BAB III hipermetropi

2
BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Hipermetropia juga dikenal dengan istilah hiperopia atau rabun dekat. Hipermetropia merupakan keadaan gangguan kekuatan pembiasan mata dimana sinar sejajar jauh tidak cukup dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di belakang makula lutea. Keadaan ini diakibatkan panjangnya bola mata yang lebih pendek. Akibat bola mata yang lebih pendek, bayangan benda akan difokuskan di belakang retina. Diagnosis hipermetropia dapat ditegakkan melalui anamnesa dan pemeriksaan oftalmologi. Keluhan utama pada penderita hipermetropia adalah sakit kepala terutama daerah dahi atau frontal, silau, kadang rasa juling atau melihat ganda, mata berair, penglihatan kabur melihat dekat. Pemeriksaan oftalmologi yang dapat dilakukan antara lain : visus, refraksi. Prinsip penatalaksanaan hipermetropia adalah memerlukan lensa cembung untuk mematahkan sinar lebih masuk kedalam mata dengan menggunakan lensa bikonveks/cembung (plus). 3.2. Saran Hipermetropia hingga saat ini menjadi penyebab umum sebagian besar pasien yang kesulitan melihat dekat, masih banyak pasien hipermetropia yang tidak terkoreksi. Dengan demikian, masyarakat perlu 18

description

hipermetropi

Transcript of BAB III hipermetropi

Page 1: BAB III hipermetropi

BAB IIIPENUTUP

3.1. Kesimpulan

Hipermetropia juga dikenal dengan istilah hiperopia atau rabun dekat.

Hipermetropia merupakan keadaan gangguan kekuatan pembiasan mata dimana

sinar sejajar jauh tidak cukup dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di

belakang makula lutea. Keadaan ini diakibatkan panjangnya bola mata yang lebih

pendek. Akibat bola mata yang lebih pendek, bayangan benda akan difokuskan di

belakang retina.

Diagnosis hipermetropia dapat ditegakkan melalui anamnesa dan

pemeriksaan oftalmologi. Keluhan utama pada penderita hipermetropia adalah

sakit kepala terutama daerah dahi atau frontal, silau, kadang rasa juling atau

melihat ganda, mata berair, penglihatan kabur melihat dekat. Pemeriksaan

oftalmologi yang dapat dilakukan antara lain : visus, refraksi. Prinsip

penatalaksanaan hipermetropia adalah memerlukan lensa cembung untuk

mematahkan sinar lebih masuk kedalam mata dengan menggunakan lensa

bikonveks/cembung (plus).

3.2. Saran

Hipermetropia hingga saat ini menjadi penyebab umum sebagian besar

pasien yang kesulitan melihat dekat, masih banyak pasien hipermetropia yang

tidak terkoreksi. Dengan demikian, masyarakat perlu mengetahui tentang tanda

dan gejala hipermetropia agar dapat ditatalaksana sedini mungkin. Pada pasien

dengan penglihatan rabun dekat perlu berkonsultasi ke dokter untuk dilakukan

pemeriksaan mata sehingga dapat diketahui kelainan dan menentukan terapi yang

tepat. Selain itu pasien harus diinformasikan jadwal kunjungan kedokter untuk

evaluasi lebih lanjut.

18