Bab III-IV Ta Ina n

download Bab III-IV Ta Ina n

of 11

description

ed

Transcript of Bab III-IV Ta Ina n

BAB IIITELAAH JURNAL

1. Apakah latar belakang studi ini?

Prevalensi cacingan di Indonesia pada umumnya masih sangat tinggi, terutama pada golongan penduduk yang kurang mampu mempunyai risiko tinggi terjangkit penyakit ini. Penyakit endemis dan kronis ini pada kondisi tertentu akan meningkat tajam. Biasanya saat musim hujan yang mendatangkan banjir, parit, sungai, dan kakus meluber. Pada kondisi tersebut larva racing menyebar ke berbagai sudut yang sangat mungkin bersentuhan dan masuk ke dalam tubuh manusia. Larva cacing yang masuk ke dalam tubuh perlu waktu 13 minggu untuk berkembang (Kep Menkes No. 424/Menkes/SK/VI/2006) Jawa Timur merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang mempunyai kepadatan penduduk terbesar kedua setelah Jakarta. Berbagai masalah kesehatan masih dirasakan oleh sebagian besar masyarakat, salah satunya adalah masalah penyakit kecacingan. Cacingan dapat memengaruhi pemasukan (intake), pencernaan (digestif), penyerapan (absorbsi), dan metabolisme makanan. Secara keseluruhan (kumulatif), infeksi cacingan dapat menimbulkan kekurangan zat gizi berupa kalori dan dapat menyebabkan kekurangan protein serta kehilangan darah. Selain dapat menghambat perkembangan fi sik, anemia, kecerdasan dan produktivitas kerja, juga berpengaruh besar dapat menurunkan ketahanan tubuh sehingga mudah terkena penyakit lainnya (Depkes RI, 2006). Di Kabupaten Sampang pada tahun 2008 dilaksanakan survei kecacingan pada Sekolah Dasar di Tiga (3) Kecamatan dan tiap kecamatan diambil 2 Sekolah Dasar dengan sampel 312 siswa. Dari 312 siswa yang diambil sampel feses ditemukan 163 (52,24%) positif di temukan telur cacing pada fesesnya. Dengan melihat data tersebut diatas maka dapat dikatakan bahwa di Kabupaten Sampang jumlah kecacingan pada anak sekolah dasar masih sangat tinggi, hal tersebut dikarenakan pola hidup bersih dan sehat di masyarakat Sampang belum terlaksana dengan baik. Keadaan tersebut tentunya akan berdampak pada keadaan status gizi dan kejadian anemia pada siswa SD.

1. Apa masalah utama penelitian ini?

Di Kabupaten Sampang jumlah kecacingan pada anak sekolah dasar masih sangat tinggi, hal tersebut dikarenakan pola hidup bersih dan sehat di masyarakat Sampang belum terlaksana dengan baik. Keadaan tersebut tentunya akan berdampak pada keadaan status gizi dan kejadian anemia pada siswa SD. Berdasarkan hal tersebut maka, penelitian untuk menganalisis adanya hubungan antara personal hygiene dengan kejadian kecacingan pada siswa sekolah dasar dilakukan.

1. Apa tujuan penelitian ini?

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara personal hygiene yang dimiliki siswa sekolah dasar Kabupaten Sampang dan kejadian kecacingan di Kabupaten Sampang.

4. Apa desain studinya?

Penelitian ini merupakan penelitian analitik dan observasional dengan rancangan studi Cross Sectional.

5. Bagaimana populasi diseleksi?Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas 4, 5 dan 6 di Sekolah Dasar Negeri Rapadaya II Kecamatan Omben pada bulan Januari sampai dengan Juni 2010 yang berjumlah 57 siswa, dengan pertimbangan bahwa kelas 4, 5 dan 6 dianggap sudah mempunyai kematangan dari sisi psikologis untuk menjawab pertanyaan kuesioner penelitian.

6. Apakah prosedur pengambilan sampel dalam populasi dijelaskan?Wawancara dengan quesioner multipel choice digunakan untuk mengumpulkan data pengetahuan dan perilaku personal higiene, pemeriksaan feces dengan metode Kato-Katz untuk mengetahui kejadian kecacingan siswa, pengukuran antropometri menggunakan timbangan injak digital atau bathroom scale dengan tingkat ketelitian 0,1 kg untuk mengetahui status gizi dan pengukuran Hb (haemoglobin) dengan menggunakan metode Cyanmethemoglobin.

7. Apakah telah dilakukan teknik/cara untuk menghindari bias seleksi (dalam pengambilan sampel)?Pilihan teknik dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini tidak disebutkan.

8. Apa determinan (faktor penentu/factor risiko) prevalensi masalah (dalam penelitian in)?Tidak ada faktor risiko dalam penelitian ini.

9. Apa jenis analisis deskriptif yang diperoleh? (berupa desksripsi/narasi, tabel distribusi frekuensi, prevalensi, dsb) Analisis data untuk mengetahui hubungan antara personal higiene siswa dengan prevalensi kecacingan pada siswa SD dilakukan dengan menggunakan Uji Chi Square dan disajikan dalam bentuk campuran antara tabel yang menggambarkan hubungan antar variable dan deskripsi prevalensi.

10. Apa saja kesimpulan penelitian ini?Hasil penelitian menunjukkan perilaku personal higiene siswa SDN II Rapa Daya sebagian besar sudah baik, prevalensi kecacingan di SDN II Rapa Daya sebesar 14,0% dan termasuk kategori ringan (< 30%) dan hasil uji statistik diketahui adanya hubungan yang significant antara perilaku personal higiene siswa dengan prevalensi kecacingan (p = 0,045).

3.1Validitas SeleksiKomponen Validitas Seleksi 1. Kriteria seleksi 2. Metode alokasi subjek3. Concealment4. Angka drop out5. Jenis analisis: Intention to treat atau perprotocol analysis

Uraian Validitas Seleksi

1. Kriteria seleksi Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Rapadaya II Kecamatan Omben pada bulan Januari sampai dengan Juni 2010. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 4, 5 dan 6 yang berjumlah 57 siswa, dengan pertimbangan bahwa kelas 4, 5 dan 6 dianggap sudah mempunyai kematangan dari sisi psikologis untuk menjawab pertanyaan kuesioner penelitian. Tidak disebutkan juga mengenai teknik sampling pada jurnal tersebut. Namun secara tersirat, dapat disimpulkan bahwa teknik pengambilan sampel berupa teknik exhaustive sampling. 2. Metode alokasi subjekPada penelitian ini tidak dilakukan alokasi subjek.3. ConcealmentDalam penelitian ini tidak terdapat concealment. 4. Angka drop outTidak disebutkan mengenai angka drop out pada jurnal ini. 5. Jenis analisis: Intention to treat atau perprotocol analysisPada analisis per protocol, subyek yang dianalisis adalah subyek yang mengikuti protokol penelitian secara penuh. Pada analisis ITT, subyek yang dianalisis adalah semua subyek baik yang mengikuti penelitian secara penuh maupun yang drop out. Pada penelitian ini, analisis ITT atau analisis per protokol tidak dilakukan.

Kesimpulan Validitas SeleksiPada penelitian ini mempunyai validitas seleksi yang baik, meskipun alokasi subjek, concealment tidak dilakukan dan tidak digunakan angka drop out.

3.2 Validitas Pengontrolan PerancuKomponen Validitas Pengontrolan Perancu 1. Pengontrolan perancu pada tahap desain dengan cara restriksi 2. Pengontrolan perancu pada tahap desain dengan cara randomisasi3. Analisis terhadap komparabilitas baseline data 4. Pengontrolan perancu pada saat analisis (bila diperlukan)

Uraian Validitas Pengontrolan PerancuPada jurnal ini tidak dijelaskan apakah dalam penelitian ini dilakukan identifikasi dan pengontrolan perancu (baik metode retriksi, randomisasi, dan baseline data).

Kesimpulan Validitas Pengontrolan PerancuDalam jurnal ini tidak dilakukan identifikasi dan pengontrolan perancu, sehingga validitas pengontrolan perancu tidak dapat dinilai.

3.3 Validitas InformasiKomponen Validitas Informasi 1. Blinding (penyamaran).2. Komponen pengukuran variabel penelitian (kualifikasi pengukur, kualifikasi alat ukur, kualifikasi cara pengukuran, kualifikasi tempat pengukuran).

Uraian Validitas Informasi1. BlindingPada penelitian in tidak dilakukan blinding (penyamaran) 2. Komponen pengukuran variabel penelitianPada penelitian ini, perilaku personal hygiene dan pengetahuan siswa sekolah dasar merupakan variable independen yang diukur dengan wawancara dan kuesioner dan kejadian kecacingan, status gizi, dan anemia merupakan variable dependen yang diukur dengan pemeriksaan feces, antropometri, dan pemeriksaan kadar Hb (Cyanmethemoglobin).

Kesimpulan Validitas InformasiPada penelitian ini, perilaku personal hygiene dan pengetahuan siswa sekolah dasar diukur dengan menggunakan kuesioner dan wawancara, kejadian kecacingan siswa diukur dengan pemeriksaan feces (metode Kato-Katz), status gizi dengan pengukuran antropometri, dan pengukuran Hb (haemoglobin) dengan menggunakan metode Cyanmethemoglobin. Sehingga dapat disimpulkan bahwa validitas informasi dalam penelitian ini terpenuhi.

3.4 Validitas AnalisisKomponen Validitas Analisis1. Analisis terhadap baseline data 2. Analisis dan interpretasi terhadap hasil utama dan hasil tambahan 3. Bila dilakukan analisis interim, jelas stopping rule-nya4. Dilakukan analisis lanjutan bila baseline data tidak sama.

Uraian Validitas AnalisisPenelitian ini merupakan penelitian analitik dan observasional dengan rancangan studi Cross Sectional dan analisis data menggunakan fisher exact test karena tidak memenuhi syarat uji Chi-square dengan menggunakan program SPSS. Hasil disajikan dalam bentuk narasi dan data dalam bentuk tabel.

Kesimpulan Validitas AnalisisUntuk menilai validitas analisis, dibutuhkan 2 komponen penilaian yaitu pemilihan uji statistik dan bagaimana cara interpretasi terhadap hasil dari analisis data. Pada penelitian ini, rancangan studi dan analisa data sudah baik. Lalu interpretasi hasil sudah disajikan dalam cara dan bentuk yang sesuai. Kemudian pada analisa data program yang digunakan juga sudah tepat. Maka dapat disimpulkan bahwa validitas analisis penelitian ini cukup baik.

3.5 Validitas Interna KausalKomponen Validitas Interna Kausal1. Temporality2. Spesifikasi3. Kekuatan hubungan4. Dosis respons5. Konsistensi internal6. Konsistensi eksternal7. Biological plausibility

Uraian Validitas Interna KausalKriteria validitas interna kausal digunakan dalam uji klinis untuk mengevaluasi hubungan sebab-akibat antara pengobatan dengan hasil pengobatan.

Kesimpulan Validitas Interna KausalPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui Hubungan Personal Hygiene Siswa Sekolah Dasar dengan Kejadian Kecacingan. Jadi, validitas internal pada jurnal ini tidak dapat dinilai.

3.6 Validitas EksternaKomponen Validitas Eksterna1. Validitas Eksterna 1 Besar sampel Participation rate2. Validitas eksterna 2 Validitas eksterna 1 Logika akademis untuk generalisasi penelitian

Uraian Validitas EksternaPada jurnal ini disebutkan bahwa sampel penelitian adalah sebanyak 57 orang dengan Participation Rate 100%.

Kesimpulan Validitas EksternaDisimpulkan bahwa validitas eksterna pada penelitian ini dapat digeneralisasi pada populasi yaitu siswa sekolah dasar di kecamatan Omben, kabupaten sampang.

3.7 ImportancyKomponen Importancy1. Perbandingan effek size yang diperoleh dengan effek size yang diharapkan oleh pembaca.2. Bila outcome kategorik: nilai relative risk (RR), relative risk reduction (RRR), absolute risk reduction (ARR), number needed to treat (NNT), dan cost analysis

Uraian ImportancyHubungan Perilaku Personal Hygiene Siswa Sekolah Dasar dengan Kejadian Kecacingan di Kabupaten Sampang sangatlah penting untuk mengetahui hubungan antar keduanya sebagai penyebab utama tingginya angka kejadian kecacingan di Kabupaten Sampang.

Kesimpulan Importancy Dalam hasil penelitian ini disebutkan bahwa besar effect size >20% dan p-value 0,045