BAB III Hasil Penelitian dan Analisis A. Hasil Penelitian ......Pelaku yang diatur dalam Pasal 34...

20
BAB III Hasil Penelitian dan Analisis A. Hasil Penelitian 1. Peraturan di Timor-Leste Republik Demokratik Timor-Leste adalah Negara yang berdemokratis, berdaulat merdeka dan bersatu, berdasarkan kekuatan hukum, keinginan Rakyat dan kehormatan atas martabat manusia. Pada tanggal 28 November 1975 adalah hari Proklamasi Kemerdekaan Timor- Leste. Serta mendapatkan pengakuan secara legal oleh dunia Internasional pada Tanggal 20 Mei 2002, melalui proses referendum pada Tanggal 30 Agustus 1999. Proses Peradilan anak di Timor-Leste, dalam sistem peradilan anak di Timor-Leste belum adanya pengadilan anak sehingga pelaksanaan peradilan anak masih terjadi perilaku yang tidak mencerminkan perlindungan terhadap anak oleh karena itu pengadilan anak di Timor-Leste ada pada peradilan umum akan memberikan perlindungan pada anak sesuai dengan konstitusi Republik Demokrasi Timor-Leste Tahun 2002, pada Pasal 18 yang berbunyi :

Transcript of BAB III Hasil Penelitian dan Analisis A. Hasil Penelitian ......Pelaku yang diatur dalam Pasal 34...

Page 1: BAB III Hasil Penelitian dan Analisis A. Hasil Penelitian ......Pelaku yang diatur dalam Pasal 34 Konstitusi Republik Demokratik Timor-Leste, yaitu bahwa setiap orang dijamin hak untuk

BAB III

Hasil Penelitian dan Analisis

A. Hasil Penelitian

1. Peraturan di Timor-Leste

Republik Demokratik Timor-Leste adalah Negara yang

berdemokratis, berdaulat merdeka dan bersatu, berdasarkan kekuatan

hukum, keinginan Rakyat dan kehormatan atas martabat manusia. Pada

tanggal 28 November 1975 adalah hari Proklamasi Kemerdekaan Timor-

Leste. Serta mendapatkan pengakuan secara legal oleh dunia Internasional

pada Tanggal 20 Mei 2002, melalui proses referendum pada Tanggal 30

Agustus 1999.

Proses Peradilan anak di Timor-Leste, dalam sistem peradilan anak

di Timor-Leste belum adanya pengadilan anak sehingga pelaksanaan

peradilan anak masih terjadi perilaku yang tidak mencerminkan

perlindungan terhadap anak oleh karena itu pengadilan anak di Timor-Leste

ada pada peradilan umum akan memberikan perlindungan pada anak sesuai

dengan konstitusi Republik Demokrasi Timor-Leste Tahun 2002, pada Pasal

18 yang berbunyi :

Page 2: BAB III Hasil Penelitian dan Analisis A. Hasil Penelitian ......Pelaku yang diatur dalam Pasal 34 Konstitusi Republik Demokratik Timor-Leste, yaitu bahwa setiap orang dijamin hak untuk

1. Setiap anak berhak atas perlindungan istimewa dari keluarga,

masyarakat dan Negara, khsusnya terhadap bentuk keterlantaran,

diskriminasi, kekerasan, penindasan, pelecehan seksual maupun

eskplotasi.

2. Setiap anak memiliki hak dan di akui secara unversal, serta hak-hak

yang termuat dalam perjanjian internasional yang diratifikasi atau

disetujui oleh Negara.

3. Semua anak dilahirkan, baik didalam perkawinan maupun diluar

perkawaninan, anak memiliki hak dan perlindungan sosial yang

sama.

Karena pada perlindungan anak hanya diatur dalam KRDTL Pasal 18

diatas yang memebikan perlindungan pada anak.

Berdasarkan diversi yang digunakan oleh Timor-Leste, yaitu

kewenangan untuk menetukan diversi diberikan kepada aparat penegakan

hukum, polisi, jaksa dan hakim yang menangani kasus pada anak, karena

penerapan diversi dapat diterapkan di semua tingkat pemeriksaan,

dimaksudkan untuk menguragi dampat negatif keterlibatan anak dalam

proses peradilan. Hukuman pada anak tidak ada ketentuan yang

mencerminkan dalam proses peradilan pada anak di Timor-Leste, hanya

diterapkan dalam KUHP/ Codigo Penal Pasal 20 tentang batas usia, yang

berbunyi:

Page 3: BAB III Hasil Penelitian dan Analisis A. Hasil Penelitian ......Pelaku yang diatur dalam Pasal 34 Konstitusi Republik Demokratik Timor-Leste, yaitu bahwa setiap orang dijamin hak untuk

1. Anak yang melakukan tindak pidana belum berumur 16 tahun dapat

dibina oleh orang tua, wali atau orang tua asuh.

2. Anak merupakan orang yang telah mencapai umur 16 tahun sampai

sebelum 21 tahun dan belum pernah kawin1.

Proses peracara di Timor-Leste dalam pengadilan umum hanya

patokan pada KUHP/ Codigo Penal, Pasal 20 ayat 1 yang memberikan

proses peracara pada anak., karena anak yang dibawah umur 16 Tahun harus

di danpinggi oleh orang tua atau walinya.

Dalam kitab Undang – Undang Hukum Acara Pidana Timor-Leste.,

KUHAP/ Codigo Prosseso Penal pada Pasal 60 arguido nia direito tetang

hak-hak Pelaku2 yaitu ;

a) Atu, kuandu hetan detensaun, autoridade aprezenta nia ba juis para

primeiro interrogatoriu molok liu oras hitunulu resin rua,hahu iha

momento nia hetan detensaun; a) Ditahan, diajukan ke pengadilan

untuk ditanyai awal sebelum berlalu tujuh puluh dua jam setelah

penangkapan;

b) Atu, kuandu husu ba nia atu fo deklarasaun, hetan informasaun

kona-ba faktu sira ne’ebe imputa ba nia no kona-ba nia direito; b)

Diberitahu setiap kali diminta untuk memberikan deklarasi, fakta -

fakta yang menuduh dia dan hak-hak yang assitem;

c) Atu, ho liberdade, fo ka la fo deklarasaun, konforme nia hakarak, no

halo, ka husu atu halo, deklarasaun, iha kualker altura durante

1 KUHP/Codigo Penal Timor – Leste,, Hal 39.

2 KHUP: kodigu Prosesu Penal Timor – Leste,, Hal 18 – 19.

Page 4: BAB III Hasil Penelitian dan Analisis A. Hasil Penelitian ......Pelaku yang diatur dalam Pasal 34 Konstitusi Republik Demokratik Timor-Leste, yaitu bahwa setiap orang dijamin hak untuk

inkreitu ka audensia-julgamentu, salvu artigo 61, alinea a) nia

desposizaun; c) Putuskan membayar atau tidak deklarasi dan

melakukannya, bahkan atas permintaan mereka, pada setiap saat

investigasi atau persidangan, kecuali Pasal 61.a);

d) Atu hetan asistensia husi defensor iha situasan sira-ne’ebe lei obriga

ka kuandu nia husu; d) Dibantu oleh pengacara, di mana hukum

membutuhkan bantuan wajib atau ketika permintaan;

e) Atu tribunal nomeia defensor ba nia, iha situasaun sira prevista iha

artigo 68, kuando nia la iha defensor; e) pengadilan menunjuk

hukum dalam kasus - kasus dimaksud dalam Pasal 68, belum

dibentuk ;

f) Atu komikasaun livermente ho nia defesor, maske nia tama hela iha

detensaun ka prizaun; f) Berkomunikasi secara bebas dengan

pengacara, bahkan jika Anda ditangkap atau pra-jadi;

g) Atu ema ruma ne’ebe nia hatudu husi nia familia simu informasaun

kona – ba nia preizaun ka detensaun, kuandu nia tama iha detensaun

ka prizaun; g) Untuk mengetahuinya, keluarga orang yang Anda

lihat, Saat ditangkap atau ditahan;

h) Atu aprezenta prova no husu dilijensia ne’ebe nia hanoin diak ba nia

defeza, tuir lei; h) memberikan bukti dan meminta ketekunan yang

diperlukan untuk pembelaannya di bawah hukum;

i) Atu hato rekursu hasoru desizaun ne’ebe desfavorese nia, tuir lei; i)

Pada KUHAP/ Codigo Prossesu Penal Pasal 61 arguido nia dever tugas

Pelaku yang berbunyi :

a) Atu, iha interrogatoriu, fo elementu kona-ba nia identifikasaun, no

salvu kuandu iha audensia julgamentu, fo informasaun kompleta no

Page 5: BAB III Hasil Penelitian dan Analisis A. Hasil Penelitian ......Pelaku yang diatur dalam Pasal 34 Konstitusi Republik Demokratik Timor-Leste, yaitu bahwa setiap orang dijamin hak untuk

los kona-ba nia antesedente kriminal; a) Ketika ditanya, memberikan

informasi identifikasi yang diminta dan luar sidang pembahasan dan

penilaian menginformasikan tentang sejarah kriminal penuh dan

jujur;

b) Atu aprezenta-an ba autoridade kompetente, kuandu simu

konvokasaun regular;b) Saat dipanggil secara teratur muncul

sebelum indetifikasi kelompok;

c) Atu entrega-an ba dilijensia hodi buka prova nesesaria ba inkeritu ka

julgamentu, iha situasaun ne’ebe lei la proibe; c) Tunduk pada bukti

yang diperlukan untuk investigasi dan persidangan, selama tidak

dilarang oleh hukum;

d) Atu halo termu ba identidade no rezidensia, kuandu simu kualidade

hanesan arguidu; d) Memberikan indetitas dan tempat tinggal pelaku

untuk segera melakukan penangkapan;

e) Atu halo-tuir medida – koasaun sira seluk no medida-garatia

partrimonial; e) Dikenakan tindakan pemaksaan lainnya dan

properti-jaminan.

Resolusi Parlamen Nasional Nomor 16/2003, Pada Pasal 3 tentang

Prinsip-Prinsip Umum yang berkaitan dengan Anak, yaitu :

1. Larangan diskriminasi, dimana tidak ada anak yang harus mengalami

diskriminasi dalam bentuk apapun, terlepas dari pertimbangan ras,

Page 6: BAB III Hasil Penelitian dan Analisis A. Hasil Penelitian ......Pelaku yang diatur dalam Pasal 34 Konstitusi Republik Demokratik Timor-Leste, yaitu bahwa setiap orang dijamin hak untuk

warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama atau pendapatan dari anak,

orang tua, perwakilan hukum atau nasional mereka, asal etnis atau

sosial, kekayaan, kecatatan, kelahiran atau status lainnya.

2. Prinsip kepentingan terbaik anak,yang bertujuan untuk menjaga

fisik, emosional, sintelektual, dan psikologi kesejahteran anak – anak

dan menjadi pertimbangan utama dalam semua keputusan yang

berhubungan dengan anak.

3. Prinsip hak yang melekat untuk hidup dan kelangsungan hidup dan

perkembangan yang harus disediakan oleh negara untuk semaksimal

mungkin.

2. Peradilan Tinggi Timor-Leste

Fungsi utama dari pada pengadilan Tinggi adalah memeriksa kembali

segala keputusan yang telah diambil pada pengadilan tingkat pertama dalam

wilayah yuridiksi Timor-Leste menyangkut pelanggaran terhadap aturan

tentang prosedur kriminal, pelanggaran prosedural atau hak substansi atas

tuduhan, ketidak konsistenan dengan pembuatan keputusan serta penerapan

hukum yang tidak berdasarkan hukum yang berlaku atau kekeliruan fakta.,

Sejak Pengadilan Tinggi didirikan hingga saat ini belum ada

pembentukan Mahkamah Agung, oleh karenanya Pengadilan Tinggi diberi

wewenan untuk menjalankan tugas dan fungsi Mahkamah Agung

Page 7: BAB III Hasil Penelitian dan Analisis A. Hasil Penelitian ......Pelaku yang diatur dalam Pasal 34 Konstitusi Republik Demokratik Timor-Leste, yaitu bahwa setiap orang dijamin hak untuk

berdasarkan Pasal 164 Konstitusi RDTL sampai Pemerintah RDTL

mendirikan Mahkamah Agung Timor-Leste.3

Pengadilan Tinggi dalam tahun 2007 telah memberikan keputusan

(Acordãos) baik untuk kasus-kasus perdata maupun pidana termasuk

keputusan-keputusan administrave dari badan eksekusif dan legislative.

Akan tetapi Pemerintah Timor-Leste belum memiliki lembaga khusus

yang mengatur tentang perlindungan terhadap anak sebagai pelaku tindak

pidana. Dengan adanya kekosongan aturan hukum mengenai perlindungan

terhadap anak sebagai pelaku tindak pidana tersebut, maka Timor-Leste

mengadopsi konvensi anak.

Dalam ini pengadilan tinggi tidak mempertimbangkan asas rektroaktif

yang berlaku secara universal dan sebagaimana telah diatur dalam Pasal 31

Kontitusi RDTL.

Pasal 31 Kontitusi RDTL

Penerapan Undang-Undang Hukum Pidana (Asas Legalitas)

Tidak seorangpun dapat diadili, kecuali berdasarkan Undang-Undang.

1) Tidak seorangpun dapat diadili dan dihukum atas suatu perbuatan

yang tidak digologkan dalam Undang-Undang sebagai kejahatan

kriminal pada saat kejadian, demikian juga tidak menderita tindakan-

3 Pasal 164 Kontitusi RDTL hlm... 69

Page 8: BAB III Hasil Penelitian dan Analisis A. Hasil Penelitian ......Pelaku yang diatur dalam Pasal 34 Konstitusi Republik Demokratik Timor-Leste, yaitu bahwa setiap orang dijamin hak untuk

tidakan pengamanan yang tidak secara jelas diatur dalam Undang-

Undang sebelumnya;

2) Tidak boleh menerapkan hukuman dan cara-cara pengamanan yang

ada saat terjadinya kejahatan tidak tertera dalam Undang-Undang;

3) Tidak seorang pun dapat diadili dan dihukum, lebih dari satu kali,

atas kejahatan yang sama;

4) Hukum pidana tidak dapat berlaku surut, kecuali Undang-Undang

yang baru mengutungkan tersangka;

5) Setiap orang yang dihukum secara tidak adil, berhak atas ganti-rugi

yang adil, berdasarkan Undang-undang.

Pasal 34 Konstitusi RDTL

Jaminan-Jaminan Proses Pidana

1) Setiap tersangka dianggap tak bermasalh sampai dengan

pemberlakuan dakwaan pengadilan yang defenitif;

2) Tersangka berhak untuk memilih pembelannya sendiri untuk

melayaninya dalam keselurahan proses dan Undang-Undang yang

menetapkan bilamana kehadiran pembela bersifat wajib;

3) Setiap orang dijamin hak untuk didengar dan hak pembelaan dalam

proses pidana;

Page 9: BAB III Hasil Penelitian dan Analisis A. Hasil Penelitian ......Pelaku yang diatur dalam Pasal 34 Konstitusi Republik Demokratik Timor-Leste, yaitu bahwa setiap orang dijamin hak untuk

4) Adalah tidak sah setiap bukti yang diperoleh melalui penyiksaan,

pemaksaan, penghinaan terhadap integritas fisik atau moral serta

intervensi yang berlebihan dalam kehidupan pribadi, di tempat

tinggal, dalam surat-menyurat atau dalam bentuk komunikasi lain.

Sistem Perdilan di Timor-Leste sekarang hanya perdilan umum.

Regulasi UNTAET No 11/2000 Pasal 4 menyebutkan bahwa Badan

Peradilan di Timor-Leste terdiri atas Pengadilan Distrik dan

Pengadilan tingkat pertama yang dengan wewenang mengadilan

semua perkara, baik perkara pidana maupun perkara perdata di

wilayah yurisdiksinya.

Struktur Pengadilan Sebagai berikut :

Tribunal Rekursu/Pengadilan

Tinggi

Tribunal Distrital/Pengadilan

Distrik

Jaksa

Penyidik

Utama

Penuntut

Advogasi

(Penasehat

Hukum)

Polisi

Pengaduan

Pembantu

Penyidik

Page 10: BAB III Hasil Penelitian dan Analisis A. Hasil Penelitian ......Pelaku yang diatur dalam Pasal 34 Konstitusi Republik Demokratik Timor-Leste, yaitu bahwa setiap orang dijamin hak untuk

Sistem Peradilan Pidana Timor-Leste

Berdasarkan struktur diatas menunjukan bahwa tugas dan kewenangan

dalam sistem peradilan sebagai berikut :

1. Jaksa

Jaksa merupakan pejabat fungsional yang diberi wewenang oleh

Undang-Undang untuk bertindak sebagai penyidik utama

berdasarkan KUHAP/CPP Timor-Leste Pasal 57, Autoridade

kompotente iha inkeritu,

1) Ministerio publik maka iha kompetensia atu dirijie no halao

inkeritu.

2) Ministerio publik be entrega ba polisia ga funsionario judicial

nia kopetensia atu halao inkreitu ka aktu kona ba inkreitu.

3) Norma kona-ba impedementu no suspeisaun aplika mos, ho

adaptuasaun ba polisia nia ajente no funsionario judicial sira-

ne’ebe halao inkeritu.

Berdasarkan undang tersebut Jaksa mempunyai kewenangan sebagai

penyidik utama.

KUHAP/CPP Timor-Leste Pasal 226, yang berbunyi : Aktu iha juis nia

kompotensia, juis iha area ne’ebe inkeritu lao mak iha kompetensia atu,

halo premeiro introgatoriu ba arguido, preside aktu hodi simu declarasaun

ba futuru, berdasarkan Undang-Undang tersebut Jaksa mempunyai

kewenangan, pelaksana putusan pengadilan yang telah memperoleh

kekuatan hukum tetap serta wewenang lain berdasarkan undang-undang.

Penuntut umum adalah Jaksa yang diberi wewenag oleh undang-undang

untuk melakukan penututan dan melaksanakan penetapan hakim.

Page 11: BAB III Hasil Penelitian dan Analisis A. Hasil Penelitian ......Pelaku yang diatur dalam Pasal 34 Konstitusi Republik Demokratik Timor-Leste, yaitu bahwa setiap orang dijamin hak untuk

Peran Jaksa dalam Peradilan Pidana sangat luas meliputi seluruh

tahap penanganan perkara pidana yaitu tahap peyidikan, tahap penuntutan,

tahap pemeriksaan di sidang pengadilan, tahap upaya hukum dan tahap

eksekusi. Dalam tahap penyidikan, untuk tindak pidana umum jaksa

berperan melakukan kegiatan prapenuntutan terhadap hasil kegiatan yang

dilakukan oleh penyidik lainnya.

2. Kewenangan Kepolisian

Kepolisian Nasional Timor-Leste merupakan keamanan dalam

negeri yang menddukung terwujudnya masyarakat yang damai, adil dan

makmur serta memelihara keamanan dalam negeri melalui upaya

penyelenggaran dan fungsi kepolisian yang meliputi pemeliharan keamanan

dan ketertiban masyarakat, penegakkan hukum, perlindungan serta

pelayanan kepada masyarakat dan juga kepolisan sebagai alat Negara.

B. Analisis

1. Kebijakan Hukum Pidana Timor-Leste

Dalam upaya perlindungan terhadap anak sebagai pelaku tindak pidana

di Timor-Leste, pemerintah kurang maksimal dalam pemenuhan hak-hak

anak , terutama anak-anak yang bermasalah dengan hukum, hal ini dilihat

pada belum adanya Undang-Undang tentang perlindungan hak-hak anak

yang bermasalah atau berhadapan dengan hukum dan pusat rehabilitasi bagi

anak-anak bermasalah dengan hukum. Sehingga anak-anak yang bermasalah

Page 12: BAB III Hasil Penelitian dan Analisis A. Hasil Penelitian ......Pelaku yang diatur dalam Pasal 34 Konstitusi Republik Demokratik Timor-Leste, yaitu bahwa setiap orang dijamin hak untuk

dengan hukum selalu ditahan di Lembaga Pemasyarakatan umum walaupun

berbeda block atau sel tahanan. Dalam kasus-kasus semacam ini

pendanpingan kuasa hukum atau advokat juga minim sekali sehingga anak-

anak tidak mengenal dengan siapa sebenarnya yang menjadi kuasa hukum

dalam kasusnya. Upaya perlindungan lebih mengarah pada perlindungan

Pelaku yang diatur dalam Pasal 34 Konstitusi Republik Demokratik Timor-

Leste, yaitu bahwa setiap orang dijamin hak untuk didengar dan hak

pembelaan dalam proses pidana.

Dalam Pasal tersebut diatas, Undang-Undang lebih mengedepankan

perlindungan tersangka karena pada poin-poin Pasal tersbut mengatur

secara jelas bagaimana seseorang dapat diajukan pada meja pengadilan.

Bahkan dalam Pasal tersebut menerapkan ganti rugi jika seseorang dihukum

secara tidak adil.

Prinsip-Prinsip The Beijing Rules belum sepenuhnya dimasukkan dalam

Konstitusi Republik Demokrasi Timor-Leste dalam Pasal 18 Tahun 2002,

KUHP/Codigo Penal Timor-Leste Pasal 20, KUHAP/Codigo Prossesu Penal

Timor-Leste Pasal 60 dan Pasal 61, Resolusi Parlamen Nasional Nomor 16

Tahun 2003, Konstitusi RDTL Pasal 31 dan Konstitusi RDTL Pasal 34

karena Timor-Leste belum adanya pengadilan anak sehingga pelaksanaan

peradilan anak masih terjadi perlakuan yang tidak meneceminkan

perlindungan terhadap anak. Sedangkan pada ketentuan kovensi hak anak,

Page 13: BAB III Hasil Penelitian dan Analisis A. Hasil Penelitian ......Pelaku yang diatur dalam Pasal 34 Konstitusi Republik Demokratik Timor-Leste, yaitu bahwa setiap orang dijamin hak untuk

berkaitan dengan konstitusi Republik Demokrasi Timor-Leste Pasal 18, 31,

dan 34 Tahun 2002, KUHP/ Codigo Penal Timor-Leste Pasal 20, KUHAP/

Codigo Prossesu Penal Timor-Leste Pasal 60, Pasal 61 dan Resolusi

Parlamen Nasional Nomor 16 Tahun 2003 sangat berkaitan karena Timor-

Leste mempunyai kewajiban sebagai Negara pihak untuk memenuhi dan

melindungi hak-hak anak yang termuat di dalam konvensi hak anak tersebut.

2. Proses Hubungan dengan Peradilan Anak dan Hak Pelaku

Peradilan merupakan landasan negara hukum. Peraturan hukum yang

diciptakan memberikan faedah apabila ada peradilan yang berdiri kokoh

atau kuat dan bebas dari pengaruh apapun, yang dapat memberikan isi dan

kekuatan pada kaidah-kaidah hukum yang diletakkan dalam undang-undang

dan peraturan hukum yang lainnya4, peradilan adalah instansi yang

merupakan tempat setiap orang mencari keadilan dan menyelesaikan

persoalan-persoalan tentang hak dan kewajibannya menurut hukum.

Peradilan merupakan landasan negara hukum. Peraturan hukum yang

diciptakan peradilan yang berdiri kokoh atau kuat dan bebas dari pengaruh

apapun, yang dapat memberikan isi dan kekuatan pada kaidah-kaidah

hukum yang diletakkan dalam undang-undang dan peraturan hukum yang

4 Maidin Gultom,Perlindungan Hukum Terhadap Anak dalam Sistem Peradilan Pidana Anak

di Indonesia, Bandung : PT Refika Aditama, 2008, Hal 65

Page 14: BAB III Hasil Penelitian dan Analisis A. Hasil Penelitian ......Pelaku yang diatur dalam Pasal 34 Konstitusi Republik Demokratik Timor-Leste, yaitu bahwa setiap orang dijamin hak untuk

lainnya5, peradilan adalah instansi yang merupakan tempat setiap orang

mencari keadilan dan menyelesaikan persoalan-persoalan tentang hak dan

kewajibannya menurut hukum.

Tempat dan kedudukan peradilan dalam negara hukum dan masyarakat

demokrasi, masih tetap diandalkan :

1. Sebagai “Katup penekan”atau “pressure valve”atas segala

pelanggaran hukum, ketertiban masyarakat, dan pelanggaran

ketertiban umum.

2. Peradilan masih tetap diharapkan berperan sebagai “the last resto”

yakni sebagai tempat terakhir mencapai kebenaran dan keadilan,

sehingga peradilan masih diandalkan sebagai badan yang berfungsi

menegakkan kebenaran dan keadilan ( to enforce the truth adn

justice).

Kedudukan dan kebenaran peradilan sebagai “pressure valve” dan “the

last resto” peradilan masih tetap diakui memegang peran, fungsi, dan

kewenangan sebagai :

1. Pengaja “ kemerdekaan masyarakat”( in gurading as freedom of

socilety).

5 Maidin Gultom,Perlindungan Hukum Terhadap Anak dalam Sistem Peradilan Pidana Anak

di Indonesia, Bandung : PT Refika Aditama, 2008, Hal 65

Page 15: BAB III Hasil Penelitian dan Analisis A. Hasil Penelitian ......Pelaku yang diatur dalam Pasal 34 Konstitusi Republik Demokratik Timor-Leste, yaitu bahwa setiap orang dijamin hak untuk

2. Dianggap pula sebagai “wali masyarkat”( are regarding as custodian

of socilety).

3. Juga dianggap sebagai “pelaksana penegakan hukum” yang lazim

disebut dalam ungkapan “ judiciary as the upholders of the rule of

law”.

Penerapan atau kewenangan penjatuhan pidana yang

hakekatnya juga berarti penerapan atau kewenangan penegakan hukum

pidana melalui beberapa tahap atau proses, yaitu :

a) Penerapan kebijakan/kewenangan penyidikan.

b) Penerapan kebijakan/kewenangan penuntutan.

c) Penerapan kebijakan/kewenangan pemidanaan.

d) Penerapan kebijakan/kewenangan pelaksanaan/esekusi pidana.6

Berdasarkan uraian ini dapat diketahui bahwa pada hakekatnya sistem

peradilan pidana merupakan implementasi atau aplikasi dari kekuasaan

kehakiman di bidang perdilan pidana. Nashitriana telah berusah

merumuskan secara rinci hak-hak pelaku anak sebagai berikut ini7:

6 Maidin Gultom,Perlindungan Hukum Terhadap Anak dalam Sistem Peradilan Pidana Anak

di Indonesia, Bandung : PT Refika Aditama, 2008, Hal 67

7 Nashitriana, Pelindungan Hukum Pidana Anak di Indonesia, Kota Depok : PT

Rajagravindo Persada, Hal 97

Page 16: BAB III Hasil Penelitian dan Analisis A. Hasil Penelitian ......Pelaku yang diatur dalam Pasal 34 Konstitusi Republik Demokratik Timor-Leste, yaitu bahwa setiap orang dijamin hak untuk

1. setiap anak nakal sejak saat ditangkap atau ditahan berhak

mendapatkan bantuan hukum dari seseorang atau lebih penasehat

hukum selama dalam waktu dan pada setiap tingkat pemeriksaan.

2. Setiap anak nakal yang ditangkap atau ditahan berhak berhubungan

langsung dengan penasehat hukum dengan diawasi tanpa didengar

oleh pejabat berwenang.

3. Selama anak ditahan, kebutuhan jasmani, rohani dan sosial anak

tetapi dipenuhi.

4. Pelaku anak segerah mendapat pemeriksaan oleh penyidik dan

selajutnya dapat diajukan kepada penuntut umum.

5. Pelaku anak berhak perkaranya segera diajukan ke pengadilian oleh

penuntut umum.

6. Pelaku anak berhak segera diadili oleh pengadilan.

7. Untuk mempersiapakan pembelaan, pelaku anak berhak untuk

diberitahukan dengan jelas dengan bahasa yang dimengerti olehnya

tentang apa yang disangkakan padanya pada waktu pemeriksaan

dimulai.

8. Untuk mempersiapakan pembelaan, pelaku berhak untuk

diberitahukan dengan jelas dengan bahasa yang dimengerti olehnya

tentang apa yang didakwakan kepadanya.

Page 17: BAB III Hasil Penelitian dan Analisis A. Hasil Penelitian ......Pelaku yang diatur dalam Pasal 34 Konstitusi Republik Demokratik Timor-Leste, yaitu bahwa setiap orang dijamin hak untuk

9. Dalam pemeriksaan pada tingkat penyidikan dan pengadilan, pelaku

atau terdakwa anak berhak memberikan keterangan secara bebas

kepada penyidi atau hakim.

10. Dalam hal pelaku atau terdakwa anak bisu atau tuli, ia berhak

mendapatkan bantuan penerjemah, orang yang pandai bergaul

dengannya.

11. Untuk mendapatkan penasehat hukum, pelaku atau terdakwa anak

berhak memilih sendiri penasehat hukumnya.

12. Pelaku atau terdakwa anak yang dikenakan penahanan berhak

menghubungi penasehat hukumnya sesuai dengan ketentuan

KUHAP.

Penyelidikan, serangkain tindakan penyidik selama pemeriksaan

pendahuluan, untuk mencari bukti-bukti tentang tindak pidana, tindakan ini

meliputi pemanggilan dan pemeriksaan saksi-saksi, penyitaan barang bukti,

penggeledahan, pemanggilan dan pemeriksaan tersangka melakukan

penangkapan dan penahanan. Penyelidikan merupakan serangkain pencarian

dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai persitiwa pidana guna

menentukan dapat atau tidaknya melakukan penyidikan dengan cara yang

diatur dalam Unsdang-Undang. Dalam melakukan penyidikan, diusahakan

dilaksanakan oleh polisi wanita dan dalam beberapa hal, jika perlu dengan

bantuan polisi pria., penyidikan anak juga harus mempunyai pengatuhan

Page 18: BAB III Hasil Penelitian dan Analisis A. Hasil Penelitian ......Pelaku yang diatur dalam Pasal 34 Konstitusi Republik Demokratik Timor-Leste, yaitu bahwa setiap orang dijamin hak untuk

seperti psikologi, psikiatri, sosiologi, pedagogi, antropologi, juga harus

menyintai anak dan berdedikasi, dapat menyelami jiwa anak dan mengerti

kemauan anak.

Penututaan umum anak dalam melakukan tugasnya, meneliti berita

acara yang diajukan oleh penyidik, sehingga jika perlu dan dengan

persetujuan hakim anak, tidak usah diajukan kepengadilan, anak cukup

dikembalikan kepada orangtuanya dengan teguran dan nasehat.

Pengadilaan setelah penuntut umum membuat surat dakwaan,

dilimpahkan ke pengadilan dengan membuat surat pelimpahan perkara,

dalam surat pelimpahan perkara dilampirkan surat dakwaan, berkas perkara

dan surat permintaan perkara dilampirkan yang bersangkutan segera

mengadilinya.

3. Upaya Untuk Memperbaiki Kebijakan Hukum Pidana Timor-Leste

Pemerintah Timor-Leste belum memiliki lembaga khusus yang

mengatur perlindungan terhadap anak sebagai Pelaku tidak Pidana, belum

adanya pengadilan anak sehingga pelaksanaan peradilan anak masih terjadi

perilaku yang tidak mencerminkan perlindungan terhadap anak.

Kebijakan terhadap perlindungan kepentingan anak sebagai Pelaku

tindak Pidana merupakan bagian yang integral dari usaha meningkatkan

kesejahteraan sosial dan pendidikan secara layak untuk melindungi anak-

Page 19: BAB III Hasil Penelitian dan Analisis A. Hasil Penelitian ......Pelaku yang diatur dalam Pasal 34 Konstitusi Republik Demokratik Timor-Leste, yaitu bahwa setiap orang dijamin hak untuk

anak dari semua bentuk-bentuk dan manifestasi kekerasan yang tidak dapat

dilepaskan dari tujuan negara, yaitu untuk melindungi segenap bangsa

Timor-Leste berdasarkan konstitusi RDTL Pasal 30, yang berbunyi setiap

orang berhak atas kebebasan dan untuk memajukan kesejahteraan umum,

atau dengan kata lain bahwa kebijakan perlindungan terhadap anak sebagai

Pelaku Tindak Pidana pada hakikatnya merupakan bagian yang internal dari

kabijakan perlindungan masyarakat secara keseluruhan, yaitu dalam rangka

mencapai kesejahteran sosial., Pemerintah Timor-Leste harus merancang

Undang-Undang khusus pada anak dan mendirikan Sistem Peradilan Pidana

anak agar tidak hanya patokan pada peradilan umum.

Pemidanaan biasa diartikan sebagai tahap penetapan sanksi dan juga

pemberian sanksi dalam hukum pidana. Sehingga kata pemidanaan sering

diartikan sebagai penghukuman bagi pelaku tindak pidana.

Herbert L Packer memberikan pandangan konseptual tentang

pemidanaan yang masing - masing mempunyai implikasi moral yang

berbeda antara satu dengan yang lain, yakni Retributive (Retributive View)

dan juga Utilitaria (Utilitarian View)8. Pandangan Retributive

mengandaikan pemidanaan sebagai ganjaran negative terhadap perilaku -

perilaku menyimpang yang dilakukan warga masyarakat sehingga

pandangan ini melihat bahwa pemidanaan itu sebagai upaya pembalasan

8 www.hukumsumberhukum.com

Page 20: BAB III Hasil Penelitian dan Analisis A. Hasil Penelitian ......Pelaku yang diatur dalam Pasal 34 Konstitusi Republik Demokratik Timor-Leste, yaitu bahwa setiap orang dijamin hak untuk

akibat suatu kesalahan sebagai bentuk dari pertanggung jawaban moral

masing - masing pelaku. Sedangkan pandangan Utilitarian lebih melihat

konsep pemidanaan itu sendiri dari sudut pandang manfaat atau

kegunaannya, dimana yang dilihat adalah situasi atau keadaan yang ingin

dihasilkan dengan penjatuhan pidana oleh pengadilan kepada pelaku

kejahatan.