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang berada di wilayah kabupaten;4. Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) yang berada di wilayah kabupaten;5. Pusat-pusat lain di dalam wilayah kabupaten yang wewenang penentuannya ada pada pemerintah daerah kabupaten, yaitu :

a. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa;b. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.

Tabel 3.4Sistem dan Fungsi Perkotaan di Wilayah Kabupaten Subang

Hierarki

Pusat PelayananLokasi

(Ibukota Kecamatan)Fungsi yang Dikembangkan

IPKLPamanukan pusat pengembangan Wilayah Utara;

pusat pemerintahan kecamatan;

pusat perdagangan skala Kabupaten; dan

pusat pelayanan masyarakat Wilayah Utara.

Subang pusat pengembangan utama pemerintahan Kabupaten;

pusat pemerintakan Kabupaten

perdagangan jasa skala Kabupaten; dan

pelayanan masyarakat skala kabupaten.

Jalancagak pusat pengembangan Wilayah Selatan;

pusat pemerintahan kecamatan;

pusat perdagangan, pariwisata dan perkebunan; dan

pusat pelayanan masyarakat skala Wilayah Selatan.

Ciasem sebagai pusat pertumbuhan utama wilayah;

pusat pemerintahan kecamatan; dan

pusat kegiatan perdaganan jasa, pusat permukiman skala wilayah dan lintas wilayah.

Pagaden pusat pertumbuhan utama wilayah; dan

pusat kegiatan perdaganan jasa, pusat permukiman skala wilayah dan lintas wilayah.

Kalijati pusat pertumbuhan utama wilayah; dan

pusat kegiatan perdaganan jasa, pusat permukiman skala wilayah dan lintas wilayah.

Pusakanagara sebagai pusat pertumbuhan utama wilayah; dan

pusat kegiatan perdaganan jasa, pusat permukiman skala wilayah dan lintas wilayah.

IIPPK Pabuaran; dan

Blanakan

sebagai pusat pemerintahan kecamatan;

perdagangan; dan

pendidikan dan kesehatan skala kecamatan

Sumber: RTRW Kabupaten Subang Tahun 2011-2031b. Rencana Sistem Prasarana Jaringan Wilayah

Rencana sistem jaringan prasarana wilayah Kabupaten Subang, terdiri atas rencana sistem prasarana utama yaitu rencana jaringan transportasi darat, rencana jaringan perkeretaapian, rencana jaringan transportasi laut, dan rencana jaringan transportasi udara serta rencana pengembangan prasarana lainnya, meliputi rencana jaringan energi, rencana jaringan telekomunikasi, rencana jaringan sumber daya air, dan rencana jaringan pengelolaan lingkungan mencakup prasarana lingkungan, seperti rencana jaringan pengelolaan persampahan, rencana jaringan air minum, rencana jaringan jalur dan evakuasi bencana, rencana jaringan pengelolaan limbah, dan rencana jaringan drainase.Rencana Sistem Prasarana UtamaSebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa rencana sistem jaringan prasarana utama di Kabupaten Subang terdiri rencana jaringan transportasi darat, rencana jaringan perkeretaapian, rencana jaringan transportasi laut, dan rencana jaringan transportasi udara.Rencana Jaringan Jalan dan Jembatan

Penataan sistem jaringan jalan menyangkut dua hal, yaitu melengkapi pola jaringan yang sudah ada dan meningkatkan kualitas jaringan jalan yang kurang memenuhi syarat (perlu studi lebih lanjut dan terpisah). Dasar-dasar yang digunakan dalam penataan pola perhubungan ini adalah sebagai berikut :

1. Masing-masing kawasan perkotaaan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan kawasan perkotaaan Pusat Pelayanan Kawasan harus dapat berhubungan satu dengan yang lainnya tanpa melalui pusat pelayanan lainnya. Hal ini adalah untuk meningkatkan dan mendayagunakan interaksi antar pusat permukiman perkotaan tanpa harus membebani pusat kota dari segi lalu lintasnya.

2. Pada masing-masing PKL, PPK sedapat mungkin dapat berhubungan tanpa melalui pusat kegiatan/pelayanan lainnya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan interaksi fungsional antar kawasan pada tingkat yang lebih rendah.

3. Undang undang No 38 tahun 2004 dan peraturan Pemerintah N0 34 tahun 2006 tentang Jalan, dimana pada undang-undang dan peraturan perundanan tersebut membahas tentang fungsi dan kelas jalan serta status jalan.Berdasarkan hal di atas, maka harus dibuka beberapa jaringan jalan baru serta peningkatan jalan yang ada. Adapun rencana jaringan jalan yang ada di Kabupaten Subang meliputi:

a. Jaringan jalan bebas hambatan

b. Jaringan jalan nasional

c. Jaringan jalan provinsi

d. Jaringan jalan kabupaten dan

e. Jembatan1) Jaringan Jalan Bebas HambatanAdapun rencana pembangunan jaringan jalan bebas hambatan di Kabupaten Subang adalah jalan bebas hambatan Jakarta Cikampek Palimanan.2) Jaringan Jalan Nasional Pemeliharaan jaringan jalan nasional di Kabupaten Subang berupa jaringan jalan arteri meliputi :1. ruas Batas Karawang Pamanukan;

2. ruas Jalan Eyang Tirtayasa Kecamatan Pamanukan;

3. ruas Jalan H. Syahbana Kecamatan Pamanukan; dan

4. ruas Pamanukan Sewo. 3) Jaringan Jalan Provinsi Pemeliharaan jaringan jalan provinsi di Kabupaten Subang berupa jaringan jalan kolektor meliputi :

1. ruas Jalan Jend. A. Yani Kecamatan Subang;

2. ruas Subang Batas Bandung;

3. ruas Jalan H. Ikhsan Kecamatan Pamanukan;

4. ruas Jalan Ion Martasasmita Kecamatan Pamanukan;

5. ruas Pamanukan Pagaden;

6. ruas Jalan Jend A. Yani Kecamatan Pagaden;

7. ruas Jalan Raya Kamarung Kecamatan Pagaden;

8. ruas Pagaden Subang;

9. ruas Jalan Raya Sukamelang Kecamatan Subang;

10. ruas Jalan Oto Iskandardinata Kecamatan Subang;

11. ruas Jalan Mesjid Agung Kecamatan Subang;

12. ruas Jalan S. Parman Kecamatan Subang;

13. ruas Batas Purwakarta Subang;

14. ruas Jalan Dangdeur Kecamatan Subang;

15. ruas Jalan Kapten Tendean Kecamatan Subang;

16. ruas Jalan Arief Rahman Hakim Kecamatan Subang;

17. ruas Jalan Mayjen. Sutoyo Kecamatan Subang;

18. ruas Jalancagak Batas Sumedang atau Cikaramas;

19. ruas Jalancagak Batas Purwakarta ;

20. ruas Jalan Kapten Hanafiah Kecamatan Subang; dan

21. ruas Subang Bantarwaru atau Batas Kabupaten Indramayu.4) Jaringan Jalan Kabupaten Rencana pengembangan dan peningkatan jaringan jalan kabupaten di meliputi :

1. Pengembangan jaringan jalan Kabupaten berupa jalan lingkar meliputi:

a. Cimanggu Dangdeur; dan

b. Gunungtua Pasirkareumbi Soklat Cinangsi.

2. Peningkatan jaringan jalan Kabupaten meliputi:

a. ruas jalan menghubungkan Kecamatan Pagaden Kecamatan Cipunagara Kecamatan Compreng Kecamatan Pusakajaya;

b. ruas jalan menghubungkan Kecamatan Cipeundeuy Kecamatan Pabuaran Kecamatan Patokbeusi;

c. ruas Jalan menghubungkan Kecamatan Kalijati Kecamatan Purwadadi Kecamatan Ciasem;

d. ruas jalan menghubungkan jalan nasional (Pantura) Pelabuhan Laut Patimban; dan

e. ruas jalan Darmaga Bukanagara.

5) Jembatan

Rencana peningkatan jembatan kabupaten yang berada di seluruh Kecamatan Kabupaten Subang.Rencana Jaringan Prasarana Lalu Lintas Angkutan Jalan

Rencana jaringan prasarana lalu lintas angkutan jalan di Kabupaten Subang berupa pengembangan dan peningkatan terminal baik itu terminal penumpang maupun terminal barang.

Untuk terminal penumpang, rencana pengembangan yang akan dilakukan berupa :

1. Peningkatan terminal penumpang tipe C menjadi terminal terpadu penumpang dan barang yang berada di sekitar stasiun kereta api di Kecamatan Pagaden;

2. Pengembangan terminal penumpang tipe B yang tersebar di 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan Subang dan Kecamatan Pamanukan;

3. Peningkatan terminal penumpang tipe C yang berada di 5 (lima) lokasi yaitu: Kecamatan Ciasem, Kecamatan Binong, Kecamatan Cipeundeuy, Kecamatan Cipunagara, dan Kecamatan Jalancagak. Sedangkan untuk terminal barang yang ada di Kabupaten Subang, rencana pengembangan pada masa yang akan datang adalah pengembangan terminal barang di 2 (dua) tempat yaitu Kecamatan Pamanukan dan Kecamatan Pagaden.Rencana Jaringan Pelayanan Lalu Lintas Angkutan JalanRencana jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan berupa penyediaan angkutan umum yang melayani pergerakan antar PKL dalam Kabupaten Subang, antar PKL dan PPK serta PPL dalam Kabupaten, antar PKL dalam wilayah Kabupaten Subang dengan PKW yang ada di luar wilayah Kabupaten Subang, dan antar PKL dalam wilayah Kabupaten Subang dengan PKN yang ada di luar wilayah Kabupaten Subang. Pada operasionalisasinya, jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan di Kabupaten Subang meliputi :1. angkutan penumpang; dan

2. angkutan penumpang.

Angkutan penumpangJaringan trayek angkutan penumpang yang dikembangkan di Kabupaten Subang terdiri dari :

a. optimalisasi trayek angkutan kota yang meliputi:

1) Pasar Baru Soklat Tegal Pasar Baru;

2) Pasar Baru Cibarola RS Ciereng Pasar Baru;

3) Cibogo Otista Sutaatmaja Cibogo;

4) Pujasera RA Kartini Wanareja;

5) Pujasera Sembung;

6) Pujasera Lempar;

7) Pujasera Dawuan;

8) Pujasera Cidahu;

9) Pujasera Majasari;

10) Pujasera Cikalong; dan

11) Pujasera Pelabuan.

b. optimalisasi trayek angkutan perdesaan yang meliputi:

1) Dawuan Sagalaherang;

2) Pamanukan Legonkulon Pondok Bali;

3) Pamanukan Pusakanagara Compreng;

4) Pamanukan Pusakanagara Tarumtum;

5) Pagaden Gambarsari Kaligambir Sinangsari Purwadadi;

6) Cikaum Hambaro Ciasem;

7) Sukamandi Pringkasap Pabuaran;

8) Pagaden Cipunagara;

9) Sukamandi Blanakan Rawameneng;

10) Subang Jalancagak;

11) Subang Warungkadu Sagalaherang;

12) Subang Cidahu Pagaden;

13) Subang Kalijati Sukamandi;

14) Subang Cipeundeuy Pabuaran;

15) Subang Pagaden Cipunagara;

16) Subang Jalancagak Tangkubanperahu;

17) Subang Pagaden Pamanukan;

18) Subang Pamanukan Sukamandi;

19) Subang Pamanukan Pabuaran;

20) Subang Pamanukan Pondokbali;

21) Subang Jalancagak Tanjungsiang;

22) Subang Jalancagak Ciater;

23) Subang Pringkasap Purwadadi Sukamandi;

24) Pabuaran Sarengseng Ciasem Blanakan;

25) Subang Kumpay Kasomalang Cibuluh Tanjungsiang;

26) Kalijati Purwadadi Sukamandi;

27) Subang Kalijati;

28) Sukamandi Ciasem Dukuh Hambaro Tanjungsari; dan

29) Ciasem Sukamandi Kp. Lambaran Tegalkoneng Sukahaji Cilamaya.

c. optimalisasi trayek angkutan perbatasan yang meliputi:

1) Jalancagak Sagalaherang Wanayasa;

2) Sadang Cipeundeuy Pabuaran; dan

3) Cilamaya Blanakan Ciasem.

d. optimalisasi trayek angkutan kota dalam provinsi yang meliputi:

1) PKL Subang PKN Bandung;

2) PKL Pamanukan PKN Bandung;

3) PKL Jalancagak PKN Bandung;

4) PKL Subang PKW Cikampek;

5) PKL Pamanukan PKW Cikampek;

6) PKN Bandung PKW Indramayu melalui PKL Jalancagak PKL Subang PKL Pagaden PKL Pamanukan PKL Pusakanagara;

7) Rajagaluh di Kabupaten Majalengka Cikarang di Kabupaten Bekasi melalui PKL Subang PKL Kalijati;

8) Wado di Kabupaten Sumedang Bekasi di PKN Jabodetabek melalui PKL Jalancagak PKL Subang PKL Kalijati; dan

9) PKW Tasikmalaya Bekasi di PKN Jabodetabek melalui PKL Jalancagak PKL Subang PKL Kalijati.

e. optimalisasi trayek angkutan kota antar provinsi yang meliputi:

1) PKL Subang Jakarta;2) PKL Pagaden Jakarta;

3) Jakarta Kuningan melalui Kecamatan Patokbeusi Kecamatan Ciasem Kecamatan Sukasari Kecamatan Pamanukan Kecamatan Pusakanagara; dan

4) Jakarta Pekalongan melalui Kecamatan Patokbeusi Kecamatan Ciasem Kecamatan Sukasari Kecamatan Pamanukan Kecamatan Pusakanagara.

Sarana angkutan penumpangSarana angkutan penumpang yang dikembangkan di Kabupaten Subang berupa angkutan umum penumpang meliputi :

a. penyediaan sarana angkutan dalam kota berupa minibus;

b. optimalisasi sarana angkutan antar kota dalam provinsi berupa minibus dan bus tiga per empat; dan

c. optimalisasi sarana angkutan antar kota antar provinsi berupa bus besar.Jaringan trayek angkutan barang

Selain angkutan penumpang, terdapat juga angkutan barang yang umumnya melayani kecamatan kecamatan yang ada di Kabupaten Subang. Pada saat ini, jaringan trayek angkutan barang yang ada di Kabupaten Subang adalah sebagai berikut :

a. Pamanukan Cikampek;

b. Pamanukan Pusakanagara;

c. Pamanukan Binong;

d. Pamanukan Tambakdahan;

e. Pagaden Subang;

f. Pagaden Compreng;

g. Pagaden Cipunagara;

h. Pagaden Kalijati; dan

i. Pagaden Jalancagak.

Sarana angkutan barangUntuk pengangkutan barang tersebut, digunakan 2 (dua) jenis kendaraan yaitu truk dan mobil bak.

Rencana Jaringan Transportasi LautSelain rencana pengembangan jaringan transportasi darat dan perkeretaapian, juga dikembangkan jaringan transportasi laut. Seperti diketahui pada bagian Utara Kabupaten Subang berbatasan langsung dengan daerah perairan, sehingga sangat berpotensi untuk pengembangan transportasi perairan khususnya laut. Pelabuhan laut yang akan dibangun di Kabupaten Subang adalah Pelabuhan laut Patimban, dengan fungsi sebagai pelabuhan regional.Rencana Jaringan Transportasi UdaraDi wilayah Kabupaten Subang terdapat pelabuhan udara Suryadarma. Pelabuhan udara tersebut memiliki fungsi sebagai pangkalan militer dan bersifat khusus. Pangkalan ini mampu didarati helikopter dan pesawat sayap tetap (fixed-wing) dalam skala kecil seperti Casa 212 dan pesawat-pesawat latih milik TNI-AU. Potensi pemanfaatannya sebagai sarana perangkutan umum di kemudian hari perlu dibahas dengan pihak TNI-AU.Pengembangan sistem transportasi udara di Kabupaten Subang diarahkan pada pengembangan tatanan kebandarudaraan dan ruang udara untuk penerbangan. Pengembangan tatanan kebandarudaraan di Kabupaten Subang ini lebih ditekankan kepada optimalisasi fungsi Pangkalan Udara Suryadarma Kalijati. Sedangkan pengembangan ruang udara untuk penerbangan adalah dengan penetapan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan yang berada di Kecamatan Kalijati. Pembatasan pengembangan wilayah lebih diutamakan pada daerah Kawasan Pendekatan dan Lepas Landas serta daerah Permukaan Horizontal Dalam yang harus bebas terhadap halangan (obstacles) penerbangan. 3. Rencana Jaringan Prasarana Lainnya

Rencana jaringan prasarana wilayah lainnya berupa jaringan pengelolaan lingkungan di Kabupaten Subang meliputi :

a. Rencana jaringan persampahan;

b. Rencana jaringan air minum;

c. Rencana jaringan pengelolaan limbah;

d. Rencana jaringan drainase; dan

e. Rencana jaringan jalur dan ruang evakuasi;

Rencana pengelolaan persampahan di Kabupaten Subang untuk masa yang akan datang adalan:

1. Pemindahan TPA Panembong berada di Kecamatan Subang ke Kecamatan Cibogo;

2. Pengoptimalan TPS meliputi:

a. Kecamatan Subang;

b. Kecamatan Pamanukan;

c. Kecamatan Jalancagak;

d. Kecamatan Pusakanagara;

e. Kecamatan Ciasem;

f. Kecamatan Kalijati; dan

g. Kecamatan Pagaden.

3. Pengkajian lokasi alternatif TPA menerapkan sanitary landfill pada daerah perkotaan dan sekitarnya;

4. Penerapan konsep dan pembangunan sarana pengolah sampah 3R meliputi:

a. pengurangan (reduce);

b. penggunaan kembali (reuse); dan

c. pendauran ulang (recycle).Rencana Jaringan Air Minum

Rencana jaringan air minum dimaksudkan bahwa air minum hasil pengolahan air bersih yang bersumber dari air baku sungai, mata air, dan lainnya. Dalam pengembangan jaringan air minum, rencana yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan jaringan perpipaan perkotaan dan perdesaan;2. Pengembangan sistem distribusi air minum pada seluruh kecamatan;3. Pengembangan jaringan non perpipaan pada seluruh kecamatan; dan

4. Pengembangan jaringan perpipaan meliputi:

a. Kecamatan Pamanukan;

b. Kecamatan Legonkulon;

c. Kecamatan Blanakan;

d. Kecamatan Patok beusi; dan

e. Kecamatan Tanjungsiang.Rencana Jaringan Prasarana EnergiKabupaten Subang dalam pengembangan jaringan prasarana energi di masa mendatang dilakukan dengan pengembangan jaringan pipa minyak dan gas bumi, jaringan transmiri tenaga listrik, jaringan tenaga listrik, dan jaringan energi alternatif.

1. Pengembangan jaringan pipa minyak dan gas bumi

Pengembangan jaringan pipa minyak dan gas bumi dalam hal ini dimaksudkan berupa pengamanan jalur transmisi pipa gas dan jaringan energi bahan bakar minyak dan gas. Pengamanan jalur transmisi pipa gas di Kabupaten Subang ini mencakup jalur transmisi sebagai berikut:

b. jalur transmisi pipa gas melalui Kecamatan Subang Kecamatan Dawuan Kecamatan Kalijati Kecamatan Cipeundeuy;

c. jalur transmisi pipa gas Kandanghaur Timur Cilamaya;

d. jalur transmisi pipa gas Bojongraong KM 76;e. jalur transmisi pipa gas Pagaden Pamanukan;f. jalur transmisi pipa gas Tanjungsari Pagaden;g. jalur distribusi pipa gas Lapangan Sukamandi Hot tap pipa PT. Pertamina berada di Desa Ciasem Baru.Sedangkan pengamanan jaringan energi bahan bakar minyak dan gas berupa Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) berada di seluruh PKL.2. Pengembangan jaringan transmiri tenaga listrik

Rencana jaringan transmisi tenaga listrik di Kabupaten Subang terdiri dari:

a. pengembangan SUTT 150 (seratus lima puluh) Kilo volt pada jalur Cipeundeuy Cibogo melalui Kecamatan Cipeundeuy Kecamatan Kalijati Kecamatan Dawuan Kecamatan Subang Kecamatan Cibogo.

b. pengembangan SUTT 70 (tujuh puluh) kilo volt pada jalur Patokbeusi Compreng melalui Kecamatan Patokbeusi Kecamatan Pabuaran Kecamatan Ciasem Kecamatan Purwadadi Kecamatan Binong Kecamatan Compreng.

3. Pengembangan tenaga listrik

Pelayanan listrik di Kabupaten Subang sampai saat ini dilayani oleh PT. PLN (Persero).Rencana Jaringan Prasarana Telekomunikasi

Wilayah Kabupaten Subang dilayani oleh tujuh buah Sentral Telepon Otomat (STO), terdiri dari STO Pamanukan; STO Ciasem; STO Pabuaran; STO Pagaden; STO Kalijati; STO Subang; STO Jalan Cagak. Sistem jaringan telepon yang akan dikembangkan masih tetap memanfaatkan sentral telepon otomat (STO) yang sudah ada di Kabupaten Subang sehingga akan menghemat dalam pembangunan jaringannya.Sistem jaringan kabel primer dan sekunder saat ini sudah menggunakan kabel bawah tanah, hanya dari kabel rumah box telepon pembagi menggunakan kabel atas. Untuk dimasa yang akan datang dalam kurun waktu 2010 2030 sistem tersebut diharapkan dapat ditingkatkan, untuk kawasan baru hendaknya sistem kabel atas dari rumah box telepon pembagi ke rumah-bangunan sudah sistem bawah tanah/sistem instalasi yang menyatu dengan rencana kawasan tersebut.

Selain pengembangan jaringan kabel, juga dikembangkan jaringan nirkabel dengan upaya yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

a. pembangunan stasiun komunikasi nirkabel pada seluruh kecamatan;

b. optimalisasi pemanfaatan jaringan komunikasi telepon nirkabel pada seluruh kecamatan;

c. optimalisasi menara Base Transceiver Station (BTS) sebagai menara bersama; dan

d. pengembangan cyber provice dan jaringan telekomunikasi perdesaan.Rencana Sistem Jaringan Prasarana Sumberdaya Air

Sistem jaringan sumber daya air yang direncanakan atau yang sudah ada di wilayah Kabupaten Subang meliputi :

a. Sistem Wilayah Sungai (WS);

b. Sistem jaringan irigasi;

c. Sistem pengelolaan air baku;

d. Sistem air bersih ke kelompok pengguna; dan

e. Sistem pengendalian banjir.Sistem Wilayah Sungai (WS)

Sistem wilayah sungai yang dimaksud dalam uraian ini mencakup sumberdaya air wilayah sungai, DAS dan/atau sungai, waduk, dan situ/rawa/ranca1. Rencana pengelolaan sumberdaya air wilayah sungai yang ada di Kabupaten adalah pengelolaan wilayah sungai lintas Kabupaten yaitu WS Citarum.

2. DAS dan/atau sungai yang akan dikelola di Kabupaten Subang ini terdiri dari DAS Cipunagara, DAS Ciasem, dan DAS Cilamaya yang terdiri dari 74 buah sungai dari DAS Cipunagara, 60 sungai dari DAS Ciasem, dan 23 dari DAS Cilamaya.

3. Pada saat ini terdapat waduk Cipancuk yang dalam pengembangannya dengan kegiatan pengoptimalan fungsi dari waduk tersebut. Selain itu akan dibangun beberapa waduk lainnya yang terdapat di beberapa titik Kecamatan di Kabupaten Subang yaitu: Waduk Sadawarna di Kecamatan Cibogo, Waduk Cilame di Kecamatan Cibogo, Waduk Talagaherang di Kecamatan Ponggang, Waduk Cupunagara di Kecamatan Cisalak, Waduk Kandung di Kecamatan Cijambe, Waduk Bodas di Kecamatan Kalijati, dan Waduk Maya di Kecamatan Cipeundeuy.

4. Konservasi dan pendayagunaan sumberdaya air yang bersumber dari situ/rawa/ranca yang berjumlah 82 (delapan puluh dua) buah yang tersebar di kecamatan yang ada di Kabupaten Subang. Sistem pengelolaan air baku

Sistem pengelolaan air baku disini adalah pengelolaan sumber air baku yang dapat dijadikan sebagai sumber air bersih bagi kegiatan domestic, industri, dan pertanian. Pada saat ini, pengelolaan air baku yang diperkirakan dapat dijadikan sebagai sumber air bersih adalah mata air, air tanah, dan pengembangan air bersih dengan biaya murah. Sumber air baku yang berasal dari mata air di Kabupaten Subang ini terdapat di 13 (tiga belas) kecamatan, dimana masing masing kecamatan mempunyai sumber mata air pada beberapa titik.

Sedangkan pemanfaatan potensi air tanah yang ada di Kabupaten Subang adalah untuk kegiatan penduduk yang terdapat di Kecamatan Compreng, dan kegiatan industri pada Kecamatan Pabuaran, Kecamatan Patokbeusi, dan Kecamatan Cipeundeuy.

Sistem pengendalian banjirSalah satu sumberdaya air di Kabupaten Subang adalah sumber air yang diperoleh dari alat pengendali banjir yang dikembangkan. Dalam pengembangan sistem pengendali banjir ini, maka akan dikembangkan sarana penunjangnya berupa waduk, sumur resapan, embung, dan lainnya yang pada dasarnya dapat menampung air dan pada akhirnya dapat digunakan sebagai sumber air baku di Kabupaten Subang.

Sistem pengendalian banjir yang dikembangkan di Kabupaten Subang adalah sebagai berikut:

1. Penyediaan embung di Kecamatan Pamanukan; Kecamatan Pusakanagara; dan Kecamatan Legonkulon.

2. Pemanfaatan Waduk Sadawarna berada di Kecamatan Cibogo;

3. Pembuatan sumur resapan yang berlokasi di Kecamatan Subang; Kecamatan Cijambe; Kecamatan Jalancagak; dan Kecamatan Sagalaherang.

4. Pengembangan biopori yang terdapat di Kecamatan Subang; Kecamatan Jalancagak; Kecamatan Kalijati; Kecamatan Dawuan; Kecamatan Kalijati; dan Kecamatan Cibogo.

5. Pembangunan tanggul meliputi: Kecamatan Pusakanagara; Kecamatan Pamanukan; dan Kecamatan Legonkulon;

6. normalisasi sungai Cipunagara berada di Kecamatan Pamanukan.

Peta Rencana Struktur Ruang KabupatenB. Rencana Pola Struktur Ruang Kabupaten Subang

Rencana pola ruang wilayah kabupaten pada dasarnya merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budi daya. Rencana pola ruang wilayah Kabupaten berfungsi sebagai :

1. sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kabupaten;

2. mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang;

3. sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk dua puluh tahun; dan

4. sebagai dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah kabupaten.

Rencana pola ruang untuk wilayah Kabupaten Subang, dirumuskan berdasarkan kriteria:

a. merujuk pada rencana pola yang ditetapkan dalam RTRW Nasional, yang tertuang dalam PP No 26 Tahun 2008.

b. merujuk pada rencana pola yang ditetapkan dalam RTRW Provinsi Jawa Barat 2009-2029c. mengakomodasi kebijakan pengembangan kawasan andalan nasional yang berada di wilayah kabupaten bersangkutan;

d. memperhatikan rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota yang berbatasan;

e. mempertimbangkan hasil dari analisis kesesuaian lahan untuk fungsi lindung sesuai dengan Keppres No 32 Tahun 1990 tentang Kawasan Lindungf. mengacu pada klasifikasi pola ruang wilayah kabupaten yang terdiri atas kawasan lindung dan kawasan budi daya, seperti yang disarikan pada tabel berikut ini :Tabel 3.5Klasifikasi Pola Ruang Wilayah Kabupaten

NoKlasifikasi KawasanPerincian Kawasan

AKAWASAN LINDUNG

1. Kawasan Hutan Lindung

2. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya Kawasan bergambut

kawasan resapan air

3. kawasan perlindungan setempat Sempadan pantai, Sempadan sungai, Kawasan sekitar danau atau waduk, Kawasan sekitar mata air, Kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal lainnya,

Kawasan ruang terbuka hijau perkotaan

4. kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya Kawasan suaka alam, Kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya, Suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut, Cagar alam dan cagar alam laut, Kawasan pantai berhutan bakau,

Taman nasional dan taman nasional laut, Taman hutan raya, Taman wisata alam dan taman wisata alam laut, Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan;

5. kawasan rawan bencana alam Kawasan rawan tanah longsor, Kawasan rawan gelombang pasang dan

Kawasan rawan banjir

6. kawasan lindung geologi Kawasan cagar alam geologi, Kawasan rawan bencana alam geologi, Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah;

7. kawasan lindung lainnya Cagar biosfer, ramsar, taman buru, Kawasan perlindungan plasma-nutfah,

Kawasan pengungsian satwa, Terumbu karang, dan Kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindung

BKAWASAN BUDIDAYA

1. kawasan peruntukan hutan produksi Hutan Produksi Terbatas (HPT)

Hutan Produksi Tetap (HP)

Hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK)

2. kawasan hutan rakyat

3. kawasan peruntukan pertanian Kawasan pertanian lahan basah,

Kawasan pertanian lahan kering,

Kawasan hortikultura,

Kawasan perkebunan,

Kawasan peternakan

4. kawasan peruntukan perikanan Kawasan perikanan tangkap,

Kawasan budi daya perikanan,

Kawasan pengolahan ikan;

5. kawasan peruntukan pertambangan kawasan mineral dan batubara

Kawasan minyak dan gas bumi,

kawasan panas bumi, serta air tanah di kawasan pertambangan;

6. kawasan peruntukan industri industri besar

industri menengah

industri kecil dan mikro

7. kawasan peruntukan pariwisata

pariwisata budaya,

pariwisata alam, dan

pariwisata buatan;

Sumber: PP No 26 Tahun 2008 tentang RTRWN serta Permen PU No 16 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten

a. Rencana Kawasan Lindung

Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan. Pengelolaan kawasan lindung secara baik dan benar, dapat mengurangi tingkat bahaya bencana alam yang ditimbulkan seperti banjir, longsor, pendangkalan waduk, kekeringan, dan sebagainya. Selain bencana alam kerusakan kawasan lindung juga menimbulkan bencana sosial akibat hilangnya aset hidup yang seharusnya diperoleh masyarakat.1. Kawasan Hutan Lindung

Berdasarkan Keppres No 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, definisi dari Kawasan Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta memelihara kesuburan tanah. Perlindungan terhadap kawasan hutan lindung dilakukan untuk mencegah terjadinya erosi, bencana banjir, sedimentasi, dan menjaga fungsi hidrologis tanah untuk menjamin ketersediaan unsur hara tanah, air tanah, dan permukaan. Pada aspek pengendalian kawasan lindung, terdapat ketentuan bahwa di dalam kawasan lindung dilarang melakukan kegiatan budi daya, kecuali yang tidak mengganggu fungsi lindung.

Kriteria Kawasan Hutan Lindung berdasarkan Keppres Nomor 32 Tahun 1990 adalah Kawasan hutan dengan faktor-faktor kelerengan lapangan, jenis tanah, dan curah hujan dengan nilai skor lebih dari 125; dan/atau; Kawasan hutan yang mempunyai kelerengan lapangan 40% atau lebih, dan pada daerah yang keadaan tanahnya peka terhadap erosi dg kelerengan lapangan lebih dari 25%; dan/atau, Kawasan hutan yang mempunyai ketinggian 2.000 meter atau lebih diatas permukaan laut.

Dari uraian diatas, maka luas Kawasan Hutan Lindung di Kabupaten Subang seluas 13.290 (tiga belas ribu dua ratus sembilan puluh) hektar, dengan sebaran sebagai berikut :1. KPH Bandung Utara meliputi Kecamatan Sagalaherang, Kecamatan Serangpanjang, Kecamatan Cisalak, Kecamatan Tanjungsiang, dan Kecamatan Ciater.2. KPH Purwakarta meliputi Kecamatan Kalijati, Kecamatan Legonkulon, Kecamatan Pusakanagara, Kecamatan Blanakan, Kecamatan Sukasari, Kecamatan Cijambe; dan Kecamatan Cibogo.Kawasan yang Memberikan Perlindungan terhadap Kawasan Bawahannya

Yang termasuk ke dalam klasifikasi kawasan yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya, adalah kawasan bergambut dan kawasan resapan air. Di wilayah Kabupaten Subang tidak ditemukan adanya kawasan bergambut karena umumnya gambut berada di ekosistem hutan rawa, sedangkan ekosistem hutan rawa tersebut tidak ditemukan di Kabupaten Subang. Dengan demikian kawasan ini di Kabupaten Subang hanya berupa kawasan resapan air.

Beberapa tempat di Kabupaten Subang yang memiliki kemampuan untuk menyerap air tanah dengan baik, dimana lokasi tersebut sebagai hulu dari sungai-sungai yang mengalir menuju ke pantai. Saat ini, kawasan tersebut sedang dimanfaatkan untuk lahan perkebunan dan pertanian (lahan budidaya). Sebagian besar di lahan ini terjadi kegiatan intensif masyarakat sehingga terjadi pengolahan-pengolahan tanah yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan tanah dalam menyerap dan menyimpan air. Bahkan beberapa jenis tanaman yang ditanam tidak memiliki kemampuan untuk menyimpan cadangan air tanah. Akibatnya adalah berkurangnya debit air yang dialirkan melalui sungai-sungai.

Kawasan yang dapat dijadikan kawasan resapan air/tangkapan air tersebar di wilayah Kabupaten Subang dengan luas seluruhnya 72.047 hektar yang meliputi Kecamatan Ciater, Kecamatan Tanjungsiang, Kecamatan Cisalak, Kecamatan Kasomalang, Kecamatan Serangpanjang, Kecamatan Sagalaherang, Kecamatan Cipeundeuy, Kecamatan Pabuaran, Kecamatan Patokbeusi, Kecamatan Kalijati, Kecamatan Purwadadi, Kecamatan Cikaum, Kecamatan Dawuan, Kecamatan Pagaden Barat, Kecamatan Subang, Kecamatan Pagaden, Kecamatan Binong, Kecamatan Cibogo, Kecamatan Cipunagara; dan Kecamatan Compreng.Kawasan Pelindungan Setempat

Menurut klasifikasi pola ruang wilayah kabupaten, kawasan perlindungan setempat meliputi kawasan sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau atau waduk, kawasan sekitar mata air, dan kawasan ruang terbuka hijau perkotaan.

Kawasan Sempadan Pantai

Kawasan sempadan pantai adalah kawasan sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai. Karakteristik kawasan ini adalah :

Kawasan tertentu sepanjang pantai berjarak sampai 100 m dari titik pasang tertinggi ke arah darat;

Daratan sepanjang tepian pantai yang lebarnya proposional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai sekurang-kurangnya 100 m dari titik pasang tertinggi kearah darat.

Kualitas ruang yang diharapkan adalah kawasan yang mampu menampung luapan air pasang tertinggi tahunan, melindungi ekosistem pantai dan melindungi pantai dari gangguan kegiatan yang ada di sekitarnya

Luas rencana sempadan pantai yang secara keseluruhan kurang lebih 1.366 (seribu tiga ratus enam puluh enam) hektar dengan sebaran di Kecamatan Blanakan, Kecamatan Sukasari, Kecamatan Legonkulon, dan Kecamatan Pusakanagara.

Kawasan Sempadan Sungai

Untuk melindungi dan melestarikan fungsi sungai sebagai sumberdaya alam maka berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung ditetapkan bahwa kawasan sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Kriteria sempadan sungai adalah:

Sekurang-kurangnya 5 m di sebelah luar sepanjang kaki tanggul diluar kawasan perkotaan dan 3 m disebelah luar sepanjang kaki tanggul didalam kawasan perkotaan.

Sekurang-kurangnya 50 m dikanan kiri sungai besar dan 25 m dikanan kiri sungai kecil yang tidak bertanggul diluar kawasan perkotaan.

Sekurang-kurangnya 50 m dari tepi sungai dari tepi sungai untuk sungai yang terpengaruh oleh pasang surut air laut , dan berfungsi sebagai jalur hijau.

Perlindungan terhadap sempadan sungai dilakukan untuk melindungi sungai dari kegiatan manusia yang mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai serta mengamankan aliran sungai. Bagi kawasan perkotaan perlu dilakukan perubahan persepsi masyarakat yang selama ini menjadikan sungai merupakan daerah belakang rumah, sehingga sungai sampai saat ini masih dianggap identik dengan tempat sampah, menjadikan sungai sebagai beranda depan dari rumah sehingga akan selalu dapat diawasi.

Kawasan sempadan sungai di Kabupaten Subang seluas 5.302 (lima ribu tiga ratus dua) hektar, mencakup daerah Kecamatan Sagalaherang, Kecamatan Serangpanjang, Kecamatan Ciater, Kecamatan Jalancagak, Kecamatan Cisalak, Kecamatan Tanjungsiang, Kecamatan Cijambe, Kecamatan Subang, Kecamatan Pabuaran, Kecamatan Cibogo, Kecamatan Cipeundeuy, Kecamatan Kalijati, Kecamatan Purwadadi, Kecamatan Cikaum, Kecamatan Pagaden, Kecamatan Cipunagara, Kecamatan Binong, Kecamatan Compreng, Kecamatan Patokbeusi, Kecamatan Ciasem, Kecamatan Blanakan, Kecamatan Pamanukan, Kecamatan Legonkulon, dan Kecamatan Pusakanagara.

Kualitas ruang yang diharapkan adalah kawasan yang mampu dapat menampung luapan air sungai, melindungi ekosistem sungai dan melindungi sungai dari gangguan kegiatan yang ada di sekitarnya.

Kawasan Sekitar Danau/Waduk

Penetapan kawasan lindung sekitar danau atau waduk dilakukan untuk melindungi danau atau waduk dari kegiatan manusia yang mengganggu dan merusak kualitas air danau/waduk, kondisi fisik pinggir dan dasar danau/waduk serta pengamanan dari kegiatan budidaya dan permukiman.

Karakeristik kawasan adalah :

Daratan sepanjang tepian waduk dan situ yang lebarnya proposional dengan bentuk dan kondisi fisik waduk dan situ sekurang-kurangnya 50 m dari titik pasang tertinggi kearah darat.

Kawasan yang berada di sekitar jalur irigasi teknis dan sekitar Waduk / sumber pengairan utama.

Kualitas ruang yang diharapkan adalah kawasan yang memiliki fungsi terkait dengan keberadaan Waduk dan Irigasi serta tidak mengganggu fungsi saluran waduk dan irigasi. Kawasan sekitar danau atau waduk yang ada di Kabupaten Subang dengan daerah sebaran adalah sebagai berikut :

1. Kecamatan Sagalaherang di Desa Cicadas dan Desa Telagasari; 2. Kecamatan Jalancagak di Desa Tambakan, Desa Kumpay, dan Desa Tambakmekar;3. Kecamatan Cijambe di Desa Gunungtua;

4. Kecamatan Subang di Kelurahan Sukamelang. 5. Kecamatan Cibogo di Desa Cinangsi, Desa Belendung, dan Desa Cibogo;6. Kecamatan Cipeundeuy di Desa Sawangan;

7. Kecamatan Cipunagara di Desa Sidajaya, Desa Manyingsal, Desa Padamulya dan Desa Jati. 8. Kecamatan Binong meliputi di Desa Cicadas, Desa Binong, Desa Karangwangi, dan Desa Wanajaya. 9. Kecamatan Kalijati meliputi, Desa Situsari, Desa Sukasari, Desa Manyeti, Desa Kalijati Timur, Desa Kalijati Barat, dan Desa Marengmang; 10. Kecamatan Pabuaran di Desa Karangmukti, Desa Kedawung dan Desa Pabuaran;11. Kecamatan Purwadadi di Desa Curuluk, Desa Prapatan, Desa Purwadadi Barat, Desa Prapatan, Desa Purwadadi Barat, Desa Purwadadi Timur, Desa Pasirbungur, dan Desa Belendung; 12. Kecamatan Cikaum di Desa Sindangsari, Desa Cikaum Timur, dan Desa Tanjungsari;13. Kecamatan Pagaden di Desa Gembor, Desa Gunung Sembung, Desa Sukamulya, Desa Jati, Desa Pangsor, Desa Balingbing, Desa Margahayu, Desa Munjul, Desa Bendungan, Desa Kamarung, Desa Jabong, dan Desa Gambarsari.Kawasan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan

Proporsi RTH kawasan perkotaan di wilayah Kabupaten Subang adalah paling sedikit 30 % dari luas kawasan perkotaan, yang diisi oleh tanaman baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja di tanam. Pembagian RTH ini terdiri dari RTH publik paling sedikit 20 % dan RTH privat 10 %. Distribusi RTH kawasan perkotaan disesuaikan dengan sebaran penduduk dan hierarki pelayanan dengan memperhatikan rencana struktur dan pola ruang wilayah.

Proporsi 30 % merupakan ukuran minimal untuk menjamin keseimbangan ekosistem kota/kawasan perkotaan, baik keseimbangan sistem hidrologi dan sistem mikroklimat, maupun sistem ekologis lain, yang selanjutnya akan meningkatkan ketersediaan udara bersih yang diperlukan masyarakat, serta sekaligus dapat meningkatkan nilai estetika kota/ kawasan perkotaan. Adapun beberapa Kecamatan yang termasuk kawasan perkotaan dan harus memenuhi proporsi 30% dari luas wilayahnya meliputi:1. Perkotaan Pamanukan seluas kurang lebih 482 (empat ratus delapan puluh dua) hektar;

2. Perkotaan Subang seluas kurang lebih 411 (empat ratus sebelas) hektar;

3. Perkotaan Jalancagak seluas kurang lebih 136 (seratus tiga puluh enam) hektar;

4. Perkotaan Ciasem seluas kurang lebih 162 (seratus enam puluh dua) hektar;

5. Perkotaan Pagaden sluas kurang lebih 125 (seratus dua puluh lima) hektar;

6. Perkotaan Kalijati seluas kurang lebih 274 (dua ratus tujuh puluh empat) hektar;

7. Perkotaan Pusakanagara seluas kurang lebih139 (seratus tiga puluh sembilan) hektar;

8. Perkotaan Pabuaran seluas kurang lebih 44 (empat puluh empat) hektar;

9. Perkotaan Blanakan seluas kurang lebih 43 (empat puluh tiga) hektar; dan

10. Perkotaan Cibogo dengan luas kurang lebih 40 hektar.

Proporsi RTH publik seluas minimal 20 % dan privat 10 % yang disediakan dimaksudkan agar proporsi RTH minimal dapat lebih dijamin pencapaiannya, sehingga memungkinkan pemanfaatannya secara luas oleh masyarakat. Untuk lebih meningkatkan fungsi dan proporsi RTH di kawasan perkotaan di wilayah Kabupaten Subang, maka pemerintah, masyarakat, dan swasta didorong untuk menanam tumbuhan di atas bangunan gedung miliknya.Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam, dan Cagar Budaya

Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya yang terdapat di Kabupaten Subang meliputi kawasan suaka margasatwa, kawasan cagar alam, kawasan pantai berhutan bakau, kawasan taman wisata alam, serta kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahun. Kawasan Cagar AlamDalam wilayah administrasi Kabupaten Subang terdapat 2 (dua) Cagar Alam yang deliniasi kawasannya berada, yaitu:

1. Cagar Alam Tangkubanparahu seluas kurang lebih 1.204 (seribu dua ratus empat) hektar meliputi Kecamatan Sagalaherang, Kecamatan Serangpanjang, dan Kecamatan Ciater.

2. Cagar Alam Burangrang seluas kurang lebih 38 (tiga puluh delapan) hektar berada di Kecamatan Serangpanjang.

Kawasan Pantai Berhutan Mangrove

Karakteristik kawasan pantai berhutan mangrove adalah :

Kawasan sempadan pantai yang ditumbuhi tanaman mangrove;

Minimal 130 kali nilai rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah tahunan diukur dari garis air surut terendah kearah darat.

Kualitas ruang yang diharapkan dari kawasan ini adalah mampu mengurangi resiko gelombang air laut, melindungi keberlangsungan ekosistem pesisir dan dapat memberikan ruang untuk berkembang biaknya ikan.

Kawasan pantai berhutan bakau ini mempunyai luas sebesar 5.547 (lima ribu lima ratus empat puluh tujuh) hektar, berada di Kecamatan Blanakan, Kecamatan Legonkulon, Kecamatan Sukasari, dan Kecamatan Pusakanagara. Taman Wisata AlamLokasi yang telah ditetapkan sebagai taman wisata alam di Kabupaten Subang adalah Taman Wisata Alam Tangkubanparahu yang terdapat di Kecamatan Sagalaherang dan Kecamatan Ciater, dengan luas keseluruhan sebesar 170 (seratus tujuh puluh) hektar. Adapun kualitas ruang yang diharapkan adalah terciptanya kawasan berhutan atau bervegetasi tetap yang memiliki tumbuhan dan satwa yang beragam, memiliki arsitektur bentang alam yang baik dan memiliki akses yang baik untuk keperluan pariwisata/rekreasi. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan

Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan yang ada di Wilayah Subang Bagian Utara, diantaranya :

Situs Kibuyut Pera berada di Kecamatan Blanakan;

Situs Batu Bertulis Salagebang berada di Kecamatan Pamanukan; dan

Situs Nagara Damai berada di Kecamatan Legonkulon.

Kawasan Rawan Bencana Alam

Selanjutnya sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), disebutkan bahwa kawasan bencana alam dibedakan menjadi kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan gelombang pasang, dan kawasan rawan banjir.

Salah satu klasifikasi kawasan rawan bencana alam yang teridentifikasi di Kabupaten Subang adalah kawasan rawan banjir, kawasan banjir rob, dan kawasan rawan abrasi seperti uraian berikut.

Kawasan Rawan Banjir

Di Kabupaten Subang terdapat pada kawasan-kawasan yang bercirikan: daerah berlereng landai, pertemuan dua sungai besar, banyak terdapat meander sungai, adanya perubahan kelerengan yang tiba-tiba, dan daerah hilir sungai yang berhulu pada kawasan berhutan gundul. Banjir di Kabupaten Subang sebagian besar disebabkan oleh curah hujan tinggi yang mengaliri sungai-sungai yang ada di Kabupaten Subang serta letak kawasan tertentu pada posisi cekungan.

Kawasan rawan banjir di Kabupaten Subang diperkirakan seluas kurang lebih 1.035 (seribu tiga puluh lima) hektar meliputi:1. Kecamatan Pamanukan pada Desa Pamanukan Kota, Desa Pamanukan Sebrang, Desa Lengkong Jaya, Desa Pamanukan Hilir, dan Desa Batangsari.

2. Kecamatan Legonkulon pada Desa Tegalurung, Desa Anggasari, Desa Mayangan, Desa Bobos, dan Desa Pangarengan;

3. Kecamatan Pusakanagara pada Desa Rancadaka, Desa Patimban, dan Desa Pusakanagara;

4. Kecamatan Blanakan pada Desa Tanjungtiga, Desa Blanakan, Desa Langensari, dan Desa Muara;

5. Kecamatan Patokbeusi pada Desa Rancaasih, dan Desa Rancabango;

6. Kecamatan Ciasem pada Desa Ciasem Tengah, Desa Ciasem Hilir, Desa Dukuh, Desa Mandalawangi, Desa Jatibaru, dan Desa Ciasem Baru.

Kawasan Rawan Banjir Rob

Kawasan rawan banjir rob yang ada di Kabupaten Subang berada pada daerah bagian Utara tepatnya di Kecamatan Legonkulon.

Kawasan Rawan Abrasi

Untuk kawasan abrasi pantai yang berada di Kabupaten Subang, terdapat pada sebagian daerah pesisir pantai Utara yaitu di Kecamatan Legonkulon dan Kecamatan Pusakanagara.

7. Kawasan Lindung Geologi

Kawasan lindung geologi merupakan kawasan yang memiliki keunikan baik dari jenis bebatuan, bentang alam, proses geologi maupun kawasan imbuhan air tanah. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 2008 disebutkan bahwa kawasan lindung geologi terdiri dari kawasan cagar alam geologi, kawasan rawan bencana alam geologi, dan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah.

Wilayah Kabupaten Subang mempunyai struktur geologi yang rawan terhadap terjadinya bencana alam geologi, yang dibedakan atas: kawasan rawan gempa, kawasan rawan letusan gunung berapi, dan kawasan rawan gerakan tanah.

Kawasan Sekitar Mata Air

Dari kondisi alam yang terdapat di Kabupaten Subang banyak dijumpai mata air yang berasal dari lembah atau kaki perbukitan. Hal ini disebabkan adanya lapisan batuan yang kedap air dibawahnya yang mengalami peregangan tidak terus ke dalam melainkan ke arah lateral dan muncul di kaki tebing (lembah) atau kaki perbukitan sebagai mata air. Adanya mata air dapat dimanfaatkan menjadi cadangan sumber air bersih.

Penetapan kawasan sempadan mata air dilakukan untuk melindungi keberadaan mata air sebagai salah satu sumber air permukaan dari kegiatan manusia yang mengganggu dan/atau merusak sumber air dari kegiatan budidaya dan permukiman.

Karakteristik kawasan adalah :

Wilayah dengan radius sekurang-kurangnya 200 m disekitar mata air/waduk

Kawasan yang berada dalam cekungan yang dibatasi punggung bukit yang mengarahkan air ke waduk

Kawasan sekitar mata air ini seluas 4.295 (empat ribu dua ratus sembilan puluh lima) hektar yang terdapat di Kecamatan Sagalaherang, Kecamatan Jalancagak, Kecamatan Cisalak, Kecamatan Tanjungsiang, Kecamatan Cijambe, Kecamatan Subang, Kecamatan Cibogo, Kecamatan Kalijati, Kecamatan Cipeundeuy, Kecamatan Purwadadi, Kecamatan Cipunagara, Kecamatan Cikaum, dan Kecamatan Pabuaran.Kualitas ruang yang diharapkan adalah kawasan yang mampu menjamin tersimpannya air dalam tanah yang dapat digunakan pada saat kemarau, mencegah erosi yang dapat memenuhi waduk dengan sedimen.

Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi

a. Kawasan Rawan Gempa Bumi

Kawasan rawan gempa yang ada di Kabupaten Subang diperkirakan seluas 6.716 (enam ribu tujuh ratus enam belas) hektar dengan daerah yang berpotensi bencana terdapat di daerah bagian Selatan yaitu Kecamatan Tanjungsiang, tepatnya di Desa Cimeuhmal; Desa Cikawung; Desa Tanjungsiang; Desa Sirap; Desa Buniara; dan Desa Sindanglaya.

b. Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi

Untuk kawasan gunung berapi yang berada di Kabupaten Subang, terdapat pada daerah bagian Selatan yang memiliki kawasan gunung berapi daerah berbahaya dan daerah terlarang dengan luas areal kawasan sebesar 15.336 hektar dengan sebaran potensi rawan letusan gunung berapi pada daerah sebagai berikut :

1. Kecamatan Serangpanjang di Desa Cipancar;

2. Kecamatan Sagalaherang di Desa Sagalaherang Kaler, Desa Dayeuhkolot, Desa Mekarsari, Desa Cicadas, Desa Curug Agung, Desa Sukamandi, Desa Leles; dan Desa Sagalaherang.

3. Kecamatan Ciater di Desa Ciater, Desa Nagrak, Desa Cisaat dan Desa Palasari.

4. Kecamatan Jalancagak di Desa Curugrendeng, Desa Sarireja, Desa Bunihayu, Desa Cibeusi, Desa Cibitung, Desa Jalancagak, dan Desa Tambakan.

c. Kawasan Rawan Gerakan Tanah

Untuk kawasan rawan gerakan tanah yang berada di Kabupaten Subang, terdapat pada daerah bagian Selatan karena berada pada daerah pegunungan. Luasan areal kawasan rawan gerakan tanah ini diperkirakan sebesar 9.619 Ha dengan sebaran pada kecamatan kecamatan berikut:

2. Kecamatan Tanjungsiang di Desa Gandasoli, Desa Rancamanggung, Desa Cibuluh, Desa Pakuhaji, dan Desa Sindanglaya;

3. Kecamatan Cisalak di Desa Sukakerti, Desa Pasanggrahan, Desa Bojongloa, Desa Panembong, dan Desa Tenjolaya;

4. Kecamatan Cijambe di Desa Sukahurip, Desa Bantarsari, Desa Cirangkong, Desa Cikadu, Desa Cimenteng, Desa Gunung Tua, dan Desa Cijambe;

5. Kecamatan Jalancagak di Desa Palasari, Desa Ciater, Desa Nagrak, Desa Cibitung, Desa Sanca, Desa Cimanglid, Desa Kumpay, Desa Kasomalang Wetan, Desa Bunihayu dan Desa Tambakmekar; dan

6. Kecamatan Subang meliputi Kelurahan Parung, Kelurahan Pasirkareumbi dan Kelurahan Dangdeur.8. Kawasan Lindung LainnyaKawasan lindung lainnya meliputi cagar alam biosfer, ramsar, taman buru, kawasan perlindungan plasma-nutfah, kawasan pengungsian satwa, terumbu karang, dan kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi.

Pada Wilayah Kabupaten Subang, yang termasuk kategori sebagai Kawasan lindung lainnya adalah kawasan perlindungan plasma nutfah, kawasan terumbu karang, dan kawasan lindung geologi yang memberikan perlindungan terhadap air tanah berupa kawasan imbuhan air tanah yang berada di kawasan resapan air Cekungan Air Tanah (CAT). Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah

Kawasan perlindungan plasma nutfah berupa Taman Keanekaragaman Hayati atau disebut Taman Kehati terdapat di Kelurahan Dangdeur Kecamatan Subang. Pada Taman Kehati ini yang dilestarikan adalah spesies-spesies tumbuhan.

Kawasan Terumbu Karang

Kawasan terumbu karang berada di Pantai Bobos Kecamatan Legonkulon.

Kawasan Lindung Geologi Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Air Tanah

Untuk kawasan lindung geologi yang memberikan perlindungan terhadap air tanah berupa kawasan imbuhan air tanah pada CAT, terdapat pada wilayah berikut:

a. CAT Ciater meliputi :

1) Kecamatan Ciater di Desa Sanca, Desa Cibitung, Desa Cibeusi, Desa Nagrak, Desa Palasari, dan Desa Ciater;

2) Kecamatan Tanjungsiang di Desa Cikawung, Desa Cimeuhmal, Desa Tanjungsiang, Desa Buniara, dan Desa Kampungluwuk;

3) Kecamatan Cisalak di Desa Desa Pakuhaji, Desa Cimanggu, Desa Gardusayang, Desa Mayang, Desa Cupungara, Desa Sukakerti, dan Desa Darmaga;

4) Kecamatan Kasomalang di Desa Pasanggrahan;

5) Kecamatan Serangpanjang di Desa Cikujang dan Desa Cipancar;

6) Kecamatan Sagalaherang di Desa Sukamandi; dan Desa Cicadas.b. CAT Subang meliputi :

1) Kecamatan Cibogo di Desa Sadawarna, Desa Sumurbarang, Desa Padaasih, Desa Cibogo, Desa Majasari, Desa Cinangsi, Desa Bendung, dan Desa Cisaga;

2) Kecamatan Cipunagara di Desa Sidamulya, Desa Sidajaya, Desa Wanasari, Desa Manyingsal, Desa Padamulya, Desa Parigimulya, Desa Tanjung, Desa Jati, dan Desa Kosambi;

3) Kecamatan Subang di Desa Wanareja, Desa Pasirkareumbi, Desa Soklat, Desa Karanganyar, Desa Cigadung, Desa Dangdeur, dan Desa Sukamelang;

4) Kecamatan Pagaden di Desa Gembor, Desa Gunungsari, Desa Gunungsembung, Desa Jabong, Desa Sukamulya, Desa Kamarung, Desa Pagaden, Desa Neglasari, Desa Gambarsari, dan Desa Sumbersari;

5) Kecamatan Pagaden Barat di Desa Pongsor, Desa Sumurgintung, Desa Cidadap, Desa Cidahu, Desa Balimbing, Desa Bendungan, Desa Margahayu, Desa Munjul, dan Desa Mekarwangi;

6) Kecamatan Binong di Desa Karangsari, Desa Kihiyang, Desa Citrajaya, Desa Binong, Desa Cicadas, dan Desa Nanggerang;

7) Kecamatan Compreng di Desa Simpar, Desa Sukatani, Desa Jatimulya, dan Desa Sukadana;

8) Kecamatan Dawuan di Desa Margasari, Desa Cisampih, Desa Dawuankidul, Desa Dawuankaler, Desa Manyeti, Desa Rawalele, Desa Sukasari, dan Desa Batusari;

9) Kecamatan Kalijati di Desa Ciruluk, Desa Kaliangsana, Desa Kalijati Timur, Desa Kalijati Barat, Desa Tanggulun Timur, Desa tanggulun Barat, Desa Jalupang, Desa Marengmang, dan Desa Ciracas;

10) Kecamatan Cipeundeuy di Desa Lengkong, Desa Wantilan, Desa Sawangan, dan Desa Kosar;

11) Kecamatan Pabuaran di Desa Karanghegar;

12) Kecamatan Purwadadi di Desa Wanakerta, Desa Pagon, Desa Belendung, Desa Purwadadi, Desa Prapatan, Desa Purwadadibarat, Desa Koranji, Desa Panyingkiran, Desa Rancamahi, dan Desa Pasirbungur;

13) Kecamatan Cikaum di Desa Kawunganten, Desa Sindangsari, Desa Cikaumtimur, Desa Cikaumbarat, Desa Pasirmuncang, Desa Tanjungsari Barat, Desa Tanjungsari Timur, Desa Gandasari, dan Desa Mekarsari;

14) Kecamatan Ciasem di Desa Dukuh dan Desa Ciasem Tengah;

15) Kecamatan Patokbeusi di Desa Rancabango dan Desa Rancaasih.c. CAT Karawang Bekasi meliputi :

1) Kecamatan Patokbeusi di Desa Rancabango;

2) Kecamatan Pabuaran di Desa Karanghegar, Desa Pringkasap, Desa Kadawung, Desa Salamjaya, Desa Siluman, Desa Cihambulu, dan Desa Balebandung Jaya

3) Kecamatan Cipeundeuy di Desa Karangmukti, Desa Cipeundeuy, Desa Wantilan, Desa Cimayasari, dan Desa Lengkong;

4) Kecamatan Kalijati di Desa Banggalamulya, Desa Jalupang, dan Desa Tanggulunbarat; dan5) Kecamatan Purwadadi di Desa Panyingkiran.

b. Rencana Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Penetapan kawasan budidaya dimaksudkan untuk memudahkan pengelolaan, dan pemantauan kegiatan termasuk penyediaan prasarana dan sarana maupun penanganan dampak lingkungan akibat kegiatan budidaya. Pada bagian berikut ini akan diidentifikasi penetapan kawasan budidaya di wilayah Kabupaten Subang hingga tahun 2031. Kawasan Peruntukan Hutan ProduksiKawasan peruntukan hutan produksi dimaksudkan untuk menyediakan komoditas hasil hutan untuk memenuhi kebutuhan untuk keperluan industri, sekaligus untuk melindungi kawasan hutan yang ditetapkan sebagai hutan lindung dan hutan konservasi dari kerusakan akibat pengambilan hasil hutan yang tidak terkendali. Kawasan budidaya hutan produksi, dibedakan menjadi hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap, hutan produksi yang dapat dikonversi. Kawasan peruntukan Hutan Produksi Terbatas (HPT) adalah kawasan hutan yang secara ruang digunakan untuk budi daya hutan alam. Kawasan peruntukan Hutan Produksi Tetap (HP) adalah kawasan hutan yang secara ruang digunakan untuk budi daya hutan alam dan hutan tanaman. Sedangkan kawasan peruntukan hutan produksi yang dapat dikonversi (HOK) adalah kawasan hutan yang secara ruang dicadangkan untuk digunakan bagi perkembangan transportasi, transmigrasi, permukiman, pertanian, perkebunan, industri, dan lain-lain.Tabel 3.6

Klasifikasi Kawasan Hutan ProduksiNo.JENIS KAWASANDEFINISIKRITERIA

1Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT)

Kawasan yang dipergunakan bagi hutan produksi terbatas, dimana eksploitasinya hanya dapat dengan tebang pilih dan tanamKawasan hutan dengan faktor-faktor lereng lapang, jenis tanah, curah hujan yang mempunyai nilai skor 125-174 di luar hutan suaka alam, hutan wisata dan hutan konversi lainnya (SK Mentan No. 683/Kpts/Um/8/1981 dan 837/Kpts/Um/11/1980)

2Kawasan Hutan Produksi TetapKawasan yang diperuntukan bagi produksi tetap dinamis eksploitasinya dapat dengan tebang pilih atau habis dan tanamKawasan hutan dengan faktor-faktor lereng lapang, jenis tanah, curah hujan yang mempunyai nilai skor 124/kurang di luar hutan suaka alam, hutan wisata dan hutan konversi lainnya (SK Mentan No. 683/Kpts/Um/8/1981dan 837/Kpts/Um/11/1980)

3Kawasan Hutan Produksi KonversiKawasan hutan yang bilamana diperuntukkan dapat dialihgunakanKawasan hutan dengan faktor-faktor lereng lapang, jenis tanah, curah hujan yang mempunyai nilai skor 124/kurang di luar hutan suaka alam, hutan wisata dan hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas dan hutan produksi konversi lainnya (SK Mentan No. 683/Kpts/Um/8/1981dan 837/Kpts/Um/11/1980)

Sumber: Keppres No 57 Tahun 1989 tentang Kawasan BudidayaKawasan peruntukan hutan produksi tetap di Kabupaten Subang seluas kurang lebih 2. 985 (dua ribu sembilan ratus delapan puluh lima) hektar meliputi: Kecamatan Sagaleherang, Kecamatan Serangpanjang, Kecamatan Jalancagak, Kecamatan Ciater, Kecamatan Cisalak, Kecamatan Kasomalang, Kecamatan Tanjungsiang, Kecamatan Cijambe, Kecamatan Cibogo, Kecamatan Subang, Kecamatan Kalijati, Kecamatan Dawuan, dan Kecamatan Cipeundeuy.Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas seluas kurang lebih 11.392 (sebelas ribu tiga ratus sembilan puluh dua) hektar meliputi: Kecamatan Ciater, Kecamatan Cisalak, Kecamatan Tanjungsiang, Kecamatan Subang, Kecamatan Cibogo, Kecamatan jalancagak, Kecamatan Kalijati, Kecamatan Dawuan, Kecamatan Cipeundeuy, dan Kecamatan Sagalaherang. Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat

Kawasan peruntukan hutan rakyat di Kabupaten Subang berada di Kecamatan Sagalaherang, Kecamatan Serangpanjang, Kecamatan Ciater, Kecamatan Cisalak, Kecamatan Kasomalang, Kecamatan Tanjungsiang, Kecamatan Cijambe, Kecamatan Cibogo, Kecamatan Subang, Kecamatan Kalijati, Kecamatan Dawuan, Kecamatan Cipeundeuy, Kecamatan Pabuaran, Kecamatan Purwadadi, Kecamatan Cikaum, Kecamatan Pagaden, Kecamatan Pagaden Barat, dan Kecamatan Cipunagara. Luas keseluruhan kawasan peruntukan hutan rakyat kurang lebih 13.573 (tiga belas ribu lima ratus tujuh puluh tiga) hektar.

Kawasan Peruntukan Pertanian

Pertanian merupakan salah satu aset utama wilayah. Karakteristik perekonomian Kabupaten Subang bercorak pertanian, hal ini karena sektor pertanian merupakan sektor yang dominan kontribusinya terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Disamping itu Kabupaten Subang merupakan kabupaten yang memiliki areal lahan sawah terluas ketiga di Jawa Barat setelah Indramayu dan Karawang sekaligus pula merupakan penyumbang/kontributor produksi padi terbesar ketiga di Jawa Barat. Kawasan pertanian di wilayah Kabupaten Subang terbagi dalam Pertanian Lahan Kering dan Pertanian Lahan Basah. Pola penggunaan lahan di wilayah Subang masih didominasi oleh kegiatan lahan pertanian, dengan penggunaan terbesar untuk pola pertanian sawah / lahan basah. Kawasan Peruntukan Pertanian Tanaman Pangan

a. Pertanian Lahan Basah

Karakteristiknya adalah kawasan untuk percocok tanam atau pertanian dengan jenis tanaman adalan tanaman semusim yang membutuhkan air banyak, pada ketinggian < 1.000m dpl, Kemiringan < 15% dan berupa daerah datar disediakan prasarana dan sarana irigasi Kawasan ini diharapkan dapat berfungsi sebagai pusat produksi pertanian tanaman pangan lahan basah, sebagai ruang terbuka hijau, tersedia sarana dan prasarana irigasi dan perhubungan. Kegiatan pertanian lahan sawah sebagian besar terdapat di bagian Utara Kabupaten Subang.Memperhatikan data luas lahan lebih jauh ternyata kualitas sawah di Kabupaten Subang sebagian besar sudah merupakan sawah berpengairan irigasi teknis dan setengah teknis. Hal ini merupakan peluang yang cukup besar untuk dapat lebih meningkatkan produksi dan produktivitas lahan lebih tinggi lagi melalui penerapan pola sapta usaha tani secara lebih intensif.

Terdapat tujuh kecamatan yang seluruh lahan sawahnya telah menggunakan irigasi teknis yaitu Binong, Pamanukan, Patokbeusi, Pusakanagara, Legonkulon, Blanakan, dan Ciasem. Jika dibandingkan antar Kecamatan, Binong meskipun sudah dimekarkan sebagian masuk ke Kecamatan Cikaum namun masih merupakan Kecamatan yang memiliki areal sawah berpengairan teknis terluas yaitu 8.466 hektar atau 14,84% dari seluruh sawah berpengairan teknis di Kabupaten Subang. Selain Binong ada enam kecamatan yang memiliki lahan sawah berpengairan teknis lebih dari 5.000 hektar yaitu berturut turut Kecamatan Pamanukan, Patokbeusi, Pusakanagara, Legonkulon, Blanakan, dan Ciasem.

Sedangkan sawah tadah hujan yang luas keseluruhannya kurang lebih 7.290 (tujuh ribu dua ratus Sembilan puluh) hektar tersebar di kecamatan-kecamatan antara lain Kecamatan Sagalaherang, Kecamatan Serangpanjang, Kecamatan Jalancagak, Kecamatan Ciater, Kecamatan Kasomalang, Kecamatan Cijambe, Kecamatan Cibogo, Kecamatan Subang, Kecamatan Kalijati, Kecamatan Cipeundeuy, Kecamatan Pabuaran, Kecamatan Patokbeusi, Kecamatan Purwadadi, Kecamatan Cikaum, Kecamatan Pagaden Barat, Kecamatan Cipunagara, Kecamatan Compreng, dan Kecamatan Legonkulon.Bila yang dilihat adalah lahan sawah yang beririgasi, bukan hanya irigasi teknis, tetapi semua yang beririgasi sebagaimana kriteria untuk dijadikan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), maka lahan tersebut ada di semua kecamatan. Sebaran lahan yang dapat ditetapkan sebagai LP2B di Kabupaten Subang seluruhnya seluas kurang lebih 77.638 (tujuh puluh tujuh ribu enam ratus tiga puluh delapan) hektar yang meliputi :

1) Kecamatan Sagalaherang dengan luas kurang lebih 1.112 (satu ribu seratus dua belas) hektar;

2) Kecamatan Serangpanjang dengan luas kurang lebih 1.316 (satu ribu tiga ratus enam belas) hektar;

3) Kecamatan Jalancagak dengan luas kurang lebih 484 (empat ratus delapan puluh empat) hektar;

4) Kecamatan Ciater dengan luas kurang lebih 648 (enam ratus empat puluh delapan) hektar;

5) Kecamatan Cisalak dengan luas kurang lebih 1.772 (satu ribu tujuh ratus tujuh puluh dua) hektar;

6) Kecamatan Kasomalang dengan luas kurang lebih 1.035 (satu ribu tiga puluh lima) hektar;

7) Kecamatan Tanjungsiang dengan luas kurang lebih 1.688 (satu ribu enam ratus delapan puluh delapan) hektar;

8) Kecamatan Cijambe

9) Kecamatan Subang dengan luas kurang lebih 1.158 (satu ribu seratus lima puluh delapan) hektar;

10) Kecamatan Kalijati dengan luas kurang lebih 541 (lima ratus empat puluh satu) hektar;

11) Kecamatan Dawuan dengan luas kurang lebih 2.137 (dua ribu seratus tiga puluh tujuh) hektar;

12) Kecamatan Cipeundeuy dengan luas kurang lebih 1.233 (satu ribu dua ratus tiga puluh tiga) hektar; dengan luas kurang lebih 1.666 (satu ribu enam ratus enam puluh enam) hektar;

13) Kecamatan Cibogo dengan luas kurang lebih 1.460 (satu ribu empat ratus enam puluh) hektar;

14) Kecamatan Pabuaran dengan luas kurang lebih 2.669 (dua ribu enam ratus enam puluh sembilan) hektar;

15) Kecamatan Patokbeusi dengan luas kurang lebih 5.556 (lima ribu lima ratus lima puluh enam) hektar;

16) Kecamatan Purwadadi dengan luas kurang lebih 1.260 (satu ribu dua ratus enam puluh) hektar;

17) Kecamatan Cikaum dengan luas kurang lebih 1.695 (satu ribu enam ratus sembilan puluh lima) hektar;

18) Kecamatan Pagaden dengan luas kurang lebih 2.701 (dua ribu tujuh ratus satu) hektar;

19) Kecamatan Pagaden Barat dengan luas kurang lebih 3.318 (tiga ribu tiga ratus delapan belas) hektar;

20) Kecamatan Cipunagara dengan luas kurang lebih 4.841 (empat ribu delapan ratus empat puluh satu) hektar;

21) Kecamatan Compreng dengan luas kurang lebih 4.814 (empat ribu delapan ratus empat belas) hektar;

22) Kecamatan Binong dengan luas kurang lebih 3.751 (tiga ribu tujuh ratus lima puluh satu) hektar;

23) Kecamatan Tambakdahan dengan luas kurang lebih 4.715 (empat ribu tujuh ratus lima belas) hektar;

24) Kecamatan Ciasem dengan luas kurang lebih 6.364 (enam ribu tiga ratus enam puluh empat) hektar;

25) Kecamatan Pamanukan dengan luas kurang lebih 1.887 (satu ribu delapan ratus delapan puluh tujuh) hektar;

26) Kecamatan Sukasari dengan luas kurang lebih 3.664 (tiga ribu enam ratus enam puluh empat) hektar;

27) Kecamatan Pusakanagara dengan luas kurang lebih 3.093 (tiga ribu Sembilan puluh tiga) hektar;

28) Kecamatan Pusakajaya dengan luas kurang lebih 3.907 (tiga ribu sembilan ratus tujuh) hektar;

29) Kecamatan Legonkulon dengan luas kurang lebih 2.563 (dua ribu lima ratus enam puluh tiga) hektar; dan

30) Kecamatan Blanakan dengan luas kurang lebih 5.300 (lima ribu tiga ratus) hektar.Potensi pengembangan lahan sawah ini sangat besar mengingat adanya rencana pembangunan Bendungan Sadawarna dan bendungan-bendungan lainnya sebagai salah satu sumber pengairan bagi lahan pertanian yang didorong perkembangannya di Kabupaten Subang.b. Pertanian Lahan Kering

Karakteristiknya adalah kawasan untuk percocok tanam atau pertanian dengan jenis tanaman adalah tanaman semusim. pada ketinggian < 1.000m dpl, Kemiringan < 15% dan berupa daerah datar . Dapat berfungsi sebagai pusat produksi pertanian tanaman lahan kering, sebagai ruang terbuka hijau, daerah resapan air. Kawasan peruntukan pertanian lahan kering di Kabupaten Subang mempunyai luas keseluruhan sekitar 23.283 (dua puluh tiga ribu dua ratus delapan puluh tiga) hektar, dengan hasil produksi dan sebaran sebagai berikut :

1. padi ladang berada di seluruh kecamatan.

2. jagung meliputi: Kecamatan Sagalaherang; Kecamatan Serangpanjang; Kecamatan Jalancagak; Kecamatan Ciater; Kecamatan Cibogo; Kecamatan Dawuan; Kecamatan Cipeundeuy; dan Kecamatan Pabuaran.

3. ubi kayu meliputi: Kecamatan Cipeundeuy; Kecamatan Purwadadi; Kecamatan Cijambe; Kecamatan Ciater; Kecamatan Sagalaherang; Kecamatan Serangpanjang; dan Kecamatan Tanjungsiang.

4. ubi jalar meliputi: Kecamatan Sagalaherang; Kecamatan Serangpanjang; Kecamatan Jalancagak; Kecamatan Ciater; Kecamatan Cisalak; Kecamatan Kasomalang; Kecamatan Tanjungsiang; dan Kecamatan Cibogo.

5. kacang tanah meliputi: Kecamatan Dawuan; Kecamatan Pagaden; Kecamatan Cipeundeuy; Kecamatan Purwadadi; Kecamatan Ciater; dan Kecamatan Cibogo.

6. kedele meliputi: Kecamatan Cijambe; Kecamatan Cibogo; Kecamatan Subang; Kecamatan Kalijati; Kecamatan Dawuan; Kecamatan Cipeundeuy; Kecamatan Pabuaran; Kecamatan Patokbeusi; Kecamatan Purwadadi; Kecamatan Pagaden; Kecamatan Pagaden Barat; Kecamatan Cipunagara; dan Kecamatan Compreng. Kawasan Peruntukan Pertanian Hortikultura

Tanaman yang termasuk dalam kelompok hortikultura meliputi tanaman sayuran, buah-buahan dan tanaman hias. Daerah penyebaran peruntukan hortikultura di Kabupaten Subang meliputi:

1. nenas meliputi: Kecamatan Jalancagak; Kecamatan Ciater; Kecamatan Kasomalang; Kecamatan Ciasalak; dan Kecamatan Cijambe

2. pisang berada di seluruh kecamatan dan tidak berada di Kecamatan Legonkulon

3. rambutan meliputi: Kecamatan Purwadadi; Kecamatan Cikaum; dan Kecamatan Cipeundeuy.

4. jeruk siam meliputi: Kecamatan Dawuan; Kecamatan Sagalaherang; dan Kecamatan Serangpanjang.

5. mangga meliputi: Kecamatan Tambakdahan; Kecamatan Patokbeusi; Kecamatan Compreng; Kecamatan Pabuaran; Kecamatan Binong; Kecamatan Pagaden Barat; dan Kecamatan Cipunagara.

6. nangka meliputi: Kecamatan Tambakdahan; Kecamatan Purwadadi; Kecamatan Binong; Kecamatan Kalijati; dan Kecamatan Cikaum.

7. durian meliputi: Kecamatan Cisalak; Kecamatan Sagalaherang; Kecamatan Jalancagak; Kecamatan Cijambe; dan Kecamatan Purwadadi.

8. manggis meliputi: Kecamatan Cisalak; Kecamatan Serangpanjang; Kecamatan Ciater; Kecamatan Jalancagak; Kecamatan Kasomalang; Kecamatan Sagalaherang; dan Kecamatan Tanjungsiang;

9. sayuran berupa kacang panjang dan mentimun berada di seluruh kecamatan dan tidak berada kecamatan meliputi: Kecamatan Cipeundeuy; Kecamatan Pamanukan; Kecamatan Sukasari; Kecamatan Legonkulon; dan Kecamatan Blanakan.

10. tanaman obat-obatan meliputi: Kecamatan Sagalaherang; Kecamatan Serangpanjang; Kecamatan Jalancagak; Kecamatan Ciater; Kecamatan Tanjungsiang; dan Kecamatan Cijambe.

11. tanaman hias berupa anggrek meliputi: Kecamatan Sagalaherang; dan Kecamatan Jalancagak. Kawasan Peruntukan Perkebunan

Perkebunan merupakan kawasan untuk percocok tanam atau pertanian dengan jenis tanaman adalah tanaman tahunan atau tanaman keras. Kemiringan 15%-40% dan perbukitan. Kualitas ruang yang diharapkan adalah dapat berfungsi sebagai pusat produksi pertanian tanaman keras, sebagai ruang terbuka hijau, daerah resapan air dan melindungi Usaha perkebunan kecil dan menengah, termasuk perkebunan rakyat di Kabupaten Subang tak mengalami perubahan berati dari tahun-tahun sebelumnya. Beberapa k